bab ii tinjauan pustaka a. keselamatan kerja dan ...repository.ump.ac.id/7869/3/muhammad yopie...
TRANSCRIPT
-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
1. Pengertian Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja merupkan salahsatu aspek perlindungan
tenaga kerja melalui penerapan tekologi pengendalian segala aspek yang
berpotensi membahayakan para pekerja. Definisi K3 Menurut (Rivai, 2011)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kondisi-kondisi fisiologis-fisikal
dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang
disediakan oleh perusahaan. Sedangkan menurut (Jackson et al., 2009) istilah
keselamatan dan kesehatan tempat kerja mengacu pada kondisi psikologis fisik
dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh
perusahaan. Resiko keselamatan kerja merupakan aspek-aspek dari lingkungan
kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik yang terpotong,
luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan
pendengaran.
Keselamatan kerja menurut (Soekidjo, 2009) adalah suatu kondisi kerja yang
kondusif terwujudnya derajat kesehatan serta terhindarnya kecelakaan kerja bagi
karyawan yang bertujuan agar karyawan di sebuah institusi bebas dari segala
kecelakaan akibat kerja, atau gangguan-gangguan yang lain sehingga menurunkan
bahkan menghilangkan produktivitas kerja. Keselamatan kerja merupakan suatu
kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan kerusakan atau kerugian saat
proses perbaikan instalasi listrik (Indra, 2013). Keselamatan kerja menurut
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
8
(Sugeng dan Lambrie, 2010) diartikan sebagai “Bidang kegiatan yang ditunjukan
untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan
dan situasi kerja”.
Kesehatan kerja adalah kondisi bebas dari gangguan fisik, mental emosi atau
rasa sakit yang disebabkan lingkungan area saat bekerja. (Indra, 2013). Menurut
(Meily, 2010). “Kesehatan kerja adalah upaya mempertahankan dan
meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua
pekerja yang setinggi-tingginya”. Mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi pekerja dari faktor resiko
pekerjaan yang merugikan kesehaatan, penemptan pemeliharaan kerja dalam
lingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas fisioligi, psihologinya dan
disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia
terhadap pekerjaannya. Petugas fasilitas kesehatan dan keamanan kerja harus
menemukendali kemungkinan timbulnya resiko bahaya. Kegiatan ini bisa meliputi
survei terhadap fasilitas di pabrik dan lapangan, wawancara karyawan, peninjauan
pada catatan dan peninjauan terhadap standar pemerintah dan non pemerintah
yang berkaitan dengan berbagai kemungkinan timbulnya resiko bahaya pekerjaan
(Desler, 2007).
Menurut (Jackson et al., 2009) “pengertian program keselamatan kerja
merujuk pada keadaan umum dari kesejahteraan fisik, mental dan emosional”.
Seseorang yang sehat adalah yang bebas dari keadaan sakit, luka-luka atau
masalah mental dan emosional yang mengganggu aktivitas manusia normal.
Berdasarkan dari teori yang telah di paparkan, maka program kesehatan kerja
lebih merujuk pada penghindaran dari timbulnya penyakit yang bisa di derita oleh
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
9
karyawan yang di akibatkan selama melakukan pekerjaan. Resiko kesehaatan
merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode
waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress, emosi atau
gangguan fisik. Adapun usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja adalah
sebagai berikut:
a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna
ruangan kerja dan penerangan yang cukup terang dan menyejukkan.
b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.
c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor
yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungapn, perilaku, dan pelayanan
kesehatan. Keempat faktor tersebut saling berpengaruh satu sama lainnya,
bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang
optimal, maka status kesehatan akan tercapai dengan baik Sedangkan menurut
(Swasto, 2011) mengemukakan bahwa “Kesehatan kerja menyangkut kesehatan
fisik dan mental”. Kesehatan mencakupi seluruh aspek kehidupan manusia
termasuk dalam lingkungan bekerja.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja
(Swasto, 2011) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan kerja antara lain:
1. Kondisi lingkungan tempat kerja
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
10
Kondisi ini meliputi
a. Kondisi fisik
Berupa penerangan, suhu udara, ventilasi ruang tempat kerja, tingkat
kebisingan, getaran mekanis, radiasi dan tekanan udara.
b. Kondisi fisiologi
Kondisi ini dapat dilihat dari konstruksi mesin/perlatan, sikap badan
dan cara kerja dalam melakukan pekerjaan, hal-hal yang dapat
menimbulkan kelelahan fisik dan bahkan dapat mengakibatkan
perubahan fisik tubuh karyawan.
c. Kondisi khemis
Kondisi yang dapat dilihat dan uap gas, debu, kabut, asap, awan, dan
cairan benda padat.
2. Mental psikoligis
Kondisi ini meliputi hubungan kerja dalam kelompok/teman sekerja,
hubungan kerja antara bawahan dan atasan dan sebaliknya, suasana kerja
dan lain-lain.
3. Indikator Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
Indikator keselamatan kerja menurut (Wills et.at, 2005) dalam penelitian
( Indra, 2013) yaitu:
1. Komunikasi dan dukungan
2. Alat pelindung diri
3. Beban kerja
4. hubungan
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
11
Menurut (Dessler, 2005) tersedia dalam penelitian (Indra, 2013) kesehatan
kerja dapat di ukur dengan indikator:
1. Lingkungan kerja
2. Keadaan dan kondisi karyawan
3. Perlindungan karyawan saat dalam bekerja
4. Peraturan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja harus di perhatikan oleh perusahaan. Hal
tersebut merupakan langkah yang baik agar setiap karyawan mendapatkan
jaminan keamanan. Adapun peraturan perundang-undangan di Indonesia yang
menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja antara lain sebagai berikut:
a. Undang-Undang No. 36 tahun 2009
Undang-undang ini mengantikan Undang-undang No.23 tahun 1992 Tentang
kesehatan. Undang-Undang ini menetapkan bahwa setiap orang mempunyai hak
yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan, dan
setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, dan terjangkau.
b. Undang-undang No. 13 tahun 2003
Undang-undang ini menjelaskan mengenai ketenagakerjaan menempatkan pada
hakikatnya hukum ketenagakerjaan tidak hanya engatur kepentingan saja tetapi
termasuk masyarakat pemberi kerja. Dalam pasal 86 sampai dengan 87 undang-
undang ini ditetapkan bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan serta perlakuan yang
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
12
sesuai degan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama, untuk
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal dan setiap perusahaan dan
pelaksanannya diatur sangsi adminisratif atas pelanggaran ketentuan ini, undang-
undang ini meliputi:
1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.
2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukann pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun masyarakat.
3. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah
atau imbalan dalam bentuk lain.
4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum,atau
badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentuk lain.
c. Undag-undang No. 1 tahun 1970
Undang-undang keselamatan kerja yang digunakan untuk mencegh terjadinya
kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai
rencana dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak, setiap
tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan
pekerjaanya untuk kesejahteran dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional. Undang-undang ini meletakkan dasar-dasar pelaksannaan kesehatan
kerja, seperti yang tercantum pada pasal 3 dan pasal 8 dalam 3 diatur tentang:
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
13
a. Pemberian pertolongan pada kecelakaan, mencegah dan mengendalikan
timbulnya penyakit akibat kerja.
b. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban serta memperoleh
keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkunga, cara dan proses
kerja, sedagkan pasal 8 diatur tentang kewajiban pemberi kerja untuk
memeriksakan kesehatan pekerja yang akan diterima, maupun akan
dipindahkan sert pemeriksaan kesehatan secara berkala. Undang-undan
keselamatan kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah undang-
undang keselamatan kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang
ini merupakan ndang-undang pokok yang memuat aturan dasar atau
ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja disegala macam
tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.
5. Tujuan dan Pentingnya Program Keselamatan Kerja dan Kesehatan
Kerja
Menurut (Rivai, 2011) tujuan dan pentingnya program keselamatan Kerja dan
kesehatan kerja yaitu:
a. Manfaat lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-
kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stres, serta
mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjannya,
perusahaan akan semakin efektif. Peningkatan-peningkatan terhadap hal
yang akan menghasilkan:
Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang
hilang.
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
14
Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.
Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih
rendah karena menurunnya pengajuan klaim.
Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari
meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.
Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra
perusahaan.
b. Kerugian lingkungan kerja yang tidak aman dan sehat.
Jumlah biaya yang besar sering muncul karena ada kerugian-kerugian
akibat kematian dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita
penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pekerjan. Selai itu, ada juga
yang berkaitan dengan kondisi-kondisi psikologis. Perasaan-perasaan
pekerja yang menganggap dirinnya tidak berarti dan rendahnya
keterlibatan dalam pekerjaan, barangkali lebih sulit dihitung secara
kuantitatif, seperti juga gejala-gejala stres dan kehidupan kerja yang
bermutu rendah.
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
15
6. Hubungan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja Terhadap Aktivitas SDM lain
Tabel 2-1 Keselamatan Kerja dan Kesehtan Kerja dalam Sistem MSDM
Terpadu
Sumber: (Jackson et.al, 2011)
Aktivitas SDM
Analisis pekerjaan dan percontohan
kompetensi
Manajemen kinerja Pelatihan dan
pengembangan
Tunjangan dan layana
Pembentukan perserikatan
Lingkungan Eksternal
Teknologi Industri Undang-undang dan
regulasi
globalisasi
Lingkungan Organisasi
Kepemimpinan Budaya
Sasaran Strategis Untuk
Memajukan Keselamatan
dan Kesehatan Tempat
Kerja
Meningkatkan produktivitas
Mengelola pengeluaran
Mengurangi kecelakan,
penyakit dan
kematian
Strategi-Strategi untuk
Meningkatkan
Keselamatan dan
Kesehatan Tempat Kerja
Mengukur dan mengawasi
Pencegahan kecelakaan
Pencegahan penyakit
Manajemen tekanan
Program kesehatan
Pencapaian
Keselamatan dan
Kesehatan
Psikologis fisik - Kecelakaan - Penyakit - Cedera - Kekerasan
Psikologis - Kesehatan
mental
- Kejenuhan pekerjaan
- tekanan
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
16
B. Pengertian dan Program Kesejahteraan
1. Pentingnya kesejahteraan
Menurut (Hasibuan, 2007) kesejahteraan karyawan adalah balas jasa
pelengkap (material dan non material) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan.
Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental
karyawan agar produktivitas kerjannya meningkat. setelah karyawan diterima,
dikembangkan, mereka perlu di motivasi agar tetap mau bekerja pada perusahaan
sampai pengsiun. Untuk mempertahankan karyawan ini kedepannya diberikan
kesejahteraan/kompensasi pelengkap/frige benefits/gaji tersembunyi/indirect
compensation/employee welfare. Kesejahteraan yang diberikan sangat berarti dan
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental karyawan beserta
keluargannya. Pemberian kesejahteraan akan menciptakan ketenangan, semangat
kerja, dedikasi, disiplin, dan sikap loyal karyawan terhadap perusahaan seehingga
labour turnover relatif rendah.
2. Tujuan Pemberian Kesejahteraan
Menurut (Hasibuan, 2009) mengatakan bahwa tujuan pemberian
kesejaahteraan antaralain sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan keterikatan karyawan kepada
perusahaan.
2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan
beserta kelargannya.
3. Memotivasi gairah kerja, disiplin, dan produktivitas kerja karyawan.
4. Menurunkan tingkat apsensi dan turnover karyawan.
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
17
5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik sert nyaman.
6. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.
7. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan.
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
9. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan
kualitas manusia Indonesia.
10. Mengurangi kecelakaan dn kerusakan perlatan perusahaan.
11. Meningkatkan status sosial karyawan beserta keluarganya.
3. Jenis-jenis dan Indikator Kesejahteraan
Menurut.(Hasibuan, 2009) mengemukana bahwa jenis-jenis kesejahteraan
yang diberikan adalah finansial dan nonfinansial yang bersifat ekonomis, serta
pemberian fsilitas dan pelayanan. Pemberian kesejahteraan perlu di program
sebik-baiknya, supaya bermanfaat dalam mendukung tujuan perusahaan,
karyawan dan masyrakat. Program kesejahteraan harus bedasarkan keadilan dan
kelayakan, berpedoman kepada peraturan legal pemerintah dan didasarkan atas
kemampuan perusahaan. Hal ini penting supaya kesejahteraan yang pernah
diberikan tidaak ditiadakan karena akan mengakibatkan karyawan malas,
disiplinnya merosot, kerusakan meningkat, bahkan turnovermeningkat. Program
kesejahteraan harus diinformasikan secara terbuka dan jelas, waktu pemberiannya
tepaat dan sesuai dengan kebutuhan karyawan.
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
18
Indikator pemberian kesejashteraan karyawan menurut (Hasibuan, 2007)
yaitu:
1. Ekonomis
2. Fasilitas
3. Pelayanan
Tabel 2-2 jenis-jenis kesejahteraan
NO Ekonomis Fasilitas Pelayanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Uang Pengsiun
Uang Makan
Uang Transpor
Uang Lebaran/Natal
Bonus/Gratifikasi
Uang Duka Kematian
Pakaian Dinas
Uang Pengobatan
Mushala/masjid
Kafetaria
Olahraga
Kesenian
Pendidikan/Seminar
Cuti dan Cuti Hamil
Koperasi dan Toko
Izin
Puskesmas/Dokter
Jemputan Karyawan
Penitipa Bayi
Bantuan Hukum
Penasehat Keuangan
Asuransi/Astek
Kredit Rumah
Sumber: (Hasibuan , 2009)
Jenis kesejahteraan yang akan diberikan harus selektif dan efektif mendorong
terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan beserta keluarga. Jadi, penentuan jenis-
jenis kesejahteraan harus hati-hati, bukan emosional.
Jenis-jenis pelayanan dan program pelayanan yang diberikan organisasi dapat
berbeda-beda jenisnnya dan jumlahnya, dan oleh para ahli di klasifikasi secara
berbeda . T Tani Handoko mengklasifikasikannya dengan:
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
19
1. Time-off benefit yang meliputi hari-hari sakit, libura, cuti dan alasan-
alasan lain.
2. Jaminan terhadap resiko ekonomi.
3. Program-program pelayanan yang meliputi program rekreasi, kafetaria,
perumahan, bea siswa pendidikan, fasilitas pembelian, konseling finansial
dan legal, dan lain-lainnya.
4. Tunjangan-tunjangan yang diharuskan oleh Undang-undang.
Gary Desler mengklasifikasikannya dengan:
1. Upah untuk waktu tidak bekerja, asuransi pengangguran, cuti dan liburan,
cuti sakit dan uang pesangon.
2. Tunjangan asuransi yang meliputi kompensasi karyawan, asuransi jiwa,
asuransi rumah sakit, medis dan cacat.
3. Tunjangan pensiun yang meliputi social security dan rencana pengsiun.
4. Tunjangan dinas karyawan yang meliputi tunjangan jasa personal (credit
union, jasa konseling, employee assitan plan, jasa personel lain misalnya
liburan, program penurunan berat badan, tunjangan adopsi, country club
perusahaan, subsidy cultural, program makan siang dan belajar dan asisten
rumah),tunjangan jasa yang berhubungan dengan kerja misalnya
pengasuhan anak yang di subsidi (subsidized child care), dan perawatan
orang tua (elder care).
5. Program tunjangan fleksibel yang meliputi preferensi karyawan atas aneka
macam tunjangan dan pendekatan kafetaria ( the cafetaria approach).
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
20
Bila dilihat dari berbagai pendapat diatas, program tunjangan dan peningktan
kesejahtraan dapat dikategorikan menjadi liima yaitu:
1. Pembayaran upah tidak bekerja dengan alasan tertentu
2. Jaminan terhadap resiko kerja
3. Progra peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
4. Program yang berkitan dengan pengembangan diri karyawan, dan
5. Tunjangan yang diharuskan oleh Undang-undang.
Sumber: (Marihot, 2002)
4. Kebutuhan Manusia Sebagai Acuan Dalam Perencanaan Program
Tunjangan dan Kesejahteraan.
Dewasa ini pegawai sebagai manusia memiliki bergabai macam kebutuhan
yang kompleks. Abrahan Maslow mengatakan bahwa kebutuhan itu dapat berupa
kebutuuhan fisik, rasa aman, sosial, pengakuan, dan aktualisasi diri.
1. Kebutuhan fisik misalnya makan, minum, istirahat, dan pakaian. Untuk
itu, uang makan atau penyediaan tempat makan menjadi suatu yang perlu
diperhatikan.
2. Kebutuhan rasa aman misalnya kebutuhan rasa aman bilaman sewaktu-
waktu berhenti bekerja dengan alasan yang tidak terhindarkan seperti
sakit, pemutusan hubungan kerja, pengsiun atau kecelakaan membuat
perusahaan harus mengikutsertakan pegawa dalam program-program
pengsiun, asuransi tenaga kerja, menciptakan lingkunngan kerja yang
aman, program pemeliharaan kesehatan seperti pendirian klinik, sarana
olahraga dan lain-lain.
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
21
3. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan berinteraksi dengan orang lain yang
seringkali tidak terpenuhi akibat kesibukan kerja dalam suatu struktur
yang sangat formal.
4. Kebutuhan pengakuan, yaitu pengauan terhadap status prestasi seseorang.
Perusahaan dapat meminjamkan aset yang dimiliki perusahaan, atau
menyediakan berbagai fasilitas seperti fasilitas perumahan.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan waktu mengembangkan diri
dengan program-program pendidikan, latihan, dan sejenisnya.
C. Produktivitas
1. Pengertian Produktivitas
Batasan mengenai produktivitas bisa dilihat dari berbagai sudut pandang,
tergantung pada tujuan masing-masing organisasi (misalnya, untuk profit ataukah
untuk costumer salisfaction), juga tergantung pada bentuk organisasi itu sendiri
(misalnya, organisasi publik vs organisasi swasta, organisasi bisnis vs organisasi
sosial dan organisasi keagamaan).
International Labour Organization(ILO) yang dikutip oleh (Hasibuan, 2007)
mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas adalah
perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap
sumber yang dipergunakan selama produksi belangsung. Sumber tersebut dapat
berupa: tanah, bahan baku dan bahan pembantu, pabrik, mesin-mesin, alat-alat
dan tenaga kerja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Indra, 2013)
produktivitas karyawan adalah kemampuan seorang karyawan untuk
menghasilkan jumlah perbaikan gangguan listrik.
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
22
Produktivitas karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah
tingkat pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, keselamatan, (safety)dan kesehatan
yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Peningkatan produktivitas tidak
akan tercapai jika dalam proses kerjannya terjadi kecelakaan atau kerusakan yang
dapat mengakibatkan kwalitas menurun dan kapasitas produksi tidak tercapai
(Shikdar & Sawaqed). Oleh sebab itu K3 berperan penting dalam menjamin
keamanan dalam proses produksi. Sehingga produktivitas kerja dapat tercapai
(Ridley, 2008).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas
Menurut (Simungan, 2005), produktivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu sebagai berikut:
1. Kemauan kerja adalah dorongan yang ada dalam diri tenaga kerja untuk
meningkatkan produktivitas kerjanya. Kemauan dari seorang karyawan
dapat dilihat dari besarnya kontribusi yang diberikan kepada perusahaan,
yaitu dengan bekerja sungguh-sungguh, adanya kesadaran dari dalam diri
karyawan untuk mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dan mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh perusahaan.
2. Kemampuan kerja, pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan. Produktivitas akan
meningkat, bila maryawan mampu menjalankan pekerjaan mereka dengan
baik. Hal ini juga harus didukung dengan keterampilan kerja
karyawan.Kemampuan kerja karyawan dapat dilihat dari datang ketempat
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
23
kerja tepat waktu dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat
waktu.
3. Lingkungan kerja mendukung pekerjaan yang dilakukan karyawan.
Adanya tanda peringatan dan tanda bahaya di tempat kerja membuat
karyawan bekerja dengan lebih berhati-hati karena lingkungan kerja yang
aman dan sehat akan meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga
produktivitas kerja meningkat.
4. Kompensasi adalah suatu yang diterima karyaan sebagai pengganti
kontribusi jasa yang telah diberikan kepada persahaan. Kompensasi
merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
5. Jaminan sosial yang memadai. Adanya jaminan sosial yang diberikan
perusahaan membuat karyawan bekerja lebih produktif karena karyawan
merasa perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatannya
sewaktu bekerja.
6. Hubungan kerja yang harmonis. Hubungan kerja yang terjalin baik dengan
atasan, bawahan dan rekan kerja sangat penting untuk menciptakan situasi
kerja yang nyaman.
Menurut (Hasibuan, 2009), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
kerja karyawan adalah sebagai berikut :
a. Perbaikan terus-menerus, yaitu upaya peningkatan produktivitas kerja
salah satu implementasinnya ialah bahwa seluruh komponen harus
melakukan perbaikan secara terus-menerus.
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
24
b. Peningkatan hasil mutu pekerjaan. Peningkatan mutu pekerjaan
dilaksanakan oleh semua komponen dalam organisasi.
c. Pemberdayaan sumber daya manusia. Memberdayakan sumber daya
manusia mengandung kiat untuk : (a) mengakui harkat dan martabat
manusia sebagai makhluk yang mulia, mempunyai harga diri, daya nalar,
memiliki kebebasan memilih, akal, perasaan dan berbagai kebutuhan yang
beraneka ragam. (b) penerapan gaya manajemen yang partisipatif melalui
proses berdemokrasi dalam kehidupan berorganisasi.
d. Kondisi fisik tempat kerja menyenangkan. Kondisi fisik tempat kerja yang
menyenangkan memberikan kontribusi yang nyata dalam peningkatan
produktivitas kerja.
e. Umpan balik. Pelaksanaan tugas dan karir karyawan tidak dapat
dipisahkan dari penciptaan, pemeliharaan dan penerapan sistem umpan
balik yang objektif, rasional, baku dan validitas yang tinggi.
3. Lingkup Perbaikan Produktivitas
Program-program produktivitas nampaknya dekat pada tiga bidang. Yang
pertama meliputi perubahan-perubahan di dalam struktur organisasi, proses-proses
dan prosedur-prosedur pelaksanaan.
a. Fleksibilitas dalam prosedur-prosedur pelayanan sipil.
b. Sentralisasi manajemen yang mendukung pelayanan, seperti mengetik,
daftar gaji, pembelian.
c. Mengumpulkan laporan-laporan keuangan untuk meningkatkan
pendapatan.
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
25
d. Desentralisasi yang terpilih atau terorganisasi kedalam unit-unit yang
sama.
e. Pemakaan yang meningkat mengenai ukuran-ukuran kinerja dan standar-
standar kerja untuk memonitor produktivitas.
f. Konsolidasi pelayanan-pelayanan.
g. Penggunaan model-model ekonomi-rasional untuk menjadwalkan dan
masalah-masalah konservasi energi lainnya.
h. Recycling projects.
4. Indikator Produktivitas
Indikator dari produktifitas menurut penelitian (simanjuntak, 2003) tersedia dalam
(Indra, 2013) yaitu:
1. Kualitas
2. Kemampuan fisik pekerja
3. Sarana pendukung kerja
4. Supra sarana ( kemampuan dan peranan manajemen, kebijakan
pemerintah)
D. Keterkaitan antara Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja,
Kesejahteran dan Produktivitas
Menurut (Basir Barthos, 2009) berpendapat penyakit akibat kerja bila tidak
ditangani secara sungguh-sungguh dan terpadu, dapat menjadi bumerang bagi
pekerja dan perusahaan di tempat mana mereka bekerja. Bagi tenaga kerja,
penyakit akibat kerja dapat menurunkan produktivitas kerja sekaligus menurunkan
pendapatan yang diterimanya. Sedagkan bagi perusahaan berakibat menurunnya
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
26
jumlah produksi serta memberikan citra yang kurang baik terhadap kualitas dan
kapasitas perusahaan. Pekerja bukanlah bagai suatu robot. Untuk itu pertimbangan
ekonomi secara murni mungkin tidak baik maka perlu “memanusiakan pekerjaan”
atau membuat suasana kerja lebih manusiawi. Pekerja yang kesejahteraannya
buruk, tidak hanya menyebabkan rasa kecil hati tetapi produktivitas mereka akan
menurun. Lebih lanjut mereka tidak menaruh minat, apatis dalam melakukan
pekerjaan dan loyalitas mereka terhadap perusahaan akan berkurang pula.
Tegasnya, pencegahan penyakit akibat kerja dilakukan melalui pendekatan
pekerja, perusahaan dan pengaturan oleh pemerintah tentang Norma-norma
keselamatan kerja dan kesehatan kerja, seperti norma pengamanan kerja, norma
memperlancar pekerjaan bongkar muat dan penyimpaan barang, norma
pencegahan aliran listrik dan sebagainya.
E. Penelitian-Penelitian Terdahulu
Tabel 2-3 Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Populsai Variabel Alat
Analisis
Hasil
1. Muham
mad
Busyairi
Pengaruh
Keselamatan
kerja dan
kesehatan
kerja terhadap
produktivitas
karyawan.
PT.XZY a. Keselamatan Kerja
b. Kesehatan kerja
c. Produktivitas
a. Regresi Linear
b. Uji Parsial c. Uji F
Variabel keselamatan
dan kesehatan kerja
secara signifikan
berpengaruh secara
bersama-sama
terhadap variabel
produktivitas.
Dibuktikan dengan
hasil perhitungan
SPSS 19 yang
menyatakan nilai F
hitung 47,085
(signifikansi F =
0,000) lebih besar
dari F tabel 3,09 atau
Sig.F < 5 % (0,000 <
0,05) maka Ho
ditolak yang berarti
program keselamatan
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
27
kerja (X1) dan
kesehatan kerja (X2)
secara bersama-sama
berpengaruh atau
memiliki kontribusi
yang positif dan
signifikan terhadap
produktivitas kerja
karyawan (Y).
2. Anindya
Novita
Kusuma
Pengaruh
Keselamatan
dan
KeselamatanK
erja (K3)
Terhadap
Produktivitas
Kerja
Karyawan
Bagian Sistem
Distribusi
PDAM Surya
Sembada
Surabaya
PDAM
Surya
Sembada
Surabaya
a. Keselamatan kerja
b. Kesehatan kera
c. Produktivitas
a. Regresi Linear
b. Uji Parsial c. Uji F
Keselamatan kerja
dan kesehatan kerja
secara bersama-
sama berpengaruh
terhadap
produktivitas kerja
karyawan bagian
Sistem Distribusi
PDAM Surya
Sembada Surabaya
sebesar 51.5%.
Sedangkan sebesar
48.5% dijelaskan
oleh sebab-sebab
lainnya. 3. Much.
Djunaidi
&Faizal
Abidin
Peningkatan
Produktivitas
kerja dengan
menerapkan
sistem
Mmanajemen
Keselamatan
dan kesehatan
Kerja (SMK3)
di Universal
Furniture
Industri
PT.
Universal
Furniture
Industries
a. Produktivitas
b. SMK3
a. Regresi Linear
b. Uji Parsial c. Uji F
1. Angka kecelakaan
kerja mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
tingkat produktivitas
perusahaan, dengan
koefisien determinasi
mencapai 67,2%.
2. Persamaan regresi
linier menunjukkan
bahwa terjadinya
kecelakaan kerja akan
mengakibatkan
penurunan
produktivitas
perusahaan. Setiap
terjadi kecelakaan
kerja akan
menimbulkan
penurunan
produktivitas sebesar
27,84 unit
produktivitas.
4. Indra
Novri
Setiawan
Pengaruh
Keselamatan
Dan
Kesehatan
Kerja terhadap
Produktivitas
Karyawan
Pada
Departemen
jaringan PT
PT. PLN
(Persero)
Surabaya
Utara
a. Keselamatan
b. Kesehatan
Kerja
c. Produktivitas
a. Regresi Linear
b. Uji Parsial c. Uji F
Dari hasil penelitian
yang di peroleh dapat
di simpulkan
Variabel keselamatan
kerja dan kesehatan
kerja secara parisal
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
produktivitas
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
28
PLN (Persero)
Area Surabaya
Utara
karyawan. Variabel
keselamatan kerja
dan kesehatan kerja
secara simultan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
produktivitas
karyawan.
5. Yeti
Oktafiani
Hubungan
Program
Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja (K3)
dengan
Produktivitas
Kerja
Karyawan
PT.
Perkebuna
n
Nusantara
XIII
(Persero)
Unit
Pabrik
Kelapa
Sawit
(PKS)
Kabupaten
Paser
a. Program
Keselamata
n
b.
Kesehatan
Kerja
c.
Produktivita
s Kerja
a. Regresi Linear
b. Uji Parsial c. Uji F
Hasil yang ditemukan
dalam penelitian ini
didapat nilai variabel
program keselamatan
dan kesehatan kerja
berhubungan positif
dan signifikan
terhadap
produktivitas kerja
karyawan bagian
pengolahan PT.
Perkebunan
Nusantara XIII
(Persero) Unit
PabrikKelapaSawit(P
KS)DesaOlongPinan
gKabupatenPaser.
4. Agustina
Indriyani
Analisi
Pengaruh Gaji
dan Tunjangan
Kesejahteraan
terhadap
Produktivitas
Kerja
Karyawan
Operation
Department
PT. Export
Leaf Indonesia
PT. Export
Leaf
Indonesia
a. Gaji
b.Tunjanga
n
Kesejahtera
an
c.Produktivi
tas
a. Regresi Linear
b. Uji Parsial c. Uji F
Ada pengaruh yang
signifikan secara
parsial antara gaji dan
tunjangan
kesejahteraan
terhadap
produktivitas kerja.
Diketahui
berdasarkan hasil
pengujian t hitung =
2,529 signifikan
(0,018) pada taraf
ketelitian α = 0,05 >
0,018.
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
29
F. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
H1
H2
22
Keselamatan Kerja
(X1)
Kesehatan Kerja (X2)
Kesejahteraan (X3)
Produktivitas (Y)
H3
22
H4
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018
-
30
1. Hipotesis Penelitian
Menurut (Sugiono, 2007), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Berdasarkan pendapat Sugiono diatas, dapat dipahami bahwa hipotesis
merupakan kesimpulan jawaban atau dugaan sementara, dimana akan dibuktikan
kebenarannya, yaitu melalui penelitian dilapangan.
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis uji dua pihak
(Two Tail Test) adalah pengujian terhadap suatu hipotesis yang belum diketahui
arahnya.
Berdasarkan landasan teori yang dikemukakan maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
H1: Diduga variabel keselamatan kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas (Y).
H2: Diduga variabel kesehatan kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap
produktifitas (Y).
H3: Diduga variabel Kesejahteraan (X3) berpengaruh singnifikan terhadap
produktivitas (Y).
H4: Diduga variabel keselamatan (X1), variabel kesehatan kerja (X2), variabel
kesejahteraan (X3) berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas (Y).
Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018