bab ii tinjauan pustaka a. keselamatan kerja dan ...repository.ump.ac.id/7869/3/muhammad yopie...

24
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja 1. Pengertian Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja merupkan salahsatu aspek perlindungan tenaga kerja melalui penerapan tekologi pengendalian segala aspek yang berpotensi membahayakan para pekerja. Definisi K3 Menurut (Rivai, 2011) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Sedangkan menurut (Jackson et al., 2009) istilah keselamatan dan kesehatan tempat kerja mengacu pada kondisi psikologis fisik dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Resiko keselamatan kerja merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik yang terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Keselamatan kerja menurut (Soekidjo, 2009) adalah suatu kondisi kerja yang kondusif terwujudnya derajat kesehatan serta terhindarnya kecelakaan kerja bagi karyawan yang bertujuan agar karyawan di sebuah institusi bebas dari segala kecelakaan akibat kerja, atau gangguan-gangguan yang lain sehingga menurunkan bahkan menghilangkan produktivitas kerja. Keselamatan kerja merupakan suatu kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan kerusakan atau kerugian saat proses perbaikan instalasi listrik (Indra, 2013). Keselamatan kerja menurut Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

Upload: others

Post on 19-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja

    1. Pengertian Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja

    Keselamatan dan kesehatan kerja merupkan salahsatu aspek perlindungan

    tenaga kerja melalui penerapan tekologi pengendalian segala aspek yang

    berpotensi membahayakan para pekerja. Definisi K3 Menurut (Rivai, 2011)

    Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kondisi-kondisi fisiologis-fisikal

    dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang

    disediakan oleh perusahaan. Sedangkan menurut (Jackson et al., 2009) istilah

    keselamatan dan kesehatan tempat kerja mengacu pada kondisi psikologis fisik

    dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh

    perusahaan. Resiko keselamatan kerja merupakan aspek-aspek dari lingkungan

    kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik yang terpotong,

    luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan

    pendengaran.

    Keselamatan kerja menurut (Soekidjo, 2009) adalah suatu kondisi kerja yang

    kondusif terwujudnya derajat kesehatan serta terhindarnya kecelakaan kerja bagi

    karyawan yang bertujuan agar karyawan di sebuah institusi bebas dari segala

    kecelakaan akibat kerja, atau gangguan-gangguan yang lain sehingga menurunkan

    bahkan menghilangkan produktivitas kerja. Keselamatan kerja merupakan suatu

    kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan kerusakan atau kerugian saat

    proses perbaikan instalasi listrik (Indra, 2013). Keselamatan kerja menurut

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 8

    (Sugeng dan Lambrie, 2010) diartikan sebagai “Bidang kegiatan yang ditunjukan

    untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan

    dan situasi kerja”.

    Kesehatan kerja adalah kondisi bebas dari gangguan fisik, mental emosi atau

    rasa sakit yang disebabkan lingkungan area saat bekerja. (Indra, 2013). Menurut

    (Meily, 2010). “Kesehatan kerja adalah upaya mempertahankan dan

    meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua

    pekerja yang setinggi-tingginya”. Mencegah terjadinya gangguan kesehatan yang

    disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi pekerja dari faktor resiko

    pekerjaan yang merugikan kesehaatan, penemptan pemeliharaan kerja dalam

    lingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas fisioligi, psihologinya dan

    disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia

    terhadap pekerjaannya. Petugas fasilitas kesehatan dan keamanan kerja harus

    menemukendali kemungkinan timbulnya resiko bahaya. Kegiatan ini bisa meliputi

    survei terhadap fasilitas di pabrik dan lapangan, wawancara karyawan, peninjauan

    pada catatan dan peninjauan terhadap standar pemerintah dan non pemerintah

    yang berkaitan dengan berbagai kemungkinan timbulnya resiko bahaya pekerjaan

    (Desler, 2007).

    Menurut (Jackson et al., 2009) “pengertian program keselamatan kerja

    merujuk pada keadaan umum dari kesejahteraan fisik, mental dan emosional”.

    Seseorang yang sehat adalah yang bebas dari keadaan sakit, luka-luka atau

    masalah mental dan emosional yang mengganggu aktivitas manusia normal.

    Berdasarkan dari teori yang telah di paparkan, maka program kesehatan kerja

    lebih merujuk pada penghindaran dari timbulnya penyakit yang bisa di derita oleh

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 9

    karyawan yang di akibatkan selama melakukan pekerjaan. Resiko kesehaatan

    merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode

    waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress, emosi atau

    gangguan fisik. Adapun usaha-usaha untuk meningkatkan kesehatan kerja adalah

    sebagai berikut:

    a. Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna

    ruangan kerja dan penerangan yang cukup terang dan menyejukkan.

    b. Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.

    c. Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja.

    Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling

    berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor

    yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan

    masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungapn, perilaku, dan pelayanan

    kesehatan. Keempat faktor tersebut saling berpengaruh satu sama lainnya,

    bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang

    optimal, maka status kesehatan akan tercapai dengan baik Sedangkan menurut

    (Swasto, 2011) mengemukakan bahwa “Kesehatan kerja menyangkut kesehatan

    fisik dan mental”. Kesehatan mencakupi seluruh aspek kehidupan manusia

    termasuk dalam lingkungan bekerja.

    1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Kerja

    (Swasto, 2011) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor-faktor yang

    mempengaruhi kesehatan kerja antara lain:

    1. Kondisi lingkungan tempat kerja

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 10

    Kondisi ini meliputi

    a. Kondisi fisik

    Berupa penerangan, suhu udara, ventilasi ruang tempat kerja, tingkat

    kebisingan, getaran mekanis, radiasi dan tekanan udara.

    b. Kondisi fisiologi

    Kondisi ini dapat dilihat dari konstruksi mesin/perlatan, sikap badan

    dan cara kerja dalam melakukan pekerjaan, hal-hal yang dapat

    menimbulkan kelelahan fisik dan bahkan dapat mengakibatkan

    perubahan fisik tubuh karyawan.

    c. Kondisi khemis

    Kondisi yang dapat dilihat dan uap gas, debu, kabut, asap, awan, dan

    cairan benda padat.

    2. Mental psikoligis

    Kondisi ini meliputi hubungan kerja dalam kelompok/teman sekerja,

    hubungan kerja antara bawahan dan atasan dan sebaliknya, suasana kerja

    dan lain-lain.

    3. Indikator Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja

    Indikator keselamatan kerja menurut (Wills et.at, 2005) dalam penelitian

    ( Indra, 2013) yaitu:

    1. Komunikasi dan dukungan

    2. Alat pelindung diri

    3. Beban kerja

    4. hubungan

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 11

    Menurut (Dessler, 2005) tersedia dalam penelitian (Indra, 2013) kesehatan

    kerja dapat di ukur dengan indikator:

    1. Lingkungan kerja

    2. Keadaan dan kondisi karyawan

    3. Perlindungan karyawan saat dalam bekerja

    4. Peraturan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja

    Keselamatan dan kesehatan kerja harus di perhatikan oleh perusahaan. Hal

    tersebut merupakan langkah yang baik agar setiap karyawan mendapatkan

    jaminan keamanan. Adapun peraturan perundang-undangan di Indonesia yang

    menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja antara lain sebagai berikut:

    a. Undang-Undang No. 36 tahun 2009

    Undang-undang ini mengantikan Undang-undang No.23 tahun 1992 Tentang

    kesehatan. Undang-Undang ini menetapkan bahwa setiap orang mempunyai hak

    yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan, dan

    setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,

    bermutu, dan terjangkau.

    b. Undang-undang No. 13 tahun 2003

    Undang-undang ini menjelaskan mengenai ketenagakerjaan menempatkan pada

    hakikatnya hukum ketenagakerjaan tidak hanya engatur kepentingan saja tetapi

    termasuk masyarakat pemberi kerja. Dalam pasal 86 sampai dengan 87 undang-

    undang ini ditetapkan bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan

    atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan serta perlakuan yang

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 12

    sesuai degan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama, untuk

    mewujudkan produktivitas kerja yang optimal dan setiap perusahaan dan

    pelaksanannya diatur sangsi adminisratif atas pelanggaran ketentuan ini, undang-

    undang ini meliputi:

    1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja

    pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.

    2. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukann pekerjaan guna

    menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri

    maupun masyarakat.

    3. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah

    atau imbalan dalam bentuk lain.

    4. Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum,atau

    badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar

    upah atau imbalan dalam bentuk lain.

    c. Undag-undang No. 1 tahun 1970

    Undang-undang keselamatan kerja yang digunakan untuk mencegh terjadinya

    kecelakaan kerja, menjamin suatu proses produksi berjalan teratur dan sesuai

    rencana dan mengatur agar proses produksi tidak merugikan semua pihak, setiap

    tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan keselamatan dalam melakukan

    pekerjaanya untuk kesejahteran dan meningkatkan produksi serta produktivitas

    nasional. Undang-undang ini meletakkan dasar-dasar pelaksannaan kesehatan

    kerja, seperti yang tercantum pada pasal 3 dan pasal 8 dalam 3 diatur tentang:

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 13

    a. Pemberian pertolongan pada kecelakaan, mencegah dan mengendalikan

    timbulnya penyakit akibat kerja.

    b. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban serta memperoleh

    keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkunga, cara dan proses

    kerja, sedagkan pasal 8 diatur tentang kewajiban pemberi kerja untuk

    memeriksakan kesehatan pekerja yang akan diterima, maupun akan

    dipindahkan sert pemeriksaan kesehatan secara berkala. Undang-undan

    keselamatan kerja yang berlaku di Indonesia sekarang adalah undang-

    undang keselamatan kerja (UUKK) No. 1 tahun 1970. Undang-undang

    ini merupakan ndang-undang pokok yang memuat aturan dasar atau

    ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja disegala macam

    tempat kerja yang berada di wilayah kekuasaan hukum NKRI.

    5. Tujuan dan Pentingnya Program Keselamatan Kerja dan Kesehatan

    Kerja

    Menurut (Rivai, 2011) tujuan dan pentingnya program keselamatan Kerja dan

    kesehatan kerja yaitu:

    a. Manfaat lingkungan kerja yang aman dan sehat.

    Jika perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-

    kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stres, serta

    mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjannya,

    perusahaan akan semakin efektif. Peningkatan-peningkatan terhadap hal

    yang akan menghasilkan:

    Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang

    hilang.

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 14

    Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.

    Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

    Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih

    rendah karena menurunnya pengajuan klaim.

    Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari

    meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.

    Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra

    perusahaan.

    b. Kerugian lingkungan kerja yang tidak aman dan sehat.

    Jumlah biaya yang besar sering muncul karena ada kerugian-kerugian

    akibat kematian dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita

    penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pekerjan. Selai itu, ada juga

    yang berkaitan dengan kondisi-kondisi psikologis. Perasaan-perasaan

    pekerja yang menganggap dirinnya tidak berarti dan rendahnya

    keterlibatan dalam pekerjaan, barangkali lebih sulit dihitung secara

    kuantitatif, seperti juga gejala-gejala stres dan kehidupan kerja yang

    bermutu rendah.

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 15

    6. Hubungan Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja Terhadap Aktivitas SDM lain

    Tabel 2-1 Keselamatan Kerja dan Kesehtan Kerja dalam Sistem MSDM

    Terpadu

    Sumber: (Jackson et.al, 2011)

    Aktivitas SDM

    Analisis pekerjaan dan percontohan

    kompetensi

    Manajemen kinerja Pelatihan dan

    pengembangan

    Tunjangan dan layana

    Pembentukan perserikatan

    Lingkungan Eksternal

    Teknologi Industri Undang-undang dan

    regulasi

    globalisasi

    Lingkungan Organisasi

    Kepemimpinan Budaya

    Sasaran Strategis Untuk

    Memajukan Keselamatan

    dan Kesehatan Tempat

    Kerja

    Meningkatkan produktivitas

    Mengelola pengeluaran

    Mengurangi kecelakan,

    penyakit dan

    kematian

    Strategi-Strategi untuk

    Meningkatkan

    Keselamatan dan

    Kesehatan Tempat Kerja

    Mengukur dan mengawasi

    Pencegahan kecelakaan

    Pencegahan penyakit

    Manajemen tekanan

    Program kesehatan

    Pencapaian

    Keselamatan dan

    Kesehatan

    Psikologis fisik - Kecelakaan - Penyakit - Cedera - Kekerasan

    Psikologis - Kesehatan

    mental

    - Kejenuhan pekerjaan

    - tekanan

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 16

    B. Pengertian dan Program Kesejahteraan

    1. Pentingnya kesejahteraan

    Menurut (Hasibuan, 2007) kesejahteraan karyawan adalah balas jasa

    pelengkap (material dan non material) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan.

    Tujuannya untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental

    karyawan agar produktivitas kerjannya meningkat. setelah karyawan diterima,

    dikembangkan, mereka perlu di motivasi agar tetap mau bekerja pada perusahaan

    sampai pengsiun. Untuk mempertahankan karyawan ini kedepannya diberikan

    kesejahteraan/kompensasi pelengkap/frige benefits/gaji tersembunyi/indirect

    compensation/employee welfare. Kesejahteraan yang diberikan sangat berarti dan

    bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental karyawan beserta

    keluargannya. Pemberian kesejahteraan akan menciptakan ketenangan, semangat

    kerja, dedikasi, disiplin, dan sikap loyal karyawan terhadap perusahaan seehingga

    labour turnover relatif rendah.

    2. Tujuan Pemberian Kesejahteraan

    Menurut (Hasibuan, 2009) mengatakan bahwa tujuan pemberian

    kesejaahteraan antaralain sebagai berikut:

    1. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan keterikatan karyawan kepada

    perusahaan.

    2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan

    beserta kelargannya.

    3. Memotivasi gairah kerja, disiplin, dan produktivitas kerja karyawan.

    4. Menurunkan tingkat apsensi dan turnover karyawan.

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 17

    5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik sert nyaman.

    6. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

    7. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan.

    8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

    9. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan

    kualitas manusia Indonesia.

    10. Mengurangi kecelakaan dn kerusakan perlatan perusahaan.

    11. Meningkatkan status sosial karyawan beserta keluarganya.

    3. Jenis-jenis dan Indikator Kesejahteraan

    Menurut.(Hasibuan, 2009) mengemukana bahwa jenis-jenis kesejahteraan

    yang diberikan adalah finansial dan nonfinansial yang bersifat ekonomis, serta

    pemberian fsilitas dan pelayanan. Pemberian kesejahteraan perlu di program

    sebik-baiknya, supaya bermanfaat dalam mendukung tujuan perusahaan,

    karyawan dan masyrakat. Program kesejahteraan harus bedasarkan keadilan dan

    kelayakan, berpedoman kepada peraturan legal pemerintah dan didasarkan atas

    kemampuan perusahaan. Hal ini penting supaya kesejahteraan yang pernah

    diberikan tidaak ditiadakan karena akan mengakibatkan karyawan malas,

    disiplinnya merosot, kerusakan meningkat, bahkan turnovermeningkat. Program

    kesejahteraan harus diinformasikan secara terbuka dan jelas, waktu pemberiannya

    tepaat dan sesuai dengan kebutuhan karyawan.

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 18

    Indikator pemberian kesejashteraan karyawan menurut (Hasibuan, 2007)

    yaitu:

    1. Ekonomis

    2. Fasilitas

    3. Pelayanan

    Tabel 2-2 jenis-jenis kesejahteraan

    NO Ekonomis Fasilitas Pelayanan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    Uang Pengsiun

    Uang Makan

    Uang Transpor

    Uang Lebaran/Natal

    Bonus/Gratifikasi

    Uang Duka Kematian

    Pakaian Dinas

    Uang Pengobatan

    Mushala/masjid

    Kafetaria

    Olahraga

    Kesenian

    Pendidikan/Seminar

    Cuti dan Cuti Hamil

    Koperasi dan Toko

    Izin

    Puskesmas/Dokter

    Jemputan Karyawan

    Penitipa Bayi

    Bantuan Hukum

    Penasehat Keuangan

    Asuransi/Astek

    Kredit Rumah

    Sumber: (Hasibuan , 2009)

    Jenis kesejahteraan yang akan diberikan harus selektif dan efektif mendorong

    terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan beserta keluarga. Jadi, penentuan jenis-

    jenis kesejahteraan harus hati-hati, bukan emosional.

    Jenis-jenis pelayanan dan program pelayanan yang diberikan organisasi dapat

    berbeda-beda jenisnnya dan jumlahnya, dan oleh para ahli di klasifikasi secara

    berbeda . T Tani Handoko mengklasifikasikannya dengan:

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 19

    1. Time-off benefit yang meliputi hari-hari sakit, libura, cuti dan alasan-

    alasan lain.

    2. Jaminan terhadap resiko ekonomi.

    3. Program-program pelayanan yang meliputi program rekreasi, kafetaria,

    perumahan, bea siswa pendidikan, fasilitas pembelian, konseling finansial

    dan legal, dan lain-lainnya.

    4. Tunjangan-tunjangan yang diharuskan oleh Undang-undang.

    Gary Desler mengklasifikasikannya dengan:

    1. Upah untuk waktu tidak bekerja, asuransi pengangguran, cuti dan liburan,

    cuti sakit dan uang pesangon.

    2. Tunjangan asuransi yang meliputi kompensasi karyawan, asuransi jiwa,

    asuransi rumah sakit, medis dan cacat.

    3. Tunjangan pensiun yang meliputi social security dan rencana pengsiun.

    4. Tunjangan dinas karyawan yang meliputi tunjangan jasa personal (credit

    union, jasa konseling, employee assitan plan, jasa personel lain misalnya

    liburan, program penurunan berat badan, tunjangan adopsi, country club

    perusahaan, subsidy cultural, program makan siang dan belajar dan asisten

    rumah),tunjangan jasa yang berhubungan dengan kerja misalnya

    pengasuhan anak yang di subsidi (subsidized child care), dan perawatan

    orang tua (elder care).

    5. Program tunjangan fleksibel yang meliputi preferensi karyawan atas aneka

    macam tunjangan dan pendekatan kafetaria ( the cafetaria approach).

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 20

    Bila dilihat dari berbagai pendapat diatas, program tunjangan dan peningktan

    kesejahtraan dapat dikategorikan menjadi liima yaitu:

    1. Pembayaran upah tidak bekerja dengan alasan tertentu

    2. Jaminan terhadap resiko kerja

    3. Progra peningkatan kesehatan dan kesejahteraan

    4. Program yang berkitan dengan pengembangan diri karyawan, dan

    5. Tunjangan yang diharuskan oleh Undang-undang.

    Sumber: (Marihot, 2002)

    4. Kebutuhan Manusia Sebagai Acuan Dalam Perencanaan Program

    Tunjangan dan Kesejahteraan.

    Dewasa ini pegawai sebagai manusia memiliki bergabai macam kebutuhan

    yang kompleks. Abrahan Maslow mengatakan bahwa kebutuhan itu dapat berupa

    kebutuuhan fisik, rasa aman, sosial, pengakuan, dan aktualisasi diri.

    1. Kebutuhan fisik misalnya makan, minum, istirahat, dan pakaian. Untuk

    itu, uang makan atau penyediaan tempat makan menjadi suatu yang perlu

    diperhatikan.

    2. Kebutuhan rasa aman misalnya kebutuhan rasa aman bilaman sewaktu-

    waktu berhenti bekerja dengan alasan yang tidak terhindarkan seperti

    sakit, pemutusan hubungan kerja, pengsiun atau kecelakaan membuat

    perusahaan harus mengikutsertakan pegawa dalam program-program

    pengsiun, asuransi tenaga kerja, menciptakan lingkunngan kerja yang

    aman, program pemeliharaan kesehatan seperti pendirian klinik, sarana

    olahraga dan lain-lain.

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 21

    3. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan berinteraksi dengan orang lain yang

    seringkali tidak terpenuhi akibat kesibukan kerja dalam suatu struktur

    yang sangat formal.

    4. Kebutuhan pengakuan, yaitu pengauan terhadap status prestasi seseorang.

    Perusahaan dapat meminjamkan aset yang dimiliki perusahaan, atau

    menyediakan berbagai fasilitas seperti fasilitas perumahan.

    5. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan waktu mengembangkan diri

    dengan program-program pendidikan, latihan, dan sejenisnya.

    C. Produktivitas

    1. Pengertian Produktivitas

    Batasan mengenai produktivitas bisa dilihat dari berbagai sudut pandang,

    tergantung pada tujuan masing-masing organisasi (misalnya, untuk profit ataukah

    untuk costumer salisfaction), juga tergantung pada bentuk organisasi itu sendiri

    (misalnya, organisasi publik vs organisasi swasta, organisasi bisnis vs organisasi

    sosial dan organisasi keagamaan).

    International Labour Organization(ILO) yang dikutip oleh (Hasibuan, 2007)

    mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas adalah

    perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap

    sumber yang dipergunakan selama produksi belangsung. Sumber tersebut dapat

    berupa: tanah, bahan baku dan bahan pembantu, pabrik, mesin-mesin, alat-alat

    dan tenaga kerja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Indra, 2013)

    produktivitas karyawan adalah kemampuan seorang karyawan untuk

    menghasilkan jumlah perbaikan gangguan listrik.

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 22

    Produktivitas karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah

    tingkat pemenuhan kebutuhan akan rasa aman, keselamatan, (safety)dan kesehatan

    yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Peningkatan produktivitas tidak

    akan tercapai jika dalam proses kerjannya terjadi kecelakaan atau kerusakan yang

    dapat mengakibatkan kwalitas menurun dan kapasitas produksi tidak tercapai

    (Shikdar & Sawaqed). Oleh sebab itu K3 berperan penting dalam menjamin

    keamanan dalam proses produksi. Sehingga produktivitas kerja dapat tercapai

    (Ridley, 2008).

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

    Menurut (Simungan, 2005), produktivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor

    yaitu sebagai berikut:

    1. Kemauan kerja adalah dorongan yang ada dalam diri tenaga kerja untuk

    meningkatkan produktivitas kerjanya. Kemauan dari seorang karyawan

    dapat dilihat dari besarnya kontribusi yang diberikan kepada perusahaan,

    yaitu dengan bekerja sungguh-sungguh, adanya kesadaran dari dalam diri

    karyawan untuk mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh

    perusahaan dan mengikuti setiap kegiatan yang diadakan oleh perusahaan.

    2. Kemampuan kerja, pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan

    kemampuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan. Produktivitas akan

    meningkat, bila maryawan mampu menjalankan pekerjaan mereka dengan

    baik. Hal ini juga harus didukung dengan keterampilan kerja

    karyawan.Kemampuan kerja karyawan dapat dilihat dari datang ketempat

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 23

    kerja tepat waktu dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat

    waktu.

    3. Lingkungan kerja mendukung pekerjaan yang dilakukan karyawan.

    Adanya tanda peringatan dan tanda bahaya di tempat kerja membuat

    karyawan bekerja dengan lebih berhati-hati karena lingkungan kerja yang

    aman dan sehat akan meningkatkan motivasi kerja karyawan, sehingga

    produktivitas kerja meningkat.

    4. Kompensasi adalah suatu yang diterima karyaan sebagai pengganti

    kontribusi jasa yang telah diberikan kepada persahaan. Kompensasi

    merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan baik secara langsung

    maupun tidak langsung.

    5. Jaminan sosial yang memadai. Adanya jaminan sosial yang diberikan

    perusahaan membuat karyawan bekerja lebih produktif karena karyawan

    merasa perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatannya

    sewaktu bekerja.

    6. Hubungan kerja yang harmonis. Hubungan kerja yang terjalin baik dengan

    atasan, bawahan dan rekan kerja sangat penting untuk menciptakan situasi

    kerja yang nyaman.

    Menurut (Hasibuan, 2009), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas

    kerja karyawan adalah sebagai berikut :

    a. Perbaikan terus-menerus, yaitu upaya peningkatan produktivitas kerja

    salah satu implementasinnya ialah bahwa seluruh komponen harus

    melakukan perbaikan secara terus-menerus.

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 24

    b. Peningkatan hasil mutu pekerjaan. Peningkatan mutu pekerjaan

    dilaksanakan oleh semua komponen dalam organisasi.

    c. Pemberdayaan sumber daya manusia. Memberdayakan sumber daya

    manusia mengandung kiat untuk : (a) mengakui harkat dan martabat

    manusia sebagai makhluk yang mulia, mempunyai harga diri, daya nalar,

    memiliki kebebasan memilih, akal, perasaan dan berbagai kebutuhan yang

    beraneka ragam. (b) penerapan gaya manajemen yang partisipatif melalui

    proses berdemokrasi dalam kehidupan berorganisasi.

    d. Kondisi fisik tempat kerja menyenangkan. Kondisi fisik tempat kerja yang

    menyenangkan memberikan kontribusi yang nyata dalam peningkatan

    produktivitas kerja.

    e. Umpan balik. Pelaksanaan tugas dan karir karyawan tidak dapat

    dipisahkan dari penciptaan, pemeliharaan dan penerapan sistem umpan

    balik yang objektif, rasional, baku dan validitas yang tinggi.

    3. Lingkup Perbaikan Produktivitas

    Program-program produktivitas nampaknya dekat pada tiga bidang. Yang

    pertama meliputi perubahan-perubahan di dalam struktur organisasi, proses-proses

    dan prosedur-prosedur pelaksanaan.

    a. Fleksibilitas dalam prosedur-prosedur pelayanan sipil.

    b. Sentralisasi manajemen yang mendukung pelayanan, seperti mengetik,

    daftar gaji, pembelian.

    c. Mengumpulkan laporan-laporan keuangan untuk meningkatkan

    pendapatan.

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 25

    d. Desentralisasi yang terpilih atau terorganisasi kedalam unit-unit yang

    sama.

    e. Pemakaan yang meningkat mengenai ukuran-ukuran kinerja dan standar-

    standar kerja untuk memonitor produktivitas.

    f. Konsolidasi pelayanan-pelayanan.

    g. Penggunaan model-model ekonomi-rasional untuk menjadwalkan dan

    masalah-masalah konservasi energi lainnya.

    h. Recycling projects.

    4. Indikator Produktivitas

    Indikator dari produktifitas menurut penelitian (simanjuntak, 2003) tersedia dalam

    (Indra, 2013) yaitu:

    1. Kualitas

    2. Kemampuan fisik pekerja

    3. Sarana pendukung kerja

    4. Supra sarana ( kemampuan dan peranan manajemen, kebijakan

    pemerintah)

    D. Keterkaitan antara Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja,

    Kesejahteran dan Produktivitas

    Menurut (Basir Barthos, 2009) berpendapat penyakit akibat kerja bila tidak

    ditangani secara sungguh-sungguh dan terpadu, dapat menjadi bumerang bagi

    pekerja dan perusahaan di tempat mana mereka bekerja. Bagi tenaga kerja,

    penyakit akibat kerja dapat menurunkan produktivitas kerja sekaligus menurunkan

    pendapatan yang diterimanya. Sedagkan bagi perusahaan berakibat menurunnya

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 26

    jumlah produksi serta memberikan citra yang kurang baik terhadap kualitas dan

    kapasitas perusahaan. Pekerja bukanlah bagai suatu robot. Untuk itu pertimbangan

    ekonomi secara murni mungkin tidak baik maka perlu “memanusiakan pekerjaan”

    atau membuat suasana kerja lebih manusiawi. Pekerja yang kesejahteraannya

    buruk, tidak hanya menyebabkan rasa kecil hati tetapi produktivitas mereka akan

    menurun. Lebih lanjut mereka tidak menaruh minat, apatis dalam melakukan

    pekerjaan dan loyalitas mereka terhadap perusahaan akan berkurang pula.

    Tegasnya, pencegahan penyakit akibat kerja dilakukan melalui pendekatan

    pekerja, perusahaan dan pengaturan oleh pemerintah tentang Norma-norma

    keselamatan kerja dan kesehatan kerja, seperti norma pengamanan kerja, norma

    memperlancar pekerjaan bongkar muat dan penyimpaan barang, norma

    pencegahan aliran listrik dan sebagainya.

    E. Penelitian-Penelitian Terdahulu

    Tabel 2-3 Penelitian Terdahulu

    No Peneliti Judul Populsai Variabel Alat

    Analisis

    Hasil

    1. Muham

    mad

    Busyairi

    Pengaruh

    Keselamatan

    kerja dan

    kesehatan

    kerja terhadap

    produktivitas

    karyawan.

    PT.XZY a. Keselamatan Kerja

    b. Kesehatan kerja

    c. Produktivitas

    a. Regresi Linear

    b. Uji Parsial c. Uji F

    Variabel keselamatan

    dan kesehatan kerja

    secara signifikan

    berpengaruh secara

    bersama-sama

    terhadap variabel

    produktivitas.

    Dibuktikan dengan

    hasil perhitungan

    SPSS 19 yang

    menyatakan nilai F

    hitung 47,085

    (signifikansi F =

    0,000) lebih besar

    dari F tabel 3,09 atau

    Sig.F < 5 % (0,000 <

    0,05) maka Ho

    ditolak yang berarti

    program keselamatan

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 27

    kerja (X1) dan

    kesehatan kerja (X2)

    secara bersama-sama

    berpengaruh atau

    memiliki kontribusi

    yang positif dan

    signifikan terhadap

    produktivitas kerja

    karyawan (Y).

    2. Anindya

    Novita

    Kusuma

    Pengaruh

    Keselamatan

    dan

    KeselamatanK

    erja (K3)

    Terhadap

    Produktivitas

    Kerja

    Karyawan

    Bagian Sistem

    Distribusi

    PDAM Surya

    Sembada

    Surabaya

    PDAM

    Surya

    Sembada

    Surabaya

    a. Keselamatan kerja

    b. Kesehatan kera

    c. Produktivitas

    a. Regresi Linear

    b. Uji Parsial c. Uji F

    Keselamatan kerja

    dan kesehatan kerja

    secara bersama-

    sama berpengaruh

    terhadap

    produktivitas kerja

    karyawan bagian

    Sistem Distribusi

    PDAM Surya

    Sembada Surabaya

    sebesar 51.5%.

    Sedangkan sebesar

    48.5% dijelaskan

    oleh sebab-sebab

    lainnya. 3. Much.

    Djunaidi

    &Faizal

    Abidin

    Peningkatan

    Produktivitas

    kerja dengan

    menerapkan

    sistem

    Mmanajemen

    Keselamatan

    dan kesehatan

    Kerja (SMK3)

    di Universal

    Furniture

    Industri

    PT.

    Universal

    Furniture

    Industries

    a. Produktivitas

    b. SMK3

    a. Regresi Linear

    b. Uji Parsial c. Uji F

    1. Angka kecelakaan

    kerja mempunyai

    pengaruh yang

    signifikan terhadap

    tingkat produktivitas

    perusahaan, dengan

    koefisien determinasi

    mencapai 67,2%.

    2. Persamaan regresi

    linier menunjukkan

    bahwa terjadinya

    kecelakaan kerja akan

    mengakibatkan

    penurunan

    produktivitas

    perusahaan. Setiap

    terjadi kecelakaan

    kerja akan

    menimbulkan

    penurunan

    produktivitas sebesar

    27,84 unit

    produktivitas.

    4. Indra

    Novri

    Setiawan

    Pengaruh

    Keselamatan

    Dan

    Kesehatan

    Kerja terhadap

    Produktivitas

    Karyawan

    Pada

    Departemen

    jaringan PT

    PT. PLN

    (Persero)

    Surabaya

    Utara

    a. Keselamatan

    b. Kesehatan

    Kerja

    c. Produktivitas

    a. Regresi Linear

    b. Uji Parsial c. Uji F

    Dari hasil penelitian

    yang di peroleh dapat

    di simpulkan

    Variabel keselamatan

    kerja dan kesehatan

    kerja secara parisal

    berpengaruh positif

    dan signifikan

    terhadap

    produktivitas

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 28

    PLN (Persero)

    Area Surabaya

    Utara

    karyawan. Variabel

    keselamatan kerja

    dan kesehatan kerja

    secara simultan

    berpengaruh positif

    dan signifikan

    terhadap

    produktivitas

    karyawan.

    5. Yeti

    Oktafiani

    Hubungan

    Program

    Keselamatan

    dan Kesehatan

    Kerja (K3)

    dengan

    Produktivitas

    Kerja

    Karyawan

    PT.

    Perkebuna

    n

    Nusantara

    XIII

    (Persero)

    Unit

    Pabrik

    Kelapa

    Sawit

    (PKS)

    Kabupaten

    Paser

    a. Program

    Keselamata

    n

    b.

    Kesehatan

    Kerja

    c.

    Produktivita

    s Kerja

    a. Regresi Linear

    b. Uji Parsial c. Uji F

    Hasil yang ditemukan

    dalam penelitian ini

    didapat nilai variabel

    program keselamatan

    dan kesehatan kerja

    berhubungan positif

    dan signifikan

    terhadap

    produktivitas kerja

    karyawan bagian

    pengolahan PT.

    Perkebunan

    Nusantara XIII

    (Persero) Unit

    PabrikKelapaSawit(P

    KS)DesaOlongPinan

    gKabupatenPaser.

    4. Agustina

    Indriyani

    Analisi

    Pengaruh Gaji

    dan Tunjangan

    Kesejahteraan

    terhadap

    Produktivitas

    Kerja

    Karyawan

    Operation

    Department

    PT. Export

    Leaf Indonesia

    PT. Export

    Leaf

    Indonesia

    a. Gaji

    b.Tunjanga

    n

    Kesejahtera

    an

    c.Produktivi

    tas

    a. Regresi Linear

    b. Uji Parsial c. Uji F

    Ada pengaruh yang

    signifikan secara

    parsial antara gaji dan

    tunjangan

    kesejahteraan

    terhadap

    produktivitas kerja.

    Diketahui

    berdasarkan hasil

    pengujian t hitung =

    2,529 signifikan

    (0,018) pada taraf

    ketelitian α = 0,05 >

    0,018.

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 29

    F. Kerangka Penelitian

    Gambar 2.1

    Kerangka Penelitian

    H1

    H2

    22

    Keselamatan Kerja

    (X1)

    Kesehatan Kerja (X2)

    Kesejahteraan (X3)

    Produktivitas (Y)

    H3

    22

    H4

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018

  • 30

    1. Hipotesis Penelitian

    Menurut (Sugiono, 2007), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

    rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

    dalam bentuk kalimat pertanyaan.

    Berdasarkan pendapat Sugiono diatas, dapat dipahami bahwa hipotesis

    merupakan kesimpulan jawaban atau dugaan sementara, dimana akan dibuktikan

    kebenarannya, yaitu melalui penelitian dilapangan.

    Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis uji dua pihak

    (Two Tail Test) adalah pengujian terhadap suatu hipotesis yang belum diketahui

    arahnya.

    Berdasarkan landasan teori yang dikemukakan maka hipotesis yang diajukan

    dalam penelitian ini adalah:

    H1: Diduga variabel keselamatan kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap

    produktivitas (Y).

    H2: Diduga variabel kesehatan kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap

    produktifitas (Y).

    H3: Diduga variabel Kesejahteraan (X3) berpengaruh singnifikan terhadap

    produktivitas (Y).

    H4: Diduga variabel keselamatan (X1), variabel kesehatan kerja (X2), variabel

    kesejahteraan (X3) berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas (Y).

    Pengaruh Keselamatan Kerja…, Muhammad Yopie Wibisono, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018