bab ii tinjauan pustaka a. kepercayaan dirirepository.ump.ac.id/6057/3/umi saniatul muhimmah bab...
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepercayaan Diri
1. Pengertian Kepercayaan diri
Menurut Willis (dalam Ghufron dan Rini, 2011: 34) kepercayaan diri
adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menanggulangi suatu masalah
dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan
bagi orang lain. Lautser (dalam Ghufron dan Rini, 2011:34) mendefinisikan
kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri
merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan
kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan
dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan
bertanggung jawab.
Menurut De Angelis (dalam Rosita, 2007) percaya diri sebagai
keyakinan pada kemampuan diri sendiri yang mana percaya diri itu berawal
dari tekad pada diri sendiri untuk melakukan segala seuatu yang diinginkan
dan dibutuhkan dalam hidup. Senada dengan Kumara ( dalam Ghufron dan
Rini, 2010: 34) menyatakan bahwa kepercayaan diri merupakan ciri
kepribadian yang mengandung arti keyakinan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri adalah
sikap positif serta keyakinan akan kemampuan diri yang dimiliki oleh
8 Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
9
seorang individu untuk melakukan segala sesuatu yang diinginkan dan
merasa puas terhadap dirinya.
2. Karakteristik Individu yang memiliki Kepercayaan diri
Menurut Fatimah (dalam Rosita, 2007) ciri-ciri individu yang
memiliki kepercayaan diri diantaranya :
a. Percaya akan kemampuan diri sendiri serta memiliki ketenangan sikap.
b. Tidak terdorong untuk menunjukan sikap konformis demi diterima oleh
orang lain atau kelompok.
c. Berani menerima dan menghadapi penolakan.
d. Punya kendali diri yang baik (tidak moody dan emosi stabil).
e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau
kegagalan, tergantung dari usaha sendiri dan tidak mudah menyerah pada
nasib).
f. Mempunyai cara pandang positif terhadap orang lain, diri sendiri, dan
situasi diluar dirinya.
g. Memiliki harapan-harapan ysng realistik, sehingga ketika harapan itu
tidak terwujud mampu untuk melihat sisi positif dirinya dan situasi yang
terjadi.
Lautser (dalam Ghufron dan Rini, 2011: 35-36) menyatakan bahwa
orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah yang disebutkan
dibawah ini:
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
10
a. Keyakinan kemampuan diri
Keyakinan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang tentang
dirinya. Ia mampu sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya.
b. Optimis
Optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu
berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang dirinya.
c. Objektif
Orang yang memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan
kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut
dirinya sendiri.
d. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung
segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
e. Rasional dan realistis
Rasional dan realistis adalah analisis terhadap suatu masalah,
sesuatu hal, dan suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang
dapat diterima oleh akal sesuai dengan kenyataan.
Sedangkan menurut Leman (2000) ciri-ciri individu yang memiliki
kepercayaan diri adalah sebagai berikut :
a. Bersifat lebih independen atau tidak bergantung kepada orang lain
b. Tidak mudah mengalami rasa putus asa.
c. Bisa menghargai diri dan usahanya sendiri.
d. Mampu memikul tanggung jawab yang diberikan.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
11
e. Mampu menerima tantangan atau tugas baru.
f. Memiliki emosi yang lebih hidup tetapi tetap stabil.
g. Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain
Berdasarkan ciri-ciri kepercayaan diri diatas, diambil tujuh indikator
kepercayaan diri yaitu:
a. Bersifat lebih independen atau tidak tergantung orang lain
b. Tidak mudah mengalami rasa putus asa.
c. Bisa menghargai diri dan usahanya sendiri.
d. Mampu memikul tanggung jawab yang diberikan.
e. Mampu menerima tantangan atau tugas baru.
f. Memiliki emosi yang lebih hidup tetapi tetap stabil.
g. Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain.
B. Pemahaman Konsep Matematika
1. Pengertian Pemahaman Konsep Matematika
Pemahaman berarti proses, perbuatan, cara memahami atau
memahamkan (KKBI, 2007:811). Sedangkan menurut Benjamin Bloom
(dalam Sagala, 2010:33) pemahaman adalah kemampuan menangkap makna
atau arti sesuatu hal. Bloom (dalam Suyuti, 2011) menyatakan: “ada 3
macam pemahaman yaitu pengubahan (translation), pemberian arti
(interpretation), dan pembuatan ekstrapolasi (extrapolation)”. Dalam
matematika, proses pengubahan (translation) dapat dilihat dari kemampuan
siswa untuk mengubah soal dalam bentuk kalimat atau bahasa matematika,
misalnya dapat menyebutkan variabel yang diketahui dan yang ditanyakan.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
12
Untuk proses pemberian arti (interpretasi) dapat dilihat dari kemampuan
siswa dalam memahami bahan atau ide yang direkam, diubah atau disusun
dalam bentuk lain, misalnya dalam bentuk grafik, tabel, peta konsep,
diagram, dan sebagainya. Sedangkan ekstrapolasi dapat dilihat dari
kemampuan siswa dalam membuat ramalan, membuat perkiraan atau
menerapkan konsep dalam perhitungan matematis untuk menyelesaikan
soal.
Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa
konkret (KKBI, 2007:588). Konsep ialah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama (Winkel, 1999:82).
Sedang konsep menurut gagne (dalam Suyuti, 2011) adalah ide abstrak yang
memungkinkan kita mengelompokkan benda-benda (objek) ke dalam
contoh dan non contoh.
Di jelaskan pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No.
506/C/PP/2004 (dalam Shadiq, 2009:13), bahwa pemahaman konsep
merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep
dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat. Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dari tiga aspek
penilaian matematika. Penilaian pada aspek pemahaman konsep ini
bertujuan mengetahui sejauh mana siswa mampu menerima dan memahami
konsp dasar matematika yang telah diterima siswa.
Berdasarkan uraian diatas maka pemahaman konsep adalah
kompetensi yang diperlukan siswa dalam memahami konsep, dapat
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
13
menerapkan rumus dalam perhitungan sederhana (secara algoritmik), dan
dapat mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya.
2. Indikator Pemahaman Konsep Matematika
Indikator yang menunjukkan pemahaman konsep (Shadiq, 2009:13)
antara lain adalah:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep yaitu mampu menyebutkan definisi
berdasarkan konsep esensial yang dimilki oleh sebuah objek.
Contoh soal:
Apa yang kamu ketahui tentang teorema pythagoras?
Jawab:
Dalam suatu segitiga siku-siku, kuadrat panjang sisi miring sama dengan
jumlah kuadrat panjang sisi siku-sikunya
b. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya) yaitu mampu menganalisis suatu objek dan
mengklasifikasikannya menurut sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu yang
dimiliki sesuai dengan konsepnya.
Contoh soal:
Apakah 5, 12, 13 merupakan tripel pythagoras? Jika iya, jelaskan!
Jawab:
52 + 12
2 = 13
2 → 25 + 144 = 169
5,12,13 merupakan tripel pythagoras karena 52 + 12
2 = 13
2
c. Memberi contoh dan non contoh dari konsep yaitu mampu memberikan
contoh lain dari sebuah objek baik untuk contoh maupun non contoh
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
14
Contoh soal :
Berikan 2 contoh bilangan tripel pythagoras dan bukan tripel pythagoras!
Serta berikan alasannya!
Jawab:
Tripel pythagoras :
6, 8, 10 : 62 + 8
2 = 10
2 36 + 64 = 100
7, 24, 25 : 72 + 24
2 = 25
2 49 + 576 = 625
Bukan tripel pythagoras:
3, 5, 6 : 32 + 5
2 ≠ 6
2 9 + 25 ≠ 36 34 ≠ 36
5, 12, 15 : 52 + 12
2 ≠ 15
2 25 + 144 ≠ 225 169 ≠ 225
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis yaitu
mampu menyatakan suatu objek dengan berbagai bentuk representasi,
misalkan dengan mendaftarkan anggota dari suatu objek.
Contoh soal :
Seorang anak menaikan layang-layang dengan benang yang panjangnya
100 m. Jarak anak ditanah dengan titik yang tepat berada dibawah
layang-layang adalah 60 m. Gambarkan skema dari situasi tersebut!
Jawab:
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep yaitu
mampu mengkaji mana syarat perlu dan syarat cukup yang terkait dengan
suatu objek.
100 m
60 m
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
15
Contoh soal :
Pada segitiga ABC diketahui AB = 10 cm, BC = 26 cm, AC = 24 cm.
Tunjukan bahwa segitiga ABC siku-siku!
Jawab:
AB2 + AC
2 = BC
2
102 + 24
2 = 26
2
100 + 576 = 676
Segitiga ABC merupakan segitiga siku-siku karena AB2 + AC
2 = BC
2
f. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah yaitu
mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis sebagai suatu algoritma pemecahan masalah.
Contoh soal:
Seorang anak menaikan layang-layang dengan benang yang panjangnya
100 m. Jarak anak ditanah dengan titik yang tepat berada dibawah
layang-layang adalah 60 m. Hitunglah tinggi layang-layang!
Jawab:
Tinggi layang-layang = y
y = √
= √ = √ = 80
Jadi, tinggi layang – layang adalah 80 m
A
C
B
100 m
60 m
y
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
16
C. Pembelajaran Kooperatif tipe Scramble
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius,
falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberi
kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa
dalam tugas-tugas yang berstruktur (Lie, 2010:28).
Menurut Slavin (1985) (dalam Isjoni, 2009: 12) mengatakan, bahwa
pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dimana siswa belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang
anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Isjoni (2009: 12) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus
saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi
pelajaran.
Sedangkan, Suyatno (2009:51) menjelaskan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk
bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan
persoalan, atau inkuiri. Dijelaskan oleh Suyatno (2009:51) agar kelompok
kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri atas 4-5 orang,
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
17
siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada kontrol dan fasilitasi,
dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi
Menurut Suyatno (2009:52) metode pembelajaran kooperatif
mempunyai beberapa tipe dengan langkah yang berbeda-beda diantaranya
STAD (Student Teams Achievment Division), NHT (Number Heads
Together), Jigsaw, TPS (Think Pair Share), TGT (Teams Games
Tournament), PBI (Problem Based Instuction), TAI (Team Assisted
Individually), Scramble dan masih banyak yang lainnya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang berbentuk
kerjasama diantara siswa, peran guru membimbing, mengarahkan,
mengkoordinir, dan memantau aktivitas masing- masing kelompok sehingga
dapat tercapai tujuan pembelajaran di dalam kelompok.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
a. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
b. Menyajikan informasi
c. Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
d. Membimbing kelompok belajar dan bekerja
e. Evaluasi
f. Memberikan penghargaan
(Suyatno, 2009:52)
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
18
3. Ciri-ciri
Roger dan David Johson (dalam Lie, 2009: 31-35) mengatakan bahwa
tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam pembelajaran
kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:
a. Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu kelompok sangat bergantung pada usaha setiap
anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar
perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota
kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa
mencapai tujuan mereka.
b. Tanggung Jawab Perseorangan
Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran
terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah
membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat.
Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua
anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama.
c. Tatap Muka
Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar
untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari
sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan
mengisi kekurangan masing-masing..
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
19
d. Komunikasi Antaranggota
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan
berbagai ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam
kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi.
Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggota
untuk saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat mereka.
e. Evaluasi Proses Kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi tidak
perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan
selang beberapa waktu setelah pembelajar terlibat dalam kegiatan
Cooperative Learning. Dari kegiatan evaluasi kelompok ini, anggota
kelompok mengetahui bagaimana hasil atau penilaian dari kerja keras
kelompok yang telah dilakukan.
4. Pengertian Pembelajaran Kooperatif tipe Scramble
Istilah Scramble berasal dari bahasa inggris yang diterjemahkan dalam
bahasa indonesia berarti perebutan, pertarungan, perjuangan. Menurut
Suyatno (2009:72), Scramble merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu. Seperti yang diungkapkan
Fadmawati (2009) pembelajaran kooperatif tipe Scramble adalah
pembelajaran secara berkelompok dengan mencocokan kartu pertanyaan
dan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
20
Pembelajaran Scramble tampak seperti pembelajaran word square,
bedanya jawaban soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi
jawaban sudah dituliskan, namun dengan susunan yang acak, jadi siswa
bertugas mengoreksi jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat
atau benar. Scramble merupakan suatu metode mengajar dengan
membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan
alternatif jawaban yang tersedia. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban
dan cara penyelesaian dari soal yang ada (Yusiriza, 2011).
Scramble adalah strategi pembelajaran yang membutuhkan kerjasama
antar anggota kelompok dengan membagi lembar kerja. Lembar kerja
kelompok berupa kartu soal dan kartu jawaban yang telah diacak nomornya
yang dibagikan kepada siswa sesuai materi yang disajikan. Dengan jawaban
yang telah disusun secara acak diharapkan dapat mendorong siswa untuk
belajar dengan mengerjakan soal tersebut (Giarti, 2012)
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa,
pembelajaran Kooperatif tipe Scramble adalah suatu metode pembelajaran
kelompok yang kegiatannya memasangkan kartu soal dan kartu jawaban
yang telah tersedia.
5. Langkah – langkah Pembelajaran Kooperatif tipe Scramble
Menurut Suyatno (2009:72), Scramble merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang disajikan dalam bentuk kartu. tahapannya
adalah sebagai berikut:
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
21
a. Membuat kartu soal sesuai materi ajar.
Guru membuat kartu soal sesuai dengan materi yang akan disajikan
kepada siswa. Kartu soal dibuat sebelum kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan.
b. Membuat kartu jawaban.
Guru membuat pilihan jawaban dalam bentuk kartu jawaban sesuai
jawaban soal-soal pada kartu soal. Kartu jawaban dibuat sebelum
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
c. Sajikan materi.
Guru menyajikan materi ajar kepada siswa.
d. Bagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok.
Guru membagikan kartu soal dan membagikan kartu jawaban sebagai
pilihan jawaban soal-soal pada kartu soal, sebelumnya siswa telah dibagi
menjadi beberapa kelompok.
e. Siswa berkelompok mengerjakan kartu soal.
Siswa berkelompok dan saling membantu mengerjakan soal-soal yang
ada pada kartu soal.
f. Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal.
Siswa mencari jawaban pada kartu jawaban yang cocok untuk setiap soal
yang mereka kerjakan dan memasangkannya dengan kartu soal.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
22
g. Mempresentasikan Jawaban
Guru memberikan kesempatan kepada salah satu anggota kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas, dan kelompok
lain menanggapi.
h. Penilaian Hasil Kerja Siswa
Setelah diadakan evaluasi diskusi lalu guru memberikan penilaian hasil
kerja siswa, penilaian dapat berupa penambahan nilai, pujian maupun
hadiah.
6. Kelebihan dan Kekurangan Scramble
Pembelajaran Kooperatif tipe Scramble mempunyai kelebihan
diantaranya:
a. Memudahkan siswa untuk menemukan jawaban
b. Mendorong siswa untuk mengerjakan soal tersebut karena jawaban sudah
tersedia
c. Semua siswa terlibat
d. Kegiatan tersebut dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran.
Sedangkan kekurangannya,
a. Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
b. Memerlukan waktu yang lama
c. Biasanya menimbulkan kegaduhan didalam kelas.
(Amanah, 2012:13-14)
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
23
D. Materi Bangun Ruang Sisi Datar Prisma dan Limas
Standar Kompetensi :
Memahami sifat-sifat limas, prisma, dan bagian-bagiannya serta menentukan
ukurannya.
Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi sifat-sifat prisma dan limas serta bagian-bagiannya.
2. Membuat jaring-jaring prisma dan limas.
3. Menghitung luas permukaan dan volume prisma dan limas.
Indikator :
1. Mengenal dan menyebutkan unsur – unsur prisma.
2. Melukiskan prisma dan jaring – jaring prisma
3. Menghitung luas permukaan prisma
4. Menghitung volume prisma.
5. Mengenal dan menyebutkan unsur – unsur limas.
6. Melukiskan prisma dan jaring – jaring limas
7. Menghitung luas permukaan limas.
8. Menghitung volume limas
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
24
E. Kerangka pikir
Merencanakan tindakan perbaikan
Indikator percaya diri Indikator pemahaman konsep
a. Bersifat lebih independen atau
tidak tergantung orang lain
b. Tidak mudah mengalami rasa
putus asa.
c. Bisa menghargai diri dan
usahanya sendiri.
d. Mampu memikul tanggung
jawab yang diberikan.
e. Mampu menerima tantangan
atau tugas baru.
f. Memiliki emosi yang lebih
hidup tetapi tetap stabil.
g. Mudah berkomunikasi dan
membantu orang lain.
a. Menyatakan ulang sebuah konsep.
b. Mengklasifikasi objek-objek menurut
sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya)
c. Memberi contoh dan noncontoh dari
konsep.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis.
e. Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup suatu konsep.
f. Mengaplikasikan konsep atau
algoritma ke pemecahan masalah.
Kepercayaan diri dan pemahaman konsep matematika siswa VIII C
SMP Negeri 2 Cilongok masih rendah
Langkah-langkah pemmbelajaran kooperatif tipe Scramble:
a. Guru membuat Lembar Kerja Siswa berupa kartu soal sesuai materi
ajar
b. Guru membuat kartu jawaban
c. Guru menyajikan materi
d. Guru membagi siswa dalam kelompok.
e. Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok.
f. Siswa berkelompok mengerjakan kartu soal
g. Mempresentasikan Jawaban
h. Penilaian hasil kerja siswa.
Dengan pembelajaran Kooperatif tipe Scramble, indikator-indikator
kepercayaan diri dan pemahaman konsep matematika siswa kelas
VIIIC SMP Negeri 2 Cilongok meningkat
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
25
Berdasarkan kerangka pikir diatas menyatakan bahwa indikator
kepercayaan diri dan pemahaman konsep siswa masih rendah, dengan
penerapan pembelajaran Kooperatif tipe Scramble diharapkan dalam proses
pembelajaran dapat meningkatkan kepercayaan diri dan pemahaman konsep
siswa. Adapun langkah-langkah pembelajaran Kooperatif tipe Scramble yaitu :
1) Guru menyampaikan materi. 2) Guru membentuk kelompok-kelompok
siswa dan memberikan Lembar Kerja Siswa yang berupa kartu soal dan kartu
jawaban, dalam tahap ini diharapkan dapat meningkatkan indikator
kepercayaan diri siswa, yaitu mampu menerima tantangan atau tugas baru. 3)
Siswa berdiskusi mengerjakan kartu soal dengan teman kelompoknya, setelah
memperoleh jawaban siswa mencocokan kartu soal dengan kartu jawaban yang
dianggap benar. Dalam tahap ini siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi
dengan temannya dan bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan dalam
mengerjakan kartu soal. Diharapkan nantinya dapat meningkatkan indikator
mudah berkomunikasi dan membantu orang lain serta tidak mudah mengalami
rasa putus asa. Dalam kegiatan diskusi ini diharapkan siswa lebih memahami
materi yang sedang diajarkan dan dapat meningkatkan indikator pemahaman
konsep. 4) Setiap kelompok melalui wakilnya mempresentasikan hasil jawaban
diskusinya, dan kelompok lain menanggapi hasil jawaban tersebut. Jika ada
pertanyaan dari guru atau teman lain, siswa menjawab pertanyaan dengan
kemampuan yang dimiliki. Sehingga dapat meningkatkan indikator memiliki
emosi yang lebih hidup tetapi tetap stabil, bersifat independen, serta mampu
memikul tanggung jawab yang diberikan. 5) Penilaian hasil kerja siswa, dalam
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012
26
tahap ini guru mengevaluasi hasil diskusi siswa dan memberikan penilaian
hasil kerja siswa berupa pujian ataupun hadiah, baik dalam kegiatan diskusi
maupun presentasi jawaban. Sehingga dalam hal ini dapat meningkatkan
indikator kepercayaan diri siswa yaitu menghargai diri dan usahanya sendiri
dan memiliki emosi yang lebih hidup tetapi tetap stabil.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dirumuskan di atas, maka
hipotesis tindakan yang diajukan adalah adanya peningkatan kepercayaan diri
dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII C di SMP Negeri 2
Cilongok pada pembelajaran matematika melalui penerapan pembelajaran
Kooperatif tipe Scramble.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif..., Umi Saniatul Muhimmah, FKIP UMP, 2012