model pemikiran semantik jalaluddin al · pdf file1 model pemikiran semantik jalaluddin...

58
1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dalam satu sudut pandang adalah sebuah teks bahasa. Sebagai teks bahasa, al-Quran dapat disebut sebagai teks sentral dalam sejarah peradaban Arab. Hal ini tidak dalam maksud bahwa peradaban Arab-Islam adalah “peradaban teks”. Tetapi yang dimaksud adalah bahwa dasar-dasar ilmu dan budaya Arab-Islam tumbuh dan berdiri tegak di atas landasan dimana “teks” sebagai pusatnya tidak dapat diabaikan. Peradaban dan kebudayaan dibangun oleh dialektika manusia dengan realitas di satu pihak, dan dialog dengan “teks” di pihak yang lain. Apabila peradaban Arab-Islam ini berpusat disekitar “teks” sebagai salah satu poros utamanya, maka

Upload: doquynh

Post on 03-Feb-2018

254 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

1

MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK

JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR

JALALAIN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Quran dalam satu sudut pandang adalah sebuah

teks bahasa. Sebagai teks bahasa, al-Quran dapat disebut

sebagai teks sentral dalam sejarah peradaban Arab. Hal

ini tidak dalam maksud bahwa peradaban Arab-Islam

adalah “peradaban teks”. Tetapi yang dimaksud adalah

bahwa dasar-dasar ilmu dan budaya Arab-Islam tumbuh

dan berdiri tegak di atas landasan dimana “teks” sebagai

pusatnya tidak dapat diabaikan. Peradaban dan

kebudayaan dibangun oleh dialektika manusia dengan

realitas di satu pihak, dan dialog dengan “teks” di pihak

yang lain.

Apabila peradaban Arab-Islam ini berpusat

disekitar “teks” sebagai salah satu poros utamanya, maka

Page 2: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

2

interpretasi terhadap teks adalah sesuatu yang mesti

dilakukan sebagai salah satu mekanisme kebudayaan dan

peradaban yang penting dalam memproduksi

pengetahuan. Sebuah interpretasi bisa saja bersifat

langsung, dalam arti muncul dari interaksi langsung

dengan teks, dan bisa jadi dari sebuah upaya yang

intensif untuk menghasilkan signifikasi dan makna teks.

Kajian tentang konsep teks adalah kajian tentang

hakikat dan sifat al-Quran sebagai teks. Hal ini

memberikan pengertian bahwa kajian ini memperlakukan

al-Quran sebagai kitab agung berbahasa Arab. Al-Quran

merupakan kitab stilistika Arab yang paling sakral,

apakah didalam agama memang dipandang demikian

atau tidak, ini hal lain.

Sebagai upaya intensif untuk menghasilkan

pengatahuan dari (teks) al-Quran adalah tafsir dan ta’wil

. Menurut Nasr Hamid Abu Zaid (2002:281), akar kata

tafsir ada dua kemungkinan; pertama, dari fasara, kedua

dari safara . jika kata al-fasr sepertiu yang dimaknai

dalam kamus lisan al-‘Arab adalah “pengamatan dokter

terhadap air”, dan kata al-tafsirah adalah “urine yang

Page 3: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

3

dipergunakan untuk menunjukkan adanya penyakit. ”

Dalam hal ini, makna tafsir adalah menemukan penyakit.

Yang melakukan pengamatan terhadap urin tadi sehingga

ditemukan penyakit dalam urin tadi adalah dokter yang

dalam hal ini bisa disebut sebagai mufassir. Seorang

mufassir harus bertindak seperti seorang dokter.

Setelah melakukan penelurusan secara makna

bahasa terhadap kata al-fasru dan al-safru untuk merujuk

makna kata tafsir, bisa berarti sama, yaitu sebuah upaya

mengungkapkan sesuatu yang tersembunyi melalui

medium yang dianggap sebagai tanda bagi seorang

mufassir. Melalui tanda itu, seorang mufassir dapat

sampai kepada sesuatu yang tersembunyi dan samar itu

Mengutip pendapat Abdul Rohman al-Suyuti dalam

bukunya al-Tahbir Fi Ilm al-Tafsir (al-Suyuti, 1996: 31),

salah satu definisi tafsir yang menurutnya lebih

mendekati adalah definisi tafsir yang dikemukakan oleh

Abi Hayyan, yaitu :

Page 4: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

4

ھو علم یبحث فیھ عن كیفیة النطق بألفاظ القران ومدلوالتھا وأحكامھا اإلفرادیة والتركیبیة ومعانیھا التي

لذلك.یحمل علیھا حالة التركیب وتتمات Ia juga mengutif pendapat yang lainnya yang

sejakan dengan definisi diatas, bahwa tafsir adalah:

التفسیر كشف معاني القران وبیان المراد منھ سواء كانت معاني لغویة أوشرعیة بالوضع أو بقراءن األحوال

ومعونة المقام. Artinya; tafsir adalah upaya mengungkapkan makna-makna Alquran serta menjelaskan maksud-maksud yang terkandung didalamnya, baik itu makna bahasa, atau makna syariat yang relefan dengan situasi dan kondisi. Tafsir Jalalain adalah sebuah tafsir al-Quran yang

merupakan suatu upaya intensif untuk menemukan

makna-makna yang tersembunyi dan samar dalam al-

Quran. Tafsir Jajalain adalah sebuah karya tulis

berbahasa Arab yang cukup terkenal di masyarakat Islam

pada khususnya, dan lebih khusus lagi dikalangan ulama,

santri dan pesantren. Tafsir Jalalain adalah sebuah kitab

Page 5: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

5

tafsir yang didalamnya memuat penafsiran-penafsiran

terhadap ayat-ayat al-Quran. Biasanya, di pesantren,

kitab Tafsir Jalalain ini sebagai kitab tafsir yang pertama

kali diperkenalkan kepada para santri ketika sudah

saatnya mengenal ilmu tafsir dan tafsir al-Quran.

Kitab Tafsir Jalalain dikarang oleh dua orang

mufassir, yaitu; Jalaluddin al-Suyuti dan Jalaluddin al-

Mahally. Tidak ada penjelasan, dalam betuk seperti apa

kebersamaan dua mufassir ini dalam mengarang kitab

Tafsir Jalalain ini. Kitab Tafsir Jalalain ini hanya satu

jilid yang memuat lengkap tafsir seluruh ayat al-Quran

dari mulai surat al-Fatihah sampai surat al-Nas.

Tafsir Jalalain merupakan hasil karya pemikiran

mufassir dalam menafsirkan al-Quran, yang dalam

pembagian Muhammad Ali al-Sobuny masuk kepada

kategori tafsir bi-al-Diroyah. Muhammad Ali al-Sobuny

(1985 ; 67) membagi tafsir dalam konteks istilah

keilmuan kepada tiga macam, yaitu;

1. Tafsir bi al-Riwayah

2. Tafsir bi al-Diroyah

3. Tafsir bi al-Isyarah

Page 6: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

6

Tafsir Jalalain mempunyai ciri yang unik yang

membedakan dengan tafsir yang lainnya, ciri unik

tersebut adalah;

1. Sebuah kitaf tafsir yang cukup simpel, tidak terlalu

banyak pembahasan.

2. Tidak panjang lebar dalam menafsirkan ayat-ayat al-

Quran.

3. Sering menggunakan kata-kata lain dalam

menafsirkan kata-kata dari ayat-ayat al-Quran.

Sebagai contoh; kata “roiba” ( ریب ) dalam ayat

ke-2 pada surat al-Baqarah ditafsirkan dengan kata

“Syakka” ( شك ). Kemudian kata “ghisyawatun” ( غشاوة

) ditafsirkan dengan kata “ghithoun” ( غطاء ) dan

banyak lagi kata-kata yang lainnya. (Jalaluddin al-

Mahalli dan Jalaluddin al-Suyuti ; 3).

Yang menjadi perhatian disini adalah kenapa kata

“roiba” ditafsirkan dengan kata “syakka”, dan juga kata

“ghisyawah” ditafsirkan dengan kata “ghithoun”?, apa

hubungan makna diantara kata-kata itu?, apakah kata

Page 7: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

7

“syakka” sudah mencakup makna “roiba”, bagaimana

kata-kata itu bisa digunakan sebagai penafsiran ?.

Upaya untuk bisa menjawab beberapa pertanyaan

diatas adalah dengan menggunakan Semantik, karena

Semantik adalah suatu disiplin ilmu cabang dari ilmu

bahasa (linguistik) yang memfokuskan diri pada kajian

makna. Wilayah kajian semantik hanya pada bahasa

dengan segala unsur dan macamnya, walaupan pada

tingkatan tertentu, ada yang membedakan antara makna

yang menjadi kajian semantik, dan makna yang menjadi

kajian pragmatik. Unsur-unsur yang akan menimbulkan

makna yang di bahas dalam semantik adalah; 1). Tanda

dan lambang, 2). Makna leksikal dan hubungan

referensial, 3). Penamaan (naming). (Fatimah

Djajasudarma, 1999; 21-33 ) Dalam istilah lain, semantik

adalah studi tentang makna (Aminuddin, 2003; 15).

Dengan demikian, semantik adalah suatu ilmu yang

membahas tentang bagaimana memaknai suatu bahasa,

termasuk bahasa (teks) al-Quran.

Pada kesempatan ini, peneliti tidak bermaksud

untuk menggunakan Semantik untuk mencari makna-

Page 8: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

8

makna dari kata-kata yang ada dalam al-Quran. Tetapi,

menggunakan Semantik untuk menganalisis macam

makna, hubungan makna antara kata-kata al-Quran

dengan kata-kata tafsiran, dan logika semantiknya

terhadap makna yang telah di pilih oleh mufassir

Jalaluddin al-Suyuti dalam kitab tafsirnya Tafsir Jalalain.

Hal ini akan bisa dilakukan mengingat Semantik

telah mempunyai teori tentang macam makna,

ketercakupan makna (merdan makna) dan logika

semantiknya itu sendiri (teori-teori tentang makna).

Dengan demikian, dalam hal ini Semantik bisa digunakan

sebagai suatu bagian untuk menganilisis teks tafsir al-

Quran, dalam pengertian untuk menemukan macam

makna, ketercakupan makna dan pemikiran semantiknya

dalam bahasa teks tafsir al-Quran.

Dengan demikian, melihat kenyataan-kenyataan

yang sebagaimana telah disebutkan diatas, inilah yang

melatarbelakangi adanya keinginan peneliti untuk

mengetahui macam makna, hubungan ketercakupan

makna dan pemikiran Semantik dalam Tafsir Jalalain.

Page 9: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

9

B. Rumusan Masalah

Sebagai batasan rumusan masalah yang hendak

diketahui dalam hal ini adalah :

1. Macam makna apa yang digunakan sebagai tafsir

dalam Tafsir Jalalain?

2. Bagaimana hubungan makna antara kata dalam al-

Quran dengan kata tafsiran dalam Tafsir Jalalain?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui macam makna yang digunakan sebagai

tafsir dalam Tafsir Jalalain.

2. Mengetahui hubungan makna dengan kata-kata yang

digunakan sebagai tafsir dalam Tafsir Jalalain

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk dua manfaat, yaitu:

1. Manfaat praktis adalah sebagai pengetahuan ilmiah

yang dapat membantu untuk lebih menjelaskan

macam makna, hubungan ketercakupan makna dan

Page 10: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

10

alasan pemilihannya dalam Tafsir Jalalain yang

merupakan kitab tafsir yang banyak di pakai

dikalangan umat Islam sebagai rujukan tafsir al-

Quran yang cukup sederhana.

2. Manfaat akademis adalah adanya hasil penelitian

dalam penerapan ilmu semantic dalam tafsir al-Quran

yang diharapkan dapat memotivasi munculnya

penelitian lanjutan dalam pengembangan Semantik,

terutama yang berkaitan dengan al-Quran dan

tafsirnya.

E. Kerangka Pemikiran

Semantik adalah cabang sistematik bahasa yang

menyelidiki makna atau arti (di dalam linguistik kedua

istilah ini lazimnya tidak dibedakan. ( J.W.M. Verhar,

1991 : 9). Semantik semula berasal dari bahasa Yunani,

mengandung makna to signify atau memaknai. Sebazgai

istilah teknis, semanti mengandung pengertian “studi

tentang makna” . dengan anggapan bahwa makna

menjadi bagian dari bahasa, maka semantik menjadi

bagian dari linguistik. Seperti halnya bunyi dan tata

Page 11: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

11

bahasa, komponen makna dalam hal ini juga menduduki

tingkatan tertentu. Apabila dalam bahasa komponen

bunyi menepati tingkatan pertama, tata bahasa pada

tingkata kedua, maka komponern makna menempati

tingkatan paling akhir. Hubungan ketiga komponen itu

sesuai dengan kenyataan bahwa; a). Bahasa pada

awalnya merupakan bunyi-bunyi abstrak yang mengacu

kepada adanya lambang-lambang tertentu, b). Lambang-

lambang itu merupakanseperangkat sistem yang

memiliki tatanan dan hubungan tertentu, dan c).

Seperangkat lambang yang memiliki bentuk dan

hubungan itu mengasosiasikan adanya makna tertentu.

(Aminudin, 1985 : 15)

Semantik merupakan ilmu yang sudah cukup tua,

pemikiran tentang semanti sudah dimulai sejak filosop

Aristoteles (384 – 322) SM yang telah memulai

menggunakan istilah “makna” lewat batasan pengertian

kata yang menurut Aristoteles adalah “satua terkecil yang

mengandung makna”. Dalam hal ini Aristoteles juga

telah mengungkapkan bahwa makna kata itu dapat

dibedakan antara makna yang hadir dari dari kata itu

Page 12: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

12

sendiri secara otonom, serta makna yang hadir akibat

terjadinya hubungan gramatikal (Ullman dalam

Aminudin, 1985 : 15).

Pada tahun 1825, seorang berkebangsaan Jerman,

C. Chr. Reisig, mengemukakan konsep baru tentang

grammer yang menurutnya, grammer mempunyai tiga

unsur utama, yaitu; 1). Semasiologi, ilmu tentang tanda,

2). Sitaksis , studi tentang kalimat, serta 3). Etimologi,

studi tentang asal-usul kata sehubungan dengan

perubahan bentuk maupun makna. Pada masa ini istilah

semantik belum digunakan, meskipun studi tentang

makna sudah mulai dilakukan. Karenanya, dalam sejarah

semantik, periode ini oleh Ullman dikategorikan sebagai

periode underground. (Aminudin, 1985 : 16)

Perkembangan semantik terus berkembang dengan

ditandai oleh munculnya karya Michel Breal

berkebangsaan Prancis pada tahun 1883 yang menulis

sebuah artikel yang berjudul Les Lois Intellectualles du

Langage. Breal telah menyebutkan bahwa semantik

sebagai bidang baru dalam keilmuan, tetapi masih belum

bisa dilepaskan dari ilmu-ilmu yang lainnya. Di masa

Page 13: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

13

abad ke – 19 ini, pertumbuhan semantik dikuatkan

adanya karya Breal yang berjudul Essai de Semantique.

(Aminudin, 1985 : 16)

Selanjutnya semantik semakin hangat dibicarakan

sehingga memunculkan tokoh-tokoh terkenal

dalampengembangan semantik, diantaranya; Ferdinan de

Saussure dengan karyanya Cours de Linguistique

Generale (1916) yang memberikan konsep baru dalam

bidang kebahasaan, yaitu; 1). Linguistik pada dasarnya

merupakan studi kebahasaan yang berfokus pada

keberadaan bahasa itu pada waktu tertentu sehingga studi

yang dilaksanakan haruslah menggunakan pendekatan

sinkronis atau studi yang bersifat deskriptif, 2). Bahasa

merupakan gestalt atau suatu totalitas yang didukun oleh

berbagai elemen, yang elemen yang satu dengan yang

lainnya mengelami saling ketergantungan dalam rangkan

membangun keseluruhan. Pandangan kedua ini

merupakan akar pemahaman linguistik struktural.

(Aminudin, 1985 : 17)

Sebagaimana telah disebutkan bahwa semantik

adalah ilmu yang mempalajari makna, pengertian makna

Page 14: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

14

dalam semantik ini dipengaruhi oleh tiga pendekatan

teori tentang makna. Tiga teori ini adalah; 1).

Referensial, 2) Ideasional dan 3). Behavioral. Dalam

pendekatan referensial, makna diartikan sebagai label

yang berada dalam kesadaran manusia untuk menunjuk

dunia luar. Dalam pendekatan ideasional, makna adalah

gambaran gagasan dari suatu bentuk kebahasaan yang

bersifat sewenang-wenang, tetapi meiliki konvensi

sehingga dapat saling dimengerti. Dan menurut

behavioral, makna mesti dipahami dalam peristiwa

ujaran (speech event). Satuan terkecil yang mengandung

makna penuh dari keseluruhan speech event yang

berlangsung dalam speech situation. (Aminudin, 1985 :

17).

Pada prakteknya, untuk mengetahui makna dalam

semantik struktural, ada beberapa teori yang digunakan,

yaitu:

1. Teori medan makna dan kolokasi.

2. Hiponimi dan sinonimi

3. Kontras, oposisi, dan antonimi

4. Polisemi dan homonimi

Page 15: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

15

5. Analisis komponen, dan

6. Perkembangan dan pergeseran makna.

Teori-teori inilah yang akan digunakan untuk

menganalisis penggunakan kata-kata yang dipakai oleh

jalaluddin al-Suyuti dalam kitab Tafsir Jajalain.

Tafsir Jalalain adalah sebuah kitab tafsir al-Quran

yang didalamnya memuat berbagai kata yang satu pihak

berposisi sebagai kata-kata al-Quran, dan pihak lain

berposisi sebagai kata-kata tafsiran dari kata-kata al-

Quran tadi. Yang akan dianalisis dengan teori-teori

semantik, adalah setiap kata atau kalimat yang berposisi

sebagai tafsiran dengan kata atau kalimat yang

ditafsirkan.

Sebagai alat bantu untuk mengetahui makna setiap

kata secara leksikal, akan dipergunakan buku lisan al-

Arab yang merupakan buku kamus bahasa Arab yang

cukup memadai untuk dapat menemukan makna-makna

kata bahasa Arab.

F. Metode Penelitian

Page 16: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

16

Menurut Moch. Ainin (2006 : 10-14), jenis-jenis

penelitian dibedakan atas beberapa tinjaun, yaitu:

1. Berdasarkan fungsi dan tujuan penggunaan hasil

Berdasarkan fungsi dan tujuan penggunaan hasil,

jenis penelitian dibedakam menjadi penelitian dasar

(basic research) dan penelitian terapan (applied

research). Penelitian dasar adalah penelitian yang

diarahkan untuk mengembangkan ilmu, dan penelitian ini

lazim bersifat teoritis, karena dimaksudkan untuk

memverifikasi teori (Huda, 1988) atau untuk menguji

teori (Sukmadinata, 2005). Hasil dari penelitian ini

adalah untuk pengembangan pengetahuan atau untuk

teknologi dasar. Adapun, penelitian terapan adalah suatu

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui praktik atau

penerapan suatu program dilapangan (Huda, 1988). Hasil

penelitian ini dipergunakan untuk keperluan praktis,

seperti untuk membuat kebijakan, perencanaan, dan

perbaikan-perbaikan program pembangunan.

Berdasarkan pembedaan seperti ini, penelitian ini

termasuk kepada penelitian dasar (basic research).

2. Berdasarkan pengukuran dan analisis data

Page 17: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

17

Berdasarkan pengukuran dan analisis data dapat

digolongkan menjadi penelitian kuantitatif dan

kualitatif (Ibnu, et all., 2003). Dalam penelitian

kuantitatif , data dinyatakan dalam bentuk angka dan

dianalisis dengan teknik statistic. Sementara, dalam

penelitian kualitatif, data-data dinyatakan dalam bentuk

verbal dan dianalisis tanpa menggunakan teknik statistik

(Ibnu, et all., 2003). Apabila dalam penelitian kualitatif

ini dihasilkan angka-angka, maka angka-angka ini bukan

sebagai data utama, melainkan sebagai data penunjang.

Dan penelitian ini termasuk kepada kualitatif.

3. Berdasarkan tingkat kedalaman analisis data

penelitian

Dari segi kedalaman analisis datanya, penelitian ini

termasuk kepada penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif adalah suatu penelitian yang anlisis datanya

hanya sampai kepada deskripsi variable satu demi satu

(Ibnu, et all., 2003). Misalnya penelitian tentang

“Analisis Kesalahan Bahasa Arab Tulis Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa.” Penelitian ini lebih

Page 18: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

18

memusatkan kajiannya pada deskripsi (perian) kesalahan

bahasa Arab tulis yang dibuat oleh mahasiswa.

Macam lain dari sisi ini adalah penelitian

eksplanatori, yaitu suatu penelitian yang anlisis datanya

sampai pada menentukan hubungan suatu veriabel

dengan variable lainnya. Misalnya, “Hubungan

Penguasaan Kaidah (Qowai’d) Bahasa Arab dengan

Kemampuan Berbahasa Arab. Variabel yang harus

dihubungkan dalam penelitian ini tidak hanya variable

penguasaan kaidah dengan kemampuan Berbahasa Arab

(membaca, menulis dan berbicara), juga dapat

dihubungkan (hubungan antara kemampuan membaca

dengan kemampuan menulis dan berbicara dan hubungan

kemampuan menulis dengan kemampuan berbicara).

4. Berdasarkan penggunaan sampel dan populasi

Berdasarkan penggunaan sample dan populasi,

penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian

sensus dan penelitian sampel (inferensial) (Ibnu, et all.,

2003). Penelitian sensus adalah penelitian yang datanya

berasal dari semua subyek dalam populasi, tidak hanya

dari sample. Sementara penelitian sample (inferensi)

Page 19: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

19

adalah penelitian yang datanya berasal dari sampel dan

kesimpulannya diberlakukan dagi seluruh populasi yang

diwakili oleh sampel penelitian.

Dan penelitian yang dilaksanakan ini adalah

penelitian yang menggunakan sampel.

5. Berdasarkan rancangan (desain) penelitian

Di lihat dari rancangan (desain) penelitian,

penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian

eksperimental dan non eksperimental. Penelitian

eksperimental adalah penelitian yang subyeknya diberi

perlakuan atau treatmen, kemudian diukur akibat dari

perlakuan itu pada subyek (Ubaidat, et all., 1987 dan

Ibnu, et all., 2003). Dan penelitian non eksperimental

adalah penelitian yang subyeknya tidak diberi perlakuan

(treatment), tetapi diukur sifat-sifatnya (variable)

tertentu.

Berdasarkan kepada jenis-jenis penelitian yang

telah disebutkan diatas, metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah; penelitan dasar,

kualitatif, deskriptif, populasi, dan non eksperimental.

Page 20: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

20

Penelitian kualitatif mempunyai karakteristik

sebagai berikut;

1. Natural setting sebagai sumber data

2. Manusia sebagai instrument

3. Responsif; manusia dapat merasakan respon

4. Bersifat deskriptif

5. Lebih memperhatikan proses dari pada hasil

6. Mudah diterapkan ketika manusia ditempatkan

sebagain instrument

7. Analisis data secara induktif

8. Meaning adalah esensial

9. Desain bersifat sementara

(M. Zaini Hasan, dalam Aminudin (editor) ; 1990 : 11-

18)

G. Langkah-Langkah Penelitian

Menurut Sukmadinata (2005) sebagaimana dikutip

Moch. Ainin (2006 : 17), langkah-langkah penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah

Page 21: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

21

Dalam hal ini yang menjadi sumber masalah adalah

adanya penggunakan kata atau kalimat sebagai tafsir dari

kata atau kalimat yang terdapat dalam ayat-ayat al-Quran

yang terdapat dalam kitab Tafsir Jalalain.

2. Merumuskan dan membatasi masalah

Untuk memastikan ketuntasan pembahasan, masalah

yang sudah diidentifikasi dibatasi dalam hal macam

makna, ketercakupan dan macam pemikiran semantisnya.

3. Melakukan Studi Kepustakaan

Untuk memastikan keutuhan dan kemurnian

penelitian, dilakukan studi pustaka dengan kenyataan

bahwa belum ada sebuah penelitian yang memfokuskan

pada kajian Semantik dalam tafsir al-Quran.

4. Merumuskan hipotesis dan pertanyaan penelitian

Penelitian ini berawal dari sebuah hipotesis bahwa

setiap kata yang digunakan dalam sebuah bahasa tulis

dalam konteks komunikasi memastikan mempunyai

makna. Makna yang maksud dalam hal ini adalah sebuah

tafsir al-Quran. Makna yang dimaksud dengan tafsir al-

Quran ini diwujudkan dalam sebuah kata atau kalimat,

Page 22: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

22

maka antara kata yang ada dalam tafsir dengan kata yang

ditafsirkan memastikan mempunyai hubungan makna.

5. Menentukan desain dan metode penelitian

Penelitian ini di desain dalam wujud deskripsi yang

memuat analisis tentang hubungan semantic antara kata

yang menjadi tafsir dengan kata yang titafsirkan dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif.

6. Menyusun instrument dan mengumpulkan data

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pengamatan langsung terhadap data yang telah

ditetapkan. Yang telah ditetapkan menjadi sumber data

dalam dalam penelitian ini adalah kitab Tafsir Jalalen

dengan sampel surat al-Baqarah. Surat al-Baqarah ini

dipilih dengan alasan bahwa surat al-Baqarah sebagai

surat yang termasuk kepada tujuh surat yang panjang dan

terletak pada bagian depan dalam al-Quran.

7. Menganalisis data dan menyajikan hasil

Data yang diamati, kemudian diklasifikasi dalam

bentuk tafsir kata dengan kata, kata dengan kalimat,

kalimat dengan kalimat dan kalimat dengan kata. Hasil

klasifikasi ini dianalisis dengan menggunakan ilmu

Page 23: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

23

semantik, yang kemudian disajikan dalam sebuah

deskripsi hasil penelitian.

8. Menginterpretasikan temuan, membuat kesimpulan

dan rekomendasi

Setelah analisis dilakukan, pada bagian akhir adalah

mengiterpretasikan hasil temuan dari macam makna yang

digunakan, ketercakupan makna, dan bentuk pemikiran

semantiknya. Kemudian dituangkan dalam sebuah

kesimpulan, kemudian membuat rekomendasi kepada

pihak-pihak terkait dengan hasil penelitian ini.

H. Sistematika Penulisan

Deskripsi penelitian ini akan dituangkan dalam lima

bab dengan rincian sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang memuat latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode

penelitian, langkah-langkah penelitian dan sistematika

penulisan

Page 24: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

24

Bab II merupakan landasan teori tentang semantik,

biografi Jalaluddin al-Suyuthi dan Tafsir Jalalain. Dalam

bab ini dideskripsikan tentang pengertian semantik, objek

kajian semantik, sosok Jalaluddin al-Suyuthi, dan data

objektif Tafsir Jalalain.

Bab III merupakan data deskripsi analisis penelitian

tentang macama makna, hubungan makna dan alasan

pemilihan makna yang dilakukan oleh Jalaluddin al-

Suyuthi dalam Tafsir Jalalain sebagai upaya menafsirkan

kata-kata dalam al-Quran.

Bab IV merupakan penutup yang berisikan

kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian ini.

BAB II

SEMANTIK, JALALUDDIN AL-SUYUTHI

DAN TAFSIR JALALAIN

A. Semantik

Semantik adalah satu nama disiplin ilmu yang

membahas tentang makna. Kata Semantik dalam bahasa

Indonesia berasal dari bahasa Inggris semantics yang

Page 25: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

25

mempunyai arti “tanda”. Dengan alasan ini, istilah

Semantik dipakai oleh para ahli bahasa untuk menyebut

bagian dari ilmu bahasa yang fokus pada mempelajari

makna. Bagian lain yang juga termasuk kepada bagian

ilmu bahasa adalah Fonologi, dan Sintaksis.

Istilah Semantik mulai muncul pada tahun 1984.

Pada tahun ini, organisasi Filologi Amerika meluncurkan

sebuah artikel yang berjudul Reflected Meaning : A poin

in Semantics. Dengan kemunculan artikel ini, Semantik

kemudian menjadi bahan pembicaraan yang kemudian

berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu yang khusus

mempelajari makna.(Fatimah Djayasudarma, 1999: 1)

Dalam arti luas, Semantik dapat mencakup bidang

yang lebih luas dari sekedar struktur dan fungsi bahasa.

Tetapi dalam arti sempit, Semantik mempunyai ruang

lingkup dalam mempelajari makna dalam unsur-unsur

lingusitik saja: kata, frase, klausa, kalimat dan wacana,

atau dalam istilah keilmuannya disebut dengan fonologi,

morfologi, sintaksis, dan wacana bahkan teks.

Makna menjadi perhatian khusus dalam Semantik,

karena makna menjadi penghubung antara bahasa dengan

Page 26: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

26

dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakainya

sehingga dapat saling mengerti.

Mempelajari Semantik pada dasarnya adalah

mempelajari kondisi saling mengerti diantara para

pemakai bahasa, baik dalam pemilihan kata, pemilihan

struktur bahasa.

Dalam Semantik, ada empat aspek makna yang tidak

bisa diabaikan dalam menentukan makna suatu bahasa.

Keempat aspek itu adalah:

1. Aspek pengertian (sense)

2. Aspek perasaan (feeling)

3. Aspek nada (tone)

4. Aspek tujuan (intension)

(Fatimah Djayasudarma, 1999: 2)

Dalam pembagian sederhana, makna dalam

Semantik dibedakan menjadi dua belas macam, yaitu :

1. Makna Sempit (spesifik). Adalah makna yang

dimiliki oleh suatu leksikon yang menunjuk kepada

suatu referensi secara spesifik. Seperti “kuda”

bermakna spesifik sebagai seekor binatang yang

berbeda dengan binatang lainnya.

Page 27: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

27

2. Makna Luas (generik). Adalah makna yang dapat

mencakup beberapa makna yang spesifik. Seperti

“binatang” dapat bermakna luas karena dapat

mencakup referensi seluruh kelompok binatang.

3. Makna Kognitif. Adalah makna yang menunjukkan

adanya hubungan dengan dunia kenyataan. Makna

kognitif disebut juga makna deskriptif atau makna

denotatif. Makna kognitif adalah makna sebenarnya,

tanpa dihubungkan dengan hal-hal lain secara

asosiatif.

4. Makna Konotatif dan Emotif. Adalah makna yang

mauncul akibat adanya asosiasi perasaan penerima

bahasa terhadap apa yang diucapkan atau apa yang

didengar. Bisa dikatakan bahwa makna konotatif ini

sebagian kebalikan dari makna kognitif atau makna

denotatif.

5. Makna Referensial. Adalah makna yang

berhubungan langsung dengan kenyataan atau

referen (acuan). Makna referensial ini juga bisa

disebut makna kognitif, karena memiliki acuan.

Makna referensial memilki hubungan dengan konsep

Page 28: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

28

tentang sesuatu yang telah disepakati bersama oleh

pemakai bahasa.

6. Makna Konstruksi. Adalah makna yang muncul dari

konstruksi suatu bahasa. Makna ini tidak berasal dari

suatu kata dalam bahasa itu, tetapi dari konstruksi

bahasa tersebut. Diantara makna yang termasuk

kepada kelompok makna konstruksi ini adalah

makna milik. Seperti dalam sebuah konstruksi “ ini

buku saya”. Kontruksi ini memberi makna bahwa

buku ini adalah milik saya.

7. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Makna leksikal adalah makna yang dimiliki oleh

unsur-unsur bahasa secara tersendiri, lepas dari

konteks. Makna leksikal ini juga bisa disebut makna

kamus, karena makna ini biasanya sudah

dihidangkan dalam kamus.

Sementara makna gramatikan adalah makna yang

menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna

yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah

Page 29: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

29

kata di dalam kalimat. Makna gramatikal bisa

dikatakan sebagai perkembangan dari makna

leksikal, karena suatu leksikon beroperasi pada

sebuah gramatika bahasa.

8. Makna Idesional

Makna Idesional adalah makna yang muncul sebagai

akibat penggunaan kata yang berkonsep. Seperti kata

“demokrasi.” Makna kata ini bisa didapat didalam

kamus, tetapi juga harus diperhatikan hubungannya

dengan unsur lain dalam pemakaian kata tersebut,

kamudian ditentukan konsep yang menjadi ide kata

tersebut.

9. Makna Proposisi

Adalah makna yang muncul bila kita membatasi

pengertian tentang sesuatu. Makna kata seperti

sering didapati dalam bidang matematika, atau

eksakta secara keseluruhan. Seperti kata “sudut siku-

siku” dalam matematika mempunyai makna

proposisinya adalah sembilan puluh derajat (90o).

10. Makna Pusat

Page 30: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

30

Adalah makna yang dimiliki setiap kata yang

menjadi inti ujaran. Setiap ujaran (klausa, kalimat,

wacana) memiliki makna yang menjadi pusat (inti)

pembicaraan.

11. Makna Piktorial

Makna piktorial adalah makna suatu kata yang

berhubungan dengan perasaan pendengar atau

pembaca.

12. Makna Idiomatik

Adalah makna leksikal yang terbentuk dari beberapa

kata. Kata yang disusun dengan kombinasi kata lain

dapat pula menghasilkan makna yang berlainan.

Pada proses analisis model pemikiran semantik

Jalaluddin al-Suyuthi dalam Tafsri Jalalain, jenis-jenis

makna yang telah disebutkan tadi menjadi hal yang

dipertimbangkan dalam menentukan alasan pemilihan

makna yang dilakukan oleh Jalaluddin al-Suyuthi dalam

Tafsir Jalalain.

B. Jalaluddin al-Suyuthi

Page 31: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

31

Jalaluddin al-Suyuthi mempunyai nama lengkap

Abd Al Rahman bin al-Kamal Abi Bakr Muhammad bin

Sabiq al-Din bin al-Fakhr ‘Utsman bin Nadzir al-Din

Muhammad bin Saep al-Din khadlor bin Najm al-Din

Abi shalah Ayyub bin Nasir al-Din Muhammad bin al-

Syaikh Hammam al-Din al-Hammami al-Khudloiri al-

Asyuthi. Nama nisbat al-Suyuti dianugrahkan kepadanya

sebagai rasa cinta kampung kelahirannya yang bernama

Asyut di daerah Mesir. (Jalaluddin al-Suyuthi, 1996:3)

Salah satu kakeknya membangun suatu sekolah di

situ dan uangnya banyak didermakan untuk kepentingan

sekolah tersebut. Ayah Jalaluddin al-Suyuthi bernama Al

Kamaal, juga dilahirkan di Asyut, sehingga Jalàluddin al-

Suyuthi memang lebih pantas untuk menggunakan

nisbah al-Suyuthi.

Kakek keduanya adalah seorang pemimpin

harismatik dan ahli fiqh dalam madzhab Syafi’i. Ketika

ayahnya mati, Al Kamaal Ibn Al Hamaam, satu satunya

generasi yang mendapat kepercayaan untuk melanjutkan

harismatik kakek serta ayahnya adalah Jalaluddin al-

Suyuthi.

Page 32: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

32

Jalaluddin al-Suyuthi dilahirkan di Kairo Mesir

pada bulan Rajab tahun 849 H yang bertepatan dengan

1445 M. Baru usia lima tahun, Jalaluddin al-Suyuthi

terpaksa menjadi seorang yatim karena ditinggalkan

ayahnya untuk selama-lamanya. Namun kondisi sebagai

seorang anak yatim tidak menjadikannya mengeluh dan

putus asa, bahkan ia rajin menghapal al-Quran, sehingga

tiga tahun kemudian (pada usia 8 tahun) ia sudah hafal

al-Quran dengan baik. Keseriusan Jalaluddin al-Suyuthi

untuk mempelajari ilmu-ilmu agama semakin kuat. Ia

kemudian menghapal al-Umdah, Minhaaj Al-Fiqh wal

Usul dan Al-fiyyah Ibn Malik, sehingga pada usia 15

tahun ia sudah menguasai kitab-kitab yang dihafalknnya

dan sudah matang dalam persiapannya untuk

mempelajari ilmu-ilmu agama secara lebih luas.

Jalaluddin al-Suyuthi banyak mempelajari fiqh dan

ilmu nahwu dari banyak guru. Salah satu kajian fiqh yang

ia geluti adalah tentang warisan, sehingga Shaikh

Shihabuddin Al-Shaar Masaahe mengatakan, bahwa

orang yang paling dipercaya dalam hal fiqh mawaris

pada waktu itu hanyalah Jalaluddin al-Suyuthi.

Page 33: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

33

Di bawah bimbingan Ilmuddin al-Balqini,

Jalaluddin al-Suyuti terus menekuni bidang fiqh, hingga

pada tahun 876 H, atas rekomendasi Ilmuddin al-

Baliqini, Jalaluddin al-Suyuthi menjadi seorang mufti

yang berhak memberikan fatwa terhadap permasalah fiqh

pada waktu itu. Speninggal Ilmuddin al-Balqini (878 H),

Jalaluddin kemudian berguru kepada Syaikh Sharafuddin

al-Manawi untuk terus menekuni fiqh dan tafsir.

Di bawah bimbingan Syaikh Sharafuddin al-

Manawi, Jalaluddin al-Suyuthi terus mengalami

perkembangan. Syaikh Sharafuddin al-Manawi adalah

kakek dari Abdurrauf al-Manawi yang mengarang kitab

Faid al-Qadir yang merupakan kitab penjelasan terhadap

Jami al-Shagir karya Jalaluddin al-Suyuthi.

Jalaluddin al-Suyuthi juga mempelajari Ilmu Hadits

dan Ilmu Bahasa di bawah bimbingan Imam Taqiyuddin

al-Shumni al-Hanafi. Kemudian, Jalaluddin al-Suyuthi

juga belajar Tafsir, Ushul Fiqh dan al-Maani di bawah

bimbingan al-Kafiji selama 14 tahun, hingga

mendapatkan ijazah dan otoritas untuk mengajar

keagamaan.

Page 34: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

34

Begitu rajinnya Jalaluddin al-Suyuthi, ia

menghitung guru-guru yang memberikan ilmu

kepadanya. Dalam perhitungannya, yang telah menjadi

guru dalam segala pembelajarannya mencapai 150 orang

guru. Semua guru ini ia tuluskan dalam salah satu

bukunya yang diberi judul al-Husn al-Muhadlarah.

Selama hidupnya, Jalaluddin al-Suyuthi telah

melakukan perjalanan dan singga di beberapa tempat ke

Syam, Hizaz, Yaman dan Maroko. Dan di akhir

hayatnya, ia kembali lagi ke kampung halamannya di

Mesir.

Jalaluddin al-Suyuthi adalah seorang yang rendah

hati, baik, saleh dan tentunya dia sangat takut kepada

Allah. Dia merasa cukup dengan makanan yang bergizi

yang ia dapat dengan hasul jerih payahnya dalam dunia

pendidikan. Dia tidak pernah melihat orang-orang yang

ada disekelilingnya yang lebih kaya darinya. Dalam suatu

saat, dia mengambil sikap untuk menjauhkan diri dari

keramaian orang. Pada saat ini, banyak para pejabat yang

memberikan hadiah kepadanya, tetapi ia menolaknya.

Page 35: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

35

Dalam karirnya hidupnya, ada beberapa jabatan

yang telah dilaluinya. Dia pernah menjadi guru bahasa

Arab pada tahun 866 H, kemudian menjadi mufti pada

tahun 876 kemudian menjadi dosen naskah Hadits pada

Universitas Ibnu Tulun.

Jalaluddin adalah termasuk seorang penulis yang

giat. Banyak karya tulis yang telah banyak dibaca orang,

baik di Mesir sendiri maupun di luar Mesir. Bukunya

yang pertama ia tulis adalah Sharh al-Iti’adzah wa al-

Basmalah pada tahun 866 H yang pada waktu itu dia

baru berusia 17 tahun. Selama hidupnya, ia telah

menyelasaikan 500 judul karya tulisnya, namun yang ia

sebutkan dalam buku kumpulan karya tulisnya al-Husn

al-Muhadlarah terdapat sekitar 282 judul karya

(Jalaluddin al-Suyuthi, 1996: 19). Dari sekian karyanya

yang banyak ini, ada sekitar 11 judul buku yang tenar dan

menumental, yaitu :

1. Tafsir Jalalain (yang ditulisnya dengan Jalaluddin

al-Mahalli) dalam bidang Tafsir al-Quran

2. Al-Jami al-Kabir dalam bidang Hadits

3. Al-jami al-Shagir dalam bidang Hadits

Page 36: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

36

4. Al-Durr al-Mantsur Fi al-tafsir bi al-Ma’tsur dalam

bidang tafsir al-Quran

5. Al-Fiyyah al-Hadits dalam bidang Ilmu Hadits

6. Tadrib al-Rawi dalam bidang Ilmu Hadits

7. Tarikh al-Khulafa dalam bidang sejarah

8. Al-Khualafa al-Rasyidun dalam bidang sejarah

9. Thabaqat al-Huffadz dalam bidang biografi

10. Khasais al-Kubra dalam bidang sejarah

11. Al-Muzhir dalam bidang Ilmu Bahasa

Setelah menebarkan sekian banyak ilmu selama

hidupnya, Jalaluddin al-Suyuti dipanggil Sang Pencipta

setelah melewati sakit selama tujuh hari. Ia wafat pada

bulan Jumadil Awwal tahun 911 H.

C. Tafsir Jalalain

Tasir Jalalain adalah satu dari sekian tafsir al-

Quran yang mudah ditemukan di Indonesia. Bahkan,

Tafsir Jalalen adalah kitab tafsir yang ditempatkan

sebagai kitab pertama yang dibaca dan di kaji oleh para

santri yang telah menginjak kajiannya pada bidang tafsir

al-Quran di setiap pesantren.

Page 37: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

37

Tafsir Jalalain adalah suatu kitab tafsir al-Quran

yang termasuk kepada kelompok tafsir yang diterbitkan

pada ke-9 dan ke-10 Hijriyah. Pada dua abad ini,

setidaknya enam kitab tafsir yang diterbitkan, dan enam

kitab diantaranya adalah merupakan karya Jalaluddin al-

Suyuthi (911 H). Keenam kitab tafsir itu adalah:

1. Tanwirul Miqyas min Tafsir Ibnu Abbas. Karya Thahir

Muhammad ibn Yakub al-Fairuzabady (817 H).

2. Al-Jalalain. Karya Jalaluddin al-Mahally dan

Jalaluddin al-Suyuthi (911 H).

3. Tarjuman al-Quran. Karya Jalaluddin al-Suyuthi (911

H).

4. Al Durrul Mantsur Mukhtashar Tarjuman al-Quran.

Karya Jalaluddin al-Suyuthi (911 H)

5. Al-Iklil fi Istinbat al-Tanzil. Karya Jalaluddin al-

Suyuthi (911 H)

6. Al-Siraj al-Munir. Karya al-Khatib al-Syarbiny (977

H).

(M. Hasby Ash-Shiddiqi, 1954: 237)

Tafsir Jalalain ditulis oleh dua orang penulis:

Jalaluddin al-Mahally dan Jalaluddin al-Suyuthi. Namun,

Page 38: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

38

tidak didapatkan informasi yang jelas, sampai dimana

pembagian pekerjaan kedua mufassir ini. Yang ada

adalah bahwa bagian awal ditulis oleh Jalaluddin al-

Mahally, dan sisanya dilanjutkan oleh Jalaluddin al-

Suyuthi.

Tafsir Jalalain termasuk kerpada kelompok tafsir

bira’yi. Hal ini dicirikan dengan banyak cara

menafsirkan kata-kata dalam al-Quran dengan memberi

kata-kata lain yang maknanya semakna atau berdekatan

maknanya dengan yang disebutkan dalam al-Quran.

Pemilihan kata-kata yang dijadikannya sebagai bahasa

tafsir itu, tidak berdasarkan kepada dalil naqli, tetapi

didasarkan kepada pertimbangan akal (ra’yu). Karenya,

tafsir Jalalain ini secara umum dikategorikan sebagai

tafsir bi al-ra’yu,

Karena Tafsir Jalalain ini sebagai tafsir bi al-ra’yu,

maka dalam salah satu pendekatan, aspek ra’yu nya

dalam tafsir ini bias menjadi objek penelitian. Dan dalam

kesempatan ini, peneliti menggunakan pendekatan

Semantik untuk menganalisis macam makna, hubungan

Page 39: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

39

makna dan pertimbangan mufassir dalam pemilihan

maknanya.

BAB III

MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK

JALALUDDIN AL-SUYUTHI

DALAM TAFSIR JALALAIN

A. Sampel Tafsir

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa

Tafsir Jalalain ditulis oleh dua orang penulis, yaitu

Jalaluddin al-Mahally dan Jalaluddin al-Suyuthi. Dan

yang menjadi objek penelitian ini bibatasi pada Tafsir

Page 40: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

40

Jalalain karya Jalaluddin al-Suyuthi yang merupakan

bagian akhir dari tafsir tersebut. Dari bagian akhir Tafsir

Jalalain ini diambil sebuah sampel yang dapat

merefresentasikan tafsir dari hasil tulisan Jalaluddin al-

Suyuthi. Sampel ini adalah Surat ‘An-Naba.

Surat an-Naba adalah surat yang ke-78 dari 114

surat dalam al-Quran. Surat an-Naba juga merupakan

surat pertama pada juz yang terakhir (juz ke-30) dalam

al-Quran.

Secara harfiah, An-Naba artinya berita besar. Kata

“an-Naba” dalam surat ini terdapat pada ayat ke-2,

sehingga dengan adaanya kata “an-Naba” ini, surat ini

dinamai Surat an-Naba. Surat an-Naba terdiri dari 40

ayat. Surat ini tergolong kepada surat Makiyyah yang

diturunkan setelah surat al-Ma’arij.

Isi pokok dari surat ini adalah tentang

pengingkaran orang-orang musyrik terhadap adanya hari

kebangkitan dan sekaligus ancaman Allah terhadap sikap

mereka yang mengingkari hari kebangkitan; Juga tentang

kekuasaan-kekuasaan Allah yang terlihat dalam alam

semesta ini sebagi bukti akan adanya hari kebangkitan;

Page 41: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

41

peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari kebangkitan;

azab yang diterima oleh orang-orang yang mendustakan

ayat-ayat Allah; serta kebahagiaan yang akan diterima

orang-orang mukmin di hari kiamat; dan penyesalan

orang-orang kafir di hari kiamat.

B. Model Metode Tafsir

Secara umum, metode tafsir yang digunakan oleh

Jalaluddin al-Suyuthi dalam Tafsir Jalalain ini adalah

tafsir bi al-ra’yi, artinya menafsirkan al-Quran

berdasarkan pada ra’yu (pemikiran). Metode seperti ini

secara khusus dalam surat an-Naba diturunkan kedalam

teknis penafsirannya menjadi tiga cara, yaitu :

1. Memberi penafsiran untuk memperjelas ayat yang

kalimatnya terlalu singkat, atau struktur bahasanya

rumit. Seperti menafsirkan kata ‘amma’ ( عم ) pada

ayat pertama surat an-Naba dengan عن أي شیئ .

2. Memberi penafsiran untuk menafsirkan suatu kata

yang terdapat dalam suatu ayat. Seperti kata مھاد

Page 42: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

42

pada ayat ke-6 pada surat an-naba yang difasirkan

dengan kata فراش 3. Memberi penafsiran untuk memperjelas struktur

kalimat dari segi kaidah bahasanya. Seperti kata م ثمون عل سی yang diberi katakata penasiran dengan كال

لإلیذان بأن الوعید الثاني » ثم«تأكید وجيء فیھ ب .أشد من األول

Dari tiga cara penafsiran seperti disebutkan diatas,

dalam penelitian ini yang akan menjadi focus

penelitiannya pada cara penafsiran yang kedua, yaitu

memberi penafsiran dengan cara memberikan kata lain

dari suatu kata yang terdapat dalam al-Quran

C. Analisis Macam Makna

Pada ayat pertama dari surat an-Naba, yaitu عم ون تساءل Jalaluddin al-Suyuthi memilih dua macam , ی

makna dalam memberikan penafsirannya. Pada kata عم , Jalaluddin al-Suyuthi memberi penafsiran dengan kata

Page 43: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

43

أي شیئ عن . Kalau melihat arti dari kedua kata ini (kata

dalam al-Quran dan kata dalam tafsirnya). Kata عم dalam al-Quran merupakan gabungan dari dua kata, yaitu

,Dalam makna denotative (makna kamus) .ما dan عن

kata عن mempunyai arti “dari” , dan kata ما mempunyai

arti “sesuatu” .

Memperhatikan cara penafsiran Jalaluddin al-

Suyuthi pada ayat pertama surat an-Naba ini, ketika kata

“amma” ( عم ) ditafsirkan dengan kata “an ayyi syain” (

شیئ يعن أ ) adalah memberikan penafsiran dengan

makna makna denotative, yaitu makna yang terdapat

dalam kamus.

Cara seperti ini banyak dilakukan oleh Jalaluddin al

Suyuthi untuk menafsirkan kata-kata yang terdapat pada

ayat 1,7,9,16,18,19,20,21,22,23,24,25,32,33,35 dan 39

dalam surat an-Naba ini. Khusus pada ayat ke-39, ada

dua cara yang dipilih oleh Jalaluddin al-Suyuthi untuk

menafsir dua kata yang berbeda pada ayat itu, yaitu

Page 44: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

44

“yaum al-haq”( یوم الحق ) dan “maaba” ( مأبا ). Kata

ابت وقوعھ وھو یوم الث ”ditafsirkan dengan یوم الحق terjemahnya :“yang kejadiaannya pasti adanya) “ القیامة

yaitu hari kiamat”). Dan kata “مأبا “ ditafsirkan dengan

kata “marja’a” ( مرجعا ) yang arti dalam bahasa

Indonesianya adalah “tempat kembali”.

Kata “ یوم الحق “ dalam al-Quran ditafsirkan

dengan ” یوم القیامة”. Cara seperti ini adalah cara

memberi makna dengan medan makna. Kata “al-Haq”

dalam “yaum al-Haq” mempunyai makna denotative

“kebenaran” atau “ketepatan”. Makna ini adalah makna

luas (generik). Di dalam makna “kebenaran” atau

“ketepatan” terdapat makna “benar/tepat waktu”,

“benar/tepat tempat”, “benar/tepat kejadian” dan yang

lainnya. Maka pemberian penafsiran “hari kiamat”

terhadap “hari kebenaran” adalah memberi makna

spesifik dari suatu makna yang luas. Apakah mungkin

ada makna lain dari “yaum al-Haq” selain dari “hari

Page 45: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

45

kiamat” ? jawabannya sangat mungkin, tetapi makna ini

dipilih karena ada alasan lain yang mendukung kearah

ini, yaitu konteks tema dari surat an-Naba yang secara

umum isi pokok kandungannya adalah tentang bantahan

atas keraguan kaum kafir Quraisy terhadap hari

kebangkitan.

Masih pada ayat ke-39, Jalaluddin al-Suyuthi

menafsirkan kata “ma’aba” dengan kata “marja’a.”

Antara kata “ma’aba” dengan kata “marja’a”

mempunyai makna yang sama dan pola kata yang sama,

sehingga kata “ma’aba” dengan kata “marja’a” bersifat

sinonim, yaitu dua kata yang mempunyai arti yang sama.

Berbeda dengan pada kata berikutnya, yaitu pada

kata تسألونی , Jalaluddin al-Suyuthi memberi penafsiran

dengan بعض قریش بعضا یسأل . Pada kata یتسألون terdapat kata ganti (dlamir) “hum” ( ھم ) yang

tersembunyi yang mempunyai arti “mereka”. Kata ganti

yang menunjuk kepada “mereka” ini dalam al-Quran

Page 46: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

46

ditafsirkan dengan kata “بعض قریش بعضا “ yang

berarti “sebagian Quraisy dengan Quraisy yang lainnya”.

Ketika Jalaluddin al-Suyuthi menafsirkan kata ganti

“hum” (mereka) dengan kata “ba’du qurays ba’da”

(sebagian Quraisy dengan Quraisy lainnya)¸ sudah

menggunakan makna referensial. Kata ganti “hum”

mereferensi kepada orang-orang Quraisy pada waktu al-

Quran (khususnya ayat pertama surat an-Naba ini)

diturunkan. Referen ini didukung oleh adanya kenyataan

bahwa surat an-Naba termasuk kepada surat Makiyyah

dalam pengertian surat yang diturunkan di Makkah. Dan

orang-orang Quraisy adalah salah satu kabilah yang ada

di kota Makkah.

Makna referensial juga digunakan oleh Jalaluddin

al-Suyuthi dalam menafsirkan ayat kedua yang

berbunyi Kata-kata dalam ayat ini . عن النبإ العظیم

ditafsirkan oleh Jalaluddin al-Suyuthi dengan kata-kata

sebagai berikut : بھ النبي صلى هللا علیھ وھو ما جاء

Page 47: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

47

-Jika kata .وسلم من القرآن المشتمل على البعث وغیره

kata ini diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, kata-

kata dalam al-Quran-nya sebagai berikut : “dari berita

yang agung”, kemudian ditafsirkan menjadi “adalah

sesuatu yang dibawa oleh Muhammad SAW, yaitu al-

Quran yang mencakup berita kebangkitan dan yang

lainnya”. Ketika kata “berita yang agung” ditafsirkan

menjadi “al-Quran”, dalam pandangan semantic, berarti

Jalaluddin al-Suyuthi mengambil makna referensial

untuk memberi makna “berita yang agung”. Secara

referensial, berita yang agung yang berkaitan dengan

Muhammad sebagai rasul adalah al-Quran. Cara

Jalaluddin al-Suyuthi memberi makna dengan makna

referensial juga terdapat dalam menafsirkan kata-kata al-

Quran yang terdapat pada ayat 2,3,4,5,30,34,38 dan 40.

Macam makna lain yang yang digunakan oleh

Jalaluddin al-Suyuthi dalam menafsirkan al-Quran ini

adalah dengan makna idesional atau makna konseptual.

Page 48: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

48

Macam makna seperti ini terdapat dalam menafsirkan

kata-kata al-Quran yang terdapat pada ayat 8,14 dan 17.

Pada ayat ke-8 ada satu kata yang ditafsirkan dengan

makna konseptual, yaitu kata “azwaja” ( اجاوأز ) yang

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi

“berpasangan”. Kata “azwaja” ini ditafsirkan dengan kata

“dzukur wa inats”( ذكورا و إناثا ) yang diterjemahkan

kedalam bahasa Indonesia “laki-laki dan perempuan”.

Kata “laki-laki dan perempuan” sebagai penafsiran dari

kata “berpasangan” adalah merupakan makna konseptual.

Sehingga kalau ditanyakan “apa itu berpasangan?”, bisa

dijawab dengan “laki-laki dan perempuan”.

Macam makna yang lain adalah makna gramatikal.

Macam makna ini digunakan dalam menafsirkan kata-

kata pada ayat 11,12,13,27,36 dan 37. Pada ayat ke-11

diantaranya, Jalaluddin al-Suyuthi menafsirkan kata

“ma’asya” ( معاشا ) dengan “waqtan lil ma’ayisy” ( وقتا Dalam gramatika bahasa Arab, kata .( للمعایش

“ma’asya” ( معاشا ) adalah bentuk isim zaman ( اسم yang dalam terjemahan ( عیش ) ”dari kata “’aisy (الزمان

Page 49: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

49

bahasa Indonesianya “kehidupan”. Yang dimaksud

dengan isim zaman adalah suatu bentuk kata benda yang

menunjukkan kepada arti waktu. Maka, dalam proses

gramatika seperti ini, adalah makna gramatika ketika kata

“ma’asya” ditafsirkan menjadi “waqtan lil ma’ayisy”

dengan terjemahan “waktu untuk mencari kehidupan”.

Makna yang lain yang juga digunakan oleh

Jalaluddin al-Suyuthi dalam tafsirnya adalam makna

sempit. Makna ini dipilihnya dalam menafsirkan ayat ke-

15 dan 29. Pada ayat ke-15, Jalaluddin al-Suyuthi

menafsirkan kata “habba” ( حبا ) dengan “ka al-hinthoh”

-dengan “ ka al ( نباتا ) ”dan kata “nabata ( كالحنطة )

tin”( كالتین ).

Dalam terjemahannya bahasa Indonesianya, kata

“habba” diterjemahkan dengan “biji”, dan kata “hinthoh”

diterjemahkan dengan “biji gandum”. Pada dasarnya,

kata “habba” (biji) adalah kata yang mempunyai makna

luas (generik) yaitu semua kelompok biji-bijian. Adapun

kata “hinthoh” (biji gandum) adalah kata yang

mempunyai makna sempit (spesifik), yaitu biji gandum.

Page 50: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

50

Jadi, cara member penafsiran dengan kata “biji gandum”

terhadap kata “biji-bijian” adalah dengan memilih makna

sempit (spesifik) dari makna yang luas (generik).

Begitu juga pada kata “nabata” yang ditafsirkan

dengan kata “ al-tin”. Pada dasarnya, kata “nabata”

adalah kata yang mempunyai makna luas, yaitu “tumbuh-

tumbuhan”, sementara kata “al-tin” hanya spesifik sautu

macam tumbuhan yang bernama al-tin. Cara ini sama

dengan cara ketika Jalaluddin al-Suyuthi menafsirkan

kata “biji-bijian” dengan “biji gandum”, yaitu memberi

makna sempit terhadap makna yang luas.

D. Analisis Hubungan Makna

Pada macam makna kognitif atau makna

denotative, seperti yang digunakan oleh Jalaluddin al-

Suyuthi untuk menafsirkan ayat

1,7,9,16,18,19,20,21,22,23,24,25,32,33,35, dan 39,

hubungan maknanya secara keseluruhan bersifat sinonim

(murodif). Artinya, kata-kata yang digunakan sebagai

tafsir mempunyai makna yang sama dengan kata-kata

Page 51: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

51

dalam al-Qurannya. Dalam hal ini, makna yang

terkandung dalam kata-kata al-Quran bisa tercakup oleh

kata-kata dalam tafsirnya. Hubungan antar dua kata

seperti ini membentuk hubungan sinonim, yaitu kata-kata

yang berbeda tetapi mempunyai makna yang sama.

Pada pemilihan makna referensial, hubungan

makna antara kata dalam al-Quran dengan kata-kata

dalam tafsirnya bersifat subjektif. Artinya, bahwa

pemilihan referensi yang ditunjuk oleh kata-kata dalam

al-Quran tergantung kepada konteks penerima dan situasi

kata-kata itu disampaikan, sehingga sangat mungkin

terjadi ada referensi lain dari kata-kata tersebut apabila

kata-kata itu diterima oleh konteks penerima dan situasi

yang berbeda.

Pada makna konseptual yang dipilih oleh

Jalaluddin al-Suyuthi untuk manafsirkan ayat 8, terdapat

hubungan pembatasan. Makna konseptual adalah makna

yang muncul diakibatkan karena suatu kata yang

mempunyai konsep. Pada ayat 8 ini, kata yang

mempunyai makna konseptual adalah kata

“berpasangan”. Dan kata “berpasangan” ini oleh

Page 52: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

52

Jalaluddin al-Suyuthi didefiniskan sebagai pasangan

lelaki dan perempuan. Pasangan lelaki dan perempuan ini

hanya merupakan pembatasan dari makna pasangan,

yang sangat mungkin ada pasangan-pasangan lainnya.

Hubungan makna gramatikal adalah bersifat

kesemestian. Karena proses gramatika bahasa adalah sifat

alamiahnya suatu bahasa yang sudah mempunyai kaidah

yang baku dalam suatu bahasa. Seperti tafsiran dari kata

“ma’asya” ( معاشا ) yang merupakan bentuk kata isim

zaman ( اسم الزمان ), dengan kata “waqtun lil ma’ayisy”

adalah hubungan makna kesemestian ( وقت للمعایش )

karena proses perubahan pola kata.

Adapun hubungan makna luas dengan makna

sempit seperti yang dipakai oleh mufassir (Jalaluddin al-

Suyuthi) dalam menafsirkan ayat ke-15 dalam surat an-

Naba ini, bersifat memberikan contoh. Artinya, ketika al-

Quran menyebutkan “biji-bijian”, sebagai salah satu

contoh dari biji-bijian itu adalah gandum. Juga, ketika al-

Quran menyebut “tanaman”, sebagai contoh dari tanaman

Page 53: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

53

adalah al-tin. Makna yang dipilih dalam penafsiran

seperti ini tidak membatasi keluasan makna kata yang

ada dalam al-Qurannya, sehingga sangat mungkin justru

makna itu mencakup semua makna yang terkandung

dalam keluasan makna kata tersebut.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan analisis terhadap objek

penelitian, sebagai kesimpulan dari hasil penelitian ini

dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Macam makna yang digunakan oleh Jalaluddin al-

Suyuthi dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran

khususnya pada surat an-Naba, terdiri dari lima

macam makna, yaitu :

Page 54: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

54

a. Makna kognitif yang digunakan mufassir untuk

menafsirkan kata-kata yang terdapat pada ayat ke-

1,7,9,16,18,19,20,21,22,23,24,25,32,33,35 dan 39.

b. Makna referensial yang digunakan mufassir untuk

menafsirkan kata-kata yang terdapat pada ayat ke-

2,3,4,5,30,34,38 dan 40.

c. Makna konseptual yang digunakan mufassir untuk

menafsirkan kata-kata yang terdapat pada ayat ke-

8,14 dan 17.

d. Makna gramatikal yang digunakan mufassir untuk

menafsirkan kata-kata yang terdapat pada ayat ke-

11,12,13,27,36 dan 37.

e. Makna sempit yang digunakan mufassir untuk

menafsirkan kata-kata yang terdapat pada ayat ke-

15 dan 29.

2. Hubungan makna antara kata-kata al-Quran dengan

kata-kata penafsirannya terjadi dalam empat macam

hubungan makna, yaitu:

a. Hubungan dalam medan makna. Dalam hubungan

ini tercakup makna luas dan makna sempit, seperti

yang dilakukan mufassir Jalaluddin al-Suyuthi

Page 55: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

55

dalam menafsirkan kata “habba” ( حبا ) dengan “ka

al-hinthoh” ( كالحنطة ) dan kata “nabata” ( نباتا ) dengan “ ka al-tin”( كالتین ) pada ayat ke-15.

b. Hubungan Sinonim adalah sejumlah kata yang

mempunyai makna yang sama, seperti diantaranya

pada tafsir ayat ke-5 c. Hubungan makna analisis komponen yang terjadi

diantaranya karena proses garamatika bahasa yang

diantaranya proses fonologi, perubahan bentuk kata

menjadi bentuk kata yang lain tetapi masih dalam

satu akar kata. Seperti diantaranya pada penafsiran

ayat ke-11.

d. Hubungan pergeseran makna, baik penyempitan

maupun perluasan. Macam makna referensial

diantaranya mengandung sifat pergeseran

tergantung kepada referensi dari penerima bahasa

dan konteks bahasa itu digunakan. Jalaluddin al-

Suyuthi menggambarkan cara seperti seperti

diantaranya pada penafsirannya terhadap ayat ke-2.

Page 56: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

56

B. REKOMENDASI

Setelah melakukan penelitian terhadap model

pemikiran Jalaluddin al-Suyuthi dalam Tafsri Jalalain

ini, peneliti ingin menyampaikan rekomendasi kepada

pembaca dan pihak-pihak terkait, yaitu :

1. Perlu ada penelitian yang lebih intensive terhadap

tafsir-tafsir al-Quran dalam persepektif ilmu

Semantik. Hal ini sangat penting untuk dapat lebih

memahami sisi-sisi penggunaan makna dalam tafsir-

tafsir al-Quran.

2. Kepada pihak-pihak yang banyak menggunakan teks

al-Quran sebagai sumber penelitian dan sumber

informasi, seyogianya dapat memperhatikan

pandangan dan sisi semantic terhadap al-Quran.

3. Kepada institusi yang berkepentingan dengan teks al-

Quran serta tafsirnya untuk dapat meningkatkan

perhatiannya dalam pengembangan penelitian-

penelitian yang berkaitan dengan teks al-Quran serta

tafsirnya.

Page 57: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

57

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad al-‘Ayid, etc, al-Mu’jam al-‘araby al-Asasy, al-Munadzomah al-‘Arabiyah Littarbiyah wa- al-Tsaqafah wa al-Ulum. Tt,tt

Aminuddin, Drs. M.Pd., Semantik Pengantar Studi

Tentang Makna, Sinar Bari al-Gesindo, Bandung 2003

-------------, Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam

Bidang Bahasa dan Sastra, Yayasan Asih Asah Asuh, Malang, 1990.

Goldziher, Ignaz, Madzhab Tafsir, elSaq Press,

Yogyakarta, 2003

Page 58: MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL  · PDF file1 MODEL PEMIKIRAN SEMANTIK JALALUDDIN AL-SUYUTI DALAM TAFSIR JALALAIN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al

58

Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin al-Suyuti, Tafsir Jalalain, Sirkah al-Ma’arif, Bandung, tt.

Moch. Ainin, Drs, M.Pd, Metodoligi Penelitian Bahasa

Arab, Hilal, Malang 2006. Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas al-Quran , LkiS,

Yogyakarta, 2002 Verhar, J.W.M, Pengantar Linguistik, Gajah Mada

Universiti Press, Yogyakarta, 1991 Karim Zaki Hisamudiin, Ushul Turatsiyah fi Ilm al-

Lughah, maktabah al-unjlu al-Misriyah, tt. Hamdan Husen Muhammad, al-Tafkir al-lughawi al-

dilaly, kulliyyatu al-Da’wah alIslamiyah al-Jamahiraiyah al- Udma, Trablus, 2002.

Fatimah Djajasudarma, Semantik I Pengantar ke Arah

Ilmu Makna, REFIKA ADITAMA, Bandung, 1999

----------------------------, Semantik 2 Pemahaman Ilmu

Makna, REFIKA ADITAMA, Bandung, 1999