bab ii tinjauan pustaka a. kebosanan kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/bab ii.pdfdan...

21
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1. Pengertian Kebosanan Kerja Gray (2001) mendefinisikan kebosanan kerja sebagai kelelahan psikologis atau reaksi psikologis, reaksi psikologis ini biasa muncul dari ketidaknyamanan kerja dan tugas rutin karyawan. Selain itu, kebosanan adalah situasi dengan stimulus yang rendah atau dengan kata lain karakteristik lingkungan yang diterima oleh pekerja adalah monoton atau tidak bervariasi (Kroemer, 2005). Sedangkan Nurmianto (1996) berpendapat bahwa rasa bosan merupakan manifestasi dari reaksi adanya suasana monoton (kurang bervariasi), sering timbul di dalam industri oleh karena sifat dan kondisi kerja yang berulang-ulang (Repetitif Industrial Busnish). Anoraga (1998) menjelaskan kebosanan kadang-kadang disebut sebagai kelelahan mental. Hal ini merupakan ungkapan perasaan yang tidak enak secara umum, suatu perasaan kurang menyenangkan, perasaan ressah dan capai yang menguras seluruh minat dan tenaga. Wexley dan Yulk (dalam Riyadi dkk, 2002) menyatakan bahwa kebosanan disebabkan oleh aktivitas yang sama sederhana dan berulang-ulang setiap beberapa menit atau ratusan kali setiap hari. Sehingga untuk mengurangi rasa bosan diperlukan variasi dalam pekerjaan, menciptakan suasana kerja yang nyaman.

Upload: others

Post on 04-Jan-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebosanan Kerja

1. Pengertian Kebosanan Kerja

Gray (2001) mendefinisikan kebosanan kerja sebagai kelelahan psikologis

atau reaksi psikologis, reaksi psikologis ini biasa muncul dari ketidaknyamanan

kerja dan tugas rutin karyawan. Selain itu, kebosanan adalah situasi dengan

stimulus yang rendah atau dengan kata lain karakteristik lingkungan yang

diterima oleh pekerja adalah monoton atau tidak bervariasi (Kroemer, 2005).

Sedangkan Nurmianto (1996) berpendapat bahwa rasa bosan merupakan

manifestasi dari reaksi adanya suasana monoton (kurang bervariasi), sering timbul

di dalam industri oleh karena sifat dan kondisi kerja yang berulang-ulang

(Repetitif Industrial Busnish).

Anoraga (1998) menjelaskan kebosanan kadang-kadang disebut sebagai

kelelahan mental. Hal ini merupakan ungkapan perasaan yang tidak enak secara

umum, suatu perasaan kurang menyenangkan, perasaan ressah dan capai yang

menguras seluruh minat dan tenaga. Wexley dan Yulk (dalam Riyadi dkk, 2002)

menyatakan bahwa kebosanan disebabkan oleh aktivitas yang sama sederhana dan

berulang-ulang setiap beberapa menit atau ratusan kali setiap hari. Sehingga untuk

mengurangi rasa bosan diperlukan variasi dalam pekerjaan, menciptakan suasana

kerja yang nyaman.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

12

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebosanan kerja

adalah kelelahan psikologis atau reaksi psikologis, perasaan kurang

menyenangkan yang biasa muncul dari ketidaknyamanan kerja dan tugas rutin

karyawan yang sering timbul di dalam industri oleh karena sifat dan kondisi kerja

yang berulang-ulang (Repetitif Industrial Busnish).

2. Aspek-aspek Kebosaanan Kerja

Menurut Gray (2001), aspek-aspek yang muncul dalam kebosanan kerja

adalah sebagai berikut:

a. Hilangnya minat dan semangat kerja. Karyawan menjadi tidak bergairah

dalam bekerja sehingga minat dan semangat kerja menjadi menurun.

b. Lamban dalam bekerja. Karyawan menjadi lamban dalam bekerja sehingga

akan berpengaruh terhadap tujuan dalam pekerjaannya dan pemanfaatan

waktu kurang efektif.

c. Cenderung bercakap-cakap saat bekerja. Karyawan sering kali berbicara saat

bekerja untuk mengurangi rasa kebosanan

d. Kesalahan. Kesalahan dapat menimbulkan kerusakan pada alat yang

digunakan dan mengakibatkan kecelakaan kerja.

Aspek-aspek kebosanan kerja menurut Pardede (2009) terdiri dari :

a. Hilangnya minat, yaitu suatu kondisi ketiadaan gairah atau semangat pada

karyawan dalam bekerja.

b. Menurunnya perhatian, yaitu perhatian karyawan atau pekerja dalam

menerima dan menjalankan instruksi tugasnya menurun

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

13

c. Melakukan kesalahan, dengan adanya penurunan perhatian, maka karyawan

akan cenderung melakukan kesalahan.

d. Bercakap-cakap, aspek lain yang muncul yaitu bercakap-cakap dengan rekan

kerja, hal ini dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar oleh karyawan

yang merasa bosan.

e. Sulit bekerja secara efektif, karena individu tidak sedang dalam keadaan

fokus dan merasa bosan sehingga pekerjaan menjadi tidak efektif.

Nitisemito (1996) mengemukakan bahwa aspek-aspek kebosanan kerja

meliputi:

a. Menurunnya semangat kerja. Karyawan yang kurang bersemangat

mengakibatkan kegiatan-kegiatan bekerja menjadi berkurang. Kebosanan

kerja juga akan menimbulkan kemalasan dalam melaksanakan tugas-tugas

sehingga menagkibatkan menurunnya produktivitas kerja.

b. Menurunnya perhatian. Seseorang yang merasa bosan, menyebabkan

perhatiannya terhadap pekerjaan dan konsentrasinya berkurang.

c. Banyaknya kesalahan. Perhatian yang berkurang pada akhirnya akan

mengakibatkan banyak kesalahan yang dilakukan oleh karyawan dalam

melakukan pekerjaan.

Berdasarkan penjelasan aspek-aspek dari beberapa tokoh diatas dapat

disimpulkan bahwa aspek-aspek kebosanan kerja yaitu : hilangnya minat

bekerja, menurunnya perhatian, cenderung melakukan kesalahan, bercakap-

cakap saat bekerja, lamban dalam bekerja dan sulit bekerja secara efektif.

Berdasarkan penjelasan dari beberpa ahli di atas, peneliti memilih aspek

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

14

kebosanan kerja dari Gray (2001) yaitu hilangnya minat, lamban dalam bekerja,

cenderung bercakap-cakap, dan kesalahan. Aspek-aspek kebosanan kerja

tersebut dipilih karena sesuai untuk diterapkan dalam penelitian yang akan

dilakukan oleh pneliti dan aspek-aspek dari peneliti lainnya ada dalam aspek-

aspek kebosanan kerja dari Gray.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebosanan Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebosanan kerja (Pardede, 2009),

antara lain sebagai berikut :

a. Tidak cocok dengan pekerjaannnya. Karyawan merasa tidak puas dengan

kemampuannya yang digunakan selama ini, ada keluhan bahwa mereka

tidak bisa menggunakan kemampuan yang dimiliki, sehingga

kemampuannya tersebut tidak dapat berkembang.

b. Pekerjaan tidak menarik atau tidak menantang. Karyawan menginginkan

adanya perubahan, karena sudah puluhan tahun bekerja sehingga sudah tidak

ada lagi tantangan dalam bekerja.

c. Tidak memiliki otonomi. Karyawan memiliki keterbatasan memilih atau

memutuskan dalam melakukan pekerjaan.Selain itu dalam bekerja mereka

diawasi oleh atasan.

d. Kemungkinan promosi yang kecil. Menurut karyawan, promosi jabatan

tidak baik setelah sekian lama bekerjan baru mendapatkan kenaikan jabatan.

Selain itu kriteria untuk mendapatkannya tidak jelas.

e. Lingkungan kerja yang tidak menyenangkan. Lingkungan yang bising,

kotor, berdebu dan panas.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

15

f. Pekerjaan yang monoton. Karyawan merasa sudah terlalu lama bekerja

(sudah bertahun-tahun) dan karena pekerjaan yang monoton, hanya

mengerjakan pekerjaan sehari-hari, hingga merasa jenuh.

g. Kurangnya perhatian atas kesejahteraan karyawan. Sebagian karyawan

merasa diperlakukan dengan adil di tempat kerja, khususnya dalam hal

insentif.

h. Kurangnya umpan balik dan imbalan karyawan. Sebagian karyawan merasa

bahwa penilaian akan memberikan penghargaan tidak jelas dan tidak sesuai

dengan yang telah dilakukan. Selain itu, gaji bersih yang diberikan belum

sesuai.

i. Kurangnya motivasi dalam diri karyawan. Karyawan merasa bahwa

motivasi terasa sedikit berkurang dibandingkan dengan awal bekerja.

Papu (2002) menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan terjadi

kebosanan kerja diantaranya karena :

a. Pekerjaan tidak menarik atau tidak menantang. Jika stimulasi atau tantangan

baru tersebut tidak ada dan otak hanya mengulang apa yang telah dikuasai

maka tugas atau pekerjaan yang telah dikuasai tersebut menjadi tidak

menarik sehingga timbul kebosanan. Para pekerja yang setiap hari hanya

melakukan pekerjaan yang sama dan berulang-ulang serta berada dalam

lingkungan kerja yang relatif sama akan sangat mudah menjadi bosan

setelah menjalani pekerjaan tersebut dalam waktu tertentu. Selain itu

pekerjaan yang dianggap terlalu mudah atau tidak sesuai dengan tingkatan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

16

pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang

juga akan cenderung mengalami kebosanan.

b. Tidak Memiliki Otonomi. Dalam bekerja hampir setiap individu

mendambakan untuk dapat bekerja dengan otonomi yang luas, memiliki

tanggung jawab, bisa fleksibel dalam mengerjakan tugas-tugas, dan terlibat

dalam pembuatan keputusan yang menyangkut dirinya. Jika hal-hal seperti

ini tidak didapat oleh pekerja selama melakukan aktivitas kerjanya maka

kemungkinan untuk menjadi bosan akan sangat terbuka.

c. Arti Bekerja. Untuk bisa tetap bertahan dan menyenangi pekerjaan,

seseorang harus mengetahui arti pekerjaan tersebut bagi kehidupannya atau

dengan kata lain harus bisa menjawab pertanyaan mengapa ia harus bekerja.

d. Tidak Melakukan Apa-apa. Dalam kehidupan ini banyak sekali individu

yang justru merasa bosan karena tidak lagi memiliki kesempatan untuk

melakukan tugas-tugas tertentu karena sudah dikerjakan oleh orang lain.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan Faktor-faktor yang

mempengaruhi kebosanan kerja adalah pekerjaan tidak menarik atau tidak

menantang, tidak memiliki otonomi, kemungkinan promosi jabatan kecil, kondisi

lingkungan tidak menyenangkan, pekerjaan monoton. Dalam hal ini peneliti

menggunakan teori berkaitan dengan faktor-faktor penyebab kebosanan kerja dari

Pardede (2009) yaitu tidak cocok dengan pekerjaannya, pekerjaan tidak menarik

atau tidak menantang, tidak memiliki otonomi, kemungkinan promosi yang kecil,

lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, pekerjaan yang monoton, kurangnya

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

17

perhatian atas kesejahteraan karyawan, kurangnya umpan balik dan imbalan

karyawan, dan kurangnya motivasi dalam diri karyawan.

4. Cara Mengatasi Kebosanan Kerja akibat Pekerjaan yang Monoton

Menurut Papu (2002), cara mengatasi kebosanan kerja yang diakibatkan

oleh pekerjaan yang monoton dapat dilakukan dengan :

a. Rotasi pekerjaan, dilakukan untuk memberikan kesempatan pada

karyawan menambah kemampuan dan keahlian sehingga pekerjaan tidak

lagi terasa monoton.

b. Pembinaan dan pemeliharan semangat karyawan, hal ini dilakukan dengan

tujuan karyawan mendapatkan kembali semangat kerja dan lebih

berkomitmen terhadap perusahaan.

c. Pekerja diberi tanggung jawab untuk mengerjakan beberapa pekerjaan

yang berbeda dengan pekerjaan sebelumnya.

d. Job enlargement atau perluasan kerja, yaitu desain pekerjaan teknik di

mana jumlah tugas yang terkait dengan pekerjaan meningkat dan

pelatihan sesuai yang disediakan untuk menambahkan variasi.

e. Pemberian musik saat bekerja, pada pekerjaan yang monoton, musik dapat

mempunyai efek yang merangsang dan meningkatkan prestasi. Irama

musik yang terarah dapat juga mempengaruhi otak untuk kerja

bersemangat dan meningkatkan prestasi.

Dari beberapa cara di atas peneliti memilih mengurangi kebosanan kerja

akibat pekerjaan yang monoton dengan cara pemberian musik saat bekerja.

Sejalan dengan pendapat Anastasi (1989) bahwa salah satu cara untuk mengurangi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

18

kebosanan kerja adalah dengan pemberian musik pengiring kerja di tempat kerja.

Didukung penelitian sebelumnya pada studi ilmu kesehatan kerja (Riyadi dkk

2002) dikatakan bahwa musik pengiring kerja dapat mengurangi kebosanan kerja

dan kelelahan kerja yang dialami tenaga kerja, musik pengiring kerja lebih efektif

menurunkan kebosanan kerja daripada kelelahan kerja. Selain itu pemberian

musik saat bekerja merupakan cara yang paling mudah diterapkan oleh

perusahaan. Dalam hal ini, musik yang digunakan yaitu smooth jazz.

B. Smooth Jazz

1. Pengertian Musik Jazz

Menurut Szwed (2013) Jazz adalah musik Afro-Amerika, berasal dari dan

untuk orang kulit hitam; musik improvisasi; musik yang dibentuk oleh feel ritmik

yang disebut swing; dan musik yang dipengaruhi blues. Musik ini banyak

menggunakan gitar, trombone, piano, terompet dan saxophone. Peranan irama

dan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan

dan pengaruh terhadap fisik seseorang secara amat kuat. Selanjutnya, dijelaskan

bahwa jazz adalah jenis musik dengan tingkat kerumitan harmoni dan improvisasi

yang tinggi.

Szwed, (2013) menerangkan bahwa jazz merupakan salah satu genre

musik yang berasal dari blues dan dipengaruhi musik klasik. Nuansa harmoni

musik klasik memberi inspirasi terhadap pola-pola harmoni melodi jazz. Mulyanto

(2008) mengemukakan bahwa jazz adalah potensi musikalitas di dalam diri

manusia yang menghasilkan berbagai bentuk irama. Musikalitas mencakup naluri,

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

19

insting, pola pikir, emosi, ekspresi, perasaan dan harmoni musik menjadi satu

kesatuan. Selanjutnya dijelaskan oleh Mulyanto bahwa musik jazz lebih mengarah

kepada suasana hati dan karakter sebuah musik daripada sebuah jenis musik

dengan batasan tertentu. Heart (2013) mengungkapkan bahwa penggunaan musik

jazz pada ballet, salsa, tango, foxtrot, waltz, rumba dan bop digunakan untuk

mengangkat semangat, merilekskan pikiran dan menenangkan telinga dengan

irama listrik

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa musik jazz adalah

aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat dan banyak dipengaruhi oleh

beberapa elemen budaya musik, termasuk Afrika Barat, Amerika dan Eropa yang

menggunakan gitar, trombone, piano, terompet dan saxophone, memiliki

pembawaan dan pengaruh terhadap fisik seseorang secara amat kuat serta musik

yang dibentuk oleh feel ritmik yang disebut swing.

2. Jenis-jenis Musik Jazz

Martin dan Waters (2009) menjelaskan jenis-jenis musik jazz berdasarkan

perkembangannya :

a. Early Jazz

Jazz merupakan campuran instrument Afrika dan Eropa. Awal mula

pemain jazz menggunakan drum panjang Kongo, ndungu, serta drum lainnya

dipukul oleh tangan, kaki, atau tongkat; labu berisi kerikil atau butiran jagung;

dan pencakar terbuat dari tulang rahang lembu, kuda. Instrumen lainnya

termasuk turunan piano Afrika, atau mbira, yang memiliki beberapa buluh

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

20

membentang pada papan kayu dan banjo empat senar yaitu alat yang diimpor

oleh Afrika Barat dari Senegambia.

b. Ragtime

Ragtime dimulai sebagai musik improvisasi yang kemudian menjadi

musik tertulis, termasuk instrumental dan lagu ragtime. Selama dua dekade

pertama abad kedua puluh, industri penerbitan musik mengaduk-aduk ribuan

potongan ragtime, dengan komposer seperti Irving Berlin yang menciptakan

lagu-lagu luar biasa dalam gaya yang sebagian besar adalah sinkopasi. Banyak

pemain akan memainkan lagu ragtime seperti yang tertulis, tetapi juga

berimprovisasi, mengambil kebebasan dengan melodi dan merancang

pengaturan lebih mengesankan. Ritme yang lebih ketat dan lebih vertical

adalah ragtime, sementara ritme jazz lebih longgar dan lebih cair.

c. Blues

Asal muasal blues dapat ditelusuri dari musik sekuler dan sakral Afrika

Amerika pada akhir abad ke-19. Namun bentuk klasik berbagai genre dari

pendahulunya menjadi satu pada awal abad ke-20. Blues klasik menampilkan

pola lirik AAB yang sesuai dengan perubahan akor biasa. Biasanya blues

disertai dengan gitar, piano, atau harmonika (meskipun instrumentalis juga

memainkan blues). Banyak penyanyi blues awal bernyanyi tentang kehidupan

yang penuh rasa sakit dan putus asa serta kebutuhan untuk bertahan. Blues

dapat disebut juga sebagai gaya vokal jazz pertama. Blues membawa pengaruh

yang signifikan terhadap insrumen jazz. Blues disebut juga sebagai classic jazz

yang memiliki karakteristik antara lain : ungkapan dibangun secara longgar

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

21

penempatan catatan dan lirik yang sinkop dan penggunaan slide, catatan biru,

serta hiasan vokal lainnya.

d. New Orleans

Jenis jazz ini dimainkan oleh grup jazz New Orleans yang dikenal

sebagai Dixieland. Jenis jazz ini memiliki karakteristik sebagai berikut:

Instrumentasi khas yaitu cornet, klarinet, trombone, piano, banjo, dan drum

(string bass atau tuba opsional) cornet, klarinet, dan trombone sebagai garis

depan improvisasi bagian ensembel, dengan cornet pertama yang memimpin

dan instrumen lain yang menyediakan countermelodies dan menyertai

improvisasi kolektif, anggota garis depan sering melakukan improvisasi

bagian mereka secara bersamaan. Rasa ritmik dengan penekanan pada

ketukan. Bagian rhythm-section sederhana dengan semua instrumen rhythm

yang mengartikulasikan mengalahkan.

e. Chichagoans

Para pemain New Orleans yang dipindahkan di Chicago memberikan

dorongan yang kuat kepada musik jazz, dan menarik musisi lokal.

Mendengarkan pemain asli New Orleans, instrumentalis jazz membentuk

improvisasi dan gaya grup sendiri. Secara kolektif dikenal sebagai Chicagoans

yang biasa disebut jazz Chicago. Pengaruh terdalam pada Chicago berasal dari

Leon Bix Beiderbecke. (Bix adalah nama yang diberikan, bukan nama

panggilan.). Beiderbecke mengembangkan sebuah gaya yang ditandai dengan

introspeksi dan penyempurnaan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

22

f. Jazz in New York

Manifestasi awal dari jazz New York ada di masyarakat dan band-band

militer, seperti James Reese Eropa dan band-band yang diidentifikasi dengan

sinkopasi dan musik dansa ballroom yang baru. Sementara itu, ragtime dan

memperkenalkan irama jazz dan meletakkan fondasi selanjutnya gaya piano

jazz. Bandleaders seperti Fletcher Henderson mengkodifikasi teknik dan

instrumentasi baru untuk jazz big-band 1930-an.

g. Jazz In Europe

Orang Eropa dengan cepat memeluk jazz. Tidak heran jika dari tahun

1900 hingga 1920 mereka menyambut ragtime sebagai genre musik pertama

yang khas di Amerika Serikat dan sama bersemangatnya seperti orang

Amerika sendiri. Jazz menyebar ke seluruh Eropa secepat ragtime, khususnya

selama tahun-tahun transisi dari ragtime ke early jazz.

h. Swing

Musik swing tahun 1935 sampai 1945, menjadi jenis musik jazz yang

populer pada generasi tersebut. Dalam swing, gitar, konta bas dan piano

berfungsi sebagai pemegang tempo. Komponen atau instrument dalam swing

meliputi : terompet, trombone (trompet dan trombone dikelompokkan

bersama sebagai brass), saksofon atau instrumen sejenis dan bagian irama

(terdiri dari piano, gitar, bass, dan drum)

i. Bebop

Jazz modern ditandai dengan munculnya bebop pada pertengahan

1940an. Bebop memiliki karakteristik antara lain : estetika umum didasarkan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

23

pada improvisasi, munculnya bebop melodi yang melengkapi gaya

improvisasi, pertunjukan dilakukan di klub jazz bukan aula dalam pesta-pesta,

penekanan pada kesuksesan komersial atau popularitas, jauh lebih cepat atau

lebih lambat daripada swing, irama ritmik kurang jelas diartikulasikan

dibandingkan dengan swing.

j. Cool Jazz

Cool jazz menolak sebagian ciri-ciri bebop dan memiliki prinsip-prinsip

estetika yang berbeda. Karakteristik cool jazz antara lain : lebih terkendali atau

lebih teratur, lirik, ruang musik, counterpoint, rentang dinamis tetapi lebih

tenang, pengaturannya ekstensif, termasuk jenis jazz yang diperkenalkan

secara tertulis dan menyusun bagian-bagian improvisasinya, terdapat pengaruh

musik klasik pada pilihan instrument.

k. Hard Bop

Hard bop melanjutkan tradisi bebop dengan penekanan pada

improvisasi, struktur formal 32-bar, dan ayunan lurus ke depan. Beberapa

komposisi hard bop memanfaatkan gaya yang lebih sederhana, dikenal

sebagai funky atau soul jazz.

l. Free Jazz

Free jazz disebut juga dengan avant garde jazz. Free jazz sangat

kontroversial karena secara radikal menolak aspek tradisi jazz. Improvisasi

masih tetap ada, tetapi unsur-unsur lainnya berubah secara drastis, perubahan

yang membuat musik tampak tidak jelas bagi sebagian orang. Perubahan

tersebut antara lain : ayunan 4/4 yang dianggap penting dalam tradisi jazz

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

24

sering ditinggalkan, struktur harmonik tidak ditentukan, bassis dan drummer

tidak lagi memainkan peran ketepatan waktu mereka, tetapi sering kali

berpartisipasi dalam improvisasi kolektif, struktur formal lebih bebas,

instrumental yang diperpanjang secara tidak biasa.

m. Fusion

Fusion menggabungkan elemen rock, soul, dan funk ke dalam jazz, dan

secara drastis mengubah arah musikal dari era postbop. Unsur penting dalam

fusi adalah penambahan synthesizer ke ensemble. Sebagai synthesizer

mengalami perkembangan pada tahun tujuh puluhan dan menjadi lebih

nyaman dalam bermain. Selain mengadopsi timbre baru dari synthesizer,

musisi jazz juga mulai memodifikasi peran gitar listrik.

n. Smooth Jazz

Oleh pendukungnya smooth jazz disebut juga sebagai “jazz tahun

90an”, tidak ada yang bisa menolak popularitasnya, stasiun radio juga

menyiarkan bahwa smooth jazz adalah jenis musik jazz yang paling banyak

pendengarnya. Dalam pengertian ini smooth jazz bisa dibandingkan dengan

musik swing yang sangat popular diakhir 1930an dan awal 1940an, untuk

kedua kalinya dalam sejarah musik jazz populer. Karakteristik smooth jazz

sendiri antara lain : memberikan suasana halus, penggunaan drum yang

diprogram menyediakan iringan ritmis yang teratur, menunjukkan perasaan

tenang secara keseluruhan, antara pemain solo dan trek pendukung saling

melepaskan atau berimprovisasi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

25

Berdasarkan penjelasan jenis-jenis musik jazz di atas, peneliti memilih jenis

smooth jazz. Alasan smooth jazz dipilih karena memiliki karakteristik antara lain :

memberikan suasana halus, penggunaan drum yang diprogram menyediakan

iringan ritmis yang teratur, menunjukkan perasaan tenang secara keseluruhan,

antara pemain solo dan trek pendukung saling melepaskan atau berimprovisasi.

Selain itu smooth jazz termasuk jenis musik jazz terbaru dan populer dikalangan

masyarakat saat ini.

3. Pengertian Smooth Jazz

Barber (2005) menjelaskan bahwa smooth jazz adalah jenis musik yang

mengkombinasikan kelembutan, suara melodi yang menenangkan, sehingga

mampu mempengaruhi mood seseorang dengan mengatasi emosi negatif,

membantu kemampuan berpikir kreatif dan membantu dalam latihan ekspresi

diri. Sedangkan oleh pendukungnya smooth jazz disebut juga sebagai “jazz tahun

90an”. (Martin & Waters, 2009).dijelaskan lebih lanjut bahwa pada umumnya,

smooth jazz mengandalkan ritme dan alur bukannya improvisasi. Ada lapisan

synthesizer, irama lite-funk, lite-funk bass, gitar elastis, dan saksofon, alto, atau

saksofon soprano. Musiknya tidak seperti bop keras, juga tidak berpasir seperti

soul-jazz atau groove.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa smooth jazz adalah

jenis musik jazz tahun 90an hasil dari fusi yang menekankan sisi mengilapnya dan

mengkombinasikan kelembutan, suara melodi yang menenangkan, sehingga

mampu mempengaruhi mood seseorang dengan mengatasi emosi negatif,

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

26

membantu kemampuan berpikir kreatif dan membantu dalam latihan ekspresi

diri.

4. Karakteristik Smooth Jazz

Dunscomb dan Hill (2002) menyebutkan karakteristik smooth jazz sebagai

berikut:

a. Lembut, suara yang enak didengar

b. Penggunaan keyboard electrik dan bass

c. Terdiri dari kelompok kecil

d. Dipengaruhi oleh blues, jazz, gospel, R&B, pop, dan rock

e. Hiphop dan rap- dipengaruhi alur

f. Komposisi teratur

Sedangkan Martin dan Waters (2009) menjelaskan karakteristik smooth

jazz sebgai berikut :

a. Tempo sedang, suasana halus

b. Drum diprogram dengan iringan ritmis yang teratur, menimbulkan

perasaan tenang

c. Pemain solo dan trek pendukung terdapat sedikit interaksi spontan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik smooth

jazz antara lain : lembut, tempo sedang, suasana halus, menggunakan keyboard

elektrik dan bass, Terdiri dari kelompok kecil, dipengaruhi oleh blues, jazz,

gospel, R&B, pop, dan rock, hiphop dan rap- dipengaruhi alur, komposisi teratur,

serta pemain solo dan trek pendukung terdapat sedikit interaksi spontan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

27

C. Pengaruh Musik Jazz Terhadap Kebosanan Kerja

Papu (2002) menjelaskan bahwa salah satu cara untuk mengatasi kebosanan

kerja akibat pekerjaan monoton adalah dengan pemberian musik saat bekerja.

Selain itu, Anastasi (1989) juga berpendapat bahwa untuk mengurangi kebosanan

kerja salah satunya adalah dengan memperdengarkan musik lembut di tempat

kerja. Menurut Gunawan (2006) musik merupakan satu aspek penting dalam

hidup manusia dan respon kita terhadap musik sudah terukir dalam otak sejak

lahir. Selanjutnya Gunawan menyebutkan struktur musik yang harmonis, kualitas

interval, timbre, pola nada dan tempo diproses otak bagian kanan. Sedangkan

perubahan cepat seperti pada volume suara, penataan nada suara yang akurat dan

lirik diproses oleh otak kiri.

Musbikin (2009) menyatakan pada masa-masa tertentu, musik memberikan

sumbangan yang besar bagi manusia. Contohnya ketika seseorang yang sibuk

bekerja dapat memilih musik sebagai media relaksasi untuk mengurangi kadar

stres. Menurut pemerhati musik Nanok Triyono (dalam Musbikin, 2009)

menyatakan bahwa kinerja otak yang terlalu berat atau yang dapat menimbulkan

rasa penat akan berujung pada kondisi pikiran dan emosi yang labil. Selanjutnya

dikatakan oleh Musbikin bahwa fungsi musik dalam situasi ini adalah

memberikan stimulus untuk meringankan atau menyegarkan kinerja otak.

Porter dan Hernacki (1992) menjelaskan pada saat otak kiri sedang bekerja,

seperti mempelajari materi baru, otak kanan tidak bekerja dan cenderung

mengganggu kerja otak kiri sehingga membuat seseorang melamun dan tidak

dapat berkonsentrasi. Salah satu cara untuk menyibukkan kerja otak kanan agar

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

28

tidak mengganggu kerja otak kiri adalah dengan memperdengarkan alunan musik.

Selain itu, Direktur Cognitive Studies di Norapa Institute di Boulder dan penulis

The Brain’s Timetablle for Developing Musikal Skills menyarankan musik jazz

untuk mengoptimalkan kreatifitas .

Martin dan Waters (2009) menjelaskan jenis-jenis musik jazz berdasarkan

perkembangannya, salah satunya yaitu smooth jazz. Dalam penelitian ini

menggunakan jenis smooth jazz tanpa lirik atau hanya instrument saja. Sesuai

dengan pendapat Gunawan (2009) bahwa musik yang digunakan untuk

mengiringi kerja pada ummnya adalah musik ringan yang dimainkan dengan

instrument saja. Lebih khusus dijelaskan oleh Dunscomb dan Hill (2002) bahwa

smooth jazz dengan karakteristiknya berupa suara yang lembut dan enak

didengar, penggunaan bass dan keyboard electric, percampuran irama dan

melodi dari genre musik blues, gospel, R&B, pop, dan rock, serta memiliki

komposisi yang teratur mampu merilekskan seseorang. Dijelaskan lebih lanjut

bahwa smooth jazz juga mampu menaikkan semangat seseorang (mood menjadi

baik) dan memberi ketenangan bagi indera pendengaran.

Musik dengan denyut kurang lebih 60 ketukan per menit dapat mengubah

kesadaran dari beta menuju kisaran alfa. Ketenangan dan kesadaran yang

meningkat dicirikan oleh gelombang alfa yang daurnya mulai 8 hingga 13 hertz,

(Campbell 2001). Dalam kondisi ini, otak memproduksi hormon serotonin dan

endorfin yang menyebabkan seseorang merasakan rasa nyaman, tenang, bahagia,

hormon ini membuat imun tubuh meningkat, pembuluh darah terbuka lebar, detak

jantung menjadi stabil, dan kapasitas indra sesorang meningkat (Sentanu, 2007).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

29

Selanjutnya dikatakan oleh Campbell dengan mendengarkan musik yang

bunyinya lebih panjang dan lebih lambat, mampu memperdalam dan

memperlambat pernafasan sehingga memungkinkan pikiran menjadi tenang.

Dengan kondisi yang demikian dapat menurunkan keinginan karyawan untuk

mengobrol pada saat bekerja. Pemilihan musik tersebut sesuai dengan pendapat

Suyanto (dalam Munandar, 2014) bahwa untuk menjadikan musik sebagai

pengiring kerja hendaknya sedang, tidak terlalu lambat tetapi juga tidak terlalu

cepat karena irama yang lambat dapat membuat orang tertidur sedangkan irama

yang cepat dapat mengganggu dan menimbulkan ketergesaan.

Campbell, (2001) menjelaskan bahwa memainkan atau mendengarkan

musik di rumah, di sekolah atau dikantor dapat membantu menciptakan

keseimbangan dinamis antara otak kiri dan otak kanan, kerjasama antar keduanya

merupakan landasan kreativitas. Musik sendiri memiliki berbagai macam jenis

dan setiap jenisnya terdapat variasi gaya. Ada beberapa musik yang aktif dan

tajam, ada juga yang pasif dan mengendurkan saraf. Misalnya, Jazz yang hangat

membuat peredaran darah makin lancar, membuat denyut nadi semakin cepat, dan

hormon-hormon keluar dalam jumlah banyak, sedangkan jazz yang tenang dapat

menurunkan tekanan darah membuat otak memasuki gelombang alfa dan

menenangkan. Jazz dan berbagai jenis musik yang muncul dari daratan Afrika

dapat membawa kegembiraan dan memberi ilham, melepaskan rasa gembira

maupun kesedihan, dan membawa kecerdasan (Campbell, 2001).

Menurut Fachner (2003) musik jazz adalah salah satu jenis musik yang

dapat memberikan efek flow pada pendengarnya, sehingga membuat

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

30

pendengarnya merasa tenang. Selanjutnya dikatakan oleh Goleman (2007) bahwa

flow merupakan keadaan bebas dari gangguan emosional, sehingga individu dapat

fokus pada pekerjaannya dan dapat mengurangi kesalahan yang dilakukan

seseorang pada saat bekerja. Selain itu Pentagon (dalam Campbell, 2001)

membuktikan bahwa musik mampu menaikkan kewaspadaan dan efisiensi.

Seseorang yang mengalami kebosanan kerja sesuai dengan aspek dari Gray

(2001) ketika mendengarkan musik jazz yang mempunyai unsur improvisasi,

peraaan yang membangkitkan dan kelembutan dapat membuat pendengarnya

bersemangat (Campbell, 2001). Selanjutnya dikatakan oleh Campbell bahwa

musik tersebut membuat pikiran/tubuh menjadi utuh sehingga merasa aman,

terhibur, dan mendapat tenaga. Dengan demikian pendengarnya mendapatkan

kembali semangat dan minatnya dalam bekerja meningkat (Campbell, 2001).

Selain itu, seseorang yang mengalami kebosanan kerja juga lamban dalam bekerja

dengan mendapatkan semangat dan minatnya kembali dalam bekerja membuat

individu cepat dalam bekerja.

Barber (2005) percaya bahwa smooth jazz mampu mempengaruhi mood

seseorang dengan mengatasi emosi negatif, kemampuan berpikir kreatif dan

membantu dalam latihan ekspresi diri. Dalam penelitian Prawidhana dan

Sumbodo (2015) tentang kelelahan kerja dan kebosanan kerja dijelaskan bahwa

lagu yang dapat digunakan untuk menurunkan kelelahan ataupun kebosanan kerja

salah satunya yaitu musik jazz. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

mendengarkan smooth jazz pada saat bekerja mampu mengurangi kebosanan kerja

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebosanan Kerja 1 ...eprints.mercubuana-yogya.ac.id/5089/3/BAB II.pdfdan gerak tari yang sangat kuat dalam jazz, menjadikan jazz memiliki pembawaan dan pengaruh

31

D. Hipotesis

Ada perbedaan kebosanan kerja pada karyawan sebelum mendengarkan

smooth jazz dan setelah mendengarkan smooth jazz saat bekerja. Karyawan yang

telah mendengarkan smooth jazz saat bekerja mengalami penurunan kebosanan

kerja.