bab ii tinjauan pustaka a. kajian teori 1....

39
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket menurut PB Perbasi (2004:1) adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain. Tiap regu berusaha untuk memasukkan bola ke dalam keranjang regu lawan. Mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka/skor. Bola boleh dioper, digelindingkan, atau dipantulkan/di-dribel ke segala arah sesuai ketentuan. Menurut Saichudin dan Januarto (1992: 8) teknik dasar dalam bermain bolabasket meliputi: 1) Teknik dasar tanpa bola, 2) Ball Handling, 3) Teknik operan/lemparan bola (passing), 4) Teknik menangkap bola (catching), 5) Teknik memantulkan bola (dribbling), 6) Teknik Menembak (shooting), dan 7) Pivot. Diantara keterampilan teknik dasar dalam bermain bolabasket, hal yang paling penting dalam mengembangkan seorang pemain bolabasket adalah kemampuan dribble (PB. Perbasi, 2004:44). Tanpa keterampilan teknik dasar dribel yang baik dan sempurna maka bisa dikatakan kualitas permainan tidak akan berkembang dengan baik pula. Setelah mampu melaksanakan dribel, teknik dasar yang selanjutnya di ajarkan adalah shooting, sehingga dalam permainan nanti setelah pemain mampu berlari dengan membawa bola, pemain juga mampu mencetak angka melalui shooting. Dari beraneka macam teknik shoting, lay up shoot merupakan teknik dasar yang sebaiknya diajarkan karena merupakan teknik shooting yang jarak tembaknya sangat dekat dengan ring. Hal ini sesuai dengan pengertian Lay up shoot, yaitu: tembakan jarak dekat dari ring basket, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke ring basket yang didahului dengan gerakan dua langkah.

Upload: hoanghanh

Post on 04-Apr-2019

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Bolabasket

Permainan bolabasket menurut PB Perbasi (2004:1) adalah permainan

yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari lima orang

pemain. Tiap regu berusaha untuk memasukkan bola ke dalam keranjang regu

lawan. Mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka/skor.

Bola boleh dioper, digelindingkan, atau dipantulkan/di-dribel ke segala arah

sesuai ketentuan.

Menurut Saichudin dan Januarto (1992: 8) teknik dasar dalam bermain

bolabasket meliputi: 1) Teknik dasar tanpa bola, 2) Ball Handling, 3) Teknik

operan/lemparan bola (passing), 4) Teknik menangkap bola (catching), 5)

Teknik memantulkan bola (dribbling), 6) Teknik Menembak (shooting), dan

7) Pivot. Diantara keterampilan teknik dasar dalam bermain bolabasket, hal

yang paling penting dalam mengembangkan seorang pemain bolabasket

adalah kemampuan dribble (PB. Perbasi, 2004:44). Tanpa keterampilan

teknik dasar dribel yang baik dan sempurna maka bisa dikatakan kualitas

permainan tidak akan berkembang dengan baik pula.

Setelah mampu melaksanakan dribel, teknik dasar yang selanjutnya di

ajarkan adalah shooting, sehingga dalam permainan nanti setelah pemain

mampu berlari dengan membawa bola, pemain juga mampu mencetak angka

melalui shooting. Dari beraneka macam teknik shoting, lay up shoot

merupakan teknik dasar yang sebaiknya diajarkan karena merupakan teknik

shooting yang jarak tembaknya sangat dekat dengan ring. Hal ini sesuai

dengan pengertian Lay up shoot, yaitu: tembakan jarak dekat dari ring basket,

sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke ring basket yang didahului

dengan gerakan dua langkah.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

12

Saichudin dan Januarto (1992: 43) menjelaskan bahwa bolabasket

dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dan lima pemain, tiap

pemain berusaha untuk memasukkan bola kedalam keranjang (basket) lawan

dan mencegah regu lawan untuk memasukkan bola atau mencetak angka atau

skor.

Dari berbagai pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

permainan bolabasket adalah permainan antara 2 tim yang masing-masing

terdiri dari 5 pemain yang saling menyerang dan bertahan, dengan teknik

dasar diantaranya berupa dribel, passing dan shooting yang salah satunya lay

up shoot dan kemenangan ditentukan oleh banyaknya poin yang bisa di

hasilkan.

Dari kesimpulan di atas berarti bolabasket yang terdiri dari beberapa

teknik dasar yang harus dikuasai dan untuk tahap dasar dasar yang harus

dikuasai pemain diantaranya adalah dribel dan lay up shoot, karena dengan

kemampuan berlari membawa bola dan menembak dekat dengan ring diawali

dengan dua langkah, pemain sudah bisa bermain bola basket dengan baik.

Dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang teknik dasar bolabasket yang

meliputi dribel dan Shooting yaitu lay up shoot.

2. Teknik Dribel dan Lay Up Shoot bolabasket

a. Teknik dribel bolabasket

1. Pengertian Dribel

Dribel adalah usaha untuk membawa bola menuju sasaran serang

(Dedy Sumiyarsono, 2002: 40). Menurut Nuril Ahmadi (2007: 17), menggiring

bola adalah membawa lari bola ke segala arah sesuai dengan peraturan yang

ada. Pemain diperbolehkan membawa bola lebih dari satu langkah asal bola

dipantulkan ke lantai. Menggiring bola harus dengan satu tangan. Dribbling

atau menggiring bola dapat dilakukan dengan sikap berhenti, berjalan, atau

berlari. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan tangan kanan atau tangan kiri.

Menurut Dedy Sumiyarsono (2002: 44), pelaksanaan dribel sebagai berikut:

1) Sikap kaki kuda-kuda dengan posisi lutut sedikit ditekuk.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

13

2) Badan condong ke depan, titik berat badan berada diantara kedua kaki.

3) Gerakan tangan ke atas dan ke bawah dengan sumbu gerak di siku, saat

gerak bola ke atas maka telapak tangan mengikuti bola ke atas seolah-

olah bola melekat pada telapak tangan.

4) Pandangan tidak melihat bola, akan tetapi melihat situasi sekitar.

5) Apabila akan melakukan gerakan mundur atau membalik, usahakan

posisi kaki benar-benar berhenti terlebih dahulu dengan cara seluruh

telapak kaki menyentuh lantai posisi lutut ditekuk dalam-dalam.

6) Usahakan bola selalu dalam lindungan, dengan cara menutup badan atau

menggiring dengan tangan yang jauh dengan lawan dengan posisi kaki

kanan menutupi atau sebaliknya.

Dribel atau menggiring bola adalah membawa lari bola ke segala arah

sesuai dengan peraturan yang ada. Seorang pemain diperbolehkan membawa bola

lebih dari satu langkah asal bola dipantulkan ke lantai, baik dengan berjalan

maupun berlari dan harus menggunakan satu tangan. Kegunaan menggiring bola

adalah mencari peluang serangan, menerobos pertahanan lawan, ataupun

memperlambat tempo permainan (Nuril Ahmadi, 2007 : 17).Menggiring bola

adalah salah satu dasar bolabasket yang pertama diperkenalkan kepada para

pemula, karena keterampilan ini sangat penting bagi setiap pemain yang terlibat

dalam pertandingan bolabasket(Jon Oliver, 2007: 49).

2. Jenis Teknik Dasar Dribel

Dribbling dibagi dalam beberapa teknik, menurut Jon Oliver (2007: 52-

55) ada 5 teknik menggiring bola, yaitu:

1) Dribble crossover

Dribble crossover adalah Menggiring bola dengan membutuhkan

pemindahan bola dengan cepat diantara dua tangan agar pemain bertahan

kehilangan keseimbangannya. Dribbling ini gunanya bisa untuk mengecoh

lawan, karena dribbling crossover mengutamakan kecepatan dan kelincahan dari

masing-masing individu. Untuk melakukan dribbling tersebut lakukanlah

dribbling rendah, selanjutnya gerakkan bola dengan cepat ke sisi lain tubuh

dengan memantulkan di depan lutut atau menyebrangkan ke sisi lain.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

14

Gambar 2.1. Dribble Crossover (Sumber: Jon Oliver, 2007: 52).

2) Dribbling diantara dua kaki

Dribbling ini membutuhkan dribbling cepat jenis gunting untuk

memindahkan bola dari satu tangan ke tangan lainnya. Dribbling ini sebenarnya

tidak begitu dominan dan jarang digunakan dalam sebuah permainan bolabasket

akan tetapi cocok dilakukan untuk freestyle. Cara melakukannya mulailah

dribbling di lapangan dengan tangan kanan di sisi kanan tubuh. Melangkahlah

dengan kaki kiri maka dari gerak tersebut menghasilkan celah di antara kakimu

sehingga bisa dilewati bola.

Gambar 2.2. Dribble di antara Dua Kaki (Sumber: Jon Oliver, 2007: 53)

3) Dribble jab-step

Salah satu keunggulan Dribble jab-step untuk membuat pemain bertahan

bergerak pada saat menghalangi pergerakan kita sehingga mudah untuk

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

15

melewatinya. Cara melakukannya adalah ketika sudah dribbling di daerah lawan

fokuskan pada satu titik di lantai di daerah yang dijaga pemain bertahan. Tepat

sebelum kamu mencapai titik yang dijaga pemain bertahan lawan, lakukanlah

jab-step ke arah kiri dengan kaki kiri untuk membuat pemain bertahan bergerak

ke sebelah kiri tubuhmu. Lanjutkan jab-step tersebut dengan menjejakkan kaki

kiri untuk membuatmu bergerak kembali ke kanan. Dorongan dari kaki kiri ini

seharusnya menggerakkanmu ke arah yang berlawanan dengan arah gerak pemain

bertahan. Lanjutkan dribbling ke arah kanan dengan kecepatan penuh.

Gambar 2.3. Dribble Jab-Step (Sumber: Jon Oliver, 2007: 54)

4) Dribble behind-the-back (di belakang punggung)

Untuk melakukan teknik ini perlu menggunakan gerakan yang mirip

dengan umpan behind-the-back. Ini merupakan gerak efektif yang digunakan

untuk mengubah arah dribbling tanpa harus mengubah bola di depan tubuh,

untuk meminimalkan resiko pemain bertahan mencuri bola. Awalnya mulailah

dribbling ke arah pertahanan lawan dengan tangan kiri. Ketika bola memantul

ketangan kirimu, gunakanlah tangan dan lengan kirimu untuk mengayunkan

bola dengan cepat kebelakang punggungmu sehingga berpindah ke sebelah

kanan tubuhmu. Segera tangkaplah bola dengan tangan kanan dan lanjutkan

dribbling kearah baru.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

16

Gambar 2.4. Dribble Behind the Back (Sumber: Jon Oliver, 2007: 55)

5) Dribble stop-on-go

Dribbling ini menggunakan perubahan kecepatan dribbling untuk

membuat pemain lain kehilangan keseimbangan sehingga akan mudah melewati

pemain yang menghadang pergerakan kita. Untuk melakukan dribbling ini

mulailah dribbling dengan tangan kanan atau kiri. Berhentilah mendadak,

teruskan dribbling satu atau dua kali dalam keadaan berhenti selama sesaat,

selanjutnya sebisa mungkin lanjutkan dribbling kembali. Menurut Nuril Ahmadi

(2007: 17) bentuk-bentuk menggiring bola yang sering dilakukan antara lain:

1) Menggiring bola rendah

Menggiring bola dengan pantulan rendah dilakukan untuk mengontrol atau

menguasai bola, terutama dalam melakukan terobosan ke dalam pertahanan lawan

2) Menggiring bola tinggi

Menggiring dengan pantulan tinggi dilakukan bila menginginkan gerakan

atau langkah dengan cepat

3. Manfaat Menggiring Bola

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 17), manfaat menggiring bola adalah untuk

mencari peluang serangan, memperlambat tempo permainan, menerobos

pertahanan lawan. Dedy Sumiyarsono (2002: 45), mengungkapkan kegunaan

menggiring bola adalah usaha cepat menuju ke pertahanan lawan, usaha

menyusup pertahanan lawan, usaha mengacaukan pertahanan lawan, usaha

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

17

membekukan permainan. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa manfaat menggiring bola adalah usaha yang dilakukan untuk membawa

bola menuju ke daerah lawan atau menerobos daerah pertahanan lawan

Dribble dilakukan oleh seorang pemain setelah dapat mengontrol bola,

mendorongnya untuk melempar, menepis, memantulkan atau menggelindingkan

dan menyentuh pemain lain (Saichudin dan Januarto, 1990:75).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

dribel adalah gerak teknik dasar dalam permainan bolabasket berupa membawa

lari bola ke segala arah sesuai dengan peraturan yang ada. Teknik ini merupakan

salah satu dasar permainan bolabasket yang pertama diperkenalkan kepada para

pemula, karena keterampilan ini sangat penting bagi setiap pemain yang terlibat

dalam pertandingan bolabasket. Ada banyak jenis dribel dalam permainan bola

basket diantaranya : Dribble crossover, Dribbling diantara dua kaki, Dribble jab-

step, dribble behind-the-back (di belakang punggung) dan dribble stop-on-go.

Sesuai dengan macam-macam teknik diatas bisa digambarkan secara jelas gerak

dasar dribel sebagai berikut :

Gambar 2.5. Dribel tampak dari depan

Gambar 2.6. Dribel tampak dari samping

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

18

Gambar diatas merupakan gerakan teknik dribel sesuai teknik yang sesuai

yaitu :

1) Sikap kaki kuda-kuda dengan posisi lutut sedikit ditekuk.

2) Badan condong ke depan, titik berat badan berada diantara kedua kaki.

3) Gerakan tangan ke atas dan ke bawah dengan sumbu gerak di siku, saat

gerak bola ke atas maka telapak tangan mengikuti bola ke atas seolah-

olah bola melekat pada telapak tangan.

4) Pandangan tidak melihat bola, akan tetapi melihat situasi sekitar.

5) Usahakan bola selalu dalam lindungan, dengan cara menutup badan atau

menggiring dengan tangan yang jauh dengan lawan dengan posisi kaki

kanan menutupi atau sebaliknya.

b. Teknik Lay Up Shoot

1. Pengertian Lay Up Shoot

Lay up shoot adalah salah satu keterampilan dasar yang terdapat pada

permainan basket (Nuril Ahmadi, 2007: 19). Lay up shoot adalah tembakan

jarak dekat dari ring basket, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke ring

basket yang didahului dengan gerakan dua langkah. Gerakan melangkah dapat

dilakukan dari menerima operan atau gerakan menggiring. Menurut Surodjikun

(1994: 162), tembakan sambil melayang (lay up) adalah cara menembakkan

bola ke arah keranjang seolah-olah sambil melayang sampai lengan tembak

berada sedekat mungkin dengan sasaran. Menurut Engkos Kosasih (2008: 50),

lompatan yang tinggi dibuat dengan jejakan kaki terakhir sebelum melompat,

jadi diusahakan lompatan pemain mendekati ring. Lay up shoot dapat

dilakukan dengan 2 (dua) hitungan kaki ataupun dengan 1 (satu) hitungan kaki.

Untuk melompat tinggi dalam lay up shoot pemain harus mempunyai

kecepatan setelah tiga sampai empat langkah ketika memotong atau

mendorong bola, selain itu pemain juga harus mengontrol kecepatan.

Selanjutnya, langkahkan kaki dengan berlawanan (bergantian).

Dilanjutkan oleh Jon Oliver (2007: 14-15), untuk melakukan lay up

dengan tangan kanan, tubuh harus diposisikan dengan jarak satu langkah dari

ring basket di sisi kanan ring basket. Lengan sebaiknya diposisikan tinggi-tinggi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

19

dan ditekuk untuk menembak sampai membentuk sudut 900 derajat sehingga

lengan tersebut membentuk huruf L. Bola basket diposisikan pada telapak jari-

jari lengan kanan. Tangan yang tidak melakukan tembakan digunakan untuk

menopang bola, dan lengan serta siku yang tidak melakukan tembakan digunakan

untuk melindungi dari permainan bertahan yang menghalangi tembakan.

Adapun cara melakukan tembakan lay-up shoot menurut Muhajir (2007:

16) sebagai berikut.

1) Sikap permulaan, pemain menghadap ke basket dengan jarak secukupnya. Kedua tangan memegang bola siap untuk melakukan dribble menuju basket. Bergeraklah sambil mendribbel dengan pantulan tinggi beberapa langkah kedepan, kemudian tangkap bola dengan dua tangan sambil melayang cukup jauh.

2) Pelaksanaannya, ketika mendarat dari layangan tersebut, lakukan satu

langkah pendek, kemudian loncat setinggi mungkin. Angkat bola keatas agar menjangkau basket sedekat mugkin. Lengan tembak di luruskan sedikit. Kemudian pergelangan tangan menembakan bola ke basket.

Adapun langkah dalam melakukan lay up shoot dengan tangan kanan

maupun kiri menurut Prusak (2007: 72) adalah sebagai berikut.

1) Lay up tangan kanan: Lompat dengan tumpuan kaki kiri, angkat lutut kaki kanan dan tangan kanan, kemudian tembakan bola tinggi –tinggi dan pelan-pelan ke sudut kanan atas garis kotak papan pantul.

2) Lay up tangan kiri: Lompat dengan tumpuan kaki kanan, angkat lutut

kaki kiri dan tangan kiri, kemudian tembakan bola tinggi-tinggi dan pelan-pelan ke sudut kanan atas garis kotak papan pantul.

Ditambah lagi menurut Kosasih (2008: 50), lompatan yang tinggi dibuat

dengan jejakan kaki terakhir sebelum melompat, jadi usahakan lompatan kita

mendekati ring. Lay up shoot dapat dilakukan dengan 2 (dua) hitungan kaki

ataupun dengan 1 (satu) hitungan kaki. Untuk melompat tinggi dalam lay up shoot

pemain harus mempunyai kecepatan setelah tiga sampai empat langkah ketika

memotong atau mendorong bola, selain itu pemain juga harus mengontrol

kecepatan. Selanjutnya, langkahkan kaki dengan berlawanan (bergantian).

Langkah sebelum melakukan lay up shoot sebaiknya dilakukan dengan langkah

yang pendek, jadi pemain dapat dengan cepat membuka dan menekuk lututnya

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

20

untuk dapat mengubah momentum pergerakan dari bergerak maju menjadi naik.

Kemudian pemain mengangkat lutut pada saat menembak dan memposisikan bola

agar lurus ke atas ketika pemain melompat, lalu membawa bola di antara telinga

dan bahu. Setelah itu, arahkan lengan, pergelangan tangan, dan jari lurus ke basket

pada sudut antara 45º hingga 60º lalu lepaskan bola menggunakan jari telunjuk

dengan sentuhan yang halus.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa lay up shoot

adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak yang sangat dekat dengan ring

basket, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke ring basket, yang didahului

dengan dua langkah.

2. Teknik Melakukan Lay Up Shoot

Langkah dalam melakukan lay up shoot dengan tangan kanan maupun kiri

menurut Prusak (2007: 72) adalah sebagai berikut: lay up tangan kanan: lompat

dengan tumpuan kaki kiri, angkat lutut kaki kanan dan tangan kanan, kemudian

tembakan bola tinggi–tinggi dan pelan– pelan ke sudut kanan atas garis kotak

papan pantul. Lay up tangan kiri lompat dengan tumpuan kaki kanan, angkat

lutut kaki kiri dan tangan kiri, kemudian tembakan bola tinggi-tinggi dan

pelan-pelan ke sudut kanan atas garis kotak papan pantul.

Gambar 2.7. Tembakan Lay-Up

(Sumber: Danny Kosasih, 2008: 50)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

21

Menurut Dedy Sumiyarsono (2002: 36) adapun pelaksanaan lay-up

sebagai berikut:

1) Saat menerima bola, harus dalam keadaan melayang dengan lompatan pertama sejauh mungkin yang mempunyai manfaat untuk meninggalkan lawan yang menjaga.

2) Saat melangkah, dilakukan dengan langkah pendek yang berfungsi

untuk mempertahankan keseimbangan badan dan memperoleh awalan pada lompatan berikutnya setinggi mungkin agar dapat mendekat dengan basket.

Langkah sebelum melakukan lay up shoot sebaiknya dilakukan dengan langkah

yang pendek, jadi pemain dapat dengan cepat membuka dan menekuk lututnya

untuk dapat mengubah momentum pergerakan dari bergerak maju menjadi naik.

Kemudian pemain mengangkat lutut pada saat menembak dan memposisikan bola

agar lurus ke atas ketika pemain melompat, lalu membawa bola di antara

telinga dan bahu. Setelah itu, arahkan lengan, pergelangan tangan, dan jari lurus

ke basket pada sudut antara 45º hingga 60º lalu lepaskan bola menggunakan jari

telunjuk dengan sentuhan yang halus. Seperti pernyataan yang diungkapkan Hal

Wissel (1994:47)Direct your“ arm, wrist, and fingers straight to the basket at an

angle between 45 degrees and 60 degrees and release the ball off your index

finger with a soft touch.”Kemudian pertahankan keseimbangan tangan pada

bola hingga bola dilepaskan. Dilanjutkan dengan mempertahankan lengan atas

dan meluruskan siku. Setelah itu, jari telunjuk pemain lurus pada sasaran dan

lecutkan tangan pada saat menembak dengan menghadap ke bawah.

Menurut Hal Wissel (1996: 61) bahwa terdapat beberapa kunci sukses melakukan

tembakan lay up shoot yaitu :

1. Fase persiapan: a) langkah pertama harus lebar atau jauh untuk

memelihara keseimbangan, b) langkah kedua pendek untuk

memperoleh awalan tolakan yang kuat agar dapat melompat yang

tinggi, c) bahu rileks, d) tangan yang tidak menembak diletakkan di

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

22

bawah bola, e) tangan yang menembak diletakkan di belakang bola, f)

siku masuk dan rapat.

2. Fase pelaksanaan: a)angkat lutut untuk melompat ke arah vertikal, b)

tangan yang menembak diangkat lurus ke atas, c) bola dilepas dengan

kekuatan ujung jari pada titik tertinggi dan memantul di sekitar garis

tegak sebelah kanan pada petak kecil di atas keranjang, jika dilakukan

dari sisi kanan.

3. Fase follow through: a) mendarat dengan seimbang dan lutut ditekuk,

b) tangan ke atas. Gerakan lay up shoot atau memasukkan bola sambil

berlari merupakan gerakan yang sulit, karena pada gerakan ini harus

mengkoordinasikan beberapa gerakan menjadi suatu rangkaian gerak

yang sempurna.

Lay up shoot dapat pula merupakan suatu tembakan yang efektif dalam

menyelesaikan suatu serangan yang cepat atau dalam istilah bola basket disebut

fast break. Sedangkan urutan rangkaian gerak lay up shoot menurut Jhoe Whelton,

(1988:22), adalah :

1. Bergerak ke arah ring basket dengan konsentrasi yang penuh.

2. Melangkah ke depan dengan kaki kiri yang akan digunakan sebagai

tolakan ke atas menuju ring basket (lay up shoot kanan)

3. Tolakan kaki kiri, naikkan lutut kanan untuk keseimbangan dan angkat

bola ke arah ring dengan tangan kanan (lay up shoot kanan)

4. Letakkan bola pada papan pantul dengan control bola yang baik,

meskipun gerakan ini merupakan gerakan akhir dari gerakan lari.

5. Gilirkan bola lewat jari pada papan pantul dengan lembut ke ring

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa lay up

shoot adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak yang sangat dekat dengan

ring basket, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke ring basket, yang

didahului dengan dua langkah. Dengan memperinci menjadi 3 fase gerakan mulai

dari persiapan yang meliputi ; a) langkah pertama harus lebar atau jauh untuk

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

23

memelihara keseimbangan, b) langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan

tolakan yang kuat agar dapat melompat yang tinggi, c) bahu rileks, d) tangan yang

tidak menembak diletakkan di bawah bola, e) tangan yang menembak diletakkan

di belakang bola, f) siku masuk dan rapat, dilanjutkan fase kedua yaitu : Fase

pelaksanaan: a) angkat lutut untuk melompat ke arah vertikal, b) tangan yang

menembak diangkat lurus ke atas, c) bola dilepas dengan kekuatan ujung jari pada

titik tertinggi dan memantul di sekitar garis tegak sebelah kanan pada petak kecil

di atas keranjang, jika dilakukan dari sisi kanan. Dan di akhiri fase terakhir berupa

fase follow through yaitu: a) mendarat dengan seimbang dan lutut ditekuk, b)

tangan ke atas. Gerak tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.8. Tembakan Lay-Up

3. Tinjauan Analisis Biomekanika

1. Pengertian Biomekanika dan Olahraga

Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika

terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Mekanika terapan itu sendiri

adalah ilmu yang mempelajari penerapan dari prinsip-prinsip mekanika.

Sedangkan mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika

yang mempelajari gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang

diakibatkan oleh gangguan mekanik yang disebut gaya. Menurut Hickman

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

24

dalam Ronald (2003: 34) mekanika adalah studi tentang bagaimana sesuatu

bergerak dan apa yang menyebabkannya bergerak.

Biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari

bentuk dan macam-macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip mekanika dan

menganalisis suatu gerakan. Disiplin ilmu biomekanika tidak berdiri dengan

sendirinya, melainkan ditunjang oleh disiplin ilmu yang lainnya, seperti

anatomi, fisologi, dan fisika, kemudian dasar-dasar atau prinsip dari ketiga

bidang ilmu itu menjadi dasar suatu disiplin ilmu yang disebut biomekanika.

Selain itu, pada dasarnya penekanan utama dalam biomekanika adalah seluruh

konsep mekanik, tetapi tubuh manusia adalah sistem yang jauh lebih kompleks

daripada kebanyakan objek yang ditemui dalam konsep mekanika. Oleh

karena itu, biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh

mahluk hidup. Menurut Hidayat (1999: 5) biomekanika adalah ilmu

pengetahuan yang menerapkan hukum-hukum mekanika terhadap struktur

makhluk hidup, terutama system lokomotor dari tubuh, yang dimaksud dengan

lokomotor itu sendiri adalah kegiatan dimana seluruh tubuh bergerak karena

tenaganya sendiri dan umumnya dibantu oleh gaya beratnya. Sedangkan Hay

dalam Claude Bouchard (1985: 65) memberi pengertian tentang biomekanika

yang sejalan, yaitu biomechanics is the science concerned with the internal

and external forces acting on a human body and the efffects produced by the

forces. Artinya, biomekanika adalah suatu pengetahuan yang berhubungan

dengan kekuatan internal maupun eksternal yang bekerja pada tubuh manusia

dan merupakan suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu kekuatan yang

berasal dari hasil kerja tubuh manusia tersebut.

Pada ilmu keolahragaan, biomekanika sudah sangat dikenal sebagai

suatu disiplin ilmu yang secara khusus mempelajari gerakan dari aktivitas

olahraga yang dilakukan. Dengan demikian, dalam ilmu keolahragaan ilmu

yang mempelajari tentang mekanisme gerak tubuh manusia disebut

biomekanika olahraga. Menurut Depdiknas (2000: 22) biomekanika olahraga

adalah hal yang berurusan dengan pengaruh daya hukum alam terhadap tubuh

manusia selama aktivitas fisik berlangsung. Objek formal dari ilmu

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

25

biomekanika olahraga adalah mempelajari atau menganalisis gerak manusia

melalui aktivitas fisik dalam rangka pembentukan dan pendidikan dengan

tujuan menghasilkan suatu perkembangan gerak yang diaplikasikan pada teori

kepelatihan dalam professional keolahragaan yang terdiri dari Olahraga

Kesehatan, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Kepelatihan Olahraga

Kompetitif, Olahraga Rekreasi, Manajemen Olahraga dan Olahraga

Rehabilitasi (Taksonomi Ilmu Keolahragaan dalam Depdiknas, 2000:21).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa biomekanika

olahraga adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bentuk dan macam-

macam gerakan manusia yang merupakan hasil dari aktivitas olahraga atas

dasar prinsip gerak yang digunakan untuk menganalisis gerakan tersebut.

2. Fungsi Biomekanika dalam Olahraga

Seseorang yang sudah menyandang predikat atlet, guru dan pelatih

olahraga dengan sendirinya harus melakukan pendekatan ilmiah terhadap

gerakan tubuh manusia. Pendekatan ilmiah tersebut dapat dilakukan dengan

cara memahami ilmu biomekanika olahraga, karena penggunaan ilmu ini

menjadi penting saat gerakan atlet dianalisis. Aplikasi ilmu biomekanika

dalam olahraga inilah yang menjabarkan bagaimana gerakan manusia bisa

sangat efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan prestasi. Analisis

gerak yang didapatkan kemudian dijadikan pegangan pelatih untuk

memberikan instruksi yang benar kepada atletnya.

Menurut Benoit Roy dalam Claude Bouchard dkk (1985: 65) tujuan

utama biomekanika adalah untuk memberikan pemahaman tentang hakikat

dan fungsi gerakan manusia, baik dalam kegiatan olahraga, tari atau bentuk

gerakan yang diadaptasi.

Berdasarkan tujuan tersebut dengan demikian seorang guru, atlet

ataupun pelatih olahraga akan mempunyai suatu kompetensi untuk

mengetahui bagaimana pelaksanaan gerak atau teknik yang benar dalam suatu

aktivitas olahraga, apa yang salah pada gerakan yang dilakukan, mengapa

gerakan tersebut salah, serta yang terpenting adalah dapat menentukan apa

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

26

yang harus dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam

pelaksanaan gerak pada aktivitas olahraga tersebut.

Dari kemampuan menganalisis tujuan biomekanika olahraga, maka

dapat disimpulkan bahwa fungsi dari memahami ilmu biomekanika dalam

olahraga, yaitu guna menghasilkan suatu bentuk gerakan dalam aktivitas

olahraga yang memiliki nilai efisiensi dan efektifitas yang baik, sehingga

setiap gerakan dari aktivitas olahraga yang dilakukan baik oleh peserta didik

ataupun atlet bersifat anatomis dan terkoordinasi serta aman dari terjadinya

peluang cidera yang pada akhirnya mampu menghasilkan suatu prestasi

olahraga yang optimal, sehingga kepuasan gerak seseorang dalam melakukan

suatu aktivitas olahraga akan tercapai.

3. Sub Disiplin Ilmu Dalam Konsep Utama Biomekanika

a. Titik Berat

Setiap anggota tubuh memiliki massa atau berat dan memiliki titik

tangkap dari massa yang bekerja. Massa dari anggota tubuh tersebut akan

menimbulkan gaya-berat atau gaya-tahanan yang mempunyai titik pusat

massa. Titik pusat massa tersebutlah yang disebut dengan titik berat.

Menurut Hidayat (1999: 9) titik berat adalah titik dimana gaya

berat benda atau anggota tubuh itu bekerja atau dapat diartikan juga

sebagai titik yang mewakili dari benda/ tubuh. Letak titik berat badan

manusia letaknya selalu berubah-ubah, karena anggota tubuh manusia

dapat bergerak ke berbagai arah sehingga sikap yang dihasilkan

mempengaruhi letak titik berat badannya. Pada posisi sikap anatomis

(sikap normal), letak titik berat badan manusia terletak di posisi 2,5 cm di

bawah promontarium atau tulang kemudi (antara ruas pinggang dan tulang

kemudi).

Tujuan mempelajari letak titik berat pada biomekanika olahraga

adalah untuk menciptakan sikap dan gerakan tubuh yang benar,

memperbaiki sikap dan gerakan yang salah sehingga meningkatkan

efisiensi dan keterampilan dalam melakukan aktivitas olahraga.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

27

Contoh penerapan dalam perubahan titik berat badan manusia pada

cabang olahraga dapat dicontohkan pada olahraga atletik nomor lompat

jauh, yaitu pada saat sikap awal titik berat badan seorang pelompat masih

berada di tulang kemudian, saat memasuki tahap melayang di udara hingga

sikap akhir seorang pelompat harus mengubah letak titik berat badannya

menjadi di depan bagian luar tubuh supaya dapat mengambil posisi yang

baik dan benar saat mendarat.

Di bawah ini contoh gerakan berkaitan dengan titik berat badan

dalam teknik dasar dribel. Dimana posisi pemaian rendah dengan

mengecilkan sudut antara tungkai atas dan bawah. Secara otomatis ketika

terjadi perubahan gerak berarti berganti pula titik berat badanya. Untuk

menjaga keseimbangan pemain harus mengenal titik berat badannya

berada dimana.

Gambar 2.9. Analisis Biomekanika titik berat badan saat dribel

b. Kesetimbangan dan Stabilitas

Keseimbangan dan stabilitas merupakan dua istilah kata yang hampir

sama, namun memiliki makna yang berbeda. Menurut Ronald (2003: 18)

Keseimbangan berkaitan dengan koordinasi dan kontrol, sedangkan stabilitas

berkaitan dengan besar tahanan yang diciptakan oleh seseorang untuk

melawan gaya yang mempengaruhi keseimbangnnya. Semakin stabil sikap

seseorang, maka semakin besar tahanan yang harus diciptakan untuk

mengatasi gaya yang mempengaruhi keseimbangannya. Hal tersebut dapat

dicontohkan pada cabang olahraga judo dan gulat. Dalam cabang olahraga

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

28

tersebut, semakin stabil sikap siap seorang atlet dalam bertanding maka akan

semakin besar juga gaya dari seorang lawan, sehingga atlet tersebut harus

menciptakan suatu tahan yang lebih besar lagi supaya posisi tubuh tetap stabil

atau setimbang.

Kesetimbangan dan stabilitas digunakan dalam pelaksanaan asas

mekanika. Menurut Hidayat (1999: 16) kesetimbangan tubuh dapat dibagi

menjadi 3 jenis, yakni : kesetimbangan stabil, kesetimbangan labil,

kesetimbangan netral/ normal. Kesetimbangan stabil terjadi bilamana suatu

benda atau seseorang mengalami kontak dengan dasar/permukaan pijakan

luas, pusat gravitasi terletak redah dan garis pusat gravitasi terletak di dalam

benda, munculnya gaya pemulih yang menyebabkan kembali ke posisi semula,

tenaga potensial bertambah. Kesetimbangan labil terjadi bilamana pusat

gravitasinya suatu benda atau seseorang akan turun apabila diberi gaya

sehingga posisi benda akan mengalami perubahan dan tenaga potensial

berkurang, garis pusat gravitasinya jatuh diluar garis penyokong, dan dasar

penyokong terlalu kecil. Kesetimbangan normal terjadi bilamana pusat

gravitasi suatu benda atau seseorang tidak berubah apabila diberi gaya dan

tenaga potensial bertambah.

c. Gerak (Movement)

Gerak adalah suatu proses terjadinya perubahan baik dalam hal bentuk,

sikap ataupun tempat. Gerak merupakan sesuatu hal yang penting dalam

kehidupan manusia, akan tetapi dalam bergerak seseorang perlu mendasarkan

kinerja mekanis agar gerak yang dilakukan hemat energi sehingga tidak cepat

lelah namun hasil yang dicapai lebih optimal. Oleh karena itu, menurut

Komari (2010: 17) untuk melakukan suatu gerakan, seseorang perlu

mengetahui prinsip dasar yang dijadikan suatu pedoman dalam melakukan

gerakan, yaitu 1) prestasi tinggi dengan usaha yang sedikit atau kecil atau

pekerjaan itu efisien apabila menggunakan otot yang besar dan kuat apabila

mengangkat beban yang berat, koordinasi melibatkan otot sedikit saja,

merentangkan otot semaksimal mungkin agar mendapatkan kekuatan yang

maksimal, melakukan warming-up agar kekuatan otot meningkat; 2) kekuatan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

29

ditujukan ke titik berat searah gerak yang dikehendaki; 3) bila mengangkat,

manahan atau membawa benda sebaiknya benda tersebut didekatkan dengan

titik berat badan agar usaha yang dikerahkan lebih kecil; 4) jika membidik

sasaran arahnya tidak horizontal, karena gaya gravitasi selalu menarik benda

tegak lurus ke bawah.

Berdasarkan penjabaran prinsip dasar yang dijadikan pedoman dalam

bergerak tersebut dapat diketahui bahwa semua bentuk gerakan terjadi karena

dipengaruhi oleh sejumlah gaya, gaya yang dimaksud adalah kontraksi otot.

Menurut Hidayat (1999: 43) unsur yang menyebabkan terjadinya gerakan ada

tiga, yaitu tulang sebagai alat penggerak, otot sebagai sumber penggerak dan

persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Contoh bentuk gerak

(movement) yang terjadi pada manusia, yaitu berlari (perubahan tempat),

membusungkan dada (perubahan volume), menekuk siku dan jongkok

(perubahan sikap). Dalam permainan bolabasket gerak biomekanika

dicontohkan pada gerakan lay up shoot pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.10. Analisis Biomekanika gerak lay up shoot

Pada gambar di atas terjadi perubahan gerak di fase persiapan,

pelaksanan dan follow through yang mekanisme gerakan sesuai pada

pembahasan teknik dasar lay up shoot.

Dalam ilmu biomekanika olahraga, jika dilihat dari segi ruang dan

waktu, maka gerak akan membentuk lintasan yang beraneka macam, yaitu

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

30

gerak lurus (linier), gerak putar (rotasi), gerak translasi dan gerak lengkung

(curvilinier) (Hidayat. 1999: 57).

Komari (2010: 18) memberikan definisi gerak linier adalah gerak

dalam garis lurus dari titik pertama hingga ke titik akhir, misalnya gerak kaki

dari start sampai finish. Gerak rotasi adalah gerak berputar melalui sumbu

geraknya, misalnya gerakan ayunan pitcher pada olahraga softball. Gerak

translasi adalah gerak suatu benda atau seseorang menurut kedudukannya dari

setiap titik benda satu terhadap yang lain selama bergerak secara sejajar,

misalnya gerakan glide pada awalan tolak peluru. Gerak lengkung adalah

bentuk gerakan menyudut yang menempuh lintasan yang melengkung, gerak

ini disebut juga gerak peluru atau gerak proyektil, misalnya, gerakan

melempar bola dengan cara melambung.

Dalam bolabasket saat melakukan dribel terjadi gerak bola yang

berbeda. Yaitu saat gerakan statis hanya di tempat dan gerakan dinamis saat

ada kejadian perubahan posisi bola. Hal ini di jabarkan pada gerak pantul bola

seperti yang ada pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.11. Analisis Biomekanika gerak pantul bola saat dribel

Gerakan di atas menunjukan gerak pantul. Dimana pantulan bola

sudutnya sama lebar dengan sudut pantulan. Dengan memahami biomekanika

pemain diharapkan mampu menguasai pantulan bola dari berbagai arah,

sehingga saat melakukan teknik dasar dribel saat sambil berlari atau bergerak

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

31

kearah manapun pemain sudah terbiasa dan tetap bisa melakukan gerakan

dengan baik.

d. Gaya (Force)

Menurut Ronald (2003: 24) gaya adalah suatu dorongan atau tarikan

yang dapat mengubah keadaan gerak suatu benda atau seseorang. Sedangkan

menurut Hidayat (1999: 60) gaya adalah sesuatu yang menyebabkan

terjadinya perubahan keadaan (dari diam ke gerak, dari gerak ke diam, atau

perubahan panas, atau perubahan kecepatan). Jadi, dapat disimpulkan bahwa

gaya adalah sesuatu yang memberikan suatu pengaruh atau sebab sehingga

mengubah keadaan suatu benda.

Dalam aktivitas olahraga gaya berasal dari dua sumber, yaitu gaya

internal (internal force) dan gaya eksternal (external force). Internal force

diciptakan dari dalam tubuh seseorang akibat hasil kontraksi antara otot-otot

yang melakukan aktivitas tarik menarik melalui tendon kemudian tendon

memberi isyarat kontraksi kepada tulang yang menghasilkan suatu gerakan

atau tahanan, sedangkan external force adalah suatu gaya yang tercipta karena

adanya pengaruh dari faktor gravitasi, gaya reaksi dari tanah, gesekan, tahanan

udara dalam berbagai aktivitas pada cabang olahraga yang menghasilkan suatu

gaya dorongan atau tarikan.

Sedangkan bentuk gaya yang dikenal dalam olahraga adalah gaya

postulat (propulsive force) dan gaya tahanan (resistance force). Gaya postulat

yang disebut juga gaya dinamis adalah gaya yang menyebabkan gerakan

positif atau gerak laju, misalnya gaya dorong dari tangan saat melakukan

dribel bola basket seperti di bawah ini.

Gambar 2.12. Analisis gaya force dari lengan dan tangan pada dribel

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

32

e. Tahanan (Resistance)

Adanya tahanan (resistance) merupakan akibat dari adanya gerak yang

diperlambat yang disebabkan oleh percepatan negatif, misalnya pada bola

yang menggelinding di atas rumput, makin lama bola tersebut akan bergerak

semakin lambat dan akhirnya berhenti, hal tersebut diakibatkan karena adanya

tahanan berupa gesekan antara dua permukaan yang menghambat laju

geraknya bola tersebut sehingga kecepatan bola tersebut diperlambat.

Menurut Hidayat (1999:135) tahanan (resistance) adalah semua sebab

yang dapat mengubah atau mempengaruhi suatu keadaa/ posisi/ gerak suatu

benda. Dalam ilmu biomekanika ada beberapa klasifikasi jenis tahanan, yaitu

tahanan udara (air resistance), tahanan air, turbulensi dan gesekan.

a. Tahanan udara

Besarnya tahanan udara tergantung dari besarnya penampang atau

permukaan, besarnya kecepatan dari benda atau besarnya arus udara,

besarnya tekanan udara dan bentuk benda dan sifat permukaan dari benda

(licin atau kasar) Contohnya pada sebuah cakram yang dilempar akan

mendapatkan tahanan udara, jika tahanan udara yang bekerja makin besar,

maka makin lambat gerak lajunya cakram tersebut.

b. Tahanan air

Contohnya perenang yang berenang di dalam air, antara badan

dengan air terjadi tahanan karena adanya gesekan yang terjadi antara tubuh

perenang dengan air tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh posisi badan di

dalam air akan menentukan besarnya penampang badan, gerakan tungkai

yang melebar-masuk keluarnya telapak tangan dan gerakan recovery akan

menimbulkan tahanan air serta gelombang air yang besar akan

memperlambat gerakan perenang, eddies yaitu riak air yang disebabkan

oleh terpencarnya arus air, gesekan kulit dan baju renang serta kecepatan

gerak perenang.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

33

c. Turbulensi

Turbulensi adalah arus udara yang terpencar yang menjadi golakan

arus.

d. Gesekan

Gesekan merupakan satu gaya yang merupakan tahanan, yaitu

terjadi apabila dua benda saling kontak pada permukaan yang sama oleh

adanya gaya yang bekerja dari benda yang satu terhadap benda yang lain

atau sebaliknya. Contohnya, pada cabang olahraga gulat terjadi body

contact berupa dorongan antar pegulat yang merupakan pola serangan atau

pola pertahanan.

f. Momentum dan Impuls

Momentum adalah besarnya gaya dorong dari suatu benda dengan

suatu kecepatan yang disebut kekuatan gerak. Penyebab timbulnya

momentum adalah kekuatan dan lamanya kekuatan itu sendiri terjadi sehingga

menghasilkan momentum, kekuatan dan jumlah gerak.

Sedangkan impuls adalah pengerahan gaya/ kekuatan. Impuls

merupakan suatu hubungan sebab akibat dari momentum, semakin besar

impuls mengakibatkan momentum yang dihasilkan juga besar. Implementasi

hubungan sebab akibat antara impuls dengan momentum, yaitu pada cabang

olahraga panahan, semakin besar tarikan busur panah yang dilakukan maka

akan semakin besar momentum yang dihasilkan untuk anak panah sehingga

anak panah tersebut dapat telepas dari busur dengan cepat dan menghasilkan

jarak yang jauh.

g. Impact

Impact adalah benturan yang terjadi akibat momentum benda yang satu

membentur benda yang lain, tidak lain merupakan adanya gaya atau gaya

dorong yang harus kita lawan. Impact dapat terjadi pada benda yang bergerak

pada satu garis lurus maupun dua garis lurus, macam-macamnya antara lain :

a.) antara dua benda yang bergerak searah, yaitu benda yang bergerak lebih

cepat menabrak yang lebih lambat; b.) benda yang bergerak menabrak benda

lain yang diam, setelah berbenturan, yang diam bergerak; c.) antara dua benda

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

34

yang bergerak berlawanan arah, yaitu yang satu bergerak dengan kecepatan

positif sedangkan yang satunya bergerak dengan kecepatan negatif; d.) benda

yang bergerak menabrak dinding/ tembok/ stick secara tegak lurus dan setelah

membentur benda tersebut terpental kembali; e.) impact terjadi pada dua garis

yang saling membuat sudut (tidak pada satu garis lurus).

Contoh terjadinya impact dalam aktivitas olahraga, yaitu pada saat lari

jarak jauh, kaki yang menapak tanah merupakan impact, selain itu pada

cabang olahraga bolabasket dapat dilihat pada gerakan dribel bola basket

seperti gambar di bawah ini.

Gambar 2.13. Analisis gerak fleksi-ekstensi lengan dan tangan pada dribel

Gambar 2.14. Analisis gerak fleksi-ekstensi lengan bawah dribel

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

35

Gambar 2.15. Analisis gerak fleksi-ekstensi pergelangan tangan saat dribel

Gambar di atas menunjukkan impact yang terjadi pada gerakan dribel

bola basket, yaitu dimulai dari gerakekstendi tangan diikuti fleksi tangan dan

fleksi lengan bawah. Sehingga pada pelaksanaan gerakannya bola di dorong

bukan di pukul.

4. Komponen Fisik Penunjang Bolabasket

Kondisi fisik yang prima dibutuhkan untuk persiapan teknik yang baik dan

melancarkan strategi. Persiapan fisik dan teknik memberikan dasar pembentukan

faktor berikutnya. Dengan teknik yang baik akan memudahkan seseorang

mencetak poin. Selanjutnya kemampuan teknik yang baik akan memperoleh

kemampuan taktik yang lebih baik, dengan kemampuan taktik yang baik maka

seseorang akan mampu menjalankan pola dengan sesuai, setelah faktor taktik

dilaksanakan dengan baik maka akan membawa kemampuan mental yang baik

untuk siap menghadapi pertandingan.

Seorang pemain bolabasket tidak hanya harus mempunyai skill, teknik

bolabasket, dan psikologis yang baik, akan tetapi seorang pemain juga harus

memiliki kondisi fisik yang baik. Seorang pemain bolabasket harus mampu berlari

secara efisien di dalam lapangan, mempunyai langkah awal yang cepat, mampu

membaca permainan dan bereaksi terhadap situasi pertandingan, bergerak ke

setiap arah pada saat melompat tinggi dengan cepat pada suatu rangkaian yang

berurutan (Foran, 2001:222).

Menurut Arifin (2004: 14-15) komponen atau faktor fisik yang menunjang

atau menentukan dalam permainan bola basket yaitu:

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

36

1) Daya tahan; kemampuan fisik maksimal sangat dituntut dalam permainan

bolabasket selain kondisi fisik, konsentrasi dalam membaca situasi dalam

permainan sangat berpengaruh.

2) Kekuatan; kontak fisik dalam permainan bolabasket sangat dominan pada saat

melewati, menjaga atau menghadang maupun saat saling merebut bola di

udara.

3) Kelentukan; maneuver atau gerakan akrobatik dalam permainan bolabasket

sangat kental (sering terjadi) pada saat melewati lawan maupun saat

menghindari lawan yang hendak melakukan blok di udara.

4) Daya ledak; gerakan tiba-tiba sangat dibutuhkan pada saat melewati pemain

ataupun pada saat melakukan loncatan dan lompatan saat melakukan tembak

dengan kecepatan tinggi.

5) Stamina; daya tahan dan kecepatan atlet diperlukan dijaga dalam menjalani

tiap quarter atau babak dalam permainan bolabasket.

6) Kelincahan; menekankan pada penguasaan gerakan teknik-teknik yang

dimiliki tiap individu.

7) Kecepatan reaksi; kecepatan dalam membaca gerakan dengan gerakan

bertahan dalam menanggulangi serangan lawan maupun memanfaatkan bola

pertama saat menyerang menjadi peluang.

8) Kordinasi; perlindungan bola saat melakukan dribel maupun menghindari

rebutan (steal).

9) Mobilitas; kemampuan gabungan antara kelentukan dan kelincahan saat

menghindari blok dan melakukan maneuver langsung di udara.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam setiap

latihan bolabasket diharapkan mampu meningkatkan faktor fisik sebagai

penunjang diantaranya yaitu: daya tahan, kekuatan, kelentukan, daya ledak,

stamina, kelincahan, kecepatan reaksi, koordinasi dan mobilitas. Dari

berbagai faktor tersebut yang dominan dengan teknik dasar dribel dan lay up

shoot bola basket adalah kekuatan, kelincahan dan daya ledak. Sehingga

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

37

diharapkan dalam model latihan memperhatikan faktor-faktor tersebut namun

dalam prosesnya disesuaikan dengan kondisi peserta ekstrakurikuler.

5. Karakteristik Siswa Putra SMP

Tinjauan karakteristik Peserta ekstrakurikuler SMP berusia 13-15 tahun

sehingga berdasarkan usia kronologis berada pada masa adolesensi, Menurut

Sugiyanto (1998:9) “masa adolesensi untuk perempuan yaitu usia 10 sampai 18

tahun, laki-laki usia 12 sampai 20 tahun”.

Masa adolesensi atau remaja biasanya ditandai dengan pertumbuhan

permulaan dari masa remaja ditandai oleh suatu masa peningkatan yang cepat

dalam tinggi dan berat badan. Menurut Gallahue (1997: 198) usia permulaan,

durasi, dan intensitas dari dorongan pertumbuhan (growth spurt) ini didasarkan

pada genetik dan berbeda pada setiap individu. Genotip seseorang (potensi

pertumbuhan) menentukan batas pertumbuhannya sendiri. Bagaimanapun, fenotip

seseorang (kondisi lingkungan) akan juga berpengaruh besar terhadap potensi

pertumbuhannya.

Dalam perkembangan fisik yang berhubungan dengan kematangan seksual

mencapai puncaknya pada periode adolesensi. Kemudian Sugiyanto (1998:178),

menyatakan “pada anak laki-laki antara usia 13 samapai 15,5 tahun dengan

pertambahan tinggi rata-rata 4 inchi (10,6 cm) setiap tahun. Urutan pencapaian

puncak untuk anak laki-laki dimulai denagan panjang tungkai, kenudian panjang

togok dan disusul dengan pelebaran panggul dan dada, pelebaran pundak (bahu)

dan akhirnya pada penebalan dada. Pertumbuhan puncak panjang tungkai dengan

panjang togok kira-kira berselang satu tahun.

Pada masa adolesensi atau remaja, anak laki-laki masih menunjukkan

peningkatan sejalan dengan berlangsungnya umur kronologis. Secara umum

peningkatan penampilan gerak pada masa sebelum adolesensi dan adolesensi telah

dijelaskan Sugiyanto, (1997:188) masa adolesensi mengalami peningkatan

penampilan gerak, seperti lari cepat, lari jarak jauh, lompat tinggi dan sebagainya.

Peningkatan kuantitatif ini merupakan bagian yang dihasilkan oleh pertumbuhan

yang berlangsung terus, terutama pertumbuhan yang cepat di masa adolesensi,

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

38

yang menghasilkan kekuatan dan daya tahan, demikian pula sumbangan dari

unsur koordinasi tidak diragukan lagi dalam menunjang keterampilan.

Masa adolesensi merupakan waktu yang sangat baik dan tepat untuk

meningkatkan kemampuan gerak, seperti yang dijelaskan Sugiyanto, (1997:199)

adolesensi merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan kemampuan untuk

menyempurnakan gerakan, dan memperhalus keterempilan keterampilan

keterampilan kegiatan olaharaga secara luas. Setiap orang dapat belajar untuk

menilai kemampuannya dan memilih latihan, olahraga, dan kegiatan fisik lainnya

yang berguna sepanjang hidupnya.

Tinjauan karakteristik dilihat dari keterampilan, peserta ekstrakurikuler

SMP masuk pada kategori Tahap latihan dasar atau pemula. Dalam tahap ini yang

paling penting adalah dimana pengembangkan kapasitas fisik dari masing-masing

individu. Seperti disimpulkan Nossek (dalam Furqon 1995:129) menyatakan

bahwa, “tahap ini dapat mengembangkan kapasitas fisik yang lainnya seperti:

keterampilan dasar, pola, pengalaman gerak yang berbeda-beda. Keterampilan

gerak yang diberikan masih dalam bentuk kasar sehingga penting untuk melatih

konsentrasi, kemauan serta identifikasi afektif.”

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa paserta

ekstrakurikuler bolabasket SMP berusia antara 13-15 tahun masuk pada masa

adolesensi, dimana usia ini sangat penting karena anak mengalami peningkatan

penampilan gerak, seperti lari cepat, lari jarak jauh, lompat tinggi dan sebagainya.

Peningkatan kuantitatif ini merupakan bagian yang dihasilkan oleh pertumbuhan

yang berlangsung terus, terutama pertumbuhan yang cepat di masa adolesensi,

yang menghasilkan kekuatan dan daya tahan, demikian pula sumbangan dari

unsur koordinasi tidak diragukan lagi dalam menunjang keterampilan. Namun

dalam prosesnya harus memperhatikan tingkat kemampuan yang dalam hal ini

masuk dalam kategori pemula yang memiliki karakteristik dapat mengembangkan

kapasitas fisik yang lainnya seperti: keterampilan dasar, pola, pengalaman gerak

yang berbeda-beda. Keterampilan gerak yang diberikan masih dalam bentuk kasar

sehingga penting untuk melatih konsentrasi, kemauan serta identifikasi afektif.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

39

Jika dikaitkan dengan model latihan dribel dan lay up shoot bolabasket

maka dalam prosesnya harus memperhatikan karakteristik sesuai tahap

kemampuanya, yaitu memunculkan situasi yang mampu melatih konsentrasi,

meningkatkan kemampuan dan memperhatikan afektif peserta. Sehingga model

latihan yang baik akan sejalan dengan pertumbuhan tulang yang cepat sebagai

karakteristik masa adolisensi dan situasi yang menyengangkan agar sejalan

dengan karakteristik latihan untuk tahap pemula. Sehingga pencapaian

kemampuan gerak dribel dan lay up shoot dapat berjalan dengan baik.

6. Latihan

1. Definisi Latihan

Hadisasmita & Syarifudin (1996:145), menyatakan bahwa latihan adalah

proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan

kian hari kian menambah beban latihan serta intensitas latihannya.

Menurut Suharno (1993:5) latihan adalah suatu proses penyempurnaan

atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-

beban fisik, teknik, taktik, dan mental yang teratur, terarah, meningkatkan

bertahap dan berulang-ulang waktunya.

Dalam latihan yang tidak pernah menambah beban latihan maka prestasi

pun tidak akan bertambah meningkat. Tujuan utama dari latihan adalah membantu

atlet meningkatkan penampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin.

Untuk mencapai tujuan tersebut ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan

oleh pelatih.(1) Latihan fisik, latihan ini khusus ditujukan untuk mengembangkan

dan meningkatkan kondisi atlet, yang mencakup komponen-komponen fisik antara

lain: kekuatan otot, daya tahan, kelentukan, stamina, kecepatan, power, stamina

otot, agilitas, koordinasi, keseimbangan dan lain-lain, (2) latihan teknik, latihan

kebiasaan-kebiasaan motorik dan neuromoskular, (3) latihan taktik, latihan ini

menumbuhkan perkembangan daya tafsir pada atlet, pola-pola permainan, strategi

taktik pertahanan dan penyerangan, (4) latihan mental, latihan mental ini lebih

menekankan pada perkembangan maturasi (kedewasaan) atlet serta perkembangan

emosional-impulsif, misalnya: semangat bertanding, sikap pantang menyerah,

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

40

percaya diri, sportivitas, kematangan juara, keseimbangan emosi meskipun berada

dalam situasi stres dan ketakutan, dan sebagainya (Suharno, 1993:1).

Dari pernyataan-pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa latihan

adalah sebuah kegiatan yang tersusun secara sistematis yang didalamnya terdapat

unsur-unsur kegiatan dengan tujuan mendapatkan suatu prestasi yang maksimal.

2. Prinsip-Prinsip Latihan

Dalam permainan bolabasket prinsip-prinsip latihan sangat diperlukan

karena merupakan dasar yang perlu diketahui serta diterapkan dalam latihan

cabang olahraga. Dengan mengetahui prinsip-prinsip latihan tersebut diharapkan

prestasi seorang atlet akan cepat meningkat. Tanpa mengetahui hal ini seseorang

atlet atau pelatih tidak mungkin dapat berhasil melatihnya.

Sebagai dasar atau landasan prinsip-prinsip latihan adalah proses adaptasi

manusia terhadap lingkungan. Manusia memiliki daya adaptasi istimewa terhadap

lingkungannya. Suharno (1993:5) menyatakan adaptasi adalah penyesuaian fungsi

dan struktur organisme atlet akibat beban latihan yang diberikan. Adaptasi atlet

akan timbul bila terkena rangsangan beban latihan berat.

Menurut Suharno (1993:7) menjelaskan bahwa prinsip latihan terdiri

dari:(1) kenaikan beban latihan teratur dari sedikit demi sedikit; hal ini penting

untuk menjaga agar tidak terjadi overtraining dan proses adaptasi atlet terhadap

beban latihan akan terjamin keteraturannya, (2) prinsip stres (tekanan); latihan

harus mengakibatkan stress fisik dan mental atlet. (3) prinsip interval (selang);

kegunaan prinsip interval diterapkan dalam latihan adalah untuk menghindari

overtraining, (4) prinsip ulangan (repetisi); untuk mengoptimalkan penguasaan

unsur gerak fisik, teknik, taktik, dan keterampiln yang benar, atlet harus

melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak- banyak secara

kontinyu.

Sedangkan menurut Raharjo dan Saichudin (2009:10) Secara ringkas,

beberapa prinsip latihan yang penting dipahami pelatih yaitu :(1) Beban lebih

(Overload) ; menekankan pada pembebanan latihan yang lebih berat diberikan

pada atlet secara periodik dan progresif ditingkatkan. (2) Individualisasi ; tidak

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

41

ada dua seorang atlet yang rupa serta kerakteristik fisiologis dan fisiknya sama,

artinya beban latihan harus disesuaikan dengan kemampuan adaptasi, potensi,

serta karakteristik spesifik dari atlet. (3) Densitas latihan ; kepadatan atau

frekuensi latihan yang dilakukan atlet (4) Kembali asal; menyatakan bahwa kalau

kita berhenti berlatih, tubuh akan kembali kekeadaan semula dan kondisi fisik

tidak akan meningkat. (5) Spesifik; latihan harus sesuai dengan cabang olahraga

yang dilakukan. (6) Perkembangan multilateral; pada masa anak-anak\ tidak boleh

terlalu cepat dispesifikkan pada satu cabang olahraga. (7) Pulih asal;

perkembangan atlet bergantung pad pemberian istirahat yang cukup sesuai agar

regenerasi tubuh dan dampak latihan bias dimaksimalkan. (8) Variasi latihan;

bentuk-bentuk latihan harus variatif untuk menjaga kejenuhan pemain.

Teori-teori dan prinsip-prinsip latihan tentang latihan fisik, yang telah

dikemukakan tersebut merupakan landasan untuk memahami proses pembentukan

fisik dalam permainan bolabasket. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan

bahwa prinsip-prinsip latihan perlu diperhatikan dan diterapkan dalam

penyusunan suatu program latihan yang melalui pentahapan, teratur, dan

berkesinambungan. Untuk meningkatkan prestasi atletnya seorang pelatih harus

berpedoman pada prinsip-prinsip latihan.

7. Tinjauan Aspek Belajar Gerak (Motor Learning)

Untuk menjadi pemain yang hebat, seorang pemain Bolabasket

memerlukan banyak latihan untuk menguasai keterampilan gerak (motor ability)

dalam teknik Bolabasket. “Konsep belajar gerak adalah bagaimana individu

belajar tentang ketrampilan gerak dan faktor-faktor yang mempengaruhi

penampilan fisik, yang dapat memberikan informasi penting terhadap guru

pendidikan jasmani, pelatih, dan perancang kurikulum, (Drowatzky 1981:1).”

Untuk memudahkan pemain Bolabasket dalam menguasai teknik-teknik dasar

Bolabasket, maka pelatih dan pemain harus mempelajari motor learning (belajar

gerak). Dengan mempelajari gerak dengan benar akan memudahkan pemain

dalam melaksanakan tugas geraknya.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

42

1. Konsep kemampuan gerak

Kajian tentang konsep kemampuan gerak yang relevan dengan aspek gerak

permainan bolabasket yaitu: respon gerak (motor response), pola gerak (motor

pattern), dan keterampilan gerak (motor skill). Implementasi dalam permainan

bolabasket adalah sebagai berikut:

a) Respon gerak (motor response)

Drowatzky (1981:16) menyimpulkan: Tanggapan/respon gerak dapat

ditempatkan ke dalam tiga kategori: ( a) pergerakan postural, untuk mengatur

posisi badan berkenaan dengan gravitasi; (b) lokomotor atau gerak

perpindahan memungkinkan seseorang untuk memindah/menggerakkan

tubuh/badan atau bagian-bagiannya melalui ruang dan (c) manipulasi,

memungkinkan seseorang untuk belajar dan mengendalikan object. Pola

kontak (manipulasi dari objek yang diam) telah dibedakan dari penerimaan

dan dorongan (manipulasi dari objek yang bergerak).

Dari kesimpulan respon gerak di atas terdiri-dari 3 respon gerakan

yang disimpulkan peneliti, yaitu:

(1). Gerakan postural adalah gerakan yang merupakan penyesuaian dari tubuh

menyeluruh untuk mengatur tubuh dalam merespon grafitasi dan

akselerasi, misalnya: posisi siap pemain saat akan menerima passing dan

posisi awal pemain saat akan melakukan shooting.

(2). Gerakan transport atau lokomotor gerakan yang dapat menjadikan

seseorang untuk menjelajah ruang, misalnya: gerakan pemain melakukan

dribel.

(3). Gerakan manipulatif adalah respon gerak yang melibatkan benda tertentu

sebagai obyek yang dimanipulasi, misalnya: gerakan melakukan shooting,

dribble, passing.

b) Pola gerak (motor pattern)

Pola gerak adalah tanggapan umum dengan jenis dan penerapan pada

bidang aktivitas berbeda, yang digunakan untuk tujuan yang luas di dalam gerak

tubuh. ”Ketrampilan gerak adalah tanggapan gerak spesifik, yang terbatas dalam

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

43

variabilitas dan applicabilitas, yang mana dikembangkan untuk menghasilkan

pergerakan spesifik di dalam aktivitas tertentu, (Drowatzky 1981:16).” Jadi dapat

disimpulkan Pola gerak adalah gabungan dari gerakan-gerakan yang ditampilkan

dalam respon-respon gerak dan membentuk pola-pola gerak tertentu yang menjadi

kebiasaan untuk dilakukan dalam berbagai aktifitas. Misalnya, saat melakukan

dribel, terdiri dari pola gerak berjalan atau berlari dengan gerakan memantulkan

bola. Jadi dapat disimpulkan bahwa pola gerak dari masing-masing individu akan

sangat mempengaruhi dalam penguasaan keterampilan bolabasket.

c) Keterampilan gerak (motor skill)

Keterampilan gerak dapat diklasifikasi dari berbagai sudut pandang yaitu

berdasarkan kecermatan gerakan, berdasarkan titik dan awal gerakan,

berdasarkan stabilitas lingkungan dan berdasarkan kompleksitas gerakan.

1. Klasifikasi gerak berdasarkan kecermatan gerakan

Ketrampilan gerak kasar (Gross Motor Skills)

”Gerak yang memerlukan interaksi dari banyak otot dengan

aktivitas badan/tubuh pada umumnya, seperti lari, menangkap,

melemparkan dan ketrampilan menggunakan raket, (Drowatzky

1981:16).” Misalnya: passing (mengoper), dribbling (menggiring),

shooting (menembak).

Keterampilan gerak halus (Fine Motor Skills)

”Ketrampilan gerak yang baik melibatkan otot yang kecil baik

lengan maupun kaki dan digunakan di dalam latihan terbatas, (Drowatzky

1981:16).” Keterampilan gerak halus ini lebih cenderung melibatkan

anggota ekstremitas gerak pada tubuh. misalnya: dribel (pada gerakan

tangan saat memantulkan bola)

Klasifikasi gerak berdasarkan titik dan awal gerakan

Drowatzky (1981:16) menyimpulkan:

Gerak diskrit adalah peristiwa tunggal dengan suatu permulaan dan akhir

yang digambarkan secara jelas. Gerak serial mempunyai suatu permulaan dan

akhir yang terbatas tetapi berkombinasi dengan beberapa gerakan individu yang

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

44

mengikuti satu sama lain dalam urutan yg cepat. Gerak dengan peristiwa stimulus

berlanjut (seperti menggiring bola) dan perulangan, mendekati respon serupa yang

berlanjut.

Dari sudut pandang bisa ditandai pada bagian mana merupakan awal

gerakan dan pada bagian mana merupakan akhir dari pada gerakan. Hal ini dapat

diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu:

(1). Keterampilan diskrit adalah keterampilan gerak yang dengan mudah ditandai

awal dan akhir dari gerakan, contohnya: gerakan passing bola dan shooting

bola.

(2). Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang dilakukan

berulang-ulang, contohnya: dribbling bola.

(3). Keterampilan kontinyu adalah keterampilan gerak yang merupakan rangkaian

gerakan yang dilakukan secara berlanjut, contoh pada gerakan berenang.

Pada cabang olahraga bolabasket, gerakannya termasuk klasifikasi gerak

diskrit dan serial sedangkan kontinyu tidak ada.

a. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan

Berdasarkan stabilitas lingkungan, keterampilan gerak bisa dibedakan

menjadi 2 macam yaitu:

(1). Keterampilan tertutup adalah keterampilan gerak yang dilakukan dalam

kondisi lingkungan yang stabil dan dapat diprediksi, gerakannya dilakukan

semata-mata karena stimulus dari dalam diri pelaku sendiri tanpa dipengaruhi

stimulus dari luar. Contoh: dalam gerakan senam lantai, disini pelaku

memulai gerakan berdasarkan kemauan sendiri, disaat dia merasa sudah siap

untuk melakukannya.

(2). Keterampilan gerak terbuka adalah keterampilan gerak yang dilakukan dalam

kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan gerakannya dilakukan selain

karena stimulus dari dalam diri, juga dipengaruhi oleh stimulus dari luar

dirinya. Contoh: dalam bermain bolabasket , saat akan melakukan passing

bola melihat posisi teman yang kosong . Jadi seluruh teknik dasar Bolabasket

merupakan gerak keterampilan terbuka.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

45

b. Klasifikasi berdasarkan kompleksitas rangkaian gerakan.

Berdasarkan kompleksitas rangkaian gerakan dikategorikan menjadi 2,

yaitu:

(1). Keterampilan sederhana adalah keterampilan gerak yang hanya terdiri atas 1

atau 2 elemen gerak saja, misalnya: passing (mengoper), dribbling

(menggiring), shooting,

(2). Keterampilan komplek adalah keteramapilan gerak yang terdiri atas beberapa

elemen gerak yang harus dikoordinasikan menjadi satu rangkaian gerak,

misalnya : dribble, passing and shooting

c. Respon fisik

”Suatu respon fisik mempunyai dua tahap, yaitu tahap persiapan/awalan

dan tahap penyelesaian, (Drowatzky 1981:16).” Tahap-tahap dalam respon fisik

dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1). Tahap persiapan/awalan

Seorang atlet akan mempersiapkan dirinya (posisi tubuhnya) apabila

akan melaksanakan suatu gerakan. Dalam hal ini adalah tahapan awalan dari

suatu pelaksanaan keterampilan. Dapat dicontohkan ketika akan melakukan

shooting . Pada saat sikap awal dan memegang bola

(2). Tahap penyelesaian

Dapat dikategorikan masuk ke dalam tahap ini apabila seluruh

rangkaian gerakan dari suatu keterampilan olahraga telah dilakukan. Dalam

olahraga Bolabasket dapat dicontohkan saat melakukan shooting, yaitu pada

saat follow through.

1. Komponen Gerak Yang Efisien

Drowatzky (1981) mengemukakan suatu skema yang menggambarkan

komponen-komponen penting yang membentuk gerakan yang efisien yaitu terdiri

dari komponen fitness dan kemampuan gerak (fitness and motor abilities),

kemampuan mengindera (sensori abilities), dan proses-proses perceptual

(perceptual processes). Dalam permainan Bolabasket komponen-komponen

tersebut digambarkan dalam 3 lingkaran seperti dibawah ini.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

46

KEBUGARAN DAN KEMAMPUAN GERAK

Gambar 2.16. Komponen-komponen dari gerakan yang efisien

2. Proses Belajar Gerak

Fase Belajar Gerak Menurut Fits dan Posner

a. Fase kognitif atau fase awal

Fase kognitif merupakan fase awal dalam belajar gerak

keterampilan. Pada fase kognitif pelajar berusaha memahami ide atau konsep

gerakan melalui mendengarkan penjelasan atau melihat contoh gerakan. Agar

pelajar benar-benar memahami tentang konsep gerakan yang diberikan guru

atau pelatih dalam memberikan contoh gerakan harus jelas dan intruksi verbal

juga harus jelas pula.

b. Fase asosiatif atau fase menengah

Dalam fase ini konsep gerak keterampilan yang difahami pada fase

kognitif kemudian dicoba untuk dilaksanakan dalam praktik. Konsep gerak

yang kemudian menjadi rencana gerak, yang ada di dalam fikiran dicoba

untuk dipraktikkan dalam wujud gerakan tubuh.

c. Fase otonom atau fase akhir

Penglihatan

Kinestetis

Pendengaran

Sentuhan

Propriosepsi

Kesadaran tubuh

Persepsi Kedalaman

Konstansi

Rencana Gerak

Kesadaran spasial

Pemorosesan

informasi

Kesadaran temporal

Kekuatan

Ketahanan

Waktu Reaksi

Koordinasi

Keseimbangan

Kecepatan

Kelincahan

Fleksibilitas

Fleksibilitas

KEMAPUAN

SENSORI

PROSES

PERSEPTUAL

GERAKAN EFISIEN

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

47

Fase ini merupakan puncak keterampilan gerak dimana pelajar

mampu melakukan gerakan keterampilan secara otonom dan otomatis. Fase

otonom ini dalam permainan bolabasket dicontohkan pada saat berakan dribel

dan lay up shoot pada saat pertandingan berlangsung.

Berdasarkan beberapa teori dasar belajar gerak yang dikemukakan,

dapat disimpulkan bahwa pembinaan serta pemberian latihan untuk

pengusaan keterampilan bermain bolabasket harus berlandaskan pada teori

tersebut. Hal ini dikarenakan bahwa setiap individu akan melalui tahapan-

tahapan belajar motorik dalam jenjang kehidupannya. Tahapan ini akan

dilewati untuk menuju pada pembentukan gerakan yang akan semakin lebih

baik pada masing-masing individu disetiap urutan jenjang hidup. Oleh karena

itu penerapannya sangat dibutuhkan untuk pembelajaran maupun pembinaan

khususnya pada usia dini.

Selanjutnya aplikasi dari teori untuk mengetahui penguasaan beberapa

komponen belajar gerak tersebut dalam pembinaan, baik pembinaan prestasi

maupun pengusaan keterampilan, pada tahap awal dapat dilakukan dengan

identifikasi keberbakatan (talent scouting). Hal ini sangat penting dilakukan

karena dapat digunakan untuk pengelompokan individu berdasarkan

keberbakatan yang dimiliki dalam dunia olahraga. Demikian pula manfaatnya

terhadap pembinaan prestasi olahraga bolabasket. Apabila seorang individu

telah diketahui bahwa memiliki tingkat dominansi keberbakatan dalam

bolabasket maka akan sangat memudahkan dalam upaya pembinaan prestasi.

B. Kerangka Berfikir

1. Pengembangan

Pengembangan adalah suatu kegiatan yang menghasilkan rancangan atau

produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual.

Sedangkan penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah

untuk mengembangkan suatu produk baru yang sebelumnya belum ada atau

menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

48

Penelitian pengembangan (research and Development) dalam latihan

adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi

produk-produk yang digunakan dalam proses latihan. Penelitian pengembangan

akan mengacu pada pembuatan suatu produk baru yang digunakan untuk

memecahkan suatu masalah yang ditemukan dengan cara yang berbeda dari

sebelumnya. Penelitian pengembangan bisa dilakukan diberbagai bidang yang

tentunya tidak hanya pada bidang-bidang tertentu saja.

Dengan demikian penelitian pengembangan merupakan penelitian yang

menelaah suatu teori, konsep atau pemahaman untuk membuat suatu produk baru

atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang dimulai dari adanya suatu

kebutuhan dari suatu masalah yang dapat dipecahkan dengan produk tersebut.

2. Model

Model merupakan tiruan, simulasi dari suatu kenyataan disusun dari

elemen yang khusus dari sejumlah fenomena yang dapat diawasi dan diselidiki

oleh seseorang. Ini juga merupakan sebuah isomorphus (sama dengan

pertandingan) dari suatu bayangan gambaran, yang diperoleh secara abstrak; suatu

proses mental pembuatan generalisasi dari contoh yang nyata. Selama penciptaan

model ini, yang paling penting adalah hipotesis dari perkembangan serta analisis

akibat yang diperoleh.

Dalam penelitian ini akan membuat tentang model latihan teknik dasar

dribel dan lay up shoot, dimana model latihan tersebut akan memuat tentang

fenomena yang akan diselidiki. Diharapkan dari model latihan teknik dribel dan lay

up shoot tersebut akan memperoleh bentuk latihan yang ideal untuk penguasaan

keterampilan teknik dribel dan lay up shoot, yang nantinya dapat diterapkan ke

dalam kondisi nyata yang dalam hal ini adalah situasi pertandingan.

C. Penelitian yang Relevan

Secara umum pengembangan model latihan teknik dasar dribel dan lay up

shoot belum banyak dilakukan sehingga peneliti belum menemukan penelitian

yang relevan dengan penelitian yang dilakukan sekarang.

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasketabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/A121008020_bab1.pdf · TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bolabasket Permainan bolabasket

49

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan dan Hipotesis Penelitian

Peneliti akan mengembangkan model latihan dribel dan lay up shoot

bolabasket dengan memperhatikan tahapan pelaksanaan latihan, yang dilakukan

dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari jarak

dekat ke yang jauh, dan dari tingkat kesulitan yang rendah ke yang tinggi. Dalam

model latihan ini akan memperinci mulai dari perbagian hingga keseluruhan

gerakan-gerakan tehnik dasar dribel dan lay up shoot serta penjelasan gerakannya.

Produk yang dihasilkan berisi tentang model-model latihan teknik dribel dan lay

up shoot dalam bolabasket.

Penyusunan model latihan teknik dribel dan lay up shoot ini subyek

penelitian adalah peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP se kecamatan Jatiroto

yang berusia 13-15 tahun yang berada pada tahapan pemula/beginer, dimana

penekanan utamanya diarahkan pada mekanisme garakan teknik dasar yang benar,

yang sesuai dengan teori-teori teknik dasar bolabasket. Kegiatan-kegiatan

latihannya mengarah pada pengkondisian terhadap penguasaan keterampilan

dengan mempertimbangkan karakteristik peserta ekstrakurikuler. Gerakan-

gerakan yang ditunjukan sesuai dengan teknik gerak dasar yang benar dan secara

bertahap mampu melaksanakan lebih terampil. Berdasarkan kajian teori, kerangka

pemikiran, pelaksanaan uji coba produk, dan eksperimen produk maka model-

model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket yang dihasilkan dapat

meningkatkan penguasaan keterampilan dribel dan lay up shoot bagi para pemain

bolabasket peserta ekstrakulikuler SMP se-Kecamatan Jatiroto.