bab ii tinjauan pustaka a. kajian teori 1. program ...eprints.umm.ac.id/66763/45/bab ii.pdfindikator...
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Program Adiwiyata
a. Sejarah Program Adiwiyata
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan
ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma
serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya
kesejahteraan hidup dan menuju pada cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(2012) mengemukakan bahwa Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
telah disepakati pada tanggal 19 Februari 2004 oleh 4 Departemen yaitu
Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH),
Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, dan Departemen
Dalam Negeri. Kebijakan ini sebagai dasar arahan bagi para pemangku
kepentingan (stakeholder) dalam pelaksanaan dan pengembangan pendidikan
lindkungan hidup di Indonesia serta sebagai salah satu solusi dalam upaya
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pelestarian
fungsi lingkungan hidup.
Dalam upaya mempercepat pengembangan pendidikan lingkungan hidup
khususnya jalur pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah, maka pada tanggal 21 Februari 2006 telah dicanangkan program
adiwiyata, dengan tujuan mendorong dan membentuk sekolah peduli dan
berbudaya lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melakukan upaya
pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan
generasi sekarang maupun yang akan datang.
11
Program Adiwiyata ialah salah satu program Kementerian Negara
Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan
kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam
program ini diharapkan seluruh warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan
sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan
yang negatif (KNLH, 2010).
Pelaksanaan program Adiwiyata merupakan amanah UU No. 23 Tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, tepatnya pada pasal
65 butir (2) bahwa setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan
hidup. Akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi
hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat (KNLH,2008). Tindak lanjut
dari UU No. 32 Tahun 2009 ialah Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata. Secara
aturan atau dasar hukum pelaksanaan, program Adiwiyata sudah seharusnya
berjalan di semua sekolah (Permen LH, 2013).
Sekolah yang melaksanakan program adiwiyata menjadi agen yang
berperan untuk menjadikan warga sekolah berbudaya dan peduli terhadap
lingkungan. Melalui program adiwiyata tersebut setiap orang wajib
mendapatkan pendidikan, pelatihan, pembinaan, serta bertanggung jawab
terhadap lingkungan yang ada.
12
b. Pengertian Program Adiwiyata
Program adiwiyata memiliki tujuan untuk menciptakan kondisi baik bagi
sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran. Menurut Monalisa (2013), pada
dasarnya kata ADIWIYATA berasal dari Bahasa Sansekerta. “ADI” bermakna
besar, agung, baik, pengetahuan, dan “WIYATA” bermakna sebagai tempat
seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan dan norma. Jadi, ADIWIYATA
bermakna tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh ilmu pengetahuan,
norma, etika yang menjadi dasar manusia menuju kesejahteraan hidupnya.
Sedangkan dalam PERMEN Lingkungan Hidup No.5/2013 Adiwiyata adalah
program untuk mewujudkan sekolah yang berbudaya lingkungan, sehingga
program Adiwiyata memiliki prinsip sebagai berikut: 1) Edukatif, dapat
memberikan pengetahuan dan etika mengenai perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dalam kehidupan, 2) Partisipatif, komunitas yang ada
disekolah ikut terlibat baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
sesuai tanggung jawab dan peran masing-masing, 3) Berkelanjutan, program
Adiwiyata yang dilaksanakan harus dilakukan secara terencana dan terus
menerus.
Program Adiwiyata merupakan program untuk mewujudkan sekolah
berbudaya lingkungan. Program ini hasil kerja sama antara Kementerian
Lingkungan Hidup dengan Departemen Pendidikan Nasional. Menurut
Mulyana (2009) Program Adiwiyata diberikan dalam bentuk penghargaan
Adiwiyata kepada sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan. Melalui
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2013 Program Adiwiyata
adalah program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya
13
lingkungan. Dapat diketahui bahwa sekolah adiwiyata harus melaksanakan
komponen-komponen program adiwiyata yang memasukkan nilai budaya
lingkungan untuk mewujudkan sekolah peduli dengan cara hidup bersama
lingkungan.
Sekolah yang melaksanakan program adiwiyata menjadi agen yang
berperan untuk menjadikan warga sekolah berbudaya dan peduli terhadap
lingkungan. Melalui program adiwiyata tersebut setiap orang wajib
mendapatkan pendidikan, pelatihan, pembinaan serta bertanggung jawab
terhadap lingkungan yang ada. Hal ini juga berdasarkan ketentuan Pasal 65 ayat
(2) Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Melalui program adiwiyata masyarakat Indonesia dapat
memiliki keunggulan di bidang lingkungan hidup.
c. Konsep dan Tujuan Program Adiwiyata
Menurut pendapat Iswari dan Utomo (2017) dalam Jurnal Ilmu Lingkungan
hidup, program adiwiyata adalah program yang komprehensif melibatkan
semua stakeholders baik di sekolah dan masyarakat untuk membantu
meningkatkan kepedulian lingkungan, khususnya peserta didik. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa program adiwiyata ini bukan semata-mata hanya lomba.
Tetapi, adiwiyata merupakan suatu program pembentukan karakter, sikap,
perilaku, dan budaya peduli lingkungan hidup.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kemendikbud (2012) tujuan
program adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab
dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata
14
kelola sekolah yang baik untung mendukung pembangunan berkelanjutan. Hal
ini berarti sekolah adiwiyata diupayakan menjadi sekolah atau tempat bagi
warga sekolah untuk memperoleh pengetahuan, norma, etika sebagai dasar
menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju cita-cita pembangunan
berkelanjutan. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat
dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari
dampak lingkungan yang negatif.
d. Komponen Program Adiwiyata
Untuk mewujudkan tujuan dari program Adiwiyata, maka ditetapkan
komponen dalam pelaksanaan program tersebut. Komponen tersebut menurut
Samsul (2013) yaitu aspek kebijakan berwawasan lingkungan, aspek kurikulum
berbasis lingkungan, aspek kegiatan sekolah berbasis partisipatif, dan
pengelolaan sarana prasarana pendukung sekolah yang berbasis ramah
lingkungan.
Kebijakan berwawasan lingkungan memiliki standar kurikulum dan
rancangan kegiatan anggaran sekolah memuat program upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Kegiatan sekolah berbasis partisipatif memiliki
standar dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah serta menjalin
kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, media, serta sekolah lain).
Pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan
15
serta memiliki peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang
ramah lingkungan di sekolah.
e. Sekolah Adiwiyata
Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata
menjelaskan bahwa Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan
berbudaya lingkungan. Sejalan dengan peraturan pemerintah, (Heny,2015)
menyatakan bahwa Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang telah menerapkan
system dengan maksud untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung
jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui
tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Melalui pengertian Sekolah Adiwiyata diatas dapat disimpulkan bahwa
Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang mewujudkan warga sekolah terutama
siswa untuk menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan. Penanaman
kepedulian itu kemudian diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan
berkelanjutan generasi yang akan datang secara continue.
f. Prinsip Dasar dan Indikator Pelaksanaan Program Adiwiyata
Fokus terhadap pelaksanaan Program Adiwiyata diperlukan agar tidak
menyimpang dari tujuan Program Adiwiyata yang ada. Prinsip dasar
pelaksanaan Program Adiwiyata menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013 ialah sebagai berikut: 1) Edukatif,
dapat memberikan pengetahuan dan etika mengenai perlindungan dan
16
pengelolaan lingkungan hidup. 2) Partisipatif, komunitas yang ada disekolah
ikut serta baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai
tanggungjawab dan perannya masing-masing; 3) Berkelanjutan, Program
Adiwiyata yang dilaksanakan harus dilakukan secara berkelanjutan secara
terencana dan terus menerus.
Melalui ketiga prinsip yang ada dapat diketahui bahwa prinsip pada
pelaksanaan Program Adiwiyata dilaksanakan dengan memberikan
pengetahuan, etika, mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang melibatkan seluruh komunitas sekolah serta dilaksanakan secara terencana
dan terus menerus.
Indikator dan kriteria dari program adiwiyata adalah sebagai berikut:
a) Pengembangan aspek kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan.
b) Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan
c) Pengembangan kegiatan berbasis partisipatif
d) Pengelolaan dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung
sekolah yang ramah lingkungan.
Dari indikator dan kriteria yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan
bahwa program adiwiyata merupakan program yang dibuat dengan tujuan
mendorong dan membentuk sekolah yang berbasis peduli dan berbudaya
lingkungan yang mampu berpartisipasi dan melakukan upaya pelestarian
lingkungan.
17
g. Manfaat Mengikuti Program Adiwiyata
Pelaksanaan Program Adiwiyata memiliki manfaat, diantaranya yaitu
menurut (Kementerian Lingkungan Hidup 2012). Manfaat mengikuti program
adiwiyata adalah mendukung percepatan pencapaian 8 Standar Nasional
Pendidikan, meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah
melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber
energi, menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar
mengajar yang lebih nyaman dan kondusif, menjadi tempat pembelajaran
tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik,
meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui
pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan sekolah. Selain itu
manfaat sekolah yang mengikuti program Adiwiyata ini ialah sekolah dapat
lebih berperan aktif dalam menciptakan kawasan yang peduli dengan
lingkungan, sekolah bisa menciptakan peserta didik yang sadar akan
lingkungan, sekolah bisa berperan dalam semua kegiatan dalam rangka
mengurangi global warming, dan sekolah bisa menjadi sarana penyalur
pendidikan lingkungan praktik secara langsung.
Sejalan dengan teori ini dapat disimpulkan bahwa manfaat mengikuti
program Adiwiyata ialah menjadikan lingkungan sekolah yang nyaman bagi
peserta didik, selain itu menjadikan peserta didik untuk menjaga dan
melestarikan lingkungan.
18
2. Hakikat Karakter
Secara etimologi, istilah karakter berasal dari Bahasa latin character, yang
berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian, dan akhlak.
Secara etimologi karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umunya yang
bergantung pada factor kehidupannya sendiri. Sedangkan Fitri (2012)
menyatakan bahwa karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan,
dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat.
a) Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan usaha dalam mengembangkan nilai- nilai
karakter pada diri peserta didik dan menanamkan kebiasaan yang baik
sehingga peserta didik memiliki kepribadian yang baik di sekolah maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian pendidikan karakter menurut Samani
(2012) yaitu suatu upaya proaktif yang dilakukan baik oleh sekolah maupun
pemerintah untuk membantu siswa mengembangkan inti pokok dan nilai-nilai
kinerja, seperti kepribadian, kejujuran, kerajinan, fairness, keuletean,
ketabahan, tanggungjawab, menghargai diri sendiri dan oranglain.
Kemudian pendidikan karakter menurut Amri, dkk (2011) pendidikan
karakter ialah suatu system penanaman nilai-nilai karakter kepada warga
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Semua komponen
19
pendidikan harus dilibatkan dalam pendidikan karakter di sekolah termasuk
kurikulum sekolah, proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas,
pengelolaan aktifitas atau kegiatan ekstrakulikuler atau kokulikuler,
pemberdayaan sarana dan prasarana, pengelolaan sekolah, dan kelompok kerja
warga sekolah.
Pendidikan karakter secara umum harus memberikan pengaruh positif
terhadap perubahan perilaku manusia. Hal ini berdasarkan pendapat Aunillah
(2011) pendidikan karakter sebagai system yang menanamkan nilai-nilai
karakter pada peserta didik, yang mengandung komponen pengetahuan,
kesadaran individu, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan YME, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, maupun bangsa sehingga terwujud insan yang mulia.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu bimbingan
dalam membentuk watak atau sifat manusia agar bertingkah laku yang positif
yang sesuai dengan nilai-nilai moralitas, masyarakat, bangsa, dan negara yang
menunjukkan ciri khas pada kepribadiannya. Sehingga karakter tersebut dapat
dibentuk, tetapi tidaklah mudah serta memerlukan proses yang cukup panjang
melalui pendidikan.
b) Fungsi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan sebuah budaya yang dilaksanakan di
Indonesia. Sehingga pendidikan karakter memiliki fungsi tersendiri dalam
pelaksanaannya. Menurut Hasan (2010) bahwa fungsi pendidikan karakter
suatu bangsa adalah: 1) Pengembangan, yaitu pengembangan potensi peserta
20
didik untuk menjadi pribadi yang baik; 2) Perbaikan, yaitu memperkuat kiprah
pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi
peserta didik yang lebih bermartabat; 3) Penyaring, yaitu untuk menyaring
budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.
Maka dari itu dapat disimbulkan bawa pendidikan karakter memiliki fungsi
positif bagi masa depan karakter bangsa yang bermartabat. Hal tersebut akan
tercapai jika fungsi-fungsi pendidikan karakter dapat tercapai. Hal terpenting
bahwa fungsi tersebut perlu dicapai sejak pendidikan sekolah dasar, sehingga
pada jenjang pendidikan lanjut merupakan penguatan dan pematangan
karakter.
c) Tujuan Pendidikan Karakter
Berkaitan dengan masalah pendidikan, maka tidak akan lepas dari tujuan
yang akan dicapai, begitu pula dengan pendidikan karakter, tentunya memiliki
tujuan tersendiri, tetapi tidak menyimpang dari tujuan pendidikan yang ada.
Diharapkan pula pendidikan karakter dapat mendukung dan menyempurnakan
tujuan pendidikan sehingga tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai dan
mendapatkan hasil yang maksimal. Kemendiknas (2011) menyatakan bahwa
tujuan pendidikan karakter yaitu: 1) Mengembangkan potensi peserta didik
agar manusia yang memiliki hati baik, berfikir baik, dan berperilaku baik; 2)
Membangun bangsa yang berkarakter Pancasila, 3) Mengembangkan potensi
warga negara agar memiliki sikap percyaa diri, bangga pada bangsa dan
negaranya serta mencintai sesama manusia.
21
Selain itu tujuan dari pendidikan karkater juga dinyatakan dalam beberapa
teori yaitu menurut pernyataan Fadillah (2013) yang menyebutkan tujuan
pendidikan karakter yaitu mempersiapkan anak supaya mempunyai karakter
yang baik, yang mana nantinya bila anak telah dewasa sudah menjadi terbiasa
dalam kesehariannya. Selain itu tujuan pendidikan karakter lebih intensif
kepada nilai-nilai yang dapat tertanam dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik. Sedangkan tujuan pendidikan menurut Fitri (2012) yaitu membenuk dan
membangun pola pikit, sikap, dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi
yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab.
Sehingga pendidikan karkater hendaknya dilakukan sejak dini agar dapat
menumbuhkan karakter pada peserta didik yaitu menjadi anak yang lebih
tanggung jawab, tangguh, kreatif, serta akhlak yang lebih baik.
Dari beberapa penjelasan mengenai tujuan dari pendidikan karakter maka
dapat dipahami mengenai tujuan dari pendidikan karakter itu sendiri adalah
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai positif agar membentuk akhlak
yang baik serta menanamkan dan memfasilitasi bentuk yang baik dna positif
sehingga peserta didik dapat menjadi pribadi yang unggul, bermartabat, dan
berwawasan luas.
d) Manfaat Pendidikan Karakter
Penanaman pendidikan karakter sejak dini sangatlah penting, agar peserta
didik mampu menjadi pribadi yang lebih baik, unggul, dan bermartabat.
Kemendiknas (2011) menyatakan bahwa manfaat pendidikan karakter yaitu
menumbuhkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik
22
atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action)
sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik.
Diharapkan melalui adanya pendidikan karakter ini dapat mengurangi degrasi
moral yang sedang terjadi serta membentuk karakter peseta didik yang lebih
bermoral sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Manfaat pendidikan karakter menurut Rachmah (2013) menyatakan bahwa
pendidikan karakter merupakan usaha menanamkan kebiasaan yang baik
(behavioral) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan
nilai-nilai yang telah menjadi kepribadian baik sebagai warga negara maupun
individu. Pendidikan karakter yang dilakukan pada usia dini akan menjadi
wujud nyata dalam mempersiapkan generasi yang berkarakter demi kemajuan
suatu bangsa.
3. Peran Guru
Peran guru meliputi pengajaran atau sebagai pengajar, sebagai pembimbing
dan pemberi bimbingan, serta peran guru sebagai pemimpin. Ketiga peran itu
dilaksanakan sejalan secara seimbang dan serasi tidak boleh ada satupun yang
terabaikan, karena semuanya fungsional dan saling berkaitan dalam menuju
keberhasilan pendidikan sebagai suatu keseluruhan yang tidak bisa
terpisahkan.
a) Peran guru sebagai pengajar
Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan. Peran guru sebagai pembimbing dan pemberi
bimbingan
23
b) Peran guru sebagai pembimbing dan pemberi bimbingan
Sebagai pembimbing, guru lebih suka mendapat kesempatan menghadapi
sekumpulan murid-murid di dalam interaksi belajar- mengajar. Ia memberi
dorongan dan menyalurkan semangat menggiring mereka, sehingga peserta
didik dapat melepaskan diri dari ketergantungannya kepada oranglain
dengan tenaganya sendiri.
c) Peran guru sebagai administrasi
Sebagai administrasi, guru bertugas mengelola kelas atau pengelola
interaksi belajar mengajar. Adapun yang menjadi konsekuensi pengelolaan
kelas yang baik adalah meningkatnya prestasi guru dan meningkatnya
efektifitas dari situasi belajar mengajar.
d) Peran guru sebagai fasilitator
Guru menyediakan kemudahan-kemudahan bagi peserta didik untuk
melakukan kegiatan belajar mengajar.
e) Peran guru sebagai penyedia lingkungan
Dimana guru berupaya untuk menciptakan lingkungan yang menantang
siswa agar melakukan kegiatan belajar.
f) Peran guru sebagai model
Guru mampu memberikan contoh yang baik kepada siswanya agar siswa
berperilaku yang baik.
g) Peran guru sebagai evaluator
Guru sebagai sosok yang melakukan penilaian terhadap kemajuan belajar
siswa.
23
h) Peran guru sebagai innovator
Guru turut menyebarluaskan usaha-usaha pembaharuan kepada
masyarakat.
i) Peran guru sebagai motivator
Guru meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa.
j) Peran guru sebagai agen kognitif
Guru yang menyebarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dan
masyarakat.
Dari beberapa peran guru yang telah dijabarkan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa guru atau pendidik memiliki peran penting sebagai seorang
pendidik bagi peserta didik maupun masyarakat sekitar.
4. Lingkungan Hidup
Program adiwiyata merupakan salah satu upaya penanaman nilai karakter
peduli lingkungan yaitu menanamkan pendidikan lingkungan hiduo pada
siswa. Menurut Nurani (2014) pendidikan lingkungan perlu diajarkan karena
bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menambah
pengetahuan dan menumbuhkan kepedulian dalam upaya memperbaiki
kualitas hidup yang bersahabat dengan alam serta ramah terhadap
lingkungan.
Pendidikan lingkungan hidup di sekolah juga mempunyai konsep dalam
pembelajaran. Hal tersebut dinyatakan Alpusari (2013) bahwa konsep
pendidikan lingkungan hidup bagi siswa diarahkan untuk menciptakan
pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang agar memiliki wawasan konservasi
24
yang bermuara pada peningkatakan kualitas pada siswa itu sendiri. Dari
pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
lingkungan hidup diajarkan agar warga sekolah dapat menumbuhkan kepekaan
terhadap alam sekitar, menyelesaikan permasalahan-permasalahan
lingkungan, berpartisipasi memelihara lingkungan, dan meningkatkan kualitas
diri dalam mengelola lingkungan. Sehingga hal itu dapat meningkatkan mutu
lingkungan hidup.
Dalam pengertian lain, pendidikan lingkungan hidup juga untuk
memahami serta menghargai hubungan timbal balik positif antara manusia
dengan lingkungan. Hal itu berdasarkan UNESCO (2007) bahwa pendidikan
lingkungan adalah suatu proses untuk mengenali nilai-nilai dan menjelaskan
konsep dalam rangka mengembangkan keterampilan, sikap yang diperlukan
untuk memahami serta menghargai hubungan timbal balik antara manusia,
budaya, dan lingkungan biofisiknya. Dalam pendidikan lingkungan hidup
terdapat upaya pengarahan manusia untuk memiliki sikap peduli terhadap
lingkungan. Selain itu agar manusia menghargai atau mensyukuri bahwa
lingkungan telah memenuhi kebutuhan manusia sehingga perlu dijaga terus
menerus.
a. Pengertian Lingkungan Hidup
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 lingkungan hidup
dinyatakan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Menurut
Hamzah (2013) menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah jumlah total dari
25
semua kondisi yang mempengaruhi eksistensi, pertumbuhan, dan
kesejahteraan dari suatu organisme yang ada di bumi.
Terdapat beberapa definisi mengenai lingkungan hidup. Pertama,
menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah gabungan dari faktor-faktor
fisik, kimiawi, hayati dan sosial yang dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup serta kesejahteraan manusia dari jasad-jasadnya (2008). Lingkungan
hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada disekitar manusia atau
makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta
saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya
(Daryanto, 2013).
Dari pengertian lingkungan hidup di ats maka dapat disimpulkan bahwa
lingkungan hidup merupakan sumber kehidupan yang terdiri dari factor fisik,
kimiawi, hayati dan sosial serta benda hidup maupun tidak hidup dan segala
makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan manusia yang harus dijaga
kelestariannya agar dapat mendukung kehidupan dan sebagai tempat
berkembang semua makhluk hidup khususnya manusia.
b. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan suatu kegiatan yang didalamnya
mencakup aspek pemanfaatan, pengaturan, pemeliharaan pemulihan,
pengendalian, pembinaan, serta upaya pelestarian lingkungan hidup yang
dilaksanakan secara integrative (Hamzah, 2013). Menurut Undang-Undang
RI Nomor 32 Tahun 2009 pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan
26
hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penanganan hukum.
Pengertian pengelolaan lingkungan hidup yang dikemukakan diatas
dapat memberikan pemahaman bagi kita semua bahwa pengelolaan
lingkungan hidup tidak hanya tentang pemanfaatan sumber daya yang ada
tetapi juga harus diimbangi dengan pengelolaan lingkungan hidup yang baik
agar dapat mempengaruhi dan perilaku manusia.
c. Sikap Peduli Lingkungan
Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab seluruh warga sekolah,
bukan semata-mata hanya tugas penjaga sekolah. Seluruh peserta didik
diajarkan untuk merawat lingkungan sekitar sekaligus lingkungan tempat
mereka belajar. Penanaman peduli lingkungan juga ditanamkan dengan
membiasakan anak untuk mencuci tangan saat jam istirahat, mencuci tangan
sebelum makan dan sesudah makan, serta membiasakan mencuci tangan
setelah olahraga. Seluruh siswa juga dibiasakan untuk menjaga kebersihan
kamar mandi.
Selain itu, kesediaan fasilitas yang menunjang untuk penanaman karakter
peduli lingkungan juga memiliki peran yang sangat penting, seperti kesediaan
kolam yang mampu menggambarkan pengolahan limbah dan komposter
untuk pengolahan sampah secara sederhana.
Penanaman fondasi peduli lingkungan sejak dini menjadi solusi utama
yang harus dilakukan, agar generasi muda memiliki bekal pemahaman tentang
27
lingkungan hidup. Menurut Daryanto dan Suryatri Darmiatun (2013) “peduli
lingkungan merupakan salah satu karakter yang harus dikembangkan di
sekolah. Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya serta
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang telah
terjadi.”
Penanaman sikap peduli lingkungan sejak dini merupakan sebuah usaha
untuk melatih peserta didik menjaga dan merawat lingkungan sekitar mereka.
d. Pendidikan Lingkungan Hidup
Program adiwiyata merupakan salah satu upaya penanaman nilai karakter
peduli lingkungan yakni menanamkan pendidikan lingkungan hidup pada
siswa. Menurut Nurani (2014) pendidikan lingkungan perlu diajarkan karena
bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menambah
pengetahuan dan menumbuhkan kepedulian dalam upaya memperbaiki
kualitas hidup yang bersahabat dengan alam serta ramalingkungan.
Sedangkan menurut Adam (2014) pendidikan lingkungan hidup diperlukan
sebagai upaya penyadaran masyarakat akan kepedulian terhadap kelestarian
lingkungan, menanamkan pengertian memelihara sumber daya alam sekitar
agar tetap terlihat indah dan sehat.
Pendidikan lingkungan hidup di sekolah juga mempunyai konsep dalam
pembelajaran. Hal tersebut dinyatakan Alpusari (2013) bahwa konsep
pendidikan lingkungan hidup bagi siswa diarahkan untuk menciptakan
pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang agar memiliki wawasan
28
konservasi yang bermuara pada peningkatan kualitas pada diri peserta didik
itu sendiri. Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan lingkungan hidup diajarkan agar warga sekolah dapat
menumbuhkan kepekaan terhadap alam sekitar, menyelesaikan
permasalahan-permasalahan lingkungan, berpartisipasi memelihara
lingkungan, dan meningkatkan kualitas diri dalam mengelola lingkungan.
Sehingga hal itu dapat meningkatkan mutu lingkungan hidup.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menemukan beberapa kajian yang
relevan dengan apa yang akan peneliti lakukan. Adapun jabaran yang relevan
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Penelitian Relevan
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Persamaan &
Perbedaan
1. Ratih
Sulistyowati,
dkk (2017)
Pengembangan
Model Pembinaan
Sekolah Imbas
Adiwiyata Berbasis
Partisipasi
Program adiwiyata
merupakan program yang
dibuat dengan tujuan
untuk membentuk rasa
kepedulian dan cinta
lingkungan dari
masyarakat, dimulai dari
lingkungan seklah.
Persamaan :
Penelitian ini
dibatasi hanya untu
jenjang SD saja.
Perbedaan :
Penelitian ini
menggunakan jenis
penelitian
pengembangan
Adiwiyata di
sekolah yang
peneliti lakukan
adalah Adiwiyata
mandiri yang ada
di Salatiga.
Sedangkan pada penelitian saya,
adiwiyata ASEAN
2. Risky Dewi
Iswari, Suyud
W. Utomo
(2017)
Evaluasi Penerapan
Program Adiwiyata
Untuk Membentuk
Perilaku Peduli
Lingkungan di
Kalangan Siswa
Salah satu komponen
penerapan program
Adiwiyata mendukung
pengetahuan L.H. Hal ini
dilihat dari dua komponen yaitu pengintegrasian
Persamaan:
Penelitian ini bertujuan untuk
membentuk sikap peduli lingkungan siswa.
29
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Relevan
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Persamaan &
Perbedaan
lingkungan hidup
kedalam mata pelajaran
wajib dan pengunaan
metode belajar tenaga
pendidik yang
melibatkan siswa
berperan aktif.
Perbedaan :
Penelitian ini
digunakan pada
jenjang SMA
menggunakan jenis
penelitin
kuantitatif.
3. Mohammad Pelaksanaan Program sekolah Persamaan : Dendy Program Adiwiyata adiwiyata memiliki 4 Penelitian Fathurahman Dalam Mendukung aspek didalam menggunakan jenis Bahudin (2017) Pembentukan pelaksaannya, antara lain kualitatif. Karakter Peduli adalah aspek kebijakan Perbedaan: LIngkungan di berwawasan lingkungan, Penelitian ini SMA Negeri 4 aspek kegiatan berbasis ditujukan untuk Palembang. partisipatif, dan yang sekolah jenjang terakhir adalah aspek SMA. pengelolaan pendukung
rumah lingkungan.
4. Mirza Mewujudkan Program Adiwiyata Persamaan : Sama- Desfandi Masyarakat menggabungkan sama menggunakan (2015) Berkarakter Peduli pembelajaran dan jenis penelitian Lingkungan Hidup tindakan, sehingga kualitatif. Sekolah Dasar memberikan metode yng Perbedaan : Adiwiyata Mandiri efektif untuk mengubah Di dalam jurnal ini perilaku. tidak dibatasi untuk tingkatan sekolah. Dalam penelitian saya hanya untuk tingkat SD.
5. Trikinasih Pembudayaan Nilai Pengembangan Persamaan : Handayani, Kebangsaan Siswa kebijakan sekolah peduli Menggunakan jenis Wurdyadi, dkk Pada Pendidikan dan berbudaya penelitian (2015) LIngkungan Hidup lingkungan di SDN 1 kualikatif. Sekolah Dasar Ungaran Yogyakarta Peneliatian dibatasi Adiwiyata Mandiri telah dimiliki. Visi, misi, hanya untuk tujuan dan tujuan jenjang SD. sekolah yang tertian Perbedaan : dalam kurikulum Penelitian ini sekolah sudh memuat dilakukan di SDN kebijakan sekolah peduli 1 Ungara, dan berwawasan Yogyakarta. lingkungan. Sedangkan pada penyususnan skripsi saya di SDN Tunjungsekar
1 Kota Malang.
30
SDN Tunjungsekar 1 Kota Malang
Fokus Masalah
1. Pelaksanaan program adiwiyata
2. Pelaksanaan sikap peduli lingkungan pada
sekolah adiwiyata
3. Peran guru dalam menumbuhkan sikap peduli
lingkungan pada sekolah adiwiyata.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai
kepala sekolah, guru, dan beberapa peserta didik di SDN Tunjungsekar 1 Kota Malang.
Menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis
penelitian deskriptif, dengan menggunakan
instrumen pedoman observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan pelaksanaan program
adiwiyata di SDN Tunjungsekar 1 Kota Malang
2. Mendeskripsikan pelaksanaan sikap peduli lingkungan pada sekolah adiwiyata di SDN
Tunjungsekar 1 Kota Malang
3. Mendeskripsikan peran guru dalam
menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada
sekolah adiwiyata di SDN Tunjungsekar 1
Kota Malang.
C. Kerangka Pikir
Kondisi Ideal
1. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (2012) mengemukakan
bahwa kebijakan PLH telah disepakati
pada tanggal 19 Februari 2004.
2. Permen LH No. 5 Tahun 2013 program
adiwiyata adalah program untuk
mewujudkan sekolah yang peduli dan
berbudaya lingkungan.
Kondisi Lapangan
1. Pelaksanaan program adiwiyata
2. SDN Tunjungsekar 1 Kota
Malang telah mendapat predikat
adiwiyata tingkat ASEAN sejak
tahun 2016
3. SDN Tunjungsekar 1 Kota
Malang menerapkan program
adiwiyata terlihat dari kondisi
sekolah.