bab ii tinjauan pustaka a. efektivitaseprints.mercubuana-yogya.ac.id/3276/3/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas
Efektivitas adalah suatu keadaan mengandung pengertian
mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau
seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang
memang dikehendaki, maka orang itu dikatakan efektif kalau
menimbulkan akibat sebagai mana yang dikehendakinya
(Westra,1989:147).
Handoko menyatakan bahwa efektifitas adalah kemampuan untuk
memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.1 Dalam pengukuran efektivitas harus selalu
disertai dengan efesiensi, supaya dalam pencapaian tujuan yang
diinginkan tidak terdapat pemborosan-pemborosan. Efesinesi itu sendiri
merupakan suatu keadaan ketika penyelesaian suatu pekerjaan
dilaksanakan secara tepat dan akurat tanpa membuang waktu, tenaga dan
biaya.
B. Website
Website adalah kumpulan informasi yang berbentuk halaman-
halaman elektronik atau web page. Sebuah website umumnya terhubung
pada sebuah alamat penunjuk yang spesifik. Alamat penunjuk tersebut
1Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen, Cetakan 20. Bpee. Yogyakarta. Hal.7
dinamakan domain, misal Detik.com atau Nesaba media. com. Website
pada umumnya terdiri dari format teks, gambar, table, grafik, kutipan ,
video, musik, dan format visual lainnya yang menarik bagi pengunjung
website tersebut.
Sebuah website biasanya bisa diakses secara umum. Kebanyakan
website dapat diakses melalui public internet protocol (IP) dalam
sebuah jaringan internet. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa
website tersebut diakses secara offline melalui jaringan LAN. Website
bisa berupa website pribadi, komersial, pemerintahan, dan website
lainnya yang dibuat untuk kepentingan profit maupun non profit yang
dipublikasikan secara umum. Selain itu, website juga dapat dibuat untuk
tujuan khusus seperti misalnya untuk hiburan, pendidikan, dan juga
kepentingan sosial.
Gambar 1. Static website vs dynamic website
Berdasarkan penampilan dan respon ketika diakses, website bisa
dikategorikan ke dalam dua jenis utama yaitu static website dan dynamic
website. Mungkin Anda sebenarnya sering berinteraksi dengan kedua jenis
website ini. Namun karena terlalu menikmati informasi positif yang ada di
dalam halaman website tersebut, seringkali Anda tidak begitu ingin tahu
perbedaan keduanya. Nah mari kita pelajari apa itu static website dan
dynamic website.
1. Static website
Static website pada umumnya merupakan informasi yang
disimpan di dalam server dengan format tertentu yang nantinya akan
tampil secara identik untuk semua pengguna atau users. Website
jenis ini umumnya dikembangkan dengan menggunakan Bahasa
pemrograman Hypertext Markup Language (HTML) atau
pun Cascading Style Sheets (CSS).
Pada umumnya static website ini akan menampilkan bentuk
yang sama ketika kita mengunjunginya. Meskipun pengelola
website melalukan pembaharuan informasi, biasanya penampilan
yang muncul pada saat kita mengakses website tipe ini tetap sama.
Jika pengelola ingin mengubah penampilan dari website ini, maka
pengelola harus mengubahnya melalui kode-kode program yang
tentunya menuntut pengelola untuk memahami prinsip-prinsip
pemrograman sebuah website.
Website jenis ini mempunyai protipe yang hampir mirip,
yaitu memiliki sekitar setidaknya 5 halaman utama.Halaman-
halaman tersebut biasanya digunakan untuk menuliskan infomasi
mengenai produk, kontak, sejarah dan informasi-informasi umum
mengenai website tersebut. Di dalam website tersebut juga bisa
dimuat informasi multimedia seperti musik dan video. Namun pada
website jenis ini umumnya video dan musik langsung dimainkan
secara otomatis. Dan pada umumnya tidak memungkin interaksi
secara lebih fleksibel antara pengunjung dan website itu sendiri.
2. Dynamic website
Berbeda dengan static website, dynamic website
mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan dirinya sesuai
dengan keadaan saat users mengakses website tersebut dengan
memanfaatkan database. Jika pada static website, kebanyakan
diatur menggunakan HTML dan CSS, maka pada dynamic website
ini penampilannya juga diatur menggunakan bahasa pemrograman
seperti Perl, PHP, Javascript, Phyton dan dan lain sebagainya.
Dengan begitu, pengembang website bisa membuat halaman
dengan konsep visual dan kemampuan interaksi tinggi dengan
penggunanya. Beberapa fitur yang biasanya terdapat pada dynamic
website adalah cookies, fasilitas live chatting, kolom komentar,
form registrasi dan lain sebagainya.
Pada dynamic website ini Anda sebagai pengembang bisa
membuat agar beberapa halaman tampil selayaknya halaman statis
seperti pada static website, tetapi kemudian digabungkan
dengan engine untuk menampilkan sekumpulan artikel terakhir
yang Anda terbitkan, atau yang lebih dikenal dengan istilah blog
engine. Dengan menggunakan tipe website seperti ini, maka Anda
berpotensi membuat pengunjung betah membaca konten di dalam
website Anda. Selain itu pada dynamic website ini, Anda juga bisa
menambahkan perbaruan aktivitas yang tercatat pada website
Anda.
3. Manfaat Website
Manfaat website yang paling utama adalah untuk
menyebarkan informasi melalui dunia digital. Dengan adanya dunia
digital yang bisa diakses melalui jaringan internet ini, maka arus
pertukaran informasi dapat dilakukan secara internasional dan tidak
terbatas oleh batasan tempat.
Melalui website, orang di seluruh dunia bisa saling bertukar
informasi terkini sehingga tidak ketinggalan perkembangan
teknologi, budaya, dan ilmu pengetahuan yang sedang meroket di
segala belahan dunia. Kini selain sebagai media untuk bertukar
informasi, website juga bisa menjadi media untuk promosi dan
mengembangkan bisnis. Di samping itu, website juga ramai
digunakan sebagai ruang untuk mengekspresikan diri atau yang
kini populer dengan sebutan media sosial atau sosmed.
Namun yang tidak kalah penting adalah website juga bisa
digunakan sebagai tempat untuk mendapatkan komunitas yang
sesuai dengan minat kita. Melalui website ini Anda bisa tergabung
misalnya di dalam komunitas pecinta alam, fotografi, programmer,
maupun situs bekerja secara freelance. Yang jelas website
memberikan banyak manfaat positif jika kita mampu
menggunakannya secara bijak dan untuk tujuan yang positif pula.
C. Public Relations
Istilah public relations sebenarnya baru dikenal pada abad ke-
20, namun gejalanya sudah tampak pada abad-abad sebelumnya,
bahkan sejak manusia masih premitif. Unsur-unsur dasarnya memberi
informasi, membujuk, dan mengintegrasikan khalayak selalu tanpak
dalam kehidupan masyarakat zaman dulu.
Kegiatan-kegiatan public relations pada abad pertengahan di
perluas dengan adanya perkembangan kehidupan demokrasi. Sifat-sifat
merasa merdeka, sama derajat, dan memiliki harga diri serta jaminan
atas hasil produksinya, mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kehidupan perdagangan pada masa itu. Secara tidak disadari, meraka
mempraktikkan public relations dengan tujuan memberikan pelayanan
kepada publiknya melalui persaingan yang bebas.
Revolusi industri di awal abad ke-19 ikut pula mendorong
pesatnya perkembangan public relations. Penemuan-penemuan baru
dalam lapangan perindustrian meningkatkan cara kegiatan public
relations pada taraf yang lebih tinggi dan lebih luas.
Baik pesatnya perkembangan demokrasi, maupun majunya
perkembangan industri, pandangan terhadap PR berubah merefleksikan
evolusi dalam praktik PR di dalam organisasi masyarakat. Perubahan ii
juga menggambarkan sebuah profesi yang berkembang mencari
identitas daridan pengakuan profesional. Evolusi ini menunjukkan
bagaimana fungsi PR menjadi bagian dari manajemen organisasional.2
Sejalan dengan perkembangan tersebut, komunikasi pun
dituntut untuk lebih maju lagi, sehingga kegiatan public relations pun
semakin banyak dipergunakan, banyak dipelajari, dan diteliti. Public
relations dari berbagai badan, perusahaan, ataupun instansi-instansi
dalam masyarakat mendapat tugas untuk senantiasa mengikuti dan
menganalisa masalah- masalah yang timbul akibat adanya pergeseran-
pergeseran dan goncangan- goncangan yang terjadi dalam masyarakat.
Sebelum menetukan defenisi public relations ada baiknya kita
kaji dahulu secara etimologis. Public relations terdiri dari dua buah
kata, yaitu public dan relations. Dalam bahasa Indonesia, kata pertama
2Cutlip, Scot M. Allen H, Center. Brom, Glen M. 2005. Effective Public Relations (edisi 8). Pt
Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Hal.2
berarti publik dan kata kedua berarti hubungan-hubungan. Jadi public
relations berarti hubungan-hubungan dengan publik.3
Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Realtions: Public
Realtions (PR) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik
di dalam maupun di luar organisasi, dengan semua khalayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling
pengertian. Yang dimaksud komunikasi terencana adalah komunikasi
yang menggunakan berbagai cara, baik lisan alias tatap muka maupun
melalui media lain, seperti tulisan, gambar, video, ataupun website.
Komunikasi adalah inti dari profesi PR. Seorang PR harus tahu cara
menyampaikan sesuatu sesuai dengan situasi maupun kondisi.4
Sedangkan menurut Cutlip dan Center dalam bukunya Effective
Public Relations mengemukakan bahwa:5“public relation is the
communication and interpretation, and the communication and ideas from
an instution to its publics, and the cmmunications of informations, ideas,
and opinions from those publics to the institutions, in asincere effort to
establish mutuality of interest and this achives the harmonious adjustment
of an institutions to its community”. Artinya public relations adalah suatu
kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi- komunikasi dan
gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan
3Ibid. Hal.43
4Jefkins, Frank. 1992. Public Relations (edisi ke 4). Airlangga. Jakarta. Hal. 46
5Cutlip, Scot M. Allen H, Center. Brom, Glen M. 2005.Effective Public Relations (edisi 8). Pt
Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Hal.6
pengkomuikasian informasi, gagasan-gagasan serta pendapat dari
publiknya itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk
menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu
persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya.
Dari defenisi Cutlip dan Center itu tergambar adanya ciri khas dari
public relations, yaitu suatu kegiatan timbal balik antara lembaga dengan
publiknya. Tidak saja melakukan kegiatan kepada publiknya yang ada
diluar lembaga, tetapi juga pihak publiknya melakukan terhadap lembaga
itu, sehingga terjadilah suatu pengertian bersama dalam meraih
kepentingan bersama. Dengan pengertian demikian kita bisa mengetahui
adanya sifat komunikasi dua arah dalam public relations. Dalam proses
komunikasinya, public relations tidak hanya menyampaikan informasi,
tetapi juga menerima informasi dari publiknya. Sifat timbal balik itu bukan
hanya memberi, tetapi juga menerima.6
1. Kegiatan-Kegiatan Public Relations
Fungsi utama PR adalah menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik antar lembaga (organisasi)
dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka
menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi
publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik)
yang menguntungkan lembaga organisasi.
6Suhandang, Kustandi. 2004. Public Relations Perusahaan. Nuansa. Bandung. Hal.45
Aktivitas public relations adalah menyelenggarakan
komunikasi timbal balik (two ways traffic communication) antara
lembaga dengan publiknya yang bertujuan untuk menciptakan
saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan
tertentu, kebijakan, kegiatan produksi, demi kemajuan lembaga
atau citra positif lembaga bersangkutan. Kegiatan public relations
sangat erat kaitannya dengan pembentukan opini publik dan
perubahan sikap dari masyarakat.7
Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations,
ada beberapa pekerjaan ataupun kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan oleh seorang Humas diataranya, yaitu:
a. Menyusun serta mendistribusikan sajian berita (news release),
foto-foto dan berbagai artikel untuk konsumsi kalangan media
massa.
b. Mengorganisasikan konfrensi pers, termasuk acara resepsi dan
kunjungan kalangan media massa ke organisasi atau
perusahaan.
c. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi bagi pihak
media massa.
d. Menyunting serta memproduksi jurnal-jurnal eksternal untuk
konsumsi pihak luar, misalnya saja untuk para distributor, para
pemakai jasa perusahaan, konsumen dan sebagainya.
7Nova, Firsan. 2011. Crisis Publik Relations Bagaimana PR menangani Krisis Perusahaan. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. Hal 49
e. Menulis dan membuat bahan-bahan cetak seperti lembaran
informasi yang memuat tentang sejarah perusahaan, laporan
tahunanan atas hasil kerjanya, konsumen dan sebagainya.
f. Mengadakan dan mengelola berbagai bentuk instrumen audio
visual seperti persentasi slide dan rekaman video, termasuk
melaksanakan distribusi, penyusunan katalog, pameran serta
pemeliharaannya.
g. Menjalin hubungan dekat dengan politisi dan birokrat.
h. Mengelola berbagai hal yang berkaitan dengan sponsor
kehumasan.
i. Mengumpulkan serta mengorganisisr segenap umpan balik
dari berbagai sumber informasi mulai dari kliping koran,
berita-berita radio dan televisi, serta memantau berbagai
laporan dari luar.
j. Menganlisis umpan balik dari berbagai laporan tersebut,
termasuk yang berhubungan dengan tingkat kemajuan
pencapaian tujuan yang sudah diraih.8
Tujuan utama kegiatan public relations adalah membangun
kreadibilitas dan membangkitkan motivasi bagi stakeholders perusahaan yang
meminimalkan biaya pengeluran proses transfer komunikasi. Dari sekian
banyak tugas yang diemban oleh seorang public relations, tujuan yang dicapai
8Ibid. Hal 30
dalam bidang public relations, yaitu komunikasi internal dan komunikasi
eksternal.
1. Komunikasi internal (personel/anggotainstitusi):
a. Memberikaninformasisebanyakdansejelasmungkinmengenaiinstitusi.
b. Menciptakan kesadaran anggota/personel mengenai peran
institusidalam masyarakat.
c. Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari
anggotanya.
2. Komunikasi eksternal(masyarakat)
a. Informasi yang benar dan wajar mengenaiinstitusi.
b. Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya.
c. Motivasi untuk menyampaikan citra baik.
2. Media Public Relations
Media perusahaan yang bisa dipergunakan sabagai saluran atau
sarana komunikasi yang sering dipergunakan oleh praktisi public relations
untuk menyampaikan pesan kepada publiknya, dan sekaligus
meningkatkan citra melalui berbagi jenis media publikasi, antara lain
sebagai berikut:
a. House Journal
Media internal atau house organ (in house journal)
dipergunakan oleh PR/Humas untuk keperluan publikasi atau
sebagai sarana komunikasi yang di tujukan pada kalangan terbatas;
seperti karyawan, relasi sibsnis, nasabah atau konsumen. Biasanya
berbentuk: news letter, magazine, tabloid, bulletin, company
profile, annual report, prospektus dan lainsebagainya.
b. Printed Material
Barang cetakan untuk tujuan publikasi PR dalam upaya
penyampain pesan-pesan yang berbentuk, seperti: brochure, leaflet,
booklet, Kop surat, kartu nama, kartu ucapan selamat (suplement),
kalender dan lain sebagainya.
c. Media Pertemuan (event)
Media pertemuan secara langsung dengan para audiencenya
melalui tatap muka langsung (face to face), misalnya persentasi,
diskusi panel, seminar, pameran dan lain sebagainya.
d. Broadcesting Media dan Internet
Publikasi PR yang disiarkan melalui stasiun TV/RRI milik
pemerintah dan stasiun TV komersial atau siaran radio komersial
termasuk media elektronik dan komputer serta internet yang
dimamfaaatkan sebagai media publikasi dan komunikasi PR/Humas.
e. Media Sarana Humas
Yaitu termasuk media humas yang berkaitan dengan
penampilan identitas perusahaan (corporate identity) yang
merupaka simbol atau nama perusahaan, logo, warna standar
perusahaan dan kemasan produk (corporate and product colour
image), penampilan dan citralobi (front office lobby image).
Dari beberapa definisi diatas sudah sangat jelas bahwa
publisitas merupakan salah satu kegiatan utama public relations
dalam memberikan informasi-informasi kepada publik perusahaan.
Dari kegiatan publisitas memiliki keuntungan yaitu kebebasan dari
piblicity-man dalam menyusun pemberitaan atau mengemukakan
pemberitahuannya, sehingga dapat menimbulkan daya terima yang
hebat pada pembaca atau pendengarnya dan tidak perlu ada
bayaran.9
Media-media publikasi yang dikenal dulunya hanya koran,
majalah, dan lain-lain. seiring dengan perkembangan zaman
sekarang ini sumber informasi tidak hanya kita dapati dari media
massa seperti koran maupun majalah melainkan dari internet,
Dengan adanya internet sebuah informasi akan sangat mudah
untuk didapatkan. Tentunya melalui internet akan lebih
mempermudah para praktisi PR dalam mempublikasikan
informasi- informasi untuk publiknya. Melaui PR kegiatan yang
dapat di publikasikan melaui internet berupa tulisan artikel, press
relase yang mengenai perkembangan kemajuan program-program
perusahaan.
Agar informasi atau pesan dapat disampaikan secara efektif
dan mudah diterima, maka perlu dilakukan komunikasi yang
efektif pula, seperti:
9Ibid. Hal. 82
1. Kemampuan orang untuk menyampaikan informasi
2. Pilihan dengan seksama apa yang disampaikan oleh
komunikator
3. Saluran komunikasi yang jelas dan langsung
4. Media yang memadai untuk menyampaiakan pesan.
5. Penentuan waktu dan penggunaan media yang tepat.
6. Tempat-tempat penyebaran yang memadai apabila diperlikan
untuk memudahkan penyampain pesan asli, tidak dikurangi,
tidak diubah dan dalam arah yang tepat.
7. Kemampuan dan kemauan penerima untuk menerima pesan
8. Penerima informasi dan penafsiran yang tepat
9. Penggunaan informasi yang efektif
10. Pemberitahuan kepada pengirim mengenai hasil
tindakan/respon.10
Pada umumnya Bentuk-bentuk kegiatan publisitas yang dilakukan praktisi
PR:
1. Kegiatan publisitas dalam bentuk publikasi rutin meliputi;
pengumuman, pertemuan, peltaihan singkat, pernyataan
perusahaan mengenai akusisi, perubahan.
2. Artikel maupun press release panjang/liputan mendalam
(feautures) yang meliputi; kegiatan aktivitas sosial
perusahaan,upaya perusahaan yang menunjukkan kepedulian.
10
Ibid. Hal 21-22
Biasanya tujuan publikasi seperti ini adalah menciptakan suasana kebersamaan
dan memupuk saling pengertian antara manajemen dan segenap pegawai perusahaan,
meningkatkan semangat kerja sama, menjelaskan kebijakan, program dan perusahaan
kepada pegawai, serta untuk menentukan efesiensi para pekerja. Jenis kedua, adalah
terbitan eksternal, yakni khusus untuk pihak-pihak diluar perusahaan. Tujuan utamanya
adalah untuk membina hubungan baik dengan antara perusahaan dengan berbagai piihak
luar kegiatan publisitas ini bisa di laukan dengan berbagai media massa. Jenis ketiga,
adalah terbitan internal dan eksternal yang ditujakan kepada semua pihak, di dalam dan
diluar perusahaan.
Berdasarkan pendapat Bob Julius Onggo dalam buku Kriyantono (2008), terdapat
bebarapa strategi menggapai publisitas melalui internet, yaitu:
1. Website, Di era digital memungkinkan semua orang seluruh dunia berkomunikasi
melalui website ataupun home page untuk mengakse informasi.
2. Publisitas lewat aouto responder, yaitu suatu program penjawab e- mail secara
otomatis dan cepat. Program ini meringankan tugas PR dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berulang-ulang tanpa harus selalau berada di
komputer. Program ini mampu mengirim serangakain pesan follow-up yang dapat
di kirimkan sesuai dengan jadwal yang diinginkan. Misalnya e-mail pertama akan
mengirimkan jawaban sesegera mungkin dalam waktu 5 detik. Program ini
menimbulkan kesan PR memiliki cutomer service yang baik.
3. Publisitas lewat komunitas online, disebut juga online forum, newsgroup,
webrings atau discussion group. ini adalah kumpulan orang-orang yang
mengobrol disuatu situs atau di forward tertentu lewat e-mail sehingga terjadi
diskusi tanpa perlu masuk kesitus web tertentu. PR dapat mengidentifikasi
pesaing, tren baru, tips dan info dari para pakar dan meriset pasar untuk masukan
bagi devisi pemasaran.
4. Publisitas lewat milis (Mail List), yaitu daftar alamat e-mail. Memeiliki
milis akan mempercepat pengiriman informasi ke sekumpulan orang banyak. PR
dapat memamfaatkannya dan bisa membuat milis publik menjadi milis
perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi kepada media. kepada
media, mitara kerja, karyawan atau pelanggan dengan sekali klik dan cepat tanpa
harus “copy” dan “paste”.
5. Publisitas lewat ezine (electronic newsletter), yaitu versi online dari suatu
majalah atau publikasi online. Ezine yang berbasis web adalah situs web yang
berfungsi seperti majalah, namun memberikan akses informasi online bagi
pembaca. tenpointraktif.com. ezine bebasis e-mail memudahkan pembaca
langsung membacanya di inbox e-mail mereka tanpa harus ke situs web dari
pemilik ezine berbasis e-mail 11
D. Layanan Informasi
a. Pengertian Layanan Informasi
Diperlukan informasi bagi individu semakin mengingat kegunaan
informasi sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari-hari, sebagai
pertimbangan bagi arah pengembangan diri, dan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Menurut Prayitno layanan informasi diselenggarakan oleh konselor
dan diikuti oleh seseorang atau lebih peserta. Tanpa informasi yang cukup,
individu tidak akan mampu mengisi kesempatan yang ada itu. Salah pilih
11
Kriyantono, Rachmat. 2008.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana. Jakarta. Hal. 259
sekolah, salah pilih pekerjaan, seringkali menjadi akibat kurangnya informasi.12
Layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu akan
informasi yang mereka perlukan. Dalam layanan ini, kepada peserta layanan
disampaikan berbagai informasi, informasi itu kemudian diolah dan digunakan
oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya.
Menurut Winkel dan Sri Hastuti menyatakan bahwa “layanan pemberian
informasi diadakan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang
data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang
perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan
kehidupannya sendiri”. Layanan informasi bidang perkembangan pribadi-sosial
juga akan membantu Public Relations memahami cara bersikap dengan
menghargai orang lain, menghormati orang lain dan hubungannya dengan
pribadi-sosial anak, sehingga anak mendapatkan pemahaman dan mampu
menyesuaikan dnegan lingkungannya.13
Sedangkan menurut Mugiarso dkk, layanan informasi adalah :14
“Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna mengenai diri,
merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota
keluarga dan masyarakat. Pemahaman diperoleh melalui layanan informasi,
digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi
belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari
dan mengambil keputusan”
12
Prayitno, Erman Amti, 2004. Layanan Informasi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Hal. 1 13
Winkel & Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogjakarta: Media Abadi. Hal. 316 14
Mugiarso, H. 2012. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press. Hal.59
b. Tujuan Layanan Informasi
Dengan informasi, anak diharapkan mendapatkan pemahaman,
berwawasan luas, sehingga dapat merencanakan kehidupan kedepan baik sebagai
seorang pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Informasi yang diterima dapat
membantu peserta didik mengambil keputusan terkait kehidupannya dimasa yang
akan datang.
Menurut Prayitno menyebutkan tujuan layanan informasi ada dua yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari layanan informasi adalah
dikuasainya informasi tertentu oleh peserta layanan. Informasi tersebut
selanjutnya digunakan oleh peserta untuk keperluan hidupnya sehari-hari.
Sedangkan tujuan khusus diperlukan informasi dan pengetahuan, karena dengan
informasi dan pengetahuan akan diperoleh suatu pemahaman sehingga akan
mempengaruhi seseorang dalam mengambil tindakan.15
Berdasarkan pendapat para ahli Prayitno, Winkel dan Sri Hastuti, maka
dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan informasi adalah memberikan informasi
tertentu sesuai dengan kebutuhan Public Relation sebagai upaya memberikan
pemahaman kepada masyarakat, supaya dapat mengatur hidupnya dan
menjalankan kehidupan dengan baik dan mampu melaksanakan tugas
perkembangannya dengan baik serta sebagai upaya mencegah terjadinya sesuatu
yang tidak diinginkan.
c. Fungsi Layanan Informasi
15
Prayitno, Erman Amti, 2004. Layanan Informasi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Hal. 2
Fungsi layanan informasi pada dasarnya sama dengan empat fungsi
bimbingan. Menurut Prayitno bimbingan dan konseling dilakukan dalam bentuk
upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan, dan penyembuhan. Setiap bentuk
upaya tersebut mengacu kepada empat fungsi bimbingan yaitu:
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan kepentingan pengembangan peserta didik.
b. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jurusan
sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat,
bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
c. Fungsi adaptasi, yaitu membantu petugas-petugas disekolah, khususnya
guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat,
kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik.
d. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk memperoleh
penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya
secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi,
memahami, dan memecahkan masalah.
Dengan informasi akan memberikan pemahaman, akan membantu siswa
mengambil keputusan terkait kehidupannya. Sehingga pada kehidupannya
sehari- hari Public Relations dapat menyesuaikan dengan lingkungannya sesuai
dengan yang sudah dipahami.
Menurut Hoppock sebagaimana dikutip oleh Winkel dan Sri Hastuti
Layanan informasi diberikan kepada masyarakat dan masyarakat akan
mengolah informasi, membantu sekedar mengenal alternatif yang ada
(information use), untuk menyelidiki kemungkinan pilihan, tindakan dan bentuk
penyesuaian diri (exploratory), untuk memantapkan keputusan yang sedikit
banyak sudah diambil (assurance use), untuk mengecek ketelitian dan
kesesuaian pengetahuan yang sudah dimiliki (evaluative use), mendapat tilikan
terhadap rencana, gagasan dan keinginan yang kurang realistis dan kurang
sesuai dengan kenyataan lingkungan hidup (readjustive use) dan
menghubungkan dengan data diri sendiri supaya mengambil ketentuan yang
mantap (synthesis use).16
Dari penjelasan tersebut sangat detail, bahwa layanan informasi dapat
diolah masyarakat dan digunakan sebagaial ternatif pilihan, untuk memantapkan
sedikit ataupun banyak mengenai sesuatu, dan memberikan arah kepada
masyarakat untuk mengambil keputusan secara mantap, artinya informasi yang
diberikan bisa membuat siswa lebih yakin mengambil keputusan dan
menyesuaikannya dengan kebutuham hidupnya. Sedangkan menurut Mugiarso
dkk, bahwa layanan informasi memiliki fungsi utama yaitu sebagai fungsi
pemahaman dan pencegahan. Sesuai dengan tujuan dan fungsinya, layanan
informasi diarahkan kepada terselenggaranya dan terpenuhinya keperluan akan
bantuan dalam hal informasi, orientasi, konsultasi dan komunikasi kepada
peserta didik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian akan
tercipta kemudahan bagi terselengaranya proses dan tercapainya tujuan program
pendidikan seperti yang diharapkan.17
Berdasarkan pendapat para ahli Prayitno, Hoppock sebagaimana dikutip
16
Winkel & Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogjakarta: Media Abadi. Hal. 318 17
Mugiarso, H. 2012. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press. Hal.60
Winkel dan Sri Hastuti dan Mugiarso dkk, maka dapat disimpulkan bahwa
fungsi dari layanan informasi adalah memberikan informasi sebagai upaya
memahamkan (fungsi pemahaman) siswa terkait informasi yang diberikan,
selanjutnya supaya siswa mampu mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi
(fungsi pencegahan), dengan infomasi siswa mampu memikirkan tentang yang
akan dilakukan serta dapat membuat rencana untuk kehidupannya serta
mengambil keputusan bagi dirinnya.
d. Materi Layanan Informasi
Menurut Prayitno jenis, luas, dan kedalaman informasi yang menjadi isi
layanan informasi sangat bervariasi, tergantung pada kebutuhan para peserta
layanan. Berikut ini lebih rinci informasi yang dapat digolongkan ke dalam:
a. Informasi perkembangan diri
b. Informasi hubungan antar-pribadi, sosial, nilai danmoral
c. Informasi pendidikan, kegiatan belajar dan keilmuan teknologi.
d. Informasi pekerjaan/ karir dan ekonomi
e. Informasi sosial-budaya, politik dan kewarganegaraan
f. Informasi kehidupan berkeluarga
g. Informasi kehidupan beragama
Informasi menurut Prayitno di atas menjelaskan beberapa materi yang
dapat disampaikan kepada siswa, diantaranya hubungan antar-pribadi,sosial, nilai
dan moral. Kajian materi ini sesuai jika digunakan dalam penelitian ini untuk
memberikan pemahaman pada siswa terkait hubungan sosial yang positif.
Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam
menurut Mugiarso dkk, yaitu meliputi :18
a. Informasi pengembangan pribadi
b. Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar
c. Informasi pendidikan tinggi
d. Informasi jabatan
e. Informasi kehidupan keluarga, sosial - kemasyarakatan, keberagamaan,
social - budaya, dan lingkungan.
Berdasarkan pendapat para ahli seperti Prayitno, Winkel dan Sri Hastuti
dan Mugiars ketiga para ahli tersebut memperhatikan seluruh bidang dalam
bimbingan dan konseling dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya materi informasi yang diberikan berkaitan dengan kebutuhan siswa
dalam bidang pribadi, belajar, karir, dan sosial. Materi dikembangkan oleh
konselor sekolah itu sendiri.
e. Metode Layanan
Ada banyak metode yang biasa digunakan dalam penyampaian layanan
informasi. Seperti yang dikatakan Prayitno bahwa dalam pemberian layanan
informasi kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dengan media papan media, alat peraga,
media tulis, grafis seperti televisi, komputer, LCD, video, dan rekaman audio.19
Informasi akan sampai pada sasaran atau tidak juga dipengaruhi oleh penampilan
konsleor sendiri, kecocokan media yang digunakan untuk menyampaikan materi.
Sehingga konselor dalam menyampaikan materi layanan perlu menggunakan
18
Mugiarso, H. 2012. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press. Hal.60 19
Prayitno, Erman Amti, 2004. Layanan Informasi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Hal. 8
media yang membuat sasaran layanan tertarik untuk memperhatikan materi yang
disampaikan. Jika materi disampaikan hanya dengan ceramah saja, hal ini selain
membosankan bagi anak, anak atau siswa bisa jadi tidak akan ikut aktif dalam
kegiatan.
Sedangkan menurut Mugiarso dkk informasi yang disampaiakan dapat
diselenggarakan dengan ceramah, tanya jawab dan diskusi selanjutnya dapat
dilengkapi dengan peragaan, selebaran tayangan foto, film, video dan peninjauan
ketempat-tempat atau objek-objek yang dimaksud.20
Mengajak siswa ketempat
atauobjek yang dimaksud akan memberikan anak pemahaman secara kongkrit,
hal ini dapat membantu pemahaman siswa terkait materi namun dalam
pelaksanaannya tentu perlu persiapan yang matang supaya saat layanan, materi
dapat tersampaikan. Selain itu penjelasan Mugiarso dkk juga menyebutkan dapat
diselenggarakan dengan ceramah, diskusi, tanya jawab serta menggunakan sajian
melalui film, foto, vidio, study tour atau yang disebut mengunjungi ke tempat-
tempat yang di jadikan sebagai objek, supaya materi lebih dapat diterima oleh
masyarakat.
20
Mugiarso, H. 2012. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press. Hal.62