bab ii tinjauan pustaka a. efektivitaseprints.mercubuana-yogya.ac.id/3276/3/bab ii.pdf ·...

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Efektivitas adalah suatu keadaan mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki, maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan akibat sebagai mana yang dikehendakinya (Westra,1989:147). Handoko menyatakan bahwa efektifitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. 1 Dalam pengukuran efektivitas harus selalu disertai dengan efesiensi, supaya dalam pencapaian tujuan yang diinginkan tidak terdapat pemborosan-pemborosan. Efesinesi itu sendiri merupakan suatu keadaan ketika penyelesaian suatu pekerjaan dilaksanakan secara tepat dan akurat tanpa membuang waktu, tenaga dan biaya. B. Website Website adalah kumpulan informasi yang berbentuk halaman- halaman elektronik atau web page. Sebuah website umumnya terhubung pada sebuah alamat penunjuk yang spesifik. Alamat penunjuk tersebut 1 Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen, Cetakan 20. Bpee. Yogyakarta. Hal.7

Upload: vankhanh

Post on 11-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas

Efektivitas adalah suatu keadaan mengandung pengertian

mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau

seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang

memang dikehendaki, maka orang itu dikatakan efektif kalau

menimbulkan akibat sebagai mana yang dikehendakinya

(Westra,1989:147).

Handoko menyatakan bahwa efektifitas adalah kemampuan untuk

memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan.1 Dalam pengukuran efektivitas harus selalu

disertai dengan efesiensi, supaya dalam pencapaian tujuan yang

diinginkan tidak terdapat pemborosan-pemborosan. Efesinesi itu sendiri

merupakan suatu keadaan ketika penyelesaian suatu pekerjaan

dilaksanakan secara tepat dan akurat tanpa membuang waktu, tenaga dan

biaya.

B. Website

Website adalah kumpulan informasi yang berbentuk halaman-

halaman elektronik atau web page. Sebuah website umumnya terhubung

pada sebuah alamat penunjuk yang spesifik. Alamat penunjuk tersebut

1Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen, Cetakan 20. Bpee. Yogyakarta. Hal.7

dinamakan domain, misal Detik.com atau Nesaba media. com. Website

pada umumnya terdiri dari format teks, gambar, table, grafik, kutipan ,

video, musik, dan format visual lainnya yang menarik bagi pengunjung

website tersebut.

Sebuah website biasanya bisa diakses secara umum. Kebanyakan

website dapat diakses melalui public internet protocol (IP) dalam

sebuah jaringan internet. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa

website tersebut diakses secara offline melalui jaringan LAN. Website

bisa berupa website pribadi, komersial, pemerintahan, dan website

lainnya yang dibuat untuk kepentingan profit maupun non profit yang

dipublikasikan secara umum. Selain itu, website juga dapat dibuat untuk

tujuan khusus seperti misalnya untuk hiburan, pendidikan, dan juga

kepentingan sosial.

Gambar 1. Static website vs dynamic website

Berdasarkan penampilan dan respon ketika diakses, website bisa

dikategorikan ke dalam dua jenis utama yaitu static website dan dynamic

website. Mungkin Anda sebenarnya sering berinteraksi dengan kedua jenis

website ini. Namun karena terlalu menikmati informasi positif yang ada di

dalam halaman website tersebut, seringkali Anda tidak begitu ingin tahu

perbedaan keduanya. Nah mari kita pelajari apa itu static website dan

dynamic website.

1. Static website

Static website pada umumnya merupakan informasi yang

disimpan di dalam server dengan format tertentu yang nantinya akan

tampil secara identik untuk semua pengguna atau users. Website

jenis ini umumnya dikembangkan dengan menggunakan Bahasa

pemrograman Hypertext Markup Language (HTML) atau

pun Cascading Style Sheets (CSS).

Pada umumnya static website ini akan menampilkan bentuk

yang sama ketika kita mengunjunginya. Meskipun pengelola

website melalukan pembaharuan informasi, biasanya penampilan

yang muncul pada saat kita mengakses website tipe ini tetap sama.

Jika pengelola ingin mengubah penampilan dari website ini, maka

pengelola harus mengubahnya melalui kode-kode program yang

tentunya menuntut pengelola untuk memahami prinsip-prinsip

pemrograman sebuah website.

Website jenis ini mempunyai protipe yang hampir mirip,

yaitu memiliki sekitar setidaknya 5 halaman utama.Halaman-

halaman tersebut biasanya digunakan untuk menuliskan infomasi

mengenai produk, kontak, sejarah dan informasi-informasi umum

mengenai website tersebut. Di dalam website tersebut juga bisa

dimuat informasi multimedia seperti musik dan video. Namun pada

website jenis ini umumnya video dan musik langsung dimainkan

secara otomatis. Dan pada umumnya tidak memungkin interaksi

secara lebih fleksibel antara pengunjung dan website itu sendiri.

2. Dynamic website

Berbeda dengan static website, dynamic website

mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan dirinya sesuai

dengan keadaan saat users mengakses website tersebut dengan

memanfaatkan database. Jika pada static website, kebanyakan

diatur menggunakan HTML dan CSS, maka pada dynamic website

ini penampilannya juga diatur menggunakan bahasa pemrograman

seperti Perl, PHP, Javascript, Phyton dan dan lain sebagainya.

Dengan begitu, pengembang website bisa membuat halaman

dengan konsep visual dan kemampuan interaksi tinggi dengan

penggunanya. Beberapa fitur yang biasanya terdapat pada dynamic

website adalah cookies, fasilitas live chatting, kolom komentar,

form registrasi dan lain sebagainya.

Pada dynamic website ini Anda sebagai pengembang bisa

membuat agar beberapa halaman tampil selayaknya halaman statis

seperti pada static website, tetapi kemudian digabungkan

dengan engine untuk menampilkan sekumpulan artikel terakhir

yang Anda terbitkan, atau yang lebih dikenal dengan istilah blog

engine. Dengan menggunakan tipe website seperti ini, maka Anda

berpotensi membuat pengunjung betah membaca konten di dalam

website Anda. Selain itu pada dynamic website ini, Anda juga bisa

menambahkan perbaruan aktivitas yang tercatat pada website

Anda.

3. Manfaat Website

Manfaat website yang paling utama adalah untuk

menyebarkan informasi melalui dunia digital. Dengan adanya dunia

digital yang bisa diakses melalui jaringan internet ini, maka arus

pertukaran informasi dapat dilakukan secara internasional dan tidak

terbatas oleh batasan tempat.

Melalui website, orang di seluruh dunia bisa saling bertukar

informasi terkini sehingga tidak ketinggalan perkembangan

teknologi, budaya, dan ilmu pengetahuan yang sedang meroket di

segala belahan dunia. Kini selain sebagai media untuk bertukar

informasi, website juga bisa menjadi media untuk promosi dan

mengembangkan bisnis. Di samping itu, website juga ramai

digunakan sebagai ruang untuk mengekspresikan diri atau yang

kini populer dengan sebutan media sosial atau sosmed.

Namun yang tidak kalah penting adalah website juga bisa

digunakan sebagai tempat untuk mendapatkan komunitas yang

sesuai dengan minat kita. Melalui website ini Anda bisa tergabung

misalnya di dalam komunitas pecinta alam, fotografi, programmer,

maupun situs bekerja secara freelance. Yang jelas website

memberikan banyak manfaat positif jika kita mampu

menggunakannya secara bijak dan untuk tujuan yang positif pula.

C. Public Relations

Istilah public relations sebenarnya baru dikenal pada abad ke-

20, namun gejalanya sudah tampak pada abad-abad sebelumnya,

bahkan sejak manusia masih premitif. Unsur-unsur dasarnya memberi

informasi, membujuk, dan mengintegrasikan khalayak selalu tanpak

dalam kehidupan masyarakat zaman dulu.

Kegiatan-kegiatan public relations pada abad pertengahan di

perluas dengan adanya perkembangan kehidupan demokrasi. Sifat-sifat

merasa merdeka, sama derajat, dan memiliki harga diri serta jaminan

atas hasil produksinya, mempunyai pengaruh yang besar terhadap

kehidupan perdagangan pada masa itu. Secara tidak disadari, meraka

mempraktikkan public relations dengan tujuan memberikan pelayanan

kepada publiknya melalui persaingan yang bebas.

Revolusi industri di awal abad ke-19 ikut pula mendorong

pesatnya perkembangan public relations. Penemuan-penemuan baru

dalam lapangan perindustrian meningkatkan cara kegiatan public

relations pada taraf yang lebih tinggi dan lebih luas.

Baik pesatnya perkembangan demokrasi, maupun majunya

perkembangan industri, pandangan terhadap PR berubah merefleksikan

evolusi dalam praktik PR di dalam organisasi masyarakat. Perubahan ii

juga menggambarkan sebuah profesi yang berkembang mencari

identitas daridan pengakuan profesional. Evolusi ini menunjukkan

bagaimana fungsi PR menjadi bagian dari manajemen organisasional.2

Sejalan dengan perkembangan tersebut, komunikasi pun

dituntut untuk lebih maju lagi, sehingga kegiatan public relations pun

semakin banyak dipergunakan, banyak dipelajari, dan diteliti. Public

relations dari berbagai badan, perusahaan, ataupun instansi-instansi

dalam masyarakat mendapat tugas untuk senantiasa mengikuti dan

menganalisa masalah- masalah yang timbul akibat adanya pergeseran-

pergeseran dan goncangan- goncangan yang terjadi dalam masyarakat.

Sebelum menetukan defenisi public relations ada baiknya kita

kaji dahulu secara etimologis. Public relations terdiri dari dua buah

kata, yaitu public dan relations. Dalam bahasa Indonesia, kata pertama

2Cutlip, Scot M. Allen H, Center. Brom, Glen M. 2005. Effective Public Relations (edisi 8). Pt

Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Hal.2

berarti publik dan kata kedua berarti hubungan-hubungan. Jadi public

relations berarti hubungan-hubungan dengan publik.3

Menurut Frank Jefkins dalam buku Public Realtions: Public

Realtions (PR) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik

di dalam maupun di luar organisasi, dengan semua khalayaknya dalam

rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling

pengertian. Yang dimaksud komunikasi terencana adalah komunikasi

yang menggunakan berbagai cara, baik lisan alias tatap muka maupun

melalui media lain, seperti tulisan, gambar, video, ataupun website.

Komunikasi adalah inti dari profesi PR. Seorang PR harus tahu cara

menyampaikan sesuatu sesuai dengan situasi maupun kondisi.4

Sedangkan menurut Cutlip dan Center dalam bukunya Effective

Public Relations mengemukakan bahwa:5“public relation is the

communication and interpretation, and the communication and ideas from

an instution to its publics, and the cmmunications of informations, ideas,

and opinions from those publics to the institutions, in asincere effort to

establish mutuality of interest and this achives the harmonious adjustment

of an institutions to its community”. Artinya public relations adalah suatu

kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi- komunikasi dan

gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan

3Ibid. Hal.43

4Jefkins, Frank. 1992. Public Relations (edisi ke 4). Airlangga. Jakarta. Hal. 46

5Cutlip, Scot M. Allen H, Center. Brom, Glen M. 2005.Effective Public Relations (edisi 8). Pt

Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Hal.6

pengkomuikasian informasi, gagasan-gagasan serta pendapat dari

publiknya itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk

menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu

persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya.

Dari defenisi Cutlip dan Center itu tergambar adanya ciri khas dari

public relations, yaitu suatu kegiatan timbal balik antara lembaga dengan

publiknya. Tidak saja melakukan kegiatan kepada publiknya yang ada

diluar lembaga, tetapi juga pihak publiknya melakukan terhadap lembaga

itu, sehingga terjadilah suatu pengertian bersama dalam meraih

kepentingan bersama. Dengan pengertian demikian kita bisa mengetahui

adanya sifat komunikasi dua arah dalam public relations. Dalam proses

komunikasinya, public relations tidak hanya menyampaikan informasi,

tetapi juga menerima informasi dari publiknya. Sifat timbal balik itu bukan

hanya memberi, tetapi juga menerima.6

1. Kegiatan-Kegiatan Public Relations

Fungsi utama PR adalah menumbuhkan dan

mengembangkan hubungan baik antar lembaga (organisasi)

dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka

menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi

publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik)

yang menguntungkan lembaga organisasi.

6Suhandang, Kustandi. 2004. Public Relations Perusahaan. Nuansa. Bandung. Hal.45

Aktivitas public relations adalah menyelenggarakan

komunikasi timbal balik (two ways traffic communication) antara

lembaga dengan publiknya yang bertujuan untuk menciptakan

saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan

tertentu, kebijakan, kegiatan produksi, demi kemajuan lembaga

atau citra positif lembaga bersangkutan. Kegiatan public relations

sangat erat kaitannya dengan pembentukan opini publik dan

perubahan sikap dari masyarakat.7

Menurut Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations,

ada beberapa pekerjaan ataupun kegiatan-kegiatan yang harus

dilakukan oleh seorang Humas diataranya, yaitu:

a. Menyusun serta mendistribusikan sajian berita (news release),

foto-foto dan berbagai artikel untuk konsumsi kalangan media

massa.

b. Mengorganisasikan konfrensi pers, termasuk acara resepsi dan

kunjungan kalangan media massa ke organisasi atau

perusahaan.

c. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi bagi pihak

media massa.

d. Menyunting serta memproduksi jurnal-jurnal eksternal untuk

konsumsi pihak luar, misalnya saja untuk para distributor, para

pemakai jasa perusahaan, konsumen dan sebagainya.

7Nova, Firsan. 2011. Crisis Publik Relations Bagaimana PR menangani Krisis Perusahaan. Raja

Grafindo Persada. Jakarta. Hal 49

e. Menulis dan membuat bahan-bahan cetak seperti lembaran

informasi yang memuat tentang sejarah perusahaan, laporan

tahunanan atas hasil kerjanya, konsumen dan sebagainya.

f. Mengadakan dan mengelola berbagai bentuk instrumen audio

visual seperti persentasi slide dan rekaman video, termasuk

melaksanakan distribusi, penyusunan katalog, pameran serta

pemeliharaannya.

g. Menjalin hubungan dekat dengan politisi dan birokrat.

h. Mengelola berbagai hal yang berkaitan dengan sponsor

kehumasan.

i. Mengumpulkan serta mengorganisisr segenap umpan balik

dari berbagai sumber informasi mulai dari kliping koran,

berita-berita radio dan televisi, serta memantau berbagai

laporan dari luar.

j. Menganlisis umpan balik dari berbagai laporan tersebut,

termasuk yang berhubungan dengan tingkat kemajuan

pencapaian tujuan yang sudah diraih.8

Tujuan utama kegiatan public relations adalah membangun

kreadibilitas dan membangkitkan motivasi bagi stakeholders perusahaan yang

meminimalkan biaya pengeluran proses transfer komunikasi. Dari sekian

banyak tugas yang diemban oleh seorang public relations, tujuan yang dicapai

8Ibid. Hal 30

dalam bidang public relations, yaitu komunikasi internal dan komunikasi

eksternal.

1. Komunikasi internal (personel/anggotainstitusi):

a. Memberikaninformasisebanyakdansejelasmungkinmengenaiinstitusi.

b. Menciptakan kesadaran anggota/personel mengenai peran

institusidalam masyarakat.

c. Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari

anggotanya.

2. Komunikasi eksternal(masyarakat)

a. Informasi yang benar dan wajar mengenaiinstitusi.

b. Kesadaran mengenai peran institusi dalam tata kehidupan umumnya.

c. Motivasi untuk menyampaikan citra baik.

2. Media Public Relations

Media perusahaan yang bisa dipergunakan sabagai saluran atau

sarana komunikasi yang sering dipergunakan oleh praktisi public relations

untuk menyampaikan pesan kepada publiknya, dan sekaligus

meningkatkan citra melalui berbagi jenis media publikasi, antara lain

sebagai berikut:

a. House Journal

Media internal atau house organ (in house journal)

dipergunakan oleh PR/Humas untuk keperluan publikasi atau

sebagai sarana komunikasi yang di tujukan pada kalangan terbatas;

seperti karyawan, relasi sibsnis, nasabah atau konsumen. Biasanya

berbentuk: news letter, magazine, tabloid, bulletin, company

profile, annual report, prospektus dan lainsebagainya.

b. Printed Material

Barang cetakan untuk tujuan publikasi PR dalam upaya

penyampain pesan-pesan yang berbentuk, seperti: brochure, leaflet,

booklet, Kop surat, kartu nama, kartu ucapan selamat (suplement),

kalender dan lain sebagainya.

c. Media Pertemuan (event)

Media pertemuan secara langsung dengan para audiencenya

melalui tatap muka langsung (face to face), misalnya persentasi,

diskusi panel, seminar, pameran dan lain sebagainya.

d. Broadcesting Media dan Internet

Publikasi PR yang disiarkan melalui stasiun TV/RRI milik

pemerintah dan stasiun TV komersial atau siaran radio komersial

termasuk media elektronik dan komputer serta internet yang

dimamfaaatkan sebagai media publikasi dan komunikasi PR/Humas.

e. Media Sarana Humas

Yaitu termasuk media humas yang berkaitan dengan

penampilan identitas perusahaan (corporate identity) yang

merupaka simbol atau nama perusahaan, logo, warna standar

perusahaan dan kemasan produk (corporate and product colour

image), penampilan dan citralobi (front office lobby image).

Dari beberapa definisi diatas sudah sangat jelas bahwa

publisitas merupakan salah satu kegiatan utama public relations

dalam memberikan informasi-informasi kepada publik perusahaan.

Dari kegiatan publisitas memiliki keuntungan yaitu kebebasan dari

piblicity-man dalam menyusun pemberitaan atau mengemukakan

pemberitahuannya, sehingga dapat menimbulkan daya terima yang

hebat pada pembaca atau pendengarnya dan tidak perlu ada

bayaran.9

Media-media publikasi yang dikenal dulunya hanya koran,

majalah, dan lain-lain. seiring dengan perkembangan zaman

sekarang ini sumber informasi tidak hanya kita dapati dari media

massa seperti koran maupun majalah melainkan dari internet,

Dengan adanya internet sebuah informasi akan sangat mudah

untuk didapatkan. Tentunya melalui internet akan lebih

mempermudah para praktisi PR dalam mempublikasikan

informasi- informasi untuk publiknya. Melaui PR kegiatan yang

dapat di publikasikan melaui internet berupa tulisan artikel, press

relase yang mengenai perkembangan kemajuan program-program

perusahaan.

Agar informasi atau pesan dapat disampaikan secara efektif

dan mudah diterima, maka perlu dilakukan komunikasi yang

efektif pula, seperti:

9Ibid. Hal. 82

1. Kemampuan orang untuk menyampaikan informasi

2. Pilihan dengan seksama apa yang disampaikan oleh

komunikator

3. Saluran komunikasi yang jelas dan langsung

4. Media yang memadai untuk menyampaiakan pesan.

5. Penentuan waktu dan penggunaan media yang tepat.

6. Tempat-tempat penyebaran yang memadai apabila diperlikan

untuk memudahkan penyampain pesan asli, tidak dikurangi,

tidak diubah dan dalam arah yang tepat.

7. Kemampuan dan kemauan penerima untuk menerima pesan

8. Penerima informasi dan penafsiran yang tepat

9. Penggunaan informasi yang efektif

10. Pemberitahuan kepada pengirim mengenai hasil

tindakan/respon.10

Pada umumnya Bentuk-bentuk kegiatan publisitas yang dilakukan praktisi

PR:

1. Kegiatan publisitas dalam bentuk publikasi rutin meliputi;

pengumuman, pertemuan, peltaihan singkat, pernyataan

perusahaan mengenai akusisi, perubahan.

2. Artikel maupun press release panjang/liputan mendalam

(feautures) yang meliputi; kegiatan aktivitas sosial

perusahaan,upaya perusahaan yang menunjukkan kepedulian.

10

Ibid. Hal 21-22

Biasanya tujuan publikasi seperti ini adalah menciptakan suasana kebersamaan

dan memupuk saling pengertian antara manajemen dan segenap pegawai perusahaan,

meningkatkan semangat kerja sama, menjelaskan kebijakan, program dan perusahaan

kepada pegawai, serta untuk menentukan efesiensi para pekerja. Jenis kedua, adalah

terbitan eksternal, yakni khusus untuk pihak-pihak diluar perusahaan. Tujuan utamanya

adalah untuk membina hubungan baik dengan antara perusahaan dengan berbagai piihak

luar kegiatan publisitas ini bisa di laukan dengan berbagai media massa. Jenis ketiga,

adalah terbitan internal dan eksternal yang ditujakan kepada semua pihak, di dalam dan

diluar perusahaan.

Berdasarkan pendapat Bob Julius Onggo dalam buku Kriyantono (2008), terdapat

bebarapa strategi menggapai publisitas melalui internet, yaitu:

1. Website, Di era digital memungkinkan semua orang seluruh dunia berkomunikasi

melalui website ataupun home page untuk mengakse informasi.

2. Publisitas lewat aouto responder, yaitu suatu program penjawab e- mail secara

otomatis dan cepat. Program ini meringankan tugas PR dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang berulang-ulang tanpa harus selalau berada di

komputer. Program ini mampu mengirim serangakain pesan follow-up yang dapat

di kirimkan sesuai dengan jadwal yang diinginkan. Misalnya e-mail pertama akan

mengirimkan jawaban sesegera mungkin dalam waktu 5 detik. Program ini

menimbulkan kesan PR memiliki cutomer service yang baik.

3. Publisitas lewat komunitas online, disebut juga online forum, newsgroup,

webrings atau discussion group. ini adalah kumpulan orang-orang yang

mengobrol disuatu situs atau di forward tertentu lewat e-mail sehingga terjadi

diskusi tanpa perlu masuk kesitus web tertentu. PR dapat mengidentifikasi

pesaing, tren baru, tips dan info dari para pakar dan meriset pasar untuk masukan

bagi devisi pemasaran.

4. Publisitas lewat milis (Mail List), yaitu daftar alamat e-mail. Memeiliki

milis akan mempercepat pengiriman informasi ke sekumpulan orang banyak. PR

dapat memamfaatkannya dan bisa membuat milis publik menjadi milis

perusahaan, sehingga dapat memberikan informasi kepada media. kepada

media, mitara kerja, karyawan atau pelanggan dengan sekali klik dan cepat tanpa

harus “copy” dan “paste”.

5. Publisitas lewat ezine (electronic newsletter), yaitu versi online dari suatu

majalah atau publikasi online. Ezine yang berbasis web adalah situs web yang

berfungsi seperti majalah, namun memberikan akses informasi online bagi

pembaca. tenpointraktif.com. ezine bebasis e-mail memudahkan pembaca

langsung membacanya di inbox e-mail mereka tanpa harus ke situs web dari

pemilik ezine berbasis e-mail 11

D. Layanan Informasi

a. Pengertian Layanan Informasi

Diperlukan informasi bagi individu semakin mengingat kegunaan

informasi sebagai acuan untuk bersikap dan bertingkah laku sehari-hari, sebagai

pertimbangan bagi arah pengembangan diri, dan sebagai dasar pengambilan

keputusan. Menurut Prayitno layanan informasi diselenggarakan oleh konselor

dan diikuti oleh seseorang atau lebih peserta. Tanpa informasi yang cukup,

individu tidak akan mampu mengisi kesempatan yang ada itu. Salah pilih

11

Kriyantono, Rachmat. 2008.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana. Jakarta. Hal. 259

sekolah, salah pilih pekerjaan, seringkali menjadi akibat kurangnya informasi.12

Layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu akan

informasi yang mereka perlukan. Dalam layanan ini, kepada peserta layanan

disampaikan berbagai informasi, informasi itu kemudian diolah dan digunakan

oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya.

Menurut Winkel dan Sri Hastuti menyatakan bahwa “layanan pemberian

informasi diadakan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan tentang

data dan fakta di bidang pendidikan sekolah, bidang pekerjaan dan bidang

perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan belajar tentang lingkungan

kehidupannya sendiri”. Layanan informasi bidang perkembangan pribadi-sosial

juga akan membantu Public Relations memahami cara bersikap dengan

menghargai orang lain, menghormati orang lain dan hubungannya dengan

pribadi-sosial anak, sehingga anak mendapatkan pemahaman dan mampu

menyesuaikan dnegan lingkungannya.13

Sedangkan menurut Mugiarso dkk, layanan informasi adalah :14

“Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai

pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna mengenai diri,

merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota

keluarga dan masyarakat. Pemahaman diperoleh melalui layanan informasi,

digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi

belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari-hari

dan mengambil keputusan”

12

Prayitno, Erman Amti, 2004. Layanan Informasi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Hal. 1 13

Winkel & Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogjakarta: Media Abadi. Hal. 316 14

Mugiarso, H. 2012. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press. Hal.59

b. Tujuan Layanan Informasi

Dengan informasi, anak diharapkan mendapatkan pemahaman,

berwawasan luas, sehingga dapat merencanakan kehidupan kedepan baik sebagai

seorang pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Informasi yang diterima dapat

membantu peserta didik mengambil keputusan terkait kehidupannya dimasa yang

akan datang.

Menurut Prayitno menyebutkan tujuan layanan informasi ada dua yaitu

tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari layanan informasi adalah

dikuasainya informasi tertentu oleh peserta layanan. Informasi tersebut

selanjutnya digunakan oleh peserta untuk keperluan hidupnya sehari-hari.

Sedangkan tujuan khusus diperlukan informasi dan pengetahuan, karena dengan

informasi dan pengetahuan akan diperoleh suatu pemahaman sehingga akan

mempengaruhi seseorang dalam mengambil tindakan.15

Berdasarkan pendapat para ahli Prayitno, Winkel dan Sri Hastuti, maka

dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan informasi adalah memberikan informasi

tertentu sesuai dengan kebutuhan Public Relation sebagai upaya memberikan

pemahaman kepada masyarakat, supaya dapat mengatur hidupnya dan

menjalankan kehidupan dengan baik dan mampu melaksanakan tugas

perkembangannya dengan baik serta sebagai upaya mencegah terjadinya sesuatu

yang tidak diinginkan.

c. Fungsi Layanan Informasi

15

Prayitno, Erman Amti, 2004. Layanan Informasi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Hal. 2

Fungsi layanan informasi pada dasarnya sama dengan empat fungsi

bimbingan. Menurut Prayitno bimbingan dan konseling dilakukan dalam bentuk

upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan, dan penyembuhan. Setiap bentuk

upaya tersebut mengacu kepada empat fungsi bimbingan yaitu:

a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai

dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

b. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jurusan

sekolah, jenis sekolah, dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat,

bakat, dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

c. Fungsi adaptasi, yaitu membantu petugas-petugas disekolah, khususnya

guru, untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap minat,

kemampuan, dan kebutuhan para peserta didik.

d. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk memperoleh

penyesuaian pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya

secara optimal. Fungsi ini dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi,

memahami, dan memecahkan masalah.

Dengan informasi akan memberikan pemahaman, akan membantu siswa

mengambil keputusan terkait kehidupannya. Sehingga pada kehidupannya

sehari- hari Public Relations dapat menyesuaikan dengan lingkungannya sesuai

dengan yang sudah dipahami.

Menurut Hoppock sebagaimana dikutip oleh Winkel dan Sri Hastuti

Layanan informasi diberikan kepada masyarakat dan masyarakat akan

mengolah informasi, membantu sekedar mengenal alternatif yang ada

(information use), untuk menyelidiki kemungkinan pilihan, tindakan dan bentuk

penyesuaian diri (exploratory), untuk memantapkan keputusan yang sedikit

banyak sudah diambil (assurance use), untuk mengecek ketelitian dan

kesesuaian pengetahuan yang sudah dimiliki (evaluative use), mendapat tilikan

terhadap rencana, gagasan dan keinginan yang kurang realistis dan kurang

sesuai dengan kenyataan lingkungan hidup (readjustive use) dan

menghubungkan dengan data diri sendiri supaya mengambil ketentuan yang

mantap (synthesis use).16

Dari penjelasan tersebut sangat detail, bahwa layanan informasi dapat

diolah masyarakat dan digunakan sebagaial ternatif pilihan, untuk memantapkan

sedikit ataupun banyak mengenai sesuatu, dan memberikan arah kepada

masyarakat untuk mengambil keputusan secara mantap, artinya informasi yang

diberikan bisa membuat siswa lebih yakin mengambil keputusan dan

menyesuaikannya dengan kebutuham hidupnya. Sedangkan menurut Mugiarso

dkk, bahwa layanan informasi memiliki fungsi utama yaitu sebagai fungsi

pemahaman dan pencegahan. Sesuai dengan tujuan dan fungsinya, layanan

informasi diarahkan kepada terselenggaranya dan terpenuhinya keperluan akan

bantuan dalam hal informasi, orientasi, konsultasi dan komunikasi kepada

peserta didik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian akan

tercipta kemudahan bagi terselengaranya proses dan tercapainya tujuan program

pendidikan seperti yang diharapkan.17

Berdasarkan pendapat para ahli Prayitno, Hoppock sebagaimana dikutip

16

Winkel & Hastuti, Sri. 2006. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogjakarta: Media Abadi. Hal. 318 17

Mugiarso, H. 2012. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press. Hal.60

Winkel dan Sri Hastuti dan Mugiarso dkk, maka dapat disimpulkan bahwa

fungsi dari layanan informasi adalah memberikan informasi sebagai upaya

memahamkan (fungsi pemahaman) siswa terkait informasi yang diberikan,

selanjutnya supaya siswa mampu mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi

(fungsi pencegahan), dengan infomasi siswa mampu memikirkan tentang yang

akan dilakukan serta dapat membuat rencana untuk kehidupannya serta

mengambil keputusan bagi dirinnya.

d. Materi Layanan Informasi

Menurut Prayitno jenis, luas, dan kedalaman informasi yang menjadi isi

layanan informasi sangat bervariasi, tergantung pada kebutuhan para peserta

layanan. Berikut ini lebih rinci informasi yang dapat digolongkan ke dalam:

a. Informasi perkembangan diri

b. Informasi hubungan antar-pribadi, sosial, nilai danmoral

c. Informasi pendidikan, kegiatan belajar dan keilmuan teknologi.

d. Informasi pekerjaan/ karir dan ekonomi

e. Informasi sosial-budaya, politik dan kewarganegaraan

f. Informasi kehidupan berkeluarga

g. Informasi kehidupan beragama

Informasi menurut Prayitno di atas menjelaskan beberapa materi yang

dapat disampaikan kepada siswa, diantaranya hubungan antar-pribadi,sosial, nilai

dan moral. Kajian materi ini sesuai jika digunakan dalam penelitian ini untuk

memberikan pemahaman pada siswa terkait hubungan sosial yang positif.

Materi yang dapat diangkat melalui layanan informasi ada berbagai macam

menurut Mugiarso dkk, yaitu meliputi :18

a. Informasi pengembangan pribadi

b. Informasi kurikulum dan proses belajar mengajar

c. Informasi pendidikan tinggi

d. Informasi jabatan

e. Informasi kehidupan keluarga, sosial - kemasyarakatan, keberagamaan,

social - budaya, dan lingkungan.

Berdasarkan pendapat para ahli seperti Prayitno, Winkel dan Sri Hastuti

dan Mugiars ketiga para ahli tersebut memperhatikan seluruh bidang dalam

bimbingan dan konseling dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya materi informasi yang diberikan berkaitan dengan kebutuhan siswa

dalam bidang pribadi, belajar, karir, dan sosial. Materi dikembangkan oleh

konselor sekolah itu sendiri.

e. Metode Layanan

Ada banyak metode yang biasa digunakan dalam penyampaian layanan

informasi. Seperti yang dikatakan Prayitno bahwa dalam pemberian layanan

informasi kepada masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti

metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dengan media papan media, alat peraga,

media tulis, grafis seperti televisi, komputer, LCD, video, dan rekaman audio.19

Informasi akan sampai pada sasaran atau tidak juga dipengaruhi oleh penampilan

konsleor sendiri, kecocokan media yang digunakan untuk menyampaikan materi.

Sehingga konselor dalam menyampaikan materi layanan perlu menggunakan

18

Mugiarso, H. 2012. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press. Hal.60 19

Prayitno, Erman Amti, 2004. Layanan Informasi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Hal. 8

media yang membuat sasaran layanan tertarik untuk memperhatikan materi yang

disampaikan. Jika materi disampaikan hanya dengan ceramah saja, hal ini selain

membosankan bagi anak, anak atau siswa bisa jadi tidak akan ikut aktif dalam

kegiatan.

Sedangkan menurut Mugiarso dkk informasi yang disampaiakan dapat

diselenggarakan dengan ceramah, tanya jawab dan diskusi selanjutnya dapat

dilengkapi dengan peragaan, selebaran tayangan foto, film, video dan peninjauan

ketempat-tempat atau objek-objek yang dimaksud.20

Mengajak siswa ketempat

atauobjek yang dimaksud akan memberikan anak pemahaman secara kongkrit,

hal ini dapat membantu pemahaman siswa terkait materi namun dalam

pelaksanaannya tentu perlu persiapan yang matang supaya saat layanan, materi

dapat tersampaikan. Selain itu penjelasan Mugiarso dkk juga menyebutkan dapat

diselenggarakan dengan ceramah, diskusi, tanya jawab serta menggunakan sajian

melalui film, foto, vidio, study tour atau yang disebut mengunjungi ke tempat-

tempat yang di jadikan sebagai objek, supaya materi lebih dapat diterima oleh

masyarakat.

20

Mugiarso, H. 2012. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press. Hal.62