muamalat fakultas syariah universitas islam …digilib.uin-suka.ac.id/3276/1/bab i,v.pdf ·...
TRANSCRIPT
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENDAYAGUNAAN ZAKAT UNTUK OPERASIONAL AMBULANCE GRATIS (STUDI DI RUMAH
ZAKAT INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA)
SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM ISLAM
OLEH: ADIEB JAUHARI
NIM: 01380895
PEMBIMBING: 1. Drs. H. FUAD ZEIN, MA. 2. Drs. RIYANTA, M.Hum.
MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2008
Drs. H. Fuad Zein, MA. NIP. 150 228 207
ii
iii
MOTTO
COME AND STEP THROUGH THE STARS TAKE A RIDE THROUGH THE UNIVERSE AS LONG AS WE’RE HERE LET’S TAKE
THE WHOLE THING IN
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan khusus kepada Ayahanda dan Ibunda
Achmad Sutardjo, S.Pd dan Siti Mu'awanah, S.Pd, MM tercinta
yang dengan kasih sayang, cinta dan kesabarannya telah mendidik
dan menuntun dalam menjalani kehidupan ini, mudah-mudahan
ananda bisa mendekati seperti yang ayahanda dan ibunda harapkan
Adik-adikku (Adiebah Maftuhah, S.PdI dan Salis Janka Dausat)
yang telah memberikan perhatian dan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini”
Mudah-mudahan kakak-mu ini bisa menjadi tauladan
yang baik buat kalian
Sofiaturrahmah, keberadaanmu hadirmu adalah
sumber dari semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
v
KATA PENGANTAR
بسم اهللا الرمحن الرحيماحلمد هللا رب العاملني اشهد ان الاله اال اهللا واشهد ان حممدا عبده ورسو له اللهم صل
حا به وسلم علي خا مت النبيني سيد نا حممد املبعوث رمحة للعاملني وعلى اله واص امجعني اما بعد
Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan Rahmat KaruniaNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa ajaran mulia sehingga menjadi
bimbingan bagi kehidupan umat manusia dari kondisi kebodohan dan kegelapan
menuju kondisi yang penuh dengan cahaya dan Ilmu.
Penyusun menyadari betapa besarnya bantuan dari berbagai pihak,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu Dengan segala
kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih atas bimbingan, arahan,
bantuan dan keramahan baik pada masa-masa kuliah maupun selama dalam proses
penulisan sekripsi ini. Dalam kesempatan ini penyusun sampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Bapak Yudian Wahyudi, M.A, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Syari’ah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta
2. Bapak Drs. H. Fuad Zein, MA dan Bapak Riyanta,. M. Hum. sebagai
pembimbing, Penyusun haturkan banyak terima kasih atas pengarahan dan
bimbingannnya.
3. Bapak Ibnu Muhdir, M.Ag, selaku pembimbing akademik yang banyak
mengarahkan penulis dalam proses perkuliahan
vi
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 22 Januari 1988
Nomor : 157/1987 dan 0593b/1987.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط
alif
ba'
ta'
sa'
jim
ha'
kha'
dal
żal
ra'
zai
sin
syin
sād
dad
ta'
tidak dilambangkan
b
t
s |
j
h}
kh
d
ż
r
z
s
sy
s }
d}
t }
tidak dilambangkan
be
te
es (dengan titik di atas)
je
ha (dengan titik di bawah)
ka dan ha
de
zet (dengan titik di atas)
er
zet
es
es dan ye
es (dengan titik di bawah)
de (dengan titik di bawah)
te (dengan titik di bawah)
viii
ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ء ي
za'
'ain
gain
fa'
qāf
kāf
lam
mim
nun
wawu
ha'
hamzah
ya'
z }
`
g
f
q
k
l
m
n
w
h
'
y
zet (dengan titik di bawah)
koma terbalik di atas
ge
ef
qi
ka
'el
'em
'en
w
ha
apostrof
ye
B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap
متعقدين عدة
ditulis
ditulis
muta‘aqqidīn
‘iddah
C. Ta' marbutah
1. Bila dimatikan ditulis h
هبة جزية
ditulis
ditulis
hibbah
jizyah
ix
(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap
ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya).
2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al serta bacaan kedua itu terpisah, maka
ditulis dengan h
األولياء كرامة
Ditulis
karāmah al-auliyā'
3. Bila ta` marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah dan dammah
ditulis t.
الفطر زكاة
Ditulis
zakātul fi }tri
Vokal Pendek
Kasrah
Fathah
Dammah
Ditulis
ditulis
ditulis
I
a
u
D. Vokal Panjang
1
2
3
4
Fathah + alif
جاهليةFathah + ya' mati
يسعىKasrah + ya' mati
كرمي
Dammah + wawu mati
فروض
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ā
jāhiliyyah
ā
yas‘ā
ī
karīm
ū
furū}d
x
E. Vokal Rangkap
1
2
Fathah + ya' mati
بينكمFathah + wawu mati
قول
Ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
Ai
bainakum
au
Qaulun
F. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan
Apostrof
أأنتم أعدت شكرمت لئن
ditulis
ditulis
ditulis
a'antum
u'iddat
la'in syakartum
G. Kata Sandang Alif + Lam
1. Bila diikuti Huruf Qamariyyah
ن القرآ القياس
ditulisج
ditulis
al-Qur'ān جد
al-Qiyās
2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf
Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)nya.
السمآء الشمس
ditulis
ditulis
as-Samā'
asy-Syams
H. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut bunyi pengucapannya dan menulis penulisannya.
الفروض ذوي السنة أهل
ditulis
ditulis
żawī al-furūd
ahl as-sunnah
xi
ABSTRAK
Jika fiqh dikaitkan dengan fenomena sosial, ini berarti fiqh dituntut dinamis, kontekstual dan selalu akomodatif terhadap segala persoalan tematis yang pada umumnya tidak dilepaskan dari berbagai aspek kehidupan yang berdimensi luas. Dalam Islam, perilaku ekonomi dibatasi oleh syarat-syarat moral, sosial dan temperance (pembatasan diri) dari syariat Islam yang menentukan adanya keseimbangan harmonisasi antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Zakat merupkan salah satu rukun Islam yang memiliki komitmen sosial yang begitu jelas, bahkan dari titik kepentingan yang paling menyentuh hajat orang banyak yaitu tentang pemenuhan kebutuhan. Yang menjadi permasalahan adalah dari segi pelaksanaanya, yang menuntut perhatian lebih pada sistem pendistribusian harta zakat dari muzzaki kepada mustahiq. Fenomena di atas terjawab dengan berdirinya lembaga amil zakat. Salah satu lembaga amil zakat yaitu Rumah Zakat Indonesia mempunyai kebijakan dalam pendistribusian zakat hal ini di dasarkan alasan tepat guna dan efesien, sehingga harta zakat benar-benar terbantukan untuk mustahiq. Salah satu program yang sudah berjalan adalah ambulance gratis untuk kaum dhuafa.
Selanjutnya yang jadi pokok masalahnya adalah: bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pengalokasian dana zakat untuk pembiayaan operasional ambulance gratis dan sasaran pelayanannya yang diterapkan oleh Rumah Zakat Indonesia Yogyakarta.
Penelitian ini bersifat preskriptif, yaitu menilai praktek ambulance gratis di Rumah Zakat Indonesia Yogyakarta. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif, yaitu cara mendekati masalah yang terjadi secara empiris. Apakah masalah tersebut sesuai atau tidak dengan norma hukum Islam. Adapun tehnik pengumpulan data dengan observasi tidak langsung, yaitu penyusun mengamati kinerja ambulance gratis dari Rumah Zakat Indonesia Yogyakarta. Selain itu untuk ditambah dengan melakukan wawancara dengan pengurus Rumah Zakat Indonesia Yogyakarta.
Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam namun tidak seluruh muatan ayat-ayatnya termasuk ayat hukum yang telah dijelaskan secara rinci (tafşili) bahkan sebagian besar ayat-ayatnya masih bersifat global (ijmāli) yang memerlukan penafsiran dan pengembangan lebih lanjut melalui berbagai metode ijtihad. Rumah Zakat Indonesia Yogyakarta sudah memulai hal itu dengan melakukan penafsiran agar dana zakat dapat terdistribusi secara tepat guna dan efesien. Adapun pendayagunaan zakat untuk operasional ambulance gratis oleh Rumah Zakat Indonesia cabang Yogyakarta bagi dhuafa, baik dari segi teknis pelayanan dan sumber dana yang di salurkan sejalan dengan nilai-nilai hukum Islam.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN NOTA DINAS............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................................................. ix
ABSTRAK ....................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI.................................................................................................... xiv
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Pokok Masalah............................................................................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan .................................................................... 6
D. Telaah Pustaka ............................................................................... 7
E. Kerangka Teoretik.......................................................................... 11
F. Metode Penelitian .......................................................................... 16
G. Sistematika Pembahasan ................................................................ 18
BAB II: LANDASAN TEORETIK FIQH ZAKAT ....................................... 20
A. Pengertian dan Dasar Hukum ....................................................... 20
B. Obyek, Syarat dan Rukun ............................................................. 27
1. Obyek Zakat ............................................................................. 27
2. Syarat-syarat Wajib Zakat........................................................ 34
xiii
3. Syarat-syarat Sah Pelaksanaan Zakat....................................... 43
4. Rukun Zakat ............................................................................. 44
C. Tujuan dan Sasaran ....................................................................... 44
D. Macam-macam, Hikmah dan Fungsi Sosial Zakat ........................ 51
BAB III: GAMBARAN UMUM TENTANG RUMAH ZAKAT
INDONESIA CABANG YOGYAKARTA..................................................... 57
A. Sejarah Berdirinya.......................................................................... 57
B. Struktur Kelembagaan dan Keorganisasian ................................... 60
C. Visi, Misi dan Program Produk Layanan....................................... 62
D. Program Ambulance Gratis............................................................ 68
1. Sumber Dana............................................................................ 69
2. Sasaran Pelayanan.................................................................... 75
BAB IV: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALOKASIAN
DANA ZAKAT UNTUK OPERISINAL AMBULANCE GRATIS .............. 78
A. Biaya Operasional Ambulance Gratis............................................ 81
B. Sasaran Pelayanan.......................................................................... 84
BAB V: PENUTUP ........................................................................................ 87
A. Kesimpulan ................................................................................... 87
B. Saran-Saran .................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92
LAMPIRAN
Terjemahan Ayat Al-Qur'an, Hadis dan Teks Arab................................... I
Biografi Ulama Atau Sarjana .................................................................... VI
CURRICULUM VITAE .................................................................................. IX
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesenjangan sosial ekonomi masih menjadi salah satu agenda yang
belum terselesaikan secara sempurna oleh pemerintahan Indonesia. Banyak
kasus yang terjadi sekarang merupakan hasil yang berakar dari permasalahan
kesenjangan sosial masyarakat. Keonaran, kerusuhan, premanisme,
demonstrasi dengan kekerasan merupakan contoh yang dapat kita temui akhir-
akhir ini.
Terlebih lagi dengan perekonomian bangsa yang tidak kunjung stabil,
semakin memperlebar kesenjangan yang terjadi. Semua ini terbukti dengan
masih banyaknya masyarakat Indonesia yang berada dibawah garis
kemiskinan dengan hidup serba kekurangan, tingkat pendidikan rendah dan
dengan kesehatan yang buruk.
Akan tetapi kita tidak bisa membebankan semua permasalahan hanya
kepada pemerintah sedangkan kita hanya berpangku tangan dan mengeluarkan
kritik-kritik yang tidak membangun. Sebagai warga negara yang baik
seharusnya kita berusaha semampu kita meringankan beban pemerintah,
dengan membangun iklim kemasyarakatan yang sejuk dengan semangat
kekeluargaan.
Islam telah mengajarkan bagaimana hidup bermasyarakat dengan
semangat toleransi dan kekeluargaan. Saling tolong menolong, saling
1
2
melengkapi dan saling mengasihi kepada sesama adalah ajaran yang
membangun persamaan sehingga mempertipis kesenjangan sosial masyarakat.
Dalam hal ini ajaran Islam tentang zakat dapat menjadi jawaban yang
sempurna.
Pemberdayaan ekonomi Ummat Islam melalui pelaksanaan ibadah zakat
masih banyak menemui hambatan yang bersumber dari kalangan Ummat Islam
itu sendiri. Kesadaran pelaksanaan zakat di kalangan Ummat Islam masih belum
diikuti dengan tingkat pemahaman yang memadai tentang ibadah yang satu ini,
khususnya jika dibandingkan dengan ibadah wajib lainnya seperti sholat dan
puasa. Kurangnya pemahaman tentang jenis harta yang wajib zakat dan
mekanisme pembayaran yang dituntunkan oleh syariat Islam menyebabkan
pelaksanaan ibadah zakat menjadi sangat tergantung pada masing-masing
individu. Hal tersebut pada gilirannya mempengaruhi perkembangan institusi
zakat, yang seharusnya memegang peranan penting dalam pembudayaan ibadah
zakat secara kolektif agar pelaksanaan ibadah yang bersifat ma>liyyah ini menjadi
lebih efektif dan efisien.
Islam juga mengandung sistem kehidupan yang lengkap dalam segala
segi, karena itulah Islam memberikan konsep zakat yang dalam prakteknya
terbuka untuk ijtihad. Oleh karena itu tidak dipungkiri bahwa usaha untuk
meninjau aplikasi, menggali pengertian dan makna yang terkandung di
dalamnya masih terus dilakukan untuk membentuk satu sistem yang
3
komprehensif sesuai dengan perintah Allah agar mampu memenuhi kebutuhan
pada waktunya.1
Jika fiqh dikaitkan dengan fenomena sosial, ini berarti fiqh dituntut
dinamis, kontekstual dan selalu akomodatif terhadap segala persoalan tematis
yang pada umumnya tidak dilepaskan dari berbagai aspek kehidupan yang
berdimensi luas. Pemahaman terhadap fiqh yang demikian akan memperkuat
relevansinya di tengah-tengah arus globalisasi yang akan terus berkembang
bersamaan dengan kompleksnya persoalan yang dihadapi umat Islam sebagai
akibat dari perubahan yang dibawa oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perubahan ini mempengaruhi sistem nilai dan perilaku masyarakat dan akan
menuntut sistem nilai tertentu. Untuk menentukan sistem nilai terhadap
perilaku masyarakat maupun kebijaksanaan sosial dalam sistem berpikir
hukum Islam bukan semata-mata dari hasil analisis spekulatif, melainkan
dicapai dengan menggunakan metode yang sungguh-sungguh kompleks yang
disebut dengan ijtihad.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa dengan ajaran-ajaran Islam
yang bersifat tetap, identitas ajaran Islam dapat dijamin sepanjang masa.
Sedangkan dinamikanya justru terletak pada hal-hal yang bersifat berubah dan
boleh diubah. Di sinilah letak relevansinya ungkapan bahwa syariat Islam
akan selalu sesuai untuk setiap masa dan tempat. 2
1 Mahmud Abu Saud, Garis-garis Besar Ekonomi Islam, cet. ke-3 (Jakarta: Gema Insani
Press, 1996), hlm. 24.
2 Amir Mu’allim dan Yusdani, Ijtihad: Suatu Kontroversi Antara Teori dan Fungsi, cet. ke-1 (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997), hlm. 16.
4
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki komitmen
sosial yang begitu jelas, bahkan dari titik kepentingan yang paling menyentuh
hajat orang banyak yaitu pemenuhan kebutuhan ekonomi.3
Dalam Islam, perilaku ekonomi dibatasi oleh syarat-syarat moral, sosial
dan temperance (pembatasan diri) dari syariat Islam yang menentukan adanya
keseimbangan harmonisasi antara kepentingan individu dan kepentingan
masyarakat.4 Dan zakat merupakan solusi yang mendekati kesempurnaan.
Firman Allah dalam al-Qur’an:
5 يعلمون كانوا ما سآء إم سبيله عن فصدوا قليال نامث اهللا بئايات اشتروا
Ayat di atas menjelaskan tentang golongan-golongan tertentu yang
berhak menerima dan memanfaatkan harta zakat, dan golongan tersebut
dinamakan mustahiq.
Perhatian Islam terhadap penanggulangan kemiskinan dan fakir miskin
tidak dapat diperbandingkan dengan agama samawi dan aturan ciptaan manusia
manapun, baik dari segi pengarahan maupun dari segi pengaturan dan
penerapan. Semenjak fajarnya baru menyigsing di kota Mekkah, Islam sudah
memperhatikan masalah sosial penanggulangan kemiskinan. Adakalanya Qur’an
merumuskannya dengan kata-kata "memberi makan dan mengajak memberi
makan orang miskin" atau dengan "mengeluarkan sebahagian rezeki yang
3 Masdar F. Mas’udi, Agama Keadilan Risalah Zakat (Pajak) dalam Hukum Islam, cet.
ke-1, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991), hlm. 28.
4 Muhammad al-Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Ekonomi Islam, Prinsip-prinsip dan Tujuanya, alih bahasa Abu Ahmad (Surabaya: Bina Ilmu, 1980), hlm. 25.
5 At-Taubah (9): 9.
5
diberikan Allah", "memberikan hak orang yang meminta-meminta, miskin dan
terlantar dalam perjalanan", "membayar zakat" dan rumusan lainnya
Saat ini yang menjadi permaslahan adalah dari segi pelaksanaanya, yang
menuntut perhatian lebih pada sistem pendistribusiab harta zakat dari muzaki
(pezakat) kepada mustahiq (penerima zakat). Fenomena diatas terjawab
dengan berdirinya lembaga-lembaga amil zakat, sehingga membantu muzaki
dalam menjalankan kewajibanya tanpa harus mendistribusikan zakatnya
sendiri.
Adapun setiap lembaga amil zakat mempunyai kebijakan dalam
pendistribusian zakat yang berbeda antara lembaga satu dengan lainya. Hal ini
didasarkan alasan tepat guna dan efisien, sehingga harta zakat benar-benar
terbantukan untuk mustahiq.
Rumah Zakat Indonesia cabang Yogyakarta adalah salah satu lembaga
yang dipercaya mengelola harta zakat, infak dan shadaqoh dari sebagian besar
anggotanya dan dari masyarakat atas dasar kesadaran yang telah
mempercayakan pengelolaannya kepada lembaga tersebut.
Dari beberapa program yang dikeluarkan Rumah Zakat Indonesia
cabang Yogyakarta, salah satunya adalah pelayanan ambulance gratis.
Program ini bertujuan membantu dan meringankan beban duka bagi keluarga
yang terkena musibah tetapi masih harus mengeluarkan dana untuk menyewa
mobil ambulance.
Dari fenomena yang terjadi di Rumah Zakat Indonesia cabang
Yogyakarta, penyusun melihat adanya permasalahan yang menarik dan perlu
6
adanya pembuktian. Oleh karena itu penyusun terdorong untuk mengadakan
penelitian terhadap fenomena yang terjadi tersebut.
B. Pokok Masalah
Agar tidak melebar, penyusun membatasi pembahasan terhadap masalah
pelayanan ambulance gratis yang ada di Rumah Zakat Indonesia cabang
Yogyakarta. Adapun pokok masalahnya adalah: bagaimana pandangan hukum
Islam terhadap pendayagunaan dana zakat untuk operasional program
ambulance gratis dan sasaran pelayananya yang diterapkan oleh Rumah Zakat
Indonesia cabang Yogyakarta?
C. Tujuan dan Kegunaan
Sesuai dengan pokok masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut: Menjelaskan status hukum dari pelayanan ambulance
gratis yang ada di Rumah Zakat Indonesia cabang Yogyakarta ditinjau dari
kacamata hukum Islam.
Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menambah wawasan keilmuan dalam hal pendistribusian harta
zakat.
2. Memberikan sumbangan pemikiran dalam hal pendistribusian harta zakat,
sehingga lebih banyak aspek masyarakat yang tersentuh.
3. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Rumah Zakat Indonesia cabang
Yogyakarta dalam menentukan inovasi-inovasi terbaru, sehingga
kemaslahatan umat dapat terwujud.
7
D. Telaah Pustaka
Penulis sadari bahwa apresiasi masyarakat Muslim dalam mengkaji
fiqh zakat telah banyak dibahas oleh beberapa peneliti terdahulu, baik itu
berupa penelitian langsung maupun hanya sekedar opini. Untuk mengetahui
sejauh mana objek penelitian dan kajian terhadap hadis peneliti telah
melakukan penelusuran terhadap sejumlah literatur. Hal ini dilakukan untuk
memastikan apakah ada penelitian dengan tema kajian yang sama, sehingga
nantinya terjadi pengulangan yang mirip dengan peneliti sebelumnya.
Pembahasan tentang zakat sangatlah luas, mulai pembahasan perintah
zakat, ketentuan siapa yang wajib mengeluarkan zakat, harta apa saja yang
kena wajib zakat, berapa kadar untuk ukuran zakat yang harus dikeluarkan
zakatnya, siapa saja yang berhak menerima zakat serta bagaimana mengambil
dan mendistribusian harta zakat.
Dalam kitab klasik, pembahasan tentang zakat pada umumnya
menguraikan secara tekstual teoristik, yaitu uraian yang berkaitan hanya
dengan jenis harta benda, syarat-syarat dan siapa yang berhak menerima zakat.
Karena itu penyusun menelaah beberapa kitab diantaranya al-Fiqh al-Isla>mi
wa’adillatuhu karya Wahbah az-Zuhaili<, Fiqh az-Zaka>h menjadi rujukan
utama penyusun dalam penelitian ini, disamping buku-buku lain yang
berkaitan dengan pokok kajian.
Kajian mengenai pembahasan masalah diatas telah banyak dilakukan.
Namun ketika berhadapan dengan permasalahan sistem distribusi harta zakat,
masih adanya perbedaan yang terjadi.
8
Dalam buku Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan karya Yusu>f al-
Qarada>wi mengemukakan bahwa al-Qur’an lebih memperhatikan masalah
pendistribusian zakat. Yusu>f al-Qarada>wi berpegang teguh kepada nash al-
Qur’an, karena Allah SWT telah menentukan pihak-pihak yang berhak
menerima zakat. Pernyataan ini juga merupakan jawaban terhadap sikap
orang-orang munafik yang mencela Rasulullah SAW, karena beliau tidak
memberikan hasil zakat kepada mereka.6
Sayyid Qutb, dalam hal Tafsir fi< Zala>l al-Qur’a>n mengatakan bahwa
sistem tersebut (pendistribusian terhadap delapan asnaf) tidaklah penting,
sedangkan yang terpenting adalah ruhnya. Karena masyarakat yang dididik
dalam sistem Islam dengan pengarahan-pengarahanya akan membentuk
keseimbangan hati nurani dengan sistem yang diterapkan.7 Jadi yang perlu
ditekankan adalah bagaimana harta zakat itu dapat dimanfaatkan, sehingga
tujuan dari zakat dapat terpenuhi.
Dalam skripsi karya Mu’inah tentang Pendayagunaan Harta Zakat
dalam Perspektif Hukum Islam (studi atas sistem operasional Rumah Zakat
Indonesia cabang Yogyakarta), menjelaskan sistem pengolahan dan distribusi
harta zakat oleh Rumah Zakat Indonesia yang diarahkan kepada sasaran yang
lebih tepat guna, efektif dan efesien dengan pengadaan harta zakat serba guna
dan produktif. Harta zakat yang sudah terkumpul tidak dibagikan semua,
6 Yusu>f al-Qarada>wi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, terjemahan Syarif halim,
(Jakarta: Gema Insani Perss, 1995), hlm. 144.
7 Sayyid Qutb, Dasar-dasar Sistem Ekonomi Sosial dalam kitab tafsir fi Dilal al-Qur’an, alih bahasa Abbas Aula, cet. I, (Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 1994), hlm. 60.
9
tetapi sebagian diinvestasikan dalam proyek yang produktif dan keuntungan
dari proyek tersebut dibagikan kepada golongan ekonomi lemah dalam bentuk
modal.8 Sedangkan penyusun akan membahas tentang pendayagunaan zakat
yang dilakukan Rumah Zakat Indonesia dalam bentuk penyediaan ambulance.
Dalam skripsi yang lain karya M. Rosid Kusnan yang berjudul Tinjauan
Hukum Islam tentang Pendayagunaan Zakat dalam bentuk Unit Usaha
Bersama al-Hikmah oleh BAZ Dukuh Gading Tulung Bulang Wetan Klaten
1417-1421 H/1997-2001 M. Dalam skripsi ini dijelaskan salah satu
pendistribusian harta zakat mal yang dilakukan BAZ Dukuh Telang Bulang
Wetan ini adalah unit usaha al-Hikmah. Unit usaha ini berupa penyediaan
meubel mentah dan dijual pada mereka yang membutuhkan, serta usaha
pengerjaan tahap akhir meubel (finishing) dan dijual sebagai meubel siap
pakai. Hasil dari usaha ini digunakan untuk memberi tunjangan kepada fakir
miskin, orang tua yang sudah renta, bantuan orang sakit, bantuan orang
meninggal dan beasiswa bagi anak-anak yatim yang tidak mampu.9 Sedangkan
penyusun akan membahas tentang pendayagunaan zakat yang dilakukan
Rumah Zakat Indonesia dalam bentuk penyediaan ambulance.
Sedangkan skripsi karya Tuti Alawiyah yang berjudul Kebijakan
Pemerintah Indonesia tentang Optimalisasi Pemanfaatan Zakat dalam
8 Mu’inah, "Pendayagunaan Harta Zakat dalam Prespektif Hukum Islam (studi atas sistem
operasional Rumah Zakat Indonesia cabang Yogyakarta)", skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2003.
9 M. Rosid Kusnan, “Tinjauan Hukum Islam tentang Pendayagunaan Zakat Mal dalam bentuk Unit Usaha Bersama al-Hiknmah oleh BAZ Dukuh Gading Tulung Belang Wetan Klaten 1417-1421 H/1997-2001 M", skripsi ini tidak diterbitkan, Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2003.
10
Prespektif Hukum Islam. Skripsi ini menjelaskan tentang kebijakan
pemerintah Indonesia untuk mengoptimalkan pemanfaatan zakat dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan rakyat, terutama bagi golongan fakir miskin yang
menjadi sasaran utama dalam pendayagunaan zakat.10 Sedangkan penyusun
akan membahas tentang pendayagunaan zakat yang dilakukan Rumah Zakat
Indonesia dalam bentuk ambulance.
Selanjutnya skripsi karya Jati Purnomo Abdul Qodir yang berjudul
Pandangan Madzhab Syafi’i terhadap Pengelolaan dan Pendayagunaan Harta
Mal oleh BAZ di Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar. Dalam skripsi ini dijelaskan tentang pengelolaan dan
pendayagunaan zakat yang salah satunya berbentuk beasiswa dan pinjaman
modal usaha.11 Sedangkan penyusun akan membahas tentang pendayagunaan
zakat yang dilakukan Rumah Zakat Indonesia dalam bentuk ambulance.
Selanjutnya skripsi karya Muh Waluyo Hadi yang berjudul Sistem
Pengelolaan Zakat “YAUMY” (Yayasan Amal dan Usaha Muslim
Yogyakarta) Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan. Dalam skripsi ini
dijelaskan tentang pendayagunaan harta zakat yang bersifat produktif dalam
bentuk pinjaman modal usaha bagi kaum lemah yang dilakukan YAUMY.12
10 Tuti Alawiyah, "Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Optimalisasi Pemanfaatan
Zakat dalam Prespektif Hukum Islam", Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2002.
11 Jati Purnomo Abdul Qodir, "Pandangan Madzhab Syafi’i terhadap Penglolaan dan Pendayagunaan Harta Mal oleh BAZ di Desa Papahan Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar", Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2002.
12 Muh Waluyo Hadi, "Sistem Pengelolaan Zakat “YAUMY” (Yayasan Amal dan Usaha Muslim Yogyakarta) Sebagai Upaya Pengentasan Kemiskinan", skripsi ini tidak diterbitkan, Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2002.
11
Sedangkan penyusun akan membahas tentang pendayagunaan zakat yang
dilakukan Rumah Zakat Indonesia dalam bentuk ambulance.
Dari beberapa bahan-bahan pustaka tersebut terlihat adanya perbedaan
baik objek maupun ruang lingkup kajian dengan penelitian skripsi ini, dan
sejauh penelususran penulis tidak satu pun secara sepesifik membahas tentang
tinjauan hukum Islam terhadap pendayagunaan zakat untuk penyediaan
ambulance gratis di Rumah Zakat Indonesia cabang Yogyakarta. Oleh karena
itu, dapat diyakinkan bahwa tidak akan terjadi pengulangan penelitian
terdahulu dengan adanya penelitian akademis ini. Penelitian ini juga berupaya
menambahkan sebuah wacana mengenai studi fiqh zakat kontemporer.
E. Kerangka Teoretik
Tujuan utama diwajibkanya zakat adalah untuk memecahkan problem
kemiskinan, meratakan pendapatan, meningkatkan kesejahteraan umat. Untuk
itu Allah SWT mensyariatkan zakat sebagai ibadah yang disejajarkan dengan
salah satu penyangga tegaknya Islam, sebagaimana firmanya:
لقوم األيات ونفصل الدين يف فإحوانكم الزكوة وإتوا الصلوة وأقاموا وابتا فإن 13 يعلمون
Dalam hubunganya dengan pemenuhan kebutuhan, kesejahteraan, zakat
mempunyai tingkatan yang cukup tinggi dalam mendayagunakan suatu
perekonomian, disamping memiliki nilai spiritual yang tinggi. Zakat dalam
13 At-Taubah (9): 11.
12
Islam mampu mengesampingkan nilai materialisme dan individualisme (yang
identik dengan peradaban modern).
Perlu diketahui bahwa zakat merupakan ibadah sekaligus bakti sosial.
Zakat adalah faktor terbesar untuk memerangi kefakiran yang menjadi dasar
dari segala malapetaka, baik perorangan maupun masyarakat.
Rumah Zakat Indonesia merupakan salah satu lembaga amil zakat yang
terpercaya dengan pengelolaan yang baik dan professional. Dana yang
dikumpulkan oleh Rumah Zakat Indonesia meliputi zakat, infak dan sadaqoh.
Banyak hal yang telah tersentuh oleh program yang dicanangkan oleh
Rumah Zakat Indonesia. Sebagai contoh Rumah Zakat Indonesia cabang
Yogyakarta di bidang pendidikan, kesehatan dan bidang sosial. Salah satu
program dari bidang kesehatan adalah pelayanan ambulance gratis.
Sebelum dikupas lebih dalam tentang pelayanan ambulance gratis dari
Rumah Zakat Indonesia cabang Yogyakarta, ada beberapa ayat al-Qur’an dan
hadist yang dapat dijadikan kerangka berfikir dalam masalah ini, diantaranya:
لرقابا وىف قلوم واملؤلفة عليها والعملني واملسكني للفقرآء الصدقات إمنا 14حكيم عليم واهللا .اهللا من فريضة السبيل وابن اهللا سبيل وىف والغرمني
15 واحملروم للسآئل حق أمواهلم وىف
Secara garis besar baik ulama klasik maupun ulama kontemporer
berpendapat bahwa pendayagunaan zakat tidak harus dibagikan secara merata
14 At-Taubah (9): 60.
15 Az-Zariyat (51): 19.
13
kepada delapan kelompok yang berhak menerima zakat.16 Alasanya adalah
pengkhususan kepada delapan asnaf bukan berarti zakat harus dibagi kepada
mereka secara merata, sama dan menyeluruh. Akan tetapi hal ini adalah
persoalan maslahah yang senantiasa berkembang sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan kebutuhan ummat.
Oleh karena itu, sistem pendayagunaan dengan sekala prioritas inilah
yang merupakan tawaran yang sesuai dengan perkembangan sosial politik dan
sosial ekonomi pada saat ini.
Pendayagunaan zakat pada dasarnya mempunyai dua fungsi utama,
yaitu:
1. Zakat berfungsi membersihkan harta benda dan jiwa supaya senantiasa
dalam keadaan fitrah.
2. Zakat juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan sosial, mengurangi kemiskinan. Pemanfaatan zakat
mempunyai arti yang penting yaitu sebagai satu upaya untuk mencapai
keadilan sosial.
Yang menjadi masalah adalah bagaimana agar kedua fungsi zakat ini
dapat berjalan dengan baik. Artinya, zakat yang dikeluarkan oleh para muzaki
itu dapat berfungsi sebagai ibadah baginya sekaligus dapat juga digunakan
16 Wahbah al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, alih bahasa Agus Efendi dan
Baharuddin Fananny (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 278-280.
14
sebagai dana sosial yang dimanfaatkan untuk kepentingan mengatasi berbagai
masalah kemasyarakatan.17
Apabila dipastikan nash-nash yang menerangkan soal zakat serta hukum
yang diistimbatkan oleh para fukaha, tegaslah bahwa tujuan syariat Islam
dalam menetapkan aturan zakat ini adalah untuk menciptakan kesejahteraan
rakyat yang dapat dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan umat setiap masa.18
Dalam melakukan pembagian zakat, Nabi SAW dan khalifahnya
mengedepankan asas kemaslahatan sebagai perioritas utama dengan melihat
derajat dari mustahiq dan tergantung banyak sedikitnya harta yang akan
dibagi.19
Adapun harta yang dikeluarkan muzakki tidaklah harus berupa benda
yang mengenyangkan. Umar ibn 'Abdil Aziz, Ats-Tsauri dan Abu Hanifah
memperbolehkan kita mengelurkan zakat dari harganya /nilai intrinsiknya.
Disebutkan bahwa, "Fitrah (zakat) itu boleh makanan, boleh pula harganya,
karena wujud dan maksudnya sama juga, bahkan kadang-kadang harga itu
lebih bermanfaat bagi orang kafir".20
Juga tidak ditemukan dalil yang mewajibkan membagi zakat harus
kepada delapan asnaf. Maka diperbolehkan memberikan hanya kepada
17 Moh Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Jakarta: UI Perss, 1998), hlm.
61-62.
18 Hasby Ash-Shiddieqy, Beberapa Permasalahan Zakat (Jakarta: Tinta Emas Indonesia, 1976), hlm. 12.
19 Lihat Hasby Ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, cet ke-5 (Jakarta: Bulan Bintang, 1953), hlm. 202.
20 Ibid., hlm. 229.
15
sebagian dari delapan asnaf,21 dan asas kemaslahatan adalah perioritas
utamanya.
Apabila telah diberikan zakat kepada seseorang dan kemudian terbukti
bahwa seseorang tersebut bukan merupakan golongan mustahiq, maka harus
bersedia mengembalikan bagian zakat yang telah diberikanya.22
Disamping sebagai pilar amal bersama, zakat juga merupakan salah satu
bentuk konkret dari jaminan sosial yang diisyaratkan oleh ajaran Islam.
Melalui syariat zakat kehidupan orang-orang fakir miskin orang-orang
menderita lainnya akan terperhatikan dengan baik. Zakat merupakan salah
satu bentuk pengejawantahan perintah Allah SWT untuk senantiasa
melakukan tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa seperti firman Allah
SWT:
وآل القلئد وال اهلدى وال احلرام الشهر وال اهللا شعئر الحتلوا أمنوا الذين يآيها فاصطادوا حللتم وإذا ورضونا رم من فضال يبتغون واحلرام تالبي ءآمني
على وتعاونوا تعتدوا أن احلرام املسجد عن صدوكم أن قوم شنئان والجيرمنكم23العقاب شديد اهللا إن اهللا واتقوا والعدوان اإلمث على تعاونوا وال والتقوى الرب
21 Hasby Ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, hlm. 206.
22 Wahbah al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, hlm. 292.
23 Al-Ma>idah (5): 2.
16
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research).
Penelitian ini dapat memberikan data yang lebih konkret, sehingga
memberikan penjelasan terhadap masalah yang dibahas.
2. Sifat Penelitian
Penelitian yang penyusun gunakan bersifat preskriptif, yaitu
menilai praktek penyediaan ambulance gratis di Rumah Zakat Indonesia
cabang Yogyakarta.
3. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif, yaitu cara
mendekati masalah yang terjadi di lapangan secara empiris. Apakah
masalah-masalah tersebut sudah benar atau tidak berdasarkan norma
Hukum Islam yang berupa nash dan qaidah.
4. Tehnik pengumpulan data
Untuk memperoleh data dari penelitian lapangan ini, maka
penyusun menggunakan cara:
a. Observasi / pengamatan
Pengumpulan data dengan observasi tidak langsung. Yaitu
penyusun mengamati kinerja ambulance gratis dari Rumah Zakat
Indonesia cabang Yogyakarta.
17
b. Interview/wawancara
Wawancara adalah tehnik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan.24 Metode wawancara
yang dilakukan bersifat wawancara terbuka. Cara ini lebih ditekankan
untuk memperoleh data-data tentang bagaimana kinerja ambulance
gratis dari Rumah Zakat Indonesia cabang Yogyakarta. Wawancara
dilakukan dengan pengurus Rumah Zakat Indonesia cabang
Yogyakarta secara personal dan pengguna jasa ambulance gratis dari
Rumah Zakat Indonesia cabang Yogyakarta.
5. Analisis Data
Analisis data yang penyusun gunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data dengan menggunakan prosedur penalaran deduksi,25 yaitu
analisis data yang berpangkal pada norma hukum untuk menilai
pelaksanaan pendayagunaan zakat untuk layanan ambulance gratis serta
kinerja ambulance gratis dari Rumah Zakat Indonesia cabang Yogyakarta.
Sehingga dapat diambil kesimpulan apakah pelaksanaan pendayagunaan
zakat untuk layanan ambulance gratis di Rumah Zakat Indonesia cabang
Yogyakarta sesuai atau tidak sesuai dengan norma Hukum Islam.
24 Murdalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, cet ke-7 (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2004), hlm. 64.
25 Prinsip deduksi adalah : apa saja yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam suatu kelas atau jenis, berlaku juga sebagai hal yang benar pada semua peristiwa yang termasuk dalam suatu kelas atau jenis itu. Jika seseorang dapat membuktikan bahwa sesuatu peristiwa termasuk dalam kelas yang dipandang benar, maka secara logik atau otomatik seseorang dapat menarik kesimpulan bahwa kebenaran yang terdapat dalam kelas itu menjadi kebenaran bagi peristiwa yang khusus. Sutrisno Hadi, Metodologi Research, cet ke-22, (Jakarta: Andi Ofset, 1990), hlm. 36.
18
G. Sistematika Pembahasan
Secara global skripsi ini terdiri lima bab pembahasan yang saling
terkait antara satu variable dengan variable lainnya, guna memberikan
gambaran secara sistematis dan mendalam.
Bab pertama merupakan gambaran masalah secara umum, yang
meliputi: latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan, telaah
pustaka, kerangka teoritik, metodologi penelitian dan sistematika pembahasan.
Agar mempermudah memahami tentang pengelolaan dan
pendayagunaan zakat, maka dalam bab kedua dibahas mengenai tujuan umum
tentang zakat yang meliputi pengertian dan dasar hukum zakat, obyek zakat,
syarat-syarat wajib zakat, syarat-syarat sah pelaksanaan zakat, rukun zakat,
tujuan zakat, sasaran zakat dan macam-macam zakat. Juga akan sedikit
membahas tentang hikmah dan fungsi sosial zakat. Adapun nilai penting dari
pembahasan ini sebagai kerangka dasar pengelolaan dan pendayagunaan zakat
yang dijadikan sebagai alat analisis pada pembahasan penelitian ini.
Bab ketiga berisi pemaparan fakta-fakta yang ada di lapangan
meliputi: sejarah berdirinya Rumah Zakat Indonesia, struktur kelembagaan
dan keorganisasian, visi misi dan program pelayanan serta mekanisme
operasional Rumah Zakat Indonesia. Serta memaparkan tentang sumber dana
dan teknis pelayanan dari program ambulance gratis di Rumah Zakat
Indonesia Yogyakarta. Dengan demikian dapat memberikan kejelasan tentang
apa dan bagaimana program penyediaan ambulance gratis dilaksanakan.
19
Bab keempat berisi analisis hukum Islam mengenai penyediaan
ambulance gratis di Rumah Zakat Indonesia cabang Yogyakarta. Adapun yang
akan ditinjau adalah tentang pengadaan ambulance dan biaya operasional dari
ambulance gratis tersebut. Juga akan melakukan pembahasan hukum tentang
teknis dan sasaran pelayanan dari program ambulance gratis yang dilakukan
Rumah Zakat Indonesia cabang Yogyakarta.
Bab kelima merupakan bab terakhir dari skripsi ini, berisi tentang
kesimpulan yang menjadi jawaban dari pokok masalah dan memuat saran-
saran yang berhubungan dengan skripsi ini.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melalui serangkaian langkah yang di jabarkan pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang merupakan
jawaban dari pokok masalah yang diajukan, sebagai berikut:
Bahwa pendayagunaan zakat untuk program pelayanan ambulance gratis oleh
Rumah Zakat Indonesia Yogyakarta bagi masyarakat faqir dan miskin yang
membutuhkan, baik dari segi teknis pelayanan dan sumber dana yang di
salurkan sejalan dengan nilai-nilai hukum Islam, karena pada dasarnya
penyaluran zakat baik operasional maupun pengaturan teknisnya pada
dasarnya tidak ditetapkan secara baku. Seiring dengan kemajuan zaman maka
pengelolaan zakat dituntut adanya pengaturan yang baik sehingga potensi
ummat ini dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dilakukan dengan
melakukan perluasan pemaknaan dari konsep fiqh zakat konvensional,
terutama dalam objek zakat (harta yang dizakati) dan alokasi distribusi zakat
menuju fiqh zakat kontemporer. Rumah Zakat Indonesia menetapkan semua
yang menghasilkan harta dan semua penyebab terjadinya bertambahnya nilai
harta, wajib dikeluarkan zakatnya apabila telah memenuhi syarat haul dan
nişāb. Tentang pendistribusian zakat Rumah Zakat Indonesia mengusahakan
agar harta zakat benar-benar terbantukan bagi mustahiq dengan pedoman tepat
88
guna dan efesien, salah satu programnya adalah penyediaan ambulance gratis
untuk kaum fakir - miskin.
B. Saran-Saran
Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan di atas, di rasa perlu
ada beberapa saran yang konstruktif, baik internal maupun eksternal, paling
tidak ada dua saran yang akan dikemukakan:
1. Tentang kelembagaan. Secara umum, mekanisme manajemen struktural
dan operasionalnya sudah cukup bagus namun satu hal yang terlewatkan,
menurut pengamatan, adalah tidak adanya pendataan tentang berbagai
karya penelitian yang menjadikan lembaga ini sebagai objek studinya.
Pendataan seperti itu, langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh
signifikan terhadap dinamika dan eksistensi lembaga ini.
2. Tentang komunikasi dan informasi. Secara umum kedua hal tersebut sudah
dilakukan dengan baik, baik melalui website, brosur, buku, iklan, spanduk.
Namun khusus mengenai sumber informasi yang berbentuk buku apalagi
buku tersebut dijadikan acuan bagi lembaga ini, sebelum di publikasikan
ke masyarakat semestinya dipersiapkan dengan matang terlebih dahulu.
Untuk itu, dan juga untuk kemajuan-kemajuan dalam aspek yang lainnya,
lembaga ini dipandang perlu untuk melakukan kerjasama dengan
lembaga-lembaga lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Al-Qur'an dan Tafsir
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemahan/ Penafsir Al-Qur’an, 1971.
Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 2001.
B. Kelompok Hadis
Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il, Hadis Bukhari, Yogyakarta: Penjiaran Islam, t.t.
Al-Bukhari, Muhammad Isma’il, Sahih al-Bukhari, Beirut: Dar al-Fikr, 1981.
Hanbal, Ahmad Ibn, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Beirut: Dar al-Fikr, 1978.
C. Kelompok Fiqh dan Ushul Fiqh
Abdurrarahman, Asmuni, Metoda Penetapan Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1986.
_______________, Qaidah-qaidah Fiqh, cet. ke-1, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Ali, Muhammad Daud, Sistem Ekonomi Islam, zakat dan Wakaf, Jakarta: UI Press, 1988.
Amin, Muhammad, Ijtihad Ibnu Taimiyah dalam Bidang Fiqh Islam, Jakarta: INIS, 1991.
Anis, Ibrahim, dkk, Mu’jam al-Wasīt, Beirut: al-Maktabah al-Ilmiyah, t.t.
Al-Assal, Muhammad dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Ekonomi Islam, Prinsip-prinsip dan Tujuanya, alih bahasa Abu Ahmad, Surabaya: Bina Ilmu, 1980.
Bahresj, Husein, Pedoman Fiqih Islam, Surabaya: al-Ikhlas, t.t.
Bakar, Taqiyuddin Abi, Kifāyah al-Ahyār, Beirut: Dar al-Fikr, 1999.
Al-Banjari, Muhammad Arsyid, Kitab Sabilil Muhtadin, alih bahasa M. Aswadie Syukur, Surabaya: PT. Bina Ilmu, t.t.
Basyir, Ahmad Azhar, Asas-Asas Hukum Mu’amalat; Hukum Perdata Islam, Yogyakarta: UII Press, 2000.
93
_______________, Hukum Zakat, Yogyakarta: UII Press, 1997.
Behesti, Kepemilikan dalam Islam, alih bahasa Lukman Hakim dan Ahsin, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992.
Ad-Dahlawi, Waliyullah, Hujjatullah al-Baligah, Beirut: Dar al-Ma’arif, t.t.
Djamil, Fathurahman, Filsafat Hukum Islam, cet. ke-2 (Jakarta: Logos, 1999).
Fadllulah, Chalid, Mengenal Hukum Zis (Zakat Dan Infak/Sedekah) dan Pengamalannya di DKI Jakarta, Jakarta: BAZIS DKI Jakarta, 1993.
Al-Habsyi, Muhammad Bagir, Fiqih Praktis Menurut Al-Qur’an, As-Sunnah dan Pendapat Para Ulama, cet. ke-5, Bandung: Mizan, 1999.
Hafidduddin, Didin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gama Insani Press, 2002.
Haroen, Nasrun, Ushul Fiqh 1, cet. ke-2, Jakarta: Logos, 1997.
Hazm, Ibnu, Al-Muhallā, Makkah: Maktabah at-Tijaiyyah, t.t.
Al-Jauziyyah, Ibn Qayyim, I’lam Al-Muwaqqiin ‘An Rabb Al-Alamin, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1996.
Innayah, Gazi, Teori Komprehensi tentang Zakat dan Pajak, alih bahasa Zainidin Adnan dan Nailul Falah, cet. ke-1, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 2003.
Jamaluddin, Allamah, Lisān al-‘Arab, cet. ke-I, Beirut: Dār as-Sadir, 1990.
Al-Jaziri, Abdurrahman, Kitāb al-Fiqh ‘Alā Mazāhib al-Arba’ah, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1990.
Johari, “Filsafat Ilmu Keislaman”, dalam Abdul Munir Mulkhan (ed.), Studi Islam dalam Percakapan Epistemologis, Yogyakarta: Sipress, 1999.
Jurnal Ekonomi Syari’ah Mu’amalah, “Zakat Sebagai Kebijakan Alternatif Anti Kesenjangan dan Anti Kemiskinan”, Shariah Economics From Universitas Gajah Mada. Vol. 1, No. 1, Agustus 2002.
Kadir, Abdurrahman, Zakat dalam Dimensi Mahdah dan Sosial, cet ke-1, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 1998.
Kattsoff, Louis O., Pengantar Filsafat, alih bahasa Soejono Soemargono, cet. ke-7, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1996.
Mahfudh, Sahal, Fungsi Zakat dan Pengelolaannya, dalam kumpulan makalah K.H. MA. Sahal Muhfudh, Pati: Pesantren Maslakul Huda, 1989.
93
Mahmassani, Subhi, Falsafah at-Tasyī' fī al-Islām: Muqaddimah fī Dirāsah asy-Syarī'ah al-Islāmiyyah 'Alā Daw Mażāhibihā al-Mukhtalifah wa Daw al-Qawānīn al-Hadīsah, cet. ke-3, Beirut: Dār al-‘Ilm, 1961.
Mas’udi, Masdar F., Agama Keadilan Risalah Zakat (Pajak) dalam Hukum Islam, pengantar Abdurrahman Wakhid, cet. ke-1, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991.
Mu’allim, Amir dan Yusdani, Ijtihad: Suatu Kontroversi Antara Teori dan Fungsi, cet. ke-1, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997.
Nasution, Lahmudin, Fiqh, ttp.: Logos, t.t.
Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab, cet. ke-1, Beirut: Dar al-Fikr, t.t.
Nujaym, Ibnu, al-Bahr ar-Raiq Syarh Kanz ad-Daqāiq, cet. ke-3, Beirut: Dār al-Ma’rifah, 1993.
Permono, Sjechul Hadi, Sumber-Sumber Penggalian Zakat, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992.
Purwanto, April, Risalah Zakat, cet. ke-2, Bandung: RZI DSUQ, 2003.
Al-Qaradawi, Yusuf, Fiqh az-Zakah, Beirut: Muassar ar-Risalah, 1973.
_______________, Hukum Zakat, alih bahasa Salman Harun dkk., cet. ke-7, Jakarta: Litera Antar Nusa, 2004.
_______________, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, terjemahan Syarif Halim, Jakarta: Gema Insani Perss, 1995.
Qutb, Sayyid, Dasar-dasar Sistem Ekonomi Sosial dalam Kitab Tafsir fi Dilal al-Qur’an, alih bahasa Abbas Aula, cet. ke-1, Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 1994.
Raharjo, M. Dawam, Islam dan Transformasi Sosial dan Ekonomi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.
Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam, alih bahasa Suroyo dan Nassangin, cet ke-2, Yogyakarta: PT. Dana Bakti Prima, 2002.
Rahman, Muh. Abdul Malik, Zakat: 1001 Masalah dan Solusinya, alih bahasa Sudarmadji, Jakarta: Lintas Pustaka, 2003.
Rasyid, Sulaiman, Fiqih Islam, Jakarta: al- Thiriyah, t.t.
Rosyada, Dede, Hukum Islam dan Pranata Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
93
Sabiq, As-Sayyid, Fiqh As-Sunnah, Beirut: Dar al-Fikr, 1992.
As-San’ani, Subūl as-Salām Syarh Bulug al-Maram, Beirut: Dār al-Kutub al-Ilmiyah, t.t.
Saud, Mahmud Abu, Garis-garis Besar Ekonomi Islam, cet. ke-3, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
Ash-Shidieqy, Hasbi, Beberapa Permasalahan Zakat, Jakarta: Tinta Emas Indonesia, 1976.
_______________, Pedoman Zakat, cet. ke-3, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putera, 1999.
_______________, Pengantar Hukum Islam, cet. ke-6, Jakarta: Bulan Bintang, 1981.
_______________, Zakat Sebagai Salah Satu Unsur Pembinaan Masyarakat Sejahtera (Pidato pada Dies Natalis IX IAIN Sunan Kalijaga di Purwokerto, 1996).
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah; Deskripsi dan Ilustrasi, cet. ke-2, Yogyakarta: Ekonisia, 2004.
Usman, Mukhlis, Kaidah Ushuliyah Dan Fiqhiyah, Pedoman Dasar Dalam Istinbat Hukum Islam, Jakarta: Rajawali Press, 1997.
Zalhim, Abdul Qadim, Sistem Keuangan di Negara Khalifah, alih bahasa Ahmad S dkk., cet ke-1, Bogor: Pustaha Tariqul Izzah, t.t.
Al-Zuhaili, Wahbah, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Beirut: Dar al-Fikr, 1984..
_______________, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, alih bahasa Agus Ependi dan Baharuddin Panany, cet. ke-1, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995.
D. Kelompok Lain – Lain
Fairuzzabadi, al- Qamūs al-Muhīt, Beirut: Dār al-Fikr, 1995.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, cet. ke-22, Jakarta: Andi Ofset, 1990.
Harian Republika Edisi Senin 27 Oktober 2008 dalam rubrik Rumah Zakat.
Murdalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, cet. ke-7, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004.
Pamflet atau brosur (Kampoeng Ramadhan Lebih Berdaya) company profile RZI.
93
Raharjo, Satjipto, Hukum dan Masyarakat, cet. ke-3, Bandung: Angkasa, 1984.
Tedjo, Sasongko (ed), Dialog Dengan KH. MA. Sahal Mahfudh, Semarang: Yayasan Karyawan Suara Merdeka, 1997.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, Jakarta: Lembaga Informasi Nasional, 2003.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas, Jakarta: Lembaga Informasi Nasional, 2003.
www.rumahzakat.org/klinik.php?data=1
www.rumahzakat.org/klinik.php?data=2
www.rumahzakat.org/ksab.php?data=1
www.rumahzakat.org/ksab.php?data=3
www.rumahzakat.org/mobil_klinik.php?data=1
www.rumahzakat.org/mobil_klinik.php?data=2
www.rumahzakat.org/mobjen.php?data=1
www.rumahzakat.org/profil.php?
www.rumahzakat.org/profil.php?data1=1
www.rumahzakat.org/profil.php?data1=2
www.rumahzakat.org/profil.php?data1=3
www.rumahzakat.org/profil.php?data1=6
www.rumahzakat.org/program.php?data1=8
www.rumahzakat.org/rbg.php?data=2
www.rumahzakat.org/ukm.php?data=1
LAMPIRAN I
TERJEMAHAN AYAT AL QUR’AN, HADIS DAN TEKS ARAB.
No Bab Hlm FN Terjemah
1 I 4 5 Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu.
2 I 11 13 Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang Mengetahui.
3 I 12 14 Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Yang berhak menerima zakat ialah: 1. orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang Karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum
I
muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain. 8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
4
12 15 Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. [*]
[*] Orang miskin yang tidak mendapat bagian maksudnya ialah orang miskin yang tidak meminta-minta.
5 15
23 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah[*1], dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram[*2], jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya[*3], dan binatang-binatang qalaa-id[*4], dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya[*5] dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [*1] Syi'ar Allah ialah: segala amalan yang dilakukan dalam rangka ibadat haji dan tempat-tempat mengerjakannya. [*2] maksudnya antara lain ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan Ihram., maksudnya ialah: dilarang melakukan peperangan di bulan-bulan itu. [*3] ialah: binatang (unta, lembu, kambing, biri-biri) yang dibawa ke ka'bah untuk mendekatkan diri kepada Allah, disembelih ditanah Haram dan dagingnya dihadiahkan kepada fakir miskin dalam rangka ibadat haji.
II
[*4] ialah: binatang had-ya yang diberi kalung, supaya diketahui orang bahwa binatang itu Telah diperuntukkan untuk dibawa ke Ka'bah. [*5] dimaksud dengan karunia ialah: keuntungan yang diberikan Allah dalam perniagaan. keredhaan dari Allah ialah: pahala amalan haji.
6
II
21
7
Zakat adalah sebuah nama yang harus dikeluarkan manusia dari hak Allah kepada kaum fakir dan dinamakan zakat karena yang diharapkan darinya adalah barakah dan membersihkan diri dan menanamkan kebaikan.
7 II 21 8 Sebuah nama untuk ukuran dari sebuah harta yang khusus untuk diberikan kepada yang berhak dengan syarat tertentu.
8 II 22 13 Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.
9 II 22 14 Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya.
10 II 24 18 Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.
Yang dimaksud ialah: shalat berjama'ah dan dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.
11 II 28 24 Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu.
12 II 28 25 Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[*] dan mensucikan[**] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
[*] Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda [**] Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.
III
13 II 28 26 Tunaikanlah zakat dari hartamu sekalian
14 II 28 27 Asal dalam sebuah perintah adalah kewajiban.
15 II 30 32 Lafadz yang diciptakan untuk melengkapi segala afrad yang dapat masuk ke dalamnya.
15 II 39 54 Seorang muslim tidak boleh mengeluarkan zakat terhadap hambanya dan kudanya.
16 II 47 71 Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[*]. [*] yang berhak menerima zakat ialah: 1. orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya. 2. orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. 3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat. 4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5. memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6. orang berhutang: orang yang berhutang Karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya. adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu membayarnya. 7. pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain. 8. orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
17 II 54 90 …Jika mereka menuruti perintahmu untuk itu - ketetapan atas mereka bahwa Allah SWT mewajubkan kepada mereka mengeluarkan zakat –
IV
diberitahukan kepada mereka bahwasanya Allah SWT. Mewajibkan kepada mereka untuk mengeluarkan zakat yang diambil dari orang-orang kaya diantara mereka dan diberikan kepada orang-orang fakir diantara mereka…
V
LAMPIRAN II
BIOGRAFI ULAMA/SARJANA
IMAM AHMAD BIN HAMBAL
Termasuk seorang Imam yang agung dan sangat wara’. Nama lengkapbeliau adalah Ahmad Ibn Muhammmad Ibn Hanbal al-Syaibani, termasuk orang arab asli yang lahir pada tahun 164 H dan wafat pada tahun 241 H hari jum’at pagi tanggal 12Rabbi’ul Awal pada usia 77 tahun. IMAM BUKHARI Nama lengkap Imam Bukhari (194 H - 252 H / 810 M – 870 M) adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Mughirah bin Bardizbah. beliau adalah seorang ulama hadis yang sangat masyhur. Guru-guru imam bukhari diantaranya adalah: Maki bin Ibrahim, Abdullah Usman Al-Marwazi, Abdullah bin Musa Al-Abbasi, Abu Asyim Asyaibani, dan Muhammad ibnu Abdillah Al Anshari. Adapun ulama-ulama yang pernah berguru kepadanya diantaranya adala: Imam Muslim, Abu Zur’ah, At-Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan An-Nasha’i. karyanya yang paling terkenal adalah Jami’ as-Shahih, yaitu kitab Hadis yang menghimpun Hadis sebanyak 6397 buah hadis, sedangkan karya-karya yang lain diantaranya adalah As-sahabah wa at-Taabi’in, At-Tarikh Al-Kabir, Al-Adaabu Al Munfarid dan Birr Al walidain. YUSUF AL-QARADAWI
Beliau lahir pada tanggal 9 September 1926 dise4buah kampong kecil dengan julukan mazhab centris yang bernama Saft Turab, sebuah perkampungan asri Mesir yang terdapat di propinsi Gharbiyah dengan kota Thanta. Beliau hafal al-Qur’an semenjak usianya menginjak 9 tahun, karena itu oleh gurunya dijuluki “Ya Allamah” (syaikh) semenjak duduk ditingkat ke empat Ibtida’iyah dan ia sebagai representasi dari kaum tradisional ketika terjadi polemic besar-besaran antara kaum tradisional dan kaum pembaharu sekitar abad ke 14 H atau sekitar abadke 19 M. Dua diantara guru beliau yang sangat berjasa terutama dalam bidang fiqh mazhab maliki adalah Syaikh al-Battah (salah seorang ulama alumni al-Azhar di kampungnya) dan Syaikh al-Banna, seorang yang telah mengajarkan dunia pemikiran, dunia spiritual serta cara hidup berjamaah. Karya beliau di dunia fiqh memilih metode dengan semangat moderasi (wasatiyah), toleransi (tasamuh), lintas mazhab dan selalu menghendaki kemudahan bagi ummat. Dari metode inilah beliau mempelajari dunia fiqh, baik tema klasih maupun kontemporer (al-ma’asir) serta berhasil membuat formulasi baru dalam memperlakukan fiqh. Diantara formula yang dibangunya adalah mengeenai fiqh jaded (fiqh baru) seperti persoalan zakat yang tertuang dalam kitabnya Fiqh az-Zakah.
VI
SAYID AS-SABIQ Seorang ulama dan guru besar pada Universitas al-Azhar KairoMesir pada tahun 1945 M. dalam bertindak dan berfikir ia selalu berpedoman pada al-Qur’an dan sunnah. Disamping itu ia dikenal sebagai orangyang senantiasa mengajarkan untuk kembali kepada al-Qur’an dan al-Hadis. Ia juga terkenal dengan seorangtokoh yang menentang orang-orang yang berkeyakinan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Karya yang sangat terkenal adalah Fiqh As-Sunah. TENGKU M. HABSI ASH-SHIDIEQY Lahir di Lhokseumawe Aceh Utara 10 Maret 1904. Semasa hidupnya beliau telah menulis 72 judul buku dan 50 artikel dibidang tafsir, fiqh dan pedoman ibadah umum. Dalam karirnya memperoleh dua gelar Doktor Honoris Causa karena jasa-jasanya terhadap perkembangan Perguruan Tinggi Islam dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan keislaman di Indonesia. Satu diperoleh dari Universitas Islam Bandung (UNISBA) pada tanggal 22 Maret 1975 dan dari Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada taggal 29 Oktober1975. Beliau wafat pada tanggal 9 Desember 1975. M. BAGIR AL-HABSY Lahir di Solo 20 Desember 1930. Beliau adalah seorang da’i, penulis dan penerjemah buku-buku berbahasa arab. Pengetahuan agamanya diperoleh dari Madarasah ar-Rabitat al-‘Alawiyyah dan al-Madarasah al-‘Arabiyah ad-Diniyah. Disamping dari ayahnya sendiri serta ulam-ulama setempat. Pada tahun 1950. Sempat mengunjungi Hadramat yang waktu itu merupakan salah satu pusat aktifitas Intelektual Islam Timur Tengah (khusus di bidang fiqh dan tasawuf). Sejak 1957 selain sebagai da’i aktif dalam kelompok diskusi dan pembahasan buku-buku keagamaan serta menggeluti bidang pendidikan dan social. Antara lain sebagai pengajar disamping menjabat sebagai sekretaris kemudian sebagi Ketua Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro Surakarta sampai kepindahan ke bandung pada tahun 1979. M. DAUD ALI Lahir di Bintan Tenggarong Aceh Tengah 4 April !930. Setelah menyelsaikan studi di Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat UI (1960) kemudian melanjutkan studinya pada Institut of Islamic Mc Gill University Canada (1971). Kemudian beliau menjadi guru besar Hukum Islam dan Lembaga-lembaga Islam Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI. Beliau juga aktif dalam studi Hukum Islam Fakultas Hukum UI, anggotan Pengkajian Hukum Islam Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan anggota Konsersium Ilmu Agama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
VII
QURAISH SHIHAB Merupakan salah satu ulama tafsir dan hadis di Indonesia yang sangat terkenal. Lahir di Dappang Sulawesi Selatan pada16 Februari 1944. Ia meraih gelar S1 (Lc) pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan Hadis Universitas Al-Azhar pada tahun 1967. Kemudian melanjutkan pendidikanya di Fakultas yang sama dan pada tahun 1969, meraih gelar MA untuk spesialisasi untuk bidang tafsir al-Qur’an dengan tesis berjudul “Al-I’jaz Al-Tasyri’iy li Al-Qur’an Al-Karim”, pada tahun 1980. Ia kembali ke Kairo dan melanjutkan pendidikanya di almamater yang sama dan menamatkan program doktornya pada tahun 1982 dengan distersasi yang berjudul “Nazham Al-Durar li Al-Biqa’iy Tahiqiq wa Dirash”. Dengan meraih gelardoktor dalam Ilmu-Ilmu al-Qur’an dengan Yudisium Summa Cum Laude dan disertai penghargaan tingkat 1. Beliau sangat aktif dalam berbagai kajian dan kesibukannya sebagai salah satu ketua MUI. Ia juga dikenal sebagai penulis berbagai surat kabar. Salah satu karyanya yang sangat prestisius dalam penulisan karya yang berjudul “ Membumikan al-Qur’an : Fungsi peran wahyu dalam kehidupan masyarakat”. DIDIN HAFIDHUDDIN Lahir di Bogor pada tanggal 21 Oktober 1951. Ia menyelesaikan S1 dan S3 di IAIN Syarif Hidayatullah dan S2 di Institut Pertanian Bogor. Ia mengikuti program diploma Bahasa Arab Universitas Islam Madina Saudi Arabia. Aktif sebagai Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB), pasca sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Direktur pasca sarjana Universitas Ibnu Khaldun, Direktur Syariah and Banking Institute (SEBI), Ketua Dewan Syari’ah Dompet Dhuafa Republika, Ketua Dewan Pertimbangan Badan Amil Zakat Nasional, anggota Dewan Syari’ah MUI, Ketua Dewan Syari’ah Bank Syariah Bukopin, Ketua Dewan Syari’ah Bank Syari’ah IFI, Ketua Dewan Syari’ah Bank Syariah Amanah Ummmah Bogor, anggota Dewan Syari’ah Takaful Indonesia (STI), Dewan Syariah PT. Permodalan Nasional Madani (PNM), Dewan Paham Masyarakat Ekonomi Syari’ah (MES) dan Dewan Pleno Forum Zakat (FOZ).
VIII
LAMPIRAN III
WAWANCARA
No Pengurus Tanggal Pertanyaan 1 April
Purwanto 29 Maret 2008 Siapa pendiri atau pencetus Lembaga
Amil Zakat Rumah Zakat Indonesia DSUQ. Latar belakang didirikanya Rumah Zakat Indonesia DSUQ.
2 Wahyu 8 Mei 2008 Bagaimana teknis pengumpulan harta zakat yang dilakukan Rumah Zakat Indonesia DSUQ.
3 April Purwanto
13 Mei 2008 Sepertinya Rumah Zakat Indonesia DSUQ tidak menerima harta zakat saja, bagaimana pembagian atau pendistribusian terhadap harta yang terkumpul. Dari banyaknya alokasi pendistribusian harta yang terkumpul, apakah Rumah Zakat Indonesia sudah membaginya secara sistematis.
4 Choeidin 13 Mei 2008 Misi awal diadakanya ambulance gratis. 5 Ratih
Sukma 15 Mei 2008 Bagaimana pendistribusian harta zakat
di Rumah Zakat Indonesia DSUQ. 6 April
Purwanto 24 Mei 2008 Kapan Rumah Zakat Indonesia DSUQ
ada di Yogyakarta. 7 April
Purwanto 29 Mei 2008 Siapa saja pengurus dari Rumah Zakat
Indonesia DSUQ Yogyakarta. 8 Wachid 12 Juni 2008 Visi dan misi dari program layanan
ambulance gratis. Bagaimana teknis dan cara pemanfaatan ambulance gratis Rumah Zakat Indonesia DSUQ Yogyakarta.
9 April Purwanto
13 Juni 2008 Apakah benar siapa saja dapat memanfaatkan ambulance yang ada di Rumah Zakat Indonesia DSUQ Yogyakarta. Apabila dari golongan mampu, apakah ada persyaratan khusus. Dan kemana infak yang didapatkan dari pengguna ambulance yang notabene golongan mampu.
IX
CURRICULUM VITAE
Nama : Adieb Jauhari
Alamat : Ds. Mlilir Rt. 01 Rw. IV Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.
TTL : Grobogan, 18 Maret 1984.
Bapak : Achmad Sutardjo, S.Pd
Ibu : Siti Mu'awanah, S.Pd, MM
RIWAYAT PENDIDIKAN
SDN Mlilir 2 Grobogan 1989 - 1995
SMPN 2 Gubug Grobogan 1995 - 1998
SMUN 1 Gubug Grobogan 1998 - 2001
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2001 - 2008
X