bab ii tinjauan pustaka a. balita 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/bab ii.pdf · a. balita 1....

43
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa ini merupakan masa yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan pertumbuhan intelektual (Mitayani, Sartika. 2010). Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu perhatian yang sangat serius. Pada masa ini berlangsung proses tumbuh kembang yang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan perkembangan psikomotorik, mental, dan social. Stimulasi psikososial harus dimulai sejak dini dan tepat waktu untuk tercapainya perkembangan psikososial yang optimal (Adriani, Merryana, dan Wirjatmadi, Bambang. 2012) 2. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Manusia hidup tidaklah secara permanen, melainkan terus berubah- ubah. Mulai dari pembuahan, menjadi janin, bayii, lahir, dewasa, dan akhirnya mati. Saat bayi lahir, belum memiliki kemampuan apapun kecuali menangis. Dengan cara berinteraksi secara terus-menerus dengan lingkungan sekitar, bayi akan lebih menyempurnakan diri hingga bayi

Upload: others

Post on 31-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. BALITA

1. Pengertian

Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun.

Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling

hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa ini

merupakan masa yang penting terhadap perkembangan kepandaian dan

pertumbuhan intelektual (Mitayani, Sartika. 2010).

Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan

perlu perhatian yang sangat serius. Pada masa ini berlangsung proses

tumbuh kembang yang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan

perkembangan psikomotorik, mental, dan social. Stimulasi psikososial

harus dimulai sejak dini dan tepat waktu untuk tercapainya perkembangan

psikososial yang optimal (Adriani, Merryana, dan Wirjatmadi, Bambang.

2012)

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

Manusia hidup tidaklah secara permanen, melainkan terus berubah-

ubah. Mulai dari pembuahan, menjadi janin, bayii, lahir, dewasa, dan

akhirnya mati. Saat bayi lahir, belum memiliki kemampuan apapun

kecuali menangis. Dengan cara berinteraksi secara terus-menerus dengan

lingkungan sekitar, bayi akan lebih menyempurnakan diri hingga bayi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

8

tersebut mengalami perubahan fisik sampai menjadi lebih seimbang

(Marmi dan Rahardjo, Kukuh. 2015).

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh

sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang

dan berat.Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara

dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes RI, 2012).

Seiring berjalannya waktu, bayi tersebut terus mengalami

perubahan. Perilaku dan keterampilannya juga semakin berkembang. Bayi

tersebut mulai bisa melakukan hal-hal tertentu, seperti membalik-kan

badan, duduk, merangkak, berdiri dan akhirnya bisa berialan dan berlari

(Marmi dan Rahardjo, Kukuh. 2015).

3. Faktor-faktor Tumbuh Kembang Balita

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-

faktor tersebut antara lain (Kemenkes RI, 2012) :

a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

1) Ras/etnik atau bangsa.

Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak

memiliki faktor herediter ras/bangsa indonesia atau sebaliknya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

9

2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,

pendek, gemuk atau kurus.

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal,

tahun pertama kehidupan dan masa remaja.

4) Jenis kelamin.

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat

dari pada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas,

pertumbuhan anak laki-laki lebih cepat.

5) Genetik

Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi

anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan

genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti

kerdil.

6) Kelainan kromosom

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan

pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma

Turner’s.

b. Faktor luar (eksternal)

1) Faktor Prenatal

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

10

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan

kongenital seperti club foot.

c) Toksin/zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin, Thalidomid, dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

d) Endokrin

Diabetes meilitus dapat menyebabkan mekrosomia,

kardiomegali, hiperplasia adrenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan

kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi

mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital

mata, kelainan jantung.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH

(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo Virus Herpers simpleks)

dapat menyebabkan kelainan pada janin ; katarak, bisu tuli,

mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan jantung kongenital.

g) Kelainan imunologi

Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah

antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap

sel darah merah janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

11

peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang

selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan Kern icterus

yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.

h) Anoksia embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi

plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i) Psikologi ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah/kekerasan

mental pada ibu hamil dan lain-lain.

2) Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia,

dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3) Faktor Pasca persalin

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang

adekuat.

b) Penyakit kronis/kelainan kongenital

Tuberkulosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan

retardasi pertumbuhan janin.

c) Lingkungan fisis dan kimia

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut

hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak

(provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

12

sinar matahari , paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb,

Mercuri, rokok, dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap

pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan prang sekitarnya. Seorang anak yang

tidak diketahui oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa

tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan

perkembangannya.

e) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid akan

menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosio-ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,

kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan

menghambat pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuh

Pada lingkungan pengasuh, interaksi ibu-anak sangat

mempengaruhi tumbuh kembang anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi khususnya

dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi

anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap

kegiatan anak.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

13

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat

pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat

perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan

terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

4. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan Balita

Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan

secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang

dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut

juga anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui penyimpangan

tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi,

penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas

pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang (Marmi dan Rahardjo,

Kukuh. 2015).

Masing-masing penilaian mempunyai parameter dan alat ukur

tersendiri. Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah

penilaian menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatan

dan keakuratan penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci.

Pengukuran perlu dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk menilai

kecepatan pertumbuhan (Marmi dan Rahardjo, Kukuh. 2015).

Parameter ukuran antropometrik yang dipakai dalam penilaian

pertumbuhan fisk adalah tingi badan, berat badan, lingkar kepala, lipatan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

14

kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan, proporsi tubuh, dan panjang

tungkai. Menurut Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita

macam-macam penilaian pertumbuhan fisik yang dapat digunakan adalah

(Marmi dan Rahardjo, Kukuh. 2015) :

a. Pengukuran Berat Badan (BB)

Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau

pertumbuhan dan keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan

dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat Balita (KMS Balita) sehingga

dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan dilakukan interfensi jika

terjadi penyimpangan.

Berat badan dapat juga sebagai menghitung dosis obat.

Penilaian berat badan berdasarkan umur menurut WHO dengan baku

NCHS, berdasarkan tinggi badan menurut WHO, dan NCHS yaitu ;

persentil ke 75-25 dikatakan normal, persentil 10-5 malnutrisi sedang

dan kurang.

Kenaikan BB pada bayi cukup bulan kembali pada hari ke-10.

1) Umur 10 hari : BBL

2) Umur 5 bulan : 2 x BBL

3) Umur 1 tahun : 3 x BBL

4) Umur 2 tahun : 4 x BBL

5) Pra Sekolah : meningkat 2 Kg/tahun

6) Adolencent : meningkat 3-3,5 Kg/tahun

Perkiraan BB dalam Kilogram

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

15

1) Usia 3-12 bulan = ( )

2) Usia 1-6 tahun = (umur (tahun) x 2) + 8

3) Usia 6-12 tahun = ( ( ) )

b. Pengukuran Tinggi Badan (TB)

Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun

dilakukan dengan berbaring, sedangkan di atas umur 2 tahun

dilakukan dengan berdiri. Hasil pengukuran setiap bulan dapat dicatat

pada dalam KMS yang mempunyai grafik pertumbuhan tinggi badan.

1) Cara mengukur dengan posisi berbaring:

a) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

b) Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.

c) Kepala bayi menempel pada pembatas angka O.

d) Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap

menempel

e) pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

f) Petugas 1 : tangan kiri menekan lutu bayi agar lurus, tangan

kanan menekan batas kaki ke telapak kaki

g) Petugas 2 : membaca angka di tepi di luar penguku

Gambar 1

Pengukuran Tinggi Badan Dengan Cara Telentang

Sumber : Kemenkes RI, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

16

2) Pengukuran dengan posisi berdiri

a) Anak tidak memakai sandal atau sepatu.

b) Berdiri tegak menghadap kedepan.

c) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

d) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

e) Baca angka pada batas tersebut.

Gambar 2

Pengukuran Tinggi Badan Dengan Cara Berdiri

Sumber : Kemenkes RI, 2016

c. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA)

PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran

pertumbuhan tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila

ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak

anak juga terhambat. Pengukuran dilakukan pada diameter

occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai

standard

1) Tujuan pengukuran lingkaran kepala anak adalah untuk mengetahui

lingkaran kepala anak dalam batas normal atau di luar batas

normal.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

17

2) Jadwal, disesuaikan dengan umur anak. Umur 0–11 bulan,

pengukuran dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih

besar, umur 12–72 bulan, pengukuran dilakukan setiap enam bulan.

Pengukuran dan penilaian lingkaran kepala anak dilakukan oleh

tenaga kesehatan terlatih.

3) Cara mengukur lingkaran kepala

4) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi,

menutupi alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang

kepala yang menonjol, tarik agak kencang.

5) Baca angka pada pertemuan dengan angka O.

6) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.

7) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut

umur dan jenis kelamin anak.

8) Buat garis yang menghubungkan ukuran yang lalu dengan ukuran

sekarang.

Gambar 3

Pengukuran Lingkar Kepala

Sumber : Kemenkes RI, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

18

B. GIZI BALITA

1. Status Gizi

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh

keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan

tersebut dapat dilihat dari variable pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi

badan atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang

tungkai. Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi

dan protein lebih banyak dibandingkan pemasukan maka akan terjadi

kekurangan energi protein, dan jika berlangsung lama akan timbul masalah

yang dikenal dengan KEP berat atau gizi buruk (Marmi dan Rahardjo,

Kukuh, 2015).

Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan

zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan

digunakan secara efesien akan tercapai status gizi optimal yang

memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja

dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Marmi dan

Rahardjo, Kukuh. 2015).

Status gizi dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu (Cakrawati, Dewi.,

dan Mustika NH. 2014) :

a. Produk pangan (jumlah dan jenis makanan)

b. Pembagian makanan atau pangan

c. Akseptabilitas, menyangkut penerimaan atau penolakan terhadap

makanan yang terkait dengan cara memilih dan menyajikan makanan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

19

d. Prasangka buruk pada bahan makanan tertentu

e. Pantangan pada makanan tertentu

f. Kesukaan terhadap jenis makanan tertentu

g. Keterbatasan ekonomi

h. Kebiasaan makan

i. Selera makan

j. Sanitasi makanan

k. Pengetahuan gizi

Status gizi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu (Cakrawati, Dewi

dan Mustika NH. 2014) :

a. Gizi baik

Asupan gizi harus seimbang dengan kebutuhan gizi seseorang yang

bersangkutan. Kebutuhna gizi ditentukan oleh: kebutuhan gizi basal,

aktivitas, keadaan fisiologis tertentu, misalnya dalam keadaan sakit.

b. Gizi kurang

Merupakan keadaan tidak sehat (patologis) yang timbul karena tidak

cukup makan atau konsumsi energi dan protein kurang selam jangka

waktu tertentu.

c. Gizi lebih

Keadaan patologis (tidak sehat) yang disebabkan kebanyakan makan.

Kegemukan (obesitas) merupakan tanda pertama yang dapat dilihat

dari keadaan gizi lebih. Obesitas yang berkelanjutan akan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

20

mengakibatkan berbagai penyakit atar lain: diabetes mellitus, tekanan

darah tinggi, dan lain-lain.

Tabel Kategori Status Gizi Balita

Indikator

Status Gizi

Z-Score

BB/U

Gizi Buruk < -3,0 SD

Gizi Kurang -3,0 SD s/d < -2,0 SD

Gizi Baik -2,0 SD s/d 2,0 SD

Gizi Lebih >2,0 SD

TB/U

Sangat Pendek < -3,0 SD

Pendek -3,0 SD s/d < -2,0 SD

Normal ≥ -2,0 SD

BB/TB

Sangat Kurus < -3,0 SD

Kurus -3,0 SD s/d < -2,0 SD

Normal -2,0 SD s/d 2,0 SD

Gemuk >2,0 SD

Sumber: Kemenkes RI, 2017

2. Penilaian Status Gizi

Pada dasarnya penilaian status gizi dibagi menjadi dua yaitu secara

langsung dan tidak langsung. Proses riwayat alamiah terjadinya penyakit

yang diterapkan pada masalah gizi (gizi kurang) melalui berbagai tahap

yaitu diawali dengan terjadinya antara pejamu, sumber penyakit, dan

lingkungan (Faudiyah, Fikriyah. 2009).

a. Penilaian status gizi secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibedakan menjadi empat

penilain yaitu: antopometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-

masing penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut

(Faudiyah, Fikriyah. 2009) :

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

21

1) Antopometri

Secara umum antopometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antopometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh

dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Antopometri dapat digunakan untuk melihat ketidakseimbangan

asupan protein dan energi. Hal ini dilihat pada pola pertumbuhan

fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air

dalam tubuh (Faudiyah, Fikriyah. 2009).

a) Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi.

Kesalahan penentuan umur dapat mengakibatkan interpertasi

status gizi salah batasan umur yang digunakan (Faudiyah,

Fikriyah. 2009) :

(1) Tahun umur penuh (completed year)

Contoh : 6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun

5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun

(2) Bulan usia penuh (completed month) untuk anak umur 0-2

tahun :

Contoh: 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan

2 bulan 26 hari, dihitung 2 bulan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

22

b) Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antopometri yang terpenting

dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak

pada setiap kelompok umur. Berat badan merupakan hasil

peningkatan seluruh jaringan tulang, otot, lemak, cairan tubuh

dan lain-lainnya, merupakan indicator tunggal yang terbaik

pada watu ini untuk keadaan gizi dan keadaan tumbuh

kembang. Alat yang digunakan untuk mengukur berat badan

terdiri dari beam balance untuk anak kurang dari 2 tahun,

setelah umur tersebut digunakan timbangan injak atau

elektronik (Faudiyah, Fikriyah. 2009).

c) Tinggi Badan (TB)

Tinggi badan merupakan antopometri yang menggambarkan

pertumbuhan skeletal. Pengukuran antropometri gizi untuk

bayi, pengukuran pertumbuhan linear adalah panjang badan;

untuk anak yang lebih tua pengukuran berdasarkan tinggi

badan. (Nelson, 2004 dalam Faudiyah, Fikriyah. 2009) tinggi

badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang

telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui

dengan tepat, serta dapat digunakan sebagai ukuran kedua yang

penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB

faktor umur dikesampingkan (Faudiyah, Fikriyah. 2009).

Alat ukur tinggi badan meliputi:

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

23

(1) Alat pengukur panjang badan bayi : untuk bayi atau anak

yang belum dapat berdiri

(2) Microtoise : untuk anak yang sudah dapat berdiri

d) Lingkar lengan atas

Pengukuran ini dapat memberikan gambaran tentang keadaan

jaringan otot dan jaringan lemak bawah kulit. Lingkar lengan

atas mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat

mencerminkan (Faudiyah, Fikriyah. 2009) :

(1) Status KEP pada balita

(2) KEK pada ibu hamil : resiko BBLR

Lingkar lengan atas menggunakan alat : pita pengukur dari

fiberglass atau sejenis kertas tertentu berlapis plastik.

Ambang batas (cut of points) :

(1) LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia : ≤23,5 cm

(2) Pada bayi 0-30 hari : ≥9,5 cm

(3) Balita dengan KEP : ≤12,5 cm

e) Lingkar Kepala

Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang

tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat pada tahun

pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan

keadaan kesehatan dan gizi. Dalam antopometri gizi rasio

lingkar kepala dan lingkar dada cukup berarti dan menetukan

KEP pada anak. Lingkar kepala digunakan juga sebagai

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

24

informasi tambahan dalam pengukuran umur (Faudiyah,

Fikriyah. 2009).

f) Lingkar Dada

Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena

pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun.

Rasio lingkar dada dan kepala dapat digunakan sebagai

indikator KEP pada balita (Faudiyah, Fikriyah. 2009).

g) Tinggi Lutut

Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data

tinggi badan didapat dari tinggi lulut bagi orang tidak dapat

berdiri atau lansia (Faudiyah, Fikriyah. 2009).

2) Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yangs sangat penting untuk

menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas

perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan

ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat dari jaringan epitel

seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ

yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat.

Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda

klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Suvei

juga digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

25

dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau

riwayat penyakit (Faudiyah, Fikriyah. 2009).

3) Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan

spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada

berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan

anatar lain : darah, urin, tinja, dan beberapa jaringan tubuh seperti

hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa

kemungkinan akan terjadi malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak

gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentu kimia faali dapat

lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang

spesifik (Faudiyah, Fikriyah. 2009).

4) Biofisik

Penentu status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status

gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan

melihat perubahan struktur dan jaringan. Umumnya dapat

digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja

epidemic, cara yang digukana adalah tes adaptasi gelap (Faudiyah,

Fikriyah. 2009).

b. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung terdiri dari survei konsumsi

makanan, statistik vital, dan factor ekologi (Faudiyah Fikriyah, 2009).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

26

1) Survei konsumsi makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentu status gizi secara

tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat yang

dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanandapat

memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada

masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat

mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

2) Statistik vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data berbagai statistik kesehatan seperti angka

kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan angka kematian

akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan

dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari

indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

3) Faktor ekologi

Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan

ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Pengukuran

factor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui

penyebab maslaha gizi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk

melakukan program intervensi gizi.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

27

3. Zat gizi

Pertumbuhan dan perkembangan, serta konsekuensi yang akan

ditimbulkan diakibatkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan gizi pada

makanan. Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh secara umum dapat

dikelompokkan menjadi lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

dan mineral. Terdapat beberapa zat gizi yang berperan penting dalam

proses pertumbuhan, yaitu (Fikawati, Sandra, 2017) :

a. Karbohidrat

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan sumber tenaga utama

bagi tubuh dalam bentuk energi. 1gram karbohidrat menyediakan

energi sejumlah 4 kilo kalori (Kal) bagi tubuh. Karbohidrat dalam

bentuk glukosa merupakan satu-satunya sumber energi bagi otak.

Karbohidrat terbagi dalam dua bentuk,yaitu karbidrat sederhana dan

karbohidrat komplek. Karbohidrat sederhana seperti fruktosa, glukosa,

dan laktosa, ditemukan dalam buah-buahan, gula serta susu dan

produknya. Sedangkan karbohidrat kompleks dapat ditemukan dalam

sayuran bersera, gandum, nasi, sereal, oat, dan lain sebagainya.

b. Protein

Selain dapat menjadi sumber energi, protein merupakan komponen

utama protoplasma di dalam sel, serta hormon dan enzim yang

berperan penting dalam proses pertumbuhan. Protein berperan dalam

pemeliharaan jaringan, perubahan komposisi tubuh, serta regenerasi

jaringan.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

28

c. Lemak

Lemak menyumbangkan 40-50% energi yang dikonsumsi bayi.

Lemak menyediakan sekitar 60% energi yang diperlukan tubuh

selama istirahat dan saat tubuh melakukan latihan olahraga yang

cukup intens. Lemak penting untuk semua sel tubuh, sebagai

komponen utama pembentukkan membran sel.

d. Kalsium

Kalsium berperan dalam pertumbuhan dan mineralisasi tulang.

Lebihdari 98% kalsium tubuh terbentuk oleh tulangdan 1% lainnya

berada pada cairan tubuh dan otot. Sejumlah 30-60% asupan kalsium

diserap oleh tubuh. Selain itu, kalsium juga membantu menjaga detak

jantung teratur dan mengirimkan impuls saraf .

e. Zat besi

Zat besi merupkan bahan dasar pembentukkan hemoglobin. Zat besi

berperan dalam pengangkuttan oksigen dan sari-sari makanan ke

seluruh sel dalam tubuh. Hal ini penting untuk pertumbuhan, sistem

kekebalan tubuh, dan produksi energi.

4. Perbaikan Gizi

Kegiatan penilaian status gizi menghasilkan status gizi individu.

Individu yang memiliki status gizi yang baik harus terus dipertahankan,

sedangkan yang mempunyai masalah gizi harus diperbaiki agar menjadi

lebih baik. Tujuan perbaikan gizi adalah menghasilkan masyarakat yang

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

29

mempunyai status gizi optimal, sehat, dan menjadi sumber daya manusia

yang berkualitas (Holil muhammad ,2017), dapat dilihat pada gambar 4

berikut ini :

Gambar 4

Kaitan Antara Perbaikan Gizi, Peningkatan SDM, Dan Kemiskinan

Sumber : Kemenkes RI, 2011 dalam Holil, Muhammad, 2017

Pada gambar 11.1 dapat diketahui bahwa apabila usaha perbaikan

gizi dapat tercapai, tumbuh kembang fisik dan mental akan menjadi baik.

Anak-anak yang dapat tumbuh optimal akan menjadi sumber daya

manusia yang berkualitas dimasa yang akan datang sehingga dapat

meningkatkan produktivitas. Produktivitas yang tinggi akan meningkatkan

ekonomi bangsa sehingga tingkat kemiskinan akan berkurang. Masalah

gizi yang diderita oleh anak usia di bawah 5 tahun (balita), dapat

mengakibatkan hal yang serius pada kesehatan dan masa depannya. Balita

Kemiskinan

kurang Ekonomi Meningkat

Perbaikan Gizi

Tumbuh kembang

fisik dan mental

Peningkatan

kualitas SDM

Investasisektor sosial

(gizi, kesehatan,

pendidikan)

Peningkatan

pertumbuhan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

30

yang menderita gizi sangat kurus mudah terkena penyakit, sedangkan

balita yang kurus atau gizi kurang, pertumbuhan jaringan tubuhnya akan

mengalami keterlambatan. Oleh sebab itu, balita yang mengalami masalah

gizi harus mendapatkan pelayanan untuk memperbaiki status gizinya

(Holil, Muhammad. 2017).

Mengatasi masalah gizi pada balita dapat dilakukan melalui

konseling. Masalah gizi dapat diketahui dari hasil pemantauan

pertumbuhan yang dilakukan dengan menggunakan grafik pertumbuhan

anak (GPA). Jika berdasarkan pemantauan GPA anak tumbuh dengan

baik, nasihat selanjutnya adalah memberikan makanan yang sesuai dengan

umur anak sehingga anak akan tumbuh dengan baik. Anak yang

mengalami masalah pertumbuhan, baik masalah gizi kurang maupun

masalah gizi lebih, harus dilakukan penanganan yang khusus (Holil,

Muhammad. 2017).

Masalah gizi dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain sosial dan

lingkungan yang dapat memengaruhi cara pemberian makan, pola asuh

dan pertumbuhan anak. Oleh sebab itu, penyebab timbulnya masalah gizi

pada anak perlu diketahui sebelum memberikan konseling. Pada waktu

melakukan konseling, ada beberapa hal penting yang harus menjadi

perhatian, yaitu mendengarkan dan belajar dari ibu dengan cara

mengajukan pertanyaan terbuka, mendengarkan dan meyakinkan bahwa

konselor memahami apa yang dikatakan ibu, serta menggunakan bahasa

tubuh dan isyarat untuk menunjukkan bahwa konselor sangat

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

31

memerhatikan dan empati terhadap perasaan ibu. Pada waktu melakukan

konseling juga harus membangun kepercayaan dan memberikan dukungan

dengan cara memuji ibu jika sudah berbuat baik; menghindari kata yang

dapat menyalahkan ibu; menerima apa yang ibu pikian dan rasakan;

memberikan informasi dalam bahasa yang sederhana dan mudah

dipahami; memberikan saran yang terbatas dan bukan bersifat perintah;

serta menawarkan bantuan yang mudah dilakukan (Holil, Muhammad.

2017).

C. GIZI KURANG

1. Pengertian

Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi utama pada balita

di Indonesia. Rendah atau tidak cukupnya konsumsi energi dan protein

dari makanan sehari-hari sesuai dengan kebutuhannya (Cakrawati, Dewi

dan Mustika NH. 2014).

Pada hakikatnya keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu

proses kurang makan ketika kebutuhan normal terhadap satu atau beberapa

nutrien tidak terpenuhi, atau nutrient-nutrien tersebut hilang dengan

jumlah yang lebih besar daripada yang didapat. Gizi kurang dibedakan

menjadi gizi kurang makro (makronutrien) dan gizi kurang mikro (mikro

nutrien). Dalam memenuhi asupan gizinya, tubuh membutuhkan

makronutrien, yaitu karbohidrat, lemak, protein dan mikronutrien,

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

32

vitaminn, yodium, zat besi, seng, asam folat, dan lain sebagainya

(Cakrawati, Dewi dan Mustika NH. 2014).

2. Penyebab Gizi Kurang

Masalah gizi kurang dapat disebabkan oleh (Cakrawati, Dewi dan Mustika

NH. 2014) :

a. Penyebab langsung

Makan dan penyakit dapat secara langsung langsung memnyebabkan

gizi kurang. Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan

makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat

cukup makanan tetapi sering menderita sakit, dapat menderita gizi

kurang. Demikian pula pada anak yang yang tidak memperoleh cukup

makan, maka daya tahan tubuh akan melemah dan akan mudah

terserang penyakit (Cakrawati, Dewi dan Mustika NH. 2014).

b. Penyebab tidak langsung

1) Ketahanan pangan keluarga kurang memadai. Setiap keluarga

diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh

anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah

maupun mutu gizi.

2) Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan

masyarakat diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian, dan

dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik

secara fisik, mental maupun sosial.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

33

3) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistem

pelayanan kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin

penyediaan ar bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yan

terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.

3. Akibat Gizi Kurang

Menurut Dr. Arisman, MB akibat kurang gizi terhadap proses

tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang. Kekurangan berat

badan pada anak yang sedang tumbuh merupakan masalah serius

(Arisman, M. B. 2010). Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang

dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses

(Cakrawati, Dewi dan Mustika NH. 2014) :

a. Pertumbuhan

Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein digunakan

sebagai zat pembakar, sehingga otak-otak menjadi lembek dan rambut

mudah rontok. Anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi

menengah ke atas rata-rata lebih tinggi dari pada yang berasal dari

keadaan sosial ekonomi rendah.

b. Produksi Tenaga

Kekurangan energi berasal dari makanan menyebabkan seorang

kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas.

Orang menjadi malas, merasa lemah, dan produktivitas kerja menurun

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

34

c. Pertahanan Tubuh

Daya tahan terhadap tekanan dan stres menurun. Sistem imunitas dan

antibodi berkurang, sehingga orang mudah terserang infeksi seperti

pilek, batuk, dan diare. Pada anak-anak hal ini dapat membawa

kematian.

d. Struktur dan Fungsi Otak

Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap

perkembangan mental, dengan demikian kemampuan berpikir. Otak

mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun. Kekurangan gizi

dapat berakibat terganggunya fungsi otak permanen.

e. Perilaku

Baik anak-anak atau orang dewasa yang kurang gizi menunjukkan

perilaku tidak tenang. Mereka mudah tersinggung, cengeng dan apatis

4. Tanda-tanda Gizi Kurang

Berikut adalah tanda-tanda dari balita yang mengalami gizi kurang

seperti (Upahita, Damar. 2019) :

a. Nafsu makan rendah

b. Mengalami kegagalan dalam pertumbuhannya. Hal ini dapat dilihat

dari berat badan, tinggi badan, atau keduanya yang tidak sesuai dengan

umurnya. Itulah mengapa biasanya anak kurang gizi mempunyai tubuh

yang kurus, atau pendek, atau kurus-pendek.

c. Kehilangan lemak dan massa otot tubuh.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

35

d. Kekuatan otot tubuh menghilang.

e. Sangat mudah untuk marah, terlihat lesu, bahkan dapat menangis

secara berlebihan.

f. Mengalami kecemasan dan kurang perhatian terhadap lingkungan

sekitar.

g. Sulit berkonsentrasi dengan baik.

h. Kulit dan rambut kering, bahkan rambut mudah sekali rontok.

i. Pipi dan mata tampak cekung.

j. Proses penyembuhan luka sangat lama.

k. Rentan terserang penyakit, dengan proses penyembuhan yang

cenderung lama.

l. Risiko komplikasi meningkat jika melakukan operasi.

5. Penatalaksanaan

a. Pemenuhan Makan Sebagai Perbaikan Gizi

Banyak cara untuk memperbaiki status gizi, antara lain yang telah

dikembangkan pada standar pertumbuhan WHO 2005 (Kemenkes,

2011). Anjurkan utama yang telah dikembangkan adalah cara

pemberian air susu ibu (ASI) dan makanan pendamping (MPASI),

seperti yang diuraikan pada tabel 11.1

Tabel 11. 1 Anjuran Makan Anak Sehat dan Sakit.

Usia Anak Anjurkan Pemberian Makan

Bayi

sampai usia

6 bulan

Berikan ASI sesuai keinginana anak, paling sedikit

8 kali sehari, pagi, siang, maupun malam. Jangan

diberikan makanan atau minuman selain ASI.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

36

Umur 6-9

bulan

Teruskan pemberian ASI

Mulai memberikan makanan pendamping ASI,

seperti bubur, susu, pisang, pepaya lumat halus, air

jeruk, air tomat saring, dan sebagainya.

Secara bertahap sesuai pertambahan umur, berikan

bubur tim lumat, ditambah telur/ ayam/ ikan/ tempe/

tahu/ daging sapi/ wortel/ bayam/ kacang hijau/

santan/ minyak. Setiap hari diberikan makan

sebagai berikut :

6 bulan : 2 x 6 sendok makan peres

7 bulan : 2-3 x 7 sendok makan peres

8 bulan : 3 x 8 sendok makan peres

Umur 9-12

bulan

Teruskan pemberian ASI

Berikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang

lebih padat dan kasar seperti bubur, nasi tim, nasi

lembek.

Tambahkan telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/ daging

sapi/ wortel/ bayam/ santan/minyak.

Setiap hari (pagi/siang/malam) berikan makanan

berikut :

9 bulan : 3 x 9sendok makan peres

10 bulan : 3 x 10 sendok makan peres

11 bulan : 3 x 11 sendok makan peres

Berikan makanan selingan 2 kali sehari (buah,

biskuit, kue) di antara waktuu makan.

UmuR 12-

24 bulan

Teruskan pemberian ASI

Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai

kemampuan anak.

Berikan 3 x sehari, sebanyak 1/3 porsi makan orang

dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah.

Beri makan selingan 2 kali di antara waktu makan

(biskuit, kue)

Umur 24

bulan atau

lebih

Berikan makanan keluarga 3 x sehari 1/2-1/2 porsi

makan orang dewasa yang terdiri dari nasi, lauk

pauk, sayur, dan buah.

Berikan makanan selingan kaya gizi 2 x sehari

diantara waktu makan.

Sumber, Kemenkes RI, 2011 dalam Holil, Muhammad, 2017

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

37

b. Konseling bagi lbu yang Mempunyai Anak Gizi Kurang

Apabila berdasarkan penilaian pertumbuhan anak menderita gizi

kurang penting untuk mencari penyebab mengapa anak menderita gizi

kurang. Seorang anak dikatakan menderita gizi kurang apabila kurus

(nilai z-skor<-2SD untuk indikator BB/PB atau BB/TB atau IMT/U):

berat badan kurang (nilai z-skor -2SD unruk indikator BB/U); pendek

(nilai z-skor<-2SD untuk indikator PB/U atau TB/U); atau mempunyai

kecenderungan pertumbuhan ke arah salah satu masalah gizi.

konseling bagi ibu yang anaknya menderita gizi kurang dilakukan

melalui dua kegiatan utama, yaitu mencari penyebab gizi kurang dan

memberikan konseling (Holil, Muhammad,2017).

Didalam buku Modul Pelatihan Pertumbuhan Anak dari Kemenkes RI

(2011) secara garis besar terdapat delapan langkah untuk melakukan

konseling bagi ibu yang anaknya menderita gizi kurang, yaitu :

Langkah 1. Menentukan apakah anak sakit pada saat kunjungan

atau menderita sakit yang kronis.

Langkah 2. Jika anak tidak sakit, mulai mencari penyebab

mengapa anak menderita gizi kurang

Langkah 3. Menanyakan perubahan pola makan dan/atau

menyusui saat ini

Langkah 4. Menanyakan tentang pemberian makan sesuai

umurnya.

Langkah 5. Menanyakan apakah anak sering menderita penyakit

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

38

yang berulang

Langkah 6. Mengkaji kemungkinan penyebab masalah sosial

dan lingkungan

Langkah 7. Menentukan penyebab utama anak menderita gizi

kurang yang dilakukan bersama ibu.

Langkah 8. Memberikan nasihat pada ibu untuk menanggulangi

gizi kurang anak.

c. Memberikan nasihat sesuai penyebab gizi kurang

Nasihat yang diberikan kepada ibu adalah atas dasar penyebab utama

anak menderita gizi kurang yang dirasakan ibu. Selanjutnya,

mendiskusikan apa yang dapat dilakukan oleh ibu dan siapa yang kira-

kira dapat membantu ibu. Selain itu, pahami kemungkinan kesulitan

yang hadapi ibu, dan berikan dukungan untuk menghadapinya (Holil,

Muhammad. 2017).

Apabila ada banyak penyebab yang mengakibatkan anak mengalami

gizi kurang, mungkin akan ada banyak nasihat yang perlu diberikan.

Namun, harus diperhatikan bahwa kemampuan ibu untuk dapat

mengingat dan memahami, mungkin hanya untuk beberapa nasihat

saja. Oleh sebab itu, nasihat yang diberikan sebaiknya tidak terlalu

banyak, cukup dua atau tiga nasihat yang paling mungkin dapat

dilakukan oleh ibu (Holil, Muhammad. 2017).

Anak yang pendek, tetapi nilai z-skor indikator BB/TB atau BB/PB

atau IMT/U tergolong nomal memerlukan asupan gizi yang dapat

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

39

meningkatkan panjang dan tinggi badan anak. tanpa meningkatkan

berat berlebih yang dapat menyebabkan kelebihan berat badan. Nasihat

untuk anak seperti ini adalah memperbaiki jumlah dan bioavailabilitas

zat gizi mikro dalam makanan, dengan cara meningkatkan konsumsi

makanan sumber protein hewani. Makanan yang berasal dari protein

hewani umumnya mengandung zat gizi mikro yang tingi dan

kandungan mineralnya dapat diabsorpsi lebih baik dibanding makanan

nabati (Holil, Muhammad. 2017).

Beberapa nasihat tentang masalah pemberian makan pada anak ialah

(Holil, Muhammad. 2017) :

1) Jika pemberian makan tidak sesuai anjuran, berikan nasihat pada

ibu tenang cara pemberian makan yang sesuai dengan umur anak

2) Jika ibu kesulitan memberikan ASI Pada bayiya. Berikan konseling

menyusui, yaitu melakukan penilaian cara ibu menyusui

menunjukkan cara menyusui yang benar, serta memberikan contoh

tindakan yang benar jika ada masalah menyusui.

3) Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat susu formula

makanan lain, anjurkan ibu untuk melakukan relaktasi, dengan cara

membangkitkan rasa percaya diri bahwa ibu mampu memproduksi

ASI sesuai kebutuhan bayinya. Ajak ibu menyusui bayi lebih

sering lagi, lebih lama, pada pagi, siang, maupun malam dan secara

bertahap mengurangi pemberian susu formula atau makanan lain.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

40

4) Jika umur bayi lebih dari 6 bulan dan ibu menggunakan botol

untuk memberikan susu pada anaknya, minta ibu untuk mengganti

botol dengan cangngkir atau angkuk atau gelas, peragakan cara

memberikan susu dengan cangkir atau gelas, dan berikan makanan

pendamping ASI sesuai dengan kelompok umur.

5) Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu agar duduk

dekat anak, membujuk anak agar mau makan, jika perlu menyuapi

anak. Memberi anak makan bergizi dengan jumlah yang cukup dan

yang disukai anak.

6) Jika ibu mengubah pemberian makan selama anak sakit. Ibu tidak

perlu merubah pemberian makan anak, memberi makan pada anak

sesuai dengan kelompok umur.

Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu memberikan nasihat

kepada ibu antara lain memberikan nasihat tidak terlalu banyak, cukup

2 atau 3 nasihat; memberikan pujian apabila ibu sudah mulai

mengerjakannya; memberikan pertanyaan pemahaman untuk

mengetahui apakah ibu betul-betul sudah memahami nasihat yang

diberikan; serta membuat janji bertemu kembali untuk melihat

perkembangan anak setelah mendapat intervensi (Holil, Muhammad.

2017).

d. Pijat Tuina

Saat ini kebanyakan orang tua mengatasi kesulitan makan anak sebatas

pemberian multivitamin tanpa memperhatikan penyebab. Hal tersebut

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

41

akan berdampak negatif jika diberikan dalam jangka waktu yang lama.

Dewasa ini telah dikembangkan dari tehnik pijat bayi, yakni pijat Tui

Na (Munjidah, Annif. 2015)

Teknik pijat Tui-Na telah digunakan secara luas dalam periode

panjang di budaya timur. Tui-Na adalah teknik pijat terapi tradisional

Tiongkok yang telah digunakan sejak 2700 SM. Pijat Thailand berasal

dari pijat Tui-Na di Cina dan pijat Ayurveda di India, dan telah

dipraktikkan dan tidak berubah selama 1000 tahun (Kang, So-Hyung,

dkk. 2018).

Pengobatan Tiongkok Tradisional mempromosikan penggunaan terapi

pijat, atau Tui-Na, untuk perawatan bayi. Sampai usia 10 tahun, anak-

anak merespon dengan baik bentuk terapi yang lembut ini (Pediatric

Tuina, 2019).

Pijatan anak-anak menerapakan teknik-teknik pijatan yang sama untuk

perkembangan sensasi sentuhan yang sehat pada anak-anak. Penelitian

telah menunjukkan bahwa bayi dan bayi berkembangan dari sentuhan

orangtua yang penuh kasih. Faktanya anak-anak yang menerima

perhatian semacam ini lebih sehat dan menambah berat badan dengan

baik sepanjang perkembangan mereka (Pediatric Tuina, 2019).

Selain mempromosikan pematangan yang sehat, pijat Tui-Na juga

dapat mengobati sejumlah kondisi yang diderita anak-anak. Ini

termasuk mual, kurang nafsu makan, demam, mimpi buruk, dan

mengompol. Sesi pijat tunggal akan berlangsung selama 30 menit, dan

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

42

harus dilakukan sesering yang diperlukan mengingat sifat kondisi

anak. Teknik-tekniknya mudah dipelajari dan karenanya dapat

diperkuat di rumah diantara sesi-sesi dengan professional (Pediatric

Tuina, 2019)

Berikut adalah Teknik Pijat Tuina (Mugni, Agnina. 2016) :

1) Tekuk sedikit ibu jari anak, lalu gosok perlahan seperti gerakan

memijat bagian garis pinggir ibu jari (sisi telapak). Pijatan

dilakukan mulai dari ujung ibu jari hingga ke pangkal ibu jari

sebanyak yang ibu mampu (disarankan 100-500 kali). Pijatan pada

sisi telapak ibu jari ini berfungsi untuk memperkuat fungsi

pencernaan dan limpa anak. Dapat dilihat pada gamabar 1 berikut

ini :

Gambar 5. Titik pinggir ibu jari

Sumber : http://www.buahatiku.com/anak-susah-makan-coba-

dipijat-ala-tui-na/

2) Pijat dengan cara sedikit ditekan melingkar pada bagian pangkal

ibu jari yang paling tebal (berdaging) sebanyak 100-300 kali. Hal

ini sangat berpengaruh pada penguraian akumulasi makanan yang

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

43

belum dicerna serta menstimulasi lancarnya sistem pencernaan.

Dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini :

Gambar 6. Titik pangkal ibu jari

Sumber : http://www.buahatiku.com/anak-susah-makan-coba-

dipijat-ala-tui-na/

3) Gosok melingkar pada bagian tengah telapak tangan sebanyak 100-

300 kali, dengan radius lingkaran kurang lebih 2/3 dari bagian tengah

telapak ke pangkal jari kelingking. Pijatan ini berfungsi untuk

menstimulasi dan memperlancar sirkulasi daya hidup dan darah serta

mengharmoniskan 5 organ utama dalam tubuh anak. Dapat dilihat

pada gambar 3 berikut ini :

Gambar 7. Titik telapak tangan

Sumber : http://www.buahatiku.com/anak-susah-makan-coba-

dipijat-ala-tui-na/

4) Tusuk bagian lekuk buku jari dengan kuku 3-5 kali secara perlahan

pada masing-masing jari mulai dari ibu jari sampai kelingking secara

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

44

bergantian. Lalu pijat dengan cara menekan melingkar 30-50 kali per

titik buku jari. Stimulasi ini berfungsi untuk memecah stagnasi di

meridian dan menghilangkan akumulasi makanan. Dapat dilihat pada

gambar 4 berikut ini :

Gambar 8. Titik buku jari

Sumber : http://www.buahatiku.com/anak-susah-makan-coba-

dipijat-ala-tui-na/

5) Tekan melingkar dengan bagian tengah telapak tangan Anda tepat di

area atas pusarnya, searah jarum jam sebanyak 100-300 kali. Ini untuk

menstimulasi agar makanan lebih lancar dicerna. Dapat dilihat pada

gambar 5 berikut ini :

Gambar 9. Titik area atas pusar

Sumber : http://www.buahatiku.com/anak-susah-makan-coba-

dipijat-ala-tui-na/

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

45

6) Tekan dan pisahkan garis di bawah rusuk menuju perut samping

dengan kedua ibu jari sebanyak 100-300 kali. Hal ini untuk

memperkuat fungsi limpa, lambung dan juga untuk memperbaiki

sistem pencernaan. Dapat dilihat pada gambar 6 berikut ini :

Gambar 10. Titik rusuk perut

Sumber : http://www.buahatiku.com/anak-susah-makan-coba-

dipijat-ala-tui-na/

7) Tekan melingkar pada titik di bawah lutut bagian luar, sekitar 4 lebar

jari anak di bawah tempurung lututnya, dan lakukan sebanyak 50-100

kali. Stimulasi ini untuk mengharmoniskan fungsi lambung, usus dan

pencernaan. Dapat dilihat pada gambar 7 berikut ini :

Gambar 11. Titik bawah lutut bagian luar

Sumber : http://www.buahatiku.com/anak-susah-makan-coba-

dipijat-ala-tui-na/

8) Pijat punggung anak, tekan ringan pada bagian tulang punggungnya

dari atas ke bawah sebanyak 3 kali. Lalu cubit bagian kulitnya di

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

46

bagian kiri dan kanan tulang ekor lalu menjalar ke bagian atas hingga

lebar 3-5 kali. Hal ini untuk memperkuat konstitusi tubuh anak dan

mendukung aliran chi menjadi lebih sehat serta untuk memperbaiki

nafsu makan anak. Dapat dilihat pada gambar 8 berikut ini :

Gambar 12. Titik punggung

Sumber : http://www.buahatiku.com/anak-susah-makan-coba-

dipijat-ala-tui-na/

e. Modisco

Modisco adalah singkatan dari Modified Dried Skimmed Milk and

Coconut Oil, merupakan minuman padat energi bernilai gizi tinggi,

mudah dicerna, mudah dibuat sangat bermanfaat untuk penderita

kurang gizi. Modisco merupakan minuman tinggi kalori (100 kalori)

yang formulanya terdiri dari susu gula dan minyak biji kapas yang

digunakan untuk mengobati gangguan gizi berat. (kurang energi

protein) pada anak, dengan hasil memuaskan (Damayanti, Tria

Sabrina. 2018).

Modisco ini diperuntukkan sebagai tambahan untuk anak yang sehat

tetapi kurus, banyak aktifitas, anak yang menderita gizi kurang/buruk,

anak yang menderita infeksi menahun dan baru sembuh dari penyakit

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

47

dengan panas tinggi, penyakit kronik atau penyakit berat serta anak

dengan kesulitan makan karena kelainan bawaan (Damayanti, Tria

Sabrina. 2018).

Sifat modisco :

1) Berkalori tinggi

2) Mudah dicerna

3) Murah

4) Mudah dibuat

5) Dapat dioleh untuk beraneka ragam resep makanan dan minuman

Bahan baku :

1) Susu skim/fullcream

2) Gula, gula pasir/glukosa

3) Minyak/margarine

Hal lain yang harus diperhatikan, lanjut Sekretaris Bagian Gizi

Kesehatan Masyarakat FKM UNAIR, Modisco tidak boleh diberikan

pada anak kelebihan berat badan (obesitas) dan penderita penyakit

ginjal, hati (kuning), dan jantung, tanpa konsultasi dokter. b

Rahmi/Bahan: Modisco, Makanan Penambah Berat Badan Anak

(Puskesmas Kebumen, 2014).

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

48

Tabel Formula Dasar Modisco

Bahan :

Susu skim 10 g atau full cream 12 g

Gula 5 g

Minyak 5 g

Nilai Gizi :

Energi : 100 kal

Protein : 3,6 g

Lemak : 5 g

Catatan :

Diberikan: 100 kkal/kg BB/hari

Cara Pembuatan Modisco :

Bahan-bahan Modisco mudah diperoleh, karena hanya terdiri dari susu

skim atau susu full cream, minyak atau margarin, dan gula pasir. Cara

pembuatannya sederhana, begitu juga alat yang digunakan. Berikut ini

cara pembuatan tiga jenis formula Modisco:

1) Campurkan susu bubuk, gula, dan minyak/margarin. Seduh dengan

air hangat/panas.

2) Aduk rata, tambah dengan air sedikit demi sedikit sambil terus

diaduk, Saring dan minum hangat-hangat.

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BALITA 1.repository.poltekkes-tjk.ac.id/970/5/BAB II.pdf · A. BALITA 1. Pengertian Menurut Soetjiningsih, bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun. Balita

49