bab ii tinjauan pustaka a. 1. team games …repository.ump.ac.id/4789/3/bab ii_liliana jusnita...11...

32
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Model PembelajaranTeam Games Tournament (TGT) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang menuntut kerjasama siswa untuk melaksanakan tugas secara berkelompok demi mencapai tujuan bersama. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yaitu Team Games Tournament (TGT). Mengutip pendapat Slavin (2009: 81) tentang model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah “pentingnya tujuan kelompok dan tanggung jawab individu dalam memberikan insentif kepada siswa untuk saling membantu satu sama lain dan untuk saling mendorong melakukan usaha yang maksimal.”Tugas-tugas dalam kegiatan belajar mengajar yang berhubungan dengan pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada pengorganisasian siswa untuk bekerja dalam kelompok-kecil. Perlu dipahami bahwa dalam kelompok kecil tersebut siswa memiliki perannya masing-masing, mereka akan saling membantu dan melengkapi untuk memperoleh tujuan yang akan mereka capai dalam pembelajaran. Ibrahim et al. (2000: 6) menyatakan unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama.” b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Upload: others

Post on 01-Jan-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Model PembelajaranTeam Games Tournament (TGT)

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode

pembelajaran yang menuntut kerjasama siswa untuk melaksanakan tugas

secara berkelompok demi mencapai tujuan bersama. Salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yaitu Team Games Tournament (TGT).

Mengutip pendapat Slavin (2009: 81) tentang model pembelajaran Team

Games Tournament (TGT) adalah “pentingnya tujuan kelompok dan

tanggung jawab individu dalam memberikan insentif kepada siswa untuk

saling membantu satu sama lain dan untuk saling mendorong melakukan

usaha yang maksimal.”Tugas-tugas dalam kegiatan belajar mengajar

yang berhubungan dengan pembelajaran kooperatif lebih menekankan

pada pengorganisasian siswa untuk bekerja dalam kelompok-kecil.

Perlu dipahami bahwa dalam kelompok kecil tersebut siswa

memiliki perannya masing-masing, mereka akan saling membantu dan

melengkapi untuk memperoleh tujuan yang akan mereka capai dalam

pembelajaran. Ibrahim et al. (2000: 6) menyatakan unsur-unsur dasar

pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa

mereka “sehidup sepenanggungan bersama.”

b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam

kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.

c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam

kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

8

d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama

di antara anggota kelompoknya.

e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/

penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota

kelompok.

f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan

keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament

(TGT) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Pada

model pembelajaran ini, siswa dilatih untuk bekerja sama dengan teman

sekelompoknya untuk mencapai tujuan belajar. Siswa akan memainkan

permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin

untuk skor tim mereka. Masing-masing siswa akan diberikan tanggung

jawab untuk dapat mempelajari dan memahami materi yang dipelajari

agar siswa dapat memperoleh poin maksimal dan memenangkan

pertandingan dalam tournament tersebut. Slavin (2009: 163)

menjelaskan:

Secara umum TGT sama saja dengan STAD kecuali satu hal: TGT

menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis

dan sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa berlomba

sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja

akademik sebelumnya setara seperti mereka.

Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) hampir sama

dengan model pembelajaran STAD, hanya saja model pembelajaran

Team Games Tournament (TGT) menggunakan turnamen akademik dan

kuis-kuis dalam kegiatan pembelajarannya. Model pembelajaran ini

menekankan pada pencapaian tujuan kelompok dalam hal memahami dan

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

9

mempelajari suatu pelajaran, serta penyelesaian sebuah masalah secara

berkelompok. Sehingga melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Team Games Tournaments (TGT) diharapkan dapat melatih sikap

tanggung jawab siswa serta dapat mempermudah siswa dalam belajar.

Masing-masing model pembelajaran memiliki kelebihan dan

kelemahan dalam penerapannya pada kegiatan belajar mengajar. Menurut

Taniredja et al. (2011: 72-73) model pembelajaran kooperatif tipe Team

Games Tournaments (TGT) mempunyai kelebihan dan kelemahan

sebagai berikut. Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Tournaments (TGT):

a. Dalam kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk

berinteraksi dan menggunakan pendapatnya.

b. Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi.

c. Perilaku mengganggu terhadap siswa lain menjadi lebih kecil.

d. Motivasi belajar siswa bertambah.

e. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok bahasan

pembelaan negara.

f. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi antara siswa

dengan siswa lain dan antara siswa dengan guru.

g. Siswa dapat menelaah sebuah mata pelajaran atau pokok

bahasan bebas mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi

yang ada dalam diri siswa tersebut dapat keluar, selain itu

kerjasama antar siswa juga siswa dengan guru akan membuat

interaksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak

membosankan.

Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Team Games

Tournament(TGT): a) Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak

semua siswa ikut serta menyumbangkan pendapatnya; b) Kekurangan

waktu untuk proses pembelajaran; c) Kemungkinan terjadinya kegaduhan

kalau guru tidak dapat mengelola kelas.Kekurangan ini dapat diatasi,

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

10

tugas guru adalah menguasai kelas dan membimbing dengan baik siswa

yang mempunyai kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu

menularkan pengetahuannya kepada siswa lain.

Slavin (2009: 166-167) berpendapat pembelajaran berorientasi

Team Games Tournament (TGT)memiliki lima komponen utama dalam

pembelajaran koopertaif tipe Team Games Tournaments (TGT) yaitu:

a. Presentasi di Kelas (Class Pressentation)

Materi dalam TGT diperkenalkan melalui presentasi di dalam

kelas menggunakan pengajaran langsung.

b. Kelompok/ Tim

Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua

anggota tim benar-benar belajar untuk mempersiapkan

anggotanya agar bisa mengerjakan kuis dengan baik.

c. Permainan (Games)

Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk

menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di

kelas dan pelaksanaan kerja tim.

d. Turnamen (Tournaments)

Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung.

Kompetisi yang seimbang ini, memungkinkan para siswa

berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika

mereka melakukan yang terbaik

e. Rekognisi Tim (Tim Recognition)

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang

lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.

Melalui model pembelajaran yang mengutamakan kerja kelompok

dan menyatukan kemampuan intelegensi yang berbeda, akan membantu

mengembangkan aspek kognitif dan afektif siswa. Sehingga tujuan dari

pembelajaran tersebut dapat tercapai.

Berlandaskan pada teori yang dikemukakan oleh Slavin, maka

langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Team

Games Tournament (TGT), yaitu:

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

11

a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian

dikelas. Saat guru menyajikan materi, siswa harus memperhatikan dan

memahami materi yang disampaikan guru, agar mereka bisa bekerja

dengan baik pada saat game dan turnamen melawan kelompok lain,

karena skor game menentukan skor kelompok.

b. Guru membentuk siswa menjadi kelompok yang terdiri atas 4-5 orang

yang anggotanya heterogen. Siswa akan belajar dan lebih mendalami

materi pelajaran bersama teman sekelompoknya untuk

mempersiapkan anggota kelompoknya pada saat game.

c. Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana yang telah diberi

nomor. Game ini dilakukan untuk menguji pengetahuan siswa setelah

mempelajari sebuah materi. Game tersebut dimainkan diatas meja

dengan 5 orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang

berbeda. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab

pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang dapat

menjawab dengan benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini

yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen.

d. Turnamen dilaksanakan setelah guru melakukan presentasi kelas dan

siswa sudah melaksanakan game. Pada turnamen pertama guru

membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. 5 siswa tertinggi

prestasinya dikelompokan dalam meja I, 5 siswa selanjutnya pada

meja II dan seterusnya. Setelah turnamen pertama, para siswa akan

bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir.

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

12

Pemenang pada tiap meja naik tingkat ke meja berikutnya yang lebih

tinggi. Skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama dan

yang skornya paling rendah diturunkan. Ilustrasi meja turnamen dapat

dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Penempatan Siswa pada Meja Turnamen

Sumber: Slavin (2009: 168)

e. Rekognisi tim. Masing-masing tim akan mendapat sertifikat/ hadiah

apabila rata-rata skor mereka memenuhi kriteria yang ditentukan.

Perhitungan poin ditentukan dengan berpedoman pada tabel

penskoran TGT. Perhitungan poin permainan dibagi kedalam tiga

kelompok yaitu, perhitungan poin permainan untuk empat pemain,

tiga pemain dan dua pemain.Poin permainan untuk empat pemain,

dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:

A-1 A-2 A-3 A-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

D

Meja

Turnamen

1

Meja

Turnamen

2

Meja

Turnamen

3

Meja

Turnamen

4

B-1 B-2 B-3 B-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

C-1 C-2 C-3 C-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

13

Tabel 2.1 Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain

Pemain

Tidak

ada

yang

seri

Seri

nilai

tertinggi

Seri

nilai

tengah

Seri

nilai

rendah

Seri

nilai

tertinggi

3

macam

Seri nilai

terandah

3

macam

Seri

4

macam

Seri

nilai

tertinggi

dan

terendah

Peraih

skor

tertinggi

60

poin

50 60 60 50 60 40 50

Peraih

skor

tengah

atas

40

poin

50 40 40 50 30 40 50

Peraih

skor

tengah

bawah

30

poin

30 40 30 50 30 40 30

Peraih

skor

terendah

20

poin

20 20 20 20 30 40 30

Berdasarkan tabel di atas perhitungan poin permainan dibagi 8

kategori yaitu: tidak ada yang seri, seri nilai tertinggi, seri nilai tengah,

seri nilai rendah, seri nilai tertinggi 3 macam, seri nilai terendah 3

macam, seri 4 macam, seri nilai tertinggi dan terendah. Kolom pemain

terdiri dari yang paling atas yaitu peraih skor tertinggi, peraih skor

tengah atas, peraih skor tengah bawah dan peraih skor terendah,

kemudian perolehan poin masing-masing pemain akan diakumulasi

dan dihitung rata-rata kelompoknya. Perhitungan poin permainan

untuk tiga pemain dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain

Pemain Tidak ada

yang seri

Seri nilai

tertinggi

Seri nilai

terendah

Seri 3

macam

Peraih skor

tertinggi

60 poin 50 60 40

Peraih skor

tengah

40 poin 50 30 40

Periah skor

rendah

30 poin 20 30 40

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

14

Berdasarkan tabeldi atas perhitungan poin permainan dibagi 4

kategori penilaian yaitu: 1) tidak ada yang seri, maka peraih skor

tertinggi mendapat 60 poin, skor tengah 40 poin dan skor terendah 30

poin; 2) seri nilai tertinggi, maka 2 peraih skor tertinggi mendapatkan

poin yang sama yaitu 50 poin dan 1 peraih skor terendah mendapat

skor 20 poin; 3) seri nilai terendah, maka 2 peraih skor terendah

mendapat poin yang sama yaitu 30 poin dan 1 peraih skor tertinggi

mendapat skor 60 poin; 4) seri tiga macam, maka ketiga pemain

tersebut mendapatkan poin yang sama yaitu 40 poin. Selanjutnya,

perhitungan poin permainan untuk 2 pemain dapat dilihat pada tabel

2.3 berikut:

Tabel 2.3 Perhitungan Poin Permaian Untuk 2 Pemain Pemain Tidak seri Seri

Peraih skor tertinggi 60 40

Peraih skor terendah 20 40

Berdasarkan tabel 2.3 perhitungan poin dibagi 2 kategori yaitu:

1) tidak seri, maka peraih skor tertinggi mendapat poin 60 dan peraih

skor terendah mendapat poin 20; 2) seri, maka pemain dengan peraih

skor tertinggi dan terendah mendapat skor yang sama yaitu 40

poin.Ada tiga penghargaan yang dapat diberikan dalam penghargaan

tim. Penghargaan tim dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini:

Tabel 2.4 Penghargaan Tim

Kriteria (rata-rata tim) Pengahargaan

40 Tim Baik

45 Tim Sangat Baik

50 Tim Super

Sumber: Slavin (2009: 175)

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

15

Penghargaan tersebut dapat diperoleh kelompok apabila rata-rata tim

dapat memenuhi kriteria penerima penghargaan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka implementasi pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game

Tournaments(TGT) pada kelas eksperimen dibagi kedalam 2 sesi. Sesi

pertama dilaksanakan pada pertemuan pertama dengan melaksanakan

presentasi kelas dan tim saja dan pertemuan kedua melaksanakan game

tournament, dan rekognisi tim. Sesi kedua dilaksanakan pada pertemuan

ketiga dan keempat dengan langkah yang sama. Langkah-langkah

kegiatan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Presentasi Kelas

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, setelah melaksankan

pembelajaran siswa dapat menceritakan, menunjukan, dan

mengemukakan pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar siswa.

2. Tim

a. Guru membagi siswa dalam satu kelompok terdiri dari 3-5 siswa

secara heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras.

b. Guru mempersiapkan bahan-bahan/ materi pertandingan, berupa

materi globalisasi, soal tes berupa soal pilihan ganda dan soal

uraian.

c. Siswa bekerja dalam tim untuk mempelajari materi globalisasi

terlebih dahulu, guru memantau kegiatan siswa.Siswa yang belum

menguasai materi diberi kesempatan untuk bertanya kepada sesama

anggota tim, peran siswa sebagai tutor teman sekelompoknya.

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

16

3. Game

a. Guru menyampaikan aturan game yaitu siswa harus bekerja secara

individu.

b. Game dimainkan di atas meja dengan masing-masing tim yang

berbeda, siswa akan menjawab soal dan berlomba untuk dapat

menjawab soal dengan benar sebanyak-banyaknya. Siswa

bertanggung jawab untuk memperoleh skor bagi kelompoknya.

Skor dihitung berdasarkan perolehan jumlah soal yang dapat

dijawab.

4. Turnamen

a. Kegiatan dilanjutkan dengan melaksanakan turnamen, guru

mengumumkan penetapan meja turnamen bagi siswa, guru

menentukannomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja

turnamen, penentuan siswa berdasarkan pada perolehan skor pada

kegiatan game(misalkan 3 orang dengan kemampuan setara).

b. Siswa mencabut kartu bernomor untuk menentukan pembaca I

(nomor tertinggi) dan yang lain menjadi penantang I dan II.

c. Pembaca I mengocok kartu dan mengambil kartu yang

teratas.Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan

mencoba menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan

kartu dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti

skor.Jika penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka

dapat mengajukan jawaban secara bergantian.Jika jawaban

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

17

penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu

jawaban yang benar (jika ada).

5. Rekognisi Tim

a. Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka dan

dicatat pada kartu perolehan skor kelompok masing-masing. Guru

membantu siswa untuk menghitung perolehan rata-rata kelompok.

Perolehan rata-rata kelompok untuk menentukan apakah sudah

memenuhi kriteria perolehan penghargaan.

b. Untuk melanjutkan turnamen, guru dapat melakukan pergeseran

tempat siswa berdasarkan prestasi pada meja turnamen. Misalkan

siswa dengan skor tertinggi dapat berpindah meja turnamen

ketingkat 1 kali yang lebih tinggi, siswa dengan skor ditengah tetap

tinggal dimeja tersebut, sedangkan siswa dengan skor terendah

berpindah meja 1 tingkat lebih rendah dari meja sebelumnya.

2. Media Pembelajaran Information and Communications Technology

(ICT)

Information and Communications Technology (ICT) dalam

Bahasa Indonesia disebut Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Pengertian dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang

dikutip dari internet (http://media.diknas.go.id) dalam Rusman

(2013:87-88) adalah “sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua teknologi yang

berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan,

penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.” Istilah TIK atau

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

18

Information and Communications Technology (ICT) dalam

perkembangan jaman modern merupakan bagian dari pendidikan.

Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan

hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus

memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu

dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari

tujuan pembelajaran tersebut.Arief S. Sadiman (1996: 83) dalam

Rusman et. al. (2013: 105) mengatakan bahwa:

Ditinjau dari proses dan kesiapan pengadaannya, media

dikelompokan dalam dua jenis, yaitu media yang dimanfaatkan

atau digunakan oleh guru (media by utilization) yaitu media yang

sudah ada di pasaran dalam keadaan siap pakai atau siap digunakan

oleh guru (media by utilization) dan media yang sengaja didisain

atau dirancang oleh guru secara khusus untuk keperluan dan tujuan

pembelajaran tertentu.

Pernyataan tersebut di atas dapat dikategorikan bahwa media komputer

merupakan media yang disengaja didesain sedemikian rupa sehingga

dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.

Microsoft Office Powerpoint adalah sebuah program komputer

untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft. Program

Powerpoint merupakan salah satu software yang dirancang untuk

menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam

pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak

membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data.

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

19

Anitah (2009: 79) menyatakan ada dua cara untuk menampilkan

media visual, yaitu: a) Diketik dengan menggunakan program MS

Word, atau Power Point, kemudian diprint. Dari hasil cetakan ini dapat

di copy ke transparan; b) Bahan diketik dengan menggunakan MS

Power Point, dicopy pada CD atau USB untuk ditampilkan melalui

LCD Projector.

Penggunaan media LCD Projector dimaksudkan untuk

mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang akan digunakan

dalam pembelajaran, demi mencapai hasil belajar yang diinginkan

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Maka dari

itu guru tidakhanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi

juga terampil dalam menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan

belajar mengajar. LCD Projector digunakan pada saat guru melakukan

eksplorasi, dengan media ICT maka dapat memberikan suasana belajar

yang menyenangkan dan menciptakan proses pembelajaranyang efisien.

3. Tanggung Jawab

a. Pengertian Tanggung Jawab

Karakter berhubungan dengan sikap yang dilakukan oleh

seseorang secara terus menerus sehingga menjadi sebuah karakteristik

pada diri orang tersebut. Salah satu usaha untuk menanamkan karakter

pada diri seseorang yaitu melalui pendidikan karakter. Pendidikan

karakter merupakan suatu usaha menanamkan nilai-nilai ataupun

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

20

moral guna membentuk insan agar memiliki kepribadian yang baik.

Karakter yang dikutip dalam Samani dan Hariyanto (2012: 41)

memiliki pengertian “Character isn’t inherited. One builds its daily by

the way one thinks and aets, thought by thought, action by action

(Helen G. Douglas)”, dapat dijelaskan bahwa karakter tidak

diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan

hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran,

tindakan demi tindakan. Diantara ke-18 nilai karakter yang ada pada

pendidikan karakter, sikap tanggung jawab merupakan salah satu

karakter yang sangat penting.

Sesuai dengan pendapat Muchlas dan Hariyanto(2012: 51)

menyatakan:

Tanggung jawab yaitu melakukan tugas dengan sepenuh hati,

bekerja dengan etos yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai

prestasi terbaik (giving the best), mampu mengontrol diri dan

mengatasi stres, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan dan

keputusan yang diambil.

Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak dapat hidup sendirian.

Hidup dalam bermasyarakat terdapat jalinan sosial yang harus

dipertanggungjawabkan bersama. Jalinan sosial tersebut merupakan

nilai-nilai/ norma yang telah disetujui bersama, sehingga setiap orang

memiliki perannya masing-masing untuk dapat melaksanakannya

dengan penuh tanggung jawab. Tanggung jawab erat kaitannya

dengan kewajiban. Kewajiban merupakan tugas yang dibebankan

kepada seseorang yang harus dilaksanakan, maka dalam hal ini adalah

tanggung jawab seseorang terhadap kewajibannya. Pendapat diatas

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

21

diperkuat oleh pendapat Yaumi (2014: 72-73)yang menjelaskan

bahwa:

Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu tugas atau

kewajiban untuk melakukan atau menyelesaikan tugas dengan

penuh kepuasan (yang diberikan oleh seseorang, atau atas janji

atau komitmen sendiri) yang harus dipenuhi seseorang, dan yang

memiliki konsekuen hukuman terhadap kegagalan.

Sangat jelas disebutkan bahwa tanggung jawab merupakan

sekumpulan tugas atau kewajiban yang harus dilaksanakan baik itu

atas perintah/permintaan orang lain ataupun komitmen terhadap diri

sendiri, sehingga apabila kita dapat melaksanakan kewajiban

itudengan baik maka kita akan mendapatkan kepuasan tersendiri dan

apabila kita gagal dalam melaksanakan kewajiban maka akan ada

konsekuensi.

Melalui pendidikan karakter terutama dalam penanaman sikap

tanggung jawab, diharapkan dapat melatih siswa agar dapat

melaksanakan tugas sekolah atau rumah dengan baik. Mengerti dan

memahami mengenai hak dan kewajiban yang harus dimiliki siswa

sehingga ia dapat lebih mudah dalam menjalani kehidupannya serta

siswa akan lebih memahami makna dari kehidupan yang ia jalani

sebagai warga negara yang baik. Mengutip pendapat Miller (2009: 13)

dalam Yaumi(2014: 72-73) menulis tentang tanggung jawab sebagai

berikut:

To be responsible means to be answerable or accountable. A

responsible person can be relied upon to make a strong effort to

perform his or her duties and to honor commitments. Is a person

acts responsibly, other know that this person is dependable.

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

22

Pernyataan diatas memiliki pengertian bahwa tanggung jawab berarti

dapat dijawab atau dapat dipertanggungjawabkan. Seseorang yang

bertanggung jawab dapat diandalkan untuk melakukan tugasnya dan

untuk menghormati komitmen. Jika seseorang bertindak secara

bertanggung jawab, orang lain tahu bahwa orang ini teguh dan dapat

diandalkan.Hal tersebut juga sejalan dengan pendapat Mustari (2014:

19) yang menyatakan bahwa:

Bertanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana yang

seharusnya seseorang lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat

dan lingkungan (alam, sosial, budaya), negara dan Tuhan.

Pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa setiap orang memiliki

tanggung jawab untuk melaksanakan kewajiban yang diembannya

baik itu terhadap diri sendiri dan lingkungan maupun terhadap negara

dan Tuhan. Tanggung jawab yang baik berada pada keseimbangan

yang serasi antara perolehan hak dan penunaian kewajiban. Kewajiban

juga harus berasal dari hati dan kemauan diri sendiri atas kewajiban

yang harus di tanggung jawabkan. Manusia merasa bertanggung

jawab karena adanya rasa sadar dan menyadari akibat baik atau buruk

perbuatannya itu. Untuk meningkatkan kesadaran bertanggung jawab,

perlu ditempuh dan diusahakan melalui pendidikan, penyuluhan,

keteladanan dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh sebab itu

penanaman karakter sikap tanggung jawab perlu mendapatkan

perhatian yang serius.

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

23

Mustari (2014: 21-26) menyebutkan terdapat beberapa macam

tanggung jawab, yaitu:

1) Tanggung Jawab Personal

Tanggung jawab merupakan respon kita pada kebutuhan

oarang lain.Erich Fromm dalam bukunya The Art of Loving.

“Menjawab” atau “merespon” itu tergantung pada keinginan

masng-masing individu.

2) Tanggung Jawab Moral

Tanggung jawab moral biasanya merujuk pada pemikiran

bahwa seseorang mempunyai kewajiban moral dalam situasi

tertentu.

3) Tanggung Jawab Sosial

Sebegitu besarnya tanggung jawab membebani manusia,

sehingga manusiapun mesti bertanggung jawab kepada

masyarakat di sekelilingnya. Inilah yang disebut dengan

tanggung jawab sosial (sosial responsibility).

4) Pendidikan Tanggung Jawab

Kebiasaan itu lebih kuat daripada kesadaran. Oleh karena itu,

untuk tanggung jawab ini kita harus membiasakan diri

menjadi orang yang bertanggung jawab.

Sikap tanggung jawabdapat membantu seorang memecahkan

masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri maupun

masyarakat. Hidup bermasyarakat hendaknya dalam berpikir, berbuat,

bertindak, berperilaku, manusia tidak dapat berbuat seenaknya sendiri.

Bila perbuatan itu salah maka ia harus bertanggung jawab. Manusia

sebagai makhluk sosial disini merupakan anggota masyarakat yang

tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat

yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat

tersebut. Setelah kita bisa bertanggung jawab terhadap diri sendiri,

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

24

maka kita tinggal membiasakan diri bertanggung jawab kepada orang

lain.

Pendidikan tanggung jawab merupakan pendidikan tentang hak

dan kewajiban.Kesadaran siswa harus digugah bahwa mereka harus

bertanggung jawab dalam setiap hal, mereka harus mengerti tentang

hak dan kewajiban yang harus mereka perankan. Pentingnya

pendidikan karakter khususnya pendidikan tanggung jawab agar

dapatterealisasikan dengan baik dibutuhkan kesadaran dan

kesungguhan dari semua pihak yang terkait dengan instansi

pendidikan.

b. Indikator Sikap Tanggung Jawab

Berdasarkan penjelasan diatas, maka perumusan indikator yang

dikutip dari Daryanto (2013: 142-143) adalah sebagai berikut:

1) Indikator Sekolah:

a) Membuat laporan setiap kegiatan yang dilakukan dalam

bentuk lisan maupun tertulis.

b) Melakukan tugas tanpa disuruh.

c) Menunjukan prakasa untuk mengatasi masalah dalam

lingkup terdekat.

d) Menghindarkan kecurangan dalam pelaksanaan tugas.

2) Indikator Kelas:

a) Pelaksanaan tugas piket secara teratur.

b) Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.

c) Mengajukan usul pemecahan masalah.

Indikator diatas masih terlalu luas cakupannya, maka peneliti

menggunakan indikator mata pelajaran dalam penelitian. Indikator

mata pelajaran menggambarkan perilaku afektif seorang siswa

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

25

berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Indikator keberhasilan nilai

karakter tanggung jawab dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut ini:

Tabel 2.5 Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter

Nilai Indikator

Tanggung

Jawab Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik.

Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan.

Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan.

Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama.

Sumber: Fitri, A. Z., (2012: 43)

Indikator keberhasilan nilai karakter tanggung jawab yang dapat

peneliti kembangkan berdasarkan pada tabel 2.5 yaitu sikap tanggung

jawab khususnya mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Manusia mengalami tumbuh dan berkembang melalui kegiatan

belajar.Mengutip pendapat Burton dalam Aunurrahman (2012: 35)

merumuskan pengertian “belajar sebagai perubahan tingkah laku pada

diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu

dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu

berinteraksi dengan lingkungannya.”Sesungguhnya sebagian besar

aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan

belajar, dengan demikian tidak ada batasan usia, ruang dan waktu

dalam kegiatan belajar

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

26

Sebagaimana pengertian belajar yang dikutip dari buku

Educational Psycology, H.C. Witheringtondalam Aunurrahman(2012:

35) dijelaskan bahwa “belajar adalah suatu perubahan di dalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi

berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu

pengertian.” Mengarah pada beberapa pendapat diatas dapat

dimengerti bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku

seseorang yang disebabkan oleh adanya hubungan interaksi dengan

lingkungan, dalam hal ini adalah lingkungan pembelajaran sekolah

pada saat pembelajaran yang akan menambah pengetahuan,wawasan,

sikap dan keterampilan seseorang.Pendapat di atas sejalan dengan

pendapat yang dikemukakan oleh Slameto (2010: 2)yaitu:

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Jelas bahwa belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

diakibatkan oleh adanya suatu interaksi dengan lingkungan di

sekitarnya sehingga membentuk suatu perubahan pada diri individu

tersebut. Jika seseorang tersebut tidak melakukan usaha, maka dia

tidak akan mendapatkan perubahan tingkah laku yang diharapkan

tentang belajar bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku pada

diri individu yang bersifat relatif permanen dan terjadi sebagai hasil

pengalaman.

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

27

b. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut pendapat Arifin (2013: 13) “kata prestasi berasal dari

bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia

menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.” Istilah “prestasi belajar”

berbeda dengan “hasil belajar”. Prestasi belajar pada umumnya

berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar

meliputi aspek pembentukan watak siswa. Kegiatan belajar sangat

berkaitan dengan prestasi belajar, karena belajar merupakan proses,

sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

Arifin (2013: 13) prestasi belajar memiliki beberapa fungsi

utama, antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingintahu. Para

ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi

keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum

manusia”.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan

pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik

(fedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

28

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu

institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang

digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik.

Indikator ekstern dalam arti bahwa dalam tinggi rendahnya

prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan

peserta didik di masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan)

peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didikmenjadi

fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah

yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

Beberapa fungsi prestasi belajar diatas menunjukan bahwa

prestasi belajar dapat dijadikan sebagai tolak ukur kecakapan yang

dicapai dalam bentuk nilai. Prestasi belajar ini dapat ditunjukan

dengan jumlah nilai raport ataupun nilai tes siswa . Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Cronbach dalam Zainal Arifin(2013:13) bahwa:

Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain sebagai

umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan

diagnostik, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, utnuk

kerperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau

penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk

menentukan kebijakan sekolah.

Cara mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, dapat

ditunjukan dengan nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

29

oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang

ditempuhnya. Hasil tes tersebut digunakan guru untuk berbagai

keperluan yang bersangkutan dengan kebutuhan diagnostik dalam

menentukan berbagai pertimbangan.

Semua pelaku pendidikan pasti menginginkan tercapainya

prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi yang tinggi

merupakansalah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran.

Namun, tidak semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi.

Tinggi rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi

oleh banyak hal. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

menurut Mulyasa (2014: 190-191) dikelompokan menjadi empat,

yaitu “(a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor

instrumental; dan (d) kondisi peserta didik.” Faktor-faktor tersebut

baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan kontribusi

tertentu terhadap prestasi belajar siswa.

Mulyasa (2014: 198-199) mengungkapkan terdapat banyak

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, untuk

melancarkan kegiatan belajar, dan meningkatkan prestasi belajar, hal-

hal dibawah ini perlu diperhatikan:

1) Dibentuk kelompok belajar, karena dengan belajar bersama

peserta didik yang kurang paham dapat diberitahu oleh

peserta didik yang telah paham.

2) Semua pekerjaan dan latihan yang diberikan oleh guru

hendaknya dikerjakan segera dan sebaik-baiknya.

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

30

3) Mengesampingkan perasaan negatif dalam membahas atau

berdebat mengenai suatu masalah/ pelajaran.

4) Rajin membaca buku yang bersangkutan dengan pelajaran.

5) Berusaha melengkapi dan merawat dengan baik alat-alat

belajar.

Hal-hal diatas perlu diperhatikan siswa untuk menunjang dalam

memperoleh prestasi belajar yang memuaskan.Hasil tes prestasi

merupakan salah satu informasi penting guna pengambilan keputusan

pendidikan. Hal ini didukung oleh pendapat dari Gronlund (1977)

dalam Azwar (2013:18-21) mengenai penyusunan tes prestasi

merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi

sebagai berikut:

1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah

dibatasi secara jelas dengan tujuan instruksional.

2) Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang

representatif dari hasil belajar dan dari mmateri yang

dicakup oleh program instruksional atau pengajaran.

3) Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling

cocok guna mengukur hasil belajar yang diingainkan.

4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai

dengan tujuan penggunaan hasilnya.

5) Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin

dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.

6) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan

belajar peserta didik.

Prestasi belajar terutama dinilai dari aspek kognitifnya karena

bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam kognitifnya. Hasil

yang diperoleh siswa sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.

Prestasi belajar ini merupakan indikator kualitas pengetahuan yang

sudah dikuasai oleh siswa. Prestasi belajar seorang siswa adalah hasil

dari sistem pendidikan sehingga tingkat keberhasilanya ditentukan

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

31

oleh sistem belajar itu sendiri. Sekolah merupakan salah satu sistem

pendidikan formal yang membentuk siswa agar bisa meningkatkan

prestasi belajar mereka.

5. Pembelajaran Langsung

Penggunaan model pembelajaran langsung dalam penelitian ini

dilaksanakan di kelas kontrol. Model pembelajaran langsung ini sama

halnya dengan model pembelajaran klasikal yang artinya guru lebih

berperan aktif memberikan materi dalam kegiatan pembelajaran

dibandingkan siswanya. Diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Suprijono (2015: 65-73) “pembelajaran langsung atau direct

instruction dikenal dengan sebutan whole-class teaching.” Penyebutan

itu mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam

mengusung isi pelajaran kepada siswa dan mengajarkannya secara

langsung kepada seluruh kelas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

langsung merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru sebagai

penyampai informasi dan siswa sebagai pendengar/ partisipan dalam

kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran langsung dirancang untuk pengusaan pengetahuan

prosedural, pengetahuan deklaratif (pengetahuan faktual) serta berbagai

keterampilan. Berikut ini disajikan tahapan model pembelajaran langsung

dalam tabel 2.3 berikut:

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

32

Tabel 2.6 Tahapan Pembelajaran Langsung

Fase-Fase Perilaku Guru

Fase 1: Establishing Set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik.

Menjelaskan tujuan pembelajaran,

informasi latar belakang pelajaran,

mempersiapkan peserta didik untuk

belajar.

Fase 2: Demonstrating

Mendemonstrasikan

pengetahuan atau

keterampilan.

Mendemonstrasikan keterampilan yang

benar, menyajikan informasi tahap demi

tahap.

Fase 3: Guided Practice

Membimbing pelatihan.

Merencanakan dan memberi pelatihan

awal.

Fase 4: Feed Back

Mengecek pemahaman dan

memberikan umpan balik.

Mengecek apakah peserta didk telah

berhasil melakukan tugas dengan beik,

memberi umpan balik.

Fase 5: Extended Practice

Memberikan kesempatan

untuk pelatihan lanjutan dan

penerapan.

Mempersiapkan kesempatan melakukan

pelatihan lanjutan, dengan perhatian

khusus pada penerapan kepada situasi

lebih kompleks dalam kehidupan sehari-

hari.

Sumber: Suprijono (2014: 69)

6. Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata

pelajaran yang sangat penting peranannya dalam membentuk warga

negara baik. Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 pasal 39,

tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan:

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan usaha untuk

membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan

dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga negara dengan

negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga

negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Sekolah sebagai bagian dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai

pusat pemberdayaan siswa yang kondusif dalam mengembangkan

kreativitas dan memberi suasana demokratis bagi perkembangan

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

33

kualitas pribadi siswa dalam proses kegiatan pembelajaran.Pendapat

tersebut sejalan dengan pendapat dari Zamroni dalam Taniredja(2013:

2) mendefinisikan bahwa:

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan demokrasi

yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat

berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktifitas

menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi

adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin

hak-hak warga masyarakat.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha yang dilakukan untuk

mempersiapkan masyarakat agar dapat hidup secara demokratis dalam

rangka menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis antar

sesama warga negara.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan

bahwa mata pelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang

secara umum membahas tentang kemasyarakatan. Mata pelajaran PKn

mengkaji mengenai hal-hal yang terkait pada hukum, karakter warga

negara, mengatur hak-hak dan kewajiban warga masyarakat agar

tercipta kehidupan yang demokratis, selaras dan harmonis. Melihat

peranan mata pelajaran PKn yang begitu penting dalam dunia

pendidikan, oleh peneliti mata pelajaran PKn digunakan sebagai mata

pelajaran yang akan diteliti, sesuai dengan permasalahan yang telah

dijelaskan pada bab I. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan

mata pelajaran PKn dengan materi globalisasi di kelas IV semester 2.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diajukan untuk

melakukan penelitian ada pada tabel 2.7 berikut:

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

34

Tabel 2.7 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

4. Menunjukkan sikap

terhadap

globalisasidi

lingkungannya.

4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh

globalisasi di lingkungannya.

4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang

pernah ditampilkan dalam misi kebidayaan

internasional.

4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh

globalisasi yang terjadi di lingkungannya.

Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui bahwa materi yang

akan digunakan untuk penelitian yaitu Globalisasi.

b. Globalisasi

Globalisasi merupakan proses suatu pengaruh/ perubahan yang

mendunia. Mengutip pendapat yang ditulis oleh Bestari dan Sumiati

(2008: 79) Kata "globalisasi" diambil dari kata globeyang artinya bola

bumi tiruan atau duniatiruan. Kemudian, kata globe menjadi global,

yang berarti universal atau keseluruhan yangsaling berkaitan. Jadi,

globalisasi adalah prosesmenyatunya warga dunia secara umum

danmenyeluruh menjadi kelompok masyarakat.

Berdasarkan perkembangan sejarah kehidupan manusia, sejak

zaman prasejarah sampai sekarang alam dimanfaatkan

semaksimalmungkin sebagai peralatan, perkakas, dan sumber

makanan, hal itu dilakukan demi keberlangsungan hidup manusia

pada zaman prasejarah. Sekarang, semua itu sudah berbeda, dengan

adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yangberkembang pesat,

terciptalah alat transportasidan komunikasi. Hal ini memungkinkan

manusiadapat berhubungan satu sama lain walaupunjaraknya sangat

jauh.

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

35

Kemajuan dari teknologi transportasi dan komunikasi pasti akan

membawa dampakatau pengaruh bagi kehidupan kita.

Misalnya,barang-barang luar negeri yang dahulu sangatsulit diperoleh,

sekarang dengan mudah kitadapatkan di mana saja. Contoh lain,

yaituhandphone atau telepon selular, yang dahuluhanya terdapat di

negara-negara maju, sekarangsudah ada di berbagai belahan dunia.

Adanyaperkembangan tersebut akan menimbulkan pengaruh atau

dampak positif dan negatif.Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan materi globalisasi dalam mata pelajaran PKn dengan

menggunakan model pembelajaran Team Games Tournamets (TGT).

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian telah dilakukan terhadap model pembelajaran Team

Games Tournamnets (TGT). Namun peneliti tidak menemukan penelitian

yang sama persis dengan masalah yang akan diteliti peneliti. Diantaranya

penelitian yang telah dilakukan oleh:

1. Wahyuni, K., M., dkk (2014) dalam jurnal artikel yang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) Melalui

Variasi Reinforcement Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD

Gugus III Batuan Sukawati Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil penelitian

menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS

antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Team Game

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

36

Tournament (TGT) Melalui Variasi Reinforcement dengan siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut

terbukti dengan lebih besar dari yaitu 7,81 > 2,000 dengan

perolehan rata-rata hasil belajar IPS kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas kontrol yaitu sebesar 76,85 > 66,70, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Team Game

Tournament (TGT) Melalui Variasi Reinforcement terhadap hasil belajar

IPS siswa kelas V SD Gugus III Batuan Sukawati tahun pelajaran

2013/2014.

2. Yuliana, (2012) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, FKIP Universitas Tanjungpura, dengan judul Pengaruh Penerapan

TGT Terhadap Hasil Belajar Pada Pembelajaran Matematika Kelas IV

SDN 11 Ponkot. Berdasarkan perhitungan statistik dari rata-rata hasil

post-test kelas kontrol sebesar 66,94 dan rata-rata hasil post-test kelas

eksperimen sebesar 83,42 diperoleh sebesar 3,63 dan (α =

5% dan dk = 53) sebesar 1,6755, yang berarti (3,63) >

(1,6755), dengan demikian maka Ha diterima, dan dari perhitungan effect

size, diperoleh effect size sebesar 0,86 (kriteria tinggi). Hal ini berarti

pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Team Games

Tournament memberi pengaruh yang besar terhadap tingginya hasil

belajar siswa kelas IV SDN 11 Pontianak Kota.

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

37

Penelitian diatas relevan dengan penelitian ini, karena menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dalam

kegiatan pembelajaran. Perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian

ini yaitu terletak pada variabelnya. Variabel penelitian ini yaitu prestasi

belajar dan sikap tanggung jawab siswa. Selain itu lokasi penelitianpun

berbeda, penelitian ini dilakasanakan di SD N 1 Toyareka, Purbalingga.

Fungsi dari penelitian yang relevan untuk memperkuat penelitian ini bahwa

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament

(TGT) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap subjek yang diteliti.

C. Kerangka Pikir

Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaranyang menekankan

pada kerjasama team dan tanggung jawab individu. Melalui metode

tersebutmenunjukan bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan.

Model pembelajaran TGT diharapkan siswa tidak hanya mampu

meningkatkan prestasi belajarnya, namun juga dapat meningkatkan

pemahamannya terhadap materi pembelajaran dengan lebih baik. Peneliti

berasumsi bahwa model pembelajaran TGT cocok untuk diterapkan dalam

pembelajaran PKn terutama untuk mengembangkan aspek sikap tanggung

jawab siswa dan aspek pengetahuan.Kerangka berpikir penelitian dapat

dilihat pada gambar 2.2 berikut:

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Team Games …repository.ump.ac.id/4789/3/BAB II_LILIANA JUSNITA...11 a. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian dikelas. Saat

38

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir diatas, maka

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatiftipe Team Games

Tournament (TGT) menggunakan media ICT terhadap sikap tanggung

jawab pada materi Pkn kelas IV di Sekolah Dasar.

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatiftipe Team Games

Tournament (TGT) menggunakan media ICT terhadap prestasi belajar

siswa pada materi Pkn di kelas IV di Sekolah Dasar.

Kondisi Akhir: Memberikan

Pengaruh terhadap Prestasi

Belajar PKn dan Sikap

Tanggung Jawab

Kondisi Awal:

Prestasi Belajar PKn Masih

Rendah

Prestasi Belajar dan Sikap

Tanggung Jawab

( Y )

Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe

Team Games Tounament

(TGT)

( x )

Pengaruh Model Kooperatif…, Liliana Jusnita Abdullah, FKIP UMP, 2016