bab ii tinjauan pustaka a. 1. pengertian dan …repository.ump.ac.id/4951/3/danang kurniawan_bab...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ikan Lele
1. Pengertian dan Klasifikasi Ikan Lele
Ikan lele adalah marga (genus) ikan yang hidup di air tawar. Ikan ini mempunyai
ciri-ciri khas dengan tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang serta memiliki sejenis
kumis yang panjang, mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Ikan ini sebenarnya terdiri
atas berbagai jenis (spesies). Sedikitnya terdapat 55 jenis ikan lele di seluruh dunia. Ikan-
ikan marga Clarias ini dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan
sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang. Kepalanya keras menulang dibagian
atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak diujung moncong, dilengkapi
dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air
yang gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur
insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam pada sirip-sirip dadanya
(Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah, 2008).
Menurut Soetomo (2007:17) ikan lele tergolong dalam :
Phylum : Chordata (binatang bertulang belakang)
Kelas : Pisces (bangsa ikan bernafas dengan insang)
Subkelas : Telestoi (ikan bertulang sejati)
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Silaroidae (bentuk tubuh memanjang dan tidak bersisik)
Famili : Claridae
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
7
Ikan lele mempunyai organ insang tambahan yang memungkinkan ikan ini
mengambil oksigen pernapasannya dari udara di luar air. Karena itu ikan lele tahan hidup
di perairan yang airnya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele ini relatif tahan terhadap
pencemaran bahan-bahan organik. Oleh karena itu ikan lele tahan hidup di comberan
yang airnya kotor. Ikan lele hidup dengan baik di dataran rendah sampai daerah
perbukitan yang tidak terlalu tinggi. Apabila suhu tempat hidupnya terlalu dingin,
misalnya dibawah 20 C, pertumbuhannya agak lambat. Di daerah pegunungan dengan
ketinggian di atas 700 meter, pertumbuhan ikan lele kurang begitu baik. Lele tidak
pernah ditemukan hidup di air payau atau asin (Suyanto, 2002:56).
Lele, secara ilmiah, terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila
lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain : ikan kalang (Sumatra
Barat), ikan maut (Gayo dan Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling
(Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan
keli (Malaysia). Sedang di negara Inggris dikenal dengan nama catfish, siluroid, mudfish
dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang
berarti „lincah‟, „kuat‟, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di
luar air. Ikan lele mencapai kedewasaan setelah mencapai ukuran 100 gram atau lebih.
Jika sudah masanya berkembangbiak, ikan jantan dan betina berpasangan. Pasangan itu
lalu mencari tempat, yakni lubang yang teduh dan aman untuk bersarang. Lubang sarang
ikan lele terdapat kira-kira 20-30 cm di bawah permukaan air. Ikan lele tidak membuat
sarang dari suatu bahan (jerami atau rumput-rumputan) seperti ikan gurame, melainkan
hanya meletakkan telurnya di atas lubang sarangnya itu (Suyanto, 2002:56).
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
8
2. Budidaya Ikan Lele
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selalu berusaha untuk mengambil
dari alam. Manusia dituntut untuk bekerja keras tetapi tidak mengesampingkan
hubungannya dengan Tuhan. Salah satu usaha manusia dalam memenuhi kehidupannya
adalah berusaha memanfaatkan binatang, baik yang hidup di air tawar, di laut, dan di
darat. Seperti halnya yang dilakukan oleh pembudidaya ikan lele dengan tujuan untuk
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Menurut bahasa, budidaya adalah upaya atau
usaha mengembangbiakkan ternak atau tanaman. Usaha pembudidayaan adalah suatu
organisasi produksi dimana pelaku sebagai usahawan yang mengorganisasi alam, tenaga
kerja dan modal untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Aktivitas budidaya ikan
(fish kultur) mencakup pengendalian pertumbuhan dan pengembangbiakan.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan
secara komersial oleh masyarakat. Budidaya ikan lele berkembang pesat dikarenakan
ikan lele dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar
tinggi, teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat dan modal usaha yang
dibutuhkan relatif rendah (Sunarma, 2004:23).
Secara garis besar kegiatan budidaya ikan lele meliputi pembenihan, pendederan,
dan pembesaran, tetapi budidaya ikan lele tidak harus dilakukan secara integrated dari
pembenihan, pendederan, dan pembesaran dalam satu unit usaha (Khairuman dan Amri,
2002:126).
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
9
a. Pembenihan Ikan lele
Kegiatan pembenihan merupakan kegiatan awal dalam budidaya. Tanpa kegiatan
pembenihan, kegiatan pendederan dan pembesaran tidak akan terlaksana, karena benih
yang digunakan pada kegiatan pendederan dan pembesaran semuanya berasal dari
kegiatan pembenihan. Secara garis besar, kegiatan pembenihan meliputi pemilihan
induk, pemijahan, penetasan telur dan perawatan larva ( Khairuman dan Amri
2002:126).
1) Pemilihan Induk Ikan lele
Dalam pembenihan ikan lele, induk merupakan sarana produksi paling penting.
Untuk mendapatkan induk yang berkualitas baik, maka ada beberapa tahap seleksi
yang diperlukan. Tahap pertama dimulai sejak ikan lele masih berupa benih hasil
pendederan. Benih yang dipilih adalah yang pertumbuhannya cepat, bentuknya
normal, dan kondisinya sehat. Selanjutnya benih tersebut dipelihara secara khusus
(Prihartono dkk, 2000:88). Benih dipelihara 6-8 minggu, benih tersebut diseleksi
kembali sesuai dengan criteria seperti pada seleksi pertama. Benih hasil seleksi ini
dipelihara lagi, demikian seterusnya hingga diperoleh calon induk yang baik.
Untuk dijadikan induk, calon induk tersebut tidak boleh dipelihara dalam
satu kolam, tetapi harus dipelihara dalam kolam terpisah untuk setiap jenis kelamin.
Agar mendapatkan hasil yang baik dan induk betina yang dipilih dapat dipijahkan,
maka induk jantannya harus dari daerah atau tempat lain. Hal ini dilakukan agar
perkawinan sekerabat dapat dihindarkan. Induk ikan lele biasanya dapat dipijahkan
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
10
sekitar umur setahun atau bobot tubuhnya sudah mencapai 700-800 gram. Biasanya
ikan lele ukuran tersebut dapat memijah 5-6 kali dalam satu tahun.
2) Pemijahan
Menurut Prihartono et al. (2000:88), pemijahan dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
a) Pemijahan alami (Natural Spawning)
Pemijahan alami dilakukan dengan cara memilih induk jantan dan betina
yang benar-benar matang gonad, kemudian dipijahkan secara alami di bak
pemijahan dengan pemberian kakaban.
b) Pemijahan buatan
Pemijahan buatan dilakukan dengan cara merangsang induk dengan
penyuntikan hormon perangsang, kemudian dipijahkan secara buatan.
Pemijahan buatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu induced spawning dan
streeping. Pemijahan semi alami (induced spawning) dan streeping dilakukan
setelah penyuntikan terhadap induk betina dengan menggunakan ekstra pituitary
atau hipofisis atau hormone perangsang. (misalnya, ovaprim, ovatide,
Llieutenaizing Hormone Releasing Hormone (LHRH), atau yang lainnya).
Penyuntikan hormon ini cukup satu kali untuk satu masa bertelur. Penyuntikan
ini dilakukan secara intramuskular (melalui otot) pada bagian punggung.
Induced spawning merupakan pemijahan yang dilakukan dalam bak
berukuran 3 m x 4 m dengan ketinggian 1 m. Di dalam bak tersebut
dipasangkan hapa halus, selanjutnya induk jantan dan betina yang sudah
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
11
disuntik dimasukan ke dalam hapa pada sore hari. Dengan cara ini induk akan
memijah secara alami.
Pemijahan secara streeping berbeda dengan induced spawning. Induk
jantan dan induk betina pada pemijahan ini harus dipisahkan. Setelah 10-12 jam
dari penyuntikan, induk betina siap di streeping (pengerutan perut kearah
lubang kelamin), larutan sperma harus sudah disiapkan terlebih dahulu. Telur
yang keluar selanjutnya ditampung dalam wadah plastik dan pada saat yang
bersamaan dimasukan larutan sperma sambil diaduk sampai rata dengan
perlahan dan hati-hati dengan menggunakan bulu ayam.
3) Penetasan Telur dan Perawatan larva
Menurut Sunarma (2004:31), penetasan telur sebaiknya dilakukan pada air yang
mengalir pada debit kecil (1 liter per menit) untuk menjamin ketersediaan oksigen
terlarut dan penggantian air yang kotor akibat pembusukan telur yang tidak
berbuah. Biasanya lele menetas 30 jam-36 jam setelah pembuahan. Larva ikan lele
yang baru menetas memiliki cadangan makanan berupa kantung telur (yolksack)
yang dapat diserap sebagai sumber makanan bagi larva, sehingga tidak perlu diberi
pakan penetasan telur dan penyerapan yolksack akan lebih cepat terjadi pada suhu
yang lebih tinggi. Pakan dapat mulai diberikan setelah larva umur 4-7 hari atau
sampai larva berwarna hitam. Pada keadaan ini biasanya larva sudah siap
ditebarkan dalam kolam pendederan.
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
12
b. Pendederan Ikan Lele
Pendederan adalah pemeliharaan benih ikan yang berasal dari pembenihan hingga
mencapai ukuran tertentu. Pendederan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pendederan
pertama dan pendederan kedua. Pada pendederan pertama, benih ikan lele yang
dipelihara adalah benih yang berasal dari hasil pembenihan berukuran 1-3 cm. Benih ini
dipelihara selama 30-45 hari hingga saat panen dan akan diperoleh ikan lele berukuran
lebih kurang 5-8 cm per ekornya. Kepadatan penebaran ikan lele pada kegiatan
pendederan pertama ini adalah 150 ekor per 𝑚𝑚2 dengan luas kolam 1.000 𝑚𝑚2. Derajat
kelangsungan hidup ikan lele diperkirakan sekitar 60% (Khairuman dan Amri,
2002:129).
Pendederan kedua, benih yang dipelihara berasal dari hasil pendederan pertama.
Pemeliharaan dilakukan selama 30 hari hingga diperoleh ikan lele berukuran 8-12 cm
per ekornya. Derajat kelangsungan hidup ikan lele pada pendederan kedua di
perkirakan sekitar 70%. Perbedaan antara pendederan pertama dan pendederan kedua
adalah pada jumlah kolam yang digunakan yaitu sebanyak 2 buah dengan luas tiap
kolam sekitar 500 𝑚𝑚2.
Ikan lele dapat didederkan di kolam tanah, kolam tembok atau kolam terpal.
Tidak ada ketentuan khusus mengenai luas kolam.kolam yang baik harus memiliki
saluran pemasukan dan pengeluaran air. Dibagian tengah dasar kolam dilengkapi
kamilir atau saluran tengah yang berfungsi untuk memudahkan penangkapan benih saat
dipanen.
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
13
c. Pembesaran Ikan Lele
Hasil pendederan belum cukup dijadikan ikan konsumsi, karena ukurannya masih
kecil yaitu baru mencapai 5-8 cm atau 8-12 cm per ekornya. Sementara itu, ikan lele
yang dinilai baik untuk dijadikan ikan konsumsi adalah jika telah mencapai jumlah 6-
10 ekor per kg. Dengan demkian kegiatan pembesaran merupakan pemeliharaan ikan
lele hasil pendederan sampai mencapai ukuran konsumsi. Masa pemeliharaan ikan lele
dalam kegiatan pembesaran yaitu selama 3-4 bulan atau tergantung dari permintaan
pasar (Khairuman dan Amri, 2002:131). Secara garis besar, kegiatan pembesaran
meliputi persiapan kolam, penebaran benih, pemeliharaan dan pemanenan.
d. Pengangkutan Ikan Lele
Pengangkutan adalah proses pemindahan ikan dari satu tempat ke tempat lain.
Khairuman dan Amri, 2002:132). Sistem pengangkutan ikan lele dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu secara tertutup dan secara terbuka.
Pengangkutan secara tertutup untuk pengangkutan ikan lele ukuran kecil (benih) atau
jarak angkutnya jauh. Wadah angkutnya dapat berupa kantung plastik yang berisi air
sebanyak 14 bagian dan oksigen, kemudian wadah ini diikat dengan menggunakan karet.
Air yang digunakan untuk mengisi kantung plastik sebaiknya telah diendapkan selama
1 hari untuk menghindari adanya gas-gas beracun. Sebelum diangkut, benih dipuasakan
beberapa jam agar tidak mengeluarkan kotoran selama pengangkutan, karena jika
selama pengangkutan ikan mengeluarkan banyak kotoran, maka ikan lele akan
keracunan atau kakurangan oksigen.
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
14
Untuk pengangkutan cara terbuka, umumnya untuk ikan lele berukuran besar
yang siap dikonsumsi atau jarak angkutnya dekat. Wadah angkutnya dapat berupa tong
plastik berkapasitas 20-200 liter yang berisi air sebanyak 14
bagian atau bak yang
terbuka dari fiber glass. Jika menggunakan tong plastik berukuran 200 liter, ikan lele
yang dapat diangkut sebanyak 40-50 kg per tong. Sebelum diangkut, ikan lele
dipuasakan selama satu hari dengan cara disimpan pada air mengalir agar tubuhnya
bersih (Khairuman dan Amri, 2002:132).
3. Analisis Usaha
Analisis usaha merupakan suatu cara untuk mengetahui tingkat kelayakan dari
suatu jenis usaha (Effendi dan Oktariza, 2006:75). Analisis usaha bertujuan untuk
mengetahui tingkat keuntungan, pengembalian modal, maupun titik impas suatu usaha.
Berbagai antisipasi untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan juga dapat
dilakukan apabila dilakukan analisis usaha.
Lele berpotensi untuk menjadi ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Apalagi di
Desa Purwonegoro, untuk membudidayakan ikan ini lahan yang tersedia masih cukup,
seperti sungai, kolam, serta badan air lainnya. Ikan lele mudah dipelihara sekaligus
memiliki keuntungan lain, ikan ini dapat ditebar dengan kepadatan tinggi. Oleh karena
itu, banyak masyarakat yang membudidayakan ikan lele karena mempunyai prospek
yang cukup bagus.
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
15
B. Kesejahteraan
1. Pengertian Kesejahteraan
Menurut UU No.16 tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial,
kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan sosial material maupun spiritual yang
diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman batin yang memungkinkan
bagi setiap warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
jasmaniah, rohaniah dan social yang sebaik-baiknya bagi diri sendiri, keluarga serta
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai
dengan Pancasila dan UUD 1945.
2. Indikator Kesejahteraan
Kesejahteraan merupakan sesuatu yang bersifat subyektif, sehingga ukuran
kesejahteraan bagi setiap individu atau keluarga berbeda satu sama lain. Tetapi pada
prinsipnya kesejahteraan berkaitan erat dengan kebutuhan dasar. Apabila kebutuhan dasar
bagi individu atau keluarga dapat dipenuhi, maka dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan
dari individu atau keluarga tersebut sudah tercapai. Kebutuhan dasar erat kaitannya
dengan kemiskinan, apabila kebutuhan dasar belum terpenuhi oleh individu atau
keluarga, maka dikatakan bahwa individu atau keluarga tersebut berada dibawah garis
kemiskinan. Tingkat kesejahteraan sosial pada penelitian ini diukur dengan pendekatan
pengamatan terhadap kondisi perumahan, pendidikan, kesehatan, dan pola pengeluaran
rumah tangga.
Kesejahteraan masyarakat mempunyai aspek yang sangat kompleks dan tidak
memungkinkan untuk menyajikan data yang mampu mengukur semua aspek
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
16
kesejahteraan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan
indikator kesejahteraan di Kecamatan Purwanegara. Indikator tersebut adalah :
a. Pendapatan Rumah Tangga
Pendapatan rumah tangga digunakan sebagai proksi kesejahteraan karena
dipandang lebih mencerminkan apa yang dinikmati oleh masyarakat wilayah.
Pendapatan rumah tangga dapat diketahui dengan menjumlahkan pendapatan keluarga
dari semua sumber pendapatan.
b. Keadaan tempat tinggal
Penilaian terhadap kondisi rumah didasarkan pada jenis dinding rumah, jenis
lantai, jenis atap, serta status kepemilikan.
c. Fasilitas tempat tinggal
Fasilitas tempat tinggal merupakan salah satu hal yang digunakan sebagai
ukuran kesejahteran masyarakaat, hal ini dikarenakan fasilitas tempat tinggal sangat
penting untuk kegiatan rumah tangga. Fasiltas tempat tinggal didasarkan pada ada atau
tidaknya perlengkapan rumah, kakus, alat mandi,dll.
d. Kesehatan anggota keluarga
Kondisi kesehatan didasarkan pada kondisi sanitasi perumahan serta kondisi
perlengkapan air minum, air mandi, cuci, dan kakus (Badan Pusat statistik, 2012).
Kondisi perkembangan kesehatan rakyat yang antara lain tercermin dari tingkat akses
terhadap kesehatan punya pengaruh yang sangat besar terhadap kesejahteraan rakyat.
Selain itu, kesehatan bersama pendidikan adalah investasi yang terpenting dalam
pengembangan sumberdaya manusia.
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
17
e. Pendidikan anak
Pendidikan adalah karakteristik penting dalam menentukan pekerjaan dan
pendapatan seseorang. Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi nilai-
nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap suatu
masalah (Sumarwan, 2004:42). Rendahnya tingkat pendidikan dapat menyebabkan
terbatasnya akses kepala keluarga pada kegiatan produktif, dengan kata lain kepala
keluarga mempunyai peluang sangat kecil untuk bekerja di sektor pekerjaan yang
produktif. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya dan kebijakan yang nyata dan
sungguh-sungguh untuk memeratakan dan meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Di samping itu, diperlukan juga kebijakan pendidikan yang tidak saja
ditujukan untuk mengembangkan aspek intelektual, tetapi juga mengembangkan
karakter peserta didik. Dengan demikian pendidikan menyiapkan siswa untuk memiliki
kemampuan akademik, dapat beradaptasi dengan lingkungan yang cepat berubah,
kreatif dalam mencari solusi masalah, dan memiliki watak yang baik.
f. Alat transportasi
Tingkat kesejahteraan diukur dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga
yang didasarkan pada pola pengeluaran untuk pangan, barang dan jasa,bahan bakar dan
perlengkapan rumah tangga. Ada atau tidaknya alat transportasi dapat digunakan
sebagai indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Karena alat
transportasi merupakan sesuatu kebutuhan penting yang bertujuan untuk memudahkan
masyarakat dalam beraktifitas.
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
18
C. Peningkatan Kesejahteraan
Peranan budidaya ikan lele saat ini merupakan salah satu sektor perikanan yang
penting dalam mendukung perekonomian Kabupaten Banjarnegara pada umumnya dan Desa
Purwonegoro pada khususnya. Perkembangan ekonomi suatu wilayah tidak terlepas dari
saling terkaitnya sektor satu dengan sektor lainnya, demikian juga perkembangan ekonomi di
wilayah Kabupaten Banjarnegara pada sub sektor budidaya ikan lele di Desa Purwonegoro
ini sangat terkait erat dengan sektor-sektor lain seperti :
1. Pembenihan Ikan
Semakin berkembang budidaya ikan lele ini semakin banyak membutuhkan benih
ikan, sehingga mendorong perkembangan usaha pembenihan ikan.
2. Pakan Ikan
Semakin berkembang budidaya ikan lele dan berkembang pula usaha pembenihan
ikan, maka semakin banyak pakan ikan yang dibutuhkan, sehingga semakin mendorong
perkembangan pedagang pakan, perkembangan pedagang pakan ini banyak berkembang
karena semakin banyaknya pembudidaya ikan sehingga cukup menguntungkan bagi
penjual pakan ikan.
3. Tenaga Kerja
Semakin berkembang usaha budidaya ikan lele juga menyebabkan peningkatan
kebutuhan akan tenaga kerja, baik kebutuhan tenaga kerja yang langsung sebagai tenaga
di pembudidayaan, maupun sebagai tenaga di tempat usaha pembenihan ikan, penjualan
pakan, penjualan ikan konsumsi, penjualan benih ikan, sarana dan prasarana budidaya,
jasa panen, pabrik pakan serta transportasi.
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
19
4. Bahan baku penunjang, Sarana dan Prasarana Budidaya
Dengan berkembangnya usaha budidaya ikan lele, maka semakin banyak pula
bahan baku, sarana dan prasarana untuk kebutuhan budidaya, seperti : obat-obatan,
bambu, terpal, drum, kayu, paku, dan lain-lain. Juga semakin meningkatnya kebutuhan
bahan-bahan yang secara tidak langsung berhubungan dengan budidaya ikan, yaitu
semen, pasir, keramik, kayu, paku, atap (genting/seng/asbes) untuk membuat bangunan
penjualan pakan, penjualan sarana budidaya, dan lain-lain.
5. Transportasi
Semakin berkembang usaha budidaya ikan lele, maka semakin berkembang pula
kegiatan usaha transportasi baik untuk mengangkut hasil ikan konsumsi, benih ikan,
pakan ikan, bahan pendukung lainnya, maupun penumpangnya.
6. Kegiatan perdagangan
Budidaya ikan lele terus berkembang, maka semakin berkembang pula kegiatan
perdagangan yang berkaitan dengan berlangsungnya usaha budidaya ikan lele tersebut,
seperti : perdagangan ikan hasil budidaya, perdagangan benih ikan, perdagangan pakan
ikan, perdagangan sarana dan prasarana budidaya, serta perdagangan oksigen dan plastik
untuk packing ikan. Perkembangan budidaya juga meningkatkan kegiatan sektor
perdagangan lainnya, seperti: restoran/ tempat makan, perlengkapan pemancingan dan
pedagang konsumtif lainnya.
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
20
Dari sekian banyak dampak budidaya ikan lele tersebut terhadap peningkatan
kesejahteraan sektor-sektor lainnya memungkinkan banyak peluang bagi masyarakat di
Desa Purwonegoro untuk turut berperan serta memperoleh kesempatan agar dapat
meningkatkan taraf hidupnya baik sebagai tenaga atau pengusaha ikan lele secara
langsung maupun sektor-sektor lain yang terkait dengan budidaya ikan lele secara
langsung seperti pembenihan ikan, maupun secara tidak langsung seperti pedagang-
pedagang yang menyediakan kebutuhan bagi budidaya ikan.
Dari uraian tersebut diatas, maka dapat diketahui pengaruh keberadaan budidaya
ikan Lele terhadap kesejahteraan masyarakat. Ada beberapa pengaruh yang timbul dari
kegiatan usaha budidaya ikan lele di Desa Purwonegoro tersebut, diantaranya adalah :
a. Semakin berkembangnya kegiatan usaha budidaya ikan lele, maka semakin mendorong
perkembangan sektor ekonomi yang lain, seperti : permintaan benih ikan, permintaan
pakan ikan, permintaan tenaga kerja, dan perkembangan lembaga tataniaga.
b. Akibat perkembangan sektor-sektor ekonomi tersebut diharapkan dapat mendorong
peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat sekitar lokasi budidaya.
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
21
D. Penelitian Yang Relevan
No Judul Penulis Variabel Teknik Analisis
Hasil Penelitian
1. 2. 3.
Efisiensi Teknis Usaha Budidaya Ikan Lele DI kolam (Studi Kasus di Kabupaten Tulung Agung Propinsi Jawa Timur) Analisis efisiensi Teknis Usaha Budidaya Pembesaran Ikan Kerapu Dalam Karamba Jaring Apung Diperairan Teluk Lampung Analisis Efisiensi Budidaya Ikan Lele Dumbo di Kabupaten Demak
Tajerin 2007
Muhamad Noor 2005
Eko Pranggolaksito 2008
-Luaskolam -Benih -Pakan -Tenaga
kerja -Luas areal
karamba jaring apung
-benih ikan -tenagakerja -Pakan ikan -luas lahan -benih -pakan -tenaga
kerja
Teknik analisis data yang digunakan adalah stocastic production frountier Penelitian ini menggunakan analisis stocastic production frountier- technical efficiency Model analisis yang dipakai adalah Frontier dan Cobb Douglas
Tingkat efisiensi teknis yang dicapai oleh usaha budidaya pembesaran ikan lele di Tulung Agung dalam kategori sedang-tinggi Secara umum tingkat efisiensi teknis yang dicapai oleh pembesaran ikan kerapu dalam keramba jaring apung diperairan teluk Lampung tergolong dalam kategori sedang-tinggi a. Nilai rata-rata efisiensi
teknis sebesar 0,935 sehingga budidaya ikan lele dumbo di Kabupaten Demak belum efisien karena kurang dari satu
b. Usaha budidaya ikan lele di Demak cukup menguntungkan
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
22
E. Kerangka Berpikir
Potensi sumberdaya perikanan memiliki prospek yang sangat menjanjikan untuk
dikembangkan demi tercapainya tingkat pendapatan dan kesejahteraan bagi masyarakat,
khususnya pembudidaya. Salah satu jenis komoditi perikanan yang dirintis untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan adalah pembudidayaan/pemeliharaan ikan lele.
Dasar pemikiran adalah bahwa ikan lele mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dipasaran dan
memiliki pertumbuhan yang relatif cepat. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang
berpartisipasi dalam usaha budidaya ikan lele. Budidaya ikan lele mempunyai keunggulan
diantaranya: hemat lahan, tingkat produktivitas tinggi, masa panen yang relatif singkat, tidak
memerlukan pengelolaan air yang khusus sehingga dapat menekan input biaya produksi,
mudah dipantau, unit usaha dapat diatur sesuai kemampuan modal, pemanenan mudah.
Selain yang tersebut diatas, dengan adanya budidaya ikan lele di desa Purwonegoro
menyebabkan munculnya peluang usaha-usaha yang berhubungan dengan pembudidayaan
ikan lele seperti pedagang pakan ikan, usaha tempat makan, jasa transportasi, dan peluang
tenaga kerja. Mengacu pada hal tersebut, maka budidaya ikan lele menjadi sangat relevan
dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Kerangka pikir penelitian
dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut:
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013
23
DIAGRAM ALIR KERANGKA BERFIKIR
Gambar 1. Diagram alir kerangka berfikir
Budidaya Ikan Lele
Hasil Produksi Ikan Lele
Benih Ikan Pembesaran Ikan Lele
Penghasilan Pembudidaya Ikan Lele
Kesejahteraan Pembudidaya
Kajian Tingkat Kesejahteraan Keluarga…, Danang Kurniawan, FKIP UMP, 2013