bab ii tinjauan pustaka a. 1. manajemen laba (earning ...repository.ump.ac.id/7412/3/resti...
TRANSCRIPT
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Laba (Earning management)
Manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan
untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam
laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin
mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan (Sulistyanto, 2014:6). Menurut
Hery (2015:50) manajemen laba dapat diartikan sebagai sebuah trik
akuntan di mana fleksibilitas dalam penyusunan laporan keuangan
digunakan atau dimanfaatkan oleh manajer yang berusaha untuk
memenuhi target laba. Manajemen laba juga dilakukan dengan tujuan
untuk memenuhi harapan pihak eksternal perusahaan, seperti investor dan
kreditor (Hery,2015:51). Manajemen laba dilakukan oleh manajer atau
penyusun laporan keuangan karena mereka mengharapkan suatu manfaat
dari tindakan yang dilakukan (Hery, 2015:49). Menurut Riahi dan
Belkaoui (2006a:75) manajemen laba terjadi ketika para manajer
menggunakan pertimbangan mereka dalam pelaporan keuangan dan
struktur transaksi untuk mengubah laporan keuangan dengan tujuan
menyesatkan beberapa pemangku kepentingan mengenai kondisi kinerja
ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil-hasil kontraktual
yang bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan.
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
11
Ada empat alasan yang membuat manajer melakukan manajemen laba
(Hery,2015:50) yaitu :
1. Untuk memenuhi target internal.
2. Untuk memenuhi harapan pihak eksternal.
3. Memberikan perataan laba (Income smoothing).
4. Agar laporan seolah-olah tampak baik (window dressing) demi
kepentingan penawaran saham perdana ke publik atau
mendapatkan pinjaman.
2. Perataan Laba (Income Smoothing)
Perataan laba (income smoothing) adalah pengurangan fluktuasi laba
dari tahun ke tahun dengan memindahkan pendapatan dari tahun-tahun
yang tinggi pendapatannya ke periode-periode yang kurang
menguntungkan (Riahi dan Belkaoui, 2006a:73). Menurut Hery
(2015:51) Praktik penentuan waktu pengakuan pendapatan dan beban
secara hati-hati untuk meratakan jumlah laba yang dilaporkan dari satu
periode ke periode berikutnya dinamakan sebagai perataan laba (income
smoothing). Perataan laba merupakan salah satu aspek manajemen laba.
Manajer melakukan perataan laba pada dasarnya ingin mendapatkan
berbagai keuntungan ekonomi dan psikologis yaitu:
1. Mengurangi pajak terutang.
2. Meningkatkan kepercayaan diri manajer yang bersangkutan karena
laba yang stabil akan mendukung kebijakan deviden yang stabil
pula.
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
12
3. Mempertahankan hubungan manajer dengan karyawan karena
pelaporan laba yang meningkat tajam akan memberikan
kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah karyawan.
4. Siklus peningkatan dan penurunan laba dapat ditandingkan sehingga
gelombang optimisme dan pesimisme dapat diperlunak.
Menurut Hery (2015:52) Perataan laba dapat dicapai dengan dua cara,
yaitu:
1. Real smoothing
Real smoothing adalah perataan laba yang dilakukan melalui
transaksi keuangan sesungguhnya dengan mempengaruhi laba
melalui perubahan dengan sengaja atas kebijakan operasi.
2. Artifical smoothing
Artifical smoothing atau sering disebut juga Accounting smoothing,
yaitu perataan laba melalui prosedur akuntansi yang diterapkan
untuk memindahkan biaya dan atau pendapatan dari suatu ke periode
yang lain.
Pada dasarnya perataan laba adalah suatu pilihan pelaksanaan arus kas
dari sebuah perusahaan ke arah peredam fluktuasi dari pendapatan.
Bentuknya antara lain berupa upaya untuk mengendalikan peristiwa
ekonomi yang terjadi atau upaya untuk membuat suatu peristiwa ekonomi
dengan maksud memengaruhi arus kas dan meratakan laba. Tindakan yang
diambil oleh manajemen dalam perataan riil dimaksudkan untuk
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
13
mengubah keputusan produksi dan atau investasi perusahaan pada akhir
tahun, dengan didasarkan atas pengetahuan mengenai bagaimana kinerja
perusahaan sampai dengan saat tersebut (Riahi dan Balkoui, 2006a:74).
3. Teori Keagenan (Agency Theory)
Jensen dan Mecking (1976) dalam Najmudin (2011:307)
mengemukakan teori agensi (agency theory) dan sekaligus
mengintegrasikan dengan teory property rights serta pengembangan teori
struktur kepemilikan perusahaan. Dalam teori ini diuraikan mengenai
adanya hubungan antara pemisahan kepemilikan dan pengendalian
perusahaan. Jansen dan Mecking menguraikan adanya konflik principal
dengan agent yang disebutkan bahwa biaya agensi merupakan hasil
penjumlahan :
a. Pengeluaran untuk pemantauan (monitoring) oleh pemilik
(principal).
b. Pengeluaran dalam rangka pengikat oleh agent.
c. Biaya lain-lain yang berkaitan dengan pengendalian perusahaan.
Sartono (2010:xxi) dalam teori keagenan terjadi konflik kepentingan
antar agent yang disebut dengan agency problem. Agency problem
biasanya terjadi antara manajer dan pemegang saham atau antara
debtholders dan stockholders. Kreditur memiliki hak atas sebagian laba
yang diperoleh perusahaan dan sebagian aset perusahaan terutama dalam
kasus kebangkrutan. Sementara itu pemegang saham memegang
pengendalian perusahaan yang mungkin akan sangat menetukan
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
14
profitabilitas dan risiko perusahaan. Namun apabila manajemen tidak
mempunyai saham di perusahaan, maka manajer akan cenderung
mengambil tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan pemegang
saham (Hanafi,2015:317).
4. Teori Akuntansi Positif
Menurut Sulistyanto (2014:63-64) ada tiga hipotesis dalam teori
akuntansi positif yang dipergunakan untuk menguji perilaku etis seseorang
mencatat transaksi dan menyususn laporan keuangan, yaitu :
1. Bonus Plan Hypothesis
Menyatakan bahwa rencana bonus atau kompensasi manajerial akan
cenderung memilih dan menggunakan metode-metode akuntansi yang
akan membuat laba yang dilaporkannya menjadi lebih tinggi. Konsep
ini membahas bahwa bonus yang dijanjikan pemilik kepada manajer
perusahaan tidak hanya memotivasi manajer untuk bekerja dengan
lebih baik tetapi juga memotivasi manajer untuk melakukan
kecenderungan manajerial.
2. Debt (equity) hypothesis
Menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai rasio antara utang
dan ekuitas lebih besar, cenderung memilih dan menggunakan metode-
metode akuntansi dengan laporan laba yang lebih tinggi serta
cenderung melanggar peraturan utang apabila ada manfaat dan
keuntungan tertentu yang dapat diperoleh. Keuntungan tersebut berupa
permainan laba agar kewajiban utang-piutang dapat ditunda untuk
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
15
periode berikutnya sehingga semua pihak yang ingin mengetahui
kondisi perusahaan yang sesungguhnya memperoleh informasi yang
keliru dan membuat keputusan bisnis menjadi keliru pula. Akibatnya,
terjadi kesalahan dalam mengalokasikan sumberdaya.
3. Political cost hypothesis
Menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih dan menggunakan
metode-metode akuntansi yang dapat memeperkecil atau memperbesar
laba yang dilaporkannya. Konsep ini membahas bahwa manajer
perusahaan cenderung melanggar regulasi pemerintah, seperti undang-
undang perpajakan, apabila ada manfaat dan keuntungan tertentu yang
dapat diperolehnya. Manajer akan mempermainkan laba agar
kewajiban pembayaran tidak telalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai
dengan kemauan perusahaan.
5. Profitabilitas
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas
normal bisnisnya disebut dengan profitabilitas (Hery, 2015:192). Rasio
keuangan profitabilitas diukur dengan membagi laba bersih terhadap total
aset disebut dengan Return On Asset (ROA). Semakin tinggi hasil
pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. ROA
diukur dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aset (Hery,
2015:193).
ROA =
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
16
6. Risiko keuangan
Risiko keuangan menurut Sartono (2010:263) adalah penggunaan
sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan
memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban
tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi
pemegang saham. Menurut Sartono (2010:120) financial leverage
menunjukkan proporsi penggunaan hutang untuk membiayai investasinya.
Semakin besar hutang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang
dihadapi investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi.
Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung untuk melakukan praktik
perataan laba.
Risiko keuangan atau financial leverage diproksikan dengan rasio
utang terhadap modal (Debt to Equity Ratio). Rasio utang terhadap modal
dihitung sebagai hasil bagi antara total utang dengan modal (Hery,
2015:168). Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan
antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana
yang berasal dari pemilik perusahaan. Risiko Keuangan diproksikan
dengan Rasio utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio = DER).
DER =
7. Nilai Perusahaan
Semakin tinggi harga saham tinggi pula nilai perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab
dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
17
tinggi (Pratama,2012). Nilai perusahaan merupakan suatu hal yang sangat
diperhatikan oleh para investor dan calon investor. Nilai perusahaan
merupakan pandangan investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan
dengan harga saham. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi
pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan diproksikan melalui Price per
Book Value Ratio (PBV). Price to Book Value Ratio (PBV) dirumuskan
sebagai berikut (Hanafi,2015:131) :
PBV =
8. Net Profit Margin
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya presentase laba bersih atas penjualan bersih. Laba bersih sendiri
dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum pajak pengahsilan
dengan beban pajak penghasilan. Semakin tinggi net profit margin berarti
semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih.
Rumus net profit margin (Hery,2015:198-199) :
Net Profit Margin =
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
18
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Perataan Laba (income smoothing) disajikan pada tabel
berikut ini :
Tabel 2.1 Penelitan Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Metode
Analisis
Hasil
1. Dimas Prayudi dan Rocmawati
Daud (2013)
Jurnal Akuntansi & Investasi
Vol. 13 No. 1, hal: 35-43.
Pengaruh Profitabilitas, Risiko
Keuangan, Nilai Perusahaan
dan Struktur Kepemilikan
Terhadap Praktik Perataan
Laba (Income Smoothing) pada
Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2008-2011
Analisis Regresi
Logistik
Profitabilitas (ROA)berpengaruh positif dan tidak
signifikan, Risiko Keuangan berpengaruh negatif dan
tidak signifikan, nilai perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan, kepemilikan manajerial
berpengaruh positif dan tidak signifikan, kepemilikan
publik berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap praktik perataan laba.
2. Dika Fajar Pratama (2012)
Jurnal Akuntansi & Investasi
Vol. 13 No. 1, halaman: 35-43,
Januari 2012
Pengaruh Profitabilitas,
Resiko Keuangan, Nilai
Perusahaan, Struktur
Kepemilikan dan Dividend
Payout Ratio terhadap Perataan
Laba
Analisis Regresi
Logistik
Profitabilitas(ROA) berpengaruh positif dan tidak
signifikan, risiko keuangan berpengaruh positif dan
tidak signifikan, nilai perusahaan berpengaruh positif
dan tidak signifikan, kepemilikan manajerial
berpengaruh positif dan signifikan, kepemilikan
publik berpengaruh negatif dan tidak signifikan,
Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap perataan laba.
3. Ni Nyoman Ayu Suryandari
(2012)
Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Income
Smoothing
Analisis regresi
logistik
Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan
signifikan, Debt to Equity Ratio berpengaruh positif
dan tidak signifikan, return on asset berpengaruh
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
19
Media Komunikasi FIS Vol. 11
No.1 April 2012:1-15
ISSN: 1412-8683
negatif dan tidak signifikan, net profit margin
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
perataan laba.
4. I Nyoman Ari Widana N. dan
Gerianta Wirawan Yasa (2013)
ISSN: 2302-8556
E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 3.2 (2013): 297-317
Perataan Laba Serta Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya
di Bursa Efek Indonesa
Analisis Regresi
Logistik Binari Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan
signifikan, dividend payout ratio (DPR) berpengaruh
negatif dan tidak signifikan, net profit margin
berpengaruh positif dan signifikan, financial
leverage berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap perataan laba.
5. Ida Ayu Agung Istri Peranasari
dan Ida Bagus Dharmadiksa
(2014)
Jurnal Akuntansi & Investasi
Vol. 13 No. 1, halaman: 35-43,
Januari 2012
Perilaku Income Smoothing,
dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya
Analisis Regresi
Logistik
Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan,
risiko keuangan berpengaruh positif dan
signifikan, profitabilitas (ROA) berpengaruh
positif dan signifikan, leverage operasi berpengaruh
positif dan signifikan, nilai perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan, struktur kepemilikan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan
laba.
6. Made Yustiari Dewi dan
I Ketut Sujana (2014)
ISSN: 2302 – 8556
E-Journal Akuntansi
Universitas Udayana 8.2 (2014):
170 – 184
Pengaruh Ukuran Perusahaan,
dan Profitabilitas pada Praktik
Perataan Laba Dengan Jenis
Industri sebagai Variabel
Pemoderasi di Bursa Efek
Indonesia
Analisis Regresi
Logistik
Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan, profitabilitas (ROA) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap perataan laba.
7. Syaidhatus Zuhriya dan
Wahidahwati (2015)
Perataan Laba dan Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi
Perusahaan Manufaktur di BEI
The multiple
Regression with
the program of
Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak
signifikan, profitabilitas (ROA) berpengaruh positif
dan signifikan, risiko keuangan (DER)
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
20
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi
Vol. 4 No. 7 (2015)
SPSS 2.0
version
berpengaruh positif dan signifikan, net profit
margin berpengaruh negatif dan tidak signifikan, opm
berpengaruh positif dan tidak signifikan, nilai
perusahaan (PBV) berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap perataan laba.
8. Fatmawati dan Atik Djajanti
(2015)
Kelola Vol.2 No. 3 edisi
September 2015
ISSN:2337-5965
Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, dan Financial
Leverage terhadap Praktik
Perataan Laba pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di
BEI
Analisis regresi
logistik
Ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan
signifikan, profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan, financial leverage berpengaruh positif
dan signifikan terhadap peratan laba.
9. Wilton Hendro Josep, dkk (2016)
Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB) Vol.33 No.2 April 2016
Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Return On Asset dan Net Profit
Margin Terhadap Perataan
Laba (Income Smoothing)
Analisis regresi
logistik
Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan, ROA (profitabilitas) berpengaruh positif
dan signifikan, net profit margin berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perataan laba.
10. Husaini dan Sayunita (2016)
International Journal of
Business and management
Invention Vol.5 Issue 9
ISSN (online ) : 2319-8028,
ISSN (Print) : 2319-801X
Determinant of Income
Smoothing at Manufacturing
Firms Listed On Indonesia
Stock Exchange
Multiple Linier
Regression
Hasilnya menunjukkan profitabilitas, risiko keuangan,
nilai perusahaan, kepemilikan publik dan kepemilikan
kelembagaan secara simultan berpengaruh terhadap
perataan laba secara positif dan signifikan.
Profitabilitas, kepemilikan publik dan kepemilikan
institusional berpengaruh negatif dan signifikan.
Sedangkan leverage dan nilai perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perataan laba di Perusahaan Manufaktur yang terdaftar
di BEI
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
21
11. Moh. Beny Alexandry and Winny
Karina Anjani (2014)
International Journal of small
Business and Entrepreneurship
Research Vol.3 No.1, pp 21-27
Income Smoothing : Impact
Factors, Evidence in Indonesia
Ordinary Least
Square
Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif yang
signifikan terhadap perataan laba. Sedangkan
Financial Leverage berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perataan laba.
12. Siti Nur Haini dan Prita Andini
(2014)
Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol.3 No.1 April
2014
ISSN: 2252 7141
Pengaruh Return On Asset
(ROA), Dividend Payout Ratio
(DPR), Debt to Equity Ratio,
dan Kepemilikan Institusional
terhadap Praktik Perataan laba.
Regresi linier
berganda
ROA berpengaruh positif dan signifikan, DPR
berpengaruh negatif dan signifikan, DER berpengaruh
negatif dan signifikan, Kepemilikan Institusional
berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
22
C. Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap praktik perataan laba.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas
normal bisnisnya disebut dengan profitabilitas (Hery, 2015:192). Rasio
keuangan profitabilitas diukur dengan membagi laba bersih terhadap total
aset disebut dengan Return On Asset (ROA). Semakin tinggi hasil
pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Hery,
2015:193).
Hasil penelitian yang menyatakan pofitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perataan laba di tunjukkan oleh Peranasari dan
Dharmadiaksa (2014), N.Widana dan Yasa (2013), Dewi dan Sujana
(2014), Zuhriyah dan Wahidahwati (2015), Fatmawati dan Djajanti
(2015). Hasil penelitian Josep, dkk (2016) Return On Asset proyeksi dari
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba.
Sedangkan penelitian Prayudi dan Daud (2013), Pratama (2012)
profitabilitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap praktik
perataan laba. Hasil penelitian Alexandry and Anjani (2014), Husaini dan
Sayunita (2016) bahwa Profitabilitas (ROA) berpengaruh negatif
signifikan terhadap perataan laba. Hasil penelitian Suryandari (2012)
Return On Asset proyeksi dari Profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap perataan laba.
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
23
2. Pengaruh Risiko Keuangan terhadap praktik perataan laba.
Risiko keuangan atau financial leverage diproksikan dengan rasio
utang terhadap modal (Debt to Equity Ratio). Rasio utang terhadap modal
dihitung sebagai hasil bagi antara total utang dengan modal (Hery,
2015:168). Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan
antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana
yang berasal dari pemilik perusahaan.
Menurut Sartono (2010:120) financial leverage menunjukkan proporsi
penggunaan hutang untuk membiayai investasinya. Semakin besar hutang
perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi investor akan
meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut
perusahaan cenderung untuk melakukan praktik perataan laba.
Hasil penelitian yang menyatakan bahwa risiko keuangan berpengaruh
positif dan signifikan ditunjukkan oleh Peranasari dan Dharmadiaksa
(2014), Zuhriya dan Wahidahwati (2015), Husaini dan Sayunita (2016),
Fatmawati dan Djajanti (2015). Penelitian Pratama (2012) menemukan
hasil bahwa risiko keuangan berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap perataan laba. Suryandari (2012) menemukan Debt to Equity
Ratio proyeksi dari financial leverage berpengaruh positif dan tidak
signifikan. Sebaliknya hasil penelitian dari Prayudi dan Daud (2013)
menemukan hasil bahwa risiko keuangan berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap perataan laba.
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
24
3. Pengaruh nilai perusahaan terhadap praktik perataan laba.
Semakin tinggi tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang
tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai
yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
(Pratama,2012).
Hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan ditunjukkan oleh Prayudi dan Daud
(2013), Peranasari dan Dharmadiaksa (2014), Husaini dan Sayunita
(2016). Penelitian Pratama (2012) menemukan hasil bahwa nilai
perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perataan
laba. Penelitian Zuhriya dan Wahidahwati (2015) menemukan hasil bahwa
nilai perusahaan (PBV) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
perataan laba.
4. Pengaruh Net Profit Margin terhadap praktik perataan laba.
Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
besarnya presentase laba bersih atas penjualan bersih. Laba bersih sendiri
dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum pajak pengahsilan
dengan beban pajak penghasilan. Semakin tinggi net profit margin berarti
semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari penjualan
bersih(Hery,2015:198-199).
Net profit margin merupakan perbandingan antara laba setelah pajak
dengan total penjualan. Diduga net profit margin berpengaruh terhadap
tindakan perataan laba karena margin ini terkait dengan objek perataan
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
25
laba ( N. Widana dan Yasa,2013). Hasil penelitian yang mendukung
bahwa net profit margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perataan laba ditunjukkan oleh hasil penelitian N. Widana dan Yasa
(2013), penelitian Josep, dkk (2016). Hasil penelitian Suryandari (2012)
Net Profit Margin berpengaruh positif dan tidak signifikan. Hasil
penelitian dari Zuhriya dan Wahidahwati (2015) justru sebaliknya, yaitu
menemukan hasil bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap praktik perataan laba.
Berdasarkan telaah yang telah dikemukakan maka penelitian ini akan
menguji apakah profitabilitas, risiko keuangan, nilai perusahaan dan net profit
margin berpengaruh terhadap perataan laba. Secara ringkas hubungan antar
variabel tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
ccH
H1 (+)
H2 (+)
H3 (+)
H4 (+)
Profitabilitas (X1)
Risiko Keuangan (X2)
Nilai Perusahaan (X3)
Perataan Laba
(Y)
Net Profit Margin (X4)
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018
26
D. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih.
Atas dasar definisi di atas dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau
dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya (Siregar,2013:38).
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka hipotesis
penelitian ini adalah :
H1 :Profitabilitas berpengaruh positif terhadap praktik Perataan laba (Income
Smoothing).
H2 :Risiko Keuangan berpengaruh positif terhadap praktik Perataan Laba
(Income Smoothing).
H3 :Nilai Perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik Perataan Laba
(Income Smoothing).
H4 :Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba
(Income Smoothing).
PENGARUH PROFITABILITAS…… RESTI PANGESTIKA, FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UMP 2018