bab ii tinjauan pustaka

24

Click here to load reader

Upload: firman-aqura

Post on 10-Aug-2015

46 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Tinjauan Pustaka

BAB IIMANAJEMEN PROYEK DAN PENGAWASAN KONSTRUKSI

A. Manajemen Proyek

Dalam pelaksanaan proyek terdapat beberapa pihak yang terlibat

di dalamnya. Pihak – pihak tersebut antara lain :

1. Penyelenggara pembangunan bangunan gedung yang

terdiri atas :

a. Pemegang mata anggaran (PMA), yakni instansi yang

menyelenggarakan pembangunan bangunan gedung yang

bertanggung jawab untuk menyusun program dan kebutuhan

biaya pembangunan yang diperlukan, melaksanakan

pembangunan, mengendalikan pembangunan, memanfaatkan

dan memelihara serta merawat bangunan yang telah selesai.

b. Pembina teknis

Sesuai ketentuan dalam Peraturan Pemerintah N0. 25 tahun

2000, tentang kewenangan pemerintah dan pemerintah daerah

propinsi sebagai daerah otonom, pembina teknis penyelenggara

pembangunan bangunan gedung adalah menteri yang

membidangi bidang permukiman yaitu menteri permukiman dan

prasarana wilayah yang bertanggung jawab untuk

melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis

penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung.

2. Organisasi dan tata laksana yang terdiri atas :

a. Pengelola proyek yang terdiri atas :

1) Pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek, yaitu

pejabat yang ditetapkan oleh pimpinan pemegang mata

anggaran yang berfungsi menyelenggarakan kegiatan

proyek pembangunan bangunan dan bertanggung jawab

5

Page 2: Bab II Tinjauan Pustaka

secara fisik maupun keuangan kepada pemimpin pemegang

mata anggaran yang menetapkannya.

2) Pengelola keuangan proyek yaitu bendahara

proyek atau bagian proyek yang ditetapkan oleh pimpinan

pemegang mata anggaran yang berfungsi membantu

pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek dalam

melaksanakan pengelolaan keuangan proyek dan

bertanggung jawab secara operasional kepada pemimpin

proyek/pemimpin bagian proyek.

3) Pengelola administrasi proyek/staf proyek, yaitu

staf proyek/staf bagian proyek yang ditunjuk dan ditetapkan

oleh pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek yang sesuai

ketentuan dan terdiri atas beberapa staf. Pengelola

administarasi ini berfungsi membantu pemimpin

proyek/pemimpin bagian proyek dalam melaksanakan

pengelolaan administrasi proyek dan bertanggung jawab

secara operasional kepada pemimpin proyek/pemimpin

bagian proyek.

4) Pengelola teknis proyek, yakni tenaga bantuan

dari instansi teknis setempat yang berfungsi membantu

pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek dalam mengelola

kegiatan teknis proyek/bagian proyek selama pembangunan

bangunan gedung pada setiap tahap baik di tingkat program

maupun di tingkat operasional.

b. Penyedia jasa konstruksi yang terdiri atas :

1) Penyedia jasa manajemen konstruksi yang

selanjutnya disebut konsultan manajemen konstruksi, yaitu

perusahaan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan

untuk pelaksanaan tugas konsultasi dalam bidang

manajemen konstruksi dan bertanggung jawab secara

6

Page 3: Bab II Tinjauan Pustaka

kontraktual kepada pemimpin proyek/pemimpin bagian

proyek.

Dalam konsultan manajemen terdapat tim yang

bekerja, yaitu sebagai berikut :

a) Penanggung jawab proyek,

b) Penanggung jawab lapangan,

c) Tenaga ahli penyusunan dan pengendalian program,

d) Tenaga ahli estimasi biaya & mechanical electrical;,

e) Pengawas lapangan.

Kriteria khusus menggunakan konsultan manajemen adalah

sebagai berikut :

a) Untuk bangunan 4 lantai keatas.

b) Bangunan dengan luas total di atas 5000 m2.

c) Bangunan khusus (seperti instalasi militer, dsb).

d) Proyek bangunan yang melibatkan leih dari 1 konsultan

perencana.

e) Proyek bangunan yang dikerjakan secara bertahap atau

berkelanjutan.

Peran konsultan manajemen konstruksi adalah

sebagai berikut :

a) Bertugas sejak awal perencanaan sampai serah terima

pekerjaan fisik (tahap II).

b) Berfungsi melaksanakan pengendalian.

c) Melaksanakan secara kotraktual dengan pimpinan

proyek (pemberi tugas).

d) Konsultan manajemen tidak dapat merangkap sebagai

konsultan perencana pada pekerjaan tertentu.

2) Penyedia jasa perencana konstruksi yang

selanjutnya disebut konsultan perencana konstruksi, yaitu

7

Page 4: Bab II Tinjauan Pustaka

perusahaan yang memenuhi persyaratan untuk

melaksanakan tugas konsultasi dalam bidang jasa

perencanaan teknis bangunan gedung beserta

kelengkapannya dan bertanggung jawab secara kontraktual

kepada pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek.

3) Penyedia jasa pengawas konstruksi yang

selanjutnya disebut konsultan pengawas konstruksi, yaitu

perusahaan yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan

untuk melaksanakan tugas – tugas konsultasi dalam bidang

jasa pengawasan pekerjaan konstruksi dan bertanggung

jawab secara kontraktual kepada pemimpin proyek/bagian

proyek.

4) Penyedia jasa pelaksana konstruksi yang

selanjutnya disebut pemborong, adalah perusahaan yang

memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk melaksanakan

tugas konstruksi fisik pembangunan gedung dan

bertanggung jawab secara kontraktual kepada pemimpin

proyek/bagian proyek.

Pihak–pihak yang telah dijelaskan di atas merupakan pihak–pihak

yang akan melalui tahapan-tahapan yang terdapat dalam sebuah proyek.

Tahapan–tahapan yang akan dilalui dalam sebuah proyek antara lain :

1. Tahap persiapan

a. Penyusunan program dan pembiayaan

Penyusunan program dan pembiayaan pembangunan adalah

merupakan tahap awal proses penyelenggaraan pembangunan

bangunan gedung yang merupakan kegiatan menentukan

program kebutuhan ruang dan fasilitas bangunan yang

diperlukan sesuai dengan fungsi dan tugas pekerjaan dari

instansi yang bersangkutan serta penyusunan kebutuhan biaya

pembangunannya. Penyusunan program kebutuhan dan

8

Page 5: Bab II Tinjauan Pustaka

pelaksanaan pembangunan bangunan gedung dilakukan

dengan :

1) Menentukan kebutuhan luas ruang bangunan

yang akan dibangun antara lain ruang kerja, ruang sirkulasi,

ruang penyimpanan, ruang mekanikal / elektrikal, ruang

pertemuan dan ruang – ruang lainnya yang disusun sesuai

kebutuhan dan fungsi bangunan gedung.

2) Menetukan kebutuhan prasarana dan sarana

bangunan gedung antara lain kebutuhan parkir, sarana

penyelamatan, utilitas bangunan, sarana transportasi, jalan

masuk dan keluar, aksesibilitas bagi penyandang cacat,

drainase dan pembuangan limbah serta prasarana dan

sarana lainnya sesuai dengan kebutuhan dan fungsi

bangunan gedung.

3) Menentukan kebutuhan lahan bangunan

4) Menyusun jadwal pelaksanaan

pembangunan.

Berdasarkan program kebutuhan yang telah ditetapkan,

selanjutnya disusun kebutuhan pembiayaan pembangunan

bangunan gedung yang bersangkutan yang terdiri atas :

1) Biaya pelaksanaan konstruksi fisik

2) Biaya perencanaan konstruksi

3) Biaya manajemen konstruksi atau

pengawasan konstruksi

4) Biaya pengelolaan proyek

b. Persiapan proyek

Tahap persiapan proyek merupakan kegiatan persiapan setelah

program dan pembiayaan yang diajukan telah disetujui atau DIP

telah diterima oleh pemimpin proyek. Tahap persiapan proyek

dilakukan oleh pemegang mata anggaran yang pelaksanaannya

9

Page 6: Bab II Tinjauan Pustaka

dilakukan oleh pemimpin proyek berdasarkan program dan

pembiayaan yang telah disusun sebelumnya.

2. Tahap perencanaan konstruksi

Tahap perencanaan konstruksi merupakan tahap

penyusunan rencana teknis (design) bangunan, termasuk yang

penyusunannya dilakukan dengan menggunakan design berulang

atau dengan design prototipe sampai dengan penyiapan dokumen

lelang. Penyusunan rencana teknis bangunan dilakukan dengan

menggunakan penyedia jasa perencana konstruksi baik

perorangan ahli maupun badan hukum yang berkompoten sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Rencana teknis disusun

berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang disusun oleh

pengelola proyek dan ketentuan teknis (pedoman dan standar

teknis) yang berlaku.

Dokumen rencana teknis bangunan secara umum meliputi :

a. Gambar–gambar rencana teknis bangunan seperti

rencana arsitektur, rencana struktur dan rencana utilitas

bangunan.

b. Rencana kerja dan syarat–syarat (RKS) yang meliputi

persyaratan umum, administrasi dan persyaratan teknis

bangunan yang direncanakan.

c. Rencana anggaran biaya pembangunan.

d. Laporan akhir perencanaan yang meliputi :

1) Laporan arsitektur

2) Laporan perhitungan struktur

3) Laporan perhitungan Mechanical Electrical

10

Page 7: Bab II Tinjauan Pustaka

e. Keluaran akhir tahap perencanaan adalah dokumen

pelelangan yaitu gambar rencana teknis, rencana kerja dan

syarat – syarat (RKS), rencana anggaran biaya (Engineering

Estimate) dan daftar volume (Bill of Quantity) yang siap untuk

dilelangkan

f. Penyusunan kontrak kerja perencanaan konstruksi

dan berita acara kemajuan kemajuan pekerjaan/serah terima

pekerjaan perencanaan disusun dengan mengikuti ketentuan

yang tercantum dalam Keppres tentang pelaksanaan anggaran

pendapatan dan belanja negara dan pedoman/petunjuk teknis

pelaksanaannya.

3. Tahap pelaksanaan konstruksi

Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap pelaksanaan

mendirikan, memperbaiki dan atau memperluas bangunan gedung

dilakukan dengan menggunakan penyedia jasa pelaksana

konstruksi yang merupakan badan hukum yang berkompeten.

Pelaksanaan konstruksi fisik dilakukan berdasarkan dokumen

pelelangan yang telah disusun oleh perencana konstruksi dengan

segala tambahan dan perubahannya pada penjelasan pekerjaan

waktu pelelangan serta ketentuan teknis (pedoman dan standar

teknis) yang berlaku.

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik harus

memperhatikan kualitas masukan (bahan, tenaga dan alat), kualitas

proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan) dan kualitas hasil

pekerjaan. Kecuali terjadi perubahan pekerjaan yang disepakati

dan dicantumkan dalam berita acara ketidaksesuaian hasil

pekerjaan dengan rencana teknis yang telah ditetapkan harus

dibongkar atau disesuaikan. Pelaksanaan konstruksi fisik harus

mendapatkan pengawasan dari jasa pengawas konstruksi atau

11

Page 8: Bab II Tinjauan Pustaka

penyedia jasa manajemen konstruksi. Pelaksana pekerjaan

konstruksi juga harus memperhatikan ketentuan keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) yang berlaku. Keluaran akhir yang harus

dihasilkan pada tahap ini adalah :

a. Bangunan gedung yang sesuai dengan dokumen

untuk pelaksanaan konstruksi

b. Dokumen pelaksanaan pembangunan yang meliputi :

1) Gambar–gambar yang sesuai dengan

pelaksanaan (as build drawings)

2) Semua berkas perizinan yang diperoleh pada

saat pelaksanaan konstruksi fisik, termasuk surat izin

mendirikan bangunan (IMB)

3) Kontrak pekerjaan pelaksanaan konstruksi

fisik, pekerjaan pengawasan beserta segala

perubahannya/addendumnya.

4) Laporan harian, mingguan, bulanan yang

dibuat selama pelaksanaan konstruksi fisik.

5) Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan

tambah/kurang. Serah terima I dan II, pemeriksaan

pekerjaan dan berita acara lain yang berkaitan dengan

pelaksanaan konstruksi fisik.

6) Foto–foto dokumentasi yang diambil pada

setiap tahapan kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik.

7) Manual pemeliharaan dan perawatan

gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut

pengoperasian dan perawatan peralatan dan perlengkapan

mekanikal–elektrikal bangunan.

c. Dokumen pendaftaran bangunan.

4. Tahap pemeliharaan konstruksi

12

Page 9: Bab II Tinjauan Pustaka

Tahap pemeliharaan konstruksi merupakan tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil pelaksanaan konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan penyedia jasa pelaksana konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa konstruksi. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan di luar gedung harus diuji coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau kerusakan yang menyebabkan peralatan tidak berfungsi, maka harus diperbaiki sampai berfungsi dengan sempurna. Masa pemeliharaan konstruksi apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja pelaksanaan konstruksi, untuk bangunan sederhana minimal selama 2 (dua) bulan, sedangkan untuk bangunan tidak sederhana dan khusus minimal selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.

5. Tahap pendaftaran bangunan gedung

B. Pengawasan Konstruksi

Kegiatan pengawasan konstruksi selain dilakukan oleh konsultan

pengawas juga dilakukan oleh konsultan manajemen konstruksi pada

proyek–proyek yang menggunakan jasa konsultan tersebut. Penyedia jasa

pengawas konstruksi yang selanjutnya disebut konsultan pengawas

konstruksi adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan yang

ditetapkan untuk melaksanakan tugas–tugas konsultasi dalam bidang jasa

pengawasan pekerjaan konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi

berfungsi melaksanakan pengawasan pada tahap konstruksi. Konsultan

ini mulai bertugas sejak ditetapkan berdasarkan surat perintah kerja

pengawasan sampai dengan penyerahan kedua pekerjaan oleh

pemborong. Konsultan pengawas bertanggung jawab secara kontraktual

kepada pemimpin proyek atau bagian proyek.

C. Manajemen Material Konstruksi

Pelaksanaan setiap proyek rekayasa mencakup pengadaan dan

pemrosesan bahan-bahan yang akan menjadi bagian dari bangunan

(misalnya tiang pancang, beton pracetak, baja bertulang, dll). Di samping

13

Page 10: Bab II Tinjauan Pustaka

bahan-bahan yang menjadi bagian dari bangunan diperlukan juga

pengadaan dan penggunaan sejumlah besar bahan-bahan yang tidak

akan menjadi bagian dari bangunan, tetapi digunakan dalam pelaksanaan

bangunan (misalnya bahan bakar, bahan untuk perancah, suku cadang

alat-alat konstruksi, dll).

Kegagalan menggunakan dan menjaga sistem manajemen yang

sesuai untuk material konstruksi akan berakibat buruk bagi kemajuan dan

segi finansial pelaksanaan pekerjaan yang antara lain mencakup:

Tidak tersedianya bahan pada saat diperlukan.

Material yang akan dignakan rusak.

Material yang tersedia tidak memenuhi persyaratan sesuai

dengan spesifikasi.

Bahan konstruksi dalam sebuah proyek dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu bahan yangkelak akan menjadi bagian tetap dari struktur

(bahan permanen) dan bahan yang dibutuhkan kontraktor dalam

membangun proyek. Tetapi, tidak akan menjadi bagian tetap dari

struktur (bahan sementara).

a. Bahan Permanen

Bahan permanen adalah bahan yang dibutuhkan kontraktor untuk

membentuk bangunan dan sifatnya melekat tetap sebagai elemen

bangunan. Jenis bangunan ini akan dijelaskan lebih rinci dalam

dokumen kontrak (gambar kerja dan spesifikasi). Rincian bahan

permanen mencakup antara lain :

Spesifikasi untuk bahan yang digunakan.

Kwantitas bahan yang digunakan.

Uji coba yang harus dilakukan terhadap setiap bahan yang

diperlukan sebelum bahan diterima.

14

Page 11: Bab II Tinjauan Pustaka

Dengan menggunakan rincian yang tercantum dalam

dokumen kontrak, kontraktor harus menetukan pemasok bahan

yang akan digunakan. Tiga sumber pemasok bahan permanen :

Pemberi tugas yang mungkin memasok bahan tertentu untuk

digunakan oleh kontraktor.

Subkontraktor yang mungkin akan diminta oleh kontraktor

utama untuk memasok bahan permanen berdasarkan kontrak

terpisah.

Kontraktor sendiri yang mengadakan bahan permanen.

b. Bahan Sementara

Bahan yang dibutuhkan kontraktor dalam membangun proyek

tetapi tidak akan menjadi bagian dari bangunan setelah digunakan

(bahan ini akan disingkirkan). Jenis bahan ini tidak tercantum

dalam dokumen kontrak, sehingga kotraktor bebas menentukan

sendiri bahan yang dibutuhkan beserta pemasoknya.dalam kontrak,

kontraktor tidak akan mendapat bayaran secara eksplisit untuk

jenis bahan ini. Sehingga, pelaksana harus memasukkan biaya

bahan ke dalam biaya pelaksanaan berbagai pekerjaan yang

termasuk dalam kontrak.

D. Tujuan Pengawasan dan Pengendalian Proyek

Mengawali kegiatan pelaksanaan adalah perencanaan serta waktu

yang dibutuhkan dalam pelaksanaan. Kegiatan selanjutnya adalah

pengawasan dan pengendalian terhadap rencana yang telah disusun

yang dilakukan terus menerus sampai pelaksanaan proyek selesai.

Untuk mencapai hasil yang baik sangat tergantung pada metode

pengelolaan dan pengendaliannya. Bagian terbesar dalam pengelolaan

proyek yang merupakan fungsi dari manajemen proyek adalah

pengawasan dan pengendalian.

15

Page 12: Bab II Tinjauan Pustaka

1. Tujuan pengawasan

Dari segi pengertian, tujuan pengawasan adalah :

a) Mengusahakan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan

dalam pelaksanaan dari syarat-syarat yang telah ditentukan oleh

persyaratan teknis pelaksanaan (bestek).

b) Mengusahakan agar pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat

berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

c) Mengadakan suatu evaluasi dari hasil, pekerjaan yang telah

dilaksanakan sebelumnya untuk peningkatan pekerjaan

selanjutnya.

Sedangkan pengendalian proyek pada dasarnya mempunyai

tujuan yang sama dengan pengawasan yaitu untuk mencapai tujuan

yang optimum dari pelaksanaan suatu kegiatan yang ditempuh dengan

jalan memperkecil terjadinya penyimpangan baik dalam hal kualitas

maupun teknis pelaksanaan.

2. Lingkup Pengawasan

Ruang Lingkup pengawasan terhadap suatu proyek meliputi

berbagai aspek yang berbeda-beda, pandangan lingkup pengawasan

dibagi atas :

a) Lingkup kedudukan badan pengawasan

- Pengawasan Kedalam (Intern Audit)

- Pengawasan Keluar (Extern Audit)

b) Lingkup bentuk pengawasan

- Pengawasan Preventif (Pencegahan)

- Pengawasan Respresif (Penggantian)

c) Lingkup waktu pengawasan

- Pengawasan Rutin (Harian)

- Pengawasan Berkala

16

Page 13: Bab II Tinjauan Pustaka

d) Lingkup pengawasan

- Pengawasan Administrasi

- Pengawasan Waktu Pelaksanaan

- Pengawasan Cara Pelaksanaan

e) Lingkup tahap pelaksanaan proyek

- Pengawasan sebelum pelaksanaan konstruksi

- Pengawasan setelah penandatanganan kontrak pelaksanaan

dan tahap pelaksanaan.

Organisasi penyedia jasa pengawas konstruksi disesuaikan

dengan lingkup dan kompleksitas pekerjaan yang dikerjakan, seperti :

Penanggung jawab proyek

Penanggung jawab lapangan

Pengawas pekerjaan arsitektur

Pengawas pekerjaan struktur

Pengawas pekerjaan jaringan utilitas ( M & E )

Konsultan pengawas konstruksi digunakan untuk seluruh jenis

proyek pembangunan gedung, kecuali untuk proyek–proyek yang

harus menggunakan jasa konsultan manajemen konstruksi. Pemilihan

atau penunjukan konsultan pengawas konstruksi harus berdasarkan

ketentuan yang tercantum dalam kepres RI tentang pelaksanaan

anggaran pendapatan dan belanja negara serta pedoman atau

petunjuk teknis pelaksanaannya. Konsultan pengawas konstruksi

dapat dirangkap oleh konsultan perencana konstruksi pekerjaan yang

bersangkutan untuk pekerjaan dengan klasifikasi konsultan kelas kecil.

Biaya untuk konsultan ini dibebankan pada biaya untuk komponen

kegiatan pengawasan konstruksi proyek yang bersangkutan. Kegiatan

pengawasan konstruksi terdiri atas :

17

Page 14: Bab II Tinjauan Pustaka

a) Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan

konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan

di lapangan

b) Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode

pelaksanaan serta mengawasi ketepatan waktu dan biaya

pekerjaan konstruksi.

c) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi

kualitas, kuantitas dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.

d) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk

memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi

e) Menyelenggarakan rapat–rapat lapangan secara berkala,

membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan

dengan masukan hasil–hasil rapat lapangan, laporan harian,

mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh

pemborong.

f) Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan

untuk pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan dan serah

terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi.

g) Meneliti gambar–gambar untuk pelaksanaan (shop

drawings) yang diajukan oleh kontraktor.

h) Meneliti gambar–gambar yang sesuai dengan pelaksanaan

di lapangan (as build drawings) sebelum serah terima I.

i) Menyusun daftar cacat / kerusakan sebelum serah terima I,

dan mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan.

j) Bersama dengan konsultan perencana menyusun petunjuk

pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.

k) Membantu pengelola proyek dalam menyusun dokumen

pendaftaran.

18

Page 15: Bab II Tinjauan Pustaka

Membantu pengelola proyek mengurus sampai mendapatkan

IPB (izin penggunaan bangunan) dari pemerintah daerah

kabupaten/kota setempat.

3. Sistem Pengendalian Proyek

Sistem pengendalian Proyek Pembangunan Rumah Toko

(Ruko) di Kota Kendari adalah cara yang layak ditempuh dalam

pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan memperhatikan seluruh

faktor-faktor yang akan menghambat jalannya pekerjaan sehingga

proses pengendalian proyek secara langsung mendukung tercapainya

tujuan dan maksud dari pada keberadaan proyek tersebut.

Untuk dapat mengendalikan proyek maka faktor tersebut di atas

dapat didasarkan pada sasaran sebagai Pengendalian mutu volume

pekerjaan.

Volume pekerjaan dan mutu pekerjaan yang harus dilaksanakan

yang telah tercantum di dalam pelaksanaan, hal-hal tersebut perlu

dikendalikan agar tidak menyebabkan kegagalan dari suatu pekerjaan.

Pengendalian dan mutu volume pekerjaan sangatlah penting untuk

mendapatkan suatu hasil yang maksimal.

Kelalaian dan penyimpangan pelaksanaan di lapangan akan

menyebabkan diulanginya pekerjaaan sehingga waktu penyelesaian

akan mengalami keterlambatan, oleh karena itu pihak pelaksana dan

pengawas harus menciptakan suatu sistem kerja yang baik demi untuk

tercapainya hasil yang baik. Pengendalian mutu meliputi material dan

hasil pekerjaan.

1. Pengendalian waktu

Untuk mengendalikan waktu yang sangat penting ini, pihak

pelaksana telah membuat jadwal kegiatan agar target waktu

pelaksanaan dapat tercapai. Namun, dalam pelaksanaannya di 19

Page 16: Bab II Tinjauan Pustaka

lapangan, terdapat hambatan dalam faktor cuaca. Apalagi dalam

proses pelaksanaan proyek tersebut bertepatan dengan musim hujan.

Sehingga target waktu yang telah direncanakan tidak dapat dipenuhi

dengan tepat.

2. Pengendalian biaya

Biaya erat kaitannya dengan volume dan waktu. Dalam

penyusunan rencana kerja perlu diperhatikan grafik hubungan antara

waktu dan biaya. Waktu yang terlalu lama akan menggunakan biaya

yang banyak, sebab pengeluaran untuk upah tenaga kerja akan

meningkat dengan bertambahnya waktu kerja, untuk itu dipilih waktu

yang optimum dengan biaya rendah.

3. Pengendalian tenaga kerja

Proyek Pembangunan Rumah Toko (Ruko) Kota Kendari.

Proyek ini dilaksanakan langsung oleh pelaksana, dalam hal ini CV.

BIMANTARA, dengan menggunakan tenaga kerja lokal baik itu

Mandor, kepala tukang, maupun Buruh untuk membantu

menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Pengendalian dilaksanakan

dengan jalan perhari kerja, dengan pembayaran upah dilakukan setiap

minggu oleh pelaksana. Adapun jumlah jam kerja setiap harinya

adalah 16 jam (kerja lembur). Jumlah kebutuhan dan upah kerja

disesuaikan dengan kualitas kerjanya. Pengecekan tenaga kerja dan

jam kerja langsung dilakukan oleh pelaksana untuk menghindari

tenaga yang menganggur.

Pihak pelaksana mengharapakan agar seluruh tenaga kerja

yang terlibat dalam kegiatan proyek ini mengerjakan tugas dan

kewajiban sesuai dengan profesi/keahlian dan kemampuan mereka.

Tukang batu mengerjakan batu seperti pondasi. Tukang besi

20

Page 17: Bab II Tinjauan Pustaka

mengerjakan perakitan tulangan kolom, balok dan sloof. Sampai

pekerjaan lain-lainnya.

4. Pengendalian peralatan

Pengoperasian peralatan utama, secara langsung sangat

mempengaruhi pelaksanaan proyek, untuk mencapai pemanfataan

peralatan yang tepat sehingga penggunaan peralatan benar-benar

tepat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

E. Hubungan Pemberi Tugas (Pemilik) dengan Perencana dan Pelaksana.

1. Pemberi tugas dengan konsultan perencana

Dalam hubungan ini pemberi tugas memberikan wewenang kepada

konsultan perencana untuk merencanakan bangunan yang dimaksud

serta biaya yang dibutuhkan dengan terkait kepada peraturan-peraturan

yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak.

Dalam proyek tersebut, pemilik mengadakan lelang atau yang lebih

sering disebut “TENDER”. Yaitu memilih sebuah badan perencana

pemenang tender untuk mengerjakan Proyek Pembangunan Rumah Toko

(Ruko) Kota Kendari.

2. Pemberi Tugas dengan pelaksana / kontraktor

Pemberi tugas menyerahkan atau menawarkan gambar rencana

bangunan kepada kontraktor untuk dikerjakan dan menyediakan dana

seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB), serta

membuat kontrak perjanjian. Pemberi tugas harus menyediakan segala

sesuatu yang diperlukan oleh kontraktor agar kontraktor dapat

melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik serta dapat selesai sesuai

21

Page 18: Bab II Tinjauan Pustaka

waktunya. Kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan.

22