bab ii tinjauan pustaka

7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan tekhnologi yang menggunakan unsur radioaktif sebagai bahan bakar yaitu Uranium dan Plutonium untuk memproduksi energi listrik, dengan menggunakan proses fusi dan fisi. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan di peroleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik (www.wikipedia.com / Pembangkit _Listrik_Tenaga_Nuklir). Secara alami, uranium yang dijumpai di deposit uranium di alam dapat berbentuk Uranium-235 (U-235) yang bersifat radiatif (tidak stabil) dan U-238 yang stabil. Agar bisa digunakan dalam reaktor, uranium tersebut harus mengalami proses ”pengayaan”, yang artinya sejumlah uranium tersebut mengalami proses penambahan persentase unsur U-235 yang bersifat radiatif dan U-235 perlu dipisahkan dari U-238. Energi yang dihasilkan dari proses fisi ini digunakan untuk memanaskan air agar menjadi uap air. Pada tahap ini, fungsi pembangkit listrik tenaga nuklir sesungguhnya sama saja dengan pembangkit listrik tradisional yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti

Upload: fajeros

Post on 15-Jun-2015

223 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Tinjauan Pustaka

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan tekhnologi yang menggunakan unsur

radioaktif sebagai bahan bakar yaitu Uranium dan Plutonium untuk memproduksi

energi listrik, dengan menggunakan proses fusi dan fisi. Pembangkit Listrik Tenaga

Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang

dihasilkan di peroleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik

(www.wikipedia.com / Pembangkit _Listrik_Tenaga_Nuklir).

Secara alami, uranium yang dijumpai di deposit uranium di alam dapat berbentuk

Uranium-235 (U-235) yang bersifat radiatif (tidak stabil) dan U-238 yang stabil. Agar

bisa digunakan dalam reaktor, uranium tersebut harus mengalami proses

”pengayaan”, yang artinya sejumlah uranium tersebut mengalami proses penambahan

persentase unsur U-235 yang bersifat radiatif dan U-235 perlu dipisahkan dari U-238.

Energi yang dihasilkan dari proses fisi ini digunakan untuk memanaskan air agar

menjadi uap air. Pada tahap ini, fungsi pembangkit listrik tenaga nuklir sesungguhnya

sama saja dengan pembangkit listrik tradisional yang menggunakan bahan bakar fosil,

seperti minyak, atau batu bara. Tenaga yang dihasilkan oleh uap air untuk

menggerakkan turbin, yang kemudian menberikan tenaga ke suatu generator guna

menghasilkan listrik. Semua reaktor nuklir yang menggunakan uap air sebagai

penggerak turbin bekerja dengan prinsip serupa. (www.wikipwdia.com/

nuklir_dan_komik_Nuklir.htm). Dalam menggerakkan tenaga nuklir saat ini hanya

digunakan proses fisi (pembelahan) padahal proses fusi lebih menguntungkan karena

Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya

sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih

baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendala-kendala bidang keilmuan,

teknik dan ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan

listrik (Angga Reza Fardana dkk. 2008). Ini dikarenakan, pada reaksi fusi

Page 2: Bab II Tinjauan Pustaka

mengeluarkan panas yang besar sehingga tempat saluran fluida radioaktif akan

meleleh karena tidak sanggup menahan panas yang di keluarkan dari proses fusi.

Seperti yang diungkap oleh Angga Reza Fardana dalam Energi Nuklir mengatakan

pemanfaatan energi nuklir melalui reaksi fusi (penggabungan) yang panasnya jauh

lebih besar dari pada reaksi fissi, sampai saat ini masih dalam taraf penelitian

mengingat belum ditemukan bahan yang tahan terhadap tekanan tingi dan juga suhu

tinggi dengan orde ratusan ribu derajat Celsius. Kemudian fisi nuklir adalah proses

pembelahan inti menjadi bagian-bagian yang hampir setara, dan melepaskan energi

dan neutron dalam prosesnya. (www.wikipedia.com/tekhnologi _nuklir). Tenaga

nuklir dapat menghasilkan energi yang sangat besar dan memiliki jangka waktu yang

lama untuk habis. Reaksi fusi dan fisi dibuat dalam reaktor nuklir, Reaktor nuklir

adalah tempat/perangkat dimana reaksi nuklir berantai dibuat, diatur dan dijaga

kesinambungannya pada laju yang tetap (berlawanan dengan bom nuklir, dimana

reaksi berantai terjadi pada orde pecahan detik, reaksi ini tidak terkontrol)

(www.wikipedia.com/Reaktor_nuklir). Reaktor nuklir digunakan untuk banyak

tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak digunakan untuk membangkitkan listrik.

Reaktor penelitian digunakan untuk pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan

untuk penelitian. Awalnya, reaktor nuklir pertama digunakan untuk memproduksi

plutonium sebagai bahan senjata nuklir.

Tenaga nuklir ramah lingkungan, dalam Ketentuan mengenai upaya untuk

mengurangi pemanasan global telah diatur di dalam Protokol Kyoto (tahun 1997),

suatu protokol yang mengikat negara maju untuk mengurangi emisi gas rumah

kacanya sebesar rata-rata 5,2 persen dari tingkat emisinya di tahun 1990. Negara

maju yang telah meratifikasi protokol tersebut akan terikat oleh kewajiban untuk

mengurangi emisi di dalam negerinya. Menurut Nuclear Energy Institute (NEI) di

Amerika Serikat, pembangkit listrik tenaga nuklir dapat mengurangi 155 juta ton

metrik CO2 yang sedianya akan dihasilkan oleh pembangkit tenaga bahan bakar fosil

(minyak dan batubara). Lebih lanjut, NEI juga memprediksikan bahwa dengan

Page 3: Bab II Tinjauan Pustaka

mempertahankan pembangkit listrik tenaga nuklir yang ada saat ini dapat

menyebabkan hilangnya 59 juta metrik ton CO2 pada tahun 2020.

Tenaga Nuklir juga menghasilkan energi listrik yang besar, setiap pembangkit

listrik tenaga nuklir menghasilkan daya yang dibangkitkan per unit pembangkit

berkisar dari 40 MWe hingga 1000 Mwe(www.wikipedia.com/

Pembangkit_listrik_tenaga _nuklir). Hingga tahun 2005 terdapat 443 PLTN berlisensi

di dunia, dengan 441 diantaranya beroperasi di 31 negara yang berbeda. Keseluruhan

reaktor tersebut menyuplai 17% daya listrik dunia.

Namun nuklir juga mengeluarkan radiasi yang membahayakan manusia, Radiasi

adalah energi yang berjalan dalam bentuk gelombang. Radiasi pengion menghasilkan

reaksi kimia yang tidak bisa diprediksi, termasuk gelombang elektromagnetik dan

juga partikel.(www.greenpeace.com/Fakta tentang_nuklir). Manusia tidak bisa

melihat, merasa, mencium, atau mendengar radiasi pengion. Ada sumber radiasi

pengion alami yang tidak bisa dihindari. Radiasi ini disebutkan ”radiasi latar

belakang” atau background radiation. Selain radiasi alam ini, ada juga radiasi yang

diciptakan manusia, untuk tujuan masing-masing, seperti medis, pangan, senjata, dan

energi. Tetapi, paparan keradiasian yang diciptakan manusia itu loh yang bisa

mengawatirkan bagi manusia sendiri dan lingkungan hidup, karena dikaitkan dengan

mutasi gen, kelainan lahir, kanker, leukemia, kelainan reproduksi, imunitas,

kardiovaskuler, dan sistem endokrin.

Radiasi menyebabkan terionisasi atau tereksitasinya atom dan molekul sel di

dalam

jaringan tubuh(Badan Tenaga Nuklir Nasional). Apabila molekul pecah atau

terdisosiasi karenanya, akan terbentuk fragment berupa radikal bebas dan ion, yang

secara kimia tidak stabil. Radikal bebas sangat reaktif dan dengan mudah dapat

bereaksi atau mengoksidasi atom lain dalam suatu sel jaringan yang menyebabkan sel

menjadi rusak. Tingkat kerusakan sel yang terjadi sebanding dengan besarnya radiasi.

Sel jaringan bisa rusak karena dosis yang rendah sekalipun, sebagaimana kita setiap

hari menerima radiasi rendah dari sumber radiasi alam, untungnya sel jaringan

Page 4: Bab II Tinjauan Pustaka

memiliki kemampuan memperbaiki dirinya secara alamiah dan cepat. Tidak ada

risiko karena matinya sel-sel jaringan tubuh, walaupun setiap hari jutaan sel di tubuh

kita mati karena berbagai hal, akan tetapi tubuh kita dapat menggantinya dengan

cepat. Yang perlu mendapat perhatian adalah apabila terjadi kerusaan sel yang

menyebabkan pertumbuhan sel abnormal. Pada kondisi sel rusak yang tumbuh secara

abnormal dapat menjadi apa yang kita kenal sebagai kanker. Hal inilah yang menjadi

dasar meningkatnya risiko kanker karena terpapari dengan radiasi pengion, baik dari

radiasi alam maupun buatan.

Setiap tahapan siklus produksi bahan bakar nuklir, mulai dari penambangan

uranium dan pengayaannya, operasional reaktor, dan proses penggunaan bahan bakar

nuklir-- menghasilkan limbah nuklir. Penonaktifan dan pembongkaran fasilitas nuklir

(decomissioning) juga menghasilkan limbah radioaktif dalam jumlah besar. Banyak

lokasi nuklir di dunia ini yang masih perlu proses monitoring dan pengamanan

walaupun sudah tidak aktif. Sebagian besar limbah nuklir akan tetap berbahaya

sampai ratusan ribu tahun, meninggalkan warisan yang mematikan bagi generasi yang

akan datang (www.greenpeace.com/Fakta_tentang _Nuklir). Kemudian pengolahan

limbah pun juga dapat menghasilkan dampak yang berbahaya bagi lingkungan,

Sebagian dari bahan bakar nuklir yang terpakai diproses kembali, yang artinya

plutonium dan uranium yang tak terpakai dipisahkan dari limbah, dengan maksud

untuk dipergunakan kembali dalam PLTN. Bahan bakar yang dihasilkan dari

pemrosesan kembali biasanya dicampur dengan bahan bakar uranium biasa, menjadi

sekitar 30% plutonium dan 70% uranium yang diperkaya (www.greenpeace.com/

Fakta_tentang_nuklir), namun menurut aktivis greenpeace bahwa menyesatkan.

“Pengolahan kembali” bahan bakar uranium yang terpakai justru menghasilkan lebih

banyak limbah berbahaya. Tempat-tempat pengolahan kembali nuklir mengeluarkan

jumlah besar limbah radioaktif setiap harinya dengan dampak lingkungan serius.