bab ii tinjauan pustaka 3.1. tinjauan teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/bab ii_prita puspita...

41
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritis Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui perencanaan pajak. Dalam praktek bisnis umumnya pengusaha mengidentikkan pembayaran pajak sebagai beban, sehingga akan berusaha meminimalkan beban untuk mengoptimalkan laba. Dalam rangka meningkatkan efesiensi dan daya saing maka manager wajib menekankan biaya seoptimal mungkin, demikian pula dengan kewajiban membayar pajak. Biaya dan laba berbanding terbalik, semakin tinggi biaya maka laba yang diperoleh akan semakin rendah demikian sebaliknya semakin rendah biaya yang dikeluarkan secara efesien maka laba yang diperoleh juga semakin tinggi. Perencanaan pajak pada umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi tersebut terkena pajak. Bila transaksi tersebut terkena pajak apakah dapat diupayakan untuk dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya. Dalam perencanaan pajak terdapat aspek formal dan aspek administrasi serta material yang harus diperhatikan untuk mengkategorikan biaya-biaya tersebut sebagai pengurang laba atau dikecualikan sebagai biaya. Aspek formal administrasi perencanaan pajak merupakan kewajiban perpajakan mengenai kepatuhan terhadap Undang-undang yang Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Upload: dinhnhu

Post on 08-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Tinjauan Teoritis

Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat

dilakukan melalui perencanaan pajak. Dalam praktek bisnis umumnya

pengusaha mengidentikkan pembayaran pajak sebagai beban, sehingga akan

berusaha meminimalkan beban untuk mengoptimalkan laba. Dalam rangka

meningkatkan efesiensi dan daya saing maka manager wajib menekankan

biaya seoptimal mungkin, demikian pula dengan kewajiban membayar

pajak. Biaya dan laba berbanding terbalik, semakin tinggi biaya maka laba

yang diperoleh akan semakin rendah demikian sebaliknya semakin rendah

biaya yang dikeluarkan secara efesien maka laba yang diperoleh juga

semakin tinggi.

Perencanaan pajak pada umumnya selalu dimulai dengan

meyakinkan apakah suatu transaksi tersebut terkena pajak. Bila transaksi

tersebut terkena pajak apakah dapat diupayakan untuk dikecualikan atau

dikurangi jumlah pajaknya. Dalam perencanaan pajak terdapat aspek formal

dan aspek administrasi serta material yang harus diperhatikan untuk

mengkategorikan biaya-biaya tersebut sebagai pengurang laba atau

dikecualikan sebagai biaya.

Aspek formal administrasi perencanaan pajak merupakan

kewajiban perpajakan mengenai kepatuhan terhadap Undang-undang yang

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

10

berhubungan dengan sanksi, baik admistrasi maupun sanksi pidana. Sanksi

administrasi maupun pidana merupakan pemborosan sumber daya sehingga

perlu dieliminasi melalui suatu perencanaan pajak yang baik. Untuk dapat

menyusun perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan yang baik

diperlukan pemahaman terhadap peraturan perpajakan. Sedangkan aspek

materiil adalah tindakan melibatkan efesiensi pengeluaran kas atas biaya-

biaya operasional yang terjadi di perusahaan.

3.1.1. Pengertian Pajak

Ada beberapa pengertian atau defenisi pajak yang

dikemukakan oleh para ahli. Suandy (2011:8) dalam bukunya

Hukum Pajak mengemukakan definisi pajak menurut para ahli

antara lain:

1. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. mengatakan bahwa pajak

adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa

timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan

yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Lebih

lanjut Soemitro menjelaskan bahwa kata “dapat dipaksakan”

berarti bahwa bila hutang pajak itu tidak dibayar, hutang itu

dapat ditagih dengan kekerasan seperti suat paksa dan sita, dan

juga penyanderaan. Terhadap pembayaran pajak itu tidak dapat

ditunjukkan adanya jasa timbal tertentu seperti halnya di dalam

retribusi. Pengertian di atas kemudian dikoreksinya sendiri. Di

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

11

dalam buku Soemitro yang berjudul Pajak dan Pembangunan,

1974, definisi tersebut diubah menjadi: “Pajak adalah peralihan

kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk

membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan

untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk

membiayai public investment.”

2. Dr. Soeparman Soemahamidjaja: pajak adalah iuran wajib,

berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa

berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya

produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai

kesejahteraan umum.

3. Prof. PJA. Adriani menyatakan bahwa pajak adalah iuran

kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terhutang oleh

yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan,

dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat

ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas

Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

4. Prof. Dr. Smeets: pajak adalah prestasi kepada pemerintah

yang terhutang melalui norma-norma umum, yang dapat

dipaksakan,tanpa ada kontra prestasi yang dapat ditunjukkan

dalam hal yang individual, maksudnya adalah untuk

membiayai pengeluaran pemerintah.

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

12

Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para

ahli, menunjukkan bahawa pajak yang dipungut pada prinsipnya

sama yakni rakyat diminta menyerahkan sebagian hartanya sebagai

kontribusi untuk membiayai keperluan bersama yang pada dasarnya

dapat dipaksakan.

3.1.2. Pajak Penghasilan

Mengacu pada Undang-undang No. 36 Tahun 2008 Pajak

Penghasilan merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan, baik

penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh orang pribadi atau

perorangan maupun badan yang berasa didalam negeri dan/ atau

diluar negeri, yang terhutang selama tahun pajak.

Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur

pengenaan Pajak Penghasilan terhadap subyek pajak dengan

penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Subyek

pajak tersebut dikenai pajak apabila menerima atau memperoleh

pengahasilan.

Mardiasmo (2011:135), mendefinisikan Pajak Penghasilan

(PPh) sebagai berikut: Pajak Penghasilan adalah pajak yang

dikenakan terhadap subjek pajak (orang pribadi, badan, Bentuk

Usaha Tetap (BUT)) atas penghasilan yang diterima atau yang

diperolehnya dalam tahun pajak. Sesuai dengan SAK no.46 pajak

penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

13

perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak

perusahaan.

3.1.3. Tarif Pajak Badan

Tarif pajak untuk Wajib Pajak badan dalam negeri dan

bentuk usaha tetap (BUT) sebesar 28% (dua puluh delapan persen).

Tarif PPh tersebut menjadi 25% (dua puluh lima persen) mulai

berlaku tahun pajak 2010. Wajib Pajak badan dalam negeri yang

berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh

persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan

dibursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya

dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah dari

pada tarif sebagaimana di maksud pada ayat (1) huruf b dan ayat (2)

huruf a yang di atur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah

Tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang

dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah

paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen) dan bersifat final.

Wajib Pajak dalam negeri dengan peredaran brutonya dalam

1 (satu) tahun sampai dengan 50 miliar mendapat fasilitas berupa

pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif sebagaimana dimaksud

dalam pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) yang dikenakan atas

Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan

4,8 miliar (Pasal 31 E UU PPh).

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

14

3.1.4. Perencanaan Pajak

3.1.4.1.Perencanaan dan Manajemen Strategis

Perencanaan merupakan suatu keputusan spesifik yang dibuat

oleh manajer perusahaan, pemanfaatannya dirancang untuk

digunakan di masa akan datang, di dalamnya terdapat strategi, taktik

dan operasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Salah satu hasil yang paling penting dari proses perencanaan adalah

“strategi perusahaan”, kemudian berlanjut menjadi suatu

perencanaan khusus yang disebut “manajemen strategis”, yaitu

proses manajemen yang mencakup pernyataan perusahaan dalam

membuat rencana strategis dan kemudian bertindak berdasarkan

rencana tersebut. Fungsi-fungsi spesifik manajemen yang digunakan

dalam mengelola perusahaan menurut Batheman (2008) adalah:

1. Planning, adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan

yang perlu untuk mencapai sasaran tersebut, yang berarti

bahwa manajer harus terlebih dahulu memikirkan dengan

matang sasaran dan tindakan yang akan dilakukan perusahaan

dengan didasarkan pada metode, rencana atau logika dan

bukan berdasarkan perasaan.

2. Organizing, adalah proses mempekerjakan dua orang atau

lebih untuk bekerja sama dalam cara terstruktur guna mencapai

beberapa sasaran, dengan kata lain organizing merupakan

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

15

proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang

dan sumber daya di antara organisasi.

3. Leading, adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi

aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota

kelompok atau seluruh organisasi yang terdiri dari

mengarahkan, mempengaruhi dan memotivasi karyawan untuk

melaksanakan tugas yang penting.

4. Controlling, adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas

sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan.

Zain (2008) menjelaskan manajemen pajak sebagai sarana

untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah

pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk

memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Secara teoritis, tax

planning merupakan bagian dari fungsi-fungsi manajemen pajak

yang terdiri dari: planning, implementation dan control.

Apabila dihubungkan dengan fungsi-fungsi spesifik

manajemen, perencanaan memenuhi kewajiban perpajakan (tax

planning) termasuk ke dalam salah satu fungsi-fungsi spesifik

manajemen, yaitu fungsi planning dimana dalam menetapkan proses

menetapkan perencanaan penyusutan strategi penghematan pajak,

manajer terlebih dahulu harus memikirkan dengan matang sasaran

dan tindakan yang didasarkan pada penelitian dan pengumpulan

ketentuan peraturan perpajakan, sehingga manajer dapat memenuhi

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

16

kewajiban perpajakan perusahaan secara lengkap, benar dan tepat

waktu.

Apabila perencanaan pajak (tax planning) perusahaan tidak

baik atau memiliki kelemahan-kelemahan, maka sumber daya yang

dimiliki oleh perusahaan tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.

Hal tersebut mengakibatkan terjadinya pemborosan yang sebenarnya

dapat dicegah. Apabila pemborosan tersebut terjadi terus-menerus,

maka penghasilan perusahaan lama kelamaan akan semakin menurun

yang pada akhirnya tidak dapat bersaing dengan kompetitornya,

sehingga kelangsungan hidup perusahaan menjadi terancam.

4.1.4.2.Pengertian Tax Planning

Menurut Crumbley, Fredman dan Susan (1994:300) dalam

Eni Ramayanti (2010), “Tax Planning is the systematic analysis of

difering tax options aimed at the minimization of taxliability in

current and future tax periods” (Perencanaan pajak adalah sistem

analisa dalam meminimalkan kewajiban perpajakan dalam waktu

berjalan dan pada periode yang akan datang).

Menurut Zain (2003:67) “Tax planning atau perencanaan

pajak adalah merupakan tindakan penstrukturan yang terkait dengan

konsekuensi potensi pajaknya, yang tekanannya kepada

pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya”.

Tujuannya adalah bagaimana pengendalian tersebut dapat

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

17

mengefesienkan jumlah pajak yang akan ditransfer ke pemerintah,

melalui apa yang disebut sebagai penghindaran pajak (tax

avoidance) yang merupakan perbuatan legal yang masih dalam

ruang lingkup peraturan perundang-undangan perpajakan, dan bukan

penyingkiran pajak (tax evasion).

Lumbantoruan (1996:354) menyatakan “Manajemen pajak

adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar

tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekankan serendah

mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan”.

Menurut Suandy (2003:7) “Perencanaan pajak adalah tahap

awal dalam penghematan pajak. Strategi penghematan pajak disusun

pada saat perencanaan, perencanaan pajak merupakan upaya legal

yang bisa dilakukan oleh wajib pajak”. Tindakan tersebut legal

karena penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan

hal-hal yang tidak diatur (loopholes).

Perencanaan pajak (tax planning) dapat dilakukan dengan

cara mematuhi peraturan perpajakan (lawful) yaitu tax avoidance,

maupun melanggar peraturan perpajakan (unlawfull) yaitu tax

evasion. Istilah manajemen pajak ini sering disamakan dengan

perencanaan pajak padahal sesungguhnya kedua istilah ini adalah

berbeda satu dengan yang lain sebagaimana dinyatakan oleh Gunadi

(2007:483) bahwa:

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

18

Manajemen pajak sebagai suatu strategi penghematan pajak

dan strategi penghematan (tax saving) lainnya adalah perencanaan

pajak (tax planning), penghindaran pajak (tax avoidance).

Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban

perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat

ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas

yang diharapkan. Sedangkan perencanaan pajak adalah langkah awal

dalam manajemen pajak.

4.1.4.3.Manfaat Perencanaan Pajak

Tax planning merupakan bagian dari manajemen memiliki

beberapa manfaat yang berguna bagi perusahaan yang melaksanakan

kegiatan usaha dalam mencapai laba maksimum. Ada 4 hal yang

penting diambil sebagai keuntungan dalam perencanaan pajak yaitu:

1. Penghematan kas keluar, pajak dianggap sebagai unsur biaya

yang dapat diefisienkan.

2. Mengatur aliran kas, karena dengan perencanaan pajak yang

dikelola secara tepat perusahaan dapat menyusun anggaran kas

lebih akurat mengestimasi kebutuhan kas terhadap pajak.

3. Menentukan waktu pembayaran, sehingga tidak terlalu awal

atau terlambat yang mengakibatkan dikenakannya denda atau

sanksi.

4. Membuat data-data terbaru untuk meng-update peraturan

perpajakan.

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

19

Untuk menghemat pajak dapat dilakukan prinsip-prinsip

sebagai berikut :

1. Memanfaatkan secara optimal ketentuan-ketentuan perpajakan

yang berlaku.

2. Mengambil keuntungan dari pemilihan bentuk- bentuk usaha

yang tepat.

4.1.4.4.Jenis-jenis Tax Planning

Tax planning dibagi menjadi dua:

1) Tax planning domestic nasional (national tax planning)

National tax planning hanya memperhatikan Undang-Undang

Domestik, pemilihan atas dilaksanakan atau tidak suatu

transaksi dalam national tax planning bergantung pada

transaksi tersebut, artinya untuk menghindari/mengurangi

pajak, wajib pajak dapat memilih jenis transaksi apa yang

harus dilaksanakan sesuai dengan hukum pajak yang ada,

misalnya akan terkena tarif pajak khusus final atau tidak?

2) International tax planning

International tax planning selain memperhatikan Undang-

Undang Domestik, juga harus memperhatikan undang-

undang atau perjanjian pajak (tax treaty) dari negara-negara

yang terlibat.

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

20

4.1.4.5.Strategi Umum Perencanaan Pajak

Cara yang yang dapat dilakukan untuk meminimalkan

kewajiban pajak tetapi masih memenuhi ketentuan perpajakan (law

full) maupun yang melanggar peraturan perpajakan (unlawful). Cara

yang digunakan dalam mengukur kepatuhan perpajakan wajib pajak,

adalah :

a. Tax saving, yaitu upaya wajib pajak mengelakkan hutang

pajaknya dengan jalan menahan diri untuk tidak membeli

produk-produk yang ada pajak pertambahan nilainya atau

dengan sengaja mengurangi jam kerja atau pekerjaan yang

dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil

dan dengan demikian terhindar dari pengenaan pajak

penghasilan yang besar.

b. Tax Avoidance, yaitu upaya wajib pajak untuk tidak

melakukan perbuatan yang dikenakan pajak atau upaya-upaya

yang masih dalam kerangka ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan untuk memperkecil jumlah pajak yang

terhutang.

c. Tax Evasion, yaitu upaya wajib pajak dengan penghindaran

pajak terutang secara ilegal dengan cara menyembunyikan

keadaan yang sebenarnya.

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

21

Apabila implementasi tax planning pada perusahaan

dilakukan secara baik dan benar, hal tersebut akan memberikan

beberapa manfaat bagi perusahaan yang diantaranya, adalah :

a. Penghematan kas keluar, pajak dianggap unsur biaya yang

dapat diminimalisasi dalam proses operasional perusahaan

b. Mengatur aliaran kas, dengan tax planning yang dikelola

secara cermat, perusahaan dapat menyusun anggaran kas

secara lebih akurat, mengestimasi kebutuhan kas terhadap

pajak dan menentukan waktu pembayarannya, sehingga tidak

terlalu awal atau terlambat yang mengakibatkan denda atau

sanksi

4.1.4.6.Laporan Keuangan Komersial dan Koreksi Fiskal

Pihak manajemen perusahaan berkepentingan terhadap

Laporan Keuangan yang informasinya akan digunakan untuk

membuat perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan,

sedangkan Pemerintah menggunakan Laporan Keuangan untuk

kepentingan fiskal (pajak), terutama Laporan Laba/Rugi yang berisi

informasi untuk menentukan pajak penghasilan yang harus

ditanggung oleh perusahaan. Pedoman penyusunan Laporan

Keuangan di Indonesia diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan,

sedangkan perhitungan pajak terutang berpedoman pada Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008. Oleh karena itu,

Laporan Laba/Rugi akan menghasilkan dua informasi, yaitu:

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

22

a. Laba/Rugi Komersial, menghasilkan laba sebelum pajak (pre

tax financial income), yaitu laba yang diperoleh dari hasil

perbandingan antara pendapatan dengan beban pada Laporan

Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

b. Laba/Rugi Fiskal, menghasilkan informasi laba kena pajak

(taxable income), yaitu jumlah yang digunakan sebagai dasar

perhitungan Pajak Penghasilan terutang.

Latar belakang yang menjadikan laba dalam Laporan

Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal berbeda, secara

umum dapat dikelompokkan menjadi:

a. Perbedaan tujuan atau sasaran perusahaan, mengakibatkan

tidak terdapatnya complete agreement antara laba akuntansi

dengan laba kena pajak. Hal tersebut terjadi karena disatu sisi,

tujuan keuangan suatu perusahaan adalah memaksimalkan

return on assets, shareholders ataupun stakeholders wealth

dan net income, sedangkan tujuan pajak adalah meminimalkan

pembayaran pajak sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku.

b. Perbedaan ekonomis, manajemen harus mempertimbangkan

revenue, cost dan time value of money ketika akan mengambil

keputusan dalam investasi, pendanaan, memperhatikan biaya

modal setelah pajak dan dividen.

c. Area perbedaan, faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan

antara laba sebelum pajak (menurut akuntansi) dengan laba

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

23

kena pajak (menurut perpajakan) adalah perbedaan waktu dan

perbedaan permanen.

Area Perbedaan Waktu (sementara) timbul karena adanya

perbedaan saat pengakuan, pelaporan penghasilan dan atau biaya

antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal

dalam satu tahun pajak. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

perbedaan waktu adalah :

a. Depresiasi aktiva berwujud, amortisasi aktiva sumber alam dan

aktiva tak berwujud;

b. Penilaian persediaan;

c. Penghapusan piutang. Selain ketiga faktor tersebut, masih

terdapat beberapa faktor yang dapat membuat terjadinya

perbedaan waktu lainnya, namun secara tegas belum diatur

dalam ketentuan perpajakan, sedangkan dalam akuntansi telah

mengaturnya, yaitu: (1) pengakuan pendapatan dari penjualan

angsuran; (2) biaya dibayar dimuka; (3) beban jaminan gratis;

(4) foreign currency translation; (5) leasing; (6) biaya sebelum

masa operasi; (7) unremitted earnings of subsidiaries; (8)

perlakuan bunga dalam masa konstruksi. Sementara area

perbedaan permanen, timbul karena disebabkan oleh; menurut

prinsip akuntansi suatu penerimaan diakui sebagai penghasilan

dan atau suatu pengeluaran diakui sebagai biaya atau kerugian

yang bisa sebagai pengurang penghasilan yang harus dilaporkan

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

24

dalam laporan keuangan komersial, sedangkan menurut

peraturan perpajakan suatu penerimaan tersebut tidak pernah

diakui sebagai penghasilan dan atau suatu pengeluaran tersebut

tidak pernah diakui sebagai biaya atau kerugian yang boleh

dikurangkan dari penghasilan dalam laporan keuangan fiskal.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaan

permanen, adalah:

a. Penghasilan yang merupakan objek pajak yang bersifat final,

menurut akuntansi akan ditambahkan pada laba usaha dalam

periode direalisasikannya, sedangkan menurut perpajakan, tidak

lagi digabungkan dengan pos penghasilan bruto karena sudah

dikenakan pajaknya, langsung pada saat penghasilan itu terjadi

(dengan tarif tertentu) oleh pemungut atau pemotongnya dan

jumlah yang telah dibayarkan tersebut tidak bisa dikreditkan

dengan pajak terutang. Penyesuaian terhadap Laporan Keuangan

Komersial adalah: (1) laba sebelum pajak dalam Laporan

Laba/Rugi Komersial dikurangi dengan jumlah penghasilan

yang merupakan objek pajak yang bersifat final untuk

menghitung laba kena pajak dalam menyusun Laporan

Laba/Rugi Fiskal: (2) aktiva dalam Neraca Komersial dikurangi

(ditambah) dengan sejumlah penghasilan yang merupakan objek

pajak bersifat final untuk menyusun Neraca Fiskal.

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

25

b. Adanya ketentuan perpajakan tentang penghasilan yang bukan

merupakan objek pajak dan biaya yang bukan merupakan

pengurang penghasilan, sedangkan menurut perpajakan bukan

sebagai penghasilan. Penyesuaian terhadap Laporan Keuangan

Komersial, adalah: (1) laba sebelum pajak dalam Laporan

Laba/Rugi Komersial dikurangi dengan sejumlah penghasilan

yang bukan merupakan objek pajak utuk menghitung laba kena

pajak dalam menyusun Laporan Laba/Rugi Fiskal; (2) aktiva

(hutang) dalam Neraca Komersial dikurangi (ditambah) dengan

sejumlah penghasilan yang bukan objek pajak untuk menyusun

Neraca Fiskal.

4.1.4.7.Biaya Yang Diijinkan Undang-Undang Sebagai Pengurang

Penghasilan (Biaya Deduktibel/ Deductible Cost)

Dasar Hukum:

1. UU Pajak Penghasilan No 36 th 2008

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 93 Tahun 2010

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.03/2010

4. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002

Beban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto

disebut biaya deduktibel (deductible cost) dapat dibagi dalam 2 (dua)

golongan, yaitu beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

26

tidak lebih dari 1 (satu) tahun dan yang mempunyai masa manfaat

lebih dari 1 (satu) tahun.

Beban yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1

(satu) tahun merupakan biaya pada tahun yang bersangkutan,

misalnya gaji, biaya administrasi dan bunga, biaya rutin pengolahan

limbah dan sebagainya, sedangkan pengeluaran yang mempunyai

masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, pembebanannya dilakukan

melalui penyusutan atau melalui amortisasi. Di samping itu, apabila

dalam suatu tahun pajak didapat kerugian karena penjualan harta

atau karena selisih kurs, kerugian-kerugian tersebut dapat

dikurangkan dari penghasilan bruto.

Biaya-biaya yang diijinkan Undang-Undang untuk

dikurangkan terhadap Penghasilan (biaya deduktibel/ deductible

cost) adalah sebagai berikut:

Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan

dengan kegiatan usaha, antara lain:

1. biaya pembelian bahan;

2. biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah,

gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang

diberikan dalam bentuk uang;

3. bunga, sewa, dan royalti;

4. biaya perjalanan;

5. biaya pengolahan limbah;

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

27

6. premi asuransi;

7. biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

8. biaya administrasi; dan

9. pajak kecuali Pajak Penghasilan;

Biaya-biaya yang dimaksud lazim disebut biaya sehari-hari

yang boleh dibebankan pada tahun pengeluaran. Untuk dapat

dibebankan sebagai biaya, pengeluaran-pengeluaran tersebut harus

mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan

kegiatan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak.

Dengan demikian, pengeluaran-pengeluaran untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang bukan

merupakan objek pajak tidak boleh dibebankan sebagai biaya.

Demikian pula bunga atas pinjaman yang dipergunakan untuk

membeli saham tidak dapat dibebankan sebagai biaya sepanjang

dividen yang diterimanya tidak merupakan objek pajak bunga

pinjaman yang tidak boleh dibiayakan tersebut dapat dikapitalisasi

sebagai penambah harga perolehan saham.

Pengeluaran-pengeluaran yang tidak ada hubungannya

dengan upaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara

penghasilan, misalnya pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan

pribadi pemegang saham, pembayaran bunga atas pinjaman yang

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

28

dipergunakan untuk keperluan pribadi peminjam serta pembayaran

premi asuransi untuk kepentingan pribadi, tidak boleh dibebankan

sebagai biaya.

Pembayaran premi asuransi oleh pemberi kerja untuk

kepentingan pegawainya boleh dibebankan sebagai biaya

perusahaan, tetapi bagi pegawai yang bersangkutan premi tersebut

merupakan penghasilan.

Pengeluaran-pengeluaran sehubungan dengan pekerjaan yang

boleh dikurangkan dari penghasilan bruto harus dilakukan dalam

bentuk uang. Pengeluaran yang dilakukan dalam bentuk natura atau

kenikmatan, misalnya fasilitas menempati rumah dengan cuma-

cuma, tidak boleh dibebankan sebagai biaya, dan bagi pihak yang

menerima atau menikmati bukan merupakan penghasilan. Namun,

pengeluaran dalam bentuk natura atau kenikmatan tertentu boleh

dibebankan sebagai biaya dan bagi pihak yang menerima atau

menikmati bukan merupakan penghasilan.

Pengeluaran dalam bentuk natura atau kenikmatan yang

dapat dikurangkan sebagai biaya diatur dalam peraturan menteri

keuangan Republik Indonesia nomor 83/PMK/.03/2009 tentang

penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai serta

penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di

daerah tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

29

yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja. Dalam

peraturan tersebut menyatakan bahwa:

Pemberian natura dan kenikmatan yang dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto pemberi kerja dan bukan merupakan

penghasilan bagi Pegawai yang menerimanya

adalah:

a. Pemberian atau penyediaan makanan dan/atau minuman

bagi seluruh Pegawai yang berkaitan dengan pelaksanaan

pekerjaan.

b. Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura atau

kenikmatan yang diberikan berkenaan dengan pelaksanaan

pekerjaan di daerah tertentu dalam rangka menunjang

kebijakan pemerintah untuk mendorong pembangunan di

daerah tersebut.

c. Pemberian natura dan kenikmatan yang merupakan

keharusan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana

keselamatan kerja atau karena sifat pekerjaan tersebut

mengharuskannya.

Pengeluaran untuk penyediaan makanan dan/atau minuman bagi

Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a

meliputi:

a. pemberian makanan dan/atau minuman yang disediakan

oleh pemberi kerja di tempat kerja, atau

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

30

b. pemberian kupon makanan dan/atau minuman bagi Pegawai

yang karena sifat pekerjaannya tidak dapat memanfaatkan

pemberian sebagaimana dimaksud pada huruf a, meliputi

Pegawai bagian pemasaran, bagian transportasi, dan dinas

luar lainnya.

Penggantian atau imbalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

huruf b adalah sarana dan fasilitas di lokasi kerja

untuk:

a. tempat tinggal, termasuk perumahan bagi Pegawai dan

keluarganya;

b. pelayanan kesehatan;

c. pendidikan bagi Pegawai dan keluarganya;

d. peribadatan;

e. pengangkutan bagi Pegawai dan keluarganya;

f. olahraga bagi Pegawai dan keluarganya tidak termasuk golf,

power boating, pacuan kuda, dan terbang layang, sepanjang

sarana dan fasilitas tersebut tidak tersedia, sehingga

pemberi kerja harus menyediakannya sendiri

Daerah tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b

adalah daerah yang secara ekonomis mempunyai potensi yang

layak dikembangkan tetapi keadaan prasarana ekonomi pada

umumnya kurang memadai dan sulit dijangkau oleh transportasi

umum, baik melalui darat, laut maupun udara, sehingga untuk

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

31

mengubah potensi ekonomi yang tersedia menjadi kekuatan

ekonomi yang nyata, penanam modal menanggung risiko yang

cukup tinggi dan masa pengembalian yang relatif panjang,

termasuk daerah perairan laut yang mempunyai kedalaman lebih

dari 50 (lima puluh) meter yang dasar lautnya memiliki

cadangan mineral.

Pengeluaran untuk pembangunan sarana dan fasilitas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mempunyai masa

manfaat lebih dari 1 (satu) tahun disusutkan sesuai dengan

ketentuan Pasal 11 Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Pemberian natura dan kenikmatan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 huruf c meliputi pakaian dan peralatan untuk

keselamatan kerja, pakaian seragam petugas keamanan

(satpam), sarana antar jemput Pegawai, serta penginapan untuk

awak kapal, dan yang sejenisnya.

Ketentuan mengenai pedoman teknis tata cara pemberian dan

penetapan besaran kupon makanan dan/atau minuman bagi

Pegawai, kriteria dan tata cara penetapan daerah tertentu, dan

batasan mengenai sarana dan fasilitas di lokasi kerja, diatur

dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak.

Pengeluaran-pengeluaran yang dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto harus dilakukan dalam batas-batas yang wajar

sesuai dengan adat kebiasaan pedagang yang baik. Dengan

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

32

demikian, apabila pengeluaran yang melampaui batas kewajaran

tersebut dipengaruhi oleh hubungan istimewa, jumlah yang

melampaui batas kewajaran tersebut tidak boleh dikurangkan

dari penghasilan bruto.

Pajak-pajak yang menjadi beban perusahaan dalam rangka

usahanya selain Pajak Penghasilan, misalnya Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB), Bea Meterai (BM), Pajak Hotel, dan Pajak

Restoran, dapat dibebankan sebagai biaya.

Pengeluaran untuk promosi perlu dibedakan antara biaya

yang benar-benar dikeluarkan untuk promosi dan biaya yang pada

hakikatnya merupakan sumbangan. Biaya yang benar-benar

dikeluarkan untuk promosi boleh dikurangkan dari penghasilan

bruto. Besarnya biaya promosi dan penjualan yang diperkenankan

sebagai pengurang penghasilan bruto diatur dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

02/PMK.03/2010 yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009

menyatakan bahwa:

Yang dimaksud dengan Biaya Promosi adalah bagian dari biaya

penjualan yang dikeluarkan oleh Wajib Pajak dalam rangka

memperkenalkan dan/ atau menganjurkan pemakaian suatu

produk baik langsung maupun tidak langsung untuk

mempertahankan dan/atau meningkatkan penjualan.

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

33

Besarnya Biaya Promosi yang dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto merupakan akumulasi dari jumlah:

1. biaya periklanan di media elektronik media cetak, dan/atau

media lainnya;

2. biaya pameran produk;

3. biaya pengenalan produk baru; dan/ atau

4. biaya sponsorship yang berkaitan dengan promosi produk.

Tidak termasuk Biaya Promosi adalah:

1. pemberian imbalan berupa uang dan/atau fasilitas, dengan

nama dan dalam bentuk apapun, kepada pihak lain yang

tidak berkaitan langsung dengan penyelenggaraan kegiatan

promosi.

2. Biaya Promosi untuk mendapatkan, menagih, dan

memelihara penghasilan yang bukan merupakan objek

pajak dan yang telah dikenai pajak bersifat final.

Dalam hal promosi dilakukan dalam bentuk pemberian sampel

produk, besarnya biaya yang dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto adalah sebesar harga pokok sampel produk

yang diberikan, sepanjang belum dibebankan dalam perhitungan

harga pokok penjualan.

Biaya Promosi yang dikeluarkan kepada pihak lain dan

merupakan objek pemotongan Pajak Penghasilan wajib

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

34

dilakukan pemotongan pajak sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Wajib Pajak wajib membuat daftar nominatif atas pengeluaran

Biaya Promosi yang dikeluarkan kepada pihak lain.

Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud

dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas

biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)

tahun ;

Pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh harta

berwujud dan harta tak berwujud serta pengeluaran lain yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun,

pembebanannya dilakukan melalui penyusutan atau amortisasi..

Pengeluaran yang menurut sifatnya merupakan pembayaran di

muka, misalnya sewa untuk beberapa tahun yang dibayar

sekaligus, pembebanannya dapat dilakukan melalui alokasi.

Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan

oleh Menteri Keuangan;

Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah

disahkan oleh Menteri Keuangan boleh dibebankan sebagai

biaya, sedangkan iuran yang dibayarkan kepada dana pensiun

yang pendiriannya tidak atau belum disahkan oleh Menteri

Keuangan tidak boleh dibebankan sebagai biaya.

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

35

Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki

dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;

Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang menurut

tujuan semula tidak dimaksudkan untuk dijual atau dialihkan

yang dimiliki dan dipergunakan dalam perusahaan atau yang

dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan memelihara

penghasilan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.

Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki

tetapi tidak digunakan dalam perusahaan, atau yang dimiliki

tetapi tidak digunakan untuk mendapatkan, menagih dan

memelihara penghasilan, tidak boleh dikurangkan dari

penghasilan bruto.

Kerugian selisih kurs mata uang asing;

Kerugian karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui

berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan

secara taat asas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

yang berlaku di Indonesia.

Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan

di Indonesia;

Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan

di Indonesia dalam jumlah yang wajar untuk menemukan

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

36

teknologi atau sistem baru bagi pengembangan perusahaan

boleh dibebankan sebagai biaya perusahaan.

Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;

Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan beasiswa, magang, dan

pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya

manusia dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan dengan

memperhatikan kewajaran, termasuk beasiswa yang dapat

dibebankan sebagai biaya adalah beasiswa yang diberikan

kepada pelajar, mahasiswa, dan pihak lain.

Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:

1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi

komersial;

2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak

dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan

3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan

Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang

negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai

penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan

debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam

penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari

debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah

utang tertentu;

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

37

4. Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku

untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil yang

pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan;

Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dapat dibebankan

sebagai biaya sepanjang Wajib Pajak telah mengakuinya sebagai

biaya dalam laporan laba-rugi komersial dan telah melakukan

upaya-upaya penagihan yang maksimal atau terakhir.

Yang dimaksud dengan penerbitan tidak hanya berarti

penerbitan berskala nasional, melainkan juga penerbitan internal

asosiasi dan sejenisnya.

Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana

nasional, sumbangan dalam rangka penelitian dan

pengembangan yang dilakukan di Indonesia, sumbangan

fasilitas pendidikan, sumbangan dalam rangka pembinaan

olahraga dan biaya pembangunan infrastruktur sosial yang

ketentuan diatur dengan Peraturan Pemerintah; PERATURAN

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93

TAHUN 2010 tentang sumbangan bencana, fasilitas pendidikan,

penelitian dan pembinaan olah raga dan pembangunan

infrastruktur yang mulai berlaku sejak Tahun Pajak 2010.

menyatakan bahwa:

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

38

o Sumbangan dan/atau biaya yang dapat dikurangkan sampai

jumlah tertentu dari penghasilan bruto dalam rangka

penghitungan penghasilan kena pajak bagi wajib pajak terdiri

atas:

1. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana

nasional, yang merupakan sumbangan untuk korban

bencana nasional yang disampaikan secara langsung

melalui, badan penanggulangan bencana atau disampaikan

secara tidak langsung melalui lembaga atau pihak yang

telah mendapat izin dari instansi/lembaga yang berwenang

untuk pengumpulan dana penanggulangan bencana;

2. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan,

yang merupakan sumbangan untuk penelitian dan

pengembangan yang dilakukan di wilayah Republik

Indonesia yang disampaikan melalui lembaga penelitian dan

pengembangan;

3. Sumbangan fasilitas pendidikan, yang merupakan

sumbangan berupa fasilitas pendidikan yang disampaikan

melalui lembaga pendidikan;

4. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga, yang

merupakan sumbangan untuk membina, mengembangkan

dan mengoordinasikan suatu atau gabungan organisasi

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

39

cabang/jenis olahraga prestasi yang disampaikan melalui

lembaga pembinaan olah raga; dan

5. Biaya pembangunan infrastruktur sosial merupakan biaya

yang dikeluarkan untuk keperluan membangun sarana dan

prasarana untuk kepentingan umum dan bersifat nirlaba.

o Sumbangan dan/atau biaya dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto dengan syarat:

1. Wajib Pajak mempunyai penghasilan neto fiskal

berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan Tahun Pajak sebelumnya;

2. pemberian sumbangan dan/atau biaya tidak

menyebabkan rugi pada Tahun Pajak

sumbangan diberikan;

3. didukung oleh bukti yang sah; dan

4. lembaga yang menerima sumbangan dan/ atau biaya

memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, kecuali badan yang

dikecualikan sebagai subjek pajak sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan.

o Besarnya nilai sumbangan dan/atau biaya pembangunan

infrastruktur sosial yang dapat dikurangkan dari penghasilan

bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 untuk 1 (satu)

tahun dibatasi tidak melebihi 5% (lima persen) dari

penghasilan neto fiskal Tahun Pajak sebelumnya.

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

40

o Sumbangan dan/atau biaya tidak dapat dikurangkan dari

penghasilan bruto bagi pihak pemberi apabila sumbangan

dan/atau biaya diberikan kepada pihak yang mempunyai

hubungan istimewa sebagaimana dimaksud Undang-Undang

tentang Pajak Penghasilan.

o Sumbangan dapat diberikan dalam bentuk uang dan/atau

barang.

o Biaya pembangunan infrastruktur sosial iberikan hanya

dalam bentuk sarana dan/atau prasarana.

o Nilai sumbangan dalam bentuk barang ditentukan

berdasarkan:

1. nilai perolehan, apabila barang yang disumbangkan

belum disusutkan;

2. nilai buku fiskal, apabila barang yang disumbangkan

sudah disusutkan; atau

3. harga pokok penjualan, apabila barang yang

disumbangkan merupakan barang produksi sendiri.

o Nilai biaya pembangunan infrastruktur sosial sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) ditentukan berdasarkan

jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan untuk membangun

sarana dan/atau prasarana.

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

41

o Sumbangan dan/atau biaya sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 1 wajib dicatat sesuai dengan peruntukannya oleh

pemberi sumbangan.

o Badan penanggulangan bencana dan lembaga atau pihak yang

menerima sumbangan harus menyampaikan laporan

penerimaan dan penyaluran sumbangan kepada Direktur

Jenderal Pajak untuk setiap triwulan.

o Lembaga penerima sumbangan dan/atau biaya sebagaimana

dimaksud wajib menyampaikan laporan penerimaan

sumbangan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lambat

pada akhir Tahun Pajak diterimanya sumbangan danj atau

biaya.

o Lembaga penerima sumbangan dan/atau biaya yang

mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak melaporkan

sumbangan dan/atau biaya sebagai lampiran laporan

keuangan pada Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak

Penghasilan Tahun Pajak diterimanya sumbangan.

o Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pencatatan dan

pelaporan sumbangan dan/atau biaya diatur dengan Peraturan

Menteri Keuangan.

Biaya Telepone seluler dan pemeliharaan kendaraan. Keputusan

Dirjen Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 tentang perlakuan pajak

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

42

penghasilan atas biaya pemakaian telepon seluler dan kendaraan

perusahaan

1. Atas biaya perolehan atau pembelian telepon seluler yang

dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai

tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, dapat dibebankan

sebagai biaya perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen)

dari jumlah biaya perolehan atau pembelian melalui

penyusutan aktiva tetap kelompok I sebagaimana dimaksud

dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor

520/KMK.04/2000 Lampiran I butir 1 huruf c sebagaimana

telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

138/KMK.03/2002.

2. Atas biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan

perbaikan telepon seluler yang dimiliki dan dipergunakan

perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau

pekerjaannya, dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan

sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah biaya

berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan

dalam tahun pajak yang bersangkutan.

3. Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar

kendaraan bus, minibus, atau yang sejenisyang dimiliki dan

dipergunakan perusahaan untuk antar jemput para pegawai,

dapat dibebankan seluruhnya sebagai biaya perusahaan

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

43

melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II sebagaimana

dimaksud dalam Keputusan Menteri keuangan Nomor

520/KMK.04/2000 Lampiran II butir 1 huruf b sebagaimana

telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

138/KMK.03/2002.

4. Atas biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan

bus, minibus, atau yang sejenis yang dimiliki dan

dipergunakan perusahaan untuk antar jemput para pegawai,

dapat dibebankan seluruhnya sebagai biaya perusahaan

dalam tahun pajak yang bersangkutan.

5. Atas biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar

kendaraan sedan atau yang sejenis yang dimiliki dan

dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena

jabatan atau pekerjaannya, dapat dibebankan sebagai biaya

perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah

biaya perolehan atau pembelian atau perbaikan besar

melalui penyusutan aktiva tetap kelompok II sebagaimana

dimaksud dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor

520/KMK.04/2000 Lampiran II butir 1 huruf b sebagaimana

telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor

138/KMK.03/2002.

6. Atas biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dimiliki dan

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

44

dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena

jabatan atau pekerjaannya dapat dibebankan sebagai biaya

perusahaan sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah

biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin dalam tahun pajak

yang bersangkutan.

7. Apabila atas penghasilan Wajib Pajak yang dapat dibebani

biaya-biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, Pasal 2

dan Pasal 3 dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final

atau berdasarkan norma penghitungan khusus, maka

pembebanan biaya-biaya tersebut telah termasuk dalam

penghitungan Pajak Penghasilan yang bersifat final atau

berdasarkan norma penghitungan khusus.

8. Atas biaya-biaya yang dapat dibebankan sebagai biaya

perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, Pasal 2

dan Pasal 3, tidak merupakan penghasilan bagi para

pegawai perusahaan yang bersangkutan.

Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan didapat

kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan

penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai

dengan 5 (lima) tahun.

Jika pengeluaran-pengeluaran yang diperkenankan setelah

dikurangkan dari penghasilan bruto didapat kerugian, kerugian

tersebut dikompensasikan dengan penghasilan neto atau laba

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

45

fiskal selama 5 (lima) tahun berturut-turut dimulai sejak tahun

berikutnya sesudah tahun didapatnya kerugian tersebut.

4.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tax Planning: Sebuah Pengantar sebagai Alternatif Meminimalkan

Pajak, menemukan beberapa strategi yang bisa dilakukan dalam

meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar yaitu penggeseran

(shifting), kapitalisasi, transformasi, penghindaran (avoidance) dan

penyelundupan (evasion). Semua strategi di atas merupakan bagian dari Tax

Planning. Tax Planning memberikan suatu formula umum yang bisa

digunakan untuk mengatur secara sistematis jumlah pajak yang harus

dibayar. Di dalam formula umum ini, ada item-item yang nantinya harus

menjadi pusat perhatian dari wajib pajak atau apabila menggunakan

konsultan adalah tax planner. (Mangoting, 1999)

Saputra (2005) dalam penelitiannya yang berjudul: Analisis

Perencanaan Pajak melalui Revaluasi Aktiva Tetap dan Penghitungan

Besarnya Pajak Terhutang Wajib Pajak Badan, menemukan bahwa

penerapan pajak melalui kebijakan revaluasi aktiva tetap memberikan

penghematan pajak yang signifikan, dan penerapan revaluasi aktiva tetap

akan menurunkan biaya penyusutan atas selisih revaluasi.

Ismarita (2007) dalam penelitiannya: Pengaruh Penerapan Tax

Planning Biaya Pegawai Terhadap Beban Pajak Terhutang Wajib Pajak

Badan, menemukan bahwa tax planning untuk tunjangan pajak, biaya

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

46

kesehatan dan keselamatan dan biaya entertaint berpengaruh terhadap

beban pajak badan sebesar 8,21%. Dengan perencanaan pajak, maka PPh

yang terhutang menjadi lebih kecil sehingga perusahaan mempunyai lebih

banyak dana unuk mengembangkan dana.

Silvianti (2010) dalam Andi (2011) dengan penelitiannya: Tinjauan

Atas Pelaksanaan Perencanaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Karyawan

di PT. Dirgantara Indonesia (Persero), menemukan Perencanaan Pajak

Penghasilan Pasal 21 atas Karyawan yang dilakukan oleh PT. Dirgantara

Indonesia dengan cara memberi tunjangan pajak kepada seluruh karyawan

tidak tepat karena mengakibatkan penghasilan karyawan meningkat,

sehingga biaya gaji juga meningkat dan mengakibatkan penurunan laba.

Maka PT. Dirgantara indonesia melakukan alternatif yang lain yaitu

perencanaan PPh pasal 21 dengan menggunakan metode Gross-up dan

perhitungan ini tepat bagi perusahaan yang menanggung seluruh pajak

penghasilan bagi karyawan. Langkah-langkah dalam perencanaan Pajak

Penghasilan Pasal 21 atas karyawan yang dilakukan oleh PT. Dirgantara

Indonesia mengakibatkan penghematan pajak yang dilakukan kurang

maksimal akibat perencanaan menggunakan pemberian tunjangan pajak

bukan perencanaan yang tepat bagi perusahaan.

Lindawati (2010) dalam Andi (2011) dengan penelitiannya yang

berjudul: Penerapan Tax Planning dalam Meminimalkan Pajak Penghasilan

pada PT. X Surabaya, menemukan bahwa bahwa perencanaan pajak

terutang PT. X Surabaya dapat dilaksanakan dengan cara memaksimalkan

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

47

biaya-biaya fiskal melalui penggantian kelompok aktiva perusahaan dan

memberikan tunjangan-tunjangan pada karyawan.

Pusparini (2013) meneliti Implementasi Tax Planning dalam upaya

penghematan pajak penghasilan badan. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui implementasi Tax Planning yang dapat dilakukan perusahaan

dalam upaya meminimalkan beban pajak penghasilan yang terutang dan

untuk mengetahui dampak dilaksanakan Tax Planning pada penghematan

pajak penghasilan bagi perusahaan. Dalam penelitiannya menunjukkan

bahwa kondisi perpajakan perusahaan masih kurang efisien karena masih

terdapat komponen biaya yang seharusnya dapat digunakan perusahaan

untuk menghemat pajak namun tidak dimanfaatkan oleh perusahaan.

Sumampouw (2012) dalam penelitiannya, analisis Penerapan Tax

Planning atas pajak penghasilan karyawan pada PT. PLN (PERSERO)

cabang Manado. Jenis data yang digunakan bersifat kuantitatif dan

kualitatif, Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah dengan metode

deskriptif. Menurutnya PT. PLN (Persero) cabang Manado sudah

menerapkan Tax Planning atas penghasilan karyawan, tetapi upaya tersebut

belum maksimal karena masih terdapat kebijakan-kebijakan yang berkaitan

dengan biaya kesejahteraan karyawan merupakan kategori biaya yang tidak

bisa dibebankan sebagai pengurang penghasilan perusahaan. Persamaan

dalam penelitian ini yaitu jenis data, sumber data dan pembahasan mengenai

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

48

Tax Planning untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibayar

perusahaan. Perbedaannya, terletak pada objek penelitiannya.

4.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang dapat dijabarkan sebagai tuntutan untuk

memecahkan masalah penelitian dalam skripsi ini, diwakili oleh bagan alur.

Dasar penelitian ini dalam melakukan Tax Planning adalah melalui laporan

keuangan dari beberapa perusahaan industri yang diteliti yaitu laporan laba-

rugi. Laporan Laba rugi akan dianalisa dan hasilnya dibandingkan antara

laporan keuangan laba rugi yang dilakukan tax planning berdasarkan

ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku, dalam hal ini digunakan

undang-undang pajak No. 36 tahun 2008 yang didalam nya mengatur

tentang pajak penghasilan. Perencanaan pajak sangat penting dan memberi

keuntungan bagi perusahaan dilakukan agar terhindar dari segala yang

menyebabkan peningkatan pajak penghasilan.

Apabila perusahaan industri pengolahan kayu dapat menerapkan

Tax Planning pada laporan keuangannya dengan baik maka akan lebih

sedikit atau lebih menghemat jumlah pajak yang dibayarkan kepada kas

negara nantinya, tanpa melanggar peraturan perundang-undangan

perpajakan. Dari analisa dan perbandingan yang pada akhirnya akan

diketahui apakah ada perbedaan atas pajak penghasilan yang akan

dibayarkan oleh perusahaan industri pengolahan kayu setelah adanya Tax

Planning.

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Tinjauan Teoritisrepository.ump.ac.id/522/3/BAB II_PRITA PUSPITA SARI_AKUNTANSI'14.pdf · Dari keempat definisi pajak di atas yang dikemukakan para ahli,

49

Gambar 2.1 Hubungan antara variabel

Laporan Keuangan

Efisiensi

Pajak Penghasilan

Dengan Tax Planning

Pajak Penghasilan

Tanpa Tax Planning

Dengan Tax Planning

(Undang-undang PPh No. 36 Tahun 2008)

Tanpa

Tax Planning

PT. X PT. Y PT. Z

Penerapan Perencanaan Pajak..., Prita Puspita Sari, Ekonomi UMP, 2014