bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengetahuan 2.1.1 pengertian ii.pdf · pengetahuan manusia telah...

27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,2007). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu: 1. Tahu (Know) Tahu dapat diperhatikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari meliputi pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, memori, teori, dan kesimpulan. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

Upload: truonglien

Post on 08-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGETAHUAN

2.1.1 Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah seseorang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca

indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku yang disadari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo,2007).

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu dapat diperhatikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari meliputi pengetahuan terhadap

fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, memori, teori, dan

kesimpulan. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

antara lain menyebutkan, menguraiakan, mendefenisikan, mendatakan, dan lain

sebagainya.

2. Memahami (Komprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang suatu

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi yang tersebut secara

benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan sebagainya terhadap

objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi sebanarnya (real). Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip dan sebagainya

dalam konteks lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata-kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat

bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau

dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau

rumusan-rumusan yang yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek, penilaian didasarkan pada kriteria tertentu.

2.1.3 Cara memperoleh pengetahuan

Meurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan,

yaitu:

1. Cara coba-salah (Trial and error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahakan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba

dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba

kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dipecahkan.

Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau

salah) atau metode coba-salah coba-coba.

2. Cara kekuasaan atau otoriter

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan

tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang

dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan

turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dangan kata lain pengetahuan

tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau atau kekuasaan, baik tradisi,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu

pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan

oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau

membuktikan kebenaran, baik berdasarkan fakta empiris atau pun berdasarkan

penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat

tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, dengan penjelelasan lain yaitu

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

4. Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut

berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam

memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi

maupun deduksi.

5. Cara modern dalam memperoleh pengatahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistimatis, logis

dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut

metodologi penelitian (research methodology).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak (2007), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang yaitu :

1. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik

dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori

perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama

dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada

aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

2. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain

terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa

makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru

diperkenalkan.

3. Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat

menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya

diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.

.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

Minat itu tampak dalam dua segi yang berbeda, yaitu dilihat dari segi aktif atau

dinamis, dan segi pasif atau statis. Dari segi aktif maka minat tampak sebagai

suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan daya

serta potensi tenaga kerja, agar secara produktif berhasil mencapai dan

mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan apabila dilihat dari

segi pasif atau statis, minat akan tampak sebagai kebutuhan sekaligus sebagai

perangsang untuk dapat menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan potensi

serta daya kerja manusia tersebut ke arah yang diinginkan (Mubarak, 2007).

4. Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya

yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang berpikiran luas maka

pengetahuannya akan lebih baik daripada orang yang hidup di lingkungan yang

berpikiran sempit (Mubarak, 2007).

5. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2007).

6. Informasi

Informasi merupakan sebuah pesan dari pengirim kepada penerima, informasi ini

sangat diperlukan dalam rangka menciptakan pemikiran, hal yang baru, ide,

kreatifitas dan isu yang terbaru dalam hal dunia. Bila seseorang kurang memiliki

informasi yang baru maka orang tersebut akan mengalami keterbelakangan dalam

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

kehidupanya, dan kemajuan yang dimiliki akan tidak tumbuh dengan baik

(Mubarak, 2007).

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang

memperoleh pengetahuan yang baru, informasi baru yang di dapat merupakan

pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan

penyempurnaan informasi sebelumnya (Mubarak, 2011).

Pada dasarnya pengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling

terhubungkan secara sistematik sehingga memiliki makna. Informasi yang

diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan

pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan

atau peningkatan pengetahuan (Mubarak, 2007).

Media massa dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayaan orang (Mubarak, 2011).

Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa

pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru

bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Informasi akan memberikan

pengaruh pada pengetahuan seseorang, meskipun seseorang memiliki pendidikan

rendah, tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang (Hidayat, 2007).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

7. Kebudayaan

Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya

untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan

(Mubarak, 2007).

8. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Pengalaman terhadap objek tersebut

menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang membekas dalam

emosi sehingga menimbulkan sikap positif dan juga merupakan sumber

pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan pengetahuan.

Pengalaman yang kurang juga berimbas pada seseorang memiliki pengetahuan

yang rendah. Penyebabnya pengalaman memiliki peran penting dalam mendidik

seseorang untuk berfikir dan bertidak sesuai dengan apa yang pernah terjadi

sebelumnya (Mubarak, 2007).

Pengetahuan dibagi menjadi tiga yaitu pengetahuan baik, pengetahuan cukup, dan

pengetahuan kurang. Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket

yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari responden

(Notoatmodjo, 2010).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

2.2 Remaja

2.2.1 Pengertian

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa

dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi

sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan perkembangan, baik

fisik, mental maupun peran sosial (Ardhyantoro dan Kumalasari, 2010).

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia, masa ini

merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologi, dan perubahan

sosial (Notoatmodjo, 2007).

2.2.2 Batasan remaja

Menurut Ardhyantoro dan Kumalasari (2010), batasan remaja berdasarkan umur

yaitu:

1. Masa remaja awal yaitu 10-12 tahun

a. Lebih dekat dengan teman sebaya

b. Ingin bebas

c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya

d. Mulai berpikir abstrak

2. Masa remaja tengah yaitu 13-15 tahun

a. Mencari identitas diri

b. Timbul keinginan untuk berkencan

c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam

d. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

e. Berkhyal tentang aktivitas seks

3. Masa remaja akhir yaitu 16-21 tahun

a. Pengungkapan kebebasan diri

b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

c. Mempunyai citra tubuh (body image) terhadap dirinya sendiri.

2.2.3 Aspek perkembangan pada masa remaja

Menurut Handoyo (2010) aspek perkembangan remaja meliputi:

1. Perkembangan fisik

Perkembangan fisik pada remaja adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak,

kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik. Perkembangan pada tubuh ditandai

dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, serta

kematangan seksual dan fungsi reproduksi.

Menurut Notoatmodjo (2007), antara remaja putra dan putri kematangan seksual

terjadi dalam usia yang agak berbeda. Kematangan seksual pada remaja putra bisa

terjadi pada usia 10-13,5 tahun, sedangkan pada remaja putri terjadi pada usia 9-

15 tahun. Bagi remaja laki-laki perubahan itu ditandai oleh perkembangan pada

organ seksual, mulai tumbuhnya rambut kemaluan, perubahan suara, dan juga

ejakulasi pertama melalui wet dream atau mimpi basah. Sedangkan pada remaja

putri pubertas ditandai dengan menarche (haid pertama) dan perubahan pada dada

(mammae).

2. Perkembangan kognitif

Remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka dimana informasi yang

didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

Remaja sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting

dibanding ide lainnya (Handoyo, 2010)

Menurut Notoatmodjo (2007), labilnya emosi erat kaitannya dengan perubahan

hormon dalam tubuh. Remaja kadang mengalami letusan emosi dalam bentuk

amarah, sensitif, bahkan perbuatan nekat. Ketidakstabilan emosi menyebabkan

mereka mempunyai rasa ingin tahu dan dorongan untuk mencari tahu.

Pertumbuhan kemampuan intelektual pada remaja cenderung membuat mereka

bersikap kritis, tersadar melalui perbuatan-perbuatan yang sifatnya eksperimen

dan eksploratif.

3. Perkembangan kepribadian sosial

Perkembangan kepribadian adalah perubahan dengan dunia dan menyatakan

emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam

hubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian yang penting pada masa

remaja adalah pencarian identitas diri. Pencarian identitas diri adalah proses

menjadi seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Handoyo,

2010)

Penyebab ketidaktahuan remaja putri tentang kanker serviks adalah akibat dari

memiliki perilaku yang tertutup, kurangnya pengetahuan tentang ilmu kesehatan

reproduksi, dasar informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja yang sangat

minim didapati, tidak adanya kesadaran atau motivasi untuk memperhatikan

kesehatan diri yang tidak tampak (Mubarak,2007)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

2.3 Kanker serviks

2.3.1 Pengertian

Kanker serviks merupakan tumor ganas yang menyerang squamosa

intraepithealial serviks yang terdiri dari sel-sel tumbuh cepat, tidak mempunyai

pembungkus, tumbuh tidak teratur dan tidak terkendali, mendesak tempat

sekitarnya, dan menyusup ke tempat yang jauh yang disebabkan oleh HPV atau

Human Papiloma Virus Onkogenik, mempunyai presentase yang cukup tinggi

dalam menyebabkan kanker serviks, yaitu sekitar 99% dan merupakan salah satu

penyakit karsinoma yang menempati urutan pertama diantara lima jenis karsinoma

terbanyak pada wanita (Rasjidi, 2008; Tilong, 2012).

2.3.2 Penyebab dan faktor predisposisi

Faktor-faktor yang bisa memicu terjadinya kanker serviks antara lain :

1. Perempuan dengan mitra seksual multiple atau mempunyai suami resiko

tinggi yaitu suami yang mempunyai mitra seksual multiple juga.

2. Aktivitas Seksual Dini

Wanita dengan aktivitas seksual dini, misalnya sebelum usia 16 tahun,

mempunyai resiko lebih tinggi karena pada usia itu terkadang epitel atau

lapisan dinding vagina dan serviks belum terbentuk sempurna. Hal ini

menyebabkan gampangnya timbul lesi/luka mikro di vagina atau serviks

sehingga gampang pula terjadi infeksi, termasuk infeksi oleh virus HPV

penyebab kanker serviks. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) sering

terjadi pada usia muda, sekitar 25-30% nya terjadi pada usia kurang dari 25

tahun.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

3. Smegma

Smegma adalah substansi berlemak. Biasanya terdapat pada lekukan dekat

kepala kemaluan/penis dan didapati pada laki-laki yang tidak sunat.

Sebenarnya smegma adalah secret alami yang dihasilkan kelenjar sabeceous

pada kulit penis. Namun ternyata hal ini berkaitan dengan meningkatnya

resiko seorang laki-laki sebagai pembawa dan penular virus HPV.

4. Perempuan Yang Merokok

Perempuan perokok mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita kanker

serviks daripada perempuan yang tidak merokok. Zat nikotin yang dikandung

tembakau mempunyai kecenderungan mempengaruhi selaput lendir pada

tubuh, termasuk selaput lendir serviks sehingga membuatnya rentan terhadap

sel kanker.

5. Frekuensi Persalinan.

Perempuan yang sering melahirkan memiliki resiko menderita kanker serviks

lebih tinggi.

6. Tingkat sosial ekonomi yang rendah, hal ini berkaitan dengan asupan gizi

(Kurang mengkonsumsi vitamin C, E dan asam folat) serta status imunitas.

7. Penggunaan obat imunosupresan/penekan kekebalan tubuh.

8. Riwayat terpapar infeksi menular seksual (IMS), hal ini karena Human

Papilloma Virus (HPV) bisa ikut tertularkan bersamaan dengan penyebab

penyakit kelamin lainnya seperti infeksi herpes genitalis atau infeksi klamedia

saat terjadi hubungan kelamin, dan pada wanita yang mengalami radang

panggul.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

9. Riwayat Keluarga

Seseorang yang mempunyai riwayat keluarga dengan kanker serviks

mempunyai resiko yang sangat besar untuk menderita kanker serviks

10. Seringnya mencuci vagina dengan antiseptik, seringnya menaburi vagina

dengan bedak sehingga menimbulkan iritasi, pembalut berkualitas buruk.

11. Penggunaan hormone estrogen bagi wanita yang telah menopause tidak sesuai

aturan, penggunaan pil KB yang terlalu lama.

12. Gaya hidup yang buruk, kebiasaan makan makanan yang mengandung lemak.

13. Infeksi Human Papiloma Virus(HPV)

14. Hasil pemeriksaan papsmear sebelumnya yang tidak normal.

(Tilong, 2012; Samadi, 2011; Andrijono, 2010; Dirjen PP dan PL, 2009; BKKBN,

2008; Depkes RI, 2008; Alan dan Nathan, 2007; Tiro dkk, 2007; Yatim Faisal,

2005).

2.3.3 Tanda dan gejala

Permulaan kanker, tidak ada tanda dan gejala yang khusus. Stadium-stadium awal

hanya bisa ditemukan dengan melakukan pemeriksaan papsmear. Tanda seperti

keputihan yang tidak gatal merupakan hal yang paling sering dikeluhkan

penderita. Pada kasus tertentu, cairan yang keluar dari vagina lama-lama akan

berbau busuk akibat kematian jaringan dan infeksi pada jaringan tumor.

Tanda yang lain adalah keluarnya darah jika selesai melakukan hubungan seksual.

Hal-hal ini semuanya bisa ditemukan saat kanker sudah mencapai stadium II atau

lebih. Pada stadium III penderita mulai turun berat badannya, terjadi pendarahan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

terus menerus melalui vagina yang bisa menyebabkan anemia atau kurang darah

(Tapan Erik, 2005).

Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan suatu

tanda-tanda kanker. Papsmear test yang teratur sangat diperlukan untuk

mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel kanker. Perubahan sel-

sel kanker selanjutnya dapat menyebabkan pendarahan setelah aktivitas seksual

atau diantara masa menstruasi. Adanya perubahan ataupun keluarnya cairan

bukanlah merupakan suatu hal yang normal (Tilong, 2012).

Menurut Samadi (2011), gejala klinis jika sudah menjadi kanker serviks dapat

dibedakan dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :

1. Gejala Awal

a. Perdarahan pervagina, berupa perdarahan pasca senggama atau perdarahan

spontan di luar masa haid. Serviks yang normal konsistensinya kenyal dan

permukaannya licin. Adapun serviks yang sudah berubah menjadi kanker

bersifat rapuh, mudah berdarah dan diameternya biasanya membesar.

b. Keputihan yang berulang-ulang, tidak sembuh walapun sudah diobati.

Keputihannya biasa berbau, gatal dan panas karena sudah ditumpangi infeksi

sekunder. Artinya cairan yang keluar dari lesi pra kanker atau kanker tersebut

ditambah infeksi oleh kuman, bakteri ataupun jamur.

2. Gejala Lanjut

Cairan keluar dari liang vagina berbau tidak sedap, nyeri panggul, pinggang dan

tungkai, gangguan berkemih, nyeri di kandung kemih dan rektum/anus. Keluhan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

ini muncul karena pertumbuhan kanker tersebut menekan/mendesak ataupun

menginvasi organ sekitarnya.

3. Kanker Telah Menyebar/Metastasis

Timbul gejala sesuai dengan organ yang terkena, misalnya penyebaran di paru-

paru, liver atau tulang.

4. Kambuh/Residif

Bengkak/edema tungkai satu sisi, nyeri panggul menjalar ke tungkai, dan gejala

pembuntuan saluran kencing atau obstruksi ureter.

Pemeriksaan fisik dengan spekulum vagina bisa menemukan lesi/tumor/benjolan

yang masih terlokalisasi di serviks atau telah meluas ke puncak vagina dengan

warna kemerahan dan mudah berdarah, dengan atau tanpa gambaran jaringan

yang rapuh disertai darah atau cairan yang berbau.

Pemeriksaan dalam melalui vagina dapat meraba perluasan ke vagina, sedangkan

pemeriksaan rektal/colok dubur adalah untuk dapat mengetahui perluasan ke

dinding panggul. Kalau penyakit sudah meluas ke luar panggul, dapat ditemukan

pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, benjolan di perut, panggul,

hidronefrosis atau efusi pleura/cairan di paru-paru atau penyebaran ke tulang

(Samadi, 2011).

Bagi sebagian orang, pada tahap awal penyakit kanker serviks tidak menimbulkan

gejala yang mudah diamati. Gejala fisik serangan penyakit kanker serviks pada

umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut, yaitu munculnya

rasa sakit dan pendarahan saat berhubungan intim, keputihan yang berlebihan dan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

tidak normal, pendarahan di luar siklus haid serta penurunan berat badan secara

drastis (Tilong, 2012).

Kanker leher rahim pada stadium dini sering tidak menunjukkan gejala atau tanda-

tanda yang khas, bahkan kadang-kadang tidak ada gejalanya sama sekali. Gejala

yang mungkin timbul antara lain :

1. Nyeri pada waktu senggama dan pendarahan sesudah senggama.

2. Keluar keputihan atau cairan encer dari vagina.

3. Pendarahan sesudah haid.

4. Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau dan dapat

bercampur dengan darah (BKKBN, 2008).

Apabila kanker serviks sudah menyebar ke panggul, pasien akan menderita

keluhan nyeri panggul bagian bawah atau keram panggul, hambatan dalam

berkemih, serta pembesaran ginjal, pendarahan rahim yang abnormal, siklus

menstruasi yang abnormal, pendarahan vagina atau spotting pada wanita yang

telah menopause, keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca

menopause), kotoran vagina yang meningkat. Infeksi-infeksi atau persoalan-

persoalan kesehatan lain dapat juga menyebabkan gejala-gejala kanker serviks

yang hanya dapat dipastikan oleh seorang dokter. Seorang wanita yang dengan

gejala-gejala kanker serviks harus segera memeriksakan diri pada dokter sehingga

persoalan-persoalannya dapat dengan segera didiagnosis dan dirawat sedini

mungkin (Tilong, 2012).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

2.3.4 Stadium

Penentuan stadium kanker serviks sangat penting dan harus dilakukan sebelum

terapi dimulai serta dilakukan oleh dokter yang berkompeten di bidang tersebut.

Kesalahan penentuan diagnosis akan berimbas pada tidak akuratnya pilihan terapi

yang akan dilakukan dan prediksi respons terapi serta resiko kekambuhannya.

Pada kanker serviks, sebagaimana kanker yang lain, makin tinggi stadium makin

rendah tingkat kesembuhannya. Tingkat kekambuhannya juga akan meningkat

serta ada peluang menimbulkan banyak keluhan serta biaya pengobatan yang

besar. Inilah salah satu aspek begitu pentingnya deteksi dini (Samadi, 2011).

Stadium kanker serviks didasarkan atas pemeriksaan klinik, oleh karena itu

pemeriksaan harus cermat, kalau perlu dilakukan dalam narkose/pembiusan.

Stadium klinik ini tidak berubah bila kemudian ada penemuan baru. Kalau ada

keraguan dalam penentuan maka dipilih stadium yang lebih rendah (POI, 2010).

Terdapat beberapa klasifikasi untuk tingkat kanker serviks seperti Federation

International of Gynekoligic and Obstetric (FIGO) dari World Health

Organization (WHO) dan sistem Tumor Nodul dan Mestastasis (TNM) dari Union

International Against Cancer (UIAC) serta American Join Commite on Cancer

(AJCC) (Depkes RI, 2005).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

Klasifikasi stadium kanker serviks menurut Federation International of

Gynekoligic and Obstetric (FIGO) dapat dilihat pada tabel berikut ini (Samadi,

2011):

Tabel 2.1. Stadium Kanker Serviks

STADIUM TANDA-TANDA

0 Karsinoma in-situ yaitu kanker yang masih terbatas pada lapisan epitel mulut

rahim dan belum punya potensi untuk menyebar ke tempat atau organ lain

I Karsinoma yang sangat terbatas pada daerah serviks

IA Karsinoma mikroinvasif (invasi stroma awal)

IB Semua kasus lain dalam stadium I (kanker okulta = 0 cc)

II Karsinoma meluas keluar daerah serviks, tetapi belum mencapai dinding panggul.

Karsinoma ini meluas ke daerah vagina, tetapi tidak mencapai sepertiga bagian

bawah vagina

II A Perluasan ke daerah parametrium belum jelas

II B Perluasan ke daerah parametrium jelas

III Karsinoma meluas ke dinding panggul. Pada pemeriksaan rektum, tidak ada

daerah bebas kanker di antara tumor dan dinding panggul. Tumor mencapai

sepertiga bawah vagina.

III A Tidak ada perluasan ke dinding panggul

III B Meluas ke dinding panggul atau ke injal yang mengalami hidronefrosis atau tidak

berfungsi

IV Kanker meluas ke dinding panggul atau hidronefrosis atau nonfungsional ginjal.

Karsinoma meluas keluar dari pelvis minor atau secara klinis telah meluas ke

mukosa kandung kemih atau rectum

IV A Karsinoma meluas ke organ-organ dekat

IV B Karsinoma meluas ke organ-organ yang jauh

Sumber: Keperawatan maternitas: kesehatan wanita, bayi dan keluarga Edisi 18 Vol. 1

2.3.5 Deteksi dini dan pencegahan

Tindakan pencegahan kanker serviks secara preventif sekunder, yaitu deteksi lesi

pra-kanker melalui test papsmear dan rangkaian tindak lanjut, misalnya

pemeriksaan kolposkopi dan biopsi. Pengalaman di negara maju menunjukkan

bahwa konsep tersebut baru efektif jika cakupan populasi yang diperiksa test

papsmear mencapai sebagian besar populasi yang beresiko. Namun, implementasi

hal tersebut membutuhkan tidak hanya biaya tetapi juga sumber daya manusia dan

logistik peralatan yang besar (Samadi, 2011).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

Gejala seseorang yang terinfeksi Human Papiloma Virus (HPV) memang tidak

terlihat dan tidak mudah diamati. Cara paling mudah untuk mengetahuinya adalah

dengan melakukan pemeriksaan sitologis leher rahim/papsmear (Tilong. 2012).

Skrining untuk kanker serviks dengan melakukan test papsmear merupakan

metode yang standar. Berdasarkan data retrospektif, test papsmear dapat

mengurangi insidensi kanker serviks sebanyak 60- 90% dan mortalitas sebanyak

90%. Walaupun teknologi baru untuk skrining sudah ada tapi masih belum

mempunyai data sentivitas dan spesifitas tentang skrining ini (Depkes RI, 2005).

Sedangkan Dirjen PP & PL (2009), menjelaskan beberapa cara pencegahan

terhadap kanker serviks adalah :

1. Tidak melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan seksual

dan tidak melakukan hubungan seksual di usia dini.

2. Menghindari faktor resiko lain yang dapat memicu terjadinya kanker seperti

paparan asap rokok, menindak lanjuti hasil pemeriksaan papsmear dan IVA

dengan hasil positif dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan

mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan banyak mengandung

vitamin C, A dan asam folat.

3. Melakukan perawatan kebersihan organ reproduksi dengan baik.

4. Melakukan skrining atau penapisan untuk menentukan apakah mereka telah

terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV) atau mengalami lesi pra-kanker

yang harus dilanjutkan dengan pengobatan yang sesuai bila ditemukan lesi.

5. Melakukan vaksinasi HPV yang saat ini telah dikembangkan untuk beberapa

tipe. Namun kendala utama penggunaan vaksin ini adalah biaya yang mahal.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

Menurut Tilong (2012), ada banyak metode lainnya untuk melakukan deteksi dini

terhadap infeksi HPV dan kanker serviks, yaitu :

1. Test Papsmear

2. Thin Prep (Liquid Base Cytology)

3. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

4. Kolposkopi

2.4 Teori perilaku

Perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari gejala kejiwaan antara lain

pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi dan sikap. Gejala

kejiwaan ini ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor lain yaitu pengalaman,

keyakinan, sarana fisik, sosial budaya masyarakat tersebut. Hal-hal inilah yang

pada akhirnya membentuk perilaku baik individu maupun masyarakat.

Dari segi biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau

mahluk hidup yang bersangkutan. Oleh sebab itu, semua mahluk hidup mulai dari

binatang sampai dengan manusia mempunyai aktivitas masing-masing. Manusia

sebagai salah satu mahluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas,

antara lain: berjalan, berbicara, bekerja, menulis, membaca, berfikir dan

seterusnya. Secara singkat, aktivitas manusia tersebut dikelompokan menjadi dua

yakni: a) aktivitas-aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain misalnya, berjalan,

bernyanyi, tertawa dan sebagainya. b) aktivitas yang tidak dapat diamati orang

lain dari luar misalnya berfikir, berfantasi, bersikap dan sebagainya

(Notoatmodjo,2010).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu

perilaku tertutup dan perilaku terbuka. Perilaku tertutup terjadi bila respon

terhadap stimulus masih belum dapat diamati orang lain dari luar secara luas.

Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,

pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Perilaku terbuka

terjadi bila respon terhadap stimulus sudah berupa tindakan atau praktik yang

dapat diamati orang lain dari luar (Notoatmodjo,2010).

Perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan praktik. Pengetahuan

adalah hasil dari pengindraan manusia atau dari hasil tahu seseorang terhadap

subjek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).

Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan sangat dipengaruhi

oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan tentang

kesehatan yang diharapkan mungkin penting sebelum suatu tindakan kesehatan

terjadi, tetapi tindakan kesehatan yang diharapkan mungkin akan terjadi apabila

seseorang mendapat isyarat yang cukup kuat untuk memotivasinya bertindak atas

dasar pengetahuan yang dimilikinya.

Sikap didefinisikan oleh Berkowitz (1972) yaitu suatu respon evaluatif. Sikap

dikatakan sebagai respon. Respon akan timbul apabila individu dihadapkan pada

suatu stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individual. Respon evaluatif

berarti bahwa bentuk respon yang dinyatakan sebagai suatu sikap itu disadari oleh

proses evaluasi dalam diri individu, yang memberi kesimpulan nilai terhadap

stimulus dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

tidak menyenangkan, suka atau tidak suka, yang kemudian mengkristal sebagai

potensi reaksi terhadap objek sikap. Dilihat dari strukturnya, sikap terdiri atas tiga

komponen yang saling menunjang, yaitu komponenn kognitif berupa apa yang

dipercaya oleh subjek pemilik sikap, komponen afektif merupakan komponen

perasaan yang menyangkut aspek sosial, dan komponen konatif merupakan aspek

kencenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh

subjek (Azwar,1988).

Praktik adalah tindakan nyata seseorang setelah memiliki pengetahuan dan

bersikap terhadap sesuatu atau aplikasi dari sikap. Sikap belum tentu terwujud

dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain yaitu adanya

fasilitas atau sarana dan prasarana. Praktik atau tindakan menurut Notoatmodjo

(2010) dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kualitasnya, yaitu:

a. Praktik terpimpin

Subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada

tuntutan atau menggunakan panduan. Misalnya seseorang ibu membawa anaknya

ke puskesmas untuk imunisasi namun masih harus selalu diingatkan oleh petugas

kesehatan.

b. Praktik secara mekanisme

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikan sesuatu hal

secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis. Misalnya, seorang

ibu membawa anaknya ke puskesmas untuk imunisasi tanpa disuruh petugas

kesehatan.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

c. Adopsi

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sedang berkembang. Artinya apa

yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah

dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas. Misalnya

imunisasi, bukan sekedar ikut-ikutan melainkan secara rutin sesuai jadwal.

Menurut skinner dalam Notoatmodjo (2007) Perilaku kesehatan adalah suatu

respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan.

Adapun klasifikasi perilaku kesehatan ada tiga kelompok antara lain:

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance) adalah usaha yang

dilakukan seseorang untuk memelihara dan menjaga kesehatannya agar tidak

sakit dan usaha penyembuhan sakit. Perilaku ini terdiri dari tiga aspek yaitu

perilaku pencegahan, perilaku peningkatan kesehatan dan perilaku gizi

(makanan dan minuman).

2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan

atau perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) adalah upaya

atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan, mulai

dari mengobati sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

3. Perilaku kesehatan lingkungan yaitu bagaimana sesorang merespon

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya sehingga

lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.

Meskipun perilaku merupakan respon terhadap stimulus, namun bagaimana

seseorang memberikan respon tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

dari diri orang tersebut. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus

yang berbeda disebut determinan perilaku yang dibagi menjadi dua yaitu:

1. Faktor internal, yaitu karakteristik seseorang yang bersifat bawaan.

2. Faktor eksternal merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku

seseorang yaitu lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan lainnya

(Notoatmodjo,2007).

Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku manusia

adalah pengungkapan (assesmant) atau pengukuran (measurement) sikap. Menurut

Sugiyono (2012) untuk mengukur pendapat seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena dapat digunakan skala Likert yaitu selalu (skor 4), sering (skor

3), kadang-kadang (skor 2), tidak pernah (skor 1). Menurut Tam (2005) metode

untuk menentukan derajat kebutuhan kriteria penilaian dengan cara

mengumpulkan penilaian responden, kemudian dirata-ratakan untuk tiap elemen.

Seluruh kriteria diurutkan dari nilai tertinggi ke nilai terendah.

Kemudian dicari nilai cut off point dengan rumus:

Natural Cut-Off Point = ( Maximum Score + Minimum Score)

2

= [4(12) + 1(12)]

2

= 60

2

= 30

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh

Keterangan:

Maximum score: jumlah item x score tertinggi

Minimum score: jumlah item x score terendah

Perilaku positif jika skor yang diperoleh ≥30 dan perilaku negatif jika skor yang

diperleh < 30

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGETAHUAN 2.1.1 Pengertian II.pdf · pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. 5. Cara modern dalam memperoleh