bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/46061/3/bab ii.pdfproses...
TRANSCRIPT
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Izza (2017) melakukan penelitiannberjudul Intermetalic BondingnAl-Ti
dengannVariasinPersennVolumenTinMenggunakannProsesnSinteringndan
Kompaksi. Penelitian tersebut bertujuan mengetahuinpengaruhnvariasi
perbandingannmassanvolumentitaniumnterhadapnsifatnmekaniknpadanproses
metalurgi serbuk. Pada penelitian tersebut titanium seri Ti6A14V
ditambahkan dalam alumunium seri A 1050 dengan variasi 0%, 5%, 10%,
15%, dan 20% untuknmenjadikannkompositnmelaluinprosesnmetalurgi
serbuk. Tekniknmetalurginserbukncampuranndipadatkannmelaluinproses
kompaksindenganntekanann100 KN. Spesimen disinter dengan suhu 5000C
dan waktu penahanan 90 menit.
Hasil penelitian menunjukkan nilai kekerasan rata-rata logam paduan Al-
Ti maksimum sebesar 38,25 HR diperoleh pada penambahan titanium 20%
sedangkan nilai kekerasan rata-rata minimum sebesar 27 HR pada
penambahan titanium 0%. Dengan begitu dapat dinyatakan bahwa semakin
banyak penambahan titanium maka akan mempengaruhi nilai kekerasannya.
Sedangkan hasil mikrostruktur spesimen menggunakan Scanning Electron
Microscope terlihat semakin banyak penambahan titanium maka distribusinya
semakin merata. Bentuk dari unsur titanium adalah irenggular. Hubungan
densitas dan porositas itu berbanding terbalik, semakin besar nilai densitasnya
maka nilai porositasnya semakin kecil.
5
Gambar 2.1 Spesimen Hasil Kompaksi (Izza, 2017:38)
Gambar 2.2 Sampel Komposit Alumunium Titanium dengan Variasi Persen Volume
Titanium: A) 5%, B) 10%, C) 15%, D) 20% (Izza, 2017:38)
2.2 Metalurgi Serbuk
Metalurginserbuknadalahnmetodenyangndikembangkanndarinproses
manufakturnyangndapatnmencapaimbentukmkomponenmakhirndengan
mencampurkan serbuk secaranbersamaan dan dikompaksindalam cetakan
untuk selanjutnya disinter dindalam furnacen(tungkunpemanas). Langkah-
langkahndalamnmetalurginserbuk antaranlain: 1) Pembuatan serbuk, 2)
6
pencampurann(mixing), 3) penekananm(kompaksi), 4) pemanasan (sintering).
Proses pemanasan yang dilakukan harus beradandimbawah titik lelehmserbuk
material yangmdigunakan. Materialmkompositmyang dihasilkan darimproses
metalurgimserbuk adalah kompositmisotropic, yaitumkomposit yang
mempunyaimpenguat (filler) dalam klasifikasimpartikulet (Nayiroh, 2013).
Proses metalurgimserbuk ini memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan proses ini diantaranya: 1) dapat melakukan kontrol
kualitasmdan kuantitasmmaterial, 2) mempunyaimpresisimyang tinggi, 3)
selamampemrosesan menggunakan suhumyang rendah, 4) kecepatanmproduk
tinggi, 5) ekonomis, karenamtidak adammaterial yangmterbuangmsaat
pemrosesan. Adapun kekurangan dari proses ini antara lain: 1) biaya
pembuatanmyang mahalmdan terkadangmserbukmsulitmpenyimpanannya, 2)
dimensimyang sulitmtidakmmemungkinkan, karenamselamampenekanan
serbuk logam tidak mampummengalir kemruang cetakan, 3) sulit
memadatkanmkepadatanmyangmmeratam(Nayiroh, 2013).
2.1.1 Pembuatan Serbuk
Pembuatan serbuk logam dapat dilakukan dengan berbagai cara antra lain :
1. Decomposition, terjadimpadammaterial yang berisikanmelemen logam.
Materialmakan menguraikan/memisahkanmelemen-elemennyamjika
dipanaskan padamtemperatur tinggi. Proses inimmelibatkan duamreaktan,
yaitumsenyawammetal dan reducing agent. Keduamreaktan mungkin
berwujud solid, liquid, ataumgas.
7
2. Atomizationmof liquid metals, material cair dapat dijadikan powder
(serbuk) dengan carammenuangkan material cair dilewatkan padamnozzel
yang dialirimair bertekanan, sehinggamterbentuk butiranmkecil-kecil.
3. Electrolytic deposition, yaitumpembuatan serbuk melaluimproses
elektrolisis yang biasanyammenghasilkan serbuk sangatmreaktif dan
brittle. Untuk itummaterial hasil electrolytic deposition perlumdiberikan
perlakuan annealing khusus. Bentukmbutiranmyang dihasilkanmoleh
electolitic deposits berbentukmdendritik.
4. Mechanical Processing of Solid Materials, pembuatanmserbukmdengan
carammenghancurkanmmaterialmdenganmball milling. Materialmyang
dibuatmdengan mechanicalmprocessing harusmmaterialmyangmmudah
retakmsepertimlogam murni, bismuth, antimony, keramik, sertampaduan
logammyangmrelatifmkerasmdanmbritlle.
Sifat-Sifat KhususmSerbukmLogam
1. Ukuran Partikel
Metodemuntukmmenentukanmukuran partikel antaramlainmdengan
pengayakan ataumpengukuranmmikroskopik. Kehaluasanmberkaitan
eratmdenganmukuranmbutir, faktor inimberhubunganmdenganmluas
kontakmantarmpermukaan, butirmkecilmmempunyaimporositasmyang
kecil dan luas danmkontak antar permukaan besar
sehinggamdifusimantar permukaanmjugamsemakin besar dan
kompaktibilitas jugamtinggi.
8
Tabel 2.1 Standart ukuran butir
US standart,mesh European standart
(FEPA standart)
Main fraction grain
sizes, micrometer
100/120 D 151 150-125
120/140 D 126 125-106
140/170 D 107 106-90
170/200 D 91 90-75
200/230 D 76 75-63
230/270 D 64 63-53
270/325 D 54 53-45
325/400 D 46 45-38
2. DistribusimUkuran dan MampumAlir
Denganmdistribusimukuranmpartikel ditentukanmjumlahmpartikelmdari
ukuranmstandartmdalammserbuk tersebut. Pengaruh distribusi terhadap
mampumalir danmporositasmprodukmcukup besar.mMampumalir
merupakanmkarakteristikmyang menggambarkanmalirmserbukmdan
kemampuanmmemenuhimruangmcetak.
3. SifatmKimia
Terutamammenyangkutmkemurnianmserbuk,mjumlah oksidamyang
diperbolehkanmdanmkadarmelemenmlainnya. Padammetalurgimserbuk
diharapakan tidak terjadimreaksimkimiamantarammatrik dan penguat.
4. Kompresibilitas
Kompresibilitasmadalahmperbandinganmvolummserbuk dengan volum
bendamyangmditekan. Nilaiminimberbeda-bedamdan dipengaruhimoleh
9
distribusimukuranmdan bentukmbutir, kekuatanmtekanmtergantung
padamkompresibilitas.
5. Kemampuanmsinter
Sintermadalahmprosesmpengikatanmpartikelmmelaluimproses
penekanan dengan caramdipanaskan 0,7-0,9 darimtitik lelehnya.
2.1.2 Pencampuran (Mixing)
Ada dua macammpencampuran, yaitu: 1) Pencampuranmbasahm(wet
mixing), adalah prosesmpencampuaranmdimanamserbukmmatrikmdan filler
dicampurmterlebihmdahulumdenganmpelarutmpolar. Metodeminimdipakai
apabilammaterialm(matrikmdanmfiller)myangmdigunakan mudah mengalami
oksidasi. Tujuanmpemberianmpelarut polar adalahmuntukmmempermudah
prosesmpencampuaranmmaterialmyangmdigunakan dan melapisi permukaan
materialmagarmtidakmberhubunganmdenganmudara luar sehingga mencegah
terjadinyamoksidasimpadammaterial yang digunakan. 2) Pencampuran kering
(dry mixing), adalah proses pencampuran yang dilakukan
tanpammenggunakan pelarut untukmmembantummelarutkan danmdilakukan
dimudaramluar. Metodeminimdipakaimapabilammaterialmyangmdigunakan
tidakmmudahmmengalamimoksidasi. Kehomogenanmcampuranmsangat
berpengaruhmpadamproses penekanan (kompaksi), karenamgayamtekan yang
diberikan padamsaat kompaksimakan terdistribusimsecarammeratamsehingga
kualitas ikatan antar partikelmsemakinmbaik. Faktor penentumkehomogenan
distribusimpartikel,mantaramlain: 1) Kecepatanmpencampuran, 2)mLamanya
waktumpencampuran, 3)mUkuranmpartikel, 4) Jenismmaterial, 5)
Temperatur, 6) Mediampencampuran (Nayiroh, 2013).
10
2.1.3 Penekanan (Kompaksi)
Kompaksimmerupakan proses pemadatan serbuk menjadimsampel dengan
bentuk tertentumsesuaimdengan cetakannya. Adamduammacammmetode
kompaksi,myaitu: 1) Hotmcompressing, yaitumpenekananmpanasmdan.2)
Coldmcompressing, yaitumpenekananmdingin. Coldmcompressingmadalah
carammemadatkanmserbuk padamtemperatur ruangmdenganm100-900
Mpamuntukmmenghasilkanmgreenmbody.
Prosesmcold pressingmterdapatmbeberapammacammyaitu :
1. DiemPressing, yaitumpenekananmyang dilakukan padamcetakanmyang
berisimserbukmlogam.
2. Coldmisotacticmpressing, yaitumpenekananmserbukmyang dilakukan
padamtemperaturmkamarmmemilikimtekananmyang sama dari setiap
arah.
3. Rolling, yaitumpenekanan padamserbuk metal dengan memakaimrolling
mill.
Penekanan dilakukan terhadapmserbukmagarmserbuk dapatmmenempel
satumdengan yang lain sebelum ditingkatkanmikatannyamdenganmproses
sintering. Dalammprosesmpembuatanmpaduan logam dengan metode
metalurgimserbuk, ikatan serbuk sebagaimakibatmadanyaminterlocking antar
permukaan, interaksimadesi-kohesi,msertamdifusi antarmpermukaan. Difusi
dapat terjadimpadamsaatmprosesmsintering. Bentukmbenda yang dikeluarkan
darimprosesmpressing disebutmbahan kompak mentah. Serbukmyang
dihasilkan darimproses pemadatan padamtemperaturmruanganmbelum
11
memiliki ikatan-ikatan atom yang memadai. Serbuk yang dihasilkan dari
proses pemadatanminimperlumdipanaskan terlebih dahulumhinggammencapai
temperaturmantaram70% hinggam90% darimtitik leburmbahan. Proses
pemanasanminimdisebut prosesmsinteringm(Suwanda, 2006).
Gambar 2.3 Proses Kompaksi
2.1.4 Pemanasan (Sintering)
Pemanasanmpadamtemperatur di bawah titikmlelehmmaterialmkomposit
disebutmdenganmsintering. Parametermsintering, antara lain: 1)mTemperatur
(T), 2)mWaktu, 3)mKecepatanmpendinginan, 4) Kecepatanmpemanasan, 5)
Atmosfermsintering, 6) Jenismmaterial. Prosesmsinteringmmeliputimtiga
tahapmmekanismempemanasan:mPresintering, difusi permukaan, dan
eliminasi porositas (Nayiroh, 2013).
12
Gambar 2.4 SkemaiProsesiSinteringiSerbukiLogam
Gambar 2.4 SkemaiProsesiSinteringiSerbukiLogam
(a) Solid-statei(b)iliquid-phasematerial
Ri: radiusipartikel, r : neckiradius, ρ : neckiprofileiradius
2.1.4.1 Presintering
Presinteringmmerupakanmprosesmpemanasanmyang bertujuanmuntuk
mengurangimresidualmstress akibatmproses kompaksim(green density),
pengeluaran gasmdarimatmosfer ataumpelumas padatmyang terjebakmdalam
porositasmbahanmkomposit (degassing),mdan menghindarimperubahan
temperaturmyang terlalumcepat padamsaat prosesmsintering (shock thermal).
Temperaturmpresintering biasanyamdilakukan padam1/3 Tmm(titikmleleh)
(Nayiroh, 2013).
13
2.1.4.2 Difusi Permukaan
Padamproses pemanasanmuntuk terjadinyamtransportasi massampada
permukaanmantar partikelmserbuk yangmsaling berinteraksi,mdilakukan pada
temperaturmsintering (2/3 Tm).mAtom-atommpada permukanmpartikel serbuk
saling berdifusimantar permukaanmsehingga meningkatkanmgayamkohesifitas
antarmpartikel (Nayiroh, 2013).
2.1.4.3 Eliminasi Porositas
Tujuanmakhir darimproses sinteringmpada bahanmkompositmberbasis
metalurgimserbuk adalahmbahan yangmmempunyai kompaktibilitasmtinggi.
Halmtersebut terjadimakibat adanyamdifusi antarmpermukaan
partikelmserbuk, sehinggammenyebabkan terjadinyamleher (liquidmbridge)
antarmpartikel danmproses akhirmdari pemanasanmsinteringmmenyebabkan
eliminasimporositas (terbentuknyamsintermdensity) (Nayiroh, 2013).
2.3 Serbuk Alumunium (Al)
Alumunium adalahmlogam berwarnamputih keperakanmyangmlunak.
Alumunium ditemukanmoleh SirmHumprey Davympada tahunm1809
sebagai suatu unsur,mdan pertamamkali direduksimsebagai logammoleh H. C
Oersted ,mtahunm1825. Secaramindustry PaulmHeroult dimPerancis danmC.
MmHall dimAmerika Serikatmsecara terpisahmtelah memperolehmlogam
alumuniummdari aluminamdengan caramelektrilisa darimgaramnyamyang
terfusi. Sampaimsekarang prosesmHeraoult Hallmmasih dipakaimuntuk
memproduksimalumunium (Ihsan, dkk, 2016).
14
Alumuniummmurni adalahmlogam yangmlunak, tahanmlama,
ringan,mdan dapatmditempa denganmpenampilan luarmbervariasimantara
keperakanmhingga abu-abu,mtergantung kekasaranmpermukaannya.
Alumuniummmerupakan logammyang palingmbanyak ditemukanmdi kerak
bumim(8,3%) danmterbanyak ketigamsetelah oksigenm(45,5%) danmsilicon
(25,7%).mAlumunium sangatmreaktif khususnyamdengan oksigen,
sehinggamunsur alumuniummtidak pernahmdijumpai dalammkeadaanmbebas
dimalam, melainkanmsebagai senyawamyang merupakanmpenyususnmutama
darimbahan tambangmbiji bauksitmyang merupakanmcampuran oksidamdan
hidroksidamalumunium. Alumuniummjuga ditemukanmdi granitmdan
mineral-mineralmlainnya. Alumuniummada dimalam dalammbentukmsilikat
maupunmoksida (Ihsan, dkk, 2016).
Sifat-sifatmpenting yangmdimiliki alumuniumnsehingga banyak
digunakanmsebagai materialmteknik antaramlain: 1) beratmjenismringan
(2,7𝑎𝑔𝑟/𝑐𝑚3, sedangkanmbesim±8,1𝑚𝑔𝑟/𝑐𝑚3), 2) tahanmkorosi, 3)
penghantarmlistrik danmpanas yangmbaik, 4) mudahmdifabrikasi/ditempa, 5)
kekuatannyamrendah tetapimpemaduan (alloying)mkekuatannya bisa
ditingkatkan, 6) kekuatanmmekanik meningkatmdengan penambahanmCu,
Mg,mSi, Mn,nZn, danmNi, 7) sifat elastisitasnya yang sangat rendah. Selain
sifat di atas alumunium memiliki sifat fisika, mekanik, dan kimia (Ihsan,
dkk, 2016).
15
2.2.1 Sifat Fisika Alumunium
Tabel 2.2 Sifat Fisika Alumunium (Ihsan, dkk, 2016)
Tabel 2.3 Sifat Mekanik Alumunium (Ihsan, dkk, 2016)
2.2.2 Sifat Mekanik Alumunium
Sifatmmekanik bahanmalumunium murnimdan alumuniummpaduan
dipengaruhimoleh konsentrasimbahan danmperlakuan yangmdiberikan
terhadapmbahan tersebut. Alumuniummterkenal sebagaimbahan yangmtahan
terhadapmkorosi. Halmini disebabkanmoleh fenomenampasivasi,
yaitumproses pembentukanmlapisan alumuniummoksida dimpermukaan
logamnalumunium segeramsetelah logammterpapar olehmudara bebas.
100,00% >99,0 %
Massa jenis (200 C) 2,6989 2,71
Titik cair 660,2 653657
Panas jenis (cal/g0
C)(1000C)
0,2226 0,2297
Hantaran listrik (%) 64,94 59 (dianil)
Koefisien pemuaian (20-
1000C)
23,86 x 10-6
23,5 x 10-6
Sifat-sifatKemurnian Al
Dianil 75% dirol dingin Dianil H18
Kekuatan Tarik
(kg/mm2)
4,9 11,6 9,3 16,9
Kekuatan mulur (0,2%)
(kg/ mm2)
1,3 11 3,5 14,8
Perpanjangan (%) 48,8 5,5 35 5
Kekerasan Brinell 17 27 23 44
Sifat-sifat
Kemurnian Al (%)
99,996 >99,0
16
Lapisanmalumunium oksidamini mencegahmterjadinya oksidasimlebih jauh.
Namun,mpasivasi dapatmterjadi lebihmlambat jikamdipadukan
denganmlogam yangmbersifat lebihmkatodik, karenamdapatmmencegah
oksidasimalumunium (Ihsan, dkk, 2016).
2.2.3 Sifat Kimia Alumunium
Serbukmalumunium dipanaskanmdalam uapmair menghasilkanmhydrogen
danmalumunium oksida.mReaksinya berlangsungmrelative lambatmkarena
adanyamlapisan alumuniummoksida padamlogamnya, membentukmoksida
yangmlebih banyakmselama reaksi.mAlumunium akanmterbakarmdalam
oksigenmjika bentuknyamserbuk, sebaiknyamlapisan oksidamyang kuatmpada
alumuniummcenderung menghambatmreaksi. Jikamkita taburkanmserbuk
alumuniummke dalammnyala Bunsen,mmaka akanmkita dapatkanmpercikan.
Alumuniummoksida yangmberwarna putihmakan terbentukm(Ihsan, dkk,
2016).
Alumuniummseringkali bereaksimdengan klormdengan melewatkanmklor
keringmdi atasmalumunium foilmyang dipanaskanmsepanjang tabung,
alumuniummterbakar dalammaliran klormmenghasilkan alumuniummklorida
yangmkuning pucat.mAlumunium kloridamini dapatmmenyublim (berubah
darimpadatan kemgas danmkembali lagi)mdan terkumpulmdi bagianmbawah
tabungmsaat didinginkanm(Ihsan, dkk, 2016).
Alumuniummdisimbolkan denganmAl, denganmnomor atomm13mdalam
tabelmperiodik unsur.mBauksit, bahanmbaku alumuniummmemiliki
kandunganmalumunium dalammjumlah yangmbervariasi, namunmpada
17
umumnyamdi atasm1% dalammberat. Senyawamalumunium
yangmterdapatmdi bauksitmdiantaranyamAl2O3, Al(OH)3,mγ-AlO(OH),
danmα-AlO(OH) (Ihsan, dkk, 2016).
Isotopmalumunium yangmterdapat dimalam adalahmisotop 27Al,mdengan
presentasemsebesar 99,9%.mIsotop 26Almjuga terdapatmdi alammmeskipun
dalammjumlah yangmsangat kecil.mIsotop 26Almmerupakan
radioaktifmdengan waktumparuh sebesarm720000mtahun. Isotopmalumunium
yangmtelah ditemuimsaat inimadalah alumuniummdengan beratmatommrelatif
antaram23 hinggam30, denganmisotop 27Almmerupakan isotopmyangmpaling
stabilm(Ihsan, dkk, 2016).
2.4 Serbuk Besi (Fe)
MenurutmDaryus (2008),mserbuk besimadalah bagianmdari
hasilmsisa potonganmatau sisampembubutan besimtuang yangmmerupakan
hasilmpemakaian dimindustri. Adamtiga jenismbesi tuangmyangmbanyak
digunakan,myaitu besimtuang kelabum(grey castmiron), besimtuang uletm
atau besimtuang nodularm(nodular castmiron) danmbesi tuangmputihm(white
castmiron). Ketigamjenis besimtuang inimmempunyai komposisimkimia yang
hampirmsama. Pemakaianmbesi padamindustri menghasilkanmlimbah
buanganmberupa serbukmbesi yangmmerupakan hasilmlangsung darimsisa
pembubutanmdan pemotonganmbesi (Bahri dan Irawan, 2010).
Secaramumum kandunganmkimia serbukmbesi terdapatmseperti
terteramdalam tabelm2.4mberikut.
18
Tabel 2.4 Kandungan Kimia Besi Tuang Kelabu ASTM 40
Kandungan Kimia Persentase (%)
Silikon (Si) 1.8-3
Karbon (C) 2.7-4.0
Mangan (Mn) 0,8
Sulfur (S) 0.07
Fosfor (P) 0.2
Besi (Fe) sisa
Tabel 2.5 Sifat Fisik dan Mekanik Besi Tuang Kelabu ASTM 40
Densiti 7.06 x 103-7.34 x 103 Kg/m3
Modulus Elastisitas 124 GPa
Thermal Expansion
(20 C)
9.0 x 10-6 C-1
Specific Heat Capacity
(25 C)
490 J/(Kg x K)
Konduktivitas Thermal 53.3 W/(m x K)
Resistivitas Listrik 1.1 x 10-7 Ohm x m
Kuat Tarik 276 Mpa
Elongasi 1 %
Kekerasan 180-302 HB, Hardness Brinell
19
2.5 Kekerasan
Kekerasanmsuatu materialmmenyatakan kemampuanmmaterialmtersebut
untukmmenahan deformasimplastis. Kekerasanmdidefinisikanmsebagai
ketahananmmaterial terhadapmpenentrasi padampermukaannya.mKekerasan
inimmemiliki hubunganmdengan kekuatanmbahan.
Pengujianmkekerasan merupakanmsalah satumdari kesekianmbanyak
pengujianmyang dipakai,mkarena dapatmditerapkan padambenda ujimyang
kecilmtanpa kesukaranmmengenai spesifikasi.mProses pengujianmkekerasan
dapatmdiartikan sebagaimkemampuan suatumbahan terhadapmpembebanan
dalammperubahan yangmtepat, artinyamketika gayamtertentu
diberikanmpada suatumbenda ujimdan karenampengaruh pembebanan benda
ujimakan mengalamimdeformasi. Pengujianmkekerasan sangatmsederhana,
sehinggambanyak dilakukanmdalam pemilihanmbahan. Terdapatmbeberapa
macammmetode pengujianmkekerasan yangmdipergunakan,mdisesuaikan
denganmbahan, kekerasan,mukuran, danmlain-lain.
Ujimkekerasan Rockwellmmerupakan salahmsatu metodempengujian
kekerasanmdengan pembacaanmlangsung padamdirect-reading.mVariasi
bebam dan indentormyang digunakanmmenjadikan metodemini memiliki
banyakmmacam. Indentormterbuat darimbaja yangmdiperkerasmberbentuk
bolamdan berbentukmkerucut intan.mIndentormbola mempunyaimukuran
diametermmasing-masingm1,588,m3,175, 6,350mdan 12,70 mm,msedangkan
bebanmyang tersediaadalah 10,60,m100 danm150mkg.
20
Tabel 2.6 Skala Kekerasan pada Metode Rockwell
Skala Penekanan Beban Dial
A
B
C
D
E
F
G
H
K
L
M
P
R
S
V
Intan
Bola baja 1/16”
Intan
Intan
Bola baja 1/8”
Bola baja 1/16”
Bola baja 1/16”
Bola baja 1/8”
Bola baja 1/8”
Bola baja 1/4”
Bola baja 1/4”
Bola baja 1/4”
Bola baja 1/2”
Bola baja 1/2”
Bola baja 1/2”
60
100
150
100
100
60
150
60
150
60
100
150
60
100
150
Hitam
Merah
Hitam
Hitam
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Padamtable 2.5mmenampilkan simbolmskala, ukuranmbola sertambeban
padampengujian Rockwell,mangka kekerasanmRockwell disimbolkan dengan
HR. Penulisanmangka kekerasanmdan simbolmskala dicontohkanmsebagai
berikutm80 HRBmmelambangkan angkamkekerasan 80mpada skalamB
(Callister, 2001).
21
Ukuranmkekerasan untukmkedalaman darimindentasi disebabkanmoleh
bebanmbesar yangmdiamati denganmskala pengukur,mangka penunjukmnaik
sesuaimdengan kekerasan.mIndentor yangmdipakai adalahmbola bajamkeras
ataumkerucut intanmyang disebutmkonis berpuncak.mPemakaianmindentor
tergantungmdari kekerasanmlogam yangmdiuji (Ir. Suharto, 1995).
2.6 Scanning Electron Microscope (SEM)
ScanningmElectron Microscopem(SEM) merupakanmsalah satumtipe
mikroskopmelektron yangmmampu menghasilkanmresolusi tinggimdari
gambaranmsuatu permukaanmsampel. Olehmkarena itumgambarmyang
dihasilkanmoleh SEMmmempunyai karakteristikmsecara kualitatifmdalam dua
dimensimkarena menggunakanmelektron sebagaimpenggantimgelombang
cahayamserta bergunamuntuk menentukanmpermukaan sampel.mMaterial
yangmdikarakterisasi SEMmyaitu berupamlapisan tipisayang memiliki
ketebalana20 µmndari permukaan.mGambar topografimpermukaanmberupa
tonjolan,mlekukan danmketebalan lapisanmtipis dari penampang melintangnya
(Mulder, 1996). SEMnatau mikroskopmelektron inimmemfokuskanmsinar
elektronm(electronmbeam) dimpermukaan obyekmdan mengambilmgambar
denganamendeteksi elektronmyang munculmpada permukaanmobyek.
Perbedaanmtipe yangmberbeda darimSEM memungkinkanmpenggunaan yang
berbeda-bedamantara lainmuntuk studinmorfologi, analisismkomposisiadengan
kecepatanmtinggi, kekasaranmpermukaan, porositas,mdistribusinukuran
partikel,mhomogenitas materialmatau untukmstudi lingkunganmtentang
masalahmsensitifitasmmaterial (Sitorus, 2009).
22
ScanningmElectron Microscopem(SEM) merupakanmmikroskopaelektron
yangmdapat digunakanmuntuk mengamatimmorfologi permukaanmdalam
skalanmikro dannnano. Teknikmanalisis SEMnmenggunakan
elektronmsebagai sumbermpencitraan danmmedan elektromagnetikmsebagai
lensa. SEMmyang dilengkapimdengan EnergymDispersive X-raym(EDX)
dapatmmengetahui strukturmmikro serbuknmaterial yangmdihasilkanmdalam
penelitianmini.
Gambar 2.5 Prinsip Dasar SEM