bab ii tinjauan pustaka 2.1 manajemen keuangan manajemen

34
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu dari fungsi manajerial yang terdapat pada perusahaan, yang memiliki peranan yang penting. Di samping fungsi manajerial lainnya dalam perusahaan seperti manajemen pemasaran, manajemen sumber daya manusia, manajemen operasional, manajemen strategik, dan lain sebagainya. Manajemen keuangan menitikberatkan pada pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan atau pihak lain, dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal. 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Pada dasarnya manajemen keuangan mempunyai dua unsur kata yaitu “Manajemen” dan “Keuangan”. Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi operasional perusahaan yang sangat penting. Manajemen keuangan membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik oleh individu, perusahaan, maupun pemerintah. Pengertian manajemen menurut Hasibuan (2004:2): “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu” Menurut Sundjaja dan Barlian (2002:34) pengertian keuangan yaitu: “Keuangan merupakan ilmu seni dalam mengelola uang yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan proses, lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang dimana diantara individu maupun antar bisnis dan pemerintah”

Upload: dohuong

Post on 12-Jan-2017

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan salah satu dari fungsi manajerial yang

terdapat pada perusahaan, yang memiliki peranan yang penting. Di samping fungsi

manajerial lainnya dalam perusahaan seperti manajemen pemasaran, manajemen

sumber daya manusia, manajemen operasional, manajemen strategik, dan lain

sebagainya. Manajemen keuangan menitikberatkan pada pengelolaan keuangan yang

dilakukan oleh perusahaan atau pihak lain, dengan tujuan untuk mendapatkan laba

yang maksimal.

2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan

Pada dasarnya manajemen keuangan mempunyai dua unsur kata yaitu

“Manajemen” dan “Keuangan”. Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi

operasional perusahaan yang sangat penting. Manajemen keuangan membicarakan

pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik oleh individu,

perusahaan, maupun pemerintah.

Pengertian manajemen menurut Hasibuan (2004:2):

“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber

daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan tertentu”

Menurut Sundjaja dan Barlian (2002:34) pengertian keuangan yaitu:

“Keuangan merupakan ilmu seni dalam mengelola uang yang

mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan

berhubungan dengan proses, lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat

dalam transfer uang dimana diantara individu maupun antar bisnis dan

pemerintah”

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

17

Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:4) pengertian manajemen

keuangan adalah sebagai berikut:

“Manajemen keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang

berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana

dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh”.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan mengenai pengertian

manajemen keuangan yaitu usaha-usaha pengelolaan secara optimal dana yang akan

digunakan untuk membiayai segala aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, lalu

kemudian menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut baik dana internal

perusahaan maupun dana eksternal perusahaan ke dalam berbagai bentuk investasi.

Keputusan invstasi ini yang diharapkan dapat menghasilkan laba yang maksimal.

2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan

Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:4) terdapat tiga fungsi utama

dalam manajemen keuangan yaitu keputusan investasi (intvesment decision),

keputusan pendanaan (financing decision) dan keputusan pengelolaan aset (asset

mangement decision). Ketiga keputusan keuangan tersebut diimplementasikan dalam

kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh diharapkan

mampu meningkatkan nilai perusahaan, makin tinggi nilai perusahaan maka akan

makin tinggi juga harga saham akan terpenuhi dengan baik. Seiring dengan

bertambahanya return saham perusahaan.

1. Keputusan Investasi (Investment Decision)

Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan

dikelola perusahaan. Keputusan investasi ini merupakan keputusan yang paling

penting diantara ketiga fungsi yang ada. Hal ini dikarenakan keputusan investasi ini

berpengaruh secara langsug terhadap rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan

untuk waktu yang akan datang. Rentabilitas investasi (return on investment)

merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang dihasilkan dari

suatu investasi.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

18

2. Keputusan Pendanaan (Financing Decision)

Keputusan pendanaan menitikberatkan pada dua hal. Pertama, keputusan

mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi.

Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat berupa

hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Kedua, penetapan

tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut dengan struktur

modal optimum. Karena itu perlu ditetapkan apakah perusahaan akan menggunakan

sumber dana eksternal ynag berasal dari hutang dengan menerbitkan saham baru

sehingga beban biaya modal yang ditanggung perusahaan akan lebih minimal.

3. Keputusan Pengelolaan Asset (Asset Management Decision)

Manajer keuangan bersama manajer lainnya dalam suatu perusahaan

bertanggung jawab terhadap berbagai tindakan operasi sari aset-aset yang ada.

Pengalokasian dana yang digunakan untuk pengadaan dan pembatas aset menjadi

tanggung jawab manajer keuangan tanggung jawab tersebut menuntut manajer

keuangan untuk lebih memperhatikan pengelolaan aktiva lancar daripada aktiva

tetap.

2.2 Investasi

2.2.1 Pengertian Investasi

Investasi adalah kegiatan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang

dimiliki biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di

masa yang akan datang. Berapa pakar mengemukakan pendapatnya tentang investasi.

Menurut Jogiyanto (2007:5) bahwa :

“Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan

didalam produksi yang efisien selama periode waktu yang ditentukan”

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

19

Sedangkan menurut Kamarudin Ahmad (2004:3) bahwa :

“Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk

memperoleh tambahan keuntungan tertentu atas uang atau dana

tersebut”.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, investasi merupakan

penggunaan untuk memperoleh tambahan pendapatan baik melalui investasi yang

menghasilkan barang dan jasa atau penananaman modal pada surat berharga yang

menghasilkan capital gain.

2.2.2 Jenis-Jenis Investasi

Investasi merupakan penempatan dana pada bebagai aktiva keuangan sebagai

upaya untuk meningkatkan modal atau kekayaan, baik melalui investasi pada real

asset maupun investasi melalui financial asset dengan tujuan untuk memperoleh

pendapatan optimal dengan risiko minimal dimasa yang akan datang. Investasi pada

financial asset pada umumnya dilakukan melalui pasar modal (Capital Market) yang

pelaksanaannya dilakukan di bursa saham (secondary market) melalui agen, broker,

maupun melalui lenbaga keuangan yang ditunjuk.

Menurut Sunariyah (2006:4) , investasi dalam arti luas terdiri dari dua

bagian utama, yaitu:

1. Investasi dalam bentuk aktiva riil (real asset)

Aktiva riil adalah aktiva berwujud seperti emas, perak, intan, barang-barang

seni, dan real estate.

2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau sekuritas (marketable

securities atau financial assets)

Aktiva finansial adalah surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan

klaim atas aktiva riil yang dikuasai oleh suatu entitas.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

20

Pemilikan aktiva finansial dalam rangka investasi pada sebuah entitas dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Investasi Langsung diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga

secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go public dengan

harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan dividen dan capital

gains.

2. Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga yang dimiliki

diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment company) yang

berfungsi sebagai perantara. Pemilikan aktiva tidak langsung dilakukan melalui

lembaga-lembaga keuangan terdaftar, yang bertindak sebagai perantara atau

intermediary. Dalam peranannya sebagai investor tidak langsung, perdagangan

perantara (pialang) mendapatkan dividen dan capital gain seperti halnya dalam

investasi langsung. Selain itu juga akan memperoleh penerimaan berupa capital gain

atas hasil perdagangan portofolio yang dilakukan oleh perantara tersebut.

2.2.3 Tujuan Investasi

Para investor melakukan investasi dengan tujuan untuk mendapatkan

tambahan penghasilan dimasa mendatang. Menurut Kamarudin Ahmad (2004:3),

ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, yaitu:

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana cara meningkatkan taraf

hidupnya dari waktu ke waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha untuk

mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang

dimasa datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi

Dengan melakukan investasi dalam memilih perusahaan atau objek lain,

seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot

nilainya karena digerogoti oleh inflasi.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

21

3. Dorongan untuk menghemat pajak

Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya

mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang

diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha

tertentu.

2.2.4 Manfaat Investasi

Investasi di pasar modal mempunyai beberapa kelebihan dibanding dengan

investasi pada sektor perbankkan ataupun sektor lainnya. Bagi investor pasar modal

memberikan kelebihan-kelebihan yang menarik. Manfaat yang dapat diperoleh bagi

masyarakat (pemodal) dalam berinvestasi di pasar modal menurut Kamarudin

Ahmad (2004:58) antara lain :

1. Nilai investasi berkembang mengikuti perubahan ekonomi. Peningkatan

tersebut tercermin pada meningkatnya harga yang menjadi capital gain.

2. Sebagai pemegang saham investor memperoleh dividen

3. Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

4. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, misal dari saham A ke

saham B sehingga dapat meningkatkan keuntungan dan mengurangi resiko

5. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrument untuk

mengurangi resiko.

2.3 Pasar Modal

2.3.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal merupakan salah satu wahana yang dapat dimanfaatkan untuk

memobilisasi dana, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Kehadiran pasar

modal memperbanyak pilihan sumber dana (khususnya dana jangka pendek) bagi

perusahaan. Hal ini berarti keputusan pembelanjaan akan semakin bervariasi.

Implikasi lebih lanjut dari keadaan ini adalah meningkatnya kemampuan perusahaan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

22

untuk menentukan struktur modal yang optimal yaitu struktur modal dengan biaya

rata-rata tertimbang yang terendah. Dengan begitu tujuan perusahaan untuk

mengoptimalkan kekayaan pemilik (share holder) akan relatif mudah tercapai.

Pasar modal terbentuk karena adanya hubungan keuangan beberapa institusi

dan peraturan yang memungkinkan terjadinya transaksi dana jamgka panjang. Pasar

modal dibentuk oleh berbagai bursa efek yang membentuk tempat transaksi baik

untuk hutang maupun modal sendiri. Selain itu pasar modal bertindak sebagai

penghubung antara investor dengan perusahaan maupun institusi pemerintahaan

melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham,

dan lainnya. Untuk lebih jelasnnya akan dikemukakan pendapat menurut Husnan

(2003:3) bahwa :

“Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk

berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat

diperjual belikan baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik

yang diterbitkan oleh pemerintah, pubic authorities, maupun perusahaan

swasta. Pasar modal memiliki peranan penting dalam kehidupan ekonomi

dimana pasar modal berfungsi sebagai fasilitator untuk memindahkan

dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana ke pihak yang

memerlukan dana dalam jangka panjang”

Menurut Sunariyah (2006:5) mendefenisikan pasar modal sebagai berikut :

“Pasar modal adalah tempat pertemuan antara penwaran dengan

permintaan surat berharga. Ditempat inilah para pelaku pasar yaitu

individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana

(surplus funds) melakukan investasi dalam surat berharga yang

ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, ditempat itu pula perusahaan

(entitis) yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan

cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas dipasar modal sebagai

emiten”.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

23

Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pasar modal adalah

suatu lembaga institusi keuangan yang disiapkan guna memeperdagangkan saham-

saham, obligasi-obligasi dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para

perantara perdagangan efek.

2.3.2 Tujuan Pasar Modal

Tujuan pasar modal di indonesia mempunyai jangkauan yang lebih luas.

Jangkauan yang hendak di capai mencakup tiga aspek mendasar. Tiga aspek

mendasar yang ingin dicapai pasar modal di indonesa menurut Kamarudin Ahmad

(2004:19) yaitu:

1. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam kepemilikan

saham-saham perusahaan

2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui saham kepemilikan perusahaan

3. Membangkitkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dan perhimpunan

dana untuk digunakan secara produktif

2.3.3 Fungsi Pasar Modal

Menurut Sunariyah (2006:7) fungsi pasar modal pada suatu negara dapat

dilihat dari lima segi, yaitu:

1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk

menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan.

2. Pasar modal memeberikan kesempatan kepada para pemodal untuk

menentukan hasil (return) yang diharapkan.

3. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali

saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.

4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi

dalam perkembangan suatu perekonomian, yaitu dengan memebeli sebagian

kecil saham perusahaan public.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

24

5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga.

2.3.4 Jenis-Jenis Pasar

Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat dapat

dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis

ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebu

t diperjualbelikan. Jenis-jenis pasar modal menurut Sunariyah (2006:12-14) ada

beberapa macam, yaitu:

1. Pasar Perdana (primary market)

Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan

saham (emiten) kepada pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak sebelum

saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Pengertian tersebut menunjukan,

bahwa pasar perdana merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham

atau sekuritas-sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran

umum) sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Harga saham di pasar

perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public

(emiten), berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.

2. Pasar Sekunder (secondary market)

Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah melewati

masa penawaran pada pasar perdana. Jadi pasar sekunder dimana saham dan

sekuritas lain diperjualbelikan secar luas, setelah melalui masa penjualan di pasar

perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran

pembeli dan penjual.

3. Pasar Ketiga (third market)

Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar

bursa (over the counter market). Bursa pararel merupaan suatu sistem perdagangan

efek resmi dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh

Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek dengan diawasi oleh Otoritas Jasa

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

25

Keuangan (OJK). Jadi, dalam pasar keriga tidak memiliki pusat lokasi perdagangan

yang dinamakan floor trading (lantai bursa).

4. Pasar Keempat (fourth market)

Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau

dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang saham

lainnya tanpa melalui perantara perdagangan efek. Bentuk transaksi dalam

perdagangan semacam ini biasanya dilakukan dalam jumlah besar (block sale).

2.3.5 Instrumen yang Diperdagangkan

Instrumen yang diperdagangkan di bursa efek menurut Ridwan S. Sundjaja

dan Inge Barlian (2003:436) adalah sebagai berikut :

1. Saham Biasa (common stock)

Saham biasa didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang

atau badan dalam suatu perusahaan. Saham bisa merupakan surat berharga yang

paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat.

2. Obligasi (bond)

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antar

pemberi dana, dalam hal ini investor dengan penerbit saham yang disebut sebagai

emiten. Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut.pada tanggal-tanggal yang

telah ditentukan secara periodik dan akhirnya menebus nilai hutang tersebur pada

saat jatuh tempo dengan megembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga

yang tetap secara periodik.

3. Saham Prefern (preferen stock)

Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan

antara obligasi dan saham biasa. Karena bisa menghasilkan pendapatan tetap sepeti

pada bunga obligasi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

26

4. Obligasi Konversi

Obligasi konversi hampir sama dengan obligasi biasa, hanya saja obligasi

konversi memiliki keunikan yaitu dapat ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi

konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi, misalnya setiap

obligasi bisa di konversi menjadi tiga lembar saham biasanya setelah periode

tertentu.

5. Right

Right adalah surat berharga yang memberikan hak bagi pemodal untuk

membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Kebijakan untuk memebeli right issue

merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar, guna menambah

modal perusahaan. Imbalan dengan membeli right adalah sama halnya kepemilikan

saham, yaitu dividen dan capital gain

6. Waran

Waran seperti halnya right adalah merupakan hal untuk membeli saham biasa

pada waktu dan harga yang telah ditentukan. Waran diterbitkan dengan tujuan agar

investor tertarik untuk membeli obligasi atau saham yang akan di terbitkan emiten

7. Reksadana

Reksadana merupakan salah satu alternative investasi bagi masyarakat

pemodal kecil dan pemodal yang memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

mengitung resiko atas investasi mereka.

Dengan demikian terlihat jelas bahwa pasar modal indonesia adalah tempat

untuk jual beli dana dalam berbagai bentuk kepemilikan yang dapat dipilih oleh

investor dalam alternatif investasinya terhadap suatu perusahaan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

27

2.4 Bursa Efek

2.4.1 Pengertian Bursa Efek

Bursa efek adalah suatu sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi

untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek secara langsung atau melalui wakil-

wakilnya. Pengertian Bursa Efek menurut Undang-undang No.8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal Pasal 1 ayat 4 adalah :

“Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan

sistem dana atau sarana untuk memepertemukan penawaran jual beli

efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara

mereka.”

Sedangkan Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta

No.Kep.01/BEJ/IV/1995, Bursa efek didefinisikan sebagai berikut :

“Suatu sistem atau sarana untuk mempertemukan order jual beli anggota

bursa dengan tujuan memperdagangkan saham-saham tersebut untuk

kepentingan nasabahnya maupun untuk kepentingan dirinya.”

Sedangkan menurut Totok Budi Santoso dan Sigit Triandaru (2006:279) :

“Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang

memepertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara

langsung maupun tidak langsung.”

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bursa Efek

adalah lembaga yang menyelenggarakan atau menyediakan system guna

terlaksannya transaksi yang ada di pasar modal. Intinya, bursa efek adalah forum

dimana penjual dan pembeli sekuritas melakukan transaksi keuangan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

28

2.4.2 Fungsi Bursa Efek

Bursa efek yang menyediakan sarana perdagangan efek antara penjual dan

pembeli mempunyai fungsi dalam mencapai tujuannya. Fungsi bursa menurut

Kamarudin Ahmad (2004:19) :

1. Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah ditawarkan

kepada masyarakat.

2. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui

mekanisme pasar.

3. Membantu pembelanjaan (penukaran dana) dunia usaha, melalui perhimpunan

dana masyarakat.

4. Memperluas proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemikiran saham-

saham perusahaan.

Tujuan dari bursa efek menurut Kamarudin Ahmad (2002:19) :

“Untuk menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar dan

efisien.”

Sedangkan mekanisme perdagangan efek di di Bursa Efek Jakarta seperti

dikemukan oleh Sunariyah (2004:40) :

“Untuk melakukan jual beli, investor harus melalui perusahaan efek

(broker/pialang) yang juga anggota bursa yang selanjutnya akan

bertindak sebagai penjual atau pembeli. Kegiatan transaksi tersebut

dilakukan di bursa efek, yaitu sebuah pasar yang terorganisir, tempat

para pialang melakukan transaksi jual beli surat berharga dengan

berbagai peraturan yang ditetapkan di bursa efek. Kegiatan transaksi

perdagangan di lantai bursa dilakukan oleh perusahaan efek melalui

orang yang ditunjuk sebagai wakil perantara perdagangan efek.”

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

29

2.5 Laporan Keuangan

2.5.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana

dalam proses tersebut semua transaksi yang terjadi akan dicatat, diklasifikasikan,

diikhtisiarkan untuk kemudian disusun menjadi suatu laporan keuangan. Dimana

dalam laporan keuangan tersebut akan terlihat data kuantitatif dari harta, hutang,

modal, pendapatan, dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan.

Pengertian laporan keuangan menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge

Barlian (2002:68) :

“Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil

dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data

keuangan/aktivitas tersebut”

Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap (2002:105) :

“laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil

usaha dari suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu

tertentu”

Analisis laporan keuangan mencakup perangkat kerja dan tekhnikal yang

memungkinkan para analisis memeriksa laporan keuangan masa lalu dan saat ini,

sehingga performa perusahaan dan posisi keuangan perusahaan dapat dievaluasi serta

resiko dan potensi dimasa depan dapat diestimasi. Dari penjelasan diatas dapat di

tarik kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan alat untuk menginformasikan

kondisi keuangan pada periode tertentu, yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi,

laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas

laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja perusahaan.

2.5.2 Analisis Laporan Keuangan

Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan keuangan maka terlebih

dahulu ia perlu memahami mengenai kondisi suatu perusahaan. Untuk memahami

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

30

kondisi keuangan perusahaan, diperlukan analisis terhadap laporan keuangan

perusahaan.

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang paling

penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan

ekonomi. Laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaaat untuk pengambilan

keputusan ekonomi apabila dengan informasi keuangan tersebut dapat diprediksi apa

yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dengan mengolah lebih lanjut laporan

keuangan melalui proses perbandingan, evaluasi dan analisis trend akan di peroleh

prediksi tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Disinilah arti

penting suatu analisis laporan keuangan.

Rasio keuangan merupakan suatu alat atau cara yang paling umum digunakan

dalam membuat analisis laporan keuangan. Analisis rasio pada dasarnya adalah suatu

teknik yang digunakan untuk melihat sifat-sifat kegiatan operasi perusahaan dengan

cara mengembangkan ukuran-ukuran kinerja perusahaan yang telah distandarisasi.

Analisis rasio menggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan

jumlah yang lainnya. Perhitungan yang digunakan analisis rasio ini sebenarnya relatif

sederhana, namun interprestasi terhadap rasio tersebut merupakan masalah yang

cukup kompleks. Oleh karena itu, efektifnya rasio keuangan ini sebagai suatu alat

analisis sangat tergantung dari kemampuan dan keahlian analisis menginterprestasi

rasio-rasio yang digunakan.

Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan, alat analisis yang

digunakan adalah analisis rasio laporan keuangan. Menurut Sofyan Syahri Harahap

(2004:300) analisis laporan keuangan dibagi enam jenis yaitu :

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan

kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melaluisumber informasi

tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

31

2. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan

dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang

seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.

3. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan

laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan

penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

4. Rasio Leverage (Leverage Ratio)

Rasio ini mengggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap

modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh

utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang di gambarkan oleh modal

(equity)

5. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam

menjalankan operasionalnya dengan baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan

kegiatan lainnya.

6. Rasio Produktivitas (Productivity Ratio)

Rasio ini menunjukan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang

terdapat dalam perusahaan. Rasio ini menunjukan sejauh mana kemampuan

karyawan dalam menghasilkan laba

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

32

2.6 Rasio Leverage

Rasio leverage (rasio utang) menunjukan seberapa besar kebutuhan dana

perusahaan dibelanjai atau didanai dengan pinjaman (hutang). Apabila perusahaan

tidak menggunakan leverage dalam struktur modalnya, maka perusahaan dalam

beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri, sehingga risiko perusahaan

semakin kecil. Semakin besar tingkat leverage perusahaan, akan semakin besar pula

jumlah pinjaman yang digunakan, sehingga resiko keuangan yag dihadapi semakin

besar.

Rasio leverage menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (70:2004) :

“Rasio ini (leverage) mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan

hutang”

Sedangkan menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz., JR

(2005:208) :

“Rasio leverage menunjukan sejauh mana sebuah perusahaan dibiayai

oleh utang.”

Para kreditor secara umum akan lebih suka jika rasio ini lebih rendah.

Semakin rendah rasio ini, semakin besar perlindungan bagi kreditor (margin

perlindungan) jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar. Rasio ini

berfungsi menekan pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan

menunjukan aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan utang.

Jadi rasio leverage terjadi pada saat perusahaan menggunakan sumber dana

yang menimbulkan beban tetap. Apabila perusahaan menggunakan hutang, maka

perusahaan harus membayar bunga. Bagi perusahaan yang menggunakan hutang.

Maka tentu berharap untuk bisa memperoleh laba operasi dari penggunaan hutang

tersebut yang lebih besar dari biaya bunganya.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

33

2.6.1 Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio pengelolaan modal

yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membiayai usaha dengan

pinjaman yang disediakan oleh pemegang saham. Seperti yang diungkapkan oleh

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:70) :

“Debt to Equity Ratio menunjukan perbandingan antara hutang dengan

modal sendiri.”

Diah Andarini (2007:20) menyatakan :

“Rasio DER dipergunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang

terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan”

Menurut Agnes Sawir (2003:13), rasio ini dapat dicari dengan menggunakan

rumus :

Debt to Equity Ratio (DER) =

Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak luar

dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal. Apabila perusahaan

menetapkan bahwa pelunasan hutangnya akan diambil dari laba ditahan, berarti

perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan

tersebut. Sehingga hanya sebagian kecil saja dari pendapatan yang dibayarkan oleh

deviden.

Para pemberi pinjaman menginginkan rasio ini semakin rendah. Semakin

rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh

pemegang saham dan semakin besar batas pengaman pemberi pinjaman jika terjadi

penyusutan nilai aktiva atau kerugian.

Bagi investor, semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi resiko yang akan

dihadapi. Bagi investor yang tidak suka untuk mengambil risiko, maka mereka akan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

34

menghindari untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki DER

yang tinggi. Hal ini berpengaruh pada harga saham perusahaan tersebut.

2.7 Rasio Profitabilitas

Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keoutusan.

Rasio profitabilitas menunjukan pengaruh gabungan dari likuiditas, pengelolaan

aktiva dan pengelolaan utang terhadap hasil-hasil operasi. Profitabilitas juga dapat

dikatakan merupakan informasi mengenai efektivitas operasional perusahaan. Jumlah

keuntungan yang didapat satu perusahaan dapat kita lihat pada laporan laba rugi

tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan dan setiap perusahaan akan selalu

memaksimalkan laba yang diperolehnya.

Rasio profitabilitas menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:72):

“Rasio-rasio ini dimaksudkan untuk mengukur efesiensi penggunaan

aktiva perusahaaan (atau mungkin sekelompok aktiva perusahaan)”

Sedangkan menurut R. Agus Sartono (2001:122) bahwa:

“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.”

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah

suatu keuntungan yang diperoleh perusahaan yang berasal dari penjualan atau

investasi perusahaan. Keuntungan perusahaan ini dapat diukur sebagai salah satu

indikator yang berpengaruh terhadap tingkat harga saham.

2.7.1 Earning Per Share (EPS)

Salah satu indikator dari rasio profitabilitas adalah Earning per Share yang

pada umumnya digunakan para pemegang saham untuk mengetahui seberapa besar

keuntungan yang diperoleh per lembar saham. Earning per Share tinggi merupakan

daya tarik bagi investor. Semakin tinggi EPS, maka kemampuan perusahaan untuk

menerbitkan pendapatan kepada pemegang sahamnya semakin tinggi. EPS

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

35

menggambarkan jumlah laba yang diperoleh setiap lembar selama periode tertentu.

Adapun pendapat beberapa ahli sebagai berikut :

Menurut Irham Fahmi, S.E, M.Si dan Yovi Lavianti Hadi, S.S, M.M

(2009:77) :

“pengertian laba per lembar saham atau EPS merupakan rasio yang

menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh investor

atau pemegang saham per lembar sahamnya.

Menurut Harahap (2004:305) menyatakan bahwa :

“Earning Per Share adalah rasio keuangan yang menunjukan berapa

besar kemampuan per lembar saham menghasilkan laba.”

Sedangkan Earning Per Share menurut Sutrisno (2007:225) bahwa :

“EPS merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan per lembar saham yang dimiliki oleh pemiliknya.”

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik simpulan bahwa Earning Per

Share merupakan rasio profitabilitas sebagai informasi yang digunakan untuk tiap

lembar saham yang dimiliki sebagai informasi yang dibutuhkan bagi seorang

investor :

( )

Alasan pemilihan variable ini adalah pemain saham atau invetor perlu

memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa

mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Para

investor dalam berinvestasi biasanya memperhitungkan mengenai seberapa besar

keuntungan yang dapat diberikan oleh suatu perusahaan dalam kaitannya dengan

investasi yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

36

Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu variable keuangan yang

menggambarkan kinerja perusahaan. Jika variable keuangan tersebut menunjukan

kinerja yang baik atas suatu perusahaan tersebut kemudian akan berpengaruh

terhadap harga saham dan juga return saham jika permintaan lebih banyak daripada

jumlah saham yang ditawarkan, maka harga saham tersebut akan semakin meningkat

sehingga return saham yang dihasilkan juga meningkat, sebaliknya jika permintaan

lebih sedikit, maka harga saham tersebut akan semakin meningkat sehingga return

saham yang dihasilkan juga meningkat. Sebaliknya jika permintaan lebih sedikit,

maka harga saham juga akan turun dan return juga akan menurun.

2.8 Saham

2.8.1 Pengertian Saham

Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau

pemilikan seseorang atau badan dalam suat perusahaan. Wujud saham adalah

selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik

perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut sesuai dengan proporsi kepemilikannya

yang tertera pada saham.

Menurut Suad Husnan (2003:285) yaitu :

“Saham menunjukan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang

berbentuk Perseroan Terbatas (PT).”

Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:231) pengertian saham adalah :

“Saham adalah tanda bukti kepemilikan atau penyertaan pemegangnya

atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Saham juga

merupakan bukti pengembalian bagian atau peserta dalam perusahaan

yang berbentuk PT (Perusahaan Terbatas)”

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa saham merupakan

tanda bukti keikutsertaan dan kepemilikan dalam permodalan perusahaan dan

investor mempunyai hak atas sebagian kekayaan atas perusahaan itu berupa dividen

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

37

yang diambil dari laba yang didapat perusahaan. Para pemilik saham juga berhak

mendapatkan haknya jika perusahaan tersebut dislikuidasi.

2.8.2 Jenis-jenis Saham

Martono dan Agus Harjito (2007:234) membagi saham menjadi dua jenis

yaitu (1) Saham Biasa dan (2) Saham Preferen

a) Saham Biasa (common stock)

Saham biasa yaitu saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan

kepemilikannya melekat pada pemegang sertiikat tersebut. Saham biasa merupakan

saham yang tidak memperoleh hak istimewa. Pemegang saham biasa perusahaan

merupakan pemilik akhir perusahaan. Secara kelompok mereka memiliki perusahaan

dan menanggung risiko terakhir kepemilikan. Kepemilikan mereka dibatasi sesuai

investasi. Jika terjadi likuidasi, pemilik saham biasa memiliki hak atas sisa tuntutan

terhadap aktiva perusahaan setelah tuntutan kreditur dan pemegang saham preferen

dipenuhi seluruhnya. Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo, namun pemegang

saham dapat melikuidasi investasinya dengan menjual saham yang dimiliki pada

pasar sekunder.

b) Saham Prefern (preferend stock)

Saham preferen yang merupakan pendanaan yang memiliki sifat kombinasi

antara hutang dan saham biasa. Jika terjadi likuidasi, tuntutan pemegang saham

preferen atas aktiva berada pada urutan setelah kreditur namun sebelum pemegang

saham biasa. Dari sisi perusahaan yang mengeluarkan saham prefern manfaat utama

yang diperoleh adalah bahwa pembiayaan dividen atas saham preferen relatif lebih

fleksible dibandingkan dengan bunga hutang. Karena walaupun saham preferen

memiliki dividen, namun pembiayaan dividen cenderug bersifat sebagai kebijakan

perusahaan. Pada dasarnya, ada dua jenis saham preferen yaitu, saham preferen

kumulatif selalu diperhitungkan kewajiban pembiayaan dividennya sebelum

membayar dividen kepada pemegang saham biasa. Sedangkan saham preferen

partisipasi merupakan saham preferen dimana pemiliknya juga berhak menerima

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

38

deviden tambahan. Dengan saham preferen partisipasi berarti pemegang saham

preferen jenis ini diberikan kesempatan untuk menikmati nilai sisa laba perusahaan

berdasarkan jumlah yang disepakati.

2.8.3 Kepemilikan dan Karakteristik Saham

Pemilik saham biasa, bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh deviden

akan didahulukan lebih dahulu kepada saham preferen. Begitu pula dengan hak

terhadap harga apabila perusahaan dislikuidasi.

Kepemilikan saham biasa pada suatu perusahaan menurut Ridwan S.

Sundjaja dan Inge Barlian (2003 :348) dapat berbentuk :

1. Kepemilikan saham pribadi, yatu semua saham biasa dari perusahaan yang

dimiliki secara pribadi atau individual.

2. Kepemilikan saham tetap, yaitu semua saham biasa dari perusahaan yang

dimiliki oleh sebuah kelompok besar yang tidak ada hubugannya antar

individu dan atau suatu lembaga investasi.

2.8.4 Analisis Saham

Menurut penelitian terdahulu Djoko Susanto dan Agus Sabadi (2002)

setiap pelaku di pasar modal memerlukan suatu alat analisis untuk membantu dalam

mengambil keputusan membeli atau menjual saham. terdapat dua tipe dasar analisis

pasar untuk pedoman para pelaku di pasar modal setiap tipe mempunyai kelebihan

sendiri-sendiri. Kedua tipe analisis tersebut adalah analisis fundamental dan analisis

teknikal atau grafik. Didalam praktiknya, para investor menggunakan kedua tipe

analisis tersebut untuk transaksi saham mereka.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

39

2.8.4.1 Analisis Fundamental

Analisis fundamental mengidentifikasi dan mengukur faktor-faktor yang

menentukan nilai instrinsik suatu instrumen finansial. Menurut Suad Husnan

(2003:315) bahwa :

“Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa

yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental

yang memepengaruhi harga saham dimasa yang akan datang dan

menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh

taksiran harga saham.”

Sedangkan menurut Kamarudin Ahmad (2004:82) :

“Analisis fundamental adalah suatu pendekatan untuk menghitung nilai

instrinsik saham biasa (common stock) dengan menggunakan data

keuangan perusahaan.”

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa analisis fudamental

digunakan untuk mengevaluasi prospek masa mendatang. Pertumbuhan dan profit

perusahaan dalam kaitannya dengan perekonomian secara makro ekonomi nasional,

pertimbangan perusahaan dan kondisi perusahaan itu sendiri. Analisis fundamental

akan membandingkan nilai instrinsik suatu saham sudah benar-benar mencerminkan

nilai yang seharusnya.

2.8.4.2 Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan suatu analisis yang lebih memperhatikan pasar

apa yang telah terjadi di pasar, dari pada apa yang harusnya terjadi. Para analis

teknikal tidak begitu peduli terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pasar,

sebagaimana para analis fundamental, tetapi lebih berkonsentrasi pada instrumen

pasarnya.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

40

Definisi analisis teknikal menurut Suad Husnan (2003:34) :

“Analisis teknikal merupakan upaya utuk memeperkirakan harga saham

(kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham (kondisi

pasar) di waktu yang lalu.”

Sedangkan menurut Kamaruddin Ahmad (2004:81) :

“Analisis teknikal menganggap bahwa saham adalah komoditas

perdagangan yang pada gilirannya, permintaan dan penawarannya

merupakan manifestasi kondisi psikologis dari pemodal”

Berdasarkan kondisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis teknikal

merupakan upaya untuk memeperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan

harga tersebut diwaktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis teknikal adalah

(1) harga saham mencerminkan informasi yang relevan (2) informasi tersebut

ditujukan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu (3) perubaan harga saham akan

mempunyai pola tertentu dan berulang. Para analisis teknikal tidak seperti para

analisis fundamental, meraka merasa sia-sia apabila harus mempelajari laporan

keuangan perusahaan dan data lainnya dalam menentukan nilai suatu saham atau

instrumen pasar lainnya.

2.8.5 Harga Saham

2.8.5.1 Pengertian Harga Saham

Suatu saham memuat harga saham yang disebut harga nominal. Harga

nominal ini merupakan harga yang ditetapkan oleh emiten menilai setiap lembar

saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal ini biasanya tergantung pada

keinginan emiten dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan untuk memperoleh

laba. Penentuan harga ini tentunya akan berbeda dengan harga perdana (primary

price) dari suatu saham. Harga saham perdana adalah harga sebelum suatu saham

dicatatkan (listed) di bursa efek. Harga perdana mengungkapkan harga yang terdiri

atas hasil negoisasi antara penjamin emisi (under writer) dengan calon emiten. Jika

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

41

suatu saham terjual dengan harga perdana yang lebih tinggi maka selisih harga

saham tersebut sebagai agio saham.

2.8.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham di bursa biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

biasanya bersifat kualitatif dan kuantitatif antara lain pengaruh peraturan,

perdagangan saham, pengawasan atas kemungkinan pelanggaran atas pelaku bursa,

psikologi pemodal yang setiap saat bisa berubah karena kondisi tertentu dan lain

sebagainya.

Menurut Irham Fahmi, S.E, M.Si dan Yovi Lavianti Hadi, S.S, M.M

(2009:72) ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan suatu saham itu akan

mengalami fluktuasi, yaitu :

a. Kondisi mikro dan makro ekonomi

b. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan

usaha), seperti membuka kantor cabang (brand office), kantor cabang

pembantu (sub brand office) baik yang di buka di domestik maupun luar

negeri

c. Pergantian direksi secara tiba-tiba

d. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak

pidana dan kasusnya sudah masuk pengadilan

e. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap

waktunya

f. Risiko sitematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh

dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.

g. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal

jual beli saham.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

42

2.9 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan Earnig Per Share (EPS)

Terhadap Harga Saham

2.9.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham

Debt to Equity Ratio (DER) akan mempengaruhi harga saham karena rasio ini

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutupi sebagian atau

seluruh utang-utang baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang

berasal dari modal sendiri maupun modal asing. Dengan kata lain, rasio ini

mengukur seberapa besar total passiva yang terdiri atas persentase modal perusahaan

sendiri dibandingkan dengan hutang. Jadi apabila dalam laporan perusahaan,

perusahaan dapat memenuhi kewajibannya maka aktivitas perusahaan akan berjalan

dengan baik, sehingga harga saham pun cenderung meningkat. Hal ini juga dapat

dilihat menurut beberapa penyusunan litelatur khususnya dibidang manajemen

keuangan, salah satu diantaranya menurut Sutrisno (2001:249) :

“Dengan menggunakan dana utang, maka apabila perusahaan

mendapatkan keuntungan lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik

perusahaan keuntungannya akan meningat.”

Berdasarkan pernyataan diatas, penggunaan utang akan menimbulkan resiko,

namun dapat juga digunakan untuk meningkatkan hasil pengembalian pemegang

saham, yang terlihat dari peningkatan harga saham perusahaan.

2.9.2 Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham

Earning Per Share (EPS) merupkan indikator yang paling umum digunakan

oleh investor, karena rasio ini mengungkapkan kemungkinan EPS yang dapat

diperoleh para pemegang saham. Menurut Sutrisno (2001:5)

“Harga saham mencerminkan nilai riil perusahaan. Harga saham sendiri

dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni (1) laba per lembar saham, (2)

ringkat harga bebas resiko, (3) tingkat ketidakpastian operasi

perusahaan.”

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

43

Semakin tinggi EPS, menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keutungan yag semakin tinggi juga, manajemen biaya perusahaan

berlangsung secara efektif dalam konteks pencapaian laba yang diharapkan oleh

perusahaan dan hal ini menarik minat investor untuk menginvestasikan dananya

dalam peusahaan.

Dalam kajian penelitian terdahulu Syahib Natarsyah (2000), mengemukakan

bahwa ada pengaruh faktor fundamental dan resiko sistematik terhadap harga saham

sangat sesuai dengan jalur penelitian penulis.

2.9.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan Earning Per Share (EPS)

Terhadap Harga Saham

Analisa saham yang dilakukan oleh investor memerlukan informasi. Salah

satu informasi yang tersedia bagi investor adalah laporan keuangan yang

dipubllikasikan perusahaan. Laporan keuangan yang diperoleh investor baru akan

berguna apabila telah dianalisa. Analisa terhadap laporan keuangan memiliki ukuran

tertentu. Ukuran yang umum digunakan adalah rasio keuangan, diantaranya yang

digunakan investor dalam menganalisa saham adalah DER dan EPS.

Perubahan DER dan EPS berpengaruh terhadap harga saham. Apabila DER

perusahaan menurun dibandinkan dengan periode yang sebelumnya, maka harga

sahamnya akan meningkat. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki DER meningkat,

maka harga saham akan menurun. Apabila EPS perusahaan menurun dibandingkan

dengan periode sebelumnya, maka harga saham akan menurun juga. Sebaliknya,

perusahaan yang memiliki EPS yang meningkat maka harga sahamnya akan

meningkat.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

44

2.10 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Peneltian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel Alat

Analisis

Hasil Penelitian

1 Arman

M.S

Hamka

(2012)

Pengaruh

Variabel

Earning per

Share (EPS),

Price Earning

Ratio (PER),

dan Return on

Equity (ROE)

Terhadap

Harga Saham.

(Studi Pada

Perusahaan

Pertambangan

yang Terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia)

(Fakultas

Ekonomi dan

Bisnis

Universitas

Brawijaya)

-Variabel

Depende

n : Harga

Saham

-Variabel

Independ

en :

Earning

per Share

(EPS),

Price

Earning

Ratio

(PER),

dan

Return

on

Equity

(ROE)

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

1. Variabel Earning Per

Share (EPS), Price

Earning Ratio (PER) dan

Return On Equity (ROE)

secara bersama-sama

berpengaruh signifikan

terhadap harga saham

pada perusahaan minings

yang terdaftar di BEI

tahun 2008- 2011. Hal

ini berarti bahwa secara

bersama-sama ketiga

variabel tersebut

mempunyai pengaruh

terhadap naik turunnya

harga saham. Dengan

demikian, ketiga variabel

ini dapat digunakan oleh

investor sebagai bahan

pertimbangan dalam

pengambilan keputusan

investasi.

2. Variabel Earning Per

Share (EPS), Price

Earning Ratio (PER) dan

Return On Equity (ROE)

masing-masing

berpengaruh signifikan

terhadap harga saham

perusahaan yang

terdaftar di BEI pada

tahun 2008-2011.

Earning Per Share (EPS)

memiliki pengaruh yang

searah terhadap harga

saham, hal ini berarti

investor

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

45

mempertimbangkan laba

yang akan diperoleh

pada setiap lembar

saham. Price Earning

Ratio (PER) memiliki

pengaruh yang searah

dengan harga saham,

dalam hal ini investor

mempertimbangkan gain

yang akan didapatkan

saat harga saham terus

meningkat. Sedangkan

Return On Equity (ROE)

memiliki pengaruh yang

searah terhadap harga

saham, dimana ROE

yang dimiliki perusahaan

tahun 2008-2011

mengalami peningkatan

maka harga saham terus

meningkat. Hal ini

disebabkan oleh

pemikiran investor di

mana nilai ROE yang

tinggi memungkinkan

untuk meningkat lagi,

jadi investor yakin ROE

tinggi, di masa yang

akan datang harga saham

bisa meningkat.

2 Gede

Priana

Dwiprat

ama

(2012)

Pengaruh

PBV, DER,

EPS, DPR dan

ROA terhadap

harga saham

(studi empiris

pada

perusahaan

food and

beverage yang

terdaftar di

BEI)

(repository.gu

nadarma.ac.id)

-Variabel

Depende

n : Harga

Saham

-Variabel

Independ

en :

PBV,

DER,

EPS,

DPR,

ROA

a. Pada uji regresi secara

parsial, dimana uji-t

dilakukan untuk

mengetahui kemampuan

pangaruh dari masing

masing variabel bebas

(PBV, DER, EPS, DPR,

dan ROA) terhadap

variabel

tergantung/terikat (Harga

Saham) diketahui bahwa

hanya variabel EPS

(Earning Per Share)

yang positif berpengaruh

secara parsial terhadap

harga saham. Dapat

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

46

dikatakan EPS yang

memiliki konstribusi

dominan terhadap harga

saham

b. sedangkan pada uji

regresi secara simultan,

dimana uji simultan

(serempak) atau uji F

dilakukan untuk

mengetahui apakah

variabel bebas (PBV,

DER, EPS, DPR, dan

ROA) secara bersama-

sama bepengaruh secara

signifikan atau tidak

terhadap variabel terikat

(Harga Saham).

Diketahui bahwa semua

variabel bebas

bepengaruh secara

simultan terhadap Harga

Saham

3. Endawa

ti

(2012)

Pengaruh

Rasio

Keuangan

Terhadap

Harga Saham

Perusahaan

Agroindustri

Yang

Terdaftar Pada

Indeks LQ45

Di Bursa Efek

Indonesia

(repository.gu

nadarma.ac.id)

-Variabel

Depende

n : Harga

Saham

-Variabel

Independ

en : Net

Profit

Margin,

Earning

Per

Share,

Debt to

Equity

Ratio,

Return

on

Assets,

Book

Value,

Operatin

g Profit

Margin,

Metode

Regresi

Berganda

Dilihat dari tabel

Koefisien korelasi

dapat disimpulkan

bahwa hubungan

antara NPM, EPS,

ROA, BV, OPM,

ROE dengan harga

saham mempunyai

hubungan yang

positif, sedangkan

hubungan antara DER

dengan harga saham

adalah negatif. Dan

dari tabel analisis

determinasi

menunjukan adanya

hubungan anatara

rasio keuangan

dengan harga saham.

Yaitu dengan

diperolehnya nilai R

sebesar 0.741, yang

berarti bahwa

hubungan antara

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

47

Return

on

Equity

NPM, EPS, DER,

ROA, BV, OPM,

ROE dengan harga

saham adalah sebesar

74,1%.

Pada uji regresi secara

simultan (uji f),

variabel independen

yaitu NPM, EPS,

DER, ROA, BV,

OPM, ROE secara

signifikan

mempengaruhi

variabel dependen

yaitu harga saham.

Dan bila dilihat dari

analisis determinasi

yaitu nilai R square

sebesar 0.525 ini

menunjukkan bahwa

harga saham

dipengaruhi oleh

NPM, EPS, DER,

ROA, BV, OPM,

ROE sebesar 52.5%.

Pada uji regresi secara

parsial (uji T),

variabel independen

memiliki pengaruh

yang signifikan

terhadap variabel

dependen. Disini

berarti ROA

mempengaruhi harga

saham secara

signifikan. Sedangkan

variabel NPM, EPS,

DER, ROA, BV,

OPM, ROE tidak

berpengaruh terhadap

harga saham. ROA

sebesar 267.624

menyatakan bahwa

apabila setiap

penambahan ROA,

akan menambah harga

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

48

saham sebesar

267.624.

4. Angraw

it

Kusuma

Wardan

i (2012)

Analisis

pengaruh EPS,

PER, ROE,

FL, DER, CR,

ROA pada

harga saham

dan

dampaknya

terhadap

kinerja

perusahaan

LQ45 yang

terdaftar di

BEI periode

2005-2009

(repository.gu

nadarma.ac.id)

-Variabel

Depende

n : Harga

Saham

-Variabel

Independ

en: EPS,

PER,

ROE,

FL,

DER,

CR,

ROA

teknik

analisis

Structural

Equation

Modeling

(SEM),

dengan

bantuan

program

AMOS 18

(Analysis

of

Moment

Structure).

Tujuan dari penelitian ini

adalah mengetahui

pengaruh EPS, PER,

ROE, FL, DER, CR,

ROA pada Harga Saham

dan dampaknya terhadap

kinerja perusahaan.

Berikut ini adalah

kesimpulan yang

diperoleh dari penelitian

ini, yaitu : 1. Dari 7

variabel yang digunakan

dalam penelitian ini

tidak semuanya

berpengaruh secara

parsial pada harga

saham. Variabel yang

memiliki pengaruh pada

harga saham han ya

variabel EPS, PER,

ROE, DER, ROA. 2.

Harga saham terhadap

Kinerja memiliki

pengaruh sangat

signifikan sebesar 162%.

Hal ini menunjukkan

harga saham memiliki

pengaruh yang sangat

besar terhadap kinerja.

Ini berarti nilai Kinerja

akan semakin besar

sehingga investor akan

semakin tertarik dengan

nilai kinerja yang

semakin tinggi. 3.

Pengaruh EPS, PER,

ROE, FL, DER, CR,

ROA pada Harga Saham

dan dampaknya terhadap

kinerja perusahaan

bernilai negatif yaitu

sebesar -112.9%. Hasil

ini menyatakan bahwa

manajemen perusahaan

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen

49

tidak berhasil

meningkatkan nilai

perusahaan bagi pemilik

perusahaan sesuai

dengan tujuan

manajemen keuangan

memaksimumkan nilai

perusahaan. Untuk itu

perusahaan harus

mengkoreksi kembali

prospek kegiatan yang

dijalankan perusahaan

agar lebih produktif.

Sehingga para pemegang

saham para pemegang

saham akan merasakan

keuntungan yang lebih

besar dari biaya

modalnya.