bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/bab 2.pdf · dari...

16
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan teori dasar yang digunakan dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai landasan teori adalah konsep dasar mengenai return saham, return on equity (ROE), current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS) serta teori yang dikemukakan oleh para ahli. 2.1.1 Saham Saham merupakan salah satu efek yang diperdagangkan di pasar modal.. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk melakukan pendanaan perusahaan. Definisi saham menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:6) adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Pengertian saham menurut Fahmi (2016:271) adalah : a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya. c. Persediaan yang siap dijual. Tandelilin (2010:81) mendefinisikan bahwa saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan,maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham adalah surat bukti tanda kepemilikan suatu perusahaan yang didalamnya tercantum nilai nominal, nama perusahaan dan di ikuti hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

Upload: others

Post on 13-Oct-2019

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Landasan teori merupakan teori dasar yang digunakan dalam sebuah

penelitian. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai landasan teori adalah

konsep dasar mengenai return saham, return on equity (ROE), current ratio (CR),

debt to equity ratio (DER), earning per share (EPS) serta teori yang dikemukakan

oleh para ahli.

2.1.1 Saham

Saham merupakan salah satu efek yang diperdagangkan di pasar modal..

Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan

untuk melakukan pendanaan perusahaan. Definisi saham menurut Darmadji dan

Fakhruddin (2011:6) adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau

badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar

kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang

menerbitkan surat berharga tersebut.

Pengertian saham menurut Fahmi (2016:271) adalah :

a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu

perusahaan

b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan

diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap

pemegangnya.

c. Persediaan yang siap dijual.

Tandelilin (2010:81) mendefinisikan bahwa saham merupakan surat bukti

kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki

saham suatu perusahaan,maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan

dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban

perusahaan.

Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa saham adalah surat bukti tanda kepemilikan suatu perusahaan

yang didalamnya tercantum nilai nominal, nama perusahaan dan di ikuti hak dan

kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

8

2.1.2 Harga Saham

Pengertian harga saham menurut Jogiyanto (2008:167) adalah harga yang

terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan

ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar

modal. Menurut Sartono (2010:41) harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau

present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima. Harga saham pada

satu waktu tertentu akan bergantung pada arus kas yang diharapkan diterima di

masa depan oleh investor jika investor membeli saham.

Harga saham merupakan cerminan dari kinerja suatu perusahaan. Pada

periode yang singkat, harga suatu saham bisa sangat berfluktuatif. Sehingga akhir

periode penutupan harga saham merupakan acuan yang tepat dalam

membandingkan atau menganalisis suatu peneltian. Menurut Tandelilin

(2010:341) harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap

faktor-faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang disyaratkan investor,

yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi

makro suatu negara serta kondisi ekonomi global.

Berdasarkan pengertian para ahli, maka dapat disimpulkan harga saham

adalah harga yang diperjualbelikan dipasar jual beli saham dan biasanya

merupakan harga penutupan..

2.1.3 Return Saham

Tujuan investor menginvestasikan modalnya adalah untuk mendapatkan

pengembalian (return) atas dana yang telah diinvestasikan di perusahaan. Imbalan

tersebut bisa berupa dividen dan capital gain yang disebut return saham. Return

merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, return dapat berupa return realisasi

yang sudah terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan

terjadi di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2014:235). Return realisasi

merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis.

Return realisasi atau return histori juga berguna sebagai dasar penentuan return

ekspetasi dan risiko dimasa yang akan datang, sedangkan return ekspetasi

merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa yang akan

datang dan sifatnya belum terjadi.

Beberapa return realisasi yang banyak digunakan salah satunya adalah

return total (total return). Menurut Jogiyanto (2014:236), return total merupakan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

9

return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return total

terdiri dari capital gain dan yield sebagai berikut.

Capital gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang

relatif dengan harga periode yang lalu.

Capital gain atau capital loss =

Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi

periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield adalah persentase dividen

terhadap saham periode sebelumnya. Dengan demikian, return total dapat juga

dinyatakan sebagai berikut :

Return = + Yield

Untuk saham biasa yang membayar dividen periodik sebesar Dt rupiah per

lembarnya, maka yield adalah sebesar Dt/Pt-1 dan return total dapat dinyatakan

sebagai berikut :

Return Saham =

Menurut para ahli, return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang

dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya (Hadi, 2013: 194).

Pengertian return menurut Supramono (2014:450) Return adalah keuntungan yang

diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi

yang dilakukannya. Sedangkan menurut Gitman (2010: 228) Return saham

merupakan tingkat pengembalian untuk saham biasa dan merupakan pembayaran

kas yang diterima akibat kepemilikan suatu saham pada saat awal investasi.

Dari beberapa pengertian return saham menurut para ahli, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa return saham adalah tingkat pengembalian atau

keuntungan yang diperoleh oleh para investor atas investasi yang telah dilakukan.

Dalam penelitian ini return saham yang digunakan sebagai perhitungan adalah

return realisasi yang dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Pt – P t-1

P t-1

Pt – Pt-1

Pt-1

+ Dt

Pt-1

Return = Capital Gain (Loss) + yield

Return Saham = Pt−Pt−1

Pt−1

Pt – P t-1

P t-1

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

10

2.1.4 Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah

pajak dengan modal sendiri (Kasmir, 2016:204). Rasio ini menunjukkan efisiensi

penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi ROE, maka semakin baik. Artinya

posisi pemilik perusahaan semakin kuat. Sebaliknya apabila ROE rendah, maka

semakin buruk. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin lemah.

Definisi ROE menurut Wachowicz dan Van Horne (2014:183), ROE yaitu

membandingkan laba bersih setelah pajak (dikurangi dividen saham biasa) dengan

ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham di perusahaan. Rasio ini

menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku

para pemegang saham dan seringkali digunakan dalam membandingkan dua atau

lebih perusahaan dalam sebuah industri yang sama.

Menurut Fahmi (2016: 82) return on equity disebut juga dengan laba atas

equity atau perputaran total aset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan

mempergunakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mampu

memberikan laba atas ekuitas.

Indikator ROE sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana

investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan

return yang sesuai dengan tingkat yang diharapkan investor. Semakin tinggi ROE

menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik dan berdampak pada meningkatnya

harga saham perusahaan. Peningkatan harga saham perusahaan akan memberikan

keuntungan (return) yang tinggi bagi investor. Sehingga daya tarik investor

terhadap perusahaan semakin meningkat karena tingkat pengembalian (return)

yang semakin besar.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ROE

merupakan pengukuran efektivitas perusahaan untuk mendapatkan keuntungan

dengan menggunakan modal perusahaan yang dimilikinya, kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba tidak hanya diukur menurut besar kecilnya

laba yang dihasilkan, tapi dengan modal sendiri yang telah dikeluarkan untuk

menghasilkan laba tersebut.

Standar industri pada return on equity (ROE) adalah sebesar 40%. Apabila

kurang dari 40% maka kinerja perusahaan dikatakan belum baik, namun bila lebih

dari 40% maka dapat dikatakan kondisi perusahaan cukup baik. Sehingga, apabila

memperoleh ROE lebih tinggi dari rata-rata industri maka perusahaan dianggap

baik karena pemegang saham dapat memperoleh tingkat pengembalian yang lebih

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

11

tinggi dibandingkan rata-rata industri, hal ini menunjukkan kondisi ekonomi

perusahaan baik dan sebaliknya (Kasmir, 2016:205).

Rumus ROE menurut Brigham and Houston (2010:149) sebagai berikut :

2.1.5 Current Ratio (CR)

Current Ratio atau rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain,

seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia menutupi kewajiban jangka pendek

yang segera jatuh tempo (Kasmir, 2016:134). Perhitungan rasio lancar dilakukan

dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar.

Apabila current ratio atau rasio lancar rendah maka dapat dikatakan

bahwa perusahaan yang kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila

hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaaan sedang baik. Hal

ini dapat terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin.

Pengertian current ratio menurut Wachowicz dan Van Horne (2014:167)

adalah aset lancar dibagi dengan liabilitas jangka pendek. Rasio ini menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk membayar liabilitas jangka pendeknya dengan

menggunakan aset lancarnya. Current ratio menunjukkan sampai sejauh mana

kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas

dalam waktu dekat (Brigham and Houston, 2010:134).

Dari pengertian para ahli diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

current ratio atau rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur likuiditas

perusahaan dalam membayar hutang jangka pendek dengan cara membandingkan

aset lancar dengan kewajiban lancar.

Dalam praktik, seringkali dipakai rasio lancar dengan standar 200% (2:1)

yang dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu

perusahaan. Artinya dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan berada di titik aman

dalam jangka pendek. (Kasmir, 2016:135).

Rumus Current Ratio menurut Kasmir (2016:135) adalah sebagai berikut :

ROE = Laba bersih setelah pajak

Total Ekuitas

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

12

Aktiva lancar (current assets) merupakan harta perusahaan yang dapat

dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva

lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya yang

dibayar di muka, pendapatan yang diterima, pinjaman dan aktiva lancar lainnya.

Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka

pendek (maksimal satu tahun). Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang,

utang bank, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya diterima di

muka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo serta utang jangka

pendek lainnya (Kasmir, 2016:135).

2.1.6 Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio leverage atau

solvabilitas. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban (Darsono dan Ashari, 2010:54). Menurut

Siegel dan Shim dalam Fahmi (2016:73) mendefinisikan debt to equity ratio

sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk

memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor..

Dalam portofolio dan investasi, Tandelilin (2010:378) menjelaskan bahwa

debt to equity ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau

ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Apabila total hutang lebih besar

dari modal maka yang terjadi perusahaan akan memperoleh tingkat pengembalian

atau return yang rendah, karena utang yang terlalu banyak akan menjadikan

perusahaan sulit untuk melunasi hutang-hutangnya dan juga sebaliknya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa debt to

equity ratio merupakan aspek leverage yang membandingkan total utang yang

dimiliki oleh perusahaan dengan total ekuitas (modal sendiri) dalam menanggung

suatu risiko. Debt to equity ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal

sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang.

Menurut Kasmir (2014:159) rata-rata industri untuk DER adalah 80%. Jika

rata-rata industri suatu perusahaan diatas 80% maka perusahaan dianggap kurang

Current Ratio = Aktiva Lancar (Current Assets)

Utang Lancar (Current Liabilities)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

13

baik hal ini menunjukkan komposisi tingkat hutang perusahaan (jangka pendek

dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan modal sendiri yang akan

berdampak pada semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar. Besarnya

beban hutang perusahaan mengakibatkan kecilnya jumlah laba yang diterima

perusahaan.

Rumus DER menurut Kasmir (2016:158) adalah sebagai berikut :

2.1.7 Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk

pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap

lembar saham yang dimiliki (Fahmi, 2016:83). Adapun menurut Van Horne dan

Wachowicz (2014:4) earning per share adalah “Earning after taxes (EAT) divided

by the number of common share outstanding” artinya laba setelah pajak dibagi

dengan jumlah saham biasa yang beredar.

Rasio earning per share digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan

dari perusahaan (Hermuningsih, 2012:195). Earning per share atau laba per

lembar saham menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan

kepada para pemegang saham. EPS yang tinggi merupakan daya tarik bagi

investor. Semakin tinggi EPS, maka kemampuan perusahaan untuk memberikan

pendapatan kepada pemegang sahamnya semakin tinggi.

Menurut Tandelilin (2010: 374) earning per share merupakan rasio yang

menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. Earning per share menggambarkan

profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham. Earning per

share umumnya menjadi perhatian para investor, semakin besar nilai earning per

share, maka semakin besar keuntungan yang diperoleh investor untuk setiap

lembar sahamnya.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli, maka dapat disimpulkan

bahwa earning per share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar

keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham

dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang

beredar.

Debt to equity ratio = Total Utang (Debt)

Ekuitas (Equity)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

14

Rumus Earning Per Share (EPS) menurut Tandelilin (2010: 374) :

2.1.8 Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Return Saham

Return on equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan

(emiten) dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal sendiri.

Rasio ini diperoleh dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan ekuitas

(Kasmir, 2016:204).

Menurut Nurhasanah (2014:27) Apabila ROE semakin tinggi, maka suatu

perusahaan memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi para

pemegang saham. Apabila perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi, maka

permintaan akan saham akan meningkat dan selanjutnya akan berdampak pada

meningkatnya harga saham perusahaan. Ketika harga saham meningkat, maka

return saham juga akan meningkat.

2.1.9 Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Return Saham

Current ratio (CR) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera

jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir, 2016:134). Semakin

tinggi current ratio perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja. Modal kerja tersebut

berperan dalam menjaga performance kinerja perusahaan yang kemudian

mempengaruhi performance harga saham. Dengan demikian investor semakin

yakin dan tertarik untuk membeli saham perusahaan sehingga berpengaruh juga

pada peningkatan return saham.

2.1.10 Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas (Kasmir, 2016:157). Menurut Estiya (2015:52) rasio DER sangat

dipengaruhi oleh total hutang, karena DER menggambarkan risiko yang akan

ditanggung oleh investor. Semakin tinggi total hutang dibandingkan dengan total

ekuitasnya maka akan semakin tinggi risiko yang akan ditanggung pemodal,

sehingga permintaan akan saham menurun dan mengakibatkan penurunan return

Earning Per Share = Laba bersih setelah pajak

Jumlah saham beredar

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

15

saham. Hal ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap

return saham.

2.1.11 Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Return Saham

Earning per share (EPS) merupakan rasio yang menggambarkan jumlah

laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar

selama periode pelaporan (PSAK No.56, 2015). Dengan demikian EPS

mencerminkan pertumbuhan laba perusahaan. Tingkat EPS yang tinggi

menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan

memberikan pendapatan kepada para pemegang saham (Saputri, 2013:33). Oleh

karena itu, hal tersebut akan mengakibatkan permintaan akan saham sehingga

dapat meningkatkan harga saham. Apabila harga saham meningkat, maka return

saham juga akan meningkat.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang

membahas topik mengenai pengaruh Return On Equity (ROE), Current Ratio

(CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Earning Per Share (EPS) terhadap return

saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2014-2016.

1. Penelitian Khairani Purnamasari, Emrinaldi dan Raja Adri Satriawan (2014)

Penelitian ini membahas topik tentang “Pengaruh Current Ratio

(CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) Price Earning

Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham pada

Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2009-1011”. Sampel yang digunakan dalam perusahaan ini adalah

perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil

penelitian ini menunjukkan variabel CR, DER dan PER berpengaruh terhadap

return saham. Sedangkan ROE dan EPS tidak berpengaruh terhadap return

saham.

2. Penelitian Eka Budi Yulianti dan Suratno (2015)

Telah melakukan penelitian “Pengaruh Return on Equity , Debt to

Equity Ratio, Price Earning Ratio, Assets Growth, dan Inflasi terhadap Return

Saham Perusahaan Property dan Real Estate”. Pengujian analisis data

menggunakan analisis regresi linier berganda.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

16

Hasil penelitian menunjukkan variabel debt to equity ratio secara

parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham, price

earning ratio secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

return saham, asset growth berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

return saham, inflasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap return saham. Sedangkan secara simultan return on equity, debt to

equity ratio, price earning ratio, asset growth, dan inflasi menunjukkan

pengaruh signifikan terhadap return saham.

3. Penelitian Kristina, Ronny Malavia Mardani dan Budi Wahono (2015)

Telah melakukan penelitian “Pengaruh EPS, ROE, DER dan TATO

terhadap Return Saham Perusahaan Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”. Sampel yang digunakan dalam perusahaan ini adalah perusahaan

Asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel

menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan

variabel EPS, ROE, DER dan TATO secara simultan berpengaruh terhadap

return saham. Sedangkan secara parsial EPS dan DER berpengaruh terhadap

return saham, kemudian ROE dan TATO tidak berpengaruh terhadap return

saham.

4. Penelitian Sugiarti, Surachman dan Siti Aisjah (2015)

Telah melakukan penelitian “Pengaruh Kinerja Keuangan

Perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI”. Sampel yang digunakan dalam perusahaan ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik

pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa variabel current ratio berpengaruh negatif

signifikan, debt to equity ratio tidak berpengaruh negatif signifikan, return on

equity tidak berpengaruh signifikan dan earning per share tidak berpengaruh

signifikan terhadap return saham.

5. Penelitian Ayu Nurhayani Aisah dan Kastawan Mandala (2016)

Telah melakukan penelitian “Pengaruh Return On Equity, Earning

Per Share, Firm Size dan Operating Cash Flow” terhadap Return Saham”.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan Indeks

Kompas 100. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi

linier berganda. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

17

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on equity tidak

berpengaruh pada return saham, earning per share berpengaruh negatif

signifikan, firm size tidak berpengaruh terhadap return saham dan operating

cash flow berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.

6. Penelitian Rio Febrioni (2016)

Telah melakukan penelitian “Pengaruh Return On Assets, Return On

Equity, Earning Per Share, dan Current Ratio Terhadap Return Saham (Pada

perusahaan yang Terdaftar Di Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia”. Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di

indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi. Metode yang digunakan

untuk pengambilan sampel adalah teknik puposive sampling.

Hasil dari penelitian ini adalah return on assets, return on equity,

earning per share dan current ratio secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap return saham. Sedangkan secara parsial ROA tidak berpengaruh

signifikan terhadap return saham, ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap

return saham, EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan

CR tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

7. Penelitian Latipah Retnasari dan Sugiyono (2016)

Telah melakukan penelitian “Pengaruh NPM, ROE dan EPS terhadap

Return Saham pada Perusahaan Farmasi di BEI”. Sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier

berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial NPM

berpengaruh signifikan terhadap return saham, ROE tidak berpengaruh

signifikan terhadap return saham dan EPS berpengaruh signifikan terhadap

return saham.

8. Penelitian Ni Luh Putu Suantari, Putu Kepramareni dan Luh Gede Novitasari

(2016)

Telah melakukan penelitian “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to

Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Inflasi dan Tingkat Suku

Bunga terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2015”. Pengujian analisis data

menggunakan analisis regresi linier berganda. Metode yang digunakan

untuk pengambilan sampel yaitu metode purposive sampling. Hasil

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

18

penelitian menunjukkan variabel CR, DER dan ROE berpengaruh positif

terhadap return saham. Sedangkan inflasi dan suku bunga tidak berpengaruh

terhadap return saham.

9. Penelitian Cokorda Istri Indah Puspitadewi dan Heny Rahyuda (2016)

Telah melakukan penelitian “Pengaruh DER, ROA, PER dan EVA

terhadap Return Saham pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar

di BEI”. Sampel yang digunakan dalam perusahaan ini adalah perusahaan

Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik

pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil

penelitian ini menunjukkan secara parsial variabel ROA dan PER

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan

variabel DER dan EVA berpengaruh tidak signifikan terhadap return

saham.

2.3. Kerangka Konseptual

H4

H5

H1

H3

H2

Return On Equity (ROE) (X1)

Current Ratio (CR)

(X2)

Earning Per Share (EPS)

(X4)

Debt to Equity Ratio (DER)

(X3)

(X3)

Return Saham (Y)

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

19

Keterangan :

: Berpengaruh secara parsial

: Berpengaruh secara simultan

2.4. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan secara logis atau hubungan antara dua variabel

lebih yang ditunjukkan dalam pernyataan yang diuji kebenarannya. Hipotesis

selalu berupa kalimat deklaratif atau pernyataan. Hipotesis yang dapat diajukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

H1 : Return on equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham

H2 : Current ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham

H3 : Debt to equity ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap return

saham

H4 : Earning per share (EPS) berpengaruh positif terhadap return saham

H5 : Return on equity (ROE), Current ratio (CR), Debt to equity ratio

(DER) dan Earning per share (EPS) berpengaruh positif terhadap

return saham

2.4.1 Pengembangan Hipotesis

1. Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang membandingkan laba

bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang

saham di perusahaan (Van Horne dan Wachowicz, 2014: 183). Semakin

tinggi rasio return on equity (ROE) mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham juga

semakin tinggi. Apabila perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi,

maka permintaan akan saham meningkat dan selanjutnya akan berdampak

pada meningkatnya harga saham perusahaan. Ketika harga saham semakin

meningkat maka return saham juga akan meningkat.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yulianti dan Suratno yang

berjudul “Pengaruh Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Price Earning

Ratio, Assets Growth dan Inflasi Terhadap Return Saham”, hasil

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

20

penelitiannya menunjukkan bahwa return on equity memiliki pengaruh

positif terhadap return saham. Hasil penelitian yang sama dilakukan oleh

Suantari, dkk. dengan judul “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity

Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Inflasi dan Tingkat Suku Bunga

Terhadap Return Saham” menemukan bahwa return on equity

berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini berarti semakin tinggi

return on equity (ROE) suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula return

saham yang dihasilkan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis

penelitian ini adalah :

H1 : Return on equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham.

2. Current Ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau

utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan

(Kasmir, 2016:66). Semakin tinggi current ratio perusahaan menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya

terutama modal kerja. Modal kerja tersebut berperan dalam menjaga

performance kinerja perusahaan yang kemudian mempengaruhi

performance harga saham. Dengan demikian investor semakin yakin dan

tertarik untuk membeli saham perusahaan sehingga berpengaruh juga pada

peningkatan return saham.

Hal ini dikuatkan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Suantari, dkk. yang berjudul “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to

Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Inflasi dan Tingkat Suku

Bunga terhadap Return Saham” yang menyatakan bahwa current ratio

berpengaruh positif terhadap return saham. Berdasarkan uraian diatas,

maka hipotesis penelitian ini adalah :

H2 : Current ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham

3. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara

membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan

seluruh ekuitas (Kasmir, 2016:157). Investor cenderung menghindari

saham yang memiliki nilai DER yang tinggi karena nilai DER yang tinggi

mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi (Kasmir, 2016:158).

Semakin tinggi debt to equity ratio (DER) menunjukkan kinerja

keuangan perusahaan tidak baik, karena tingkat hutang yang dimiliki

perusahaan semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang

berarti akan mengurangi keuntungan. Apabila laba turun, maka

kepercayaan investor terhadap permintaan terhadap saham perusahaan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

21

akan mengalami penurunan yang berakibat pada penurunan harga saham.

Dengan demikian permintaan harga saham akan turun dan diikuti oleh

penurunan return saham.

Pernyataan tersebut didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Puspitadewi dan Rahyuda yang berjudul “Pengaruh DER, ROA, PER dan

EVA terhadap Return Saham” memperoleh hasil penelitian dimana DER

memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah :

H3 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif tidak signifikan

terhadap return saham.

4. Earning per share (EPS) adalah laba setelah pajak dibagi dengan jumlah

saham biasa beredar (Van Horne dan Wachowicz, 2014:4). Semakin tinggi

nilai EPS berarti semakin tinggi tingkat keuntungan per lembar saham

yang dimiliki investor. Apabila tingkat keuntungan per lembar saham

tinggi, maka permintaan akan saham meningkat dan selanjutnya akan

berdampak pada meningkatnya harga saham perusahaan. Ketika harga

saham semakin meningkat maka return saham juga akan meningkat. Hal

ini dikuatkan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Febriani

yang berjudul “Pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Earning

Per Share dan Current Ratio terhadap Return Saham” yang menyatakan

bahwa EPS berpengaruh positif terhadap return saham. Berdasarkan

uraian diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah :

H4 : Earning per share (EPS) berpengaruh positif terhadap return saham

5. Pengaruh Return On Equity, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan

Earning Per Share terhadap Return Saham

Return On Equity adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak

dengan modal sendiri (Kasmir, 2016:204). Menurut Wachowicz dan Van

Horne (2014:167) Current Ratio atau rasio lancar merupakan aset lancar

dibagi dengan liabilitas jangka pendek. Rasio ini menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk membayar liabilitas jangka pendeknya

dengan menggunakan aset lancarnya. Debt to equity ratio merupakan rasio

yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas (Kasmir, 2014: 157).

Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang,

termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio earning per share

digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan

(Hermuningsih, 2012:195). Semakin tinggi EPS, maka kemampuan

perusahaan untuk memberikan pendapatan kepada pemegang sahamnya

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teorirepository.untag-sby.ac.id/256/5/BAB 2.pdf · Dari beberapa pengertian saham menurut para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa saham

22

semakin tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan

hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H5 : Diduga Return On Equity, Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan

Earning Per Share bepengaruh positif terhadap Return Saham