bab ii tinjauan pustaka 2.1 human erroreprints.umm.ac.id/51393/3/bab ii.pdf · 6 2. assembly error...

19
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Error Human error dapat didefinisikan merupakan suatu keputusan atau perilaku manusia yang tidak tepat yang dapat mengakibatkan kurangnya efektivitas, keselamatan, atau performa sistem (Ms, 1973). Hal ini menjelaskan bahwa akan ada banyak dampak yang disebabkan oleh adanya human error terhadap sistem kerja yang juga dapat menyebabkan kerugian perusahaan maupun pekerja itu sendiri. Kegagalan dalam menyelesaikan sebuah tugas atau pekerjaan yang spesifik ( melakukan tindakan yang tidak diizinkan) yang dapat menyebabkan gangguan terhadap jadwal operasi atau keselamatan atau mengakibatkan kerusakan benda dan peralatan merupakan human error (Dhillon, 2013). Perilaku yang tidak sesuai terhadap ketentuan dalam proses melaksanakan berpotensi mempengarhi sistem dan manusia. 2.1.1 Kategori Human Error Dalam hal Pengklasifikasian Human error terdapat dalam beberapa kategori (Dhillon, 2013) : 1. Operating Error / kesalahan pada proses operasi Error yang timbul pada proses operasi ini berhubungan dengan batas waktu operator dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penyebab error yang terjadi hampir semua dikarenakan oleh batas waktu yang tidak bisa terpenuhi dalam proses operasi. Kondisi yang menyebabkan terjadinya error pada proses operasi yaitu : a. Kurang jelasnya prosedur b. Pekerjaan dan kondisi yang terlampau kompleks c. Tidak mencukupinya proses seleksi dan pelatihan terhadap operator d. Kurangnya minat dan kecerobohan operator terhadap pekerjaan e. Buruknya kondisi lingkungan kerja f. Prosedur proses operasi yang dilihat belum benar

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Human Error

Human error dapat didefinisikan merupakan suatu keputusan atau perilaku

manusia yang tidak tepat yang dapat mengakibatkan kurangnya efektivitas,

keselamatan, atau performa sistem (Ms, 1973). Hal ini menjelaskan bahwa akan

ada banyak dampak yang disebabkan oleh adanya human error terhadap sistem

kerja yang juga dapat menyebabkan kerugian perusahaan maupun pekerja itu

sendiri.

Kegagalan dalam menyelesaikan sebuah tugas atau pekerjaan yang spesifik (

melakukan tindakan yang tidak diizinkan) yang dapat menyebabkan gangguan

terhadap jadwal operasi atau keselamatan atau mengakibatkan kerusakan benda dan

peralatan merupakan human error (Dhillon, 2013). Perilaku yang tidak sesuai

terhadap ketentuan dalam proses melaksanakan berpotensi mempengarhi sistem

dan manusia.

2.1.1 Kategori Human Error

Dalam hal Pengklasifikasian Human error terdapat dalam beberapa kategori

(Dhillon, 2013) :

1. Operating Error / kesalahan pada proses operasi

Error yang timbul pada proses operasi ini berhubungan dengan batas waktu

operator dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penyebab error yang terjadi hampir

semua dikarenakan oleh batas waktu yang tidak bisa terpenuhi dalam proses

operasi. Kondisi yang menyebabkan terjadinya error pada proses operasi yaitu :

a. Kurang jelasnya prosedur

b. Pekerjaan dan kondisi yang terlampau kompleks

c. Tidak mencukupinya proses seleksi dan pelatihan terhadap operator

d. Kurangnya minat dan kecerobohan operator terhadap pekerjaan

e. Buruknya kondisi lingkungan kerja

f. Prosedur proses operasi yang dilihat belum benar

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

6

2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan

Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan terjadi pada proses perakitan

produk. Kurangnya keahlian yang dimiliki operator dapat menyebabkan adanya

error tersebut. Contoh dari eror yang terjadi pada proses perakitan adalah:

a. Kurang tepatnya pemasangan komponen

b. Hasil rakitan yang tidak sesuai standart dari perusahaan

c. Terbaiknya pemasangan kabel pada komponen

d. Perakitan komponen yang tidak tepat

Dalam penelitian Meister lainnya tahun 1976 dalam (Dhillon, 2013) terdapat

banyak faktor yang merupakan penyebab terjadinya error pada bagian produksi,

diantaranya adalah:

a. Kurang baiknya pencahayaan

b. Tingkat kebisingan yang terlampau tinggi

c. Buruknya rancangan fasilitas kerja

d. Buruknya komunikasi dan informasi serta temperatur berlebihan

e. Kurang memadai terhadap pegawasan dan pelatihan

f. Standard Operating Procedures (SOP) yang tidak baik

3. Design Error / kesalahan pada proses Perancangan

Penyebab error jenis ini terjadi akibat kurang sesuainya hasil rancangan kerja

terhadap sistem kerja. Hal ini adalah kegagalan dalam pengimplementasian

kebutuhan manusia terhadap rancangan, fungsi yang dirancang kurang tepat, dan

gagal dalam perhitungan efektifvitas interaksi manusia – mesin. Ada beberapa

faktor yang dapat menjadi penyebab timbulnya error pada operasi perancangan

yaitu salah dalam mengartikan solusi dengan teliti dalam perancangan dan

melakukan perancanagn dengan terburu – buru.

4. Inspection Error / kesalahan pada proses Inspeksi

Inspeksi merupakan kegiatan untuk menemukan adanya kecacatan atau

kesalahan. Namun error dapat terjadi dalam kegiatan inspeksi karena belum

100% akurat hasil kegiatan inspeksi yang dilakukan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

7

5. Installation Error / kesalahan pada proses Instalasi

Installation Error ini terjadi pada saat proses instalasi peralatan berlangsung

dan tergolong kedalam error jangka pendek. Kegagalan operator dalam

melakukan instalasi peralatan sesuai dengan instruksi yang ada merupakan

penyebab utama terjadinya error jenis ini.

6. Maintenance Error / kesalahan pada proses perawatan

Terjadinya error pada proses maintenance karena tidak tepatnya tindakan yang

dilakukan dalam proses perbaikan maupun perawatan yang dilakukan operator.

Beberapa contoh tindakan error pada proses maintenance yaitu tidak

melakukan kalibrasi peralatan, pelumasan pada bagian – bagian yang tidak

seharusnya dan sebagainya.

2.1.2 Human Error dan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja atau accident adalah suatu kondisi dimana kejadian tersebut

tidak dapat diantisipasi sehingga dapat menyebabkan terganggunya sistem atau

individual maupun terhadap penyelesaian misi dalam sistem atau pekerjaan

individual (Mesiter, 1987). Penyebab Kecelakaan kerja dapat dibagi menjadi 2

secara sederhana yaitu kecelakaan kerja karena unsafe behavior dan kecelakaan

kerja karena unsafe condition. kecelakaan kerja erat kaitannya disebabkan oleh

human error yaitu unsafe behavior mengingat yang dikatakan oleh Sanders dan Mc

Cormick pada tahun 1993 mengenai human error yang diakibatkan oleh perilaku

yang tidak tepat oleh pekerja.

Human error memiliki porsi bisa dikatakan tinggi penyebab kecelakaan kerja.

Dimonic Cooper melakukan penelitian tahun 1999 memiliki pendapat bahwa 80 -

90% kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh unsafe behavior. Selain itu

Nation Safety Council menyatakan bahwa kecelakaan kerja disebabkan karena 88%

unsafe behavior dan DuoPont Company menyatakan kecelakaan kerja yang

disebabkan karena unsafe behavior mencapai 96% dari keseluruhan kecelakaan

kerja yang terjadi (YUSUF, 2014).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

8

2.2 Cognitive Reliability And Error Analysis Method (CREAM)

CREAM merupakan singkatan untuk Cognitive Reliability and Error Analysis

Method atau Keandalan Kognitif dan Metode Analisis Kesalahan. Ketika

pendekatan ini mulai dikembangkan, akronim menarik ditemukanlah karena

CREAM pada umumnya adalah sesuatu yang bagus. Meskipun "cream" saat ini

berarti "komponen lemak susu kekuningan dihomogenisasi yang cenderungnya

menumpuk di permukaan", kata ini berasal dari bahasa Yunani yaitu khrisma yaitu

berarti salap, yang digunakan sebagai penenang atau penyembuhan. Keadaan ini

memiliki Hubungan dengan Human Reliability Assessment (HRA) dimana sesuatu

yang diperlukan menjadi solusi yang berlaku secara umum. Cognitive Reliability

and Error Analysis Method (CREAM) dikembangkan dan dijelaskan secara luas

oleh Erik Hollnagel dalam (Hollnagel, 1998). Terdapat 2 fitur utama metode

CREAM yaitu menekankan pengaruh penting konteks pada kinerja manusia dan

mempunyai model kognitif yang bisa digunakan dalam analisis.

Keuntungan utama dari CREAM adalah menekankan pada interaksi antara

kognisi manusia dan situasi atau konteks yang kompleks dimana perilaku itu

terjadi. Kognisi manusia berfungsi untuk mengolah informasi yang berfokus pada

bagaimana memilih tindakan yang hendak dilakukan atau bagaimana urutan

tindakan dapat berkembang sebagai hasil dari interaksi antara kompetensi dan

konteks. Keuntungan kedua adalah model kognitif yang dapat dengan mudah

digunakan dalam mengukur probabilitas. Metodologi CREAM mengusulkan dua

langkah pendekatan untuk mengukur probabilitas kesalahan. Langkah pertama

adalah penyaringan awal tugas (basic method), diikuti dengan langkah kedua untuk

menganalisis probabilitas yang paling penting (extended method) (Hollnagel,

1998).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

9

Tabel 2.1 Penelitian Metode CREAM sebelumnya

Penulis Penelitian Tujuan Penelitian Objek

Penelitian

Erik

Hollnagel.

(1999)

Analisis Keandalan Operator

nuclear

Memprediksi potensi

kesalahan karyawan

operator

Operator

nuclear power

plant

Kseniya

Schemeleva.

(2012)

Human Error Probabilities

Computation for manufacturing

system simulation using CREAM

kemungkinan human

error dalam simulasi lini

perakitan mobil

Operator

perakitan

mobil

Fabio de f.

(2013)

Modelling application for

CREAM

Mengusulkan aplikasi

pemodelan untuk

keandalan kognitif dan

model analisis kesalahan.

Operator

mesin bubut

Maulida,

Z.A. (2014)

Analisis Probabilitas Human

Error dengan pendekatan

Cognitive Reliability and Error

Analysis Method (CREAM)

Mengetahui performansi

keandalan manusia dan

mengidentifikasi

aktivitas yang paling

memerlukan perbaikan

Pekerjaan

Grinding dan

Welding di

PT. X

Uci Marlina

P. (2014)

Identifikasi Human Error

berdasarkan pendekatan CREAM

dan usulan perbaikan dengan

metode Poka-Yoke

Mengidentifikasi human

error pada operator

percetakan

Pekerjaan

percetakan

Khusnul

Eka S.

(2017)

Faktor Kecukupan Organisasi dan

Time Of Day pada Pekerjaan

Manual OAW Cutting dengan

menggunakan metode CREAM di

PT. Packaging Surabaya

Mengetahui performansi

keandalan manusia dan

mengidentifikasi

aktivitas yang paling

memerlukan perbaikan

Pekerjaan

manual OAW

cutting di PT.

Packaging

Surabaya

Farida S.

(2017)

Analisis Kecelakaan pada

Pekerjaan Loading Unloading

Overhead Crane Menggunakan

Metode MORT dan CREAM

Mengetahui performansi

keandalan manusia dan

mengidentifikasi

aktivitas yang paling

memerlukan perbaikan

pekerjaan

loading

unloading

overhead

crane

Novita R.

(2017)

Analisis Human Error dengan

pendekatan Cognitive Reliability

and Error Analysis Method

(CREAM) pada operator forklift

di PT. SMART Tbk.

Mengidentifikasi human

error pada opertor

forklift

Pengoperasian

forklift

2.2.1 Cognitive (Kognitif)

Istilah pertama “Kognitif” yaitu mudah dijelaskan. Hal tersebut menerangkan

bahwa setiap usaha untuk memahami kinerja manusia harus mencakup peran

kognisi manusia. Hal ini khususnya terjadi dalam bidang studi manusia di tempat

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

10

kerjanya. Umumnya penyebaran kebutuhan akan kognisi, tersebar dari psikolog,

insinyur dan praktisi dari semua jenis (Hollnagel, 1998).

Pada konteks CREAM, “kognitif” harus dilihat bersamaan dengan istilah

kedua yaitu “keandalan”. Syarat “kognitif” tidak dimaksudkan sebagai pembatasan

dalam artian bahwa tidak untuk mengkesampingkan faktor-faktor lain melainkan

sebagai pengingat untuk berfokus penuh pada kompleksitas pikiran manusia.

2.2.2 Reliability (Keandalan)

Huruf R pada istilah CREAM sebagai singkatan untuk “reliability”atau

“keandalan”. Keandalan merupakan probabilitas bahwa seseorang akan melakukan

tugas sesuai dengan persyaratan atau ketetuan tugas dalam jangka waktu tertentu,

untuk itu dikatakan bahwa orang tersebut tidak diperkenankan melakukan aktivitas

asing dimana dapat menurunkan sistem (Swain & Guttmann, 1983). Jika pekerja

melakukan aktivitas sesuai ketentuan tugas dengan adanya aktivitas asing maka hal

tersebut dapat berpotensi mengganggu.

Pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa dua huruf pertama dalam

istilah CREAM harus dilihat bersamaan sebagai “keandalan kognitif” dimana dapat

dikatakan lebih tepatnya yaitu keandalan kognisi manusia. Pentingnya konteks

HRA adalah bahwa kinerja manusia ditentukan oleh kognisi manusia (ditambah

teknologi dan organisasi) maka dari itu keandalan kognitif pekerja penting untuk

dijelaskan. Secara khusus, maka penting untuk menyediakan cara untuk

menemukan “keandalan kognitif” dengan menunjukkan (setidaknya) batas atas dan

batas bawah dari variabilitas kinerja manusia.

2.2.3 Error (Kesalahan)

E singkatan dari "kesalahan” atau lebih tepatnya yaitu melakukan tindakan

yang salah. Hal ini dimaksudkan bertujuan bahwa studi tentang “kesalahan” untuk

melengkapi studi keandalan. Sedangkan perhatian untuk keandalan sebagian besar

diarahkan untuk memprediksikan apa yang mungkin terjadi dalam situasi masa

depan, penelitian “kesalahan” adalah sesuatu yang telah terjadi untuk mengarahkan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

11

pada menemukan penyebab atau penjelasan bagi sesuatu yang telah terjadi

(Hollnagel, 1998).

2.2.4 Analysis (Analisis)

A singkatan dari “analisis” tetapi juga bisa diartikan sebagai penilaian

terhadap sesuatu, analisis maupun penilaian tidak memiliki perbedaan yang

signifikan. Analisis dimaksudkan pemisahan atau dekomposisi keseluruhan (objek

studi) menjadi bagian – bagian yang lebih kecil untuk tujuan pemahaman mendalam

studi lebih lanjut. Disisi lain penilaian berarti menetapkan nilai numerik untuk

sesuatu, menunjukkan nilainya/indikasi numerik dari probabilitas suatu peristiwa.

Analisis demikian menekankan pada aspek kualitatif dari penelitian, sementara

penilaian menekankan pada kuantitatif (Hollnagel, 1998).

2.2.5 Method (Metode)

Huruf terakhir M berarti “Metode” Tujuannya adalah untuk

mengembangkan alat yang praktis dan berguna. Penekanann metode ini bukan

pengembangan teori baru atau model tindakan manusia, atau satu set konsep baru

untuk interaksi manusia-mesin atau kognisi. Motivasinya adalah untuk

mempraktikan HRA. Sederhananya, karena HRA diperlukan dan khususnya dalam

bentuk kuantitatif (Hollnagel, 1998).

2.2.6 Langkah – langkah Metode CREAM

Langkah – langkah metode Cognitive Reliability and Error Analysis Method

(CREAM) adalah sebagai berikut :

1. Membuat Urutan Proses

Langkah pertama penerapan metode CREAM mengidentifikasi kejadian atau

urutan skenario dalam proses. (Kirwan & Ainsworth, 1992) menemukan sejumlah

kompilasi teknik analisis tugas yang sudah teruji dan sebagian memberikan output

dengan menyesuaikan tugas yang diharapkan. (Annett & Duncan, 1967)

Mengembangkan salah satu metode yang umum diaplikasikan yaitu Hierarchical

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

12

Task Analysis (HTA) yang menjelaskan prosedur tugas utama dengan prinsip dapat

menganalisa lebih lanjut lebih rinci hingga tugas yang paling dasar.

Jenis tugas yang yang dianalisis menggunakan HTA sangat fleksibel.

Penggunaan HTA memiliki beberapa hal yang perlu dicermati sebagai salah satu

metode dengan diagram pohon yang menunjukkan hirarki dimana daftar pekerjaan

disusun menjadi lebih sistematis, yaitu :

I. Mendiskripsikan ulang proses

Pentingnya dilakukan pendiskripsian ulang tentang proses yang terjadi, agar

proses yang digambarkan dalam diagram HTA memiliki informasi sesuai dengan

pekerjaan kondisi nyata yang dilakukan. Dalam HTA penting untuk menghindari

pendeskripsian pekerjaan yang sangat kompleks, agar lebih memudahkan dalam

memahami hubungan tiap elemen pekerjaan sehingga diagram yang

menggambarkan aktivitas pekerjaan dapat disusun ke dalam beberapa diagram yang

dipisah. Ketentuan penyusunan HTA ke dalam diagram yang terpisah sebagai

berikut :

a. Perbedaan skenario pekerjaan

b. Penggunaan mesin ataupun peralatan yang sama namun jenis pekerjaan

berbeda.

c. Operator yang berbeda dengan pekerjaan yang sama

II. Aturan untuk berhenti (Stopping Rules)

Informasi yang diperoleh dapat digambarkan ke dalam diagram HTA yang

mendeskripsian ulang proses sesuai kondisi nyata pekerjaan itu dilakukan. Namun

menyesuaikan dengan topik yang akan dianalisis maka tidak semua pekerjaan harus

digambarkan dalam HTA dan dapat dibatasi. Dilakukannya pembatasan agar lebih

mendalamnya serta terarah pokok permasalahn yang ada . Ketentuan pembatasan

ini desebut dengan stopping rules.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

13

III. Rencana (Plan)

Plan digunakan untuk menjelaskan setiap hubungan yang disusun dalam HTA.

Sebagai contoh, jika elemen 1.3 terdiri dari tiga sub elemen pekerjaan (1.3.1, 1.3.2,

1.3.3) maka plan 1.3 mendeskripsikan hubungan antara tiga sub-elemen tersebut.

Semua rencana yang dibuat harus memenuhi minimum satu dari beberapa jenis

hubungan dalam setiap pekerjaan yang masih dapat dibagi atas beberapa elemen

pekerjaan, yaitu :

a. Hubungan urutan proses secera linier sederhana

b. Beberapa syarat dan ketentuan dalam urutan linier. Elemen pekerjaan

selanjutnya dapat dikerjakan jika kondisi tertentu pada elemen pekerjaan

sebelumnya telah tercapai.

c. Operator bebas dalam memilih pekerjaan mana yang terebih dahulu akan

dilakukan.

d. Operator dapat memilih pekerjaan yang akan dilakukan selanjutnya.

e. Condition attainment looping, artinya dapat melanjutkan pekerjaan jika

suatu kondisi tertentu telah dipenuhi.

f. Continual looping, contoh hubungan ini seperti pekerjaan pemeriksaan serta

pengendalian pada saat tertentu dilakukan paralel dengan pekerjaan lainnya.

g. Concurrent task merupakan hubungan dimana menunjukkan bahwa

operator harus menunjukkan dua pekerjaan atau lebih harus dilakukan

operator dalam waktu yang bersamaan.

IV. Penyampaian Informasi HTA

HTA sangat membantu dalam menganalisis pekerjaan apabila pemahaman

yang sama dimiliki oleh analis dan pembaca terhadap diagram yang

ditampilkan. Maka darri itu, agar penggunaan HTA menjadi lebih efektif perlu

memperhatikan susunan sistematis dan konsisten (Sandom & Harvey, 2004).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

14

O. WarmUp furnace

O.2 Start air blower

O.3 Start Oil Pump

O.4 Heat oil to 800o C

O.1 Prepare Plant and services

Plan O: Do in orderPlan O: Do in order

O.1.1 Ensure plant is ready

O.1.2 Ensure gas-oil is available

O.1.3 Ensure O2 analysis system is working

Plan O.1: Do in orderPlan O.1: Do in order

O.4.1 Increase temperature controller

as per chart

O.4.2 Monitor O2

O.4.3 Monitor temperature

O.4.4 Switch furnace to automatic

Plan O.4: Raise temperature to 800o C while monitoring O2 and T Plan O.4: Raise temperature to 800o C while monitoring O2 and T

Sumber : Cognitive Reliability and Error Analysis Method, Erik Hollnagel, 1998.

Gambar 2.1 Contoh Hierarcial Task Analysis (HTA) Pemanasan Tungku

2. Menentukan Cognitive Demand Profile

Cognitive demand profile bertujuan untuk menunjukkan tuntutan spesifik

kognisi yang berkaitan dengan segmen tugas atau langkah tugas. Dengan demikian,

harus dianalisis lebih lanjut untuk menentukan apakah ada kemungkinan

melakukan dengan benar kondisi dimana fungsi – fungsi kognitif yang diperlukan.

Bagian pertama yaitu dengan menandai setiap langkah tugas kedalam aktivitas

kognitif yang terlibat sesuai dengan HTA yang telah dibentuk sebelumnya, dimana

menggunakan kategori critical cognitive activities dalam setiap langkah tugas

seperti pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Daftar Crtical Cognitive Activities

Aktivitas

Kognitif Definisi Umum

Co-ordinate

Mengatur dan/atau mengendalikan keadaan (sistem organisasi) ke

hubungan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan langkah

tugas atau tugas. Mengalokasikan atau memilih sumber daya

dalam persiapan untuk tugas/pekerjaan, kalibrasi peralatan, dan

lain-lain.

Communicate Menyampaikan atau menerima informasi yang diperlukan untuk

operasi sistem baik secara lisan, elektronik ataupun arti mekanikal.

Komunikasi merupakan bagian penting dari manajemen.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

15

Compare Memeriksa kualitas dua atau lebih entitas (pengukuran) dengan

tujuan menemukan persamaan atau perbedaan. Perbandingan

mungkin memerlukan perhitungan.

Diagnose Menentukan sifat atau penyebab sebuah kondisi melalui analisis

tentang tanda-tanda atau gejala atau oleh hasil pengujian.

“Diagnosis” lebih menyeluruh daripada “identifikasi”.

Evaluate Menaksir atau menilai situasi aktual atau hipotetis, berdasarkan

informasi yang tersedia tanpa memerlukan operasi khusus. Istilah

yang berkaitan adalah “inspect” dan “check”.

Execute Melakukan tindakan atau rencana yang ditetapkan sebelumnya.

Eksekusi terdiri dari tindakan seperti buka/tutup, mulai/hentikan,

isi/tuang, dan lain-lain.

Identify Menentukan identitas sebuah bagian atau sub-sistem (komponen).

Ini mungkin melibatkan operasi khusus untuk mengambil

informasi dan menyelidiki secara detail.

Maintain Memelihara atau mempertahankan keadaan operasional tertentu.

(Hal ini berbeda dari maintenance yang umumnya dilakukan saat

operasi berhenti.)

Monitor Menjaga proses atau kondisi sistem tetap dalam jalur dari waktu

ke waktu, atau mengikuti perkembangan set parameter tertentu.

Observe Memperhatikan atau membaca nilai pengukuran tertentu atau

indikasi sistem.

Plan Merumuskan atau mengatur serangkaian tindakan dimana tujuan

atau tindakan tersebut akan berhasil dicapai. Rencana ini bisa

bersifat jangka pendek atau jangka panjang.

Record

Menuliskan atau mencatat aktivitas sistem, pengukuran, dan lain-

lain.

Regulate Mengubah kecepatan atau arah kontrol (sistem) untuk mencapai

tujuan/tugas. Sesuaikan atau posisikan komponen atau subsistem

untuk mencapai ketepatan peletakan/operasi.

Scan Meninjau atau melihat kembali display atau sumber informasi

lainnya secara cepat untuk mendapatkan arti umum dari keadaan

sistem/sub-sistem.

Verify Mengkonfirmasi kebenaran dari kondisi sistem atau pengukuran,

baik melalui pemeriksaan ataupun pengujian. Ini juga termasuk

memeriksa umpan balik dari operasi sebelumnya. Sumber : Cognitive Reliability and Error Analysis Method, Erik Hollnagel, 1998.

Kemudian profil kognitif aktual, berdasarkan pada tabel fungsi kognitif yang

terkait dengan masing – masing aktivitas kognitif yang ditunjukkan pada tabel 2.3

didasari dengan mengasumsikan bahwa terdapat 4 fungsi dasar kognitif yang harus

dilakukan dengan observasi, interpretasi, perencanaan dan eksekusi. Sebagai

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

16

contoh, aktifitas kognitif koordinasi melibatkan fungsi kognitif perencanaan serta

eksekusi: perencanaan digunakan untuk menentukan apa yang semestinya

dilakukan, dan eksekusi digunakan untuk melaksanakan hal tersebut. Demikian

pula aktivitas kognitif komunikasi, adalah eksekusi saja yaitu hanya melakukan

tindakan berkomunikasi.

Tabel 2.3 Matriks Cognitive Demand

Jenis

Aktivitas

Fungsi Kognitif

Observasi Interpretasi Perencanaan Eksekusi

Co-ordinate X X

Communicate X

Compare X

Diagnose X X

Evaluate X X

Execute X

Identify X

Maintain X X

Monitor X X

Observe X

Plan X

Record X X

Regulate X X

Scan X

Verify X X

Sumber : Cognitive Reliability and Error Analysis Method, Erik Hollnagel, 1998.

3. Mengidentifikasi Kemungkinan Cognitive Function Failure (CFF)

Tujuan dari pengidentifikasian Cognitive Function Failure (CFF) atau

kegagalan fungsi kognitif yaitu untuk melihat jenis kegagala apa yang utama pada

tugas – tugas secara keseluruhan. Kegagalan fungsi kognitif untuk melaksanakan

langkah – langkah tugas dapat ditentukan dari Tabel 2.4. Penilaian berdasarkan

pada pendeskripsian skenario dan probabilitas kondisi kinerja yang dihasilkan

sesuai dengan metode CREAM.

Tabel 2.4 Generic Cognitive Function Failure (CFF)

Fungsi

Kognitif Potensi Kegagalan Fungsi Kognitif

Nilai Error

Mode

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

17

Error

Observasi

O1 Observasi terhadap objek yang salah. Tanggapan

diberikan kepada stimulus atau kegiatan yang salah. 0,001

O2

Salah mengidentifikasi, karena misalnya isyarat keliru

atau identifikasi parsial (identifikasi hanya pada bagian

tertentu/tidak lengkap).

0,07

O3 Observasi tidak dilakukan (misal kelalaian), tidak melihat

sinyal atau pengukuran. 0,07

Error

Interpretasi

I1 Diagnosis gagal, baik diagnosis yang salah ataupun

diagnosis tidak lengkap. 0,2

I2

Salah membuat keputusan, baik tidak membuat keputusan

ataupun membuat keputusan yang salah atau tidak

lengkap.

0,01

I3 Interpretasi tertunda, yaitu tidak dilakukan tepat waktu. 0,01

Error

Perencanaan

P1 Salah memprioritaskan, seperti dalam memilih tugas yang

salah. 0,01

P2 Perumusan rencana tidak memadai, dimana rencana tidak

lengkap atau salah pelaksanaan. 0,01

Error

Eksekusi

E1 Eksekusi yang dilakukan salah atau berbeda-beda,

berkaitan dengan kekuatan, jarak, kecepatan atau arah. 0,003

E2 Tindakan dilakukan pada waktu yang salah (tidak tepat),

baik terlalu cepat ataupun terlambat. 0,003

E3 Tindakan dilakukan pada objek yang salah (pada objek

yang mirip atau tidak berhubungan). 0,0005

E4 Tindakan dilakukan di luar urutan/tidak berurutan, seperti

pengulangan, melompat, dan bolak-balik. 0,003

E5

Tindakan terlupa, tidak dilakukan (misal kelalaian),

termasuk kelalaian tindakan terakhir dalam serangkaian

tugas.

0,03

Sumber : Cognitive Reliability and Error Analysis Method, Erik Hollnagel, 1998.

4. Penilaian Common Performance Condition (CPC)

CPC memberikan dengan baik dasar yang komprehensif dan terstruktur

terhadap karakterisitik kondisi dimana kinerja yang diharapkan terjadi. Tiap

elemen CPC memiliki ketergantungan satu sama lain. Kemungkinan efek

dari skor CPC: mengurangi keandalan kinerja, tidak mempengaruhi secara

signifikan, atau meningkatkan keandalan kinerja.

Langkah – langkah dalam penilaian CPC adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tingkat keandalan kinerja yang diharapkan dari masing –

masing CPC dengan menggunakan deskripsi yang diberikan dalam Tabel

2.5.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

18

Adequacy of organisation/Kecukupan organisasi

Kualitas peran dan tanggung jawab anggota tim, dukungan

tambahan, sistem komunikasi, sistem Manajemen Keselamatan, instruksi

dan pedoman untuk kegiatan yang berorientasi eksternal, peran lembaga

eksternal, dll.

Working conditions/Kondisi kerja

Sifat kondisi kerja fisik seperti pencahayaan sekitar, silau layar,

kebisingan dari alarm, gangguan dari tugas, dll.

Adequacy of MMI and operational support/Kecukupan MMI dan

dukungan operasional

Interaksi Manusia-Mesin secara umum, termasuk informasi yang

tersedia di panel kontrol,workstation yang terkomputerisasi, dan

dukungan operasional yang disediakan oleh alat bantu keputusan yang

dirancang khusus.

Availability of procedures (plans) / Ketersediaan prosedur (rencana)

Prosedur dan rencana termasuk prosedur operasi dan darurat, yang

sudah dikenal pola heuristik respons, rutinitas, dll.

Number of simultaneous goals / Jumlah tujuan simultan

Jumlah tugas yang harus dilakukan seseorang atau mengejar pada

saat yang sama (mis., mengevaluasi efek tindakan, mengambil sampel

informasi baru, menilai banyak tujuan, dll.)

Available time / Waktu yang tersedia

Waktu yang tersedia untuk melaksanakan tugas dan sesuai dengan

seberapa baik tugas tersebut eksekusi disinkronkan dengan dinamika

proses.

Time of day / Waktu dalam sehari

Waktu siang (atau malam) menggambarkan waktu di mana tugas

dilakukan, Contoh umum adalah efek kerja shift.

Adequacy of training and experience/Kecukupan pelatihan dan

pengalaman

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

19

Tingkat dan kualitas pelatihan yang diberikan kepada operator

sebagai pengenalan terhadap yang baru teknologi, keterampilan lama

yang menyegarkan, dll. Ini juga mengacu pada tingkat operasional

pengalaman.

Crew Collaboration Qualiy/ Kualitas kolaborasi kru

Kualitas kolaborasi antara anggota kru, termasuk tumpang tindih

antara struktur resmi dan tidak resmi, tingkat kepercayaan, dan umum

iklim sosial di antara anggota kru.

b. Menentukan efek yang diharapkan terhadap keandalan kinerja, dengan

menggunakan hasil yang tercantum pada Tabel 2.5.

c. Membuat skor total terhadap efek yang diharapkan dan menyatakannya

sebagai triplet (menurun, tidak signifikan, meningkat).

Tabel 2.5 Common Performance Condition (CPC) and Performance Reliability

CPC name Level

Expected effect

on

performance

reliability

Adequacy Of Organization

Very efficient Improved

Efficient Not significant

Inefficient Reduced

Deficient Reduced

Working Condition

Advantageous Improved

Compatible Not significant

Incompatible Reduced

Adequacy of MMI ( Man-

Machine Interface) and

Operational Support

Supportive Improved

Adequate Not significant

Tolerable Not significant

Inappropriate Reduced

Availability of

procedures/plans

Appropriate Improved

Acceptable Not significant

Inappropriate Reduced

Number Of Simultaneous goals Fewer Than Capacity Not significant

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

20

Matching current

capacity Not significant

More than capacity Reduced

Available Time

Adequate Improved

Temporarily inadequate Not significant

Continuously inadequate Reduced

Time Of Day Day-Time (Adjusted) Not significant

Night-Time (Unadjusted) Reduced

Adequacy Of Training and

experience

Adequate, high

experience Improved

Adequate, limited

experience Not significant

Inadequate Reduced

Crew Collaboration Quality

Very efficient Improved

Efficient Not significant

Inefficient Not significant

Deficient Reduced Sumber: Cognitive Reliability and Error Analysis Method, Erik Hollnagel, 1998

Dari tabel tersebut maka akan didapatkan posisi interval control model/interval

kesalahan berdasarkan jumlah improved dan reduced yang merupakan ekspektasi

efek yang akan ditimbulkan terhadap keandalan kinerja.

Konsep kognisi contextual control mode (COCOM) menggunakan 4 “Control

Mode” yang mengidentifikasi berbagai tingkat kontrol yang dimiliki operator dalam

konteks tertentu dan karakteristik yang menyoroti terjadinya kondisi yang berbeda

berdasarkan penilaian CPC.

a. Scramled : Control mencirikan situasi di mana ada sedikit atau tidak ada

pemikiran yang terlibat dalam memilih apa yang harus dilakukan, tidak

dapat diprediksi atau serampangan.

b. Opportunistic : Tindakan dilakukan berdasarkan kebiasaan atau kesamaan

dimana kurang dalam perencanaan dan dapat juga terjadi karena kurangnya

waktu yang tersedia.

c. Tactical : Kinerja mengikuti prosedur yang direncanakan namun masih

terdapat penyimpangan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

21

d. Strategic : Banyak waktu tersedia untuk mempertimbangkan tindakan yang

harus diambil dalam tujuan yang lebih luas dan dalam konteks yang

diberikan.

Sumber : Cognitive Reliability and Error Analysis Method, Erik Hollnagel, 1998. Gambar 2.2 Control Modes

5. Penentuan weighting factors

Kemudian melakukan penentuan faktor bobot dari masing – masing CPC untuk

setiap fungsi kognitif, didasarkan pada weighting factor seperti yang

ditampilkan pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Weighting factors for CPC

CPC Name Level COCOM Function

OBS INT PLAN EKS

Adequacy Of Organization

Very efficient 1 1 0,8 0,8

Efficient 1 1 1 1

Inefficient 1 1 1,2 1,2

Deficient 1 1 2 2

Working Condition

Advantageous 0,8 0,8 1 0,8

Compatible 1 1 1 1

Incompatible 2 2 1 2

Adequacy of MMI ( Man-

Machine Interface) and

Operational Support

Supportive 0,5 1 1 0,5

Adequate 1 1 1 1

Tolerable 1 1 1 1

Inappropriate 5 1 1 5

Availability of

procedures/plans

Appropriate 0,8 1 0,5 0,8

Acceptable 1 1 1 1

Inappropriate 2 1 5 2

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

22

Number Of Simultaneous

goals

Fewer Than Capacity 1 1 1 1

Matching current capacity 1 1 1 1

More than capacity 2 2 5 2

Available Time

Adequate 0,5 0,5 0,5 0,5

Temporarily inadequate 1 1 1 1

Continuously inadequate 5 5 5 5

Time Of Day Day-Time (Adjusted) 1 1 1 1

Night-Time (Unadjusted) 1,2 1,2 1,2 1,2

Adequacy Of Training and

experience

Adequate, high experience 0,8 0,5 0,5 0,8

Adequate, limited experience 1 1 1 1

Inadequate 2 5 5 2

Crew Collaboration Quality

Very efficient 0,5 0,5 0,5 0,5

Efficient 1 1 1 1

Inefficient 1 1 1 1

Deficient 2 2 2 5

OBS: Observasi INT: Interpretasi

PLAN: Planning (Perencanaan) EKS: Eksekusi

Sumber: Cognitive Reliability and Error Analysis Method, Erik Hollnagel, 1998.

6. Perhitungan Failure Probability

Setelah Cognitive Function Failure (CFF) telah ditetapkan untuk setiap

langkah tugas, maka melakukan penilaian failure probability pada setiap jenis

kegagalan kognitif. Hal ini dapat disebut Cognitive Failure Probability (CFP) atau

sama dengan Human Error Probability (HEP). Tahap kuantifikasi ini terdiri

dengan tahap – tahap berikut:

a. Menentukan nominal Cognitive Function Probability (CFP) untuk setiap

Cognitive Function Failure (CFF).

b. Menjumlahkan total skor CPC/Weighting Factor

Skor CPCOBS = ∑OBS (Adequacy of organization + Working condition +

Adequacy of man/machine interaction and operational support +

Availability of procedures/plans + Number of simultaneously goals +

Available time + Time of day + Adequacy of training and experience+

crew collaboration quality)

Skor CPCINT = ∑INT (Adequacy of organization + Working condition +

Adequacy of man/machine interaction and operational support +

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Erroreprints.umm.ac.id/51393/3/BAB II.pdf · 6 2. Assembly Error / kesalahan pada proses perakitan Error dalam hal ini disebabkan oleh manusia dan

23

Availability of procedures/plans + Number of simultaneously goals +

Available time + Time of day + Adequacy of training and experience+

crew collaboration quality)

Skor CPCPLA = ∑PLA (Adequacy of organization + Working condition +

Adequacy of man/machine interaction and operational support +

Availability of procedures/plans + Number of simultaneously goals +

Available time + Time of day + Adequacy of training and experience+

crew collaboration quality)

Skor CPCEXE = ∑EXE (Adequacy of organization + Working condition +

Adequacy of man/machine interaction and operational support +

Availability of procedures/plans + Number of simultaneously goals +

Available time + Time of day + Adequacy of training and experience+

crew collaboration quality)

c. Mengalikan nominal error mode dengan nilai skor CPC/Weighting Factor

untuk tiap task.

Nominal CFP/HEP = Error Mode x Weighting Factor