bab ii tinjauan pustaka 2.1 dinding - sinta.unud.ac.id ii.pdf · batako, bata ringan, kayu dan...

20
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinding Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruang dengan ruang yang lainnya. Dinding memiliki fungsi sebagai pembatas ruang luar dengan ruang dalam, sebagai penahan cahaya, angin, hujan, debu dan lain-lain yang bersumber dari alam, sebagai pembatas ruang di dalam rumah, pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum dan sebagai fungsi artistik tertentu. Terdapat tiga jenis dinding, yaitu (Sahid,2010) : 1. Dinding Struktural Dinding sebagai struktur bangunan (bearing wall). Dinding ini berperan untuk menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk kolom (besi beton). Bahan dinding struktur yang biasa digunakan pada suatu bangunan adalah batu bata. 2. Dinding non-struktural Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai pembatas, apabila dinding ini dirobohkan maka bangunan tetap berdiri. Beberapa material dinding non-struktural diantaranya seperti batu bata, batako, bata ringan, kayu dan kaca. 3. Dinding partisi atau Penyekat Dinding penyekat adalah batas vertical yang ada di dalam ruangan (interior). Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding partisi ini antara lain gypsum, papan kalsium, triplek dan kayu. 2.2 Bata Ringan Citicon Teknologi material bahan bangunan berkembang seiring kebutuhan akan bangunan yang kuat dan ramah lingkungan, salah satunya bata ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga(Autoclaved Aerated Concrete/AAC). Sebutan lainnya Autoclaved Concrete,Cellular Concrete, Porous Concrete, di Inggris disebut Aircrete and Thermalite. Bata ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material

Upload: trinhxuyen

Post on 12-Apr-2018

251 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dinding

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu

ruang dengan ruang yang lainnya. Dinding memiliki fungsi sebagai pembatas

ruang luar dengan ruang dalam, sebagai penahan cahaya, angin, hujan, debu dan

lain-lain yang bersumber dari alam, sebagai pembatas ruang di dalam rumah,

pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum dan sebagai

fungsi artistik tertentu. Terdapat tiga jenis dinding, yaitu (Sahid,2010) :

1. Dinding Struktural

Dinding sebagai struktur bangunan (bearing wall). Dinding ini berperan

untuk menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor beton

untuk kolom (besi beton). Bahan dinding struktur yang biasa digunakan

pada suatu bangunan adalah batu bata.

2. Dinding non-struktural

Dinding ini adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai

pembatas, apabila dinding ini dirobohkan maka bangunan tetap berdiri.

Beberapa material dinding non-struktural diantaranya seperti batu bata,

batako, bata ringan, kayu dan kaca.

3. Dinding partisi atau Penyekat

Dinding penyekat adalah batas vertical yang ada di dalam ruangan

(interior). Bahan-bahan yang digunakan untuk dinding partisi ini antara

lain gypsum, papan kalsium, triplek dan kayu.

2.2 Bata Ringan Citicon

Teknologi material bahan bangunan berkembang seiring kebutuhan akan

bangunan yang kuat dan ramah lingkungan, salah satunya bata ringan aerasi

(Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga(Autoclaved Aerated

Concrete/AAC). Sebutan lainnya Autoclaved Concrete,Cellular Concrete, Porous

Concrete, di Inggris disebut Aircrete and Thermalite. Bata ringan AAC ini

pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material

5

bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. Bata ringan AAC ini kemudian

dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman di tahun 1943.

Salah satu produk bata ringan adalah bata ringan Citicon. Bata ringan

Citicon adalah generasi terbaru bahan material bangunan. Produk ini terbuat dari

bahan dasar seperti kapur, silika dan semen. Citicon adalah bata ringan yang

ramah lingkungan karena dibuat dengan bahan baku dan proses yang tidak

merusak alam.

Karakteristik khusus dari bata ringan Citicon adalah memiliki pori-pori

yang lebih rapat sehingga mudah dipotong dengan automated cutter, berukuran

presisi dan bersudut siku. Pembuatan bata ini menggunakan teknologi aerasi

dengan expanding agent dari Jerman yang berstandar Deutsche Industrie Norm

(DIN). Teknologi tersebut membuat bata ini menjadi ringan dan kuat. Bata ringan

Citiconberukuran presisi, bersudut siku-siku dan memiliki permukaan yang rata

dan halus (Susanta,2008).

Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik

sehingga bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dahulu.

Bahanuntuk acian biasanya menggunakan semen instan atau semen khusus.

Semen iniberbahan dasar pasir silika, semen, filler, dan zat aditif. Penggunaanya

hanya dicampur dengan air, tetapi dapat juga menggunakan bahan seperti

pemasangan batako (Susanta,dkk.,2006).

Gambar 2.1 Bata ringan Citicon Sumbe: www.Citicon.co.id (2014)

6

Tabel 2.1 Spesifikasi teknis bata ringan Citicon

Panjang, L (mm) 600

Tinggi, H (mm) 200 ; 400

Teba, T (mm) 75; 100; 125; 150; 175; 200

Berat jenis kering (ρ) 530 kg/m3

Berat jenis normal (ρ) 600 kg/m3

Sumber : www.Citicon.co.id (2014)

Tabel 2.2 Perbandingan bata ringan Citicon terhadap bata konvensional

Kecepatan

Konstruksi

(m2/ hari)

Daya

Serap

air 𝐤𝐠

𝒎𝟐𝒉𝟐𝟏

Tebal

spesi

(mm)

Berat

(kg m3)

Insulasi

panas

(W/mK)

Ketahanan

terhadap

api (jam)

Citicon >20 4 - 6 3 600 0,14 3

Bata

Konvensional 6 - 8 22 - 30 20 - 30 1500 0,65 2

Sumber : www.Citicon.co.id (2014)

Secara umum bata ringan memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan

dibandingkan dengan bata konvensional, diantaranya :

a. Kelebihan dari bata ringan secara umum

1. Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat

menghasilkan dinding yang rapi.

2. Tidak memerlukan siar yang tebal sehingga menghemat

penggunaan perekat.

3. Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban

struktur.

4. Pengangkutannya lebih mudah dilakukan.

5. Pelaksanaannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa.

6. Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya

2,5 cm saja.

7. Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.

8. Mempunyai kekedapan suara yang baik.

7

9. Kuat tekan yang tinggi.

10. Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.

b. Kekurangan bata ringan secara umum

1. Perekatnya khusus, umumnya adalah semen instan, yang saat ini

sudah tersedia di lapangan.

2. Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering

dibutuhkan waktu yang lebih lama dari bata biasa.

3. Harga relatif lebih mahal daripada bata merah.

4. Agak susah mendapatkannya, hanya toko material besar yang

menjual bata ringan.

5. Penjualannya pun dalam volume (m3) yang besar.

c. Pada bata ringan Citicon terdapat beberapa keunggulan yang

lainnya seperti :

1. Tahan gempa, bata ringan Citicon memiliki berat jenis yang ringan

sehingga mempunyai ketahanan yang baik terhadap getaran hebat

atau gempa sehingga para pemilik bangunan dan kontraktor tidak

perlu khawatir akan efek gempa.

2. Daya serap air rendah, Citicon mempunyai daya serap air yang

rendah sehingga membuat para kontraktor dan pemilik bangunan

merasa lebih nyaman karena resiko terjadinya flek pada dinding

akan berkurang.

3. Tahan bising, bata ringan Citicon mampu menyerap gelombang

suara.

4. Cepat dan rapi, bata ringan Citicon mempunyai ukuran yang

presisi, bersudut siku dan memiliki berat yang lebih ringan

dibandingkan dengan bata konvensional, sehingga membuat

dinding lebih rapi dan dapat mempercepat pengerjaan konstruksi.

5. Hemat dan akurat, dimensi yang standar dan konsisten maka

perhitungan dan estimasi biaya dalam pengerjaan konstruksi

menjadi lebih mudah.

6. Tahan api, mempunyai sifat perambatan panas yang rendah

sehingga membuat bangunan tahan terhadap api lebih dari 1000oC.

8

7. Sejuk dan hemat energi, memiliki sifat insulasi yang baik sehingga

membuat ruangan lebih sejuk yang nantinya dapat menghemat

biaya listrik dan energi listrik untuk mesin pendingin.

Berikut adalah langkah pemasangan bata ringan:

1. Disiapkan sloof dan pondasi tarik benang dan gunakan waterpass.

Gambar 2.2 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 1

Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)

2. Lapisi dasar dengan menggunakan semen instan dan tebarkan secara

merata.

Gambar 2.3 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 2 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)

9

3. Letakkan bata ringan diatas adukan semen instan.

Gambar 2.4 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 3 Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)

4. Permukaan bata ringan ditekan dengan menggunakan (palu karet ) agar

rata sesuai dengan tarikan benang.

Gambar 2.5 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 4

Sumber: PT. Viccon Modern Industry(2014)

5. Selanjutnya kerataan diperiksa dengan menggunakan waterpass.

Gambar 2.6 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 5

Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)

10

6. Bagian vertikal bata ringan direkatkan dengan mortar.

Gambar 2.7 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 6

Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)

7. Slof pondasi disiapkan selanjutnya tarik benang dengan menggunakan

waterpass.

Gambar 2.8 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 7

Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)

8. Diletakkan adukan mortar kea rah vertical lalu horizontal hingga seluruh

permukaan bata ringan tertutupan adukan.

Gambar 2.9 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 8

Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)

11

9. Bata ringan diletakkan diatas adukan semen instan.

Gambar 2.10 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 9

Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)

10. Gunakan pecahan bata ringan untuk meratakan permukaan dinding.

Gambar 2.11 Pemasangan bata ringan Citicon tahap 10

Sumber: PT. Viccon Modern Industry (2014)

2.3 Beton Ringan

Beton sendiri adalah merupakan campuran antara semen, air dan aggregat.

Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta

tegangan hancur tarik yang rendah (Susanta,2008).

Menurut Nawy (1985) beton dihasilkan dari sekumpulan interaksi mekanis

dan kimia sejumlah material pembentuknya. DPU-LPMB memberikan definisi

tentang beton sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang

lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air,dengan atau tanpa bahan tambahan

membentuk massa padat.

Pada tahun 1801, F. Coignet menerbitkan tulisannya tentang prinsip-

prinsip konstruksi dengan meninjau kelemahan bahan beton terhadap tariknya.

12

Kemudian pada tahun 1850, J.L.Lambot untuk pertama kalinya membuat kapal

kecil dari bahan semen untuk di pamerkan pada pameran dunia tahun 1855. Lalu

J. Monir, seorang ahli taman dari Prancis, mematenkan rangka metal sebagai

tulangan beton untuk mengatasi tariknya pada tempat tamannya. Pada tahun 1886,

seorang warga negara Jerman yang bernama Koenen menerbitkan tulisan

mengenai teori dan perancangan struktur beton (Allen,2002).

Sifat dan karakteristik beton secara umum :

1. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi

serta tegangan hancur tarik yang rendah.

2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul

momen lengkung atau tarikan.

3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi

retak yang makin – lama makin besar.

4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan

dikenal dengan proses hidrasi.

5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar

butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah.

6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran

semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang.

7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk

memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan

kekuatan beton yang tinggi.

8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus

dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan.

9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen

konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya.

10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok,

maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik.

11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam

menerima gaya tekan serta tulangan baja yang kuat menerima gaya tarik.

12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang

relative rendah.

13

13. Beton hampir tidak memerlukan perawatan dan masa konstruksinya

mencapai 50 tahun serta elemen konstruksinya yang mempunyai kekakuan

tinggi serta aman terhadap bahaya kebakaran.

14. Salah satu kekurangan yang besar adalah berat dari konstruksi itu sendiri.

15. Kelemahan lainnya adalah perubahan volume sebagai fungsi waktu berupa

susut dan rangkak.

Salah satu produk beton ringan yaitu Quipanel. Beton ringan Quipanel

merupakan salah satu pelopor evolusi dunia konstruksi bahan banguanan design

teknik. Produk ini terbuat dari Fiber cement , Styrofoam, semen, dan Chemical

(import). Berat jenis dari produk ini adalah ± 700 kg/m3. Quipanel merupakan

produk yang siap pasang dan diproduksi untuk memenuhi keperluan yang

meningkat agar hunian lebih aman untuk daerah-daerah rawan gempa, serta untuk

hunian yang ramah lingkungan dengan jejak karbon rendah.

Produk ini secara konsisten halus, permukaanya datar dan mudah untuk

dipergunakan. Pembuatan beton ini dilakukan dengan proses rendering

(Pembentukan gambar yang mengandung model geometris, menggunakan

warna dan bayang-bayang untuk memberikan tampilan yang realistis), batu atau

blok beton ringan. Beton ringan Quipanel adalah produk yang siap pasang dengan

cara dikirim ketempat pemesan untuk langsung siap instalasi. Setelah diinstalasi

maka panel siap untuk digunakan atau untuk diselesaikan dengan perlakuan

dekoratif yang dikehendaki.

Bahan Quipanel selain unik tetapi juga memiliki kelebihan yang sangat

menguntungkan bagi penggunanya yaitu bahan Quipanel merupakan bahan

bangunan ringan yang memiliki resiko kerusakan yang kecil dan cenderung

lebih aman. Seperti pada kejadian beberapa tahun belakangan ini diIndia

terjadigempa yang berkekuatan 7,2 skala richter (7,2 SR) hampir semua banguan

disana yang menggunakan bahan bangunan yang berupa bata maupun batako

hancur tidak berbentuk. Tetapi yang menggunakan bahan bangunan Quipanel

memiliki tingkat kerusakan yang jauh lebih rendah.

Keuntungan dari beton ringan Quipanel antara lain tidak meresap air, tidak

mudah terbakar, tidak akan dimakan rayap dan removable yaitu bahan dapat

dipindahkan sesuai keinginan. Untuk dinding tebal 75 mm berat per meter luas

14

sekitar 54 kg, jauh lebih ringan daripada pasangan bata merah yang beratnya 250

kg/m2. Dinding Quipanel merupakan bahan jadi yang siap pasang, tidak

membutuhkan pasir maupun semen. Bisa langsung dipasang dengan

menggunakan bahan perekat. Proses finishing dengan menggunakan Quipanel

akan lebih mudah, Setelah terpasang tidak perlu diplester lagi, langsung siap cat

sehingga lokasi kerja pun lebih bersih tidak banyak menumpuk material.

Gambar 2.12 Quipanel

Sumber: www.Quipanel.co.id (2014)

Tabel 2.3 Spesifikasi teknis beton ringan Quipanel

Tebal (mm) Lebar (mm) Panjang (mm) Berat (kg)

50 600 3000 70

75 600 3000 90

100 600 3000 120

Sumber : www.Quipanel.co.id (2014)

Parameter-parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton adalah:

1. Kualitas semen.

2. Proporsi semen dalam campuran beton.

3. Kekuatan dan kebersihan agregat.

4. Ikatan/adhesi antar pasta semen dan agregat.

15

5. Pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton.

6. Pemadatan beton dan perawatan.

Berikut adalah beberapa konstruksi yang menggunakan Quipanel dalam pekerjaan

dinding :

Gambar 2.13 Rumah type 36 Sebuku Kota baru Banjarmasin KALSEL

Sumber: www.Quipanel.com (2014)

Gambar 2.14 Bangunan lantai 4

Sumber: www.Quipanel.com (2014)

16

Gambar 2.15 Pengerjaan dinding bangunan gedung kantor Rmco, Saudi Arabia

Sumber: www.Quipanel.com (2014)

2.4 Plesteran Dinding

Plesteran dinding adalah pekerjaan pelapisan permukaan dinding dengan

meterial tertentu agar tercapai fungsi yang dikehendaki. Ketika menyebut

plesteran dinding sering diasumsikan dengan plesteran dan acian dinding,

penyebutan ini tidak sepenuhnya benar karena dalam keadaan tertentu pekerjaan

plesteran tidak memerlukan acian. Misalnya ketika akan memasang keramik atau

batu tempel pada dinding, pekerjaan plesteran sering mendahului sebelum

pekerjaan lapis keramik dinding dan batu tempel dinding.

Plesteran dinding merupakan landasan utama untuk untuk mencapai

finishing dinding yang baik, dengan kata lain plesteran dinding merupakan

landasan utama untuk menciptakan wajah rumah anda yang baik.

Fungsi dari plesteran dinding adalah :

1. Sebagai finishing dinding yang denganya didapatkan dinding yang rata

dan indah. Hal ini biasanya dilakukan juga pengacian setelah plaster

2. Sebagai dasar untuk mendapatkan finishing dinding yang baik.

Contoh : untuk mendapatkan hasil pemasangan dinding granit yang baik bisa

dicapai dengan pekerjaan plaster dinding dulu sebelum pekerjaan penempelan

granit dinding

3. Sebagai lapisan pelindung dari pengaruh cuaca luar.

17

Proses Pekerjaan Plesteran yang Baik adalah sebagai berikut :

1. Area yang ingin di plester dibersihkan sebelumnya.

2. Jika pengerjaan saat musim kemarau disarankan disirami terlebih

dahulu bagian bata merah/hebel/batako yang sudah terpasang agar

proses pengeringan mortar/adukan pasir dan semen tidak terlalu cepat

karena jika terlalu cepat kering efeknya plesteran akan banyak

mengalami keretakan.

3. Persiapkan beberapa peralatan seperti: jidar, unting unting (Lot),

meteran, paku, benang, palu.

4. Selanjutnya dibuat patokan ketebalan (kelabangan/kepalaan) yang

dipasang vertikal sebagai pedoman. Paku tembok bagian atas dan

gantungkan unting-unting (LOT) jaraknya kurang lebih 3 cm dari

tembok.

5. Cara sebelumnya diulang kembali pada bagian sudut yang lain, gunanya

untuk menentukan kerataan bidang Horisontal.

6. Usahakan juga ketebalan sama dengan sudut yang satunya.

7. Ikatkan benang ke paku pertama dan tarik ke paku yang ada di sudut

lainnya dan buat titik paku tanpa melepas benang.

8. Selanjutnya hubungkan juga bagian bawah, dan buat titik-titik paku

seperti langkah sebelumnya.

9. setelah ketebalan titik paku selesai, kini langkah selanjutnya

menyelesaikan patokan jidar (klabangan/kepalaan).

10. Lempar adukan segaris lurus dari paku atas sampai paku bawah hingga

menjadi seperti polisi tidur yang menempel di tembok. tidak perlu

terlalu lebar, cukup 5 cm.

11. Gesekkan jidar dari paku atas ke paku bawah hingga tercetak dan

membentuk seperti rel. lakukan hal yang sama pada titik paku

berikuttnya.

12. Kelabangan/kepalaan pun jadi.

13. Untuk Hasil Yang terbaik biarkan kelabangan/kepalaan kering kurang

lebih 1 hari.

18

14. Langkah selanjutnya yaitu memplester, karena rel/biasa tukang

menyebutnya Klabangan/Kepalaan sudah jadi. jadi tnggal melempar

adukan kemudian gosokkan jidar horisontal dengan patokan kelabangan

yang sudah di buat sebelumnya.

15. Lakukan menyeluruh di 1 sisi tembok.

16. Untuk sisi-sisi berikutnya lakukan hal yang sama dengan

memperhatikan kesikuan antar tembok.

Gambar 2.16 Contoh plesteran pada dinding bata ringan Citicon

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Biaya Produktivitas

Komponen-komponen biaya yang berhubungan dengan pembiayaan suatu

proyek akan mempengaruhi biaya konstruksi. Biaya proyek konstruksi antara lain

biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost) (Nugraha, et

al.,1985).

1. Biaya langsung (direct cost) adalah keseluruhan biaya yang

berhubungan langsung dengan pekerjaan konstruksi di lapangan

diperoleh dengan mengalikan volume atau kuantitas suatu pekerjaan

19

dengan harga satuan pekerjaan tersebut. Biaya-biaya yang termasuk

biaya langsung adalah biaya material, biaya pekerja dan biaya

peralatan.

2. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah semua biaya yang

berhubungan dengan konstruksi di lapangan dan diperlukan dari

proyek tersebut. Biaya tidak langsung antara lain biaya over head,

biaya tak terduga dan keuntungan.

2.6 Produktivitas

Produktivtas adalah perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil,

dan juga sebagai perbandingan antara jumlah pengeluaran dan masukan yang

dinyatakan dalam satuan–satuan (unit) umum. Produktivitas juga dapat diartikan

sebagai nilai banding antara hasil produksi dan faktor-faktor produksi yang dalam

hal ini adalah peralatan dan tenaga kerja.

Selama berlangsungnya pekerjaan harus diukur hasil-hasil yang dicapai

untuk dibandingkan dengan rencana semula. Obyek pengawasan ditujukan pada

pemenuhan persyaratan minimal segenap sumber daya yang dikerahkan agar

proses konstruksi secara teknis dapat berlangsung baik. Upaya mengevaluasi hasil

pekerjaan untuk mengetahui penyebab peyimpangan terhadap etimasi semula.

Pemantauan ( monitoring ) berarti melakukan observasi dan pengujian pada tiap

interval tertentu untuk memeriksa kinerja maupun dampak sampingan yang tidak

diharapkan (Sedarmayanti,2001)

Produktivitas tenaga kerja akan besar pengaruhnya terhadap total biaya

proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan.

Salah satu pendekatan untuk mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah

dengan memakai parameter indeks prokdutivitas (Sedarmayanti,2001)

Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut sistem pemasukan fisik

perorangan atau per jam kerja orang diterima secara luas, namun dari sudut

pandang pengawasan harian, pengukuran – pengukuran tersebut pada umumnya

tidak memuaskan, dikarenakan adanya variasi dalam jumlah yang diperlukan

untuk memproduksi satu unit produk yang berbeda. Produktivitas dalam

20

pengerjaan dinding dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tinggi pasangan,

usia (umur), pengalaman, cuaca, dan kondisi site (lapangan).

2.7 Mortar

Mortar adalah semen instan dengan bahan dasar pasir silica, semen (OPC),

filler dan aditif. Bahan ini diciptakan dengan tujuan untuk mempermudah

pekerjaan pasangan bata, baik bata merah maupun bata ringan. Selain itu mortar

juga digunakan untuk plesteran, acian, pemasangan keramik serta water proofing.

(Holcim, 2010)

Beberapa keunggulan dan manfaat dari mortar adalah :

1. Mudah digunakan dan siap pakai, cukup dengan tambahan air.

2. Campuran yang lebih homogeny antara semen, pasir silica, filler dan

aditif.

3. Waktu pengerjaannya lebih cepat, sehingga menghemat biaya.

4. Mencegah retak rambut pada dinding.

5. Sebagai bahan pengkat antara bata yang satu dengan bata yang lainnya.

6. Untuk menutup atu menghilangkan permukaan bata yang tidak rata.

7. Untuk menyalurkan beban.

8. Sedangkan fungsi dari mortar atau adukan dalam plesteran adalah

untuk meratakan permukaan tembok sehingga mudah untuk di cat dan

untuk menambah keawetan pasangan bata.

9. Hasil pekerjaan lebih rata dan rapi.

Mortar yang digunakan sebagai perekat bata ringan antara lain prime,

mortar, drymix, mortar utama, dan lain-lain. Namun yang paling sering dipakai

dilapangan adalah Mortar MU-380. Mortar MU-380 adalah semen istan yang

digunakan sebagai perekat untuk pekrjaan pemasangan bata ringan ALC (Aerated

Light Concrete) dan Quipanel dengan ketebalan 3 mm. merupakan campuran

homogeny anatara semen, pasir silica, filter dan aditif.

2.8 Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya bangunan disingkat RAB adalah perhitungan

perkiraan jumlah anggaran biaya yang diperlukan untuk membuat suatu bangunan

dari mulai perencanaan, pembangunan sampai dengan pemeliharaan. RAB

21

digunakan pada dunia proyek konstruksi seperti konsultan perencana, kontraktor

atau konsultan pengawas untuk merencanakan mengendalikan dan mengontrol

biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan setiap item pekerjaan bangunan.

berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan RAB.

Data untuk menghitung RAB antara lain :

1. Gambar bangunan yang menjelaskan bentuk, ukuran dan spesifikasi

material yang digunakan.

2. Data harga bahan material dan upah tenaga kerja pada lokasi dan

waktu pembangunan berlangsung.

3. Koefisien analisa harga satuan bangunan.

4. Volume atau quantity pekerjaan.

RAB memiliki beberapa fungsi yaitu :

1. Sebagai pedoman untuk melakukan perjanjian kontrak kerja

konstruksi.

2. Untuk menghitung perkiraan kebutuhan material pada suatu pekerjaan

bangunan.

3. Memperkirakan kebutuhan jumlah tenaga dan lama pengerjaan.

4. Sebagai alat ukur dalam memantau penghematan kegiatan pelaksanaan

pembangunan.

5. Mengukur harga suatu bangunan sehingga dapat dijadikan kesepakatan

harga dalam melakukan transaksi jual beli properti.

6. Menentukan harga jual rumah di perumahan.

7. Menghitung pajak PPN bangunan, yaitu 10% dari RAB.

8. Mencari tahu perkiraan keuntungan yang didapat kontraktor ketika

memborong suatu pekerjaan bangunan.

Salah satu faktor penting yang menentukan biaya proyek adalah harga

satuan. Harga satuan konstruksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu waktu

pelaksanaan yang ditetapkan, metode pelaksanna yang dipilih dan produktivitas

sumber daya yang digunakan. Harga satuan dipengaruh beberapa unsur antara lain

upah tenaga kerja, material dan alat.

22

2.9 Koefisien Analisa Harga Satuan Pekerjaan dan Koefisien Tenaga

Kerja

Dalam menganalisa biaya konstruksi faktor yang menentukan antara lain

material, sumber daya manusia dan alat. Pekerjaan konstruksi ditentukan dalam

kuantitas pekerjaan dengan satuan meter, meter persegi (m2) ataupun meter kubik

(m3).

Tabel 2.4 Analisa harga satuan pekerjaan

Koefisien Variabel Harga Satuan Total Harga

X Material @Rp. Rp.

Y Tenaga Kerja @Rp. Rp.

Z Alat @Rp. Rp.

(Sumber: Asiyanto, 2003).

Dalam sebuah proyek konstruksi kebutuhan sumber daya manusia

berfluktuasi sepanjang waktu proyek. Sumber daya manusia merupakan faktor

dominan setelah material (Muzayana,2008). Kebutuhan sumber daya manusia

dapat dihitung dengan :

Jumlah SDM =orang hari untuk menyelesaikan pekerjaan

waktu peleksanaan x volume (2.1)

Keberhasilan sebuah proyek konstruksi dapat ditentukan dari produktivitas tenaga

kerja. Untuk mengetahui koefisien tenaga kerja dapat dicari dengan menggunakan

data berupa jumlah tenaga kerja, jam kerja per hari dan produktivitas pekerja.

Dengan rumus (Balitbang PU,2012) :

Koefisien pekerja =(Tk x P)

Qt (2.2)

Koefisien tukang batu =(Tk x Tb)

Qt (2.3)

Koefisien kepala tukang batu =(Tk x KTb)

Qt (2.4)

Koefisien Mandor =(Tk x M)

Qt (2.5)

Keterangan :

Tk = Jumlah jam kerja perhari (7 jam)

P = Jumlah pekerja yang diperlukan (Orang)

23

Tb = Jumalah tukang batu yang diperlukan (Orang)

KTb = Jumlah kepala tukang batu yang diperlukan (Orang)

M = Jumlah mandor yang diperlukan (Orang)

Qt = Produktivitas tenaga kerja per hari

2.10 Waktu Pengerjaan dan Menghitung Rata-rata (mean)

Biaya yang akan dikeluarkan sebuah proyek konstruksi juga dipengaruhi

oleh waktu pengerjaan proyek tersebut. Waktu pengerjaan dapat dihitung dengan

(Rostiyanti,2008) :

Waktu pengerjaan =Volume

Produktivitas(2.6)