bab ii tinjauan pustaka 1.1 konsep gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/t1...bab...

14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, mempunyai berbagai fungsi antara lain, menyajikan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam kepemimpinan dan memberikan pengaruh dalam menggunakan berbagai pendekatan dalam hubungannya dengan pemecahan aneka macam persoalan yang mungkin timbul dalam ekologi kepemimpinan. Kepemimpinan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, yang mempunyai peran penting dalam rangka proses administrasi. Hal ini didasarkan kepada pemikiran bahwa peran seorang pemimpin merupakan implementasi atau penjabaran dari fungsi kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan merupakan salah satu di antara peran administrator dalam rangka mempengaruhi orang lain atau para bawahan agar mau dengan senang hati untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. (David & Frank Johnson,2012:191) Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dari pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s)., yang dapat dinotasikan sebagai : k = f (p, b, s). (David & Frank Johnson,2012:197) Menurut Hersey dan Blanchard, pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan untuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan

Upload: vandiep

Post on 30-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, mempunyai berbagai fungsi antara

lain, menyajikan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam kepemimpinan

dan memberikan pengaruh dalam menggunakan berbagai pendekatan dalam hubungannya

dengan pemecahan aneka macam persoalan yang mungkin timbul dalam ekologi

kepemimpinan. Kepemimpinan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, yang

mempunyai peran penting dalam rangka proses administrasi. Hal ini didasarkan kepada

pemikiran bahwa peran seorang pemimpin merupakan implementasi atau penjabaran dari

fungsi kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan merupakan salah satu di antara peran

administrator dalam rangka mempengaruhi orang lain atau para bawahan agar mau

dengan senang hati untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

(David & Frank Johnson,2012:191)

Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya

merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta

situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran

tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan

(k) merupakan suatu fungsi dari pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s)., yang

dapat dinotasikan sebagai : k = f (p, b, s). (David & Frank Johnson,2012:197)

Menurut Hersey dan Blanchard, pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat

mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan untuk kerja maksimum yang

telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik

jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai

keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual.

Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari

suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas

yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi, bawahan

mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

bergantung kepada para pengikutnya ini. Oleh sebab itu, seorang pemimpinan dituntut

untuk memilih bawahan dengan secermat mungkin.. (David & Frank Johnson,2012:197)

Adapun situasi (s) menurut Hersey dan Blanchard adalah suatu keadaan yang

kondusif, di mana seorang pimpinan berusaha pada saat-saat tertentu mempengaruhi

perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan

bersama. Suasana kondusif adalah impian banyak orang tidak hanya berorganisasi bahkan

kita berkomunikasi dengan orang lain saja juga menginginkan sesuatu yang kondusif.

Kondusif berarti sebuah keadaan “ aman terkendali “ yang bisa dikatakan selaras,

nyaman, sesuai kondisi yang tercipta dengan baik. Hal ini bisa tercipta dalam sebuah

iklim komunikasi organisasi jika faktor penentu ini dijalankan. Dalam satu situasi

misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan

yang dilakukan pada saat sekarang, karena memang situasinya telah berlainan. Dengan

demikian, ketiga unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pimpinan,

bawahan dan situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan

menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan.(David & Frank Johnson,2012:199)

Teori Gaya Kepemimpinan Situasional (Paul Hersey dan Ken Blanchard)

Teori gaya kepemimpinan menurut Paul Hersey dan Ken Blanchard mengemukakan,

pada dasarnya di dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat 2 unsur utama, yaitu unsur

pengarahan (directive behavior) dan unsur bantuan (supporting behavior). Dari dua unsur

tersebut gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu

memberitahukan, menjajakan, mengikutsertakan, mendelegasikan.

Menurut Paul Hersey & Ken Blanchard gaya kepemimpinan tidak cukup diterapkan

begitu saja, tapi harus melihat situasi dari organisasi tersebut. Berikut ini adalah skema alur

yang disampaikan oleh kedua tokoh tersebut berkaitan dengan gaya kepemimpinan

situasional.

Tabel 2.1 Level Kepemimpinan Situasional Hersey dan Blanchard

Level Kematangan Anggota Gaya Yang Sesuai

M1

Rendah

Tidak mampu dan tidak mau

G1

Memberitahukan

Perilaku tinggi tugas

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

atau tidak yakin

Dan rendah hubungan

M2

Rendah ke Sedang

Tidak mampu tetapi mau

Atau yakin

G2

Menjajakan

Perilaku tinggi tugas

Dan tinggi hubungan

M3

Sedang ke Tinggi

Mampu tetapi tidak mau

Atau tidak yakin

G3

Mengikutsertakan

Perilaku tinggi hubungan dan

rendah tugas

M4

Tinggi

Mampu/Kompeten dan

Mau/Yakin

G4

Mendelegasikan

Perilaku rendah hubungan

dan rendah tugas

Sumber: P.Hersey dan K.Blanchard, management of organizational behavior:Utilizing human resources, edisi ke-3 (Englewood Cliffs, 1997)

2.1.1 Memberitahukan

Gaya kepemimpinan ini, merupakan respon kepemimpinan yang perlu dilakukan

oleh manajer pada kondisi karyawan lemah dalam kemampuan, minat dan komitmenya.

Sementara itu, organisasi menghendaki penyelesaian tugas-tugas yang tinggi. Dalam

situasi seperti ini Hersey and Blancard menyarankan agar manajer memainkan peran

directive yang tinggi, memberi saran bagaimana menyelesaikan tugas-tugas itu, dengan

terus intens berhubungan sosial dan komunikasi dengan bawahannya.

Pertama pemimpin harus mencari tahu mengapa orang tersebut tidak termotivasi,

kemudian mencari tahu dimana keterbatasannya. Dengan demikian pemimpin harus

memberi arahan dalam penyelesaian tugas dengan terus menumbuhkan motivasi dan

optimismenya.

2.1.2 Menjajakan

Gaya kepemimpinan ini, adalah respon manajer yang harus diperankan ketika

karyawan memiliki tingkat kemampuan yang sedang, tetapi tidak memiliki kemauan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

untuk melakukan tanggung jawab. Hal ini bisa dikarenakan rendahnya etos kerja atau

ketidakyakinan mereka untuk melakukan tugas/tangung jawab. Dalam kasus ini

pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah dan secara aktif mendengarkan dan

mengapresiasi usaha-usaha yang dilakukan para karyawan, sehingga bawahan merasa

dirinya penting dan senang menyelesaikan tugas.

2.1.3 Mengikutsertakan

Gaya kepemimpinan ini, adalah respon manager yang harus diperankan ketika

karyawan memiliki tingkat kematangan sedang dan tinggi, tetapi tidak mau melakukan

hal-hal yang diinginkan oleh pemimpin. Ketidakmauan mereka sering kali karena

kurang yakin atau tidak merasa aman, keengganan mereka lebih dikarenakan masalah

motivasi. Keterlibatan dengan bawahan seperti ini diperlukan komunikasi dua arah

untuk mengupayakan pengikut dalam menggunakan kemampuan yang telah mereka

miliki. Gaya ini disebut “mendukung” karena pemimpin dan pengikut berbagai

tanggung jawab pengambilan keputusan, sedangkan peranan pemimpin yang utama

dalam gaya ini adalah memudahkan dan berkomunikasi.

Gaya kepemimpinan ini, adalah respon manajer yang harus diperankan ketika

karyawan memiliki tingkat kemampuan yang tinggi, tetapi memiliki kemauan untuk

melakukan tanggung jawab yang relatif bervariasi. Hal ini pemimpin perlu membuka

komunikasi dua arah dan secara aktif mendegarkan dan mengapresiasi usaha-usaha

yang dilakukan para karyawan, sehingga bawahan merasa dirinya penting dan senang

menyelesaikan tugas.

2.1.4 Mendelegasikan

Selanjutnya, untuk tingkat karyawan dengan kemampuan dan kemauan yang

tinggi, maka gaya kepemimpinan yang sesuai adalah gaya “delegasi”. Dengan gaya

delegasi ini pimpinan sedikit memberi pengarahan maupun dukungan, karena dianggap

sudah mampu dan mau melaksanakan tugas/tanggung jawabnya. Mereka

diperkenankan untuk melaksanakan sendiri dan memutuskannya tentang bagaimana,

kapan dan dimana pekerjaan mereka harus dilaksanakan. Pada gaya delegasi ini tidak

terlalu diperlukan komunikasi dua arah, cukup memberikan untuk terus berkembang

saja dengan terus diawasi.

Sumber: P.Hersey dan K.Blanchard, management of organizational behavior:Utilizing human resources, edisi ke-3 (Englewood Cliffs, 1997)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

2.2 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi

di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005:126).

Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya

berorientasi kepentingan organisasi. lsinya berupa cara kerja di dalam organisasi,

produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.

Studi komunikasi organisasi adalah studi mengenai cara orang memandang objek –

objek, juga studi mengenai objek itu sendiri. Peranan yang dimainkan komunikasi dalam

studi organisasi bergantung pada bagaimana organisasi tersebut dipahami. Dalam studi

organisasi ada pandangan – pandangan alternatif tentang realitas, organisasi dan sifat manusia

yang mana konsep – konsep ini akan memandu pemahaman mengenai komunikasi organisasi.

Terdapat beberapa pandangan alternatif dalam memamahami organisasi, pertama

realitas sosial dan bagaimana kita memahami dunia sosial kita. Perilaku dan objek adalah

konstruksi sosial, karena bergantung pada manusia untuk membuat perilaku dan objek itu

signifikan, karena suatu objek sosial sekadar objek yang mempunyai makna bagi suatu

kolektivitas atau menuntut tindakan manusia. Objektif merujuk pada pandangan bahwa objek

– objek, perilaku – perilaku, dan perisitiwa – peristiwa eksis dalam masyarakat. Sedangkan

subjektif menunjukkan bahwa realitas itu sendiri adalah suatu konstruksi sosial. (Wiryanto,

2005:130)

Kedua, organisasi. Secara khas organisasi dianggap sebagai kata benda, sementara

“pengorganisasi” dianggap sebagai kata kerja (Wiryanto,2005:122). Kita dapat memahami

organisasi manusia melalui seperangkat kesamaan prinsip yang digunakan untuk memahami

mesin. Pemahaman seseorang mengenai organisasi bergantung pada asumsi – asumsi orang

tersebut mengenai realitas atau dunia.

Ketiga, sifat manusia. Kelangsungan hidup suatu organisasi tergantung pada

kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan seperti halnya sifat manusia. Karena

organisasi dan lingkungan mempunyai struktur yang penting untuk mencocokan keduanya,

sehingga adaptasi maksimal berlangsung.

2.2.1 Sifat Komunikasi Organisasi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

Komunikasi organisasi lebih dari sekedar apa yang dilakukan orang – orang. Komunikasi

organisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan

bermanfaat. Studi komunikasi organisasi dianggap sebagai landasan kuat bagi karier dalam

manajemen, pengembangan sumber daya manusia dan komunikasi perusahaan, dan tugas –

tugas lain yang berorientasikan manusia dalam organisasi. (Sukanto,1997:56)

1. Definisi Fungsional Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di

antara unit – unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu

organisasi terdiri dari unit – unit komunikasi dalam hubungan – hubungan hierarkis antara

yang satu dengan lainnnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Interaksi di antara semua

faktor internal maupun eksternal organisasi disebut sebagai sistem komunikasi organisasi.

2. Definisi Interpretif Komunikasi Organisasi

Definisi tradisional (fungsional dan objektif) menganggap bahwa komunikasi organisasi

cenderung menekankan kegiatan penanganan pesan yang terkandung dalam suatu “batas

organisasional”. Komunikasi organisasi jika dipandang dari suatu perspektif interpretif

(subjektif) dianggap sebagai proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan

organisasi. Komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan

bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa

yang terjadi. Realitas (organisasi) adalah suatu konstruksi subjektif yang mampu lenyap saar

anggota – anggotanya tidak lagi menganggapnya demikian yang lebih jelasnya bahwa

komunikasi organisasi merupakan proses pembentukan makna atas interaksi yang

menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. (Muhammad,Arni, 2001:87)

2.3 Proses Komunikasi Organisasi

2.3.1 Komunikasi Internal

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu

perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara

horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan.

Gambar 2.1 Skema Empat Dimensi Komunikasi Internal

Sumber: Muhamad,Arni.Komunikasi Organisasi.(2001:90)

Empat dimensi komunikasi internal :

1. Downward Communication

Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen

mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini

adalah:

a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)

b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan

(job retionnale)

c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and

practices)

d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.

Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Pace (2001):

Downward Communication

Upward Communication

Horizontal Communication

Interline Communication

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

1. Metode tulisan

2. Metode lisan

3. Metode tulisan diikuti lisan

4. Metode lisan diikuti tulisan

2. Upward Communication

Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada

atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:

a) Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah

dilaksanakan

b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas

yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan

c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan

d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun

pekerjaannya.

3. Horizontal Communication

Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki

kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:

a) Memperbaiki koordinasi tugas

b) Upaya pemecahan masalah

c) Saling berbagi informasi

d) Upaya pemecahan konflik

e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama

4. Interline Communication

Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis

staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi

lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan

dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing

komunikasi lintas-saluran.

Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran:

1. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin

terlebih dahulu dari atasannya langsung

2. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan

hasil komunikasinya kepada atasannya.

2.3.2 Komunikasi Eksternal

Komunikasi antara pimpinan organisasi (perusahaan) dengan khalayak audience di luar

organisasi.

1.2 Komunikasi dari organisasi kepada khalayak bersifat informatif ; majalah, press

release/ media release, artikel surat kabar atau majalah, pidato, brosur, poster,

konferensi pers, dll.

1.3 Komunikasi dari khalayak kepada organisasi, misalnya: lebih berupa kritik dan saran

yang diberikan dari khalayak kepada organisasi

2.4 Pola Interaksi dalam Komunikasi Menurut Cushway & Derek

Pola interaksi adalah cara anggota kelompok saling berkomunikasi, dan telah

diketahui mempengaruhi munculnya kepemimpinan, perkembangan organisasi, semangat

anggota kelompok dan keefektifan pemecahan masalah. Biasanya pola interaksi dapat dilihat

sebagai salah satu jenis berikut ini :

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

Gambar 2.2 Pola Komunikasi Roda

2.4.1 Roda (wheel)

Sistem pola komunikasi disini menjadikan semua laporan, intruksi, dan

perintah kerja dan kepengawasan terpusat pada satu orang pemimpin dengan empat

bawahan atau lebih. Namun tidak terjadi interaksi (komunikasi) antara satu bawahan

dengan bawahan lainnya. Keunggulan pola komunikasi ini adalah cepat dalam

mencapai kesimpulan.

Gambar 2.3 Pola Komunikasi Rantai

2.4.2 Rantai (chain)

Model pola komunikasi disini terdapat lima tingkatan dalam jenjang

hirarkinya dan hanya dikenal sebagai sistem komunikasi arus keatas (upward) dan

kebawah (downward). Artinya model tersebut menganut hubungan komunikasi garis

langsung (komando) baik keatas atau kebawah tanpa terjadi suatu penyimpangan.

Model ini banyak dianut pada jaringan komunikasi dalam menajemen operasi militer,

laporan keuangan, pembayaran gaji, dan lain sebagainya yang bersifat sangat kaku.

Hal ini dilakukan demi tercapainya ketelitian tinggi atau pengawasan ketat pada

setiap tingkatan yang mewakili devisi/ supervisor jenjang hirarkinya.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

Gambar 2.4 Pola Komunikasi Lingkaran

2.4.3 Lingkaran (Circle)

Model pola komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota/ staf bisa terjadi

interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarki tetapi tanpa ada kelanjutan pada tingkatan

yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada srtiap level. Misalnya komunikasi terjadi

secara interaksi antar sesama bawahan dengan atasannya langsung (komunikasi

berjenjang). Jika dilihat dari segi kepuasan karyawan, pola komunikasi ini

merupakan pola yang paling rendah untuk orang-orang didalamnya.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

Gambar 2.5 Pola Komunikasi Saluran Majemuk (All-Channel)

2.4.4 Saluran Majemuk (All – channel)

Model pola komunikasi sistem ini merupakan pengembangan model lingkaran

(circle). Di dalam model ini semua tingkatan dalam jaringan tersebut dapat

melakukan interaksi timbal balik tanpa melihat siapa yang menjadi tokoh sentralnya.

Semua pola komunikasi antar tingkatan jenjang hirarkinya tidak dibatasi dan setiap

staf / bawahan bebas melalukan interaksi dengan berbagai pihak termasuk pimpinan

dan sebaliknya.

Pola ini memiliki keunggulan dibandingkan pola komunikasi yang lain karena

pola tersebut dapat memberikan pemecahan masalah yang paling baik apabila

menemui permasalahan yang rumit.

2.5 Penelitian Sebelumnya yang berkaitan dengan Gaya Kepemimpinan & Magic

Wave

No. Nama Judul

Penelitian

Pendekatan

Penelitian

Universitas

(Tahun)

1 Frecilia Nanda Melvani

Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan

efektivitas Komunikasi

Terhadap Kinerja Pegawai

Badan Promosi dan

Perijinan Penanaman Modal

Daerah (BP3MD) Provinsi

Sumatera Selatan

kualitatif Univ.Sriwijaya

Fak.Ekonomi

(2012)

2. Cindy Arnika Strategi Periklanan Magic

Wave dalam memperoleh

iklan

Kualitatif UKSW

Fak.Ilmu

Komunikasi

(2012)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

2.6 Kerangka Pikir

 

 

  

 

 

 

Penjelasan Kerangka Pikir:

Magic Wave sebagai media cetak non profit merupakan salah satu media yang

didalamnya memiliki stuktur organisasi. Dalam pengorganisasian didalamnya terdapat proses

komunikasi (organisasi) yang terdiri dari faktor komunikasi internal dan eksternal dimana

Chief Editor sebagai pimpinan tertinggi Magic Wave. Melalui komunikasi organisasi tersebut

sosok pemimpin yaitu Chief Editor dapat diketahui gaya kepemimpinan yang diterapkan

Komunikasi Organisasi

Magic Wave

“Surf Community

Memberitahukan

Menjajakan

Mendelegasikan

Gaya Kepemimpinan (Situasional)

Chief Editor

Eksistensi Magic Wave Selama 12 tahun sebagai media cetak tabloid non

profit

SDM Karyawan

Mengikutsertakan

Derective Behaviour

Supporting Behaviour

Pola Interaksi Komunikasi

Internal

Eksternal

Roda

Rantai

Lingkaran

Saluran Majemuk

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6988/2/T1...BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Konsep Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu

kepada karyawan. Sehingga dari gaya kepemimpinan yang diterapkan didalamnya dapat

diketahui pula mengenai pola interaksi komunikasi yang digunakan, sehingga mengetahui

gaya kepemimpinan dan pola interaksi komunikasi yang diterapkan oleh Chief Editor dalam

menjaga eksistensi Magic Wave selama 12tahun sebagai media cetak non profit yang mampu

bersaing ditengah ketatnya persaingan media di Bali.