bab ii tinjauan penelitian terdahulu dan tinjauan …eprints.umm.ac.id/56256/6/bab ii.pdf ·...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU
DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Pengaruh modal kerja, aset, dan omset penjualan terhadap laba usaha kecil
menengah catering di Surakarta oleh Wardiningsih dan Susanti (2017), penelitian
menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan cara melakukan perhitungan
statistik. Hasil dari penelitian ini yaitu modal kerja, aset, dan omzet penjualan
berpengaruh positif terhadap laba yang dihasilkan usaha mikro kecil menengah.
Aset yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aset tetap. Ketika terjadi
peningkatan modal kerja maka usaha kecil menengah di Surakarta memiliki sumber
dana untuk menjalankan kegiatan produksi serta pemasaran yang kemudian akan
menaikkan laba usaha. Semakin banyak aset yang digunakan dalam kegiatan
produksi maka laba yang dihasilkan semakin tinggi, sama dengan omzet penjualan
yang semakin banyak maka laba yang dihasilkan semakin banyak karena omzet
diperoleh dengan melakukan penjualan.
Analisis perlakuan aset tetap pada Prima Donuts berdasarkan standar
akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik oleh Sari (2016)
menggunakan metode kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
biaya yang belum dicatat pada masa lalu sehingga menyulitkan untuk menganalisis
nilai aset tetap. Penggunaan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas
publik sangat penting bagi Prima Donuts dalam perlakuan aset tetap agar proses
produksi dapat lebih maksimal.
8
8
Penerapan penyusunan laporan keuangan pada UMKM berbasis Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh
Warsadi dkk (2017) menyimpulkan Pemilik usaha PT. Mama Jaya memahami
bahwa pencatatan keuangan dalam suatu usaha sangat penting untuk dilakukan,
selain untuk mengetahui bagaimana perkembangan usahanya juga untuk
mengetahui berapa laba yang dihasilkan, tetapi pada penerapannya pencatatan
keuangan yang dilakukan oleh UKM masih sangat sederhana dan masih
menggunakan cara manual. Pendapat pemilik UKM bahwa kegiatan pencatatan
dilakukan hanya untuk mengetahui pengeluaran dan pemasukan serta perhitungan
laba. Tidak adanya sosialisasi yang memperkenalkan adanya SAK EMKM kepada
para pemangku UKM, sehingga pemilik UKM ada yang tidak mengenal tentang
adanya SAK EMKM agar pihak UKM bisa menerapkan pada usahanya. Selama ini
pihak perbankan telah ikut serta membantu para pemilik UKM dalam pengajuan
kredit dengan cara membantu dalam penyusunan Laporan Keuangan, dan peraturan
pemerintah yang baru tentang perpajakan yaitu PP No 46 Tahun 2013 tentang pajak
penghasilan atas usaha yang diperoleh wajib pajak memiliki peredaran bruto
tertentu, hal ini mempermudah UKM dan ini menyebabkan penerapan SAK EMKM
lambat dan sulit untuk diterapkan.
Pencatatan laporan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan
berdasarkan SAK ETAP pada UMKM desa Gembongsari Banyuwangi oleh
Kurniawansyah (2016) dengan metode pendekatan kualitatif, menunjukkan bahwa
UMKM belum membutuhkan informasi akuntansi dan sulit memahami dan
melakukan pencatatan akuntansi serta pelaporan keuangan yang dibuat belum
9
9
sesuai dengan SAK ETAP, kendalanya adalah kurangnya dorongan pemerintah
untuk mempraktikkan pencatatan akuntansi pada UMKM.
B. Tinjauan Pustaka
1. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah
Standar akuntansi keuangan entitas mikro kecil menengah adalah patokan
yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan pada entitas mikro kecil dan
menengah. Menurut SAK EMKM (2016: 11-14) di dalam standar akuntansi
keuangan entitas mikro kecil menengah berisi tiga pos laporan yaitu laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi, catatan atas laporan keuangan. Standar akuntansi
keuangan entitas mikro kecil menengah merupakan penyederhanaan dari SAK
ETAP karena usaha mikro kecil menengah sulit dalam mengaplikasikannya dengan
membuat laporan keuangan.
2. Pengertian Aset
Menurut Suwardjono (2014 : 252) aset adalah manfaat ekonomik masa
datang yang cukup pasti diperoleh, dikuasai, atau dikendalikan oleh suatu entitas
sebagai akibat transaksi atau kejadian pada masa lampau, sedangkan aset tetap
menurut Suharli (2006 : 259) adalah harta berwujud yang bernilai material dan
memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan digunakan untuk
kegiatan operasi normal perusahaan dan pengeluaranya bernilai material. Aset tetap
menurut SAK EMKM (2016:31) adalah aset yang dimiliki oleh entitas untuk
digunakan dalam kegiatan produksi normal dan diharapkan akan digunakan entitas
lebih dari satu periode. Dari kedua penjabaran tentang aset tetap tersebut dapat
10
10
disimpulkan bahwa aset tetap adalah suatu mesin atau alat yang dimiliki oleh
perusahaan yang bernilai material dan masa manfaatnya lebih dari satu tahun.
3. Pengakuan dan Pengukuran Aset Tetap
Menurut SAK EMKM (2016:31) pengakuan, pengukuran, dan penyajian
aset tetap adalah aset tetap diakui apabila manfaat ekonomi dari aset tetap tersebut
dapat dipastikan mengalir kedalam perusahaan dan biaya dari aset tetap tersebut
dapat diukur dengan andal, nilai aset diakui sebesar harga perolehan yaitu harga
beli ditambah biaya yang dapat di distribusikan langsung untuk membawa aset ke
lokasi dan biaya yang diperlukan untuk membuat aset menjadi seperti kondisi yang
diinginkan sesuai dengan intensinya dan siap digunakan, sedangkan pengukuran
aset tetap diakui sebesar nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan,
aset tetap berhenti diakui ketika aset tetap tersebut dilepaskan atau telah habis masa
manfaatnya kemudian aset tetap disajikan dalam kelompok aset dalam laporan
posisi keuangan.
Menurut Suwardjono (2014: 255-397 ) Aset diakui ketika telah terjadi
transaksi kemudian objek telah dikuasai dan dikelola oleh suatu entitas tidak harus
dimiliki. Aset diukur berdasarkan harga perolehan yaitu harga sewaktu transaksi
ditambah dengan biaya–biaya sampai aset tersebut dimiliki atau dikuasai entitas.
Jika aset mengalami kenaikan akan dicatat pada sisi debit dan sebaliknya jika aset
berkurang maka akan dicatat pada sisi kredit. Dengan demikian aset tetap diakui
bahwa ketika suatu entitas menguasai dan tidak harus memiliki aset yang
bersangkutan kemudian terjadi karena transaksi pada masa lalu dan biaya
perolehannya dapat diukur secara andal.
11
11
4. Penyusutan Aset Tetap
SAK EMKM (2016:33) menjelaskan bahwa penyusutan aset tetap dapat
dilakukan menggunakan metode garis lurus atau menggunakan metode saldo
menurun dan tanpa memperhitungkan nilai residu atau nilai sisa, kemudian beban
penyusutan diakui dalam laporan laba rugi. Penyusutan aset tetap dimulai ketika
suatu aset tersedia untuk digunakan, misalnya pada saat aset tetap berada pada
lokasi dan kondisi yang diperlukan sehingga mampu beroperasi. Umur manfaat aset
ditentukan berdasarkan periode kegunaan yang diperkirakan oleh perusahaan atau
entitas
Metode yang dapat digunakan untuk menyusutkan aset tetap menurut Syam
(2014:312-316) adalah :
1. Metode garis lurus, metode ini beranggapan bahwa aset tetap mempunyai jasa
yang sama selama masa penggunaan dan tidak menggunakan pertimbangan
fluktuas produksi dan efisiensi. Dengan rumus aset tetap dikurangi nilai sisa
dibagi dengan umur ekonomisnya.
2. Metode jumlah unit produksi, dalam melakukan penyusutan tiap periode
ditentukan berdasarkan jumlah unit produksi dikalikan tarif penyusutan per unit
produksi. Tarif pernyusutan produksi dihitung dengan aset tetap dikurangi nilai
residu dibagi dengan umur ekonomis, umur ekonomis aset tetap yaitu taksiran
jumlah total produk yang dapat dihasilkan oleh aset
3. Metode jam penggunaan, penyusutan yang dilakukan berdasarkan jam
penggunaan. Cara menghitung penyusutan adalah aset tetap dikurangi nilai
residu aset tetap dibagi dengan jam maksimal aset tersebut dapat digunakan.
12
12
4. Metode saldo menurun, menghitung penyusutan berdasarkan prosentase dari
nilai buku. Rumus menghitung penyusutan berdasarkan saldo menurun adalah
nilai buku dikalikan prosentase yang telah ditetapkan per tahun selama umur
ekonomis aset.
5. Metode jumlah angka tahun, metode ini hampir sama dengan metode saldo
menurun yaitu bahwa aset tetap yang digunakan dianggap memberikan manfaat
yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Dalam menghitung penyusutan
didasarkan pada taksiran ekonomis untuk menghitung sisa umur kegunaan dan
jumlah angka tahun ekonomis sebagai pembagi.
Menurut peraturan Menteri Keuangan nomor 96/PMK.03/2009 tentang jenis-jenis
harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk
keperluan penyusutan.
Tabel 2.1 Jenis harta dan golongannya
KELOMPOK MASA MANFAAT GARIS LURUS MENURUN
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 Tahun 12.5% 25%
Kelompok 3 16 Tahun 6.25% 12.5%
Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 Tahun 5%
Non Permanen 10 Tahun 10%
Tabel 2.2 Aset tetap kelompok 1 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor
96/PMK.03/2009
Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
13
13
1.
Semua Jenis Usaha Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan
termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan
sejenisnya yang bukan bagian dari
bangunan.
Mesin kantor seperti mesin tik, mesin
hitung, duplikator, mesin fotokopi,
mesin akunting/pembukuan, komputer,
printer, scanner dan sejenisnya.
Perlengkapan lainnya seperti amplifier,
tape atau cassette, video recorder,
televisi dan sejenisnya.
Sepeda motor, sepeda dan becak.
Alat perlengkapan khusus (tools) bagi
industri/jasa yang bersangkutan.
Dies, jigs, dan mould.
Alat-alat komunikasi seperti pesawat
telepon, faksimile, telepon seluler dan
sejenisnya.
2. Pertanian, perkebunan,
dan kehutanan
Alat yang digerakkan bukan dengan
mesin seperti cangkul, peternakan,
perikanan, garu dan lain-lain.
3. Industri makanan dan
minuman
Mesin ringan yang dapat dipindah-
pindahkan seperti, huller, pemecah kulit,
penyosoh, pengering, pallet, dan
sejenisnya.
4. Transportasi dan
pergudangan
Mobil taksi, bus dan truk yang
digunakan sebagai angkutan umum.
5. Industri semi konduktor Falsh memory tester, writer machine,
biporar test system, elimination (PE8-1),
pose checker.
6. Jasa Persewaan Peralatan
Tambat Air Dalam
Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope,
Steel Buoys, Steel Wire Ropes, Mooring
Accessoris.
7. Jasa telekomunikasi
selular
Base Station Controller.
14
14
Tabel 2.3 Aset tetap kelompok 2 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor
96/PMK.03/2009
Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
1.
Semua Jenis Usaha Mebel dan peralatan dari logam
termasuk meja, bangku, kursi, lemari
dan sejenisnya yang bukan merupakan
bagian dari bangunan. Alat pengatur
udara seperti AC, kipas angin dan
sejenisnya.
Mobil, bus, truk, speed boat dan
sejenisnya.
Container dan sejenisnya.
2. Pertanian, perkebunan,
kehutanan, dan perikanan
Mesin pertanian dan perkebunan seperti
traktor dan mesin bajak, penggaruk,
penanaman, penebar benih dan
sejenisnya.
Mesin yang mengolah atau
menghasilkan atau memproduksi bahan
atau barang pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan.
3. Industri makanan dan
minuman
Mesin yang mengolah produk asal
binatang, unggas dan perikanan,
misalnya pabrik susu, pengalengan ikan
.
Mesin yang mengolah produk nabati,
misalnya mesin minyak kelapa,
margarin, penggilingan kopi, kembang
gula, mesin pengolah biji-bijian seperti
penggilingan beras, gandum, tapioka.
Mesin yang memproduksi minuman
dan bahan-bahan minuman segala jenis.
Mesin yang memproduksi bahan-bahan
makanan dan makanan segala jenis.
4. Industri Mesin Mesin yang memproduksi mesin ringan
(misalnya mesin jahit, pompa air).
15
15
5. Perkayuan, kehutanan Mesin dan peralatan penebangan kayu.
Mesin yang mengolah atau
menghasilkan atau memproduksi bahan
atau barang kehutanan.
6. Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti
truk berat, dump truck, crane buldozer
dan sejenisnya.
7. Transportasi dan
pergudangan
Truk kerja untuk pengangkutan dan
bongkar muat, truk peron, truck
ngangkang, dan sejenisnya.
Kapal penumpang, kapal barang, kapal
khusus dibuat untuk pengangkutan
barang tertentu (misalnya gandum, batu
- batuan, biji tambang dan sebagainya)
termasuk kapal pendingin, kapal tangki,
kapal penangkap ikan dan sejenisnya,
yang mempunyai berat sampai dengan
100 DWT.
Kapal yang dibuat khusus untuk
menghela atau mendorong kapal-kapal
suar, kapal pemadam kebakaran, kapal
keruk, keran terapung dan sejenisnya
yang mempunyai berat sampai dengan
100 DWT.
Perahu layar pakai atau tanpa motor
yang mempunyai berat sampai dengan
250 DWT
Kapal Balon.
8. Telekomunikasi Perangkat pesawat telepon.
Pesawat telegraf termasuk pesawat
pengiriman dan penerimaan radio
telegraf dan radio telepon.
9. Industri semi konduktor Auto frame loader, automatic logic
handler, baking oven, ball shear tester,
bipolar test handler (automatic),
cleaning machine, coating machine,
curing oven, cutting press, dambar cut
16
16
machine, dicer, die bonder, die shear
test, dynamic burn-in system oven,
dynamic test handler, eliminator (PGE-
01), full automatic handler, full
automatic mark, hand maker, individual
mark, inserter remover machine, laser
marker (FUM A-01), logic test system,
marker (mark), memory test system,
molding, mounter, MPS automatic,
MPS manual, O/S tester manual, pass
oven, pose checker, re-form machine,
SMD stocker, taping machine, tiebar
cut press, trimming/forming machine,
wire bonder, wire pull tester.
10. Jasa Persewaan Peralatan
Tambat Air Dalam
Spoolling Machines, Metocean Data
Collector.
11. Jasa telekomunikasi
selular
Mobile Switching Center, Home
Location Register, Visitor Location
Register. Authentication Centre,
Equipment Identity Register, Intelligent
Network Service Control Point,
intelligent Network Service
Managemen Point, Radio Base Station,
Transceiver Unit, Mini Link, Antena.
Tabel 2.4 Aset tetap kelompok 3 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor
96/PMK.03/2009
Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
1.
Pertambangan selain
minyak dan gas
Mesin-mesin yang dipakai dalam
bidang pertambangan, termasuk mesin-
mesin yang mengolah produk pelikan.
2. Permintalan, pertenunan
dan pencelupan
Mesin yang mengolah produk-produk
tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-
serat buatan, wol dan bulu hewan
lainnya, lena rami, permadani, kain-kain
bulu, tule).
17
17
Mesin untuk yang preparation,
bleaching, dyeing, printing, finishing,
texturing, packaging dan sejenisnya.
3. Perkayuan Mesin yang mengolah produk - produk
kayu, barang-barang dari jerami,
rumput dan bahan anyaman lainnya.
Mesin dan peralatan penggergajian
kayu.
4. Industri Kimia Mesin peralatan yang mengolah produk
industri kimia dan industri yang ada
hubungannya dengan industri kimia
(misalnya bahan kimia anorganis,
persenyawaan organis dan anorganis
dan logam mulia, elemen radio aktif,
isotop, bahan kimia organis, produk
farmasi, pupuk, obat celup, obat
pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan
resinoida wewangian, obat kecantikan
dan obat rias, sabun, detergent dan
bahan organis pembersih lainnya, zat
albumina, perekat, bahan peledak,
produk pirotehnik, korek api, alloy
piroforis, barang fotografi dan
sinematografi.
Mesin yang mengolah produk industri
lainnya (misalnya damar tiruan, bahan
plastik, ester dan eter dari selulosa, karet
sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat
dan kulit mentah).
5. Industri mesin Mesin yang memproduksi mesin
menengah dan berat (misalnya mesin
mobil, mesin kapal).
6. Transportasi dan
pergudangan
Kapal penumpang, kapal barang, kapal
khusus dibuat untuk pengangkutan
barang-barang tertentu (misalnya
gandum, batu-batuan, biji tambang dan
sejenisnya) termasuk kapal pendingin
dan kapal tangki, kapal penangkapan
ikan dan sejenisnya, yang mempunyai
18
18
berat di atas 100 DWT sampai dengan
1.000 DWT.
Kapal dibuat khusus untuk mengela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal
pemadam kebakaran, kapal keruk, keran
terapung dan sejenisnya, yang
mempunyai berat di atas 100 DWT
sampai dengan 1.000 DWT.
Dok terapung.
Perahu layar pakai atau tanpa motor
yang mempunyai berat di atas 250
DWT.
Pesawat terbang dan helikopter-
helikopter segala jenis.
7. Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan
kendali jarak jauh.
5. Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Usaha mikro kecil menengah meliputi banyak sekali bidang usaha mulai
dari toko kelontong, online shop, pengrajin kayu dan masih banyak lagi. UU no 20
tahun 2008 tentang usaha mikro kecil dan menengah mendefinisikan usaha mikro,
kecil, menengah dan besar sebagai berikut.
Usaha Mikro adalah usaha produktif yang dijalankan oleh perseorangan
atau badan usaha perseorangan yang memiliki omset kekayaan bersih hingga
Rp50.000.000,00. Aset yang dimiliki tidak termasuk tanah, bangunan, tempat usaha
dan omset penjualan tahunan sampai Rp300.000.000,00 pertahun. Usaha mikro
kecil dan menengah juga mempunyai dasar hukum yaitu UU no 20 tahun 2008
tentang usaha mikro kecil dan menengah.
19
19
Usaha Kecil adalah usaha berbentuk perseorangan, badan usaha, atau
koperasi dan mempunyai tenaga kerja tidak lebih dari 50 orang, mempunyai
kekayaan bersih antara Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp500.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan dan memiliki penjualan tahunan antara
Rp300.000.000,00 sampai dengan Rp2.500.000.000,00.
Usaha Menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri dijalankan
oleh perseorangan atau badan usaha dan bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang suatu perusahaan dan memiliki kekayaan bersih antara Rp500.000.000,00
sampai dengan Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan, dan
memiliki hasil penjualan tahunan antara Rp2.500.000.000,00 sampai dengan
Rp50.000.000.000,00.
Usaha Besar adalah usaha produktif yang dikelola oleh badan usaha dengan
jumlah tenaga kerja, kekayaan, dan penjualan tahunan lebih besar dari usaha
menengah. Usaha besar meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha
patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Tabel 2.5 jenis usaha mikro kecil menengah (Dalam rupiah)
No Uraian Kriteria
Asset Omset
1 Usaha mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta
2 Usaha kecil >50 juta – 500 juta >300 juta – 2,5 Miliar
3 Usaha menengah >500 juta – 10 Miliar 2,5 Miliar – 50 Miliar