bab ii tinjauan penelitian terdahulu dan tinjauan …eprints.umm.ac.id/56256/6/bab ii.pdf ·...

13
7 BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pengaruh modal kerja, aset, dan omset penjualan terhadap laba usaha kecil menengah catering di Surakarta oleh Wardiningsih dan Susanti (2017), penelitian menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan cara melakukan perhitungan statistik. Hasil dari penelitian ini yaitu modal kerja, aset, dan omzet penjualan berpengaruh positif terhadap laba yang dihasilkan usaha mikro kecil menengah. Aset yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aset tetap. Ketika terjadi peningkatan modal kerja maka usaha kecil menengah di Surakarta memiliki sumber dana untuk menjalankan kegiatan produksi serta pemasaran yang kemudian akan menaikkan laba usaha. Semakin banyak aset yang digunakan dalam kegiatan produksi maka laba yang dihasilkan semakin tinggi, sama dengan omzet penjualan yang semakin banyak maka laba yang dihasilkan semakin banyak karena omzet diperoleh dengan melakukan penjualan. Analisis perlakuan aset tetap pada Prima Donuts berdasarkan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik oleh Sari (2016) menggunakan metode kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat biaya yang belum dicatat pada masa lalu sehingga menyulitkan untuk menganalisis nilai aset tetap. Penggunaan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik sangat penting bagi Prima Donuts dalam perlakuan aset tetap agar proses produksi dapat lebih maksimal.

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

7

BAB II

TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU

DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Pengaruh modal kerja, aset, dan omset penjualan terhadap laba usaha kecil

menengah catering di Surakarta oleh Wardiningsih dan Susanti (2017), penelitian

menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan cara melakukan perhitungan

statistik. Hasil dari penelitian ini yaitu modal kerja, aset, dan omzet penjualan

berpengaruh positif terhadap laba yang dihasilkan usaha mikro kecil menengah.

Aset yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aset tetap. Ketika terjadi

peningkatan modal kerja maka usaha kecil menengah di Surakarta memiliki sumber

dana untuk menjalankan kegiatan produksi serta pemasaran yang kemudian akan

menaikkan laba usaha. Semakin banyak aset yang digunakan dalam kegiatan

produksi maka laba yang dihasilkan semakin tinggi, sama dengan omzet penjualan

yang semakin banyak maka laba yang dihasilkan semakin banyak karena omzet

diperoleh dengan melakukan penjualan.

Analisis perlakuan aset tetap pada Prima Donuts berdasarkan standar

akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik oleh Sari (2016)

menggunakan metode kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

biaya yang belum dicatat pada masa lalu sehingga menyulitkan untuk menganalisis

nilai aset tetap. Penggunaan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas

publik sangat penting bagi Prima Donuts dalam perlakuan aset tetap agar proses

produksi dapat lebih maksimal.

Page 2: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

8

8

Penerapan penyusunan laporan keuangan pada UMKM berbasis Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh

Warsadi dkk (2017) menyimpulkan Pemilik usaha PT. Mama Jaya memahami

bahwa pencatatan keuangan dalam suatu usaha sangat penting untuk dilakukan,

selain untuk mengetahui bagaimana perkembangan usahanya juga untuk

mengetahui berapa laba yang dihasilkan, tetapi pada penerapannya pencatatan

keuangan yang dilakukan oleh UKM masih sangat sederhana dan masih

menggunakan cara manual. Pendapat pemilik UKM bahwa kegiatan pencatatan

dilakukan hanya untuk mengetahui pengeluaran dan pemasukan serta perhitungan

laba. Tidak adanya sosialisasi yang memperkenalkan adanya SAK EMKM kepada

para pemangku UKM, sehingga pemilik UKM ada yang tidak mengenal tentang

adanya SAK EMKM agar pihak UKM bisa menerapkan pada usahanya. Selama ini

pihak perbankan telah ikut serta membantu para pemilik UKM dalam pengajuan

kredit dengan cara membantu dalam penyusunan Laporan Keuangan, dan peraturan

pemerintah yang baru tentang perpajakan yaitu PP No 46 Tahun 2013 tentang pajak

penghasilan atas usaha yang diperoleh wajib pajak memiliki peredaran bruto

tertentu, hal ini mempermudah UKM dan ini menyebabkan penerapan SAK EMKM

lambat dan sulit untuk diterapkan.

Pencatatan laporan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan

berdasarkan SAK ETAP pada UMKM desa Gembongsari Banyuwangi oleh

Kurniawansyah (2016) dengan metode pendekatan kualitatif, menunjukkan bahwa

UMKM belum membutuhkan informasi akuntansi dan sulit memahami dan

melakukan pencatatan akuntansi serta pelaporan keuangan yang dibuat belum

Page 3: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

9

9

sesuai dengan SAK ETAP, kendalanya adalah kurangnya dorongan pemerintah

untuk mempraktikkan pencatatan akuntansi pada UMKM.

B. Tinjauan Pustaka

1. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah

Standar akuntansi keuangan entitas mikro kecil menengah adalah patokan

yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan pada entitas mikro kecil dan

menengah. Menurut SAK EMKM (2016: 11-14) di dalam standar akuntansi

keuangan entitas mikro kecil menengah berisi tiga pos laporan yaitu laporan posisi

keuangan, laporan laba rugi, catatan atas laporan keuangan. Standar akuntansi

keuangan entitas mikro kecil menengah merupakan penyederhanaan dari SAK

ETAP karena usaha mikro kecil menengah sulit dalam mengaplikasikannya dengan

membuat laporan keuangan.

2. Pengertian Aset

Menurut Suwardjono (2014 : 252) aset adalah manfaat ekonomik masa

datang yang cukup pasti diperoleh, dikuasai, atau dikendalikan oleh suatu entitas

sebagai akibat transaksi atau kejadian pada masa lampau, sedangkan aset tetap

menurut Suharli (2006 : 259) adalah harta berwujud yang bernilai material dan

memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan digunakan untuk

kegiatan operasi normal perusahaan dan pengeluaranya bernilai material. Aset tetap

menurut SAK EMKM (2016:31) adalah aset yang dimiliki oleh entitas untuk

digunakan dalam kegiatan produksi normal dan diharapkan akan digunakan entitas

lebih dari satu periode. Dari kedua penjabaran tentang aset tetap tersebut dapat

Page 4: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

10

10

disimpulkan bahwa aset tetap adalah suatu mesin atau alat yang dimiliki oleh

perusahaan yang bernilai material dan masa manfaatnya lebih dari satu tahun.

3. Pengakuan dan Pengukuran Aset Tetap

Menurut SAK EMKM (2016:31) pengakuan, pengukuran, dan penyajian

aset tetap adalah aset tetap diakui apabila manfaat ekonomi dari aset tetap tersebut

dapat dipastikan mengalir kedalam perusahaan dan biaya dari aset tetap tersebut

dapat diukur dengan andal, nilai aset diakui sebesar harga perolehan yaitu harga

beli ditambah biaya yang dapat di distribusikan langsung untuk membawa aset ke

lokasi dan biaya yang diperlukan untuk membuat aset menjadi seperti kondisi yang

diinginkan sesuai dengan intensinya dan siap digunakan, sedangkan pengukuran

aset tetap diakui sebesar nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan,

aset tetap berhenti diakui ketika aset tetap tersebut dilepaskan atau telah habis masa

manfaatnya kemudian aset tetap disajikan dalam kelompok aset dalam laporan

posisi keuangan.

Menurut Suwardjono (2014: 255-397 ) Aset diakui ketika telah terjadi

transaksi kemudian objek telah dikuasai dan dikelola oleh suatu entitas tidak harus

dimiliki. Aset diukur berdasarkan harga perolehan yaitu harga sewaktu transaksi

ditambah dengan biaya–biaya sampai aset tersebut dimiliki atau dikuasai entitas.

Jika aset mengalami kenaikan akan dicatat pada sisi debit dan sebaliknya jika aset

berkurang maka akan dicatat pada sisi kredit. Dengan demikian aset tetap diakui

bahwa ketika suatu entitas menguasai dan tidak harus memiliki aset yang

bersangkutan kemudian terjadi karena transaksi pada masa lalu dan biaya

perolehannya dapat diukur secara andal.

Page 5: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

11

11

4. Penyusutan Aset Tetap

SAK EMKM (2016:33) menjelaskan bahwa penyusutan aset tetap dapat

dilakukan menggunakan metode garis lurus atau menggunakan metode saldo

menurun dan tanpa memperhitungkan nilai residu atau nilai sisa, kemudian beban

penyusutan diakui dalam laporan laba rugi. Penyusutan aset tetap dimulai ketika

suatu aset tersedia untuk digunakan, misalnya pada saat aset tetap berada pada

lokasi dan kondisi yang diperlukan sehingga mampu beroperasi. Umur manfaat aset

ditentukan berdasarkan periode kegunaan yang diperkirakan oleh perusahaan atau

entitas

Metode yang dapat digunakan untuk menyusutkan aset tetap menurut Syam

(2014:312-316) adalah :

1. Metode garis lurus, metode ini beranggapan bahwa aset tetap mempunyai jasa

yang sama selama masa penggunaan dan tidak menggunakan pertimbangan

fluktuas produksi dan efisiensi. Dengan rumus aset tetap dikurangi nilai sisa

dibagi dengan umur ekonomisnya.

2. Metode jumlah unit produksi, dalam melakukan penyusutan tiap periode

ditentukan berdasarkan jumlah unit produksi dikalikan tarif penyusutan per unit

produksi. Tarif pernyusutan produksi dihitung dengan aset tetap dikurangi nilai

residu dibagi dengan umur ekonomis, umur ekonomis aset tetap yaitu taksiran

jumlah total produk yang dapat dihasilkan oleh aset

3. Metode jam penggunaan, penyusutan yang dilakukan berdasarkan jam

penggunaan. Cara menghitung penyusutan adalah aset tetap dikurangi nilai

residu aset tetap dibagi dengan jam maksimal aset tersebut dapat digunakan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

12

12

4. Metode saldo menurun, menghitung penyusutan berdasarkan prosentase dari

nilai buku. Rumus menghitung penyusutan berdasarkan saldo menurun adalah

nilai buku dikalikan prosentase yang telah ditetapkan per tahun selama umur

ekonomis aset.

5. Metode jumlah angka tahun, metode ini hampir sama dengan metode saldo

menurun yaitu bahwa aset tetap yang digunakan dianggap memberikan manfaat

yang semakin menurun dari tahun ke tahun. Dalam menghitung penyusutan

didasarkan pada taksiran ekonomis untuk menghitung sisa umur kegunaan dan

jumlah angka tahun ekonomis sebagai pembagi.

Menurut peraturan Menteri Keuangan nomor 96/PMK.03/2009 tentang jenis-jenis

harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk

keperluan penyusutan.

Tabel 2.1 Jenis harta dan golongannya

KELOMPOK MASA MANFAAT GARIS LURUS MENURUN

I. Bukan Bangunan

Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%

Kelompok 2 8 Tahun 12.5% 25%

Kelompok 3 16 Tahun 6.25% 12.5%

Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%

II. Bangunan

Permanen 20 Tahun 5%

Non Permanen 10 Tahun 10%

Tabel 2.2 Aset tetap kelompok 1 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor

96/PMK.03/2009

Nomor Jenis Usaha Jenis Harta

Page 7: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

13

13

1.

Semua Jenis Usaha Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan

termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan

sejenisnya yang bukan bagian dari

bangunan.

Mesin kantor seperti mesin tik, mesin

hitung, duplikator, mesin fotokopi,

mesin akunting/pembukuan, komputer,

printer, scanner dan sejenisnya.

Perlengkapan lainnya seperti amplifier,

tape atau cassette, video recorder,

televisi dan sejenisnya.

Sepeda motor, sepeda dan becak.

Alat perlengkapan khusus (tools) bagi

industri/jasa yang bersangkutan.

Dies, jigs, dan mould.

Alat-alat komunikasi seperti pesawat

telepon, faksimile, telepon seluler dan

sejenisnya.

2. Pertanian, perkebunan,

dan kehutanan

Alat yang digerakkan bukan dengan

mesin seperti cangkul, peternakan,

perikanan, garu dan lain-lain.

3. Industri makanan dan

minuman

Mesin ringan yang dapat dipindah-

pindahkan seperti, huller, pemecah kulit,

penyosoh, pengering, pallet, dan

sejenisnya.

4. Transportasi dan

pergudangan

Mobil taksi, bus dan truk yang

digunakan sebagai angkutan umum.

5. Industri semi konduktor Falsh memory tester, writer machine,

biporar test system, elimination (PE8-1),

pose checker.

6. Jasa Persewaan Peralatan

Tambat Air Dalam

Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope,

Steel Buoys, Steel Wire Ropes, Mooring

Accessoris.

7. Jasa telekomunikasi

selular

Base Station Controller.

Page 8: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

14

14

Tabel 2.3 Aset tetap kelompok 2 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor

96/PMK.03/2009

Nomor Jenis Usaha Jenis Harta

1.

Semua Jenis Usaha Mebel dan peralatan dari logam

termasuk meja, bangku, kursi, lemari

dan sejenisnya yang bukan merupakan

bagian dari bangunan. Alat pengatur

udara seperti AC, kipas angin dan

sejenisnya.

Mobil, bus, truk, speed boat dan

sejenisnya.

Container dan sejenisnya.

2. Pertanian, perkebunan,

kehutanan, dan perikanan

Mesin pertanian dan perkebunan seperti

traktor dan mesin bajak, penggaruk,

penanaman, penebar benih dan

sejenisnya.

Mesin yang mengolah atau

menghasilkan atau memproduksi bahan

atau barang pertanian, perkebunan,

peternakan dan perikanan.

3. Industri makanan dan

minuman

Mesin yang mengolah produk asal

binatang, unggas dan perikanan,

misalnya pabrik susu, pengalengan ikan

.

Mesin yang mengolah produk nabati,

misalnya mesin minyak kelapa,

margarin, penggilingan kopi, kembang

gula, mesin pengolah biji-bijian seperti

penggilingan beras, gandum, tapioka.

Mesin yang memproduksi minuman

dan bahan-bahan minuman segala jenis.

Mesin yang memproduksi bahan-bahan

makanan dan makanan segala jenis.

4. Industri Mesin Mesin yang memproduksi mesin ringan

(misalnya mesin jahit, pompa air).

Page 9: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

15

15

5. Perkayuan, kehutanan Mesin dan peralatan penebangan kayu.

Mesin yang mengolah atau

menghasilkan atau memproduksi bahan

atau barang kehutanan.

6. Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti

truk berat, dump truck, crane buldozer

dan sejenisnya.

7. Transportasi dan

pergudangan

Truk kerja untuk pengangkutan dan

bongkar muat, truk peron, truck

ngangkang, dan sejenisnya.

Kapal penumpang, kapal barang, kapal

khusus dibuat untuk pengangkutan

barang tertentu (misalnya gandum, batu

- batuan, biji tambang dan sebagainya)

termasuk kapal pendingin, kapal tangki,

kapal penangkap ikan dan sejenisnya,

yang mempunyai berat sampai dengan

100 DWT.

Kapal yang dibuat khusus untuk

menghela atau mendorong kapal-kapal

suar, kapal pemadam kebakaran, kapal

keruk, keran terapung dan sejenisnya

yang mempunyai berat sampai dengan

100 DWT.

Perahu layar pakai atau tanpa motor

yang mempunyai berat sampai dengan

250 DWT

Kapal Balon.

8. Telekomunikasi Perangkat pesawat telepon.

Pesawat telegraf termasuk pesawat

pengiriman dan penerimaan radio

telegraf dan radio telepon.

9. Industri semi konduktor Auto frame loader, automatic logic

handler, baking oven, ball shear tester,

bipolar test handler (automatic),

cleaning machine, coating machine,

curing oven, cutting press, dambar cut

Page 10: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

16

16

machine, dicer, die bonder, die shear

test, dynamic burn-in system oven,

dynamic test handler, eliminator (PGE-

01), full automatic handler, full

automatic mark, hand maker, individual

mark, inserter remover machine, laser

marker (FUM A-01), logic test system,

marker (mark), memory test system,

molding, mounter, MPS automatic,

MPS manual, O/S tester manual, pass

oven, pose checker, re-form machine,

SMD stocker, taping machine, tiebar

cut press, trimming/forming machine,

wire bonder, wire pull tester.

10. Jasa Persewaan Peralatan

Tambat Air Dalam

Spoolling Machines, Metocean Data

Collector.

11. Jasa telekomunikasi

selular

Mobile Switching Center, Home

Location Register, Visitor Location

Register. Authentication Centre,

Equipment Identity Register, Intelligent

Network Service Control Point,

intelligent Network Service

Managemen Point, Radio Base Station,

Transceiver Unit, Mini Link, Antena.

Tabel 2.4 Aset tetap kelompok 3 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor

96/PMK.03/2009

Nomor Jenis Usaha Jenis Harta

1.

Pertambangan selain

minyak dan gas

Mesin-mesin yang dipakai dalam

bidang pertambangan, termasuk mesin-

mesin yang mengolah produk pelikan.

2. Permintalan, pertenunan

dan pencelupan

Mesin yang mengolah produk-produk

tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-

serat buatan, wol dan bulu hewan

lainnya, lena rami, permadani, kain-kain

bulu, tule).

Page 11: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

17

17

Mesin untuk yang preparation,

bleaching, dyeing, printing, finishing,

texturing, packaging dan sejenisnya.

3. Perkayuan Mesin yang mengolah produk - produk

kayu, barang-barang dari jerami,

rumput dan bahan anyaman lainnya.

Mesin dan peralatan penggergajian

kayu.

4. Industri Kimia Mesin peralatan yang mengolah produk

industri kimia dan industri yang ada

hubungannya dengan industri kimia

(misalnya bahan kimia anorganis,

persenyawaan organis dan anorganis

dan logam mulia, elemen radio aktif,

isotop, bahan kimia organis, produk

farmasi, pupuk, obat celup, obat

pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan

resinoida wewangian, obat kecantikan

dan obat rias, sabun, detergent dan

bahan organis pembersih lainnya, zat

albumina, perekat, bahan peledak,

produk pirotehnik, korek api, alloy

piroforis, barang fotografi dan

sinematografi.

Mesin yang mengolah produk industri

lainnya (misalnya damar tiruan, bahan

plastik, ester dan eter dari selulosa, karet

sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat

dan kulit mentah).

5. Industri mesin Mesin yang memproduksi mesin

menengah dan berat (misalnya mesin

mobil, mesin kapal).

6. Transportasi dan

pergudangan

Kapal penumpang, kapal barang, kapal

khusus dibuat untuk pengangkutan

barang-barang tertentu (misalnya

gandum, batu-batuan, biji tambang dan

sejenisnya) termasuk kapal pendingin

dan kapal tangki, kapal penangkapan

ikan dan sejenisnya, yang mempunyai

Page 12: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

18

18

berat di atas 100 DWT sampai dengan

1.000 DWT.

Kapal dibuat khusus untuk mengela atau

mendorong kapal, kapal suar, kapal

pemadam kebakaran, kapal keruk, keran

terapung dan sejenisnya, yang

mempunyai berat di atas 100 DWT

sampai dengan 1.000 DWT.

Dok terapung.

Perahu layar pakai atau tanpa motor

yang mempunyai berat di atas 250

DWT.

Pesawat terbang dan helikopter-

helikopter segala jenis.

7. Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan

kendali jarak jauh.

5. Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Usaha mikro kecil menengah meliputi banyak sekali bidang usaha mulai

dari toko kelontong, online shop, pengrajin kayu dan masih banyak lagi. UU no 20

tahun 2008 tentang usaha mikro kecil dan menengah mendefinisikan usaha mikro,

kecil, menengah dan besar sebagai berikut.

Usaha Mikro adalah usaha produktif yang dijalankan oleh perseorangan

atau badan usaha perseorangan yang memiliki omset kekayaan bersih hingga

Rp50.000.000,00. Aset yang dimiliki tidak termasuk tanah, bangunan, tempat usaha

dan omset penjualan tahunan sampai Rp300.000.000,00 pertahun. Usaha mikro

kecil dan menengah juga mempunyai dasar hukum yaitu UU no 20 tahun 2008

tentang usaha mikro kecil dan menengah.

Page 13: BAB II TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN TINJAUAN …eprints.umm.ac.id/56256/6/BAB II.pdf · Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah pada PT. Mama Jaya oleh Warsadi dkk (2017)

19

19

Usaha Kecil adalah usaha berbentuk perseorangan, badan usaha, atau

koperasi dan mempunyai tenaga kerja tidak lebih dari 50 orang, mempunyai

kekayaan bersih antara Rp50.000.000,00 sampai dengan Rp500.000.000,00 tidak

termasuk tanah dan bangunan dan memiliki penjualan tahunan antara

Rp300.000.000,00 sampai dengan Rp2.500.000.000,00.

Usaha Menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri dijalankan

oleh perseorangan atau badan usaha dan bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang suatu perusahaan dan memiliki kekayaan bersih antara Rp500.000.000,00

sampai dengan Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan, dan

memiliki hasil penjualan tahunan antara Rp2.500.000.000,00 sampai dengan

Rp50.000.000.000,00.

Usaha Besar adalah usaha produktif yang dikelola oleh badan usaha dengan

jumlah tenaga kerja, kekayaan, dan penjualan tahunan lebih besar dari usaha

menengah. Usaha besar meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha

patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Tabel 2.5 jenis usaha mikro kecil menengah (Dalam rupiah)

No Uraian Kriteria

Asset Omset

1 Usaha mikro Maksimal 50 juta Maksimal 300 juta

2 Usaha kecil >50 juta – 500 juta >300 juta – 2,5 Miliar

3 Usaha menengah >500 juta – 10 Miliar 2,5 Miliar – 50 Miliar