bab ii tinjauan objek rancangan a. pengertian...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
A. Pengertian Judul
1. Gorontalo
Menunjukan sebuah nama lokasi/daerah yaitu Provinsi Gorontalo
merupakan hasil pemekaran dari provinsi sebelumnya Provinsi Sulawesi Utara.
(Pedoman Akademik UNG 2008)
2. Café (Kafe)
Kafe berasal dari bahasa Perancis yaitu Café. Arti secara harafiah adalah
(minuman) kopi. Tetapi kemudian menjadi tempat dimana seseorang bisa minum-
minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya (http://id.wikipedia.org/
wiki/Kafe). Kafe juga mempunyai arti yaitu restoran kecil yang melayani atau
menjual makanan ringan dan minuman, kafe biasanya digunakan untuk rileks
(Kamus Besar Bahasa Indonesia 432)
3. Live Music
Live Music jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya Pertunjukan
Musik secara langsung.
Jadi pengertian Gorontalo Café Live Music secara keseluruhan yaitu suatu
tempat hiburan masyarakat yang menyajikan minuman dan makanan ringan serta
pertunjukan musik secara langsung yang terletak di Provinsi Gorontalo.
8
B. Fungsi dan Kegiatan
Adapun fungsi dari Café Live Music ini yaitu menjadi suatu wadah bagi
masyarakat khususnya yang berada di daerah kota Gorontalo sebagai tempat
hiburan yang nyaman dan rekreatif, serta dapat menjadi tempat untuk para pemain
musik mengapresiasikan kemampuannya dalam bermusik.
C. Struktur Organisasi
DIREKTUR
SEKRETARIS BENDAHARA KEP. TEKNISI
KASIR PELAYAN PEKERJA SATPAM
Gambar 2.1 Struktur Organisasi
9
D. Hasil Studi Objek Rancangan
1. Tinjauan Arsitektur Untuk Cafe
a. Teori Tentang Sirkulasi Kafe
Sirkulasi antara pengunjung dan karyawan tidak boleh bersilangan.
Bersilangan ialah jika sirkulasi antara pelayan dan pengunjung saling bertemu
tanpa adanya sirkulasi alternatif lainnya, sehingga bisa terjadi peristiwa saling
menunggu atau bertabrakan antara pengguna (Panero dan Zelnik,2003:229)
Hal yang harus diperhatikan dalam desain layout sebuah restoran/kafe
adalah:
1. Direction (arah)
Gambar 2.2 Jarak Bersih SirkulasiSumber : Panero,Zelnik (2003 p.229)
Gambar 2.3 Pengarahan JalanSumber : Suptandar (1998, p.115)
10
2. Flow
Sebuah tujuan penting dari proses desain adalah untuk mengoptimalkan
flow yang meliputi jarak, kapasitas, kecepatan, dan arah. Pola flow dihasilkan oleh
pelanggan atau konsumen, karyawan, makanan, meja-kursi makan dam
pelayanan.
3. Distance (Jarak)
Selain memperhatikan jarak antar ruang, dalam desain interior restoran
juga harus memperhatikan jarak yang akan terjadi antar individu. Distance zone,
dimana merupakan petunjuk yang jauh untuk rencana perancangan lingkungan,
adalah sebagai berikut:
Public Distance: 12 feet dan seterusnya (>365,8cm)
Hal ini meliputi jarak yang akan didapatkan saat memasuki restoran dengan
plafon tinggi atau lobi yang luas. Public distance meliputi pendangan untuk
berjalan ke area makan atau ketika memasuki area pengambilan makanan di
dapur.
Social Distance: 4 - 12 feet (121,9cm – 365,8cm)
Pelanggan merasakan social distance ketika mereka melihat layar televisi
disebuah bar, pertunjukan di klub malam, atau staf pelayanan yang sibuk
bekerja di restoran. Sama juga dengan staf dapur yang merasakan bahwa
mereka terlihat oleh pelanggan yang berjalan melewati dapur.
Personal Distance: 18inch – 4 feet (45,72 – 121,9cm)
Perasaan pada jarak ini misalnya ketika berbicara pada teman makan
diseberang meja.
11
Intimate Distance: Kontak fisik – 18inch (<45,72)
Perasaan ketika cukup dekat untuk bersentuhan dengan teman makan, seperti
ketika duduk bersampingan di sebuah sofa. Seringkali terasa “crowded
feeling” ketika kursi makan yang diduduki ditabrak oleh karyawan yang lewat
(Baraban dan Durocher 60)
Sirkulasi mengarah dan membimbing perjalanan atau apak yang terjadi
dalam ruang. Sirkulasi member kesinambungan pada pengunjung terhadap fungsi
ruang, antara lain dengan penggunaan tanda-tanda pada ruang sebagai penunjuk
arah jalan tersendiri. Dibawah ini adalah arah sirkulasi berdasarkan pada
penempatan dan bukaan pintu.
Pengarahan atau pembimbingan jalan dapat diperkuat dengan peletakan
pintu-pintu, permainan lantai, permainan plafon/langit-langit, permainan dinding,
Gambar 2.4 Zona JarakSumber : Ching (1996, p.63)
Gambar 2.5 Sirkulasi berdasarkan penempatan pintuSumber : Suptandar (1998, p.115)
12
lampu-lampu/penyinaran, gambar-gambar atau lukisan-lukisan warna dan benda-
benda dalam ruang (Suptandar,1999:115)
b. Pembagian Ruang Kafe
Pada sebuah kafe terdapat pembagian ruang antara lain:
a. Area Makan yaitu tempat untuk menikmati hidangan makanan dan minuman
ringan berupa:
Hot Drink seperti: Coffe, Black Coffe, Chocolate
Cold Drink seperti: Ice Coffe, Soft Drink, Ice Tea
Cold Food seperti: Cake, Salad, Cemilan Ringan
Hot Food seperti: Sup Ayam dan Steak
Persyaratan untuk luas area makan:
1. 1,2 – 1,4 m2 perorangan dan dilayani oleh pelayan.
2. 0,83 m2 perorangan, makanan yang disajikan terbatas dan dirancang menurut
pola yang ada (Soekresno 36)
Area makan harus:
Peletakan sebuah meja sebaiknya berdekatan dengan tiang atau kolom jika
berada di tengah ruangan.
Pintu masuk tidak bersilangan dengan jalur pelayanan.
Antara tempat duduk yang satu dengan tempat duduk yang membelakangi
merupakan gang atau disebut jalur pelayanan dengan jarak 1350 mm sebagai
jalur maksimum 2 pramusaji.
Pergeseran maju mundur kursi antara 100 – 200 mm untuk kebutuhan duduk.
Pergeseran mundur kursi untuk pelanggan berdiri 300 mm.
13
Tempat tangga pelayan tidak terletak pada tempat yang mengganggu
pengunjung (Soekresno 39)
b. Bar yaitu tempat menikmati minuman berupa hot drink, coctail, dan jenis
minuman yang dicampur oleh bartender seperti wiski, chivas, vodka, dan wine.
Terdapat bangku tinggi, merapat dinding meja, pengunjung dapat menikmati
minuman pembangkit selera dan sekaligus untuk koordinasi karyawan.
Jarak duduk pada meja bar antara orang yang satu dengan yang lain 75 mm.
c. Lounge yaitu tempat tunggu sementara di bagian kafe.
d. Kasir, terletak dekat dengan bar karena letaknya mudah dijangkau oleh pelayan,
sehingga mudah dalam pencapaiannya (Soekresno 39)
c. Perabot Kafe
Pemilihan desain perabot merupakan pencerminan kepribadian seseorang.
Penyusunan perabot harus disesuaikan dengan kebutuhan guna kenyamanan si
pemakai sedangkan fungsi perabot tidak bisa dipisahkan dengan faktor estetika
dan ergonomi.
Desain perabot terbagi 2 kategori yaitu:
1. Perabot yang berbentuk kotak (case) termasuk chests, meja, lemari dan kursi
yang tidak mempunyai pelapis, tipe semacam ini di Indonesia mesih terbuat
dari kayu walaupun bahan-bahan lain makin bertambah popular.
2. Perabot yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya atau
sebagian diberi pelapis (Suptandar,1999)
Manusia adalah faktor utama yang mempengaruhi bentuk, proporsi dan
skala perabot. Untuk memperoleh manfaat dan kenyamanan dalam melaksanakan
14
tugas kita perabot harus dirancang pertama-tama agar tanggap dan sesuai dengan
ukuran kita, jarak bebas yang diperlukan oleh pola aktifitas kita dan sifat aktifitas
yang kita jalani (Ching,2000)
Seating (tempat duduk)
Elemen pertama yang berhubungan langsung dengan tubuh ketika pengunjung
diarahkan pada meja adalah tempat duduk. Permukaan dan bentuk tempat duduk,
ketinggian lebarnya, posisi relatifnya terhadap meja (jarak dari meja dan
permukaan meja), jaraknya dengan tempat duduk lain, serta relasi visualnya
dengan dengan desain ruangan mempengaruhi persepsi pengunjung. Tipe tempat
duduk yang berbeda membuat kesan yang berbeda. Tempat duduk juga dapat
dipilih untuk sebuah tema (Baraban dan Durocher 104)
Untuk memudahkan pengaturan meja dengan jumlah tempat duduk sesuai
dengan pesanan dalam satu meja, restoran perlu memiliki fasilitas meja dengan
Gambar 2.6 Dimensi Tubuh Manusia Saat DudukSumber : Ching (1996, p.62)
15
berbagai ukuran dan bentuk yaitu meja bundar dan meja empat sisi. Jalur
pelayanan antara tempat duduk satu dengan yang membelakangi merupakan gang
atau jalur pelayanan dengan jarak 1350 mm. Panjang meja untuk 2 pengunjung
850 mm. Ukuran dan tata letak:
1. Tinggi kursi secara keseluruhan sampai dengan sandaran 900 mm.
2. Tinggi kursi sampai bagian yang diduduki 450 mm.
3. Panjang dan lebar kaki kursi 450 x 450 mm.
4. Luas meja relatif dapat disesuaikan dengan banyak atau sedikitnya tempat
duduk.
5. Jarak kursi yang satu dengan yang membelakangi 1350 mm untuk 2 jalur
pramusaji atau 900 mm untuk 1 pramusaji (Soekresno 39)
Seating Material
Perabot berbahan besi tempa adalah pilihan untuk digunakan di outdoor.
Perabot berbahan besi tempa memiliki ketahanan tinggi dan dapat dilapisi
dengan berbagai warna cat. Perabot dengan bahan ini dapat digabungkan
dengan dekorasi lain seperti dengan tambahan alas duduk, sandaran
punggung, kursi dan bahan ini dapat menjadi cukup nyaman (Baraban dan
Durocher 105)
Structure
Ukuran dan lendutan (baik pada alas duduk ataupun sandaran) kursi
mempengaruhi kenyamanan konsumen. Tempat duduk dapat mempercepat
rata-rata pergantian pengunjung (Baraban dan Durocher 106)
16
Special Features
Berat dari tempat duduk yang dapat dipindahkan, selain mengarah pada citra
restoran secara keseluruhan, juga juga mengarah pada operasional restoran yang
tidak berat memudahkan konsumen untuk menggerakkannya maju atau mundur
dari meja. Kursi yang berat memberikan kesan elegan atau mewah, yang
menyesuaikan pada beberapa setingan ruangan (Baraban dan Durocher 106)
Seating Layout
Tempat duduk dapat menciptakan perasaan keintiman. Variasi peletakan
tempat duduk menawarkan pilihan untuk suasana yang lebih intim atau terbuka,
serta mempengaruhi jumlah tempat duduk yang dapat diletakkan dalam ruangan
(Baraban dan Durocher 107)
Gambar 2.7 Dimensi standar untuk aktivitas makanSumber : Ching (1996, p.65)
17
Table and Table Tops
Meja adalah visual focal point sebuah restoran. Ukuran, bentuk, material
permukaannya adalah komponen paling penting untuk dipertimbangkan ketika
memilih meja untuk restoran. Ukuran juga berhubungan dengan jumlah benda-
benda yang akan diletakkan di meja dan ukuran piring yang dipergunakan
(Baraban dan Durocher 108)
Gambar 2.8 Pengaturan meja secara paralelSumber : Neufert (2002, p.120)
Gambar 2.9 Pengaturan meja secara diagonalSumber : Neufert (2002, p.120)
Gambar 2.10 Area Operasional dan TamuSumber : Neufert (2002, p.119)
18
2. Studi Komparasi
a. Hard Rock Café Jakarta
Hard Rock Café Jakarta adalah sebuah kafé yang terletak di Plasa
Indonesia Jakarta Pusat. Kafé ini hadir di Jakarta pada tahun 1992. Hard Rock
Café Jakarta juga menjadi salah satu icon penting di dunia musik Indonesia dan
menjadi sebuah kafé yang mampu bertahan selama 13 tahun dengan menu
andalan yang sama sejak tahun 1992.
Bentuk bangunan modern minimalis dapat terlihat dari bentuk eksteriornya
dan pengaturan tata interiornya, pemilihan warna-warna yang memberi kesan
modern seperti warna silver, kuning, dan orange, penggunaan material kaca dan
almunium composite juga sangat terlihat pada eksteriot bangunan ini.
Dengan fasilitas live music-nya, pengaturan interior yang dibuat agar
pengunjung dapat menikmati live music dari sisi mana saja di dalam ruangan,
serta akustik yang tertata dengan baik menjadikan tempat ini tidak pernah sepi
Gambar 2.11 Dimensi Optimum Permukaan Meja MakanSumber : Panero Zelnik (2003, p.219)
pengunjung serta
Internasional dan tampil di panggung musik yang terdapat di area Hard
Jakarta ini (www.hardrock.com
Untuk pencahayaan pada k
pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari, yaitu berupa lampu
doenlight yang tidak terlalu terang serta lampu
lukisan, dan lampu sorot ke panggung
Gambar 2.
Gambar 2.
pengunjung serta telah didatangi berbagai artis dalam negeri maupun
Internasional dan tampil di panggung musik yang terdapat di area Hard
www.hardrock.com)
Untuk pencahayaan pada kafé ini sendiri menggunakan pencahayaan alami
pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari, yaitu berupa lampu
doenlight yang tidak terlalu terang serta lampu -lampu hiasan pada dinding,
lukisan, dan lampu sorot ke panggung
Gambar 2.13 Interior Hard Rock Café Jakarta
Gambar 2.12 Panggung Live Music Hard Rock CaféJakarta
19
telah didatangi berbagai artis dalam negeri maupun
Internasional dan tampil di panggung musik yang terdapat di area Hard Rock Café
menggunakan pencahayaan alami
pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari, yaitu berupa lampu
lampu hiasan pada dinding,
2 Panggung Live Music Hard Rock Café
b. Classic Rock Café Bandung
Classic Rock Café berdiri pertama kali pada bulan April 2003 dan
berlokasi di jalan Trunojoyo Bandung. Selama 3 tahun berdiri, telah mendapat
sambutan yang sangat antusias dari para penggema
maupun muda di kota Bandung. Atmosfir yang dikemas adalah memang untuk
para penggemar musik Classic Rock, namun kalangan awam
menikmati nuansa interior Classic Rock era tahun ’60 sampai ’80 an.
Ditempat yang baru yaitu
November 2006, nuansa Classic Rock jauh lebih kental. Setiap sudut ruangan
tidak lepas dari interior yang berkarakter Classic Rock. Mulai dari meja yang
bernamakan grup-grup Classic Rock lengkap dengan foto
disetiap sudut, memorabilia, sampai dengan menu
menggunakan nama judul lagu terkenal, semua ada disana.
Gambar 2.
. Classic Rock Café Bandung
Classic Rock Café berdiri pertama kali pada bulan April 2003 dan
berlokasi di jalan Trunojoyo Bandung. Selama 3 tahun berdiri, telah mendapat
sambutan yang sangat antusias dari para penggemar Rock, baik kalangan tua
maupun muda di kota Bandung. Atmosfir yang dikemas adalah memang untuk
para penggemar musik Classic Rock, namun kalangan awam
menikmati nuansa interior Classic Rock era tahun ’60 sampai ’80 an.
Ditempat yang baru yaitu di jalan Lembong no. 1 Bandung sejak bulan
November 2006, nuansa Classic Rock jauh lebih kental. Setiap sudut ruangan
tidak lepas dari interior yang berkarakter Classic Rock. Mulai dari meja yang
grup Classic Rock lengkap dengan foto -fotony
disetiap sudut, memorabilia, sampai dengan menu -menu yang semuanya
menggunakan nama judul lagu terkenal, semua ada disana.
Gambar 2.14 Eksterior Hard Rock Café Jakarta
20
Classic Rock Café berdiri pertama kali pada bulan April 2003 dan
berlokasi di jalan Trunojoyo Bandung. Selama 3 tahun berdiri, telah mendapat
r Rock, baik kalangan tua
maupun muda di kota Bandung. Atmosfir yang dikemas adalah memang untuk
para penggemar musik Classic Rock, namun kalangan awam -pun dapat
menikmati nuansa interior Classic Rock era tahun ’60 sampai ’80 an.
di jalan Lembong no. 1 Bandung sejak bulan
November 2006, nuansa Classic Rock jauh lebih kental. Setiap sudut ruangan
tidak lepas dari interior yang berkarakter Classic Rock. Mulai dari meja yang
fotonya, poster-poster
menu yang semuanya
Tema klasik sangat terasa pada pengaplikasian dari eksterior bangunan ini,
dapat dilihat dari bentuknya yang sangat artistik
berbentuk badan gitar, serta pemilihan warna
muda, cokelat tua, dan hitam.
sebagian besar terbuat dari dinding bata.
dan gambar-gambar, juga dari segi pencahayaan yang apik, menjadikan Classic
Rock Café begitu artistic dan
termasuk penempatan koleksi patung
sangat terasa pada pengaplikasian dari eksterior bangunan ini,
i bentuknya yang sangat artistik , seperti pintu masuk yang
berbentuk badan gitar, serta pemilihan warna -warna yang klasik seperti cokelat
muda, cokelat tua, dan hitam. Material yang digunakan untuk dinding juga
sebagian besar terbuat dari dinding bata. Penempatan dari meja
gambar, juga dari segi pencahayaan yang apik, menjadikan Classic
Rock Café begitu artistic dan semuanya tidak terlepas dari nuansa
termasuk penempatan koleksi patung-patung memorabilia.
Gambar 2.15 Classic Rock Café Bandung
Gambar 2.16 Interior Classic Rock Cafe
21
sangat terasa pada pengaplikasian dari eksterior bangunan ini,
, seperti pintu masuk yang
warna yang klasik seperti cokelat
l yang digunakan untuk dinding juga
Penempatan dari meja-meja, foto-foto
gambar, juga dari segi pencahayaan yang apik, menjadikan Classic
semuanya tidak terlepas dari nuansa Classic Rock
Ruang Balcony
tidak mengurangi kenikmatan dalam menonton
terletak dibawah.
Penempatan stage
Café begitu hidup. Baik dari segi
dapat melihat secara leluasa grup
duduk, bar bahkan di area Balkon.
Classic Rock Café juga memanjakan penggemar
adanya fasilitas Mini Music Library, Collector’s Corner, Mini Cinema, Music
Movie Program, dan tentunya
format tertentu setiap harinya. Ruangan Bioskop berkualitas dilengkapi dengan
sofa dan meja yang nyaman dengan kapasitas sampai 10 orang
(www.classicrockcafe.co.id
Balcony dengan sofa dan meja yang nyaman untuk bersantai dan
tidak mengurangi kenikmatan dalam menonton Live Music Rock
stage yang tepat, menjadikan Live Rock Band
Café begitu hidup. Baik dari segi Sound System yang apik, juga memungkinkan
dapat melihat secara leluasa grup-grup favorit dari segala sudut, mulai tempat
duduk, bar bahkan di area Balkon.
Classic Rock Café juga memanjakan penggemar Classic Rock
Mini Music Library, Collector’s Corner, Mini Cinema, Music
dan tentunya Live Band khusus lagu-lagu Classic Rock dengan
format tertentu setiap harinya. Ruangan Bioskop berkualitas dilengkapi dengan
sofa dan meja yang nyaman dengan kapasitas sampai 10 orang
www.classicrockcafe.co.id)
Gambar 2.17 Balkon Classic Rock Cafe
22
dengan sofa dan meja yang nyaman untuk bersantai dan
Live Music Rock pada stage yang
Live Rock Band Classic Rock
yang apik, juga memungkinkan
favorit dari segala sudut, mulai tempat
Classic Rock dengan
Mini Music Library, Collector’s Corner, Mini Cinema, Music
lagu Classic Rock dengan
format tertentu setiap harinya. Ruangan Bioskop berkualitas dilengkapi dengan
sofa dan meja yang nyaman dengan kapasitas sampai 10 orang
Kesimpulan yang dapat
a. Hard Rock Café
1. Hard Rock café;
sehingga mudah
2. Bertema modern
digunakan pada
serta bentuk
modern seperti
3. Pengaturan interior
dapat melihat
4. Memanfaatkan
menggunakan
b. Classic Rock Café
1. Menggunakan
eksteriornya yang
2. Interior yang
meja-meja yang
dapat diambil dari dua studi komparasi diatas yaitu:
Jakarta
café; mempunya lokasi strategis yaitu di pusat
mudah untuk dikenali serta akses pencapaiannya-
modern minimalis, hal ini dapat dilihat dari
pada eksteriornya yaitu berupa kaca dan alumunium
bangunan yang simple dan pemilihan warna
seperti abu-abu, silver, kuning, dan orange.
interior yang diatur sedemikian rupa sehingga
pertunjukan live music dari sisi mana saja.
Memanfaatkan jendela kaca untuk pencahayaan alami pada
menggunakan pencahayaan buatan pada malam hari.
Café Bandung
Menggunakan tema klasik sesuai dengan namanya, dapat
yang artistik.
bernuansa classic Rock era ’60 sampai ‘80an,
yang bernamakan grup-grup classic rock, pajangan
Gambar 2.18 Mini Cinema di Classic Rock Cafe
23
yaitu:
pusat kota Jakarta
-pun tidak sulit.
dari material yang
alumunium composite,
warna-warna yang
sehingga pengunjung
pada siang hari dan
dilihat juga dari
‘80an, mulai dari
pajangan atau foto-
24
foto band rock di dinding, ditambah dengan perpaduan warna interior dan
pencahayaan yang sangat klasik seperti warna cokelat tua, cokelat muda,
hitam dan agak merah.
3. Terdapat balkon dengan sofa yang bersifat lebih privasi namun masih bisa
menikmati pertunjukan live music yang ada di bawah.
4. Memiliki fasilitas penunjang seperti mini cinema dengan kapasitas 10
orang, mini music library, collector’s corner, dan music movie program.