bab ii tinjauan materi a. konsep dasar keluarga 1. pengertian

44
6 BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian Istilah keluarga didefinisikan berbeda-beda tergantung dari orientasi teoritis yang digunakan. Secara umum, keluarga didefinisikan sebagai unit sosial ekonomi terkecil dalam masyaakat yang merupakan landasan dasar dari semu institusi. Keluarga merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan dan adopsi. Untuk lebih detail mengenai batasan keluarga, berikut ini dihimpun beberapa pandangan menurut para ahli. a. Logan’s Keluarga adalah sebuah sistem social dan kumpulan dari beberapa komponen yang saling berintraksi satu dengan yang lainnya b. Depkes RI (2012) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan dalam keadaan saling ketergantungan (dalam Andarmoyo, 2012). c. Allender dan Spradley (2011) Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas (dalam Tantut, 2012). 2. Jenis/Tipe keluarga Secara umum, tipe keluarga dibagi menjadi dua yaitu keluarga tradisional dan keluarga modern (nontradisional). a. Keluarga Tradisional Tipe keluarga tradisional menunjukan sifat-sifat homogen, yaitu keluarga yang memiliki struktur tetap dan utuh. Tipe keluarga ini merupakan yang paling umum kita temui di mana saja, terutama di negara-negara Timur menjunjung tinggi norma-norma.

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

6

BAB II

TINJAUAN MATERI

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian

Istilah keluarga didefinisikan berbeda-beda tergantung dari orientasi

teoritis yang digunakan. Secara umum, keluarga didefinisikan sebagai

unit sosial ekonomi terkecil dalam masyaakat yang merupakan

landasan dasar dari semu institusi. Keluarga merupakan kelompok

primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan

interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan dan

adopsi.

Untuk lebih detail mengenai batasan keluarga, berikut ini dihimpun

beberapa pandangan menurut para ahli.

a. Logan’s

Keluarga adalah sebuah sistem social dan kumpulan dari beberapa

komponen yang saling berintraksi satu dengan yang lainnya

b. Depkes RI (2012)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di

suatu tempat di bawah satu atap dan dalam keadaan saling

ketergantungan (dalam Andarmoyo, 2012).

c. Allender dan Spradley (2011)

Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama,

sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam

interelasi sosial, peran dan tugas (dalam Tantut, 2012).

2. Jenis/Tipe keluarga

Secara umum, tipe keluarga dibagi menjadi dua yaitu keluarga

tradisional dan keluarga modern (nontradisional).

a. Keluarga Tradisional

Tipe keluarga tradisional menunjukan sifat-sifat homogen, yaitu

keluarga yang memiliki struktur tetap dan utuh. Tipe keluarga ini

merupakan yang paling umum kita temui di mana saja, terutama di

negara-negara Timur menjunjung tinggi norma-norma.

Page 2: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

7

Ada beberapa ciri atau tipe keluarga tradisional, sebagai berikut.

1) The nuclear family (Keluarga Inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak tinggal dalam

satu rumah. Dalam keeharian, anggota keluarga inti hidup

bersama dan saling menjaga. Mereka adalah ayah, ibu, dan

anak-anak

2) The dyad (Pasangan Inti)

Tipe keluarga ini biasanya terjadi pada sepasang suami istri

yang baru menikah. Mereka telah membina rumah tangga

tetapi belum dikaruniai anak atau keduanya bersepakat untuk

tidak memiliki anak lebih dulu. Akan tetapi jika di kemudian

hari memiliki anak, maka status tipe keluarga ini menjadi

keluarga inti.

3) The extended family (Keluarga Besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama

dalam satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante,

orangtua (kakeknenek), keponakan. Keluarga besar cenderung

tidk hidup bersama-sama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

disebabkan karena keluarga besar merupakan gabungan dari

beberapa keluarga inti yang bersumbu dari satu keluarga inti.

Satu keluarga memiliki beberapa anak, lalu anak-anaknya

menikah dan memiliki anak, lalu anak-anaknya menikah dan

memiliki anak, an kemudian menikah lagi dan memiliki anak

pula.

4) The single-parent family

Single parent adalah kondisi sesorang tidak memiliki

pasangan lagi. Hal ini bisa di sebabkan karna perceraian atau

meninggal dunia. Jika ia sendirian, maka tidak bisa dikatakan

sebagai keluarga meski sebelumnya pernah membina rumah

tangga.

5) Keluarga Single Adult (Bujang Dewasa)

Page 3: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

8

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri

karena pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti:

perceraian atau ditinggal mati.

b. Non Tradisional

Keberadaan keluarga modern merupakan bagian dari

perkembangan sosial di masyarakat. Banyak faktor yang

melatarbelakangi kenapa muncul keluarga modern. Salah satu

faktor tesebut adalah munculnya kebutuhan berbagi dan berkelurga

yang tidak hanya sebatas keluarga inti.

c. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak dari

hubungan tanpa nikah. Kehidupan seorang ibu bersama anaknya

tanpa pernikahan inilah yang kemudian masuk dalam kategori

keluarga.

d. The stepparent family

Keluarga dengan orangtua tiri. Dengan berbagai alasan, dewasa ini

kita temui seorang yang sudah memiliki anak maupun belum.

Kehidupan anak dengan orang tua tirinya inilah yang dimaksud

dengan the stepparent family.

e. Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada

hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber

dan fasilitas yang Sama, pengalaman yang Sama; sosialisasi anak

dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.

f. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa

melalui pernikahan. Seseorang memutuskan untuk hidup bersama

dengan pasangannya. Namun dalam waktu yang relatif singkat,

Page 4: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

9

seseorang itu kemudian berganti pasangan lagi dan tetap tanpa

hubungan pernikahan.

g. Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama

sebagaimana marital partners‟.

h. Cohabitating family

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan

karena beberapa alasan tertentu. Misalnya dalam perantauan, karna

merasa satu negara

i. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga

bersama, yang saling merasa menikah satu dengan yang lainnya,

berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anak.

j. Group nework family

Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup

berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang

rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab

membesarkan anak.

k. Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orangtua

anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga yang aslinya.

l. Homeless family

Keluarga yang berbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang

permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan

keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

m. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda

yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai

Page 5: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

10

perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam

kehidupannya.

3. Struktur dalam Keluarga

Struktur ini didasarkan pada perorganisasian dalam keluarga, baik dari

sisi perilaku maupun pola hubungan antara anggota keluarga.

Hubungan yang terjadi ini bisa sangat kompleks, tidak terbatas pada

anggota keluarga tertentu, bahkan bisa melebar hingga keluarga besar,

yang saling membutuhkan, memiliki peran dan harapan yang berbeda.

a. Pola komunikasi keluarga

Pola interaksi yang berfungsi dalam keluarga memiliki karakteristik:

a. Terbuka, jujur, berpikiran positif, dan selalu berupaya

menyelesaikan konflik keluarga; b. Komunikasi berkualitas antara

pembicaraan dan pendengaran. Dalam pola komunikasi, hal ini biasa

disebut dengan stimulus-respons. Dengan pola komunikasi yang

berfungsi dengan baik ini, penyampaiaan pesan (pembicaraan) akan

mengemukakan pendapat, meminta dan menerima umpan balik.

b. Struktur Peran

Struktur peran murupakan serangkaian perilaku yang diharapkan

sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Bapak berperan sebagai

kepala rumah tangga, ibu berperan dalam wilayah domestik, anak

dan lain sebagainya memiliki peran masing-masing dan diharapkan

saling mengerti dan mendukung.

c. Struktur Kekuatan

Struktur kekuatan keluarga menggambarkan adanya kekuasaan

atau kekuatan dalam sebuah keluarga yang digunakan untuk

mengendalikan dan memengaruhi anggota keluarga. Kekuasaan ini

terdapat pada inividu di dalam keluarga untuk mengubah perilaku

anggotanya ke arah positif, baik dari sisi perilaku maupun

kesehatan. Ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya struktur

kekuatan keluarga.

1) Legitimate power (kekuatan/wewenang yang sah)

Page 6: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

11

Dalam konteks keluarga, kekuatan ini sebenarnya tumbuh

dengan sendiri karena ada hierarki yang merupakan

konstruk masyarakat kita. Seseorang kepala keluarga

adalah pemegang kekuatan interaksi dalam keluarga. Ia

memiliki hak untuk mengontrol tingkah laku anggota

keluarga lainnya, terutama pada anak-anak.

2) Referent power

Dalam masyarakat kita, orangtua adalah panutan utama

dalam keluarga, terlebih posis ayah sebagai kepala

keluarga. Apa yang dilakukan ayah akan menjadi contoh,

baik oleh pasangannya maupun anak-anaknya.

3) Reward power

Kekuasaan penghargaan berasal dari adanya harapan bahwa

orang yang berpengaruh dan dominan akan melakukan

sesuatu yang positif terhadap ketaatan seseorang.

4) Coercive power

Ancaman dan hukuman menjadi pokok dalam membangun

kekuatan keluarga mendefinisikan kekuatan ini sebagai

kekuasaan.

4. Peran Keluarga

Peranan keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh

seseorang dalam konteks keluarga. Sehingga peran keluarga

menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan

yang berhubungan dengan individu dalam posisi dalam situasi tertentu.

Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Setiap anggota

keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain adalah:

a. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung/ pengayom, pemberi rasa

Page 7: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

12

aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagi anggota

masyarakat kelompok sosisal tertentu.

b. Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-

anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah

tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok

sosial tertentu.

c. Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual (Setiadi, 2008).

5. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman, Bowden, & Jones (2003) (dalam

Tantut, 2012) dibagi menjadi lima, yaitu:

a. Fungsi afektif dan koping: keluarga memberikan kenyamanan

emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas

dan mempertahankan saat terjadi stress.

b. Fungsi sosialisasi: keluarga sebagai guru, menanamkan

kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping; memberikan

feedback; dan memberikan petunjuk dalam memecahkan masalah.

c. Fungsi reproduksi: keluarga melahirkan anak.

d. Fungsi ekonomi: keluarga memberikan finansial untuk anggota

keluarganya dan kepentingan di masyarakat.

e. Fungsi fisik atau perawatan kesehatan: keluarga memberikan

keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk

penyembuhan dari sakit.

6. Tahapan Perkembangan dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai dengan kurun waktu

tertentu yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama

berbeda dengan keluarga dengan remaja. Menurut Rodgers (Friedman,

Page 8: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

13

1998), meskipun setiap keluarga melalui tahap perkembangannya

secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang

sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas atau fungsi

keluarga agar dapat melalui tahap tersebut dengan sukses. Tahap-tahap

perkembangan keluarga yang paling banyak digunakan untuk keluarga

inti dengan dua orang tua adalah delapan tahap siklus kehidupan

keluarga dari Duvall (1977):

a. Tahap I Pasangan Baru (Keluaraga Baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki

(suami) dan wanita (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan

yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing dan yang

berakhir ketika lahirnya anak pertama. Dua orang yang membentuk

keluarga perlu mempersiapkan kehidupan keluarga yang baru

karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi

dalam kehidupan sehari-hari. Tugas perkembangan pada tahap

pasangan baru adalah:

b. Membina hubungan intim yang memuaskan, yaitu pemenuhan

kebutuhan psikologis suami dan istri. Suami maupun istri perlu

saling memerhatikan, menciptakan komunikasi terbuka dan

menyenangkan, serta saling menghargai dan menghormati

keberadaannya (fungsi afektif keluarga).

c. Membina hubungan persaudaraan secara harmonis, suami maupun

istri harus saling menjalin hubungan dengan keluarga pasangannya

sehingga terbentuk interak si sosial yang harmonis (fungsi

sosialisasi keluarga).

d. Mendiskusikan rencana memiliki anak, pasangan suami istri harus

mulai merencanakan, kapan dimulainya kehamilan sampai berapa

anak yang diinginkan dengan mempertimbangkan kemampuan

yang dimiliki (fungsi perawatan anak secara fisik, psikologis

maupun sosial dan fungsi ekonomi) (diadaptasi dari Tantut (2012),

Andarmoyo (2012)).

Page 9: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

14

1) Tahap II keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)

Dimulai dari lahirnya anak pertama sampai dengan anak berusia

30 bulan atau 2, 5 tahun. Kehadiran bayi pertama ini akan

menimbulkan suatu perubahan yang besar dalam kehidupan

rumah tangga. Kelahiran anak pertama merupakan pengalaman

keluarga yang sangat penting dan sering merupakan krisis

keluarga. Masalah-masalah yang lazim ditemukan pada tahap

ini adalah:

a) Suami merasa diabaikan.

b) Terdapat peningkatan perselisihan dan argument antara suami

dan istri.

c) Interupsi dalam jadwal yang kontinu.

d) Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.

Oleh karena itu, keluarga dituntut untuk mampu beradaptasi

terhadap peran baru yang dimilikinya dan harus mampu

melaksanakan tugas dari peran baru tersebut. Tugas

perkembangan pada tahap child bearing adalah:

(1) Persiapan menjadi orang tua, yaitu keluarga mulai

mengintegrasi bayi ke dalam kehidupan keluarga sehingga

keluarga mulai memainkan peran sebagai orangtua. Bayi

membutuhkan perhatian besar untuk pertumbuhan dan

perkembangannya.

(2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran,

interaksi, hubungan seksual dan kegiatan, keluarga perlu

mengidentifikasi tugas perkembangan pribadi dan perannya

sebagi orangtua. Hal ini dibutuhkan agar tidak terjadi

penyimpangan dalam menjalankan tugasnya, serta

membantu menyelesaikan tugas yang dibebankan.

(3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

pasangan, Hubungan yang kokoh dan bergairah sangat

Page 10: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

15

penting bagi stabilitas dan moral keluarga. (Diadaptasi dari

Tantut (2012), Andarmoyo (2012))

2) Tahap III keluarga dengan anak Prasekolah

Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan

berakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini kesibukan

akan bertambah sehingga menuntut perhatian yang lebih banyak

dari orangtua. Orangtua adalah arsitek keluarga sehingga

orangtua harus merancang dan mengarahkan perkembangan

keluarga agar dapat semakin memperkokoh kemitraan dan

perkawinan mereka (dalam Tantut (2012), Andarmoyo (2012)).

Tugas perkembangan pada tahap prasekolah:

a) Memenuhi Kebutuhan anggota keluarga seperti tempat

tinggal, privasi dan rasa aman Membantu anak untuk

bersosialisasi.

b) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara anak

yang lain juga harus terpenuhi.

c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam

maupun diluar keluaga (keluarga lain dan lingkungan

sekitar).

d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.

e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.

f) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang

anak (dalam Tantut, 2012).

3) Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai saat anak berusia 6 tahun dan mulai masuk

sekolah dasar dan berakhir pada usia 12 tahun. Keluarga perlu

membantu meletakan dasar penyesuaian diri anak dengan teman

sebaya. Tugas perkembangan pada tahap anak usia sekolah

adalah:

Page 11: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

16

a) Membantu sosialisasi anak: tetanga, sekolah dan

lingkungan, kegiatan mendorong anak untuk mencapai

pengembangan daya intelektual, menyediakan aktivitas

untuk anak dan membantu sosialisasi anak keluar rumah

merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh orangtua.

b) Mempertahankan keintiman pasangan, saat ini hubungan

perkawinan sering mengalami penurunan.orangtua lebih

fokus pada karir dan pendidikan anak.

c) Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga, keluarga

perlu menyediakan kebutuhan gizi bagi anggota

keluarganya. Keluarga perlu pula menyediakan kebutuhan

anak akan kesehatan terutama kesehatan kulit dan gigi.

(Diadaptasi dari Tantut (2012), Andarmoyo (2012))

4) Tahap V keluarga dengan Remaja

Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan

berakhir pada 6-7 tahun kemudian. Tahap ini merupakan tahap

yang paling sulit, karena orangtua melepas otoritasnya dan

membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali

muncul konflik antara orangtua dan remaja karena anak

menginginkan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya

sementara orangtua mempunyai hak untuk mengontrol. Tugas

perkembangan pada tahap remaja adalah:

a) memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung

jawab, orangtua harus mempercayai anak agar mandiri

secara prematur, dengan mengabaikan kebutuhan

ketergantungannya.

b) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga,

pada masa ini anak telah lebih bertanggung jawab

terhadap diri sendiri sehingga pasangan suami istri akan

lebih banyak waktu untuk dapat meniti karir atau

menciptakan kesenangan perkawinan.

Page 12: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

17

c) Mempertahankan komunikasi terbuka.

d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh

kembang keluarga, meskipun peraturan dalam keluarga

perlu diubah, etika dan standar moral keluarga perlu

dipertahankan oleh orangtua, sementara remaja mencari

nilai dan keyakinan mereka sendiri (dalam Tantut, (2012)

& Andarmoyo, (2012)).

5) Tahap VI keluarga dengan dewasa awal

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan

rumah dan berakhir saat anak terakhir meninggalkan rumah.

Keluarga menyiapkan/ membantu anak tertua dalam

melepaskan diri untuk membentuk keluarga sendiri dan tetap

membantu anak terakhir/yang lebih kecil untuk mandiri. Tugas

perkembangan pada tahap dewasa awal adalah:

a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

b) Mempertahankan keintiman pasangan.

c) Membantu orangtua suami/isteri yang memasuki

lansia. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah

tangga (Dalam Tantut, 2012).

6) Tahap VII keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai saat anak terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan.

Atau pada saat orangtua berusia 45-55 tahun dan berakhir 16-

18 tahun kemudian. Tugas perkembangan pada tahap usia

pertengahan adalah:

a) Mempertahankan kesehatan

b) Mempertahankan hubungan sebaya dan anak-anak

c) Memperkokoh hubungan perkawinan (Dalam Tantut, 2012

dan andarmoyo, 2012).

7) Tahap VIII keluarga Lansia

Page 13: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

18

Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana, dimulai ketika

salah satu atau ke dua pasangan pensiun, sampai salah satu

pasangan meninggal dan berakhir ketika ke dua pasangan

meninggal. Proses lanjut usia dan pensiun merupakan realitas

yang tidak dapat dihindari karena berbagai stressor dan

kehilangan yang harus dialami keluarga. Dengan memenuhi

tugas perkembangan pada fase ini diharapkan orangtua mampu

beradaptasi menghadapi stressor tersebut. Tugas perkembangan

pada tahap lansia adalah:

a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.

b) Menyesuaikan diri dengan perubahan.

c) Mempertahankan hubungan perkawinan.

d) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi.

e) Melakukan life review (Dalam Tantut, 2012 dan andarmoyo,

2012).

7. Konsep Proses Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan keluarga disesuaikan dengan fokus perawatan. Jika

ia melihat keluarga sebagai latar belakang atau konteks dari keluarga

maka keluarga merupakan fokus utama tetapi jika ia melihat didalam

keluarga ada individu yang rawat, maka anggota keluarga secara

individu merupakan fokus utama (Setiadi, 2008).

a. Pengkajian Keperawatan

Tahap pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam

pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan

mengidentifikasi status kesehatan keluarga (Lyer et al., (1996) dalam

Setiadi, (2008)). Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu

perbandingan, ukuran atau penilaian mengenai keadaan keluarga

dengan menggunakan norma, nilai, prinsip, aturan, harapan, teori

dan konsep yang berkaitan dengan permasalahan. Cara

pengumpulan pengkajian data tentang keluarga yang dapat

dilakukan antara lain dengan:

Page 14: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

19

1) Wawancara

Wawancara yaitu menanyakan atau tanya jawab yang

berhubungan dengan masalah yang dihadapi keluarga dan

merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Tujuan

wawancara adalah:

a) Mendapatkan informasi yang diperlukan

b) Meningkatkan hubungan perawat-keluarga dalam

komunikasi

c) Membantu keluarga untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan Wawancara dengan keluarga dikaitkan dalam

hubungan dengan kejadiankejadian pada waktu lalu dan

sekarang.

2) Pengamatan

Pengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal-hal yang tidak

perlu ditanyakan (ventilasi, penerangan, kebersihan).

3) Studi Dokumentasi

Yang biasa dijadikan acuan antara lain adalah KMS, kartu

keluarga dan catatan kesehatan lainnya misalnya informasi-

informasi tertulis maupun lisan dari tujukan dari berbagai

lembaga yang menangani keluarga dan dari anggota tim lainnya.

4) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik hanya dilakukan pada anggota keluarga yang

mempunyai masalah kesehatan.

Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang baik dengan

keluarga dengan cara:

a. Diawali perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah

b. Menjelaskan tujuan kunjungan

c. Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu

keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada dikeluarga

Page 15: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

20

d. Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan

e. Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi

jaringan perawat.

Dalam pengkajian keluarga terdapat tahap-tahap pengkajian yang disebut

sebagai penjajakan untuk mempermudah proses pengkajian.

Penjajakan I

Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:

Data Umum

Identitas kepala keluarga :

Nama kepala keluarga (KK) :

Umur (KK) :

Pekerjaan kepala keluarga (KK) :

Pendidikan kepala keluarga (KK) :

Alamat dan nomor telpon :

Komposisi anggota keluarga :

Nama Umur Sex Hub dgn KK Pendidikan Pekerjaan Keterangan

Genogram Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera

nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan gambar. Terdapat keterangan

gambar dengan symbol berbeda seperti :

Page 16: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

21

Laki-laki :

Perempuan :

Meninggal dunia :

Tinggal serumah : - - - - - - -

Menikah : ________________

Bercerai :

Tipe keluarga

Suku bangsa

Asal suku bangsa keluarga

Bahasa yang dipakai bangsa

Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi

kesehatan.

Agama

Agama yang dianut keluarga

Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

Page 17: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

22

Status social ekonomi keluarga

Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga

Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan

Tabungan khusus kesehatan

Barang (harta benda) yang memiliki keluarga (perabot, transportasi)

Rekreasi

Riwayat dan tahap perkembangan

Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua)

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Riwayat keluarga inti :

Riwayat terbentuk keluarga inti

Penyakit yang diderita keluarga orang tua (adanya penyakit menular atau

penyakit menular di keluarga)

Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri) :

Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular keluarga

Riwayat kebiasaan atau gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan

Lingkungan

Karasteristik Rumah :

Ukuran rumah (luas rumah)

Kondisi dalam dan luar rumah

Kebersihan rumah

Ventilasi rumah

Page 18: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

23

Saluran pembuangan air limbah (SPAL)

Air bersih

Pengelolaan sampah

Kepemilikan rumah

Kamar mandi atau WC

Denah rumah

Karasteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal

Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja

Aturan dan kesepakatan penduduk setempat

Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan

Mobilitas geografis keluarga

Apakah keluarga sering pindah rumah

Dampak pindah rumah terhadap kondisi keluarga (apakah menyebabkan stress)

Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Perkumpulan atau organisasi social yang diikuti oleh anggota keluarga

Digambarkan dalam ecomap

System pendukung keluarga

Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami masalah.

Struktur keluarga

Pola komunikasi keluarga

Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga

Cara keluarga memecahkan masalah

Page 19: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

24

Struktur kekuatan keluarga

Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah

Power yang digunakan keluarga

Struktur peran (formal dan informal)

Peran seluruh anggota keluarga

Nilai dan norma keluarga

Fungsi keluarga

Fungsi afektif

Bagaimana cara keluarga mengekpresikan perasaan kasih sayang

Perasaan saling memiliki

Dukungan terhadap anggota keluarga

Saling menghargai, kehangatan.

Fungsi sosialisasi

Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar

Interaksi dan hubungan dalam keluarga

Fungsi perawatan kesehatan

Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga (bukan hanya sakit

diapakan tetapi bagaimana prevensi atau promosi)

Bila ditemui data maladaptive, langsung lakukan penjajakan tahap II

(berdasarkan 5 tugas keluarga seperti bagaimana keluarga mengenal masalah,

mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan

dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan).

Fungsi pemeliharaan kesehatan

Page 20: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

25

Perilaku keluarga dalam penanggulangan sakit

Bagaimana kebiasaan berobat jika ada anggota keluarga yang sakit.

Apakah obat beli sendiri atau tidak

Pemenuhan kebutuhan makan

Pengadaan makanan sehari-hari

Komposisi jenis makanan sehari-hari

Cara menyajikan makanan dalam keluarga

Pantangan terhadap makanan dalam keluarga

Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum

Kebiasaan keluarga dalam mengelola makanan

Kebiasaan makan dalam keluarga

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

Pola tidur siang hari dalam keluarga

Kamar tidur masing-masing dalam keluarga

Cara mengatasi bila anggota keluarga sulit tidur

Pemenuhan kebutuhan rekreasi dan latihan

Keluarga mempunyai rekreasi yang teratur

Waktu senggang dalam keluarga

Aktifitas olahraga secara teratur

Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

Kebiasaan anggota keluarga dalam pemeliharaan kebersihan diri

Pemeliharan kesehatan menggunakan bahan atau alat mandi.

Page 21: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

26

Stress dan koping keluarga

Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga

Respon keluarga terhadap stress

Strategi koping yang digunakan

Strategi adaptasi yang disfungsional :

Adakah cara keluarga mengatasi masalah secara maladaptive

Pemeriksaan fisik (head to toe)

Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan

Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga

Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, kepala, mata mulut THT,

leher, thorax, abdomen, ektersmitas atas dan bawah, system genitalis.

Harapan keluarga

Terhadap masalah kesehatan keluarga

Terhadap petugas kesehatan yang ada

Penjajakan II

Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya pengumpulan data-

data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi

masalah kesehatan sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.

Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya:

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Page 22: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

27

Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga

tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar

seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan

keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan perawat. Tahap

dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain:

1) Analisa data

Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisa data,

yaitu mengkaitkan data dan menghubungkan dengan konsep

teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan

dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga. Cara menganalisa data adalah:

a) Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang terkumpul

dalam format pengkajian

b) Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-

sosial dan spiritual

c) Mengembangkan standart

d) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang

diketemukan

Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat

perkembangan kesehatan keluarga untuk melakukan analisa

data, yaitu:

(1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota

keluarga, yang meliputi:

- Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial anggota

keluarga

- Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota

keluarga

- Keadaan gizi anggota keluarga

- Status imunisasi anggota keluarga

- Kehamilan dan KB

Page 23: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

28

(2) Keadan rumah dan sanitasi lingkungan, yang meliputi:

- Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan,

kebersihan, kontruksi, luas rumah dan sebagainya

- Sumber air minum

- Jamban keluarga

- Tempat pembuangan air limbah

- Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya

Karakteristik keluarga, yang meliputi:

Sifat-sifat keluarga

Dinamika dalam keluarga

Komunikasi dalam keluarga

Interaksi antar anggota keluarga

Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga

Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga

Dalam proses analisa, data dikelompokan menjadi 2 yaitu data subyektif dan

objektif.

No.

DATA

ETIOLOGI MASALAH

Data subyektif :

Data Objektif :

Page 24: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

29

2) Perumusan masalah

Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan kepada

sasaran individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan

keluarga meliputi problem, etiologi dan sign/simpton.

a) Masalah (Problem)

Tujuan penulisan pernyatan masalah adalah menjelaskan status

kesehatan atau masalah kesehatan secara jelas dan sesingkat

mungkin. Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan

NANDA (1995) dalam Setiadi (2008) adalah sebagi berikut:

(1) Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang

jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi

- Ketidakefektifan bersihan jalan napas

- Ketidakefektifan pola napas

- Gangguan pertukaran gas

- Nyeri akut

- Gangguan tumbuh kembang

(2) Resiko (ancaman kesehatan)

Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah

pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani.

- Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

- Resiko peningkatan suhu tubuh

- Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

- Resiko kurang volume cairan dan elektrolit

(3) Potensial/sejahtera

- Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin

meningkat lebih optimal.

- Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

- Potensial peningkatan proses keluarga

- Potensial peningkatan koping keluarga

- Resiko terhadap tindakan kekerasan

Page 25: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

30

(4) Sindrom

Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa aktual dan resiko

tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian/

situasi tertentu.

Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom, yaitu:

Syndrom trauma pemerkosaan (rape trauma syndrome) Pada

kelompok ini menunjukan adanya tanda dan gejala, seperti

cemas, takut, sedih gangguan istirahat tidur dan lain-lain. Resiko

sindrom penyalahgunaan (risk for disuse syndrome) Misalnya

resiko gangguan proses pikir, resiko gangguan gambaran diri

dan lain-lain.

b) Penyebab (Etiologi)

Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas

keluarga, yaitu:

(1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

(2) Mengambil keputasan untuk melakukan tindakan yang tepat.

(3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak

dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usiannya yang

terlalu muda

(4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

(5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan (pemanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada)

c) Tanda (Sign)

Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan objektif

yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan

penyebab. Tanda dan gejala dihubungkan dengan kata-kata “yang

dimanifestasikan dengan”.

No. Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

Page 26: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

31

1 Sifat Masalah

Skala :

Potensial = 1

Resiko = 2

Aktual = 3

1

2 Kemungkinan masalah

untuk di ubah :

Skala :

Mudah = 2

Sebagian = 1

Tidak dapat = 0

2

3 Potensial masalah untuk

di cegah :

Skala :

Tinggi = 3

Cukup = 2

Rendah = 1

1

4 Menonjolnya masalah :

Cegah

Skala :

Segera ditangani = 2

1

Page 27: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

32

Masalah ada tapi tidak

perlu = 1

Masalah tidak dirasakan

= 0

Jumlah

3) Prioritas masalah

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang

ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala Baylon dan

Maglaya) sebagi berikut:

a) Tentukan skor untuk tiap kriteria

b) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

c) Skor x Bobot Angka tertinggi

d) Jumlahkan skor untuk semua kriteria

e) Skor tinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot

f) Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala:

a) Kriteria I, yaitu sifat masalah untuk mengetahui sifat masalah ini mengacu

pada etiologi masalah kesehatan yang terdiri dari 3 kelompok besar, yaitu:

1) Ancaman kesehatan

Keadaan yang disebut dalam ancaman kesehatan anatara lain:

a) Penyakit keturunan (asma, DM, dan sebagainya)

b) Anggota keluarga ada yang menderita penyakit menular

(TBCgonore hepatitis, dan sebagainya)

c) Jumlah anggota keluarga terlalu bessar dan tidak sesuai dengan

kemampuan sumber daya keluarga

d) Resiko terjadi kecelakaan (lingkungan rumah tidak aman)

e) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota

keluarga

f) Keadaan yang menimbulkan stress, antara lain:

Page 28: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

33

g) Hubungan keluarga tidak harmonis

h) Hubungan orang tua dan anak yang tegang

i) Orang tua yang tidak dewasa

j) Sanitasi lingkungan yang buruk, diantaranya:

k) Ventilasi kurang baik

l) Sumber air minum tidak memenuhi syarat

m) Polusi udara

n) Tempat pembuangan sampah yang tidak sesuai syarat

o) Tempat pembuangan tinja yang mencemari sumber air minum

p) kebisingan

q) Kebiasaan yang merugikan kesehatan, seperti:

(1) Merokok

(2) Minum minuman keras

(3) Makan obat tanpa resep

(4) Makan daging mentah

(5) Hygiene perseorangan jelek

(6) Sifat kepribadian

(7) Riwayat persalinan sulit

(8) Peran yang tidak sesuai

(9) Imunisasi anak yang tidak lengkap

(10) Kurang / tidak sehat

Yaitu kegagalan dalam memantapkan kesehatan, seperti keadaan sakit

(sesudah atau sebelum didiagnosa) dan gagal dalam pertumbuhan dan

perkembangan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal.

b) Kriteria II, yaitu kemungkinan masalah dapat diubah

Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untung menangani

masalah Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan, dan

tenaga Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,dan

waktu Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam

masyarakat dan songkongan masyarakat

Page 29: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

34

c) Kriteria III, yaitu potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu

diperhatikan adalah:

(1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit/masalah

(2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah

(3) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat

dalam memperbaiki masalah

(4) Adanya kelompok “High Risk” atau kelompok yang sangat peka

menambah potensi untuk mencegah masalah

d) Kriteria IV, yaitu menonjolnya masalah

Prioritas didasarkan pada diagnosa keperawatan yang mempunyai skor

tertinggi dan disusun sampai skor terendah

c. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka

panjang/ pendek), penepatan standart dan kriteria serta menentukan

perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga.

1) Penetapan Tujuan

Adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa

keperawatan keluarga. Bila dilihat dari sudut jangka waktu. Maka tujuan

perawatan keluarga dapat dibagi menjadi:

a) Tujuan Jangka panjang

Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada

kemampuan mandiri. Dan dengan waktu yang ditentukan, contoh:

setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 hari seluruh keluarga

Tn. S dapat merawat anggota keluarga yang sakit dan dapat mencegah

penularan penyakit.

b) Tujuan Jangka Pendek

Page 30: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

35

Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang

dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan. Contoh:

keluarga Tn. S dapat mengenal dampak permasalahan penyakit Ny. Y

dengan menjelaskan akibat yang terjadi bila Ny. Y tidak segera

diobati. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan

keperawatan adalah:

(1) Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

(2) Merupakan hasil akhir yang ingin dicapai

(3) Harus objektif atau merupakan tujuan operasional langsung dari

kedua belah pihak (keluarga dan perawat)

(4) Mencangkup kriteria keberhasilan sebagai dasar evaluasi

c) Penetapan Kriteria dan Standart

Merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi

petunjuk bahwa tujuan telah tercapai dengan digunakan dalam

membuat pertimbangan. Bentuk dari standart dan kriteria ini adalah

pernyataan verbal (pengetahuan), sikap dan psikomotor

No KRITERIA STANDART

1. Pengetahuan Keluarga mampu menyatakan

pengertian

Keluarga mampu menyebutkan

penyebab

Keluarga dapat menyebutkan

akibat

Page 31: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

36

2. Sikap keluarga mampu memutuskan

untuk membuat rencana control

selama ….

Keluarga mampu …

3. Psikomotor Keluarga mengolah makanan …

Keluarga menyajikan makanan

Keluarga mampu melakukan

….

Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan

a) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit,

dengan Mengawasi keluarga melakukan perawatan

b) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat, dengan cara:

c) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

d) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin

e) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,

dengan cara:

(1) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga

(2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Rencana tindakan keperawatan keluarga diarahkan untuk mengubah

pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga, sehingga pada akhirnya keluarga

mampu memenuhi kebutuhan kesehatan angota keluarganya dengan bantuan

minimal dari perawat.

d. Pelaksanaan Keperawatan

Page 32: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

37

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Ada 3 tahap dalam

tindakan keperawatan keluarga, yaitu:

Tahap I : Persiapan

Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan:

Kontrak dengan keluarga

Mempersiapkan peralatan yang diperlukan

Mempersiapkan lingkungan yang kondusif

Mengidentifikasi aspek-aspek hokum dan etik

Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan fisik

dan psikis pada saat implementasi

Tahap II : Intervensi

Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan tanggung

jawab perawat secara professional adalah:

a. Independent

Adalah suatu kegiatan yang dilaksankan oleh perawat sesuai dengan

kompetensi keperawatan tanpa petunjuk dan perintah dari tenaga

kesehatan lainnya. Lingkup tindakan independent ini adalah:

1) Mengkaji terhadap klien dan keluarga melalui riwayat keperawatan

dan pemeriksaan fisik

2) Merumuskan diagnosa keperawatan

3) Mengidentifikasi tindakan keperawatan

4) Melaksanakan rencana pengukuran

5) Merujuk kepada tenaga kesehatan lain

6) Mengevaluasi respon klien

7) Partisipasi dengan consumer atau tenaga kesehatan lainnya

Page 33: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

38

Tipe tindakan Independent Keperawatan dapat dikategorikan menjadi 4

yaitu:

1) Tindakan diagnostik

2) Wawancara

3) Observasi dan pemeriksaan fisik

4) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (Hb) dan membaca

hasil dari pemeriksaan laboratorium

Tindakan terapeutik

Tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah klien

Tindakan edukatif

Tindakan untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan dan

pendidikan kesehatan kepada klien.

Tindakan merujuk

Tindakan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya

b. Interdependent

Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga

kesehatan lainnya.

c. Dependent

Yaitu pelaksanaan rencana tindakan medis, misalnya dokter menuliskan

“Perawatan kolostomy”, kemudian perawat melakukan tindakan tersebut

sesuai dengan kebutuhan klien.

3) Tahap III : Dokumentasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang

lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

cara:

f) Mendemonstrasikan cara perawatan

Page 34: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

39

g) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah

e. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah perbandingan sistematis dan terencana tentang kesehatan

keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara

bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.

Evaluasi disusun mengunakan SOAP secara operasional dengan tahapan sumatif

dan formatif.

1) Evaluasi berjalan (sumatif)

Eavaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatan

perkembangan dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh

keluarga. Format yang dipakai adalah format SOAP.

2) Evaluasi akhir (formatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan

yang akan dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara keduanya, mungkin

semua tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat

datadata, masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.

Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain adalah:

a) Observasi langsung

b) Wawancara

c) Memeriksa laporan

d) Latihan stimulasi

Faktor yang dievaluasi ada beberapa komponen, meliputi:

a) Kognitif (pengetahuan)

b) Lingkup evaluasi pada kognitif adalah:

c) Pengetahuan keluarga mengenai penyakit

d) Mengontrol gejala-gejalanya

e) Pengobatan

f) Diet, aktifitas, dan persediaan alat-alat

g) Risiko komplikasi

h) Gejala yang harus dilaporkan

Page 35: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

40

3) Pencegahan

a) Afektif (status emosional)

Dengan cara observasi secara langsung yaitu dengan cara observasi ekspresi

wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal pada waktu

melakukan wawancara.

b) Psikomotor

Yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan

yang diharapkan.Penentuan keputusan pada tahap evaluasi ada 3

kemungkinan, yaitu:

(1) Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan,

sehingga rencana mungkin dihentikan

(2) Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang telah ditentukan,

sehingga perlu penambahan waktu, resources, dan intervensi

sebelum tujuan berhasil

(3) Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga

perlu:

(a) Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat

(b) Membuat outcome yang baru

Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal ketepatan untuk

mencapai tujuan sebelumnya.

8. Konsep dasar Keperawatan

a) Diare adalah kondisi yang didefinisikan oleh peningkatan frekuensi

defekasi (lebih dari 3 kali sehari), peningkatan jumlah feses (lebih dari

200 gram per hari), dari perubahan konsistensi (feses encer).

Menurut Depkes RI, diare adalah suatu penyakit dengn tanda-tanda

adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek

Page 36: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

41

sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya

tiga kali atau lebih dalam sehari.

Menurut Suradi dan Rita, diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana

terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang

terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan

bentuk encer atau cair.

b) Klasifikasi

Berdasarkan lama diare

(1) Diare Akut

Diare akut dimana terjadi sewaktu-waktu dan berlangsung

selama14 hari dengan pengeluaran tinjak lunak atau cair yang dapat

atau tanpa disertai lendir atau darah. Diare akut dapat

menyebabkan dehidrasi dan bila kurang megonsusmsi makanan

akan mengakibatkan kurang gizi.

(2) Diare Kronik

Diare kronik berlangsung secara terus-menerus selama lebih dari 2

minggu atau lebih dari 14 hari secara umum diikuti kehilangan

berat badan secara signifikan dan malasah nutrisi.

(3) Diare persisten

Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah

berlanjut sampai 14 hari atau lebih. Jika terdapat dehidrasi sedang

atau berat diklasifikasikan sebagai berat atau kronik. Diare

persisten menyebabkan kehilangan berat badan karena pengeluaran

volume faces dalam jumlah banyak dan berisiko mengalami diare.

Diare persisten dibagi menjadi dua yaitu diare persisten berat dan

diare persisten tidak berat atau ringan. Diare persisten berat

merupakan diare yang berlangsung selama ≥ 14 hari, dengan tanda

dehidrasi, sehingga anak memerlukan perawatan di rumah sakit.

Sedangkan diare persisten tidak berat atau ringan merupakan diare

Page 37: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

42

yang berlangsung selama 14 hari atau lebih yang tidak

menunjukkan tanda dehidrasi.

c) Faktor resiko

Cara penularan diare pada umumnya melalui cara fekal-oral yaitu

melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh eteropatogen, atau

kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang

tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat.

Selain hal-hal tersebut beberapa factor penderita dapat meningkatkan

kecenderungan untuk dijangkiti diare antara lain : Gizi buruk,

imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung, menurunnya

motilitas usus, menderita campak dalam 4 minggu terakhir dan factor

genetik.

(1) Factor umur

Sebagai besar episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.

Insidensi tertinggi terjadi pada kelompok umur 6 sampai 12 bulan

pada saat diberikan makanan pendamping asi. Pola ini

menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar anti body ibu,

kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin

terkontaminasi bakteri tinja dan kontak langsung dengan tinja

manusia atau binatang pada saat bayi mulai merangkak.

Kebanyakan enteropatogen merangsang paling tidak sebagian

kekebalan melawan infeksi atau penyakit yang berulang, yang

membantu menjelaskan menurunnya insiden penyakit pada anak

yang lebih besar dan pada orang dewasa.

(2) Infeksi asimtomatik

Sebagian besar infeksi usus bersifat asimtomatik dan proporsi

asimtomatik ini meningkat setelah umur 2 tahun dikarenakan

pembentukan imunitas aktif pada infeksi asimtomatik tinja penderita

mengandung firus, bakteri atau kista protozoa yang infeksius.

(3) Factor musim

Page 38: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

43

Variasi pola musiman diare dapat terjadi menurut letak geografis. Di

daerah sub tropik, diare karena bakteri lebih sering terjadi pada

musim panas, sedangkan diare kena firus terutama rota firus

puncaknya terjadi pada musim dingin. Di daerah tropic ( termasuk

Indonesia ), diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi

sepanjang tahun dengan peningkatan sepanjang musim kemarau,

sedangkan diare karena bakteri cenderung meningkat pada musi

hujan.

(4) Epidemic dan pandemic

Vibrio cholera 0.1 shigella dysentriae 1 dapat menyebabkan

epidemic dan pandemic yang mengakibatka tingginya angka

kesakitan dan kematian pada semua golongan usia. Sejak tahun

1961, kolera yang disebabka oleh V. Cholera 0.1 biotipe Eltor telah

menyebar ke Negara-negara di Afrika Latin, Asia, Timur Tengah

dan dibeberapa daerah di Amerika Utara dan Eopa. Dalam kurun

waktu yang sama Shigella dysentriae tipe 1 menjadi penyebab

wabah ang besar di Amerika Tengah dan terakhir di Afrika Tengah

dan Asia Selatan. Pada akhir tahun 1992, dikenal strain baru Vibrio

cholera 0139 yang menyebabkan epidemi di asia dan lebih dari 11

negara mengalami wabah.

d) Patofisiologi

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih

patofisiologi/patomekanisme dibawah ini:

(1) Diare sekretorik

Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan

elektrolit dari usus, menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini

yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang

banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun

dilakukan puasa makan/minum.

(2) Diare osmotik

Page 39: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

44

Diare tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan osmotik

intralumen dari usus halus yang disebabkan oleh obat-obat/zat

kimia yang hiperosmotik (antara lain MgSO4, Mg(OH)2),

malabsorpsi umum dan defek dalam absorpsi mukosa usus missal

pada defisiensi disakaridase, malabsorpsi glukosa/galaktosa.

(3) Malabsorpsi asam empedu dan lemak

Diare tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan/produksi

micelle empedu dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati.

(4) Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit.

Diare tipe ini disebabkan adanya hambatan mekanisme transport

aktif NA+ K+ ATPase di enterosit dan absorpsi Na+ dan air yang

abnormal.

(5) Motilitas dan waktu transit usus yang abnormal

Diare tipe ini disebabkan hipermotilitas dan iregularitas motilitas

usus sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus.

Penyebabnya antara lain: diabetes mellitus, pasca vagotomi,

hipertiroid.

(6) Gangguan permeabilitas usus

Diare tipe ini disebabkan permeabilitas usus yang abnormal

disebabkan adanya kelainan morfologi membran epitel spesifik

pada usus halus.

(7) Diare inflamasi

Proses inflamasi di usus halus dan kolon menyebabkan diare pada

beberapa keadaan. Akibat kehilangan sel epitel dan kerusakan tight

junction, tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah dan limfatik

menyebabkan air, elektrolit, mukus, protein dan seringkali sel

darah merah dan sel darah putih menumpuk dalam lumen.

Biasanya diare akibat inflamasi ini berhubungan dengan tipe diare

lain seperti diare osmotic dan diare sekretorik.

(8) Diare infeksi

Page 40: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

45

Infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari

sudut kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas non-invasif dan

invasif (merusak mukosa). Bakteri non-invasif menyebabkan diare

karena toksin yang disekresikan oleh bakteri tersebut.

e) Manifestasi Klinik

Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan

cairan), tanda-tandanya: Berak cair 1-2 kali sehari, muntah (-), haus (-

), nafsu makan tidak berkurang masih ada keinginan untuk bermain.

Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang.

Tanda-tandanya : berak cair 4-9 kali sehari, kadang muntah 1-2 kali

sehari, suhu tubuh kadang meningkat, haus, tidak ada nafsu makan,

badan lesu lemas. Sedangkan pada anak yang mengalami diare dengan

dehidrasi berat. Tanda-tandanya: berak cair terus menerus, muntah terus

menerus, haus, mata cekung, bibir kering dan biru, tangan dan kaki

dingin, sangat lemah, tidak nafsu makan, tidak ada keinginan untuk

bermain, tidak BAK selama 6 jam atau lebih, kadang-kadang dengan

kejang dan panas tinggi.

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,

tenemus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat

paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang

adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan rejatan

hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang

berlanjut. Seseorang yang kekurngan cairan akan merasa haus, berat

badan berkurang, ubun-ubun dan mata cekung, membrane mukosa

kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit jelas (elastisitas

kulit menurun) serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini

disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. Karena kehilangan

bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam kerbonat

berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat

Page 41: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

46

pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam

(pernapasan Kussmaul)

Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat

berupa rejatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit),

tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah,

muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis. Karena

kekurangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun

sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan

timbul penyakit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan

gagal ginjal akut.

f) Komplikasi

(1) Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau

hipertonik).

(2) Renjatan hipovolemik.

(3) Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).

(4) Hipoglikemia.

(5) Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim

lactase karena kerusakan vili mukosa, usus halus.

(6) kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

(7) malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah,

penderita juga mengalami kelaparan.

g) Pencegahan

Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum

yakni : pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention) yang

meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan

tingkat kedua (Secondary Prevention) yang meliputi diagnosis dini

serta pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat ketiga (Tertiary

prevention) yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi.

Page 42: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

47

(1) Pencegahan Primer

Pencegahan primer penyakit diare dapat ditunjukkan pada factor

penyebab, lingkungan dan factor penjamu. Untuk factor penyebab

dilakukan berbagai upaya agar mikroorganisme penyebab diare

dihilangkan. Peningkatan air bersih dan sanitasi lingkungan,

perbaikan lingkungan biologis dilakukan untuk memodifikasi

lingkungan. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari penjamu

akan dapat dilakukan peningkatan status gizi dan pemberian

imunisasi.

(2) Penyediaan air bersih

Air adalah salah satu kebutuhan pokok hidup manusia, bahkan

hamper 70% tubuh manusia mengandung air. Air dipakai untuk

keperluan makan, minum, mandi, dan pemenuhan kebutuhan yang

lain, maka untuk keperluan tersebut WHO dukungan secara mental

kepada anak. Anak yang menderita diare selain diperhatikan

kebutuhan fisik juga kebutuhan psikologis harus dipenuhi dan

kebutuhan social dalam berinteraksi atau bermain dalam pergaulan

dengan teman sepermainan.

h) Penatalaksanaan

(1) Pada anak yang mengalami diare tanpa dehidrasi (kekurangan

cairan)

Tindakan :

- Untuk mencegah dehidrasi, beri anak minum lebih banyak dari

biasanya.

- ASI (Air Susu Ibu) diteruskan

- Makanan diberikan seperti biasanya

- Bila keadaan anak bertambah berat, segera bawa ke Puskesmas

terdekat

(2) Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan/sedang

Tindakan :

- Berikan oralit

Page 43: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

48

- ASI (Air Susu Ibu) diteruskan

- Teruskan pemberian makanan

- Sebaiknya yang lunak, mudah dicerna dan tidak merangsang

- Bila tidak ada perubahan segera bawa kembali ke Puskesmas

terdekat.

(3) Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat

Tindakan :

- Segera bawa ke Rumah Sakit / Puskesmas dengan fasilitas

Perawatan

- Oralit dan ASI diteruskan selama masih bias diminum

(4) Takaran Pemberian Oralit

- Dibawah 1 tahun : 3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0,5

gelas setiap kali mencret

- Dibawah 5 tahun (anak balita) : 3 jam pertama 3 gelas,

selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret

- Anak diatas 5 tahun : 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5

gelas setiap kali mencret

- Anak diatas 12 tahun dan dewasa : 3 jam pertama 12 gelas,

selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret (1 gelas : 200cc)

(5) Dasar Pengobatan Diare

Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah

pemberiannya.

(a) Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan

peroral berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan

glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan

kadar Natrium 90 mEg/l. pada anak dibawah umur 6 bulan

dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium 50-60 mEg/l/

formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula garam

dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak

mengandung NaCl dan sukrosa.

Page 44: BAB II TINJAUAN MATERI A. Konsep Dasar Keluarga 1. Pengertian

49

(b) Cairan parentral

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan

rincian sebagai berikut:

Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun berat badan 3-10 kg 1 jam

pertama : 40 ml/kgBB/menit = 3tetes/kgBB/menit (infus set

berukuran 1 ml=15 tetes atau 13 tetes/kgBB/menit (set infus 1

ml=20 tetes). 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit =

3tetes/kgBB/menit (infus set berukuran 1 ml=15tetes atau 4

tetes/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes). 16 jam berikutnya

: 125 ml/kgBB/oralit

Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg

1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tetes/jgBB/menit (1 ml

= 15tetes atau 10tetes/kgBB/menit (1ml = 20tetes).

Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

: 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tetes/kgBB/menit

(1ml = 15tetes atau 7 tetes/kgBB/menit (1 ml=20tetes). 7 jam

berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tetes/kgBB/menit (1ml = 15

tetes atau 3 tetes/kgBB/menit (1 ml = 20 tetes). 16 jam berikut

: 105 ml/kgBB oralit per oral.

Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg kebutuhan

cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis

cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 11 2⁄ %.

Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6

tetes/kgBB/menit (1 ml = 15 tetes) 8 tetes/kg/BB/menit (1

ml=20 tetes).

Untuk bayi berat badan lahir rendah : kebutuhan cairan: 250

ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1

bagian NahCO3 11 2⁄ %).