bab ii tinjauan dan landasan teori 2.1 tinjauan …thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00138-ar bab...

22
14 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian Wisma Wisma memiliki 2 pengertian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002), diantaranya: Wisma sebagai bangunan untuk tempat tinggal, kantor, dsb Wisma merupakan kumpulan rumah, kompleks perumahan, permukiman. Berdasarkan fungsinya sebagai tempat tinggal, wisma memiliki beberapa fasilitas. Fasilitas yang disediakan oleh Wisma Indonesia, antara lain: (Sumber: Wisma Indonesia, London, UK) Ruang Tidur Ruang ini berisi tempat tidur yang dilengkapi dengan meja tulis. Ruang Makan Ruangan dimana penghuni dapat berjumpa dengan tamu-tamu lain di Wisma Indonesia. Di ruangan ini tersedia pula big screen untuk menikmati acara-acara olahraga dunia. Dapur Peralatan dapur dilengkapi dengan microwave dan kompor yang siap pakai. Penjemputan dan Sewa Mobil Penjemputan dari airport dan stasiun tersedia atas permintaan dengan harga khusus. Serta tersedia juga mobil khusus/shuttle bus untuk mengantar keliling kota. Tempat Parkir Wisma Indonesia memberi kemudahan untuk mendapat tempat parkir secara gratis. Fasilitas Tambahan Fasilitas ini merupakan fasilitas jasa dan peralatan/keperluan umum seperti handuk, sleepers, dan perlengkapan sholat.

Upload: vodan

Post on 27-Jun-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

14  

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Pengertian Wisma

Wisma memiliki 2 pengertian menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2002), diantaranya:

• Wisma sebagai bangunan untuk tempat tinggal, kantor, dsb

• Wisma merupakan kumpulan rumah, kompleks perumahan,

permukiman.

Berdasarkan fungsinya sebagai tempat tinggal, wisma memiliki

beberapa fasilitas. Fasilitas yang disediakan oleh Wisma Indonesia,

antara lain: (Sumber: Wisma Indonesia, London, UK)

• Ruang Tidur

Ruang ini berisi tempat tidur yang dilengkapi dengan meja tulis.

• Ruang Makan

Ruangan dimana penghuni dapat berjumpa dengan tamu-tamu lain di

Wisma Indonesia. Di ruangan ini tersedia pula big screen untuk

menikmati acara-acara olahraga dunia.

• Dapur

Peralatan dapur dilengkapi dengan microwave dan kompor yang siap

pakai.

• Penjemputan dan Sewa Mobil

Penjemputan dari airport dan stasiun tersedia atas permintaan dengan

harga khusus. Serta tersedia juga mobil khusus/shuttle bus untuk

mengantar keliling kota.

• Tempat Parkir

Wisma Indonesia memberi kemudahan untuk mendapat tempat parkir

secara gratis.

• Fasilitas Tambahan

Fasilitas ini merupakan fasilitas jasa dan peralatan/keperluan umum

seperti handuk, sleepers, dan perlengkapan sholat.

Page 2: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

15  

• Hotspot (Wi-fi)

Fasilitas wi-fi internet broadband gratis bagi penghuni sehingga

memudahkan penghuni untuk berkomunikasi di dunia maya.

2.1.2 Pengertian Atlet

Atlet merupakan olahragawan; terutama yang mengikuti

perlombaan atau pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan).

(Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Kepala bidang

pembinaan prestasi menyatakan dalam Kompas 2011 bahwa atlet

pelatnas yang diikutsertakan dalam ajang kompetisi nasional maupun

internasional harus diseleksi terlebih dahulu mengingat kondisi fisik dan

kemampuan dasar atlet tersebut.

Setiap cabang olahraga dimainkan oleh atletnya masing-masing

dengan sangat baik dan bertanggung jawab atas olahraga yang

digandrungi oleh atlet tersebut. Berikut ini adalah cabang olahraga yang

diselenggarakan oleh KONI Pusat, Jakarta, diantaranya:

• Cabang olahraga ber-regu:

Bola Basket

Bola Voli

Sepak Bola

Baseball

Softball

Futsal

Sepak Takraw

Canoe

Hoki

Bola Tangan

• Cabang olahraga individu:

Atletik

Panahan

Bulu Tangkis

Tinju

Sepeda

Berkuda

Gulat

Anggar

Senam

Judo

Berlayar

Menembak

Tenis

Tenis Meja

Angkat Besi

Binaraga

Taekwondo Olahraga Air/Renang

Page 3: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

16  

Peraturan yang berlaku untuk atlet bulu tangkis yang baru akan

memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

nasional, setelahnya atlet yang lulus seleksi akan diberikan pengarahan

karakter dan mental selama sebulan, hal ini dikemukan oleh kepala

bidang pembinaan PBSI. (Sumber: TEMPO, 5 Maret 2006)

2.1.3 Pengertian Wisma Atlet

Pengertian wisma atlet merupakan gabungan pengertian dari atlet

dan wisma, jadi wisma atlet merupakan tempat tinggal/kompleks

perumahan yang diperuntukkan bagi olahragawan yang akan mengikuti

pertandingan. Wisma atlet memiliki beberapa fasilitas, diantaranya:

(Sumber: Jurnal “Kampung Atlet di Surabaya”, 2008)

• Hunian Atlet

• Hunian Pelatih

• Kantor Pengelola

• Ruang Makan

• Hall of Fame

• Lapangan Pemanasan

• Ruang Fisik

• Ruang Rekreasi

• Fasilitas Pendukung

• Ruang Servis

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Pengertian Perilaku Atlet

Perilaku/behavior merupakan (tingkah laku, kelakuan, perilaku,

tindak-tanduk, perangai); sebarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban,

balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme; secara khusus, bagian

dari satu kesatuan pola reaksi; suatu perbuatan atau aktivitas; suatu gerak

atau kompleks gerak-gerak. (Sumber: Kamus Lengkap Psikologi, 2008).

Proses dan pola perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi

2 bagian yaitu proses individual dan proses sosial. Proses individual

meliputi: (Sumber: Arsitektur dan Perilaku Manusia, 2005:45-46)

• Persepsi Lingkungan

Proses menusia menerima informasi mengenai lingkungan sekitarnya

dan informasi mengenai ruang fisik tersebut kemudian

diorganisasikan ke dalam pikiran manusia.

Page 4: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

17  

• Kognisi Spasial

Keragaman proses berpikir selanjutnya, mengorganisasikan,

menyimpan, dan mengingat kembali informasi mengenai lokasi,

jarak, dan tatanan dalam lingkungan fisik.

• Perilaku Spasial

Merupakan hasil yang termanifestasikan dalam tindakan dan respons

seseorang, termasuk deskripsi dan preferensi personal, respons

emosional, ataupun evaluasi kecenderungan perilaku yang muncul

dalam interaksi manusia dengan lingkungan fisiknya.

Dapat dirumuskan, perilaku atlet yaitu tingkah laku/kelakuan atlet

dalam merespon pola interaksi, dengan kata lain yang dipersingkat

perilaku atlet merupakan aktivitas atlet. Perilaku atlet ada banyak ragam,

pada saat atlet berlatih secara ber-regu, atlet latihan secara individu, atlet

beristirahat dengan tidur, bermain, atau berjalan-jalan.

Perilaku Istirahat Atlet

Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa menyatakan bahwa, dalam

persiapan untuk menghadapi pertandingan memerlukan waktu latihan

yang efektif. Hal-hal yang mempengaruhi efektifitas latihan diantaranya,

keadaan atlet harus relaks tanpa tekanan emosional, untuk mendapatkan

perasaan relaks maka atlet harus istirahat cukup. Istirahat yang cukup

sama pentingnya dengan usaha untuk berlatih keras.

Terdapat 3 jenis istirahat aktif yang dikemukakan oleh Dr.

Edlund (2010), diantaranya yaitu:

• Sosialisasi, merupakan istirahat dengan menghabiskan waktu

bersama teman dengan mengobrol bersama rekan-rekan. Dengan

istirahat jenis ini maka dapat mengurangi tingkat hormon stress dan

memberi manfaat hormonal dan psikologis.

• Istirahat Mental, istirahat ini untuk mendapatkan kondisi “khusyuk”.

Istirahat jenis ini dapat dilakukan dengan membaca buku.

• Istirahat Fisik, dilakukan dengan kegiatan tidur untuk pemulihan

tubuh dan pikiran.

Page 5: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

18  

Weiberg dan Gould dalam buku Dasar-dasar Psikologi Olahraga

(2000) menyatakan bahwa atlet yang bermain dalam olahraga ber-regu

cenderung ekstrovert dan lebih dependen atau lebih menggantungkan diri

pada orang lain/sesama. Sedangkan atlet cabang olahraga individu

menciptakan tekanan lebih besar dibanding atlet cabang olahraga ber-

regu (Humara, 2008).

2.2.2 Pengertian Privasi

Psikologi atlet ber-regu dan atlet individu dengan sendirinya

membentuk kebutuhan akan privasi serta terbentuklah teritori

didalamnya. Privasi sendiri merupakan salah satu konsep dari gejala

persepsi manusia terhadap lingkungannya, dimana konsep ini amat dekat

dengan konsep ruang personal dan teritorialitas.

Terdapat beberapa macam mengenai privasi, dimana masing-

masingnya disajikan dalam pemahaman yang berbeda. Westin (1970)

mengidentifikasi 4 tipe privasi: (Sumber: John Lang, 1987)

• Solitude, merupakan situasi bebas tanpa gangguan dari orang lain

• Intimacy, situasi dimana bersama dengan orang lain tapi terbebas dari

dunia luar

• Anonymity, situasi dimana tidak diketahui meskipun berada dalam

keramaian

• Reserve, merupakan situasi dimana seseorang dipekerjakan sebagai

pengatur situasi apabila terjadi keadaan yang menggangu.

Privasi merupakan inti dari ruang personal. Privasi adalah

kehendak untuk mengontrol akses fisik ataupun informasi terhadap diri

sendiri dari pihak orang lain, sedangkan ruang personal merupakan

perwujudan privasi itu dalam bentuk ruang. Dari uraian tersebut, privasi

mempunyai fungsi dan merupakan bagian dari komunikasi. Dengan

demikian, privasi memiliki tujuan sebagai berikut: (Sumber: Joyce M.

Laurens, 2005)

• Memberikan perasaan berdiri sendiri, mengembangkan identitas

pribadi.

Page 6: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

19  

• Memberi kesempatan untuk melepaskan emosi.

• Membantu mengevaluasi diri sendiri, menilai diri sendiri.

• Membatasi dan melindungi diri sendiri dari komunikasi dengan

orang lain.

Privasi dalam arsitektur merupakan suatu kebutuhan manusia

untuk menikmati sebagian dari kehidupan sehari-hari tanpa ada

ganggunan baik langsung maupun tidak langsung oleh subyek lain. Hal

ini dinyatakan dalam suatu ruang yang tertutup dari jangkauan

pandangan maupun fisik dari pihak luar. Jadi, konsep privasi ini jelas ada

batasan-batasan fisik dalam usaha mencapainya.

Menurut Joyce M. Laurens, 2005 menyatakan bahwa pada

umumnya, interaksi yang terjadi di ruang publik adalah interaksi yang

tidak direncanakan, diantaranya:

• Penataan ruang publik untuk mendapat privasi merupakan penataan

ruang agar pertemuan antara orang-orang asing, yang tidak saling

mengenal dapat terjadi dengan tenang dan efisien.

• Ruang-ruang semipublik bersifat sedikit lebih privat daripada ruang

publik, seperti koridor, lobi, sekolah, dll. Penataan ruang semipublik

untuk mendapatkan privasi lebih menekankan peluang terjadinya

interaksi atau menghindari terjadinya interaksi.

• Ruang semiprivate, untuk mendapatkan privasi dalam ruang ini yaitu

dengan menciptakan batas-batas antar kegiatan yang dapat

menimbulkan konflik.

• Ruang privat, ruang ini biasanya hanya terbuka bagi seseorang atau

sekelompok kecil.

2.2.3 Pengertian Teritori

Saat atlet melakukan istirahat sosial hingga istirahat fisik, secara

tak disadari akan terbentuk sebuah teritori dimana atlet tidak akan merasa

terganggu saat beristirahat. Teritori yang dibentuk dalam ruang arsitektur

berdasarkan jenis istirahatnya maka akan membentuk privasi. Sehingga

Page 7: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

20  

dalam beristirahat, atlet memerlukan teritori untuk mencapai privasinya.

(Sumber: Agus Dharma, 1998)

Julian Edney (1974) mendefinisikan teritorialitas sebagai sesuatu

yang berkaitan dengan ruang fisik, tanda, kepemilikan, pertahanan,

penggunaan yang eksklusif, personalisasi, dan identitas. Termasuk

didalamnya dominasi, control, konflik, keamanan, gugatan akan sesuatu,

dan pertahanan.

Holahan (dalam Iskandar, 1990) mengungkapkan bahwa

teritorialitas adalah suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilikan atau

tempat yang ditempatinya atau area yang sering melibatkan cirri

pemilikannya dan pertahanan dari serangan orang lain. Dengan demikian

menurut Altman (1975) penghuni tempat tersebut dapat mengontrol

daerahnya atau unitnya dengan benar, atau merupakan suatu teritorial

primer.

Menurut John Lang (1987), teritorialitas memiliki 4 karakter

utama, diantaranya:

• Kepemilikan atau hak dari suatu tempat

• Personalisasi atau penandaan dari suatu area tertentu

• Hak untuk mempertahankan diri dari gangguan luar

• Pengatur dari beberapa fungsi, mulai dari bertemunya kebutuhan

dasar psikologis sampai kepada kepuasan kognitif dan kebutuhan-

kebutuhan estetika.

Pembagian teritori menurut Altman (1980) dibagi menjadi 3

bagian yang didasarkan pada derajat privasi, afiliasi, dan kemungkinan

pencapaian, diantaranya:

• Teritori Primer

Teritori ini dipergunakan secara khusus bagi pemiliknya.

Pelanggaran terhadap teritori ini akan mengakibatkan timbulnya

perlawanan dari pemiliknya dan ketidakmampuan untuk

mempertahankan teritori utama ini akan mengakibatkan masalah

yang serius terhadap aspek psikologis pemiliknya. Contoh dari

teritori ini adalah ruang kerja, ruang tidur, wilayah Negara, dll.

Page 8: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

21  

• Teritori Sekunder

Jenis ini lebih longgar pemakaiannya dan pengontrolan oleh

perorangan. Teritorial ini dimiliki bersama oleh sejumlah orang yang

sudah cukup saling mengenal. Contoh dari teritori ini yaitu ruang

kelas, kantin, kampus, dan ruang latihan olahraga. Sifat dari teritori

ini yaitu semi publik.

• Teritorial Umum/Publik

Teritori yang terbuka untuk umum dan dapat digunakan oleh setiap

orang dengan mengikuti aturan-aturan yang lazim di dalam

masyarakat dimana teritorial umum itu berada. Contoh dari teritori

ini adalah bis kota, gedung bioskop, dan sebagainya.

Lyman dan Scott (1967) juga membuat klasifikasi teritorialitas

yang sebanding dengan Altman, namun terdapat 2 tipe yang berbeda,

yaitu:

• Teritori Interaksi

Teritori yang ditujukan pada suatu daerah yang secara temporer

dikendalikan oleh sekelompok orang yang berinteraksi. Contoh dari

teritori ini adalah sebuah tempat perkemahan dan lapangan sepak

bola.

• Teritori Badan

Teritori ini dibatasi oleh badan manusia, artinya segala sesuatu

mengenai kulit manusia tanpa ijin dianggap gangguan. Secara

otomatis orang akan mempertahankan diri terhadap gangguan

tersebut.

Pengontrolan teritori dapat mencapai lingkup privasi dalam suatu

lingkungan, karena didalamnya tercakup pemenuhan kebutuhan dasar

manusia yang meliputi: (Sumber: John Lang dan Sharkwy, 1987)

• Kebutuhan akan identitas, berkaitan dengan kebutuhan akan

kepemilikan, kebutuhan terhadap aktualisasi diri, yang pada

prinsipnya adalah dapat menggambarkan kedudukan serta peran

seseorang dalam masyarakat.

Page 9: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

22  

• Kebutuhan terhadap stimulasi yang berkaitan erat dengan aktualisasi

dan pemenuhan diri.

• Kebutuhan akan rasa aman, dalam bentuk bebas dari kecaman, bebas

dari serangan oleh pihak luar, dan memiliki keyakinan diri.

• Kebutuhan yang berkaitan dengan pemeliharaan hubungan dengan

pihak-pihak lain dan lingkungan sekitarnya.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keanekaan teritori

adalah karakter personal seseorang, perbedaan situasional berupa tatanan

fisik dan situasi sosial budaya seseorang. faktor yang mempengaruhi

teritori, diantaranya:

• Faktor Personal, berupa jenis kelamin, usia, dan kepribadian

seseorang.

• Situasi, tatanan fisik dan sosial budaya seseorang.

• Faktor Budaya, latar belakang budaya dalam sebuah kelompok yang

memiliki kebudayaan sama.

Joyce M. Laurens (2005) menyatakan bahwa penerapan

teritorialitas dalam desain arsitektur mengacu pada pola tingkah laku

manusia yang berkaitan dengan teritorialitas sehingga dapat mengurangi

agresi, meningkatkan kontrol, dan membangkitkan rasa tertib dan aman.

• Publik dan Privat

Ruang publik adalah area yang terbuka. Ruang ini dapat

dicapai oleh siapa saja pada waktu kapan saja dan tanggung jawab

pemeliharaannya adalah kolektif.

Ruang privat adalah area yang aksesibilitasnya ditentukan

oleh seseorang atau oleh sekelompok orang dengan tanggung jawab

ada pada mereka. Derajat aksesibilitas itu terkadang merupakan suatu

peraturan atau ketentuan, namun dapat juga terjadi suatu kesepakatan

saja diantara para pemakainya.

Dalam perancangan ruang-ruang arsitektur, perbedaan teritori

dapat dilakukan dengan dengan memberikan batas nyata seperti

dinding, pintu, atau dapat pula dengan simbolik atau logo tertentu.

Page 10: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

23  

• Ruang Peralihan

Daerah peralihan dibuat sebagai penghubung berbagai teritori

yang berbeda sifatnya. Sebagai daerah peralihan dari teritori primer

yang bersifat privat ke teritori publik, perwujudan arsitekturalnya

harus ramah karena merupakan daerah “selamat datang” sekaligus

“selamat jalan”. Area peralihan semacam ini juga dipakai sebagai

wadah melakukan kontak sosial sehingga secara administratif bisa

termasuk teritori publik ataupun teritori privat.

Demikian beberapa penjelasan mengenai teori-teori yang menunjang

didalam penelitian ini. Berdasarkan teori dari proses individual perilaku manusia

khususnya didalam persepsi manusia terhadap lingkungannya, kebutuhan akan

privasi dan teritori diharapkan terpenuhi dengan baik.

Dalam penelitian ini, penulis mengangkat beberapa teori penting yang

dapat menguatkan hasil penelitian, diantaranya:

• Privasi didalam ruang arsitektur, khususnya interaksi manusia didalam ruang

publik yang tidak direncanakan. Sehingga didapat hasil berupa penataan

ruang-ruang publik, semipublik, serta ruang privat.

• Penerapan kebutuhan privasi kedalam klasifikasi teritori primer, sekunder,

dan umum/publik yang dapat menunjang perilaku istirahat atlet. Klasifikasi

teritori yang digunakan kemudian dikontrol untuk dapat memenuhi

kebutuhan dasar manusia, seperti rasa aman, nyaman, serta pemeliharaan

hubungan relasinya terhadap lingkungan sekitar.

• Kebutuhan akan teritori pun dipengaruhi oleh faktor karakter personal dan

sosial manusia, yang akan membentuk teritorialitas dalam ruang arsitektur.

2.3 Studi Banding

Kota Jakarta memiliki beberapa wisma atlet selain wisma fajar di

Senayan. Wisma atlet yang masih difungsikan dengan baik, diantaranya yaitu

wisma atlet Ragunan, mess Persija di Ragunan, wisma atlet PBSI di Cipayung,

wisma pencak silat TMII, dan asrama atlet PB Djarum. Diantara wisma-wisma

atlet yang masih baik difungsikan penulis mengambil data literature di beberapa

wisma tersebut sebagai bahan pengetahuan tambahan mengenai wisma atlet.

Page 11: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

24  

2.3.1 Studi Lapangan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai data lapangan yang

didapat oleh penulis melalui survey lapangan, dan wawancara dengan

atlet pelatihan nasional :

2.3.1.1 WISMA FAJAR, SENAYAN

Wisma Fajar pada awalnya difungsikan sebagai mess karyawan

Singapura yang bekerja di Jakarta, bangunan tersebut dibangun pada

tahun 1974 dan difungsikan pada tahun 1980. Pada tahun itu kepemilikan

gedung adalah milik orang Singapura, namun untuk keperluan tempat

tinggal atlet pelatnas, bangunan tersebut beralih fungsi sebagai wisma

atlet sejak tahun 1985 hingga 1995 meskipun susunan ruang dan

denahnya tidak seperti wisma atlet pada umumnya. Pengelolaan gedung

pun kemudian beralih kepada pihak pemerintah yaitu Gelora Bung Karno

pada tahun 2004.

Foto 2.1 Wisma Fajar

Sumber: Survei Lapangan

Pada saat wisma fajar ditempati oleh atlet, 1 unitnya diisi

sebanyak 15 atlet. Hanya ada 6 unit apartemen yang digunakan oleh

atlet, sisanya disewakan untuk umum dan juga digunakan untuk kantor

pengelola wisma fajar. Hingga saat ini, 2 tower diantaranya disewakan

sebagai hunian pegawai konstruksi sebuah kontraktor, dan sisanya

disewakan kepada masyarakat umum.

Page 12: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

25  

Tabel 2.1 Spesifikasi Wisma Fajar

Konsep Arsitektur

Konsep wisma fajar, bangunan fungsional apartemen dengan

bentuk arsitektur linear dan penataan single loaded. Wisma fajar

terdiri dari 3 tower, setiap tower terdiri dari 10 lapis dan tiap lapis

berisi 2 unit.

Topik/Tema

Fasilitas wisma fajar yang terkait topik/tema:

Living room, balkon, kantin, ruang tidur

Berdasarkan tingkat privasi dari yang tertinggi hingga terendah,

antara lain: (teritori Primer Sekunder Publik)

Ruang tidur Living room Balkon Kantin

Fasilitas

Gambar 2.1 Layout

Unit Apartemen

Living Room

Foto 2.2 Living Room

Ruang Tidur berjumlah 3

Foto 2.3 Ruang Tidur

Kamar Mandi/wc berjumlah 3

Foto 2.4 Kamar Mandi

Ruang Dapur

Foto 2.5 Dapur

Ruang Jemur

Tempat menjemur pakaian dan

terdapat gudang didekatnya

Balkon

Foto 2.6 Balkon di living room

Kantin

Berkonsep foodcourt dengan

kondisi memprihatinkan

Sumber: Survei Lapangan

Page 13: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

26  

2.3.1.2 WISMA ATLET RAGUNAN, GELORA RAGUNAN

Wisma ini dioperasikan sejak tahun 2004, seluruh sarana dan

prasarana yang dimiliki oleh wisma ini adalah milik DKI. Wisma atlet

hanya dikhususkan bagi pelajar junior sedangkan atlet-atlet seniornya

menetap di asrama. Wisma atlet Ragunan terdiri dari 3 lapis, pembagian

tiap lantainya yaitu dilantai 1 khusus wanita, lantai 2 khusus pria, dan

lantai 3 khusus untuk atlet-atlet pelatnas, untuk saat ini ditempati oleh

atlet pelatnas taekwondo. Wisma ini dihuni oleh atlet binaan serta

beberapa pelatihnya.

Foto 2.7 Wisma Atlet Ragunan

Sumber: Survei Lapangan

Foto 2.8 Denah Lantai 1

Sumber: Survei Lapangan

Page 14: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

27  

Sistem pembinaan dari wisma atlet Ragunan ini harus mengikuti

jadwal yang diberlakukan. Jadwal yang berlaku yaitu:

• Pukul 5-7 pagi, atlet melakukan pemanasan sesuai cabang olahraga

yang digeluti dilanjutkan dengan sarapan pagi diruang makan.

• Pukul 7-11, atlet sekolah sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

• Pukul 11-2 siang adalah waktunya makan siang dan istirahat.

• Pukul 2-6 sore, atlet latihan fisik sesuai dengan cabornya di ruangan

yang tersedia, seperti hall basket, hall bulutangkis, kolam renang,

dan lain sebagainya.

• Pukul 6 sore, waktunya atlet makan malam dan istirahat.

• Pukul 7-9 malam, ada sebagian atlet yang mengikuti sekolah malam.

• Pukul 10 malam, atlet diwajibkan untuk tidur.

Atlet pelatnas ragunan mendapatkan libur latihan pada hari sabtu dan

minggu.

Tabel 2.2 Spesifikasi Wisma Atlet Ragunan

Konsep Arsitektur

Bangunan wisma ragunan berbentuk linear, dengan koridor yang

luas. Desain yang menonjol yaitu kolom ekspos. Wisma ini terdiri

dari 3 lapis, dengan total 72 ruang tidur, 20 ruang di lantai 1, dan

masing-masing 26 ruang di lantai 2 dan 3.

Topik/Tema

Fasilitas ruang yang dapat digunakan oleh atlet untuk beristirahat:

Ruang tidur, ruang serbaguna, ruang duduk/lobby, ruang makan

Fasilitas berdasarkan tingkat privasi dari yang tertinggi hingga

terendah: (teritori Primer Sekunder Publik)

Ruang tidur Ruang makan Ruang serbaguna Lobby Fasilitas

Ruang Tidur: maksimal 4 orang

dengan kesamaan cabor.

Foto 2.9 Ruang Tidur

Kamar Mandi: berada didalam

setiap ruang tidur.

Foto 2.10 Kamar Mandi

Page 15: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

28  

Gambar 2.2 Layout

Ruang Tidur

Ruang Jemur: ruang ini berada

didalam setiap kamar.

Foto 2.11 Ruang Jemur

Ruang Serbaguna: kapasitas

50-60 orang, sebagai ruang

seminar, briefing, dsb.

Foto 2.12 Ruang Serbaguna

Ruang Duduk/Lobby: tersedia

sofa dan televisi.

Foto 2.13 Ruang Duduk/Lobby

Mushola: terletak dilantai 2

Foto 2.14 Mushola

Laundry

Tersedia pula jasa laundry bagi

penghuni wisma. Ruangan

laundry berada dilantai 1.

Ruang Makan: berada di

gedung yang terpisah dari

wisma, berkonsep kafetaria.

Foto 2.15 Ruang Makan

Tempat Parkir

Lapangan parkir yang luas untuk

kendaraan pribadi orang tua atlet

dan pelatih (jika ada)

Sumber: Survei Lapangan

2.3.2 Studi Literatur

Berikut ini beberapa sumber data literatur yang didapat oleh

penulis dari pencarian data melalui internet :

Page 16: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

29  

2.3.2.1 LONDON ATHLETES’ VILLAGE

Foto 2.16 London Athletes’ Village

Sumber: Google Indonesia/London Athletes Village

Selama musim pertandingan, athlete village akan dijadikan

sebagai apartemen hunian bagi 17.000 atlet beserta anggota olahraga lain

seperti pelatih dan organisasinya, dilengkapi dengan berbagai fasilitas

menunjang mulai dari ruang tidur, pertokoan, hingga ruang terbuka

hijau/taman yang luas.

Perancang beranggapan bahwa seluruh atlet dan official cabang

olahraga membutuhkan relaksasi dan merasakan seperti didalam rumah

pribadi. Sehingga area athlete village ini menyediakan apartemen

dilengkapi dengan pertokoan, restoran, medical centre, media dan

fasilitas umum lain serta area ruang terbuka yang sangat luas.

Atlet akan mendapatkan inspirasi dari pemandangan taman

disekitarnya. Setiap apartemen akan diberikan akomodasi kenyamanan

dan fasilitas komunikasi termasuk akses internet dan jaringan nirkabel.

Semua blok apartemen akan dipenuhi akses dan kemudahan dengan

transportasi vertikal yang modern.

Colin jackson, seorang komentator olahraga mengatakan bahwa

“Penginapan adalah hati dan jiwa dari segalanya, dimana kita

mengistirahatkan diri dimalam hari dan ini adalah bagian terpenting dari

semua persiapan yang dilakukan. Kita perlu kembali ke tempat yang

membuat kita merasa nyaman, dimana kita dapat merasakan rasa

kepemilikan dan Saya pikir London telah menyediakan semua itu dengan

sangat baik untuk tahun 2012”.

Page 17: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

30  

Tabel 2.3 Spesifikasi London Athletes’ Village

Konsep Arsitektur

Perancangan berdasarkan pada tradisi desain perumahan massal

dan pertamanan yang berlaku di London. Athletes Village ini juga

dikelilingi area terbuka yang luas dan dilengkapi dengan balkon

yang besar sehingga penghuni dapat menikmati pemandangan.

Topik/Tema

Dalam melakukan kegiatan istirahatnya, atlet dapat melakukan

diruang-ruang seperti pertokoan, ruang tidur, medical media,

restoran, serta taman. Selain itu, atlet dapat pula berjalan-jalan

keliling kompleks Stratford city dan pusat kota London dengan

fasilitas shuttle bus yang disediakan oleh athlete village, London.

Fasilitas

Ruang Tidur pada unit

apartemen.

(tergolong dalam teritori primer)

Klinik Kesehatan untuk

memulihkan atlet yang

mengalami cedera. (teritori

sekunder)

Ruang Media dimana para

wartawan mendapatkan hak

untuk melakukan wawancara.

(teritori sekunder)

Pertokoan yang menyediakan

kebutuhan atlet dan suvenir

ajang kompetisi.

(teritori publik)

Village Plaza sebagai tempat

pertemuan antara atlet dengan

teman-teman atau keluarga.

(teritori publik)

Taman merupakan tempat bagi

atlet untuk bersantai dan

mendapatkan kembali

tenaganya melalui inspirasi.

(teritori publik) Sumber: Google Indonesia/London Athletes Village

Selama musim pertandingan, pemukiman akan memberikan jasa

untuk atlet seperti catering dan transportasi. Semua ini kebanyakan

diakomodasikan dalam bentuk struktur temporary didalam tapak, yang

akan dihilangkan oleh pengembang setelah musim pertandingan selesai.

Pengembang memiliki prinsip yaitu “Tempat tidur untuk atlet, rumah

untuk warga London”, prinsip tersebut dimaksudkan bahwa pada saat

Page 18: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

31  

musim pertandingan permukiman dikhususnya bagi atlet namun setelah

musim pertandingan berakhir, permukiman tersebut dibuka untuk umum.

2.3.2.2 YOUTH OLYMPIC VILLAGE, SINGAPORE

Youth Olympic Village (YOV) dapat menampung lebih dari 5.000

atlet dan tim organisasinya yang akan menginap di Singapore pada tahun

2010, dari tanggal 10 sampai 28 agustus 2010 untuk 18 hari.

Lokasinya berada di bagian dari kampus Nanyang Technological

University (NTU), YOV akan menjamu atlet dan organisasinya dengan

kenyamanan tanpa uang akomodasi dan jasa. Lingkungan yang bersih

dan tenang akan kondusif dan aman bagi atlet untuk beristirahat dan

bersiap untuk kompetisi.

Foto 2.17 Young Olympic Village, Singapore

Sumber: Google Indonesia/Young Olympic Village

YOV dibagi menjadi 2 zona : Residential Zone (RZ) dan Village

Square (VS). RZ diorganisasikan kedalam 5 cluster untuk memudahkan

orientasi. VS merupakan jantung dari permukiman. Berada dekat dari

gedung exhibition World Culture Village.

Tabel 2.4 Spesifikasi Young Olympic Village

Konsep Arsitektur

Dirancang dengan desain yang modern dan berbentuk radial

sehingga memungkinkan untuk pandangan yang meluas.

Bangunan dengan konsep green architecture ini mengekspos

Page 19: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

32  

kolom dan balok pada zona Village Square. Lokasi permukiman

yang dibagi menjadi 2 zona ini terdapat 5 cluster residential pada

Residential Zone.

Topik/Tema

Pada waktu bebas, atlet dapat mengikuti aktivitas budaya dan

edukasi. Fasilitas yang menunjang istirahat atlet yang

mengutamakan privasi berada di lokasi RZ sedangkan fasilitas

pada VS termasuk fasilitas umum dengan tingkat privasi rendah.

Fasilitas

Residential Zone (RZ) 10 Hall Resident berisi fasilitas

penunjang ruang TV, ruang

meeting, ruang ibadah, klinik,

hot-spot akses, dan laundry.

(tergolong teritori publik dan

sekunder)

Ruang makan, internet centre,

ruang rekreasi. (teritori

sekunder)

Ruang tidur berikut dengan

kamar mandi. (teritori primer)

Village Square (VS) keseluruhan fasilitas tergolong dalam teritori publik Hall of fame, panggung

musik/konser, forum olahraga,

forum budaya dan edukasi.

Pertokoan retail, bank untuk

penukaran mata uang, kantor

pos, kantor biro perjalanan,

pusat media untuk jurnalis. Sumber: Google Indonesia/Young Olympic Village

YOV akan memberikan kehidupan layaknya seperti dirumah agar

atlet dapat berkonsentrasi pada prestasi olahraga yang gemilang, belajar

untuk hidup saling menghormati satu dengan yang lainnya, dan

memberikan ingatan tentang persahabatan yang berharga selama mereka

menetap di Singapore.

2.3.2.3 BEIJING OLYMPIC VILLAGE

Beijing olympic village menyediakan 16.000 tempat tinggal dari

204 delegasi diatas lahan sebesar 66 hektar. Olympic village

menyediakan pula fasilitas den servis yang lengkap seperti makanan,

Page 20: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

33  

entertainment, dan transportasi. Lebih dari 300 medali emas akan

diberikan kepada atlet yang menghuni.

Foto 2.18 Asrama Atlet di Olympic Village

Sumber: Google Indonesia/Beijing Olympic Village

Olympic Village dibuka secara resmi pada tanggal 27 Juli 2008

dan ditutup pada tanggal 27 Agustus 2008. Permukiman tersebut dibagi

menjadi 3 bagian komplek, diantaranya residential district, international

district dan operations district. Masing-masing district menyediakan jasa

akomodasi, jasa komersial dan logistik, serta jasa angkutan.

Tabel 2.5 Spesifikasi Beijing Olympic Village

Konsep Arsitektur

Permukiman yang dibagi menjadi 3 kelompok ini memiliki desain

modern yang dilengkapi dengan elemen desain China dari pola

naga pada handle pintu sampai kesenian/lukisan China. Konsep

dari kampung atlet ini yaitu olympic green sehingga ruang terbuka

hijau seperti taman sangat menonjol. Bangunan asrama terdiri dari

42 gedung, masing-masing terdapat 6-9 lapis. Secara total tersedia

9.000 unit dan dapat mengakomodasi sampai 17.000 orang.

Topik/Tema

Dalam mengisi waktu kosong, atlet disuguhkan berbagai fasilitas

entertainment seperti ruang bermain, selain itu atlet juga dapat

beristirahat di restoran, taman, internet cafe, ruang rekreasi, dan

ruang lainnya.

Page 21: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

34  

Fasilitas

Residential District (tergolong dalam teritori primer dan sekunder)Hi-tech dormitory dengan

ruang tidur untuk 2 orang,

dilengkapi kamar mandi

Foto 2.19 Ruang Tidur

Foto 2.20 Restoran

Jasa laundry, internet wireless,

video games, internet centre,

klinik, restoran

Foto 2.21 Klinik

Foto 2.22 Taman

International District (merupakan teritori public dan sekunder) Barbershop, supermarket, toko

suvenir, ruang rekreasi, ruang

fitness, hall karaoke

Foto 2.23 Barbershop

Foto 2.24 Internet Cafe

5 ruang ibadah, internet cafe,

jasa pengiriman barang UPS.

Foto 2.25 Ruang Fitness

Foto 2.26 Ruang Ibadah

Page 22: BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00138-AR Bab 2.pdf · memasuki pelatnas selalu diberikan tes kesehatan pada sesi seleksi

35  

Operations District (merupakan teritori sekunder) Hall of fame, media room

Foto 2.27 Hall of Fame

Ruang bermain, perpustakaan

Foto 2.28 Ruang Bermain

Sumber: Google Indonesia/Beijing Olympic Village

Olympic Village yang pertama didirikan pada tahun 1924. Tujuan

dari permukiman tersebut adalah untuk memberikan akomodasi bagi atlet

dan memberikan akses untuk menggunakan fasilitas bagi atlet yang

berasal dari Negara manapun. Setelah musim pertandingan berakhir,

apartemen dari Olympic village akan dialihkan sebagai permukiman

umum.

2.3.3 Kesimpulan

Berdasarkan studi lapangan dan studi literatur maka dapat

diperoleh kesimpulan dengan membandingkan data studi banding yang

telah dilakukan. Kesimpulan dapat berupa kebutuhan fasilitas penunjang

yang dapat digunakan atlet untuk beristirahat didalam wisma atlet.

Kebutuhan ruang pokok/fasilitas yang wajib tersedia didalam

wisma atlet berdasarkan hasil studi banding, diantaranya:

Tabel 2.6 Pembagian Ruang Berdasarkan Teritori

Teritori Primer Teritori Sekunder Teritori Publik Ruang Tidur Kamar mandi/WC

Restoran/Ruang makan Ruang rekreasi Klinik Ruang media Internet centre Fitness centre

Hall of fame Laundry Taman Bank Retail/gift shop