bab ii tinjauan dan landasan teorithesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-01115-ar bab2001.pdf · area...

46
1 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 Tinjauan Umum Pengertian Hotel Secara umum, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin),artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumahbesar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para penginap dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (HOST HOTEL). Sesuai dengan perkembangan kata hostel lambat laun mengalami perubahan. Huruf “S” pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi HOTEL seperti apa yang kita kenal sekarang. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang di perjalanan, bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum. Pengertian hotel dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel, yaitu: - Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jaga pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987). - Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut : Jasa penginapan

Upload: trantram

Post on 01-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB II

TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Umum

Pengertian Hotel

Secara umum, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa

Latin),artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses

perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House

(rumahbesar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan

HOSTEL.

Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum

untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para

penginap dikoordinir oleh seorang host, dan semua tamu-tamu yang (selama)

menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host

(HOST HOTEL).

Sesuai dengan perkembangan kata hostel lambat laun mengalami

perubahan. Huruf “S” pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang,

sehingga kemudian kata hostel berubah menjadi HOTEL seperti apa yang kita kenal sekarang.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hotel adalah bangunan

berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat

makan orang yang sedang di perjalanan, bentuk akomodasi yang dikelola secara

komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan,

makan dan minum.

Pengertian hotel dapat disimpulkan dari beberapa definisi hotel, yaitu:

− Salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau

keseluruhan bagian untuk jaga pelayanan penginapan, penyedia makanan

dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola

secara komersil (Keputusan Menteri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT

1987).

− Bangunan yang dikelola secara komersil dengan memberikan fasilitas

penginapan untuk masyarakat umum dengan fasilitas sebagai berikut :

• Jasa penginapan

2

• Pelayanan makanan dan minuman

• Pelayanan barang bawaan

• Pencucian pakaian

• Penggunaan fasilitas perabot dan hiasan-hiasan yang ada di

dalamnya.

(Endar Sri,1996:8)

• Sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan dengan memberikan

pelayanan jasa kamar, penyedia makanan dan minuman serta akomodasi

dengan syarat pembayaran (Lawson, 1976:27).

Jenis Hotel

Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau

sifat khas yang dimiliki wisatawan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat dari

lokasi dimana hotel tersebut dibangun, sehingga dikelompokkan menjadi:

• City Hotel

Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat

yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek).

City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh

para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang

disediakan oleh hotel tersebut.

• Residential Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pinggiran kota besar yang jauh dari

keramaian kota, tetapi mudah mencapai tempat-tempat kegiatan usaha.

Hotel ini berlokasi di daerah-daerah tenang, terutama karena diperuntukkan

bagi masyarakat yang ingin tinggal dalam jangka waktu lama. Dengan

sendirinya hotel ini diperlengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang

lengkap untuk seluruh anggota keluarga.

• Resort Hotel

Hotel yang berlokasi di daerah pengunungan (mountain hotel) atau di tepi

pantai (beach hotel), di tepi danau atau di tepi aliran sungai. Hotel seperti

3

ini terutama diperuntukkan bagi keluarga yang ingin beristirahat pada hari-

hari libur atau bagi mereka yang ingin berekreasi.

• Motel (Motor Hotel)

Hotel yang berlokasi di pinggiran atau di sepanjang jalan raya yang

menghubungan satu kota dengan kota besar lainnya, atau di pinggiran jalan

raya dekat dengan pintu gerbang atau batas kota besar. Hotel ini

diperuntukkan sebagai tempat istirahat sementara bagi mereka yang

melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum atau mobil

sendiri. Oleh karena itu hotel ini menyediakan fasilitas garasi untuk mobil.

Adapun klasifikasi hotel berdasarkan rating bintang, adalah:

• Hotel Bintang Satu (*)

− Jumlah Kamar Standar minimum 15 kamar

− Kamar mandi didalam

− Luas kamar standar minimum 20 m2

• Hotel Bintang Dua (**)

− Jumlah Kamar Standar minimum 20 kamar

− Jumlah kamar suite minimum 1 kamar

− Kamar Mandi didalam

− Luas Kamar Standar minimum 22 m2

− Luas Kamar Suite minimum 44 m2

• Hotel Bintang Tiga (***)

− Jumlah Kamar Standar minimum 30 kamar

− Jumlah kamar suite minimum 2 kamar

− Kamar Mandi didalam

− Luas Kamar Standar minimum 24 m2

− Luas Kamar Suite minimum 48 m2

4

• Hotel Bintang Empat (****)

− Jumlah Kamar Standar minimum 50 kamar

− Jumlah kamar suite minimum 3 kamar

− Kamar Mandi didalam

− Luas Kamar Standar minimum 24 m2

− Luas Kamar Suite minimum 48 m2

• Hotel Bintang Lima (*****)

memiliki 3 tingkatan yaitu Palm, Bronze, dan Diamond

− Jumlah Kamar Standar minimum 100 kamar

− Jumlah kamar suite minimum 4 kamar

− Kamar Mandi didalam

− Luas Kamar Standar minimum 26 m2

− Luas Kamar Suite minimum 52 m2

Klasifikasi Hotel berdasarkan ukuran hotel.

• Small Hotel

Small hotel adalah hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar.

• Medium Hotel

Adalah hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini dapat

dikategorikan menjadi 2, yaitu:

- Hotel dengan jumlah kamar antara 150 – 299 kamar

- Hotel dengan jumlah kamar antara 300 – 600 kamar

• Large Hotel

Adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah kamar

diatas 600 kamar.

5

Zoning Ruang Hotel

Zoning untuk hotel terbagi atas:

1. Area private

Area untuk pengunjung seperti ruang hotel.

2. Area publik

Area pengunjung, pelayan, dan pegawai hotel.

3. Area semi publik

Area yang hanya orang-orang tertentu bisa mengaksesnya.

4. Area service

Area khusus karyawan.

Area hotel dibagi menjadi dua bagian utama, antara lain:

1. Front of the house (bagian depan hotel)

Area ini termasuk pada area publik dan private, yaitu:

• Enterance hall

Ruang penerima tamu hotel yang menghubungkan ruang luar dengan ruang

dalam hotel.

• Front desk/ Reception desk

Ruang-ruang yang berfungsi sebagai tempat mengelolah administrasi

pengunjung hotel.

• Guest elevator

Alat transportasi vertikal dimana pengunjung dapat mencapai guest room

dan ruang lainnya dari area lobby.

• Sirkulasi

Sarana penghubung antar ruang pada hotel

• Retail area

Area tempat yang berfungsi untuk menyediakan kebutuhan sehari-hari

pengunjung.

• Area tempat makan

Area yang menediakan tempat makan dan minum untuk pengunjung.

Tempat tersebut dapat berupa restoran, coffee shop, lounge, atau bar.

• Ruang serbaguna

6

Ruang yang dapat digunakan untuk pameran, seminar, dan pertemuan.

• Area rekreasi

Area dapat berupa sarana olahraga, dan taman.

• Guest room

Area private yang hanya dapat diakses oleh pengunjung hotel.

2. Back of the house (bagian belakang hotel)

Area ini adalah area service pada hotel yang terbagi atas:

• Daerah dapur dan gudang

Area gudang untuk penyimpanan makanan dan minuman hotel. Gudang

pada hotel terdiri dari gudang kering dan gudang basah.

• Daerah bongkar muat

Area tempat turun naiknya barang dari kendaraan bongkar muat.

• Daerah pegawai/staff hotel

Area karyawan hotel yang berisi loker dan gudang untuk keperluan

karyawan.

• Daerah pencucian dan pemeliharaan

Daerah pencucian berupa daerah untuk mencuci, pengeringan, setrika, dan

mesin press. Pada area pemeliharaan terdapat ruang khusus departemen

pemeliharaan, gudang, tempat menjahit, dan linen.

• Daerah mekanikal dan elektrikal

Ruang dengan peralatan heating dan cooling yang berupa tangki dan ompa

untuk sistem mekanikal hotel.

Area ruang publik dan service harus saling berhubungan dengan batasan-

batasan yang jelas sehingga aktivitas antara dua area tersebut tidak saling

mengganggu. Karena itu, penzoningan merupakan hal penting untuk memisahkan

area publik dan area service.

Definisi kapsul

Kapsul berasal dari bahasa Latin yaitu capsula yang diadaptasi dari bahasa

Perancis menjadi capsule. Kapsul memiliki beberapa definisi yang disesuaikan

dengan bidang-bidang yang bersangkutan.

7

Berdasarkan kamus Merriam-webster, kapsul adalah tempat yang kecil atau

compact atau sebuah tempat yang dapat dipisahkan.

Definisi Hotel Kapsul

Hotel kapsul adalah hotel yang berkembang di Jepang pada awal dekade

1980. Pada saat itu hotel kapsul merupakan penginapan yang diperuntukaan bagi

karyawan yang tidak sempat menaiki transportasi kereta api yang telah berhenti

beroperasi.

Dapat dikatakan hotel kapsul adalah bangunan yang disewakan sebagai

tempat menginap dengan kamar yang berukuran kecil yang juga disebut sebagai

kapsul dengan harga yang cukup murah.

II.2. Kriteria Fasilitas Hotel Bintang 2

Berdasarkan letak tapak yang akan dibangun hotel kapsul ini berada di kota

dan dekat dengan pusat perdagangan Tanah Abang, maka hotel ini dapat

dikategorikan City Hotel.

Dari survey yang dilakukan, hotel yang berada di dekat pusat perdagangan

Tanah Abang ini hanya terdapat hotel dengan kelas melati yang minim dengan

fasilitas dan hotel bintang 4 yaitu Hotel Millenium yang harganya cukup mahal.

Dikarenakan kurangnya keberadaan hotel kelas menengah dengan fasilitas yang

cukup memadai di kawasan Tanah Abang ini maka hotel kapsul yang akan

dibangun dikategorikan Hotel Bintang 2 yang diperuntukan untuk kalangan

menengah dengan fasilitas yang cukup memadai.

Kriteria dari Hotel Bintang 2 adalah:

1. Kamar Tidur

• Minimum 20 kamar dengan luas 22 m2/ kamar

• Minimum terdapat 2 kamar suite dengan luas 44 m2/kamar

• Floor to floor minimum 2,6 meter untuk kamar

2. Ruang Makan atau Restoran

Tidak berdampingan dengan lobby

8

3. Lobby

• Luas minimum 30 m2

• Toilet minimum 1

• Lebar koridor minimum 1,6 meter

4. Utilitas

• Terdapat transportasi vertikal

• Air bersih tersedia 500 liter/orang/hari

• Instalasi air panas/dingin

• Telepon lokal dan interlokal

• Tersedia jaringan komunikasi PABX

• Tersedia televisi, radio

Kriteria bintang ini hanya digunakan untuk menentukan fasilitas-fasilitas

yang akan ada di dalam hotel kapsul tersebut.

II.3. Tinjauan Khusus Topik

Pengertian Sustainable Design

Pengertian pembangunan yang berkelanjutan (sustainable) adalah

pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus

berkompromi dengan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi

kebutuhan mereka nanti.

(The United Nations World Commision on Environment and Development, Laporan

Brundtland, 1987).

Tujuan dari sustainable adalah lebih bertanggung jawab terhadap

lingkungan dan juga terhadap manusia. Untuk menggambarkan sebuah desain

berkelanjutan terdapat beberapa cara, yaitu:

• Mengurangi

• Menggunakan kembali

• Daur ulang

• Memperbaharui

Dalam mendesain bangunan, seharusnya memikirkan bagaimana

meningkatkan kualitas bangunan agar lebih baik untuk ditinggali dan digunakan

oleh manusia. Sebaiknya sustainable design dapat mengurangi dampak pada

9

lingkungan. Pada desain bangunan seharusnya ada keseimbangan dari sisi

lingkungan, sisi sosial dan juga sisi ekonomi.

Gambar II.2.1. Skema pembangunan berkelanjutan

Sumber: google

Selain cara diatas, adapun beberapa prinsip dasar sustainable design yang

umum diterima adalah meliputi aspek-aspek:

- Low-impact material: memanfaatkan bahan non-toxic dan diproduksi

secara ramah lingkungan (misalnya: pembuatannya hanya membutuhkan sedikit

energi).

- Efisiensi energi: menggunakan atau membuat produk yang hanya

membutuhkan sedikit energi.

- Kualitas dan daya tahan: produk yang berfungsi baik (memiliki umur

pakai) secara lama berarti mengurangi perawatan atau penggantian.

- Sehat: produk tidak berbahaya bagi pengguna/penghuni dan lingkungan

sekitarnya, bahkan bisa menunjang aspek kesehatan secara luas.

(http://www.greendesigncommunity.org)

Arsitektur Hemat Energi

Menurut Tri Harso Karyono (2010), arsitektur hijau merupakan suatu

rancangan lingkungan binaan, dan kawasan. Suatu rancangan hemat energi harus

memenuhi kriteria hemat dalam menggunakan sumber daya alam, meminimalkan

dampak negatif yang ditimbulkan, dan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.

Standar bangunan hijau dapat terlihat dari aspek-aspek:

• Pemilihan tapak

10

• Pengolahan tapak

• Transportasi

• Konservasi air

• Penghematan energi

• Penggunaan material yang berkelanjutan

• Pengolahan limbah

Bangunan yang baik adalah bangunan yang dibangun tetapi tidak

menimbulkan kerusakan tapak dan tidak menmbulkan dampak negatif terhadap

lingkungan sekitar, misalnya banjir. Pengolahan tapak akan dilakukan seefektif

mungkin agar dapat efisien dalam penggunaan energi, air dan sumber daya yang

lainnya.

Penghematan energi yang dibicarakan lebih kepada penghematan

operasional bangunan. Perancangan dan tata letak suatu bangunan sangat

mempengaruhi penggunaan energi pada bangunan tersebut.

Dalam menurunkan suhu di dalam ruangan adalah dengan mengurangi

perolehan panas matahari yang akan mengenai bangunan. Pengurangan panas

matahari ini dapat melalui pengolahan fasade bangunan, misalnya double skin

facade atau dengan penanaman pohon disekitar bangunan.

Dengan mengurangi perolehan panas matahari, makan suhu udara di dalam

ruangan akan rendah dan terasa nyaman. Berdasarkan penelitian Tri Harso

Karyono, suhu nyaman suatu ruangan adalah 24,5oC – 28,5 oC. Dengan

memperhatikan hal-hal diatas maka penggunaan pengkondisian udara mekanis

(AC) akan menjadi lebih rendah dan akan berdampak pada menghemat penggunaan

energi listrik.

Menurut Brenda dan RobertVale dalam buku Green Architecture Design

for A Sustainable, prinsip dari green architecture adalah

a. Hemat Energi / conserving energy

Meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik dalam

pengoperasian bangunan.

b. Memperhatikan kondisi iklim / working with climate

11

Dalam perancangan bangunan haruslah berdasarkan iklim yang berlaku

dilokasi tapak.

c. Minimizing new resources

Merancang bangunan dengan mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam

yang baru atau dengan penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya

bagi ekosistem dan sumber daya alam.

d. Respect for site

Bangunan yang akan dibangun sebaiknya tidak merusak kondisi tapak aslinya,

dan tidak merusak lingkungan yang ada.

e. Respect for user

Dalam merancangan sebuah bangunan sebaiknya memperhatikan pengguna

bangunan agar semua kebutuhan penggunan dapat terpenuhi.

f. Holism / menetapkan prinsip green architecture

Prinsip-prinsip green architecture dapat digunakan berdasarkan dari kebutuhan

bangunan.

Dalam bangunan hemat energi sangat perlu memperhatikan bagaimana

energi digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan di dalam bangunan, seperti:

untuk pendingin ruangan, pencahayaan di dalam bangunan, mekanikal dan

penggunaan lainnya (Ir. Bonifasius Heru Santoso Soemarno, M.App.Sc).

Sustainable design tidak sebatas pengaplikasian material atau

meminimalkan energi, tetapi lebih memikirkan bagaimana bangunan itu dimasa

yang akan datang. Dengan memanfaatkan potensi-potensi yang ada di sekitar tapak

merupakan kunci dari sustainable design.

Arsitektur hemat energi berdasarkan pada prinsip konservasi energi.

Konsep hemat energi merupakan hal penting yang dapat digunakan dalam berbagai

bidang. Pendekatan perancangan hemat energi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

12

1. Perancangan aktif

Perancangan aktif adalah salah satu cara penghematan energi dengan bantuan

alat-alat teknologi yang dapat mengontrol, mengurangi pemakaian energi dan

menghasilkan energi baru. Dalam perancangan aktif, arsitek juga menerapkan

perancangan secara pasif. Tanpa penerapan perancangan pasif, penggunaan

energi dalam bangunan akan tetap tinggi.

2. Perancangan pasif

Perancangan pasif adalah cara penghematan energi melalui pemanfaatan energi

matahari secara pasif, tanpa mengkonversikan energi matahari menjadi energi

listrik. Rancangan pasif lebih mengandalkan kemampuan arsitek bagaimana

rancangan bangunan dengan sendirinya mampu dan dapat mengantisipasi iklim

luar. Perancangan pasif pada wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya

dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena radiasi

matahari dapat dicegah. Sinar matahari yang terdiri dari cahaya dan panas, hanya

akan dimanfaatkan komponen cahayanya.

Menurut Ken Yeang (1999), Perancangan pasif berbasis pada kondisi iklim

setempat. Berikut ini adalah beberapa metode perancangan pasif yang dapat

digunakan dalam merancang bangunan hemat energi, dengan menggabungkan

sistem pasif dan aktif demi bentuk keberlanjutan ekologis dari energy:

− Konfigurasi bentuk bangunan dan perencanaan tapak.

− Orientasi bentuk bangunan (dari fasad utama dan bukaan).

− Desain fasad (termasuk jendela, lokasi, ukuran dan detail).

− Perangkat penahan radiasi matahari ( misalnya double skin facade)

− Perangkat pasif siang hari.

− Warna dan bentuk selubung bangunan.

− Tanaman vertical.

− Angin dan ventilasi alami.

Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien

dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit,

ataupun dengan mengurangi konsumsi penggunaan energi. Dengan penghematan

energi dapat mengurangi biaya, meningkatkan nilai lingkungan dan kenyamanan.

13

Yang seharusnya dilakukan adalah mencari cara agar konsumsi energi dalam

bangunan dapat dikurangi. Karena iklim indonesia yang sangat panas dan udara

yang sangat berpolusi, maka penghawaan buatan sangatlah enting dan dengan

meniadakan penghawaan buatan membuat tidak nyaman.

Penghawaan merupakan ertukaran antara udara luar dengan udara dalam

ruangan. Pertukaran ini daapat dilakukan dengan penghawaan buatan dan

penghawaan alami.

II.3.1. Penghawaan Alami

Penghawaan alami dapat diterapkan pada bangunan jika kualitas udara luar

lebih baik dibanding dengan udara di dalam bangunan. Kondisi udara di sekitar

tapak sangat tidak memungkinkan menggunakan penghawaan alami.

Hal terpenting dalam penghawaan alami adalah pergerakan angin. Angin

menjadi hal terpenting dalam mengairkan udara. Menurut Ken Yeang kecepatan

angin mulai terasa antara 1,6-3,3m/s dan bisa mengganggu bila diatas 5,4 m/s.

Penghawaan alami mempunyai manfaat:

1. Kenyamanan Thermal

Kenyamanan thermal sangat dipengaruhi oleh subjektifitas masing-masing

orang. Berdasarkan Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan thermal, yaitu:

a. Aktivitas Pengguna

Berdasarkan aktivitas dari duduk, berjalan, dan berlari akan meningkatkan

produksi panas yang dihasilkan oleh tubuh. Tubuh akan memproduksi panas

paling sedikit saat tertidur.

b. Jenis Pakaian

Pakaian juga menentukan panas yang dihasilkan oleh tubuh. Seperti yang

kita ketahui bila kita memakai pakaian yang bersifat insulator maka kita

tetap bisa memakainya dengan nyaman pada suhu yang lebih rendah.

14

Tabel II.3.1.1. Daftar Insulator dari Jenis Pakaian

Sumber : Robert McDowall (Fundamental of HVAC System, 2008, p32-42)

c. Suhu Udara

Sangat sulit untuk menentukan suhu udara yang ideal bagi tubuh, karena

suhu di kepala maupun di kaki akan mengalami perbedaan. Namun untuk

daerah tropis suhu ideal tubuh berada di kisaran 24-28°C.

d. Radiasi Suhu

Dalam bangunan, lantai langit-langit, dinding hampir mempunyai suhu yang

sama. Namun apabila seseorang sedang duduk dekat jendela akan terasa

bagaimana panas terkonveksi lewat kaca.

e. Kelembaban

Kelembaban rendah : indikasi dari kelembaban rendah adalah kulit kering

dan mata kering.

Kelembaban tinggi : apabila konsentrasi air dalam udara begitu tinggi,

secara teknis bisa hingga 100% pada 16°C.

f. Kecepatan Udara

Semakin tinggi kecepatan udara di atas tubuh maka akan semakin besar efek

pendinginan, dan kecepatan minimal yang dibutuhkan sekitar 0.2m/s.

2. Sebagai supply udara segar

Sebuah penelitian mengatakan dengan ventilasi alami, suhu 30,5oC bisa

turun sampai 21,5oC dengan asupan udara segar hingga 0.14-1.5m3.

15

3. Pendinginan Struktur

Secara pasif struktur akan menyerap panas, namun akan lambat dalam

melepaskan panas. Dengan adanyaventilasi maka bagian dalam maupun luar

struktur bisa mengalami pendinginan dengan mempercepat penguapan pada bidang

struktur. Dengan adanya pergerakan udara (angin) maka dapat membantu proses

pendinginan struktur.

II.3.2. Iklim dan Strategi Desain

Dalam buku Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Heinz Frick menjelaskan

iklim merupakan susunan keadaan atmosferis dan cuaca dalam jangka waktu dan

daerah tertentu.

Berdasarkan kamus Oxford, iklim adalah suatu daerah dengan kondisi suhu,

kering, angin, cahaya, dan lain-lain tertentu. Sedangkan cuaca adalah keadaan

lingkungan atmosfir pada suatu masa tertentu dan suatu lokasi tertentu. Iklim

digolongkan menjadi iklim makro dan iklim mikro.

• Iklim makro merupakan iklim suatu negara, benua, atau daerah tertentu.

Iklim tersebut menurut sifat digolongkan menjadi 3 yaitu daerah tropis

lembap, daerah tropis kering dan daerah pegunungan.

• Iklim mikro merupakan iklim dilapisan udara dekat permukaan bumi.

Iklim makro di Indonesia sendiri yaitu tropis lembab dimana daerah

beriklim ini mengalami hujan dan kelembapan tinggi dengan suhu yang ampir

selalu tinggi. Angin sedikit, radiasi matahari sedang sampai kuat, dan pertukaran

panas kecil karena tingginya kelembapan.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan di Indonesia dengan iklim tropis

basah yaitu, bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing-

masing bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik. Orientasi utara-

selatan, untuk mencegah pemanasan fasade yang lebih lebar. Ruang sekitar

bangunan diberi peneduh, tanpa mengganggu sirkulasi udara. Persiapan penyaluran

air hujan dari atap dan halaman. Bangunan ringan dengan daya serap panas yang

rendah.

16

Dalam mendesain bangunan akan mengikutin prinsip dasar dalam

mendesain. Ada 3 prinsip dasar dalam mendesain bangunan, yaitu:

a. Desain untuk iklim (design for a climate)

b. Desain untuk lingkungan fisik dan sosial (design for the physical and social

environment)

c. Desain untuk waktu, baik siang atau malam, musim atau lama bangunan dan

desain bangunan yang akan beradaptasi dari waktu ke waktu.

Setiap bangunan didesain berbeda-beda sesuai dengan iklim dimana

bangunan tersebut akan dibangun. Daerah yang beriklim tropis, sub tropis, dan

dingin akan memiliki ciri atau kriteria bangunan yang berbeda-beda.

Tabel II.3.2.1. Ciri Bangunan Sesuai Iklim

Iklim Ciri/ kriteria Bangunan

Tropis Pada iklim tropis, bangunan akan

didesain dengan banyak bukaan.

Bangunan didesain dengan megutamakan

pembayangan agar bangunan tidak terlalu

panas.

Sub tropis Pada iklim tropis, bangunan akan

menggunakan balkon atau beranda

sebagai salah satu strategi perancangan.

Dinding bangunan akan lebih tebal.

Dingin Pada iklim dingin, bangunan akan

memiliki ruangan peralihan sebelum

benar-benar masuk ke dalam rumah.

Sumber : Sue Roaf, Manuel Fuentes and Stephanie Thomas, Ecohouse

II.3.3. Energi

Menurut Prasasto Satwiko (2005), energi adalah kemampuan untuk

mengerjakan sesuatu. Energi dapat ditemukan dalam beragam bentuk, seperti

energi kimia, energi listrik, energi cahaya, energi panas, energi mekanik, dan

energi nuklir. Hukum kekekalan energi menyebutkan bahwa energi tidak dapat

dimusnahkan dan diciptakan. Energi hanya dapat berubah-ubah bentuk.

17

Listrik adalah energi yang saat ini paling sering kita gunakan. Listrik

disebut sebagai sumber energi sekunder. Kita memperoleh energi listrik dengan

mengkonversi sumber energi lain (batubara, minyak bumi, nuklir, dll) menjadi

energi listrik.

Idealisme dari Arsitektur Hemat Energi adalah kita harus menyadari

resiko dari setiap pilihan yang kita ambil untuk menggunakan energi. Saat ini

sumber-sumber energi yang paling sering digunakan untuk dikonversikan menjadi

energi listrik adalah batubara, minyak bumi, gas, yang merupakan energi yang

tidak dapat diperbaharui. Dengan demikian, energi tersebut lama kelamaan akan

habis.

Oleh karena itu, energi yang akan dikonversikan menjadi energi listrik

yaitu dengan menggunakan energi yang dapat diperbaharui, yaitu matahari, angin

dan air.

Kita ketahui negara Indonesia merupakan wilayah yang memiliki iklim

tropis karena dilewati oleh garis khatulistiwa. Wilayah Indonesia akan selalu

disinari matahari selama 10-12 jam dalam sehari. Potensi sumber energi matahari

di Indonesia sangat perlu dimanfaatkan sebagai energi alternatif ataupun sebagai

pencahayaan alami.

II.3.4. Double Skin Facade

Definisi Double skin facade

Double skin facade menggabungkan strategi perancangan pasif dengan

penghawaan alami (ventilasi silang). Double skin facade terdiri dari beberapa

jenis. Konsep double skin facade adalah lapisan luar kaca dan lapisan dalam kaca.

Pada umumnya double skin facade adalah konstruksi dinding kaca ganda

(double skin construction) dengan rongga udara antara 35cm-50cm antara kaca

luar dan kaca dalam.

Double skin facade pada dasarnya adalah sepasang kaca yang dipisahkan

oleh koridor udara. Ruang udara antara lapisan kaca berfungsi sebagai isolasi

terhadap suhu, angin dan suara. 3 jenis sistem dasar dari double skin facade

adalah:

18

1. Buffer system

Sistem ini mendahului isolasi gelas dan diciptakan untuk

mempertahankan cahaya matahari ke dalam bangunan sambil meningkatkan

isolasi dan sifat suara dari sistem dinding. Menggunakan dua lapisan kaca

tunggal berjarak 250-900 mm terpisah, disegel dan memungkinkan udara

segar ke dalam gedung melalui cara-cara terkontrol atau box type windows

yang memotong melalui kulit ganda secara keseluruhan. Perangkat Shading

dapat dimasukkan dalam rongga. Contoh modern dari jenis ini adalah

Occidental Chemical / Hooker Bangunan di Air Terjun Niagara, New York.

Gedung ini memungkinkan asupan udara segar di dasar rongga udara dan

exhausts di bagian atas.

Gambar II.3.4.1. Buffer System

Sumber: Terri Meyer Boake, The Tectonics of the Double Skin

2. Extract air system

Satu dari lapisan double skin facade ditempatkan pada interior sebuah

facade utama. Ruang udara antara dua lapisan kaca menjadi bagian dari

sistem HVAC. Udara yang terkandung dalam sistem ini menggunakan sistem

HVAC. Pada sistem ini udara segar dipasok secara mekanis. Perangkat

Shading sering dipasang di rongga. Rongga kaca bekisar sekitar 150 mm

sampai 900 mm dan merupakan fungsi dari ruang yang diperlukan untuk

mengakses rongga untuk membersihkan. Sistem ini digunakan di mana

ventilasi alami tidak mungkin (misalnya di lokasi dengan suara tinggi, angin

atau asap).

19

Gambar II.3.4.2. Extract Air System

Sumber: Terri Meyer Boake, The Tectonics of the Double Skin

3. Twin face system

Sistem ini terdiri dari dinding tirai konvensional atau sistem massa

dinding termal di dalam kaca tunggal kulit bangunan. Perangkat Shading

dapat dimasukkan. Sistem ini harus memiliki ruang interior minimal 500

sampai 600 mm untuk memungkinkan pembersihan. Sistem ini dapat

dibedakan dari Buffer System dan Extract Air System dengan memasukkan

udara dari bukaan di kulit untuk memungkinkan ventilasi alami.

Kulit kaca luar digunakan untuk memblokir / memperlambat angin

dalam gedung bertingkat tinggi dan memungkinkan bukaan interior untuk

akses udara segar tanpa kebisingan. Jendela pada façade interior dapat

dibuka. Penggunaan jendela dapat digunakan untuk malam hari sebagai

pendinginan ruangan dengan demikian mengurangi beban pendinginan sistem

HVAC bangunan. Untuk kontrol suara, bukaan di kulit luar dapat

ditempatkan jauh dari jendela pada facade interior. Menara di Jerman RWE

akan melambangkan sebuah bangunan Twin Face System.

20

Gambar II.3.4.3. Twin Face System

Sumber: Terri Meyer Boake, The Tectonics of the Double Skin

Menurut Uuttu (2001), menggambarkan facade kulit ganda adalah

sepasang kulit ganda yang dipisahkan oleh koridor udara (disebut juga rongga

atau ruang tengah) dengan lebar 20 cm sampai beberapa meter. Lapisan utama

kaca biasanya tertutup yang berfungsi sebagai bagian dari dinding struktural

konvensional atau dinding tirai, sementara lapisan tambahan berupa kaca tunggal

yang ditempatkan di depan atau di belakang kaca utama. Lapisan ruang udara

diantara kedua kaca berfungsi sebagai isolasi terhadap suhu ekstrim dan cuaca.

Saelens (2002), mendefinisikan facade kulit ganda sebagai konstruksi

facade yang terdiri dari dua permukaan transparant yang dipisahkan oleh rongga

dan digunakan sebagai saluran udara. Definisi ini mencakup 3 elemen utama

yaitu:

• Pembangunan facade

• Transparansi ikatan permukaan

• Aliran rongga udara

Menurut BBRI dalam buku A Satisfactory Descriptionof the Structure of a

Double Skin Facade System, lapisan dari double skin facade terdiri dari:

• Exterior Glazing (kaca bagian luar): biasanya berupa kaca tunggal dan

dapat sepenuhnya menggunakan kaca.

• Interior Glazing (kaca bagian dalam): unit kaca ganda yang tidak

sepenuhnya menggunakan kaca.

21

• Rongga udara diantara dua panel: dapat benar-benar alami, atau

menggunakan kipas (ventilasi mekanik). Lebar rongga bervariasi

tergantung dari fungsi dan konsep yang diterapkan pada facade tersebut,

biasanya 200 mm – 2m.

• Jendela bagian dalam yang dapat dibuka oleh pengguna: hal ini

memungkinkan penggunaan penghawaan alami.

• Shading surya didalam rongga udara yang dapat dikendalikan secara

otomatis

Klasifikasi Double Skin Facade

Dalam double skin facade terdapat beberapa kategorisasi. The

Environmental Engineering firm of Battle McCarthy di Inggris, menciptakan

kategorisasi dari 5 jenis primer yang berdasarkan kesamaan konfigurasi facade

dan cara operasinya, yaitu:

• Kategori A: kulit dalam tertutup

• Kategori B: kulit dalam dan luar dapat dibuka

• Kategori C: kulit dalam dapat dibuka dengan rongga ventilasi mekanik,

dan pembuangan panas terkontrol.

• Kategori D: rongga tertutup

• Kategori E: pembatas akustik

Oesterle et al (2001), mengkategorikan facade kulit ganda berdasarkan

dengan mempertimbangkan jenis dari rongga, yaitu:

• Box window type (tipe jendela kotak)

Partisi horizontal dan vertikal membagi facade dalam bentuk kotak yang

lebih kecil dan independen.

• Shaft box type

Satu set elemen jendela kotak ditempatkan pada bagian facade, yang

terhubung melalui poros vertikal yang terletak di facade.

• Corridor facade (koridor facade)

Partisi horizontal yang berfungsi sebagai akustik, keamanan kebakaran

ataupun sebagai ventilasi.

• Multi storey Double Skin Facade

22

Tidak berupa partisi horizontal atau vertikal diantara kedua kulit. Rongga

ventilasi udara diwujudkan melalui bukaan besar didekat lantai dan atap.

Arons (2000) mendeskripsikan dua tipe facade, yaitu:

• Airflow Facade

Facade ganda yang kontinu setidaknya satu lantai dengan saluran masuk.

• Airflow Window

Facade daun ganda yang memiliki ruang masuk dan keluar dengan jarak

vertikal antara lantai dan langit-langit.

Kragh (2000), mengkategorikan facade kulit ganda menurut fungsi dari rongga

(tipe ventilasi) dalam 3 jenis:

• Naturally Ventilated Wall (dinding berventilasi)

Kulit ekstra yang ditambahkan ke luar facade bangunan. Pada masa tanpa

radiasi matahari, kulit ekstra menyediakan tambahan panas. Pada masa

radiasi matahari, kulit secara alami berventilasi dari / ke luar yaitu udara

dalam rongga naik ketika dipanaskan oleh matahari. Keuntungannya

adalah panas matahari berkurang karena udara panas keluar. Perbedaan

suhu antara udara luar dan udara panas dalam rongga harus signifikan agar

sistem bekerja. Dengan demikian jenis facade ini tidak dapat

direkomendasikan untuk iklim panas.

• Active Wall

Sebuah kulit ekstra yang diterapkan pada bagian dalam selubung

bangunan. Udara didalam dikembalikan melewati rongga facade dan

kembali ke sistem ventilasi. Pemanasan sinar matahari dapat dipulihkan

dengan cara pertukaran panas melalui ventilasi. Pada saat musim dingin,

suhu permukaan dari kaca bagian dalam tetap mendekati suhu kamar yang

menyebabkan peningkatkan kenyamanan penghuni. Facade tipe ini

dianjurkan untuk iklim dingin, karena meningkatkan kenyamanan selama

musim dingin.

23

• Interactive Wall

Interactive wall sama seperti naturally ventilated wall dengan perbedaan

signifikan tentang ventilasi. Sistem bekerja pada situasi suhu tinggi karena

tidak tergantung pada efek tumpukan. Dengan demikian sistem ini ideal

untuk iklim panas dengan beban pendinginan yang tinggi. Pada malam

hari, ventilasi dapat diminimalkan agar kenyamanan meningkat.

Memungkinkan penggunaan jendela yang dapat dibuka untuk ventilasi

alami, bahkan dibangunan tinggi.

Pada double skin facade kecepatan udara dan jenis aliran udara dalam

rongga akan tergantung pada:

• Luas rongga (baik untuk ventilasi mekanis dan alami)

• Jenis bukaan bagian dalam (untuk ventilasi mekanis ataupun alami)

• Jenis bukaan bagian luar (untuk ventilasi alami)

Oesterie et al (2001), mengatakan ketika rongga antar kulit facade relatif

pendek (kurang lebih 40 cm) akan menyebabkan tekanan yang signifikan. Jika

tidak, rongga tidak menghasilkan resistensi besar untuk aliran udara.

Pemodelan dan simulasi dari rongga double skin facade merupakan tugas

yang rumit, karena elemen yang berbeda berinteraksi satu sama lain yang

mempengaruhi fungsi rongga. Upaya untuk modl rongga difokuskan pada:

• Simulasi aliran udara

• Perhitungan suhu pada ketinggian yang berbeda

• Simlasi siang hari

Prosedur dari perancangan bangunan dengan double skin facade adalah

• Mendefinisikan fungsi double skin facade pada suatu gedung, termasuk

mengenai aliran udara, panas, pengurangan kebisingan.

• Memilih jenis double skin facade, komponen-komponennya, bahan dan

dimensi double skin facade yang memenuhi persyaratan.

• Mengoptimalkan desain sistem HVAC.

• Memilih strategi pengendalian untuk mengawasi seluruh sistem.

24

Rongga yang lebih kecil akan menghambat aliran yang lebih besar dan

aliran kecil akan menggalir melalui rongga. Disisi lain rongga yang kecil lebih

intensif saat perpindahan panas dan pertumbuhan suhu udara yang lebih tinggi di

dalam rongga. Hal ini menyimpulkan:

1. Pada suhu dingin akan lebih cocok untuk menggunakan rongga yang kecil untuk

membatasi aliran dan meningkatkan suhu di dalam rongga.

2. Pada suhu panas, double skin facade harus bekerja sebagai layar untuk panas

matahari. Rongga untuk suhu atau pertukaran udara dan tirai akan lebih tinggi.

Menurut Di Maio dan Van Paassen (2000) dalam buku “Second Skin

Facade Simulation with Simulink Code” menyimpulkan bahwa rongga yang kecil

lebih berguna, karena dapat memberikan aliran udara yang lebih tinggi dan lebih

panas dibandingkan dengan aliran udara pada rongga luas. Hal ini hanya dapat

digunakan pada iklim dingin, sedangkan pada iklim tropis lebih cocok dengan

rongga yang lebih luas.

Berdasarkan simulasi, Double skin facade dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu:

1. Double skin facade dengan pengontrol aliran udara melalui rongga.

Facade bertingkat tanpa sambungan bukaan yang memungkinkan udara

yang akan diekstraksi keluar. Hanya ada satu inlet untuk ventilasi aliran udara pada

bagian bawah facade. Ventilator terkontrol memberikan aliran udara yang

diinginkan untuk setiap ruangan (80 m3/jam).

Gambar II.3.4.4. Controlled air flow in the cavity

Sumber : Harris Poirazis, Double Skin Façades for Office Buildings

25

2. Double skin facade yang tidak ada sambungan terbuka disetiap lantai.

Pada rongga tidak ada aliran udara terkontrol dan tidak ada peredam sama

sekali pada sistem ini. Bagian atas facade yang terbuka memungkinkan udara

diekstraksi.

Gambar II.3.4.5. Uncontrolled air flow in the cavity

Sumber : Harris Poirazis, Double Skin Façades for Office Buildings

3. Double skin facade dengan persimpangan terbuka antara bagian luar dan rongga

pada setiap lantai.

Ini menyebabkan pertukaran panas antara udara di dalam rongga dan udara

luar. Aliran udara utama adalah sama seperti pada sistem ke dua. Para ahli

menyatakan bahwa sistem ini harus menjadi sistem yang terbaik untuk musim

panas saat pendinginan diperlukan. Karena sambungan terbuka, awal pemanasan

udara pada rongga akan jauh lebih rendah daripada disistem lain dengan

persimpangan tertutup.

Gambar II.3.4.6. Open junctions in each floor

Sumber : Harris Poirazis, Double Skin Façades for Office Buildings

26

4. Double skin facade dengan persimpangan terbuka pada setiap tingkat tetapi

masing-masing lantai terpisah satu sama lain.

Akibat dari sistem ini adalah setiap lantai menciptakan sistemnya sendiri.

Para ahli menyatakan bahwa dalam sistem ini akan menjadi yang paling nyaman

karena modul sistem yang sama dapat digunakan pada setiap lantai. Sistem ini

juga dapat menghindari permasalahan perbedaan suhu yang besar pada ketinggian

yang berbeda (pada setiap lantai suhu dalam rongga kurang lebih sama).

Gambar II.3.4.7. Each storey is separated

Sumber : Harris Poirazis, Double Skin Façades for Office Buildings

Sistem pengendalian memiliki tiga tugas untuk memenuhi penggunaan

komponen pasif dan komponen aktif,yaitu:

- Menjaga tingkat suhu di dalam gedung

- Jumlah pasokan udara ventilasi cukup untuk bangunan

- Memastikan jumlah cahaya yang tepat di dalam gedung

Untuk ventilasi yang baik disarankan jarak antara bayangan matahari

dengan kulit luar facade minimal 15 cm.

II.3.5. Keuntungan dan Kekurangan Double Skin Facade

Keuntungan Double Skin Facade

1. Biaya konstruksi yang lebih rendah dibandingkan dengan solusi yang dapat

diberikan oleh penggunaan panel elektrokronil, termokromik atau

fotokromik (sifat berubah sesuai dengan kondisi iklim atau lingkungan).

Meskipun panel menjanjikan, tetapi sangat mahal. Pada sisi lain double skin

facade dapat mencapai kualitas keragaman melalui kombinasi.

27

2. Isolasi Suara

Menurut pandangan beberapa ahli, isolasi suara dapat menjadi salah satu

alasan paling penting untuk menggunakan double skin facade.

3. Isolasi Panas

Sistem double skin facade dapat memberikan isolasi panas yang lebih besar.

4. Ventilasi Malam Hari

Selama musim panas, ketika suhu luar lebih dari 26oC, ada kemungkinan

bahwa interior ruangan dapat panas dengan mudah. Akan menghemat energi

jika menggunakan ventilasi alami untuk mendinginkan ruangan pada malam

hari.

5. Penghematan energi dan dampak lingkungan berkurang

Pada prinsipnya double skin facade dapat menghemat energi ketika

dirancang dengan benar. Menurut Oesterle et al (2001) “penghematan energi

yang signifikan dapat dicapai dimana double skin facade membuat ventilasi

jendela dan memanfaatkan ventilasi alami”.

6. Perlindungan yang lebih baik dari bayangan

Sejak naungan atau perangkat pencahayaan ditempatkan di dalam rongga

antara double skin facade, bangunan terlindungi dari angin dan hujan.

7. Pengurangan efek tekanan angin

Double skin facade dapat berfungsi untuk mengurangi efek tekanan angin

pada bangunan.

8. Ventilasi alami

Salah satu keuntungan utama dari double skin facade adalah dapat

memungkinkan penggunaan ventilasi alami. Jenis yang berbeda dapat

diterapkan pada iklim yang berbeda, orientasi, lokasi dan jenis bangunan

untuk menyediakan udara segar. Pemilihan jenis double skin facade sangat

28

penting bagi suhu, kecepatan udara, dan kualitas udara di dalam gedung. Jika

dirancang dengan baik, ventilasi alami dapat menyebabkan pengurangan

konsumsi energi selama pengoperasian bangunan dan meningkatkan

kenyamanan penghuni.

9. Kenyamanan thermal

Suhu dinding bagian dalam = udara di dalam rongga double skin facade

lebih hangat (dibandingkan dengan suhu di luar ruangan). Sistem dirancang

sangat baik pada musim panas sehingga suhu di dalam rongga tidak akan

meningkat secara dramatis. Kombinasi yang tepat antara double skin facade

dengan geometri, ukuran bukaan, jenis dan posisi shading, dan jenis panel

bisa menjamin hasil yang lebih baik untuk setiap jenis bangunan dan iklim.

10. Pintu darurat

Claessens dan De Hedre menyebutkan ruangan kaca dari double skin facade

dapat digunakan sebagai pintu darurat.

Kekurangan Double Skin Facade

1. Biaya konstruksi lebih tinggi dibandingkan dengan facade konvensional.

2. Proteksi kebakaran

Belum ada kejelasan apakah double skin facade baik atau tidak mengenai

pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan.

3. Tambahan biaya pemelihataan dan operasional

Double skin facade memiliki biaya yang lebih tingi mengenai konstruksi,

pembersihan, operasional, perbaikan dan pemeliharaan dibanding dengan

jenis facade tunggal.

4. Permasalahan panas yang berlebihan

Jika double skin facade tidak dirancang dengan baik, memungkinkan suhu

udara di dalam rongga akan meningkat dan ruangan di dalam akan terlalu

29

panas. Jager (2003) menatakan bahwa untuk menghindari panas yang

berlebihan, jarak minimum antara panel dalam dan luar tidak boleh kurang

dari 200 mm.

5. Peningkatan kecepatan aliran udara di dalam rongga

6. Penambahan berat pada struktur

Tambahan kulit akan meningkatkan berat konstruksi dan mengakbatkan

meningkatnya biaya.

Penghematan energi: Rancangan hemat energi

• Meminimalkan perolehan panas matahari

Menghalangi radiasi matahari lngsung pada dinding transparan yang dapat

mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca, yang dapat menaikan suhu di dalam

bangunan.

• Orientasi bangunan utara- selatan

• Organisasi ruang

Dinding-dinding ruang pada bagian barat akan mendapatkan radiasi matahari

siang dan sore yang sangat tinggi dan ruangan di dalamnya akan menjadi panas.

• Pemaksimalan pelepasan panas pada bangunan

Pelepasan panas pada bangunan terjadi melalui:

- Proses radiasi

Umumnya terjadi pada malam hari ketika suhu udara sekitar bangunan turun,

maka akan terjadi perpindahan panas secara radiasi dari bangunan ke udara

sekitar bangunan.

- Proses konduksi

Pelepasan panas melalui konduksi terjadi dari bangunan ke tanah, dimana

panas bangunan mengalir melalui struktur, dinding, dan lantai ke tanah

dibawahnya.

- Proses konveksi

30

Pelepasan panas melalui proses konveksi terjadi setiap waktu melalui udara

yang bergerak (angin). Angin dapat mengambil anas dari bangunan sehingga

bangunan akan lebih dingin. Aliran udara sangat berpengaruh menciptakan

efek dingin pada tubuh manusia sehingga sangat membantu dalam

pencapaian kenyamanan manusia.

• Meminimalkan radiasi panas dari plafond

Atap yang cukup tinggi (volume ruang antara penutup atap dan langit-langit)

membantu mengurangi pemanasan ruang-ruang yang berada dibawahnya.

• Manfaatkan radiasi matahari tidak langsung untuk menerangi ruangan di

dalam bangunan

Untuk menerangi ruangan sebaiknya tidak menggunakan cahaya langsung

matahari tetapi menggunakan cahaya diffuse matahari. Cahaya ini tidak

memberikan efek panas terhadap ruang yang diterangi.

• Mengoptimalkan ventilasi silang (pada bangunan yang tidak menggunakan

AC)

Pada ruangan yang tidak menggunakan AC, usahakan agar terjadi pertukaran

udara (ventilasi silang). Aliran udara penting untuk menciptakanefek dingin bagi

tubuh manusia. Ventilasi silang terjadi jika ada dua bukaan di sisi yang berbeda

pada bangunan.

• Pewarnaan pada dinding luar bangunan

Warna terang cenderung memantulkan panas, sementara itu warna gelap

menyerap lebih banyak panas.

Kesimpulan Tinjauan umum dan Tinjauan Khusus:

• Hotel Kapsul yang akan di bangun harus dapat menghemat energi yang

diperlukan dalam operasional terutama dalam hal penghawaan.

• Cara menekan penghawaan buatan adalah dengan meningkatkan penghawaan

alami.

31

• Optimalisasi penghawaan alami bisa pada daerah-daerah yang mempunyai

fungsi sebagai publik area yang bersifat service. Namun perlu tetap

memperhatikan faktor kenyamanan.

• Hal yang perlu diperhatikan adalah kecepatan angin, cara-cara meminimalkan

radiasi yang diterima oleh bangunan agar beban pendinginan tidak terlalu berat.

• Double Skin Facade yang akan digunakan adalah tipe multi-storey facade karena

pada double skin tipe ini terdapat ventilasi udara yang diwujudkan dari bukaan

besar didekat lantai dan atap.

II.4. Tinjauan Terhadap Tapak

Alternatif tapak:

Gambar II.4.1. Alternatif Tapak 1

Berikut ini adalah data lahan tapak yang diperoleh berdasarkan peraturan yang

berlaku:

� Luas lahan : ± 8.103,5 m2

� Massa bangunan : Tunggal

� KDB : 60%

� Luas lantai dasar yang boleh dibangun : 60% x 8.103,5=4.862,1 m2

� KLB : 3,50

32

� Luas total bangunan yang boleh dibangun : 3,50x8.103,5=28.362,2m2

� GSB : 10 meter

� Jumlah lantai maksimal : 8 lantai

Tapak memiliki bentuk memanjang yang tidak rata. Letak tapak cukup

strategis karena berdekatan dengan stasiun tanah abang dan pusat perdagangan

tanah abang. Dari stasiun tanah abang dan pusat perdagangan tanah abang ke

lokasi tapak dapat ditempuh dengan berjalan kaki sehingga lokasi ini dapat

diatakan cukup strategis. Pada sore dan pagi hari lokasi tapak ini sangat ramai

sehingga akan terjadi kemacetan. Saat ini lokasi tapak ini merupakan lahan

terbangun yaitu hotel dan perumahan penduduk.

Gambar II.4.2. Alternatif Tapak 2

Berikut ini adalah data lahan tapak yang diperoleh berdasarkan peraturan yang

berlaku:

� Luas lahan : ± 4.508 m2

� Massa bangunan : Tunggal

33

� KDB : 60%

� Luas lantai dasar yang boleh dibangun : 60% x 4.508 = 2.704,8 m2

� KLB : 3,50

� Luas total bangunan yang boleh dibangun : 3,50 x 4.508 = 15.778 m2

� GSB : 3 meter

� Jumlah lantai maksimal : 8 lantai

� Batasan tapak :

• Utara : Jln.Waru

• Selatan : Jln. Wahid hasyim

• Timur : Metro Tanah Abang

• Barat : Perkantoran

Tapak berlokasi di kecamatan Tanah Abang, kelurahan Kampung Bali, Jakarta

Pusat.

Kriteria penilaian Lokasi

Kriteria Lokasi

Alternatif 1 Alternatif 2

Luas lahan ± 8.103,5 m2 (2)

Sesuai kriteria: 3 Tidak sesuai kriteria: 2

± 4.508 m2 (3)

Tingkatan Jalan Jln. Jati Baru (2)

Lokasi strategis: 3 Lokasi tidak strategis: 2

Jln. Wahid Hasyim(3)

Pencapaian ke Lokasi Pencapaian ke lokasi

tapak harus dengan

menggunakan kendaraan

pribadi. (2)

Sangat dekat dengan

pusat perbelanjaan Tanah

abang sehingga dapat

dicapai dengan berjalan

34

Menggunakan kendaraan umum: 2 Berjalan kaki: 3

kaki. (3)

Fungsi Pendukung sekitar

lokasi

Pertokoan, stasiun tanah

abang. (1)

Pertokoan, perkantoran,

pusat perbelanjaan tanah

abang, stasiun tanah

abang. (3)

Perkembangan

perdagangan dan rekreasi

Tidak sesuai, karena jauh

dari pusat perdagangan

tanah abang. (1)

Sesuai: 3 Tidak sesuai: 1

Sesuai. (3)

Fungsi eksisting

Perdagangan (2) Perdagangan,

perkantoran. (3)

Jarak dengan pusat

kegiatan

Jauh. Dari lokasi tapak ke

pusat perdagangan Tanah

Abang harus berjalan kaki

5-15 menit atau

menggunakan kendaraan

umum. (1)

Jauh: 1 Dekat: 3

Dekat (3)

Total nilai 11 21

Peringkat 2 1

35

Berdasarkan analisa terhadap 2 lokasi yang dipilih, terlihat bahwa tabel

penilai memperlihatkan LOKASI 2 merupakan lokasi yang sesuai untuk dijadikan

site untuk kapsul hotel.

Potensi dan Kendala Tapak

Potensi tapak:

− Strategis, dekat dengan Pasar Tanah Abang dan stasiun Tanah Abang

− Dapat diakses dengan berjalan kaki dari pusat perdagangan tanah abang

Kendala tapak:

− Hanya 1 sisi tapak yang menghadap jalan

− Rawan terjadi kemacetan

II.5. Studi Banding

1. Hotel kapsul Xitai di Shanghai

Hotel xitai memiliki luas 300 km persegi yang berlokasi dekat dengan

stasiun kereta api di Shanghai. Hotel kapsul Xitai ini terdiri dari 68 tempat tidur

yang ditempatkan di kamar berukuran kapsul.

Kamar yang ada cukup nyaman ditempati oleh wisatawan China karena

kapsul tersebut berukuran panjang 2,2 meter dengan lebar serta tinggi 1,1 meter.

Setiap kamar kapsul dilengkapi dengan stop kontak, lampu yang bisa

diatur tingkat keredupannya, jam dengan fungsi weker, perangkat televisi, dan

layanan internet. Para tamu juga dapat menggunakan kamar mandi dan fasilitas

shower, sebuah area rekreasi tamu dan ruangan untuk merokok.

Harga kamar berkisar 28 yuan (Rp 38.000) per orang untuk masa waktu

10 jam dengan biaya tambahan 4 yuan (Rp 5.400) setiap jamnya. Hotel itu

menawarkan harga 68 yuan (Rp 93.000) untuk satu rak selama 10 jam dan 88

yuan (Rp 120.000) untuk kurun waktu 24 jam.

36

Harga kamar di hotel biasa di Shanghai bisa berkisar pada 100 yuan (Rp

135.000) untuk hotel murah dan lebih dari 1.000 yuan (Rp 1.350.000) di sebuah

hotel bintang lima.

Gambar II.5.1. Ruang Tidur Hotel Kapsul Xitai

Sumber: Google

2. Hotel The capsule Inn Akihabara

Hotel kapsul ini berukuran 1 x 2 meter, yang sangat mirip dengan tempat

penyimpanan mayat di kamar mayat. Fasilitas yang terdapat di hotel kapsul ini

adalah kasur, TV, radio, wifi, cermin, loker, kamar mandi bersama. Biaya

penginapan hotel ini 2500-4000 yen per malam (sekitar 250.000-450.000 per

malam)

Gambar II.5.2. Ruang Tidur

Sumber: Google

37

Gambar II.5.3. Interior Kamar

Sumber: Google

3. Hotel Kapsul 9h di Jepang

Hotel Kapsul ini dirancang oleh Fumie Shibata studio desain, yang

didirikan pada tahun 1994. Hotel kapsul ini terdapat 125 kapsul kecil yang

disebut hub, yang cukup besar bagi seseorang untuk berbaring. Hotel ini cukup

populer di Jepang untuk penginap yang memiliki pekerjaan sementara di kota

Kyoto. Biaya penginapan di hotel 9 jam ini adalah $80.

Gambar II.5.4. Ruang Loker

Gambar II.5.5. Kamar Mandi

38

Gambar II.5.6. Ruang Tidur

4. Yotel di Schiphol Airport Hotel yotel ini berada di bandara Schiphol, Amsterdam. Hotel ini

diperuntukan bagi penumpang transit yang akan beristirahat. Jadwal check in

dan check out hotel inipun sangat fleksibel, sesuai kebutuhan tamu.

Fasilitas kamar di hotel ini adalah tempat tidur otomatis yang dapat

keluar dan masuk, kamar mandi, Wifi gratis, tv LCD, sound system,

pencahayaan kamar, kursi, meja. Terdapat 2 tipe kamar di hotel ini yaitu standar

kabin dan premium kabin. Standar kabin pada hotel ini berukuran 3,02 x 2 m

dan premium kabin berukuran 3,47 x 2,55 m.

Gambar II.5.7. Denah Standar Kabin

Sumber: www.yotel.com

39

Gambar II.5.8. Kamar Standar Kabin

Sumber: www.yotel.com

Gambar II.5.9. Denah Premium Kabin

Sumber: www.yotel.com

5. Cambridge Public Library,

Cambridge, MA

Cambridge merupakan bangunan yang berfungsi sebagai perpustakaan.

Bangunan ini dibangun untuk meneliti manfaat dari penggunaan double skin

facade. Dari penelitian itu mengungkapkan keuntungan double skin facade

dalam memberikan tingkat transparansi, kenyamanan thermal, pengontrolan

cahaya, pemeliharaan dan penghematan energi. Bangunan menggunakan double

skin facade dengan tipe multi-storay facade.

40

Gambar II.5.10. Konstruksi Cambridge Public Library

Sumber: William Rawn Associates, Case Study: a Double Skin Glass Wall

41

Gambar II.5.11. Aliran Udara Musim Dingin

Sumber: William Rawn Associates, Case Study: a Double Skin Glass Wall

Gambar II.5.12. Aliran Udara Musim Gugur

Sumber: William Rawn Associates, Case Study: a Double Skin Glass Wall

42

Gambar II.5.13. Aliran Udara Musim Panas

Sumber: William Rawn Associates, Case Study: a Double Skin Glass Wall

Gambar II.5.14. Komponen Double Skin

Sumber: William Rawn Associates, Case Study: a Double Skin Glass Wall

43

Keterangan:

Bingkai dan Kaca Elemen Bayangan Elemen Ventilasi

1. Kaca Luar 4. Naungan Matahari 6.

Ventilasi bawah

2. Kaca Dalam 5. Kanopi Matahari 7.

Ventilasi Atas

3. Struktur Frame

Tabel perbandingan Studi Literatur

Tabel II.5.1. Perbandingan

Hotel Kapsul Xitai di

Shanghai Hotel The

Capsule Inn

Akihabara

Hotel Kapsul 9h

di Jepang

Fasilitas stop kontak, lampu yang bisa diatur tingkat keredupannya, jam dengan fungsi weker, perangkat televisi, dan layanan internet, kamar mandi dan fasilitas shower, sebuah area rekreasi tamu dan ruangan untuk merokok

kasur, TV, radio, wifi, kamar mandi, jam weker, cermin

Kamar mandi bersama, loker, kasur, TV, wifi, jam weker

Kapasitas 68 tempat tidur 45 tempat tidur 125 tempat tidur Ukuran kapsul

2,2 m x1,1 m 1 x 2 m 1,1 x 2 m

Lokasi Dekat dengan stasiun kereta api Shanghai

Terletak di pusat kota

Terletak di pusat kota Kyoto

Harga 88 yuan (Rp120.000) per malam

2500-4000 yen (Rp250.000 – Rp400.000) per malam

$80 per malam

44

Tabel II.5.2. Perbandingan Gedung Double Skin Facade

Aurora Place

office tower and

residences

Occidental Chemical

Center

Briarcliff House

Arsitek Renzo Piano

Building

Workshop

Cannon Design Inc., Principal, Mark R.

Mendell

Leslie and Godwin

Type

facade

Double-skin

façade with glass

louvers, yang

melengkung dari

utara-selatan

Fasade terbagi

menjadi 4 zona yang

di desain sesuai

dengan orientasi

terhadap matahari

yang berbeda. Frame

terbuat dari baja

dengan hiasan

logam.

Dengan dinding aktif

(climate wall)

Konstruksi

fasade-

panel type

Kaca berukuran

1,35 x 2,4 m.

Bagian luar

dilapisi oleh kaca

yang memiliki

ketebalan 6 mm.

Jarak antara kaca

luar dan kaca dalam

adalah 1200 mm.

Terdiri dari kaca ganda

dengan rongga 150

mm. Menggunakan

panel kaca tunggal

pada bagian dalam.

Shading Pada interior Penutup jendela Tirai penutup yang

45

device type terdapat tirai

tekstil yang

berfungsi sebagai

pelindung dari

sinar matahari.

beroperasi dengan

pengontrol dan

manual.

dikendalikan secara

otomatis diletakan

dibagian dalam

rongga.

Lokasi Sydney New York Farnborough

Iklim Terletak ada

daerah yg

memiliki 4

musim.

Terletak ada daerah

yg memiliki 4

musim.

Terletak ada daerah yg

memiliki 4 musim.

II.6. Kesimpulan Hasil Studi Banding

Dari tinjauan literatur, dapat disimpulkan beberapa hal yang menjadi

pedoman dalam melakukan perencanaan dan perancangan hotel kapsul yaitu:

1. Perencanaan hotel kapsul terdiri dari kamar hotel, fasilitas-fasilitas hotel dan

kantor pengelola.

2. Fasilitas-fasilitas yang umumnya ada dalam kamar hotel kapsul yaitu:

• Tempat tidur

• TV

• Radio

• Wifi

• Cermin

• Jam weker

• Loker

• Kamar mandi bersama

3. Penggunaan Double Skin Facade yang berventilasi memaksimalkan cahaya

yang masuk ke dalam bangunan, dapat memberikan tingkat transparansi,

pengontrolan cahaya, pemeliharaan dan penghematan energi. Bentuk dan

ukuran Double Skin Facade disesuaikan untuk mendapatkan pencahayaan

dan penghawaan secara alami.

46