bab ii tinjauan pustakaeprints.umm.ac.id/39010/3/bab 2.pdf · kebutuhan energi panas dari bbm dan...

26
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada perancangan ini saya akan merancang tentang rancang bangun Mesin Bricket Kotoran sapi yang berkapasitas 75kg/proses. Dikarenakan Jika Kotoran Sapi ataupun Kotoran Hewan Lainnya di biarkan maka akan mengendap dan akan mengganggu lingkungan di sekitar. Pada tinjauan pustaka ini saya akan menjelaskan tentang perancangan yang akan saya lakukan seperti : Bahan bakar, kotoran sapi dan Mesin Press macam macam brickets, sistem pengepres. 2.1 Pengertian Kotoran Sapi Kotoran sapi adalah limbah hasil pencernaan sapi dan hewan dari subfamili Bovinae lainnya.Kotoran sapi memiliki warna yang bervariasi dari kehijauan hingga kehitaman, tergantung makanan yang dimakannya.Setelah terpapar udara, warna dari kotoran sapi cenderung menjadi gelap (wikipedia, 2016). Kotoran sapi adalah limbah dari usaha peternakan sapi yang bersifat padat dan dalam proses pembuangannya sering bercampur dengan urin dan gas, seperti metana dan amoniak. Kandungan unsur hara dalam kotoran sapi bervariasi tergantung pada keadaan tingkat produksinya, jenis, jumlah konsumsi pakan, serta individu ternak sendiri (Abdulgani, 1988).Komposisi kotoran sapi yang umumnya telah diteliti dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 2.1 Komposisi Kotoran Sapi Senyawa Presentase Hemisellulosa 18,6% Sellulosa 52,2% Lignin 20,2% Protein 14,9% Debu 13% Sumber, Candra 2012

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada perancangan ini saya akan merancang tentang rancang bangun Mesin Bricket Kotoran

sapi yang berkapasitas 75kg/proses. Dikarenakan Jika Kotoran Sapi ataupun Kotoran Hewan Lainnya

di biarkan maka akan mengendap dan akan mengganggu lingkungan di sekitar. Pada tinjauan pustaka

ini saya akan menjelaskan tentang perancangan yang akan saya lakukan seperti : Bahan bakar, kotoran

sapi dan Mesin Press macam macam brickets, sistem pengepres.

2.1 Pengertian Kotoran Sapi

Kotoran sapi adalah limbah hasil pencernaan sapi dan hewan dari subfamili Bovinae lainnya.Kotoran

sapi memiliki warna yang bervariasi dari kehijauan hingga kehitaman, tergantung makanan yang

dimakannya.Setelah terpapar udara, warna dari kotoran sapi cenderung menjadi gelap (wikipedia,

2016). Kotoran sapi adalah limbah dari usaha peternakan sapi yang bersifat padat dan dalam proses

pembuangannya sering bercampur dengan urin dan gas, seperti metana dan amoniak. Kandungan unsur

hara dalam kotoran sapi bervariasi tergantung pada keadaan tingkat produksinya, jenis, jumlah

konsumsi pakan, serta individu ternak sendiri (Abdulgani, 1988).Komposisi kotoran sapi yang

umumnya telah diteliti dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 2.1 Komposisi Kotoran Sapi

Senyawa Presentase

Hemisellulosa 18,6%

Sellulosa 52,2%

Lignin 20,2%

Protein 14,9%

Debu 13%

Sumber, Candra 2012

5

2.2 Pengertian Bricket

Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan bakar untuk memulai

dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan adalah briket Bekatul, briket arang,

briket sampah plastic, bricket kotoran sapi.

2.2.1 Macam-macam Bricket

• Briket Batu Bara

Briket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang tersusun dari

butiran batubara halus yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu, agar

bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan menghasilkan nilai tambah dalam pemanfaatanny.

➢ Manfaat briket batu bara

1. Pemasok Bahan Bakar Yang Potensial dan Dapat Dihandalkan Untuk Rumah Tangga

dan Industri Kecil.

2. Pengganti BBM/Kayu Bakar Dalam Industri Kecil dan Rumah Tangga

3. Merupakan tempat penyerapan tenaga kerja yang cukup berarti baik di pabrik briketnya,

distributor, industri tungku, dan mesin briket dsbnya.

4. Merupakan bahan bakar yang harganya terjangkau bagi masyarakat pada daerah-daerah

terpencil.

5. Memberikan sumber pendapatan kepada penyuplai bahan baku briket seperti batubara,

tanah liat, kapur, serbuk biomas, dsbnya.

6. Menghasilkan briket batubara yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat berpenghasilan

rendah dan UKM dalam kebutuhan energinya yang akan terus meningkat setiap

tahunnya

➢ Kekurangan Briket Batu Bara

1. Bahan susah di cari

2. Harga batu bara juga sangat mahal

3. Dan menyebabkan polusi udara

6

• Briket Bio Batubara

Pabrik percontohan dibangun di atas tanah seluas ± 1 Ha, terdiri dari 8 bangunan fasilitas

utama, yaitu bangunan untuk stockpile batu bara, stockpile bagas, pengeringan/ penggerusan/ bin/

pembriketan, pengayakan dan pengantongan briket, gudang produk briket, boiler minyak dan

laboratorium/gudang sparepart/perkantoran. Dalam perkembangannya, maka pabrik ini

dilengkapi pula dengan bangunan untuk percontohan berbagai tungku briket. Operasi produksi

dikontrol oleh panel sentral dan juga panel-panel lain untuk masing-masing peralatan secara

elektronik dan otomatik. Jumlah total daya listrik terpasang adalah 650 KVA. Sedangkan jumlah

tenaga kerja adalah 15 orang operator yang telah dilatih dan 10 orang tenaga harian.

Kapasitas produksi adalah 5 ton/jam atau 10.000 ton/tahun (1 shift). Saat ini mengingat pasar

belum terbentuk, produksi dan pemasarannya baru mencapai 100 ton/bulan. Pada tahun 2003

direncanakan produksi akan ditingkatkan sesuai dengan kapasitas terpasang. Pada awal proses

produksi, digunakan bahan baku batu bara (76%), bagas (19%) dan kapur (5%). Dalam

perkembangannya untuk meningkatkan sifat fisik produk, ditambahkan molases sebagai bahan

pengikat (8%) dan pengurangan bagas menjadi 10%, sehingga komposisi briket bio batu bara

menjadi : batu bara (85%), bagas (10%) dan kapur (5%). Molases ditambahkan 8% dari total

campuran tersebut. Pembuatan briket tersebut dilakukan pada mesin briket 2 roller dengan kuat

tekan 2 – 3 ton/cm2. Briket yang pecah dialirkan kembali secara otomatis untuk dipres kembali.

Saat ini banyak industri kecil dan menengah serta rumah tangga yang masih menggunakan

bahan bakar kayu atau kombinasi kayu dan BBM. Di lain pihak hutan sebagai sumber kayu

bakar sudah banyak berubah fungsinya menjadi pemukiman, industri atau lahan pertanian.

Masalah tersebut tentunya berdampak pada berkurangnya penyediaan kayu bakar, sementara harga

minyak tanah juga cenderung meningkat. Dengan latar belakang tersebut, Puslitbang tekMIRA

berinisiatif untuk memperkenalkan bahan bakar alternatif berupa briket bio batu bara untuk mengisi

kekurangan kayu bakar dan pengganti minyak tanah, yakni dengan membangun sebuah pabrik

percontohan briket bio batu bara di Palimanan, Jawa Barat. Pabrik percontohan briket bio batu bara

Palimanan diresmikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2 November 2001,

sebagai hasil kerja sama antara NEDO-METI (Jepang) dengan DESDM (Indonesia). Pabrik

percontohan ini berlokasi di Palimanan, ± 20 km sebelah barat Cirebon yang berfungsi sebagai

pelabuhan batu bara, berdekatan dengan sentra kegiatan industri kecil pembakaran

bata/genteng/kapur, industri rumah tangga (berbagai makanan), peternakan anak ayam, rotan, dan

lain-lain. Inisiatif membangun pabrik percontohan briket bio batu bara didasarkan atas perlunya

model pabrik briket dan produknya yang dapat memenuhi kebutuhan energi rakyat yang cocok dan

murah untuk industri kecil dan rumah tangga perdesaan. Hal ini sekaligus mendukung program

7

diversifikasi energi untuk mengurangi konsumsi minyak tanah. Dengan adanya pabrik

percontohan ini, maka tekMIRA akan mempunyai fasilitas yang memadai untuk mengembangkan

litbang briket dan mensosialisasikannya kepada pihak pengguna. Diharapkan, ada pihak swasta

yang mengembangkannya pada tingkat komersial di kemudian hari.

Produk briket yang dihasilkan direncanakan untuk dapat dipakai di rumah tangga maupun industri

kecil dan menengah, menggantikan kebutuhan energi panas dari BBM dan kayu bakar. Energi

panas yang dihasilkan pada pembakaran briket dapat dipakai di antaranya untuk memasak,

pengeringan hasil pertanian/peternakan (teh, bawang, tembakau, padi, ikan,dan lain-lain)

pembakaran bata/ genteng/ keramik/ gerabah, dan industri lain yang membutuhkan panas. Briket

ini dimungkinkan juga untuk digunakan dalam pemenuhan energi panas di boiler uap, industri

makanan, dan sebagainya. Produk briket yang dihasilkan direncanakan untuk dapat dipakai di

rumah tangga maupun industri kecil dan menengah, menggantikan kebutuhan energi panas dari

BBM dan kayu bakar. Energi panas yang dihasilkan pada pembakaran briket dapat dipakai di

antaranya untuk memasak, pengeringan hasil pertanian/peternakan (teh, bawang, tembakau, padi,

ikan,dan lain-lain) pembakaran bata/ genteng/ keramik/ gerabah, dan industri lain yang

membutuhkan panas. Briket ini dimungkinkan juga untuk digunakan dalam pemenuhan energi

panas di boiler uap, industri makanan, dan sebagainya. Produk briket yang dihasilkan direncanakan

untuk dapat dipakai di rumah tangga maupun industri kecil dan menengah, menggantikan

kebutuhan energi panas dari BBM dan kayu bakar. Energi panas yang dihasilkan pada pembakaran

briket dapat dipakai di antaranya untuk memasak, pengeringan hasil pertanian/peternakan (teh,

bawang, tembakau, padi, ikan,dan lain-lain) pembakaran bata/ genteng/ keramik/ gerabah, dan

industri lain yang membutuhkan panas. Briket ini dimungkinkan juga untuk digunakan dalam

pemenuhan energi panas di boiler uap, industri makanan, dan sebagainya. Produk briket yang

dihasilkan direncanakan untuk dapat dipakai di rumah tangga maupun industri kecil dan menengah,

menggantikan kebutuhan energi panas dari BBM dan kayu bakar.

Energi panas yang dihasilkan pada pembakaran briket dapat dipakai di antaranya untuk memasak,

pengeringan hasil pertanian/peternakan (teh, bawang, tembakau, padi, ikan,dan lain-lain)

pembakaran bata/ genteng/ keramik/gerabah, dan industri lain yang membutuhkan panas. Briket

ini dimungkinkan juga untuk digunakan dalam pemenuhan energi panas di boiler uap, industri

makanan, dan sebagainya.

8

➢ Manfaat briket batu bara

1 Pemasok Bahan Bakar Yang Potensial dan Dapat Dihandalkan Untuk Rumah Tangga

dan Industri Kecil.

2 Pengganti BBM/Kayu Bakar Dalam Industri Kecil dan Rumah Tangga

3 Merupakan tempat penyerapan tenaga kerja yang cukup berarti baik di pabrik briketnya,

distributor, industri tungku, dan mesin briket dsbnya.

4 Merupakan bahan bakar yang harganya terjangkau bagi masyarakat pada daerah-daerah

terpencil.

5 Memberikan sumber pendapatan kepada penyuplai bahan baku briket seperti batubara,

tanah liat, kapur, serbuk biomas, dsbnya.

➢ Kekurangan Briket Batu Bara

1 Bahan susah di cari

2 Harga batu bara juga sangat mahal

3 Dan menyebabkan polusi udarakarena terbuat dari batu bara

• Briket Tempurung Kelapa

Limbah kelapa berupa tempurung dapat diolah menjadi produk yang bernilai tinggi, salah satunya

adalah briket tempurung kelapa yang bias dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi. Sebagai

pengganti batu bara yang merupakan bahan baker yang tidak dapat diperbaharui dan banyak

menimbulkan dampak negative bagi kesehatan dan lingkungan, salah satunya dapat mengakibatkan

gangguan pernapasan

➢ Manfaat Briket Tempurung Kelapa

1. Energi Terbarukan. Energi terbarukan adalah energi yang diperoleh dan bersumber dari sumber

daya alam, bahan bakunya merupakan hasil dari proses alam yang berkelanjutan. Briket Arang

tempurung kelapa termasuk kategori Biomassa. Biomassa sendiri adalah jenis energi

terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal dari organisme yang hidup atau

belum lama mati

2. Panas yang di hasilkan maksimal karena bahan yang di gunakan dari batokkelapa yang

tergolong kering dan mudah terbajar

3. Tidak beracun karena dari cara pembuatan juga sangat alami sama seperti briket kotoran sapi

yang pada pembuatannya menggunakan perekat dari tepung tapioca atau kanji.

4. Tidak berasap ketika di bakar

5. Bisa menjadi bahan briket yang terbuat dari batu bara

9

➢ Kekurangan Briket Temourung Kelapa

1 Keterbatasan ketersediaannya, meskipun secara agregat memiliki jumlah yang melimpah,

namun pada kenyataannya sumber daya tersebut jauh dari beberapa lokasi.

2 Memiliki energy yang relative lebih kecil di banding para pesaingnya.

3 Bahan yang di gunakan untuk perekat relative lebih banyak karena harus membutuhkan bahan

campuran perekat yang mengandung etanol yg lebih banyak agar proses saat pemakaian nyala

api bisa lebih tahan lama.

• Briket Arang dari serbuk gergaji

Pada awal perkembangannya, kayu adalah sumber bahan bakar yang paling banyak dipakai karena

mudah didapat dan sederhana penggunaannya. Namun dewasa ini tekanan terhadap hutan sangatlah

berat sehingga mengurangi persediaan kayu sebagai bahan bakar. Untuk itu diperlukan alternatif

penggantiannya, dan salah satunya adalah pembuatan briket arang. Dalam upaya pemanfaatan

limbah serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi, oleh

karena itu rantai pelepasan energi dimaksud diperpanjang dengan cara memanfaatkan serbuk

gergaji sebagai bahan pembuatan briket arang. Manfaat Briket Arang Dengan penggunaan briket

arang sebagai bahan bakar maka kita dapat menghemat penggunaan kayu sebagai hasil utama dari

hutan. Selain itu penggunaan briket arang dapat menghemat pengeluaran biaya untuk membeli

minyak tanah atau gas elpiji.Dengan memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket

arang maka akan menningkatkan pemanfaatan limbah hasil hutan sekaligus mengurangi

pencemaran udara, karena selama ini serbuk gergaji kayu yang ada hanya dibakar begitu

saja.Manfaat lainnya adalah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan briket

arang ini dikelola dengan baik untuk selanutnya briket arang dijual.Bahan pembuatan briket arang

mudah didapatkan disekitar kita berupa serbuk kayu gergajian.

➢ Manfaat Briket arang dan serbuk kayu

1. Hemat dan ekonomis

2. Aman dan ramah lingkingan karena briket terbuat dari bahan alami dan tidak

menggunakan bahan kimia

3. Sumber serbuk kayu juga mudah di cari

4. Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang lama

10

➢ Kekurangan Briket arang dan serbuk kayu

1. Dengan seiring berkembangnya zaman kayu sekarang semakin langka

2. Dan mayoritas masyarat lebih memilih di gunakan untuk kerajinan dari pada kayu

karena masih banyaknya bahan yang bisa di pakai sealain kayu. Seperti halnya kotoran

sapi

3. Karena briket arang bahan dasarnya dari serbuk kayu,pastinya masih ada asap yang

menyebabkan polusi meskipun itu tak sebanyak arang yang biasa di pakai masyarakat

di pedesaan.

• Briket Bagas dan Blotong

Tiap berproduksi, pabrik gula selalu menghasilkan dua macam limbah padat, yaitu: ampas tebu

(bagas) dan blotong (filter cake). Ampas tebu merupakan limbah padat yang berasal dari

perasan batang tebu untuk diambil niranya. Limbah ini banyakmengandung serat dan gabus.

Ampas tebu selain dimanfaatkan sendiri oleh pabrik sebagai bahan bakar pemasakan nira, juga

dimanfaatkan oleh pabrik kertas sebagai pulp campuran pembuat kertas. Kadangkala

masyarakat sekitar pabrik memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar. Ampas tebu ini

memiliki aroma yang segar dan mudah dikeringkan sehingga tidak menimbulkan bau busuk.

Limbah padat yang kedua berupa blotong, merupakan hasil endapan (limbah pemurnian nira)

sebelum dimasak dan dikristalkan menjadi gula pasir. Bentuknya seperti tanah berpasir

berwarna hitam, memiliki bau tak sedap jika masih basah. Bila tidak segera kering akan

menimbulkan bau busuk yang menyengat. Sekitar tahun 1980, blotong menjadi masalah yang

serius bagi pabrik gula dan masyarakat sekitar. Di musim hujan, tumpukan blotong basah,

sehingga menebarkan bau busuk dan mencemari lingkungan. Pabrik gula memindahkannya dari

lingkungan pabrik ke lahan masyarakat yang disewa. Hal ini untuk mengurangi tumpukannya yang

semakin menggunung dalam lingkungan pabrik. Namun, lama kelamaan banyak masyarakat yang

tidak mau lagi lahannya ditempati blotong karena baunya yang tidak sedap.

➢ Manfaat Briket Bagas dan Blotong

Penduduk Desa Sendang, Kec. Banyakan, Kediri, Jawa Timur, 90 persennya

menggeluti usaha pembuatan tahu, dan sebagian kecil memiliki usaha pembuatan batu

bata atau tempe. Pada proses pembuatannya diperlukan bahan bakar untuk

memasak/membakar. Bahan bakar yang biasa digunakan adalah kayu bakar. Semakin

sedikitnya kayu bakar yang ada menyebabkan harganya semakin tinggi. Hal ini

memaksa masyarakat yang memiliki usaha tadi mencari bahan bakar alternative

pengganti kayu bakar. Makrus (39 th), pengusaha tahu di Sendang, mengungkapkan

11

bahwa pada tahun 1985 penduduk yang memiliki usaha pembuatan tahu mendapat

informasi bahwa blotong yang dipadatkan dan dikeringkan (briket) dapat dimanfaatkan

sebagai bahan bakar. Menurut bapak yang memiliki usaha sejak tahun 1989,

masyarakat tertarik untuk mencoba memanfaatkan blotong yang dihasilkan oleh Pabrik

Gula (PG) Mrican karena banyak yang dibuang dan belum diketahui cara

pemanfaatannya. PG. Mrican letaknya sangat dekat dengan Desa Sendang sehingga

penduduknya juga merasakan pencemaran yang disebabkan oleh blotong. Pihak PG.

Mrican memberi blotong dengan gratis kepada masyarakat. Mulailah masyarakat

memanfaatkannya sebagai bahan bakar pengganti kayu bakar. Hal ini melegakan semua

pihak karena memberi keuntungan bagi masyarakat sekaligus mengurangi limbah dari PG.

Sejak itu, masyarakat pun sangat antusias untuk memanfaatkan blotong sebagai bahan

bakar. Akibat semakin banyak permintaan blotong dari masyarakat membuat PG.

Mrican mematok tarif harga sebagai biaya angkut ke rumah penduduk. Di tahun

1989, PG. Mrican mematok harga sebesar Rp. 3.000 per 1 rit (truk). Harganya terus

mengalami kenaikan. Sampai musim giling tahun 2004, harganya mencapai Rp. 35

ribu per rit. Harga ini masih lebih ekonomis dibandingkan dengan kayu bakar atau

minyak tanah. Blotong, Menarik Minat Para Pengusaha Briket blotong pertama kali

dimanfaatkan oleh pengusaha rumah tangga pembuatan tahu. Lalu diikuti oleh pengusaha

rumah tangga yang lain, seperti: pembuat tempe atau batu bata dan warung makan.

Pada tahun 1990, hampir semua penduduk Desa Sendang memanfaatkan briket tersebut.

Saiku (28 th), yang mulai tahun ini menggantungkan hidupnya dari usaha tahu,

mengatakan bahwa pada umumnya masyarakat membuat dan memakai sendiri briket

blotong yang dibuatnya. Aktivitas masyarakat sebagai petani, pembuat tahu/tempe dan

batu bata sekaligus memasarkannya, sudah membuat mereka sangat sibuk. Sehingga,

belum ada orang yang menggeluti usaha pembuatan briketnya untuk dijual. Walaupun

konsumen briket blotong sudah bertambah banyak, tapi pemakainya masih terbatas pada

yang memiliki usaha industri kecil saja. Sedikit sekali masyarakat yang menggunakannya

sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Briket ini memiliki panas yang tinggi

dan pemakaiannya harus sampai habis. Hal ini membuat masyarakat lebih menyukai

memanfaatkannya sebagai bahan bakar industri kecil. Pembuat tahu memanfaatkannya

sebagai bahan bakar untuk memasak bubur kedelai sebelum proses pencukaan dan

pembuat tempe memanfaatkannya sebagai bahan bakar memasak kedelai

sebelum diberi ragi. Cara pemakaiannya yaitu briket yang sudah sedikit terbakar

dimasukkan ke dalam lubang luweng (tempat pembakaran khas Jawa) yang telah didesain

12

khusus dan bagian bawahnya diberi saringan untuk mengeluarkan abu sisa pembakaran.

Pembuat batu bata memanfaatkannya sebagai bakan bakar untuk membakar bata. Bata

yang akan dibakar disusun bertingkat seperti candi, berbentuk segi empat yang

mengerucut ke atas. Di tengahtengah tumpukan bata, dulu biasanya diberi kayu bakar

agar bata yang berada di tengah bisa ikut matang menjadi batu bata. Setelah mengetahui

manfaatnya sebagai bahan bakar, kayu bakar diganti dengan briket blotong. Hasil

pembakaran bata dengan menggunakan briket ini lebih sempurna, karena panas yang

dihasilkan lebih tinggi. Selain karena hasil yang memuaskan, penggunaan briket dapat

mengurangi biaya operasional untuk pembelian kayu bakar. Pemilik warung makan juga

menggunakan briket ini sebagai pengganti kayu bakar. Dengan beberapa briket saja

mereka sudah bisa memasak makanan dan menggoreng kue-kue yang akan dipasarkan.

Panas yang dihasilkan oleh briket dapat mempercepat proses memasak dan dapat

mengurangi biaya untuk bahan bakar, sehingga penghasilan dapat meningkat.

Sebenarnya briket blotong bukan hanya digunakan oleh pengusaha kecil di Kediri

saja. Teknologi pemanfaatan briket ini juga sudah lama dimanfaatkan oleh pengusaha

kecil di daerah sekitarnya seperti Nganjuk, Jombang, dan Sidoarjo. Belum banyaknya

orang yang membuat usaha pembuatan briket blotong untuk dijual, membuat briket ini

belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Jika ingin membelinya, briket harus dipesan

dulu kepada orang yang biasa membuatnya.

➢ Kerugian dan Kelemahan Briket Bagas dan Blotong

Bahan bakar yang biasa dimanfaatkan selain kayu adalah sekam (limbah kulit padi). Harga

beli sekam masih lebih mahal daripada blotong tapi lebih murah daripada harga kayu bakar.

Harga sekam bias turun bila sedang musim panen padi dan limbah padi di penggilingan

beras cukup banyak. Dibandingkan dengan bahan bakar jenis lainnya, briket blotong

memiliki beberapa keunggulan seperti lebih ekonomis, api berwarna biru, bara api

lebih tahan lama, panasnya sangat stabil, bila sirkulasi udara baik asap yang

dihasilkan sedikit dan abu dari sisa pembakarannya pun sedikit. Banyaknya

keuntungan menggunakan briket blotong membuat penduduk Sendang tidak merasakan

kerugiannya. Apalagi kebanyakan masyarakat menganggap keunggulan suatu barang

terletak pada nilai harga yang murah. Semua barang yang adakeunggulan pasti ada

13

kelemahannya. Begitu juga dengan pemanfaatan briket ini sebagai bahan bakar tentu

memiliki kelemahan, antara lain:

1. Bila pabrik gula tidak giling, maka stok blotong habis. Sehingga pembuatan briket ini

sangat tergantung dengan musim giling pabrik gula. Musim giling berkisar antara bulan

Mei-September. Lamanya musim giling tergantung dari jumlah tebu yang ditanam

masyarakat.

2. Blotong yang masih basah menimbulkan bau busuk yang menyengat. Sehingga blotong

yang akan dicetak menjadi briket, terlebih dulu dicampur cairan kanji untuk mengurangi

baunya dan menambah kerekatan briket.

3. Pengeringan briket memerlukan waktu 4 hari sampai 1 minggu tapi jika mendung atau

sinar matahari kurang terik diperlukan waktu yang lebih lama. Selain itu, pembuatan

briket secara manual memerlukan lahan yang luas untuk penjemurannya.

4. Briket yang sudah jadi tidak boleh terkena air. Walaupun sudah dikeringkan,

briket yang terkena air akan mengalami kelainan pada nyala api dan baranya. Api yang

dihasilkan menjadi berwarna merah dan baranya kurang panas. Seringkali briket yang

sudah terkena air sulit dinyalakan.

5. Memasak dengan briket harus cepat karena jika tidak cepat menangani masakan,

dapat membuat masakan sangit atau gosong.

6. Pemakaiannya harus sekali habis, karena baranya sulit dimatikan. Walaupun briket

yang basah karena dimatikan sudah kering, briket akan sulit dinyalakan lagi.

Kendala dan Tantangan ke Depan Adanya teknologi pemanfaatan blotong sebagai bahan

bakar sangat membantu usaha kecil masyarakat Desa Sendang. Namun,

ketersediaannya yang musiman dan cara pengeringannya yang masih konvensional

masih menjadi kendala bagi masyarakat. Banyaknya bahan organik yang terkandung dalam

blotong membuat pengusaha pupuk organik meliriknya sebagai bahan baku pembuatan

pupuk organik, seperti yang dilakukan salah satu perusahaan pupuk organic yang ada

di Nganjuk. Perusahaan ini menjalin kerja sama dengan PG. Mrican untuk mendapatkan

blotong. Kerja sama ini menyebabkan masyarakat Sendang tidak bisa lagi

memanfaatkan blotong untuk dijadikan briket. Walaupun di Kediri ada 3 pabrik gula,

masyarakat Sendang tetap tidak bisa mendapatkannya karena pabrikpabrik gula ini

sudah bekerja sama dengan pabrik pupuk organik. Sehingga pada musim giling tahun ini

masyarakat Sendang harus menahan kekecewaan dan kegetiran karena tidak bisa

14

mendapatkan blotong lagi. Makrus, Saiku dan segenap masyarakat Sendang sangat

berharap mereka bisa mendapatkan blotong lagi agar dapat membuat briket. Tanpa

adanya briket ini masyarakat harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli

sekam sebagai bahan bakar.

• Briket Kotoran Sapi dan Hewan Ternak

Limbah peternakan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, apalagi limbah tersebut dapat

diperbaharui (renewable) selama ada ternak. Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat

padat yang potensial untuk dimanfaatkan. Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan) seperti

protein, lemak, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan

zat-zat yang lain (unidentified subtances). Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan

makanan ternak, pupuk organik, energi dan media berbahai tujuan (Sihombing, 2002).

Bahan bakar merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Harga bahan bakar untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari semakin membengkak dan semakin sulit ditemukan,khususnya

minyak tanah. Tingginya harga BBM ini mulai memberi dampak yang mengkhawatirkan. Upaya

pemerintah mensubsidi LPG untuk menggantikan peran minyak tanahpun juga tidak sepenuhnya

berhasil. Krisis energi yang membuat harga minyak dunia mencapai US $ 70 /barel semakin

menghimpit kehidupan masyarakat berbagai lapisan di Indonesia. Kenaikan harga BBM yang

dilakukan pemerintah membuat harga minyak tanah menyamai harga premium sebelum dinaikkan

(Subroto, Himawanto, dan Putro, S., 2006).

Dalam situasi seperti ini pencarian, pengembangan, dan penyebaran teknologi energi non BBM

yang ramah lingkungan menjadi penting, terutama ditujukan pada keluarga miskin sebagai

golongan yang banyak terkena dampak kenaikan BBM. Salah satu teknologi energi yang sesuai

dengan persyaratan tersebut adalah teknologi biogas (Darsin, 2006). Pemerataan pembagian LPG

belum sepenuhnya merata. Apalagi akhir-akhir ini sering terjadi ledakan tabung LPG yang

membuat masyarakat semakin khawatir.Banyak masyarakat yang kembali memanfaatkan kayu

sebagai sumber bahan bakar. Jika hal ini berlangsung lama, akan menimbulkan masalah baru yaitu

pembabatan hutan sehingga dikawatirkan dapat merusak lingkungan. Oleh sebab itu, untuk

mengatasi hal-hal tersebut perlu dicari sumber energi alternatif agar kebutuhan bahan bakar dapat

dipenuhi tanpa merusak lingkungan. Salah satu bahan bakar alternatif ini ternyata dapat dibuat

dari kotoran sapi.

15

Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk

mengatasi kelangkaan bahan bakar minyak. Limbah ternak merupakan sisa buangan dari suatu

kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan

produksi ternak dan lain – lain. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti

feses,urine,sisa makanan,embrio,kulit telur,lemak,darah,bulu,kuku, tulang,tanduk,isi rumen,dan

lain-lain.

Dalam konteks itu pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber energi (bahan bakar) merupakan

salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan minyak tanah dan kayu untuk keperluan rumah

tangga. Pemanfaatan kotoran ternak dapat dihasilkan 2 jenis bahan bakar yaitu biogas dan briket.

Kotoran ternak sebagai sumber bahan bakar dalam bentuk briket merupakan hal baru bagi

masyarakat, dan peternak kita. Meskipun,banyak masyarakat yang sudah mengetahui pemanfaatan

kotoran sapi sebagai bahan bakar alternatif,tapi terkendala oleh kesan bahwa membuat biogas itu

rumit dan memerlukan banyak ketrampilan. Untuk biogas mungkin benar,tapi membuat briket dari

kotoran sapi ternyata tidak terlalu sulit. Kotoran sapi yang sudah kering, memang mempunyai sifat

mudah terbakar dalam waktu yang lama.

➢ Keunggulan Briket Sapi dan Hewan Ternak

Briket kotoran sapi memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh bahan

bakar lain seperti minyak tanah atau gas elpiji, antara lain :

1. Tidak mudah meledak seperti gas elpiji.

2. Tidak mengeluarkan api, karena briket kotoran sapi ini menyala seperti nyala

rokok, dengan panas yang dihasilkan tak jauh beda dengan bahan bakar

minyak tanah maupun elpij.

3. Peralatan memasak menjadi lebih awet karena briket kotoran sapi ini tidak

menghasilkan api yang membuat hitam bagian bawah peralatan memasak.

4. Lebih sehat, karena briket kotoran sapi tidak menghasilkan asap.

5. Bentuknya lebih seragam karena pembuatannya dengan dicetakkan

mempergunakan alat,

6. Briket kotoran sapi dapat menghasilkan panas yang bertahan lama,dengan

demikian secara perhitungan biaya,akan menjadi lebih murah dan ekonomis.

7. Ramah lingkungan karena memanfaatkan kotoran ternak yang merupakan

salah satu limbah.

8. Lebih hemat Karena kotoran dua ekor sapi setara dengan 2,6 liter minyak atau

1,90 kg elpiji per hari.

9. Relative lebih aman dari ancaman bahaya kebakaran

16

10. Sebagai wadah pengalihan teknologi dan keterampilan bagi tenaga kerja

Indonesia baik langsung maupun tidak langsung.

11. Sumberdaya Energi Yang Mampu Menyuplai Dalam Jangka Panjang

12. Tidak Beracun. Proses yang dilakukan untuk membuat briket Kotoran

sapi sangatlah alami. Adanya bahan tambahan hanya pada tepung tapioka

yang berasal dari Singkong sebagai perekat. Hal ini menjadikan briket arang

tempurung kelapa menjadi material yang aman dan tidak beracun (non-toxic)

➢ Kekurangan Briket Kotoran sapi dan Hewan Ternak

1. Memerlukan dana tinggi untuk aplikasi dalam bentuk instalasi mesin briket

2. Belum di kenal masyarakat

3. Tidak dapat di kemas dalam bentuk cair dan tabung

4. Sulit untuk di terima di masyarakat perkotaan

2.3 Gaya Dorong Briket

1. Tabung gerak tunggal, Pada silinder gerak tunggal, udara bertekanan diberikan hanya pada

satu sisi saja. Silinder jenis ini dapat menghasilkan kerja hanya dalam satu arah. Oleh karena itu

udara diperlukan hanya untuk satu arah gerakan. Pegas juga terpasang tetap sebagai gaya luar

menggerakkan torak dalam arah berlawanan. Gaya pegas ditetapkan sehingga piston dapat

dikembalikan dalam posisi netral dalam kecepatan yang cukup tinggi. Silinder dapat disebut juga

sebagai aktuator yaitu suatu benda yang dikendalikan oleh suatu prosesor, seperti pada gambar

2.1.

Gambar 2.1 Tabung Silinder

17

Tabung gerak tunggal Sumber: Festo didactic, 2002

2. Tabung gerak ganda, II-33 Gaya dorong yang ditimbulkan oleh udara bertekanan,

menggerakkan torak pada silinder gerak ganda dalam dua arah. Gaya dorong besarnya tertentu

digunakan pada dua arah yaitu gerakan maju dan mundur. Silinder gerak ganda digunakan apabila

torak diperlukan melakukan kerja pada dua arah. Oleh karena ini memungkinkan adanya

pemakaian yang lebih fleksibel jika dibandingkan dengan tabung gerak tunggal. Silinder dapat

disebut juga sebagai aktuator yaitu suatu benda yang dikendalikan oleh suatu prosesor, seperti

pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Tabung Gerak Ganda

Tabung gerak ganda Sumber: Festo didactic, 2002 Gaya yang dihasilkan oleh silinder atau biasa

disebut dengan gaya piston silinder berbanding lurus dengan besar luasan silinder dan besar

tekanan yang digunakan didalam rangkaian pneumatic. Besar gaya piston silinder tersebut dapat

dicari dengan menggunakan persamaan, yaitu :

a. Dorongan silinder,

Gaya dorong silinder dapat dihitung dari diameter tabung silinnder,diameter piston rod dan

tekanan udara dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.5.

𝐹𝑝 =𝜋

4 𝐷2. 𝑃.µ

1

Dengan :

Fp = Gaya dorong silinder (Kgf)

D = Diameter tabung silinder (Cm)

18

P = Tekanan udara (Kgf/Cm2 )

µ1 = Koefisien tekanan beban dorong

b. Tarikan Silinder,

Gaya tarikan silinder bisa diketahui dengan menggunakan persamaan 2.6.

𝐹𝑝 =𝜋

4 (𝐷2 − 𝑑2)𝑃. µ2

dengan;

Fp= Gaya dorong silinder (Kgf)

D = Diameter tabung silinder (Cm)

d = diameter piston (Cm)

P = Tekanan udara (Kgf/Cm2)

μ2= Koefisien tekanan beban tarik

c. Kecepatan langkah silinder,

Waktu operasi silinder tergantung pada beban dan ukuran dari lubang masuk.

Persamaan antara kebutuhan udara dengan kecepatan langkah silinder adalah

maka kebutuhan udara yang terjadi dapat dijelaskan pada persamaan 2.7.

𝑄 = 𝐷2. 𝑉. 𝐶𝑟

dengan;

Q = Kebutuhan udara (m3 /min)

V = Kecepatan langkah silinder (m/det)

Cr = Compression ratio

D = Diameter tabung silinder (m)

2.4 Kecepatan Pisau

Sebelum mencari daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan mesin, maka harus mencari

kecepatan pisau ketika berputar

19

V = 𝜋.2𝑟.𝑛

60.100

Dimana :

V = Kecepatan keliling putaran pisau (m/s)

r = Jarak sumbu poros dengan benda yang akan dipotong (m)

n = putaran poros (rpm)

(Sularso, 1991 : 238)

2.5 Daya Yang Digunakan Untuk Mencacah Briket Kotoran

Besarnya daya untuk menghancurkan diapers dapat dihitung dengan persamaan dibawah

ini :

P = F . v . z

Dimana :

F = Gaya potong (N)

v = Kecepatan potong (m/s)

z = jumlah pisau (memotong pada waktu yang sama)

(sighley, perencanaan teknik mesin, 1986 : 162)

2.6 Perhitungan Daya Untuk Momen Inersia

Besarnya daya untuk momen inersia dapat dihitung dengan persamaan :

P = T . ω

P = I . α . ω

Dimana :

ω = Kecepatan sudut (rad/s)

α = Percepatan sudut (rad/s2)

I = Momen inersia (kg.m2)

T = Torsi (Nm)

2.7 Momen Inersia Pisau

Besarnya momen inersia pisau dapat dicari menggunakan rumus batang langsung diputar

tengah.

20

I = 1

12 . m . L2

Dimana :

I = Momen inersia (kg.m2)

m = Massa pisau (kg)

L = Panjang pisau (m)

2.8 Kecepatan Sudut

Besarnya kecepatan sudut dapat dicari menggunakan rumus :

ω = 2𝜋.𝑛

60

Dimana :

ω = Kecepatan sudut (rad/s)

n = Putaran poros (rpm)

(Lea Prasetyo, 1997 :60 )

2.9 Percepatan Sudut

Besarnya percepatan sudut dapat dicari menggunakan rumus :

α = ω₁ − ω₀

∆t

Dimana :

α = Percepatan sudut (rad/s2)

ω₀ = Kecepatan sudut awal (rad/s)

ω₁ = Kecepatan sudut saat beroperasi (rad/s)

∆t = Waktu yang diperlukan dari kondisi diam sampai dengan

kecepatan kecepatan konstan (s)

(Lea Prasetyo, 1997 : 60)

2.10 Menentukan Torsi

Untuk mencari besarnya torsi dapat dihitung menggunakan rumus :

T = I . α

Dimana :

21

I = Momen inersia (kg.m2)

α = Percepatan sudut (rad/s2)

2.11 Poros

Poros adalah salah satu Elemen Mesin yang berbentuk silindris memanjang dengan

penampang yang biasanya berbentuk lingkaran yang memiliki fungsi sebagai penyalur daya atau

tenaga melalui putaran sehingga poros ikut berputar. Jadi, poros bisa dikatakan transmisi atau

penghubung dari sebuah elemen mesin yang bergerak ke sebuah elemen mesin yang akan

digerakan. Ada berbagai macam penamaan poros, mulai dari shaft maupun axis ada juga yang

menyebut poros sebagai as namun disini as lebih berperan sebagai poros yang statis dan tidak ikut

berputar sebagai penyalur daya atau tenaga.

➢ Jenis – jenis Poros Pada Elemen Mesin

Ada beberapa jenis atau macam – macam poros bila ditinjau dari spesifikasi masing –

masing antara lain:

Jenis poros berdasarkan pembebanannya:

1. Poros Transmisi

Poros transmisi merupakan poros yang mengalami pembebabanan faktor (torsi),

pembebanan lentur murni, maupun kombinasi dari pembebanan torsi lentur.

2. Spindel

Spindel adalah poros transmisi yang memiliki dimensi lebih pendek dengan pembebanan

faktor saja. Contohnya : poros pada mesin perkakas.

3. Gandar

Gandar merupakan poros roda yang biasa dijumpai pada roda kereta api dan biasanya

disebut dengan as.

➢ Jenis Poros Berdasarkan Bentuknya

1. Poros Lurus

2. Poros Engkol

3. Poros Luwes (Untuk trasmisi daya kecil)

Setelah kita mengetahui jenis – jenis serta penggunaan poros, sekarang kita harus

mengetahui bagaimana cara merancang poros yang baik dan benar. Tetapi sebelum itu

22

kita bahas dulu hal – hal penting yang harus diperhatikan jika kita hendak merancang

poros.

➢ 5 Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Dalam Merancang

1. Kekuatan Poros

Kekuatan poros sangat penting dalam menentukan dan merancang poros yang baik

serta aman digunakan. Dengan melihat pembebanan yang terjadi pada poros seperti beban

22actor, beban lentur, baban 22acto kita dapat menentukan kekuatan poros yang sesuai.

Selain itu kita harus memerhatikan factor lainnya seperti kelelahan (fatigue), tumbukan,

dan kosentrasi tegangan.

2. Putaran Kritis Poros

Poros harus dirancang sedemikian rupa sehingga putaran kerja yang dibutuhkan

harus menjauhi putaran kritis dari poros itu sendiri. Poros dapat dibuat bekerja di bawah

putaran kritisnya ataupun di atas putaran kritisnya untuk menghindari kegagalan.

3. Bahan Poros

Dari sisi teknis pemilihan bahan untuk pembuatan poros harus memerhatikan

ketersiaan bahan, biaya produksinya, serta manufactureability atau kemampuan proses

manufacturnya. Poros yang berasal dari bahan yang langka di daerah kita serta

membutuhkan pekerjaan yang khusus akan menaikan harga produksi, oleh karena itu

perhatikan ketersediaan bahan poros di daerah sekitar.

4. Faktor Korosi

Penggunaan dan penempatan poros akan menentukan nilai korosi pada poros. Oleh

karena itu perhatikan penempatan poros agar 22actor dapat dikurangi. Misal poros

digunakan pada pompa mesin pompa air laut maka poros tersebut harus lebih tahan korosi

jika dibandingkan dengan poros pada pompa air tawar. (Sularso,1991)

Tebel 2.2 Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinis dingin untuk poros.

Standar dan

macam

Lambang Perlakuan

panas

Kekuatan

Tarik

(kg/mm2)

Keterangn

23

Baja karbon

konstruksi

mesin (JIS G

4501)

S30C

S35C

S40C

S45C

S50C

S55C

Penormalan

Penormalan

Penormalan

Penormalan

Penormalan

Penormalan

48

52

55

58

62

66

Batang baja

yang difinis

dingin

S35C-D

S45C-D

S55C-D

-

-

-

53

60

72

Ditarik dingin,

digerinda,

dibubut, atau

gabungan antara

hal-hal tersebut

( Sularso, Dasar – dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradya Pramita,

Jakarta 1997 ).

Tabel 2.3 Jenis-jenis faktor koreksi berdasarkan data yang akan ditransmisikan, fc.

Data yang ditransmisikan fc

Daya rata – rata yang diperlukan 1,2 – 2,0

Daya maksimum yang diperlukan 0,8 – 1,2

Daya normal 1,0 – 1,5

( Sularso, Dasar – dasar Perancangan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradya Pramita,

Jakarta 1997 ).

Pada perhitungan poros, yang akan dihitung adalah bahan dan diameternya. Pertama harus

diketahui Daya Motor (P) dan Putaran Motor (𝑛1) yang diinginkan, setelah itu tentukan bahan

yang akan digunakan lihat tabel 2.1 ,

24

2.12 Daya

Pd = Fc × P

Keterangan :

Pd = Daya rencana (Kw)

Fc = Faktor koreksi

P = Daya (Kw)

Setelah mengetahui daya rencana selanjutnya menentukan momen 24actor atau momen rencana

T = 9,74 × 105 × 𝑃𝑑 𝑛1⁄

Tegangan izin dicari dengan menggunakan persamaan

τα = 𝜎𝐵 (𝑆𝑓1 × 𝑆𝑓2) ⁄

Keterangan :

σB = kekuatan tarik izin

Sf1 = kekuatan keamanan dari bahan S-C dengan pengaruh masa

Sf2 = pengaruh kekasaran permukaan poros

Faktor koreksi untuk momen faktor Kt dan Faktor lenturan Cb / Km

Tabel 2.4 Menentukan nilai Km / Cb dan Kt

Jenis Pembebanan

1.1 Poros Tetap

a. Beban perlahan

b. Beban tiba – tiba

1.2 Poros yang berputar

a. Beban perlahan ataupun tetap

b. Beban tiba–tiba – kejutan

ringan

c. Beban tiba–tiba – kejutan

Km / Cb

1.0

1.5 – 2.0

1.5

1.5 – 2.0

Kt

1.0

1.5 – 2.0

1.0

1.5 – 2.0

25

berat

2.0 – 3.0

1.5 – 3.0

Poros dengan beban faktor

Mt = 71620𝑁

𝑛

Dimana : N = daya yang ditransmisikan

Mt = momen torsi

n = putaran poros

Kekakuan Poros

Ɵ = 584 𝑀𝑡.𝐿

Ɵ.𝑑𝑠4

Dimana : ds = diameter poros

Ɵ = sudut defleksi (deg)

L = panjang

Mt = momen 25actor

τizin = modulus geser

Gambar 2.3 Poros

2.13 Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau

gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Bantalan

26

harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan

baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun

atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan dapat disamakan

peranannya dengan pondasi pada gedung.

Bantalan yang dipakai adalah bantakan jenis gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan

gelinding antara bagian yang berputar dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding

seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat.

1. Faktor kecepatan (fn)

fn = (33,3

𝑛)

1

3 (sularso dan K Suga 1991)

2. Faktor umur (fh)

fh = fn . 𝐶

𝑃𝑟 (Sularso dan Suga (1991 ; Hal 143)

Keterangan :

fh = Faktor umur bantalan

fn = Faktor kecepatan

C = Kapasitas nominal statis

P = Gaya yang bekerja pada

3. Umur nominal bantalan (Lh)

Lh = 500 . fh3

Gambar 2.4 Bantalan

27

2.14 Pulley

Pulley adalah bagian atau elemen mesin yang berfungsi mentransmisikan atau

meneruskan tenaga dari poros satu ke poros lain memakai sabuk.

Pulley bisa dibuat dari besi tuang, baja tuang atau baja yang dicetak, pulley pada umumnya

terbuat dari besi tuang karena harganya rendah. Pulley dapat dibagi dalam beberapa jenis

diantaranya:

- Sheaves/V-Pulley, paling sering digunakan untuk transmisi, produk ini digerakkan oleh V-

Belt karena kemudahannya dan dapat diandalkan.

- Variable Speed Pulley, perangkat yang digunakan untuk mengontrol kecepatan mesin.

Berbagai proses industri seperti jalur perakitan harus bekerja pada kecepatan yang berbeda

untuk produk yang berbeda. Dimana kondisi memproses kebutuhan penyetelan aliran dari

pompa atau kipas, memvariasikan kecepatan dari drive mungkin menghemat 27actor

dibandingkan dengan teknik lain untuk kontrol aliran.

- Mi–Lock Pulleys, digunakan pada pegas rem jenis ini menawarkan keamanan operasional

yang tinggi untuk semua aplikasi, melindungi personil, mesin dan peralatan, dapat

diandalkan untuk pengereman yang mendadak atau fungsinya menahan pada mesin yang

tiba-tiba mati atau karena kegagalan daya.

- Timing Pulley, Ini adalah jenis lainnya dari katrol dimana ketepatan sangat dibutuhkan

untuk aplikasi. Material khusus yang tersedia untuk aplikasi yang mempunyai kebutuhan

yang lebih spesifik.

Diameter pulley yang digerakkan:

D2 = n₁ . D₁

n₂

Dimana:

D2 = Diameter pulley yang digerakkan (mm)

D1 = Diameter pulley penggerak (mm)

n1 = Putaran pulley penggerak (rpm)

n2 = Putaran pulley yang digerakkan (rpm)

2.15 Sabuk V-Belt

Sebagian besar sabuk transmisi menggunakan sabuk “V”, karena mudah penanganannya

dan harganya murah. Selain itu sistem transmisi ini juga dapat menghasilkan transmisi daya yang

28

besar pada tegangan yang relatif rendah. Dalam perhitungan besarnya daya yang di transmisikan

tergantung dari beberapa faktor antara lain:

1. Kecepatan linier sabuk

2. Tegangan sabuk yang terjadi

3. Bentuk sisi kontak sabuk dan pulley

4. Kondisi sabuk yang dipakai

Bahan V – Belt:

1. Kulit

2. Anyaman benang

3. Karet

Jenis – jenis V – Belt:

a. Tipe standart; ditandai huruf A, B, C, D, & E

b. Tipe sempit; ditandai simbol 3V, 5V & 8V

c. Tipe untuk beban ringan ; ditandai dengan 3L, 4L, & 5L.

Gambar 2.5 Sabuk dan Pulley

Gambar 2.6 Bagian-bagian V – Belt

29

Gambar 2.7 Ukuran penampang sabuk – V

Gambar 2.8 Tegangan pada pulley

a. Menentukan panjang sabuk :

𝐿 = 𝜋(𝑟₁ + 𝑟₂) + 2𝑥 [(𝑟₁ − 𝑟₂)2

𝑥]

Dimana :

L = panjang sabuk (mm)

x = jarak sumbu poros (mm)

r1 = jari-jari poros kecil (mm)

r2 = jari-jari poros besar (mm)

b. Kecepatan sabuk :

𝑉 = 𝜋 . 𝐷𝑝 . 𝑛

60

Dimana:

V = Kecepatan sabuk (m/s)

Dp = Diameter puli penggerak (mm)

n = Putaran Puli penggerak (rpm)