bab ii tinjauan pustakarepository.untag-sby.ac.id/142/3/bab 2.pdf · 2018. 3. 7. · tinjauan...

17
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang dipakai sebagai dasar dalam penelitian ini antara lain : 1. Fitria Suryaningati (2005) Penelitian berjudul “Analisis Perbandingan Rasio Keuangan Untuk Mengetahui Kinerja Perusahaan dan Perkembangan Keuangan PT. Bank Buana dan PT. Bank Danamon“. Dengan periode tahun 1990 sampai 2003, menyimpulkan “Bahwa tidak adanya perbedaan yang cukup signifikan baik kinerja maupun perkembangan keuangan antara Bank Buana dan Bank Danamon“. Persamaan : Sampel yang digunakan adalah dua perusahaan perbankan dengan tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan Dalam menganalisa laporan keuangan sama sama menggunakan analisis rasio keuangan perbankan. Perbedaan : Penelitian terdahulu menggunakan dua sampel bank swasta, sedangkan penelitian sekarang menggunakan bank BUMN. Penelitian terdahulu menggunakan periode tahun 1990 2003, sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan periode tahun 2012 2016. 2. Sri Pujiyanti dan Susi Suhendra (2008) Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel” (Studi Kasus Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk Periode 2006-2008”. Tujuan dari penelitian Sri Pujiyanti dan Susi Suhendra adalah untuk menganalisis kinerja keuangan mengenai tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL. Objek yang digunakan adalah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk, dimana data yang digunakan yaitu data sekunder periode 2006-2008 yang didapat dari BI, Internet dan situs-situs yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk dapat dikatakan sebagai bank yang sehat. Walaupun kedua bank tersebut tergolong sebagai bank yang sehat, tetapi jika dibandingkan tingkat kesehatannya antara kedua bank tersebut, maka PT. Bank Bukopin Tbk lebih sehat dibandingkan dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Upload: others

Post on 29-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang dipakai sebagai dasar dalam penelitian ini

antara lain :

1. Fitria Suryaningati (2005)

Penelitian berjudul “Analisis Perbandingan Rasio Keuangan Untuk

Mengetahui Kinerja Perusahaan dan Perkembangan Keuangan PT. Bank

Buana dan PT. Bank Danamon“. Dengan periode tahun 1990 sampai 2003,

menyimpulkan “Bahwa tidak adanya perbedaan yang cukup signifikan

baik kinerja maupun perkembangan keuangan antara Bank Buana dan

Bank Danamon“.

Persamaan : Sampel yang digunakan adalah dua perusahaan perbankan

dengan tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan

Dalam menganalisa laporan keuangan sama – sama menggunakan analisis

rasio keuangan perbankan.

Perbedaan : Penelitian terdahulu menggunakan dua sampel bank swasta,

sedangkan penelitian sekarang menggunakan bank BUMN. Penelitian

terdahulu menggunakan periode tahun 1990 – 2003, sedangkan penelitian

yang sekarang menggunakan periode tahun 2012 – 2016.

2. Sri Pujiyanti dan Susi Suhendra (2008)

Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan Mengenai

Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel” (Studi

Kasus Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank

Bukopin Tbk Periode 2006-2008”. Tujuan dari penelitian Sri Pujiyanti dan

Susi Suhendra adalah untuk menganalisis kinerja keuangan mengenai

tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMEL. Objek

yang digunakan adalah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT.

Bank Bukopin Tbk, dimana data yang digunakan yaitu data sekunder

periode 2006-2008 yang didapat dari BI, Internet dan situs-situs yang

berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk

dapat dikatakan sebagai bank yang sehat. Walaupun kedua bank tersebut

tergolong sebagai bank yang sehat, tetapi jika dibandingkan tingkat

kesehatannya antara kedua bank tersebut, maka PT. Bank Bukopin Tbk

lebih sehat dibandingkan dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

6

Tbk. Hal ini dapat dilihat dari aspek Asset, Management, Earning, dan

Liquidity yang dimiliki oleh PT. Bank Bukopin Tbk lebih baik daripada

yang dimiliki oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Persamaan : Meneliti perbandingan kinerja keuangan pada dua bank

dengan periode tertentu dan menganalisis tingkat kesehatan kedua bank

yang diperbandingkan.

Perbedaan : Metode yang digunakan berbeda, penelitian terdahulu

menggunakan metode CAMEL, sedangkan penelitian sekarang

menggunakan Rasio Keuangan Bank.

3. Budi Ponco (2008)

Melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh CAR, NPL,

BOPO, NIM dan LDR terhadap ROA”. Hasil penelitian Budi Ponco

menyimpulkan bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), BOPO, Net

Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dijadikan

pedoman, baik oleh pihak manajemen perusahaan dalam pengelolaan

perusahaan, maupun oleh para investor dalam menentukan strategi

investasi.

Persamaan: sama-sama menggunakan rasio keuangan

Perbedaan : Penulis meneliti perbandingan kinerja keuangan antara dua

bank BUMN pada periode tertentu.

4. Welthi Sugiarti (2012)

Melakukan penelitian tentang analisis kinerja keuangan dan prediksi

tingkat kesehatan Bank dengan menggunakan metode CAMEL pada Bank

Umum yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh variabel CAR, KAP, NIM, ROA, BOPO dan

LDR terhadap tingkat kesehatan bank serta untuk mengetahui predikat

kinerja bank selama tahun 2009-2011 dengan menggunkan metode

CAMEL. Teknik penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

Purposive Sampling, karena data yang digunakan adalah data sekunder,

maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik, uji regresi linier

berganda dan uji hipotesis dengan menggunakan alat bantu SPSS. Hasil

penelitian menunjukkan secara parsial variabel KAP dan NIM

berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan bank. Sedangkan

variabel CAR, ROA, BOPO dan LDR berpengaruh tidak signifikan

terhadap tingkat kesehatan bank.

Persamaan: menganalisis kinerja keuangan dan prediksi tingkat kesehatan

Bank di Bursa Efek Indonesia.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

7

Perbedaan : Penelitian terdahulu menggunakan metode CAMEL dan

meneliti bank umum. Sedangkan peneliti sekarang menggunakan analisis

rasio keuangan bank, dan meneliti perbandingan 2 bank BUMN.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Bank

Pengertian Bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 tahun

1992 tentang Perbankan, yang telah diubah dengan Undang-Undang no 10 tahun

1998 : “Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan / atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Pengertian bank menurut Malayu S.P Hasibuan (2009:2) : “Bank umum

adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur kredit,

pelaksana lalu lintas pembayaran, stabilisator moneter, serta dinamisator

pertumbuhan perekonomian.”Pengertian bank menurut B. N. Ajuha dalam Malayu

S.P. Hasibuan (2009:2) :“Bank provided means by which capital is transferred from

those who cannot use it profitable to those who can use it productively for the

society as whole. Bank provided which channel to invest without any risk and at a

good rate of interest.” Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa bank

merupakan salah satu lembaga keuangan yang bertugas untuk menghimpun dana

dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, dan memiliki

peran penting bagi bertumbuhan perekonomian suatu negara.

2.2.2 Kegiatan Bank

Menurut Kasmir (2012:13) bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan

utama, yaitu:

1. Menghimpun Dana

Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan

rangsangan berupa balas jasa yang menarik dan menguntungkan. Balas

jasa tersebut dapat berupa bunga, cendera mata, hadiah, pelayanan, atau

balas jasa lainnya. Oleh karena itu, pihak perbankan harus memberikan

berbagai rangsangan dan kepercayaan sehingga masyarakat berminat untuk

menanamkan dananya di bank.

2. Menyalurkan Dana

Merupakan melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan

giro, tabungan, dan deposito kemasyarakat dalam bentuk pinjaman

(kredit).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

8

3. Memberikan Jasa Bank Lainnya

Pengertian jasa lainnya yang merupakan jasa pendukung atau pelengkap

kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk mendukung

Kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang

berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak

langsung. Jasa perbankan lainnya seperti jasa setoran, jasa pembayaran,

jasa pengiriman uang, jasa penagihan, jasa kliring.

2.2.3 Fungsi Dan Tujuan Bank

Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:67) terdapat 3 fungsi utama bank

dalam pembangunan ekonomi, yaitu: Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana

masyarakat dalam bentuk simpanan, Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana

ke masyarakat dalam bentuk kredit, Bank sebagai lembaga yang melancarkan

transaksi perdagangan dan peredaran uang. Sedangkan menurut Undang-Undang

nomor 10 tahun 1998 fungsi utama Perbankan Indonesia adalah sebagai

penghimpunan dan penyalur dana masyarakat. Sedangkan Perbankan Indonesia

bertujuan memanjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kea rah

peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

2.2.4 Macam-macam Bank

Berdasarkan UU pokok perbankan No. 8/1998 bank umum dapat dibagi

menjadi lima jenis, sebagai berikut:

1. Jenis Bank dari Segi Fungsinya

a. Bank Sentral

Bank sentral merupakan bank hukum milik negara yang tugas

pokoknya membantu pemerintah, contoh: Bank Indonesia, Bank of

Cina, Bank of Japan, Bank of England, The Reserve Bank, ThReserve

Bank of India, dan Bank of Seoul.

b. Bank Umum

Bank umum merupakan bank yang sumber utama dananya berasal dari

simpanan pihak ketiga, serta pemberian kredit jangka pendek dalam

penyaluran dana, sebagai contoh: BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank

Bukopin, BTN, BCA, Bank Mega, Bank Danamon, Bank Swadesi,

Bank Permata, dan Bank Panin.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

9

c. Bank Pembangunan

Bank yang dalam mengumpulkan dananya berasal dari penerimaan

simpanan deposito serta commercial paper, contoh: Bank Jatim, Bank

Maluku, Bank DKI, Bank Jabar, Bank Papua, dan Bank NTT.

d. Bank Desa

Bank desa adalah kantor bank di suatu desa yang tugas utamanya yaitu

melaksanakan fungsi perkreditan dan penghimpunan dana dalam

rangka program pemerintah memajukan pembangunan desa.

e. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

BPR adalah kantor bank di kota kecamatan yang merupakan unsur

penghimpunan dana masyarakat maupun menyalurkan dananya di

sektor pertanian dan pedesaan.

2. Jenis Bank Dari Segi Kepemilikannya

a. Bank Milik Negara

Bank yang seluruh modalnya berasal dari kekayaan negara yang

dipisahkan dan pendiriannya di bawah UU tersendiri, contoh: BNI,

BRI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, dan BTN.

b. Bank Milik Swasta Nasional

Bank milik swasta yang didirikan dalam bentuk hukum perseroan

terbatas, di mana seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI dan badan-

badan hukum di Indonesia, contoh: BCA, bank Mega, Bank Danamon,

Bank Swadesi, Bank Permata, dan Bank Panin.

c. Bank Swasta Asing

Bank yang didirikan dalam bentuk cabang bank yang sudah ada di luar

negeri atau dalam bentuk campuran antara bank asing dengan bank

nasional yang ada di indonesia. Bank asing hanya diperkenankan

menjalankan operasinya di lima kota besar di indonesia, contoh:

Citibank, HSBC, ABN Amro, Rabobank, Commonwealth, dan Bank

ANZ.

d. Bank Pembangunan Daerah

Bank yang pendiriannya berdasarkan peraturan daerah propinsi dan

sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pemerintah kota dan pemerintah

kabupaten, di wilayah yang bersangkutan, dan modalnya merupakan

harta kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan, contoh: Bank

Jatim, Bank Maluku, Bank DKI, Bank Jabar, Bank Papua, Bank NTT,

dan lain-lain.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

10

e. Bank Campuran

Bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak

swasta nasional, contoh: Bank UOB Buana, Bank Hanvit Indonesia,

ANZ Panin Bank, Bank Daiwa Perdania, Bank Multicolor, Bank

OCBC NISP, Bank Merincorp, Fuji International Bank, Tokai Lippo

Bank, Dan Bank DSB Indonesia.

3. Jenis Bank Dari Segi Operasional

a. Bank Devisa

Bank devisa merupakan bank yang mempunyai hak dan wewenang

yang diberikan oleh bank indonesia untuk melakukan transaksi valuta

asing dan lalu lintas devisa serta hubungan koresponden dengan bank

asing di luar negeri, contoh: BCA, Bank Mega, Bank Danamon, Bank

Swadesi, Bank Permata, Bank Panin, BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank

Bukopin, dan BTN.

b. Bank Non Devisa

Bank nondevisa merupakan bank yang dalam operasionalnya hanya

melaksanakan transakis di dalam negeri, tidak melakukan transaksi

valuta asing, dan tidak melakukan transaksi valuta asing, dan tidak

melakukan hubungan dengan bank asing di luar negeri.

4. Jenis Bank dari Segi Penciptaan Uang Giral

a. Bank Primer

Bank yang dalam kegiatan operasionalnya tidak sekedar menghimpun

dan menyalurkan dananya, tetapi juga melaksanakan semua transaksi

yang berhubungan langsung dengan kas.

b. Bank Sekunder

Bank yang kegiatan operasionalnya hanya sekedar melaksanakan

transaksi kas secara langsung.

5. Jenis Bank dari Segi Sistem Organisasi

a. Unit Banking System

Bank yang kegiatan operasionalnya hanya mempunyai satu kantor saja

dan melayani masyarakat di sekitar wilayah itu, contoh: untuk kasus

Indonesia yang ada saat ini adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) baik

konvensional maupun BPR syariah.

b. Branch Banking System

Bank yang kegiatan operasionalnya di beberapa wilayah dan memiliki

beberapa kantor cabang, di mana sistem organisasi, keuangan, dan

sumber daya manusia terkait dengan kantor pusat, contoh: kasus

indonesia yang ada saat ini adalah Bank Danamon, Bank Mega, BCA,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

11

BII, Bank Permata, BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank Panin, Bank

Swadesi, Bank Arta Kencana, dan lain-lain.

c. Bank Holding Company Bank (HCB)

Sebuah bank yang memiliki satu atau lebih bank. Di amerika serikat,

pada tahun 1990 terdapat 6400 HCB, dan 5000 diantaranya dimiliki

oleh satu bank.

d. Multi Holding Company Bank (MHCB)

Bank yang memiliki perusahaaan yang bergerak di bidang perbankan

dan non perbankan.

e. Correspondent Banking

Hubungan sistem antar bank di mana terdapat suatu pengaturan

informasi antar bank, sehingga bank-bank kecil mempunyai deposit

pada bank-bank besar untuk membantu jasa pelayanan. Correspondent

banking beroperasi baik di dalam suatu daerah, juga secara nasional

maupun internasional.

2.2.5 Laporan Keuangan Bank

Harjito (2007). Laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan

akuntansi dan harus memberikan informasi historis, kuantitatif dasar yang

merupakan sekumpulan input yang penting yang digunakan dalam menghitung nilai-

nilai ekonomis. Laporan keuangan terdiri dari : 1. Laporan laba rugi yaitu laporan

mengenai penghasilan, biaya, laba-rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama

periode tertentu. 2. Neraca yaitu laporan mengenai aktiva, hutang dan modal dari

perusahaan pada suatu saat tertentu. a. Aktiva, dibagi menjadi dua yaitu : -Jangka

panjang, yaitu jangka waktu lebih dari 1 tahun -Jangka pendek, yaitu jangka waktu 1

tahun atau kurang dari 1 tahun. b. Hutang dapat diklasifikasikan menjadi : -Dijamin

penuh, kreditor yang diberi jaminan sama atau lebih dari besarnya hutang. -Dijamin

sebagian, kreditor yang diberi jaminan kurang dari besarnya hutang -Kreditur tidak

dijamin, kreditor yang tidak diberi jaminan dalam bentuk barang-barang tertentu. 3.

Laporan laba ditahan yaitu daftar kumulatif laba yang berasal dari tahun-tahun

sebelumnya dan tahun berjalan yang tidak dibagikan sebagai deviden. 4. Laporan

arus kas yang menunjukkan operasi perusahaan, investasi, dan aliran kas

pembiayaan.Laporan keuanganmerupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan,

yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian laporan keuangan menurut

Standar Akuntansi Keuangan: “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses

pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

12

seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga

termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut,

misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan

pengaruh perubahan harga”. Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai

bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk

mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.

Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri

dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan

sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan,

tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.

2.2.4.1 Bentuk Laporan Keuangan

Menurut Harjito (2007:51), laporan keuangan (financial statement)

merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat

tertentu. Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi empat macam,

yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran

kas.

1. Laporan Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang

tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal

perusahaan.

2. Laporan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu

periode tertentu.

3. Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan

sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama

periode yang bersangkutan.

4. Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan akuntansi

yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan.

Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang

mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi

perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansidihadapkan

dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan

ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya

untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau

perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari

setiap perusahaan tertentu.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

13

2.2.4.2 Analisa Laporan Keuangan

Analisa Laporan Keuangan terdiri dari dua kata Analisa dan Laporan

Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka kita dapat menjelaskannya

dari arti masing-masing kata. Kata analisa adalah memecahkan atau menguraikan

sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah

Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Kalau dua pengertian ini digabungkan

maka analisa laporan keuangan berarti: Menguraikan pos-pos laporan keuangan

menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat

signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara

data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi

keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan

yang tepat (Sofian Syafri Harahap, 1998:190).

Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut

Soemarso (2006:430), adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan

dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan

(trend) suatu fenomena. Menganalisis laporan keuangan, berarti melakukan suatu

proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah

masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan antara unsur-unsur tersebut

dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat

atas laporan keuangan tersebut (Dwi Prastowo, 2002:52). Untuk membantu pembaca

dalam menafsirkan data bisnis, laporan keuangan biasanya disajikan dalam bentuk

komparatif. Laporan komparatif adalah laporan keuangan yang disajikan

berdampingan untuk dua tahun atau lebih (Simamora, 2003:515). Melalui laporan

keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-

kewajiban jangka pendeknya, struktur modal perusahaan, distribusi aktivanya,

keefektifan penggunaan aktiva, hasil usaha/ pendapatan yang telah dicapai, beban-

beban tetap yang harus dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar saham perusahaan

yang bersangkutan. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi dan

kondisi keuangan, sangat membutuhkan informasi keuangan yang dapat diperoleh

dari laporan keuangan. Informasi tersebut disusun dan disajikan perusahaan dalam

bentuk neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.

Informasi tersebut sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang go public dalam

persiapannya untuk melakukan penawaran umum karena salah satu syarat

perusahaan yang go public adalah harus menyerahkan laporan keuangannya selama

dua tahun terakhir yang sudah diperiksa oleh akuntan publik.

Setiap perusahaan bank mempunyai laporan keuangan yang bertujuan

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

14

laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan keuangan

harus disiapkan secara periodik untuk pihak-pihak yang berkepentingan.

2.2.6 Kinerja Keuangan Bank

Menurut Fahmi (2012:2) Kinerja keuangan merupakan gambaran dari

pencapaian keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai

atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa kinerja

keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu

perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar. Manfaat sistem pengukuran kinerja menurut

Mulyadi (2001) sebagai berikut:

1. Mengelolah operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian karyawan secara maksimal.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan

seperti promosi, pemberhentian, dan mutasi.

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan

untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan

karyawan.

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan

mereka menilai kinerja mereka menyediakan suatu dasar bagi distribusi

penghargaan.

2.2.5.1 Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan Bank

Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000:31) sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk

memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.

2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut

dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka

panjang.

3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu.

Pada prinsipnya penilaian kinerja dilakukan karenamemiliki beberapa tujuan.

Menurut Mulyadi (2007:415), tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk

memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dalam mematuhi standar

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

15

perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil

yang diinginkan.

2.2.7 Rasio Keuangan Bank

Menurut Irawati (2005:22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam

bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan

suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatu

perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan dua buah

variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun

laba rugi. Menurut Sawir ( 2001 : 28 ), rasio perbankan yang terdiri dari tiga

kelompok rasio yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Solvabilitas

sebagai berikut:

1. Analisis Rasio Likuiditas

Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio

likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka

pendek. Adapun rumus yang digunakan yaitu :

a. Quick Ratio

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi

kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan

dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu

bank. Rasio ini diukur dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

Cash Assets = Kas+Giro pada Bank Indonesia+Giro pada Bank lain

Total Deposite = Jumlah simpanan+Jumlah Simpanan dari Bank lain

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/PBI 2004 tanggal

12 April 2004 nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia untuk

Quick Ratio sebesar 15% - 20%.

b. Banking Ratio

Mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah

kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin

tinggi rasio, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena

Quick Ratio =

Cash Assets

Total Deposit

X 100%

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

16

jumlah dana yang digunakan untuk pembiayaan kredit semakin kecil.

Rasio ini diukur dengan menggunakan rumus :

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/PBI 2004 tanggal

12 April 2004 nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia untuk

banking ratio sebesar 75% - 85%.

c. Loan to Deposite Ratio (LDR)

Seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima

oleh bank. Rasio ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank.

Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali

penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit

yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rasio ini diukur dengan

menggunakan rumus :

Berdasarkan SEBI No. 6/10/PBI 2004 tanggal 12 April 2004 nilai

standar tingkat kesehatan Bank Indonesia untuk loan to deposit ratio

sebesar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% - 110%.

d. Load to Assets Ratio (LAR)

Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang

menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit

dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Semakin tinggi

rasio, tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah asset yang

diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar. Rasio

ini diukur dengan menggunakan rumus :

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/PBI 2004 tanggal

12 April 2004 nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia untuk

loan to asset ratio berkisar antara 85% - 110%.

Banking Ratio =

Total Loans

Total Deposit

X 100%

LDR =

Total Loans

Total Deposit + Equity

X 100%

LAR =

Total Loans

Total Assets

X 100%

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

17

2. Analisis Rasio Solvabilitas

Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008), Rasio Solvabilitas

adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva

perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan

untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun

jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Adapun

rumus yang digunakan yaitu :

a. Primary Ratio

Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki

sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total

asset masuk dan dapat ditutupi oleh capital equity. Rasio ini diukur

dengan menggunakan rumus :

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/PBI 2004 tanggal

12 April 2004 nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia untuk

primary ratio sebesar 8%.

b. Capital Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan dan

cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama

resiko yang terjadi karena bunga gagal tagih. Rasio ini diukur dengan

menggunakan rumus :

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/PBI 2004 tanggal

12 April 2004 nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia untuk

capital ratiosebesar 10% - 20%.

c. Capital Adequancy Ratio

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang

ada untuk menutupi kemungkinan kerugian di dalam kegiatan

perkreditan dan surat –surat berharga. Rasio ini diukur dengan

menggunakan rumus :

Primary Ratio =

Equity Capital

Total Asset

X 100%

Capital Ratio =

Equity Capital

Total Loans

X 100%

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

18

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/PBI 2004 tanggal

12 April 2004 nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia untuk

capital adequancy ratio sebesar 8%.

3. Analisis Rasio Profitabilitas

Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304), “Rasio profitabilitas adalah

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,

dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah

karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”. Adapun rumus yang digunakan

yaitu :

a. Return On Assets (ROA)

Digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.Semakin besar ROA

suatu bank, semakin besar pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan asset. Rasio ini diukur dengan menggunakan rumus :

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/PBI 2004 tanggal

12 April 2004 nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia untuk

return on asset berkisar antara 0,5% - 1,25%.

b. Return On Equity (ROE)

Perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri.

Rasio ini bank diminati oleh para pemegang saham pendiri maupun

pemegang saham baru. Serta para investor di pasar modal yang ingin

membeli saham bank yang bersangkutan (telah go public). Rasio ini

diukur dengan menggunakan rumus :

ROA =

Operating Income

Total Assets

X 100%

ROE =

Net Income

Equity Capital

X 100%

CAR =

Equity Capital

Total Loans+Securities

X 100%

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

19

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/PBI 2004 tanggal

12 April 2004 nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia untuk

return on equity berkisar antara 5% -12%.

c. Rasio Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional.

Digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank

dalam melakukan kegiatan operasinya.Mengingat kegiatan utama bank

pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara.

Rasio ini diukur dengan menggunakan rumus :

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/PBI 2004 tanggal

12 April 2004 nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia untuk

BOPO berkisar 94% -96%.

d. Net Profit Margin (NPM)

Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh

bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan

operasionalnya. Rasio ini diukur dengan menggunakan rumus :

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/PBI 2004 tanggal

12 April 2004 nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia untuk net

profit margin berkisar 81-100%.

BOPO =

Operating Expence

Operating Income

X 100%

NPM =

Net Income

Operating Income

X 100%

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

20

2.3 Kerangka Dasar Pemikiran

Gambar 1.

Kerangka Pikiran

Sumber : Penulis

KINERJA KEUANGAN

PT. BANK RAKYAT

INDONESIA, Tbk

KINERJA KEUANGAN

PT. BANK MANDIRI,

Tbk

KESIMPULAN

LAPORAN

KEUANGAN

PERIODE 2012-2016

BANK BUMN

PT. BANK RAKYAT

INDONESIA, Tbk

BANK BUMN

PT. BANK MANDIRI,

Tbk

Rasio Likuiditas

1. Quick Ratio

2. Banking Ratio

3. Loan to Deposite

Ratio

4. Loan to Assets Ratio

Rasio Profitabilitas

1. Return On Assets

2. Return On Equity

3. BOPO

4. Net Profit Margin

Rasio Solvabilitas

1. Primary Ratio

2. CAR

3. Capital Ratio

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.untag-sby.ac.id/142/3/BAB 2.pdf · 2018. 3. 7. · TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... maka pengujian dilakukan dengan uji asumsi klasik,

21

2.4 Hipotesis

2.4.1 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikiran yang telah digambarkan di atas, maka hipotesis

yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

“Dengan melakukan Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas maka

dapat diketahui tingkat kesehatan antara kedua bank BUMN yaitu PT. Bank Rakyat

Indonesia, Tbk dan PT. Bank Mandiri, Tbk selama 5 (lima) tahun yakni periode

tahun 2012 sampai dengan tahun 2016”