bab ii. tijauan pustaka laporan libah udang.docx
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Udang
Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa,
memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Proses
pembekuan udang merupakan salah satu cara pengawetan makanan
karena dengan menurunkan suhu maka pertumbuhan mikroorganisme
dapat terhambat, mencegah reaksi kimia dan aktivitas enzim. Tujuan
pembekuan udang adalah mempertahankan sifat-sifat mutu tinggi pada
udang dengan teknik penarikan panas secara efektif dari udang agar
suhu udang turun sampai suhu rendah yang stabil dan mengawetkan
udang (Ilyas 1993). Menurut Suwignyo (1989), udang diklasifikasikan
sebagai berikut:
Phylum : Arthropoda
Sub Phylum : Mandibulata
Class : Crustaceae
Sub class : Malacostraca Ordo :Decapoda
Sub ordo : Natantia
Famili : Penaidae
Genus : Penaeus
Species : Penaeus sp
Gambar 1. Morfologi udang (Penaeus sp)(Sumber : http://tbn1.google.com
3
Secara morfologi, udang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
kepala yang menyatu dengan dada (cephalothorax) dan bagian badan
(abdomen) yang terdapat ekor di belakangnya. Udang memiliki tubuh
yang beruas-ruas dan seluruh bagian tubuhnya tertutup kulit khitin yang
tebal dan keras. Bagian kepala beratnya lebih kurang 36-49% dari total
keseluruhan berat badan, daging 24-41% dan kulit 17- 23%
(Purwaningsih 1995).
Ordo Decapoda umumnya hidup di laut, beberapa di air tawar dan
sedikit di darat. udang yang banyak terdapat di Indonesia yang memiliki
nilai ekonomis tinggi antara lain udang windu (Penaeus monodon),
udang putih (Penaeus marguiensis) dan udang dogol (Metapenaeus
monoceros). Sedangkan udang air tawar yang memiliki nilai ekonomis
tinggi antara lain udang galah (Macrobranchium rosenbergii), udang
kipas (Panulirus sp) dan udang karang (Lobster) (Permana 2007).
Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa,
memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian
kepala beratnya lebih kurang 36-49% dari total keseluruhan berat badan,
daging 24-41% dan kulit 17-23% (Anonim 2007). Komposisi kimia udang
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi kimia udang
Komposisi kimia Jumlah
Kadar air (%) 78
Kadar abu (%) 3,1
Lemak (%) 1,3
Karbohidrat (%) 0,4
Protein (%) 16,72
Kalsium (Mg) 161
Fosfor (Mg) 292
Besi (Mg) 2,2
Natrium (Mg) 418
4
Sumber: USDA (2003)
Selain itu daging udang juga mempunyai asam amino esensial
yang penting bagi manusia, dimana asam amino tirosin, triptofan dan
sistein lebih tinggi dibandingkan hewan darat. Hal ini disebabkan tingginya
protein pada udang dengan 18 jenis asam amino yang terkandung
didalamnya. Komposisi protein dan asam amino esensial yang terdapat
pada udang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi protein dan asam amino esensial pada udang.
Komposisi Satuan Konsentrasi
Protein :
- Mioplasma
- Miofibril % 59
- Miostroma % 5
Asam amino esensial :
- Isoleusin g/100 g 0,985
- Leusin g/100 g 1,612
- Lisin g/100 g 1,768
- Metionin g/100 g 0,572
- Sistein g/100 g 0,228
- Fenilalanin g/100 g 0,858
- Tirosin g/100 g 0,676
- Treonin g/100 g 0,822
- Triptofan g/100 g 0,283
- Valin g/100 g 0,956
Sumber : USDA (2003)
2.2. Limbah Udang
Secara umum limbah udang merupakan bagian-bagian dari tubuh
udang yang tidak dimanfaatkan dalam suatu pengolahan. Limbah ini dapat
dikategorikan dalam beberapa macam sesuai dengan pengolahan
udangnya (Suptidjah et al. 1992) :
5
1. Limbah berupa kepala udang, biasanya merupakan hasil samping
dari pembekuan udang segar tanpa kepala.
2. Limbah berupa kulit udang atau tanpa kepala, juga merupakan
hasil samping dari industri udang beku yang berkualitas kedua atau
industri pengalengan udang.
3. Limbah campuran yaitu campuran antara kepala dan kulit yang
biasanya merupakan hasil samping dari industri pengalengan
udang.
Di Indonesia saat ini ada sekitar 170 pengolahan udang dengan
kapasitas produksi terpasang sekitar 500.000 ton per tahun. Proses
pembekuan udang (cold storage) dalam bentuk udang beku headless atau
peeled untuk ekspor, 60-70% dari berat udang jadi limbah (bagian kulit
dan kepala). Diperkirakan, dari proses pengolahan oleh seluruh unit
pengolahan yang ada, akan dihasilkan limbah sebesar 325.000 ton per
tahun. Limbah sebanyak itu, jika tidak ditangani secara tepat, akan
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sebab limbah tersebut
dapat meningkatkan biological oxygen demand dan chemical oxygen
demand, sedangkan selama ini pemanfaatan limbah cangkang udang
hanya terbatas untuk campuran pakan ternak saja, seperti itik, bahkan
sering dibiarkan membusuk (Prasetiyo 2006).
Gambar 2. Kepala udang
Sumber; materi kuliah limabah udang.ppt
6
Udang memiliki bagian-bagian seperti kepala yang merupakan
bagian terbesar dari seluruh bobot udang dapat mencapai 36-49%, bagian
daging dapat mencapai 24-41%, serta bagian kulit dan ekor dapat
mencapai 17-23%. Proses pengolahan udang tersebut menghasilkan
limbah padat, antara lain kepala, cangkang udang, kaki, dan ekor. Limbah
tersebut mudah sekali busuk ak.ibat mikroba sehingga dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan . Penanganan limbah udang
memerlukan perhatian yang serius sehingga dapat menguran gi
pencemaran lingkungan Di Indonesia, limbah dari industri pengolahan
udang umumnya dimanfaatkan sebagai bahan campuran ransum ternak,
pupuk , bahan campuran dalam pembuatan terasi, petis, dan kerupuk
udang yang memiliki nilai ekonomis yang relatif rendah.
Tabel 3. Komposisi kimia limbah udang
Sumber: (No et al., 1989)* limbah udang terdiri dari kepala, kulit, dan ekor
Dibandingkan dengan limbah udang, kulit udang merupakan
sumber yang potensial sebagai bahan baku pembuatan kitin (tabel 3).
Negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika memanfaatkan
limbah udang tersebut sebagai bahan baku pembuatan produk yang
mempunyai nilai tambah yang tinggi. Selain protein, komponen lain yang
masih terdapat pada kulit udang adalah senyawa mineral kalsium, dan
pigmen astaxanthin yang masih dapat dimanfaatkan.
7
Komposisi Limbah udang Kulit udang
Protein kasar (%) 35.8 16.9
Lemak (%) 9.9 0.6
Kitin (%) 15.9 23.5
Abu (%) 38.l 63.6
Mineral: Ca (%) 12.3 24.8
Astaxanthin foom) 78 108