bab ii tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai...

15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aedes sp Nyamuk Aedes sp tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai 950 spesies. Nyamuk ini dapat menyebabkan gangguan gigitan yang serius terhadap manusia dan binatang, baik di daerah tropik dan daerah beriklim lebih dingin. (http://digilib.unimus.ac.id ) 1. Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies, yaitu: a. Aedes aegyppti Klasifikasi Aedes aegypti adalah sebagai berikut : Domain : Eukaryota Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Diptera Subordo : Nematocera Family : Culicidae Subfamily : Culicinae Genus : Aedes Subgenus : Stegomya Species : Aedes aegypti (Sudarto, 1972) 5

Upload: vandang

Post on 05-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aedes sp

Nyamuk Aedes sp tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai

950 spesies. Nyamuk ini dapat menyebabkan gangguan gigitan yang serius

terhadap manusia dan binatang, baik di daerah tropik dan daerah beriklim

lebih dingin. (http://digilib.unimus.ac.id)

1. Taksonomi Aedes sp

Genus Aedes sp memiliki dua spesies, yaitu:

a. Aedes aegyppti

Klasifikasi Aedes aegypti adalah sebagai berikut :

Domain : Eukaryota

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Diptera

Subordo : Nematocera

Family : Culicidae

Subfamily : Culicinae

Genus : Aedes

Subgenus : Stegomya

Species : Aedes aegypti (Sudarto, 1972)

5

Page 2: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

6

b. Aedes albopictus

Aedes albopictus termasuk dalam subgenus yang sama dengan

Aedes aegypti (Stegomya). Klasifikasi Aedes albopictus adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Insecta

Ordo : Diptera

Familia : Culicidae

Genus : Aedes

Spesies : Aedes albopictus (http://digilib.unimus.ac.id)

2. Morfologi Aedes sp

Aedes aegypti berbadan sedikit lebih kecil, tubuhnya sampai ke

kaki berwarna hitam dan bergaris-garis putih. Nyamuk ini tidak menyukai

tempat yang kotor, biasa bertelur pada genangan air yang tenang dan

bersih seperti jambangan bunga, tempayan, bak mandi dan lain-lain yang

kurang diterangi matahari dan tidak dibersihkan secara teratur. Bagi

nyamuk Aedes aegypti, darah manusia berfungsi untuk mematangkan

telur agar dapat dibuahi pada saat perkawinan. (Rozanah, 2004)

Aedes albopictus merupakan nyamuk kebun (forest mosquito) yang

memperoleh makanan dengan cara menggigit dan menghisap darah

berbagai jenis binatang. Nyamuk ini berkembang biak di dalam lubang-

lubang pohon, lekukan tanaman, potongan batang bambu, dan buah

kelapa yang terbuka. (http://digilib.unimus.ac.id)

Page 3: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

7

Nyamuk Aedes sp sebagaimana serangga yang lainnya, memiliki

tanda pengenal sebagai berikut :

a. Tubuh dapat dibedakan secara jelas menjadi tiga bagian yaitu :

kepala,toraks, dan abdomen yang beruas-ruas.

b. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena

yang berbulu. Serta memiliki moncong yang panjang (proboscis)

untuk menusuk kulit hewan/manusia dan menghisap darahnya.

c. Kaki terdiri dari 3 pasang.

d. Sistem peredaran darah terbuka. (Widya .W.H, 2006)

Jarak terbang nyamuk dewasa betina jenis ini berkisar antara 400-

600 meter. Kesempatan berpindah tempat secara pasif bagi Aedes

albopictus lebih terbatas sebab spesies ini hidup di luar rumah. Namun di

sisi lain, kebiasaan mencari makan Aedes albopictus memungkinkan

spesies ini mentransmisikan virus dengue dari kera ke manusia dan

sebaliknya. Perkawinan terjadi di udara, satu kali kopulasi sudah cukup

untuk menyebarkan bibit telur. Perkawinan biasa terjadi sebelum/segera

setelah menghisap darah pertama kali. (http://digilib.unimus.ac.id)

3. Siklus Hidup

Masa pertumbuhan dan perkembangan nyamuk Aedes sp dapat

dibagi menjadi 4 tahap yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa, sehingga

termasuk metamorfosis sempurna (holometabola).

(Soegeng Soegijanto, 2006)

Page 4: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

8

1. Telur

Gambar 1. Telur Aedes sp

Pada waktu dikeluarkan telur berwarna putih, lalu berubah

menjadi hitam dalam waktu 30 menit. Dari penelitian Brown (1962)

bahwa telur yang diletakkan di dalam air akan menetas dalam waktu

1-3 hari pada suhu 30ºC, namun memerlukan waktu 7 hari pada suhu

16ºC. Telur Aedes akan menetas sebanyak 80% pada hari pertama dan

95% pada hari kedua bila direndam dalam air dan dalam kondisi

normal. Jika diamati dibawah mikroskop, akan nampak adanya garis-

garis membentuk gambaran seperti sarang lebah pada dinding luar

(exochorion) telur nyamuk Aedes sp tersebut. (Sudarto, 1972)

Sama halnya dengan Aedes albopictus, telur Aedes aegypti dapat

tahan terhadap pengeringan, intensitas dan durasi yang bervariasi,

tetapi banyak spesies nyamuk ini yang dapat tetap kering dan layak,

selama berbulan-bulan. Ketika banjir, beberapa telur dapat menetas

dalam waktu beberapa menit, yang lain mungkin memerlukan

perendaman lebih lama dalam air, kemudian menetas dan

Page 5: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

9

kemungkinan tersebar di beberapa hari atau minggu sesudahnya. Di

daerah panas Aedes albopictus bertahan dalam bentuk stadium telur

dan memerlukan peresapan air selama jangka waktu tertentu sebelum

dapat bertahan lama terhadap pengeringan dan temperatur rendah.

(M.W. Service, 1996)

Telur yang berumur sama tidak menetas saat bersamaan. Telur

yang berumur sama dan diletakkan dalam suatu kontainer akan

menetas segera sesudah berkontak dengan air. Lama penetasan dan

dalam siklus hidup tergantung pada waktu yang dibutuhkan telur

untuk menjadi masak sesudah ditelurkan oleh induknya dan juga

bergantung pada temperatur masa perkembangan selanjutnya.

(http://digilib.unimus.ac.id)

Waktu bertelur sesudah menghisap darah dipengaruhi oleh

temperatur. Waktu terpendek antara menghisap darah dan bertelur

untuk pertama kali ialah 7 hari pada suhu 21ºC dan 3 hari pada suhu

28ºC. Penahanan telur yang sudah matang agaknya berhubungan

dengan keadaan dasar tempat bertelur. (http://digilib.unimus.ac.id)

Telur didepositkan pada permukaan basah dalam wadah buatan

seperti kaleng, botol, guci atau wadah air hujan. Ban mobil juga dapat

menyediakan habitat larva yang sangat baik dan tempat beristirahat

saat stadium dewasa. Dalam iklim tropis, larva juga ditemui dalam air

alami penahan rongga di lubang pohon dan tanaman herba. Telur

Aedes aegypti dapat menahan pengeringan hingga 1 tahun. Telur

Page 6: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

10

menetas ketika dibanjiri oleh air yang terdeoksigenasi. (Womack .M,

1993).

2. Larva

Gambar 2. Aedes sp stadium Larva

Setelah menetas telur akan berkembang menjadi larva (jentik-

jentik). Pada stadium ini kelangsungan hidup larva dipengaruhi suhu,

pH air perindukan, ketersediaan makanan, cahaya, kepadatan larva,

lingkungan hidup, serta adanya predator. Berikut ini adalah ciri-ciri

dari larva Aedes aegypti :

a) Adanya corong udara (siphon) pada segmen terakhir. Pada

corong udara tersebut memiliki pecten serta sepasang rambut

dan jumbai.

b) Pada segmen-segmen abdomen tidak dijumpai adanya rambut-

rambut berbentuk kipas (palmate hairs).

c) Pada setiap sisi abdomen segmen kedelapan ada comb scale

sebanyak 8 – 21 atau berjejer 1 – 3 .

d) Bentuk individu dari comb scale seperti duri.

Page 7: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

11

e) Pada sisi thorax terdapat duri ang panjang dengan bentuk kurva

dan adanya sepasang rambut di kepala. (Iskandar. A, 1985).

Larva Aedes aegypti biasa bergerak-gerak lincah dan aktif,

dengan memperlihatkan gerakan-gerakan naik ke permukaan air dan

turun ke dasar wadah secara berulang. Larva mengambil makanan di

dasar wadah , oleh karena itu larva Aedes aegypti disebut pemakan

makanan di dasar (bottom feeder). Makanannya terdiri dari

mikroorganisme, detritus, alga, protista, daun, dan invertebrata hidup

dan mati. Pada larva Aedes albopictus makanan yang mengandung

protein lebih disukai daripada yang mengandung hidrat arang. (Barry

J. Beaty, 1996). Pada saat larva mengambil oksigen dari udara, larva

menempatkan corong udara (siphon) pada permukaan air seolah-olah

badan larva berada pada posisi membentuk sudut dengan permukaan

air. (Kusnindar, 1990)

Larva Aedes aegypti mempunyai tubuh memanjang tanpa kaki

dengan bulu-bulu sederhana yang tersusun bilateral simetris. Larva ini

dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami 4 kali

pergantian kulit (ecdysis), dan larva yang terbentuk berturut-turut

disebut instar I, II, III, dan IV. Larva instar I , tubuhnya sangat kecil,

warna transparan, panjang 1-2 mm, duri-duri (spinae) pada dada

(thorax) belum begitu jelas, dan corong pernapasan (siphon) belum

menghitam. Larva instar II bertambah besar, ukuran 2,5-3,9 mm, duri

dada belum jelas, dan corong pernapasan sudah berwarna hitam. Larva

Page 8: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

12

instar IV telah lengkap struktur anatominya dan jelas tubuh dapat

dibagi menjadi bagian kepala (chepal), dada (thorax), dan perut

(abdomen). Larva ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah,

bersifat fototaksis negatif, dan waktu istirahat membentuk sudut

hampir tegak lurus dengan bidang permukan air. (Soegeng .S, 2006).

3. Pupa

Gambar 3. Aedes sp stadium pupa

Larva instar akan berubah menjadi pupa yang berbentuk bulat

gemuk menyerupai tanda koma. Pada pupa terdapat kantong udara

yang terletak di antara bakal sayap nyamuk dewasa dan terdapat

sepasang sayap pengayuh yang saling menutupi sehingga

memungkinkan pupa untuk menyelam cepat dan mengadakan

serangkaian jungkiran sebagai reaksi terhadap rangsangan. Selama

stadium pupa tidak memerlukan makanan. Ketika Metamorfosis

selesai dan nyamuk dewasa sepenuhnya terbentuk dalam selongsong

pupa, kemudian adanya gelembung udara dapat meningkatkan tekanan

internal, dan selongsong terbagi sepanjang garis belahan dada.

Page 9: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

13

Nyamuk dewasa ini perlahan-lahan muncul dari sobeknya selongsong

pupa ke permukaan air. Kemudian secara skloretik nyamuk dewasa

mampu terbang dalam waktu 10-15 menit. (Barry .J. B, 1996)

Pupa Aedes aegypti mempunyai bentuk tubuh bengkok dengan

bagian kepala–dada (Cephalothorax) lebih besar bila dibandingkan

dengan bagian perutnya, sehingga tampak seperti tanda baca “koma”.

Pada bagian punggung (dorsal) dada terdapat alat bernapas seperti

terompet. Pada ruas perut ke-8 terdapat sepasang alat pengayuh yang

berguna untuk berenang. Alat pengayuh tersebut berjumbai panjang

dan bulu di nomor 7 pada ruas perut ke-8 tidak bercabang. Pupa

adalah bentuk tidak makan, tampak gerakannya lebih lincah bila

dibandingkan dengan larva. Waktu istirahat, posisi pupa sejajar

dengan bidang permukaan air. (Soegeng .S, 2006)

Stadium pupa tidak lama, rata-rata berumur 2 ½ hari. dalam

percobaan penyelidikan di laboratorium ternyata nyamuk dewasa

dapat hidup maksimal selama 10 hari, umurnya di alam tidak

diketahui, tetapi pasti lebih pendek. Sepuluh hari setelah nyamuk

menghisap darah manusia yang kebetulan menderita infeksi dengue,

virus ditemukan dalam kelenjar induknya, sehingga dapat dimengerti

bahwa hanya nyamuk betina yang telah berumur 10 hari ke atas dapat

menyebarkan virus dengue.(http://digilib.unimus.ac.id)

Page 10: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

14

4. Dewasa

Gambar 4. Nyamuk Aedes sp

Setelah keluar dari selongsong pupa, nyamuk akan diam

beberapa saat di selongsong pupa untuk mengeringkan sayapnya.

Setelah berkopulasi, nyamuk betina menghisap darah dan tiga hari

kemudian akan bertelur sebanyak kurang lebih 100 butir, lalu nyamuk

akan menghisap darah lagi. (Hendratno.S, )

Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah

serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya. Sedangkan

nyamuk jantan tidak bisa menggigit/ menghisap darah, melainkan

hidup dari sari bunga tumbuh – tumbuhan.

(Sri R.H.H, 2002).

Nyamuk Aedes aegypti dewasa dapat hidup dengan baik pada

suhu 6ºC dalam 24 jam. Nyamuk dapat hidup pada suhu 7ºC - 9ºC.

Rata-rata lama hidup nyamuk betina Aedes aegypti selama 10 hari.

(Poorwosudarmo.S, 1993).

Page 11: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

15

Nyamuk Aedes aegypti dewasa mempunyai tubuh yang tersusun

dari 3 bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Pada bagian kepala

terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang berbulu. Alat mulut

nyamuk betina tipe penusuk – pengisap (piercing - sucking) dan

termasuk lebih menyukai manusia (Anthropophagus), sedangkan

nyamuk jantan bagian mulut lebih lemah sehingga tidak mampu

menembus kulit manusia, karena itu tergolong lebih menyukai cairan

tumbuhan (phytophagus). Nyamuk betina mempunyai antena tipe-

pilose, sedangkan nyamuk jantan tipe plumose. (Soegeng .S, 2006)

Berikut ini adalah siklus hidup Aedes sp dari telur hingga

dewasa :

Gambar 5. Siklus Hidup Aedes sp

4. Lingkungan Hidup

Nyamuk Aedes aegypti bersifat urban, hidup di perkotaan dan

lebih sering di dalam dan di sekitar rumah (domestik). Nyamuk ini

mempunyai lingkungan hidup yang erat dengan manusia. Sedangkan

Page 12: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

16

nyamuk Aedes albopictus lebih sering berada di kebun-kebun dan

rawa-rawa. (Soegeng .S, 2006)

Penyebaran nyamuk Aedes aegypti adalah dengan bantuan

manusia, mengingat jarak terbang rata-rata yang tidak terlalu jauh

yaitu sekitar 40 – 100 meter. Meskipun kadang pada keadaan tertentu

kecepatan terbangnya dapat mencapai 2 km, dikarenakan usahanya

dalam mencari tempat perindukan untuk meletakkan telurnya. Namun

hal demikian jarang terjadi bila tiga hal penting yang dibutuhkan

untuk berkembang biak terdapat dalam satu rumah, yaitu tempat

perindukan, tempat mendapatkan darah, dan tempat istirahat.

(Sudarto, 1972).

5. Perilaku nyamuk

Normalnya tempat berkembang biak nyamuk Aedes sp adalah

berupa genangan air yang tertampung di suatu tempat atau bejana.

Teori lama mengatakan tempat berkembang biak nyamuk ini tidak

berhubungan dengan tanah, namun perilaku Aedes sp yang mulai

menyimpang memunculkan teori baru bahwa nyamuk Aedes sp dapat

hidup dan berkembang biak pada air yang bersinggungan dengan

tanah.

Setelah lahir dan beristirahat sejenak, nyamuk Aedes aegypti

mampu terbang dan mencari mangsa. Nyamuk betina yang untuk

kelangsungan hidupnya menghisap darah manusia, dan lebih

menyukainya dibanding darah hewan (oleh karenanya di sebut dengan

Page 13: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

17

antropofilik) memilih waktu untuk mencari mangsa mulai pagi sampai

petang hari, yakni pukul 09.00 – 10.00 dan 16.00 – 17.00.

B. Media Perkembangan Aedes sp

Media yang paling sesuai untuk perkembangan Aedes sp merupakan

media yang dapat menyediakan semua yang dibutuhkan oleh Aedes sp untuk

dapat berkembang. Perkembangan nyamuk Aedes sp terutama larvanya

dipengaruhi oleh makanan yang terdapat pada media terutama

mikroorganisme yaitu bakteri dan spora jamur. Disamping itu suhu media

tempat perindukan yang optimal berkisar antara 25 – 27 derajat celcius

merupakan keadaan optimal untuk perkembangan larva nyamuk Aedes sp.

pH air media tempat perindukan juga mempengaruhi perkembangan larva.

(http://www.fkm.undip.ac.id)

C. Ketahanan Hidup Aedes sp

Nyamuk Aedes sp dikatakan dapat bertahan hidup apabila dapat

mengalami perkembangan hingga tahap tertentu. Beberapa faktor turut

mempengaruhi ketahanan hidup nyamuk ini diantaranya yaitu suhu, pH air

perindukan, ketersediaan makanan, cahaya, kepadatan larva, lingkungan

hidup, serta adanya predator. (Iskandar. A, 1985). Tidak terkecuali cara

pengambilan telur yaitu rusak atau tidaknya telur juga turut menjadi faktor

yang berhubungan dengan perkembangan Aedes sp. Dan yang terakhir

adalah kemungkinan adanya telur yang infertil.

Page 14: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

18

Salah satu faktor yang sering dijumpai sebagai penghambat

pembiakan Aedes sp adalah pH. Media yang berada dibawah pH optimum

atau bersifat asam dapat mempengaruhi penetasan telur menjadi larva. pH

optimum dimana telur Aedes sp dapat menetas yakni 6,5-7, kalau terlalu

asam atau basa pertumbuhan terhambat/mati. Bahkan kandungan oksigen

terlarut yang rendah juga turut mempengaruhi penetasan telur Aedes sp,

karena ternyata pada proses penetasan telur memerlukan oksigen terlarut

sebesar 7,9 mg/l dengan suhu media 280 C. Tanpa adanya oksigen terlarut

banyak organisme aquatik tidak akan ada dalam air. Kandungan zat kimia

dalam air ternyata juga turut mempengaruhi daya tetas Aedes sp, sebuah

penelitian menemukan bahwa air yang diberi penjernih air (tawas) membuat

penetasan telur Aedes sp menjadi terhambat. (Yuliana, 2008).

Pada umumnya nyamuk akan meletakkan telurnya pada temperatur

sekitar 200 C – 300 C. Toleransi terhadap suhu tergantung pada spesies

nyamuk. Rata-rata suhu optimum untuk pertumbuhan nyamuk adalah 250 C

– 270 C dan pertumbuhan nyamuk akan berhenti sama sekali bila suhu

kurang dari 100 C atau lebih dari 400 C. (Mardihusodo, 1988)

Page 15: BAB II tersebar di seluruh dunia dan diperkirakan mencapai ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-restiapriy... · Taksonomi Aedes sp Genus Aedes sp memiliki dua spesies,

19

D. Kerangka Teori

E. Kerangka Konsep

F. Variabel

• Variabel Bebas : Jenis media air untuk pembiakan.

• Variabel Terikat : Ketahanan hidup Aedes sp.

G. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan jumlah telur yang

menetas menjadi larva pada media air maupun media air dan tanah.

Jenis media airuntuk pembiakan

Ketahanan hidupAedes sp

KetahananHidup Aedes sp

Jenis MediaPembiakan

KepadatanLarva

TemperaturLingkungan

KetersediaanMakanan

pH Larutan

KerusakanTelur