identifikasi larva aedes sp pada tempat penampungan …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/kti...

64
IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR MASYARAKAT DI RW1 KELURAHAN PADALEU KECAMATAN KAMBU KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan OLEH : SUMARNI P00320013133 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2016

Upload: others

Post on 13-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR

MASYARAKAT DI RW1 KELURAHAN PADALEU

KECAMATAN KAMBU KOTA KENDARI

SULAWESI TENGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Analis Kesehatan

OLEH :

SUMARNI

P00320013133

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2016

Page 2: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di
Page 3: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di
Page 4: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di
Page 5: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

v

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

Nama : Sumarni

Nim : P00132013133

Tempat / Tanggal lahir : Malaysia / 12 Agustus 1992

Suku / Bangsa :Bugis / Indonesia

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 89 Tiroang, tamat tahun 2004

2. SLTP Negeri 3 Tiroang, tamat tahun 2007

3. SMA Negeri 2 Tiroang, tamat tahun 2010

4. Sejak tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Page 6: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

vi

MOTTO

Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai

dengan do’a, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan

berubah dengan sendirinya tanpa berusaha.

Kupersembahkan untuk almamaterku

Ayah dan ibunda tercinta

Keluargaku tersayang

Page 7: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

vii

ABSTRAK

Sumarni (P00320013133). Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat

Penampungan Air Masyarakat di RW1 Kelurahan Padaleu Kecamatan

Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara, dibimbing oleh Ruth Mongan dan

Satya Darmayani (xiv + 33 halaman + 2 gambar + 5 tabel + 6 lampiran). Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue dengan vektor

utama nyamuk Aedes aegypti dan vektor potensialnya adalah Aedes albopictus.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi larva Aedes Sp pada tempat

penampungan air masyarakat baik didalam rumah maupun diluar rumah di RW1

Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Nyamuk

Aedes Sp terdiri atas dua spesies yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang

merupakan vektor dari virus dengue penyebab Demam berdarah Dengue (DBD).

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini

adalah semua kepala keluarga (KK) di RW1 Kelurahan Padaleu yang mempunyai

rumah sebanyak 131 KK yang terdiri dari 4 RT. Sampel dalam penelitian ini

adalah air yang diperoleh dari penampungan air KK atau masyarakat RW1 di

Kelurahan Padaleu baik didalam rumah maupun diluar rumah sebanyak 80

sampel dari 40 KK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larva yang merupakan

spesies Aedes aegypti didalam rumah sebanyak 40 sampel (50%) dan diluar

rumah sebanyak 6 sampel (7,5%), Sedangkan larva yang spesies Aedes albopictus

didalam rumah 0 (0%) dan diluar rumah sebanyak 34 sampel (42,5%). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ditemukan larva Aedes aegypti dan Aedes albopictus

pada tempat penampungan air masyarakat didalam dan diluar rumah di RW1

Kelurahan Padaleu. Oleh karena itu disarankan kepada masyarakat untuk

mencegah dan memberantas nyamuk Aedes Sp dengan program 3 M

(Menguras,Mengubur, dan Menutup) tempat penampungan air.

Kata Kunci : Larva Aedes Sp, Penampungan Air

Datar Pustaka : 19 Referensi (2004 – 2016)

Page 8: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dengan judul “Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat

Penampungan Air Masyarakat di RW1 Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu

Kota Kendari Sulawesi Tenggara”. Penelitian ini disusun dalam rangka

melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma

III ( D III ) Pada Politeknik Kesehatan Kemenkes KendariJurusan Analis

Kesehatan.

Rasa hormat terima kasih dan penghargaan sebesar – besarnya kepada

ayahanda Sulaiman dan ibunda tercinta Haisa atas semua bantuan moril maupun

materil, motifasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi

kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya

karya tulis ini.

Proses penelitian karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan

penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terimakasi kepada

ibu Ruth Mongan, B.Sc. S.Pd.,M.Pd selaku pembimbing I dan Satya

Darmayani,S.Si.,M.Eng selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran

selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terimakasih penulisan juga tujukan

kepada :

1. Bapak Petrus, SKM.,M.KES. Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian

kepada penulis dalam penelitian ini.

3. Ibu Ruth Mongan, B.Sc. S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan

4. Kepada Bapak dan Ibu Dewan Penguji, Bapak Muhaimin Saranani, S.Kep.,Ns.,

M.Sc., Ibu Fonnie E.Hasan, DCN.,M.Kes dan Ibu Reni Yunus, S.Si.,M.Sc

yang telah memberikan arahan perbaikan demi kesempurnaan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Page 9: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

ix

5. Bapak dan ibu dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik

yang diberikan selama penulis menuntut ilmu.

6. Terimahkasih juga untuk saudara – saudaraku.

7. Seluruh Teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan

yang ada penulis, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan, dan kekurangan. Oleh karena itu

dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi yang telah

penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis Amin.

Kendari, Juli 2016

Penulis

Page 10: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

RIWAYAT HUDUP .......................................................................................... v

MOTTO ............................................................................................................ vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Nyamuk Aedes Sp .................................. 5

B. Tinjauan Umum Tentang Tempat Penampungan Air (TPA) ........... 19

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran .............................................................................. 21

B. Kerangka Pikir ................................................................................. 22

C. Variabel Penelitian .......................................................................... 22

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ..................................... 22

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 24

B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 24

C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 24

D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................ 25

E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 25

F. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium ............................................... 26

G. Jenis Data ......................................................................................... 26

H. Pengolahan Data ............................................................................... 27

I. Analisis Data .................................................................................... 27

J. Penyajian Data ................................................................................. 27

K. Etika Penelitian ................................................................................ 27

Page 11: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

xi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................ 29

B. Pembahasan ..................................................................................... 32

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 35

B. Saran ................................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Sampel Air yang Diambil Berdasarkan RT

di RW1 Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari

Sulawesi Tenggara.......................................................................... 30

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi tempat pengambilan sampel didalam

dan diluar rumah............................................................................. 30

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi larva nyamuk Aedes aegypti berdasarkan

tempat penampungan air masyarakat di RW1 Kelurahan

Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara...... 31

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi larva nyamuk Aedes albopictus berdasarkan

tempat penampungan air masyarakat di RW1 Kelurahan

Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara...... 31

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi larva Aedes Sp menurut tempat

pengambilan sampel......................................................................... 32

Page 13: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Larva instar 1V Aedes aegypti dan bagian abdomen ke VIII

secara mikroskopik ......................................................................................... 9

Gambar 2. Larva instar 1V Aedes albopictus dan bagian abdomen ke VIII

secara mikroskopik ......................................................................................... 9

Page 14: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Hasil Penelitian

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Dari Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Kendari

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian Dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 5. Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 6. Proses Penelitian Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat

Penampungan Air Masyarakat di RW1 Kelurahan Padaleu

Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

a. Pra Analitik

1) Persiapan alat dan bahan

2) Prosedur pengambilan sampel

b. Analitik

1) Proses identifikasi larva

c. Pasca Analitik

1) Interprestasi dan pengamatan hasil

Page 15: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus

dengue dengan vektor utama nyamuk Aedes aegypti dan vektor potensialnya

adalah Aedes albopictus yang banyak ditemukan di dalam maupun di luar

rumah pada berbagai tempat penampungan air. Di Indonesia, pola kejadian

penyakit DBD dijumpai setiap tahun pada bulan September - Februari

denngan puncak pada bulan Desember atau Januari yang bertepatan dengan

musim hujan. Akan tetapi untuk kota besar, seperti Bandung, Jakarta, dan

Surabaya, pola kejadian terjadi pada bulan Maret - Agustus dengan puncak

pada bulan Juni atau Juli (Mumpuni Y., dan Lestari, W., 2015:28).

Angka kejadian DBD secara nasional meningkat dari tahun ke tahun,

dan cenderung terjadi setiap lima tahun. Kasus DBD di Kelurahan Padaleu

sendiri pada tahun 2013 sebanyak 2 kasus, tahun 2014 sebanyak 4 kasus,

tahun 2015 sebanyak 5 kasus, sementara pada tahun 2016

Januari - Maret mengalami peningkatan drastis sebanyak 24 kasus

(Data Puskesmas Mokoau, 2016).

Berbagai usaha telah dilakukan untuk mencegah meningkatnya dan

meluasnyakasus-kasus yang ditemukanterkait penyakit DBD melalui

program-program pencegahan, tetapi tampaknya usaha tersebut belum

mencapai hasil yang diharapkan. Kasus DBD masih saja meningkat dari

tahun ke tahun dan wabah masih saja terjadi, seperti diketahui pada saat ini

satu-satunya cara untuk mencegah atau memberantas penyakit Demam

Berdarah Dengue ini adalah memutuskan rantai penularan yaitu memberantas

atau menurunkan populasi nyamuk Aedes Sp sebagai sumber penularan

(Aggraeni, D, S., 2010:4).

Nyamuk Aedes Sp sebagai vektor dari virus dengue ada dua spesies

yaitu nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus. Nyamuk ini

dalam hidupnya mengalami beberapa fase perkembangan dimulai dari telur,

larva, pupa, dan dewasa.

Page 16: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

2

Dalam perkembangannya,stadium telur, larva dan pupa hidup didalam

air, sedangkan dewasa hidup diudara. Nyamuk Aedes Sp berkembang biak

dengan baik di tempat-tempat perindukan didalam rumah maupun di luar

rumah. Didalam rumah umumnya ditemukan pada tempat-tempat

penampungan air, sedangkan di luar rumah biasanya ditemukan tanaman-

tanaman yang dapat menampung air ataupun benda-benda yang berpotensi

sebagai tempat penampungan air (Kuraga, D, R., 2011:10).

Larva Aedes Sp memiliki kepala yang cukup besar serta thorax dan

abdomen yang cukup jelas, memiliki gigi sisir dan sepasang bulu pada

siphon. Larva menggantungkan dirinya pada permukaan air untuk

mendapatkan oksigen dari udara. Larva menyaring mikroorganisme dan

partikel-partikel lainnya dalam air. Larva biasanya melakukan pergantian

kulit sebanyak empat kali dan berubah menjadi pupa sesudah tujuh hari,

dalam proses perkembang biakan telur menjadi larva kemudian larva menjadi

pupa membutuhkan tempat perkembang biakan seperti wadah yang berisi air

yang berpotensi sebagai tempat penampungan air (Eled,P, R., 2011:11).

Tempat penampungan air (TPA) adalah wadah atau tempat yang

digunakan oleh masyarakat untuk menampung air yang jika tidak ditutup bisa

ditempati nyamuk untuk bertelur. Tempat penampungan air (TPA) biasanya

digunakan nyamuk Aedes Sp sebagai tempat berkembang biak. Masalah yang

umum ditemukan adalah rendahnya kesadaran penduduk untuk menjaga agar

tidak terdapat kontaineryang dapat menampung air di lingkungan tempat

tinggalnya. Masalah yang sering timbul juga adalah kebiasaan masyarakat

dalam menampung air, penduduk terbiasa menampung air bersih di TPA dan

air ditampung dalam jangka waktu yang lama.TPA tersebut dapat menjadi

tempat berkembang biak Aedes Sp (Azzahra, D., 2011:20)

Menurut data yang diperoleh dari Kelurahan Padaleu tahun 2016

jumlah kepala keluarga (KK) yang mempunyai rumah dan tempat

penampungan air yaitu

1. RW1 terdiri dari 4 RT, RT1 sebanyak 27 KK yang mempunyai rumah dan

1 KK yang menumpang atau tidak mempunyai rumah, RT2 sebanyak 25

Page 17: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

3

KK yang mempunyai rumah, RT3 sebanyak 53 KK yang mempunyai

rumah dan 1 KK yang menumpang, RT4 sebanyak 26 KK yang

mempunyai rumah dan 8 KK yang menumpang.

2. RW2 terdiri dari 3 RT, RT5 sebanyak 39 KK yang mempunyai rumah

dan 7 KK yang menumpang, RT6 sebanyak 40 KK yang mempunyai

rumah dan 10 KK yang menumpang, RT7 sebanyak 43 KK yang

mempunyai rumah dan 2 KK yang menumpang.

3. RW3 terdiri dari 3 RT, RT8 sebanyak 33 KK yang mempunyai rumah dan

2 KK yang menumpang, RT9 sebanyak 29 KK yang mempunyai rumah

dan 5 KK yang menumpang, RT10 sebanyak 32 KK yang mempunyai

rumah dan 2 KK yang menumpang (Data Kelurahan Padaleu, 2016).

Di Kelurahan Padaleu sendiri khususnya di RW1 terdapat banyak TPA

yang tidak terpakai yang berpotensi sebagai tempat perkembang biakan

nyamuk Aedes Sp seperti, pot bunga yang tidak terpakai, kolam ikan yang

tidak berisi ikan, barang-barang bekas (botol plastik, glas plastik, ban bekas,

kaleng bekas), dan tempat minum burung.

Menurut wisfer (2014), jumlah penghuni rumah yang ada pada suatu

rumah dapat mempengaruhi ketersediaan air bersih yang digunakan untuk

kebutuhan sehari-hari, jika kebutuhan air anggota keluarga tidak mencukupi

maka akan berpotensi bagi masyarakat untuk menampung air pada tempat-

tempat penampungan sehingga jika tidak didukung dengan pelaksanaan 3M

maka akan berpotensi bagi nyamuk untuk berkembang biak pada tempat

penampungan tersebut.

Sejalan dengan penelitian Wisfer (2014), Adyatma (2011:6),

menyatakan bahwa keadaan tempat penampungan air bersih yang tidak

memenuhi syarat mendukung erjadinya penyakit DBD, dimana tempat-

tempat penampungan air bersih yang tidak menutup rapat, merupakan tempat

yang potensial untuk perberkembang biakan nyamuk Aedes Sp karena

nyamuk bebas keluar masuk untuk hidup dan bertelur di dalamnya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dari itu peneliti tertarik

melakukan penelitian tentang identifikasi larva Aedes Sp pada tempat

Page 18: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

4

penampungan air masyarakat di RW1 Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu

Kota Kendari Sulawesi Tenggara. Alasan peneliti mengambil RW1 sebagi

tempat penelitian karena dari RW1, RW2, dan RW3, yang paling banyak

jumlah kepala keluarganya yaitu RW1 sehingga peneliti menjadikan RW1

sebagai tempat penelitian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Terdapat Larva

Aedes Sp Pada Tempat Penampungan Air Masyarakat Khususnya di RW1

Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi larva Aedes Sp

pada tempat penampungan air masyarakat di RW1 Kelurahan Padaleu

Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini yaitu

a) Untuk mengidentifikasi larva Aedes Aegypti di dalam dan diluar

rumah pada tempat penampungan air masyarakat RW1 Kelurahan

Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

b) Untuk mengidentifikasi larva Aedes Albopictus di dalam dan diluar

rumah pada tempat penampungan air masyarakat RW1 Kelurahan

Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti sebagai penambah ilmu bagi peneliti dalam

sumbangsih ilmiah bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat bagi tenaga laboratorium sebagai bahan informasi dan masukan

dalam melakukan penelitian.

3. Manfaat bagi masyarakat sebagai pengembang ilmu pengetahuan kepada

masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi penyakit DBD.

Page 19: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Nyamuk Aedes Sp

Nyamuk Aedes Sp sebagai vektor dari virus dengue ada dua spesies

yaitu nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus yang tersebar di

seluruh dunia. Nyamuk ini dapat menyebabkan gangguan gigitan yang serius

terhadap manusia dan binatang, baik di daerah tropik dan daerah beriklim

lebih dingin. Aedes Sp adalah genus nyamuk yang awalnya ditemukan di

daerah tropis dan subtropis. Spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus

adalah vektor utama yang menjadi perhatian di seluruh dunia, karena sifat

infeksius dari Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang dapat membawa

berbagai patogen yang dapat ditularkan ke manusia(Anggraeni,D,S., 2010:6).

1. Jenis-jenis Nyamuk Aedes Sp

a. Nyamuk Aedes aegypti

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa

virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue,

Aedes aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow

fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi

hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus

dengue, Aedes aegypti merupakan pembawa utama (primary vector)

dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di

desa-desa dan perkotaan. Mengingat keganasan penyakit demam

berdarah, masyarat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara

mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran

penyakit demam berdarah (Anggraeni, D, S., 2010:8)

1) Klasifikasi Nyamuk Aedes aegypti

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Diptera

Page 20: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

6

Familly : Culicidae

Genus : Aedes

Spesies : Aedes aegypti (Zulkoni A., 2011:257)

2) Morfologi Nyamuk Aedes aegypti

Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang

dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya

ditutupi sisik dengan garis-garis putih keperakan. Dibagian

punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal

dibagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-

sisik pada tubuh nyamuk pada umunya mudah rontok atau terlepas

sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua.

Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi,

bergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh

nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan umumnya lebih

kecil dari betina dan memiliki rambut-rambut tebal pada antenanya.

Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang

(Anggraeni, D, S., 2010:8-9).

3) Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti

Perkembangan nyamuk Aedes aegypti dapat dibagi menjadi 4

tahap yaitu telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa, sehingga

termasuk metamorfosis sempurna (Zulkoni A, 2011:259).

Stadium Telur

Telur nyamuk Aedes aegypti berbentuk ellips atau oval

memanjang, berwarna hitam, berukuran 0,5 -0,8 mm. Nyamuk

Aedes aegypti meletakkan telur-telurnya pada benda-benda yang

mengapung atau pada dinding dalam dalam tempat penampungan air

dan sedikit di atas permukaan air. Telur pada tempat kering (tanpa

air) dapat bertahan sampai 6 bulan. Telur-telur ini kemudian akan

menetas menjadi larva setelah sekitar 1-2 hari terendam air

(Eled, P, R., 2011:10).

Page 21: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

7

Stadium Larva

Larva nyamuk Aedes aegypti mempunyai ciri khas memiliki

gigi sisir, siphon yang pendek, besar dan berwarna hitam. Larva ini

tubuhnya langsing, bergerak sangat lincah, pada waktu istirahat

membentuk sudut hampir tegak lurus dengan permukaan air. Larva

menuju ke permukaan air dalam waktu kira-kira setiap ½ - 1 menit,

guna mendapatkan oksigen untuk bernapas. Larva nyamuk Aedes

aegypti dapat berkembang selama 6-8 hari dan pertumbuhannya

memiliki empat tingkat (instar) (Sembel D., 2009:173).

Berdasarkan data dari Depkes RI (2005), ada empat tingkat

(instar) sesuai dengan pertumbuhan larva tersebut, yaitu:

Larva instar I

Berukuran paling kecil yaitu 1-2 mm, duri-duri (spinae)

yang ada pada dada (thorax) belum terlihat jelas, serta corong

pernafasannya (siphon) belum kelihatan menghitam

(Prama R, 2011:11).

Larva instar II

Lebih besar dengan ukuran 2,5-3,9 mm, berumur dua sampai

tiga hari setelah telur menetas, duri-duri pada dada masih belum

jelas, namun corong pernapasan (siphon) sudah mulai menghitam

(Eled, P, R, 2011:11).

Larva instar III

Berukuran 4-5 mm berumur tiga sampai empat hari setelah

telur menetas, duri-duri dada mulai jelas dan corong pernapasan

berwarna coklat kehitaman (Eled, P, R, 2011:11).

Larva instar IV

Berukuran paling besar yaitu 5-6 mm berumur empat

sampai enam hari setelah telur menetas, merupakan lrva yang

memiliki struktur terlengkap. Struktur anatominya bisa dibagi

menjadi tiga bagian yaitu kepala (cheal), dada (thorax), dan perut

(abdomen). Di bagian kepala terlihat sepasang mata majemuk,

Page 22: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

8

sepasang anten dan mulut dengan tipe pengunyah (chewing) dan

perut memiliki 8 ruas. Larva Aedes aegypti ini mempunyai tubuh

yang langsing dan pergerakan yang lincah, menjauhi cahaya. Pada

waktu istrahat larva ini membentuk sudut hampir tegak lurus dengan

permukaan air. Larva Aedes aegypti mempunyai kemiripan dengan

larva Aedes albopictus. Perbedaannya terletak pada bentuk sisir.

Pada Aedes aegypti gigi sisir berduri lateral, sedangakan pada

Aedes albopictus gigi sisir hanya lurus saja (Eled, P, R, 2011:11).

Page 23: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

9

Gambar 1. Larva Instar IV Aedes aegypti dan bagian abdomen ke

VIII secara mikroskopis (Aliardani, N A, 2015:31).

Gambar 2. Larva Instar IV Aedes albopictus dan bagian abdomen

ke VIII secara mikroskopis (Aliardani, N A, 2015:31).

Stadium Pupa

Pupa nyamuk Aedes aegypti mempunyai bentuk tubuh

bengkok, dengan bagian kepala dada (cephalothorax) lebih besar

bila dibandingkan dengan bagian perutnya, sehingga tampak seperti

Page 24: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

10

tanda baca ‘koma’. Tahap pupa pada nyamuk Aedes aegypti umunya

berlangsung selama 2-4 hari. Saat nyamuk dewasa akan melengkapi

perkembangannya dalam cangkang pupa, pupa akan naik ke

permukaan dan akan berbaring sejajar dengan permukaan air untuk

persiapan munculnya nyamuk dewasa (Desniawati F, 2014:14).

Nyamuk Dewasa

Nyamuk dewasa yang baru muncul akan beristirahat untuk

periode singkat di atas permukaan air agar sayap-sayap dan badan

mereka kering dan menguat sebelum akhirnya dapat terbang.

Nyamuk jantan dan betina muncul dengan perbandingan jumlahnya

1:1. Nyamuk jantan muncul satu hari sebelum nyamuk betina,

menetap dekat tempat perkembang biakan, makan dari sari buah

tumbuhan dan kawin dengan nyamuk betina yang muncul kemudian.

Setelah kemunculan pertama nyamuk betina makan sari buah

tumbuhan untuk mengisi tenaga, kemudian kawin menghisap

darah manusia. Umur nyamuk betinanya dapat mencapai 2-3

bulan (Desniawati F, 2014:15).

Nyamuk Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil daripada

ukuran nyamuk rumah (Culex quinquefasciatus) (Sembel D,

2009:175). Nyamuk Aedes aegypti dikenal dengan sebutan black

white mosquito atau tiger mosquito karena tubuhnya memiliki ciri

yang khas, yaitu dengan adanya garis-garis dan bercak-bercak putih

keperakan di atas dasar warna hitam. Sedangkan yang menjadi ciri

khas utamanya adalah ada dua garis lengkung yang berwarna putih

keperakan di kedua sisi lateral dan dua buah garis lengkung sejajar

di garis median dari punggungnya yang berwarna dasar hitam

(Irianto K, 2013:150).

4) Perilaku Nyamuk Aedes aegypti

Nyamuk Aedes aegypti lebih menyukai tinggal di dalam rumah

dari pada di luar rumah. Tempat beristirahat yang disenangi nyamuk

ini adalah tempat-tempat yang lembab dan kurang terang seperti

Page 25: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

11

kamar mandi, dapur, dan WC. Di dalam rumah nyamuk ini

beristirahat di baju-baju yang digantung, kelambu, dan tirai.

Sedangkan di luar rumah nyamuk ini beristirahat pada tanaman-

tanaman yang ada di luar rumah (Depkes RI, 2004).

Aedes aegypti bersifat aktif pada pagi hingga sore hari.

Umumnya nyamuk ini mengisap darah pada siang hari (pukul 09.00-

10.00) dan sore hari (pukul 16.00-17.00), setelah selesai menghisap

darah, nyamuk betina akan beristirahat sekitar 2-3 hari untuk

mematangkan telurnya kemudian meletakkan telurnya di dinding

tempat perkembang biakannya. Kemampuan terbang nyamuk

mencapai radius 100-200 meter, oleh sebab itu jika di suatu

lingkungan terdapat pasien DBD, masyarakat yang berada pada

radius 100-200 meter dari lokasi pasien harus waspada karena

nyamuk dapat menyebarkan virus DBD dalam jangkauan tersebut

(Anggraeni, D, S., 2010:11).

Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina yang

mengisap darah, karena infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat

mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada kemampuan

nyamuk menyebabkan virus. Infeksi virus yang dapat

mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah,

sehingga berulang kali menusukkan alat penghisap (proboscis-nya),

namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah

dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, resiko penularan virus

menjadi semakin besar (Anggraeni, D, S., 2010:12).

5) Penyebaran Nyamuk Aedes aegypti

Nyamuk Aedes aegypti tersebar luas di daerah tropis dan

subtropis. Di Indonesia, nyamuk ini tersebar luas baik di rumah

maupun di tempat umum. Nyamuk ini dapat bertahan hidup dan

berkembang biak sampai ketinggian daerah ± 1.000 m di atas

permukaan laut. Di atas ketinggian 1.000 m tidak dapat berkembang

biak karena pada ketinggian tersebut suhu udara terlalu rendah,

Page 26: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

12

sehingga tidak memungkinkan bagi kehidupan nyamuk Aedes

aegypti. Aedes aegypti berasal dari benua Afrika yang menyebar ke

Timur mendominasi daerah Asia Tenggara (Depkes RI, 2005).

b. Nyamuk Aedes albopictus

Aedes albopictus merupakan nyamuk yang dalam beberapa hal

secara garis besar sangat mirip dengan Aedes aegypti. Aedes albopictus

merupakan nyamuk asli daerah timur (Asia dan sekitarnya) yang

menyebar ke daerah barat seperti Madagaskar dan pulau-pulau di

Afrika Timur kecuali daratan benua Afrika. Dalam penyebarannya

Aedes albopictus di Asia Tenggara meliputi Pulau Kalimantan Burma,

Kamboja, Laos, Malaysia, Philipina, Singapura, Thailand, Vietnam,

dan pulau-pulau di seluruh Indonesia. Di luar daerah Asia Tenggara

penyebarannya meliputi daerah oriental (India), Australia, daerah

Somalia Perancis, pulau-pulau Bonin, Chagas dan Hawai, Jepang,

Korea, Madagaskar, Pulau Mariana, Mauritus, Nepal, New Guinea dan

Pulau Ryukyu (Kuraga, R, D., 2011:11).

Nyamuk dapat bertahan hidup pada suhu rendah, tetapi

metabolismenya menurun atau bahkan terhenti bila suhunya turun

sampai di bawah suhu kritis. Pada suhu yang lebih tinggi dari 35°C juga

terjadi perubahan yang berupa lambatnya proses-proses fisiologis. Rata-

rata suhu optimum untuk pertumbuhan nyamuk adalah 25°C sampai

27°C. Pertumbuhan nyamuk akan terhenti sama sekali bila suhu kurang

10°C atau lebih dari 40°C. Kelembaban akan berpengaruh terhadap

umur nyamuk. Pada kelembaban kurang dari 60% umur nyamuk akan

menjadi pendek dan tidak bisa menjadi vektor karena tidak cukup

waktu untuk perpindahan virus dari lambung ke kelenjar ludah

(Said S, 2012:2-3).

1) Klasifikasi Nyamuk Aedes albopictus

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Kelas : Insekta

Page 27: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

13

Ordo : Diptera

Familly : Culicidae

Genus : Aedes

Spesies : Aedes albopictus (Zulkoni A, 2011:257).

2) Morfologi Nyamuk Aedes albopictus

Morfologi dari Aedes albopictus secara umum dalam ukuran

maupun bentuknya mirip dengan Aedes aegypti, tetapi dengan

sedikit perbedaan yang dapat dipakai untuk identifikasi. Nyamuk

Dewasa Aedes albopictus, tubuh berwarna hitam dengan garis-garis

putih pada notum dan abdomen, antena berbulu, pada yang jantan

palpus sama panjang dengan proboscis sedang yang betina palpus

hanya 1/4 panjang proboscis, mesonotum dengan garis putih

horizontal, femur kaki depan sama panjang dengan proboscis, femur

kaki belakang putih memanjang dibagian posterior, tibia gelap dan

sisik putih pada pleura tidak teratur (Kuraga, R, D., 2011:12).

3) Siklus Hidup Aedes albopictus

Perkembangan nyamuk Aedes albopictus dapat dibagi menjadi

4 tahap yaitu telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa

(Aliardani, N, A,. 2015:35)

Stadium Telur

Telur nyamuk Aedes Albopictus berwarna hitam, yang akan

menjadi lebih hitam warnanya ketika menjelang menetas, bentuk

lonjong dengan satu ujungnya lebih tumpul dan ukurannya lebih

kurang 0,5 mm (Aliardani, N,A,. 2015:35)

Stadium Larva (jentik)

Larva Ades albopictus, kepala berbentuk bulat silindris, antena

pendek dan halus dengan rambut-rambut berbentuk sikat di bagian

depan kepala, pada ruas abdomen VIII terdapat gigi sisir yang hanya

lurus saja (yang membedakannya dengan Aedes aegypti), dan

berukuran 6-5 mm (Azzahra, D., 2011:15)

Page 28: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

14

Stadium Pupa

Pupa Aedes albopictus bentuk seperti koma dengan

cephalothorax yang tebal, abdomen dapat digerakkan vertikal

setengah lingkaran, warna mulai terbentuk agak pucat berubah

menjadi kecoklatan kemudian menjadi hitam ketika menjelang

menjadi dewasa, dan kepala mempunyai corong untuk bernapas yang

berbentuk seperti terompet panjang dan ramping

(Desianti R,2011:12).

Pupa biasanya mempunyai masa hidup sampai menjadi dewasa

antara 1 sampai 2 hari atau pada suhu kamar berkisar antara 1

sampai 3 hari. Pupa jantan dan betina dibedakan dari ukurannya

yaitu pupa betina lebih besar dari yang jantan

(Kuraga, R, D., 2011:12-13).

Nyamuk Dewasa

Nyamuk Dewasa Aedes albopictus, tubuh berwarna hitam

dengan garis-garis putih pada notum dan abdomen, antena berbulu,

pada yang jantan palpus sama panjang dengan proboscis sedang

yang betina palpus hanya 1/4 panjang proboscis, mesonotum dengan

garis putih horizontal, femur kaki depan sama panjang dengan

proboscis, femur kaki belakang putih memanjang di bagian

posterior, tibia gelap dan sisik putih pada pleura tidak teratur

(Irianto K, 2013:154).

Nyamuk Aedes albopictus dewasa yang betina berumur antara

12-40 hari dan yang jantan antara 10-22 hari. Pada suhu 20ºC

nyamuk betina Aedes albopictus dapat hidup selama 101 hari dan

yang jantan selama 35 hari. Nyamuk Aedes Albopictus merupakan

nyamuk yang selalu menyenangi darah manusia dengan puncak

aktifitas pada saat matahari terbit dan sebelum matahari terbenam.

Sifat mengigit nyamuk Aedes albopictus adalah secara multiple atau

mengigit beberapa kali pada beberapa individu. Nyamuk betina

Page 29: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

15

sesudah kenyang tidak akan menghisap darah lagi sampai kepada

sesudah perletakkan telurnya (Kuraga, R, D., 2011:13).

4) Perilaku Nyamuk Aedes albopictus

Nyamuk Aedes albopictus yang membutuhkan darah dalam

hidupnya adalah nyamuk betina sebelum maupun sesudah kawin.

Nyamuk Aedes albopictus menggigit di pagi, sore dan malam hari

dan puncaknya pada sore hari. Nyamuk Aedes albopictus cenderung

memilih makanan pada manusia atau binatang peliharaan seperti

burung bila inang utama tdk ada (Achmadi, U, F., 2011:79).

Nyamuk Aedes albopictus lebih banyak beristirahat di luar

rumah di pepohonan tempat yang teduh, ban bekas, semak-semak,

kotak baterai atau aki, kontainer limbah, dan gerabah yang ada di

sekitar rumah. Di tempat-tempat tersebut nyamuk menunggu proses

pematangan telur. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur

selesai, nyamuk betina akan meletakan telurnya di dinding tempat

perkembang biakannya, sedikit di atas permukaan air. Pada

umumnya telur akan menetas menjadi larva dalam waktu ± 2 hari

setelah telur terendam air (Achmadi, U, F., 2011:79-80).

5) Kebiasaan Berkembang biak (Breeding Habit)

Aedes albopictus dalam musim penghujan relatif tersedia lebih

banyak tempat yang cocok bagi habitat Aedes albopictus. Itulah

sebabnya jumlah populasi Aedes albopictus merupakan nyamuk

yang selalu menggigit dan menghisap darah manusia sepanjang hari

mulai pagi-sore (Sembel, D., 2009:178).

Aedes albopictus bersifat aktif sama dengan Aedes aegypti,

yaitu di pagi dan sore hari. Aedes albopictus bertelur di air yang

tergenang, misalnya pada kaleng-kaleng bekas yang menampung air

hujan di halaman rumah. Pada musim penghujan, nyamuk ini banyak

terdapat di kebun atau halaman rumah karena terdapat banyak

tempat yang terisi air (Depkes RI, 2005).

Page 30: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

16

Walaupun kadang-kadang larva Aedes albopictus ditemukan

hidup bersama dalam satu tempat perindukan dengan larva Aedes

aegypti, namun larva nyamuk ini lebih menyukai tempat-tempat

perindukan alamiah (plant containers) seperti kelopak daun, tonggak

bambu dan tempurung kelapa yang mengandung air hujan

(Sembel, D., 2009:178).

6) Nyamuk Aedes albopictus Sebagai Vector

Peranan Aedes albopictus dalam penularan penyakit sebai

vector sekunder maupun sebagai vector utama dilapangan maupun

pada percobaan laboratorium terhadap demam berdarah dengue telah

terbukti dan menjadi masalah di beberapa negara terhadap penyakit

penyakit virus yang menyerang syaraf seperti Japanese encephalistis

dan western atau eastern encephalistis serta chikungunya dan telah

dibuktikan secara laboratorium (Kuraga, D, R., 2011:13).

2. Pengendalian Nyamuk Aedes Sp

Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus

bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit

demam berdarah dengue hingga ke tingkat yang bukan merupakan

masalah kesehatan masyarakat lagi. Kegiatan pemberantasan nyamuk

Aedes Sp dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Pemberantasan nyamuk dewasa

Pemberantasan nyamuk dewasa salah satunya dengan cara

pengasapan (Fogging). Pengasapan atau fogging dengan menggunakan

jenis insektisida misalnya, golongan organophospat atau pyrethroid

synthetic. Contohnya, malathion dan fenthoin, dosis yang dipakai

adalah 1 liter malathion 95% EC + 3 liter solar. Pengasapan dilakukan

pada pagi antara jam 07.00-10.00 dan sore antara jam 15.00-17.00

secara serempak (Depkes RI, 2004). Penyemprotan dilakukan dua

siklus dengan interval 1 minggu. Pada penyemprotan pertama, semua

nyamuk yang mengandung virus dengue (nyamuk infentif) dan nyamuk

lainnya akan mati. Penyemprotan kedua bertujuan agar nyamuk baru

Page 31: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

17

yang infektif akan terbasmi sebelum sempat menularkan kepada orang

lain. Dalam waktu singkat, tindakan penyemprotan dapat membatasi

penularan, akan tetapi tindakan ini harus diikuti dengan pemberantasan

terhadap jentiknya agar populasi nyamuk penular dapat tetap ditekan

serendah – rendahnya (Desniawati F, 2014:17).

b. Pemberantasan Larva

1) Fisik

Cara ini dilakukan dengan menghilangkan atau mengurangi

tempat-tempat perindukkan. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

yang pada dasarnya ialah pemberantasan jentik atau mencegah agar

nyamuk tidak dapat berkembang biak. PSN ini dapat dilakukan

dengan cara, (1) Menguras bak mandi dan tempat-tempat

penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali. Ini

dilakukan dengan pertimbangan bahwa perkembangan telur menjadi

nyamuk selama 7-10 hari. (2) Menutup rapat tempat penampungan

air seperti tempayan, drum dan tempat air lain. (3) Mengganti air

pada vas bunga dan tempat minum burung sekurang-kurangnya

seminggu sekali. (4) Membersihkan pekarangan dan halaman rumah

dari barang-barang bekas seperti kaleng bekas dan botol pecah

sehingga tidak menjadi sarang nyamuk. (5) Menutup lubang-lubang

pada bambu pagar dan lubang pohon dengan tanah. (6)

Membersihkan air yang tergenang diatap rumah. (7) Memelihara

ikan (Desniawati F, 2014:17-18).

2) Kimia

Dikenal sebagai larvasida atau larvasiding yakni cara

memberantas jentik nyamuk Aedes aegypri dengan menggunakan

insektisida pembasmi jentik (larvasida). Larvasida yang biasa

digunakan antara lain temephos yang berupa butiran-butiran (sand

granules) dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 10 gram (± 1

sendok makan rata) untuk tiap 100 liter air. Larvasida dengan

Page 32: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

18

temephos ini mempunyai efek residu selama 3 bulan

(Depkes RI, 2004}

Nama merek dagang temefos adalah abate. Abate merupakan

senyawa fosfat organik yang mengandung gugus phosphorothioate.

Bersifat stabil pada pH 8, sehingga tidak mudah larut dalam air dan

tidak mudah terhidrolisa. Abate murni berbentuk kristal putih dengan

titik lebur 300 – 30,50 C. Mudah terdegradasi bila terkena sinar

matahari, sehingga kemampuan membunuh larva nyamuk tergantung

dari degradasi tersebut. Gugus phosphorothioate (P=S) dalam tubuh

binatang diubah menjadi fosfat (P=O) yang lebih potensial sebagai

anticholinesterase. Kerja anticholinesterase adalah menghambat

enzim cholinesterase baik pada vertebrata maupun

invertebrata sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas

syaraf karena tertimbunnya acetylcholin pada ujung

syaraf tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan kematian

(Mumpuni Y, dan Lestari, W., 2015:35).

Namun cara ini tidak menjamin terbasminya tempat

perindukkan nyamuk secara permanen karena masyarakat pada

umumnya tidak begitu senang dengan bau yang ditimbulkan

larvasida selain itu pula diperlukan abate secara rutin untuk

keperluan pelaksanaannya (Mumpuni Y, dan Lestari, W., 2015:35).

3) Biologi

Pengendalian ini dilakukan dengan menggunakan makhluk

hidup, baik dari golongan mikroorganisme, hewan invertebrata atau

hewan vertebrata. Organisme tersebut dapat berperan sebagai

patogen, parasit atau pemangsa. Beberapa jenis ikan pemangsa yang

cocok untuk larva nyamuk seperti ikan kepala timah (Panchax

panchax), ikan gabus (Gambusia affinis) dan ikan gupi lokal seperti

ikan (Reticulata) (Mumpuni Y, dan Lestari, W., 2015:36).

Page 33: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

19

3. Metode Pemeriksaan Larva

a. Metode Single Larva

Cara ini dilakukan dengan mengambil satu larva disetiap

genangan air yang ditemukan larva untuk diidentifikasi lebih lanjut.

b. Visual

Cara ini cukup dilakukan dengan melihat ada tidaknya larva

disetiap tempat genangan air tanpa mengambil larva-nya.

Ukuran kepadatan populasi larva dapat ditentukan dengan

mengukur :

1) Angka Bebas Jentik (ABJ)

Jumlah rumah yang tidak ditemukan larva x 100%

Jumlah rumah yang diperiksa

Semakin tinggi angka bebas jentik (ABJ) maka semakin tinggi

pula resiko terjadinya DBD (Aliardani, 2015:41).

2) House Index (HI)

Jumlah rumah yang ditemukan larva X 100%

Jumlah rumah yang diperiksa

Jika nilai HI ≤ 5%, maka resiko terjadinya DBD rendah.

Sedangkan jika nilai HI ≥ 5% maka resiko terjadinya DBD tinggi

(Aliardani, 2015:41).

B. Tinjauan Umum Tentang Tempat Penampungan Air (TPA)

Tempat penampungan air (TPA) biasanya digunakan nyamuk Aedes Sp

sebagai tempat perkembang biakannya. Tempat penampungan air (TPA) terdiri

atas :

1. TPA untuk keperluan sehari-hari seperti: bak mandi, drum, tangki air,

tempayan, bak WC, dan lain-lain

2. TPA bukan untuk keperluan sehari-hari seperti: vas bunga, tempat minum

burung, barang-barang bekas (botol bekas, gelas plastik, ban bekas, kaleng

bekas) yang berisi air atau air hujan.

3. TPA alamiah, seperti tempurung kelapa, kelopak daun, lubang pohon,

tonggak bambu, pelepah pisang, lubang batu yang berisi air hujan

(Azzahra, D 2011:21)

Page 34: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

20

Kepadatan larva Aedes aegypti dengan Aedes albopictus di dalam

TPA dipengaruhi oleh ukuran TPA, volume air didalam TPA, kasar

halusnya dinding TPA, warna TPA, kemampuan TPA menyerap air,

tertutup-terbukanya TPA dan letak TPA (Azzahra, D., 2011:22).

Hasyimi H et al, menyatakan bahwa bak mandi, drum, dan tempayan

adalah tiga jenis container yang paling banyak mengandung larva karena

termasuk TPA berukuran besar, banyak berisi air,dan sulit dapat mengganti

airnya. Jumlah larva Aedes aegypti dengan Aedes albopictus dalam TPA

yang terbuat dari keramik, lebih sedikit dibandingkan dengan TPA fiber,

semen, dan drum. Hal ini dikarenakan dinding TPA berbahan keramik lebih

licin dan tidak menyerap air. Warna TPA juga mempengaruhi kepadatan

larva Aedes aegypti dengan Aedes albopictus dalam suatu TPA. Nyamuk

Aedes aegypti dengan Aedes albopictus lebih menyukai bertelur di TPA

yang berwarna gelap, karena memberikan rasa aman dan tenang saat

bertelur sehingga telur yang diletakkan lebih banyak. TPA yang berwarna

terang kurang disukai nyamuk, sehingga jumlah telur yang diletakkan lebih

sedikit karena nyamuk merasa tidak aman saat bertelur. Oleh karena itu

masyarakat dapat dianjurkan untuk menggunakan TPA yang berwarna

terang agar nyamuk tidak bertelur di dalammnya (Azzahra, D., 2011:22).

Chareonviriyaphap et al, melaporkan bahwa larva Aedes aegypti lebih

sering ditemukan pada TPA buatan yang berisi air bersih yang berada

didalam atau didekat tempat tinggal manusia, sedangkan larva Aedes

albopictus lebih sering ditemukan pada TPA alamiah atau TPA buatan yang

berada diluar rumah dan banyak mengandung zat-zat organik

(Aliardani, N, A., 2015:37).

Page 35: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

21

21

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Aedes Sp sebagai vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ada

dua spesies yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Aedes Sp adalah genus

nyamuk yang awalnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Spesies

Aedes aegypti dan Aedes albopictus adalah vektor utama yang menjadi

perhatian di seluruh dunia, karena sifat infeksius dari Aedes aegypti dan

Aedes albopictus sebagai pembawa virus yang dapat ditularkan ke manusia.

Aedes aegypti merupakan vektor utama yang mentransmisikan virus yang

menyebabkan demam berdarah.

Nyamuk ini dalam hidupnya mengalami beberapa fase perkembangan

dimulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Dalam perkembangannya, stadium

telur, larva dan pupa hidup di dalam air, sedangkan dewasa hidup di udara.

Stadium larva merupakan stadium penting karena gambaran jumlah larva

akan menunjukkan populasi dewasa, selain itu stadium larva juga mudah

untuk diamati dan dikendalikan karena berada di tempat perindukan (air).

Nyamuk Aedes Sp berkembang biak dengan baik di tempat penampungan air

di dalam rumah maupun di luar rumah. Di dalam rumah pada tempat – tempat

penampungan air di rumah tangga, sedangkan di luar rumah pada tanaman –

tanaman yang dapat menampung air ataupun benda–benda yang berpotensi

sebagi tempat penampungan air.

Page 36: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

22

B. Bagan Kerangka Pikir

C. Variabel Penelitian

1. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah penampungan air

masyarakat di Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari

Sulawesi Tenggara baik didalam rumah maupun yang diluar rumah.

2. Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah larva yang

terdapat pada penampungan air masyarakat di Kelurahan Padaleu

Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara baik didalam rumah

maupun yang diluar.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Definisi Operasional

a. Tempat penampungan air (TPA) adalah wadah atau tempat

penampungan air baik yang didalam rumah maupun diluar rumah

yang tertutup maupun tidak tertutup. TPA yang dimaksut yaitu bak

mandi, adapun alternatif lainnya yaitu ember, baskom, vas bunga, dan

lain-lain.

b. Larva Aedes Sp adalah larva nyamuk yang bentuk kepala cukup besar

serta torax dan abdomen yang cukub besar, memiliki gigi sisir baik

beduri lateral dan lurus saja serta satu pasang bulu pada siphon

(Corong pernafasan). Larva Aedes Sp terdiri atas dua yaitu Aedes

aegypti dan larva Aedes albopictus

2. Kriteria Objektif

a. Larva Aedes aegypti

Dikatakan larva Aedes aegypti ada jika ditemukan larva yang pada

ruas abdomen ke VIII terdapat gigi sisir yang berduri lateral.

Aedes Sp

1. Aedes aegypti

2. Aedes albopictus

Tempat Penampungan Air

(TPA)

Didalam Rumah Diluar Rumah

Page 37: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

23

b. Larva Aedes albopictus

Dikatakan larva Aedes albopictus ada jika ditemukan larva yang pada

ruas abdomen ke VIII terdapat gigi sisir yang lurus saja.

c. Bukan larva Aedes aegypti dan Aedes albopictus

Dikatakan bukan larva Aedes aegypti dan Aedes albopictus jika tidak

terdapat gigi sisir pada ruas abdomen ke VIII.

Page 38: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

24

24

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu untuk

mengetahui keberadaan larva Aedes Sp, pada air dalam penampungan air

masyarakat di RW1 Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari

Sulawesi Tenggara didalam maupun yang diluar rumah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat pengambilan sampel penelitian ini dilakukan di RW1

Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara,

sedangkan proses identifikasi sampel dilakukan di laboratorium jurusan

analis kesehatan politeknik kesehatan kendari.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Juni 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga (KK) di

RW1 Kelurahan Padaleu yang mempunyai rumah. Jumlah keseluruhan

kepala keluarga yang mempunyai rumah di RW1 yaitu sebanyak 131 kepala

keluarga, yang terdiri dari RT1 27 KK, RT2 25 KK, RT3 53 KK,RT4 26

KK.

2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah air yang diperoleh dari

penampungan air KK atau masyarat RW1 kelurahan Padaleu baik yang

didalam rumah maupun yang diluar rumah.

Populasi dalam penelitian ini yakni lebih dari 100 KK sehingga

sampel bisa diambil 15% atau 30% dari populasi

(sugiyono, 2011:90). Dalam hal ini peneliti mengambil sampel sebanyak

30% dari populasi.

Page 39: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

25

Tehnik pengambilan sampel yaitu menggunakan Stratified Random

Sampling artinya sampel diambil secara acak berdasarkan strata RT

sehingga sampel adalah :

a) RT1

=8,1=8 KK

b) RT2

x 25=7,5=8 KK

c) RT3

x 53 =15,9=16 KK

d) RT4

x 26 =7,8=8 KK

Jadi jumlah keseluruhan sampel yaitu 40 KK.

D. Prosedur Pengumpulan Data

1. Data Primer

Jenis data primer yaitu data tentang adanya larva nyamuk pada

pemeriksaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Kelurahan Padaleu

seperti jumlah kepala keluarga yang mempunyai rumah dan bak

penampungan air.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pada Pengambilan Sampel

a. Wadah sampel (botol berukuran 450 ml)

b. Gayung

c. Label

d. Alat tulis

e. Kain kasa

f. Karet atau benang pengikat

2. Instrumen Pada Pemeriksaan laboratorium

1. Mikroskop

2. Obyek glass

3. Kaca penutup

4. Pipet tetes

Page 40: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

26

F. Prosedur Kerja Laboratorium

1. Pra Analitik

Prosedur pengambilan sampel

a. Larva diambil dengan metode singgle larva menggunakan gayung

b. Masukkan larva ke dalam wadah sampel

c. Tutup wadah dengan menggunakan kain kasa lalu diikat dengan benang

atau karet

d. Beri label atau identitas pada setiap wadah berdasarkan kepala

keluarganya dan RT nya

Persiapan Alat

Disiapkan alat dan bahan, adapun alat yang digunakan yaitu

mikroskop, Objek glass, kaca penutup, pipet tetes, lap atau tissu.

2. Analitik

Proses Identifikasi Larva

1) Larva diambil dengan menggunakan pipet tetes.

2) Diletakkan diatas objek glass dan diitutup dengan kaca penutup.

3) Kemudian diperiksa secara mikroskopik dengan menggunakan lensa

objektif 10 x kemudian dilanjut dengan pembesaran 40 x.

3. Pasca Analitik

a. Interprestasi dan pengamatan hasil

1) Aedes aegypti : Jika ditemukan larva yang pada ruas abdomen ke

VIII terdapat gigi sisir yang berduri lateral dan lurus saja.

2) Aedes albopictus : Jika ditemukan larva yang pada ruas adomen ke

VIII tidak terdapat gigi sisir.

G. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. Data Primer

Jenis data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh dari

pengujian langsung identifikasi larva Aedes aegypti dan aedes albopictus

Page 41: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

27

pada penampungan air masyarakat di Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu

Kota Kendari Sulawesi Tenggara.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang di peroleh dari Kelurahan Padaleu

berupa jumlah RW, RT, dan jumlah kepala keluarga (KK). Serta data

jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang di peroleh dari

puskesmas Mokoau.

H. Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan akan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul.

2. Coding, yaitu kegiatan mengklasifikasikan data menurut kategori dan jenis

masing-masing untuk memudahkan dalam pengolahan data maka setiap

kategori diberi kode.

3. Scoring, yaitu setelah melakukan pengkodean, maka dilanjutkan dengan

tahap pemberian skor pada masing-masing sampel yang digunakan dalam

bentuk angka.

4. Tabulating, yaitu untuk meringkas data yang diperlukan dalam bentuk tabel

yang telah disiapkan. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan dan

diperoses dengan menggunakan tabel menurut kategorinya masing-masing.

I. Analisis Data

Data yang telah terkumpul diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

yang dikelompokkan dalam kategori penampungan air yang mengandung larva

Aedes aegypti dan Aedes albopictus didalam dan diluar rumah.

J. Penyajian Data

Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian

dijelaskan dalam bentuk narasi.

K. Etika Penelitian

Adapun etika penelitian yaitu :

1. Menyertakan surat pengantar dari fakultas yang ditujukan kepada tempat

penelitian sebagai bentuk permohonan izin unruk melakukan penelitian.

Page 42: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

28

2. Menjamin kerahasiaan semua data yang ada, sehingga tidak ada pihak

yang merasa dirugikan atas penelitian yang dilakukan.

Page 43: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

29

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kelurahan Padaleu terletak pada ketinggian ± 5m dari permukaan air

laut, suhu udara rata-rata maksimum 320C dan kelembaban udara berkisar

80 - 81%, rata-rata curah hujan 204 mm/th. Jumlah penduduk Kelurahan

Padaleu pada tahun 2016 sebesar 1.684 jiwa.

Kelurahan Padaleu tediri dari tiga RW yaitu :

- RW1 = RT1, RT2, RT3, RT4 = 619 Jiwa

- RW2 = RT5, RT6, RT7 = 602 Jiwa

- RW3 = RT8, RT9, RT10 = 463 Jiwa

Lokasi penelitian terletak di RW1 Kelurahan Padaleu Kecamatan

Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara yang terdiri dari 4 RT yaitu RT1

yang jumlah penduduknya terdiri dari 130 jiwa, laki – laki 59 jiwa dan

perempuan sebanyak 71 jiwa. RT2 jumlah penduduknya terdiri dari 114

jiwa, laki – laki 55 jiwa perempuan 59 jiwa. RT3 jumlah penduduk terdiri

dari 225 jiwa, laki – laki 116 jiwa perempuan 109 jiwa. Serta RT4 jumlah

penduduknya terdiri dari 150 jiwa, laki – laki 75 jiwa perempuan 75 jiwa.

Jadi jumlah keseluruhan penduduk yang berada di wilayah RW1 sebanyak

619 jiwa. RW1 Secara Geografis terletak pada 122’31’Bujur Timur dan

4’10’ Lintang Selatan.Luas Wilayah 1,2 km2 dengan batas-batas wilayah

adalah sebagai berikut :

Utara : Kelurahan Kambu

Timur : RW3

Barat : Kelurahan Lepo-lepo

Selatan : RW2

2. Variabel Penelitian

Sampel pemeriksaan berupa air penampungan yang diambil di

tempat penampungan air masyarakat baik didalam rumah mpaupun diluar

rumah.

Page 44: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

30

Jumlah sampel yang diperiksa sebanyak 40 sampel menurut

KK/rumah. Air dimbil kemudian dimasukkan ke botol atau wadah sampel

lalu diberi kode dan bawah kelaboratorium untuk diperiksa.

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Sampel Air yang Diambil Berdasarkan

RT di RW1 Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Kota

Kendari Sulawesi Tenggara.

No RT Jumlah sampel yang diambil

(n) Persentase (%)

1 I 8 20 %

2 II 8 20 %

3 III 16 40 %

4 IV 8 20 %

Jumlah 40 100 %

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah sampel terbanyak yaitu pada

RT3 sebanyak 16 sampel.

Dari 40 sampel atau KK diambil air penampungan baik didalam

rumah maupun diluar rumah jadi jumlah keseluruhan sebanyak 80 sampel.

Setelah dilihat secara makroskopik maka ditemukan semua sampel

mengandung larva dan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tempat Pengambilan Sampel di Dalam

dan di Luar Rumah.

No Tempat Pengambilan Sampel n %

1 Didalam Rumah 40 50

2 Diluar Rumah 40 50

Jumlah 80 100%

Selanjutnya air penampungan diamati dibawah mikroskop maka

dapat dilihat larva jenis Aedes aegypti sebanyak 40 didalam rumah dan 6

diluar rumah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 45: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

31

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Larva Nyamuk Aedes aegypti

Berdasarkan Tempat Penampungan Air Masyarakat di

RW1 Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Kota

Kendari Sulawesi Tenggara.

No Aedes aegypti n %

1

2

Dalam Rumah

Luar Rumah

40

6

86 %

14 %

Jumlah 46 100 %

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa larva Aedes aegypti paling banyak

ditemui didalam rumah dibandingkan dengan yang diluar rumah.

Sedangkan larva Aedes albopictus tidak terdapat didalam rumah

tetapi diluar rumah sebanyak 34. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut ;

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Larva Nyamuk Aedes albopictus

Berdasarkan Tempat Penampungan Air Masyarakat di

RW1 Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Kota

Kendari Sulawesi Tenggara.

No Aedes albopictus n %

1

2

Dalam Rumah

Luar Rumah

0

34

0 %

100 %

Jumlah 34 100 %

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa larva Aedes albopictus hanya terdapat

diluar rumah.

Page 46: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

32

Jadi jika dijumlahkan keseluruhan jumlah larva yang terdapat

didalam maupun diluar rumah sebanyak 80 dan dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Larva Aedes Sp Menurut Tempat

Pengambilan Sampel

No Jenis Larva

Tempat

Pengambilan Sampel n % Dalam

Rumah

Luar

Rumah

1 Aedes aegypti 40 6 46 57,5%

2 Aedes albopictus 0 34 34 42,5%

Jumlah 40 40 80 100%

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa larva jenis Aedes aegypti sebanyak

46 (57,5%) sampel dan larva jenis Aedes albopictus sebanyak 34 (42,5%).

B. PEMBAHASAN

Penelitian telah dilakukan di RW1 Kelurahan Padaleu Kecamatan

Kambu Kota Kendari Sulawesi Tenggara dan tempat pemeriksaan sampel

dilakukan di Laboratorium Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

Dari hasil penelitian terhadap sampel yang diambil dari tempat penampungan

air masyarakat baik didalam rumah maupun diluar rumah di RW1 diperoleh

larva jenis Aedes Sp. Dimana jenis larva (+) Aedes aegypti didalam rumah

sebanyak 40 sampel, diluar rumah sebanyak 6 sampel dengan total sampel 46

(57,5%). Sedangan jumlah sampel yang positif Aedes albopictus didalam

rumah 0, dan diluar rumah sebanyak 34 sampel dengan total sampel 36

(42,5%) dari 80 sampel.

Dari tabel distribusi frekuensi larva Aedes Sp, menunjukkan bahwa

larva Aedes aegypti lebih banyak ditemukan didalam rumah sedangkan larva

Aedes albopictus hanya ditemukan di luar rumah. Aliardani (2015:27)

Page 47: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

33

menyatakan bahwa Aedes aegypti tidak menyukai tempat yang kotor, biasa

bertelur pada genangan air yang tenang dan bersih seperti jambangan bunga,

tempayan, bak mandi dan lain-lain yang kurang diterangi matahari dan tidak

dibersihkan secara teratur. Aedes albopictus merupakan nyamuk kebun (forest

mosquito) yang memperoleh makanan dengan cara menggigit dan menghisap

darah berbagai jenis binatang. Menurut teori, nyamuk Aedes aegypti

berkembang biak didalam rumah. Setelah dilakukan penelitian ditemukan

larva Aedes aegypti diluar rumah karena tempat penampungan air diluar

rumah yang diletakkan pada tempat yang tidak terkena matahari langsung

berpotensi sebagai tempat perkembang biakan larva Aedes aegypti.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi larva Aedes Sp

dalam penelitian ini nilai ABJ yang diperoleh sebesar 96,25%, maka dari itu

angka kejadian DBD di RW1 masih sangat tinggi.

Adanya temuan larva Aedes Sp menunjukkan bahwa sampel larva yang

diambil dari penampungan air masyarakat baik didalam maupun diluar rumah

mempunyai peluang yang sangat besar untuk terinfeksi penyakit Demam

Berdarah Dengue (DBD). Sebagian besar masyarakat belum memahami dan

belum menerapkan program 3 M (Menguras, Menutup, dan Mengubur).

Karena pada sampel yang diambil memberikan hasil yang positif aedes sp.

Oleh krena itu maka perlu dilakukan sosialisasi tentang bahaya Demam

Berdarah Dengue (DBD) dan cara penanggulangannya terhadap masyarakat di

RW1 Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari Sulawesi

Tenggara. Adapun upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara

pengasapan (fogging) untuk memberantas nyamuk dewasa, memberikan

bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air untuk membunuh jentik

dan telur, menggunakan kelambu pada saat tidur, menyemprot nyamuk

dengan insektisida, serta menggunakan lotion antinyamuk.

Daerah endemik Demam Berdarah Dengue pada umumnya merupakan

sumber penyebaran penyakit ke wilayah yang lain, Demam Berdarah Dengue

umumnya dimulai dengan peningkatan jumlah kasus di wilayah tersebut.

Berdasarkan informasi dari masyarakat dan hasil observasi terhadap

Page 48: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

34

masyarakat diRW1 Kelurahan Padaleu sering terjadi wabah penyakit Demam

Berdarah Dengue (DBD) setiap tahunnya, pada Kelurahan Padaleu kasus

DBD tahun 2013 sebanyak 2 kasus, tahun 2014 sebanyak 4 kasus, tahun 2015

sebanyak 5 kasus, sementara pada tahun 2016 Januari – Maret sebanyak 24

kasus.

Tempat yang paling potensial untuk terjadinya penularan Demam

Berdarah Dengue adalah :

1. Wilayah yang banyak kejadian DBD.

2. Tempat – tempat umum yang merupakan tempat berkumpulnya orang –

orang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya penularan

virus dengue cukup besar. Tempat umum itu antara lain sekolah, rumah

sakit, puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya.

3. Pemukiman baru di pinggir kota, karena dilokasi ini penduduk pada

umumnya berasal dari berbagai wilayah, maka memungkinkan diantaranya

terdapat penderita DBD dari masing-masing lokasi asal.

Page 49: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

35

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil pengamatan dilapangan ditemukan larva Aedes aegypti didalam

rumah 40 (50%) di luar rumah 6 (7,5%)

2. Dari hasil pengamatan dilapangan larva Aedes Albopictus tidak ditemukan

pada penampumgam air didalam rumah (0%) dan hanya ditemukan di air

penampungan luar rumah sebanyak 34 (100%).

B. Saran

1. Kepada Peneliti

Perlunya diadakan penelitian lebih lanjut sehingga dapat diketahui

faktor-faktor penyebab adanya larva pada penampungan air masyarakat

2. Kepada Tenaga Laboratorium

Untuk bahan pertimbangan dalam melakukan pemerikasaan

laboratorium dengan penelitian yang sama tentang larva Aedes Sp

3. Kepada Masyarakat

Memahami dan menerapkan program 3 M ( Menguras, Menutup,

dan Mengubur), sehingga peluang timbulnya demam berdarah akan lebih

kecil.

Page 50: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U, F., 2008. Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. PT

Rajagafindo Persada. Jakarta

Adyatma, dkk. 2011. Hubungan Antara Lingkungan Fisik Rumah, Tempat

Penampungan Air dan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian DBD di

Kelurahan Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Fakultas

Kesehatan Lingkungan Universitas Hasanuddin. Makassar

Aliardani, N A. 2015. Karakteristik Lingkungan Tempat Perkembang Biakan

dan Densitas Larva Aedes aegypti dan Aedes albopictus di Wilayah

Endemis DBD di Kelurahan Antang Kota Makassar. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar

Anggraeni, D, S., 2010. Stop Demam Berdarah Dengue. Bogor Publishing

House

Azzahra, D., 2011. Keberadaan Larva Aedes sp Pada Container di Dalam Rumah

Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Kecamatan Bayah Provinsi Banten.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Data Puskesmas Mokoau Tahun 2016

Data Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu Tahun 2016

Departemen Kesehatan RI. 2004. Buletin Harian Perilaku dan Siklus Hidup

Nyamuk Aedes aegypti Sangat Penting Diketahui Dalam Melakukan

Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Termasuk Pemantauan Jentik

Berkala. Didjen P2M dan PL. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pencegahan dan Pemberantasan Demam

Berdarah Dengue di Indonesia. Didjen PP dan PL. Jakarta

Desniawati, F., 2014. Pelaksanaan 3M Plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes

aegypti di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Bulan

Mei-Juni Tahun 2014. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta

Eled, R, P., 2011. Keberadaan Larva Aedes aegypti di Container di Dalam

Rumah Di Kelurahan Cempaka Putih Timur dan Cempaka Putih Barat.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Irianto, K., 2013. Parasitologi Medis (Medical Parasitology). Alfabeta. Badung

Page 51: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

Kuraga, D, R., 2011. Keberadaan Larva Nyamuk Aedes sp Dalam Container

Tempat Penampungan Air Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Desa

Ciwaru Kecamatan Bayah Jawa Barat. Universitas Indonesia. Jakarta

Mumpuni, Y., dan Lestari, W., 2015. Cekal (Cegah dan Tangkal) Sampai Tuntas

Demam Berdarah. C.V. Andi Offset. Yogyakatra

Nahda. 2013. Hubungan Perilaku 3M Plus Dengan Densitas Larva Aedes aegypti

di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu Sulawesi Tengah. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar

Sembel D.,2009. Entemologi Kedokteran. C.V.Andi Offset. Yogyakatra

Wisfer. 2014. Hubungan Jumlah Penghuni, Tempat Penampungan Air Keluarga

Dengan Keberadaan Larva Aedes aegypti di Wilayah Endemis Dbd Kota

Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Makassar

Zulkoni, A., 2011. Parasitologi. Muha Medika. Yogyakarta

Page 52: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

LAMPIRAN

Page 53: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

KEMENTERIANKESEHATANRI

BADAN PENGEMBANAGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

Jl.. Jend.A.H Nasution No. G.14 Anduonohu Kota Kendari 93232

Telp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail [email protected]

LEMBAR HASIL PENELITIAN

Judul Penelitian : Identifikasi larva Aedes Sp pada tempat penampungan air

masyarakat di RW1 Kelurahan Padaleu Kecamatan Kambu

Kota KendariSulawesi Tenggara

Nama Peneliti : Sumarni

NIM : P00320013133

No

Sampel

Kode

Sampel RT

Hasil Pengamatan

Dalam

Rumah Luar Rumah Jenis Larva

GSDL GSL GSDL GSL Ades

aegypti

Aedes

albopictus

1 A1

1

+ - + - √ -

2 A2 + - - + √ √

3 A3 + - - + √ √

4 A4 + - - + √ √

5 A5 + - - + √ √

6 A6 + - - + √ √

7 A7 + - - + √ √

8 A8 + - - + √ √

9 B1

2

+ - - + √ √

10 B2 + - - + √ √

11 B3 + - - + √ √

12 B4 + - - + √ √

13 B5 + - - + √ √

14 B6 + - - + √ √

15 B7 + - - + √ √

16 B8 + - - + √ √

17 C1

3

+ - - + √ √

18 C2 + - - + √ √

19 C3 + - - + √ √

20 C4 + - + - √ -

21 C5 + - - + √ √

22 C6 + - - + √ √

23 C7 + - - + √ √

24 C8 + - - + √ √

Page 54: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

25 C9 + - + - √ -

26 C10 + - + - √ -

27 C11 + - - + √ √

28 C12 + - - + √ √

29 C13 + - - + √ √

30 C14 + - - + √ √

31 C15 + - - + √ √

32 C16 + - - + √ √

33 D1

4

+ - - + √ √

34 D2 + - - + √ √

35 D3 + - - + √ √

36 D4 + - - + √ √

37 D5 + - + - √ -

38 D6 + - - + √ √

39 D7 + - - + √ √

40 D8 + - + - √ -

Jumlah 40 - 6 34 40 34 Keterangan : GSDL : Gigi sisir berduri lateral

GSL : Gigi sisir lurus

Page 55: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di
Page 56: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di
Page 57: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di
Page 58: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di
Page 59: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

Lampiran 6. Proses Penelitian Identifikasi Larva Aedes Sp di RW1 Kelurahan

Padaleu Kecamatan Kambu Kota Kendari

A. Pra Analitik

1. Persiapkan bahan dan alat

Objeck glass Deck glass

Mikroskop

Pipet tetes

Page 60: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

Wadah sampel Kain kasa

Alat tulis

Karet/Tali pengikat Gayung

Page 61: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

2. Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan menggunkan gayung kemudian masukkan

kedalam wadah sampel dan beri identitas berdasarkan kepala keluarga dan RT-

nya.

Pengambilan sampel didalam rumah

Pengambilan sampel diluar rumah

Page 62: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

B. Analitik

Larva diambil dengan menggunakan pipet tetes diletakkan diatas objeck glass dan

ditutup dengan kaca penutup dan diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan

lensa objekti 10x kemudian dilanjut dengan pembesaran 40x.

Larva pada

objeck glass

Pemeriksaan dibawah mikroskop

Page 63: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

C. Pasca analitik

1.Gambar larva Aedes aegypti dengan pembesaran 40x

2.Gambar larva Aedes aegypti dengan pembesaran 10x

Page 64: IDENTIFIKASI LARVA Aedes Sp PADA TEMPAT PENAMPUNGAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/229/1/KTI SUMARNI.pdf · Identifikasi Larva Aedes Sp pada Tempat Penampungan Air Masyarakat di

3. Gambar larva Aedes albopictus dengan pembesaran 40x

4. Gambar larva Aedes albopictus dengan pembesaran 10x