bab ii teori dan perumusan hipotesis a. tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/bab ii.pdfobjek...

24
11 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Savitri (2017) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris bahwa variabel independen yaitu kinerja keuangan yang diukur menggunakan ROA, ROE, CR, dan DER berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kinerja keuangan yang diukur dengan TATO berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. CSR dapat memoderasi (memperkuat) pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap nilai perusahaan, tetapi tidak dapat memoderasi pengaruh ROE, CR, DER, dan TATO. Penelitian ini menggunakan objek perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012 2015 dan data diambil dengan metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan software SPSS versi 21. Peneliti Kahfi et al. (2018) juga menggunakan variabel independen CR, DER, TATO, dan ROE dengan hasil CR dan TATO berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan DER berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dan ROE tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini penggunakan objek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2011 2016. Teknik analisis yang digunakan yaitu menggunakan analisis regresi data panel menggunakan software eviews versi 9. Pasaribu et al. (2016) berdasarkan analisis yang dilakukan penelitian ini menunjukkan hasil bahwa struktur modal yang diukur menggunakan DER

Upload: others

Post on 20-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Savitri (2017) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan

bukti empiris bahwa variabel independen yaitu kinerja keuangan yang diukur

menggunakan ROA, ROE, CR, dan DER berpengaruh positif signifikan terhadap

nilai perusahaan, sedangkan kinerja keuangan yang diukur dengan TATO

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. CSR dapat

memoderasi (memperkuat) pengaruh profitabilitas (ROA) terhadap nilai

perusahaan, tetapi tidak dapat memoderasi pengaruh ROE, CR, DER, dan TATO.

Penelitian ini menggunakan objek perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia selama tahun 2012 – 2015 dan data diambil dengan metode

purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda dengan software SPSS versi 21. Peneliti

Kahfi et al. (2018) juga menggunakan variabel independen CR, DER, TATO, dan

ROE dengan hasil CR dan TATO berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan. Sedangkan DER berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dan

ROE tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini penggunakan

objek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia selama tahun 2011 – 2016. Teknik analisis yang digunakan yaitu

menggunakan analisis regresi data panel menggunakan software eviews versi 9.

Pasaribu et al. (2016) berdasarkan analisis yang dilakukan penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa struktur modal yang diukur menggunakan DER

Page 2: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kepemilikan

institusional, kepemilikan manajerial, dan ROE berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Taslim (2016) menyatakan bahwa penelitian ini menggunakan teknik analisis

jalur untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen baik

secara bersama-sama maupun secara individu. Berdasarkan analisis yang dilakukan

Taslim (2016) ini menunjukkan hasil bahwa variabel rasio likuiditas (CR) berpengaruh

positif signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan rasio aktivitas (TATO) dan

profitabilitas (ROE) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Tetapi, TATO dan

ROE berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan

dividen. Sedangkan CR tetap berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusaahaan

melalui kebijakan dividen.

Jariah (2016) menyatakan bahwa penelitian ini menggunakan teknik analisis

jalur dengan variabel likuiditas yang diukur menggunakan CR, variabel leverage

diukur menggunakan DER, dan variabel profitabilitas diukur menggunakan ROE.

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Jariah (2016), penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel likuiditas (CR) dan profitabilitas (ROE) tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan. Sedangkan leverage (DER) berpengaruh negatif signifikan

terhadap nilai perusahaan. Namun, likuiditas, leverage, dan profitabilitas berpengaruh

signifikan secara silmultan terhadap nilai perusahaan melalui variabel kebijakan

dividen.

Page 3: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

13

Nurminda et al. (2017) menyatakan bahwa penelitian ini menggunakan teknik

analisis regresi data panel dengan menggunakan software eviews versi 8 dengan

variabel profitabilitas yang diukur menggunakan ROE, variabel leverage diukur

menggunakan DER, dan ukuran perusahaan diukur menggunakan (Ln. Asset).

Berdasarkan analisis yang dilakukan Nurminda et al. (2017), penelitian ini

menunjukkan bahwa profitabilitas (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan, sedangkan leverage (DER) dan ukuran perusahaan (Ln. Asset) tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Peneliti Lubis et al. (2017) dan peneliti

Suryana dan Sri Rahayu (2018) juga menunjukkan hasil bahwa DER tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan untuk variabel profitabilitas (ROE)

hasil penelitian Lubis et al. (2017) menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif

signifikan terhadap nilai perusahaan tetapi hasil penelitian Suryana dan Sri Rahayu

(2018) menunjukkan bahwa ROE berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Sugiarto dan Santosa (2017) berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa nilai tukar rupiah terhadap US Dollar (kurs) dan ROE

berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan tingkat bunga BI

dan TATO berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, namun leverage,

penggunaan kantor akuntan public big four, dan kepemilikan manajerial tidak

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Putri (2017) berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini menunjukkan

hasil bahwa variabel profitabilitas yang diukur menggunakan ROI dan ROE, serta

Page 4: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

14

variabel keputusan investasi (BVA) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Yuslirizal (2017) berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional dan

likuiditas yang diukur menggunakan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

nilai perusahaan, tetapi growth dan size berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Astutik (2017) berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini menunjukkan

hasil bahwa rasio profitabilitas (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan, sedangkan rasio likuiditas (CR), rasio pertumbuhan (sales growth), serta

rasio aktivitas (TATO) berpengaruh negatif tidak signifikan. Sementara itu, rasio

leverage (DER) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Misran dan Chabachib (2017) berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa DER, TATO, dan ROA berpengaruh positif dan signifikan

terhadap PBV. Sedangkan CR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap PBV.

Putra dan Lestari (2016) berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa kebijakan deviden yang diukur menggunakan DPR,

likuiditas yang diukur menggunakan (CR), profitabilitas yang diukur menggunakan

(ROA), dan ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Page 5: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

15

Rahmadani dan Rahayu (2017) berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian

ini menunjukkan hasil bahwa Good Corporate Governance (GCG) tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Sedangkan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan.

Namun, leverage (DER) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Rinnaya et al. (2016) berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa profitabilitas (ROA), rasio aktivitas (TATO), dan keputusan

pendanaan (DER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan keputusan

investasi (TAG) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Peneliti Anggrahini et

al. (2018) juga menunjukkan hasil bahwa TATO berpengaruh positif signifikan

terhadap nilai perusahaan. Selain itu, untuk hasil variabel lain yaitu struktur

kepemilikan manajerial, arus kas, dan financial distress tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Yuniarta et al. (2014) berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa struktur modal (DER), pertumbuhan perusahaan (TAG), dan

Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Peneliti

Syardiana et al. (2015), Suastini et al. (2016), Saraswathi et al. (2016), Fatiyah et al.

(2018), Sudiartha dan Dewi (2017) juga meneliti mengenai pertumbuhan perusahaan.

Hasil penelitian Syardiana et al. (2015), Suastini et al. (2016), Saraswathi et al. (2016),

dan Fatiyah et al. (2018) sejalan dengan peneliti Yuniarta et al. (2014) yang

menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan (TAG) berpengaruh positif signifikan

terhadap nilai perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Sudiartha dan Dewi (2017)

Page 6: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

16

menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan (TAG) berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Wida dan Suartana (2014) berdasarkan analisis yang dilakukan, penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Peneliti Pratiwi et al. (2016), Darmayanti et al. (2018), Dewi (2014),

Warapsari dan Suaryana (2016), dan Nurkhin et al. (2017) juga meneliti mengenai

kepemilikan institusional. Hasil Penelitian Pratiwi et al. (2016) dan Darmayanti et al.

(2018) sejalan dengan peneliti Wida dan Suartana (2014) yang menyatakan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan

hasil peneliti Dewi (2014), Warapsari dan Suaryana (2016), dan Nurkhin et al. (2017)

memiliki hasil penelitian yang berbeda dimana hasil penelitian mereka menyatakan

bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian terdahulu

adalah objek yang diteliti, periode penelitian, dan judul penelitian. Selain itu ada

beberapa penelitian terdahulu yang teknik analisisnya berbeda dengan yang akan

peneliti lakukan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Suastini et al. (2016)

menggunakan analisis regresi interaksi (MRA), Syardiana et al. (2015) dan Nurminda

et al. (2017) menggunakan teknik analisis regresi data panel, sedangkan Astutik (2017)

menggunakan analisis regresi linier berganda least square method.

B. Teori dan Kajian Pustaka

B.1. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Page 7: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

17

Teori pensinyalan (signaling theory) berkaitan dengan bagaimana mengatasi

masalah yang timbul informasi asimetris dimana manajer memiliki informasi yang

berbeda (lebih baik) tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan yang

dimiliki oleh investor (Brigham dan Houston, 2011, 185). Signaling Theory yang

dikemukakan oleh Whiting dan Miller bahwa perusahaan berkualitas tinggi akan

cenderung memberikan sinyal keunggulannya kepada pasar. Pada satu sisi, sinyal

akan membuat investor dan pemangku kepentingan yang lain menaikkan nilai

perusahaan, dan kemudian membuat keputusan yang lebih menguntungkan bagi

perusahaan (Ihyaul Ulum, 2017, 34).

B.2. Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori Keagenan (Agency Theory) berkaitan dengan pengendalian organisasi

yang didasarkan pada keyakinan bahwa pemisahan kepemilikan dengan

manajemen menimbulkan potensi bahwa keinginan pemilik diabaikan. Secara

umum, para pemilik ingin memaksimalkan nilai saham. Ketika manajer juga

memiliki sejumlah besar saham perusahaan tersebut, mereka pasti akan memilih

strategi yang menghasilkan apresiasi nilai saham. Namun, ketika lebih berperan

sebagai “orang sewaan” dan bukan sebagai rekan sekaligus pemilik, manajer lebih

memiliki strategi yang akan meningkatkan kompensasi pribadi mereka dan bukan

pengembalian kepada pemilik (Pearce dan Robinson, 2008, 47).

B.3.1. Nilai Perusahaan

Nilai Perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon

pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Semakin tinggi nilai perusahaan,

Page 8: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

18

semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan. Bagi

perusahaan yang menerbitkan saham dipasar modal, harga saham yang diperjual-

belikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti,

1998, 7).

Menurut Awat (1999: 3), tujuan suatu perusahaan adalah untuk

memaksimumkan nilai perusahaan. Dengan nilai perusahaan yang tinggi, akan

menaikkan jumlah kekayaan para pemegang saham (to maximize the wealth of its

stockholders) yang diterjemahkan ke dalam tujuan memaksimumkan harga saham

biasa perusahaan tersebut (maximizing the price of the fir’s common stock).

B.3.2. Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang

ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka

lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen

dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan

keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka

dalam satu periode maupun beberapa periode.(Kasmir, 2010, 93)

Jenis-jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja

manajemen beragam. Penggunaan masing-masing rasio tergantung kebutuhan

perusahaan, tidak semua rasio digunakan. Tetapi jika ingin melihat kondisi dan

posisi perusahaan secara lengkap, maka sebaiknya seluruh rasio digunakan.

Berikut jenis-jenis rasio keuangan, yaitu:

1. Rasio Profitabilitas

Page 9: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

19

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas

manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2010, 115). Rasio-rasio profitabilitas

dipergunakan berhubungan dengan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam

menghasilkan laba. Terdapat beberapa pengukuran terhadap profitabilitas atau

rentabilitas suatu perusahaan yang masing-masing dihubungkan dengan total

aktiva, modal sendiri, maupun nilai penjualan yang dicapai. Kondisi kemampuan

menghasilkan laba perusahaan merupakan informasi penting bagi berbagai pihak

(Faisal Abdullah, 2013, 43).

Menurut Brigham dan Houston (2014: 146), jenis-jenis rasio profitabilitas

antara lain: Margin Laba atas Penjualan (Profit Margin on Sales), Pengembalian

atas Total Aset (ROA), Pengembalian atas Ekuitas Biasa(ROE), dan Rasio

Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba (BEP)

Pengembalian atas ekuitas biasa (ROE)

Return on equity (ROE) atau yang biasa disebut dengan rasio pengembalian

atas ekuitas merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri.

Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan

semakin kuat, demikian pula sebaliknya (Kasmir, 2010, 115).

2. Rasio Likuiditas

Page 10: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

20

Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan

rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

(utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu

untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh

tempo (Kasmir, 2010, 111).Jenis-jenis rasio likuiditas antara lain:Rasio Lancar

(Current Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Rasio Kas (Cash Ratio), Rasio

Perputaran Kas (Cash Turnover), dan Inventory to Net Working Capital

Rasio lancar (current ratio)

Rasio likuiditas yang utama adalah rasio lancar (current ratio) yang dihitung

dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan

sejauh mana kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi

menjadi kas dalam waktu dekat (Brigham dan Houston, 2014, 134). Rasio lancar

merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan

memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio tersebut menunjukkan seberapa

jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan

menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang

(Weston dan Copeland, 1990, 227)

3. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan (growth ratio) merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah

pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya(Kasmir, 2010, 116).

Page 11: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

21

4. Rasio Solvabilitas (Leverage)

Menurut Kasmir (2010: 112), rasio solvabilitas (leverage ratio) merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai

dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio

solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang

apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Adapun jenis-jenis rasio

solvabilitas antara lain:Debt To Assets Ratio (Debt Ratio), Debt To Equity Ratio

(DER), Long Term Debt To Equity Ratio, Times Interest Earned, dan Fixed

Charge Coverage.

Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio)

Rasio ini diukur dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang

perusahaan dengan modal ekuitas. Besarnya hasil perhitungan rasio utang

terhadap ekuitas menunjukkan seberapa besar utang jangka panjang yang dapat

dijamin dengan ekuitas saham. Semakin tinggi risiko utang terhadap ekuitas,

maka semakin besar risiko keuangan yang ditanggung perusahaan (Warsono,

2003, 36).

5. Rasio Aktivitas

Menurut Kasmir (2010: 113), rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan

Page 12: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

22

aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. rasio aktivitas

juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan

aktivitas sehari-hari. Adapun jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari

beberapa ahli keuangan antara lain:Perputaran Piutang (Receivable Turnover),

Hari Rata-Rata Penagihan Piutang (Days Of Receivable), Perputaran Sediaan

(Inventory Turnover), Hari Rata-Rata Penagihan Sediaan (Days of Inventory),

Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover), Perputaran Aktiva Tetap

(Fixed Assets Turnover), dan Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

Rasio perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over)

Rasio ini mengukur perputaran dari semua aset perusahaan dan dihitung

dengan cara membagi penjualan dengan total aset. Besarnya hasil perhitungan

rasio perputaran total aset menunjukkan tingkat kecepatan seluruh aset

perusahaan menjadi kas atau piutang. Semakin tinggi rasio perputaran total aset,

maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan seluruh aset yang

dimilikinya (Warsono, 2003, 36).

B.3.3. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah,

institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian,

dan institusi lainnya pada akhir tahun (Subagyo et al., 2018, 47).

Page 13: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

23

Menurut Cornett et al. (2007), investor institusional semakin ingin

menggunakan hak kepemilikan mereka untuk menekan manajer agar bertindak

demi kepentingan terbaik pemegang saham karena para investor ini telah

meningkatkan kepemilikan saham mereka di perusahaan, maka telah ada

peningkatan fokus oleh regulator dan peneliti pada peran mereka dalam

pemantauan, pendisiplinan, dan mempengaruhi manajer perusahaan. Dengan

adanya pengawasan yang tinggi oleh pihak investor institusional, maka akan

mengurangi risiko perilaku opportunistic manajer sehingga mendapat kepercayaan

dari calon investor untuk berinvestasi.

Pendukung institusional berpendapat bahwa investor institusi meningkatkan

efisiensi perusahaan dalam dua cara. Pertama, investor institusional melakukan

penelitian yang berkualitas untuk mengidentifikasi perusahaan yang efisien untuk

menginvestasikan dana, sehingga mengarahkan modal yang langka ke

penggunaannya yang paling efisien. Kedua, menurut pendukung institusional,

kepemilikan institusional yang besar di perusahaan publik memberikan insentif

ekonomi yang kuat bagi investor institusional untuk memantau manajer.

Pemantauan institusional yang waspada ini meningkatkan efisiensi manajerial dan

kualitas pengambilan keputusan perusahaan. Pemantauan institusional dapat

melibatkan mengadakan diskusi dengan manajemen mengenai rencana dan kinerja

perusahaan, mendukung (menentang) kekayaan manajemen yang meningkatkan

(mengurangi) kebijakan dan keputusan, dan partisipasi aktif dalam pemilihan

dewan dan masalah pemungutan suara lainnya. Jika investor institusional memang

Page 14: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

24

memantau investor, maka pengambilalihan yang dilakukan oleh penawar dengan

tingkat kepemilikan institusional yang tinggi dapat diharapkan untuk

meningkatkan kekayaan lebih besar daripada yang dilakukan oleh penawar dengan

kepemilikan institusional yang rendah (Duggal dan Millar, 1999).

C. Perumusan Hipotesis

C.1. Hipotesis

a) Pengaruh ROE terhadap nilai perusahaan

Rasio pengembalian atas ekuitas (return on equity – ROE) merupakan rasio

yang paling penting dimana dapat dihitung dari laba bersih bagi pemegang saham

dibagi dengan total ekuitas pemegang saham. Pemegang saham pasti ingin

mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi atas modal yang mereka

investasikan, dan ROE menunjukkan tingkat pengembalian yang mereka peroleh.

Jika ROE tinggi, maka akan menarik minat calon investor untuk berinvestasi

sehingga permintaan terhadap saham akan meningkat, maka harga saham juga

cenderung akan tinggi dan akan diikuti juga dengan meningkatnya nilai

perusahaan (Brigham dan Houston, 2014, 133).

Hasil penelitian Taslim (2016), Pasaribu et al. (2016), Savitri (2017), Lubis

et al. (2017), Nurminda et al. (2017) menunjukkan bahwa ROE berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan karena menurut Pasaribu et al. (2016) disaat

terjadi kenaikan laba maka harga saham juga ikut naik, sehingga meningkatkan

nilai perusahaan. ROE menjadi salah satu cerminan perusahaan dihadapan investor

dan publik akan prospek perusahaan di masa depan. Semakin tinggi nilai ROE

Page 15: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

25

maka akan semakin tinggi juga nilai perusahaan dan menunjukkan kemampuan

perusahaan secara efektif menggunakan sumberdaya yang dimiliki. Namun hasil

dari beberapa peneliti tersebut tidak konsisten dengan penelitian Jariah (2016),

Putri (2017), Kahfi et al. (2018) yang menunjukkan bahwa ROE tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

H1: Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan

b) Pengaruh Current Ratio Terhadap Nilai Perusahaan

Rasio likuiditas yang utama adalah rasio lancar (current ratio) yang dihitung

dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan

sejauh mana kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi

menjadi kas dalam waktu dekat (Brigham dan Houston, 2014, 134). Rasio lancar

merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan

memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio tersebut menunjukkan seberapa

jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan

menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang (Weston

dan Copeland, 1990, 227).

Hasil Penelitian Taslim (2016), Putra dan Lestari (2016), Yuslirizal (2017),

Savitri (2017), dan Kahfi et al. (2018) menunjukkan bahwa current ratio (CR)

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan karena menurut Putra dan

Page 16: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

26

Lestari (2016) perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi mempunyai

dana internal yang besar, sehingga perusahaan juga menggunakan dana

internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan

pembiayaan eksternal melalui hutang. Penelitian tersebut sesuai dengan teori

struktur modal bahwa tingkat utang yang lebih tinggi juga akan menaikkan risiko

perusahaan, dalam hal ini akan meningkatkan biaya ekuitas dan mengakibatkan

terjadinya penurunan pada harga saham (Brigham dan Houston, 2011, 171).

Sehingga apabila perusahaan tidak mempunyai hutang, nilai perusahaan akan naik

karena tidak adanya risiko bunga yang harus dibayar sehingga akan menarik minat

calon investor untuk berinvestasi sehingga permintaan terhadap saham akan

meningkat, maka akan mengakibatkan harga saham juga akan meningkat diikuti

oleh meningkatnya nilai perusahaan (Musthafa, 2017, 90). Namun hasil dari

beberapa peneliti tersebut tidak konsisten dengan penelitianJariah (2016), Astutik

(2017), Misran dan Chabachib (2017) yang menunjukkan bahwa current ratio

(CR) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Dapat disimpulkan bahwa semakin besar rasio lancar, maka likuiditas

perusahaan semakin tinggi yang berarti kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya semakin baik sehingga tagihan para kreditor jangka

pendek bisa ditutup oleh aktiva yang secara kasar bisa berubah menjadi kas dalam

jangka waktu yang sama dengan tagihan tersebut, maka hal tersebut akan

menambah laba perusahaan sehingga dividen yang dibagikan kepada para

pemegang saham meningkat yang mana memberikan signal positif bagi pasar yang

Page 17: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

27

menyebabkan harga saham meningkat dan diikuti oleh meningkatnya nilai

perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

H2: Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

c) Pengaruh DER terhadap nilai perusahaan

Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Setiap penggunaan

utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap risiko dan pengembalian. Rasio

ini dapat digunakan untuk melihat seberapa besar risiko keuangan perusahaan.

Dalam penelitian ini menggunakan ukuran rasio utang terhadap ekuitas (debt to

equity – DER) dimana besarnya hasil perhitungan rasio ini menunjukkan seberapa

besar utang jangka panjang yang dapat dijamin dengan ekuitas saham. (Warsono,

2003, 36). Sehingga semakin tinggi rasio maka semakin besar risiko keuangan

yang ditanggung perusahaan. Hal tersebut membuat investor mengurungkan

niatnya untuk berinvestasi karena mereka tidak ingin menanggung risiko yang

besar, maka dapat mengakibatkan turunnya harga saham yang diikuti dengan

menurunnya nilai perusahaan.

Hasil penelitian Misran dan Chabachib (2017), Hasibuan et al. (2016),

Pasaribu et al. (2016) , Rahmadani dan Rahayu (2017), dan Kahfi et al. (2018)

mengungkapkan bahwa DER berpengaruh siginifikan terhadap nilai perusahaan

karena menurut peneliti Hasibuan et al. (2016) pengaruh negatif dapat dijelaskan

Page 18: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

28

saat nilai DER tinggi, nilai perusahaan turun sehingga investor kurang percaya dan

tidak berani mengambil risiko besar yang bisa merugikan mereka. Namun hasil

dari beberapa peneliti tersebut tidak konsisten dengan peneliti Nurminda et al.

(2017), Lubis et al. (2017), serta Suryana dan Sri Rahayu (2018) yang hasilnya

menunjukkan bahwa debt to equity ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio utang terhadap ekuitas, maka

akan semakin besar risiko keuangan yang ditanggung perusahaan. Hal tersebut

akan membuat investor mengurungkan niatnya untuk berinvestasi sehingga harga

pasar saham akan menurun dan nilai perusahaan juga akan ikut menurun.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

H3 : DER berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

d) Pengaruh TATO terhadap nilai perusahaan

Rasio aktivitas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam mendayagunakan aset-aset yang dimilikinya. Jika perusahaan mempunyai

sangat banyak aset, beban bunganya akan sangat tinggi, sehingga labanya menjadi

menurun. Di sisi lain, jika aktiva sangat rendah, penjualan yang mendatangkan

laba mungkin menurun. Semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif

perusahaan dalam mendayagunakan sumberdayanya. Dalam penelitian ini diukur

menggunakan rasio perputaran total aset (Total Assets Turn Over) dimana rasio ini

mengukur perputaran dari semua aset perusahaan dan dihitung dengan cara

Page 19: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

29

membagi penjualan dengan total aset. Besarnya hasil perhitungan rasio perputaran

total aset menunjukkan tingkat kecepatan seluruh aset perusahaan menjadi kas atau

piutang. Semakin tinggi rasio perputaran seluruh aset, maka semakin efektif

perusahaan dalam mendayagunakan seluruh aset yang dimiliki (Warsono, 2003).

Dengan efektifnya perusahaan dalam mendayagunakan seluruh aset yang dimiliki

maka akan membangun kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut

sehingga dapat meningkatkan harga saham yang akan diikuti dengan

meningkatnya nilai perusahaan.

Hasil penelitian Rinnaya et al. (2016), Misran dan Chabachib (2017),

Sugiarto dan Santosa (2017), Anggrahini et al. (2018), Kahfi et al. (2018)

menunjukkan bahwa total assets turn over (TATO) berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan karena menurut Rinnaya et al. (2016) penggunaan aset

yang efektif dapat membuat perusahaan sangat kecil dalam menggunakan hutang

untuk membiayai penjualan produk perusahaan. Sehingga penggunaan hutang

yang sangat kecil dan penggunaan aset yang efektif dalam pembiayaan penjualan

dapat menghasilkan laba perusahaan yang cukup tinggi. Karena keefektifan

perusahaan dalam menggunakan asetnya inilah yang dijadikan acuan investor

untuk membeli saham perusahaan. Maka tingkat kepercayaan investor terhadap

keefektifan perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya untuk menghasilkan

penjualan bersih yang sangat tinggi dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Penjualan yang tinggi akan menghasilkan kenaikan laba sehingga tingkat

pengembalian kepada pemegang saham juga akan meningkat hal tersebut akan

Page 20: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30

direspon positif oleh pasar dan akan mengakibatkan harga saham meningkat

kemudian diikuti dengan kenaikan nilai perusahaan. Namun hasil beberapa

penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian Taslim (2016), Astutik

(2017), Savitri (2017) yang menunjukkan bahwa total assets turn over (TATO)

tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa semakin efektif perusahaan dalam mengelola

seluruh asetnya, maka laba yang dihasilkan akan semakin tinggi karena perusahaan

sudah dapat memanfaatkan sumber daya tersebut untuk meningkatkan penjualan

yang berpengaruh terhadap pendapatan. Jika pendapatan meningkat, maka laba

yang diperoleh perusahaan juga meningkat dan kinerja perusahaan akan dianggap

baik oleh investor sehingga mengakibatkan permintaan saham naik yang

berdampak pada harga pasar saham akan meningkat diikuti dengan nilai

perusahaan juga akan meningkat.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

H4 : TATO berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

e) Pengaruh Growth Ratio Terhadap Nilai Perusahaan

Rasio pertumbuhan merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan

perekonomian dan sektor usahanya (Kasmir, 2010, 116). Sehingga semakin tinggi

rasio pertumbuhan maka kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi

ekonominya semakin baik atau perusahaan dapat dikatakan mampu dalam

Page 21: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

31

mempertahankan posisi ekonominya, maka hal tersebut akan memberikan signal

positif bagi investor sehingga permintaan terhadap saham akan meningkat, maka

harga saham akan cenderung meningkat diikuti oleh nilai perusahaan juga akan

meningkat.

Hasil penelitian Yuniarta et al. (2014), Syardiana et al. (2015), Suastini et

al. (2016), Saraswathi et al. (2016), Fatiyah et al. (2018) menunjukkan bahwa

growth berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan karena menurut

Syardiana et al. (2015) dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan

operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha.

Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal

perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan

perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan

merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan

investorpun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari

investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik. Penelitian

tersebut memberikan sinyal positif bagi investor karena memberikan prospek yang

menguntungkan sehingga akan berpengaruh pada peningkatan saham yang diikuti

oleh peningkatan nilai perusahaan. Namun, hasil dari beberapa peneliti tersebut

tidak konsisten dengan peneliti Astutik (2017), Yuslirizal (2017), Sudiartha dan

Dewi (2017) yang mengungkapkan bahwa growth tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan.

Page 22: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

32

Dapat disimpulkan bahwa apabila pertumbuhan meningkat, maka kinerja

perusahaan tersebut dapat dianggap baik karena pertumbuhan merupakan dampak

atas arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau penurunan volume usaha. Apabila pertumbuhan suatu

perusahaan meningkat, maka hal tersebut merupakan tanda perusahaan memiliki

profitabilitas yang tinggi sehingga dividen yang diperoleh investor akan meningkat

yang mana akan hal tersebut akan menarik minat investor terhadap saham

perusahaan akibatnya harga pasar saham perusahaan meningkat dan nilai

perusahaan juga akan ikut meningkat.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

H5 : Growth berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan

f) Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pemerintah,

institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian,

dan institusi lainnya pada akhir tahun (Subagyo et al., 2018, 47).

Menurut Hery (2014: 172), tingkat kepemilikan institusional yang tinggi

akan menimbulkan pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional

sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer. Kepemilikan

institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan.

Perusahaan dengan kepemilikan institusional mayoritas mengindikasikan

kemampuannya untuk memonitor manajemen. Menurut Cornett et al. (2007),

Page 23: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

33

investor institusional semakin ingin menggunakan hak kepemilikan mereka untuk

menekan manajer agar bertindak demi kepentingan terbaik pemegang saham

karena para investor ini telah meningkatkan kepemilikan saham mereka di

perusahaan, maka telah ada peningkatan fokus oleh regulator dan peneliti pada

peran mereka dalam pemantauan, pendisiplinan, dan mempengaruhi manajer

perusahaan. Dengan adanya pengawasan yang tinggi oleh pihak investor

institusional, maka akan mengurangi risiko perilaku opportunistic manajer

sehingga mendapat kepercayaan dari calon investor untuk berinvestasi. Sehingga

permintaan saham menjadi tinggi kemudian harga pasar saham perusahaan akan

meningkan dan nilai perusahaan juga akan meningkat.

Hasil penelitian Wida dan Suartana (2014), Pasaribu et al. (2016), Pratiwi et

al. (2016), Yuslirizal (2017), Darmayanti et al. (2018) menunjukkan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan karena

menurut Pasaribu et al. (2016) semakin besar saham yang dimiliki oleh pihak

institusional/pemilik saham memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan nilai

perusahaan. Penelitiannya menunjukkan semakin besar jumlah saham yang

dimiliki, maka pengawasan pihak institusional semakin ketat sehingga

berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan. Penelitian tersebut sesuai

dengan teori keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa pemisahan

kepemilikan dengan manajemen menimbulkan potensi bahwa keinginan pemilik

diabaikan. Namun hasil dari beberapa peneliti tersebut tidak konsisten dengan

peneliti Dewi (2014), Warapsari dan Suaryana (2016), Nurkhin et al. (2017)

Page 24: BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan ...eprints.umm.ac.id/59052/3/BAB II.pdfobjek perusahaan manufaktur sektor food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

34

menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

H6: Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan

C.2. Kerangka Konseptual

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan, maka dapat

dilihat pada gambar kerangka konseptual sebagai berikut.

Gambar 2.1.

Kerangka Konseptual

Independent Variabel

H1

H2

H1

H3

H1

Dependent Variabel

H4

H1

H5

H1

H6

H1

Y

H1

Return On Equity

(ROE)

Debt to Equity Ratio (DER)

Current Ratio

(CR)

Total Asset

Turnover (TATO)

Growth

Kepemilikan

Institusional (KI)

Nilai Perusahaan

Price Book Value (PBV)