bab ii teori dan kajian pustaka a. tinjauan penelitian...
TRANSCRIPT
5
BAB II
TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Waworuntu (2013) dengan topik Evaluasi Penyusunan Anggaran
Sebagai Alat Pengendalian Manajemen BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado (Rumah Sakit Malalayang). Metode yang digunakan adalah analisis
deskriptif, yaitu menggambarkan penyusunan anggaran yang ada pada Rumah
Sakit Malalayang. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyusunan anggaran
di Rumah Sakit Malalayang sebagai alat pengendalian manajemen sudah
cukup efektif. Penyusunan anggaran menggunakan pendekatan sistem
perencanaan, program, dan anggaran terpadu (PBBS).
Prang (2013) dengan topik Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
Dengan Anggaran Sebagai Alat Pengendalian Untuk Penilaian Kinerja Pada
PT. Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Bitung. Metode penelitian
menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan penerapan
akuntansi pertanggungjawaban belum berjalan dengan baik, dimana
manajemen belum menerapkan sepenuhnya unsur-unsur akuntansi
pertanggungjawaban dan tidak melakukan penelusuran secara mendalam atas
penyimpangan yang terjadi.
Julita (2015) dengan topik Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai
Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Medan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode
yang mengumpulkan, menyusun, menginterprestasikan dan menganalisis data
6
untuk pemecahaan masalah yang dihadapi. Hasil penelitian ini bahwa
anggaran biaya produksi belum berfungsi dengan baik sebagai alat
pengendalian biaya produksi disebabkan karena adanya selisih yang tidak
menguntungkan antara anggaran dengan realisasi.
Pangau (2013) dengan topik Penggunaan Anggaran Dalam Penilaian
Kinerja Manajemen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena
menggambarkan secara apa adanya obyek yang diteliti. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa dalam penerapannya, struktur organisasi PT. Nilam Port
Terminal Indonesia sudah menunjukkan dengan jelas wewenang dan
tanggung jawabnya sesuai jenjang organisasi tetapi masih belum membuat
kode pusat pertanggungjawaban, sistem anggaran dilakukan dengan metode
Bottom Up Budgeting walaupun masih belum mengikutsertakan semua
pimpinan pusat pertanggungjawaban.
B. Tinjauan Pustaka
1. Anggaran
1.1 Pengertian Anggaran
Pengertian anggaran menurut PP No. 24 tahun 2005 menyatakan,
anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan
pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer dan
pembiayaan yang di ukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut
klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode.
Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang
peranan cukup penting karena dengan anggaran manajemen dapat
7
merencanakan, mengatur dan mengevaluasi jalannya suatu kegiatan.
Menurut Nafarin (2007) anggaran merupakan rencana kerja suatu
perusahaan yang disusun untuk jangka waktu satu tahun berdasarkan
pada program-program yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
organisasi. Anggaran berisi rincian kegiatan perolehan dan penggunaan
sumber-sumber yang dimiliki dan disusun secara formal dan dinyatakan
dalam bentuk satuan uang. Penyusunan anggaran merupakan tahapan
awal dari sebuah organisasi dalam membuat rencana-rencana kerja.
Menurut Nafarin (2007), dalam penyusunan anggaran perlu
mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut:
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan
b. Data-data waktu yang lalu
c. Kemungkinan perkembangan kondisi
d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing dan gerak gerik pesaing.
e. Kemungkinan adanya perubahan kebijaksanaan pemerintah.
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.”
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan
anggaran tersebut pada uraian diatas berguna supaya anggaran yang
dihasilkan dapat lebh menyeluruh dan akurat sehingga tujuan dan sasaran
organisasi ataupun perusahaan dapat tercapai.
1.2 Ciri-ciri Anggaran
Berdasarkan pengertian diatas, ciri-ciri anggaran menurut Rudianto
(2009) adalah sebagai berikut :
8
a. Dinyatakan dalam satuan moneter. Penulisan dalam satuan moneter
dapat juga didukung oleh satuan kuantitatif lain, misalnya unit.
Penyusunan rencana kerja dalam satuan moneter, bertujuan untuk
mempermudah membaca atau memahaminya. Oleh karena itu,
sebaiknya anggaran disusun dalam bentuk kuantitatif moneter yang
ringkas.
b. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun. Bukan berarti anggaran
tidak dapat disusun untuk kurun waktu lebih pendek, tiga bulanan
misalnya, atau kurun waktu lebih panjang, seperti lima tahunan.
Batasan waktu di dalam penyusunan anggaran akan berfungsi untuk
memberikan batasan rencana kerja tersebut.
c. Mendukung komitmen manajemen. Anggaran harus disertai dengan
upaya pihak manajemen dan seluruh anggota organisasi untuk
mencapai apa yang telah ditetapkan. Tanpa upaya serius dari pihak
manajemen untuk mencapainya, maka penyusunan anggaran tidak
akan banyak manfaatnya bagi perusahaan. Oleh karena itu, di dalam
menyusun anggaran, organisasi harus mempertimbangkan dengan
teliti sumber daya yang dimiliki untuk menjamin bahwa anggaran
yang disusun adalah realistis.
d. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari
pelaksana anggaran. Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh
setiap bagian organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak
manajemen.
9
e. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah jika ada keadaan
khusus. Jadi, tidak setiap saat dan dalam segala keadaan anggaran
boleh diubah oleh manajemen. Anggaran boleh diubah jika situasi
internal dan eksternal organisasi memaksa untuk mengubah anggaran
tersebut. Perubahan asumsi internal dan eksternal memaksa untuk
mengubah anggaran karena jika dipertahankan akan membuat
anggaran tidak relevan lagi dengan situasi yang ada.
f. Harus dianalisis penyebabnya, jika terjadi selisih anggaran di dalam
pelaksanaannya. Karena tanpa ada analisis yang lebih mendalam
tentang selisih anggaran tersebut, maka potensi untuk terulang lagi di
masa mendatang menjadi besar. Tujuan analisis selisih anggaran
tersebut adalah untuk mencari penyebab selisih anggaran, agar tidak
terulang lagi di masa mendatang dan agar penyusunan anggaran di
kemudian hari menjadi lebih relevan dengan situasi yang ada.
1.3 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran
Menurut Prawironegoro and Purwanti (2008), anggaran memiliki
keunggulan dan kelemahan antara lain sebagai berikut :
a. Keunggulan anggaran
1) Hasil analisis lingkungan internal organisasi yaitu analisis data
historis yang menjelaskan kekuatan dan kelemahannya kemudian
dijadikan bahan untuk membuat program kerja di masa mendatang.
10
2) Hasil analisis lingkungan eksternal yang menjelaskan peluang dan
kendala yang dihadapinya, kemudian dijadikan bahan untuk
membuat program kerja di masa mendatang.
3) Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan operasional
dan keuangan.
4) Sebagai sarana koordinasi antar seksi, bagian, divisi dalam suatu
organisasi.
5) Sebagai sumber rasa tanggung jawab dan partisipasi aktif semua
kepala seksi, bagian, divisi dalam suatu organisasi.
6) Sebagai dasar untuk mengetahui wewenang dan tanggung jawab
semua tingkat manajer.
b. Kelemahan anggaran
1) Prediksi kegiatan di masa mendatang belum tentu tepat atau belum
tentu mendekati kenyataan.
2) Perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di masa
mendatang sulit diprediksi sehingga sering tidak terjangkau dalam
pemikiran pembuatan anggaran.
3) Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran
maupun dalam pelaksanaannya.
4) Pembuat anggaran (kepala seksi, bagian, divisi) sering berpikir
subjektif, mementingkan seksinya, bagiannya atau divisinya saja.
5) Anggaran pada umumnya sangat idealistik sehingga sulit dicapai
dan dapat mengakibatkan para pelaksana frustasi.
11
2. Anggaran Sektor Publik
2.1 Pengertian Anggaran Sektor Publik
Anggaran pada sektor publik memiliki fungsi yang sama dengan
anggaran pada perusahaan komersil, yaitu sebagai pernyataan mengenai
rencana kerja yang akan dilakukan pada periode waktu tertentu.
Anggaran sektor publik menurut Mardiasmo (2009), merupakan suatu
rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk rencana perolehan
pendapatan dan balanja dalam satuan moneter. Anggaran publik secara
singkat merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan:
a. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja)
b. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk
mendanai rencana tersebut (pendapatan)
Anggaran sektor publik merupakan rincian seluruh aspek kegiatan
yang akan dilaksanakan yang tersusun atas rencana pendapatan dan
pengeluaran yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun.
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu pemerintah dalam
membantu tingkat pertumbuhan masyarakat seperti listrik, air bersih,
kualitas kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya agar terjamin secara
layak dan tingkat kesejahteraan masyarakat akan semakin terjamin serta
penggunaan dan pengalokasiannya lebih efektif dan efisien. Menurut
(Ulum, 2008), anggaran sektor publik penting karena beberapa alasan,
yaitu:
12
a. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan
pembangunan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan
meningkatkan kualititas hidup masyarakat.
b. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan
masyarakat yang tak terbatas dan terus berkembang, sedangkan
sumber daya yang ada terbatas. Anggaran diperlukan karena adanya
masalah keterbatasan sumber daya (scarcity of resources), pilihan
(choice), dan trade offs.
c. Anggaran diperlukan untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah
bertanggungjawab terhadap rakyat. Dalam hal ini anggaran publik
merupakan instrumen pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga-
lembaga publik yang ada.
2.2 Fungsi Anggaran Sektor Publik
Pemerintah menggunakan anggaran sebagai alat untuk merancang
program kerja atau langkah-langkah yang akan dilakukan setiapa
aktivitas dapat terarah dan terkontrol dengan baik. Anggaran sektor
publik menjadi kendali dan tolok ukur untuk setiap aktivitas yang
dilkukan. Menurut Ulum (2008) anggaran sektor publik mempunyai
beberapa fungsi utama, yaitu:
a. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool)
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai
tujuan organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan
tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang
13
dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja pemerintah
tersebut.
b. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control Tool)
Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk
menghindari adanya over spending, underspending dan salah sasaran
(misappropriation) dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain
yang bukan merupakan prioritas.
c. Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk
menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
d. Anggaran Sebagai Alat Politik (Political Tool)
Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik sebagai
bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas
penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.
e. Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination
and Communication Tool)
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam
pemerintahan. Di samping itu anggaran publik juga berfungsi sebagai
alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk
dilaksanakan.
f. Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Performance Measurement
Tool)
14
Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia
capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran
merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja
g. Anggaran Sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool)
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan
stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam
pencapaian target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
h. Anggaran Sebagai Alat Untuk Menciptakan Ruang Publik (Public
Sphere)
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat, dan
DPR/DPRD. Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai
organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran
publik.
2.3 Tujuan dan Karakteristik Anggaran Sektor Publik
Tujuan anggaran yaitu untuk meningkatkan pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat. Penganggaran sektor publik terkait dengan
proses untuk menentukan jumlah alokasi dana untuk setiap program dan
aktivitas dalam satuan moneter. Proses penganggaran dimulai pada
perencanaan strategis karena berkaitan dengan tujuan pemerintah untuk
melayani dan mensejahterakan masyarakat. Anggaran sektor publik juga
harus merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan
masyarakat, serta dapat menentukan penerimaan dan pengeluaran
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Mahsun et al,. 2007).
15
Berdasarkan penjelasan diatas, berikut ini karakteristik anggaran
publik menurut (Bastian, 2010) terdiri dari :
Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan non
keuangan.
a. Umumnya mencakup jangka waktu tertentu, yaitu satu atau beberapa
tahun
b. Berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa
manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan anggaran.
c. Usulan anggaran di telaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang
lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
d. Anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu.
Dari karakteristik diatas dapat diketahui bahwa anggaran menjadi
alat yang penting bagi manajemen dalam melaksanakan tugasnya.
Sebagai alat untuk membantu pencapaian tujuan, anggaran dapat
diandalkan karena dibuat berdasarkan analisa data-data tahun yang lalu
dan proyeksi tahun yang akan datang.
2.4 Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik
Prinsip-prinsip anggaran sektor publik menurut Ulum (2008),
adalah sebagai berikut:
a. Otorisasi oleh legislatif, anggaran publik harus mendapatkan otorisasi
dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan
anggaran tersebut.
16
b. Komprehensif, anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan
pengeluaran pemerintah.
c. Keutuhan anggaran, semua penerimaan dan belanja pemerintah harus
terhimpun dalam dana umum (general fund).
d. Nondiscretionary appropriation, jumlah yang disetujui oleh dewan
legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien, dan efektif.
e. Periodik, anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat
bersifat tahunan maupun multi tahunan.
f. Akurat, estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan
yang tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai
kantong-kantong pemborosan dan efisiensi anggaran.
g. Jelas, anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan
tidak membingungkan.
h. Diketahui publik, anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat
luas.
2.5 Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah
menjadi instrumen kebijakan multifungsional yang digunakan sebagai
alat untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran sebagai alat
perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter
sekaligus digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi perencanaan
dan pengawasan dapat berjalan dengan baik maka sistem anggaran serta
pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan
17
cermat dan sistematis. Seperti yang dikemukakan oleh Ulum (2008)
bahwa pendekatan dalam penyusunan anggaran sebagai berikut :
a. Anggaran Tradisional atau Konvesional
Anggaran tradisional atau konvesional merupakan pendekatan
yang banyak dianut oleh Negara-negara berkembang. Ciri pendekatan
ini antara lain:
1) Incrementalism
Anggaran tradisional bersifat incremental yaitu hanya menambah
atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item yang sudah ada
sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumya sebagai
dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan
tanpa dilakukan kajian yang mendalam. Kelemahan pendekatan ini
adalah tidak menjamin terpenuhinya kebutuhan riil saat ini dan
dapat menyebabkan terjadinya kesalahan yang terus berlanjut,
karena tidak dikaji lebih lanjutapakah pengeluaran yang terjadi
pada periode sebelumnya telah didasarkan pada kebutuhan yang
wajar.
2) Line Item
Anggaran yang didasarkan pada sifat dari penerimaan dan
pengeluaran, sehingga tidak memungkinkan untuk menghilangkan
item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam
struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara riil item tertentu
sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang.
18
Dengan pendekatan ini tidak memungkinkan dilakukan penilaian
kinerja secara akurat, karena tolak ukurnya semata-mata pada
ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan.
b. New Public Management
New Publik Management berfokus pada manajemen sektor
publik yang berorientasi pada kinerja bukan berorientasi pada
kebijakan. New Public Management menimbulkan beberapa
konsekuensi bagi pemerintah. Diantaranya adalah tuntutan-tuntutan
untuk melakukan efisiensi, penangkasan biaya dan kompetensi tender.
Seiring dengan perkembangan, muncul beberapa teknik penganggaran
sektor publik yaitu anggaran kinerja (PerformanceBudgeting), Zero
Based Budgeting (ZBB), Planning, Programming and Budgetig
System (PPBS).
1) Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting)
Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan
yang terdapat dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan
yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan
sasaran pelayan publik. Anggaran dengan pendekatan kinerja
sangat menekankan pada konsep value for money (ekonomi,
efisiensi, dan efektifitas) dan pengawasan atas kinerja output.
Pendekatan ini juga mengutamakan mekanisme penentuan dan
19
pembuatan prioritas tujuan serta pendekatan yang sistematik dan
rasional dalam proses pengambilan keputusan.
2) Zero Based Budgeting (ZBB)
Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep zero based
budgeting dapat menghilangkan incrementalism dan line-item
karena anggaran di asumsikan nol (zero-based) tidak berpatokan
pada angaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini,
namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini.
Dengan ZBB seolah-olah proses anggaran dimulai dari hal yang
baru sama sekali.
3) Planning, Programming and Budgetig System (PPBS)
PPBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori
sistem yang berorientasi pada output dan tujuan dengan pendekatan
utamanya adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis
ekonomi. Sistem anggaran PPBS tidak mendasarkan pada struktur
organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, namun
berdasarkan program yaitu pengelompokan aktivitas untuk
mencapai tujuan tertentu. Penyelenggaraan PPBS ini mencakup
tahap perencanaan, penyusunan program, penyusunan anggaran,
dan pengendalian.
2.6 Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik
Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Daerah (APBN/APBD) yang
dipresentasikan setiap tahun oleh eksekutif, memberi informasi rinci
20
kepada DPR/DPRD dan masyarakat tentang program-program yang
direncanakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
(Ulum, 2008). Penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan
merupakan rangkaian proses anggaran. Proses penyusunan anggaran
mempunyai empat tujuan, yaitu :
a. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan
koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah.
b. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan
barang dan jasa publik proses pemrioritasan.
c. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
d. Meningkatkan transaparansi dan pertanggungjawaban pemerintah
kepada DPR/DPRD dan masyarakat luas
Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah:
a. Tujuan dan target yang hendak dicapai
b. Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki
pemerintah)
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target
d. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anggaran, seperti munculnya
peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan
politik, bencanna alam , dan sebagainya.
Sementara peranan anggaran dalam pengendalian dapat dicapai dengan
mempersiapkan anggaran dengan cara yang dapat menunjukkan input
21
dan sumber daya yang akan dialokasikan kepada individu atau
department.
Menurut Nordiawan (2006) tahap-tahap penting dari proses perencanaan
dan pengendalian ada lima tahap yaitu:
a. Perencanaan strategis berupa penyusunan tujuan dan sasaran yang
bersifat fundamental dan jangka panjang. Proses dalam perencanaan
ini untuk menetukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan
untuk mengalokasikan sumber daya manusia.
b. Perencanaan operasional berupa perencanaan untuk
mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang bersifat fundamental tersebut. Perencanaan
ini dicapai dalam nilai uang besarnya input yang diperlukan untuk
melaksanakan aktivitas yang direncanakan dalam periode anggaran.
c. Pengendalian dapat di capai dengan mempersiapkan anggaran dengan
cara dapat menunjukkan input dan sumber daya yang telah
dialokasikan kepada individu atau department sehingga
memungkinkan untuk melakukan tugas kepada individu atau
department. Pengendalian dapat dilaksanakan dengan
membandingkan antara hasil menurut anggaran dengan hasil yang
sebenarnya untuk memastikan bahwa pengeluaran tidak dilampaui
dan tingkat aktivitas yang direncanakan dapat tercapai
d. Pelaporan dan analisis. Pengukuran mencakup pencatatan biaya
aktual yang telah ditimbulkan dan bila memungkinkan pencatatan
22
atas output yang dicapai, dan pengendalian akan mendeteksi
perbedaan dari posisi anggaran dan mengambil tindakan untuk
memperbaiki penyimpangan tersebut. Hal ini berarti individu atau
department yang bertanggung jawab atas anggaran harus mengetahui
mengenai penyimpangan tersebut sesegera mungkin dan ini
merupakan fungsi dari tahapan pelaporan dan analisis
Menurut Mardiasmo (2009) siklus anggaran meliputi empat tahap:
a. Tahap persiapan anggaran (Preparation)
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas
dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Sebelum menyetujui taksiran
pengeluaran, sebaiknya dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih
akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup
berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan
drengan pembuatan keputusan tentang angggaran pengeluaran.
b. Tahap ratifikasi (Approval/ratification)
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang
cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya
memiliki managerial skill namun juga harus mempunyai political
skill, salesmanship, dan coalition building yang memadai. Integritas
dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam
tahap ini. Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan
eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab dan
23
memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-
pertanyaan dan bantahan-bantahan dari pihak legislatif.
c. Tahap Pelaksanaan Anggaran (Implementation)
Dalam tahap ini yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan
publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dan sistem
pengendalian manajemen. Manajer keaungan publik bertanggung
jawab untuk menciptakan sistem akuntansi yang memadai dan handal
untuk perencanaan dan pengendalian anggaran yang telah disepakati,
dan dapat diandalkan untuk tahap penyusunan anggaran periode
berikutnya.
d. Tahap pelaporan dan evaluasi (Reporting & Evolution)
Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika
tahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan
sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap
budget reporting and evaluation tidak akan menemukan banyak
masalah.
3. Pengendalian
3.1 Pengertian Pengendalian
Menurut Hansen and Mowen (2015) pengendalian merupakan
aktivitas manajerial untuk memonitor implementasi rencana dan
melakukan perbaikan sesuai kebutuhan. Pengendalian biasanya dicapai
dengan menggunakan umpan balik yang dapat digunakan untuk
24
mengevaluasi atau memperbaiki langkah-langkah yang dilakukan dalam
mengimplementasikan suatu rencana.
Suatu organisasi menerapkan kebijakan dan prosedur pengendalian
dengan maksud untuk memelihara kualitas informasi dan operasi dalam
rangka pencapaian tujuan. Karena setiap aktivitas operasi yang dilakukan
sangat tergantung kepada informasi, maka informasi yang berkualitas
dapat membantu meningkatkan kualitas operasi. Terpeliharanya kualitas
informasi dan operasi melalui penerapan pengendalian internal
memberikan jaminan yang meyakinkan akan tercapainya tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan.
Didalam suatu pemerintahan membutuhkan adanya pengendalian
atas apa yang sedang dilakukan maupun yang telah dilakukan.
Pengendalian dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan operasional agar
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya. Pengendalian merupakan rencana yang dilakukan untuk
mencapai tujuan dengan memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan
yang telah ditetapkan.
3.2 Tipe Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Setiap organisasi baik publik maupun swasta memiliki tujuan yang
hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan
strategi yang dijabarkan dalam bentuk program-program atau aktivitas.
Organisasi memerlukan suatu sistem pengendalian manajemen untuk
25
memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif
dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
Kegagalan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dapat terjadi karena adanya kelemahan atau kegagalan pada
salah satu atau beberapa tahap dalam proses pengendalian manajemen.
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan perangkat yang
lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian
yang digunakan, manajemen sumberdaya manusia dan lingkungan yang
mendukung.
Menurut Mardiasmo (2009) tipe pengendalian manajemen menjadi
tiga kelompok, yaitu :
a. Pengendalian preventif (preventive control)
Dalam tahap ini pengendalian terkait dengan perumusan strategi dan
perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-
program.
b. Pengendalian operasional (operational control)
Dalam tahap ini pengendalian terkait dengan pengawasan pelaksanaan
program yang talah ditetapkan melaui alat berupa anggaran. Anggaran
digunakan menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
c. Pengendalian kinerja
Pada tahap ini pengendalian berupa analisis evaluasi kinerja
berdasarkan tolak ukur yang telah ditetapkan.
26
3.3 Struktur Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur
organisasi yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk
struktur pusat pertanggungjawaban (responsibility centers). Pusat
pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer
yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban
yang dipimpinnya. Adapun tujuan dibuatnya pusat-pusat
pertanggungjawaban menurut Mardiasmo (2009) adalah:
a. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja
manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya
b. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
c. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
d. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki
kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat
e. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
f. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan
efisisen
g. Sebagai alat pengendalian anggaran;
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk
menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang
digunakan dengan output dihasilkan, kemudian dikaitkan dengan target
kinerja. input diukur dengan jumlah sumber daya yang digunakan
sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.
27
Organisasi yang dibagi kedalam pusat-pusat pertanggungjawaban
akan mempengaruhi sistem akuntansi yang diterapkan. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban merupakan sistem untuk mengukur berbagai hasil
yang dicapai berdasarkan informasi yang dibutuhkan untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka (Halim & Kusufi,
2013).
Secara garis besar pusat pertanggungjawaban pada organisasi
sektor publik dibedakan menjadi empat oleh Mardiasmo (2009), yaitu:
a. Pusat biaya (expense center)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya dinilai berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Suatu
unit organisasi disebut sebagai pusat biaya apabila ukuran kinerja
dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan (bukan nilai output
yang dihasilkan).
b. Pusat Pendapatan (revenue center)
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan.
c. Pusat Laba (profit center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang membandingkan
input (expense) dengan output (revenue) dalam satuan moneter.
Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan.
28
d. Pusat investasi (investment center)
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi
manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan
investasi yang ditanamakan pada pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya.
3.4 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Menurut Mardiasmo (2009) proses pengendalian manajemen pada
organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan menggunakan saluran
komunikasi formal dan informal. Saluran informasi formal meliputi:
a. Perumusan strategi (strategy formulation)
b. Perencanaan startegik (strategic plannning)
c. Penganggaran
d. Operasional (pelaksanaan anggaran)
e. Evaluasi kinerja
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi
langsung, pertemuan informal, diskusi, atau melalui metoda management
by walking around.
Sistem pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk
mempengaruhi orang-orang didalam organisasi tersebut agar berperilaku
sesuai dengan tujuan organisasi. Pengendalian organisasi dapat berupa
aturan dan prosedur birokrasi atau melalui pengendalian dan manajemen
informasi yang dirancang secara formal.
29
3.5 Anggaran sebagai alat pengendalian
Anggaran sektor publik dapat digunakan untuk mengendalikan
(membatasi kekuasaan) eksekutif. Sebagai alat pengendalian manajerial,
anggaran sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah
mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi kewajibannya. Selain itu,
anggaran juga digunakan untuk memberi informasi dan meyakinkan
legislatif bahwa pemerintah bekerja secara efisien, tanpa adanya korupsi
dan pemborosan. Anggaran merupakan alat untuk memonitor kondisi
keuangan dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan pemerintah
(Ulum, 2008). Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui
empat cara yaitu :
a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan
b. Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable variances)
c. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan
tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians
d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.
4. Analisis Varians (Selisih) Anggaran
Menurut Mahsun et al. (2007) analisis selisih anggaran adalah
teknik pengukuran kinerja tradisional yang membandingkan antara
anggaran dengan realisasi tanpa melihat keberhasilan program.
Pengukuran kinerja ditekankan pada input, yaitu jika terjadinya
overspending dan underspending. Analisis varians adalah perbedaan
30
antara biaya aktual input dan biaya yang direncanakan (Hansen and
Mowen, 2015).
Menurut Welsch et al,. (2000) kemungkinan yang perlu
dipertimbangkan untuk menentukan sebab yang mendasari dalam
mempertimbangkan dan mengevaluasi varians, diantaranya :
a. Varians tidak material
b. Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan. Sasaran yang
direncanakan atau dianggarkan dan aktual yang disediakan oleh
departemen akuntansi harus diperiksa kebenarannya
c. Varians disebabkan oleh keputusan khusus manajemen. Untuk
meningkatkan efisiensi atau untuk menghadapi kemungkinan tertentu,
manajemen sering membuat keputusan yang menyebabkan adanya
varians
d. Banyak varians yang dapat dijelaskan dalam hal dampak dari faktor
yang tidak dapat dikendalikan yang diidentifikasi.
e. Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian
utama dan diselidiki secara teliti.
5. Kinerja
5.1 Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan gambaran dari pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema
strateegis suatu organisasi (Mardiasmo, 2009).
31
5.2 Penilaian Kinerja Sektor Publik
Penilaian kinerja merupakan bagian dari sistem pengendalian.
Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan
efektifitas organisasi dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah sistem yang bertujuan
membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui
indikator kinerja, yang terdiri atas alat ukur finansial dan non-finansial.
Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian,
karena organisasi dapat menetapkan sistem reward dan punishment
(Ulum, 2008).