bab ii proposal skripsi
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pengertian Pendidikan Seni Kaligrafi
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani ajaran Islam.1 Sedangkan Pendidikan nasional
berfungsi mencerdaskan, dan mengembangkan kemampuan, serta
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.2 Sementara dari segi istilah dapat merujuk pada Undang-undang
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 2 Th. 1989) yang
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan-kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.3
Untuk memberikan batasan definisi yang jelas dari kalimat
pendidikan seni kaligrafi, penulis akan menguraikan kata demi kata.
Diantaranya adalah pengertian pendidikan, seni, dan kaligrafi.
Menurut segi bahasa, kata pendidikan berarti perbuatan (hal, cara)
mendidik; dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau
pemeliharaan (latihan-latihan) badan, batin, dan sebagainya.4
1 Mulyasa, M.Pd, ibid., h..1302 Undang-undang Sisdiknas, Sistem-sistem Pendidikan Nasional, No.20 Th 2003
Tentang Sikdisnas, h.53 Anonim, Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pengaturan
Pelaksanaannya, (UURI No. 2 Th. 1989) (jakarta: sinar Grafika, 1993), cet.IV, hal. 34 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1991), cet. II, hal. 250
7
Adapun seni kaligrafi, dua kata ini memiliki pengertian masing-
masing. Seni dari segi bahasa berarti kemahiran menciptakan karya yang
berkualitas, baik dilihat dari segi keindahannya, kehalusannya, dan
sebagainya. Menurut Sidi Gazalba, seni adalah fitrah manusia termasuk
ajaran ad-Din, seni lahir dari agama , sedang agama erat hubungan dengan
etika. Dengan demikian ada hubungan antara agama, seni (estetika), dan
etika. Hal ini sejalan dengan makna firman Allah SWT:
ال� �م��� ون� ال �ن��� �ب ة� و�ال اة� ز�ين��� ي��� �ح� �ا ال �ي ات� ال��د�ن �اق�ي��� �ب و�ال�ح�ات� �ر� الص�ال ي �د� خ� ن #ك� ع� ب &ا ر� �و�اب �ر� ث ي م�ال& و�خ�
� أArtinya: “sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di muka
bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami dapat menguji siapakah diantara mereka yang paling baik perbuatannya” (QS. Al-Kahfi: 46)5
Dengan memperhatikan beberapa pendapat diatas tentulah dapat
kita pahami bahwa yang dimaksud dengan seni adalah segala daya cipta,
rasa, karsa manusia yang mengandung nilai keindahan sebagai ekspresi
dari jiwa dan perasaannya yang berupa bentuk karya adiluhung yang
sanggup membangkitkan jiwa dan perasaan orang yang menikmatinya.
Dengan kata lain bahwa seni adalah segala hasil kerja jasmani dan rohani
yang termanifestasikan dalam bentuk keindahan yang dapat dinikmati oleh
indrawi manusia. Misalnya melalui ujud rupa (seni lukis, seni rupa, dan
sebagainya) melalui ujud suara ( seni suara/musik) dan melalui ujud gerak
seperti seni tari, seni drama, dan sebagainya. Dalam hal itu pula Ismail al-
Faruqi sebagaimana dikutip Hasan Muarif Ambary, seni atau keindahan
atau estetika dalam Islam adalah sublimasi bukti ke-Ilahian, dimana i’jaz
(kualitas) al-Quran tak dapat ditiru atau ditandingi , baik dalam hal sastra ,
komposisi, irama, keindahan, balaghah, kesempurnaan gaya dan
kekuasaan dalam menampilkan makna Allah adalah pusat dari nilai-nilai
estetika.6
5 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1992), hal. 444
6 Hasan Muarif Ambary, Op.cit,.h. 181
8
Kaligrafi dari segi bahasa berarti seni penulisan indah.7 Kata
kaligrafi berasal dari bahasa Inggris, “calligraphy”, diambil dari bahasa
Yunani “calios” yang berarti indah dan “graph” yang berarti tulisan atau
aksara. Sirajuddin AR menjelaskan bahwa kaligrafi mempunyai makna
tulisan yang indah, arti lainnya kepandaian menulis indah atau elok
(tulisan elok). Bahasa Arab menyebut dengan istilah khat yang berarti
garis atau tulisan indah.8
Defenisi kaligrafi lebih lengkap dijelaskan oleh Syaikh
Syamsuddin al-Afkani dalam kitabnya “Irsyad Al-Qasyid” sebagaimana
dinukil oleh Sirojuddin sebagai berikut:
ط� �خ��� �ل و� ا �م� ه��� ل ف� ع� �ر �ع��� �ت ه� ت و�ر� م�ن��� و�ف� ص��� ر� �ح��� الد�ة� ر� �م�ف��� �ل اع�ه�ا ا �و�ض��� ة� و�ا �ف�ي��� �ي ا و�ك �ه��� �ب �ي ك �ر� �و� ت ا, ا خ�ط��>�ب� �ت �ك اي ا م��� �ه��� ط�و�ر� ف�ى م�ن ف� الس��� �ي��� �ه� و�ك �ل �ي ب �ن� س��� ا
�ب� �ت �ك � ي اال �ب� و�م��� �ت �ك د�ال� ي �ب��� ا و�ا د�ل� م��� �ب��� ا ي �ه��� ف�ى م�ناء� �ه�ج� �م�اذ�ا ال �و�ب �د#ل� ا �ب ي
Artinya: “khat/kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk huruf-huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun, atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya, dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu diubah, dan menentukan bagaimana cara mengubahnya”.9
Selanjutnya Yaqut Al-Musta’shimi seorang kaligrafer kenamaan di
masa Sultan Turki Usmani (Ottoman) sebagaimana diuraikan oleh Naji
Zaynuddin dalam kitabnya “Mushawwar Khat Al-‘Araby” yang dikutip
Sirojuddin AR menjelaskan bahwa:
�خ�ط� �ل ة� ا �د�س� �ة� ه�ن �ي ن و�ح� ت� ر� �تK ظ�ه�ر� �ال �أ �اتK ب �ي م�ان ج�س�
7 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,(Jakarta: Modern English Press), h. 649
8 H.D. Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi islam, (Bandung: Remaja Rosda karya, 1992), cet. IV, hal. 3
9 Ibid., h. 3
9
Artinya: “Kaligrafi adalah seni arsitektur Ruhani yang lahir melalui peralatan jasmani/kebendaan”.10
Kemudian jika ketiga kata tersebut digabungkan menjadi kalimat
‘pendidikan seni kaligafi’, maka penulis mendefinisikan bahwa pendidikan
seni kaligrafi adalah adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan
terencana dalam rangka mengembangkan potensi anak didik dalam bidang
keindahan menulis aksara ayat-ayat al-Quran yang berbahasa Arab dengan
benar melalui latihan yang intensif dengan menggunakan alat-alat.
Konsep idealis diatas menuntut pengembangan sumber daya
manusia yang sempurna, relijius, dan terampil. Jika demikian, maka
pendidikan kaligrafi adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
generasi Islam yang mampu mengenal, memahami, menghayati, ajaran
agama Islam dari Alquran dengan tuntutan untuk menjadi insan yang
terampil dan kreatif dalam penguasaan kaligrafi dan menuliskan ayat-ayat
al-Quran, naskah hadits ataupun manuskrip keislaman yang berbahasa
Arab sesuai dengan kaidah baku.
2. Minat Menulis Kaligrafi
Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan yang
berharga bagi seseorang yang sesuai dengan kebutuhannya, atau
pernyataan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi.11 Kebutuhan itu timbul
dari dorongan hendak memberi kepuasan terhadap instink. Minat
seseorang terhadap benda-benda tertentu dapat timbul dari berbagai
sumber, antara lain perkembangan instink dan hasrat, fungsi-fungsi
intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan, dan
sebagainya. Minat (interest) juga dapat diartikan sebagai kecenderungan
dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.12
10 Ibid., h. 4-511 Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), cet. Ke-1, h. 13312 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2001), cet. Ke-6, h. 136
10
Sedangkan menurut Crow & Crow mengartikan minat sebagai
kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian
kepada seseorang, sesuatu, atau kepada ragam aktifitas-aktifitas tertentu. 13
Adapun minat menurut Bimo Walgito adalah suatu keadaan
dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai
dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun
membuktikan lebih lanjut.14
Dari beberapa pendapat para pakar diatas, dapat disimpulkan
bahwa:
Minat merupakan kecenderungan hati untuk memperhatikan dan
melakukan sesuatu.
Minat merupakan aspek kejiwaan yang merupakan faktor
pendorong seseorang melakukan suatu usaha
Minat sangat dibutuhkan dalam pendidikan, yang pada akhirnya
mendorong seseorang untuk melakukan suatu usaha. Biasanya minat itu
mendapat stimulus yang kuat dari lingkungannya sendiri, sehingga potensi
dari dalam terpicu untuk melakukan hal yang dia inginkan.
Minat juga memiliki ikatan yang kuat dengan perasaan terutama
jika senang terhadap sesuatu.15 Selain itu, minat juga mempunyai pengaruh
yang besar dalam belajar, karena dengan minat seseorang akan melakukan
sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak
mungkin melakukan sesuatu. 16
Adapun kaligrafi, sebagaimana dijelaskan diatas adalah suatu ilmu
yang memperkenalkan bentuk huruf-huruf tunggal, letak-letaknya, dan
cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun, atau apa-
apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya, dan
13 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: kalam Mulia, 1990), h. 9114 ibid., h. 9115 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-2, h.
8416 Abdul Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogya: PT. Tiara Wacana, 1993), cet.
Ke-1, h. 122
11
menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu
diubah, dan menentukan bagaimana cara mengubahnya”.17
Penulis menyimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan minat
menulis kaligrafi adalah kecenderungan hati seseorang untuk mempelajari
dan latihan kaligrafi dengan terampil menguasai bentuk huruf-huruf
tunggal, letak-letaknya, cara merangkaikannya sehingga menjadi sebuah
tulisan yang bagus dan indah. Dalam hal ini seseorang dituntut menjadi
insan yang kreatif untuk memperindah tulisan al-Quran dengan menguasai
skill kaligrafi. Bahkan diharapkan mampu memvisualisasikan pesan-pesan
Ilahi ke berbagai media, seperti kertas dalam bentuk manuskrip, kanvas
dalam bentuk lukisan, kayu dan media lainnya dalam bentuk kriya. Jadi,
dengan menaruh minat atau perhatian yang intensif dalam mempelajari
dan latihan menulis kaligrafi Islam, seseorang pasti akan berusaha untuk
mengetahui lebih banyak tentang kaligrafi tersebut.
Jika Drs. Slameto mengatakan bahwa ciri-ciri minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa
menyukai sesuatu hal daripada yang lain, dan dapat dimanifestasikan
melalui partisipasinya dalam setiap aktifitas, serta mencari dan meneliti
subjek yang diminatinya tersebut,18 maka ciri-ciri minat terhadap kaligrafi
pada umumnya adalah:
a. Memiliki perhatian yang intens terhadap subjek tersebut
b. Dimanifestasikan melalui partisipasinya dalam berbagai aktifitas,
khususnya mempelajari dan mengikuti program pelatihan (training)
atau konsisten untuk latihan, atau kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan kaligrafi
Abdul Rahman Abror menentukan 3 komponen kecenderungan
minat terhadap suatu objek, dan ini dapat diterapkan terhadap minat
seseorang terhadap kaligrafi, yaitu:
17 Ibid., hal. 318 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Adi
Mahasatya, 2003, cet. Ke-4), h. 180
12
a. Komponen kognisi, dalam pengertian bahwa minat didahului oleh
adanya pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh
minat itu sendiri,
b. Komponen emosi, unsur dalam pengertian bahwa minat berhubungan
dengan rasa senang,
c. Komponen konasi, dalam arti komponen yang merupakan kelanjutan
dari kedua unsur diatas, yaitu dengan mewujudkannya dalam bentuk
kemauan dan hasrat melakukan kegiatan tersebut.19
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pendidikan dan latihan kaligrafi Lemka meliputi:
a. Lemka dan diklat kaligrafinya sebagai garda depan dalam
pengembangan kaligrafi di Indonesia, yang meliputi:
1) Pembekalan aspek kognitif, yaitu:
a) Pendalaman huruf dan kaidah baku
b) Bimbingan menulis dan melukis
c) Latihan dan pembinaan
d) Tafsir al-Qalam, yaitu membahas materi ayat al-Quran yang
berhubungan dengan tulisan dan dinamika kaligrafi
e) Evaluasi karya
f) Bimbingan belajar menulis kaligrafi
2) Pembekalan aspek afektif, yaitu mencerminkan kepribadian
seorang penulis (Khattath) yang Qurani, meliputi:
a) Qiyamullail
b) Tilawatil Quran dan bahtsul masail (berhubungan dengan
dinamika kaligrafi al-Quran)
3) Pembekalan aspek psikomotorik, yaitu kemampuan atau skill
mengolah ayat-ayat al-Quran menjadi indah (hasan) di berbagai
media sehingga mudah dibaca dan dihayati, meliputi:
a) duplikasi karya
b) tugas mandiri
19 Abdul Rohman Abror, Op.cit., h. 123
13
b. Lemka dan pengembangan minat santri untuk menulis ayat-ayat al-
Quran.
1) Perasaan senang santri terhadap kaligrafi al-Quran, yang meliputi:
a) gemar menulis ayat-ayat al-Quran
b) gemar melukis ayat-ayat al-Quran
2) Perhatian intens santri dalam menulis kaligafi al-Quran
a) Fokus dalam kegiatan menulis secara mandiri
b) Terlibat dalam aneka kompetisi kaligrafi al-Quran (sebagai
wadah evaluasi kualitas tulisan)
3) Penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran al-Quran
a) adab Qurani
b) estetika al-Quran
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan beberapa konsep diatas, maka perlu dirumuskan kerangka
berfikir yang akan diterapkan pada penelitian ini. Dengan maksud agar segala
penjabaran dalam proposal ini sesuai dengan kaidah yang memenuhi syarat-
syarat sebuah karya ilmiah.
Berdasarkan ruang lingkup diatas, maka masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini adalah “bagaimana kontribusi diklat Lemka dalam
mengembangkan minat menulis ayat-ayat al-Quran dengan kaligrafi?”
C. Proposisi
Pemerintah menuntut adanya program pengembangan sumber daya
manusia yang sempurna, relijius, dan terampil. Hal ini sejalan dengan tujuan
pendidikan Islam. Sedangkan Pendidikan nasional berfungsi mencerdaskan,
dan mengembangkan kemampuan, serta membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
14
demokratis dan bertanggung jawab.20 Oleh karena itu, usaha ini harus
diupayakan secara sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran Islam.21 Untuk
itulah mengapa Lemka hadir ditengah masyarakat Indonesia dalam rangka
membantu program pemerintah ini.
Berbicara tentang pendidikan, maka berbicara tentang peningkatan
sumber daya manusia. Di Indonesia yang terdiri dari 33 provinsi, banyak
generasi muda Islam yang tumbuh dan butuh pendidikan skill. Data yang
penulis peroleh dari dokumentasi Lemka , menyatakan bahwa ada minat
kaligrafi yang tinggi dikalangan muda Islam, jumlah seniman bebas nilai yang
konversi ke seniman muslim, tuntutan diselenggarakannya pembinaan di
beberapa daerah Indonesia, dan usaha-usaha preventif dan intensif
melestarikan kaligrafi di Indonesia. 22
Jika pendidikan dan latihan (diklat) kaligrafi Lemka benar-benar
lembaga pendidikan Islam informal yang turut membantu program pemerintah
dalam memberikan lifeskill dengan usaha pengembangan kaligrafi, maka
terdapat upaya pengembangan minat kaligrafi al-Quran terhadap generasi
Islam.
D. Pertanyaan Penelititan
Apakah ada pengaruh pendidikan dan latihan kaligrafi Lemka terhadap
minat menulis ayat-ayat al-Quran?
E. Hipotesa
Ha: ada pengaruh pendidikan dan latihan kaligrafi Lemka terhadap minat
menulis ayat-ayat al-Quran.
Ho: Tidak ada pengaruh pendidikan dan latihan kaligrafi Lemka terhadap
minat menulis ayat-ayat al-Quran.
20 Undang-undang Sisdiknas, ibid.21 Mulyasa, M.Pd, ibid., h..13022 Ibid., h.37
15
16