bab ii proposal skripsi

16
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pengertian Pendidikan Seni Kaligrafi Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran Islam. 1 Sedangkan Pendidikan nasional berfungsi mencerdaskan, dan mengembangkan kemampuan, serta membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 2 Sementara dari segi istilah dapat merujuk pada Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 2 Th. 1989) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui 1 Mulyasa, M.Pd, ibid., h..130 2 Undang-undang Sisdiknas, Sistem-sistem Pendidikan Nasional, No.20 Th 2003 Tentang Sikdisnas, h.5 7

Upload: karina-sandra-amilia

Post on 01-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Proposal Skripsi

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR,

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pengertian Pendidikan Seni Kaligrafi

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani ajaran Islam.1 Sedangkan Pendidikan nasional

berfungsi mencerdaskan, dan mengembangkan kemampuan, serta

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab.2 Sementara dari segi istilah dapat merujuk pada Undang-undang

tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 2 Th. 1989) yang

menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui kegiatan-kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau

latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.3

Untuk memberikan batasan definisi yang jelas dari kalimat

pendidikan seni kaligrafi, penulis akan menguraikan kata demi kata.

Diantaranya adalah pengertian pendidikan, seni, dan kaligrafi.

Menurut segi bahasa, kata pendidikan berarti perbuatan (hal, cara)

mendidik; dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau

pemeliharaan (latihan-latihan) badan, batin, dan sebagainya.4

1 Mulyasa, M.Pd, ibid., h..1302 Undang-undang Sisdiknas, Sistem-sistem Pendidikan Nasional, No.20 Th 2003

Tentang Sikdisnas, h.53 Anonim, Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Pengaturan

Pelaksanaannya, (UURI No. 2 Th. 1989) (jakarta: sinar Grafika, 1993), cet.IV, hal. 34 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1991), cet. II, hal. 250

7

Page 2: BAB II Proposal Skripsi

Adapun seni kaligrafi, dua kata ini memiliki pengertian masing-

masing. Seni dari segi bahasa berarti kemahiran menciptakan karya yang

berkualitas, baik dilihat dari segi keindahannya, kehalusannya, dan

sebagainya. Menurut Sidi Gazalba, seni adalah fitrah manusia termasuk

ajaran ad-Din, seni lahir dari agama , sedang agama erat hubungan dengan

etika. Dengan demikian ada hubungan antara agama, seni (estetika), dan

etika. Hal ini sejalan dengan makna firman Allah SWT:

ال� �م��� ون� ال �ن��� �ب ة� و�ال اة� ز�ين��� ي��� �ح� �ا ال �ي ات� ال��د�ن �اق�ي��� �ب و�ال�ح�ات� �ر� الص�ال ي �د� خ� ن #ك� ع� ب &ا ر� �و�اب �ر� ث ي م�ال& و�خ�

� أArtinya: “sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di muka

bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami dapat menguji siapakah diantara mereka yang paling baik perbuatannya” (QS. Al-Kahfi: 46)5

Dengan memperhatikan beberapa pendapat diatas tentulah dapat

kita pahami bahwa yang dimaksud dengan seni adalah segala daya cipta,

rasa, karsa manusia yang mengandung nilai keindahan sebagai ekspresi

dari jiwa dan perasaannya yang berupa bentuk karya adiluhung yang

sanggup membangkitkan jiwa dan perasaan orang yang menikmatinya.

Dengan kata lain bahwa seni adalah segala hasil kerja jasmani dan rohani

yang termanifestasikan dalam bentuk keindahan yang dapat dinikmati oleh

indrawi manusia. Misalnya melalui ujud rupa (seni lukis, seni rupa, dan

sebagainya) melalui ujud suara ( seni suara/musik) dan melalui ujud gerak

seperti seni tari, seni drama, dan sebagainya. Dalam hal itu pula Ismail al-

Faruqi sebagaimana dikutip Hasan Muarif Ambary, seni atau keindahan

atau estetika dalam Islam adalah sublimasi bukti ke-Ilahian, dimana i’jaz

(kualitas) al-Quran tak dapat ditiru atau ditandingi , baik dalam hal sastra ,

komposisi, irama, keindahan, balaghah, kesempurnaan gaya dan

kekuasaan dalam menampilkan makna Allah adalah pusat dari nilai-nilai

estetika.6

5 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1992), hal. 444

6 Hasan Muarif Ambary, Op.cit,.h. 181

8

Page 3: BAB II Proposal Skripsi

Kaligrafi dari segi bahasa berarti seni penulisan indah.7 Kata

kaligrafi berasal dari bahasa Inggris, “calligraphy”, diambil dari bahasa

Yunani “calios” yang berarti indah dan “graph” yang berarti tulisan atau

aksara. Sirajuddin AR menjelaskan bahwa kaligrafi mempunyai makna

tulisan yang indah, arti lainnya kepandaian menulis indah atau elok

(tulisan elok). Bahasa Arab menyebut dengan istilah khat yang berarti

garis atau tulisan indah.8

Defenisi kaligrafi lebih lengkap dijelaskan oleh Syaikh

Syamsuddin al-Afkani dalam kitabnya “Irsyad Al-Qasyid” sebagaimana

dinukil oleh Sirojuddin sebagai berikut:

ط� �خ��� �ل و� ا �م� ه��� ل ف� ع� �ر �ع��� �ت ه� ت و�ر� م�ن��� و�ف� ص��� ر� �ح��� الد�ة� ر� �م�ف��� �ل اع�ه�ا ا �و�ض��� ة� و�ا �ف�ي��� �ي ا و�ك �ه��� �ب �ي ك �ر� �و� ت ا, ا خ�ط��>�ب� �ت �ك اي ا م��� �ه��� ط�و�ر� ف�ى م�ن ف� الس��� �ي��� �ه� و�ك �ل �ي ب �ن� س��� ا

�ب� �ت �ك � ي اال �ب� و�م��� �ت �ك د�ال� ي �ب��� ا و�ا د�ل� م��� �ب��� ا ي �ه��� ف�ى م�ناء� �ه�ج� �م�اذ�ا ال �و�ب �د#ل� ا �ب ي

Artinya: “khat/kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk huruf-huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun, atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya, dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu diubah, dan menentukan bagaimana cara mengubahnya”.9

Selanjutnya Yaqut Al-Musta’shimi seorang kaligrafer kenamaan di

masa Sultan Turki Usmani (Ottoman) sebagaimana diuraikan oleh Naji

Zaynuddin dalam kitabnya “Mushawwar Khat Al-‘Araby” yang dikutip

Sirojuddin AR menjelaskan bahwa:

�خ�ط� �ل ة� ا �د�س� �ة� ه�ن �ي ن و�ح� ت� ر� �تK ظ�ه�ر� �ال �أ �اتK ب �ي م�ان ج�س�

7 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,(Jakarta: Modern English Press), h. 649

8 H.D. Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi islam, (Bandung: Remaja Rosda karya, 1992), cet. IV, hal. 3

9 Ibid., h. 3

9

Page 4: BAB II Proposal Skripsi

Artinya: “Kaligrafi adalah seni arsitektur Ruhani yang lahir melalui peralatan jasmani/kebendaan”.10

Kemudian jika ketiga kata tersebut digabungkan menjadi kalimat

‘pendidikan seni kaligafi’, maka penulis mendefinisikan bahwa pendidikan

seni kaligrafi adalah adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan

terencana dalam rangka mengembangkan potensi anak didik dalam bidang

keindahan menulis aksara ayat-ayat al-Quran yang berbahasa Arab dengan

benar melalui latihan yang intensif dengan menggunakan alat-alat.

Konsep idealis diatas menuntut pengembangan sumber daya

manusia yang sempurna, relijius, dan terampil. Jika demikian, maka

pendidikan kaligrafi adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan

generasi Islam yang mampu mengenal, memahami, menghayati, ajaran

agama Islam dari Alquran dengan tuntutan untuk menjadi insan yang

terampil dan kreatif dalam penguasaan kaligrafi dan menuliskan ayat-ayat

al-Quran, naskah hadits ataupun manuskrip keislaman yang berbahasa

Arab sesuai dengan kaidah baku.

2. Minat Menulis Kaligrafi

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan yang

berharga bagi seseorang yang sesuai dengan kebutuhannya, atau

pernyataan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi.11 Kebutuhan itu timbul

dari dorongan hendak memberi kepuasan terhadap instink. Minat

seseorang terhadap benda-benda tertentu dapat timbul dari berbagai

sumber, antara lain perkembangan instink dan hasrat, fungsi-fungsi

intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan, dan

sebagainya. Minat (interest) juga dapat diartikan sebagai kecenderungan

dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.12

10 Ibid., h. 4-511 Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), cet. Ke-1, h. 13312 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2001), cet. Ke-6, h. 136

10

Page 5: BAB II Proposal Skripsi

Sedangkan menurut Crow & Crow mengartikan minat sebagai

kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian

kepada seseorang, sesuatu, atau kepada ragam aktifitas-aktifitas tertentu. 13

Adapun minat menurut Bimo Walgito adalah suatu keadaan

dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai

dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun

membuktikan lebih lanjut.14

Dari beberapa pendapat para pakar diatas, dapat disimpulkan

bahwa:

Minat merupakan kecenderungan hati untuk memperhatikan dan

melakukan sesuatu.

Minat merupakan aspek kejiwaan yang merupakan faktor

pendorong seseorang melakukan suatu usaha

Minat sangat dibutuhkan dalam pendidikan, yang pada akhirnya

mendorong seseorang untuk melakukan suatu usaha. Biasanya minat itu

mendapat stimulus yang kuat dari lingkungannya sendiri, sehingga potensi

dari dalam terpicu untuk melakukan hal yang dia inginkan.

Minat juga memiliki ikatan yang kuat dengan perasaan terutama

jika senang terhadap sesuatu.15 Selain itu, minat juga mempunyai pengaruh

yang besar dalam belajar, karena dengan minat seseorang akan melakukan

sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak

mungkin melakukan sesuatu. 16

Adapun kaligrafi, sebagaimana dijelaskan diatas adalah suatu ilmu

yang memperkenalkan bentuk huruf-huruf tunggal, letak-letaknya, dan

cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun, atau apa-

apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya, dan

13 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: kalam Mulia, 1990), h. 9114 ibid., h. 9115 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-2, h.

8416 Abdul Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogya: PT. Tiara Wacana, 1993), cet.

Ke-1, h. 122

11

Page 6: BAB II Proposal Skripsi

menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu

diubah, dan menentukan bagaimana cara mengubahnya”.17

Penulis menyimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan minat

menulis kaligrafi adalah kecenderungan hati seseorang untuk mempelajari

dan latihan kaligrafi dengan terampil menguasai bentuk huruf-huruf

tunggal, letak-letaknya, cara merangkaikannya sehingga menjadi sebuah

tulisan yang bagus dan indah. Dalam hal ini seseorang dituntut menjadi

insan yang kreatif untuk memperindah tulisan al-Quran dengan menguasai

skill kaligrafi. Bahkan diharapkan mampu memvisualisasikan pesan-pesan

Ilahi ke berbagai media, seperti kertas dalam bentuk manuskrip, kanvas

dalam bentuk lukisan, kayu dan media lainnya dalam bentuk kriya. Jadi,

dengan menaruh minat atau perhatian yang intensif dalam mempelajari

dan latihan menulis kaligrafi Islam, seseorang pasti akan berusaha untuk

mengetahui lebih banyak tentang kaligrafi tersebut.

Jika Drs. Slameto mengatakan bahwa ciri-ciri minat dapat

diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa

menyukai sesuatu hal daripada yang lain, dan dapat dimanifestasikan

melalui partisipasinya dalam setiap aktifitas, serta mencari dan meneliti

subjek yang diminatinya tersebut,18 maka ciri-ciri minat terhadap kaligrafi

pada umumnya adalah:

a. Memiliki perhatian yang intens terhadap subjek tersebut

b. Dimanifestasikan melalui partisipasinya dalam berbagai aktifitas,

khususnya mempelajari dan mengikuti program pelatihan (training)

atau konsisten untuk latihan, atau kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan kaligrafi

Abdul Rahman Abror menentukan 3 komponen kecenderungan

minat terhadap suatu objek, dan ini dapat diterapkan terhadap minat

seseorang terhadap kaligrafi, yaitu:

17 Ibid., hal. 318 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Adi

Mahasatya, 2003, cet. Ke-4), h. 180

12

Page 7: BAB II Proposal Skripsi

a. Komponen kognisi, dalam pengertian bahwa minat didahului oleh

adanya pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh

minat itu sendiri,

b. Komponen emosi, unsur dalam pengertian bahwa minat berhubungan

dengan rasa senang,

c. Komponen konasi, dalam arti komponen yang merupakan kelanjutan

dari kedua unsur diatas, yaitu dengan mewujudkannya dalam bentuk

kemauan dan hasrat melakukan kegiatan tersebut.19

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pendidikan dan latihan kaligrafi Lemka meliputi:

a. Lemka dan diklat kaligrafinya sebagai garda depan dalam

pengembangan kaligrafi di Indonesia, yang meliputi:

1) Pembekalan aspek kognitif, yaitu:

a) Pendalaman huruf dan kaidah baku

b) Bimbingan menulis dan melukis

c) Latihan dan pembinaan

d) Tafsir al-Qalam, yaitu membahas materi ayat al-Quran yang

berhubungan dengan tulisan dan dinamika kaligrafi

e) Evaluasi karya

f) Bimbingan belajar menulis kaligrafi

2) Pembekalan aspek afektif, yaitu mencerminkan kepribadian

seorang penulis (Khattath) yang Qurani, meliputi:

a) Qiyamullail

b) Tilawatil Quran dan bahtsul masail (berhubungan dengan

dinamika kaligrafi al-Quran)

3) Pembekalan aspek psikomotorik, yaitu kemampuan atau skill

mengolah ayat-ayat al-Quran menjadi indah (hasan) di berbagai

media sehingga mudah dibaca dan dihayati, meliputi:

a) duplikasi karya

b) tugas mandiri

19 Abdul Rohman Abror, Op.cit., h. 123

13

Page 8: BAB II Proposal Skripsi

b. Lemka dan pengembangan minat santri untuk menulis ayat-ayat al-

Quran.

1) Perasaan senang santri terhadap kaligrafi al-Quran, yang meliputi:

a) gemar menulis ayat-ayat al-Quran

b) gemar melukis ayat-ayat al-Quran

2) Perhatian intens santri dalam menulis kaligafi al-Quran

a) Fokus dalam kegiatan menulis secara mandiri

b) Terlibat dalam aneka kompetisi kaligrafi al-Quran (sebagai

wadah evaluasi kualitas tulisan)

3) Penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran al-Quran

a) adab Qurani

b) estetika al-Quran

B. Kerangka Berfikir

Berdasarkan beberapa konsep diatas, maka perlu dirumuskan kerangka

berfikir yang akan diterapkan pada penelitian ini. Dengan maksud agar segala

penjabaran dalam proposal ini sesuai dengan kaidah yang memenuhi syarat-

syarat sebuah karya ilmiah.

Berdasarkan ruang lingkup diatas, maka masalah yang akan diteliti dalam

penelitian ini adalah “bagaimana kontribusi diklat Lemka dalam

mengembangkan minat menulis ayat-ayat al-Quran dengan kaligrafi?”

C. Proposisi

Pemerintah menuntut adanya program pengembangan sumber daya

manusia yang sempurna, relijius, dan terampil. Hal ini sejalan dengan tujuan

pendidikan Islam. Sedangkan Pendidikan nasional berfungsi mencerdaskan,

dan mengembangkan kemampuan, serta membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

14

Page 9: BAB II Proposal Skripsi

demokratis dan bertanggung jawab.20 Oleh karena itu, usaha ini harus

diupayakan secara sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk

mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran Islam.21 Untuk

itulah mengapa Lemka hadir ditengah masyarakat Indonesia dalam rangka

membantu program pemerintah ini.

Berbicara tentang pendidikan, maka berbicara tentang peningkatan

sumber daya manusia. Di Indonesia yang terdiri dari 33 provinsi, banyak

generasi muda Islam yang tumbuh dan butuh pendidikan skill. Data yang

penulis peroleh dari dokumentasi Lemka , menyatakan bahwa ada minat

kaligrafi yang tinggi dikalangan muda Islam, jumlah seniman bebas nilai yang

konversi ke seniman muslim, tuntutan diselenggarakannya pembinaan di

beberapa daerah Indonesia, dan usaha-usaha preventif dan intensif

melestarikan kaligrafi di Indonesia. 22

Jika pendidikan dan latihan (diklat) kaligrafi Lemka benar-benar

lembaga pendidikan Islam informal yang turut membantu program pemerintah

dalam memberikan lifeskill dengan usaha pengembangan kaligrafi, maka

terdapat upaya pengembangan minat kaligrafi al-Quran terhadap generasi

Islam.

D. Pertanyaan Penelititan

Apakah ada pengaruh pendidikan dan latihan kaligrafi Lemka terhadap

minat menulis ayat-ayat al-Quran?

E. Hipotesa

Ha: ada pengaruh pendidikan dan latihan kaligrafi Lemka terhadap minat

menulis ayat-ayat al-Quran.

Ho: Tidak ada pengaruh pendidikan dan latihan kaligrafi Lemka terhadap

minat menulis ayat-ayat al-Quran.

20 Undang-undang Sisdiknas, ibid.21 Mulyasa, M.Pd, ibid., h..13022 Ibid., h.37

15

Page 10: BAB II Proposal Skripsi

16