bab ii pengaruh motivasi belajar terhadap...

24
9 BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Kata motivasi berasal dari bahasa Inggris “ motivation “ dan merupakan kejadian dari kata dasar “ motive “, motive punya arti alasan, sebab, penggerak. Motivation dapat berarti pengaalasan, dorongan, daya batin. 1 Motivasi secara terminologi motivasi ada beberapa pendapat tokoh, diantaranya: a. MC. Donald seperti yang dikutip Sardiman, nerpemdapat motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapam terhadap adanya tujuan. 2 b. Sartain seperti yang dikutim M. Ngalim Purwanto: pada umumnya suatu motivasi adalah pernyataan yang komples di dalam suatu organisme yang emngarah tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) dan perangsang (incentive). 3 c. Clifford T. Morgan dalam buku Introduction to Psychology dikatakan motivation is a general term referring to states that motivate behavior, to the behavior motivated by these states and to the goals or ends of such behavior”. 4 1 John M. Echols dan hasaan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1992, hlm. 386 2 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pres, 1988), hlm. 73 3 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 1998), hlm. 60 4 Clifford T. Morgan, Introduction To Psychology, (New York: Mc.Grow Hill Book Company, Inc., t.th.), hlm.66

Upload: vuongmien

Post on 06-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

9

BAB II

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Kata motivasi berasal dari bahasa Inggris “ motivation “ dan

merupakan kejadian dari kata dasar “ motive “, motive punya arti alasan,

sebab, penggerak. Motivation dapat berarti pengaalasan, dorongan, daya

batin.1

Motivasi secara terminologi motivasi ada beberapa pendapat tokoh,

diantaranya:

a. MC. Donald seperti yang dikutip Sardiman, nerpemdapat motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

feeling dan didahului dengan tanggapam terhadap adanya tujuan.2

b. Sartain seperti yang dikutim M. Ngalim Purwanto: pada umumnya suatu

motivasi adalah pernyataan yang komples di dalam suatu organisme yang

emngarah tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) dan perangsang

(incentive).3

c. Clifford T. Morgan dalam buku Introduction to Psychology dikatakan “

motivation is a general term referring to states that motivate behavior, to

the behavior motivated by these states and to the goals or ends of such

behavior”.4

1 John M. Echols dan hasaan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,

1992, hlm. 386 2 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pres, 1988),

hlm. 73 3 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 1998), hlm. 60 4 Clifford T. Morgan, Introduction To Psychology, (New York: Mc.Grow Hill Book

Company, Inc., t.th.), hlm.66

Page 2: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

10

Sedangkan arti belajar belajar menurut Abdul Mu’ti mempunyai

beberapa dimensi, yaitu: pertama belajar ditandai oleh adanya perubahan

pengetahuan, sikap, tingkah laku dan ketrampilan yang relatif tetap dalam diri

seseorang sesuai tujuan yang diharapkan. Kedua, belajar terjadi melalui

latihan dan pengalaman yang bersifat komulatif. Ketiga belajar merupakan

proses aktif konstruktif yang terjadi melalui mental proses. Mental proses

adalah serangkaian proses kognitif yang meliputi persepsi (perception),

perhatian (attention), mengingat (memori), berpikir (thinking, reasoning)

memecahkan masalah dan lain-lain.5

Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Maxdarsono

dkk. adalah perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak dapat

diwariskan secara genetis. Selanjutnya Morris menyatakan bahwa perubahan

itu terjadi pada pemahaman (insight), perilaku, persepsi, motivasi, atau

campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam

situasi-situasi tertentu.6

Jadi yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arahan pada

kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai.7 Motivasi

belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya

sangat khas ialah dalam hal gairah/semangat belajar, siswa yang motivasinya

kuat akan mempunyai banyak energi dalam belajar.

5 Chabib Thaha (editor), PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 94-95

6 Max Darsono dkk., Belajar dan Pembelajaran, (Semarang: CV. IKIP Semarang Press, 2000), hlm. 2

7 W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: PT. Gramedia, 1983), hlm. 36

Page 3: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

11

2. Macam-macam Motivasi Belajar

Secara umum motivasi dapat dibagi atas dua macam yaitu motivasi

intrinsik dan ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tecakup dalam situasi

belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri.

Motivasi ini sering disebut “motivasi murni” atau motivasi yang

sebenarnya, yang timbul dari dalam diri peserta didik, misalnya informasi

dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil dan sebagainya.

Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Motivasi intrinsik bersifat

nyata atau motivasi sesungguhnya yang disebut sound motivation. 8

Menurut Winkel motivasi intrinsik adalah “bentuk motivasi yang di

dalam aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan

yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar itu. 9 Misalnya:

anak rajin belajar untuk agar mendapatkan beasiswa.. Dalam Al-Qur’an

Allah memerintah manusia agar memotivasi dirinya untuk berubah:

…بأنفسهم ما يغيروا حتى بقوم ما يغير ال الله إن…

Artinya : “ Sesungguhnya Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.“(Q.S Al-Ra’d; ayat 11 )

8 Sardiman.AM.,Op.Cit., hlm. 86.

9 W.S. Winkel, op. cit., hlm. 27

Page 4: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

12

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah Noehi Nasution motivasi ekstrinsik adalah

“motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar”.10 Motivasi belajar dari

luar adalah bentuk motivasi yang didalamnya aktivfitas belajar dimulai

dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak

berdasarkan aktifitas belajar.11 Misalnya: siswa belajar biologi karena

termotivasi ingin menjadi dokter.

Menurut Sardiman, motivasi yang ada pada setiap orang itu

memiliki ciri-ciri sebagai berikut :12

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang

lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet mengadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan

dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas

dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang

dewasa.

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.

f. Dapat mempertahankan pendapatnya.(kalau sudah yakin akan sesuatu).

g. Tidak mudah melepaskan hal yang telah diyakini itu.

h. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Menurut L. Crow dan A. Crow motivasi mempunyai peranan besar

dalam belajar, diantaranya adalah:

a. Motif mendorong si pelajar dalam kegiatan belajarnya. Permulaan anak

masuk sekolah dapat dirangsang untuk melakukan pekerjaan yang baik

10 Noehi Nasution, dkk, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1991), hlm. 9

11 W.S. Winkel, op. cit., hlm. 28 12 Sardiman.AM.,Op.Cit., hlm. 82-83.

Page 5: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

13

melalui pujian dari orang tua atau memperoleh hadiah-hadiah ekstrinsik

lainnya.

b. Motif bertindak sebagai penyaring jenis kegiatan yang ingin atau dilakukan

orang, misalnya ada siswa yang memulai belajarnya di rumah dengan

pelajaran yang paling mudah.

c. Motif mengarahkan tingkah laku, sebagai pengarah tingkah laku sangat

penting dalamproses belajar mengajar. Orang tua sebagai pendidik dalam

keluarga harus membantu anak agar mau belajar apa yang harus

dipelajari.13

Dalam prakteknya menumbuhkan motivasi belajar tidaklah gampang.

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh guru untuk menciptakan

pembelajaran yang dapat menggugah motivasi siswa:

1. Buat pembelajaran penuh arti

2. Buat siswa menentukan targetnya sendiri, sesuai dengan kemampuan

masing-masing.

3. Tumbuhkan harga diri siswa dengan menciptakannnn harapan untuk

sukses dalam mencapai target yang ditetapkan.

4. Ciptakan hubungan yang hangat dengan siswa

5. Gunakan metode pengajaran yang inovatif

6. Salurkan minat dan kegemaran siswa dalam berbagai kegiatan.14

13 Crow. L dan Crow. A , Psychology Pendidikan, (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989), hlm.309 14 Muchlas Samani, dkk., Panduan Manajemen Sekolah, (Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasinal, 2000), hlm. 146

Page 6: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

14

3. Indikator Motivasi Belajar

Ada beberapa hal yang bisa dijadikan indikator dari motivasi belajar,

yaitu:

a. Perhatian peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

Dalam proses belajar mengajar perhatian merupakan salah satu aspek yang

penting bagi peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang

optimal.

Perhatian sebagaimana dikatakan oleh Drs. Wasty Soemanto dapat

diartikan dua macam, yaitu :15

1) Perhatian adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju pada suatu

objek.

2) Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu

aktivitas.

Untuk kepentingan pendidikan dan belajar peserta didik perlu dibimbing

oleh pihak pendidik atau lingkungan belajarnya, sehingga memiliki

perhatian yang efektif untuk memperoleh pengalaman belajar. Salah satu

usaha untuk membimbing perhatian peserta didik yaitu melalui pemberian

rangsangan atau stimuli yang menarik perhatian peserta didik.

Dari uraian diatas dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa diantara wujud

perhatian peserta didik dalam mengikuti pelajaran adalah; peserta didik

tidak lagi berbicara dengan teman-temannya pada waktu mengikuti

pelajaran, peserta didik tidak lagi membolos, peserta didik tidak lagi

melamun pada waktu mengikuti pelajaran dan lain sebagainya.. Karena

dengan demikian tenaga/kekuatan jiwa peserta didik tersebut tidak

terpusat pada satu objek. Artinya peserta didik tidak memiliki perhatian

terhadap pelajaran yang disampaiakan oleh guru.

15 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 32.

Page 7: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

15

b. Keaktifan belajar peserta didik.

Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah

laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting

di dalam interaksi belajar mengajar.16 Dari sini jelas bahwa dalam

kegiatan belajar peserta didik harus aktif berbuat, karena tanpa aktivitas

dari peserta didik belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Aktivitas

yang dimaksud adalah aktivitas yang bersifat fisik dan mental.

Dalam kegiatan belajar, baik aktivitas yang bersifat fisik maupun mental

harus selalu berkait.17 Misalnya, seseorang yang sedang belajar dengan

membaca, secara fisik orang tersebut membaca menghadapi buku, tetapi

fikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibaca. Ini

menunjukkan tidak ada keserasian antara aktivitas fisik dan mental.

Sebaliknya, misalnya ada orang yang berfikir tentang sesuatu atau

renungan ide-ide yang perlu diketahui oleh orang lain tetapi tidak disertai

dengan perbuatan, maka semua itu tidak ada gunanya.

Peserta didik yang memiliki motivasi untuk belajar, tentunya ia akan

selalu aktif berbuat sesuatu untuk mengubah tingkah laku.

Aktivitas-aktivitas dalam belajar itu antara lain :18

1) Visual activities, seperti; membaca, memperhatikan gambar

demonstrasi, melakukan percobaan dan lain-lain.

2) Oral activities, seperti; menyatakan pendapat, bertanya tentang apa

yang belum diketahui, diskusi dan lain-lain.

3) Listening activities, seperti; mendengarkan uraian, pidato, percakapan

dan lain-lain.

16 Sardiman, A. M., Op. Cit., hlm.95. 17 Ibid., hlm. 99. 18 Ibid., hlm. 100.

Page 8: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

16

4) Writing activities, seperti; menulis cerita, mencatat pelajaran, menulis

laporan dan laian-lain.

5) Drawing activities, seperti; menggambar, membuat grafik, peta,

diagram dan lain-lain.

6) Motor activities, seperti; berkebun berternak, membuat konstruksi dan

lain-lain.

7) Mental activities, misalnya; mengingat, memecahkan soal,

menganalisa.

8) Emotional activities, seperti; merasa bosan, gembira, bersemangat,

berani, tenang, gugup.

c. Kerajinan peserta didik dalam mengerjakan soal-soal latihan dan atau

pekerjaan rumah (PR).

Diantara fungsi motivasi adalah mendorong manusia untuk berbuat, jadi

sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam

hal ini merupakan faktor penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan. Disamping itu motivasi juga dapat berfungsi sebagai

pendorong usaha dan pencapaian prestasi.19 Adanya motivasi yang baik

dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik pula. Motivasi pada

seseorang dapat kita interpretasikan dari tingkah lakunya.20 Kaitannya

dalam proses belajar mengajar peserta didik yang memiliki motivasi,

antara lain dapat dilihat dari ketekunan dan atau kerajinan peserta didik

dalam dalam mengerjakan soal-soal latihan dan pekerjaan rumah (PR)

yang diberikan oleh guru.

19 Ibid., hlm. 80. 20 Wasty soemanto, Op. Cit., hlm. 190.

Page 9: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

17

B. Kedisiplinan

4. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan berasal dari bahasa Inggris discipline sedangkan dalam

bahasa arabnya adalah النظام. Kata Kedisiplinan berasal dari kata dasar

disiplin yang mendapat prefiks ke-an yang mempunyai arti ketaatan

(kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib, dan sebagainya).21 Sedangkan

dalam bahasa Inggris, discipline diartikan: training or control, often using a

system of punishment, aimed at producing obedient to rules.22

Secara istilah disiplin oleh beberapa pakar diartikan sebagai berikut:

b. Keith Davis dalam Drs. R.A. Santoso Sastropoetra mengemukakan:

”Disiplin adalah pengawasan terhadap diri pribadi untuk melaksanakan

segala sesuatu yang telah disetujui/diterima sebagai tanggung jawab.”23

c. Mahmud Yunus dalam bukunya ”Attarbiyah wa Ta’lim” mengatakan:

احلسن السلوك روح تالميذه نفوس يف املدرس يبت ا الىت القوة هو النظام

واالنقياد للقوانني واخلضوع احلاكمة، القوة واحترام الطاعة عادة فيهم ويكون

عليه تدور الذى احملور وهو االنطباق كل بيةالتر قواعد على ينطبق انقيادا لـها

24باملدرسة عمال اال مجيع

21 Lukman Ali, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm. 237,

Lihat juga Pius Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1997), hlm. 115

22 AS Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, (Oxford: Oxford University Press, 1995), hlm. 329

23 R.A. Santoso Sastropoetra, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional, (Bandung: Penerbit Alumni, 1988), hlm. 286

24 Mahmud Yunus dan Muhammad Qosim Bakri, Attarbiyah wa Ta’lim, Juz II, (Ponorogo: Darussalam Press, 1991), hlm. 36

Page 10: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

18

Disiplin adalah kekuatan yang ditanamkan oleh para pendidik untuk menanamkan dalam jiwa tentang tingkah laku dalam pribadi murid dan bentuk kebiasaan dalam diri mereka, tunduk dan patuh dengan sebenar-benarnya pada aturan-aturan yang sesuai dengan prinsip pendidikan yang sesungguhnya yaitu inti yang dijalankan pada setiap aktivitas sekolah

d. Soegeng Prijodarminto, dalam buku “Disiplin Kita Menuju Sukses”

mengatakan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan

terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan

nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau

ketertiban.25

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah

suatu kondisi yang tercipta melalui proses latihan yang dikembangkan

menjadi serangkaian perilaku yang di dalamnya terdapat unsur-unsur ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, ketertiban dan semua itu dilakukan sebagai tanggung

jawab yang bertujuan untuk mawas diri.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan

Kedisiplinan bukan merupakan sesuatu yang terjadi secara otomatis

atau spontan pada diri seseorang melainkan sikap tersebut terbentuk atas dasar

beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Adapun faktor-faktor tersebut yakni:

a. Faktor Intern

Yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan, faktor-

faktor tersebut meliputi :

1.) Faktor Pembawaan Menurut aliran nativisme bahwa nasib anak itu sebagian besar

berpusat pada pembawaannya sedangkan pengaruh lingkungan

25 Soegeng Prijodarminto, Disiplin kiat Menuju Sukses, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1994),

hlm. 23

Page 11: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

19

hidupnya sedikit saja. Baik buruknya perkembangan anak.

Sepenuhnya bergantung pada pembawaannya.26

Pendapat itu menunjukkan bahwa salah satu faktor yang

menyebabkan orang bersikap disiplin adalah pembawaan yang

merupakan warisan dari keturunannya seperti yang dikatakan oleh

John Brierly, “heridity and environment interact in the production of

each and every character.”27 (keturunan dan lingkungan berpengaruh

dalam menghasilkan setiap dan tiap-tiap perilaku)

2.) Faktor Kesadaran

Kesadaran adalah hati yang telah terbuka atas pikiran yang

telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan.28

Disiplin akan lebih mudah ditegakkan bilamana timbul dari

kesadaran setiap insan, untuk selalu mau bertindak taat, patuh, tertib,

teratur bukan karena ada tekanan atau paksaan dari luar.29 Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan jika seseorang

memiliki kesadaran atau pikirannya telah terbuka untuk melaksanakan

disiplin maka ia pun akan melakukan.

3.) Faktor minat

Minat adalah suatu perangkat manfaat yang terdiri dari

kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan-perasaan, harapan,

prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang

bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.30

26 Moh Kasiram, Ilmu Jiwa Perkembangan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm. 27 27 John Brierly, “Give Me A Child Until The Is Seven”, Brain Studies Early Childhood

Education, (London and Washington DC: The Falmer Press, 1994), hlm. 98 28 Djoko Widagdho, dkk., Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 152 29 Soegeng Prijodarminto, Op.Cit., hlm. 15 30 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah, (Jakarta: CV. Ghalia Indonesia,

1994), hlm. 46

Page 12: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

20

Dalam berdisiplin minat sangat berpengaruh untuk

meningkatkan keinginan yang ada dalam diri seseorang. Jika minat

seseorang dalam berdisiplin sangat kuat maka dengan sendirinya ia

akan berperilaku disiplin tanpa menunggu dorongan dari luar.

4.) Faktor pengaruh Pola Pikir

Ahmad Amin dalam bukunya “etika” mengatakan bahwa ahli

ilmu jiwa menetapkan bahwa pikiran itu tentu mendahului perbuatan,

maka perbuatan berkehendak itu dapat dilakukan setelah pikirannya.31

Pola pikir yang telah ada terlebih dahulu sebelum tertuang

dalam perbuatan sangat berpengaruh dalam melakukan suatu kehendak

atau keinginan. Jika orang mulai berpikir akan pentingnya disiplin

maka ia akan melakukannya.

b. Faktor Ekstern

Yaitu faktor yang berada di luar diri orang yang bersangkutan. Faktor

ini meliputi :

1.) Contoh atau Teladan

Teladan atau modeling adalah contoh perbuatan dan tindakan

sehari-hari dari seseorang yang berpengaruh.32 Keteladanan

merupakan salah satu teknik pendidikan yang efektif dan sukses,

karena teladan itu menyediakan isyarat-isyarat non verbal sebagai

contoh yang jelas untuk ditiru.

Mengarang buku mengenai pendidikan adalah mudah begitu

juga menyusun suatu metodologi pendidikan namun hal itu masih

31 Ahmad Amin, Etika, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 30 32 Charles Schaefer, Bagaimana Membimbing, Mendidik, dan Mendisiplinkan anak Secara

Efektif, terj. Turman Sirait, (Jakarta, Restu Agung, 2000), hlm. 14

Page 13: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

21

tetap hanya akan merupakan tulisan di atas kertas, selama tidak bisa

terjamah menjadi kenyataan yang hidup.33

Dalam al-Quran Allah berfirman :

…لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة

Artinya: ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik”.(QS Al-Ahzab : 21)

Ayat tersebut sering diangkat sebagai bukti adanya metode

keteladanan al-Quran. Muhammad Qutb mengatakan bahwa diri Nabi

Muhammad, Allah menyusun suatu bentuk sempurna metodologi

Islam, suatu bentuk yang hidup dan abadi sepanjang sejarah masih

berlangsung.34

Menurut Abudin Nata metode ini dianggap penting karena

aspek agama yang terpenting yaitu akhlak yang termasuk dalam

kawasan afektif yang terwujud dalam bentuk tingkah laku.35

2.) Nasihat

Di dalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh

kata-kata yang didengar.36 Oleh karena itu teladan dirasa kurang cukup

untuk mempengaruhi seseorang agar bersiplin.

Menasihati berarti memberi saran-saran percobaan untuk

memecahkan suatu masalah berdasarkan keahlian atau pandangan

33 Muhammad Qutb, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: PT al-Maarif, 1993), hlm. 325 34 Muhammad Qutb, op.cit., hlm. 325 35 H. Abuddin Nata, , Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 2001), hlm. 95 36 Muhammad Qutb. op.cit., hlm. 334

Page 14: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

22

yang objektif.37 Dalam Bahasa Inggris nasihat disebut advice yaitu

opinion about what to do, how to be have.38

Al-Quran juga menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh

hati untuk mengarahkan manusia kepada ide yang dikehendaki.

Sebagai contoh dalam al-Quran surat al-Isra’ ayat 22 yang berbunyi :

تجعل مع الله إلـها آخر فتقعد مذموما مخذوال ال

Artinya: ”Janganlah kamu adakan Tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)”.(QS. Al-Isra’ : 22)

Ayat tersebut menasihatkan kepada manusia agar tidak

menyekutukan Allah.

3.) Faktor latihan

Melatih berarti memberi anak-anak pelajaran khusus atau

bimbingan untuk mempersiapkan mereka menghadapi kejadian atau

masalah-masalah yang akan datang.39 Latihan melakukan sesuatu

dengan disiplin yang baik dapat dilakukan sejak kecil, sehingga lama-

kelamaan akan terbiasa melaksanakannya, jadi dalam hal ini sikap

disiplin yang ada pada seseorang selain berasal dari pembawaan bisa

dikembangkan melalui latihan.

4.) Faktor Lingkungan

Tiap-tiap masyarakat mempunyai kebudayaan, sedangkan tiap

kebudayaan memiliki norma yang mengatur kepentingan anggota

masyarakat agar terpelihara ketertibannya. Dari sinilah terlihat bahwa

tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh lingkungan

37 Charles Schaefer, op.cit., hlm. 130 38 AS Hornby, op. cit., hlm. 14 39 Charles Schaefer , op.cit., hlm. 176

Page 15: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

23

masayarakatnya.40 Demikianlah pengaruh lingkungan masyarakat

terhadap pembentukan pribadi seseorang, termasuk didalamnya

pembentukan sikap disiplin. Jadi, jelasnya bahwa lingkungan

masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pembentukan sikap disiplin pada diri seseorang khususnya santri.

Santri yang note bene remaja, Seperti dikemukakan oleh Zakiah

Daradjat bahwa para remaja sangat memperhatikan penerimaan sosial

dari teman-temannya, ingin diperhatikan dan mendapat tempat dalam

kelompok teman-temannya itulah yang mendorong remaja meniru apa

yang dibuat, dipakai dan dilakukan teman-temannya.41

3. Bentuk-Bentuk Disiplin

Mengingat betapa pentingnya kedisiplinan tersebut dibahas seperti ini,

maka penulis memandang perlu untuk membatasinya. Batasan kedisiplinan

yang dimaksud adalah disiplin-disiplin dalam belajar, mentaati peraturan, dan

disiplin dalam beribadah. Untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan satu

persatu batasan jenis-jenis kedisiplinan tersebut :

a. Disipin dalam belajar

Disiplin dalam belajar ini penting, karena itu perlu diberikan

penanaman disiplin bagi para siswa /santri. Caranya dengan memberikan

teladan yang baik oleh guru atau pendidik yang lain dan kemudian teladan

yang baik itu diusahakan agar jngan sampai dilanggar oleh guru atau

pendidik itu sendiri. Dengan demikian kesadaran berdisiplin anak akan

selalu tertanam dan tumbuh di hatinya sehingga akan menjadi disiplin diri

sendiri.

40 B. Simandjuntak, Latar Belakang Kanakalan Remaja, (Bandung: Alumni, 1984), hlm. 123. 41 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hlm. 88

Page 16: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

24

Dalam lembaga pendidikan Islam yang disebut pesantren disiplin

sangat ditekankan. Pagi-pagi antara pukul 04.30 atau pukul 05.00 bapak

Kyai atau pengurus telah membangunkan para santri, mereka diajak shalat

subuh berjamaah. Pendidikan semacam ini berpengaruh besar dalam

kehidupan para santri.42

Adapun cara belajar yang efisien dan mendukung kedisiplinan

belajar adalah dengan cara belajar sungguh-sungguh selama-lamanya 4

jam sehari dengan teratur.43

b. Disiplin dalam mentaati peraturan

Untuk menjamin kelancaran dan ketertiban proses pendidikan,

biasanya menyusun tata tertib yang berisi peraturan-peraturan yang harus

ditaati oleh seluruh siswa/santri yang ada. Di samping mentaati peraturan

pondok pesantren juga harus memahami dan mentati pila-pola kebudayaan

Pondok Pesantren yang berlaku. Pada Pondok Pesantren yang

menjalankan disiplin secara permissive dan lebih banyak membarikan

kebebasan pun terdapat norma-norma yang harus dipahami dan ditaati

oleh semua pihak disekolah seorang siswa/santri tidak boleh bercakap-

cakap atau mondar-mandir dalam kelas karena dapat mengganggu

jalannya pelajaran.44

Seorang siswa juga harus menghormati guru, yang menurut Islam

adalah wajib, berkaitan dengan hal tersebut Imam Az zarmuji mengatakan:

“Untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat, di samping harus

menghormati keagungan ilmu dan ahli ilmu, juga keagungan gurunya,

yakni dengan selalu mencari ridhonya, menjauhi hal-hal yang membuat

42 Imam Bawani, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, cet. I, (Surabaya: Al Ikhlas,

1993), hlM. 99. 43 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1982), hal. 57. 44 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Bandung: Bumi Aksara, 1995), hlm. 68.

Page 17: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

25

marah dan menjalankan perintahnya selama tidak bertentangan dengan

syariat Islam”.45

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, seorang siswa dapat

dikatakan mentaati peraturan Pondok Pesantren jika ia selalu taat pada tata

tertib, hormat dan taat pada perintah guru, serta tertib di dalam kelas. Agar

lebih jelasnya dapat dilihat tat tertib Pondok Pesantren yang terdapat

dalam lampiran.

c. Disiplin dalam beribadah

Pada dasarnya secara umum ibadah berarti berbakti manusia kepada

Allah Swt.46 Namun masalah ibadah di sini penulis maksudkan khusunya

ibadah shalat, karena shalat merupakan pokok pangkal ibadah, dan di

samping itu shalat juga merupakan amalan pertama yang ditanyaka kelak

di hari kiamat.

Shalat merupakan pekerjaan hamba yang beriman dalam situasi

menghadapkan wajahnya sukunya kepada Zat Yang Maha Suci, maka

manakala shalat itu dilakukan secara tekun dan kontinyu akan menjadi alat

pendidikan rohani manusia yang efektif memperbaharui dan memelihara

jiwa serta memupuk pertumbuhan kesadaran. Di samping itu juga akan

terhindar dari berbagai perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana firman

Allah Swt. dalam Surat Al Ankabut ayat 45, sebagai berikut :

وأقم الصلاة إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر

Artinya : “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar” (Q.S. Al-Ankabut ayat 45).

45 Azzurmuji, Ta’lim Muta’allim, (Semarang: Toha Putra, t.th.), hlm. 17. 46 A. Nasruddin Razzak, Dinul Islam, (Bandung: Al Ma’arif, 1989), hal. 44.

Page 18: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

26

Di tinjai dari segi disiplin, shalat merupakan pendidikan positif yang

menjadikan mansuia dan masyarakat hidup teratur, sehubungan hal ini

kedisiplinan beribadah di Pesantren sangat ditekankan. Pagi-pagi antara

pukul 04.30 atau 05.00; kyai atau pengurus telah membangunkan para

santri untuk diajak shalat subuh berjamaah. Pendidikan semacam ini

mempunyai pengaruh besar bagi para santri.47

Karena itu, wajarlah jika di Pesantren diwajibkan untuk selalu shalat

berjamaah, tepat waktu. Kegiatan ini dapat dilihat dalam peraturan

pesantren yang terdapat pada bagian lampiran.

4. Pentingnya Kedisiplinan Santri dalam Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk mengubah tingkah

laku sedemikian rupa sehingga menjadi tingkah laku yang diinginkan.48

Sedangkan disiplin dalam pembahasan sebelumya dijelaskan yaitu suatu

kondisi yang tercipta melalui proses latihan yang dikembangkan menjadi

serangkaian perilaku yang didalamnya terdapat unsur-unsur ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, ketertiban dan semua itu dilakukan sebagai tanggung

jawab yang bertujuan untuk mawas diri.

Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa pendidikan dan disiplin

mempunyai sedikit kesamaan yaitu yang berhubungan dengan tingkah laku.

Dalam pendidikan yaitu mengubah tingkah laku dari yang kurang baik

menjadi lebih baik. Sedangkan dalam disiplin proses mengubah tingkah laku

tersebutlah.

47 Imam Bawani., Loc. Cit., 99 48 Y. Singgih D Gunarso dan Singgih D. Gunarso, Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta: PT

BPK Gunung Mulia, 2000), hlm. 130

Page 19: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

27

Dalam rangka mengubah tingkah laku tersebut khususnya tingkah laku

para santri perlu diperhatikan:

a. Peraturan

Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku.

Tujuannya ialah untuk membekali santri dengan pedoman perilaku yang

disetujui dalam situasi tertentu.49

b. Hukuman

Hukuman berarti suatu bentuk kerugian atau kesakitan yang

ditimpakan kepada orang yang berbuat salah tersebut.50 Fungsinya yaitu

untuk menghalangi santri melakukan perbuatan salah yang pernah

dilakukan, untuk mematuhi peraturan, memberi motivasi untuk

menghindari perilaku yang tidak diterima,51 khususnya di pondok.

Dalam Islam hal mendidik anak juga tidak lepas dari hukuman,

pendidikan yang terlampau halus akan sangat berpengaruh jelek, karena

membuat jiwa tidak stabil. Oleh karena itu haruslah ada ”sedikit”

kekerasan dalam mendidik, diantara bentuk kekerasan itu hukuman.52

Dalam surat at-Taubah Allah berfirman:

وإن يتولوا يعذبهم الله عذابا أليما في الدنيا واآلخرة…

Artinya: ”…Dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengadzab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan di akhirah”. (QS. At-Taubah : 74)

49 Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak, terj. dr. Med Meitasari Tjandrasa, (Jakarta, Erlangga, 1999), hlm. 85

50 Charles Schaefer, Op.Cit., hlm. 102 51 Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak, Alih Bahasa, dr. Med Meitasari Tjandrasa,

(Jakarta: Erlangga, 1999), hlm. 87 52 Muhammad Qutb, op.cit., hlm. 343

Page 20: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

28

c. Penghargaan

Ahli filsafat Jeremy Benthan dalam Charles Schaefer mengatakan

bahwa dalam diri manusia, ada dua tenaga pendorong, yaitu kesenangan

dan kesakitan, kita cenderung untuk mengulangi tingkah laku yang

membawa kesenangan dan hadiah serta menghindari tingkah laku atau

perbuatan yang menimbulkan ketidaksenangan.53

Penghargaan dalam Islam biasanya disebut dengan pahala. Dalam

al-Quran surat Hud Allah berfirman :

كبري رأجة وفرغم مله لـئكات أوالحملوا الصعوا وربص إال الذين

Artinya: ”Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana) dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar”. (QS. Hud : 11)

Ayat di atas menunjukkan bahwa masalah pahala diakui

keberadaanya dalam rangka pembinaan disiplin. Mereka para santri akan

memperoleh penghargaan khusus atas prestasi maupun ketaatannya dalam

berdisiplin.

d. Konsistensi

Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas atau

kecenderungan menuju kesamaan. Konsistensi harus menjadi ciri semua

aspek disiplin yaitu dalam peraturan, hukum maupun penghargaan.54

Dalam peraturan diharapkan tidak ada dispensasi. Peraturan yang

ada berlaku untuk semua santri, begitu juga hukuman, setiap yang

melanggar peraturan harus dihukum tak terkecuali dalam memberi

penghargaan walaupun hanya berupa pujian, harus dilakukan untuk yang

berprestasi.

53 Charles Schaefer., op.cit., hlm. 19 54 Elizabeth B Hurlock, op.cit., hlm. 90

Page 21: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

29

C. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Kedisiplinan Santri

Santri adalah seseorang yang berlajar di pesantren. Pesatren merupakan

lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang dipimpin oleh kiai55.

Pesantren selain merupakan tempat belajar, di sini juga asrama tempat para santri

tinggal hidup sehari-harai. Lingkungan tempat tinggal santri yaitu Pondok

Pesantren di dalamnya telah ditegakkan disiplin yang harus dipatuhi oleh santri

serta berbagai fasilitas yang menunjang, diharapkan dapat mempengaruhi

keberhasilan belajar santri.

Dalam kehidupan sehari-hari santri yang berhubungan dengan tugas

kegiatan belajar, motivasi mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting,

sebab segala aktifitas yang dilakukan santri dengan belajar rang selalu

dilatarbelakangi oleh adanya motivasi. Jadi motivasi inilah yang santri mengapa

mereka melakukan aktifitas belajar. Seorang santri akan giat belajar karena

terdorong beberapa keinginan, seperti: mewujudkan cita-citanya jadi dokter, atau

ingin mendapat hadiah dan beasiswa, atau hanya ingin sekedar dipuji.

Dipesantren lingkungan sangat memotivasi santri untuk giat belajar.

Teladan dari kyai dan para guru juga dapat memotivasi santri untuk berkeinginan

seperti mereka yang menguasai berbagai ilmu agama dan ilmu-ilmu lain.. Tak

ketinggalan nasihat dari kyai yang sangat dibutuhkan guna mendorong semangat

belajar santri. Seseorang yang mempunyai motivasi hidup untuk belajar giat

biasanya punya disiplin tinggi. Soegeng Prijodarminto mengatakan bahwa

seseorang yang berhasil atau berprestasi biasanya mereka yang memiliki disiplin

tinggi.56

55 Ditenggarai Sudjoko Prasodjoko sebagai lembaga pendidikan pada umumnya sistem

belajar non klasikal, tetapi seiring dengan tuntutan zaman kini pesatren telah banyak menerapkan sistem pendidikan modern, yang menggunakan sistem klasikan, manejerial dan berijasah. Sudjoko Prasodjoko, dkk, Profil Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1974), hlm. 6

56 Soegeng Prijodarminto, op.cit., hlm. 3

Page 22: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

30

Mempunyai prestasi yang lebih baik dari orang lain adalah kebanggaan,

karena itu untuk mewujudkannya dibutuhkan semangat dan disiplin belajar yang

tinggi. Soegeng Prijodarminto, mengatakan bahwa seseorang yang berhasil atau

berprestasi biasanya mereka yang memiliki disiplin tinggi.57

Para santri yang selalu berdisiplin dalam belajar dan taat menjalankan

tugasnya sebagai pelajar sebagaimana telah disebutkan pada pembahasan

sebelumnya, mereka akan sangat mudah termotivasi untuk meraih prestasi yang

tinggi dalam belajar. Karena mereka bisa mengatur waktu untuk belajar.

Kedisiplinan yang ditanamkan pada santri diantaranya:

1. Disiplin Diri

Pembentukan disiplin diri erat hubungannya dengan penerimaan

otoritas. Santri yang menerima otoritas dari kyai, akan melakukan tugas-tugas

yang diinginkan dari padanya. Disiplin diri dapat dipupuk dengan

memberikan tata tertib yang mengatur kegiatan santri.

Hamzah Ya’qub berpendapat bahwa salah satu kewajiban terhadap diri

sendiri ialah menempa diri, melatih diri sendiri untuk membina disiplin

pribadi. Disiplin pribadi dibutuhkan sebagai sifat dan sikap yang terpuji

(fadlilah) yang menyertai kesabaran, ketekunan, kerajinan, dan kesetiaan.

Orang yang tidak memiliki disiplin pribadi tidak akan berhasil mencapai

tujuan dan cita-citanya. Karena setiap pribadi berkewajiban membinanya

melalui latihan, mawas diri dan pengendalian diri.58

2. Disiplin Ibadah

Ibadah yang ditekankan yaitu shalat tepat waktu dan berjamaah di

Mesjid sebagaimana disebutkan dalam al-Quran :

57 Ibid., op.cit., hlm. 3 58 H. Hamzah Ya’qub, Etika Islam, Pembinaan AkhlakulKarimah (suatu pengantar),

(Bandung: CV. Diponegoro, 1993), hlm. 140

Page 23: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

31

إن الصالة كانت على المؤمنني كتابا موقوتا

Artinya: ”Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang yang beriman”. (an-Nisa : 103)

3. Disiplin Waktu

Syekh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya, “disiplin waktu”

menjelaskan bahwa waktu memiliki ciri-ciri cepat habis, waktu yang telah

habis tak akan dapat kembali dan tak mungkin dapat diganti.59 Berdasarkan

ciri tersebut dalam kesehariannya di pondok hampir tidak ada waktu yang

terbuang, semua kegiatan terjadwal dengan teratur dari bangun tidur hingga

tidur lagi.

Kedisiplinan merupakan bagian dari kehidupan pesantren, baik dalam

ibadah, belajar dan tututan patuh pada tata tertib. Disiplin menutut para santri juga

terbiasa dengan kehidupan yang teratur, terencana tanpa paksaan. Jika santri

melaksanakan disiplin dengan senang hati artinya dengan sungguh-sungguh tanpa

merasa dipaksa ia pun termotivasi untuk belajar dengan dengan sungguh.

Sikap disiplin para santri tidak lepas dan sangat erat hubungannya dengan

keinginan mereka untuk mewujudkan cita-cita dan keinginan, inilah yang disebut

motivasi. Rangsangan dari diri dan dari luar mereka agar para santri berkringinan

giat belajar. Di antara motivasi yang yang mendorong untuk berdisiplin adalah:

1. Ingin menguasai ilmu-ilmu agama

2. Ingin bermanfaat bagi agama

3. Menunaikan amanat orang tua

4. Ingin punya masa depan yang lebih baik

5. mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

59 Syekh Yusuf al-Qardhawi, Disiplin Waktu dalam Kehidupan Seorang Muslim, Terj. M.

Qodirun Nur,., (Solo: Ramadhani, 1989), hlm. 25

Page 24: BAB II PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/25/jtptiain-gdl-s1... · PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP ... dengan prestasi yang telah

32

D. Pengajuan Hipotesis

Secara teritis penulis telah menguraikan bahwa sisiplin akan berpengaruh

dalam motivasi belajar. Untuk melangkah pada penelitian maka penulis akan

mengajukan hipotesisi. Secara definitif, hipotesis dugaan yang mungkin salah, dia

akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta membenarkannya.60 Adapun

hipotesis yang penulis ajukan dalam skripsi ini adalah “Semakin baik menerapkan

kedisiplinan atau ketentuan yang berlaku semakin baik pula motivasi belajar

santri dipesantren putri Al-Amien kec. Mranggen Kab. Demak.”

60 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach I, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta, 1980, hlm. 64.