bab ii pengaruh intensitas pendalaman materi dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar...

56
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Landasan Teori 1. Hakikat Prestasi Belajar Matematika a.Belajar Belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan pada individu yang disebabkan oleh pengalaman . Menurut James O Whittaker yang dikutip oleh Ahmadi dan Supriyono (2004:126) menyatakan bahwa “ Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku individu ditimbulkan melalui latihan atau pengalaman.” Sedangkan pengertian belajar menurut Djamarah ( 2002 : 13 ) mengatakan bahwa : “ Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi terhadap lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor “ Hamalik ( 2002 : 45 ) mengatakan bahwa “ belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari 12

Upload: laboransmpn187

Post on 19-Dec-2015

54 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

tesis

TRANSCRIPT

BAB I

23

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIANA. Landasan Teori1. Hakikat Prestasi Belajar Matematikaa.Belajar Belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan pada individu yang disebabkan oleh pengalaman . Menurut James O Whittaker yang dikutip oleh Ahmadi dan Supriyono (2004:126) menyatakan bahwa Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku individu ditimbulkan melalui latihan atau pengalaman.Sedangkan pengertian belajar menurut Djamarah ( 2002 : 13 ) mengatakan bahwa : Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi terhadap lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor Hamalik ( 2002 : 45 ) mengatakan bahwa belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku , misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap . Menurut Soegeng Santoso (2000: 39) bahwa, belajar adalah proses interaksi dan bukan sekedar proses penyerapan yang berlangsung tanpa usaha yang aktif dari individu yang belajar . Menurut Abdul Rahman Shaleh (2009:207) bahwa, belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan . Menurut Hilgrad dan Brower yang dikutip oleh Abdul Rahman Shaleh ( 2009: 207-208 ) bahwa, Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku sesorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya secara berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan.Menurut J. Bruner dikutip oleh Hidayat (2004:8) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha aktif yang dilakukan untuk memodifikasi pengetahuan awal yang telah dipelajarinya. Pengetahuan yang telah dipelajari perlu diperkuat kembali dengan melakukan internalisasi materi yang ada dalam tahap-tahap tertentu agar pengetahuan itu dapat menetap dalam ingatan siswa. Proses internalisasi akan terjadi secara jika dilakukan dengan tahap-tahap yang sesuai.

Tahap internalisasi kegiatan belajar diantaranya adalah: a) tahap enaktif b) tahap ikonik c) tahap simbolik (Hidayat 2004;9). Tahap enaktif adalah suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan dipelajari secara aktif dengan menggunakan benda-benda konkret atau situasi yang nyata. Sedangkan tahap ikonik merupakan tahap pembelajaran di mana pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk bayangan visual (visual imagery) usaha ini dapat dilakukan melalui gambar atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi konkret yang terdapat pada tahap enaktif. Tahap simbolik merupakan tahap pembelajaran di mana pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak, baik simbol-simbol verbal (misalkan huruf-huruf, kata-kata atau kalimat-kalimat), lambang-lambang matematika maupun lambang-lambang abstrak lainnya

Kegiatan belajar diatas berlangsung secara bertahap, kegagalan dalam tahap enaktif akan berpangaruh pada tahap ikonik maupun tahap simbolik. Matematika sebagai materi pelajaran yang bersifat abstrak membutuhkan kemampuan belajar simbolik. Banyak masalah matematika yang disajikan dalam bahasa matematika menggunakan simbol-simbol tertentu yang bersifat spesifik.

Proses belajar merupakan kegiatan yang melibatkan fisik dan mental, Aminuddin (2003:13) mengungkapkan secara psikologis bahwa belajar itu terjadi dalam diri yang sadar. Berdasarkan ungkapan tersebut jelaslah bahwa kegiatan belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh peserta didik, selanjutnya kegiatan fisiologis tersebut juga harus diikuti pula oleh kegiatan mengindra baik melalui mata, pendengaran dan kegiatan lain yang bertalian.Ciri utama yang dapat dijadikan acuan dalam mengamati orang belajar adalah perubahan tingkah laku yang ia tunjukkan sebagai hasil dari proses belajar, bahkan dinyatakan bahwa perubahan yang terjadi itu harus secara relatif bersifat menetap (permanen) yang tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini, tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior) dan perubahan-perubahan tersebut terjadi karena pengalaman (Irwanto, 1997 ; 105) .Jelaslah bahwa pengalaman dan ketrampilan yang diperoleh melalui belajar bersifat menetap, dan dapat dipergunakan kembali sesuai kebutuhan bila kondisi ini tidak terpenuhi maka perlu dilakukan pengamatan lebih mendalam mengapa kondisi tersebut tidak terpenuhi. Belajar mengajar bukanlah usaha yang simpel namun merupakan usaha komplek dan rumit antara guru sebagai penyaji materi ajar dan siswa sebagai peserta didik, diantara keduanya hendaklah berjalan searah dan saling mendukung dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Proses asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam ingatan siswa sehingga terbentuk struktur baru yang lebih aktual dan lebih realistis sesuai dengan kebutuhan masa kini. Sedangkan akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi baru, dalam hal ini dibutuhkan kemampuan siswa untuk merangkai berbagai struktur yang telah ada sebelumnya yang dapat digunakan dalam masa sekarang dan pada bagian akhir belajar adalah kecakapan dalam mengequilibrasi seluruh struktur yang ada yaitu merupakan penyesuian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasiMenurut teori psikologi klasik manusia terdiri dari jiwa (mind) dan badan (body) atau zat (metter), (Hamalik, 2002;35), menurut teori psikologi kegiatan belajar dapat dilakukan dengan adanya kegiatan jiwa yaitu kemampuan untuk merasakan suatu realita non materil di antaranya kegiatan berpikir, merasa, keinginan, hasrat dan kemauan. Belajar diikuti oleh kegiatan badan di antaranya penglihatan, pendengaran, yang berkenaan dengan seluruh aktivitas panca indera dan bagian akhir diikuti pula oleh kegiatan badan atau zat yaitu seluruh kegiatan berkenaan dengan proses-proses materil dan norma-norma kehidupan.Teori Psikologi Daya (Faculty Psychology) jiwa manusia terdiri dari berbagai daya, mengingat, berpikir, merasakan, kemauan dan sebagainya (Hamalik, 2002;36). Berdasarkan teori psikologi daya, setiap manusia memiliki daya yang berbeda antara satu dengan lainnya, agar setiap daya yang dimiliki mampu berkembang secara maksimal maka perlu dilakukan pelatihan yang berkesinambungan. Apabila daya yang ada telah dilatih dan disiapkan secara matang maka akan terbentuk suatu kemampuan tertentu dan dapat dipergunakan sesuai kebutuhan.Sedangkan menurut aliran Gestalt, belajar merupakan suatu proses aktif dari peserta didik, proses aktif tersebut bukan hanya aktifitas aktifitas yang nampak seperti gerakan-gerakan badan akan tetapi juga aktivitas-aktivitas mental, seperti proses berpikir, mengingat dan sebagainya, belajar meliputi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pancaindera pserta didik. Semakin tinggi keterlibatan seseiorang dalam proses belajar akan semakin optimal pancaindera yang dilibatkan.Menurut aliran Gestal tersebut dapat dinyatakan bahwa kegiatan belajar tidak hanya ditunjukkan oleh kegiatan fisik semata, namun meliputi seluruh kegiatan fisik berupa gerakan dan kegiatan mental yang meliputi kemampuan daya pikir seseorang dalam memecahkan berbagai permasalahan.Situasi belajar yang dimaksud adalah seluruh elemen atau faktor yang berada dalam lingkungan belajar saat mengikuti proses pembelajaran, semakin kondusif lingkungan, belajar juga dipengaruhi oleh karakter dari masing-masing peserta didik yaitu kemampuan bawaan yang dimiliki dalam merespon berbagai tantangan yang timbul dalam belajar. Tujuan akhir yang ingin dicapai juga sangat berperan dalam mempengaruhi proses belajar, selanjutnya kegiatan belajar bergantung pula pada kemampuan guru dalam mengarahkan perhatian peserta didik sesuai tujuan yang ingin dicapai dan harus pula didukung oleh kegiatan yang relevan baik oleh guru maupun peserta didik.

Berpedoman pada pengertian yang telah disampaikan para ahli tersebut diaatas , maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan aktif yang dilakukan siswa dibawah bimbingan guru agar siswa dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai tujuan belajar. Belajar juga merupakan kegiatan yang memberi pengalaman mendalam pada diri siswa sehingga pengalaman tersebut dapat digunakan kembali oleh siswa sesuai kebutuhannya. b. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah produk akhir dari sebuah proses belajar. Kemampuan menggunakan pengetahuan dan konsep belajar merupakan dasar dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Mengingat keberadaan tersebut prestasi belajar tidaklah berdiri sendiri namun ia melekat pada banyak faktor lain.Hardwinoto dan Tony Setiabudhi (2006;36) menjelaskan bahwa supaya anak dapat belajar dengan baik, mereka memerlukan lingkungan yang menyenangkan agar mereka dapat mengingat dengan baik informasi-informasi yang diterima danperlu adanya pengulangan agar tercipta ingatan jangka panjang. Lebih jelasnya dapat dinyatakan bahwa untuk melatih siswa agar dapat memahami dan menguasai materi pelajaran dengan baik, maka perlu adanya lingkungan belajar yang kondusif. Selanjutnya informasi dan pengetahuan yang telah disampaikan sebaiknya diulang-ulangi sedemikian rupa sampai siswa mampu menguasai secara baik. Tanpa adanya pengulangan dan pelatihan, informasi dan pengetahuan yang disampaikan akan mudah terlupakan. Irmansyah Effendi (2007;29) menyatakan bahwa ketidaktenangan dan kerisauan atas hal-hal kecil seriang kali mengganggu pelajar yang membuat meraka sulit untuk berkonsentrasi dengan baik, sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya.Dengan berpedoman pada pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa kondisi lingkungan berdampak langsung terhadap kejiwaan dan mental siswa yang pada akhirnya akan berpengaruh pula pada prestasi belajar. Hal-hal kecil sering menjadi batu sandungan terhadap kegiatan belajar. Dengan demikian dibutuhkan dukungan dan bantuan guru maupun orang tua agar siswa dapat terlepas dari kondisi yang mampu mengganggu konsentrasi belajar mereka. Thursan Hakim (2007;v) seseorang yang ingin meningkatkan prestasi belajarnya ia harus mampu menemukan faktor penghambat belajar dan mengatasi hambatan belajar secara bijak. Langkah awal untuk meningkatkan prestasi belajar harus berlangsung dari dalam diri peserta didik. Jika kondisi yang ada dalam diri siswa mampu mendorong untuk memperbaiki prestasi yang telah dicapai maka akan terbentuk sebuah motivasi memenuhi keinginan tersebut. Adapun faktor lingkungan berperan sebagai faktor pemicu lahirnya kesadaran untuk mencapai prestasi belajar optimal.Siswa yang mengalami kesulitan belajar, lama kelamaan akan mengalami prustasi dan kehilangan rasa percaya diri. Selanjutnya ia akan berusaha mencari pelarian lain yang dapat memuaskan rasa ketidakmampuan tersebut. Menjaga agar kondisi tersebut tidak berkepanjangan dibutuhkan langkah konkrit dari siswa dan pembimbing untuk membantu siswa agar dapat melepaskan diri dari kesulitan belajar yang dialaminya.

Di dalam belajar, terjadi proses berfikir, seseorang dikatakan berfikir jika mampu melakukan kegiatan mental, kegiatan fisik atau kegiatan fisik dan mental secara bersamaan. Dalam kehidupannya manusia tidak terlepas dari perbuatan fisik dan mental sehingga jelas bahwa proses belajar sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Selanjutnya prestasi belajar merupakan hasil akhir yang ditimbulkan dari kegiatan mental, kegiatan fisik atau kegiatan secara bersama-sama antara fisik dan mental. Sudjana (1999;22) menyatakan prestasi belajar adalah beragam kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Prestasi belajar siswa terdiri dari berbagai kemampuan sesuai dengan tujuan belajar yang dialami siswa. Agar terbentuk dan terbangun prestasi belajar yang optimal, maka tujuan belajar seharusnya sesuai dengan bakat dan potensi siswa serta sesuai kondisi lingkungan belajar.Prestasi belajar yang dicapai peserta didik, dipengaruhi secara langsung oleh proses belajar yang dilaluinya. Prestasi belajar tidak hanya terbatas pada kemampuan menghafal atau mengingat berbagai informasi verbal, namun prestasi belajar juga mencakup sikap, etika, perilaku, kemampuan bertindak dan berbagai kemampuan lain yang bermanfaat bagi siswa secara pribadi maupun kelompok masyarakat secara umum.

Prestasi belajar sebagai bentuk akhir perubahan dalam diri siswa, perubahan dimaksud bersifat luas, baik perubahan dalam kemampuan fisik maupun mental maupun perubahan fisik dan mental secara bersamaan. Salah satu contoh perubahan mental sebagai pengaruh belajar adalah kemampuan membaca, menulis dan merangkai kalimat maupun kemampuan menghitung serta kemampuan memahami bahasa matematis.

Prestasi belajar dalam bentuk fisik adalah kemampuan siswa dalam bentuk keterampilan seperti kemampuan berlari, melompat dan berbagai ketangkasan fisik lainnya. Prestasi belajar juga dapat dinyatakan atas perubahan kedua komponen tersebut secara bersamaan. Merubah kedua potensi tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan dan didukung oleh strategi belajar yang baik.Gagne dikutip oleh Djiwandoro (2007;217) menjelaskan bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa bersesuaian dengan langkah instruksional yang disusun oleh guru dalam membantu siswa dalam belajar. Memahami pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa pencapaian tujuan belajar tidak terlepas dari kegiatanistruksional yang disusun oleh guru. Dalam konteks ini siswa bergantung pada guru tentang prestasi belajar yang mungkin diraih.Menurut Gagne dalam Djiwandoro (2007;217) prestasi belajar dapat dibedakan dalam lima kategori yang diantaranya adalah: 1) informasi verbal 2) kemahiran intelektual 3) pengaturan kegiatan kognitif 4) sikap 5) keterampilan motorik. Prestasi belajar verbal adalah kemampuan siswa dalam menguasai pengetahuan yang selanjutnya ia mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam bentuk lisan maupun disajikan secara tertulis. Sedangkan prestasi belajar dalam bentuk kemahiran intelektual (intellectual skill) menunjukkan kemampuan siswa dalam menganalisis masalah dan menyelesaikan setiap permasalahan yang berkenaan dengan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan intelektual dapat dibedakan sebagai berikut Gagne dalam Djiwandoro (2007;218):

Diskriminasi jamak (multiple discrimination) yaitu kemampuan membedakan kareakteristik antar objek

Konsep (concept) yaitu satuan arti yang mewakili sejeumlah objek yang memiliki cirri dam karaktersitik yang sama

Kaidah (rule) yaitu dua konsep atau lebih yang jika dihubungkan satu dengan lainnya akan membentuk ketentuan yang mewakili suatu keteraturan

Prinsip (higer-order ruler) yaitu terjadinya kombinasi dari beberap kaidah sehingga terbentuk kaidah yang lebih tinggiKemampuan tersebut memiliki peran yang sangat signifikan terhadap keterampilan seseorang untuk melatih kecakapan untuk menyelesaikan masalah. Semakin komplek sebuah masalah, akan dibutuhkan sedemikian banyak pemahaman dari setiap detil yang selanjutnya disusun menjadi sebuah aturan khusus sebagai sebuah kesimpulan akhir untuk menyelesaikan masalah.

Menurut taksonomi Bloom prestasi belajar dibedakan dalam enam tingkatan berikut:

Gambar 2.1 Taksonomi Bloom

Sumber : Chomsin S Widodo & Jasmadi. 2007. Penaduan Menyajikan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Jakarta : Elex Media Komputindo Prestasi belajar yang dicapai siswa dapat diukur sesuai dengan perubahan yang dinyatakan dalam taksonomi Bloom di atas. Pada tahap awal kemampuan yang dimiliki hanya berkisar tentang hafalan (bersufat) verbalistik. Namun pada tahap berikutnya kemampuan yang dimiliki siswa semakian menigkat bahkan pada tahap akhir prestasi belajar siswa berkenaan dengan kemampuan mengevaluasi masalah dengan menggunakan beragam konsep yang dikelola sedemikian sehingga menghasilkan konsep tunggal yang dapat mewakili seluruh masalah yang ada. Bloom (1956;30) menyatakan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kognitif dan afektif serta kualitas pengajaran yang diterimanya yang dipengaruhi oleh pengelolaan proses interaksi belajar .

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa : prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam menguasai pengetahuan secara luas baik secara fisik dan mental secara bersamaan , berupa perubahan-perubahan signifikan meliputi intelektual, skill, dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.Prestasi belajar adalah hasil ukuran perubahan yang terjadi dalam diri siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Perubahan yang diperoleh bersifat menetap dan dapat dipergunakan kemabali oleh siswa saat mana kemamapuan tersebut dibutuhkan. Peningkatan prestasi belajar bergantung pada proses pembelajaran dan kesesuaian metode belajar dengan potensi siswa. Dalam konteks ini guru sebagai pengelola pembelajaran diharapkan mampu memilih dan menggunakan berbagai model belajar yang dianggap mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.c. Matematika

Secara etimologis istilah matematika berasal dari kata Latin Mathematica yang diambil dari kata Yunani , Mathematike yang artinya bertalian dengan pengetahuan .Kata Yunani itu mempunyai akar kata mathema yang artinya ilmu , pengetahuan ( Science, knowledge).Jadi dari kata asalnya matematika berarti pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan belajar, sejalan dengan bahasa Sangsekerta Medha atau Widya yang artinya kepandaian , pengetahuan dan intelegensia. Matematika sebagai ilmu mengenai struktur mencakup hubungan , pola maupun ide ide , dan hubungan diatur secara logika sehingga matematika dikembangkan berdasarkan logika dan menggunakan pembuktian secara deduktif.

Menurut Johnson dan Rising , matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logic, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan jelas , cermat, dan akurat perwujudannya dengan simbol-simbol , lebih berupa bahasa symbol dengan ide-ide daripada dengan bunyi.

Alfred North Whitehead mengatakan matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan . lambang matematika mempunyai makna artificial artinya memiliki arti setelah sebuah makna diberikan padanya tanpa itu matematika hanya sekedar rumus-rumus yang mati.

Menurut M .Hariwijaya dan Sutan Surya ( 2008:29 ) mengatakan bahwa : Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dan struktur, perubahan dan ruang . maka secara informal dapat disebut sebagai ilmu tentang bilangan dan angka.Dalam pandangan formalitas matematika adalah penelaahan struktur abstrak yang didefinisikan secara aksioma dengan menggunakan logika simbolik dan notasi. Matematika merupakan dasar yang mendasari ilmu pengetahuan yang lain. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2003 :534 ) bahwa, Matematika adalah ilmu tentang bilangan , hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Menurut Yuyun S Suriasumantri ( 2009 : 190 ) mengatakan bahwa Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita disampaikan . Lambang lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah sebuah makna diberikan padanya . Menurut Wittgenstein yang dikutip oleh Jujun S.Suriasumantri ( 2009: 199 ) bahwa, matematika adalah metode berpikir logis . Artinya matematika merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan dalam berpikir logis . Sehingga kebenaran dalam matematika merupakan kebenaran yang berdasarkan logika bukan empiris atau kenyataan . Hal ini karena objek dalam matematika merupakan benda abstrak atau khayal seperti angka-angka dan symbol-simbol .Prestasi belajar bidang studi matematika bersesuaian dengan materi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dengan berpedoman pada silabus dan kurikulum yang ditetapkan oleh KTSP, kompetensi yang harus dikuasai siswa SMP kelas VII semester genap meliputi : Tabel 2.2 Silabus Matematika Kelas VII Semester IIStandar KompetensiKompetensi DasarKet

Aljabar

4.Menggunakan Konsep Himpunan , Diagram venn4.1 Memahami pengertian dan notasi himpunan serta penyajiannya

4.2 Memahami Konsep himpunan bagian

4.3 Melakukan operasi irisan , gabungan , kurang, dan komplemen pada himpunan

4.4 Menyajikan himpunan dengan diagram venn

4.5 Menggunakan konsep himpunan dalam pemecahan masalah

Prestasi belajar siswa dapat dibedakan dalam tiga kelompok atau tigaranah yang diantaranya prestasi belajar kognitif, yaitu prestasi belajar yang berfokus pada kemampuan berpikir logis, menalar, mengevaluasi dan menetapkan kesimpulan atas masalah yang dihadapi. Dengan mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam KTSP untuk bidang studi matematika siswa kelas VII, maka prestasi belajar siswa berkenaan dengan kemampuan siswa menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan diatas.

Berikut beberapa pengertian pangkal yang harus dikuasai siswa untuk dapat menguasai kompetensi dasar dari pembelajaran yang telah disampaikan pada siswa kelas VII diantaranya adalah :

a) Pengertian Himpunan Untuk dapat memahami dan menguasai konsep himpunan dan diagaram venn, siswa harus mampu menguasai beberapa pengertian himpunan diantaranya: himpunan semesta, irisan dan gabungan himpunan , selisih dua himpunan, komplemen sebuah himpunan dan himpunan dalam masalah sehari-hari.

b) Kemampuan mengembangkan indicator indicator sebagai berikut :

- Menyatakan masalah sehari-hari dalam bentuk himpunan- Menyebutkan anggota-anggota dan bukan anggota himpunan serta notasinya

- Mengenal himpunan berhingga dan tak berhingga

- Membedakan himpunan kosong dan nol serta notasinya

- Menentukan himpunan himpunan bagian dan banyaknya

himpunan bagian suatu himpunan Mengenal pengertian himpunan semesta , serta dapat menyebutkan anggotanya

Mengenal diagram venn

Menjelaskan pengertian nirisan dan gabungan dua himpunan

Menyajikan irisan dan gabungan himpunan dalam diagram venn

Menyelesaikan masalah yang menggunakan konsep himpunan

Berdasarkan pendapat pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah ilmu mendasari ilmu-ilmu yang lain, ilmu yang mempelajari tentang cara penalaran logis yang memiliki nilai praktis ,disiplin dan budaya dengan objek berupa idea tau konsep abstrak yang tersusun secara teratur dengan menggunakan lambang bilangan atau angka, symbol-simbol maupun notasi-notasi yang terstruktur menggunakan logika , konsep-konsep dan hubungan antara konsep-konsep tersebut serta penalarannya bersifat deduktif.d. Prestasi Belajar MatematikaPrestasi belajar Matematika adalah produk akhir dari sebuah proses belajar Matematika. Kemampuan menggunakan pengetahuan dan konsep belajar Matematika merupakan dasar dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Mengingat keberadaan tersebut prestasi belajar Matematika tidaklah berdiri sendiri namun ia melekat pada banyak faktor lain.

Irmansyah Effendi (2007;29) menyatakan bahwa ketidaktenangan dan kerisauan atas hal-hal kecil sering kali mengganggu pelajar yang membuat mereka sulit untuk berkonsentrasi dengan baik, sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya.

Dengan berpedoman pada pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa kondisi lingkungan berdampak langsung terhadap kejiwaan dan mental siswa yang pada akhirnya akan berpengaruh pula pada prestasi belajar. Hal-hal kecil seringmenjadi batu sandungan terhadap kegiatan belajar. Dengan demikian dibutuhkan dukungan dan bantuan guru maupun orang tua agar siswa dapat terlepas dari kondisi yang mampu mengganggu konsentrasi belajar mereka.Hardwinoto dan Tony Setiabudhi (2006;36) menjelaskan bahwa supaya anak dapat belajar dengan baik, mereka memerlukan lingkungan yang menyenangkan agar mereka dapat mengingat dengan baik informasi-informasi yang diterima danperlu adanya pengulangan agar tercipta ingatan jangka panjang.Lebih jelasnya dapat dinyatakan bahwa untuk melatih siswa agar dapat memahami dan menguasai materi pelajaran dengan baik, maka perlu adanya lingkungan belajar yang kondusif. Selanjutnya informasi dan pengetahuan yang telah disampaikan sebaiknya diulang-ulangi sedemikian rupa sampai siswa mampu menguasai secara baik. Tanpa adanya pengulangan dan pelatihan, informasi dan pengetahuan yang disampaikan akan mudah terlupakan.

Thursan Hakim (2007;v) mengatakan bahwa seseorang yang ingin meningkatkan prestasi belajarnya ia harus mampu menemukan faktor penghambat belajar dan mengatasi hambatan belajar secara bijak. Langkah awal untuk meningkatkan prestasi belajar harus berlangsung dari dalam diri peserta didik. Jika kondisi yang ada dalam diri siswa mampu mendorong untuk memperbaiki prestasi yang telah dicapai maka akan terbentuk sebuah motivasi memenuhi keinginan tersebut. Adapun faktor lingkungan berperan sebagai faktor pemicu lahirnya kesadaran untuk mencapai prestasi belajar optimal.

Siswa yang mengalami kesulitan belajar, lama kelamaan akan mengalami frustasi dan kehilangan rasa percaya diri. Selanjutnya ia akan berusaha mencari pelarian lain yang dapat memuaskan rasa ketidakmampuan tersebut. Menjaga agar kondisi tersebut tidak berkepanjangan dibutuhkan langkah konkrit dari siswa dan pembimbing untuk membantu siswa agar dapat melepaskan diri dari kesulitan belajar yang dialaminya.

Di dalam belajar, terjadi proses berfikir, seseorang dikatakan berfikir jika mampu melakukan kegiatan mental, kegiatan fisik atau kegiatan fisik dan mental secara bersamaan. Dalam kehidupannya manusia tidak terlepas dari perbuatan fisik dan mental sehingga jelas bahwa proses belajar sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Selanjutnya prestasi belajar merupakan hasil akhir yang ditimbulkan dari kegiatan mental, kegiatan fisik atau kegiatan secara bersama-sama antara fisik dan mental. Sudjana (1999;22) menyatakan prestasi belajar adalah beragam kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Prestasi belajar siswa terdiri dari berbagai kemampuan sesuai dengan tujuan belajar yang dialami siswa. Agar terbentuk dan terbangun prestasi belajar yang optimal, maka tujuan belajar seharusnya sesuai dengan bakat dan potensi siswa serta sesuai kondisi lingkungan belajar.

Prestasi belajar yang dicapai peserta didik, dipengaruhi secara langsung oleh proses belajar yang dilaluinya. Prestasi belajar tidak hanya terbatas pada kemampuan menghafal atau mengingat berbagai informasi verbal, namun prestasi belajar juga mencakup sikap, etika, perilaku, kemampuan bertindak dan berbagai kemampuan lain yang bermanfaat bagi siswa secara pribadi maupun kelompok masyarakat secara umum.Nasution (1982;25) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada individu belajar, bukan saja perubahan mengenai pengetahuan tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengasaan dan penghargaan dalam diri pribadi individu yang belajar. Prestasi belajar sebagai bentuk akhir perubahan dalam diri siswa, perubahan dimaksud bersifat luas, baik perubahan dalam kemampuan fisik maupun mental maupun perubahan fisik dan mental secara bersamaan. Salah satu contoh perubahan mental sebagai pengaruh belajar adalah kemampuan membaca, menulis dan merangkai kalimat maupun kemampuan menghitung serta kemampuan memahami bahasa matematis.

Prestasi belajar dalam bentuk fisik adalah kemampuan siswa dalam bentuk keterampilan seperti kemampuan berlari, melompat dan berbagai ketangkasan fisik lainnya. Prestasi belajar juga dapat dinyatakan atas perubahan kedua komponen tersebut secara bersamaan. Merubah kedua potensi tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan dan didukung oleh strategi belajar yang baik.Dewanto (1991;9) mengartikan prestasi belajar sebagai hasil pengalaman, terdiri dari bermacam-macam kemampuan, ketrampilan dan pengetahuan setelah mengikuti proses pembelajaran. Prestasi belajar diperoleh dari kegiatan belajar, dimana siswa secara langsung mengalami setiap tahapan belajar yang ada. Tahap demi tahap tersebut akan memberi pengetahuan utuh pada peserta didik. Peningkatan pengetahuan diperoleh dari keterampilan mengorganisir pengalaman menjadi pengalaman baru yang lebih bermakna.Gagne dikutip oleh Djiwandoro (2007;217) menjelaskan bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa bersesuaian dengan langkah instruksional yang disusun oleh guru dalam membantu siswa dalam belajar. Memahami pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa pencapaian tujuan belajar tidak terlepas dari kegiatan instruksional yang disusun oleh guru. Dalam konteks ini siswa bergantung pada guru tentang prestasi belajar yang mungkin diraih. Kesesuaian strategi belajar akan sangat mendukung pencapaian tujuan dan keberhasilan memperoleh prestasi secara optimal , guru perlu menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik.Dengan memahami pendapat para ahli tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah suatu kemampuan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan saja kemampuan mengenai pengetahuan , tetapi juga pengetahuan untuk membentuk kecakapan , kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri individu yang telah mengalami pembelajaran tentang materi Himpunan dan diagram venn 2. Hakikat Perhatian Orang tua

a. Orang tua

Pengertian orang tua dalam kamus besar bahasa Indonesia Orang tua artinya ayah dan ibu. ( Poerwadarminta , 1987 : 688 ). Seorang ahli psikologi Ny.Singgih D Gunarsa dalaam bukunya psikologi untuk keluarga mengatakan , Orang tua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan , pendapat dan kebiasaan-kebiasaan sehari- hari .(Gunarsa,1976 :27). Dalam hidup berumah tangga tentunya ada perbedaan dari pola pikir, gaya dan kebiasaan, sifat dan tabiat, tingkat ekonomi dan pendidikan dan masih banyak lagi perbedaan-perbedaan lainnya. Perbedaan perbedaan inilah yang dapat mempengaruhi gaya hidup anak-anaknya , sehingga akan memberi warna tersendiri dalam keluarga. Pendapat yang dikemukakan oleh Thamrin Nasution adalah: Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan sehari hari disebut sebagai bapak dan ibu . ( Nasution:1986:1).Menurut Morgan dalam Sitorus ( 1988 : 45 ) menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu grup social primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan ( hubungan suami-istri ) dan ikatan kekerabatan ( hubungan antar generasi, orang tua-anak ) sekaligus. Bila ditinjau berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1972, keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak karena ikatan darah maupun hukum. Seperti dikatakan oleh Malinowski ( 1930 ; 23 ) dalam Megawangi ( 1998; 34 ) tentang principle of legitimacy sebagai basis keluarga , bahwa struktur social ( masyarakat ) harus diinternalkan sejak individu dilahirkan agar seorang anak mengetahui dan memahami posisi dan kedudukannya dengan harapan agar mampu menyeduaikan dalam masyarakat kelak setelah ia dewasa. Sedangkan menurut Suparlan ( 1993 ; 76 ) mendefinisikan orangtua ( keluarga ) adalah kelompok social yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Hubungan social diantara anggota keluarga relative tetap dan didasarkan atas ikatan perkawinan darah atau adopsi . Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli yang diutarakan diatas dapat diperoleh pengertian bahwa yang dimaksud dengan orang tua adalah ibu atau bapak dari anak-anak yang dilahirkan melalui ikatan perkawinan yang syah, atau orang tua asuh dari anak asuh yang syah menurut peraturan pemerintah yang diberi amanah untuk mendidik dan membesarkan mereka ,merawat sejak masa bayi sampai menjadi manusia dewasa , tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, pengerahan potensi diri untuk mencapai tingkat yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan keluarga, sekolah , maupun masyarakat . b. Perhatian Orang tua

Pengertian perhatian adalah suatu pemusatan energy tertuju kepada objek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktifitas yang sedang dilakukan , maka perhatian orang tua dapat diartikan pemusatan energy yang dilakukan secara sengaja , intensif,dan terkondisi dari orang tua yang dilandasi rasa penuh kesadaran dan tanggung jawab dalam melakukan tindakan demi tercapainya hasil belajar anak. Menurut Crow and Crow ( 1990:79 ) , sedangkan menurut Kartini Kartono perhatian adalah reaksi umum dan organism dari kesadaran terhadap suatu objek . Ada 2 jenis perhatian yaitu perhatian statis dan dinamis . Perhatian statis berarti perhatia yang menguasai satu objek terus menerus, sedangkan perhatian dinamis artinya senantiasa memerlukan tambahan perangsang secara terus menerus agar tidak mengendur .( Kartini 1996:111 ). Perhatian orang tua sebagai bimbingan , bantuan atau tuntunan. berperan dalam menentukan hari depan anaknya . Secara fisik supaya anak-anak dapat bertumbuh sehat dan postur tubuh yang lebih baik, maka anak-anak harus diberi makanan yang bergizi dan seimbang. Secara mental anak-anak bertumbuh cerdas dan cemerlang, maka selain gizi perlu juga diberi motivasi belajar disertai sarana dan prasarana belajar yang memadai, sedangkan secara social supaya anak-anak dapat mengembangkan jiwa social dan budi pekerti yang baik mereka harus diberi peluang untukn bergaul mengaktualisasikan diri, memupuk kepercayaan diri seluas-luasnya.

Conny Semiawan dan kawan-kawan menyatakan bahwa, Orang tua perlu membina anak agar mau berprestasi secara optimal, karena kalau tidak berarti suatu penyia-nyiaan terhadap bakat-bakatnya. Pembinaan dilakukan dengan mendorong anak untuk mencapai prestasi sesuai dengan kemampuannya. Ada pula orang tua , karena tingkat pendidikan mereka terbatas, karena acuh tak acuh atau karena kurang memperhatikan anak, pendidikan anak, tidak peka dalam pengamatan ciri-ciri kemampuan anaknya . Orang tua perlu menciptakan lingkungan rumah atau keluarga yang serasi, selaras dan seimbang dengan kehadiran anak anak berbakat. Disamping itu perlu menyiapkan sarana lingkungan fisik yang memungkinkan anak mengembangkan bakatnya, perlu sikap demokrasi juga dalam memberikan banyak larangan, dirangsang untuk menjadi mandiri dan percaya diri . ( Semiawan,1990:31-55). Keterbatasan waktu orang tua dalam mendidik anak memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan kemampuan belajar anak. Orang tua yang memiliki lebih banyak waktu ( luang ), dalam mendidik dan memperhatiakan perkembangan anak , akan memiliki hasil yang optimal bagi perkembangan anak. Sedangkan orang tua yang kurang memiliki banyak waktu, maka kecenderungan hasil pendidikan anak lebih rendah.

Untuk hal itu penting sekali bagi orang tua terlibat dalam pendidikan anak-anaknya, memberikan perhatian, waktu luang, berbincang, berdiskusi, serta menemani dalam belajar dapat menumbuhkan minat dan motivasi anak dalam belajar dan akan berimbas kepada hasil belajar yang memuaskan.

Berdasarkan pendapat pendapat diatas maka kami simpulkan bahwa perhatian orang tua adalah pemusatan energi yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya yang dilakukan secara sengaja , intensif, dan terkondisi yang dilandasi rasa penuh kesadaran dan tanggung jawab dalam melakukan tindakan demi tercapainya hasil belajar. bentuk kasih saying dari orang tua kepada anaknya baik secara kwalitas maupun kwantitas yang langsung maupun tidak langsung , cepat atau lambat akan mempengaruhi kepada putra- putri baik positif maupun negatif 3. Hakikat Motivasi Belajar

a. Motivasi

Pengertian motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan sesorang bertingkah laku . Motivasi dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan . Motivasi lebih dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan . Motivasi dapat berate juga kekuatan baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong sesorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Teori Abraham Maslow, terkenal dengan teori kebutuhan ( needs ) mengatakan bahwa kebutuhan manusia secara berjenjang semuanya laten ( tersembunyi ) dalam diri manusia, kebutuhan itu meliputi kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa kasih sayang , dihargai dan dihormati,serta kebutuhan aktualisasi diri. Menurut Nawawi ( 2000:351 ) kata motivasi ( motivation ) memiliki kata dasar motif yang berarti dorongan sebab atau dasar seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau yang menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar. French dan Raven menyatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang mendorong sesorang nuntuk menunjukkkan perilaku tertentu. Motivasi merupakan determinan penting dalam belajar.

Para ahli sukar mendefinisikannya, tetapi motivasi berhubungan dengan ( Martinis Yamin, 2007:217) yaitu :

1) Arah perilaku

2) Kekuatan respon, yakni suatu usaha setelah belajar siswa memilih mengikuti tindakkan tertentu

3) Ketahanan perilaku atau berapa lama seseorang it uterus menerus berperilaku menurut cara tertentu.

Mc.Donald dalam Oemar Hamalik,( 2001 : 158 ) mendefinisikan Motivasi adalah perubahan energi dalam diri ( pribadi ) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam definisi ini ada 3 ( tiga ) unsur terkait yaitu :

a) Motivasi dimulai dari adanya energi dalam pribadi . Perubahan dalam motivasi timbvul dari perubahan perubahan tertentu didalam system neuropsiologis dalam organism manusia.

b) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan .Mula-mula merupakan ketegangan psikologis , lalu merupakan suatu emosi . Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif.

c) Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi-pribadi yang bermotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju kearah suatu tujuan.

Berdasarkan teori para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Motivasi merupakan dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar diri sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau aktifitas tertentu menjadi lebih baik daripada keadaan sebelumnya. b.Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi . Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relative permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Maka motivasi belajar adalah dorongan internal maupun eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indicator atau unsure yang mendukung. Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya Motivasi Belajar Mengajar ada 6 ( enam ) konsep penting dalam motivasi belajar, yaitu :

a) Pertama

Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandukan dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Indvidu termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang juga berbeda. Sebagai contoh seorang siswa dapat tinggi motivasinya ketika menghadapi tes IPS dengan tujuan mendapatkan nilai tinggi ( motivasi ekstrinsik ) dan tinggi motivasinya ketika menghadapi tes Matematika karena tertarik dengan mata pelajaran tersebut ( motivasi intrinsikn ).

b). Kedua

Motivasi belajar bergantung kepada teori yang menjelaskan, biasanya merupakan konsekuensi dari penguatan (reinforcement ), suatu ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil dari ketidakcocokan, suatu atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu harapan dari peluang keberhasilan. c).Ketiga

Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi. d.)Keempat

Motivasi belajar dapat meningkat ,apabila guru membangkitkan minat Siswa , memelihara ras ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran, menyatakan tujuan pembelajaran dengan jelas dan memberikan umpan balik ( feedback ) dengan frekwensi dan waktu yang tepat. e).Kelima

Motivasi belajar dapat meningkat pada diri siswa apabila guru memberikan ganjaran yang memiliki kontingen, spesifik dan dapat dipercaya.f).Keenam. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai kecenderungan umum untuk mengupayakan keberhasilan dan memilih kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada keberhasilan atau kegagalan. Siswa dapat termotivasi dengan orientasi kea rah tujuan-tujuan penampilan. Mereka mengambil mata pelajaran-mata pelajaran yang menantang. Siswa yang berjuang demi tujuan-tujuan penampilan berusaha untuk mendapatkan penilaian positip terhadap kompertensi mereka. Mereka berusaha untuk mendapat nilai baik dengan cara menghindari dari mata pelajaran yang sulit. Guru dapat membantu siswa dengan mengkomunikasikan bahwa keberhasilan itu mungkin dicapai.

Menurut Donald O.Hebb dalam Rasyad (2003:98) Motivasi Belajar Siswa mengatakan ada 4 ( empat ) cara yang dapat dilakukan setiap guru untuk memotivasi siswa ( peserta didik ) yaitu :

1) Arousal, yaitu membangkitkan minat belajar

2) Expectancy, yaitu memberikan danmenimbulkan harapan

3) Incentives, yaitu dorongan semangat atau memberikan sesuatu

4) Punishment , yaitu hukuman . Menurut Hamzah B Uno (2006; 23) , hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indicator meliputi : (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adnya harapan dan cita-cita masa depan ,(4) adnya penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar ,(6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga seorang siswa dapat belajar dengan baik. Berdasarkan teori-teori tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan yang datang baik dari dalam maupun dari luar diri seseorang untuk melakukan kegiatan perubahan tingkah laku, sebagai daya penggerak yang menyebabkan seseorang melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapakan sebelumnya.B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Dalam Jurnal Formatif 1 (1) :17-28 yang diterbitkan oleh Universitas Indraprasta, bulan April 2011 pada halaman 18, penelitian dengan judul : Peran pola asuh orang tua dan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar IPA, ditulis oleh 1.Dasmo 2. Hikmah Binoardi 3.Zakiah Fithah. Bahwa hasil penelitian Henry Clay Lindgreen yang dikutip oleh Purwono dalam http ://www.smandapura.sch.id yang melakukan penelitian terhadap sejumlah siswa yang sukses di San Fransisco State College mengenai alasan-alasan keberhasilan belajar siswa menemukan hasil sebagai berikut :

Kebiasaan belajar yang baik : 33 %, minat : 25 %, kecerdasan : 15 % , pengaruh keluarga ( perhatian orang tua ) : 5 % dan lain-lain : 22 %.

Berdasarkan penelitian tersebut tampak bahwa pengaruh orang tua juga memiliki kontribusi sebesar 5 % terhadap keberhasilan belajar siswa. Angka ini menunjukkan bahwa keluarga ( orang tua ) memegang peranan penting. Dengan melihat hasil penelitian itu pula peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ulang berkaitan dengan motivasi dan juga pengaruh keluarga, dalam hal ini dibatasi pada perhatian yang diberikan oleh orang tua terhadap pendidikan anak. Dalam tulisan tersebut diatas dikemukakan bahwa perhatian orang orang dapat tergambar dalam pola asuh orang tua, dalam hal ini dibagi 3 tipe pola asuh :

1. Pola asuh bersifat Permisif.

Pola asuh permisif adalah pola asuh yang cuek terhadap anak, jadi apapun yang dikerjakan anak dibolehkan, seperti tidak masuk sekolah, bandel, pergaulan bebas, melanggar aturan, dsb. Hal ini disebabkan karena orangtua sibuk dengan pekerjaannya. Akibatnya kepada anak-anak adalah anak menjadi kurang perhatian, merasa tidak berguna, rendah diri, nakal,sosialisasi buruk, salah pergaulan, dan kurang menghargai orang lain maupun orang tuanya sendiri.

2. Pola asuh otoriter.

Pola asuh otoriter adalahpola asuh orang tua cenderung memaksakan kehendak, keras, kaku, membuat aturan yang saklek, harus dipatuhi oleh anak tidak mau tahu bagaimana perasaan anak-anak. Ciri-cirinya , emosi, cepat marah, akibatnya kepada anak, anak tidak bahagia, tertekan, selalu dalam ketakutan, mudah sedih, tidak betah di rumah, benci kepada orang tua.3. Pola asuh otoritatif

Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak untuk berkreasi, bereksplorasi , berekspresi sesuai kemampuan anak. Perhatian yang baik dan cocok untuk diterapkan. Akibatnya bagi anak-anaknya hidup ceria, menyenangkan, kreatif, percaya diri, terbuka,menghargai orang tua dan orang lain, berprestasi, tidak mudah stress, disukai oleh lingkungan dan masyarakat sekitarnya. http://organisasi.org.B. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh langsung perhatian orang tua terhadap Hasil Belajar Matematika

Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Untuk dapat belajar dengan baik harus mengetahui lebih dahulu metode, teknik, kemahiran atau cara-cara belajar yang efesien dan dipraktekkan sehari-hari oleh siswa sampai menjadi suatu kebiasaan.

Matematika merupakan suatu pelajaran yang tidak dapat dipelajari secara langsung dari lingkungan hidup sehari-hari, tetapi dapat secara tidak langsung dari ahli matematika. Salah satu kekhususan matematika yang juga merupakan kekuatan metematika adalah sifat abstraknya. Oleh sebab itu ada berbagai aktivitas yang dibutuhkan dalam mempelajari matematika, seperti mengabstraksi dan mengklasifikasi. Untuk belajar matematika diperlukan kemampuan mengklasifikasi struktur-struktur dan mengidentifikasi hubungan-hubungan.

Materi yang dipelajari secara sistematik akan lebih baik dan tahan lama pada materi yang dipelajari secara hafalan. Agar konsep matematika dapat terbentuk dengan lebih baik dalam diri siswa, maka siswa perlu belajar sistematik dan meninggalkan belajar hafalan. Oleh karena itu perlu adanya kebiasaan belajar guna menekankan pada konsep matematika.

Bila perhatian orang tua yang baik selalu dilakukan oleh semua orang tua siswa, maka tidak tertutup kemungkinan semua siswa dapat memperoleh nilai yang tinggi pada hasil belajarnya. Perhatian orang tua dapat direncanakan secara berkala . Perhatian orang tua tersebut dapat dilaksanakan dengan pengawasan dan caracara yang efektif, misalnya dengan membiasakan diri untuk meminta siswa mengulang pelajaran dan membuat catatan, membiasakan diri mengerjakan soalsoal latihan maupun pekerjaan rumah, dengan demikian mereka akan terbiasa menghadapi dan mengerjakan soalsoal yang diberikan padanya pada saat belajar di sekolah. Siswa yang terbiasa membuat jadwal belajar dan selalu melaksanakan dengan baik, maka dengan sendirinya dia akan tahu apa, bagaimana dan untuk apa materi pelajaran dipelajari. Hal ini secara tidak langsung akan tercipta disiplin pada diri siswa dan siswa akan berusaha untuk memahami materi pelajaran yang dipelajarinya.2. Pengaruh langsung motivasi belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika

Berhasil atau tidaknya seseorang siswa dalam suatu pelajaran dapat dilihat dari hasil belajarnya. Hasil belajar tersebut ditentukan oleh beberapa faktor, baik dalam dirinya maupun dari luar dirinya. Salah satu faktor dari dalam diri adalah motivasi . Motivasi berlaku untuk semua kegiatan dan semua bidang. Motivasi secara naluri terkandung pada setiap orang walaupun dengan derajat yang berbedabeda. Tinggi rendahnya kreativitas berbeda beda untuk setiap orang dan setiap bidang yang dihadapinya dan dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan iyang dimiliki.

Adapun ciri motivasi antara lain; mempunyai dorongan untuk melakukan sesuatu tindakan ,inisiatif, percaya pada diri sendiri, keinginan untuk mendapatkan pengalaman baru dan berani menanggung risiko. Motivasi dapat menyebabkan siswa mampu untuk melakukan halhal yang baru yang merupakan hasil dari pikiran, baik berupa ide, gagasan maupun diwujudkan dalam benda konkret. Keberhasilan dalam menciptakan halhal baru tersebut tidak terlepas dari sifat manusia yang ingin mengaktualisasi dirinya, sehingga akan menimbulkan kepuasan dan kepercayaan pada diri sendiri.

Matematika sebagai salah satu pelajaran di sekolah juga memerlukan motivasi dalam proses pembelajarannya, baik berupa dorongan dari dalam maupun dari luar diri siswa. Adanya motivasi dalam mempelajari metematika akan menimbulkan rasa ingin tahu dan pengalaman baru yang tidak akan terlupakan dalam suatu konsep matematika sehingga akan menghasilkan hasil belajar matematika yang tinggi. Berdasarkan uraian di muka maka diduga terdapat pengaruh positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar matematika.3. Pengaruh langsung perhatian orang tua terhadap motivasi belajar .

Belajar terjadi dalam interaksi dengan lingkungan, dalam bergaul dengan orang lain, dan dalam memegang benda. Namun tidak berarti berada ditengah lingkungan menkreativitas yang menjamin adanya proses belajar. Oleh karena itu orang tersebut harus aktif sendiri, melibatkan diri dengan segala pemikiran, kemauan dengan perasaannya, atau lebih jauh lagi dalam belajar diperlukan adanya motivasi. Dengan adanya motivasi maka terjadi interaksi aktif dengan lingkungan yang dalam hal ini ditekankan pada lingkungan sekolah yang dikaitkan dengan proses belajar.

Selain motivasi yang dimiliki oleh siswa, maka siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan diperlukan adanya perhatian dari orang tua. Tanpa adanya perhatian orang orang tua maka proses belajar yang terdapat pada diri siswa tidak akan maksimal, sehingga interaksi dengan lingkungan dalam proses belajar tidak berjalan dengan baik. Dengan demikian motivasi dan perhatian orang tua merupakan hal-hal yang saling mendukung guna tercapainya proses belajar yang kondusif dan prestasi yang tinggi .

Hasil dari proses belajar adalah prestasi belajar. Oleh karena itu apabila dalam proses belajar terjadi karena adanya motivasi dan perhatian orang tua yang baik , maka dengan sendiri akan mempengaruhi terhadap peningkatan prestasi belajar4. Pengaruh tidak langsung perhatian orang tua melalui motivasi belajar terhadap prestasi belajar

Seorang siswa ketika belajar tentu mempunyai dorongan untuk apa belajar, apa tujuan belajar, apa manfaat belajar, dan pertanyaan-pertanyaan yang lain , sehingga anak tersebut berusaha mencari jawab dari pertanyaan tersebut dengan belajar. Hal-hal yang mendorong anak untuk belajar bias berasal dari dalam diri anak tersebut maupun yang berasal dari luar diri anak. Salah satu pendorong siswa melakukan kegiatan belajar adalah perhatian orang tua yang bijak, bukan hanya memerintah saja tetapi bisa memberikan contoh yang baik kepada anaknya. Banyak orang tua tidak menyadari akan pentingnya member perhatian kepada anak-anaknya, sehingga anak merasa kurang mendapatkan perhatian di rumah, maka anak tersebut akan mencari perhatian di luar rumah, anak melakukan hal-hal yang melanggar aturan dan tata tertib, yang pada akhirnya dapat menurunkan prestasi belajarnya. Bagi orang tua yang mengerti akan kebutuhan anak, perhatian perlu diberikan agar lebih memotivasi belajar siswa dan akhirnya dapat mempengaruhi prestasi belajar, khususnya mata pelajaran Matematika.

Perhatian orang tua tidak cukup dengan melengkapi keperluan sarana dan prasarana belajar, melainkan kebutuhan perhatian, kepedulian dan rasa kasih saying serta pengayoman sehingga anak dapat belajar dengan tenang, penuh dengan semangat untuk belajar dengan sungguh-sungguh karena mendapat apresiasi dan pujian dari kedua orang tua, anak lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai prestasi belajar yang tinggi. Berdasarkan kepada uraian di atas, diperkirakan prestasi belajar siswa dapat ditentukan oleh perhatian orang tua dan motivasi yang akan dapat mendorong siswa dalam kegiatan proses belajarnya. Dengan demikian diduga terdapat pengaruh yang positif antara perhatian dan motivasi siswa secara bersama-sama dengan prestasi belajar matematika.D. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir serta dengan mempertimbangkan konsep-konsep pokok penelitian yang lain, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1.Terdapat pengaruh langsung perhatian orang tua terhadap prestasi belajar matematika.

2.Terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap prestasi belajar matematika

3.Terdapat pengaruh langsung perhatian orang tua terhadap motivasi belajar matematika

4.Terdapat pengaruh tidak langsung perhatian orang terhadap prestasi belajar matematika.melalui motivasi belajar .

12