bab ii pendidikan islam a. pengertian dan ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.bab...

37
BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan secara bahasa berasal dari kata dasar didik yang berarti memelihara dan memberi latihan mengenal akhlak dan kecerdasan pikiran. 1 Dari kata dasar didik yang mendapat awalan pe dan ahiran an yang berarti ajaran, tuntunan, pimpinan. 2 Berdasarkan pengertian pendidikan secara bahasa di atas, maka pendidikan berarti sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3 Pendidikan berarti upaya atau proses yang berorientasi pada transformasi nilai. 4 Bilamana kita menyimak apa yang dikemukakan Plato lewat perumpamaan tentang gua, maka sesungguhnya pendidikan itu adalah proses yang ditempuh seseorang yang keluar dari gua, sehingga ia 1 Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia ..., h. 157 2 Suryani, Hadits Tarbawi; Ananlisis Paedagogis Hadits-Hadits Nabi, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 136 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan NasionalPasal 1 ayat 1 4 Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam; Studi Kritis dan Refleksi Historis, (Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996), h. 28 25

Upload: lamliem

Post on 03-Mar-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

25

BAB II

PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan secara bahasa berasal dari kata dasar didik yang

berarti memelihara dan memberi latihan mengenal akhlak dan kecerdasan

pikiran.1 Dari kata dasar didik yang mendapat awalan pe dan ahiran an

yang berarti ajaran, tuntunan, pimpinan.2 Berdasarkan pengertian

pendidikan secara bahasa di atas, maka pendidikan berarti sebagai usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3

Pendidikan berarti upaya atau proses yang berorientasi pada

transformasi nilai.4 Bilamana kita menyimak apa yang dikemukakan Plato

lewat perumpamaan tentang gua, maka sesungguhnya pendidikan itu

adalah proses yang ditempuh seseorang yang keluar dari gua, sehingga ia

1 Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia ..., h. 157

2 Suryani, Hadits Tarbawi; Ananlisis Paedagogis Hadits-Hadits Nabi, (Yogyakarta:

Teras, 2012), h. 136

3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

NasionalPasal 1 ayat 1

4 Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam; Studi Kritis dan Refleksi Historis,

(Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996), h. 28

25

Page 2: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

26

mengetahui akan kebenaran, oleh karena diluar gua ia sanggup melihat

realitas yang sebenarnya. Jadi pendidikan itu sebenarnya merupakan suatu

tindakan pembebasan, dalam hal ini pembebasan dari belenggu

ketidaktahuan dan ketidakbenaran.5

Dari definisi pendidikan diatas, pendidikan secara umum

memiliki kata kunci tentang “proses dan manusia”. Hal ini

menggambarkan bahwa obyek sekaligus subjek pendidikan adalah

manusia itu sendiri. Ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh

Socrates (470-399 SM)6 ketika mendefinisikan hakikat manusia, yaitu ia

ingin tahu dan untuk itu harus ada orang yang membantunya yang

bertindak sebagai bidan yang membantu bayi keluar dari rahimnya.7

Pendidikan menurut tokoh pendidikan Nasional Indonesia, Ki

Hajar Dewantara, sebagaimana dikutip oleh Azyumardi Azra, pendidikan

pada umumnya daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan

batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras dengan alam dan

masyarakatnya.1

Pengertian yang diberikan oleh Ki Hajar Dewantara tentang

pendidikan mengandung makna yang komprehensip. Karena didalam

menjelaskan pengertian pendidikan, beberapa unsur yang ada pada

5 J.H. Raper, Filsafat Politik Plato, (Jakarta: Rajawali, 1988), h. 110

6Ia dihukum mati pada tahun 399 SM oleh pengadilan Athena dengan tuduhan

mempengaruhi anak muda dengan pikiran yang buruk. Ia mengajak para pemuda memikirkan apa-

apa yang diatas langit dan dibawah bumi.

7 Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami; Integrasi Jasmani, Rohani, dan Kalbu

Memanusiakan Manusia, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 9

1 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan

Milenium III, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), h. 5

Page 3: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

27

manusia telah tercover di dalamnya. Sehingga ketika akan berdiskusi

tentang ontologi pendidikan, manusia yang berdimensikan tiga unsur,2

selalu menjadi pusat kajiannya. Sedangkan Islam secara syar‟i, menurut

Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Jazaa adalah:

االنقياد هلل ولرسولو صلي اهلل عليو وسلم بالنطق باللسان والعمل بالجوارح

Ikatan kepada Allah dan Rasul-Nya dengan pikiran, ucapan, dan

perbuatan nyata.3

Jika pendidikan disandingkan dengan kata Islam, maka

pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan yang bersumber dari nilai-

nilai Islam. Namun, jika dilihat dari konsep dasar dan operasionalnya

serta praktik penyelenggaraannya, maka Pendidikan Islam pada dasarnya

mengandung tiga pengertian:pertama, Pendidikan Islam adalah

pendidikan menurut Islam atau Pendidikan Islami, yakni pendidikan yang

dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang

terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al-Qur‟an dan al-Sunnah.

Kedua, Pendidikan Islam adalah pendidikan ke-Islaman atau

pendidikan agama Islam, yakni upaya mendidikkan agama Islam atau

ajaran dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life dan sikap hidup

seseorang. Dalam pengertian kedua ini, Pendidikan Islam dapat

berwujud: 1) segenap kegiatan yang dilakukan seseorang atau suatu

2 Unsur al-baysar (fisologis), unsur an-naas (sosiologis), dan unsur al-insaan

(intelektual-spiritual)

3 Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Jazaa,Al-Qawaaniin Al-Fiqhiyyah, (Bairut:

Dar al-Fikr), h. 18

Page 4: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

28

lembaga untuk membantu seseorang atau kelompok peserta didik dalam

menanamkan dan menumbuhkembangkan ajaran Islam dan nilai-

nilainya. 2) segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua

orang atau lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan

tumbuhkembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau

beberapa pihak.

Ketiga, Pendidikan Islam adalah pendidikan dalam Islam, atau

proses dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan

berkembang dalam realitas sejarah umat Islam. Dalam pengertian ini,

Pendidikan Islam dalam realitas sejarahnya mengandung dua

kemungkinan, yaitu Pendidikan Islam tersebut benar-benar dekat dengan

idealitas Islam atau mungkin mengandung jarak atau kesenjangan dengan

idelaitas Islam.8

Hal ini sejalan dengan pengertian pendidikan Islam menurut

Zakiyah Daradjat, sebagaimana dikutip oleh Umiarso, adalah suatu usaha

untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat

memahami ajaran Islam secara menyeluruh.9

Beberapa definisi pendidikan Islam menurut para pakar

pendidikan yang lain, seperti menurut Ahmad. D. Marimba, sebagaimana

dikutip oleh Abd. Rahman, adalah bimbingan jasmani-rohani

8 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum ..., h. 6

9 Umiarso & Zamroni, Pendidikan Pembebasan dalam Perspektif Barat dan Timur,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 90

Page 5: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

29

berdasrakan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya

kepribadian utama menurut ukuran Islam.10

Demikian juga pendidikan Islam menurut Abdurahman

Nahlawi, sebagaimana dikutip oleh Nur Uhbiyanti, adalah pengaturan

pribadi dan masyarakat yang karenanya dapatlah memeluk Islam secara

logis dan sesuai secara keseluruhan, baik dalam kehidupan individu

maupun kolektif.11

Hasan Langgulung, sebagaimana dikutip oleh Muhaimin,

mendefinisikan pendidikan Islam dapat ditinjau dari tiga pendekatan,

pertama menganggap pendidikan sebagai pengembangan potensi. Kedua,

cenderung melihatnya sebagai pewarisan budaya. Ketiga, menganggap

sebagai interaksi antara potensi dan budaya.12

Berkaitan dengan budaya,

teori tentang budaya dapat disederhanakan menjadi dua kelompok besar,

yaitu organisasi makna dan system adaptasi.13

Pendidikan Islam merupakan suatu proses yang berlangsung

secara kontinue dan berkesinambungan. Berdasarkan hal ini, maka tugas

10

Abd. Rahman, Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islam; rekonstruksi pemikiran

dalam tinjauan filsafat pendidikan Islam, (Yogyakarta: UII Yogyakarta Press, 2001), h. 34

11 NurUhbiyati, IlmuPendidikan Islam, (Bandung: PustakaSetia, 1998), h. 9

12 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum ..., h. 67

13 Pertama, aliran teori yang memandang budaya sebagai suatu system atau organisasi

makna. Kedua, aliran teori yang memandang budaya sebagai system adaptasi suatu kelompok

masyarakat terhadap lingkungannya. Budaya ditempatkan sebagai keseluruhan cara hidup suatu

masyarakat yang diwariskan, dipelihara, dan dikembangkan secara turun menurun sesuai dengan

tuntunan lingkungan yang dihadapai. Lebih lengkap, baca karyaBurhanBungui, “Analisi Data

Penelitian Kualitatif Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model

Aplikasi”, (Jakarta: RajaGrafindoPesada, 2003), h. 7

Page 6: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

30

dan fungsi Pendidikan Islam yang perlu diemban adalah pendidikan

manusia seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat.14

Oleh karena itu, konsep Pendidikan Islam harus menawarkan

beberapa hal, antara lain:

1) Karena bersumber dari kebenaran ilahiah, maka ia menawarkan

kesempurnaan dan keutamaan hidup sekaligus terbebas dari

kekurangan.

2) Meliputi segenap aspek kehidupan manusia.

3) Berlaku universal, tidak terbatas hanya pada bangsa tertentu.

4) Berlaku sepanjang masa, tidak dibatasi oleh musim atau saat-saat

tertentu saja.

5) Sangat sesuai dengan fitrah kemanusiaan, bahkan menyiapkan

pengembangan naluri-naluri kemanusiaan hingga tercapainya

kebahagiaan yang hakiki.

6) Memberikan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan pada aspek

kemanusiaan.15

Ada perbedaan antara pendidikan Islam dan pendidikan agama

Islam. Pendidikan agama Islam dibakukan sebagai nama kegiatan

mendidikan agama Islam. Nama kegiatannya atau usaha-usaha dalam

mendidikan agama Islam disebut pendidikan agama Islam. Dalam hal ini,

pendidikan agama Islam sejajar atau sekategori dengan pendidikan

14

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Fisafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2005), h. 32

15Adi Sasono, Solusi Islam Atas Problematika Umat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998),

h. 88

Page 7: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

31

Matematika, Pendidikan olah raga dan sejumlah mata pelajaran lainnya.

Sedangkan Pendidikan Islam ialah pendidikan yang teori-teorinya disusun

berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits.16

Merujuk pengertian pendidikan Islam menurut beberapa ahli

pendidikan Islam di atas, pendidikan Islam merupakan proses edukasi

untuk manusia yang secara integral berorientasi pada ranah intelektual (al-

„Aql) yang akan mengasah kemampuan kognisi dalam menganalisis dan

berpikir manusia tentang dirinya dan alam, emosioanl (An-Nafs) yang akan

membentuk ranah afektif dalam sikap atau moral dan keterampilan atau

skill manusia dalam menjalani hidup bermasyarakat, dan spiritual (Ar-

Ruh) yang akan melandasi segala perbuatannya berdimensikan ketuhanan

yang bernfaskan Islam.

2. Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Dalam konstitusi negara Indonesia dikatakan bahwa,

pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta

akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur

dengan undang-undang.17

Untuk melaksanakan amanat ini, melalui proses yang panjang

akhirnya pada tanggal 11 Juni 2003 disahkan Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional dalam sidang paripurna DPR-RI, dan pada tanggal

16

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar,

Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), h. 6

17 Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 31 ayat 3

Page 8: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

32

18 Juli 2003 ditandatangani oleh Presiden, dengan nomor 20 tahun

2003.18

Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.19

Pendidikan Islam merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep

intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan

pengetahuan20

dan memiliki ciri yang berorientasi makro, berskala

universal, dan bersifat deduktif normatif.21

Sehingga ruang lingkup

pendidikan Islam sangat luas, tidak hanya menyangkut landasan ideal

dan dasar pendidikan Islam, melainkan secara operasional.

Ruang lingkup pendidikan di dalam pandangan Islam tidak

hanya terbatas pada pendidikan agama dan tidak pula terbatas pada

18

Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah, 2003, h. 25

19 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1

20 Moh. Haitami & Syamsul Kurniawan, Studi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2012), h. 16

21 S. Lestari & Ngatini, Pendidikan Islam Kontekstual, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2010), h. 2-16

Page 9: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

33

pendidikan duniawi saja, tetapi setiap individu dari umat Islam supaya

bekerja untuk agama dan dunia sekaligus.22

Menurut Deswati dan Linda Herdis, ruang lingkup pendidikan

Islam yaitu; segi sifat, corak kajian (histories dan filosofis) , dan segi

komponennya yang meliputi; tujuan, kurikulum, proses belajar-mengajar,

guru, murid, manajemen, lingkungan, sarana dan pra sarana, biaya dan

evaluasi.23

Adapun komponen tujuan pendidikan Islam secara teoritis

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu tujuan normatif, tujuan fungsional,

dan tujuan operasional.24

Menurut Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, ruang

lingkup ilmu pendidikan Islam adalah pengertian, sumber, dan dasar

pendidikan Islam, perpekstif Islam tentang ilmu, perpekstif Islam tentang

manusia, perpekstif Islam tentang tujuan pendidikan, perpekstif Islam

tentang pendidik dan peserta didik, perpekstif Islam tentang sarana dan

prasarana pendidikan, perpekstif Islam tentang kurikulum pendidikan,

perpekstif Islam tentang strategi, pendekatan, dan metode pendidikan,

perpekstif Islam tentang evaluasi pendidikan, dan perpekstif Islam

tentang lingkungan pendidikan.25

22

M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, terj. Bustami, judul asli

At-Tarbiyyah al-Islaamiyyah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 2

23 Deswati dan Linda Herdis, Ruang Lingkup Pendidikan Islam, www.infodiknas.com, 29

Juni 2012, diakses pada Jumat, 12 Desember 2014

24 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada

Media, 2006), h. 75-76

25 Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan,Studi Pendidikan ..., h. 17-18

Page 10: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

34

Dengan demikian, pendidikan Islam memiliki ruang lingkup

yang luas dan lintas dimensi, yaitu dimensi di dunia dan di akhirat,

urusan dunia sekaligus urusan akhirat. Oleh karena itu, ruang lingkup

pendidikan Islam yang mengandung aspek definisi, landasan dan sumber

pendidikan, tujuan pendidikan, hakikat manusia dan alam, serta

perangkat kasar seperti sarana dan prasarana penunjangnya, yang

keseluruhannya itu bersumber dari nilai-nilai Islam yang universal.

B. Landasan Pendidikan Islam

Dalam merumuskan landasan pendidikan Islam, ada dua landasan

pendidikan Islam yaitu landasan ideal dan landasan operasional. Landasan

ideal berkaitan dengan data autentik sumber pendidikan Islam, sedangkan

landasan operasional pendidikan Islam berkaitan dengan perangkat

Pendidikan Islam.

1. Landasan Ideal

Landasan ideal pendidikan Islam menurut Zubaedi terdiri dari

landasan al-Qur‟an, sunnah, kata-kata sahabat (mazhab sahabi),

kemaslahatan masyarakat (masalihul mursalah), nilai-nilai dan adat

istiadat masyarakat („urf), dan hasil pemikiran muslim (ijtihad).26

a. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an yang merupakan kitab suci umat Islam, diyakini

memiliki seperangkat aturan yang mengatur dan menuntun manusia

26

Zubaedi, Isu-Isu Baru Dalam Diskursus Filsafat Pendidikan Islam Dan Kapita Selekta

Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 17-23

Page 11: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

35

di segala aspek kehidupannya, salah satunya adalah persoalan

pendidikan. Sebagai kitab suci yang dipercaya memiliki nilai-nilai

absolut, konsep pendidikan yang ideal harus dikembalikan kepada

sumber kebenaran sebagai landasan ideal pendidikan. Al-Qur‟an

sebagai landasan pendidikan seperti termaktub di dalam firman-Nya,

اَالْلقُقرْلاٰانُق ىُق ًد لِللنَّنااِل وَابَبَايَب نٰا ٍت ِل َا الْل ُق ٰا وَاالْل ُقرْل َاانِل

“Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-

penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan

yang bathil).” QS. Al-Baqarah: [2] 185

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu

berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika

kamu mamang benar orang-orang yang benar!"QS. Al-Baqarah [2] :

31.

Fungsi al-Qur‟an menurut Abuddin Nata, sebagai sumber

atau landasan pendidikan Islam, pertama karena al-Qur‟an

memperkenalkan dirinya sebagai kitab pendidikan. Al-Qur‟an secara

bahasa saja berarti bacaan atau membaca. Kedua, dari segi surat

yang pertama kali turun berisi perintah membaca. Ketiga, al-Qur‟an

menyebut dirinya sebagai kitab petunjuk yang tidak memiliki

keraguan padanya. Keempat, dari segi kandungannya al-Qur‟an

Page 12: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

36

isyarat tentang aspek pendidikan, dan kelima dari segi sumbernya

dari Allah swt.27

b. Sunnah

Nabi saw diutus oleh Allah dalam kapasitasnya sebagai

manusia untuk menjadi sumber inspirasi, pendidik dan teladan.28

Sunah atau hadits diyakini dan disepakati sebagai sumber hukum

Islam merupakann satu-satunya sumber referensi penjelas al-Qur‟an.

Ia merupakan kumpulan interpretasi al-Quran sekaligus diri Nabi saw

bukanlah teks yang hidup tanpa adanya pemahaman.

Sunah sebagai landasan pendidikan Islam, sebagaimana

firman-Nya dalam QS. Al-Israa‟ [17] : 94 dan hadits shahih Imam

Bukhari

“Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman

tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka:

adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasul?” QS. Al-

Israa‟ [17] : 94

27

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),

h. 76-77

28 “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah.” QS. Al-Ahzab [33] : 21

Page 13: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

37

بّلغوا عّني ولو اية وحّ ثوا ع بني اسراءيل وال حرج و كّذب علّي تعّم ا رواىاحم والبخاريوالتر ذي. فليتبّوء قع ه الّنار

“Sampaikanlah dariku walupun satu ayat. Dan ceritakanlah tentang

Bani Israil dan tidak ada dosa. Barang siapa yang berdusta atas

nama aku, maka ia berhak menduduki api neraka.” HR. Ahmad,

Bukhari, dan Turmudzi.29

Sunah secara bahasa adalah: jalan yang baik atau buruk, dan

secara istilah, sunah adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada

Nabi saw, sahabat atau tabi‟in baik sebagian maupun secara

keseluruhan. Sedangkan definisi sunah menurut istilah adalah.

عن فق اء أن السنة ىي الطريقة المسلوكة في ال ي غير افتراض كل ا أثر ع الرسول ول أو فعل أو تقرير أو : عن المح ثي . وال وجوب

: وعن األصوليي . ص ة أو خلقية أو سيرة سواء كان ذلك بل البعثة أو بع ىاالسنة ىي كل ا ص ر ع النبي غير القرآن الكريم ول أو فعل أو تقرير

. ما يصلح أن يكون دليال لحكم شرعي

“Ahli fiqih mengatakan, sunah adalah jalan menuju jalannya agama bukan

dari. Menurut ahli hadits sunah adalah segala sesuatu yang datang dari

Nabi saw baik perkataannya, perbuatannya, takrirnya, sifat-sifatnya, dan

terkait keadaan fisiknya, dan sejarah hidupnya baik sebelum diutus

maupun setelah diutus menjadi nabi. beberapa kefardluan dan kewajiban.

Sedangkan menurut ahli ushul, sunah adalah Segala sesuatu yang muncul

dari Nabi saw selain Al-Qur‟an, yang berupa perkataan, perbuatan,

maupun takrirnya sebagai landasan hukum syari‟at.” 30

29

Jalaluddin „Abdu al-Rahmān bin Abi Bakr al-Suyûṭi, al-Jāami‟u al-Ṣoghir, Juz I, h. 14

30 Yuyun Afandi, al-Lughoh al-„Arabiyah; Mudzakaroh, (Semarang: Rafi Sarana Perkasa,

2013), h. 71-72

Page 14: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

38

Sunah dalam arti syar‟i ialah apa yang bersumber dari

Rasul. Perkataan, atau perbuatan, atau ketetapannya. Sunah terbagi

menjadi tiga: sunah qauliyah yaitu hadits-hadits yang diucapkan Nabi

saw, sunah fi‟liyah yaitu perbuatan-perbuatan Nabi saw, sunah

takririah yaitu apa yang ditetapkan oleh Rasul.31

c. Masālihu al-Mursalah

Masālihu al-Mursalah secara bahasa berarti mencapai

kemaslahatan. Dalam istilah usul, yaitu kemaslahatan yang tidak

disyariatkan oleh syar‟ hukum untuk ditetapkan. Dinamakan muthlak

karena tidak dikaitkan dengan dalil yang menerangkan atau dalil yang

membatalkannya.32

Ketentuan yang dicetuskan berdasarkan masālil al-

mursalah paling tidak memiliki tiga kriteria: pertama, apa yang

dicetuskan benar-benar membawa kemaslahatan dan menolak

kerusakan setelah melalui tahapan observasi dan analsisi, misalnya

pembuatan tanda tamat belajar yang berupa ijazah dengan foto

pemiliknya.

Kedua, kemaslahatan yang diambil merupakan

kemaslahatan yang bersifat universal, mencakup seluruh lapisan

masyarakat tanpa adanya diskriminasi, misalnya pembuatan Undang-

undang Sisdiknas. Ketiga, keputusan yang diambil tidak bertentangan

31

Syekh Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Usul Fikih, terj. Halimuddin, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1999), h. 37

32 Syekh Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Usul Fikih ..., h. 98

Page 15: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

39

dengan nilai-nilai dasar al-Qur‟an dan as-Sunnah, misalnya

perumusan tujuan pendidikan.33

d. Madzhab sahabi

Yang dimaksud dengan madzhab sahabi adalah pendapat

para sahabat Rasul. Adapun yang dimaksud dengan pendapat sahabat

adalah pendapat sahabat tentang suatu kasus yang dinukil oleh para

ulama, baik berupa fatwa maupun ketetapan hukum, sedangkan ayat

ataupun hadits tidak menjelaskan kasus tersebut.34

Upaya para sahabat Nabi saw dalam pendidikan Islam

sangat menentukan bagi perkembangan pemikiran pendidikan Islam

dewasa ini. Upaya yang dilakukan Abu Bakar al-Shiddiiq ra,

misalnya, mengumpulkan mushkhaf yang kemudian dijadikan

sumber dan landasan pendidikan Islam.35

Dalam implementasi

pendidikan, mengkodefikasi ilmu-ilmu umum yang secara detail

tidak ditemukan di dalam sumber hukum Islam, merupakan hal yang

dapat membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran.

e. „Urf

„Urf berasal dari kata dasar „arafa yang berarti mengetahui,

mengenal, dan mengakui36

sesuatu yang dianggap masyarakat

sebagai hal yang dikenal baik. „Urf itu ada dua, „urf yang sahih yaitu

33

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam ..., h. 41

34 Nasrun Haroen, Ushul Fiqh, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 155

35 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam ..., h. 40

36 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab – Indonesia Al-

„Ashr, (Pondok Pesantren Krapyak: Multikarya Grafika, 1996), h. 1283

Page 16: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

40

apa yang diketahui orang tidak menyalahi dalil syair‟at. „Urf fasad

apa yang saling dikenal orang tapi berlainan dengan syari‟at.37

Menurut Masifuk Zuhdi, sebagaimana dikutip oleh Abdul

Mujib dan Jusuf Mudzakkir, kesepakatan bersama dalam tradisi dapat

dijadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan Islam. Penerimaan

tradisi ini memiliki syarat: tidak bertentangan dengan nash, tradisi

yang berlaku tidak bertentangan dengan akal sehat dan tabiat yang

sejahtera, dan tidak mengakibatkan kemunduran, dan kerusakan.38

Dalam konteks „urf sebagai landasan ideal pendidikan

Islam, misalnya tradisi menggunakan seragam bagi guru dan peserta

didik. Dalam Islam tidak ada ketentuan yang mengatur bahwa

pendidik maupun peserta didik harus mengenakan busana dengan

warna dan bahan tertentu. Prinsip busana dalam Islam hanya menutup

aurat. Jadi, tradisi seragam bagi pendidik dan peserta didik yang

bermacam-macam corak dan motifnya merupakan tradisi dalam

institusi pendidikan yang tidak bertentangan dengan Islam.

f. Ijtihad

Ijtihad berasal dari fi‟il madli, ijtahada yajtahidu yang

dibentuk dari kata dasar jahada yang berarti berusaha dengan

sungguh-sungguh, dan membebani diluar batas kemampuannya.39

Orang yang dianggap mempunyai kesanggupan berijtihad disebut

37

Syekh Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Usul Fikih ..., h. 104

38 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam ..., h. 42

39 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer ..., h. 704

Page 17: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

41

mujtahid. Orang yang dianggap kompeten melakukann ijtihad harus

mempunyai empat rupa pengetahuan yang lengkap: ilmu yang

memungkinkannya mengetahui segala rupa dalil aqli maupun dalil

naqli, mengetahui bahasa Arab dan kaidah-kaidahnya, mengetahui

nasikh mansukh, dan mengetahui ilmu riwayat hadits.40

Ijtihad menjadi penting dalam pendidikan Islam ketika

suasana pendidikan mengalami status quo, jumud, dan stagnan.

Tujuan dilakukan ijtihad dalam pendidikan adalah untuk dinamisasi,

inovasi, dan modernisasi pendidikan agar diperoleh masa depan

pendidikan yang berkualitas.41

Contoh dalam konteks ijtihad sebagai landasan ideal

pendidikan Islam adalah mengembangkan pembaharuan dalam

bidang fiqih muamalah. Zakat profesi adalah salah satu hasil ijtihad

dalam mengembangkan perintah zakat bagi orang muslim yang

berpenghasilan melebihi nisob emas dengan prosesntasi zakatnya

2,5%. Demikian juga masalah air sungai yang dalam fiqih ibadah

dianggap sebagai air mutlak yang suci menyucikan. Krisis ekologi

yang beruapa pencemaran air sungai hasil dari aktifitas industri dan

rumahh tangga, tidakk bisa dimaknai seabai air yang suci

menyucikan.

40

Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam, (Semarang:

Pustka Rizki Putra), h. 127-128

41 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam ..., h. 43

Page 18: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

42

2. Landasan Operasional

Landasan operasional pendidikan Islam menurut Hasan

Langgulung, sebagaimana dikutip oleh Ramayulis, meliputi:

a. Dasar historis, dasar yang memberikan persiapan kepada pendidik

dengan hasil-hasil pengalaman masa lalu, berupa undang-undang

dan peraturan-peraturan maupun berupa tradisi dan ketetapan.

b. Dasar sosiologi, dasar berupa kerangka budaya dimana pendidikan

itu bertolak dan bergerak, seperti memindahkan budaya, memilih

dan mengembangkannya.

c. Dasar ekonomis, dasar yang memberi perspektif tentang potensi-

potensi manusia, keuangan, materi, persiapan yang mengatur sumber

keuangan dan bertanggung jawab terhadap anggaran pembelanjaan.

d. Dasar politik dan administrasif, dasar yang memberi bingkai ideologi

(akidah) dasar yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk

mencapai tujuan yang dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat.

e. Dasar psikologis, dasar yang memberi informasi tentang watak

peserta didik, pendidik, metode yang terbaik dalam praktek,

pengukuran dan penilaian bimbingan dan penyuluhan.

f. Dasar filosofis, dasar yang memberi kemampuan memilih yang

terbaik, memberi arah suatu sistem yang mengontrol dan memberi

arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya.42

42

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 62

Page 19: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

43

Menurut Abdul Mujib sebagai mana dikutip oleh Abuddin Nata,

landasan pendidikan Islam tersebut diatas paling tidak memiliki tiga fungsi

yang sangat penting dan strategis:

a. Mengarahkan tujuan pendidikan Islam yang ingin dicapai

b. Membingkai seluruh kurikulum yang dilakukan dalam proses belajar

mengajar, yang di dalamnya termasuk materi, metode, media, sarana, dan

evaluasi.

c. Menjadi standar dan tolak ukur dalam evaluasi, apakah kegiatan

pendidikan telah mencapai dan sesuai dengan apa yang diharapkan atau

belum.43

Kesimpulan dari beberapa pendapat diatas tentang landasan

pendidikan Islam, berpijak pada landasan al-Qur‟an dan as-Sunnah,

pemikiran Islam, sejarah Islam dan realitas kehidupan. Oleh karena itu, dasar

pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang dijadikan untuk

merealisasikan dasar ideal atau sumber pendidikan Islam.44

C. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Islam menurut Athiyah al-Abrasyi, sebagaimana

dikutip oleh Samsul Nizar, adalah membentuk akhlak mulia, mempersiapkan

kehidupan dunia dan akhirat, persiapan untuk mencari rizki dan memlihara

segi kemanfaatannya, menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan peserta

43

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam ..., h. 74-75

44 Abdul Mujibdan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam ..., h. 44

Page 20: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

44

didik, dan mempersiapkan tenaga profesional yang terampil.45

Sedangkan

menurut Ahmad Arifi, pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk

kepribadian muslim yang berkarakter islami yang diimplementasikan dalam

perilaku sosial sebagaimana misi diutusnya Nabi Muhammad saw.46

Beberapa pemikir Islam memberikan gambaran tujuan pendidikan

Islam dengan beragam. Misalkan, Ichwanus Sofa seorang ulama bermadzhab

filsafat menekankan pada kepribadian seorang muslim, Al-Ghazali dan Abu

Hasan al-Qabisi seorang ulama bermadzhab ahlu sunnah wal jama‟ah sama-

sama menekankan pada pencapaian makrifat dalam agama, sedangkan Ibnu

Maskawaih seoarang pakar hadits dan fiqih merumuskan tujuan pendidikan

dengan melakukan pencapaian kebaikan, kebenaran, dan keindahan.47

Sedangkan menurut rumusan Konferensi Pendidikan Islam sedunia

yang ke-2 pada tahun 1980 di Islamabad, sebagaimana dikutip oleh Abuddin

Nata, tujuan pendidikan Islam adalah ditujukan untuk mencapai

keseimbangan pertumbuhan personalitas manusia secara menyeluruh, dengan

cara melatih jiwa, akal, perasaan, dan fisik manusia. Dengan demkian

pendidikan diarahkan untuk mengembangkan manusia pada seluruh

aspeknya: spiritual, intelektual, daya imaginasi, fisik, keilmuan dan bahasa,

baik secara individual maupun kelompok, serta mendorong seluruh aspek

tersebut untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan ahir pendidikan

45

Sasmsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis, Teorits dan Praktis,

(Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 37

46 ”Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak“انما بعثت التمم مكارم االخالق

HR. Ahmad

47 Ahmad Arifin, Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 226

Page 21: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

45

diarahkan pada upaya merealisasikan pengabdian manusia kepada Allah, baik

pada tingkat individual, mauun masyarakat dan kemanusiaan secara luas.48

Dari beberapa rumusan yang dikemukakan oleh beberapa pakar

pendidikan Islam diatas, dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan Islam

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan dimuka bumi dengan

sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas memakmurkan dan mengolah

bumisesuai dengan aturan-aturan dan kehendak Tuhan.

b. Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di

muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Tuhan Allah

swt, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.

c. Mengarahkan manusia agar berakhal mulia, sehingga ia tidak

menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.

d. Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia

memiliki ilmu, akhlak dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan

untuk mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.

e. Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat.49

Merumuskan tujuan pendidikan Islam merupakan syarat mutlak

dalam mendefinisikan pendidikan itu sendiri yang paling tidak didasarkan

atas konsep dasar mengenai manusia, alam, dan ilmu serta pertimbangan

48

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam ..., h. 30-31

49 Ahmad Arifi, Politik Pendidikan Islam; Menelusuri Ideologi dan Aktualisasi

Pendidikan Islam di Tengah Arus Globalisasi, (Yogyakarta: Teras, 2010), h. 40-41

Page 22: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

46

prinsiprinsipnya. Karena itu menurut para ahli pendidikan, tujuan pendidikan

hakikatnya merupakan rumusan-rumusan dari berbagai harapan ataupun

keinginan manusia.50

Dalam hal konsep dan rumusan tentang tujuan pendidikan Islam,

para pakar pendidikan Islam telah banyak mengemukakannya. Namun, tujuan

pendidikan Islam tetap harus dikembalikan pada hakekat manusia. Dimana

tujuan diciptakannya manusia adalah untuk menjadi pengabdinya Allah

(„Abdu allah)51

yang termanifestasikan dalam pengabdiannya kepada manusia

dan alam (Ḥalifah allah).52

Dalam al-Qur‟an banyak ditemukan gambaran yang membicarakan

tentang manusia dan makna filosofis dari penciptaanya. Manusia merupakan

makhluk-Nya paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan yang dilengkapai

dengan akal. Dalam hal ini Ibn „Arabi misalnya melukiskan hakikat manusia

dengan mengatakan bahwa, “tak ada makhluk Allah yang lebih bagus dari

pada manusia, yang memiliki daya hidup, mengetahui, berkehendak,

berbicara, melihat, mendengar, berpikir, dan memutuskan.”53

Konsepsi tentang manusia dalam pandangan Ikhwan al-Shafa

mempunyai “dualistik”, yakni tersusun dari unsur fisik-biologis dan unsur

50

Istighfarotun Rahmaniyah, Pendidikan Etika, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), h. 55

51 “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”

QS. Adz-Dzāriyāt [51] : 56

52 Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak

menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak

menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan

menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."QS.

Al-Baqarah [2] : 30

53 SamsulNizar, FilsafatPendidikan Islam ..., h. 1

Page 23: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

47

jiwa-rohaniah.54

Oleh karena keduanya memiliki dimensi yang berbeda, maka

hakikat pendidikan harus bisa menyuplai perbedaan dan kesamaan kedua

unsur tersebut secara integratif.

Tujuan Pendidikan Islam mencakup dua dimensi, dimensi

keakhiratan dan keduniawian. Tujuan ini sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan NasionalPasal 1 ayat 3menyebutkan, pendidikan

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. 55

Jika merujuk tujuan pendidikan yang termaktub di dalam Undang-

undang di atas, maka tujuan pendidikan memiliki dua dimensi. Menjadikan

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

merupakan tujuan pendidikan yang berdimensi keakhiratan. Sedangkan

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab merupakan tujuan pendidikan yang berdimensi

keduniawian. Jadi, tujuan Pendidikan Islam memiliki dua tujuan sekaligus

54

Muhammad Jawwad Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam; Perspektif

Sosiologis-Filosofis, judul asli, al-Fikr al-Tarbawiyy al-Islamiyyu Muqaddimat fi Ushulih al-

Ijtima „iyyati wa al-„Aqliyyat, terj. Mahmud Arif, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002), h.

153

55 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 3

Page 24: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

48

secara integral, yaitu tujuan yang bersifat ideal (keakhiratan) dan tujuan yang

bersifat praktis (keduniawian).56

Tujuan pendidikan Islam menurut Moh. Haitami Salim dan Syamsul

Kurniawan, adalah pendidik jasmani (al-Tarbiyyah al-Jismiyah), pendidikan akal

(al-Tarbiyyah al-„Aqliyah) dan pendidikan akhlak (al-Tarbiyyah al-Khuluqiyah).57

Tujuan tersebut sepertinya merujuk pada hakikat manusia yang mengatakan manusia

tersusun dari unsur jasmani, rohani dan akal. Sedangkan menurut Ali al-Jumbulati

dan Abdul Futuh at-Tuwaanisi, tujuan Pendidikan Islam secara prinsip dan

teoritis ada dua, yaitu tujuan keagamaan (ideal) dan tujuan keduniaan

(pragmatis).58

1. Tujuan Keagamaan

Dimensi ini mengandung nilai yang mendorong manusia

berusaha keras untuk meraih kehidupan di akhirat yang membahagiakan.

dimensi ni menuntut manusia untuk tidak terbelenggu oleh rantai duniawi

atau materi.59

Tujuan keagamaan yang dimaksud adalah bahwa agama

menjadi landasan gerak dan berpijak. Segala aktifitas yang dilakukan

setiap pribadi muslim harus berangkat atas petunjuk nilai-nilai yang

dikembangkan dari ajaran-ajaran Islam yang shahih.

Tujuan Pendidikan Islam yang bersifat keagamaan ini tidak

berhenti pada aspek duniawi yang kemanfaatannya hanya sebatas

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di"ربنا اتنا في ال نيا حسنة وفي االخرة حسنة و نا عذاب النار 56

dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". QS. Al-Baqarah [2] : 201

57 Moh. Haitami & Syamsul Kurniawan, Studi Pendidikan Islam ..., h. 117-119

58 Ali al-Jumbulati dan Abdul Futuh at-Tuwaanisi, Perbandingan Pendidikan Islam, terj.

M. Arifin, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 37

59 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 120

Page 25: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

49

kebendaan atau materi saja, melainkan secara paralel menyambung

menuju akhirat. Oleh karena itu, tujuan Pendidikan Islam berpijak pada

keikhlasan dan kemurnian tauhid.

“Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang

telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah

menurunkan) kebaikan." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini

mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat

adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang

bertakwa.” QS. An-Nahl [16] : 30

2. Tujuan Keduniaan

Tujuan ini lebih mengutamakan pada upaya untuk

mewujudkan kehidupan sejahtera di dunia dan kemanfaatannya. Tujuan

pendidikan jinis ini sejalan dengan filsafat aliran pragmatis yang

menyatakan tujuan pendidikan hanya menitik beratkan pada suatu

kemanfaatan hidup manusia di dunia dimana ukurannya sangat relatif.

Nilai-nilai kehidupan didasarkan atas kecenderungan hidup sosial budaya

yang berbeda-beda menurut temat dan waktunya.60

Tujuan ini seperti yang dinyatakan dalam tujuan pendidikan

modern saat ini yang diarahkan kepada pekerjaan yang berguna

60

Ahmad Arifin Ilmu Pendidikan Islam ..., h. 228

Page 26: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

50

(pragmatis), atau untuk mempersiapkan anak menghadapi kehidupan

masa depan. Allah sendiri menyuruh manusia untuk mencari dunia

setelah menunaikan urusan akhirat.

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka

bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak

supaya kamu beruntung.” QS. Al-Jumu‟ah [62] : 10

D. Problem Implementasi Pendidikan Islam

Salah satu problem pendidikan Islam yang selalu aktual menurut A.

Syafii Maarif, adalah adanya dikotomi dalam sistem pendidikan Islam.

Problem ini dianggap aktual karena masih sering dipersoalkan oleh para

pakar pendidikan Islam.61

Adanya perbedaan sistem pendidikan yang

memayungi institusi pendidikan umum dengan pendidikan agama, telah

berdampak pada pemisahan keilmuan (dikotomi) sekaligus parsialnya

kurikulum pendidikan Islam.62

Lembaga pendidikan Islam yang dinaungi oleh Kementerian Agama

dan disatu sisi lembaga pendidikan umum dibawah naungan Kementerian

61

A. Syafii Maarif, Pendidikan Islam di Indonesia Antara Cita dan Fakta, (Yogyakarta:

Tiara Wacana Yogya, 1991), h. 3

62 Tantangan pendidikan Islam juga bisa datang dari dalam dan luar. Tantangan

pendidikan Islam yang datangnya dari luar disebut tantangan globalisasi, sedangkan tantangan

yang datangnya dari dalam diakibatkan dari otonomi pendidikan. Lebih lengkapnya, di bukunya

Bashori Muchsin dan Abdul Wahid, Pendidikan Islam Kontemporer, (Bandung: Refika Aditama,

2009), h. 55-56

Page 27: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

51

Pendidikan dan Budaya, ahirnya kurikulum pendidikan Islam tidak bisa

optimal di dua lembaga pendidikan tersebut. Keilmuan yang idealnya

terintegrasi-interkoneksi ahirnya menjadi problem dasar di dunia pendidikan

Islam.

Kebijakan ini memang sangat terkait dengan kebijakan politik balas

budi, ahirnya dunia pendidikan Islam tidak bisa berkembang maju sesuai

dengan tujuan idealnya. Dengan meminjam istilahnya Fachry Ali, “berpolitik

atas nama tuhan” tidak bisa dilepaskan dari kepentingan-kepentingan

ideology sebuah kelompok yang dibalut atas nama agama.63

Peran pendidikan

Islam mestinya tidak diinterfensi oleh kepentingan-kepentingan paham

sebuah golongan, ormas dan partai politik apapun.

Dari problem pendidikan Islam yang disampaikan oleh A. Syafii

Maarif, setidaknya ada dua problem dasar pendidikan Islam.

Pertama,sekulerisasi pendidikan, yaitu upaya mendikotomikan ilmu

pengetahuan dengan agama. Kedua, parsialisasi pemahaman agama, yang

akan melahirkan klaim-klaim kebenaran dan mengkultuskan “sempalan

pemahaman agama”.

1. Sekulerisasi Pendidikan

Salah satu problem pendidikan hari ini adalah dikotomi ilmu,

ilmu agama pada satu sisi, dan ilmu sekuler pada sisi yang lain. Oleh

karena itu Fazlur Rahman berusaha mengintegrasikan kedua sistem

63

Fachry Ali, Golongan Agama dan Etika Kekuasaan; Keharusan Demokrasi dan Islam

Indonesia, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), h. 7

Page 28: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

52

pendidikan itu.64

Pendidiakan yang mempunyai andil besar dalam

perubahan diri manusia dan peradaban ini justru menjadi objek

sekulerisasi.

Sekulerisasi adalah proses penduniawian. Dalam proses itu terjadi

pemberian perhatian yang lebih besar dari sebelumnya kepada kehidupan

duniawi ini. Sekulerisme adalah suatu paham, yaitu paham keduniawian.

Ia membentuk filsafat tersendiri dan pandangan dunia baru yang berbeda,

atau bertentangan dengan hampir seluruh agama di dunia ini.65

Jika ditelusuri, latarbelakang munculnya sekulerisme,

sesungguhnya sekulerisme tidak memiliki akar sejarah dalam agama

Islam. Sekulerisme justru dilahirkann oleh cendikiawan Kristen yang

jenuh dengan dogma-dogma agamanya yang tidak rasional. Mereka ramai-

ramai meninggalkan agamanya dan bersama-sama mereka mengkaji Islam.

Ketika 7 abad peradaban Islam memimpin dunia, orang-orang

Eropa Barat berbondong-bondong menimba ilmu pengetahuan di Baghdad

dan Kordoba. Peristiwa perdebatan dan intimidasi oleh otoritas gereja

terhadap para sarjanah Eropa, menjadikan ilmuan muali melawan dan

menghantam dogma-dogma gereja yang tidak sejalan dengan ilmu

pengetahuan. Dalam perkembangannya, otoritas gereja ahirnya jatuh

tersungkur dan ditinggalkan karena diklaim menjadi batu sandungan

64

Sutrisno, Pendidikan Islam yang Menghidupkan ..., h. 2

65 Nurcholish Majdid, Islam, Kemodernan, Keindonesiaan, (Bandung: Mizan, 2008), h.

244

Page 29: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

53

peradaban di Eropa. Maka lahirlah paham sekulerisme yang memisahkan

urusan gereja dengan urusan science di Eropa Barat pada abad 16 M.

Sejak itu, Eropa mulai membedakan sekaligus memisahkan

urusan agamanya dengan urusan ekonomi, politik, budaya dan lain

sebagainya. Urusan akhirat (doktrin Injil) ditempatkan dalam pojok

kehidupan privasi seseorang, sementara urusan dunia (segala aspek

kehidupan) diletakan diatas segala-galanya.

Di tengah kemajuan Eropa Barat yang semakin pesat dan

kemunduran umat Islam yang semakin parah, Barat tidak segan-segan

untuk mengkampanyekan bahwa kemajuan mereka tidak lain karena

mereka sukses dalam menjadikan Agama sebagai urusan pribadi antara

manusia dengan Tuhannya dan tidak ada sangkut pautnya dengan dengan

kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Karena itu bangsa manapun

kalau ingin maju harus melakukan hal yang sama. Kampanye ini diterima

oleh sebagian umat Islam khususnya setelah runtuhnya dinasti Ottoman

dan digantikan dengan negara sekuler pimpinan Kamal Ataturk.

Menurut Amin Rais, ada tiga komponen sekulerisme. Pertama

disenchantment of nature, yakni pembebasan alam dari nilai-nilai agama

agar masyarakat dapat dengan bebas melakukan perubahan dan

pembangunan. Kedua, desakralisasi, yakni penghapusan legitimasi sakral

atas otoritas dan kekuasaan. Hal ini merupakan syarat untuk

mempermudah berlangsungnya berubahan sosial dan politik dalam proses

Page 30: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

54

sejarah. Dan ketiga adalah dekonsentrasi nilai-nilai, yakni merelativisasi

setiap nilai-niali agama.66

Secara umum, dikhotomi pendidikan Islam disebebkan oleh

faktor-faktor berikut: stagnasi pemikiran Islam, penjajahan Barat atas

dunia muslim, dan modernisasi atas dunia muslim.67

Stagnasi pemikiran

Islam dimulai sejak munculnya isu pintu ijtihad telah tertutup, sehingga

keberanian untuk menggali ilmu pengetahuan menjadi statis. Westernisasi

ideologi Barata akibat proses modernisasi atas dunia Timur dan Islam,

diyakini telah banyak mempengaruhi pemikiran cendikiawan muslim

dalam mendikotomikan ilmu.

2. Parsialisasi Pemahaman Agama

Agama dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai ajaran,

system yang mengatur tata cara keimanan (kepercayaan) dan peribadatan

kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan

dengan pergaulan manusia dan manusia dengan lingkungannya.68

Agama menurut para ahli adalah berasal dari bahasa Sansekerta,

yaitu dari kata “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau.69

Jadi

agama adalah institusi yang mengatur seperangkat aturan yang sistematis,

termasuk didalamnya mengatur tentang aspek kehidupan, disamping

mengatur tata cara beribadah.

66

M. Amin Rais, Tauhid Sosial ..., h. 79

67 Ikhrom, Paradigma Pendidikan Islam; Dikhotomi Pendidikan Islam, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2001), h. 83-85

68 QonitaAlya, KamusBahasa Indonesia ..., h. 6

69 Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam ..., h. 28

Page 31: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

55

Dien, berasal dari bahasa Arab. Dr. Faisal Ismail, MA mengutip

pendapat H. Moenawar Chalil, dȋn merupakan mashdar (kata benda) dari

kata kerja dāna yadȋnu; menurut bahasa kata dien mempunyaiarti 1). Cara

atau adat kebiasaan; 2). Peraturan; 3). Undang-undang; 4). Taat atau patuh;

5). Menunggalkan ketuhanan; 6). Pembalasan; 7). Perhitungan; 8). Hari

qiamat; 9). Nasehat; 10). Agama.70

Senada dengan A.W. Munawwir dalam kamus Al-Munawwir, al-

Dȋn jamaknya adyān yang berarti: agama, kepercayaan, tauhid, ibadah,

kesalehan.71

Bahkan selain agama, ada istilah millah.72

Hanya saja

millahlebih cenderung berarti “mendikte”. Sedangkan religi berasal dari

bahasa Inggris kata religion yang berarti kepercayaan atau agama.73

Agama secara terminology, suatu cara kehidupan social manusia

yang universal dalam arti bahwa semua masyarakat mempunyai cara-cara

berpikir dan pola-pola perilaku yang memenuhi syarat untuk beragama.74

Dengan demikian, secara otomatis agama mendorong para penganutnya

70

Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam ..., h. 29

71 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir, (Pustaka Progressif: Surabaya, 1997), h.

437

72“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu

mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang

benar)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang

kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” QS. Al-Baqarah [2] :

120

73 Mangunsuwito, Kamus Saku Ilmiah Populer, (Jakarta: Widyatamma Pressindo, 2011),

h. 401

74 Jurnal Religio, Vol. 01. No. 01, Maret 2011, Fak. Ishuluddin IAIN Sunan Ampel, h. 77

Page 32: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

56

untuk mempraktekkan ajarannya karena agama dengan doktrin dan

ajarannya memberikan gambaran ideal.75

Secara garis besar, teori tentang bentuk agama tertua dapat dibagi

atas dua.Pertama, berpendapat bahwa agama tertua berbentuk paling

sederhana, seperti dinamisme, animisme, totemisme (yakni kepercayaan;

bahwa sukunya keturunan dewa yang berwujud binatang atau tumbuh-

tumbuhan)76

kemudian politeisme, dan terahir monoteisme yang

merupakan bentuk paling sempurna. Menurut teori ini, agama adalah hasil

pemikiran manusia, bukan dari Tuhan. Teori ini dianut oleh para sarjana

sekuler yang dipengaruhi oleh teori evolusi.

Teori yang lain mengatakan bahwa bentuk agama asli dan tertua

adalah monoteisme, yang berasal dari wahyu Tuhan. Sejak zaman Nabi

Adam as, manusia telah menganut monoteisme. Dinamisme, animisme,

totemisme, politeisme, dan bentuk lainnya adalah penyelewengan dari

monoteisme. Teori monoteisme ini dianut oleh Yahudi, Nasrani, dan

Islam.77

Agama yang dipadang sebagai system nilai, berkecenderungan

dipahami oleh pengikutnya secara beragam bahkan yang lebih berbahaya

secara pasial. Dampak pemahaman parsial terhadap agama, tidak hanya

menjadikan agama tidak lagi menjadi sacral dan inspiratif, tetapi akan

75

Afadlal dkk, Islam dan Radikalisme di Indonesia, (Jakarta: LIPI Press, 2004), h. 7

76 S. Wojowasito dan Tito Wasito, Kamus Lengkap Inggeris-Indonesia, Indonesia-

Inggeris, (Bandung: Hasta, 1980), h. 239.

77 Luthfi Assyaukanie dkk, Ensiklopedi Islam untuk Pelajar Jilid, jilid 1, (Jakarta: PT.

Ichtiar Baru van Hoeve, 2001), h. 23

Page 33: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

57

berimbas pada pengaburan kemurnian agama dan tatanan sosial dunia.

Dimana ketika agama dipahami tidak tuntas, maka problem kehidupan

tidak akan terpecahkan bahkan pemahaman agama itu akan menjadi

bagian problem social.

E. Pembaharuan Pendidikan Islam

Ciri umum terpenting pendidikan Islam pada masa keemasan adalah

masuknya ilmu-ilmu intelektual, berdirinya sekolah-sekolah dan munculnya

pemikiran-pemikiran pendidikan yang unik, seperti ilmu-ilmu fislasaf,

matematik, geometrik, aljabar, falak, kedokteran, kimia, musik, sejarah dan

geografi.78

Munculnya multi disiplin ilmu tersebut tentu tidak bisa dilepaskan

dari fakta ghirah kaum sarjana muslim yang menterjemahkan ilmu-ilmu

Yunani kedalam bahasa Arab dari manuskrip-manuskrip berbahas Yunani.

Fakta sejarah mengajarkan bahwa, Islam bukan saja sebuah agama yang

mengutamakan ibadah, melaikan islam juga menekankan pentingnya ilmu

pengetahuan.

Seperti disebut dalam sejarah bahwa tatkala Emperor Romawi

Justinuanus membuang filosof-filosof ahli-ahli ilmu Yunani dari Athena

sebab mereka menyembah berhala, mereka melarikan diri ke negeri Persi

78

Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Al Husna Zikra, 2000), h.

90

Page 34: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

58

sebab mereka mendapat sambutan Kisra Anu Syirwan (531-578 M) yang

bekasnya masih ada sampai timbulnya kerajaan Abbasiyah.79

Pengetahuan tentang filsafat dalam ilmu pengetahua, termasuk

dalam pendidikan Islam, tidak hanya urgen melainkan menjadi landasan

pokok dalam memahami apa hakikat pendidikan Islam itu. Oleh karena itu,

ijinkan pemakalah menyampaikan makalah ini dengan judul Pendidikan

Islam dalam Perspektif Ontologi dan Metafisika.

Proses kemajuan Pendidikan Islam tidak bisa dilepaskan dari sejarah

panjang pembaharuan pemikiran Pendidikan Islam di Baghdad-Irak dan

Kordoba-Spanyol. Baghdad merupakan “intan dunia” yang cemerlang di

gugusan planet. Louis Gardet mengatakan: Pada abad ke-10 dan 11 M,

Kordoba dikenal sebagai “permata dunia” yang menandingi Baghdad pada

zaman keeamasannya.80

Pada tahun 762 M, Khalifah al-Mansur telah meletakan batu pertama

bagi ibu kotanya yang baru, yakni Baghdad. Beliau telah menghimpun

golongan cerdik pandai diberbagai lapangan serta menggalakan penerjemahan

buku-buku ilmu pengetahuan dan sastra dari bahasa Sangsekerta, Suriani, dan

Yunani.81

Pada saat itu, lahir empat madzhab fiqih yang berkembang,82

yakni

79

Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam ..., h. 91

80 M. Arkoun dan Louis Gardet, Islam Kemarin dan Hari Esok, judul asli, al-Islamul-

„Amsu wa Islamul-Ghad, penerjemah: Ahsin Mohammad, (Bandung: Pustaka, 1997), h. 81

81 A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, jilid 3, (Jakarta: Al-Husna Zikra, 2000), h.

198

82 Ali Mufrodi, Islam Dikawasan Kebudayaan Arab, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu,

1997), h. 102

Page 35: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

59

Imam Abu Hanifah (150 H), Imam Malik (179 H), Imam Syafi‟i (204 H), dan

Imam Ahmad bin Hambal (241 H).83

Demikian juga di bawah pemerintahan Abdurrahman III dan al-

Hakam II, Kordoba mengalami puncak kejayaan, terutama dalam bidang

pendidikan dan ilmu pengetahuan. Ketika itu Islam memiliki universitas

Kordoba. Universitas Kordoba merupakan pusat intelektual di Eropa dengan

perguruan-perguruan yang amat terkenal dalam bidang kedokteran,

matematika, filsafat, kesusasteraan dan musik. Disini banyak dilakukan

penyalinan naskah-naskah Latin dan Yunani. Di Kordoba pula lahir sejumlah

ilmuwan besar seperti IbnuRusyd, IbnuThufail, dan al-Bajjah.84

Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di Spanyol dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yakni: adanya dukungan dari penguasa, didirikannya

sekolah-sekolah dan universitas-universitas dibeberapa kota, banyaknya para

sarjana Islam yang datang dari ujung Timur samapai ujung Barat wilayah

Islam dengan membawa berbagai buku dan bermacam-macam gagasan, dan

adanya kompetitor dalam bidang ilmu pengetahuan antara universitas

Kordoba di Spanyol dengan universitas Nizhamiyah di Baghdad-Irak85

Jika diteliti secara seksama, peranan, jasa dan sumbangan Islam pada

bangsa-bangsa Eropa dapat dibagi menjadi dua,86

pertama, ummat Islam

menyelamatkan warisan kebudayaan klasik Yunani dari ancaman kehilangan

83

A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam ..., h. 191

84 Luthfi Assyaukanie, Ensiklopedi Islam ..., jilid 3, h. 110

85 Abduddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam ..., h. 268

86 Faisal Ismail, Paradigma Kebudayaan Islam ..., h. 232

Page 36: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

60

dan kemusnahannya sehingga penyelidikan-penyelidikan ilmu pengetahuan

yang dilakukan oleh Aristoteles, Galenus, Ptolemios dan kawan-kawannya

tidak hilang.

Kedua, umat Islam berjasa dalam mengolah dan mengembangkan

kebudayaan klasik Yunani dengan penambahan unsur-unsur baru; ia

kemudian menjadi sumbangan besar bagi Eropa sehingga benua ini

memasuki babak baru dengan munculnya renaissance. Sesungguhnya cikal

bakal kemajuan peradaban Islam sangat ditentukan pula oleh Pendidikan

Islam melalui gerakan penerjemahan manuskrip-manuskrip kuno.

Berdasarkan asumsi bahwa pembaharuan pendidikan Islam

bersumber dari upaya pembaharuan pemikiran Islam, maka pembaharuan

pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pembaharuan pemikiran yang

dilakukan dalam bidang pemikiran maupun praktek pendidikan Islam.87

Pendidikan Islam sebagai kumpulan ide dan gagasan pemikiran, tentu akan

senantiasa berkembang dan mengalami perubahan berdasarkan konteks

sosial.

Dalam trend umum, pemikiran Islam setidaknya terbagi dalam

beberapa pemikiran, yaitu formalistik-tekstualis, tradisioanlistik, modernistik,

dan transformatik-emansipatoris. Adapuan dalam trend khusus, pendidikan

87

S. Lestari & Ngatini, Pendidikan Islam Kontekstual ..., h. 93

Page 37: BAB II PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan Ruang …repository.iainpekalongan.ac.id/42/5/10.BAB II.pdf · PENDIDIKAN ISLAM A. Pengertian dan ... 2 Suryani, Hadits Tarbawi; ... batin),

61

Islam terdiri atas parenial-esensialis salafi, perenial-esensialis madzhabi,

modernis, dan perenial-esensialis kontekstual-falsifikatif.88

88

Lihat selengkapnya di Hasan Baharun & Akmal Mundiri dkk, Metodologi Studi Islam;

Percikan Pemikiran Tokoh dalam Membumikan Agama, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h.

122-127