perencanaan pembelajaran - …repository.iainpekalongan.ac.id/575/8/11.bab ii.pdf · waktu dan...

14
BAB II PERENCANAAN PEMBELAJARAN A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran Dalam bukunya Hamzah B. Uno, yang berjudul perencanaan pembelajaran, kemudian beliau mengutip pendapat Degeng dijelaskan bahwa pengertian perencanaan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. 1 Sedangkan dalam Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru), menerangkan bahwa dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 2 Berdasarkan beberapa pendapat tokoh ahli pendidikan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rencana pembelajaran adalah suatu perkiraan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu proses belajar mengajar. Kemudian konsep perencanaan pengajaran menurut Abdul Majid dapat dilihat dari berbagai sudut pandang sebagai berikut : a. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi b. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem c. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin d. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) 1 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 2. 2 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal.17.

Upload: doannguyet

Post on 05-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB II

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Dalam bukunya Hamzah B. Uno, yang berjudul perencanaan

pembelajaran, kemudian beliau mengutip pendapat Degeng dijelaskan bahwa

pengertian perencanaan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan

siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat

kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai

hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan

metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada

dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.1

Sedangkan dalam Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul

Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru),

menerangkan bahwa dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan

sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran,

penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu

alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan.2

Berdasarkan beberapa pendapat tokoh ahli pendidikan diatas maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa rencana pembelajaran adalah suatu perkiraan

mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu proses belajar

mengajar.

Kemudian konsep perencanaan pengajaran menurut Abdul Majid

dapat dilihat dari berbagai sudut pandang sebagai berikut :

a. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi

b. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem

c. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin

d. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science)

1 Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 2.

2 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru),

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hal.17.

e. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses

f. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas3

Kemudian menurut Banghart dan Trull dalam Harjanto yang

selanjutnya dikutip oleh Darwyn Syah, menjelaskan terdapat beberapa

karakteristik perencanaan pengajaran yaitu :

1. Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan social dan

konsep – konsepnya yang dirancang oleh banyak orang.

2. Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi jika

informasi yang masuk mengharapkan demikian.

3. Perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas, aktivitas itu banyak ragamnya,

namun dapat dikategorikan menjadi prosedur – prosedur.

4. Perencanaan pengajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana,

sehingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah

penggunaan dan salah dalam manajemennya.4

B. Manfaat, Tujuan dan Pentingnya Perencanaan Pengajaran

Dalam bukunya Darwyn Syah yang berjudul Perencanaan Sistem

Pengajaran Pendidikan Agama Islam, tertulis manfaat yang diperoleh dari

perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu :

1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap

unsure yang terlibat dalam kegiatan.

3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsure, baik unsure guru maupun

unsure murid.

4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat

diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.

5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.

6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat – alat dan biaya.5

3 Ibid,…hal. 17-18

4 Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung

Persada Press, 2007), hal.39.

14

Kemudian Hamzah B, Uno mengklasifikasikan perlunya perencanaan

pembelajaran sebagai berikut :

1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan

perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain

pembelajaran;

2. Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan

sistem;

3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang

belajar;

4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa

secara perorangan;

5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan

pembelajaran, dalam hal ini aka nada tujuan langsung pembelajran, dan

tujuan pengiring dari pembelajran;

6. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya

siswa untuk belajar;

7. Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran;

8. Inti dari desain pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode

pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.6

Sedangkan Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun

dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pendidikan (Suatu Pendekatan

Komprehensif) juga mengklasifikasikan perencanaan dipandang penting dan

diperlukan bagi suatu organisasi antara lain dikarenakan :

1. Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan

kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang

ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.

2. Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (Forecasting)

terhadap hal –hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui.

5 Ibid.,..hal.41.

6 Hamzah B. Uno, Op Cit,… hal. 3-4.

3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif

tentang cara yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk

memilih kombinasi cara yang terbaik (the best combination).

4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih

urutan – urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran, maupun

kegiatan usahanya.

5. Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar

untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau

organisasi, termasuk pendidikan.7

Dengan demikian perencanaan pembelajaran sangatlah penting, jika

tidak ada perencanaan suatu kegiatan khususnya pembelajaran akan

berantakan dan tidak jelas arah dan tujuan yang diharapkan.

C. Macam – macam Perencanaan Pembelajaran

a) Rencana Pembelajaran Program Tahunan

Yakni rencana pembelajaran yang memuat rencana yang

dilaksanakan selama setahu, dalam rencana tersebut meliputi tema pokok,

hasil belajar, indicator serta alokasi waktu.8

b) Rencana Pembelajaran Program Semester

Rencana pembelajaran program semester berisi analisa alokasi

waktu dan penggunaan jam pembelajaran efektif dalam satu semester.

c) Rencana Pembelajaran Harian

Yakni suatu perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus

dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Komponen –

komponen yang terdapat pada rencana pembelajaran harian adalah :

kompetensi dasar, hasil belajar, indicator, langkah – langkah

pembelajaran, alokasi waktu, sarana prasarana, metode, dan penilaian.9

7 Udin Syaefudin S & Abin Syamsuddin M, Perencanaan Pendidikan, (Bangdung: Remaja

Rosdakarya, 2005), hal. 33. 8 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal.133.

9 Nana Sudjana, Op. Cit,. hal. 136.

Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal dalam mata

pelajaran yang harus dimiliki oleh lulusan, kemampuan minimum yang

harus dapat dimiliki oleh lulusan, kemampuan minimum yang harus dapat

dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk standar kompetensi tertentu

dari suatu mata pelajaran.10

Hasil belajar adalah pernyataan kemampuan siswa yang diharapkan

salam menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud.

Indikator, merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat

dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.11

Alokasi waktu adalah lamanya kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan di dalam kelas atau laboratorium yang dibatasi oleh

kedalaman materi pembelajaran dan jenis kegiatan.12

Sedangkan menurut Darwyn Syah menjelaskan macam – macam

perencanaan pengajaran dapat dilihat dari beberapa segi :

1. Berdasarkan jangka waktu

a. Perencanaan jangka panjang

b. Perencanaan jangka menengah

c. Perencanaan jangka pendek

2. Berdasarkan luas jangkauannya

a. Perencanaan makro

b. Perencanaan mikro

3. Perencanaan Dilihat dari Telaahnya

a. Perencanaan strategis

b. Perencanaan manajerial

c. Perencanaan operasional13

10

Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal.140.

11 Abdul Majid & Dian Andayani, Op cit., hal. 68.

12 Muhammad Joko Susilo, Op cit., hal. 142.

13 Darwyn Syah,Op Cit,… Hal. 37-39

Namun dalam hal ini penulis hanya akan membahas perencanaan

harian saja, khususnya perencanaan kegiatan harian yang ada di Raudlatul

Athfal Muslimat NU Warulor Wiradesa Pekalongan.

D. Dimensi – dimensi perencanaan pengajaran

Darwyn mengemukakan dimensi perencanaan pengajaran merupakan

cakupan dan sifat –sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam

perencanaan pengajarn. Dimensi –dimensi tersebut memungkinkan

perencanaan pengajaran dibuat secara komprehensif berdasarkan daya nalar

serta efektifitas dan efisiens dalam pelaksanaannya. Dimensi perencanaan

pengajaran meliputi: signifikansi, feasibilitas, relevansi, kepastian atau

defenitivenes, ketelitian atau parsiomoniusness, adaptabilitas, waktu,

monitoring atau pemantauan, dan isi perencanaan sebagai berikut:

a. Tujuan apa yang diinginkan, atau bagaimana cara mengorganisasikan

aktivitas belajar siswa dan layanan – layanan pendukungnya.

b. Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas

belajar dan layanan-layanan pendukungnya.

c. Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi,

spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.

d. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.

e. Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan pola distribusi

dan kaitannya dengan pengembangan psikologis.

f. Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan

manajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan

yang direncanakan.

g. Konteks social atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan

dalam perencanaan pengajaran.14

14

Ibid,… hal. 41.

E. Langkah – langkah Menyusun perencanaan Pembelajaran

Menurut Darwyn Syah yang mengutip pendapat Ulbert Silalahi langkah

– langkah menyusun rencana dalam manajemen meliputi : menetapkan misi

dan tujuan, mendiagnosis hambatan dan peluang, menilai kekuatan dan

kelemahan, mengambangkan tindakatn alternatif, dan mengembangkan

rencana strategi, serta mengembangkan rencana operasional.15

Kemudian langkah dalam menyusun rancangan kegiatan pembelajaran

menurut beberapa ahli yang seterusnya dikutip oleh Hamzah B. Uno, adalah

sebagai berikut :

1. Dosen mencari informasi sebanyak – banyaknya

2. Menuliskan pokok bahasan dan sub pokok bahasan

3. Merumuskan TIU (Tujuan Instruksional Umum) untuk tiap pokok bahasan

4. Menyusun pokok bahasan dan sub pokok bahasan dalam skema hubungan

5. Menentukan frekuensi kuliah untuk setiap pokok bahasan

6. Merumuskan sasaran belajar.

7. Membuat matriks rencana kegiatan perkuliahan (RKP)

8. Menentukan ujian dan bobot soal

9. Menyusun pedoman perkuliahan dan RKP

10. Menyerahkan rencana kegiatan perkuliahan (RKP)16

Sedangkan langkah – langkah menyusun rencana pembelajaran harian

adalah sebagai berikut :

a. Mengisi kolom identitas

b. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah

ditetapkan.

c. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator yang

digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun.

d. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indicator yang telah ditentukan.

15

Ibid,… hal. 34. 16

Hamzah B. Uno, Op Cit,… hal. 112.

e. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok atau pembelajaran

yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi

pokok atau pembelajaran.

f. Menentukan metode pembelajaran yang digunakan

g. Merumuskan langkah – langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan

awal, inti, dan akhir.

h. Menentukan alat / bahan / sumber belajar yang digunakan.

i. Menyusun kreiteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik

penskoran.17

F. Rencana Pembelajaran di TK

Jika untuk kelas atas Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah

(SM) digunakan rencana pembelajaran (lesson plan), untuk TK digunakan

rencana belajar (learning plan) yang merupakan penjabaran kurikulum ke

dalam kegiatan belajar di TK. Rencana belajar memiliki keunikan, yaitu setiap

kegiatan belajar tidak berisi satu kegiatan belajar dari satu bidang studi, tetapi

merupakan rangkaian tema yang terintegrasi. Rencana belajar menekankan

pada kegiatan belajar anak. Berikut contoh rencana belajar untuk anak usia 5-6

tahun.18

RENCANA BELAJAR

Tujuan Program:

Meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah, kemampuan

berkomunikasi, dan kemampuan motorik halus.

Tema : Tumbuhan

Kemampuan Dasar :

1. Siswa dapat mengidentifikasi cirri-ciri tumbuhan dan bagian-bagiannya.

2. Siswa dapat menambah kosakata tentang tumbuhan seperti batang, akar,

17

Departemen Pendidikan Nasional materi 12 Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2006.

18 Slamet Suyanto, Dasar – Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Hikayat, 2005),

hal.139.

daun, bunga, dan biji.

3. Siswa dapat mengetahui kebutuhan tumbuhan terhadap air.

Kegiatan Inti Rincian Kegiatan

1. Observasi. Mengenal berbagai

jenis tumbuhan yang ada di

sekitar sekolah.

Berjalan-jalan di sekitar sekolah dan

mengamati berbagai macam tumbuhan

yang ada, dibimbing oleh guru. Anak-

anak belajar mengenal bagian-bagian

tumbuhan, seperti batang, akar, daun,

bunga, buah, dan biji.

2. Percobaan. Menanam biji dan

mengamati pertumbuhannya.

Sediakan biji kacang atau semangka,

gelas bekas minuman, tanah humus,

serta alat berkebun. Beri kesempatan

anak-anak untuk menanam biji dan

merawat tumbuhan.

3. Seni. Anak-anak menggambar

daun dengan teknik menstempel.

Sediakan cat tempera, air, kuas atau

spons, tisu, Koran, dan kertas putih.

Biarkan anak memilih jenis daun yang

akan digunakan. Tutup tempat dengan

Koran. Letakkan daun di atasnya

dengan posisi tulang daun di atas.

Olesi dengan cat, boleh warna-warni

secara merata. Tutup kertas putih di

atasnya dan tekan.

4. Membaca dan menulis. Pilihlah

buku-buku yang menerangkan

tentang tumbuhan sebagai bacaan.

Guru membaca buku diikuti siswa,

guru mengulang bagian yang penting

dan menyuruh anak untuk

mengulangnya. Melatih anak untuk

menggambar tumbuhan dan memberi

keterangan bagian-bagiannya.

5. Memasak. Anak-anak Orang tua volunteer

memerhatikan cara memasak

sayuran dan biji-bijian

mendemonstrasikan memasak sayuran

dan kacang hijau (green pies). Anak-

anak memerhatikan dan kemudian

makan bersama.

6. Mewarnai (Melatih motorik halus.

Anak-anak mewarnai pola bunga,

ada yang berwarna merah, hijau,

kuning, dan biru.

Sediakan kertas dengan pola beraneka

ragam bunga dan pewarna, seperti

krayon. Anak-anak mewarnai bunga

dengan satu warna tertentu.

7. Gerak dan lagu. Anak

menyanyikan lagu “Lihat

Kebunku” dengan berbagai

gerakan

Anak-anak menyanyikan lagu “Lihat

Kebunku” sambil bergerak membawa

bunga yang telah mereka buat. Warna

bunga dalam lagu tersebut dapat

diganti. Anak-anak yang memiliki

warna yang dimaksud dalam lagu

menunjukkan bunganya.

8. Asesmen Guru mengamati cara anak menanam

biji dan mencatat pengetahuan anak-

anak tentang nama tumbuhan dan

bagian-bagiannya.

Kemampuan merencanakan program belajar mengajar bagi profesi

guru sama dengan kemampuan mendesain bangunan bagi seorang arsitektur. Ia

tidak hanya bisa membuat gambar yang baik dan memiliki nilai estetik, tetapi

juga harus mengetahui makna dan tujuan dari bangunan yang dibuatnya.

Demikian halnya guru dalam membuat rencana atau program belajar mengajar.

Sebelum membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus

mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasai secara teoritis

dan praktis unsur – unsur yang terdapat dalam perencanaan belajar mengajar.

Kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan asal dari

segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang

mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran. Makna atau arti

perencanaan belajar mengajar adalah suatu perkiraan guru mengenai kegiatan

yang harus dilakukan siswa selama pengajaran itu berlangsung.

Tujuan dari perencanaan belajar mengajar adalah sebagai pedoman

guru dalam melaksanakan praktek mengajar. Dengan demikian apa yang

dilakukan guru pada waktu mengajar bersumber kepada perencanaan belajar

mengajar yang telah dibuat sebelumnya.

Rencana pembelajaran harus memperhatikan minat dan perhatian

peserta didik terhadap materi standar yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal

ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator,

tetapi harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah

belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan

berbagai variasi media, dan sumber belajar yang sesuai, serta menunjang

pembentukan kompetensi dasar.

Untuk kepentingan tersebut terdapat beberapa prinsip – prinsip yang

harus diperhatikan dalam pengembangan persiapan mengajar dalam

menukseskan implementasi kurikulum 2004, sebagai berikut : 19

a. Kompetensi yan dirumuskan dalam persiapan mengajar harus jelas, makin

konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan –

kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tertentu.

b. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel, serta dapat

dilaksanankan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan

kompetensi peserta didik.

c. Kegiatan – kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan

mengajar harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang

telah ditetapkan.

d. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta

jelas pencapaiannya.

e. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah,

terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching).

19

Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 panduan Pembelajaran KBK. (Bandung: PT Remaja Risda Karya, 2004), hal. 81.

Selain itu persiapan mengajar harus dikembangkan untuk

memudahkan peserta didik belajar, dan membentuk kompetensi dirinya.

Meskipun proses pembelajaran dilakukan secara klasikal, pada hakekatnya

pembelajaran itu bersifat individual. Oleh karena itu dalam mengembangkan

persiapan mengajar perlu mempertimbangkan karakteristik peserta didik,

disamping unsur – unsur lain seperti kompetensi dasar, materi standar, dan

strategi yang digunakan untuk membentuk kompetensi peserta didik.

Penataan unsur pembelajaran dengan baik sangat membantu

memudahkan proses belajar dan pembentukan kompetensi peserta didik,

beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memberi kemudahan belajar

peserta didik, yaitu : 20

a. Informasi harus disiapkan dengan baik.

b. Memberikan contoh – contoh dan ilustrasi yang dekat dengan kehidupan

peserta didik.

c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam

proses pembelajaran.

d. Menggunakan sarana dan alat pendukung yang bervariasi.

e. Memilih dan menggunakan metode yang bervariasi.

Kompetensi Guru

Secara umum kompetensi yang harus dimiliki untuk menjadi guru

professional menurut pandangan islam ialah21

: sehat jasmani dan ruhani,

bertakwa, berilmu pengetahuan yang luas, berlaku adil, berwibawa, ikhlas,

mempunyai tujuan rabbani, mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi

pendidikan, dan menguasai bidang yang ditekuni.

Dalam Islam setipa pekerjaan harus dilakukan secara professional, dalam

artian harus dilakukan secara baik dan benar. Hal tersebut hanya mungkin

dilakukan oleh orang yang telah ahli. Sebagaimana sabda Rosulullah yang artinya

20

Ibid., hal.85. 21

Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2008), hal. 130.

“Bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang tidak ahli, maka tunggulah

kehancuran” (H.R Bukhori)

Hadist tersebut mengandung pengertian bahwa perlunya ketepatan

seseorang dalam bidangnya sesuai keahliannya. Dalam pendidikan Islam

profesionalitas harus menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Artinya selain

kompetensi kepribadian, seorang guru sangat besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Keberhasilan dalam pendidikan

Islam menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dengan demikian guru yang professional dalam pendidikan Islam

hendaknya mampu menjalankan tugas, peran dan fungsinya secara baik dan

optimal. Untuk itu diperlukan kemampuan / memiliki kompetensi sebagai

pendidik Islam. Guru yang professional bukan hanya memiliki kemampuan

professional, pada dirinya harus melekat nilai – nilai agamis (kepribadian Islami).

Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya

yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Gurur juga sangat menentukan

keberhasilan peserta didik, terutama kaitannya dengan proses belajar-mengajar.

Gurur merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses

dan hasil pendidikan yang berkualitas.22

Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun

yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan

sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan

berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal

dari guru dan berujung pada guru pula.

Peran sentral guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan sulit

diabaikan. Guru secara khusus sering diistilahkan sebagai jiwa bagi tubuh

pendidikan23

. Pendidikan tidak akan berenti apa – apa tanpa kehadiran guru.

Namun demikian, peran tenaga pendidikan lainnya tidak kurang pentingnya.

Bahkan kemampuan kerja kolektif yang ditujukan oleh semua elemen tersebut

menjadi kunci suksesnya proses pendidikan di sebuah madrasah.

22

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal.5.

23 Departemen Agama Direktorat Jendral Kemelembagaan Agama Islam, Wawasan; Tugas

Guru dan Tenaga Kependidikan (Jakarta: DEPAG, 2005), hal. iii.

Oleh karena itu, keberadaan guru yang profesional tidak bias ditawar –

tawar lagi. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki sejumlah

kompetensi yang dapat menunjang tugasnya. Ada empat kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang guru, yakni kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian,

kompetensi social, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan

profesi24

Demikian pembahasan bab dua pada penelitian ini, yang membahas

tentang teori perencanaan pembelajaran, contoh perencanaan pembelajaran dan

kompetensi guru secara umum yang akan dihubungkan dengan pembuatan

perencanaan pembelajaran dan perangkat pembelajaran lain.

24

Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14. Th. 2005 Pasal 10 Ayat 2) (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), Hal.7.