bab ii - penataan reklame terhadap estetika kota banda aceh

Upload: yaritsu-zy

Post on 14-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Penataan Reklame Terhadap Estetika Kota Banda AcehKasus di koridor jalan Teuku Nyak AriefBAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

Kota sebagai pusat kegiatan manusia, yang di dalamnya terbentuk tatanan hingga membentuk struktur kota. Pendekatan identifikasi stuktur kota dengan pendekatan ekologis, ekonomis, morfologi kota dan faktorial. Pendekatan ekonomis lebih berpengaruh terhadap nilai akses suatu perencanaan wilayah kota memiliki arti yang penting dalam memberikan daya saing suatu aktifitas. Keberadaan jaringan jalan utama kota akan mengubah pola aktifitas dari konsentrik menjadi pola sektoral atau yang lain tergantung pada pola jalan yang terbentuk. Pada gilirannya lokasi sepanjang jalan itulah yang akan lebih bernilai strategis dan diperebutkan banyak pihak. Sesuai dengan perkembangan kota , maka warga kota memerlukan suatu orientasi terhadap ruang tertentu. Orientasi dalam kaitannya dengan informasi suatu kawasan membutuhkan land mark, sedangkan sebagai ruang komunikasi membutuhkan pertandaan atau signage. Secara umum pertandaan ini adalah merupakan sesuatu secara fisik memberikan informasi pada masyarakat perkotaan melalui media yang ditampilkan. Bentuk pertandaan bisa berupa tulisan (huruf,angka), gambar (ilustrasi, dekorasi), lambang (simbol, merk) dan bendera (umbul-umbul). Aspek spatial dirancang khusus sesuai pesan dan kesan membentuk komunikasi visual bersifat informatif dan komersial menjadikan ruang terbuka kota.

2.1 Reklame Ruang Luar /RRLMerupakan suatu bentuk promosi kepada umum produk barang dagangannya disamping laris juga menawarkan citra impian, gaya hidup ideal disertai nilai-nilai baru kepada masyarakat .1. Reklame bersifat sementara: selebaran, poster, umbul-umbul, baliho, balon udara.2. Reklame bersifat tetap: reklame temple, neon sign, reklame konstruksi/ blackboard3. RRL bisa disebut cara mengiklankan sesuatu di ruang terbuka: media luar, papan reklame, panel bus, perhentian bus (halte), jembatan penyeberangan, neon sign dll4. RRL terpasang secara: menempel/ menjadi satu dengan bangunan, berdiri sendiri dengan tiang konstruksi yang ditempatkan pada ruang luar bangunan (di pinggir jalan, di atas trotoar, pada taman,jalur hijau ataupun di atas bangunan). 5. Penentuan lokasi papan RRL: menyangkut efektifitas media ruang luar sangat mempengaruhi efek penerimaan konsumen. Terdiri dari : Arah Perjalanan, Jenis Produk, Jangkauan, Kecepatan arus lalu lintas, Persepsi terhadap lokasi, Keserasian dengan bangunan sekitar 6. Penataan Reklame bukan atas bisnis/ ekonomi semata, namun atas karakter wilayah perkotaan. Sebagai elemen kota ukuran dan kualitas rancangan dari tanda- tanda reklame harus sesuai tanpa mengurangi efek negatif visual, yaitu: Papan RRL mencerminkan sifat khas kota. Jarak papan RRL yang visibel.

2.2 Perancangan VisualHubungan manusia dengan apa yang ia pandang sewaktu bergerak secara teratur berurutan (serial vision). Pemandangan pada tapak kota/city site dapat menyenangkan atau sebaliknya. Tiga elemen perancangan visual kota

Komposisi perancangan visual

Prinsip Penyusunan Visual Perkotaan

2.3 PERSEPSI PENGGUNA MELIHAT MEDIA REKLAMEPenempatan panel reklame sebagai media promosi, mempunyai tujuan agar mudah dilihat oleh khalayak umum. Sasaran dari utama dalam pemasangan reklame ini adalah pengguna jalan, baik yang menggunakan kendaraan maupun yang menggunakan moda berjalan.Prinsipprinsip dasar bagaimana pengamat melihat sesuatu dari kendaraan bergerak sangat tergantung terhadap waktu dalam pengamatan obyek, ada keterbatasan dalam melihat kedetailan sesuatu obyek (reklame), sudut visual yang dapat dicermati, serta kekontrasan dan penempatan, mempunyai arti yang sangat penting. (Mandelker danEwald, 1987).Sudut pandang manusia secara normal kurang lebih 180o secara horizontal dan 145o secara vertikal. Mata manusia memandang dengan jelas sekali pada sudut 2,5o dari pusat pandangan. Di luar dari sudut ini, pandangan dengan cepat menjadi tidak jelas dan semakin memburuk.Menurut Mandelker dan Ewald (1987) kemampuan pengendara dalam mengamati sebuah obyek dipengaruhi oleh pergerakan. Jika kecepatan semakin meningkat maka: Konsentrasi pengendara semakin meningkat, titik konsentrasi menurun. Kemampuan penglihatan pada kawasan di pinggirnya menjadi menurun dan detail latar depannya semakin memudar. Bidang pandang pengendara semakinmenyusut diikuti meningkatnya jarakpenglihatan.

Ukuran Simbol

Jarak dari pengamat ke simbol dalam kakiJarak pandang

Jarak pandang tidak kurang dari 6 m

Jarak pandang Efektif tidak lebih dari 46m

Gambar. Karakteristik Pejalan dalam mengamati reklame (Natalivan, 1997)Sudut pandang pengendara secara vertikal kirakira 10o. Kecepatan, bidang pandang maupun sudut penglihatan mempengaruhi penempatan media reklame. Ogden dan Barnet dalam Natalivan (1997), penempatan dan ukuran huruf didasarkan pertimbangan:a. Waktu baca pesan atau simbol media reklame. Waktu minimum menerima pesan untuk tiap individu berbeda, tergantung pada; karakter penglihatan; mudah tidaknya media reklame/informasi dikenal; jumlah kata dalam media reklame.b. Waktu atau periode reaksi, merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan atas informasi yang diberikan. Waktu reaksi berkisar 1 1,5 detik yang berlaku untuk setiap keadaan.c. Waktu untuk membuat gerakan hasil dari penerimaan informasi.d. Sudut penglihatan media reklame.Berdasarkan Kajian Pustaka di atas disimpulkan banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemasangan RRL. Sesuai dengan tujuan pemasangan RRL,agar produk yang ditawarkan bias membentuk kesan dan terpersepsikan dalam jangka panjang. Secara teoritis faktor-faktor pembentuk persepsi terhadap pertandaan perkotaan terdiri atas unsur : medan penglihatan, kejelasan visual, keterbacaan dan faktor psikologis pengamat. Bila ditinjau dari sisi perancangan visual, maka perancangan ini harus dipertimbangkan aspek-aspek: pemandangan/ vista, sekuen, ulangan dan irama dan keseimbangan. Selanjutnya bila ditinjau dari prinsip penyusunannya harus mengkaji aspek : sumbu, simetri, irama/pengulangan, datum dan transformasi. Dalam merancang ruang luar, maka prinsip kesatuan baik antar elemen atau dengan lingkungan sekitar tetap mempunyai peran sangat penting. Perancangan penataan RRL yang dikaji adalah aspek visualnya, maka hal-hal yang berkaitan dengan penempatan, estetika, dan fungsi akan memilikiperan terpenting,sedang aspek teknis (konstruksi) pemasangan dan peraturan dipandang sebagai aspek penunjang. Berdasarkan kajian tersebut, penilaian sebagai menggunakan kriteria:Keamanan : Stuktur konstruksi, mengacaukan rambu atau tidak. 1. Penempatan: Sudut pandang/medan penglihatan, kejelasan visual.2. Estetika: irama, sekuen, keseimbangan.3. Fungsi: Penonjolan, daya hidup, keterbacaan.4. Peraturan: Tidak ditempatkan di daerah terlarang, ketinggian minimal 3,5 meter. Dengan Prinsip Penyusunan : Sumbu, Simetri, Hirarkhi, Irama/ Pengulangan, Datum, Transformasi

9