bab ii membaca, rubrik dan motivasi berdakwah...

22
12 BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH 2.1.Landasan Kerangka Teori 2.1.1. Tinjauan Tentang Membaca A. Pengertian Membaca Membaca merupakan salah satu aspek ketrampilan berbahasa disamping menyimak, menulis dan wicara. Sebagai salah satu aspek ketrampilan berbahasa, membaca berusaha menggali informasi dari satu teks, baik yang berupa tulisan maupun gambar atau diagram, atau bahkan kombinasi atau perpaduan dari itu semua. Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami arti apa yang tertulis (Citrobroto, 1979: 107). Secara khusus, membaca merupakan ketrampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang- lambang grafis dan perubahannya menjadi wacana yang bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras (Sukasworo, 19991: 11). Sementara itu Mulyono Abdurrahman (2003: 200) mendefinisikan bahwa membaca merupakan aktifitas kompleks yang mencakup gerak mata dan ketajaman penglihatan serta ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika mampu melihat huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata

Upload: lyque

Post on 06-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

12

BAB II

MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH

2.1.Landasan Kerangka Teori

2.1.1. Tinjauan Tentang Membaca

A. Pengertian Membaca

Membaca merupakan salah satu aspek ketrampilan

berbahasa disamping menyimak, menulis dan wicara. Sebagai

salah satu aspek ketrampilan berbahasa, membaca berusaha

menggali informasi dari satu teks, baik yang berupa tulisan

maupun gambar atau diagram, atau bahkan kombinasi atau

perpaduan dari itu semua. Secara populer membaca diartikan

sebagai mengerti atau memahami arti apa yang tertulis (Citrobroto,

1979: 107). Secara khusus, membaca merupakan ketrampilan

mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-

lambang grafis dan perubahannya menjadi wacana yang bermakna

dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras

(Sukasworo, 19991: 11).

Sementara itu Mulyono Abdurrahman (2003: 200)

mendefinisikan bahwa membaca merupakan aktifitas kompleks

yang mencakup gerak mata dan ketajaman penglihatan serta

ingatan dan pemahaman. Orang dapat membaca dengan baik jika

mampu melihat huruf dengan jelas, mampu menggerakkan mata

Page 2: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

13

secara lincah mengingat simbol-simbol bahasa dengan tepat dan

memiliki penalaran yang cukup untuk memahami bacaan walaupun

tanpa ada suara atau ucapan-ucapan.

Hendri G.T. mendefinisikan membaca dengan suatu proses

yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh pesan yang

hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa

tulisan (Tarigan, 1985: 7). Dengan kata lain membaca tidak hanya

sekedar melafalkan atau mengucapkan sederetan kata-kata yang

dilihat, melainkan harus disertai juga pemahaman terhadap

lambang-lambang yang diamati itu.

Dalam Al Qur'an Allah menyuruh kita agar selalu membaca

yaitu dalam surat Al-Alaq ayat 1-4:

بم رأ باساقر لقالذي خ ا . ك لقإلخ ان منلـق نسع. ـكبرأ واقـر )4-1: العلق ( الذي علم بالقلم.كرمألا

Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar dengan perantaran kalam. (Qs. Al-Alaq: 1-4)

Selain itu juga dijelaskan dalam surat Al-Qalam ayat 1:

)1: القلم (ن والقلم وما يسطرون

Nun , demi kalam dan apa yang mereka tulis, (Qs. Al-Qalam: 1)

B. Tujuan & Manfaat Membaca

Heilman (Rochman, 1985: 9) mengemukakan beberapa

manfaat dan tujuan membaca yaitu sebagai berikut:

Page 3: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

14

1. Menambah atau memperkaya diri dengan berbagai informasi

tentang topik-topik yang menarik.

2. Memahami dan menyadari kemajuan pribadinya sendiri.

3. Membenahi atau meningkatkan pemahamannya tentang

masyarakat dan di dunia atau tempat yang dihuninya.

4. Memperluas cakrawala wawasan atau pandangan dengan jalan

memahami orang lain & bagian atau tempat-tempat lain.

5. Memahami lebih cermat dan lebih mendalam tentang

kehidupan pribadi orang-orang besar atau pemimpin terkenal

dengan jalan membaca biografinya.

6. Menikmati dan ikut merasakan liku-liku pengalaman

petualangan dan kisah percintaan orang-orang lain.

C. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Membaca

Adapun hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam

membaca adalah:

1. Minat

Agar dapat membaca dengan baik, perlu

membangkitkan minat masing-masing. Minat yaitu suatu rasa

lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,

tanpa ada yang menyuruh (Djamarah, 2002: 132). Minat ini ada

2 macam yaitu minat baca pada umumnya dan minat baca

insidentil (sesaat). Minat baca pada umumnya maksudnya

Page 4: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

15

bahwa dengan banyak membaca, maka akan sangat berguna

bagi kehidupan seseorang, misalnya dalam pekerjaannya.

Sedangkan minat baca khusus tergantung kepentingan sesaat,

sebagai contoh, seseorang yang sedang mencari mobil untuk di

beli, akan berminat untuk membaca reklame-reklame penjualan

mobil. Pendeknya kegiatan membaca akan efektif, bila pada

diri si pembaca timbul minat membaca.

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Dari segi

kogmisi (pengetahuan) seseorang yang berminat terhadap suatu

aktivitas (membaca) maka bisa dilihat melalui pengetahuannya

tentang Radar Tegal khususnya Rubrik Mutiara Jum'at. Dari

segi afeksi (perasaan) seseorang yang berminat terhadap suatu

aktivitas (membaca) akan memperhatikan aktivitas itu secara

konsisten dengan rasa senang (Djamarah,2002:132). Dari segi

kognisi (kegiatan/ tindakan) minat tidak hanya diekspresikan

melalui pernyataan yang menunjukan bahwa seseorang lebih

menyukai sesuatu dari pada yang lainnya, tetapi juga

diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu

kegiatan (Djamarah,2002:132-133).

2. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan jiwa pada suatu hal

(Citrobroto, 1979: 109). Sama halnya dengan penginderaan

Page 5: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

16

pada umumnya, maka membaca memerlukan pemusatan jiwa.

Bila pemusatan jiwa ini tidak ada, atau dengan kata lain ketika

sedang membaca jiwa kita mengembara, maka arti yang dibaca

tidak tertangkap, akibatnya perlu mengulangi membaca sekali

lagi.

3. Intensitas membaca

Intensitas membaca merupakan kecenderungan aktivitas

yang dilakukan berulang-ulang, dalam hal ini adalah rutinitas

atau keseringan dalam membaca. Apabila yang dibaca

merupakan hal yang amat penting, dan dirasakan telah

memuaskan atau merasa senang tentunya maka akan

dilakukannya sesering mungkin dan berulang-ulang.

4. Pemahaman terhadap materi bacaan

Dalam hal ini pemahaman tentang materi dakwah yang

mencakup segala persoalan dalam berbagai bidang diantaranya

masalah akidah, meliputi masalah tauhid dan iman yang

menjadi landasan (fondasi) dalam kehidupan. Syari'ah,

meliputi masalah ibadah dan muamalah yang mencakup

pengabdian kepada Allah SWT, dan soal-soal antar-hubungan

dalam masyarakat, baik mengenai soal-soal individu maupun

masalah-masalah sosial kemasyarakatan, politik, ekonomi,

sosial budaya dan lain-lain. Dan masalah akhlak, moral atau

budi pekerti ekonomi yang merupakan mustika kehidupan dan

Page 6: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

17

menjadi tolok ukur dalam kebangkitan atau kejatuhan suatu

ummat/ bangsa (Nasution, 1988: 201).

2.1.2. Tinjauan Tentang Rubrik

Surat kabar termasuk media yang sangat efektif untuk

kepentingan dakwah. Efektifitas surat kabar dikarenakan daya

tahannya yang lama, dapat dinikmati kembali, serta memuat banyak

informasi, baik umum (seperti politik, ekonomi, sosial, budaya)

maupun keagamaan. Demikian pula rubrik yang disajikan juga sangat

beragam.

Menurut Kamus Komunikasi (Effendy, 1989: 365), rubrik itu

sendiri berarti ruangan dalam surat kabar, majalah atau media cetak

lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan

masyarakat.

Berdasarkan sifat isinya, klasifikasi rubrik dibagi dalam tiga

golongan besar yaitu Rubrik Opini, Informasi dan berita serta rubrik

hiburan (Barung dkk, 1998: 49).

1. Rubrik Opini

Opini berarti pendapat atau pandangan tentang sesuatu

(Abdullah,2000:14). Jadi, kendati faktanya sama namun ketika

orang beropini, antara orang yang satu dengan yang lainnya

memperlihatkan adanya perbedaan. Rubrik opini biasanya terdiri

dari artikel, tajuk rencana, karikatur, pojok dan surat pembaca.

Page 7: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

18

2. Rubrik Informasi dan Berita

Isi media cetak yang berdasarkan fakta adalah berita.

Berita merupakan laporan tentang suatu kejadian yang terbaru atau

keterangan yang baru tentang suatu peristiwa (Samanto, 2002:

112). Berita bisa berupa tertulis, bisa pula berbentuk rekaman

gambar foto sehingga menjadi sebuah foto berita.

3. Rubrik Hiburan

Rubrik hiburan terdiri dari puisi, cerita-cerita pendek,

kartun, karikatur, dan lain-lain.

Dari isi surat kabar antara berita, opini, dan hiburan

terdapat jenis tulisan yang berbeda diantara ketiganya yakni,

tulisan yang berisikan tentang materi-materi dakwah yang di

kemas secara populer. Bisanya dimuat dalam suatu rubrik khusus

yang sering disebut dengan rubrik keagamaan. Dalam rubrik

keagamaan ini tulisan dakwah maupun gambar-gambar yang

mendeskripsikan suatu ajaran agama dapat tersebar dan diterima

banyak kalangan sehingga dapat memberikan warna dakwah

terhadap pesan yang berkembang dewasa ini dan memberikan

wawasan yang luas bagi pembacanya.

Berdakwah melalui tulisan di surat kabar membutuhkan

tulisan yang selektif dan terarah untuk masyarakat luas. Ada

beberapa yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan efektifitas

pemanfaatan surat kabar sebagai wahana dakwah yaitu:

Page 8: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

19

a. Tingkat keterbacaan penyajian tulisan yang sering kurang

mempertimbangkan wawasan serta kemampuan obyek dakwah.

b. Pemilihan tema atau topik yang kurang menyentuh pada

realitas persoalan atau kebutuhan riil masyarakat sebagai obyek

dakwah.

c. Kiranya diperlukan lebih banyak ilustrasi yang menyangkut

kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.

d. Diperlukan lebih banyak lagi bentuk penyuguhan pesan

dakwah yang implisit dan integratif dalam berbagai bentuk

seperti cerpen atau bentuk karya tulis lain.

e. Berkaitan dengan tampilan penyuguhan, baik dari desain atau

lay out tulisan, pemilihan grafis, ilustrasi, maupun sampul itu

sendiri perlu mendapat perhatian pula (Piimpinan Pusat

Muhammadiyah,2004:76-78).

Keefektifan surat kabar juga dapat ditunjang oleh cara

penyajian pesan dan kesesuaian antara isi pesan dengan audiens.

Apabila komunikator dalam pesannya menarik, serta ada

kesesuaian antara isi pesan dengan yang diinginkan komunikan,

maka berlangsungnya penyampaian pesan (dakwah) akan berjalan

lancar.

a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa,

sehingga dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud.

Page 9: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

20

b. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada

pengalaman yang sama antara sumber dan dasar sehingga

sama-sama dapat mengerti.

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran

dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan

itu.

d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh

kebutuhan tadi, yang layak bagi situasi kelompok dimana

sasaran berada pada saat digerakkan untuk memberikan

tanggapan yang dikehendaki (Effendy, 2000:57).

2.1.3. Tinjauan Tentang Motivasi Berdakwah

A. Pengertian Motivasi

Motivasi dalam istilah psikologi merupakan konsep yang

digunakan untuk menerangkan kekuatan yang ada dan bekerja

kepada diri organisme/ individu yang menjadi penggerak/

pengarah tingkah laku individu tersebut (Sururin, 2002: 181).

Adapun menurut Handoko (1992: 9), motivasi adalah suatu

tenaga atau faktor yang terdapat dalam diri manusia, yang

menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah

lakunya. Sementara itu menurut Mc. Donald sebagaimana dikutip

Drs. Totok Jumantoro (2001: 94) mendefinisikan motivasi sebagai

suatu perubahan tenaga di dalam diri atau pribadi seseorang yang

Page 10: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

21

ditandai oleh dorongan afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha

mencapai tujuan.

Jadi motivasi adalah keseluruhan daya penggerak dalam

diri seseorang karena adanya kebutuhan atau keinginan yang

mendorongnya untuk melakukan aktifitas atau keinginan-

keinginan tertentu dan memberikan arah dalam mencapainya, baik

yang didorong atau dirangsang dari luar atau dari dalam dirinya.

Tidak terlepas dari pengertian diatas motivasi berdakwah,

diartikan dengan dorongan untuk berdakwah yang timbul pada diri

seseorang secara sadar untuk melakukan atau melaksanakan

dakwah dengan tujuan tertentu. Atau segala sesuatu yang

mendorong seseorang untuk mengajak orang lain kepada kebaikan

dan mencegah pada yang mungkar.

B. Fungsi Motivasi

Motivasi dalam kehidupan seseorang mempunyai peran

yang penting, karena ia merupakan energi kekuatan pendorong

atau motor penggerak bagi kehidupan manusia dalam berbuat

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian

motivasi mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai pendorong manusia untuk berbuat dan bertindak.

2. Menentukan arah perbuatan dan tujuan perbuatan manusia.

3. Sebagai penyeleksi atas perbuatan yang akan dilakukan

manusia, baik atau buruk sehingga tindakannya selektif.

Page 11: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

22

4. Untuk menguji sikap dalam beramal, benar atau salah sehingga

dapat dilihat kebenaran dan kesalahannya (Sururin, 2002: 182).

C. Ciri-ciri Motivasi

Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-

ciri sebagai berikut (Sardiman, 1992: 83) yaitu:

1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam

waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

(misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi,

keadilan, pemberantas, korupsi, penentangan terhadap setiap

tindak kriminal, amoral dan sebagainya).

4. Lebih senang bekerja mandiri.

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

8. Senang mencari-mencari memecahkan masalah-masalah soal.

Page 12: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

23

D. Macam-macam Motivasi

Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri

yang dikenal sebagai motivasi intrinsik, dan dari luar seseorang

yang dikenal sebagai motivasi ekstrinsik (Dimyati, 1999: 90).

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi

aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena

dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu (Sardiman, 1992: 89). Motivasi intrinsik ini

muncul sebagai akibat adanya tiga hal pokok, yaitu: kebutuhan,

pengetahuan, dan aspirasi cita-cita (Baharuddin, 2004: 239).

Sebagai contoh seseorang yang melakukan atau

melaksanakan kegiatan berdakwah dalam suatu pengajian,

karena betul-betul ingin mendapatkan pengetahuan dan

pengalamannya dalam berdakwah, bukan karena tujuan yang

lain. Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik akan

memiliki tujuan menjadi seorang mubaligh atau ulama yang

berpengetahuan dan ahli dalam bidang berdakwah. Satu-

satunya jalan untuk menuju ketujuan tersebut ialah dengan

mencoba untuk berdakwah langsung di depan audien. Tanpa

melaksanakan dakwah langsung tidak mungkin mendapat

pengalaman dan menjadi ulama atau da'i yang sukses.

Page 13: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

24

Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada

suatu kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi

mubaligh atau ulama. Jadi memang motivasi intrinsik muncul

dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial bukan

sekedar simbol dan seremonial (Sardiman, 1992: 90).

Allah berusaha membangkitkan motivasi Intrinsik

manusia sebagaimana termaktub dalam surat Ar Ra'du ayat 11:

)11: الرعد ( ال يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهمهللاإن اSesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar (Sardiman,

1992: 90). Motivasi ekstrinsik muncul sebagai akibat adanya

tiga hal pokok yaitu ganjaran, hukuman, persaingan atau

kompetisi (Baharudin, 2004: 239). Sebagai contoh misalnya

seseorang berceramah dalam suatu pengajian dengan harapan

ingin mendapatkan upah/ pujian dari masyarakat.

E. Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi

adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar

timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu

sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu

Page 14: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

25

(Purwanto, 1990: 73). Dalam hal ini dalam proses dakwah dimana

juru dakwah atau penerang agama (penulis rubrik mutiara Jum'at)

sebagai faktor pemberi rangsangan dakwah dapat mengarahkan

respon (jawaban) si penerima dakwah kepada tujuan dakwah,

yakni timbulnya proses belajar (learning) pada si penerima materi

dakwah yang dimotivasikan kepadanya (Arifin, 1997: 67).

F. Aspek-aspek Motivasi

Menurut Morgan, sebagaimana dikutip Drs. Wasty

Soemanto (1987: 194), motivasi bertalian dengan tiga hal yang

sekaligus merupakan aspek-aspek daripada motivasi yaitu

kebutuhan atau keadaan yang mendorong tingkah laku, tingkah

laku dan tujuan daripada tingkah laku tersebut.

Antara kebutuhan, tingkah laku dan tujuan terdapat

hubungan yang erat. Tingkah laku manusia timbul karena adanya

suatu kebutuhan, dan tingkah laku manusia tersebut mengarah

pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi atau memuaskan

kebutuhan itu. Tingkah laku yang memberikan kepuasan terhadap

suatu kebutuhan itu cenderung untuk diulang kembali (Handoko,

1992: 19).

1. Aspek Kebutuhan

Seseorang yang terdorong melakukan sesuatu bila

merasa ada suatu kebutuhan, kebutuhan ini timbul karena

Page 15: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

26

adanya keadaan yang tidak seimbang, tidak serasi atau rasa

ketegangan yang menuntut suatu kepuasan.

Menurut Morgan sebagaimana dalam buku Interaksi

dan Motivasi belajar mengajar (Sardiman, 1992: 78) bahwa

manusia hidup memiliki berbagai kebutuhan:

a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktifitas

b. Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain

c. Kebutuhan untuk mencapai hasil

d. Kebutuhan untuk kesulitan

Sementara itu Maslow membagi kebutuhan menjadi 5

tingkat (Purwanto, 1990: 78), yaitu:

a. Kebutuhan fisiologis (jasmaniah)

b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan

c. Kebutuhan hidup kemasyarakatan (sosial)

d. Kebutuhan akan penghargaan

e. Kebutuhan akan aktualisasi diri.

Dalam proses kegiatan dakwah atau penerangan agama

pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan hidup manusia adalah

mutlak perlu diperhatikan. Oleh karena itu tanpa dapat

menghampiri motif-motif pokok manusia, pesan dan kesan

dakwah mustahil dapat mempengaruhi perilaku obyek dakwah

atau penerangan agama sebagaimana yang diharapkan (Arifin,

1997: 70).

Page 16: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

27

2. Aspek Tingkah Laku

Tingkah laku merupakan suatu kegiatan seseorang

dalam melakukan suatu perbuatan. Tingkah laku seseorang

akan melalui tahap-tahap sebagai berikut (Kafie, 1993: 73):

a. Adanya atau timbulnya motif

b. Pertarungan antara beberapa motif yang muncul secara

serempak yang bisa menimbulkan situasi konflik apabila

motif-motif itu mempunyai nilai yang seimbang, sehingga

menimbulkan kebimbangan dan ketegangan konflik akan

hilang kalau keputusan telah ditetapkan.

c. Mengambil keputusan atau menetapkan pilihan motif

d. Mewujudkan tingkah laku bermotivasi yaitu tingkah laku

yang dilatarbelakangi oleh motif.

Maka tugas dan tanggung jawab juru dakwah (penulis

Rubrik Mutiara Jum'at) sebagai motivator adalah:

a. Mampu memberikan motivasi dan dorongan-dorongan

kepada sasaran untuk bertingkah laku motivatif (kegiatan

dakwah, beribadah, beramal sholeh dan lain-lain).

b. Senantiasa memahami 3 faktor dasar yang membentuk

suatu lingkaran motivasi yaitu: kebutuhan, tingkah laku dan

tujuan, sehingga dengan demikian dapat memilihkan materi

dakwah yang sesuai dan menerapkan metode yang

memenuhi harapan (Kafie, 1993: 74).

Page 17: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

28

3. Aspek Tujuan

Tujuan merupakan pemberi arah pada perilaku. Secara

psikologis, tujuan merupakan titik akhir sementara pencapaian

kebutuhan. Jika tujuan tercapai, maka kebutuhan terpenuhi

untuk sementara. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang

menjadi puas dan dorongan mental untuk berbuat terhenti

sementara (Dimyati, 1999: 83).

Tujuan atau nilai-nilai suatu obyek menyangkut faktor-

faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dari luar

individu. Dari dalam diri individu seperti kepuasan kerja,

tanggung jawab dan lain-lain. Sedangkan dari luar individu

seperti status, uang, penghargaan dan lain-lain (Azhari,

2004:67). Sebagai contoh si abang becak yang tetap menarik

becaknya disaat siang bolong tanpa mengenal lelah, karena

bertujuan untuk mendapatkan uang guna menghidupi anak dan

istrinya.

Proses dakwah akan berhasil apabila prinsip-prinsip tertentu

dapat terpenuhi. Sebaliknya apabila prinsip-prinsip tersebut tidak

terpenuhi maka proses dakwah akan tersendat. Apabila metode yang

dipakai Al-Qur'an dalam seruannya keislaman dalam jiwa mereka kita

kaji secara teliti maka kita mampu mengikhtisarkan beberapa prinsip

aplikatif memotivasi mad'u secara efektif (jumantoro,2001:109).

Adapun teknik praktis yang di lakukan da'i (penulis / penyaji materi)

Page 18: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

29

untuk memotivasi pembacanya bisa dilakukan dengan cara-cara

sebagai berikut:

a. Membangkitkan Motivasi dengan Janji dan Ancaman

Dalam membangkitkan dorongan untuk menerima Islam,

Al-Qur'an tidak hanya menakuti nakuti manusia dengan imbalan

kenikmatan dan kebahagiaan. Sebab penggunaan rasa takut saja

tidak akan membawa hasil, justru umat akan menjauh pada Islam.

Oleh karena itu Al-Qur'an berusaha menyeimbangkan antara

pemakaian rasa takut dan rasa harap. Dengan begitu maka mampu

memotivasi kaum muslimin untuk mempelajari sistem dan metode-

metode dalam berpikir dan bertindak.

Bahkan dalam suatu penyampaian materi pengajian ataupun

dalam tulisan-tulisan di surat kabar yang sering kita dengar dan

lihat adalah tentang pahala dan surga, kenikmatan dan siksaan dan

lain-lain, yang kesemuanya itu pada hakekatnya untuk memotivasi

manusia (Jumantoro, 2001 :109-110).

b. Membangkitkan motivasi dengan cerita

Cerita merupakan salah satu sarana untuk membangkitkan

rasa keagamaan, baik cerita-cerita para Nabi ataupun kisah-kisah

yang telah lampau. Sebab secara naluri setiap manusia itu ada rasa

ingin tahu. Oleh karena itu dengan cerita ini akidah teladan dan rasa

keimanan yang kuat akan tertanam dalam diri manusia (Jumantoro,

2001:111).

Page 19: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

30

c. Membangkitkan motivasi dan peristiwa-peristiwa penting

Lazimnya, setiap manusia terpengaruh peristiwa-peristiwa

penting dalam kehidupannya, sebab dengan peristiwa tersebut ia

dapat mengambil pelajaran dan hikmahnya. Dalam rubrik-rubrik

keagamaan di surat kabar pun memanfaatkan peristiwa penting

sebagai sasaran pengajaran pada kaum muslimin (pembaca). Dan

tidak heran apabila dewasa ini, kaum muslimin memanfaatkan

momen-momen penting untuk melaksanakan aktivitas dakwahnya.

Kita kenal dimana-mana ada peringatan hari besar Islam, baik

merayakan Isra' Mi'raj, Nuzulul Qur'an, Maulud Nabi, ataupun

Halal bi Halal di saat merayakan hari kemenangan setelah sebulan

menahan lapar dan dahaga. Semua peristiwa tersebut tidak terlepas

dari peristiwa yang silam (Jumantoro,2001:111).

2.1.4. Tinjauan tentang Hubungan antara Membaca Rubrik dengan

Motivasi Berdakwah

Untuk memperoleh suatu informasi atau pesan yang terkandung

dalam surat kabar tentunya seseorang bisa mendapatkannya dengan

membaca. Menurut Citrobroto (1979: 107), membaca berarti mengerti

atau memahami arti apa yang tertulis. Seseorang dapat dikatakan dapat

membaca, bila ia dapat mengerti apa yang ditulis atau dapat memahami

apa yang tertulis, walaupun tanpa ada suara atau ucapan-ucapan.

Page 20: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

31

Membaca bukan hanya sekedar melafalkan atau mengucapkan

sederetan kata-kata yang dilihat, melainkan harus disertai juga

pemahaman terhadap lambang yang diamati itu. Dengan demikian

disamping memerlukan ketrampilan yang melibatkan pengamatan juga

melibatkan intelegensi dan emosi.

Dalam hal ini faktor minat mempunyai peranan yang penting,

karena tanpa adanya minat yang kuat seseorang akan sulit untuk

melakukan aktivitas membaca, dan kegiatan membaca akan lebih

efektif bila pada diri si pembaca timbul minat untuk membaca. Selain

minat, faktor lain yang dapat berperan dalam proses membaca adalah

perhatian. Tanpa perhatian yang lebih atau ketika sedang membaca

jiwa kita mengembara (tidak konsentrasi), maka arti apa yang kita baca

tidak akan tertangkap, akibatnya perlu pengulangan dalam membaca.

Oleh karena itu, minat, perhatian dan pengulangan sangat diperlukan

dalam membaca, dengan begitu maka akan didapat suatu pemahaman

tentang materi yang terkandung dalam suatu bacaan tersebut.

Membaca merupakan salah satu mata pelajaran tertua didalam

pendidikan formal, seperti halnya pelajaran menulis dan berhitung.

Selain dalam pendidikan formal membaca dilaksanakan oleh

masyarakat juga. Peranan membaca dalam masyarakat dapat diperolrh

dari lingkungan masyarakat itu sendiri.

Membaca merupakan salah satu kebutuhan masyarakat

disamping kebutuhan fisiologisnya. Kebutuhan akan informasi dan

Page 21: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

32

kebutuhan untuk mengerti sesuatu merupakan salah satu kebutuhan

yang harus dipenuhi oleh masyarakat.

Banyak sekali persoalan-persoalan dalam suatu lingkungan

masyarakat, diantaranya adalah hilangnya semangat atau dorongan

untuk melaksanakan dakwah dan kurangnya pengetahuan pemahaman

agama yang dimiliki masyarakat, yang semua itu merupakan persoalan

yang serius yang harus segera dipecahkan.

Dalam hal ini seorang da'i bidang pers (jurnalis muslim) dapat

memerankan peranannya sebagai pembimbing, menyebarkan informasi

tentang perintah dan larangan Allah SWT dan berusaha keras

mempengaruhi komunikan (masyarakat) agar berperilaku sesuai ajaran

Islam dengan tulisan atau pesan-pesan yang dimuat dalam suatu rubrik

di surat kabar.

Surat kabar sebagai alat untuk mempengaruhi masyarakat,

diharapkan agar isinya benar-benar sesuai dengan kondisi sekarang,

sehingga masyarakat atau pembaca untuk memenuhi kebutuhan akan

informasinya bisa tersentuh dengan isi yang disampaikan, menerima,

menghayati dan termotivasi untuk mengamalkannya.

Dalam literatur komunikasi massa, hal ini sering disebut teori

"Uses and Gratication", penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Model

ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi

ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota

khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi

Page 22: BAB II MEMBACA, RUBRIK DAN MOTIVASI BERDAKWAH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Secara populer membaca diartikan sebagai mengerti atau memahami

33

kebutuhannya (Rahmat, 1985: 73). Karena penggunaan media hanyalah

salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media

dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi.

Informasi yang jelas dan singkat dengan menggunakan materi

bahasa yang sesuai dengan kondisi pembaca akan banyak diminati dan

mudah dicerna, dipahami, dihayati kemudian diamalkan sebagai suatu

perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama.

Pesan-pesan yang disampaikan melalui surat kabar pada

akhirnya akan memperkaya pengetahuan serta persepsi pembacanya.

Rangsangan ini kemudian akan mempengaruhi suatu pola pikir

pembacanya serta lingkup pengalaman seseorang dalam membentuk

sikap dan tingkah lakunya.

2.2.Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

masalah penelitan, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,

1998: 67 ). Jadi suatu hipotesa diterima jika fakta-faktanya membenarkan dan

akan ditolak jika kenyataannya bertolak belakang dengan kenyataan semula.

Adapun Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis

kerja (Ha) "Ada pengaruh antara membaca Rubrik Mutiara Jum'at terhadap

motivasi berdakwah bagi pembacanya di Kecamatan Adiwerna Kabupaten

Tegal".