bab ii - las listrik

16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 2.1 Pengertian Pengelasan Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam secara kuat dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida- oksida. Berdasarkan klasifikasinya pengelasan di bagi dalam 2 kelas utama yaitu: a. Pengelasan cair yaitu cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar. b. Pengelasan tekan yaitu cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan kemudian ditekan hingga menjadi satu. B. Nama Komponen a. Mesin las listrik Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yang diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatu lengkung LAPORAN PRAKTIKUM 3

Upload: gfh

Post on 16-Feb-2016

256 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam secara kuat dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida. Berdasarkan klasifikasinya pengelasan di bagi dalam 2 kelas utama yaitu

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II - Las Listrik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

2.1 Pengertian Pengelasan

Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam secara kuat dimana

logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat

didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik

menarik antara atom. Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan

yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.

Berdasarkan klasifikasinya pengelasan di bagi dalam 2 kelas utama yaitu:

a. Pengelasan cair yaitu cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan

sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api

gas yang terbakar.

b. Pengelasan tekan yaitu cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan

kemudian ditekan hingga menjadi satu.

B. Nama Komponen

a. Mesin las listrik

Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik

yang  diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatu

lengkung listrik las. Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari motor bensin

atau diesel gardu induk tegangan pada mesin las listrik biasanya: 110 volt 220 volt

380 volt. Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus.

Mesin las digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau

pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila

dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa

dijepitkan ke benda kerja.

b. Transformator arus bolak-balik (AC)

Macam-macam pesawat las ini seperti transformator las, pembangkit

listrik motor diesel atau motor bensin. Transformator las yang kebanyakan

LAPORAN PRAKTIKUM 3

Page 2: BAB II - Las Listrik

digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200 sampai 500 ampere.

Trafo las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya yang rendah

disamping harganya yang relatif murah.Voltase keluar dari pesawat transformator

ini antara 38 sampai 70 volt.

Gambar 2.1 Transformator AC

c. Rectifier arus searah (DC)

Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi

arus listrik searah (DC) keluar.Pada mesin AC, kabel masa dan kabel elektroda

dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada

busur nyala. 

d. Mesin las AC-DC

Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan

arus searah. Dengan, pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya

karena arus yang keluar dapat arus searah maupun arus bolak-balik. Pesawat las

jenis ini misalnya transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.

e. Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilih dan dibungkus dangan

karet isolasi.Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu kabel elektroda, kabel

massa, dan kabel tenaga. Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan trafo

las dengan elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda

kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau

jaringan listrik dengan trafo las.

LAPORAN PRAKTIKUM 4

Page 3: BAB II - Las Listrik

Gambar 2.2 Kabel Las

f. Penjepit elektroda dan penjepit massa

Penjepit elektroda dan penjepit massa dibuat dari bahan yang mudah

menghantarkan arus listrik. Bahan yang biasa digunakan adalah tembaga.Pada

pemegang elektroda pada mulutnya sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga

memudahkan memasang/menjepit pada pemegang elektroda. Dalam

penggunaannya elektroda harus ditempat pada sela-sela yang ada, dapat

diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90 derajat atau 45 derajat terhadap

pemegang elektroda. Penjepit elektroda maupun penjepit massa tidak

diperkenankan terkena busur las, penjepit benda kerja ditempatkan pada dekat

benda kerja atau meja las dengan kuat agar aliran listrik dapat maksimal/tidak

banyak arus yang terbuang.

  Gambar 2.3 Penjepit elektroda dan penjepit massa

g. Palu terak

Palu las adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan. Dalam

menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil pengelasan

maupun pada base metalnya. Karena luka bekas pukulan adalah merupakan cacat

pengelasan.Palu las sebelum digunakan dicek ketajamannya dan kondisinya.

Apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan dengan menggerindanya. Setelah

selesai menggunakannya, tempatkan palu las pada tempatnya secara rapi. Palu las

LAPORAN PRAKTIKUM 5

Page 4: BAB II - Las Listrik

digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur las dengan

jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.

Gambar 2.4 Palu Terak

h. Gerinda tangan

Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan di

las berupa penyiapan kampuh las.Gerinda ini juga digunakan untuk membantu

dalam proses pengelasan khususnya dalam pembersihan lasan sebelum di

sambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan lapis berikutnya.Gerinda

tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki cacat las yang

memerlukan penggerindaan dalam persiapannya sebelum diperbaiki cacat

pengelasan tadi.

               

Gambar 2.5 Mesin Gerinda Tangan

i. Sikat kawat

Dipergunakan untuk membersihkan benda kerja yang akan

dilas.Membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu

las.

LAPORAN PRAKTIKUM 6

Page 5: BAB II - Las Listrik

Gambar 2.6 Sikat Kawat

j. Tang (penjepit)

Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda

kerja yang masih panas.

C. Alat-alat keselamatan kerja

a. Helm las / topeng las

Helm las maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata

dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun

mata. Sinar las yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata

langsung sampai jarak 16 meter, helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang

dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut.

Gambar 2.7 Topeng Las

b. Sarung tangan

Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan

memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai

sepasang sarung tangan.

LAPORAN PRAKTIKUM 7

Page 6: BAB II - Las Listrik

Gambar 2.8 Sarung Tangan

c. Baju las / apron

Baju las/apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap dapat

melindungi badan dan sebagian kaki.Bila mengelas pada posisi diatas kepala, harus

memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya dapat dipakai

apron.

Gambar 2.9 Apron

d. Kamar las

Kamar las dibuat dari bahan tahan.api.Kamar las penting agar orang yang ada

disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya

kamar las dilengkapi dangan sistim ventilasi.Didalam kamar las ditempatkan

meja las.Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar agar

terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan bunga

api.

e. Elektroda

LAPORAN PRAKTIKUM 8

Page 7: BAB II - Las Listrik

Negara-negara industri elektroda las terbungkus sudah banyak yang

distandarkan penggunannya, di Jepang misalnya elektroda las terbungkus untuk

baja kekuatan sedang telah distandarkan berdasarkan standar industry Jepang (JIS).

Sedangkan di Amerika Serikat (ASTM) didasarkan pada standar asosiasi las

Amerika (AWS).Walaupun dalam memberikan simbol angka berbeda antara kedua

sistem standar tersebut, tetapi dasarnya adalah sama. Sebagai contoh misalnya

huruf D dalam JIS dan huruf E dalam ASTM keduanya berarti elektroda yang

dimaksud adalah elektroda terbungkus. Dua angka pertama baik dalam JIS maupun

ASTM menunjukkan kekuatan terendah dari logam las hanya saja dalam JIS

satuannya adalah (kg/mm2) sedangkan dalam ASTM adalah (psi) dua angka

terakhir dalam kedua kedua sistem standar tersebut menunjukkan fluks.

Contoh :

Elektroda ASTM   = E6013

E : Electric

60 : 60 x 1000psi ( kekuatan tarik )

1 : All position

3 : Jenis selaput / arus

LAPORAN PRAKTIKUM 9

Page 8: BAB II - Las Listrik

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Prosedur Kerja

Dalam melakukan suatu awal pekerjaan diperlukan SOP (Standar Operasi

Pengerjaan) yang harus dipatuhi selama akan melakukan suatu jobsheet pekerjaan,

dalam pengelasan ini ada beberapa aturan yang harus dipatuhi agar tercipta nya

kondisi yang kondusif diantaranya :

Menyiapkan bahan :

1. Menyiapkan seluruh peralatan yang akan dipakai selama kegiatan praktikum

berlangsung diantaranya menyiapkan bahan dan alat seperti plat yang telah

ditentukan, gerinda potong,penggaris dan penitik.

2. Mengukur besarnya plat yang akan dipakai dalam kegiatan praktikum sesuai

yang tertera pada jobsheet.

3.  Menggaris pelat yang akan dipotong.

4. Menitik pada pelat agar memudahkan bagian yang akan dipotong .

5. Memotong pelat dengan mesin gerinda potong.

6. Membersihkan pelat dari sisa pemotongan bahan.

7. Merapikan pelat dengan menggunakan mesin gerinda.

Langkah kerja pengelasan :

1. Memotong benda kerja dengan ukuran yang tertera pada gambar instruksi

sebanyak 2 buah

2. Meletakan kedua benda kerja diatas meja las sesuai instruksi yaitu secara

berdampingan pada bagian sisi panjangnya dan membentuk sudut L .

3. Menyalakan trafo las listrik dan atur ampere/arus sesuai dengan ketentuan

diameter pada elektroda dan ketebalan pelat yang digunakan untuk di las.

LAPORAN PRAKTIKUM 10

Page 9: BAB II - Las Listrik

4. Memerhatikan posisi sudut kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada

saat proses pengelasan berlangsung (60o s/d 80o terhadap arah pengelasan) dan

usaha kan posisi perpindahan tangan pada saat mengelas konstan/tetap dan

juga jarak elektroda terhadap benda kerja sekitar 2 mm.

5. Melakukan pengelasan titik pada kedua ujungnya. Jika tampak sudah rapi,

lakukan pengelasan penyambungan seperti gambar ( bentuk las rigi-rigi ) .

6. Jika telah selesai melakukan pengelasan angkat benda kerja dengan

menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu terak dan

sikat baja untuk melihat hasilnya lalu rendam dalam air agar tekstur hasil las

semakin kuat.

7.  Menanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.

B. Peralatan

Berikut ini merupakan peralatan yang digunakan dalam melaksanakan

praktikum, antar lain:

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya seperti klam, stik holder dan kabel las

2. Meja las

3. Topeng las listrik

4. Sarung tangan

5. Apron kulit

6. Tang penjepit

7. Palu

8. Palu terak

9. Sikat baja

10. Plat ukuran

LAPORAN PRAKTIKUM 11

Page 10: BAB II - Las Listrik

BABIV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Pengamatan

Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan setelah melakukan praktikum

mengelas dan kami menemukan beberapa masalah yang diakibatkan oleh kesalahan

mahasiswa dalam menentukan ampere pada trafo las maupun dalam melakukan

proses pengelasan, berikut data hasil pengamatan kami pada praktikum mengelas :

1. Alur las tidak rata dan sering berlubang.

2. Sulit dalam menentukan sudut yang tepat pada awal mengelas sampai akhir

mengelas.

3. Hasil las tidak sama dalam membuat alur-alur las.

4. Rigi-rigi las tidak teratur dan tidak lurus.

5. Benda kerja berlubang.

6. Busur elektroda sering menempel ke benda kerja .

7. Hasil pengelasan tidak sesuai dengan jobsheet.

B. Pembahasan

Dari hasil praktikum pengelasan menggunakan las listrik sebaiknya

mahasiswa mempelajari tentang kode yang ada pada elektroda agar mahasiswa

mampu untuk memberikan arus yang tepat sesuai dengan kode yang ada pada

spesifikasi elektroda, dan akan berdampak kepada hasil pengelasan semisal ampere

yang dipakai terlalu besar maka hasil las akan bolong dikarenakan meleleh oleh arus

LAPORAN PRAKTIKUM 12

Page 11: BAB II - Las Listrik

yang terlalu besar jika ampere yang dipakai terlalu kecil maka las akan sering

menempel dan itu akan menyulitkan pada saat mengelas.

Dari hasil las yang tidak rata maka disebabkan oleh kecepatan perpindahan

pada saat mengelas terlalu cepat ataupun terlalu lambat atau bahkan tidak konstan

menyebabkan hasil las rapuh bahkan bisa berlubang dikarenakan elektroda tidak

merata pada bagian permukaan.

LAPORAN PRAKTIKUM 13

Page 12: BAB II - Las Listrik

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan, mahasiswa dapat

mengetahui

banyak hal mengenai proses pengelasan. Mulai dari mengetahui berbagai

komponen yang terdapat pada mesin las hingga mengetahui berbagai kerusakan

yang timbul pada benda kerja selama melakukan kegiatan praktikum.

B. Saran

Sebaiknya dalam melakukan kegiatan praktikum apabila terdapat hal yang

kurang dapat dimengerti wajib ditanyakan kepada pembimbing praktikum,

sehingga akan meminimalkan timbulnya kerusakan pada benda kerja yang

disebabkan oleh suatu hal yang kurang dimengerti oleh peserta praktikum.

LAPORAN PRAKTIKUM 14