bab ii landasan teori - perpustakaan pusat...
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Jenis – jenis kata dalam bahasa Jepang.
Jenis kata dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah hinshi (品詞) .
Berdasarkan pengembangannya pengklasifikasian jenis kata bahasa Jepang
mengalami beberapa perubahan. Sehubungan dengan hal tersebut Yasuo (dalam
Sudjianto 1985:543-546) menyatakan bahwa pengklasifikasian jenis kata dalam
gramatika bahasa Jepang berdasarkan para pakarnya diklasifikasikan dalam lima
kelompok gramatika yaitu :
1. Otsuki bunpoo (Otsuki Fumihiko, 1847 – 1928)
Dalam Otsuki bunpoo, jenis kata yang dikelompokan tidak diketahui
secara jelas jumlahnya.
2. Yamada Bunpoo (Yamada Yashio, 1873 – 1958)
Yamada yashio mengklasifikasikan jenis kata ke dalam 14 jenis meliputi
Meishi, Daimeishi, Sushi, Dooshi, Keiyooshi, Sonzaishi, Keishiki Dooshi,
KEishiki Keiyooshi, Jotai fukushi, Teido Fukushi, Chinjitsu FUkutsu,
Setsuzoku Fukushi, Kandooshi dan Joshi. Pengklasifikasian dari Yamada
Yoshio lebih menitik beratkan pada fukushi „kata keterangan‟ secara detail.
3. Matsushita Bunpoo(Takieda Mitoki, 1900 – 1967)
Matsushita mengklasifikasikan jenis kata ke dalam 6 jenis, meliputi Meishi,
Dooshi, Rentaishi, Kandooshi, Fukushi, dan Fukumeishi.
8
4. Takieda Bunpoo (Takieda Mitoki, 1900-1967)
Takieda mitoki mengklasifikasikan jenis kata ke dalam 10 jenis, meliputi
Dooshi, Keiyooshi, Keiyooshi meishi, Fukushi, Rentaishi, Setsuzokushi,
Kandoshi, Jodoshi, dan Joshi
5. Hashimoto Bunpoo ( Hashimoto Shinkichi, 1982 – 1945)
Hashimoto shinkichi mengklasifikasikan jenis kata ke dalam 9 jenis,
meliputi Dooshi, Keiyooshi, Meishi¸(didalamnya termasuk Daimeishi dan
Sushi), Fukushi, Rentaishi, Setsuzokushi, Kandooshi, Jodooshi dan Joshi
Masih dalam sumber yang sama disebutkan bahwa dari pengklasifikasian
bahasa Jepang yang diuraikan di atas, hanya Hashimoto Bunpoolah yang
digunakan sebagai acuan untuk Gramatika Bahasa Jepang yang ditetapkan oleh
Departemen Pendidikan Jepang. Gramatika inilah yang diperkenalkan dan
diajarkan kepada para siswa di sekolah – sekolah Jepang sampai sekarang.
Pengklasidikasian kata dalam bahasa Jepang berdasarkan Hashimoto
Bunpoo terdiri dari sembilan jenis kata namun Tomita mengklasifikasikan jenis
kata menjadi 10 jenis meliputi dooshi, keiyooshi, keiyoodooshi, meishi, fukushi,
rentaishi, setsuzokushi, kandooshi, jodooshi, dan jooshi. Sebenarnya letak
perbedaan hanya dimana Tomita membagi keiyooshi menjadi dua jenis yaitu
keiyooshi (i-keiyooshi) dan keiyoodoshi (na-keiyooshi).
9
tango
jiritsugo
mengenal konjugasi/deklinasi
menjadi predikat yoogen
dooshi
keiyoushi
keiyoodooshi
tidak mengenal konjugasi/deklinasi
menjadi subjaek taigen meishi
tidak menjadi subjek
menjadi keterangan
menerangkan yoogen fukushi
menerangkan taigen rentaishi
tidak menjadi keterangan
menjadi penyambung setsuzokushi
tidak menjadi penyambung
kandooshi
fuzokugomengenal
konjugasi/deklinasi jodooshi
tidak mengenal konjugasi/deklinasi
joshi
Kelas kata dalam Gramatika Bahasa Jepang
Bagan 2.1 (Klasifikasi kelas kata dalam bahasa Jepang
(Murakami dalam Sudjianto dan Ahmad:2004:147)
Dari Bagan 2.1 dapat di ketahui kata dalam bahasa Jepang dibagi menjadi
dua bagian besar yakni jiritsugo dan fukuzokugo. Jiritsugo adalah tango yang
dapat berdiri sendiri dan dapat menunjukkan arti tertentu. Yang termasuk
jiritsugo adalah dooshi, i-keiyooshi, na-keiyooshi, meishi, rentaishi, fukushi,
setsuzokushi, dan kandooshi. Sedangkan fukuzokugo adalah tango yang tidak
10
dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki arti tertentu jika tidak digabungkan
dengan kata yang mengikutinya. yang termasuk kelompok fukuzokugo adalah.
joshi dan jodooshi.
2.2 Joshi
2.2.1 Pengertian Joshi
Joshi atau partikel adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan, dan
tidak bisa berdiri sendiri yang memiliki fungsi membantu, dan menentukan ; arti,
hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lainnya dalam suatu kalimat
bahasa Jepang baik dalam ragam lisan maupun ragam tulisan.
Dalam Renariah (2005:13) dinyatakan bahwa :
”Joshi termasuk morfem terikat karena joshi hanya dapat mempunyai arti
bila bergabung dengan morfem lain, morfem lain itu harus bermorfem
bebas”. Atau lebih lanjut dapat dikatakan bahwa joshi adalah satuan
gramatik yang membentuk komplemen atau topik yang menigikuti
nomina dan merupakan suatu yang berfungsi menghubungkan kata.”
Lebih lanjut Hirai (1982 :161) dalam (Sudjianto dan Ahmad) menyatakan
definisi joshi sebagai :
”...kelas kata yang termasuk fukuzokugo yang dipakai setelah suatu kata
untuk menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta
untuk menambah arti kata tersebut lebih jelas lagi. kelas kata joshi tidak
mengalami perubahan bentuknya.”
Sedangkan Sudjianto dan Ahmad ( tahun :181) menyatakan bahwa :
”Joshi akan menunjukkan maknanya apabila sudah dipakai setelah kelas
kata lain yang dapat berdiri sendiri (jiritsugo) sehingga membentuk sebuah
bunsetsu atau sebuah bun. kelas kata yang dapat disisipi joshi antara lain
meishi, dooshi, i-keiyooshi, na-keiyooshi, joshi, dan sebagainya.”
11
Dari beberapa pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa joshi adalah,
morfem terikat yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak mempunyai arti
jika tidak diikuti dengan kalimat atau kata yang mengikutinya.
2.2.2 Jenis dan Fungsi Joshi
Tomita (1995:28) mengklasifikasikan kata bantu ke dalam empat
kelompok yaitu Kakujoshi, Fukujoshi, Setsuzokujoshi, dan Shuujoshi
Lebih lanjut Ahmad dan Sudjianto (2004:181) menjelaskan bahwa Joshi
dapat di bagi menjadi empat macam sebagai berikut :
a. 格助詞 (Kakujoshi) yaitu partikel yang tidak mengalami perubahan, dan
menunjukkan hubungan makna dalam sebuah kalimat. Joshi yang
termasuk kakujoshi pada umunya dipakai setelah nomina untuk
menunjukkan hubungan antara nomina tersebut dengan kata lainnya. Joshi
yang termasuk kelompok ini misalnya ga,no, o, ni, e, to, yori, kara, de,
dan ya
b. 副助詞 (Fukujoshi) yaitu partikel yang secara keseluruhan berfungsi
layaknya seperti kata keterangan atau adverbia yang muncul dibelakang
kakujoshi, kata keterangan (adverb) maupun kata benda. Joshi yang
termasuk fukujoshi dipakai seltelah berbagai macam kata. seperti kelas
kata fukushi, fukujoshi dan berkaitan erat dengan bagian kata berikutnya.
joshi yang termasuk kelompok ini misalnya wa, mo, koso, sae, demo, shika,
made, bakari, dake, hodo, kurai (gurai), nado, nari, yara, ka, dan zutsu.
12
c. 接続詞 (Setsuzokushi) setsuzokushi dipakai setelah yoogen (dooshi, i-
keiyooshi, na-keiyooshi) atau setelah jodooshi untuk melanjutkan kata –
kata yang ada sebelumnya terhadap kata – kata yang ada pada bagian
berikutnya. Joshi yang termasuk kelompok ini misalnya ba, to keredo,
keredomo, ga, kara, shi, temo(demo),te(de),nagara,tari(dari),noni, dan
node.
d. 終助詞 (Shuujoshi) yaitu partikel yang ditambahkan di akhir sebuah
kalimat atau paragraf, dapat menambahkan makna berupa pertanyaan,
larangan, maupun kesan. Joshi yang termasuk shuujoshi pada umunya
dipakai selteah berbagai macam kata pada bagian akhir kalimat untuk
menyatakan suatu pertanyaan, larangan, seruan, rasa haru, dan sebagainya.
joshi yang termasuk kelompok ini misalnya, ka, kashira, na, naa, zo, tomo,
yo, ne, wa, no dan sa
2.3 Joshi No
Dalam Sugihartono (2001:37) disebutkan bahwa joshi no fungsi dasarnya
menghubungkan nomina dengan nomina tetapi dalam sebuah kalimat bisa
memiliki banyak fungsi dan arti tergantung intonasi pengucapannya.” Dalam
sumber yang sama Sugihartono mengklasifikasikan fungsi partikel No sebagai
berikut :
a. Menggabungkan dua nomina yang menunjukkan kepemilikan, bagian
depan partikel merupakan pemilik benda yang berada sesudah partikel.
Contoh :
13
(5) これは私の本ですね。
Kore wa watashi no hon desune
Ini / buku milik saya ya!
(6) これは小室さんのかばんです。
Kore wa Komuro san no kaban desu
Ini / tas mulik Sdr/i Komuro
(7) これは久保先生の本です。
Kore wa kubo sensei no hon desu
Ini / buku milik Kubo sensei
b. Menunjukkan sifat atau keanggotaan suatu hal, yang bagian belakan
merupakan penjelasan apabila kita berfikir dengan kaidah bahasa
Indonesia, bahasa Jepang berlaku hukum (M-D) tetapi apabila berfikir
dengan kaidah bahasa Jepang tetap menganggap bahwa bagian belakang
merupakan penjelas dari kata yang ada di depan.
contoh :
(8) この二人が私の家内と娘です
Kono futari ga watashi no kanao to musume desu
Dua orang ini Istri dan anak perempuan saya
(9) ここは英語の専門学校です
Koko wa eigo no senmongakkou desu
Ini adalah sekolah kejuruan bahasa Inggris
14
c. Menunjukan tempat keberadaan
Contoh :
(10) 山の上にあるホテルです
Yama no ue ni aru hoteru desu
Hotel yang berada di atas gunung
(11) 大学の横のレストランです
Daigaku no yoko no resutoran desu
Restoran yang ada di dekat universitas
(12) これは家の前にある木と同じ種類じゃないか
Kore wa ie no mae ni aru ki to onaji shurui janai ka
Apakah ini bukan sejenis pohon yang ada di depan rumah (kita)
ya?
d. Menunjukkan posisi yang sama
Contoh :
(13) 友達の山田さん
Tomodachi no yamada san
Sdr. Yamada, Teman (saya)
(14) あの方はノーベル小候補の福田教授です。
Ano kata wa noberu shoo kooho no fukuda kyouju desu
Orang itu adalah Prof, Fukuda yang memperoleh hadiah Nobel.
(15) これは恋人のゆう子ちゃんからの手紙です
Kore wa koibito no yuuko chan kara no tegami desu
Ini adalah surat dari kekasih yang namanya Yuko
15
e. Menghubungkan nomina dengan verba atau adjektiva, yang menyatakan
bahwa nomina tersebut berfungsi sebagai keterangan. Hal ini seperti
fungsi partikel Ga
Contoh :
(16) 授業の始まるベルが鳴っていた
Jugyou no hajimariu beru ga natteita
Telah berbunyi bel mulai pelajaran
(17) 母の作ってくれたお菓子です
Haha no tsukutte kureta okashi desu.
Kue pemberian buatan ibu.
(18) 意味のよくわからないところがあるから質問したいです
Imi no yoku wakaranai tokoroga aru kara shitsumon shitai desu.
Saya ingin bertanya karena ada bagian yang tidak dimengerti
artinya.
f. Menunjukkan perasaan pembicara (biasanya wanita) yang diletakkan di
akhir kalimat terkadang dengan noyo tetapi untuk mempertegas arti
kalimat lebih digunakan No
Contoh :
(19) 私今日は行かないつもりの
Watashi kyou wa ikanai tsumori no
Saya bermaksud tak akan pergi hari ini
(20) 今日は疲れて、何もしたくないの
Kyou wa tsukarete, nani mo shitakunai no
16
Saya hari ini tak ingin melakukan apapun karena kelelahan
(21) 今お腹がいっぱいなので、何も食べたくないの
Ima onaka ga ippai nanode, nani mo tabetakunai no
Saya sekarang masih kenyang, tak ingin makan sesuatu apapun
(22) あなたに差し上げたいものがあるの。学校の帰りに家へ
寄ってくださいませんか
Anata ni sashiagetai mono ga aru no. gakkou no kaeri ni ie he
yotte kudasaimasenka
Ada seseuatu yang ingin saya berikan pada anda, bersediakah
mampir ke rumah saya sepulang dari sekolah?
g. Menunjukkan pertanyaan di letakan di akhir kalimat, untuk itu pada
bagian partikel diintonasikan lebih tinggi dan biasanya diucapkan pada
orang yang sudah akrab atau dari atasan pada bawahan
Contoh :
(23) 今頃どこへ行くの?
Ima goro doko e iku no?
Akan pergi ke mana waktu begini?
(24) 来年本当に結婚するの?
Rainen hontou ni kekkon suru no?
Benarkah tahun depan jadi menikah ?
(25) 今日、きれいな洋服を着て何があるの
Kyou, kirei na youfuku o kite nani ga aru no?
17
Ada apa hari ini? [anda] memakai pakaian sebagus itu?
(26) 大勢人がいるけれど、何かあったんですの
Oozei hito ga irukeredo, nanika attandesu no
Ada apa ya? kok banyak benar orang?
Menunjukkan perintah atau pertanyaan yang bersifat kurang
lembut dan intonasi yang naik di bagian akhir kalimat.
Contoh :
(27) 子供は外で遊んでいるいればいいの
Kodomo wa soto de asondeiru ireba ii no
Anak – anak sebaiknya bermainlah di luar
(28) 文句を言わないで、いうとおり仕事をするの
Monku o iwanaide, iu toori shigoto wo suru no
h. Jangan banyak mengeluh!, kerjakan pekerjaan sesuai apa yang telah di
katakan!
(29) 来なさいと言ったら、すぐにこっちへ来るの
Kinasai to ittara, sugu ni kocchi e kuru no
Apabila [anda] diminta datang. datang lah ke sini dengan segera
(30) まあ、それは話が違うではないの
Maa, sore wa hanashi ga chigau dewanai no
Wah, apa ceriteranya tidak salah tuh?
18
i. Menunjukkan arti “Hal” atau “Barang” yang merupakan penggabungan
dengan verba yang berada sebelum partikel :
“Yomu no ==> Yomu no = Hal membaca.
Contoh :
(31) 寒いから泳ぐのはやめたほうがいいです
Samui kara oyogu no wa yameta hou ga ii desu
Karena dingin sebaiknya hal berenang dihentikan
(32) 外人にとって漢字を覚えるのが難しいです
Gaijin ni totte kanji wa oboeru no ga muzukashii desu
Bagi orang asing belajar menghafalkan Kanji merupakan hal yang
sulit
(33) 私の好きなのはショパンなんです
Watashi no suki na no wa shopan nandesu.
Hal yang saya sukai adalah “Sopan”
(34) クラシック音楽を聞くのが好きです
Kurashikku ongaku wo kiku no ga suki desu
Saya suka mendengarkan musik klasik
j. Menunjukkan arti “Untuk” “Karena” biasanya dalam bentuk Noni
Contoh :
(35) 現在は生活するのに精一杯で、結婚などとても考えられない
Genzai wa seikatsu suru noni sei ippai de kekkon nado totemo
kangaerarenai
19
Jaman sekarang jangankan memikirkan untuk menikah. berfikir
untuk hidup pun harus banting tulang.
(36) ロンドンからオックスフォードへ行くのに、バスが一番
便利です。
Rondon kara okkusufoodo e iku noni, basu ga ichiban benri desu.
Untuk pergi dari london ke Oxford paling praktis/ gampang naik
bus.
k. Apabila bermaksud mengubah verba (yang menyatakan arti atau sedang)
menjadi nomina bentukan misalnya :
Hashiru 走る=Berlari → Hashitteiru 走っている=Sedang
berlari →Hashitteiru no走っているの=Sedang berlarian
Dalam terjemahan bahasa Indonesia kalimat seperti di bawah terasa
janggal atau arti kalimat berubah dari yang di maksudkan. Di sini
diupayakan bisa menjembatani perbedaan itu meskipun terlihat agak
janggal
contoh :
(37) 車が走っているのが見えます
Kuruma ga hashitteiru no ga miemasu
Mobil yang sedang berlarian lah yang terlihat. atau terlihat mobil
yang sedang berlari
(38) 隣でピアノを弾いているのが聞こえます。
Tonari de piano o hiiteiru no ga kikoemasu
Terdengar orang yang sedang bermain piano di sebelah
20
Ungkapan yang berpola idiomatik untuk mempertegas ungkapan
sebelumnya. pola idiomatik tersebut “~No nan no~nai” atau
“~no~no~nai”
Contoh :
(39) 汚いの汚くないの、まったく話にならない
Kitanai no kitanakunai no, mattaku hanashi ni naranai
Sama sekali tak bisa diceritakan, kotor atau tidaknya
(40) ドリアンを食べたの食べないのと言って、一個食べてしま
った
Dorian o tabeta no tabenai no to itte、ikko tabete shimatta.
Saya ragu bisa makan durian atau tidak, tetapi akhirnya satu butir
saya habiskan
(41) うちを買ったが、その高いのなんのいったらなかった
Ie o katta ga, sono takai no nan no to ittara nakatta
Saya telah membeli rumah itu karena tidak ada lagi meskipun
harganya mahal.
(42) A-社のの車売上台数はB社より多かった
A sha no kuruma uriagedaisuu B sha yori ookatta
Jumlah penjualan mobil perusahaan A lebih banyak dari
berusahaan B
Menunjukan perintah dengan menekankan nada No di akhir
kalimat
21
(43) お薬早く飲むの
O kusuri hayaku nomu no
Cepatlah minum obat ini
(44) あなたのせいよ、文句を言わないの
Anata no sei yo, monku wo iwanai no
Penyebabnya adalah anda sendiri lho!, jangan protes begitu
(45) 本を読むと言ったら早く読むの
Apabila sudah mengatakan akan baca buku, segeralah
membacanya
(46) バスがもう来たわよ、乗るの、乗るの
Bus sudah datang, Naiklah – naiklah
Untuk bertanya penegasan, biasanya dalam bentuk no ne, no yo
ne di akhir kalimat
(47) あのプリントはよく誤字があるのね。よく確かめてよ
Ano purinto wa yoku goji ga aru no ne, yoku tashikamete yo
Cetakan makalah itu banyak salah huruf ya, periksalah dengan
baik lho!
(48) あそこに警官がいるのね、何が起きたのよ
Asoko ni keikan ga iru no ne, nani ga okita no yo
Di sana ada polisi ya!, Ada apa ya?
(49) あら、今日は百貨店は休みなのよね
Ara, Kyou wa hyakkaten wa yasumi nano yo ne
22
Oh iya, hari ini departemen store tutup ya?
2.3.1 Joshi No sebagai Kakujoshi
l. Partikel no dapat dipakai untuk menggabungkan dua bah nomina.
Nomina yang ada sebelum partikel no menjadi kata keterangan bagi
nomina yang ada setelah partikel no.
Contoh :
(50) 机の上にかばんがある
Tsukue no ue ni kaban ga aru
”Di atas meja ada tas”
(51) 部屋の中に誰かいますか
Heya no naka ni dare ka imasuka
“Apakah ada seseorang di dalam kamar?”
(52) ここは日本語の専門学校です
Koko wa nihongo no senmon gakkou desu
“di sini adalah SMK khusus bahasa Jepang”
m. Partikel no dapat dipakai untuk menggabungkan dua bagian kalimat.
Bagian kalimat yang ada sebelum partikel no menjadi keterangan bagi
bagian kalimat yang ada setelah partikel no. fungsi partikel no ini hamper
sama dengan fungsi partikel no pada nomor 1. Namun, partikel no disini
dalam pemakaiannya bisa diganti dengan partikel ga
Contoh :
(53) 歌の上手な人はよこはまさんです。
23
Uta no jyoozuna hito wa Yokohama-san desu
”Tuan Yokohama yang pandai menyanyi”
(54) 私の行きたい国はアメリカです
Watashi no ikitai kuni wa Amerika desu.
“Negara yang ingin saya kunjungi adalah Amerika”
n. Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan perbandingan seperti pada
kalimat berikut
(55) ジャカルタのほうがバンドンより大きいです
Jakaruta no hoo ga Bandung yori ookii desu.
“Kota Jakarta lebih besar dari kota Bandung”
(56) 感じのほうがひらがなより難しい
Kanji no hoo ga hiragana yori muzukashii
“Kanji lebih sulit dari pada Hiragana”
(57) アミルさんのほうがアリさんより日本語が上手
Amir-san no hoo ga Ali-San yori nihongo ga joozu.
“Amir lebih pintar bahasa jepang daripada Ali”
o. Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan sebab – sebab, alas an, atau
tujuan dilakukannya / terjadinya sesuatu.
(58) 病気のために会社へ行きませんでした
Byooki no tame ni kaisha e ikimasen deshita.
“Saya tidak pergi bekerja karena sakit”
(59) 英語の勉強のために学校へ行きました。
24
Eigo no benkyoo no tame ni gakkoo e ikimashita
“Saya pergi ke sekolah untuk belajar bahasa Inggris”
p. Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan benda atau barang yang
dimiliki .
(60) このカメラはアミルさんのです
Kono kamera wa Amir – san no desu
“Kamera ini milik amir”
(61) これはあなたのですか
kore wa anata no desu ka
“Apakah ini (barang) milik anda?”
f. Partikel no dapat dipakai untuk menggantukan orang atau benda
(62) ジャカルタへ行くのはアミルさんだけです
Jakaruta e iku no wa Amir – San dake desu
“Hanya amir yang akan pergi ke Jakarta”
(63) 高いのも安いのもあります
Takai no mo yasui no mo arimasu
“baik yang murah ataupun yang mahal pun ada”
g. Partikel no dapat dipakai untuk mengubah verba menjadi nomin
(64) 漢字を読むのは難しい
Kanji o yomu no wa muzukashii
25
“Membaca kanji itu hal yang sulit”
(65) 帰るのはいつですか
Kaeru no wa itsu desuka
"Kapan pulang (nya)?”
2.3.2 Partikel No sebagai Shuujoshi
Berhubungan dengan partikel no Tadasu (1989: 143-144) menyatakan
bahwa “selain sebagai kakujoshi, partikel no dipakai juga sebagai shuujoshi”.
Dalam hal ini shuujoshi dipakai pada akhir kalimat atau pada akhir bagian-bagian
kalimat (bunsetsu) untuk menyatakan perasaan pembicara seperti rasa haru,
larangan dan sebagainya”.
Dalam Bunkachou (1978: 29) disebutkan bahwa shuujoshi adalah partikel-
partikel yang dipakai pada bagian akhir kalimat untuk menyatakan pertanyaan,
rasa heran, keragu-raguan, harapan atau rasa haru pembicara seperti partikel ka,
na, ne dan sebagainya. Partikel yang termasuk shuujoshi yang sering dipakai
dalam pemakaian Bahasa Jepang sehari-hari yakni partikel-partikel ka, kashira,
kke, na/naa, ne/nee, no, sa, tomo, wa ya, yo, ze dan zo.
Dalam dua defenisi yang telah dikemukakan di atas disebutkan bahwa
shuujoshi di antaranya dipakai untuk menyatakan suatu perasaan [kandou] yang
dirasakan pembicara pada waktu mengucapkannya. Fungsi shuujoshi seperti ini
dimiliki juga oleh kelas kata interjeksi [kandoushi]. Sehingga ada juga yang
menyebut shuujoshi ini dengan istilah kandoujoshi.
26
Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan keputusan atau ketegasan
pembicara.
(66) 彼はとても親切なの
Kare wa totemo shinsetsuna no
“Dia sangat ramah loh”
(67) もういいの
Moo ii no
“Sudah cukup!”
(68) いいえ、違うの
Iie, chigau no
“Tidak, itu salah”
h. Partikel no pada kalimat di atas, dalam ragam bahasa wanita dapat ditambah
dengan partikel yo sehingga menjadi noyo
27
Partikel no dapat dipakai untuk menyatakan kalimat Tanya
(69) どうしたの?
Dooshita no?
“Kenapa?”
(70) どうして食べないの?
Dooshite tabenai no?
“Kenapa kamu tidak makan?”
(71) 何をしているの?
Nani o shite iru no?
“Sedang berbuat apa?”