bab ii landasan teori - library & knowledge centerlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...

22
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran (Marketing Definition) Saat ini konsumen dikelilingi oleh dunia pemasaran (marketing), di rumah, di tempat kerja, di jalan, di toko, di tempat bermain, dan hampir semua aktivitas harian dikelilingi oleh pemasaran. Karena konsumen memiliki lebih banyak pilihan daripada sebelumnya, produk, merek, iklan, harga, atau toko yang baik sudah tidak cukup lagi. Hal ini dikatakan tidak cukup lagi karena konsumen dapat lebih cepat dan mudah meriset produk dan perusahaan, membandingkan harga, mencek spesifikasi, dll. Konsumen ataupun pemasok saat ini lebih menyukai berhadapan dengan organisasi dan merek yang memiliki kredibilitas dan citra publik yang positif. Para pesaing lokal dan internasional pun berlomba-lomba memulai dan mengukuhkan relasi dengan para pelanggan mereka. American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan nilai kepada pelanggan, dan mengelola relasi pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pihak - pihak yang berkepentingan (stakeholder) (Wood, 2009: 4). Konsep pemasaran sangatlah memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan organisasi dari sebuah perusahaan agar lebih efektif dibandingkan para pesaingnya dalam hal membuat, mengirimkan dan mengkomunikasikan nilai

Upload: vutu

Post on 09-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Pemasaran (Marketing Definition)

Saat ini konsumen dikelilingi oleh dunia pemasaran (marketing), di rumah, di

tempat kerja, di jalan, di toko, di tempat bermain, dan hampir semua aktivitas harian

dikelilingi oleh pemasaran. Karena konsumen memiliki lebih banyak pilihan daripada

sebelumnya, produk, merek, iklan, harga, atau toko yang baik sudah tidak cukup lagi.

Hal ini dikatakan tidak cukup lagi karena konsumen dapat lebih cepat dan mudah

meriset produk dan perusahaan, membandingkan harga, mencek spesifikasi, dll.

Konsumen ataupun pemasok saat ini lebih menyukai berhadapan dengan organisasi

dan merek yang memiliki kredibilitas dan citra publik yang positif. Para pesaing lokal

dan internasional pun berlomba-lomba memulai dan mengukuhkan relasi dengan para

pelanggan mereka.

American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah

fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan,

menyampaikan nilai kepada pelanggan, dan mengelola relasi pelanggan dengan cara

yang menguntungkan organisasi dan pihak - pihak yang berkepentingan (stakeholder)

(Wood, 2009: 4). Konsep pemasaran sangatlah memegang peranan penting dalam

pencapaian tujuan organisasi dari sebuah perusahaan agar lebih efektif dibandingkan

para pesaingnya dalam hal membuat, mengirimkan dan mengkomunikasikan nilai

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

7

kepada target yang dituju. Pemasaran lebih mementingkan kebutuhan para

pembelinya.

2.2 Perencanaan Pemasaran (Marketing Plan)

Ketika perusahaan dihadapkan pada tekanan dari pemegang saham untuk

meningkatkan laba usahannya, sementara persaingan yang semakin ketat, maka

diperlukanlah suatu strategi baru. Dalam kegiatan pemasaran, stategi itu

diimplementasikan dalam bentuk perencanaan pemasaran (Marketing Plan).

Perencanaan pemasaran (Marketing Plan) adalah proses terstruktur untuk

menetapkan bagaimana menyajikan nilai bagi pelanggan, organisasi, dan pihak -

pihak berkepentingan utama dengan menganalisa situasi terkini, termasuk pasar dan

pelanggan, mengembangkan dan mendokumentasikan tujuan, strategi dan program

pemasaran, mengimplementasikan, mengevaluasi, dan mengontrol kegiatan

pemasaran untuk mencapai tujuan. (Wood, 2009: 5).

Perencanaan pemasaran sangatlah penting dilakukan demi keberhasilan

pemasaran. Perencanaan pemasaran dapat membantu memfokuskan pikiran

perusahaan pemasaran dan tim pada proses pemasaran, yaitu apa yang akan dicapai

dan bagaimana perusahaan melakukan kegiatan tersebut. Dalam mengembangkan

maupun memperbaharui rencana pemasaran sering kali terjadi sebuah tantangan

dalam memulainya. Untuk lebih mengembangkan strategi efektif yang dapat

digunakan dalam perencanaan pemasaran, hal utama yang harus dilakukan adalah

dengan mengumpulkan informasi baik internal maupun eksternal perusahaan, seperti

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

8

persaingan, tren, statistik, dll. Hal ini akan mempengaruhi proses pengambilan

keputusan perencanaan pemasaran yang akan dilakukan selanjutnya.

Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa tahap utama dari perencanaan

pemasaran seperti, pertama, penjelasan tentang situasi terkini, yaitu menganalisa

faktor – faktor eksternal dan internal seperti visi, misi, tujuan, pesaing, dan kekuatan

lingkungan, selain itu menganalisa SWOT (kekuatan dan kelemahan internal, peluang

dan ancaman eksternal). Kedua, mengenai sasaran dan isu (membagankan tujuan

perencanaan pemasaran khusus yang harus dicapai dan mengidentifikasikan isu apa

saja yang dapat mempengaruhi pencapaian beberapa tujuan). Ketiga yaitu mengenai

pasar sasaran, analisis pelanggan, penentuan posisi (pembahasan tentang segmentasi,

penargetan, keputusan penentuan posisi, dan juga membahas segmen - segmen yang

ditargetkan dengan meninjau kebutuhan, keinginan, perilaku, sikap, loyalitas, pola

pembelian pelanggan, dan calon pelanggan). Keempat adalah mengenai strategi

pemasaran, yaitu menunjukkan strategi keseluruhan yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan perencanaan pemasaran, dengan menciptakan, mengkomunikasikan

dan menyerahkan nilai kepada pasar sasaran. Kelima adalah program pemasaran,

yaitu membagankan program yang mendukung strategi pemasaran, termasuk aktivitas

khusus, jadwal dan tanggung jawab atas produk, tempat, harga, dan promosi. Dan

yang terakhir adalah kontrol implementasi yang membahas tentang bagaimana

perencanaan akan diimplementasikan, mengukur kinerja, menunjukkan bagaimana

penyesuaian akan dilakukan untuk menjaga program agar tetap berada di dalam

tujuannya dan mencangkup rencana - rencana yang sesuai dengan kebutuhan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

9

2.3 Audit Pemasaran (Marketing Audit)

Audit pemasaran adalah bagian mendasar dari proses perencanaan pemasaran.

Hal ini tidak hanya dilakukan pada awal proses, tetapi juga di beberapa poin pada

pelaksanaan rencana. Audit pemasaran mempertimbangkan baik faktor internal dan

eksternal yang nantinya akan berpengaruh pada perencanaan pemasaran, serta review

dari rencana itu sendiri.

Menurut Phillip Kotler (2000: 44) Audit pemasaran merupakan tinjauan ulang

dan penilaian terhadap faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kinerja suatu

perusahaan dalam periode yang telah ditentukan. Karakteristik dari audit pemasaran

dapat diklarifikasikan sebagai berikut:

• Komprehensif.

Audit pemasaran mencakup semua masalah utama pemasaran yang dihadapi

oleh perusahaan atau organisasi, bukan hanya audit fungsional saja, karena

audit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat

penjualan jika tidak dilihat dari segi komprehensif, dapat memunculkan

kesimpulan bahwa departemen marketing dalam perusahaan tersebut telah

melakukan tugasnya dengan baik. Dan hal ini dapat menyesatkan, jika dilihat

secara menyeluruh bukan hanya dari sisi tingkat penjualannya saja. Karena

dapat terjadi tingkat penjualan yang demikian dikarenakan produk para

pesaing yang tidak ada di pasaran.

• Sistematis.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

10

Proses audit dilakukan dalam suatu urutan tertentu, dimulai dengan

melakukan audit lingkungan eksternal, kemudian lingkungan internal

marketing dan aktivitas - aktivitas khusus marketing. Setelah itu menyususn

dan mengimplementasikan rencana jangka pendek dan panjang yang

dirancang untuk memperbaiki kelemahan yang berhasil diidentifikasi.

• Independen.

Audit pemasaran dilakukan oleh orang dalam atau pihak luar yang

telah cukup independen dari departemen pemasaran untuk mendapatkan

kepercayaan dan objektivitas.

• Periodik.

Audit pemasaran harus dilakukan secara periodik, bukan hanya

ketika ada krisis. Audit menjanjikan manfaat baik bagi organisasi yang

tampaknya berhasil maupun bagi organisasi yang sedang dalam masalah.

2.3.1 Cara dan Teknik Audit Pemasaran

Audit pemasaran tidak hanya dilakukan pada awal proses perencanaan

pemasaran tetapi juga dilaksanakan selama proses perencanaan pemasaran tersebut

berjalan. Audit pemasaran dapat dipengaruhi oleh proses perencanaan pemasaran

melalui beberapa faktor internal dan eksternal.

Terdapat beberapa cara dan teknik dari audit pemasaran yang dapat digunakan

selama perencanaan proses pemasaran dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Seperti:

1. Analisa Five Competitive Forces oleh Michael Potter.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

11

2. Analisa SWOT

3. Analisa PEST

4. Analilsa TOWS

5. Analisa STP

6. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

2.4 Segmenting, Targeting and Positioning (STP)

Para pemasar saat ini sudah dapat berhasil mengikuti satu rencana pemasaran

untuk dapat memuaskan keseluruhan pasar. Akan tetapi, dewasa ini pasar semakin

terfragmentasi dan beranekaragam, dimana para konsumen menunjukkan

keanekaragaman yang jauh lebih luas dalam hal kebutuhan, sikap dan perilaku.

Perusahaan juga berada dalam tekanan yang sangat besar dan oleh sebab itu mereka

harus mendeferensiasikan diri mereka secara lebih, dalam pasar dimana mereka

bersaing. Akibat tang dihasilkan adalah, terjadinya satu gerakan yang lebih jauh dari

pemasaran masal, yang menggunakan satu bauran pemasaran untuk menjangkau

keseluruhan pasar ke arah pemasaran segmen, pemasaran kepada kelompok tertentu

(segmen) dalam pasar. Sebagai contoh, bervariasinnya produk susu saat ini, ada susu

rendah lemak untuk konsumen yang menjaga berat badan, susu kacang kedelai untuk

konsumen yang sadar akan kesehatan mereka, dan susu beraneka cita rasa untuk anak

- anak.

Segmenting, Targeting and Posioning merupakan proses tiga tahap dalam

metode marketing. Tahap pertama adalah mengidentifikasi konsumen yang ada

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

12

(segmenting), selanjutnya adalah memilah pelayanan terbaik yang dapat diberikan

kepada konsumen (targetting), dan tahap yang terakhir adalah

mengimplementasikannya dengan cara mengoptimalisasikan produk atau pelayanan

perusahaan kepada masing-masing segmen serta mengkomunikasikan kepada seluruh

bagian dari perusahaan mengenai apa yang telah dipilih dan diputuskan (positioning).

Gambar 2. Segmenting, Targeting, Positioning

2.4.1 Segmenting

Segmenting adalah proses untuk mengelompokkan pelanggan dalam sebuah

pasar sesuai dengan kebutuhan, perilaku, atau sikap yang sama, yang dapat dilakukan

melalui pemasaran (Wood, 2009: 78).

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

13

Sebelum perusahaan memasarkan produk baik berupa barang atau jasa yang

akan dipasarkan hendaknya mensegmentasi pasar terlebih dahulu agar menjadi jelas

kira-kira produk apa saja yang nantinya akan masuk ke pasar. Hal ini sangatlah

penting karena masing-masing pasar mempunyai karakteristik yang berbeda - beda

dan belum tentu sama dengan karakteristik produk perusahaan. Oleh karena itu,

sangat penting sekali untuk pemetaan pasar ini. Metode segmenting ini dapat

dilakukan dengan cara memisahkan pasar berdasarkan kondisi geografis, kultural, dan

kondisi ekonomis pasar itu sendiri. Melalui proses segmentasi ini perusahaan akan

mendapatkan beberapa pasar yang memang cocok dengan karakteristik produk yang

akan pasarkan.

Segmenting meliputi bagaimana cara perusahaan menghadapi banyak

pelanggan dengan keinginannya masing-masing. Sebagai contoh, perusahaan susu.

Satu segmen terdiri dari orang yang ingin membatasi kandungan lemak mereka dan

oleh karena itu mereka menginginkan varietas yang rendah lemak, sedangkan yang

lain terdiri dari orang yang lebih menyukai varietas bercita rasa dan yang ketiga

terdiri dari orang yang membeli produk-produk susu (atau pengganti) karena alasan

kesehatan. Para konsumen dalam setiap segmen memiliki kebutuhan serupa atau

mencari manfaat serupa, dan mereka bereaksi secara berbeda terhadap rangsangan

bauran pemasaran dibanding reaksi orang dalam segmen lain. Jika semua orang

dalam semua segmen bereaksi dengan cara yang sama dengan bauran pemasaran

yang sama, tidak akan ada kebutuhan akan segmentasi. Hal ini dilakukan agar

perusahaan lebih fokus dalam memperhatikan kebutuhan pasar, terutama konsumen,

dan membawa perusahaan pada keuntungan maksimal.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

14

2.4.2 Targeting

Melalui segmentasi, perusahaan telah mengidentifikasi berbagai segmen

dalam pasar bisnis atau konsumen yang lebih besar dan menyaring segmen yang tidak

akan dimasukinya. Setelah itu, perusahaan menyeleksi dan memeringkatkan segmen

yang tersisa dalam urutan prioritas yang masuk. Hal ini biasa disebut targeting.

Targetting berarti membidik. Setelah perusahaan mendapatkan pemetaan

pasar melalui proses segmenting, langkah selanjutnya adalah targetting yaitu

membidik pasar yang telah dipilah - pilah sebelumnya. Tentunya perusahaan akan

membidik pasar yang sesuai dengan karakteristik produk serta kondisi pasar yang

kondusif serta kompetitif dan tidak ketinggalan potensi pasar yang cukup besar agar

dapat mendapatkan dan menentukan strategi eksekusi marketing yang paling tepat

(Wood, 2009: 92).

2.4.3 Positioning

Setelah mentarget dan membidik pasar yang akan dimasuki, langkah

selanjutnya adalah melakukan positioning yaitu melakukan kajian atau penelitian

untuk memposisikan produk di pasaran diantara produk-produk yang sudah ada.

Langkahnya dapat menggunakan strategi perceptual mapping seperti yang dibawah

ini :

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

15

Gambar 2. Perceptual Mapping

Sebagai contoh produk yang akan dipasarkan adalah produk cokelat seperti

gambar perceptual mapping diatas. Di pasaran konsumen telah mendapati beberapa

produk - produk coklat yang telah terlebih dahulu memasuki pasaran. Perusahaan

sebagai new comer di dalam pasar tersebut pastinya akan memposisikan produknya

agar dapat bersaing secara kompetitif (Wood, 2009: 95).

Dengan melakukan segmentasi dan menentukan target pasar dengan baik,

maka produsen akan mendapatkan pengertian yang menyeluruh tentang kebutuhan,

sikap dan perilaku konsumen. Bila sudah mengerti apa yang diinginkan konsumen,

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

16

maka produsen dapat menyelaraskannya dengan kemampuannya sendiri dan

menetapkan posisi produknya di pasar.

Menurut (Wood 2009: 95) terdapat lima kesalahan dalam menentukan posisi

pasar, yaitu:

1. Positioning yang terlalu tinggi, bersifat terlalu spesifik

2. Positioning yang terlalu rendah, jika tidak memiliki sesuatu yang khusus,

maka akan sulit untuk mengambil tempat dalam pikiran konsumen, tidak

memberikan alasan untuk membeli, bahkan peduli.

3. Positioning yang membingungkan, saat melakukan banyak hal sekaligus,

maka muncul kontradiksi dan konflik

4. Positioning yang tidak relevan, saling tidak berhubungan satu dengan

lainnya

5. Positioning yang meragukan, membuat pernyataan yang tidak dapat

dipercaya dan hanya mereka yang mudah tertipu yang akan menjadi

konsumen anda.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

17

2.5 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Harga Tempat

Promosi Produk

Bauran Pemasaran

Gambar 2. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran

yang sudah dibidik (Kotler 2004: 56).

Definisi ini menunjukkan bahwa bauran pemasaran adalah sekumpulan alat

pemasaran yang digunakan perusahaan yntuk mencapai tujuan pemasaran. Alat-alat

pemasaran tersebut terdiri dari 4 (empat) variable pemasaran, yaitu: Produk, Harga,

Tempat dan Promosi.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

18

2.5.1 Produk (Product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk

memenuhi keinginan atau kebutuhan masyarakat. Beberapa elemen dari produk

adalah kualitas, bentuk fisik, manfaat, jaminan, kemasan, merek, servis, dll. (Kotler,

2002: 448).

Saat ini konsumen semakin selektif dalam memilih produk. Hal ini

dikarenakan terdapat beragam produk yang tersedia di pasaran. Oleh karena itu,

produk yang memiliki keunggulan yang kompetitif dapat memenangkan persaingan

dengan produk sejenis lainnya.

2.5.2 Harga (Price)

Jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen kepada pihak produsen untuk

mendapatkan sebuah produk. Dalam menentukan harga, produsen harus menitik

beratkan pada kemampuan pembeli pada saat harga yang telah ditetapkan. Harga

menunjukan persepsi konsumen terhadap suatu produk (Kotler, 2004: 56). Harga

merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran yang sangat flexible karena

harga cenderung mudah berubah, hal ini dipengaruhi oleh faktor pasar dan kondisi

ekonomi pada saat itu.

2.5.3 Tempat (Place)

Tempat adalah salah satu elemen dari bauran pemasaran yang membuat

barang atau jasa dapat dibeli, mudah terjangkau dan digunakan dalam jumlah dan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

19

pada lokasi yang tepat pada saat konsumen menginginkannya (Kotler, 2004: 56).

Oleh sebab itu, perusahaan selalu membuat produknya selalu tersedia dan mudah

diperoleh.

2.5.4 Promosi (Promotion)

Promosi merupakan satu variable yang penting dalam bauran pemasaran yang

merupakan suatu proses yang berlanjut. Promosi dapat membantu untuk memperbaiki

hubungan antara pemasar dan konsumen. Kesediaan konsumen untuk membeli

produk dan jasa atas dasar kepuasannya yang merupakan hasil umpan balik dari

kegiatan promosi perusahaan, sehingga perusahaan mengetahui bahwa informasi

yang mereka dapat, diterima konsumen dengan positif (Kotler, 2004: 56).

2.5 Analisis Five Competitive Forces

Five Competitive Forces adalah sebuah metode analisa dalam dunia

pemasaran yang digunakan untuk membantu menghadapi persaingan. Analisa Five

Competitive Forces memberikan gambaran yang kuat mengenai bagaimana tingkat

persaingan dalam suatu industri, baik dari sisi supply chain (supplier dan pelanggan)

serta pasar (pemain baru dan substitusi). Five forces memberikan kontribusi yang

besar terhadap tingkat persaingan dalam industry. Analisis Five Competitive Forces

terdiri 5 (lima) area cara pandang, yaitu:

1. Ancaman yang masuk (the threat of new entry)

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

20

Bagaimana tingkat kesulitan/ kemudahan bagi para pesaing baru untuk masuk

ke dalam suatu industri. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity,

hambatan masuk seperti hak paten, distribusi, skill atau core competence,

economies of scope, cost advantage, dan lainnya.

2. Kekuatan pembeli (the power of buyers)

Bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh pelanggan. Hal ini antara lain

dipengaruhi oleh: jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost

pembeli, ketersediaan barang, besarnya permintaan pembeli, sensitivitas

harga, tingkat diferensiasi, dan sebagainya.

3. Kekuatan penyedia barang/jasa (the power of suppliers)

Supplier merupakan tempat dimana dapat membeli input yang digunakan

untuk bahan produksi. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor penting

diantaranya: switching cost ke supplier lain, jumlah supplier, konsentrasi

supplier, ketersediaan barang substitusi, tingkat diferensiasi input, hingga

tingkat hubungan dengan supplier.

4. Ancaman produk pengganti (the threat of substitutes) dan pesaing yang

kompetitif (competitive rivalry). Analisis ini hanya memfokuskan pada satu

bisnis atau strategi binis tertentu. Bagaimana substitusi terhadap barang/ jasa.

Apakah konsumen dapat memperoleh barang substitusinya dengan mudah?

Semakin banyak dan dekat barang substitusi, maka pelanggan juga bisa

beralih dengan mudah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

switching cost, kecenderungan untuk substitusi, diferensiasi produk, dan

lainnya.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

21

5. Kompetitor persaingan dalam industri (The intensity of competitive rivalry)

Bagaimana intensitas persaingan dalam industri. Semakin banyak jumlah

pesaing, dengan produk yang berkualitas dan harga bersaing, maka semakin

tinggi tingkat persaingan. Hal ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya:

jumlah pesaing, perbedaan kualitas, loyalitas pelanggan, diferensiasi produk,

perbedaan harga, exit barriers, dan sebagainya.

2.6 Analisa SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities,

Threats)

Menurut Rangkuti (2004: 18), analisa SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang

(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Menurut John, A.P dan Robinson R.B (1994: 230), analisis SWOT merupakan

analisis dari kekuatan dan kelemahan suatu organisasi dan kesempatan serta ancaman

dari lingkungannya. Di bawah ini meupakan uraian dari elemen - elemen SWOT

adalah:

1. Kekuatan (Strength), merupakan kegiatan - kegiatan perusahaan yang berjalan

baik atau sumber daya/ keterampilan dan keunggulan - keunggulan lain yang

dikendalikan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

22

2. Kelemahan (Weakness), merupakan kegiatan - kegiatan organisasi yang tidak

berjalan dengan baik atau keterbatasan sumber daya, keterampilan dan kapabilitas

yang dibutuhkan oleh perusahaan.

3. Peluang (Opportunity), merupakan faktor-faktor luar lingkungan positif atau

menguntungkan perusahaan.

4. Ancaman (Threat), meupakan faktor-faktor negatif di luar lingkungan atau situasi

yang tidak menguntungka perusahaan.

Bermanfaat

daalam mencapai tujuan

Merugikan

Dalam mencapai tujuan

Faktor Internal

Terhadap Perusahaan Strengths Weaknesses

Faktor Eksternal

Terhadap Perusahaan Opportunities Threats

Tabel 2.1 Tabel Definisi SWOT

2.7 Analisa TOWS

Matriks TOWS analisis merupakan alat lanjutan yang digunakan untuk

mengembangkan empat pilihan strategi, yaitu SO, WO, ST, dan WT. Matriks TOWS

digunakan untuk mempertemukan faktor kunci internal dan eksternal untuk membuat

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

23

satu strategi dalam suatu perusahaan. Analisa harus didasarkan pada kondisi yang

sedang terjadi dengan persaingan yang sedang berjalan.

Adapun tujuan dari analisa matris TOWS adalah untuk menggambarkan

berbagai alternative yang dapat dijalankan berdasarkan pada faktor kunci internal dan

eksternal. Dalam hal ini analisa TOWS bukanlah untuk menentukan strategi yang

terbaik, tetapi strategi dapat ditentukan berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan

lain dan tidak semua strategi yang dihasilkan dapat dijalankan. Berikut ini adalah

penjelasan dari Matriks TOWS:

1. Strategi SO adalah strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan faktor

internal perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan faktor

eksternal.

2. Stretegi WO adalah strategi yang dibuat untuk memperbaiki kelemahan faktor

internal dengan menggunakan kesempatan faktor eksternal. Selain itu, WO

juga digunakan untuk menunjukkan kesempatan yang ada dalam jangkauan

yang dapat diraih oleh perusahaan jika dapat memperbaiki kelemahan faktor

internal

3. Strategi ST adalah strategi yang dibuat untuk mengantisipasi ancaman faktor

eksternal dengan menggunakan kekuatan faktor internal yang ada.

4. Strategi WT adalah strategi yang terjadi jika perusahaan menghadapi factor -

faktor kelemahan dan ancaman yang tidak dapat ditangani lagi dengan

menggunakan kekuatan dan peluang yang ada. Bentuk-bentuk dari

pelaksanaan WT adalah restrukturisasi, likuidasi dan merger.

Matriks TOWS terdiri dari beberapa langkah penyusunan, yaitu :

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

24

1. Menjabarkan semua peluang eksternal perusahaan

2. Menjabarkan semua ancaman eksternal perusahaan

3. Menjabarkan semua kekuatan internal perusahaan

4. Menjabarkan semua kelemahan internal perusahaan

5. Mempersatukan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan strategi

yang dapat dilakukan.

6. Mempersatukan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan strategi

yang dapat dilakukan

7. Mempersatukan kekuatan internal ancaman eksternal dan strategi yang

dapat dilakukan.

8. Mempersatukan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan

strategi yang dapat dilakukan.

2.8 Analisa PEST

Menurut Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2003:95) PEST

terkait dengaan pengaruh lingkungan eksternal dalam suatu bisnis. PEST merupakan

suatu alat yang bermanfaat untuk meringkas faktor eksternal yang terjadi dalam

operasional perusahaan. Berikut ini adalah factor - faktor yang dipertimbangkan

dalam analisa PEST :

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

25

Bentuk PemerintahanStabilitas PolitikKebebasan Pers, Situasi Hukum, KorupsiTren Regulasi/De-RegulasiUndang-undang tenaga kerjadll

Populasi & profil usiaTingkat Pendidikan, kesehatan dan mobilitas sosialGaya hidupPerubahan sosial & budayadll

Sosial & Budaya

Pertumbuhan EkonomiTingkat Inflasi dan bunga bankAngka pengangguran, ketersediaan dan biaya tenaga kerjaGlobalisasidll

Perubahan akibat teknologi baruPengaruh Internet dan penurunan biaya komunikasiAktifitas LitbangPerubahan Teknologidll

Teknologi

Politik Ekonomi

Gambar 2. Analisa PEST

2.8.1 Faktor Politik.

Bidang politik memiliki pengaruh besar terhadap peraturan bisnis, tingkat

daya beli konsumen dan dan factor - faktor bisnis yang lain seperti:

1. Situasi politik secara umum.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

26

2. Kebijakan pemerintah akan mempengaruhi undang-undang yang mengatur

pajak atau bisnis.

3. Kebijakan pemerintah pada aturan etika pemasaran.

4. Kebijakan pemerintah dalam menentukan arah ekonomi.

5. Pandangan pemerintah terhadap budaya dan agama.

6. Perjanjian kerjasama negara dengan pihak asing seperti Uni Eropa, NAFTA,

ASEAN.

2.8.2 Faktor Ekonomi.

Menjelaskan bagaimana situasi ekonomi perdagangan dalam jangka pendek

dan maupun jangka panjang. Hal ini benar terutama berlaku untuk pemasaran

internasional. Faktor - faktor yang harus diperhatikan antara lain :

1. Suku bunga.

2. Tingkat inflasi.

3. Tingkat pendapatan per kapita.

4. Prospek ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita dalam jangka

panjang,

2.8.3 Faktor Sosial dan Budaya

Sosial dan pengaruh budaya pada bisnis berbeda dari satu negara ke negara.

Sangat penting bahwa faktor yang dipertimbangkan. Faktor antara lain:

1. Agama yang dominan.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_10-14.pdfaudit fungsional dapat menyesatkan. Sebagai contoh, kenaikan tingkat penjualan

27

2. Faktor bahasa.

3. Kebiasaan konsumen.

4. Faktor gender.

5. Penyebaran usia penduduk

2.8.4 Faktor Teknologi.

Teknologi sangat penting bagi keuntungan kompetitif, dan merupakan

pemacu utama globalisasi. Pertimbangkan yang berikut:

1. Teknologi dapat digunakan menjadikan produk dan layanan yang akan dibuat

menjadi lebih murah dan kualitas yang lebih baik.

2. Teknologi dapat menawarkan konsumen maupun bisnis dengan produk dan

layanan yang lebih inovatif seperti: layanan perbankan internet, telepon

selular, dll.

3. Teknologi dapat merubah cara barang maupun jasa didistribusikan. Teknologi

menawarkan cara baru untuk berkomunikasi dengan konsumen.