bab ii landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...
TRANSCRIPT
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Perkembangan kompetisi, perubahan jaman, peningkatan biaya, konsumen
yang semakin pandai dan terinformasi dengan baik, menjadi setiap tantangan bagi
setiap brand yang ada, untuk mempertahankan eksistensinya di dalam industri;
Menjadi sebuah tantangan bagi setiap marketer, untuk menciptakan, mengubah,
memperbaharui cara-cara baru untuk menarik hati konsumen. Suatu keharusan, setiap
marketer harus mengerti tentang customer, brand (product knowledge) and relationship
between both of it. Menjadi suatu dambaan bagi setiap perusahaan untuk
memiliki banyak konsumen yang loyal terhadap produknya.
Bagaimana cara pencapaian atau startegi suatu perusahaan agar memiliki
sustainable competitive advantage? Menurut Porter (1985), suatu perusahaan
memiliki keunggulan bersaing jika perusahaan tersebut mampu memberikan
manfaat yang sama dengan pesaing dengan biaya yang lebih murah atau melakukan
differensiasi dibandingkan pesaingnya. Oleh karena itu, keunggulan bersaing
dapat membuat perusahaan menciptakan superior value bagi para
pelanggannya dan juga superior profit bagi perusahaan yang bersangkutan.
Dalam buku “The End of Marketing as We Know it”, Zyman (2000)
mengkritik praktek mass marketing (traditional marketing) yang mengabaikan fakta
12
“consumer democracy” dikarenakan banyaknya pilihan yang dapat dipilih oleh
Konsumen didalam menggunakan, mengkonsumsi produk/jasa. Zyman menegaskan
pentingnya mengerti konsumen dan bagaimana cara mengembangkan intelligent
merek digunakan sebagai alat membangun keunggulan bersaing suatu produk,
bahkan positioning.
Sebuah realita, marketer dalam era”new era value economy” harus mampu
menemukan pendekatan-pendekatan baru maupun mengembangkan pendekatan
lama. Hanya mengandalkan pendekatan lama, tidak akan bertahan dalam
lingkungan marketing yang penuh tantangan.
2.1. Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Strategi merupakan alat untuk mencapai suatu sasaran jangka panjang.
Dalam perkembangannya, konsep mengenal strategi terus berkembang sesuai
kemajuan dunia. Memahami strategi sering kali terasa tidak mudah, karena setiap
literatur memberikan definisi yang berbeda dan sampai saat ini tidak ada definisi
yang baku. Beberapa di antara definisi-definisi tersebut adalah berikut: (Tripono
dan Udan 2005, p17).
13
2.1.1 Definisi Strategi
Strategi adalah kerangka atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan,
kebijakan-kebijakan dan tindaka-tindakan atau program organisasi. Dapat juga
didefiniskan bahwa strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau
hendak menjadi apa suatu organisasi di masa depan (arah) dan bagaimana cara
mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute). Sehingga dengan adanya strategi
akan tercipta suatu pola tindakan dan alokasi sumber daya yang dirancang untuk
mencapai tujuan organisasi.
Strategi memiliki banyak definisi, untuk memperjelas definisi strategi
sebagian orang mencoba membedakan antara strategi dan taktik, yaitu strategi
sebagai cara-cara untuk mencapai tujuan jangka panjang, sedangkan taktik tersebut
sebagai cara-cara untuk mencapai tujuan jangka pendek.
Berdasarkan pengamatan, proses paling krusal pada saat perumusan strategi
adalah pada saat merumuskan alternatif dan menentukan pilihan tujuan atau cara,
yang artinya startegi yang baik harus dihasilkan dari proses memilih alternatif-
alternatif yang ada (alternatif harus lebih dari satu). Seringkali alternatif-alternatif
yang tidak dipilih tidak ikut terdokumentasikan dalam rumusan strategi, padahal
strategi terpilih akan jauh lebih bermakna bila alternatif-alternatif yang tidak terpilih
juga didokumentasikan untuk mempermudah dalam menafsirkan rumusan strategi
pilihan.
14
Gambar. 2.1 Strategi
Dengan demikian, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa: “Strategi
adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi dimasa depan (arah)
dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute).”
2.1.2 Hirarki Strategi
Strategi adalah isitilah yang sedang didengar untuk berbagai konteks
pembicaraan, yang sering diartikan sebagai cara untuk mencapai keinginan tertentu
atau menyelesaikan suatu masalah. Dalam organisasi mulai dari level pelaksana
sampai pimpinan puncak mempergunakan isitilah strategi, namun apabila dicermati
sungguh-sungguh ternyata strategi yang dibicarakan memiliki tingkatan yang
berbeda.
Kesadaran bahwa dalam organisasi ternyata ada beberapa tingkatan strategi
adalah salah satu dasar penting bagi siapa saja yang ingin memahami konsep
15
strategi. Tanpa kesadaran ini, orang bisa berdebat tentang sebuah strategi tetapi
ternyata antara satu dengan yang lain berbicara pada tatanan yang berbeda
merumuskan arah dan rute pada level yang berbeda pula.
Dalam arti yang luas strategi dapat diuraikan mulai dari tingkatan korporasi
sampai level pelaksanaan kegiatan, namun untuk tujuan perencanaan jangka
panjang dalam organisasi hanya umum dikenal strategi korporasi, strategi bisnis,
dan strategi korporasi, strategi bisnis, dan strategi fungsional. Berikut adalah
gambar 2.2 mengenai bagaimana sebuah strategi bisnis dibuat dan diterapkan :
Gambar. 2.2 Hirarki Strategi
16
2.1.3. Strategi Korporasi
Sering dijumpai sebuah organisasi memiliki lebih dari satu unit bisnis atau
unit kegiatan. Bisnis-bisnis yang digeluti organisasi tersebut mungkin semuanya
ditunjukan untuk mengejar keuntungan (profit oriented) atau mungkin semuanya
ditujukan untuk kegiatan sosial (non profit/social oriented) atau gabungan
keduanya, yaitu sebuah organisasi memiliki beberapa bisnis yang bersifat “profit
oriented” dan beberapa bisnis yang bersifat “non oriented / social”. Menurut Fred.R
David, terdapat 13 strategy umumnya dikelompokkan menjadi 4 kelompok strategi
besar, yaitu:
17
Tabel 2.1 13 Macam Strategi, Definisi Dan Kelompok
No. Strategi Definisi Kelompok
1 Forward Integration
Mendapatkan kepemilikanatau kontrol terhadapdistributor atau pengecer
2 Backward Integration
Mendapatkan Kepemilikanatau kontrol terhadapperusahaan pemasok
3 Horizontal Integration
Mendapatkan kepemilikanatau meningkatkan kontrolterhadap kompetitor
4 Market Penetration
Meningkatkan pasar yangada untuk produk tertentumelalui peningkatan usahapemasaran
5 Market Development
Memperkenalkan produkyang sudah ada ke daerahpemasaran yang baru(menambah pangsa pasar)
6 Product Development
Meningkatkan penjualandengan cara memperbaikiproduk yang sudah ada ataumengembangkan produkbaru
7 Concentric Diversification
Menambah produk baruyang saling berhubungandengan produk yang sudahada, untuk pasar yang sama
8 Conglomerate Diversification
Menambah produk baruyang tidak salingberhubungan denganproduk yang sudah ada,untuk pasar yang berbeda
9 Horizontal Diversification
Menambah produk baruyang tidak salingberhubungan denganproduk yang sudah ada,dengan tujuan untukmemuaskan pelangganyang ada.
Vertical IntegrationStrategy
Intensive Strategy
Diversification Strategy
18
10 Joint Venture
Dua atau lebih perusahaanmembentuk perusahaanyangterpisah dari keduainduknya
11 Divestitute
Menjual sebuah unit bisnisatau kepemilikan unitbisnis kepada pihak lain.
12 Retrenchment
Penghematan biaya dengancara mengurangi sebagiandari asset perusahaan untukmengatasi menurunnyapenjualan dan keuntungan
13 Liquidation
Menjual seluruh assetperusahaan atau menutupperusahaan
Defensive Strategy
Sumber: Fred R David (2001: 64)
2.2 Inovasi dan Kreativitas
2.2.1 Definisi Inovasi dan Kreativitas
Inovasi adalah suatu proses untuk mengubah kesempatan menjadi ide
yang dapat dipasarkan. Inovasi merupakan fungsi utama dalam proses
kewirausahawan. Peter. F. Drucker (dalam bukunya “Innovation and
Entrepreneurship” mengatakan inovasi memiliki fungsi yang khas bagi
wirausahawan.
19
Menyadari fungsi kreatifitas dalam proses inovasi merupakan hal
yang penting dalam menemukan sebuah strategi yang tepat, kreatif adalah
pembangkitan ide yang menghasilkan penyempurnaan efektifitas dan
efisiensi suatu sistem.
Kreativitas adalah suatu proses yang dapat dikembangkan dan
ditingkatkan oleh setiap orang pada tingkat tertentu. Tetapi orang
mempunyai kemampuan dan bakat dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif
daripada orang lain. Tipe-tipe Inovasi dapat berupa :
• Menghemat modal (capital saving).
• Menghemat tenaga kerja (labor saving).
Atau dapat pula bersifat netral dipandang dari sudut kedua macam input
tersebut:
• Inovasi dapat pula dipandang dari sudut permintaan dan biaya.
• Ada inovasi yang memerlukan biaya.
• Ada pula inovasi yang meningkatkan permintaan.
Dengan mengabungkan kreativitas dan inovasi akan tercipta suatu
perencanaan strategis yang tepat bagi perusahaan untuk menambah daya
saing dan meraih pasar yang lebih besar.
20
2.3 Perencanaan Strategis
Menurut Kotler (2004, p74), pengertian perencanaan strategis yang
berorientasi pasar adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga
agar tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang
terus berubah.
Sedangkan menurut (David 2004, p5) yang dimaksud perencanaan strategis
atau manajernen strategis adalah seni dan pengetahuan untuk merumuskan,
mengimplementasikan, dan rnengevaluasi keputusan lintas fungsional yang
membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya (tujuan).
Dalam situs (www.Term-papers.com), perencanaan strategis adalah sebuah
proses yang berlangsung dimana perusahaan mengembangkan sebuah strategi yang
konsisten dengan lingkungannya (contohnya, industri dan lingkungan kompetitif),
sumber daya, nilai manajerial, dan organisasi. Tujuan dari perencanaan strategis
adalah untuk rnenyusun strategi sehingga sesuai dengan misi, sasaran serta
kebijakan perusahaan.
Proses perencanaan strategis/ manajemen strategis terdiri tiga tahap, yaitu:
21
1. Perumusan Strategi
Perumusan strategi termasuk mengernbangkan visi dan misi bisnis,
mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan
dan kelemahan internal, menetapkan obyektif jangka panjang, menghasilkan
strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dilaksanakan. Isu
perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis baru apa yang perlu
dimasuki, bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana mengalokasikan
sumber daya, apakah memperluas operasi atau diversifikasi, apakah akan
rnemasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merjer atau
membentuk usaha patungan, dan bagairnana menghindari pengarnbilalihan
perusahaan pesaing.
2. Implementasi Strategis
Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan
obyektif tahunan, memperlengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan,
dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat
dilaksanakan; implementasi strategic termasuk mengembangkan budaya
pendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif,mengubah
22
arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan sistem informasi, dan menghubungkan kompensasi karyawan
dengan prestasi organisasi. Implementasi strategi sering disebut tahap
tindakan manajemen strategis. Strategi implementasi berarti memobilisasi
karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi
tindakan. Sering dianggap sebagai tahap paling sulit dalam rnanajemern
strategis, implementasi strategi memerlukan disiplin pribadi, komitmen, dan
pengorbanan. Strategi yang dirumuskan tetapi tidak diimplementasikan sama
sekali tidak ada gunanya.
3. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis,
dimana para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak
berfungsi baik; evaluasi strategi terutama yang berarti usaha untuk
memperoleh informasi. Semua strategi dapet dimodifikasi di masa depan
karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah. Tiga macam
aktvitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah meninjau faktor-faktor
eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang, mengukur
prestasi, dan mengambil tindakan korektif.
24
2.3.1 Proses Manajemen Strategis
Pembentukan strategi dalam perusahaan oleh manajemen. Proses
diawali dengan dituangkannya visi dan misi perusahaan ke dalam strategi
yang dibuat hal tersebut dilakukan agar strategi yang dihasilkan tidak
melenceng dari tujuan awal perusahaan. Seperti gambar 2.4 dibawah ini:
Sumber: David (2004: 14)
Gambar 2.4 Proses Manajemen Strategis
25
2.3.2 Misi dan Visi Bisnis
2.3.2.1 Misi Bisnis
Menurut (Tripomo dan Wan 2005, p58) misi adalah pernyataan yang
menunjukkan maksud didirikannya atau dibentuknya perusahaan dan
lingkup bisnis atau kegiatan yang harus dijalankan atau yang justru tidak
boleh dijalankan oleh perusahaan. Sedangkan menurut (David 2004, p80)
suatu misi bisnis merupakan dasar untuk menetapkan prioritas, strategi,
rencana, dan penugasan kerja. Misi merupakan titik awal untuk mendesain
pekerjaan manajerial dan lebih penting dari yang lain, untuk mendesain
struktur manajerial. Tidak ada yang lebih sederhana atau lebih jelas
ketimbang mengetahui bisnis apa yang ditekuni perusahaan. Karena
pernyataan misi sering merupakan bagian yang paling terlihat dan publik
dari proses manajemen strategis, maka perlu menyertakan sembilan
komponen penting. Komponen dan pertanyaan yang terkait yang harus
terjawab oleh pernyataan misi adalah sebagai berikut :
• Pelanggan: Siapa pelanggan perusahaan?
• Produk atau jasa: Apa produk atau jasa utarna dari perusahaan?
• Pasar: Secara geografls, dimana perusahaan bersaing?
26
• Teknologi: Apakah teknologi perusahaan mutakhir?
• Perhatian untuk bertahap hidup, bertumbuh, dan mendatangkan laba:
Apakah perusahaan bertekat untuk turnbuh dan mempunyai keuangan
yang bagus?
• Falsafah: Apa dasar keyakinan, nilai, aspirasi, dan prioritas etis dari
perusahaan?
• Konsep diri: Apa kompetensi perusahaan yang membedakan atau
keunggulan bersaing yang utama?
• Perhatian untuk citra publik: Apakah perusahaan cepat tanggap terhadap
masalah sosial, masyarakat, dan lingkungan
• Perhatian terhadap karyawan: Apakah karyawan merupakan aset
bernilai bagi perusahaan?
2.3.2.2 Visi Bisnis
Menurut Tripomo dan Udan (2005, p65) visi menunjukkan
bayangan, keinginan, atau cita-cita akan menjadi seperti apa perusahaan
dimasa depan. Misi perusahaan hanya menjelaskan lingkup bisnis dan
maksud keberadaan perusahaan, tidak menggambarkan peluang yang
mungkin diraih dimasa depan. Sedangkan visi perusahaan menggambarkan
posisi atau pluang besar yang mungkin diraih dimasa depan, dimana peluang
27
tersebut mungkin diraih dengan syarat harus benar-benar bekerja keras dan
konsisten karena hasilnya baru bisa dirasakan dalam jangka panjang. Catatan
penting tentang visi adalah :
• Visi menunjukkan arah strategis.
• Visi lebih menunjukan apa yang ingin dicapai (what) bukan bagaimana
mencapainya (how).
• Seperti pernyataan ‘tujuan jangka panjang’, visi bisa berupa hasil akhir
atau bisa juga berupa kemampuan.
• Visi dan goal berbeda dalam jangka waktu pencapaian. Goal adalah
suatu langkah yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu untuk
mencapai visi yang diinginkan.
• Visi merupakan representasi dari keyakinan mengenai bagaimanakah
seharusnya bentuk perusahaan dimasa depan dalam pandangan
pelanggan. Selain untuk memandu arah perusahaan, pernyataan visi
yang baik seringkali mampu membangkitkan semangat karena anggota
perusahaan merasa yakin bahwa perusahaannya memiliki masa depan
yang cerah.
• Karakteristik dari visi yang efektif meliputi :
• Dapat dibayangkan: Visi dapat memberikan suatu gambaran bagaimana
masa depan perusahaan nantinya.
• Diinginkan: Di dalam visi yang efektif mencakup adanya kepentingan
jangka panjang dari para karyawan, konsumen, dan pihak-pihak lain
28
yang memiliki bagian dalam perusahaan.
• Dapat dilihat: Visi haruslah mencakup hal yang realistis, tujuan yang
dapat dicapai.
• Fokus: Visi tersebut harus cukup jelas dengan menyediakan petunjuk
dalam membuat keputusan.
• Fleksibel: Visi tersebut haruslah cukup umum untuk memberikan
kesempatan untuk adanya inisiatif individu dan respon alternatif dalam
kondisi yang berubah.
• Dapat dikomunikasikan: Visi yang efektif haruslah mudah untuk
dikomunikasikan; dapat dijelaskan dengan baik dalam waktu lima
menit.
2.4 Melakukan Audit Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Pemantauan terhadap situasi lingkungan saat ini dan kecenderungan
perubahan dimasa depan sangat penting, sebab seringkali perubahan lingkungan
mampu merubah total proses atau faktor-faktor kunci sukses untuk menjalankan
kegiatan bisnis.
Berdasarkan pendapat Robbins dan Coulter (2004, p199) yang dimaksud
dengan peluang adalah kecendrungan positif faktor-faktor lingkungan eksternal,
29
sedangkan yang dimaksud dengan ancaman adalah kecenderungan negatif faktor-
faktor lingkungan eksternal.
Analisis lingkungan perlu dilakukan sesuai dengan general system theory,
yaitu “perusahaan merupakan sistem terbuka dan modern secara kontinyu/terus
menerus berinteraksi dengan lingkungannya.” Terdapat banyak faktor ekstern yang
mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan, struktur organisasi dan
proses internalnya. Faktor-faktor ini disebut lingkungan eksternal yang saling
berkaitan, yaitu Lingkungan Umum/makro (General Environment), lingkungan
Operasional/mikro (Operating Environment) dan lingkungan internal (Internal
Environment).
Umumnya, suatu bisnis harus memantau kekuatan lingkungan makro
(ekonomi; sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; politik, pemerintahan, dan
hukum; teknologi; dan pesaing) dan lingkungan mikro (perseteruan di antara
perusahaan yang bersaing, entri potensial dari pesaing baru, pengembangan
potensial dari produk pengganti, kekuatan menawar dari pemasok, dan kekuatan
menawar dari konsumen) yang mempengaruhi perusahaan secara langsung dalam
memperoleh keuntungan.
30
Gambar 2.5 Tingkatan Lingkungan Perusahaan
2.4.1 Lingkungan Makro
Lingkungan makro (General Environment) adalah komponen-komponen di
luar perusahaan yang tidak memiliki hubungan langsung dengan manajemen
praktis. Lingkungan makro terdiri dari:
31
1. Kekuatan Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi
tempat suatu perusahaan beroperasi karena pola konsumsi
dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai segmen pasar, maka
dalam membuat perencanaan strategik setiap perusahaan harus
mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di segmen-segmen yang
mempengaruhi industrinya, baik ditingkat nasional maupun
internasional. Perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan
kredit secara umum, tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan
(disposable income), srta kecenderungan belanja masyarakat
(propensity to spend), suku bunga primer, laju inflasi, serta
kecenderungan pertumbuhan PNB merupakan faktor-faktor ekonomi
lain yang harus pula dipertimbangkan oleh perusahaan.
2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan praktis
mempunyai damapak besar pada semua produk, jasa, da pelanggan.
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah
kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di
lingkungan ekstern perusahaan, yang berkembang dari pengaruh
kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik. Jika sikap
32
sosial berubah, maka berubah pulalah permintaan akan berbagai
produk atau jasa. Seperti kekuatan-kekuatan lain di lingkungan
ekstern makro, kekuatan sosial bersifat dinamik dimana selalu
berubah sebagai akibat upaya orang untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan mereka melalui pengendalian dan penyesuaian diri
terhadap faktor-faktor lingkungan.
3. Kekuatan Politik, Pemerintahan, dan Hukum
Faktor-faktor politik, pemerintahan, dan hukum dapat mencerminkan
peluang dan ancaman kunci untuk perusahaan kecil dan besar. Arah
dan stabilitas faktor-faktor politik merupakan pertimbangan penting
bagi para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor-
faktor politik menentukan parameter legal dan regulasi yang
membatasi operasi perusahaan. Kendala politik dikenakan atas
perusahaan melalui keputusan tentang perdagangan yang adil,
undang-undang antitrust, program perpajakan, ketentuan upah
minimum, kebijakan tentang polusi dan penetapan harga, batasan
admninistratif dan banyak lagi tindakan yang dimaksudkan untuk
melindungi pekerja, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan.
Karena undang-undang dan peraturan demikian biasanya bersifat
membatasi, mereka cenderung mengurangi potensi laba perusahaan,
tetapi beberapa tindakan politik dirancang untuk melindungi dan
33
memberi manfaat bagi perusahaan, yaitu meliputi undang-undang
paten, subsidi pemerintah, dan hibah dana riset produk.
4. Kekuatan Teknologi
Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama
yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi. Kemajuan
teknologi secara dramatik dapat mempengaruhi produk, jasa,
pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses manufaktur, praktek
pemasaran, dan posisi bersaing.
Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan
perkembangan produk baru yang lebih baik, mengubah posisi biaya
bersaing relatif dalam suatu industri, dan membuat produk serta jasa
yang sudah ada ketinggalan zaman.
Perubahan teknologi juga dapat menciptakan atau menghilangkan
hambatan biaya antara bisnis, menciptakan rangkaian produksi yang
lebih pendek, menciptakan kekurangan ketrampilan teknis, dan
menghasilkan perubahan nilai serta harapan karyawan, manajer, dan
pelanggan.
Kemajuan tekonologi dapat menciptakan keunggulan bersaing yang
lebih berdaya guna ketimbang keunggulan yang ada. Dalam industri
berteknologi tinggi identifikasi dan evaluasi dari peluang dan
ancaman teknologi kunci dapat menjadi bagian paling penting dari
34
audit manajemen strategis eksternal.
5. Kekuatan Pesaing
Bagian paling penting dari audit eksternal adalah mengenali
persaingan pesaing dan menetapkan kekuatan, kelemahan, peluang,
ancaman, sasaran, dan strategi mereka. Mengumpulkan dan
mengevaluasi informasi mengenai pesaing sangat penting untuk
perumusan strategi. Mengidentifikasi pesaing utama tidak pernah
mudah karena banyak perusahan mempunyai divisi yang bersaing
dalam berbagai industri. Sebagian besar perusahaan multidivisi pada
umumnya tidak menyediakan informasi penjualan dan laba atas dasar
divisi dengan alasan persaingan. Disamping, itu perusahaan swasta
tidak menerbitkan informasi keuangan atau pemasaran.
35
2.5 Analisa Porter (Five Forces Analysis)
Gambar 2.6 Analisa Lima Kekuatan
Menurut Porter, sifat persaingan dalam suatu dalam suatu industri dapat dilihat
sebagai gabungan dari lima kekuatan :
1. Perseteruan di antara perusahaan yang bersaing
Perseteruan di antara perusahaan yang bersaing biasanya paling berpengaruh
di antara lima kekuatan. Strategi yang dijalankan oleh salah satu perusahaan
dapat berhasil hanya sejauh bahwa strategi itu menyediakan keunggulan
bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Perubahan
dalam strategi oleh sebuah perusahaan dapat diimbangi dengan pembalasan
gerakan pengimbang seperti menurunkan harga, meningkatkan mutu,
menambah sifat, menyediakan pelayanan, memperpanjang garansi, dan
meningkatkan iklan.
36
2. Entry potensial dari pesaing baru
Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas baru, keinginan
untuk merebut pangsa pasar (market share), dan seringkali sumber daya
yang cukup besar. Besarnya ancaman masuk tergantung pada hambatan
masuk yang ada dan pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada
menurut perkiraan calon pendatang baru. Jika hambatan masuk tinggi dan
calon pendatang baru memperkirakan akan menghadapi perlawanan keras
dari peserta persaingan yang sudah ada, pendatang baru ini jelas tidak
merupakan ancaman yang serius. Terdapat enam sumber utama ancaman
masuk, yaitu:
• Skala ekonomis
Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru ke suatu
industri karena memaksa pendatang baru untuk masuk dengan skala
besar atau harus memikul biaya tinggi (cost disadvantage). Skala
ekonomis merupakan variabel yang mengacu pada penghematan
yang diperoleh perusahaan-perusahaan suatu industri karena
meningkatnya volume. Secara singkat, bila volume produksi
meningkat, biaya rata-rata jangka panjang unit yang diproduksi akan
menurun. Skala ekonomis merupakan penentu itensitas persaingan
dalam suatu industri. Perusahaan yang menikmati skala ekonomis
37
dapat memberikan harga lebih rendah secara sementara ataupun
permanen ketimbang pesaing mereka untuk menghambat perusahaan
baru memasuki industri.
• Diferensiasi produk
Identifikasi merek menimbulkan hambatan karena memaksa
pendatang baru untuk mengeluarkan biaya besar guna merebut
kesetiaan pelanggan. Iklan, layanan pelanggan menjadi yang pertama
dalam industri dan diferensiasi produk merupakan beberapa faktor
yang menciptakan identifikasi merek. Diferensiasi produk merupakan
variabel yang mengacu pada sejauh mana pelanggan menganggap
produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan-perusahaan dalam
industri berbeda-beda. Diferensiasi produk dapat bersifat nyata (rill)
ataupun perasaan (perceived). Diferensiasi menurut nyata (rill) dilihat
berdasarkan teknologi dan kinerja, sedangkan diferensiasi menurut
perasaan (perceived differentiation) ditimbulkan dari cara perusahaan
memposisikan produk atau jasa mereka dan dari keberhasilan dalam
menyakinkan pelanggan bahwa produk mereka sangat berbeda dari
produk pesaing.
38
• Kebutuhan Modal
Keharusan menanamkan sumber daya keuangan yang besar agar
dapat bersaing menimbulkan hambatan masuk, khususnya jika modal
tersebut dibutuhkan untuk pengeluaran yang bersifat “tidak akan
kembali” seperti iklan rintisan atau R&D. Modal dibutuhkan bukan
hanya untuk fasilitas, tetapi melainkan juga untuk kredit pelanggan,
persediaan, dan penutup kerugian awal.
• Hambatan biaya bukan karena skala
Perusahaan-perusahaan yang sudah ada mungkin memiliki
keunggulan biaya yang tidak dimiliki calon pendatang baru, terlepas
dari ukuran dan skala ekonomis yang dapat mereka capai.
Keunggulan ini dapat bersumber dari teknologi rahasia, akses ke
sumber bahan baku, aset yang dibeli dengan harga murah, subsidi
pemerintah, atau lokasi yang menguntungkan.
• Akses ke saluran distribusi
Pendatang baru tentu saja harus mengamankan distribusi produk atau
jasa mereka. Makin terbatas saluran pedagang besar dan pengecer
yang ada dan makin erat ikatan perusahaan yang sudah ada dengan
saluran ini, maka semakin suakr usaha masuk ke dalam suatu
39
industri. Adakalanya hambatan ini begitu tinggi sehingga untuk
mengatasinya pendatang baru harus menciptakan sendiri saluran
distribusi.
• Kebijakan pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan melarang masuknya
pendatang baru ke dalam industri, melalui tindakan-tindakan seperti
keharusan adanya izin, dan pembatasan akses ke bahan baku.
Pemerintah juga memainkan peranan tidak langsung dengan
mempengaruhi hambatan masuk melalui pengawasan seperti
peraturan mengenai keamanan produk. Perkiraan pendatang baru
mengenai reaksi secara persaingan yang sudah ada juga akan
mempengaruhi keputusannya untuk masuk.
Kalau ada perusahaan baru dengan mudah masuk ke industri tertentu,
intensitas persaingan diantara perusahaan meningkat. Akan tetapi,
hambatan untuk masuk dapat termasuk keperluan untuk memperoleh
skala ekonomi dengan cepat, keperluan untuk memperoleh dan
pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, loyalitas pelanggan
yang kuat, pilihan merk yang kuat, persyaratan modal yang besar,
kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan peraturan
pemeraintah, tarif, kurangnya akses ke bahan baku, kepemilikan
paten, lokasi yang tidak menguntungkan, serangan balik oleh
40
perusahaan yang tertahan, dan kejenuhan potensial pasar. Walaupun
banyak hambatan untuk masuk, perusahaan baru kadang-kadang
masuk kedalam industri dengan produk yang lebih tinggi, harga lebih
rendah, dan sumber pemasaran yang luar biasa.
3. Pengembangan potensial dari produk pengganti
Dalam berbagai industri, perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk
pengganti dalam industri lain. Adanya produk pengganti menempatkan batas
atas dari harga yang dapat ditetapkan sebelum konsumen akan pindah ke
produk pengganti. Tekanan persaingan dari produk pengganti meningkat
kalau harga dari produk pengganti turun dan kalau biaya konsumen untuk
pindah turun. Kekuatan persaingan dari produk pengganti paling baik diukur
dengan pangsa pasar yang direbut oleh produk tersebut, disamping rencana
perusahaan itu yang meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar.
4. Kekuatan menawar dari pemasok
Kekuatan menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan
dalam suatu industri terutama bila: jumlah pemasok banyak, hanya sedikit
bahan baku pengganti yang baik, atau biaya mengganti bahan baku amat
tinggi. Seiring demi kepentingan pemasok dan produsen untuk saling
membantu dengan harga yang wajar, mutu yang diperbaiki, pengembangan
pelayanan baru, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi biaya
41
persediaan, jadi meningkatkan kemampuan meraih laba jangka panjang bagi
semua pihak yang terkait. Perusahaan mungkin menjalankan strategi
integrasi ke belakang untuk memperoleh kendali atau kepemilikian
pemasok. Strategi ini tertutama efektif kalo pemasok tidak dapat diandalkan,
biaya terlalu tinggi, atau tidak mampu memenuhi keperluan perusahaan
secara konsisten perusahaan biasanya dapat melakukan negosiasi
persyaratan yang lebih menguntungkan dengan pemasok integrasi ke
belakang strategi merupakan strategi yang banyak dipakai di antara
perusahaan pesaing dalam industri.
5. Kekuatan menawar dari konsumen
Kalau pelanggan terkonsentrasi atau jumlahnya besar, atau membeli dalam
jumlah banyak, kekuatan menawarnya merupakan kekuatan utama yang
mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan
pesaing mungkin menawarkan pelayanan khusus untuk memperoleh
loyalitas pelanggan kalau kekuatan menawar dari konsumen luar biasa,
Kekuatan menawar konsumen juga lebih besar kalau produk yang dibeli
standar atau tidak berbeda. Kalau demikian halnya, konsumen sering dapat
melakukan negosiasi asesori kemasan sampai tingkat tertentu.
42
2.6 Marketing Mix
Bauran pemasaran menurut Kotler (2003:78) adalah campuran dari
variabelvariabel yang dapat dikendalikan, yang digunakan oleh suatu
perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan dalam pasar sasaran.
Menurut Basu Swastha (1990:78) mengartikan bauran pemasaran sebagai
kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran perusahaan, yakni produk, harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.
Sedangkan menurut Sutojo (2001:1) bauran pemasaran didefinisikan sebagai
istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti
sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat tersebut adalah penawaran, produk,
struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran
adalah campuran atau kombinasi variabel-variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan dan dipergunakan perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang
diinginkan dalam pasar sasaran. Dalam strategy marketing pada umumnya,
biasanya para marketer menggunakan konsep 4P ketika mereka hendak
meluncurkan sebuah produk ke pasar. Namun dalam industry jasa, 4P saja tidak
cukup, oleh sebab itu menggunakan 7P. 7P biasa digunakan dalam industri service
dimanapun juga. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ketujuh elemen dalam
the services marketing mix (bauran pemasaran industri jasa), menurut
43
Christopher dan Jochen dalam buku service marketing (2004:165):
1. Product Elements
Para manager harus menyeleksi feature dari produk utama yang ditawarkan -
dan seperangkat elemen-elemen tambahan yang berkaitan dengan service
yang menjadikan keduanya sebuah produk yang utuh. Pendeknya,
dibutuhkan perhatian yang menyeluruh pada segala aspek produk yang akan
ditawarkan dari tampilan service nya untuk memiliki kemampuan untuk
menciptakan nilai bagi konsumen.
2. Place and Time
Mengirimkan Elemen - elemen produk ke konsumen melibatkan keputusan
pada tempat dan waktu pengiriman, sebaik metode dan channel yang
digunakan. Pengiriman mungkin melibatkan channel distribusi elektronik
atau fisik atau bahkan keduanya, bergantung pada kebutuhan service yang
tersedia.
3. Promotion and Education
Tidak ada Program Marketing/Pemasaran yang sukses tanpa komunikasi
yang efektif. Komponen ini memainkan 3 hal utama yaitu; 1.
Menyediakan kebutuhan informasi dan saran, 2. Membujuk konsumen yang
menjadi target atas manfaat dari produk spesifik yang kita sediakan dan
44
3. Mendorong mereka untuk mengambil sebuah keputusan pada waktu yang
bersamaan. Dalam Service Marketing, banyak komunikasi adalah pengajaran
dalam hal-hal alamiah, khususnya bagi konsumen baru. Perusahaan
membutuhkan waktu untuk mengajari konsumen-konsumen ini tentang
keuntungan dari service yang kita berikan, dimana dan kapan
memperolehnya, dan bagaimana untuk berpartisipasi dalam proses service
yang ditawarkan. Komunikasi bisa disampaikan oleh individu, seperti
sales, staf baris depan, atau melalui media, seperti; tv, radio, koran,
majalah, poster, brosur, website dan lain lain. Aktifitas promosi dapat
mempengaruhi pilihan brand, dan insentif/pendorong bisa digunakan untuk
membuat konsumen membeli produk yang ditawarkan.
4. Price and Other users outlays
Komponen ini ada pada pihak manajemen dari keseluruhan
pembiayaan yang terjadi oleh konsumen dalam mendapatkan keuntungan
dari produk service yang ditawarkan. Karenanya, Strategy service marketing
tidak dibatasi pada ketentuan-ketentuan pricing tradional yang membatasi
harga jual ke konsumen, penetapan margin untuk beberapa perantara yang
digunakan, dan membangun jangka waktu kredit. Para pemasar harus
mengerti, dimana menyatukan, mencari minimal pembiayaan yang lain
yang konsumen sukai dalam terjadinya pembelian dan penggunaan
service yang ditawarkan. Pembiayaan ini dapat meliputi biaya tambahan
45
keuangan, seperti biaya pengiriman, biaya waktu, usaha fisik dan mental
yang tidak diinginkan.
5. Physical Environment
Tampilan gedung, tanah, kendaraan, furniture interior, perlengkapan,
anggota staff, logo, bahan baku cetakan, dan hal-hal lainnya yang dapat
terlihat oleh mata telanjang sehingga dapat menimbulkan persepsi positif
bagi konsumen yang melihatnya pada perusahaan service tersebut.
6. Process
Menciptakan dan mengirimkan elemen produk ke konsumen memerlukan
desain dan implementasi dari proses yang efektif. Sebuah proses
adalah sebuah metode dan rangkaian tindakan dalam penampilan service.
Proses desain yang buruk sering menciptakan kelambatan, birokrasi, dan
pengiriman service yang tidak efektif dan hasilnya tidak memuaskan
konsumen. Begitu juga, proses yang kurang baik, membuat service itu sulit
untuk staff baris depan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik,
menghasilkan produktifitas yang rendah dan meningkatkan kemungkinan
kegagalan service.
7. People
Banyak Service bergantung pada interaksi langsung antara konsumen dan
46
karyawan perusahaan. Kealamiahan interaksi ini, seperti potong rambut,
berbicara pada staff call center, akan berpengaruh kuat pada persepsi
konsumen pada mutu service. Oleh sebab itu, perusahaan membutuhkan
usaha-usaha yang cermat dalam mencari karyawan, melatihnya, dan
memotivasi.
2.7 Analisis Segmenting, Targeting, Positioning
Dengan melakukan analisis STP sebagai langkah awal identifikasi
konsumen, sehingga mempermudah perusahaan didalam melakukan strategi
pemasaran yang tepat guna. Terbagi kedalam tiga proses, keseluruhan proses
pemasaran baik branding maupun marketing beranjak mulai dari segmentasi,
kemudian Targeting, dan Positioning.
Banyak para ahli marketer mengemukakan pendapatnya tentang STP.
Segmentasi menurut Cravens (2006:99) mengatakan, “ Market segmentation is the
process of placing buyers in a rduct -market into subgroups so that the member of
each segment display similar responsiveness to a particular positioning strategy.”
Dimana sebagai suatu upaya bagi perusahaan untuk keluar dari mass -market
thinking, dan mencoba untuk mengidentifikasikan market segmen yang besar.
Menurut Kotler ada tiga pendekatan tradisional yang dapat dilakukan untuk
47
melakukan segmentasi (2003:163). Disempurnakan dengan pernyataan Cravens
(2006: 108), yaitu dengan membagi segmentasi kedalam tiga grup yaitu:
1. Demographic group, yaitu kharakteristik konsumen biasanya usia, gender, ras,
tingkat pendapatan, lokasi geografis.
2. Needs group, yaitu preferensi konsumen, status brand loyalty, suatu
kebutuhan yang memerlukan solusi tertentu.
3. Purchase behavior group, yaitu kharakteristik umum yang dimiliki oleh
konsumen dalam segmen tertentu didalam melakukan pembelian, seperti
ukuran pembelian, frekuensi pembelian.
Targeting adalah keputusan perusahaan mengenai segmen pasar mana yang
hendak dilayani atau dibidik. Tingkat kesuksesan perusahaan akan jauh lebih tinggi
dengan melayani target pasar tertentu (bermain dalam ceruk yang lebih kecil).
Menurut Keller (2003:120), dengan mengidentifikasi target pasar tertentu sangatlah
penting karena setiap konsumen memiliki pengetahuan brand yang berbeda-beda,
persepsi dan preferensi yang berbeda-beda. “Brand Positioning is the heart of
marketing strategy” menurut Keller. Sedangkan Kotler mengatakan, “act of
designing te company’s offer and image so that occupies a disctinct value place in
the target customer’s mind.”. Positioning adalah bagaimana cara komunikasi
perusahaan meletakkan nama, merek atau setiap attribut produk kedalam pikiran
konsumen.
48
2.8 Analisis SWOT dan Strategi Pemasaran Yang Sesuai.
2.8.1 Analisis SWOT
Dalam mengukur korporat/ perusahaan maka manajemen perlu
memonitor lingkungan internal perusahaan dan lingkungan eksternal.
Wheelen & Hunger (1995:142) mengatakan analisa SWOT ini merupakan
analisa situasi, dimana perusahaan memulai proses formulasi strategi agar
mendapatkan kesesuaian antara kesempatan eksternal dan kekuatan internal
sementara perusahaan bekerja dalam lingkungan dimana ada ancaman
eksternal dan kelemahan internal. SWOT adalah akronim dari Strengths,
Weaknesses, Opportunities dan Threats yang merupakan faktor-faktor
strategik dalam organisasi. Menurut Fred R. David (2001:64):
1. Strength & Weaknesses (Kekuatan dan Kelemahan)
Kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, merupakan suatu hal
yang dapat dikendalikan oleh perusahaan itu sendiri. Analisa kekuatan
internal dan eksternal perusahaan, merupakan analisa yang dilakukan
terhadap seluruh bagia perusahaan. Dengan adanya analisis ini,
perusahaan diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang dihasilkan
49
dari kekuatan internal perusahaan dan memperbaiki kelemahan yang ada
didalam perusahaannya.
2. Opportunities & Threats (Peluang dan Ancaman)
Peluang dan ancaman berasal dari luar perusahaan, biasanya mengacu
kepada ekonomi secara makro, hukum, perubahan pada teknologi
serta trend persaingan usaha dimasa yang akan datang. Dengan adanya
analisa peluang dan ancaman ini, diharapkan perusahaan mampu
meningkatkan keuntungan dari adanya peluang usaha serta meredam
resiko dari adanya ancaman usaha yang dilihatnya.
2.8.2 TOWS (Threats, Opportunity, Weakness & Strenght)
TOWS Matrix merupakan alat yang penting untuk mencocokan
strategi bagi para manajer dan analisi untuk gmembantu mengembangkan
4 strategi, yaitu: strategi SO, Strategi WO, Strategi WT, Strategi ST.
Analisa TWOS matrix adalah analisa yang didasarkan pada analisa
SWOT. Adapun matriksnya tergambar pada tabel 2.6 sebagai berikut.
50
Tabel 2.2 TOWS (Threats, Opportunity, Weakness & Strenght)
Sumber: Fred R. David (2001:206)
2.9 Matriks IE
Merupakan bagian dari formulasi startegi. Menurut Fred R.David (2001),
terdapat sebuah matriks yang dapat mengukur peluang dan ancaman perusahaan.
Matriks tersebut adalah matriks EFE (External Factor Evaluation). Matriks ini
menyimpulkan dan mengevaluasi kondisi luar perusahaan yang berdampak kepada
perusahaan. Kemudian adanya matriks IFE (Internal Factor Evaluation) atau
51
matriks evaluasi faktor internal perusahaan, merupakan alat untuk merangkum dan
menganalisa kekuatan dan kelemahan yang terdapat disetiap bagian dalam
perusahaan. Alat ini sekaligus dapat membantu perusahaan dalam
mengidentifikasikan hubungan kerja setiap bagian dalam perusahaan.
Kedua matriks diatas, akan mempertemukan kedalam sebuah matriks IE
(Internal-Eksternal), yaitu matriks yang terbentuk dari 2 dimensi dimana sumbu x
menunjukan skor total IFE (Internal Factor Evaluation). Sedangkan sumbu Y
menunjukan skor total EFE (External Factor Evaluation). Bentuk IE adalah seperti
yang terlihat pada table berikut.
Tabel 2.3 Matriks IE
Sumber: Fred R.David (2001:208)
Matriks IE terbagi menurut tiga region utama dalam hal implikasi strategi yaitu:
1. Region 1 terdiri dari sel-sel I, II, IV, disebut region “Grow and build”(tumbuh
dan membangun). Strategi yang sesuai adalah: strategi intensif yaitu: penetrasi
pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) dan strategi integratif yaitu:
52
integrasi ke hulu, integrasi ke hilir, integrasi horizontal).
2. Region 2 terdiri dari sel-sel III, V, VI disebut region “Hold and maintain”
(pegang dan bertahan). Strategi yang sesuai adalah: penetrasi pasar dan
pengembangan produk.
3. Region 3 mencangkup sel-sel VI, VII, IX, disebut juga region “harvest or divest”.
Strategi yang dikembangkan pada region ini adalah dengan pembagian atau
penjualan asset, atau hanya menuai hasil saja dan tidak berusaha banyak.
2.10 Menganalisa Siklus Hidup Produk dan Tingkat
Kedewasaan Pasar
Sesungguhnya antara siklus produk dan tingkat kedewasaan pasar sangat
berhubungan erat. Siklus hidup produk menerangkan tahap-tahap dimana suatu
kategori produk melalui usianya dalam pasar. Konsep siklus hidup produk
memfokuskan pada apa yang sedang terjadi terhadap suatu produk atau merek
tertentu. Sedangkan tingkat kedewasaan pasar lebih banyak ditentukan oleh sikus
hidup permintaan atau teknologi. Kedewasaan atau evolusi pasar (menurut Kotler)
dpengaruhi pula oleh adanya kebutuhan baru, pesaing, teknologi, saluran distribusi,
dan perkembangan lainnya. Keeratan hubungan antara siklus hidup produk dan
53
kedewasaan pasar adalah berdasarkan anggapan bahwa pasar baru muncul atau
terbentuk ketik produk diciptakan untuk memenuhi kebutuhan yang belum
terealisir. Sesungguhnya konsep asal siklus hidup produk adalah siklus hidup
permintaan atau teknologi.
2.10.1 Siklus Hidup Produk
Pengertian siklus hidup produk adalah bahwa produk memiliki masa
hidup yang terbatas. Penjualan produk dan keuntungan melewati tahapan
yang berbeda, setiap tahap memberikan tantangan yang berbeda bagi para
retailer. Oleh karena itu, setiap produk memerlukan strategi pemasaran,
keuangan, produksi, pembelian dan personalia yang berbeda dalam setiap
tahap dalam siklus hidup.
Tahapan dalam siklus hidup produk adalah sebagai berikut: (a)
Tahap introduction (perkenalan), ditandai dengan ciri-ciri: periode
pertumbuhan penjualan lambat, produk baru diperkenalkan, belum mendapat
laba, biaya perkenalan produk besar. (b) Tahap growth, terjadi hal-hal:
pertumbuhan pasar cepat, peningkatan laba, penjualan meningkat. (c) Tahap
mature (kedewasaan), dimana terjadi: pertumbuhan penjualan menurun,
produk telah diakui oleh pembeli potensial, laba relatif stabil atau menurun,
54
peningkatan biaya pemasaran untuk melawan pesaing. (d) Tahap decline
(penurunan), dengan ciri-ciri: penjualan menurun, laba menurun.
2.10.2 Tingkat Kedewasaan Pasar
Telah dikemukakan diatas bahwa dalam kedewasaan pasar lebih
ditentukan oleh siklus hidup permintaan atau teknologi dimana hal ini
merupakan konsep awal dari siklus hidup produk. Dalam siklus hidup
permintaan atau teknologi terjadi perubahan tingkat kebutuhan, dan
kebutuhan itu dipenuhi oleh teknologi. Didalam siklus permintaan atau
teknologi terdapat serangkaian bentuk produk yang secara terus menerus
memenuhi kebutuhan pada waktu tertentu. Menurut Cravens ciri-ciri dalam
tahap kedewasaan industri atau pasar adalah seperti yang terlihat pada tabel
2.2 merupakan tahap kedewasaan industri berikut ini:
55
Tabel 2.4 Tahap Kedewasaan Industri
Sumber: Cravens, (2006:64)
2.8.4. Mengarahkan Strategi Pemasaran Yang Sesuai Dengan
Siklus Hidup Produk Dan Tingkat Kedewasaan Pasar
Tiap-tiap tahap dalam siklus hidup produk dan tingkat kedewasaan
pasar menghendaki perubahan strategi pemasaran dari waktu ke waktu. Di bawah
ini akan digambarkan strategi pemasaran masing-masing menurut siklus hidup
Infant Growing Mature Decline
Rate PertumbuhanRendah Lebih cepat daripada GDP,
Penjualan berekspansiRate lebih rendah daripadaGDP, sifat pertumbuhan
Volume penjualan industrimenurun
Potensi Industri
Sulit ditentukan Permintaan lebih besar daripada volume industri,perkembangan tidak begitukeliatan
Sudah jelas pasar primiersudah jenuh
sudah jenuh, supplay lebihbesar dari permintaanjangka panjang
Tertuju UntukKebutuhan LiniProduk
Sedikit, perubahanperlahan tergantungkebutuhan konsumen
Lini produk meningkatorientasi pada multisegment
Lini produk semakinsempit, mengisi segmentsempit
Sedikit , tetapi tertuju padakebutuhan besar
Jumlah Pesaing
Mula-mula sedikitkemudian menjadi banyak
Jumlah & tipe pesaingtidak stabil mula-mulabanyak mencapai puncakkemudian menurun
Agak stabil dan cenderungmenurun
Menurun, industri terbagimenurut supplier-supplierkecil
Kestabilan PangsaPasar
Tidak stabil, sulitmengukur share, shareterkonsentrasi
Rangking berubah-ubahhanya sedikit yangmendapat share besar
Tidak stabil, share sedikit,perusahaan dengan sharebesar mulai terancam,persaingan ceruk danperusahaan dengan sharekecil sulit naik
Turun volume pasar turun,share terkonsentrasi
Kemudahan untukmasuk (dalam halmodal)
Mudah, kesempatanmungkin t idak jelas
Mudah kehadiran pesaingmeningkat
Sulit, pesaing terbatas,pertumbuhan mulaimenurun
Sedikit sensit if
Teknologi
Sangat penting, dimulaidari terobosan teknologi,persaingan teknologi
Sedikit teknologi muncul,perbaikan kinerjateknologi, perbaikan liniproduk
Perbaikan proses danmaterial, teknologi yangberkembang diluar industridipakai untuk efisiensi
sedikit berperan mencariteknologi baru untukmemperbaharui pertumbuhan
Deskripsi
Ada konsumen yang loyal,pembeli yang agresif,pembelian ulang dan adasensitifitas harga
Supplier dikenal baik, polapembelian sudah terbentukkonsumen loyal padasupplier tertentu dansensivitas harga naik
Konsumen sangat loyalkarena jumlah produksisedikit konsumen danprodusen terikat satudengan lainPola Pembelian
Bervariasi ada konsumenyang loyal dan ada yangtidak
Tahap Kedewasaan Industri
56
produk dan tingkat kedewasaan pasar. Tabel 2.3 dibawah ini merupakan strategi
pemasaran untuk siklus hidup produk
Tabel 2.5 Strategi Pemasaran Untuk Siklus Hidup Produk
Sumber: Whellen and Hunger (1995: 142)
Infant Growing Mature Decline
Bauran pemasaran
Supaya produk dikenal dandi coba
Maksimalkan pangsa pasar Memaksimalkan profit danmempertahankan pangsapasar
Mengurangi pengeluarandan memperbaiki merek
Strategi :
Product
Menawarkan produk dasar Menawarkan perluasanproduk, layanan dangaransi
Mendiversifikasi merekdan model
Menghentikan items lemah
Pricemenggunakan cost plus Harga penetrasi pasar Harga menyesuaikan atau
menyamakan pesaingHarga di potong
Distribusi
Distribusi selektif Distribusi selektif Distribusi lebih intensif Distribusi selektif, menutup outlet yang merugikan
Pengiklanan
membentuk produkawareness pada adopsi awaldan pengantara
Membentuk ingin tahu danminat pada pasar massal
menekankan padaperbedaan merek dankeuntungan
Iklan diturunin hinggatingkat yang paling loyal
Promosi penjualan
Sangat kuat menarikpembeli agar mencoba danada yang tidak
Dikurangi untukmendapatkan permintaankonsumen yang tinggi
Ditingkatkan untukmemantapkan merek
dikurangi hingga tingkatminimal
DeskripsiTahap Kedewasaan Industri
57
Tabel 2.6 Strategi Pemasaran Menurut Kedewasaan Pasar
Sumber: Whellen and Hunger (1995: 145)
Beberapa definisi tentang strategi-strategi yang dapat digunakan yaitu sebagai
berikut:
1. Start up: pengenalan produk dengan terobosan teknologi.
2. Grow with the industry: membatasi usaha secukupnya untuk
mempertahankan pangsa pasar.
3. Cost leadership: mencapai harga terendah dengan level kualitas yang bisa
diterima.
4. Differentiate: mencapai pembedaan produk/kualitas/service yang tinggi
(seperti yang dipersepsikan oleh konsumen) dengan biaya yang dapat
diterima.
5. Focus: menyeleksi segmen tertentu atau khusus untuk dilayani.
6. Renew: memperbaharui lini produk yang bersaing dengan antisipasi penjualan
Infant Growing Mature Decline
Dominan
Grow fast, Start up Grow fast, cost leadership,renew, defend position
Defend position, focus,renew, grow fast
Defend position, renew,grow into maturity
Kuat
Start up, differensiasi,bertumbuh dengan cepat
Grow fast, cacth up, costleadership, differensiasi
Cost leadership, renew,focus, differentiate growwith industry
Find niche, hold niche,han in, grow marketindustry, harvest
Diferensiasi yangfavorable
Start up, catch up, focus,grow fast
Differentiate, focus findand hold niche growindustry
Harvest, turn around, findniche, retrench
Retrenth
Bertahan
start up, grow withindustry, focus
Harvest, cacth up, holdniche, hang in find niche,turn around, focus growwith industry
Harvest, turn around, findniche, retrench
Divest, retrench
LemahFind niche, catch up,grow with industry
Turn around, retrench withdraw, divest withdraw
DeskripsiTahap Kedewasaan Industri
58
industri masa depan.
7. Defend position: posisi persaingan menyerang dan stabil.
8. Harvest: mengubah posisi persaingan atau pangsa pasar menjadi lebih tinggi.
9. Find Niche: upaya menemukan ceruk pasar tertentu.
10. Hold niche: memposisikan posisi ceruk.
11. Hang in: memperpanjang eksistensi didalam mengantisipasi
perubahan menyenangkan di masa depan.
12. Turn around : mengatasi kelemahan kinerja dalam waktu terbatas
13. Retrench: memotong investasi dan mengurangi level resiko atau kehilangan.
14. Divest: menyelamatkan bisnis dengan menjual lini produk, merek, fasilitas
distribusi, atau kapasitas produksi.
15. Withdraw: menarik/memindahkan bisnis dari persaingan.