bab ii landasan teori, kerangka berpikir dan …repository.ump.ac.id/4101/3/sarwono_bab ii.pdf · 6...

22
6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori 1. Kompetensi Pedagogik a. Kompetensi Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 disebutkan kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi merupakan kemampuan menjalankan aktivitas dalam pekerjaan, yang ditunjukkan oleh kemampuan mentransfer keterampilan dan pengetahuan pada situasi baru. Kunandar (2008) menyatakan kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif. Kompetensi adalah serangkaian tindakan dengan penuh rasa tanggung jawab yang harus dipunyai seseorang sebagai persyaratan untuk dapat dikatakan berhasil dalam melaksanakan tugasnya (Yasin: 2011). Kompetensi adalah kesatuan yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu. Berkaitan dengan tenaga profesional kependidikan, pengertian kompetensi merupakan perbuatan yang bersifat profesional dan memenuhi spesifikasi tertentu di dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Menurut Mulyasa (2009) Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Upload: trankhuong

Post on 06-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

6

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Kompetensi Pedagogik

a. Kompetensi

Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 disebutkan kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi

merupakan kemampuan menjalankan aktivitas dalam pekerjaan, yang ditunjukkan

oleh kemampuan mentransfer keterampilan dan pengetahuan pada situasi baru.

Kunandar (2008) menyatakan kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan

kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya

secara tepat dan efektif. Kompetensi adalah serangkaian tindakan dengan penuh

rasa tanggung jawab yang harus dipunyai seseorang sebagai persyaratan untuk

dapat dikatakan berhasil dalam melaksanakan tugasnya (Yasin: 2011).

Kompetensi adalah kesatuan yang menggambarkan potensi, pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu.

Berkaitan dengan tenaga profesional kependidikan, pengertian kompetensi

merupakan perbuatan yang bersifat profesional dan memenuhi spesifikasi tertentu

di dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Menurut Mulyasa (2009)

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

7

kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan,

teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar

profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta

didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Kompetensi guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan

dan keterampilannya dalam melaksanakan kewajiban pembelajaran secara

profesional dan bertanggungjawab.

b. Pedagogik

Pedagogi/pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu

mendidik anak. Jadi pedagogik mencoba menjelaskan tentang seluk beluk

pendidikan anak, pedagogik merupakan teori pendidikan anak (Sadulloh, dkk.

2007:1). Ditinjau dari segi istilah, pedagogik berasal dari bahasa Yunani

“paedos”yang berarti anak laki-laki dan “agogos” artinya mengantar,

membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berarti pembantu anak laki-laki pada

zaman Yunani kuno, yang pekerjaanya mengantarkan anak majikannya ke

sekolah.

c. Kompetensi Pedagogik

Gliga dalam Suciu dan Liliana (2010) menyatakan konsep kompetensi

pedagogik cenderung digunakan sebagai arti standar profesional minimum, sering

dianggap sebagai hukum, yang akan menaikkan dan melengkapi peran profesi

guru. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 disebutkan kompetensi

pedagogik adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran yang terdiri dari

pemahaman terhadap siswa, perencanaan, implementasi pembelajaran, evaluasi

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

8

hasil belajar dan mengaktualisasikan segenap potensi siswa. Kompetensi

pedagogik merupakan kemampuan guru menyelenggarakan dan mengelola

pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses, dan hasil

pembelajaran. Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi

akademik dan potensi guru, menyebutkan secara rinci kompetensi pedagogik

mencakup: (a) Memahami karateristik peserta didik dari aspek fisik, moral,

spiritual, sosial, kultural emosional, dan intelektual, (b) Menguasai teori belajar

dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) Mengembangkan kurikulum

yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu, (d) Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik, (e) Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk pembelajaran, (f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (g)

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (h)

Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses hasil belajar, (i) Memanfaatkan

hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) Melakukan

tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2. Motivasi Kerja

a. Motivasi

Motivasi berasal dari kata motivasi yang artinya pemberian atau penimbulan

motif. Motivasi dapat diartikan hal atau keadaan menjadi motif. (Anoraga,

2009:35). Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau

dorongan kerja (Anoraga, 2009:35). Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan

motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

9

untuk mencapai suatu tujuan. Selanjutnya, Samsudin (2005) memberikan

pengertian motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar

terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu

yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving

force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan

memperahankan kehidupan.

Mangkunegara (2005 : 61) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap

(attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation).

Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang

terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental

karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat

motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.

1) Teori-teori Motivasi

Dalam Manullang (1994:148-1560) dikemukakan beberapa teori yang dari

para ahli, diantaranya sebagai berikut:

a) Teori Abraham H. Maslow (Hierarchical of Needs Theory)

Maslow mengemukakan bahwa ada suatu hierarkhi kebutuhan setiap orang.

Setiap orang memiliki prioritas kepada suatu kebutuhan sampai kebutuhan itu

dapat dipenuhi. Jika suatu kebutuhan sudah terpenuhi, maka yang kedua akan

memegang peranan, dan demikian seterusnya. Dari pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang, artinya

bila ada kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, maka kebutuhan tigkat kedua

akan menjadi utama, selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

10

maka akan muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai kebutuhan

tingkat kelima. Adapun hierarkhi atau kebutuhan manusia menurut Abraham H.

Maslow adalah sebagai berikut:

(1) Physiologial Needs (Kebutuhan Fisik dan Biologis)

Physiological Needs adalah kebutuhan yang diperlukan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup seseorang seperti sandang pangan,

papan.Organisasi membantu individu dengan menyediakan gaji yang baik,

keuntungan serta kondisi kerja untuk memuaskan kebutuhannya.

(2) Safety And Security Needs (Kebutuhan Keselamatan dan Keimanan)

Kebutuhan ini merupakan rasa aman dari kecelakaan dan keselamatan dalam

melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan ini mengarah pada bentuk kebutuhan akan

keamanan dan keselamatan jiwa di tempat kerja pada saat mengerjakan pekerjaan

pada waktu jam-jam tertentu.

(3) Affiliation or Acceptance Needs or Belongingness (Kebutuhan Sosial)

Kebutuhan sosial misalnya berteman, motivasi, mencintai serta diterima

dalam pergaulan lingkungan kerjanya. Manusia pada dasarnya selalu ingin hidup

berkelompok dan tidak seorangpun manusia ingin hidup menyendiri. Adapun

kebutuhan sosial dalam teori Maslow terdiri dari empat jenis: (1) Kebutuhan akan

perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan tempat tinggal dan bekerja (sense

of belonging); (2) Kebutuhan akan perasaan dihormati karena manusia merasa

dirinya penting (selft of importance). Serendah-rendahnya pendidikan dan

kedudukan, seseorang tetap merasa dirinya penting; (3) Kebutuhan akan perasaan

kemajuan dan tidak gagal (selft of achievement). Kemajuan di segala bidang

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

11

merupakan keinginan dan kebutuhan menjadi idaman setiap orang; (4) Kebutuhan

akan perasaan ikut serta (selft of participation). Setiap karyawan akan merasa

senang jika diikutkan dalam berbagai kegiatan dan mengemukaan saran atau

pendapat pada pimpinan.

(4) Esteem or Status Needs (Kebutuhan akan Penghargaan atau Prestise).

Esteem or Status Needs merupakan kebutuhan akan pengakuan serta

penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya. Idealnya

prestise timbul karena adanya prestasi, tetapi tidak selamanya demikian.

(5) Selft Actualization (Kebutuhan Aktualisasi Diri)

Kebutuhan aktualisasi diri dipenuhi dengan menggunakan kecakapan,

kemampuan, keterampilan, potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang

sangat memuaskan atau luar biasa sulit dicapai orang lain. Kebutuhan aktualisasi

diri berbeda dengan kebutuhan lain dalam dua hal, yaitu: (1) Kebutuhan aktualisasi

diri tidak dapat dipenuhi dari luar. Pemenuhannya berdasarkan keinginan usaha

individu itu sendiri; (2) Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan seorang

individu. Kebutuhan ini berlangsung terus-menerus terutama sejalan dengan

meningkatnya jenjang karier seorang individu.

b) Teori Douglas Mc Gregor

Teori ini didasarkn pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat

dibedakan atas manusia penganut teori X (Teori Tradisional) dan manusia

penganut teori Y Teori Deokratik). Adapun teori X dan teori Y menurut Douglas

Mc Gregor adalah sebagai berikut:

(a) Teori X

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

12

(1) Rata-rata karyawan itu malas dan tidak suka bekerja

(2) Umumnya karyawan tidak terlalu berambisi mencapai prestasi kerja yang

optimal dan selalu menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara

mengkambinghitamkan orang lain.

(3) Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah, dan diawasi dalam melaksanakan

pekerjaannya.

(4) Karyawan lebih mementingkan dirinya sendiri dan tidak mempedulikan

tujuan organisasi.

Menurut teori X ini, untuk memotivasi seseorang harus dilakukan dengan cara

yang ketat, dipaksa, dan diarahkan supaya mereka mau bekerja secara sungguh-

sungguh. Jenis motivasi yang diterapkan cenderung pada motivasi negatif, yaitu

dengan menerapkan hukuman yang tegas.

(b) Teori Y

(1) Rata-rata karyawan rajin dan menganggap sesungguhnya bekerjasama

wajarnya dengan bermain-main dan beristirahat. Pekerjaan tidak perlu

dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan yang tidak betah dan

merasa kesal jika tidak bekerja.

(2) Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk

maju dan mencapai prestasi kerja yang optimal. Mereka kreatif dan inovatif

mengembangkan dirinya untuk memecahkan persoalan dalam menyelesaikan

tugas-tugas yang dibebankan pada pundaknya. Jadi mereka selalu berusaha

metode kerja yang terbaik.

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

13

(3) Karyawan selalu berusaha mencapai sasaran organisasi dan mengembangkan

dirinya untuk mencapai sasaran itu. Organisasi seharusnya memungkinkan

karyawan untuk mewujudkan potensinya dengan memberikan sumbangan

pada tercapainya sasaran perusahaan.

Menurut teori Y ini, untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan

dengan cara meningkatkan partisipasi karyawan, kerjasama, dan keterikatan pada

keputusan.

c) Teori Frederich Herzberg

Teori yang dikembangkannya dikena dengan “Model Dua Faktor” dari

motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hiygiene atau “pemeliharaan”.

Adapun penjelasan mengenai dua faktor tersebut, adalah sebagai berikut:

1) Faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya

insrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang. Menurut Herzberg,

yang tergolong sebagai faktor motiasional antara lain ialah pekerjaan

seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam

karier, dan pengakuan orang lain.

2) Faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang siarnya ekstrinsik

yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku

seseorang dalam kehidupan seseorang. Sedangkan faktor-faktor hygiene atau

pemeliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam organisasi,

hubungan seseorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan

rekan-rekan kerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh para penyela,

kebijakan organisasi, kondisi kerja dan sistem imbalan yang berlaku.

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

14

d) Teori David M Clelland

Teori McClelland dikenal dengan teori kebutuhan untuk mencapai

prestasi atau Need for Acievement yang menyatakan bahwa motivasi berbedea-

beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Menurut

McClelland, orang yang mempunyai kebutuhan untuk keberhasilan yaitu

mempunyai keinginan kuat untuk mencapa sesuatu. Adapun ciri-cirinya adalah

sebagai berikut:

(1) Mereka menentukan tujuan tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu

rendah, tetapi tujuan itu cukup merupakan tantangan untuk dikerjakan

dengan baik.

(2) Mereka menentukan tujuan itu, karena mereka secara pribadi dapat

mengetahui bahwa hasilnya dalat dikuasai bila mereka kerjakan sendiri.

(3) Mereka senang kepada pekerjaanya itu dan merasa sangat berkepentingan

dengan hasilnya sendiri.

(4) Mereka lebih suka bekerja di dalam pekerjaan yang dapat memberikan

b. Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau

dorongan kerja (Anoraga, 2009:35). Mangkunegara (2005:61) menyatakan :

“motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi

kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan

organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap

situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

15

maksimal”. Menurut Dr. Hamzah B. Uno (2006:112) yang dimaksud dengan

motivasi kerja guru adalah suatu proses yang dilakukan untuk menggerakan

guru agar perilaku mereka dapat diarahkan pada upaya-upaya nyata untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Indikator dari variabel motivasi kerja

guru akan tampak mealui: (1) tanggung jawab dalam melakukan kerja; (2)

prestasi yang dicapainya; (3) pengembangan diri; serta (4) kemandirian dalam

bertindak.

Menurut Fredrick Herzberg (dalam Anoraga, 2009:39), sistem

kebutuhan-kebutuhan orang yang mendasari motivasinya, dapat dibagi menjadi

dua golongan: (a) Hygiene Factors: status, hubungan antarmanusia, supervisi,

peraturan-peraturan perusahaan dan administrasi, jaminan dalam pekerjaan,

kondisi kerja, gaji , dan kehidupan pribadi; (b) Motivational Factors

(Motivators): pekerjaannya sendiri, achievement, kemungkinan untuk

berkembang, tanggung jawab, kemajuan dalam jabatan, dan pengakuan.

Model-model pengukuran motivasi kerja telah banyak dikembangkan,

diantaranya oleh McClelland (Mangkunegara, 2005:68) mengemukakan 6

(enam) karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu :

(1) Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi, (2) Berani mengambil

dan memikul resiko, (3) Memiliki tujuan realistik, (4) Memiliki rencana kerja

yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan, (5) Memanfaatkan

umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan, dan (6)

Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

16

Edward Murray dalam Mangkunegara (2005 : 68-67) berpendapat bahwa

karakteristik orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai

berikut : (1) Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, (2) Melakukan sesuatu

dengan mencapai kesuksesan, (3) Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan

usaha dan keterampilan, (4) Berkeinginan menjadi orang terkenal dan

menguasai bidang tertentu, (5) Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang

memuaskan, (6) Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti, dan (7) Melakukan

sesuatu yang lebih baik dari orang lain.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja guru menurut

Roth et al (2007) terdiri atas motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi

ekstrinsik melputi: (1) penghargaan atas usaha dan prestasi guru; (2) kepuasan

terhadap cara mengajar; dan (3) pegamatan kepala sekolah terhadap pekerjaan

guru. Sedangkan motivasi instrinsik meliputi: (1) cara mengajar yang

menyenangkan; (2) hubungan orang tua siswa yang harmonis; dan (3)

hubungan dengan siswa yang harmois.

Menurut Fredrick Herzberg (dalam Anoraga, 2009 : 39), sistem

kebutuhan-kebutuhan orang yang mendasari motivasinya, dapat dibagi menjadi

dua golongan: (a) Hygiene Factors: status, hubungan antarmanusia, supervisi,

peraturan-peraturan perusahaan dan administrasi, jaminan dalam pekerjaan,

kondisi kerja, gaji, dan kehidupan pribadi; (b) Motivational Factors

(Motivators): pekerjaannya sendiri, achievement, kemungkinan untuk

berkembang, tanggung jawab, kemajuan dalam jabatan, dan pengakuan.

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

17

c. Faktor yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Motivasi Kerja

Dalam kegiatan administrasi pendidikan yang dilakukan sangat

diperlukan peran seorang pegawai dalam mencapai tujuan tersebut. Seorang

pegawai dituntut dapat bekerja secara tepat, efektif, dan efisien untuk

mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai sekolah. Pencpaian tujuan

tersebut tidak lepas dari motivasi kerja dari para pegawainya. Motivasi kerja

yang tinggi dari setiap personal/pegawai yang terlibat di dalamnya merupakan

faktor yang memuaskan bagi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Namun

sebaliknya bila motivasi kerja seseorang pegawai itu rendah maka tujuan

sekolah yang ingin dicapai tidak akan terwujud. Berikut ini adalah faktor-faktor

yang dominan yang mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi seseorang

berdasarkan atas teori-teori motivasi dari para ahli seperti diuraikan di atas,

diantaranya:

(1) Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dipandang sebagai faktor yang

dapat mempertinggi motivasi kerja. Seseorang akan bekerja akibat adanya

kebutuhan.

(2) Keingian untuk berprestasi dalam bekerja juga dipandang sebagai motivasi

seseorang, dimana dengan keinginan pencapaian prestasi yang lebih baik,

seseorang akan bekerja sekuat tenaga untuk mencapainya.

(3) Keamanan dan keselamatan dalam bekerja juga mempengaruhi motivasi

seseorang. Kebutuhan ini mengarah pada bentuk kebutuhan akan

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

18

keamanan dan keselamatan jiwa di tempat kerja pada saat mengerjakan

pekerjaan pada waktu jam-jam tertentu.

(4) Penghargaan terhadap pekerjaan juga mempengaruhi motivasi. Merupakan

kebutuhan akan pengakuan serta penghargaan dari lingkungan kerja

terhadap pekerjaan yang dilakukannya.

(5) Hubungan kemanusiaan/interpersonal yang lebih antara seseorang dengan

lainnya akan mempertinggi motivasi kerja. Di mana dalam hubungan

interpersonal/kemanusiaan ini setiap orang akan merasa diterima dan

dihargai dalam kelompoknya.

(6) Lingkungan tempat kerja yang menyenangkan akan memuat seseorang

senang dan nyaman dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Perasaan

senang dan nyaman ini akan membuat seseorang termotivasi dalam

menyelesaikan pekerjaannya.

(7) Kesempatan untuk berkembang/aktualisasi diri dipenuhi dengan

menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan, dan potensi untuk

mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan.

Jadi yang dimaksud motivasi kerja guru adalah suatu proses yang

dilakukan untuk menggerakan guru agar perilaku mereka dapat diarahkan pada

upaya-upaya nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Secara

operasional motivasi kerja adalah proses yang dilakukan berdasarkan faktor

internal maupun eksternal yang menyebabkan seorang guru tergerak untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan. Faktor internal dan eksternal itu antara lain :

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

19

(1) faktor ekonomi, (2) perlakuan adil, (3) kebijakan dari kepala sekolah, (4)

hubungan kerja, (5) jaminan kesehatan, (6) pemberian bonus, (7) gaji, (8)

jaminan hari tua/asuransi jiwa, (9) prestasi kerja, (10) jaminan keamanan dan

kenyamanan kerja, (11) faktor kesempatan berkembang, dan (12) Peningkatan

kapasitas kerja dengan tujuan tertentu

3. Kesiapan Guru Bahasa Indonesia

a. Kesiapan

Kesiapan menurut kamus psikologi adalah “Tingkat perkembangan dari

kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktikan sesuatu”

(Chaplin, 2006: 419). Dalam pengertian lain, kesiapan adalah suatu keseluruhan

kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon/jawaban di

dalam cara tertentu terhadap suatu situasi (Slameto, 2003: 113). Kesiapan ditinjau

dari bahasa berasal dari bahasa Inggris, yaitu readiness. Istilah readiness dalam

Dictionary of Education (Good, 2003: 473) diartikan “Willingness, desire, and

ability to engange in a given activity”. Jadi kesiapan berarti kemauan,

hasrat/dorongan, dan kemampuan untuk terlibat dalam kegiatan tertentu.

Menurut Slameto (2010:113), faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan

mencakup tiga aspek, yaitu: (1) kondisi fisik, mental, dan emosional; (2)

kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan; (3) keterampilan, pengetahuan, dan

pengertian lain yang pernah dipelajari. Slameto juga mengungkapkan tentang

prinsip-prinsip readiness atau kesiapan yaitu; 1) semua aspek perkembangan

berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi); 2) kematangan jasmani dan rohani

adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari pengalaman; 3) pengalaman-

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

20

pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan; 4) kesiapan

dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa

pembentukan dalam masa perkembangan.

Ujung dari implementasi kurikulum 2013 adalah kerja guru dalam

mempesiapkan diri agar segala kompentensinya dapat diperbaharui. Menurut

Syaiful Sagala (2009 : 21) guru adalah semua orang yang berwenang dan

bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual

ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Mengingat demikian

berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia harus memenuhi persyaratan-persyaratan

pokok yang mungkin seimbang dengan posisi untuk menjadi guru. Tidak semua

orang dapat dengan mudah melakukannya, apalagi mengingat posisi guru seperti

yang terjadi di Indonesia dewasa ini. Berdasarkan pengertian kesiapan dan guru di

atas, dapat dikemukakan bahwa kesiapan guru adalah suatu keseluruhan kondisi

seseorang yang membuatnya siap untuk berwenang dan bertanggung jawab

terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal baik di

sekolah maupun di luar sekolah.

4. Guru Bahasa Indonesia SMK

Yang dimaksud dengan guru bahasa Indonesia Sekolah Menengah Kejuruan

adalah semua guru baik yang berstatus PNS yang mengajar di sekolah negeri.

Berdasarkan data hasil UKG tahun 2015 jumlah guru yang mengajar di sekolah

negeri ada 31 orang.

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

21

5. Implementasi Kurikulum 2013 SMK

Implementasi Kurikulum 2013 SMK didefinisikan dari: pertama, kata

implementasi dan kedua kata Kurikulum 2013 SMK. Menurut Oemar Hamalik

(2007 : 237) implementasi adalah proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau

inovasi dalam suatu tindak praktis sehingga memberikan dampak baik berupa

perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap. Implementasi

menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tahun

2013, diartikan sebagai kegiatan merealisasikan ide dan rancangan kurikulum

dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Implementasi terdiri atas dua fase

yaitu implementasi awal dan implementasi penuh. Atas dasar pengertian

implementasi tersebut maka fokus dari pedoman ini adalah evaluasi terhadap: (1)

pengadaan dokumen kurikulum dan distribusi ke pengguna (fokus 1); (2) kegiatan

persiapan lapangan untuk melaksanakan kurikulum (fokus 2); dan (3)

implementasi kurikulum secara terbatas dan menyeluruh (fokus 3). Fokus pada

pengadaan dokumen kurikulum meliputi ketersediaan dokumen untuk digunakan

oleh sekolah dan guru yang akan mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada

tahun 2013-2014, 2014-2015, dan 2015-2016. Evaluasi terhadap ketersediaan

diarahkan pada adanya dokumen kurikulum, buku panduan guru dan buku teks

pelajaran untuk peserta didik, serta pedoman lain sebelum tahun pendidikan baru

dimulai.

Kurikulum 2013 SMK sebagaimana Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan nomor 60 tahun 2014 terdiri atas: (1) Kerangka Dasar Kurikulum, (2)

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

22

Struktur Kurikulum, (3) Silabus, dan (4) Pedoman Mata Pelajaran. Kerangka dasar

Kurikulum berisi landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai

dengan Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan struktur kurikulum adalah

pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan pembelajaran, mata

peelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program

pendidikan. Kompetensi inti: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan

keterampilan dijabarkan ke dalam Kompetensi dasar sikap spiritual, sikap sosial,

pengetahuan dan keterampilan.

Dalam implementasi kurikulum selain dibutuhkan kesiapan para guru dan

komponen personal lainnya, peran pemerintah juga sangat dominan. Bentuk

pelatihan, pendampingan, atau sosialisasi yang ditujukan sebagai upaya

terimplemtasinya K13, merupakan bentuk kongkrit adanya komitmen peningkatan

kualitas pendidikan. Pada tahun pelajaran 2015/2016 sehubungan tidak semua

sekolah menerapkan K13, pemerintah menganti strategi dalam mengadakan

pelatihan dan pendampingan implementasi K13. Pendekatan yang digunakan pada

tahun 2015 adalah The Whole School Training, yaitu pelatihan dan pendampingan

sekolah seutuhnya; caranya dengan melatih sebagian guru-guru terbaik dari SMK

Sasaran untuk menjadi Instruktur Kabupaten/Kota, kemudian selaku instruksutr

Kabupaten/Kota ditugaskan untuk menjadi pelatih dan pendamping Guru dan

Tenaga Kependidikan (GTK) yang ada di sekolahnya dalam menerapkan K13

SMK sesuai yang diharapkan.

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

23

6. Penelitian yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang dapat menjadi masukan bagi peneliti antara lain

penelitian yang dilakukan oleh Neo Wicak Kuncoro tentang “Hubungan

Kompetensi Pedagogik Guru dengan Hasil Belajar IPS Siswa”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa berdasarkan data hasil penelitian diperoleh angka korelasi

antara Variabel X (kompetensi pedagogik guru) dan Variabel Y (hasil belajar IPS

siswa) sebesar 0,784 itu berarti korelasi tersebut positif. Dengan t hitung lebih

besar dari t tabel atau 12,716 > 2,022, maka Ho ditolak, artinya Ha yang berbunyi

ada hubungan yang positif antara kompetensi pedagogik guru dengan hasil belajar

IPS siswa kelas V SD Negeri 2 Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun

2013/2014 diterima.

Penelitian berikutnya adalah Tesis yang disusun oleh Harisman, S.H., S.Sos.

yang berjudul, “Hubungan Persepsi dan Motivasi Kerja Pegawai Administrasi

dalam Rangka Meningkatkan Kinerja pada Pengadilan Negeri Bengkulu”. Dari

hasil penelitian ini diperoleh hubungan antara variabel independen (persepsi dan

mtivasi) dengan variabel dependen (kinerja) menggunakan uji statistik Perseon

Correlation. Dari uji statistik diperoleh hubungan antara persepsi dan kinerja

sebesar 0,453 dengan nilai Sig (p) sebesar 0,001. Karena nilai p < 0,05 berarti ada

hubungan yang sangat signifikan antara persepsi dengan kinerja. Nilai korelasi

0,453 berada antara 0,40-0,59 maka menurut Sugio hubungan ini dikatakan

sedang. Sedangkan pada korelasi berganda (R) atau korelasi secara bersama-sama

antara persepsi dan motivasi dengan kinerja, diperoleh nilai sebesar 0,584. Dari

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

24

tabel tersebut juga diperoleh nilai Koefisien Determinasi (R2) sebesar 0,341

artinya kontribusi variabel persepsi dan motivasi dengan kinerja sebesar 34,1 %,

sementara 65.9 % dijelaskan oleh faktor lain di luar penelitian itu.

Dalam hal implementasi K13, Marsudi, Widyaiswara PPPPTK Seni Budaya

Yogyakarta meneliti tentang, “Kesiapan SMKN 1 Kalasan dalam Implementasi

Kurikulum 2013 untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran”. Penelitian

kualitatif yang dilakukan bertujuan untuk mengungkap empat aspek penting dalam

implemenasi Kurikulum 2013 di SMK N 1 Kalasan Sleman Yogyakarta yaitu

Pengelolaan SDM, Implementasi Kurikulum 2013, Pelaksanaan Pembelajaran

Saintifik, dan Penilaian Autentik. Hasil penelitian mengungkapkan dalam bidang

Pengelolaan SDM, Kepala SMKN 1 Kalasan secara umum berjalan dengan baik.

Dalam hal Implementasi Kurikulum 2013 SMKN 1 Kalasan menunjukkan kondisi

yang cukup baik. Dalam bidang pembelajaran para guru telah mengubah metode

pembelajarannya dari metode konvensional ke pendekatan saintifik bervarisi.

Pendekatan ilmiah (saintific approach) meliputi mengamati, menanya, menalar,

mencoba, mengkomunikasikan sudah diterapkan pada semua mata pelajaran.

Sedangkan pada bidang keempat yaitu penilaian autentik, SMKN 1 Kalasan

dianggap belum maksimal.

Penelitian lain tentang kesiapan guru dilakukan oleh Sri Dewi Nurmawati,

dkk., pada Program Studi Administrasi, Program Pascasarjana, Universitas

Pendidikan Ganesa Singaraja, melakukan penelitian yang berjudul “Studi

Evaluasi Kesiapan Guru dalam Melaksanakan Kurikulum 2013 di Madrasah

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

25

Aliyah Negeri Amlapura Tahun 2014”. Dari penelitian dilakukan terhadap 32

orang guru sebagai sampel, didapatkan hasil bahwa; 1) efektifitas kesiapan guru

dalam melaksanakan kurikulum 2013 di Madrasah Aliyah Negeri Almapura

daitinjau dari komponen konteks, input, dan proses berada pada kategori positif.

B. Kerangka Berpikir

Kompetensi pedagogik merupakan satu di antara empat kompetensi utama

profesi guru yaitu kompetensi: pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Kompetensi pedagogik harus dikuasai oleh seorang guru sebelum dan selama

melakukan aktivitas belajar mengajar. Kompetensi pedagogik yang dimaksud

disesuaikan dengan tuntutan implementasi K13. Untuk itu dibutuhkan upaya untuk

meningkatkan kompetensi pedagogik agar kesiapan guru dalam implementasi K13

(Y) sesuai dengan harapan. Kompetensi pedagogik sebagai variabel bebas (X1)

dijabarkan dalam tujuh indikator sebagai suatu acuan untuk menentukan penilaian

seorang guru dikatakan berhasil atau tidak dalam pembelajaran. Dalam buku 2

Pedoman Penilaian Kinerja Guru (PKG), kompetensi pedagogik yang harus

dikuasai seorang guru tersebut adalah (1) Menguasai karakteristik peserta didik,

(2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (3)

Pengembangan kurikulum, (4) Kegiatan pembelajaran yang mendidik, (5)

Pengembangan potensi peserta didik, (6) Komunikasi dengan peserta didik, dan

(7) Penilaian dan evaluasi.

Selain itu motivasi kerja (X2) juga akan menunjang kesiapan guru dalam

imlementasi kurikulum 2013 (Y). Pada akhirnya kompetensi pedagogik (X1) dan

motivasi kerja (X2) mempunyai hubungan dengan kesiapan guru dalam

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

26

implementasi K13 guru SMK Negeri Kabupaten Banyumas, sebagaimana terlihat

pada bagan berikut ini.

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Keterangan :

X1 adalah kompetensi pedagogik sebagai variabel bebas, X2 adalah motivasi kerja

sebagai variabel bebas, sedangkan Y adalah kesiapan guru dalam implementasi

kurikulum 2013 guru SMK Negeri Kabupaten Banyumas sebagai variabel terikat.

B. Hipotesis

Perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.

Hipotesis statistik itu ada bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian

tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik. Jadi hipotesis yang

di ada pada penelitian ini adalah hipotesis penelitian atau bisa disebut juga

hiptotesis kerja (Sugiyono, 2015:96-97).

Adapun hipotesis penelitian atau hiptesis kerja dalam penitian ini adalah :

1. Ada hubungan yang positif antara kompetensi pedagogik dengan kesiapan guru

bahasa Indonesia dalam implementasi kurikulum 2013 SMK Negeri

Kabupaten Banyumas.

2. Ada hubungan antara yang positif antara motivasi kerja dengan kesiapan guru

bahasa Indonesia dalam implementasi kurikulum 2013 SMK Negeri

Kabupaten Banyumas.

X1

X2

Y

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.ump.ac.id/4101/3/Sarwono_BAB II.pdf · 6 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori

27

3. Ada hubungan yang positif antara kompetensi pedagogik dan motivasi kerja

secara bersama-sama dengan kesiapan guru bahasa Indonesia dalam

implementasi kurikulum 2013 SMK Negeri Kabupaten Banyumas.

Hubungan Kompetensi Pedagogik..., Sarwono, Program Pascasarjana UMP, 2017