bab ii landasan teori · jurnal umum digunakan untuk mencatat semua transaksi yang tidak dicatat di...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Akuntansi
A. Pengertian Akuntansi
Menurut George A. Mac Farland dalam (Hutauruk, 2017) “Akuntansi adalah
suatu seni pencatatan, penggolongan, penyajian, serta penafsiran secara sistematis
dari data keuangan perusahaan atau perseorangan”. Berdasarkan definisi tersebut
dapat dikemukakan pengertian bahwa:
1. Prosedur-prosedur yang digunakan dalam akuntansi adalah mencatat,
menggolongkan, menyajikan, dan menafsirkan.
2. Sasaran dari akuntansi adalah data keuangan atau peristiwa yang bersifat
finansial.
3. Prosedur mencatat, menggolongkan, dan menyajikan data keuangan haruslah
disusun secara sistematis, sehingga dapat digunakan untuk menafsirkan dan
membuat analisis terhadap laporan yang dibuat.
Adapun definisi lain dinyatakan oleh Accounting Principles Board (APB)
dalam (Hutauruk, 2017) “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya
menyajikan informasi kuantitatif tentang lembaga-lembaga ekonomi, terutama yang
bersifat keuangan yang bertujuan agar berguna dalam pengambilan keputusan
ekonomis”.
Menurut Sujarweni dalam (Utami, 2018) menyatakan bahwa “Akuntansi adalah
proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal,
buku besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk
7
laporan keuangan yang digunakan pihak pihak tertentu”.
B. Persamaan Dasar Akuntansi
Menurut (Sugiri, 2018) “Secara sistematis, posisi keseimbangan antara asset
dan sumbernya dinyatakan dengan suatu persamaan sebagai berikut, yang dikenal
dengan persamaan akuntansi”.
Menurut Himayati dalam (Utami, 2018) menerangkan bahwa “Dalam
persamaan akuntansi, di sisi kiri adalah bagian yang dimiliki perusahaan yang diberi
nama harta (asset) dan disisi kanan terdapat pembelanjaan, yang terdiri dari hak
kreditur, atau disebut kewajiban (liabilities), dan hak pemilik (equities) atau modal
(capital)”. Dari pengertian tersebut dapat dibuat persamaan dasar akuntansi yang
sederhana yaitu:
Dengan maksud aktiva yang ada diperusahaan tersebut sama jumlahnya
dengan seluruh kewajiban yang ada ditambah dengan modal yang tersedia.
C. Siklus Akuntansi
Menurut (Hery, 2016) “Proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis
dan menjurnal transaksi, dan yang diakhiri dengan membuat laporan dinamakan
sebagai siklus akuntansi (accounting cycle)”.
Menurut Suryadi dalam (Rachmawati & Nurjanah, 2017) mendefinisikan bahwa
“Proses akuntansi yang di mulai dari identifikasi dan analisa transaksi dan di akhiri
menyusun laporan keuangan disebut siklus akuntansi”. Berikut adalah gambar siklus
akuntansi menurut Suradi dalam (Rachmawati & Nurjanah, 2017):
Aktiva = Kewajiban + Modal
8
Sumber: Suradi dalam (Rachmawati & Nurjanah, 2017)
Gambar II.1
Siklus Akuntansi
Dari gambar siklus akuntansi diatas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Identifikasi dan Analisa Transaksi
Proses pencatatan akuntansi dimulai dengan menganalisis setiap transaksi yang
terjadi dalam perusahaan dan menyiapkan dokumen transaksi seperti kwitansi, nota,
invoice, faktur, dan lain-lain.
2. Jurnal
Jurnal adalah pencatatan transaksi keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan
secara sistematis berdasarkan urutan waktu terjadinya transaksi . Jurnal dibedakan
menjadi dua, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus.
Jurnal Umum digunakan untuk mencatat semua transaksi yang tidak dicatat di
jurnal khusus. Berikut ini adalah pencatatan transaksi ke jurnal umum:
9
a. Transaksi retur pembelian
Utang xxx
Retur pembelian xxx
(apabila pembelian dilakukan secara kredit)
Kas xxx
Retur pembelian xxx
(apabila pembelian dilakukan secara tunai)
b. Transaksi retur penjualan
Retur penjualan xxx
Piutang xxx
(apabila penjualan dilakukan secara kredit)
Retur penjualan xxx
Kas xxx
(apabila pembelian dilakukan secara tunai)
c. Transaksi pembelian perlengkapan secara kredit
Perlengkapan xxx
Utang xxx
d. Transaksi pembelian peralatan secara kredit
Peralatan xxx
Utang xxx
Menurut (Sugiri, 2018) “Jurnal khusus adalah buku jurnal yang digunakan untuk
mencatat transaksi-transaksi sejenis yang bersifat rutin”. Jurnal khusus dibagi
menjadi 4 jurnal, yaitu:
10
a. Jurnal penjualan
Digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang dagangan secara
kredit. Contoh jurnal penjualan:
Piutang xxx
Penjualan xxx
Harga pokok penjualan xxx
Persediaan barang dagang xxx
b. Jurnal pembelian
Digunakan untuk mencatat transaksi pembelian barang dagangan dari
supplier secara kredit. Contoh jurnal pembelian:
Pembelian xxx
Utang xxx
c. Jurnal penerimaan kas
Digunakan untuk mencatat seluruh transaksi penerimaan kas, yaitu:
1) penjualan barang dagangan secara tunai
Kas xxx
Penjualan xxx
2) penerimaan kas dari hasil penagihan piutang
kas xxx
piutang xxx
3) penjualan perlengkapan dan peralatan kantor secara tunai.
Kas xxx
Perlengkapan xxx
Kas xxx
Peralatan xxx
11
d. Jurnal pengeluaran kas
Digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas, yaitu:
1) pembelian barang dagang secara tunai
Pembelian xxx
Kas xxx
2) pengeluaran kas untuk pelunasan utang
Utang xxx
Kas xxx
3) serta pembelian perlengkapan dan peralatan secara tunai
Perlengkapan xxx
Kas xxx
Peralatan xxx
Kas xxx
3. Buku Besar
Menurut (Hery, 2016) “mem-posting yaitu pemindah bukuan setiap saldo akun
yang terdapat pada jurnal ke dalam buku besar untuk masing-masing akun”. Buku
besar dibedakan menjadi dua bagian yaitu buku besar umum dan buku besar
pembantu. Buku besar umum selalu dibuat atas seluruh akun laporan keuangan,
sedangkan buku besar pembantu hanya khusus diperlukan untuk merinci saldo akun
piutang dagang dan utang dagang.
4. Neraca Saldo
Menurut (Sugiri, 2018) “Neraca saldo adalah daftar akun-akun beserta saldo
akun yang menyertainya”. Neraca saldo dibuat untuk memastikan tidak adanya
kesalahan pada saat mem-posting jumlah debet/kredit dari jurnal ke buku besar.
12
5. Jurnal Penyesuaian
Menurut (Sugiri, 2018) “Prosedur penyesuaian merupakan prosedur pada akhir
periode untuk menyesuaikan akun-akun yang belum menyajikan informasi yang
paling up-to-date”. Jurnal penyesuaian dibuat untuk memperbarui data akuntansi
supaya menjadi lebih akurat. Umumnya ada 5 hal yang memerlukan penyesuaian,
yaitu:
a. Beban yang masih harus dibayar
Contoh ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat beban yang masih harus di
bayar adalah sebagai berikut:
Beban gaji xxx
Utang gaji xxx
Beban bunga xxx
Utang bunga xxx
b. Pendapatan yang masih harus diterima
Contoh ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat pendapatan yang masih harus
diterima adalah sebagai berikut:
Piutang bunga xxx
Pendapatan bunga xxx
c. Biaya dibayar dimuka
Contoh ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat biaya dibayar dimuka adalah
sebagai berikut:
Asuransi dibayar dimuka xxx
Kas xxx
Sewa dibayar dimuka xxx
Kas xxx
13
d. Pendapatan diterima dimuka
Pendapatan sewa xxx
Pendapatan sewa dibayar dimuka xxx
e. Penyusutan perlengkapan dan penyusutan peralatan
Contoh ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan perlengkapan dan
peralatan adalah sebagai berikut:
Perlengkapan xxx
Akumulasi penyusutan perlengkapan xxx
Peralatan xxx
Akumulasi penyusutan peralatan xxx
6. Neraca Lajur
Neraca lajur atau kertas kerja berfungsi sebagai alat bantu untuk mempermudah
proses penyusunan laporan keuangan yang dilakukan secara manual. Adapun
tahapan dalam membuat atau menyiapkan kertas kerja menurut (Hery, 2016) adalah
sebagai berikut:
a. Menyiapkan neraca saldo sebelum penyesuaian ke dalam kertas kerja
b. Memasukkan data jurnal penyesuaian ke kolom penyesuian yang ada dalam
kertas kerja.
c. Memasukan saldo yang telah di sesuaikan ke dalam kolom neraca saldo
setelah disesuaikan.
d. Memindahkan tiap saldo masing-masing akun yang ada di kolom neraca
saldo setalah disesuaikan ke dalam kolom laporan keuangan
e. Untuk masing-masing kolom (baik kolom laba rugi maupun kolom neraca),
hitunglah total saldo debet dan total saldo kredit dengan cara menjumlahkan
seluruh saldo akun dari atas sampai ke bawah sesuai dengan saldo akun yang
14
ada pada masing-masing kolom. Selisih antara saldo debit dan saldo kredit
pada kolom laba rugi harus sama dengan selisih dari total saldo debit dan
kredit pada kolom neraca. jika total saldo kredit untuk kolom laba rugi
melebihi total saldo debit kolom laba rugi maka akan menghasilkan laba, dan
sebaliknya jika total saldo debit pada kolom laba rugi melebihi total saldo
kredit pada kolom laba rugi maka akan menghasilkan rugi bersih.
7. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan perusahaan atau aktivitas
perusahaan kepada pihak pihak yang berkepentingan.
8. Jurnal Penutup
Jurnal penutup yaitu membuat saldo akun menjadi nihil atau nol, saldo akun
yang di tutup yaitu akun prive dan seluruh akun yang ada dalam laporan laba rugi.
Jurnal penutup dilakukan dengan cara:
a. Menutup akun pendapatan
Pendapatan xxx
Ikhtisar laba rugi xxx
b. Menutup akun beban
Ikhtisar laba rugi xxx
seluruh beban xxx
c. Menutup jumlah laba bersih
Ikhtisar laba rugi xxx
Modal xxx
d. Menutup akun prive
Modal xxx
15
Prive xxx
9. Neraca Saldo Setelah Penutupan
Neraca ini dapat digunakan sebagai alat untuk membuktikan bahwa proses
penjurnalan dan pemostinganayat jurnal penutup telah dilakukan secara tepat.
Menurut (Sugiri, 2018) “Dengan disusunnya neraca saldo setelah penutupan,
akan tampak bahwa akun-akun perusahaan sudah siap untuk digunakan kembali pada
periode akuntansi berikutnya”.
10. Jurnal Pembalik
Ayat jurnal pembalik ini biasanya dibuat pada awal periode akuntansi dengan
cara membalik ayat jurnal penyesuaian yang telah dibuat pada akhir periode
akuntansi sebelumnya. Ada 4 hal yang erlu dibuatkan ayat jurnal pembalik yaitu:
a. Ayat jurnal penyesuaian atas beban yang masih harus dibayar.
b. Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan yang masih harus diterima.
c. Ayat jurnal penyesuaian atas biaya dibayar dimuka yang mula-mula dicatat
sebagai beban bukan sebagai aktiva.
d. Ayat jurnal penyesuaian atas pendapatan diterima dimuka yang mula-mula
dicatat sebagai pendapatan bukan sebagai utang.
D. Klasifikasi Akun
Menurut (Hery, 2016) “Akun adalah catatan akuntansi mengenai kenaikan atau
penurunan saldo dari masing-masing aktiva, kewajiban, dan ekuitas”. Dalam
pencatatan akuntansi terdapat lima kelompok akun yang umum digunakan yaitu
aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban. Setiap kelompok akun terdiri dari
akun-akun yang dapat di klasifikasikan dalam suatu bagan perkiraan.
Menurut (Hery, 2016) “Daftar (list) yang memuat mengenai keseluruhan kode
(nomor) dan nama akun, dinamakan sebagai bagan perkiraan (chart of accounts)”.
16
Berikut adalah bagan perkiraan yang umum digunakan oleh suatu perusahaan untuk
mencatat setiap transaksi yang terjadi:
1. Aktiva
1.11 Kas
1.12 Piutang Dagang
1.13 Persediaan Barang Dagang
1.14 Perlengkapan
1.15 Sewa di bayar dimuka
1.21 Peralatan
1.210 Akumulasi Penyusutan Peralatan
2. Hutang
2.11 Hutang Dagang
3. Ekuitas
3.11 Modal Pemilik
3.12 Prive
4. Pendapatan
4.11 Penjualan Usaha
4.12 Potongan Penjualan
4.13 Pendapatan Jasa
4.14 Harga Pokok Penjualan
5. Pembelian
5.11 Pembelian
5.12 Potongan Pembelian
6. Beban
6.11 Beban Gaji
17
6.12 Beban Iklan
6.13 Beban Listrik, air, dan Telepon
6.14 Beban Sewa
6.15 Beban konsumsi
Akun-akun aktiva, beban dan pembelian bersaldo normal di debit, jika terjadi
transaksi yang mengakibatkan harta, beban, dan pembelian berkurang, maka harta,
beban, dan pembelian berada di posisi kredit. Kecuali akun akumulasi penyusutan,
karena akun tersebut berada di posisi kredit. Sedangkan akun-akun hutang, ekuitas
dan pendapatan bersaldo normal di kredit, jika terjadi transaksi yang mengakibatkan
hutang, ekuitas dan pendapatan berkurang maka akun tersebut berada di posisi debit.
Terkecuali akun prive dan harga pokok penjualan, jika bertambah di sebelah debit
dan jika berkurang di sebelah kredit.
E. Laporan Keuangan
Menurut (Sugiono, 2016) “Laporan keuangan pada perusahaan merupakan
hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan”.
Menurut (Sugiono, 2016) pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan
keuangan adalah:
1. Pihak Internal
a. Pihak manajemen berkepetingan langsung dan sangat membutuhkan
informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling),
pengkoordinasian (coordinating) dan perencanaan (planning) suatu
perusahaan.
b. Pemilik perusahaan dengan menganalisa laporan keuangannya pemilik dapat
18
menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaan.
2. Pihak Eksternal
a. Investor, memerlukan analisa laporan keuangan dalam rangka penentuan
kebijakan penanaman modalnya. Bagi investor yang penting adalah tingkat
imbalan hasil (return) dari modal yang telah atau akan ditanam dalam suatu
perusahaan tersebut.
b. Kreditur, mereka merasa berkepentigan terhadap pengembalian/pembayaran
kredit yang telah diberikan kepada perusahaan, mereka perlu mengetahui
kinerja keuangan jangka pendek (likuiditas), dan profitabilitas dari
perusahaan.
Urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya menurut (Hery,
2016) adalah sebagai berikut:
1. Laporan laba rugi merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan
beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.
2. Laporan ekuitas pemilik adalah sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar
perubahan dalam ekuitas pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu
(laporan perubahan modal).
3. Neraca adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban
dan ekuitas perusahaan per tanggal tertentu.
4. Laporan Arus Kas adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk
dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari
aktivitas operasi, aktivitas inestasi, sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan
untuk satu periode waktu tertentu.
19
F. Analisa Laporan Keuangan
Menurut (Wahyudiono, 2014) “Tujuan analisis laporan keuangan sendiri pada
hakikatnya adalah untuk membantu pemakai dalam memperkirakan masa depan
perusahaan sengan cara membandingkan, mengevaluasi, dan menganalisis
kecenderungan dari berbagai aspek keuangan perusahaan”.
Analisa rasio keuangan merupakan alat untuk mengetahui kinerja perusahaan.
Dengan membuat analisa rasio keuangan, dapat diketahui bagaimana kinerja
perusahaan dalam satu periode, serta dapat menunjukkan kelemahan dan kekuatan
perusahaan dalam hal keuangan. Apabila informasi posisi keuangan perusahaan
diketahui, manajer ataupun pemilik akan lebih mudah untuk mengambil keputusan
keuangan perusahaan untuk kepentingan perusahaan di masa yang akan datang.
G. Persediaan barang dagang
Menurut (Hery, 2016) “Akuntan haruslah ekstra hati-hati terutama pada waktu
berurusan dengan pencatatan dan penilaian atas persediaan. Sebuah kesalahan yang
terjadi dalam pencatatan dan penilaian atas persediaan akan berakibat fatal, baik
pada neraca maupun laporan laba rugi.” Pencatatan persediaan dibagi menjadi dua
metode yaitu:
1. Metode Perpetual
Metode ini mencatat persediaan barang dagangan pada saat terjadi pembelian
dan penjualan. Pada saat terjadi pembelian maka akan dicatat pada akun persediaan
barang dagangan dan pada saat terjadi penjualan maka akan mencatat nilai penjualan
dan pembebanan beban pokok penjualan (Bahri, 2016).
2. Metode Periodik/Fisik
Metode ini mencatat persediaan barang dagangan pada awal dan akhir periode
20
terkait dengan beban pokok penjualan. Pada saat transaksi pembelian akan dicatat
pada akun pembelian akan dicatat pada akun penjualan tanpa melakukan
pembebanan pada akun beban pokok penjualan. Pada saar akhir periode, akun-akun
tersebut dilakukan penyesuaian terhadap beban pokok penjualan sehingga tidak akan
muncul di laporan keuangan (Bahri,2016). Dikenal 3 metode yang digunakan dalam
menghitung besarnya nilai persediaan akhir menurut (Hery, 2016), yaitu:
a. Metode FIFO (First In First Out)
Dengan menggunakan metode FIFO, harga pokook dari barang yang pertama
kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok
penjualan dan yang akan menjadi nilai pesediaan akhir adalah harga pokok
dari unit atau barang yang terakhir dibeli.
b. Metode LIFO (Last In First Out)
Dalam menggunakan metode LIFO, harga pokok dari barang yang terakhir
kali dibeli adalah yang akan diakui pertama kali sebagai harga pokok
penjualan dan yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok
dari unit atau barang yang pertama kali dibeli.
c. Metode Rata-rata (Avarage Cost Method)
Dengan menggunakan metode rata-rata, harga pokok penjualan perunit
dihitung berdasarkan rata-rata harga perolehan perunit dari barang yang
tersedia untuk dijual.
H. Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Diana and Setiawati dalam (Tri Mulyaningsih, Siti Faizah, 2017)
“Sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan
dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi
keuangan”.
21
2.2. Zahir Accounting Versi 5.1
Menurut (Hutauruk, 2017) “Terdapat banyak software akuntansi yang beredar
saat ini ada di Indonesia, namun perlu kejelian dari para calon penggunanya untuk
dapat mengoptimalkan penggunaan software yang bersangkutan sesuai dengan
kebutuhan dari para calon pengguna”. Dalam pengolahan data akuntansi pada Toko
Aritra Cellular penulis menggunakan software akuntansi yaitu Zahir Accounting
Versi 5.1. Menurut (Yustia & Marlina, 2018) mengemukakan bahwa “Zahir
Accounting Versi 5.1 secara inovatif telah menggabungkan software akuntansi
financial dengan software manajemen financial (sebagai Decision Suport system)”.
Aplikasi ini mudah digunakan karena menggunakan bahasa Indonesia dan pengguna
bisa memahami dan menggunakan nya tanpa harus mempelajari teori akuntansi
sehingga dapat mempercepat pengambilan keputusan.
Zahir Accounting salah satu software akuntansi terbaik yang dilahirkan oleh
putra Indonesia dan mampu mengantisipasi dan memberikan solusi kepada
penggunanya. Hingga kini Zahir Accounting telah digunakan oleh lebih dari 30.000
perusahaan berskala kecil, menengah, dan besar dengan 50.000 pengguna
(user/lisensi) di Indonesia serta mancanegara.
Menurut (Hutauruk, 2017) “Zahir Accounting merupakan software
manajemen bisnis dan keuangan berbahasa Indonesia dan Inggris, fleksibel,
berfasilitas lengkap, dan berdaya guna tinggi, yang di rancang agar tepat
dengan kebutuhan perusahaan kecil, menengan, dan besar yang ada di
Indonesia bahkan mancanegara”.
22
Tampilan modul software Zahir Accounting Versi 5.1 adalah sebagai berikut
1. Tampilan awal
Sumber: (Penulis, 2019)
Gambar II.2
Tampilan Awal Zahir
2. Menu Utama
Sumber: (Penulis, 2019)
Gambar II.3
Menu Utama Zahir
Pada menu utama terdiri dari:
a. Menu buka data sebelumnya, yaitu menu yang berfungsi untuk membuka
data yang sudah dibuat sebelumnya.
b. Membuat data baru, yaitu menu yang berfungsi untuk membuat data baru
perusahaan.
c. Buka data, yaitu untuk membuka data yang pernah dibuat sebelumnya dan
23
telah tersimpan di hardisk.
d. Buka file backup, yaitu untuk menyimpan data berupa arsip berextension
*GBK.
e. Keluar, yaitu untuk keluar dari program Zahir.
3. Menu Bar
Sumber: (Penulis, 2019)
Gambar II.4
Menu Bar
Pada menu bar terdapat modul sebagai berikut:
a. Modul Data-data
Modul data-data untuk menampilkan menu master data yang terdiri dari data
nama alamat, data rekening, data ptoduk, satuan pengukuran, data proyek,
data harta tetap, data pajak, data mata uang.
24
Sumber: (Penulis, 2019)
Gambar II.5
Modul Data-data
b. Modul buku besar
Modul buku besar berfungsi untuk meng-input transaksi jurnal umum dan
menampilkan buku besar per rekening perkiraan yang berisi data rekening
perkiraan, transaksi jurnal umum, buku besar, dan daftar transaksi jurnal.
25
Sumber: (Penulis, 2019)
Gambar II.6
Modul Buku Besar
c. Modul penjualan
Modul penjualan berfungsi untuk meng-input transaksi yang terkait dengan
penjualan dan piutang usaha menampilkan daftar transaksi penjualan, kartu
utang usaha, mencetak faktur, dan lain-lain.
Sumber: (Penulis, 2019)
Gambar II.7
Modul Penjualan
d. Modul Pembelian
Modul pembelian berfungsi untuk meng-input transaksi yang terkait dengan
26
pembelian dan utang usaha, menampilkan daftar transaksi penjualan, kartu
utang usaha, dan mencetak faktur.
Sumber: (Penulis, 2019)
Gambar II.8
Modul Pembelian
e. Modul kas&bank
Modul kas dan bank berfungsi untuk meng-input transaksi yang terkait
dengan kas dan bank seperti transaksi kas masuk dan kas keluar, transfer kas,
dan rekonsiliasi bank.
Sumber: (Penulis, 2019)
Gambar II.9
Modul Kas & Bank
27
f. Modul persediaan
Modul persediaan berfungsi untuk meng-input transaksi yang terkait dengan
persediaan, seperti pemakaian barang, pemindahan barang, perakitan, dan
penyesuaian.
Sumber: (Penulis, 2019)
Gambar II.10
Modul Persediaan
g. Modul Laporan
Modul laporan berfungsi untuk menampilkan daftar laporan yang tersedia,
seperti untuk mencetak laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan
arus kas, dan lain-lain.
28
Sumber: (Penulis, 2019)
Gambar II.11
Modul Laporan