bab 2. hukum hukum umum dalam akad transaksi 2

Upload: ouo-ouy

Post on 07-Jul-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    1/35

    BAB 2. HUKUM-HUKUM UMUM DALAM AKAD (TRANSAKSI)

    Dalam dunia usaha, akad usaha itu menduduki posisi yang amat penting, karena

    perjanjian itulah yang membatasi hubungan antara dua pihak yang terlibat dalam

    pengelolaan usaha, dan akan mengikat hubungan itu di masa sekarang dan di masa yang

    akan datang, dan karena dasar hubungan itu adalah pelaksanaan apa yang menjadi

    orientasi kedua orang yang melakukan perjanjian, dijelaskan dalam perjanjian oleh

    keduanya, kecuali bila menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal, ataumengandung unsur pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah. Warisan ilmu fkih yang

    kita miliki memuat berbagai rincian dan penetapan dasar-dasar perjanjian-perjanjian

    usaha tersebut sehingga dapat merealisasikan tujuannya, memenuhi kebutuhan umat

    pada saat yang sama, serta melahirkan beberapa kaidah dan pandangan bagi umat Islam

    untuk digunakan memenuhi kebutuhan modern kita. Tidak ada salahnya juga, kita

    menarik pelajaran dari berbagai pengalaman kalangan non Muslim. alangan barat telah

    biasa melakukan berbagai perjanjian usaha tersebut dengan baik, yakni dengan

    memberikan jaminan kepada masing-masing pihak terhadap hak-hak mereka, dengan

    rincian yang sangat jelas.

      !emakin jelas rincian dan kecermatan dalam membuat akad, semakin kecilkemungkinan adanya kon"ik dan pertentangan antara kedua belah pihak di masa

    mendatang.

      !eorang usaha#an Muslim tertantang untuk memberikan perhatian terhadap

    persoalan akad tersebut, dalam menyusun konsep dan manajemennya dari a#al, dan

    dalam menunaikan hak dan menjaga keuntungan usahanya itu hingga akhir masa akad.

    Ia lebih layak melakukan semua itu, karena ia membaca frman Allah $

      يا أيها لذي آمنو أفو بالعقو

    “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. “(Al-Maidah : 1).

      %leh sebab itu, kepada usaha#an Muslim, penulis sajikan beberapa hukum umum

    yang berkaitan dengan berbagai akad usaha dan keterampilan yang berkaitan

    dengannya, serta berbagai pilihan yang relevan dengan proposal rinci yang

    dapat memenuhi kebutuhan dalam menjalankan usaha di kehidupan

    modern sekarang ini.

    DEFINISI AKAD (TRANSAKSI)

    Secara bahasa, akad atau perjanjian itu digunakan untuk banyak arti, yang keseluruhannya kembali kepada bentuk ikatan ataupenghubungan terhadap dua hal.1

    & Ikatan itu sendiri bisa berarti konkrit, dan itulah arti sebenarnya. Seperti dikatakan dalam bahasa Arab:(saya mengikatkan tali), yakni saya ikat dan saya hubungkan antara dua ujungnya. Namun Ikatan tersebut juga bisa memiliki pengertian abstrak sepertiikatan jual bell misalnya. Dapat digunakan juga untuk hal yang diharuskan seseorang bagi dirinya sendiri seperti satu pekerjaan tertentu di masa mendatang.Seperti mengikat tekad pada diri sendiri untuk harus berhaji pada tahun ini.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    2/35

    Sementara akad menurut istilah adalah keterikatan keinginan diridengan sesuatu yang lain dengan cara yang memunculkan adanyakomitmen tertentu yang disyariatkan.

    Terkadang kata akad menurut istilah dipergunakan dalam pengertian

    umum, yakni sesuatu yang diikatkan seseorang bagi dirinya sendiri atau

    bagi orang lain dengan kata harus. Di antaranya adalah Firman Allah,

    "Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu."\

    Jual bel dan sejenisnya adalah akad. Setiap hal yang diharuskanseseorang atas dirinya sendiri baik berupa nadzar, sumpah dansejenisnya, disebut juga sebagai akad.

    RUKUN-RUKUN AKAD

    1. Dua Pihak atau Lebih yang Melakukan Akad

    Dua orang atau lebih yang melakukan akad ini adalah dua orangatau lebih yang secara langsung terlibat dalam akad. edua belah pihak dipersyaratkan harus memiliki kelayakan untuk melakukan akadsehingga perjanjian atau akad tersebut dianggap sah. elayakanter!ujud dengan beberapa hal berikut"

     Pertama , kemampuan membedakan yang baik dan yang buruk. #akniapabila pihak$pihak tersebut sudah berakal lagi baligh dan tidak dalamkeadaan tercekal. %rang yang tercekal karena dianggap idiot ataubangkrut total, tidak sah melakukan perjanjian.

     Kedua , bebas memilih. Tidak sah akad yang dilakukan orang di ba!ahpaksaan, kalau paksaan itu terbukti. &isalnya orang yang berhutang danbutch pengalihan hutangnya, atau orang yang bangkrut, lalu dipaksauntuk menjual barangnya untuk menutupi hutangnya.

    emudian ketiga, akad itu dapat dianggap berlaku 'jadi total( bila tidak memiliki pengandaian yang disebut khiyar 'hak pilih(. Seperti khiyar syarath'hak pilih menetapkan persyara tan(, khiyar arru'yah 'hak pilih dalam melihat(dan sejenisnya. )anti akan dijelaskan secara rinci.

    2. Objek Akad (Transaks)

     #akni barang yang dijual dalam akad jual beli, atau sesuatu yangdise!akan dalam akad se!a dan sejenisnya. Dalam hal itu juga adabeberapa persyaratan sehingga akad tersebut dianggap sah, yaknisebagai berikut"

    * +arang tersebut harus suci atau meskipun terkena najis, bisadibersihkan. %leh sebab itu, akad usaha ini tidak bisa diberlakukan padabenda najis secara dzati, seperti bangkai. Atau benda yang terkena najisnamun tidak mungkin dihilangkan najisnya, seperti cuka, susu dan

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    3/35

    benda cair sejenis yang terkena najis. )amun kalau mungkindibersihkan, boleh$boleh saja.

    ∗ +arang tersebut harus bisa digunakan dengan cara yangdisyariatkan. arena ungsi legal dari satu komoditi menjadi dasarnilai dan harga komoditi tersebut. Segala komoditi yang tidak berguna seperti barang$barang rongsokan-  yang tidak dapat

    dimanaatkan, atau bermanaat tetapi untuk hal$hal yangdiharamkan, seperti minuman keras dan sejenisnya, semuanya itutidak dapat diperjualbelikan.

    ∗ omoditi harus bisa diserahterimakan. Tidak sah menjual barang yang tidak ada, atau ada tapi tidak bisa diserahterimakan. arena yang demikian itu termasuk  gharar, dan itu dilarang.

    ∗ +arang yang dijual harus merupakan milik sempurna dari orang yang melakukan penjualan. +arang yang tidak bisa dimiliki tidak sah diperjualbelikan.

    ∗ arus diketahui !ujudnya oleh orang yang melakukan akad jualbeli bila merupakan barang$barang yang dijual langsung. Danharus diketahui ukuran, jenis dan kriterianya apabila barang$barang itu berada dalam kepemilikan namun tidak berada dilokasi transaksi. +ila barang$barang itu dijual langsung, harusdiketahui !ujudnya, seperti mobil tertentu atau rumah tertentudan sejenisnya. )amun kalau barang$barang itu hanya dalamkepemilikan seperti jual beli sekarang ini dalam akad jual beli as-Salam, di mana seorang pelanggan membeli barang yang diberigambaran dan dalam kepemilikan penjual, maka disyaratkan harusdiketahui ukuran, jenis dan kriterianya, berdasarkan sabda )abi,

    "Barangsiapa yang melakukan jual beli as-Salam hendaknya is memesannya dalam satu takaran

    atau timbangan serta dalam batas waktu yang jelas." 

    ' Yang perlu diingat di sini, baha satu barang dikatakan berman!aat atau tidak, itu bisa berubah melalui perkembangan "aman. Sampah misalnya, dahuludianggap sebagai barang rongsokan yang tidak dapat diman!aatkan. Namun dalam kehidupan modern kita sekarang ini, sampah dapat digunakan dalam

    produksi pupuk dan sejenisnya. #aka komoditi ini tidak lagi dianggap sebagai barang rongsokan.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    4/35

    )anti akan dijelaskan secara rinci. epastian akad tersebutditentukan oleh tidak adanya hal yang menyebabkan munculnya pilihanlain, seperti terlihatnya cacat barang dan sejenisnya.

    3. Lafazh (Shighat) Akad

     #ang dimaksudkan dengan pengucapan akad itu adalah ungkapan

     yang dilontarkan oleh orang yang melakukan akad untuk menunjukkankeinginannya yang mengesankan bah!a akad itu sudah berlangsung.Tentu saja ungkapan itu harus mengandung se$ rah terima (ijab-qabul).

     Ijab 'ungkapan penyerahan barang( adalah yang diungkapkan lebihdahulu, dan abul 'penerimaan( diungkapkan kemudian. /ni adalahmadzhab ana0yah. #ang benar menurut mereka, ijab adalah yangdiucapkan sebelum abul, baik itu dari pihak pemilik barang atau pihak 

     yang akan menjadi pemilik berikutnya.

    Ijab menunjukkan penyerahan kepemilikan, sementara qabul menunjukkan penerimaan kepemilikan. /ni adalah madzhab mavoritas

    ulama. &aka yang benar menurut mereka bah!a ijab itu harusdiungkapkan oleh pemilik barang pertama, seperti penjual, pemberise!aan, !ali calon istri dan lain sebagainya. Dan yang benar menurutmereka, abul itu berasal dari orang yang akan menjadi pemilik kedua daribarang tersebut, seperti pembeli, penye!a, calon suami dan lainsebagainya. adi pemilik pertama yang mengucapkan ijab sementara calonpemilik kedua yang mengucapkan abul. Tidak ada perbedaan bagi mereka,siapa pun yang mengucapkan pertama kali dan siapa yang belakangan.

     APAKAH AKAD SUDAH DIANGGAP SAN DENGAN ADANYA SERAH TERIMABARANG?

    2ara ulama telah sepakat bah!a akad itu sudah dianggap sahdengan adanya pengucapan laazh perjanjian tersebut. )amun merekaberbeda pendapat apakah perjanjian itu sah dengan sekedar adanyaserah terima barang. #akni seorang penjual menyerahkan barang danpembeli menyerahkan uang bayarannya tanpa adanya ucapan darisalah seorang di antara mereka berdua. enyataan pada zaman modernsekarang ini, perangkat komputer bisa dijadikan etalase barang$barang

     jualan dengan urutan tertentu, lalu datang pembeli dan memilih barangmana yang disukainya, kemudian ia menyerahkan uang bayarannya ditempat yang sudah ditentukan. Si komputer akan menyerahkan kepadanya

    barang yang diinginkan dengan cara yang canggih pula. Dan pendapat yang benar menurut mayoritas ulama adalah bah!a jual beli semacam itusah berdasarkan hal$hal berikut"

    * akikat dari jual beli yang disyariatkan adalah menukar hartadengan harta dengan dasar kerelaan hati dari kedua belah pihak, tidak ada ketentuan syar3i tentang harusnya laazh tertentu. sehinggasemuanya dikembalikan kepada adat kebiasaan.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    5/35

    * Tidak terbukti adanya syarat ijab abul secara lisan dalam nash$nashsyariat. alau itu merupakan syarat, pasti sudah ada nash yangmenjelaskannya.

    * 4mat manusia telah terbiasa melakukan jual beli di pasarpasarmereka dengan melakukan serah terima barang saja 'tanpapengucapan laazh akad( di berbagai negeri dan tempat, tanpa pernahdiingkari ajaran syariat, sehingga itu sudah menjadi ijma' 'konsensusumat(.

    S!ara"-s!ara" S#$#a" Akad

     !ertama harus berada dalam satu majelis. arena ijab itu hanya bisamenjadi bagian dari akad bila ia bertemu langsung dengan abul. 2erludicatat, bah!a kesamaan lokasi tersebut disesuaikan dengan kondisizaman, sehingga akad itu bisa berlangsung melalui pesa!at telepon.Dalam kondisi demikian, lokasi tersebut adalah masa herlangsungnya

    percakapan telepon. Selama percakapan itu masih berlangsung, danline telepon masih tersambung, berarti kedua belah pihak masihberada dalam majelis akad.  #l-$ajma' al-%ihi pernah mendiskusikanpersoalan melangsungkan akad usaha melalui media komunikasimodern. Akhirnya mereka menetapkan satu keputusan yang kaminukilkan teksnya sebagai berikut "

    Surat Keputusan No. (45/3/6)

    Melakukan Akad Usaha Melalui Media Komunikasi Modern

    (&) Kalau akad usaha antara kedua belah pihak berlangsung sementara keduanya tidak berada

    dalam lokasi akad, masingmasing tidak melihat pihak lain dengan mata kepala sendiri,

     juga tidak mendengar suaranya, sementara media komunikasi yang menghubungkan

    antara keduanya adalah tulisan, surat, kedutaan atau delegasi, via telegram, surat

    kilat, faksimili, layar monitor komputer, dalam semua kondisi tersebut akad dianggap

    sah, kalau dab bisa sampai kepada pihak yang dituju, demikian juga qabu/dari pihak

    yang lain.

    (') Kalau akad antara kedua belah pihak sudah berlangsung pada satu waktu sementara

    keduanya berada di dua lokasi yang berjauhan, akad itu dilakukan dengan telepon dan

    faksimili, maka akad antara dua pihak tersebut dianggap sebagai akad antara dua

    orang yang hadir. Pada kondisi demikian diterapkan hukum asal yang ditetapkan oleh

    para ulama ahli fikih yang tergabung dalam diskusi ini, tersebut dalam lampiran.

    (*) Kalau pihak yang menawarkan akad dengan media- media tersebut memberikan dab

    dengan waktu tertentu, maka harus dijaga konsekuensi pada masa tertentu tersebut,

    tidak boleh diralat kembali.

    (+) Semua kaidah-kaidah tersebut di atas tidak berlaku bagi akad nikah karena nikah

    mengharuskan adanya saksi, tidak juga berlaku untuk sharf penukaran mata uang

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    6/35

    asing! karena ada syarat penyerahan langsung, juga tidak untuk jual beli as- Salam3

    karena ada syarat pembayaran harus dibayar di muka.

    "! #erkaitan dengan kemungkinan terjadinya pemalsuan dan penggelapan

    atau kekeliruan, harus dikembalikan kepada kaidah-kaidah umum untuk menetapkan

    perkara.

      &edua hal yang menjadi penyebab terjadinya ijab harus tetap adahingga terjadinya abul dari pihak kedua yang ikut dalam akad. alau ijabitu ditarik oleh pihak pertama, lalu datang abul, itu dianggap abul tanpaijab, dan itu tidak ada nilainya sama sekali.

     &etiga tidak adanya hal yang menunjukkan penolakan ataupemunduran diri dari pihak kedua. arena adanya hal itu membatalkanijab. alau datang lagi penerimaan sesudah itu, sudah tidak adagunanya lagi, karena tidak terkait lagi dengan ijab sebelumnya secarategas sehingga akad bisa dilangsungkan.

    KLASIFlKASI AKAD

     Akad memiliki banyak klasi0kasi melalui sudut pandang yang berbeda$beda. Di sini akan kita singgung sebagian klasi0kasi tersebut"

      Pertama: Dari Segi Hukum Taklifi 

      +erkaitan dengan akad ada beberapa hukum syariat yangditetapkan. +erdasarkan sudut pandang ini, perjanjian terbagimenjadi lima"

    1. Akad wajib. !eperti akad nikah bagi orang yang sudah mampu menikah, memiliki

    bekal untuk menikah dan kha#atir dirinya akan berbuat maksiat kalau tidak segera

    menikah.

    2. Akad sunnah. !eperti meminjamkan uang, memberi #aka dan sejenisnya.Dan inilah dasar dari segala bentuk akad yang disunnahkan.

    3. Akad mubah. !eperti akad jual beli, penye#aan dan sejenisnya. Dan inilah

    dasar hukum dari setiap bentuk akad pemindahan kepemilikan, baik itu yang bersiat

    barang atau jasa.

    4. Akad makruh. !eperti menjual anggur kepada orang yang masih diragukan,

    apakah ia akan membuatnya menjadi minuman keras atau tidak. Dan inilah dasar

    hukum dari setiap bentuk akad yang diragukan akan bisa menyebabkan kemaksiatan.

    * $enge%ualian jual beli sharf dan sa/am masih perlu dikaji ulang. &arena semua media yang memungkinkandiberlangsungkannya transaksi dengan %ara seperti itu juga bisa memberikan harga modal di muka dalam

    lokasi tran-ansaksi seperti pada jual beli salam, yakni dengan mentrans!ernya se%ara langsung ke rekening

    penjual rnelalui Internet. $emberian barang se%ara langsung juga dapat dilakukan seperti dalam jual beli Sharf.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    7/35

    5. Akad haram. akni perdagangan riba, menjual barang haram seperti bangkai,

    darah, daging babi dan sejenisnya.

    Kedua: Dari Segi Materi dan Non Materi

    alau ditinjau dari sudut sebagai harta atau bukan, akad

    terklasi0kasikan menjadi tiga"%. Akad harta dari kedua belah pihak, disebut sebagai perjanjian materi, seperti

     jual beli secara umum, jual beli  salam dan sejenisnya. Demikian juga akadterhadap jasa, seperti penye!aan dan peminjaman barang. arena jasatermasuk harta atau dijusti0kasikan sebagai harta menurut mayoritaspara ulama, berbeda dengan pendapat kalangan ana0yah.

    2. Akad non harta dari kedua belah pihak. #akni akad yang terjadi terhadap satupekerjaan tertentu tanpa imbalan uang, seperti gencatan senjata antarakaum &uslimin dengan orang$orang ka0r harbi, akad menanggung 'anak 

     yatim atau lainnya(, !asiat dan sejenisnya.

    3. Akad harta dari satu pihak dan non harta dari pihak lain. Seperti akad khulu', akad jizyah, akad pembebasan denda, dan sejenisnya.

     #ang terkuat dari semua akad itu adalah akad non harta dari keduabelah pihak. arena akad yang bersiat material bisa dibatalkan karenaadanya cacat pada barang kompensasinya. Seperti transaksi uangdengan barang dagangan. Sementara akad non material hanya bisadibatalkan bila terjadi hal yang mencegah berlangungnya akad tersebut.

    Ketiga: Dari segi Permanen atau Non Permanen

    Dilihat dari sudut permanen atau tidaknya, akad jugadiklasi0kasikan menjadi tiga"

    %. Akad permanen dari kedua belah pihak, yakni akad yang terjadi di mana masing$masing dari kedua belah pihak tidak mampu membatalkan akad tersebuttanpa kerelaan pihak lain. Seperti akad jual beli,  shar, salam, se!a$menye!adan sejenisnya.

    2. Akad non permanen dari kedua belah pihak,  yakni bah!a salah satu darikedua belah pihak bila menghendaki bisa membatalkan akad tersebut.5ontohnya, syarikah, (akalah, peminjaman, menanam modal dengan sistem iradh,!asiat dan sejenisnya.

    6. Akad permanen dari salah satu pihak, namun non permanen pada

    pihak lain. Seperti penggadaian barang setelah barang di tangan,penjaminan dan sejenisnya.Di antara hukum yang berlaku pada akad permanen adalah tidak 

    ada pilihan )khiyar*  yang bersiat selamanya, dan tidak ada pulapembatalan setelah kematian salah satu yang terlibat dalam akad ataukeduanya, salah satu menjadi gila atau pingsan dan sejenisnya. 7ainhalnya dengan akad non permanen. alangan ana0yah berpendapat laindalam soal penye!aan. &ereka menyatakan, 82enye!aan itu terbatalkansetelah kematian. arena akad itu berlangsung pada asilitas barang, dan

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    8/35

    asilitas itu muncul sedikit demi sedikit. Fasilitas yang diambil setelah!aatnya pemilik barang tentu saja belum ada ketika terjadi akad. &akadengan sendirinya dalam akad penye!aan, batas itu setelah kematianpemilik.

    Keempat: Dari Segi Syarat Penyerahan Barang Langsung atau Tidak

    Dilihat dari keharusan adanya penyerahan barang langsung atautidak, akad terbagi menjadi dua"

    &.  Akad yang tidak mengharuskan serah terima barang secara langsungpada saat akad, seperti jual beli secara umum, (akalah 'per!akilan(, hiz+alah'transer( dan lain$lain.

    '.  Akad yang mengharuskan serah terima barang secara langsung. Danakad$akad ini, terbagi pula menjadi beberapa macam"

    a)  Akad yang disyaratkan harus ada serah terima barang secaralangsung untuk memindahkan kepemilikan, seperti hibah danpeminjaman uang. Dalam semua perjanjian ini kepemilikan tidak berpindah hanya berdasarkan akad, tetapi harus ada serah terimabarang secara langsung, ini menurut mayoritas para ulama terkecualikalangan &alikiyah.

    b( Akad yang mensyaratkan serah terima barang secara langsungsebagai syarat sahnya, seperti  shar )$oney hanger*,  jual beli  salam danpenjualan komoditi yang riba!i. Dalam  shar )$oney hanger* dan penjualankomoditi riba!i harus ada penyerahan barang langsung dan jugapembayarannya dalam satu !aktu, kalau tidak, akad jual beli itu rusak.)amun dalam jual beli as-Salam harus didahulukan pembayaran hargamodal dalam !aktu akad, kalau tidak, jual beli itu juga rusak. Sebagiankalangan &alikiyah membolehkan penangguhan pembayaran hargamodal itu hingga tiga hari. arena sesuatu yang dekat dengan sesuatu,dianggap sama hukumnya dengan sesuatu tersebut.

    c( Akad yang akan menjadi permanen adalah bila ada serah terimabarang secara langsung, seperti hibah dan pegadaian, maka mayoritasulama berpendapat bah!a akad$akad itu tidak dianggap permanen dengansekedar akad tersebut, tetapi dipersyaratkan serah terima barang untuk menjadikan akad tersebut permanen. %rang yang menghibahkan barangnyaberhak untuk membatalkan hibahnya sebelum ada serah terima barang

    menurut mayoritas ulama. )amun sebagian ulama &alikiyah tidak berpendapat demikian. Demikian juga penggadaian itu dianggap batalmenurut mayoritas ulama bila orang yang menggadai barangmenggagalkannya sebelum diterimanya barang oleh pihak yangmenerima gadaian, dan demikian seterusnya.

    Kelima: Dari Sudut Pandang Ada dan Tidak Adanya Kompensasinya atau Tidak

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    9/35

    +erkaitan dengan ada atau tidak adanya kompensasi, akadterbagi menjadi dua"

    &.  Akad dengan kompensasi, seperti jual beli,  syarikah, penye!aan,pernikahan dan sejenisnya.

    '.  Akad sukarela, seperti hibah, penitipan, sponsorship dan sejenisnya.

    2engaruh dari klasi0kasi ini adalah sebagai berikut"

    a.  Adanya syarat untuk harus mengetahui bentuk kompen$   sasi dalam berbagai akad dengan kompensasi. omoditi berharga,uang pembayaran, upah dan sejenisnya. Dalam semua perjanjiantersebut kompensasi$kompensasi itu harus diketahui, kecuali dalamsoal mahar atau kompensasi khulu'. etidaktahuan soal mahar ataukompensasi khulu' tidak membatalkan akad. arena ada barome$ ter$nva, yaitu mahar standar. Adapun akad sukarela, karena memangtidakmembutuhkan kompensasi, tidak mengapa bila ada ketidak$  

     jelasan kompensasinya bila hendak diberikan, atau ada sedikitketidakjelasan barang, karena semua itu didasari oleh kemudahandan tanpa batasan.

    b. 9ajibnya menunaikan apa yang menjadi perjanjian kedua belahpihak yang terikat, dalam perjanjian dengan kompensasi,berdasarkan Firman Allah

     ai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu..." 'Al$ &aidah" 1(.arena dengan tidak ditunaikannya perjanjian itu pasti akan terjadi

    kerugian pada pihak lain yang terikat, yakni hilangnya secara sia$sia

    segala kompensasi yang dia berikan sebagai imbalannya. 7ain halnyadengan akad sukarela di mana pemberian kompensasi itu hanyadianjurkan, tidak di!ajibkan. arena orang yang melakukan akad tersebuthanya berbuat baik. %rang yang sekedar melakukan amal kebajikan,tentu tidak di!ajibkan dituntut kompensasi apa$apa.

    Keenam: Dari Sudut Sah dan Batilnya

    Dipandang dari sah dan batilnya, akad terbagi menjadi dua"%. Akad yang sah. #akni akad yang secara mendasar dan aplikati memang

    disyariatkan. Akad yang memenuhi rukun$rukunnya dan aplikasinya

    secara bersamaan. Sehingga berlaku seluruh konsekuensi akad yang sah, seperti jual beli, se!a menye!a dan sejenisnya, apabilaseluruh rukun$rukun dan syarat$syarat sahnya sudah terpenuhi.

      2. Akad ilegal atau akad yang batal. #akni akad yang dianggap ajaran syariattidak diberlakukan padanya segala konsekuensi akad yang sah.+atasannya adalah segala akad yang pada asalnya dan secaraaplikatinya tidak disyariatkan, seperti akad orang gila, anak kecil yangbelum baligh, atau akad usaha terhadap barang yang haram seperti

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    10/35

    bangkai, darah, daging babi dan sejenisnya. Atau akad yang secara asaldisyariatkan, tetapi secara aplikati tidak disyariatkan, seperti akaddengan orang di ba!ah paksaan, akad untuk barang yang tidak diketahui dalam akad dengan kompensasi.

    alangan ana0yah membedakan antara akad yang secara asal dan

    secara aplikati tidak disyariatkan, dan itu mereka sebut akad batil,dengan perjanjian yang secara asal disyariatkan namun secaraaplikatinya tidak, dan itu mereka sebut sebagai akad yang rusak.+erdasarkan pembedaan ini, terbentuk beberapa hasil praktis berkaitandengan adanya konsekuensi terhadap akad rusak atau batil alias ilegal.Di antara konsekuensi tersebut menurut kalangan al$ana0yah adalahsebagai berikut"

    − +erpindahnya kepemilikan dalam akad rusak dengan serah terimabarang bila direlakan oleh penjual. Si pembeli boleh secara bebasmengoperasikan barang tersebut dengan menghibahkannya,

    menyedekahkannya dan sejenisnya, kecuali menggunakannya.2emindahan kepemilikan tersebut tentunya dengan kompensasi harta yang sama, bukan dengan pelaazhan harga tertentu saja.

    − +agi penjual, keuntungan dari akad penjualan rusak tersebut tetap baik adanya, lain halnya dengan pembeli. Alasan pembedaan itu menurutpara ulama bah!a uang itu tidak bisa ditentukan dengan pembatasannilai melalui pelaazhan saja, sehingga tidak mungkin dinyatakan jelek,lain halnya dengan barang.

    −  Akad jual beli yang rusak itu masih bisa diperbaiki, kalau kerusakannyadianggap ringan, yakni bila tidak menyentuh inti akad, seperti

    ketidaktahuan batas !aktu pembayaran dalam soal khiyar '!aktutenggang menentukan transaksi(, dalam harga dan sejenisnya. Adapunapabila kerusakan itu berat, yakni yang sudah menyentuh inti akad,seperti dalam hal barang yang akan dijadikan objek akad ataukompensasi dari barang tersebut, karena semua itu tidak bisa menerimaperbaikan menurut kesepakatan para ulama.

     Adanya khiyar dalam sebuah akad rusak sama halnya dengan adanyapada sebuah akad normal. +aik perjanjian yang menggunakan hak pilihmenentukan persyaratan atau hak pilih untuk tidak mengambil barangkarena cacat.

    KOMPETENSI

    Definisi Kompetensi

    ompetensi 'yang dalam bahasa Arab adalah Al$Ahliyah(, dari segibahasa adalah kelayakan 'ash$sholahiyah(.

    Dan dalam istilah syar3i ialah" elayakan seseorang 'individu(untuk me!ajibkan dan melaksanakan ke!ajiban. Atau 'dengan

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    11/35

    bahasa lain(" apabilitas individu yang menjadi sandaran tegaknyahak$hak yang disyariatkan yang !ajib dia dapatkan 'hak( atau yangmenjadi tanggung ja!ab !ajib atasnya 'ke!ajiban(.

    Klasifikasi Kompetensi

    ompetensi atau kelayakan terbagi menjadi dua"  pertama,

    kompetensi 'kelayakan( yang !ajib didapatkan seseorang, dan kedua,kompetensi dalam melaksanakan 'tanggung ja!ab(: danmasingmasing dari kedua ini mungkin sempurna dan mungkinkurang, maka 'berdasarkan kemungkinan ini, kompetensi( menjadiempat ka tegori"

    Kompetensi (Kelayakan !ajib yang "enuh

    /alah kelayakan seseorang untuk mendapatkan hak !ajib untuk dirinya, dan tetapnya ke!ajiban$ke!ajiban atasnya. elayakan initelah ada dan tetap pada diri seseorang sejak is lahir sampaimeninggal dunia, dan setiap manusia memikul ke!ajiban$ke!ajibansesuai dengan kompetensi umur dan daya akalnya. &aka yang!ajib dia lakukan adalah hak$hak Allah dan hak$hak hamba Allah,

     yang sesuai dengan tabiatnya, kesanggupannya, pemahamannya,akalnya dan karakter dari hak$hak itu sendiri. Sehingga apabila diatelah mencapai umur baligh dan berakal, telah sempurnakompetensinya untuk menerima hak$hak dan melaksanakanke!ajiban$ke!ajiban.

    Kompetensi (Kelayakan !ajib yang #idak "enuh

    /alah kelayakan seseorang untuk mendapatkan hak !ajib saja. Artinya, tanpa harus mengemban suatu ke!ajiban apa pun, dan kelayakanini tsabit'tetap( bagi janin 'dalam perut ibunya(, di mana dimulai sejak diamasih berupa segumpal darah sampai dia lahir. anin dalam tahapan inimemiliki perjanjian yang membenarkan bah!a dia berhak mendapatkanhak$hak, seperti" memerdekakan, mendapat !arisan, mendapat !asiat,dan nasab, akan tetapi dia sama sekali tidak menanggung ke!ajibanapa pun. Dan illa t 'sandaran( kelayakan yang !ajib, yang penuh dankurang 'yang didapatkannya(, adalah perjanjian'nya( dengan Allah ketikamasih menjadi janin.

    Kompetensi (kelayakan "elaksanaan "enuh

    ompetensi pelaksanaan yang penuh adalah kompetensi dalamberinteraksi dan bertindak. 7ni adalah kelayakan seseorang karenalahirnya tindakan$tindakan pekerjaan sebagaimana bentuk yangdituntut darinya secara syar3i, yang bersandarkan kepada dava akal dan

     jasmaniah, dan itu bisa ter!ujud dengan kesadaran yang baik: yaitubaligh, berakal sehat, dan tidak ada penghalang. Dan kompetensi inilah

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    12/35

     yang merupakan sandaran dibebankannya hukum syari3i pada seseorang)$anath at-akli*.

    Kompetensi (kelayakan "elaksanaan #idak "enuh

    /alah kelayakan seseorang untuk melakukan sebagian perbuatandan tindakan, dan meninggalkan sebagian yang lain. Sandaran kompetensi

    ini adalah tamyiz 'berumur cukup tetapi belum mencapai baligh( dan ituberlangsung sampai umur baligh: dan mayoritas ulama berpendapatbah!a umur anak yang mumayyiz adalah sekitar tujuh tahun. /niberdasarkan sabda )abi

    "!erintahkanlah anak-anakmu untuk shalat bila men/apai umur tujuh tahun. 0

    alau seandainya mereka belum mumayyiz dalam umur tujuh tahunini, niscya tidak akan ada aidahnya memerintahkan. &aka anak$anak 'seumur itu( boleh melakukan ibadah$ibadah secara langsung dan itu sahbagi mereka, akan tetapi tidak !ajib atas mereka, sebagaimana sah juga

    baginya untuk secara langsung bertindak, seperti bertransaksi jual beli,tetapi dalam penga!asan !alinya.

    !etiap anak yang sudah berakal sehat memiliki kompetensi melakukan ke#ajiban.

    arena barometer dari kompetensi ini adalah daya nalar. ompetensi ini bisa kurang

    dan bisa optimal, sesuai dengan kadar kemampuan akal seseorang.

    ompetensi optimal itu aru bisa dimiliki oleh orang yang sudah akil baligh dan

    sehat mental, yang juga tidak tercekal karena satu sebab.

    !ementara kompetensi non optimal dalam melaksanakan ke#ajiban bisa dimiliki

    anak yang sudah berakal sehat, meski daya nalarnya belum sempurna. Termasuk

    anak kecil yang sudah berakal sehat, atau orang bodoh yang masih berakal. %rang yang

    bodoh sekali yang tidak mampu mengoperasikan harta mereka dengan baik, ditambah

    lagi dengan orang yang linglung misalnya, semuanya adalah orang-orang yang

    berkompetensi tidak optimal. Meskipun mereka memiliki dasar kemampuan nalar, tetapi

    mereka tidak memiliki (/aya nalar yang normal dan tidak memiliki kemampuan

    mengatur segala sesuatu.

    Berbagai Terminologi yang Berkaitan dengan Kompetensi

    1.  1zimmah (Kehormatan Dasar)

    +

     Diriayatkan oleh Abu Daud, no. '* at+irmi"i, no. '-'* ath+hahai di dalam Musykil al-Atsar, no. -* serta al+/akim 0120* serta yang lainnya. At+irmid"i menyatakan, 3/adist ini hasan shahih.3 Al+/akim menyatakan, 3Shahih berdasarkan persyaratan #uslim.3

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    13/35

      1zimmah, secara bahasa kata dzirnmah dalam bahasa Arab artinya adalah

    (perjanjian). !ecara terminologis artinya adalah satu karakter pada diri seseorang

    yang menyebabkan dirinya berkemampuan untuk membebani atau terbenani hukum

    yang dibangun berdasarkan perjanjian yang terjadi antara Allah dengan para hamba0ya

    ketika masih berada dalam perut ibunya.

      ehormatan asasi ini juga yang menjadi barometer tanggung ja#ab melaksanakan

    ke#ajiban sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. 1ak ini sudah ada pada dirimanusia semenjak ia masih berupa janin di perut ibunya hingga ia berjumpa dengan

    Allah.

    2. Akal

    Adalah siat yang membuat seseorang layak (mampu) memahami pembicaraan.

    2erbedaan antara akal dengan kehormatan dasar adalah bah#a kehormatan dasar

    manusia hanya menjadikan dirinya berkemampuan membebani dan dibebani hukum.

    !ementara akal membuat manusia mampu memahami ucapan.

    alau kehormatan dasar manusia saja sudah menciptakan kelayakan bagi dirinyauntuk melaksanakan ke#ajiban, maka akal menjadi barometer kelayakan dalam

    menyempurnakan pelaksanaan ke#ajiba n. ompeten si ini memun gkinkan

    di ri nya un tu k me ma hami ucapan. Itulah arti bah#a akal menjadi syarat dari

    kelayakan melaksanakan ke#ajiban. !ehingga terlaksananya ke#ajiban itu amat

    tergantung kemampuan akal.

    3. akli (pembebanan hukum

    Arti takli secara bahasa adalah perintah melakukan hal yang berat. !ecara

    terminologis dalam ilmu fkih, artinya adalah pembebanan hal yang merupakan tugas.

    isa juga dikatakan, ucapan yang mengandung perintah dan larangan.

      arometer dari munculnya at-akli adalah kondisi akal sehat dan baligh. alau

    seseorang sudah berakal sehat dan baligh, ia sudah berhak mendapatkan beban takli.

     Tidak dipersyaratkan ia harus mencapai masa baligh sempurna seperti halnya persyaratan

    dalam kelayakan penuh dalam melaksanakan ke#ajiban. arangsiapa yang sudah mimpi

    basah dan ia sudah memiliki dasar kemampuan nalar 3ang bisa digunakan memahami

    ucapan, berarti ia sudah mencapai batas mendapatkan pembebanan hukum, meskipun ia

    memiliki semacam kebodohan atau kurang cakap menggunakan uang.

    .  #l -Wilayah (Kekuasaan $yar%i

     #l-Wilayah adalah kekuasaan secara syar4i terhadap diri sendiri a tau terhadap harta

    yang memba#a konsekuensi terlaksananya tindakan sesuai ketentuan syariat pula.!yarat adanya kekuasaan ini tidak diragukan lagi adalah kelayakan (kompetensi)

    menjalankan ke#ajiban.

    2erbedaan antara kelayakan sendiri dengan kekuasaan syar4i atas diri sendiri adalah

    bah#a kompetensi tersebut lebih terorientasikan kepada kelayakan secara khusus,

    yang dengan kelayakan itu segala perjanjian dan akti3itas bisa dilaksanakan.

    !ementara alWilayah atau kekuasaan syar4i itu sendiri yang memungkinkan orang yang

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    14/35

    berakad menjalankan perjanjiannya, serta menetapkan segala konsekuensi dari

    perjanjian tersebut.

    5aktor munculnya kekuasaan syar4i itu sendiri ada tiga$

    "ertama, dasar landasan. #akni bah!a secara mendasar ia memangorang yang berhak melakukan perjanjian tersebut, ia adalah pemilik 

    perjanjian. /tu terjadi karena adanya kompetensi optimal dalammenjalankan ke!ajiban, sehingga ia bisa mengikatkan diri padaperjanjian tersebut.

    Kedua, kekuasaan syar3i terhadap orang lain. Seperti kekuasaanseorang ayah atau kakek terhadap anak atau cucunya yang masih kecilatau kurang nalarnya. Atau kekuasaan orang yang di!asiati oleh bapak atau kakek terhadap anak asuhannya, atau kekuasaan seorang hakimterhadap mereka semua.

    Ketiga, surat kuasa dari pihak yang berhak.

    alau ketiga hal ini tidak ada, maka hilanglah kekuasaan syar3itersebut, sehingga yang kita hadapi adalah sebuah aktivitas  udhuli 'tak berarti(. Aktivitas  udhuli adalah segala aktivitas yang sebenarnya syar3iakan tetapi tidak memiliki landasan kekuasaan syar3i yangmendukungnya. Seperti orang yang menjual barang yang bukanmiliknya, tanpa ada surat kuasa atau izin resmi dari pemiliknya. Asalhukum dari aktivitas udhuli semacam itu adalah tergantung pada izinresmi dari orang yang memiliki kekuasaan.

    Kapan Seseorang Memiliki Kompetensi Penuh Pada Diri Seseorang Berkaitan

    dengan Kegiatan Finansial?

    ompetensi itu dimiliki seseorang yang telah mengalami mimpibasah dan telah baligh secara sempurna, berdasarkan Firman Allah

    "1an ujilah anak yatim itu sampai mereka /ukup umur untuk menikah. &emudian jika menurut 

     pendapatmu mereka telah /erdas )pandai memelihara harta*, maka serahkanlah kepada mereka

    hartahartanya." 'An$)isa3" ;(.

    alau kedua hal itu tidak semuanya dimiliki, seorang anak belum bisadiberikan hak hartanya. +ahkan sebagian ulama Sala menyatakan, 8+isa

     jadi seseorang sudah bergelanhmgan jenggotnya, tetapi belum jugamencapai masa berkemampuan.8 Artinya, anak vatim itu belum bisadiserahi hartanya meskipun ia sudah tua renta, elama belum mencapaimasa berkemampuan )rusyd*.

    +ahkan berbagai undang$undang positi buatan manusia telahmenjadikan masa baligh sempurna itu sebagai barometer kompetensipenuh bagi seseorang. &eskipun mereka menetapkannya pada usia duapuluh satu tahun. Sementara ajaran syariat tidak menetapkan umur

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    15/35

    tertentu untuk masa berkemampuan, karena kondisi seseorang itu berbedasate dengan yang lain. 

    Hukum Kegiatan Finansial yang Dilakukan Oleh Anak Kecilyang Sudah Mumayylz 

    egiatan 0nansial semacam itu terbagi menjadi tiga"

    "ertama, yang hanya mengandung hal$hal bermanaat semata. Dalam halini, kegiatan tersebut sah. Seorang anak kecil boleh menerima hibah dansejenisnya, asal tidak membahayakan dirinya. &eskipun itu tanpa izin!alinya sekalipun.

    Kedua, kegiatan 0nansial yang hanya berisi hal$hal yang membahayakan.+erdasarkan kesepakatan ulama, kegiatan ini tidak sah dilakukan olehanak kecil, meskipun diizinkan oleh !alinya. Seperti memberikan hibah,meminjamkan uang dan sejenisnya, intinya yang bersiat membelanjakanharta yang berada dalam genggamannya.

    Ketiga,  yang terkadang berguna dan terkadang berbahaya. Seperti

     jual beli dan sejenisnya. eduanya berguna, misalnya ketika membeli, sianak kecil dapat memiliki barang. Dan ia mendapatkan keuntungan ketikaia menjual sesuatu. )amun kedua kegiatan tersebut merugikannya karenabersiat membelanjakan harta yang berada dalam genggamannya.1ukum kegiatan semacam ini tergantung pendapat #ali si anak. alau si #alimengi6inkan, kegiatan itu sah. Tetapi kalau tidak, maka tidak sah.

    Kompetensi (Kelayakan) Seorang WanitaDalam kompetensi, seorang lelaki dan !anita sama saja. akhak yangditetapkan bagi seorang !anita sama dengan yang dite  tapkan bagiseorang lelaki. e!ajiban bagi seorang !anita juga sama denganke!ajiban bagi laki$laki. al ini sudah merupakan paket yang patensecara umum, tidak ada yang diperdebatkan kecuali dua hal"

    2ertama, kelayakan !anita untuk menerima akad nikah. 7aranganterhadap tugas sebagai !ali nikah telah dijelaskan oleh mayoritas ulama,dan itulah pendapat yang benar. )amun Abu aniah membolehkannya.&emang persoalannya merupakan kasus populer yang diperdebatkan.)amun semua ulama sepakat bah!a seorang !anita memiliki kebebasanmemilih. Seorang !ali tidak boleh memaksanya menikah dengan orang yang tidak disukainya.

    edua, kelayakan !anita untuk berinak dari hartanya lebih darisepertiga jumlah hartanya tanpa izin suaminya. &ayoritas ulamamemang membolehkannya, namun /mam &alik melarangnya.

    Selain dalam dua persoalan ini, !anita dan laki$laki memilikikompetensi yang sama.

    Penghalang Kompetensi (Kelayakan)

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    16/35

    Telah disinggung bah!a kelayakan menunaikan 'ke!ajiban( illat 'sandaran( hukumnya adalah pada predikat" baligh dan akal sehat yangdimiliki seseorang. &aka bila seseorang telah baligh dan berakal sehat,maka kelayakan dirinya 'untuk memikul ke!ajiban dan mendapatkanhak( telah sempurna, sehingga dia memikul tanggung ja!ab atas semuatindakan dan apa yang dilakukannya. Akan tetapi kelayakan ini kadang

    terhalang oleh apa$apa yang dapat mempengaruhinya, sehinggamenghalangi segala hukum$hukum yang berkaitan dengannya. Apa sajapenghalang$penghalang tersebut< Dan apa pengaruhnya terhadaphukum<

    Defnisi Penghalang Kompetensi (Kelayakan)

    2enghalang di sini, dalam bahasa Arabnya adalah Aridhun atau Arddhathun

    yang bentuk jamaknya adalah Dari segi bahasa, apabila dari benda-benda, maka

    maknanya adalah la#an dari yang bentuk asli, !edangkan apabila dari kejadian,

    maka dia adalah la- #an dari yang tetap. Dikatakan, 5ulan terhalang oleh suatu masalah,

    maknanya adalah muncul masalah tersebut yang mencegahnya meneruskan apa

    yang dia lakukan.

    Dan dalam terminologi, ialah apa yang muncul pada seseorang yang dapat

    menghilangkan (predikat) kelayakan (yang disandang)nya, atau menguranginya, atau

    merubah sebagian hukum yang berkaitan dengannya.

    K&as'kas en$#a&an$ Ke&a!akan

    2enghalang$penghalang kelayakan itu terbagi menjadi dua"

    er"aa*  penghalang$penghalang sama!i 'berasal dari Sang

    2encipta, yaitu Allah(. 2enghalang yang tidak ada campurtangan bagi

    manusia untuk mengadakannya, seperti kondisi gila, pingsan, linglung,tidur, sakit dan mati.

    Ked+a*  kendala$kendala yang diusahakan manusia. Artinya,

    manusia-memiliki campur tangan me!ujudkannya, seperti mabuk,

    ketidaktahuan dan hutang.

    =ila adalah kerusakan otak yang timbul karena depresi. =ila dapat

    melenyapkan kompetensi seseorang di tengah is melakukan tugasnya,

    sehingga segala aktivitas yang dilakukan olehnya bisa batal dan

    menjadi sia$sia, tidak berbekas sama sekali. al ini tentu saja tidak bertentangan dengan soal ke!ajiban zakat pada hartanya, ke!ajibannya

    menanggung barang yang dirusaknya. Semua itu bukan termasuk dalam

    takli!, tetapi termasuk dalam perkara sebab akibat, dan

    pertanggungja!abannya dialamatkan kepada orang yang menjadi

    !alinya.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    17/35

    /diot, maksudnya adalah kelemahan dalam daya nalar karena

    lemahnya kesadaran dan daya tangkap. 2enyakit ini tidak menghilangkan

    kompetensi secara keseluruhan, tetapi jelas menguranginya. Segala

    aktivitas orang yang idiot ini disamakan dengan aktivitas anak kecil

     yang sudah mumayyi". Selama aktivitas itu memang bermanaat semata,

    hukumnya sah. alau berbahaya, dianggap batal. +ila terkadangbermanaat dan terkadang juga berbahaya, hukumnya tergantung izin

    dari !alinya.

    !ementara itu tidur dan pingsan dapat menghilangkan kompetensi melaksanakan

    ke#ajiban dengan sempurna. arena barometer kompetensi adalah akal. !ementara

    tidur menghilangkan akal dan mencegah kemampuan memilih. Akan tetapi pingsan

    dan ti dur tidak menghilangkan tanggung ja#ab merusak barang. arena sebagaimana

    telah dijelaskan, itu tidak termasuk dalam persoalan taklif,namun berkaitan dengan

    hubungan sebab akibat yang konsekuensinya harus ditanggung.

    Adapun mabuk, mayoritas ulama berpendapat bah#a mabuk yang diharamkan itu

    tidak menggugurkan pembebanan hukum, dan tidak juga menggugurkan kompetensipelaksanaan amal. !emua akti3itas orang mabuk adalah sah dan berlaku. 0amun

    kalangan Malikiyah berpendapat lain, dalam ri#ayat yang populer dari mereka.

    Demikian juga !yaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Mereka menganggap seluruh akti3itas

    orang mabuk itu batal, dalam kondisi apa pun, menggugurkan pembebanan hukum

    dan menghilangkan kompetensi melakukan amal.

    Adapun ketidakmampuan, yakni la#an dari kemampuan, ialah yang

    menyebabkan seseorang membelanjakan harta dan menghamburkannya tanpa aturan.

    !egala akti3itas orang pandir semacam itu disamakan hukumnya dengan perbuatan

    anak kecil yang mumayyiz.ila memiliki kemungkinan bermanaat dan berbahaya,

    dikembalikan kepada pendapat #alinya. alau is mengi6inkan, hukumnya sah danberlaku. ila tidak, ya tidak.

     Yang Dijadikan Barometer dalam Akad (Transaksi) adalah Tujuan dan Pengertian,

    Bukan Lafazh dan Zahir Ucapan

    alau transaksi bisnis berlangsung, yang dilihat blikanlah laa6h transaksi yang

    diucapkan oleh kedua pihak yang melakukan akad. 0amun harus dilihat tujuan mereka

    yang sesungguhnya dari semua ucapan mereka. arena yang menjadi tujuan adalah

    pengertian laa6h, bukan 6ahirnya saja. arena laa6h itu hanya merupakan delegasi dari

    pengertiannya. ang menjadi barometer adalah pengertiannya, bukan laa6hnya.

    alau ada seseorang berkata, 7!ilahkan putar modal ini dan keuntungannyaseluruhnya untuk Anda,7 berarti uang itu dijadikan sebagai pinjaman, meskipun

    ungkapannya adalah in3estasi modal. Demikian juga penjaminan dengan persyaratan

    bebasnya orang yang memindahkan, maka itu adalah hiwalahpada hakikatnya, meskipun

    diungkapkan dengan istilah penjaminan. Demikian seterusnya.

    Ibnul 8ayyim menandaskan, 7!esungguhnya tujuan adalah ruh dari sebuah

    transaksi, yang dapat menyebabkan sah tidaknya transaksi tersebut. !orotan terhadap

    tujuan dalam transaksi itu le$ih tepat daripada orientasi terhadap laa6h transaksi saja.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    18/35

    arena ..ia6h itu diucapkan untuk me#akili hal lain. Tujuan dari transaksi itulah yang

    menjadi sasaran dari laa6h tersebut. Dengan demikian, dapat dimaklumi bah#a

    barometer dari sebuah transaksi adalah hakikat tujuannya, bukan sekedar 6ahir laa6h

    yang diucapkan, atau akti3itas yang dilakukan.7 9

    BEBERAPA MACAM HAK PILIH DALAM AKAD (TRANSAKSI)Definisikhiyar(Hak Pilih)

    !ecara etimologi, khiyar berarti memilih, menyisihkan, dan menyaring. !ecaraumum artinya adalah menentukan yang terbaik dari dua hal (atau lebih) untuk dijadikan

    orientasi.

    !ecara terminologis dalam ilmu fkih, khiyar berarti hak yang dimiliki orang yangmelakukan perjanjian usaha untuk memilih antara dua hal yang disukainya, meneruskan

    perjanjian tersebut atau membatalkannya.

    1ikmah disyariatkannya hak pilih adalah membuktikan dan mempertegas adanya

    kerelaan dari pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian. %leh sebab itu, syariat hanya

    menetapkan dalam kondisi tertentu saja, atau ketika salah satu pihak yang terlibat

    menegaskannya sebagai persyaratan.

    Macam-macam Hak Pilih

    &.Hak Pilih di Tempat Akad)&hiyar al-$ajelis*

     akni semacam hak pilih bagi pihak-pihak yang melakukan perjanjian untuk

    membatalkan perjanjian atau melanjutkannya se- lama belum beranjak dari lokasi

    perjanjian. Dasarnya adalah sabda :asulullah

    72enjual dan pembeli memiliki kebebasan memilih selama mereka belum beranjak

    dari lokasi transaksi.7;

     Arti beranjak di sini adalah luas, dikembalikan kepada kebiasaan2. Hak &# berdasarkan S!ara" (K#!ar as!-S!ar"#)

     #akni persyaratan yang diminta oleh salah satu dari pihakpihak 

     yang terkait dalam perjanjian, atau diminta masing$masing pihak untuk 

    dirinya sendiri atau untuk pihak lain, untuk diberikan hak menggagalkan

    perjanjian dalam jangka !aktu tertentu.

    9

     in, *?&@;.

    ;

     elah ditakhrij sebelumnya.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    19/35

    Dasar disyariatkannya hak pilih ini adalah hadits abban bin

    &un>idz. /a sering kali tertipu dalam jual beli karena ketidakjelasan

    barang jualan, maka )abi memberikan kepadanya hak   pilih. +eliau

    bersabda,

    7alau engkau membeli sesuatu, katakanlah, 4Tidak ada penipuan4.

    Dari sisi lain, terkadang memang amat dibutuhkan adanya hak 

    pilih semacam ini, ketika pengalaman bemiaga kurang dan perlu

    bermusya!arah dengan orang lain, atau karena alasan lainnya. emudian

    para ulama berbeda pendapat berkenaan dengan masa tenggang

    memutuskan pilihan tersebut. Ada di antara ulama yang membatasi hanya

    tiga hari saja. Ada juga yang menyatakan boleh lebih dari itu, tergantung

    kebutuhan.

    ak pilih ini juga bisa dimiliki oleh selain pihak$pihak yang sedang

    terikat dalam perjanjian menurut mayoritas ulama demi merealisasikanhikmah yang sama dari disyariatkannya persyaratan hak pilih bagi

    pihak$pihak yang terikat tersebut. 2endapat ini ditentang oleh ?uar dan

    /mam asy$Sya03i dalam salah satu pendapat beliau. )amun pendapat

    mayoritas ulama dalam persoalan ini lebih tepat.

    ak pilih persyaratan masuk dalam berbagai perjanjian permanen yangbisa dibatalkan. )ikah, thala>,dan sejenisnya  tidak menerima hak pilih

     yang satu ini, karena semua akad tersebut secara asal tidak bisadibatalkan.

    6. Hak Pilih Melihat(Khiyar ar-Ru'yah)

    &aksudnya adalah hak orang yang terikat perjanjian usaha yangbelum melihat barang yang dijadikan objek perjanjian untuk menggagalkan perjanjian itu bila is melihatnya 'dan tidak berkenan(.

    4ntuk keabsahan hak pilih ini, dipersyaratkan dua hal"

    Pertama, #ang menjadi objek perjanjian hendaknya merupakan bendatertentu, seperti rumah, mobil dan sejenisnya. Kedua,hendaknya bendaitu memang belum dilihat saat akad.

    ak pilih melihat ini memang masih diperselisihkan oleh para ulama

    berdasarkan perselisihan mereka terhadap boleh tidaknya menjualbarang$barang yang tidak terlihat !ujudnya. Sebagian ulamamembolehkannya. Ada juga yang justru melarangnya secara mutlak.

     Diriayatkan oleh al+4ukhari dalam Kitab al-Buyu; Bab Ma Yukrahu min al-Khida' fi al-Bai' , no. 005* dalam Kitab al-Hiyal, no. '-'* dan #uslim dalamKitab al-Buyu; Bab Man Yukhda'u fi al-Bar , no. 0667

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    20/35

    Sebagian ulama ada yang membolehkan dengan satu persyaratan, danbila tanpa persyaratan itu mereka  melarangnya. )anti akan diulassecara rinci dalam pembahasan  tentang jual beli 8kucing dalamkarung8, Insya Allah.

    4. Hak Pilih Karena Cacat Barang(Khiyar Aib) 

    ak pilih ini dimiliki oleh masing$masing pihak yang terikat perjanjianuntuk menggagalkan perjanjian tersebut bila tersingkap adanya cacatpada objek perjanjian yang sebelumnya tidak diketahui.

    ikmah disyariatkannya hak pilih ini sangat jelas sekali. arenakerelaan pada berlangsungnya perjanjian usaha juga didasarikeberadaan objek perjanjian yang tidak ada cacatnya. Adanya cacat  yangtersingkap menunjukkan rusaknya kerelaan tersebut. %leh   sebab itudisyariatkan hak pilih terhadap cacat, sehingga bisa mengantisipasiadanya cacat yang menghilangkan kerelaan.

    Bacat yang bisa ditolak dengan hak pilih ini adalah cacat yang bisa mengurangiharga barang di kalangan para pedagang. ang menjadi barometer di sini tentu saja

    orang-orang yang berpengalaman di bidang perniagaan barang tersebut. /ugadipersyaratkan bah#a cacat itu sudah ada sebelum serah terima, dan hendaknyaorang yang melakukan perjanjian tidak mengetahui cacat itu. 2ersyaratan ini sudahdapat dimaklumi secara aksiomatik.

    ak pilih terhadap cacat ini memberikan hak kepada orang yangterikat perjanjian untuk melanjutkan perjanjian tersebut ataumembatalkannya. #akni apabila pembatalan perjanjian itu memungkinkan.Tetapi kalau perjanjian itu tidak mungkin dibatalkan karena objek perjanjian bertambah atau berkurang sebelum diketahui cacatnya, pihak 

     yang dirugikan hanya berhak mendapatkan kompensasi atau ganti rugi, yakni dengan menerima sejumlah uang sesuai dengan penguranganharga karena adanya cacat tersebut.

    Tetapi kalau orang tersebut sudah rela dengan adanya aib itu secaraterus terang atau ada indikasi ke arah hal itu, maka hak pilih itu gugurdengan sendirinya.

    5. Hak Pilih enentukan !"#ek Pe$#an#ian %saha

     Artinya, hak bagi pembeli atau penjual untuk memilih dengankonsekuensi persyaratan dalam perjanjian usaha yang akandilakukannya, untuk menentukan satu dari dua atau tiga objek yangsama nilai atau harganya. 2erjanjian itu berlaku pada salah satu dari duaatau tiga objek itu saja, dan salah satu dari pihak$pihak yang melakukanperjanjian tersebut berhak memilihnya.

    ak ini masih diperdebatkan juga oleh para ulama. &ayoritas ulamamelarangnya, karena ketidakjelasan objek perjanjian, sehingga ibarat3menjual kucing dalam karung3 yang itu jelas merusak perjanjian tersebut.

     Abu aniah membolehkan sistem ini dalam keadaan mendesak ataukarena sudah menjadi kebiasaan, dengan catatan bah!a ketidakjelasanobjek perjanjian itu tidak menyebabkan terjadinya pertikaian.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    21/35

    eabsahan hak pilih ini bagi yang membenarkannya, membutuhkantiga syarat"

    * 2ilihan itu hendaknya terhadap tiga macam objek atau kurang,karena itu yang menjadi kebutuhan. +ila lebih dari itu, jelas tidak sesuaidengan kebutuhan dan tidak ada alasan untuk melakukannya.

    ∗  Adanya perbedaan antara ketiga objek tersebut dengan penjelasan hargamasing$masing barang. Adanya perbedaan itu untuk menepis adanyaketidakseriusan dalam memilih. Sementara penjelasan harga itu untuk menepis ketidakjelasan objek yang menimbulkan perselisihan.

    ∗ 2embatasan !aktu. Abu aniah memberi persyaratan agar tidak lebihdari tiga hari, dianalogikan dengan hak pilih persyaratan. )amun keduasahabat beliau lebih memilih semata$mata dibatasi !aktunya saja,meskipun lebih dari tiga hari.

    &ereka yang membolehkan hak pilih ini juga berbeda panda$ pat,apakah dalam hak pilih ini juga dipersyaratkan adanya khiyar syarth2 #aknidengan cara salah satu yang terikat perjanjian menetapkan syarat bagi

    dirinya untuk bisa menetapkan batasan !aktu, dan hendaknya iadiberikan hak membatalkan perjanjian dalam jangka !aktu tertentu,sehingga ia diberi pilihan antara memilih objek atau membatalkan. Atautidak ada persyaratan demikian< Sehingga ia hanya memiliki kesempatanmemilih atau menetapkan batasan !aktu saja, namun tidak berhak menolak seluruhnya< Sedangkan mayoritas dalam madzhab ini merekamemilih pendapat terakhir ini.

    CACAT DALAM AKAD

    etika melakukan suatu akad terkadang akad tersebut itu diselimuti

    beberapa cacat yang bisa menghilangkan kerelaan sebagian pihak, ataumenjadikan perjanjian itu tidak memiliki sandaran ilmu yang benar. &akapada saat itu pihak yang dirugikan berhak membatalkan akad. +entuk$bentuk cacat itu dapat digambarkan pada hal$hal 'pemaksaan( berikut"Pe$tama& 'ntimidasi

     #akni, mengintimidasi pihak lain untuk melakukan ucapan atauperbuatan yang tidak disukainya dengan gertakan dan ancaman. Intimidasi itu berlaku sebagai cacat dengan hal-hal berikut$

    2ihak yang mengintimidasi mampu melaksanakan ancamannya.

    %rang yang diintimidasi memiliki perkiraan kuat bah#a ancaman itu akan

    dilaksanakan terhadapnya. alau salah satu dari dua hal ini apalagi kedua-duanya tidak ada, maka

    intimidasi itu dianggap main-main, tidak berpengaruh sama sekali.

    Intimidasi itu sendiri ada dua macam$ Intimidasi ungsional dan non ungsional.

    Intimidasi ungsional adalah intimidasi yang dapat merusak kerelaan dan hak pilih.

    Dalam hal ini, pihak yang diintimidasi menjadi bagaikan alat di tangan intimidator.

    Intimidasi ini biasanya dilakukan dengan ancaman bunuh, ancaman membuat cacat

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    22/35

    anggota tubuh atau pemukulan sadis yang dikha#atirkan membahayakan ji#a,

    membikin cacat atau melenyapkan seluruh harta.

    Adapun intimidasi non ungsional adalah intimidasi yang merusak kerelaan namun

    tidak merusak hak pilih dan ini bisa dengan ancaman yang lebih rendah dari ancaman

    yang digunakan di atas seperti ancaman dengan pukulan yang tidak membinasakan

     ji#a atau anggota badan atau ancaman dengan dilenyapkan sebagian harta.

    Adapun apabila gangguan itu ringan dan tidak perlu dipedulikan, maka tidak ada

    pengaruhnya sama sekali, bahkan tidak dianggap sebagai intimidasi sama sekali.

    arometer untuk membedakan antara gangguan yang tidak perlu dipedulikan dengan

    gangguan yang akan meningkat menjadi intimidasi adalah keputusan hakim. arena

    tidak ada batasan yang tidak bisa dikurangi atau dilebihi. !ementara membuat

    batasan dengan akal, jelas tidak mungkin, maka keputusannya dikembalikan kepada

    hakim, karena bisa berbeda-beda tergantung pula dengan kondisi manusia. Ada orang

    yang tidak merasa terancam kecuali bila dipukul dengan keras atau dipenjara dalam

    #aktu lama. 0amun ada yang merasa terancam hanya dengan gertakan.

    2ara ahli fkih telah bersepakat bah#a berbagai kegiatan ekonomi yang didasari oleh

    suka sama suka, seperti jual beli dan sejenisnya tidak dianggap sah bila dilakukan diba#ah intimidasi. 0amun apakah semua kegiatan itu dibolehkan setelah hilangnya

    intimidasi atau tidak< #akni apabila muncul kerelaan setelah sebelumnyadiintimidasi, apakah bisa dibenarkan atau tidak< Ada perbedaan pendapatdi kalangan alim ulama. &ayoritas ulama melarangnya, sementara Abuaniah membolehkannya.

    Kedua: Kekeliruan

    5acat ini berkaitan dengan objek akad usaha tertentu. #akni denganmenggambarkan objek akad dengan satu gambaran tertentu, tapi

    ternyata yang tampak justru kebalikannya, seperti orang yang membeliperhiasan berlian, tapi ternyata dibuat dari kaca, atau orang yangmembeli pakaian dari sutera, tapi ternyata hanya dibuat dari katun.

    Tidak diragukan lagi bah!a kekeliruan semacam ini tentu rajaakan mempengaruhi keridhaan, karena aktor perbedaan antarakenyataan dengan hal yang diperkirakan sebelumnya yang seharusnyadisenanginya. +ahkan bisa jadi urusannya akan berkembang sehingga akadmenjadi gagal total karena objek perjanjian yang hilang. Seperti duaorang yang melakukan perjanjian dalam jual beli emas, ternyata pembelimendapatkan barang beliannya hanya berupa tembaga. arena objek akad, yakni emas, tidak ada, maka akad jual beli tersebut batal karenaobjek akad hilang dari perjanjian.

    ekeliruan itu sendiri ada dua macam"&. ekeliruan yang menyebabkan batalnya akad. #aitu kekeliruan yang

    disebabkan oleh terjadinya perbedaan jenis objek yang disebutkan dalamakad dengan yang diserahterimakan, atau terjadinya perbedaan yang

     jauh antara kualitas barang seperti antara emas dengan logamkuningan, atau antara daging sembelihan dengan daging bangkai.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    23/35

    '. ekeliruan yang bukan pada perbedaan jenis atau perbedaan kualitasbarang yang menyolok, seperti orang yang membeli he!an jantan,ternyata he!annya betina, atau sebaliknya. ekeliruan ini tidaklahmembatalkan akad tersebut, akan tetapi pihak yang dirugikan berhak untuk membatalkannya.

    Ketiga:Ghabn(Penipuan Harga Barang)

    3habn dari segi bahasa bermakna kurang.

    Dan dalam terminologi 'istilah( 0kih, ghabn ialah kekurangan padasalah satu kompensasi transaksi 'barang dan harga(, atau terjadinyaketidakadilan dalam salah satu barang transaksi barter karenaketidaksetaraan antara yang diberikan dengan yang diterima@ seperti orang

     yang menjual rumah seharga sepuluh juta padahal harganya hanyadelapan juta. Dari pihak orang yang melakukan penyamaran harga,berarti memindahkan kepemilikan barang dengan kompensasi lebih dariharga barang. Sementara dari pihak yang menjadi korban penyamaran

    harga barang, memiliki barang dengan harga lebih mahal dari hargabarang sebenarnya.

    2enipuan harga barang itu sendiri menurut kalangan ahli 0kih adadua macam, yaitu penyamaran berat dan penyamaran ringan.

    Penipuan $ingan  yakni penyamaran pada harga barang yang tidak sampai mengeluarkannya dari harga pasaran, yakni harga yangdiperkirakan oleh orang$orang yang berpengalaman di bidang perniagaan.egiatan pasar hampir tidak bisa diselamatkan dari jenis penyamaranharga ringan semacam ini. Dalam semua jenis akad usaha, penyamaranharga barang semacam itu dapat dimaklumi, dan tidak ada pengaruh

    apa$apa.Penyama$an "e$at  yakni yang sampai mengeluarkan barang dari

    harga pasarannya. 2enipuan harga barang semacam ini tentu sajamembatalkan perjanjian yang subjeknya adalah sebagai harta !aka atauharta orang yang dicekal, atau harta +aitul &al, karena pengoperasianharta$harta semacam ini harus berada dalam lingkaran kemaslahatanharta tersebut.

     Adapun dalam perjanjian$perjanjian usaha lain, masihdiperselisihkan pengaruh penipuan berat ini terhadapnya. Ada tiga

    pendapat yang populer"&. 2enipuan harga semacam itu tidak ada pengaruhnya sama sekali,demi menjaga kepentingan berlangsungnya akad yang dilakukandan menjaganya agar tidak batal. arena orang yang menjadikorban penipuan harga barang itu tidak lepas dari sikap teledordan terburu$buru. 4ntuk itu, ia juga harus menanggung akibatperbua tannya itu.

      -. %rang yang menjadi korban penipuan harga barang itu berhakmembatalkan akad, untuk melepaskan sikap semena-mena terhadap dirinya.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    24/35

    *. 2enipuan harga barang ini bisa dimasukkan hitungan bila tujuannya adalah

    penipuan dari satu pihak, pihak yang menjadi korban berhak membatalkannya. alau

    tidak dengan niat menipu pembeli, maka tidak ada pengaruh apa-apa. emungkinan

    inilah pendapat yang paling pas dari semua pendapat di atas. #aHalm A$lam.

    arometer pembedaan antaran penipuan ringan dengan berat adalah adat

    kebiasaan. arena tidak ada batasan paten dalam persoalan ini. Adapun berbagai

    ri#ayat tentang perkiraan batasan pen3amaran harga yang diambil dari sebagian ahlifkih tidak dianggap sebagai ajaran syariat yang permanen. 0amun semua itu didasari

    oleh adat kebiasaan yang tersebar pada masing-masing 6aman mereka.

    Memperhatikan Kondisi Darurat

    !etelah akad berjalan aman, dalam sebuah perjanjian yang pelaksanaannya

    membutuhkan #aktu panjang, bisa saja situasi dan kondisi berubah secara total,

    sehingga pelaksanaan komitmen yang menjadi tanggung ja#ab salah satu pihak sesuai

    akad usaha yang menimbulkan berbagai pengaruh yang amat membahayakan dirin3a.

    !eperti naiknya harga mata uang secara drastis. Atau naiknya harga bahan-bahan

    material secara tiba-tiba pula dalam sebuah akad kontrak (membuat bangunan), dan

    sejenisnya. Calu bagaimana sikap fkih Islam terhadap persoalan ini

    !esungguhnya dasar-dasar ajaran syariat membolehkan penerapan pengubahan

    komitmen demi menciptakan keadilan. !ehingga beban kerugian karena perubahan

    situasi dan kondisi ini dipikul bersama oleh kedua pihak yang terikat perjanjian

    tersebut.

    2ersoalan ini pernah disampaikan kepada Majma' al-Filth al %&lami (Majelis 5ikih

    Islam) pada musya#arah kelima tahun &+@' 1. Mereka mengeluarkan keputusan sebagai

    berikut$

    &. Dalam berbagai akad yang pelaksanaannya membutuhkan waktu lama, seperti perjanjian

    usaha ekspor-impor, perjanjian usaha jasa pemeliharaan, pemborongan bangunan dan seje

    nisnya, bila terjadi perubahan kondisi saat pelaksanaan perjanjian usaha tersebut, yang menjadikan

    situasi, biaya dan harga berubah dengan drastis karena sebab+sebab mendadak yang tidak diduga

    sebelumnya pada saat akad, sehingga untuk melaksanakan berbagai komitmennya salah satu

    pihak akan mengalami kerugian besar yang tidak ajar karena perubahan harga di dunia bisnis,

    namun bukan karena !aktor keteledoran atau kelengahan dari pihak+pihak yang melakukan

    perjanjian dalam menjalankan komitmennya, maka dalam kondisi demikian persoalan tersebut

    dikembalikan kepada hakim bila terjadi perselisihan. Dan sesuai dengan tuntutan keadaan, maka

    berbagai hak dan keajiban diubah dengan konsekuensi baha segala kerugian karena ketidaksesuaian

    harga dengan perjanjian ditanggung oleh kedua belah pihak.

    Demikian juga pihak yang dirugikan berhak membatalkan perjanjian yang belum dilaksanakan,

    kalau is menganggap baha pembatalan perjanjian itu lebih balk dan lebih memudahkan

    permasalahan yang dihadapinya, tentunya dengan ganti rugi dari pihak yang bermasalah itu kepada

    pihak yang berhak terhadap hasil perjanjian. Sehingga dengan kompensasi itu dapat ditutupi bagian

    kerugian yang masuk akal untuk ditutupi sesuai akad, sehingga ter%ipta keadilan bagi kedua belah

    pihak tanpa menghan%urkan pihak yang dirugikan. Dalam memberi berbagai pertimbangan

    tersebut seorang hakim bisa meminta pertimbangan para pakar perniagaan yang bisa diper%aya.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    25/35

    2. /akim juga berhak memberikan tenggang kepada pemborong bila is melihat baha kondisi

    tiba+tiba itu masih bisa berubah kembali dalam aktu dekat, dan pemesan tidak mengalami kerugian

    berarti dengan penangguhannya itu.

    Demikianlah, dan al$&ajma3 al$Fi>h al$/slami '&ajelis 4lama Fikih(

    tersebut berpandangan bah!a solusi yang bersandarkan dasar$dasar

    syariat ini dapat merealisasikan keadilan yang di!ajibkan pada dua pihak  yang melakukan akad, dan dalam upaya menghindari bahaya yang akan

    dialami salah satu pihak karena satu sebab yang tidak ada campur

    tangan darinya. Solusi ini lebih menyerupai 0kih syariat yang bijaksana

    dan lebih mendekati kaidah$kaidah syariat serta tujuan$tujuan umum

    dari ajaran syariat dan keadilan.

     Asal Segala Akad dan Persyaratan adalah MubahAsal dari segala bentuk akad dan persyaratan adalah mubah, menurut pendapat

    ulama yang paling benar,E  sehingga tidak ada ang diharamkan kecuali yang

    diindikasikan keharamannya oleh ajaran Islam, dengan dalil tegas atau kias.

    Di antara dalil-dalil mereka yang berpendapat demikian adalah sebagai berikut$

    Asal dari akad adalah keridhaan kedua belah pihak. onsekuensinya adalah

    komitmen yang mereka sepakati bersama untuk mereka. Allah it berfrman,

    "ai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan

     yang batil, ke/uali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu..." (An-0isa4$ 'F).

    Allah mengecualikan harta yang diambil dari orang lain dengan saling ridha dari

    harta-harta yang diharamkan. ang dipers3aratkan dalam jual beli di dalam ayat inihanya saling ridha alias Atka sama suka, sebagaimana kerelaan hati menjadi syarat

    berinak. Itu menunjukkan bah#a segala transaksi yang didasari aktor saling meridhai

    adalah boleh, kecuali kalau terbukti ajaran syariat mengharamkannya, seperti jual beli

    minum-an keras.

    Akad dan persyaratan termasuk soal adat kebiasaan, dan asalnya adalah tidak

    diharamkan, karena asal dari adat kebiasaan adalah mubah. Allah bersabda,

     padahal sesungguhnya #llah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan4ya atasmu,

    ke/uali apa yang terpaksa kamu  memakannya." 'A1$An3am" 11(.

    ukum ini berlaku umum untuk benda dan perbuatan. ukumnyadijadikan sebagai standar hukum asal hingga ada penjelasan tentangkeharamannya.

    E

      jurnhur (mayoritas) ulama berpendapat baha asal dari semua transaksi adalah halal. Namun asal dari pers-yaratan memangmasih diperselisihkan. #ayoritas ulama berpendapat baha persyaratan itu hares diikat dengan nash+nash atau kesimpulan dari nash

    berdasarkan ijtihad. &alangan /anbaliyah dan Ibnu Syubrumah seta sebagian kalangan #alikiyah berpendapat lain. #ereka menyatakan

    baha transaksi dan persyaratan bebas.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    26/35

    )ash atau dalil$dalil tegas yang melarang berbagai bentuk aktivitasamat sedikit sekali. /tu menunjukkan bah!a selain yang disebutkankeharamannya, tetap dalam hukum asal, yakni mubah. /bnul Arabimenyatakan, 8Ada empat kategori nash yang menjadi kaidah aktivitasmu3amalat dalam /slam"

    &.  Ayat tentang keharusan saling ridha di antara kedua pihak 'yang melakukan akad atau transaksi(.

    '. Firman Allah "1an #llah menghalalkan jual beli." 'Al$+a>arah" -BC(.

    *. adits$hadits tentang larangan jual beli gharar 'manipulasi(.

    +. &enjadikan tujuan$tujuan luhur Syariat /slam sebagai dasar.

     Akad$akad berbagai aktivitas yang berbeda$beda, s2erti jual beli,penye!aan, hibah dan sejenisnya, tidak diberi batasan khusus dalamitabullah dan Sunnah asul. Tidak ada juga ri!ayat yang dinukil daripara ulama as$Sala bah!a semua perjanjian itu adalah sebentiik materi

    dengan kriteria tertentu. Sementara semua hal yang bersiat umum tak terikat satu kriteria batasannya, semua dikembalikan kepada adatkebiasaan, yang dianggap masyarakat sebagai jual beli atau penye!aan,dianggap sebagai jual beli dan penye!aan, meskipun mereka menyebutkandengan istilah dan ungkapan lain.

    0amun kalangan a6h-Ghahiriyah berpendapat lain. Mereka menyatakan, Tidak ada

    akad dan persyaratan yang dibolehkan, kecuali yang ditunjukkan oleh nash dari

    itabullah dan !unnah :asul. Mereka beralasan dengan sabda 0abi "Barangsiapa yang 

    melakukan satu amalan yang tidak didasari oleh agama kami, maka amalannya itu tertolak." 56

    Demikian juga dengan sabda 0abi

    "Setiap persyaratan yang tidak ada dalam &itabullah maka persyaratan itu batal, meskipun seratus

     persyaratan. 7&&

    F

     Sepertinya, yang dimasksud oleh penulis adalah 8irman Allah,

    Hai !ran"-!ran" yan" b#riman, jan"anlah kamu satin" m#makan harta s#samamu d#n"an jalan yan" batil, k#$uali d#n"an jalan %#rnia"aan yan" b#rlaku

    d#n"an suka sama suka diantara kamu. &an jan"anlah kamu m#mbunuh dirimu,. s#sun""uhnya Allah adalah Maha #nyayan" k#%adamu.()An-*isa+ : ), 9d.

    &@

     Diri#ayatkan oleh Muslim, no. &&E.

    &&

     Diri#ayatkan oleh al-

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    27/35

    1adits pertama dapat disangkal, bah#a yang dimaksud dalam hadits itu

    sebagai amalan adalah ibadah. Dan sudah disepakati bah#a ibadah itu adalah

    tau=ifyah. !ementara alasan dengan hadits kedua dapat disangkal bah#a yang

    dimaksud dengan persyaratan di situ adalah persyaratan yang bertentangan dengan

    ajaran itabullah dan !unnah :asul. atalnya bentuk persyaratan semacam itu juga

    sudah menjadi kesepakatan. 0amun tidaklah secara aksiomatik terindikasikan bah#a

    merupakan hal yang #ajib bila setiap persyaratan itu harus disyariatkan secara khusus

    dengan dalil praktis secara langsung dari itabullah dan !unnah :asul.

    (Syarat Sanksi dalam Akad)

    1al yang populer dalam berbagai perjanjian pemborongan bangunan dan ekspor-

    impor modern adalah adanya syarat sanksi atau pemberian denda yang ditujukan

    kepada seorang pemborong atau eksportir dengan diharuskan menyelesaikan ke#ajiban

    usaha jasanya selama masa tertentu, lalu dikenakan denda ketika is terlambat dari

    #aktu yang disepakati. !ebenarnya sejauh mana sistem ini disyariatkan

    %rang yang memperhatikan dengan seksama persoalan ini pasti akan

    mendapatkan bah#a aturan itu adalah demi kepentingan perjanjian itu sendiri. arena

    cara itu dapat mendorong agar perjanjian berjalan mulus pada #aktu yang ditentukan.

    %leh sebab itu, secara teoritis persyaratan semacam itu dapat dibenarkan, selama

    tidak ada alasan yang diterima syariat. 0amun kalau ada unsur berlebih-lebihan

    dalam pemberian denda, semuanya harus dikembalikan kepada sikap adil dan ari.

    Dalam menentukan jumlah dendanya hendaknya dikembalikan kepada keputusan para

    pakar hukum dan para ulama.

    Maje lis K ibar a l-Ulama' (Majelis Hlama esar) di !audi Arabia telah membahas

    problematika syarat sanksi tersebut, dan pada akhirnya mereka berkesimpulan bah#a

    syarat itu sah dan bisa diterapkan, namun jumlah denda yang ditentukan hendaknya

    didasari oleh sikap adil dan ari. erikut ini ketetapan dari Cembaga Hlama esar

    tersebut$

    Keputusan &ajelis 'lama esar $eputar $yarat

    $anksi)

    3&eputusan ini kami ambil, setelah tukar menukar pendapat, mendiskusikan

    dan mengeluarkan segala persoalan yang ada yang bisa dijadikan sebagai

    analogi dari syarat sanksi tersebut, lalu diadakan diskusi untuk mengalamatkan

    berbagai analogi tersebut kepada permasalahan+permasalahan itu, serta

    mempelajari 8irman Allah k,

    (ahai !ran"-!ran" yan" b#riman, tunaikan/ah akad-akad kallan.( 

    Dan hadits ;asulullah

    (Kaum Muslimin t#rikat !l#h %#rsyaratan m#r#ka, k#$uali %#rsyaratan yan"

    m#n"halalkan yan" haram dan m#n"haramkan yan" halal,( 

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    28/35

    serta bersandar pada pendapat yang benar bah#a 7asal dari semua persyaratan adalahsah,7 yakni bah#a tidak ada yang ha- ram dan batal kecuali yang diindikasikan oleh

    syariat batal atau haram dengan nash (dalil) tegas, atau kias.3

    Di sini akan kami baakan apa yang telah disebutkan oleh para ulama tentang pembagian syarat dalam

    perjanjian menjadi syarat sah dan syarat rusak atau batal, dan baha syarat yang sah juga terbagi menjadi

    tiga:

    #rtama, syarat yang menjadi konsekuensi akad, seperti syarat harus ada serah terima barang dan

    penyerahan pembayaran.

    K#dua, syarat demi kepentingan akad, seperti syarat bentuk pembayaran, seperi pembayaran tertunda atau

    penggadaian, atau dengan jaminan orang. Seperti juga bentuk barang, seperti misalnya keberadaan budak

    harus masih peraan.

    K#ti"a, syarat yang jelas kegunaannya namun bukan merupakan konsekuensi akad, dan juga bukan

    demi kepentingan akad tersebut, namun juga tidak bertentangan dengan konsekuensi akad itu. Seperti

    seorang penjual rumah yang meminta persyaratan untuk tetap tinggal di rumah itu selama satu bulan.

    Sementara persyaratan rusak pun terbagi menjadi tiga:

    #rtama, persyaratan dari salah satu pihak yang terkait dalam akad terhadap pihak lain untukmelakukan satu akad jual bell lain, penyeaan lain dan sejenisnya.

    K#dua, persyaratan yang bertentangan dengan konsekuensi akad. Seperti persyaratan baha barang yang

    dijual tidak boleh rugi bila dijual kembali, atau agar tidak dijual lagi, diberikan, atau (bila budak) dibebaskan.

    K#ti"a, persyaratan yang membuat perjanjian menjadi tergantung. Seperti u%apan, 3Aku jual ini

    kepadamu, tetapi bila si !ulan sudah datang.3

    Dengan demikian dapat diterapkan syarat sanksi, dan tampak jelas baha syarat itu termasuk demi

    kepentingan perjanjian usaha. &arena is dapat mendorong agar perjanjian itu dilaksanakan pada aktu yang

    telah ditentukan.

    isa juga dijadikan dalil penenang, apa yang diri#ayatkan oleh al-ukhari dalam

    'hallnya dengan sanad beliau sendiri dari Ibnu !irin, bah#a ada seorang lelaki berkatakepada orang se#aan, 7Masukkanlah kendaraanmu. alau pada hari ini aku tidak pergi

    bersamamu, maka engkau kuberi seratus dirham.7 Ternyata pada hari tersebut is tidak pergi.

    Maka 1akim !yuraih berkata, 7arangsiapa yang menetapkan syarat atas dirinya sendiri

    dengan kesadaran tanpa ada yang memaksa, maka syarat itu menjadi ke#ajiban dirinya..7

    Ayyub meri#ayatkan dari Ibnu !irin, ada seorang lelaki yang menjual makanan, is berkata,

    7alau pada hari :abu aku tidak menemuimu, maka tidak ada jual beli antara kita.7 Ternyata

    lelaki itu tidak datang pada hari tersebut. Maka !yuraih berkata kepada pembelinya, 7Anda

    menyalahi janji.7 eliau menetapkan denda atasnya.

    Cebih daripada itu, hal tersebut berarti mengkonrontasikan antara sikap merusak

    transaksi dengan menjaga komitmen terhadap perjanjian. arena merusak transaksi disinyalir

    menimbulkan mudarat dan menghilangkan banyak manaat. Dengan membenarkan adanya

    sanksi hukum tersebut akan tertutup pintu terjadinya kekacauan atau mempermainkan hukum-

    hukum Allah, bahkan termasuk sebab pengingkaran terhadap pemenuhan janji, selain juga

    demi merealisasikan 5irman Allah,

    $#ahai orang-orang yang beninan, tunaikanlah aleadakad kalian.$(Al-Ma idah$ &).

    Dengan semua alasan itu, Majelis Hlama esar (!audi Arabia) menetapkan secara

    aklamasi bah#a syarat sanksi hukum yang diberlakukan dalam berbagai akad itu adalah

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    29/35

    syarat sah dan diakui kebenarannya, selama (yang melakukan kesalahan) tidak memiliki alasan

    yang dibenarkan syariat ketika is menyalahi komitmen terhadap transaksi. ila terhadap alasan

    yang dibenarkan syariat, maka sanksi itu tidak berlaku hingga alasan itu tidak ada lagi.

    alau syarat sanksi itu banyak sekali jumlahnya sesuai kebiasaan yang ada sehingga

    tujuannya adalah ancaman fnansial, tidak lagi sejalan dengan konsekuensi kaidah-kaidah

    syarat, maka harus dikembalikan kepada sikap adil dan bijaksana sesuai de ngan man!aat yang

    hilang atau kerusakan yang ditimbulkan. &alau terjadi perselisihan, dikembalikan kepada hakim yang syar>imelalui musyaarah dengan para pakar hukum dan ulama, demi mengamalkan 8irman Allah,

    (&an )m#nyuruh kamu a%abila m#n#ta%kan hukum di antara manusia su%aya kamu m#n#ta%kan d#n"an

    adll.( (An+Nisa .: ?).

    Demikian juga dengan 8irman Allah >

    (&an jan"anlah s#kali-kall k#b#n$ianmu t#rhada% s#suatu kaum, m#nd!r!n" kamu untuk b#rlaku tidak add.

    B#rlaku adillah, kar#na adil itu l#bih d#kat k#%ada taka.( (AI#a idah: ?).

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    30/35

    kepemilikan. 7abul adalah yang diucapkan sesudah ijab dan menunjukkan

    penerimaan kepemilikan.

      2ara ulama bersepakat bah!a perjanjian itu terlaksana dengan

    pelaazhan perjanjian tersebut. )amun mereka berbeda pendapat apakah

    perjanjian itu terlaksana hanya dengan serah terima barang, yakni hanya

    dengan perbuatan tanpa ucapan. )amun yang benar adalah pendapat yang menyatakan itu sah.

    Dalam melaazhkan perjanjian 'shighat akad( itu disyaratkan

    berlangsung pada satu 'majelis(. emudian ijab itu tetap tidak mengalami

    perubahan hingga datang abul dari pihak lain, serta tidak muncul sikap

    menolak atau sikap tidak menerima dari pihak yang lain.

    ompetensi adalah kelayakan seseorang dalam menciptakan atau

    menerima ke!ajiban, yakni untuk menjalankan hak dan ke!ajibannya.

    elayakan tersebut ada dua macam" kelayakan !ajib dan kelayakanmelaksanakan hak dan ke!ajiban. eduanya ada yang bersiat penuh dan

    ada yang bersiat tidak penuh. Sehingga kla0sikasinya menjadi empat "

    1. Kompetensi wajib yang penuh, yakni kelayakan seseorang untuk melaksanakan hak

    dan ke#ajiban. elayakan ini dimiliki oleh seseorang dari semenjak dia lahir hingga is

    meninggalkan dunia

    2. Kompetensi wajib yang tidak penuh, yakni kelayakan seseorang untuk menerima

    haknya saja. elayakan ini sudah dimiliki oleh janin ketika masih menempel di dinding

    rahim hingga dilahirkan.

    3. Kompetensi "elaksanaan "enuh, yakni kompetensi sempuma melakukan akti3itas,

    yakni akti3itas yang dilakukan manusia sesuai dengan cara yang disyariatkan. Tentunya

    ini hanya bisa dilakukan dalam masa akil baligh sempurna dan adanya kebebasan

    memilih.

    4. Kompetensi "elaksanaan #idak "enuh.  akni kelayakan seseorang, melakukan

    sebagian akti3itas saja. arometernya adalah masa mumayyiz.ompetensi ini terus

    berkembang hingga masa akil baligh sempurna. alau sudah sempurna masa akil

    balighnya, maka telah sempurna kelayakannya.

    !ementara akti3itas anak kecil yang sudah mumayyiz juga terbagi menjadi tiga$

    "ertama, yang dianggap sah berdasarkan kesepakatan para ulama. akni akti3itas

    yang murni bermanaat, seperti menerima hibah.

    Kedua, yang dianggap tidak sah, juga menurut kesepakatan akni yang murni

    mengandung mudarat, seperti memberikan hibah, meminjamkan uang dan sejenisnya.

    Ketiga, yang tergantung pada pendapat #alinya. akni yang $erkadang bermanaat

    namun terkadang mudarat. !eperti jual beli dan sejenisnya.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    31/35

    Celaki dan #anita memiliki kelayakan yang sama (kecuali bila disebutkan

    perbedaannya oleh Allah dan :asul0ya, pent.), dan han*a dikecualikan dalam dua hal$

    "ertama, kelayakan #anita dalam melakukan akad nikah (menadinikah). 2erbuatan

    ini dinyatakan terlarang bagi #anita oleh mayoritas ulama, namun kalangan 1anafyah

    membolehkannya.

    Kedua, kelayakan #anita memberikan inak yang lebih dari sepertiga hartanyatanpa i6in suami. 2erbuatan ini juga dilarang bagi #anita menurut mayoritas ulama,

    kecuali Imam Malik yang membolehkannya.

    en$#a&an$-,en$#a&an$ K,e"ens (Ke&a!akan)

     #akni berbagai hal yang menimpa seseorang sehingga

    menghilangkan kompetensinya atau menguranginya serta merubah

    sebagian hukum yang berkaitan dengan kompetensi tersebut.

    2enghalang$penghalang itu terbagi menjadi dua"

    "ertama,  penghalang$penghalang dari Allah. #akni, yang tidak adacampur tangan manusia di dalamnya, seperti munculnya penyakit gila,

    pingsan, siat idiot dan tidur. Semua kendala ini menggugurkan kelayakan

     yang ada, dan berarti juga menggugurkan seluruh aktivitas sehingga

    menjadi pekerjaan sia$sia yang tidak memba!a pengaruh apa$apa.

    )amun hal ini tidaklah bertentangan dengan !ajibnya zakat dalam

    hartanya, tanggung ja!ab yang dia pikul bila merusak barang orang

    lain. arena hal itu berkaitan dengan hukum sebab akibat. )amun

    tanggung ja!ab itu dialamatkan kepada !alinya.

    Kedua,  penghalang$penghalang yang berasal dari manusia itusendiri. #akni yang manusianya juga memiliki andil untuk 

    me!ujudkannya. Seperti mabuk, ketidaktahuan, hutang, sakit yang

    memba!a pada kematian.

    &ayoritas ulama berpendapat bah!a mabuk yang diharamkan itu

    tidak menggugurkan kelayakan dan tidak menggugurkan beban hukum.

    )amun kalangan &alikiyah berpendapat lain, dalam ri!ayat yang

    populer dari mereka, demikian juga /bnu Taimiyah.

     Adapun orang pandir dan orang yang dicekal karena hutangmisalnya, seluruh aktivitasnya disamakan dengan aktivitas anak kecil

     yang mumayyi".

    Berba$a Maa Hak &# (K#!ar) da&a Akad

    ak pilih 'khiyar( dimiliki oleh setiap pihak yang terikat akad dalammemilih di antara dua hal yang terbaik" melanjutkan perjanjian ataumembatalkannya. Disyariatkan untuk membuktikan dan mempertegaskeridhaan masing$masing pihak.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    32/35

    ak pilih itu sendiri ada bermacam$macam, di antaranya"

    "ertama, hak pilih berdasarkan tempat$tempat akad (Khiyar Majelis). #aknihak masing$masing pihak untuk membatalkan perjanjiannya ataumelanjutkannya selama masih di tempat akad.

    Kedua, hak pilih berdasarkan persyaratan (Khiyar asy-Syarth). #akni hak 

    masing$masing pihak bagi dirinya sendiri atau bagi pihak lain untuk membatalkan perjanjian dalam jangka !aktu tertentu.Ketiga, hak pilih melihat (Khiyar ar-Ru'yah). #akni hak pilih bagi pihak$

    pihak yang melakukan akad pada objek tertentu yang belum is lihat

    untuk membatalkannya bila telah melihat objek tersebut.

    Keempat, hak pilih bila terdapat cacat pada objek akad (Khi- war 'Aib). #akni hak pilih untuk membatalkan akad bila tersingkap adanya cacat padaobjek perjanjian.

    +aat dalam Akad

    2elaksanaan terhadap perjanjian usaha terkadang menemui berbagaicacat yang bisa menghilangkan keridhaan satu pihak, atau membuat cacatobjek perjanjian, sehingga pihak yang merasa dirugikan bisamembatalkan perjanjian tersebut. Di antara cacat$cacat itu adalah"

    1. -ntimidasi

     #akni memaksa pihak lain terhadap ucapan atau perbuatan yangtidak disukainya, melalui gertakan dan ancaman.

    /ntimidasi ini ada dua macam" /ntimidasi ungsional, yakni yang

    dapat merusak keridhaan dan hak pilih. +iasanya dilakukan denganancaman bunuh, membikin cacat anggota tubuh atau merampas seluruhharta pihak yang diintimidasi.

    /ntimidasi non ungsional. #akni intimidasi yang tidak menghilangkankeridhaan, dan tidak merusak hak pilih, biasanya dilakukan denganancaman pukul atau merampas sebagian harta pihak yang diintimidasi.

    2ara ulama telah bersepakat bah!a segala bentuk aktivitas0nansial tidak bisa berlaku di ba!ah intimidasi. )amun mereka ber4edapendapat bila ternyata pihak yang diintimidasi merasa rela, setelah tidak diintimidasi lagi.

    2. Kekeliruan

     #akni kekeliruan yang berkaitan dengan objek akad. Seperti orang yang membeli perhiasan berlian, ternyata yang didapatinya perhiasanterbuat dari kaca.

    ekeliruan itu sendiri terbagi menjadi dua"

      a ekeliruan yang membatalkan akad, yakni bila terjadi perbedaan jenis atau kualitas objek akad secara signi0kan. Seperti perbedaan antara

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    33/35

    emas dengan tembaga, atau antara bangkai dengan he!an sembelihan yang sudah berupa daging.

      bKekeliruan yang tidak sampai membatalkan akad, akan tetapi pihak  yang dirugikan tetap diberi hak untuk membatalkan akad itu. #akniketika terjadi perbedaan yang bukan pada jenis atau asilitas objek secara

    signi0kan. Seperti orang yang membeli he!an dengan dugaan jantan,ternyata betina.

      6. &anipulasi arga )al-4habn

      #akni terjadinya kekurangan pada salah satu barang barteratau kompensasi, atau terjadinya tukar menukar yang tidak adil 'dandiketahui salah satu pihak(. &anipulasi harga itu sendiri ada duamacam"

    &anipulasi ringan.  #akni yang tidak menyebabkan objek akad keluardari harga pasaran dengan perkiraan harga para pakar perniagaan.2enyamaran ringan semacam ini dapat dimaklumi, bahkan hampir tidak ada jual beli yang selamat dari penyamaran semacam ini, sehingga tidak berpengaruh sama sekali.

     #ang kedua adalah manipulasi berat yang sampai mengeluarkan barangperjanjian dari harga pasaran. &engenai pengaruhnya terhadapperjanjian usaha, ada tiga pendapat di kalangan para ulama"

    a Tidak perlu dipedulikan sama sekali, demi menjaga kemaslahatanberlangsungnya akad.

    b(Atau menganggapnya dapat membatalkan perjanjian secaramutlak, demi menjaga pihak yang dirugikan agar tidak mendapatkan

    perlakuan semena$mena.

    c( Atau dilihat dahulu, kalau dengan tujuan menipu 'yaknidisengaja(, dapat membatalkan akad. )amun bila tidak bertujuandemikian, maka tidak berpengaruh apa$apa. emungkinan pendapatterakhir ini adalah yang paling tepat.

    Semua rincian tersebut tidak berlaku bagi harta$harta !aka danharta orang bangkrut dan terlilit hutang serta harta +aitul &al. arenadalam semua harta tersebut, semua bentuk kamuEase harga tidak membatalkan perjanjiannya. arena pengoperasian hartaharta

    tersebut harus berputar dalam kepentingan harta itu sendiri.Memperhatikan Kondisi Darurat (Mendadak)

     Apabila terjadi perubahan kondisi mendadak pada masa terjadinyaakad secara drastis, seperti kenaikan nilai mata uang, kenaikan bahan$bahan pokok, sehingga pelaksanaan akad tersebut sesuai perjanjiandapat menimbulkan kerugian besar bagi pihak yang menjagakomitmen yang harus ia tanggung, maka pihak hakim boleh merubahhak$hak dan komitmen bila terjadi konEik, sehingga kerugian

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    34/35

    ditanggung secara bersama oleh kedua belah pihak. 2ihak pelaksanaperjanjian juga berhak membatalkan perjanjian yang masihberlangsung kalau ia melihat lebih baik untuk dibatalkan saja, tentunyadengan memberikan kompensasi seimbang kepada pihak yang memilikiakad. 2ihak hakim juga boleh membiarkan pelaksana untuk meneruskanpelaksanaannya kalau ia melihat itu lebih baik demi kemaslahatan

    pihak$pihak yang terikat dalam akad tersebut.

     Asal dari Akad dan Syarat adalah Mubah

    Sehingga yang diharamkan adalah yang diindikasikankeharamannya oleh syariat atau kias.

    Persyaratan Sanksi Hukuman

    2ersyaratan sanksi hukuman yang berlaku dalam berbagaiperjanjian usaha sekarang ini dianggap sah dan diakui, bahkan harusditerapkan selama pihak yang bersalah tidak memiliki alasan yang

    diterima syariat dalam melanggar komitmen. Sehingga alasannya inidapat menggugurkan sanksi hukuman tersebut.)amun apabila persyaratan sanksi hukuman itu banyak sekali

    menurut kebiasaan, sehingga tujuannya adalah ancaman keuangan, jauhdari kode etik syariat, urusannya harus dikembalikan kepada sikap adildan bijaksana sesuai dengan manaat atau bahaya   yang timbulkarenanya.

  • 8/18/2019 Bab 2. Hukum Hukum Umum Dalam Akad Transaksi 2

    35/35