bab ii landasan teori - dewey.petra.ac.id · penduduk asli dilengkapi administrasi berupa surat...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Perumahan dan Pemakaman
2.1.1 Perumahan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 tahun 1992 (Departemen Pekerjaan
Umum, 1995 : 44-77), perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan
prasarana dan sarana lingkungan.
Kawasan perumahan harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut :
1. Aksesbilitas
Yaitu kemungkinan pencapaian dari dan ke kawasan, Aksesbilitas dalam
kenyataannya berwujud jalan dan transportasi.
2. Kompatibilitas
Yaitu keserasian dan keterpaduan antar kawasan yang menjadi lingkungannya.
3. Fleksibilitas
Yaitu kemungkinan pertumbuhan fisik atau pemekaran kawasan perumahan
dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana.
4. Ekologi
Yaitu keterpaduan antara tatanan kegiatan alam yang mewadahinya.
Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana
mestinya.
Sarana dasar utama bagi berfungsinya suatu lingkungan pemukiman adalah :
1. Jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan angkutan barang, mencegah
perambatan kebakaran serta menciptakan ruang dan bangunan yang teratur
2. Jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah
untuk kesehatan lingkungan
4
5
3. Jaringan saluran air hujan untuk pematusan (drainase) dan pencegahan banjir
setempat.
Utilitas umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan, yang
meliputi : jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan gas,
jaringan transportasi dan pemadam kebakaran.
Fasilitas sosial adalah fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dalam
lingkungan pemukiman yang meliputi : pendidikan, kesehatan, perbelanjaan dan
niaga, pemerintahan dan pelayanan umum, peribadatan, rekreasi dan kebudayaan,
olah raga dan lapangan terbuka, pertamanan dan pemakaman.
Menurut Handinoto (1960) komponen-komponen pembentuk ruang kota
adalah :
1. Wisma, antara lain terdiri dari perubahan formal dan informal
2. Karya, antara lain terdiri dari kawasan perdagangan, perindustrian dan
pergudangan
3. Marga antara lain terdiri dari jalan raya, rel kereta api, jembatan, sarana
komunikasi dan telekomunikasi.
4. Suka antara lain terdiri dari fasilitas pendidikan, kesehatan, pelayanan
masyarakat non komersial.
5. Penyempuma yaitu makam (1960 :25 )
2.1.2 Pemakaman
Berdasarkan penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 9 tahun 1987, pengelolaan tanah tempat pemakaman di Indonesia dapat
dibedakan dalam beberapa macam, yaitu :
1. Tempat pemakaman umum adalah area tanah yang disediakan untuk
keperluan pemakaman jenazah bagi setiap orang tanpa membedakan agama
dan golongan, yang pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Tingkat II atau Pemerintah Desa.
b
2. Tempat pemakaman bukan umum yang disebut juga tempat pemakaman
partikelir adalah area tanah yang disediakan untuk keperluan pemakaman
jenazah yang pengelolaannya dilakukan oleh badan sosial dan atau badan
keagamaan, atau disebutkan juga makam wakaf.
3. Makam estat yaitu makam yang diperuntukkan bagi warga perumahan yang
sudah tertata sesuai peruntukannya dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Makam estat ini tidak hanya khusus diperuntukkan sebagai
pemakaman warga perumahan, melainkan jangka panjang digunakan
sebagai objek pariwisata.
Adapun peraturan-peraturan tentang makam dalam kaitannya dengan
perumahan adalah sebagai berikut:
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1987 tentang penyerahan
prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial perumahan sebesar
40% dari luas area yang akan dibangun kepada Pemerintah Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 tahun 1987 tentang
penyediaan dan penggunaan tanah untuk keperluan tempat pemakaman.
3. Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur tanggal 22 Juli 1996
No. 496/9615/011/1996 tentang penyediaan dan penggunaan tanah untuk
tempat pemakaman. Mewajibkan partisipasi pihak perumahan
(pengembang) untuk pengadaan tanah makam dengan kompensasi, misalnya
2% sampai 5% luas area yang akan dibangun (di luar fasilitas umum yang
sudah ditetapkan 40%). Pengadaan tanah makam untuk keperluan
lingkungan perumahan ini agar dibuat secara terpadu, sehingga dapat
melayani beberapa perumahan dalam satu kawasan.
Proses tata cara pelayanan pemakaman jenazah di kota Sidoarjo adalah
sebagai berikut:
a. Pihak ahli waris atau masyarakat sekitarnya melaporkan adanya kematian pada
Kantor Desa setempat, oleh pihak aparat Desa dilakukan pengecekan apakah
yang meninggal dunia adalah penduduk asli ber KTP dan ber KSK. Jika
7
penduduk asli dilengkapi administrasi berupa surat keterangan kematian dari
dokter, RT atau RW memperoleh fasilitas makam di desa setempat.
b. Bagi yang meninggal dunia meskipun telah ber-KTP dan ber-KSK namun
beragama non Islam, dengan persyaratan administrasi sebagaimana di atas,
pemakamannya biasanya telah dikelola oleh Gereja setempat bagi yang
beragama Kristen, Katolik.
2.2 Faktor-Faktor Demografik
2.2.1 Budaya
Latar belakang budaya sangat menentukan seseorang dalam hal berpikir dan
bertingkah laku dalam masyarakat. Dimana dalam berbudaya, diatur oleh aturan
atau kaidah yang telah disepakati bersama. Hal ini juga berlaku juga untuk
makam, dimana latar belakang budaya mempengaruhi dalam melaksanakan.
* Kultur
Pandangan umum yang menjelaskan secara detail karakter suatu masyarakat.
* Subkultur
Kepercayaan, nilai, keyakinan, dan Iain-lain yang berbeda dari masing-masing
anggota.
* Kelas sosial
Suatu divisi dari anggota-anggota dalam masyarakat yang terbagi dalam kelas
menurut hirarki tertentu, setiap kelas memiliki status yang relatif sama dari
anggota-anggotanya dan anggota-anggota dari kelas yang berbeda memiliki
status yang lebih tinggi/ lebih rendah.
2.2.2 Sosial Budaya
Dalam menentukan lokasi dan jenis pemakaman, seseorang tidak lepas dari
pengaruh orang lain atau suatu kelompok tertentu yang juga ikut mempengaruhi
sikap, norma dan pendapat. Kelompok yang dimaksud adalah kelompok acuan.
* Kelompok acuan
Hyman mendefinisikan kelompok acuan sebagai orang atau kelompok orang
yang mempengaruhi secara bermakna perilaku individu. Kelompok acuan
memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi perspektif penentu
8
mengenai bagaimana seseorang berpikir atau berperilaku. (Engel, 1994 : 166-
167).
* Keluarga
Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Keluarga Sejahtera, mendefinisikan keluarga sebagai
"Suatu unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri dengan
anaknya, atau ayah dengan anaknya atau ibu dengan anaknya".
(UKIT, 1994:34).
"Keluarga (family) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau 9 lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi, dan tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal bersama. Keluarga besar (extended family) mencakupi keluarga ini, ditambah kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan." (Engel e ta l : 1994:194).
Secara kultural masyarakat menghendaki lokasi makam sedekat mungkin
dengan tempat tinggal keluarga. Lokasi yang relatif dekat akan memudahkan
keluarga untuk mengunjungi atau berziarah ke makam.
* Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial ikut menentukan keberadaan makam di kawasan
perumahan. Lingkungan sosial tersebut adalah warga di sekitar perumahan.
2.2.3 Kepribadian
* Usia
Semakin tua usia seseorang kebutuhan akan makam juga semakin meningkat.
Engel et. Al (1994:205) mendeskripsikan pola siklus kehidupan keluarga
(SKK) yang sederhana yang terjadi dalam suatu rumah tangga sebagai berikut:
1. Pemikahan
2. Mempunyai anak
3. Anak meninggalkan keluarga
4. Kehilangan pasangan
5. Pensiun
(1994:205)
9
* Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat tercermin dari pendapatan yang dapat dibelanjakan,
jenis pekerjaan ataupun lokasi dan tipe rumah tinggal.
2.2.4 Psikologi
* Motivasi
Suatu kekuatan dapat berasal dari dalam atau dari luar yang mendorong
seseorang melakukan sesuatu.
* Persepsi
Persepsi adalah proses bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasi,
dan menginterpretasi masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambar
dunia yang memiliki arti. (Kotler 1997:185)
* Pengetahuan
Secara uraum, pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang
disimpan di dalam ingatan. Pengetahuan terjadi akibat perubahan dalam
perilaku seorang yang timbul dari pengalaman.
* Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang semua
hal. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari
seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan. (Kotler 1997:187-188)
* Kepribadian
Menurut Kotler, kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari
seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan
lama terhadap lingkungannya. (1997:181).
10
Budaya
• Kultur • Subkultur • Kelas sosial
Sosial
• Kelompok Acuan • Keluarga • Peran dan Sosial
Kepribadian
• Usia dan tahap siklus hidup • Pekerjaan • Keadaan ekonomi • Gaya hidup • Kepribadian dan konsep diri
Kejiwaan
• Motivasi • Persepsi • Pengetahuan • Keyakinan dan sikap
WARGA SIDOARJO TIMUR
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
Sumber: Kotler 1997:173
2.3 Sikap Fishbein
Sikap fishbein ini pada prinsipnya adalah akan menghitung Ao (Attitute
toward the object), yaitu sikap seseorang terhadap sebuah objek yang dikenali
lewat atribut-atribut yang melekat pada objek tersebut. Sebagai contoh dengan
melihat, meraba, mencoba dan menggunakan untuk sekian waktu lamanya maka
seorang konsumen akan mempunyai sikap terhadap objek tersebut. Sikap tersebut
dapat positif apabila konsumen merasa puas maupun negatif apabila konsumen
tidak merasa puas dengan keadaan objek tersebut.
Konsumen dapat merasa puas atau kecewa karena sebelumnya ia
mempunyai harapan-harapan terhadap objek tersebut. Sebagai contoh seorang
11
konsumen yang membeli kemeja. Mungkin awalnya ia mengharapkan kemeja
tersebut enak dipakai, tidak panas, mudah diseterika, tidak mahal harganya,
mereknya terkenal dan bergengsi, dan setumpuk harapan lainnya. Setelah
kemudian melihat, mencoba dan menggunakan, ia akan menilai apakah kemeja
tersebut sesuai dengan harapannya.
Dengan contoh di atas, terlihat bahwa ada dua komponen penting pada
pengukuran sikap Fishbein, yaitu adanya evaluasi dan kepercayaan {belief) yang
ada pada diri konsumen terhadap sebuah objek tertentu.
Menurut Lilien, Kotler & Moriarthy (1995) dan Kotler (2000), ada beberapa
langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi :
1. Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut.
Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut apa
yang relevan.
2. Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan masing-masing.
3. Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada
setiap atribut. Sejumlah kepercayaan mengenai merek tertentu disebut brand
image.
4. Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan
perbedaan atribut.
Faktor-faktor peitimbangan (kriteria evaluatif)
Alternatif-alternatif yang dipertimbangkan
Tingkat kepentingan kriteria evaluatif
•
EVALUASI ALTERNATIF PADA SETIAP
KRITERIA
• PREFERENSI MEREK
Gambar 2.2
Evaluasi Alternatif dan Pembentukan Preferensi
Sumber : Hawkins, Best and Coney (2001)
12
5. Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui
prosedur evaluasi.
2.3.1 Image
Membicarakan citra, maka bahasannya bisa menyangkut citra produk,
perusahaan, merek atau apa saja yang kita bentuk dalam benak kita. Mengutip
Zimmer dan Golden, Mudie (1997) mengatakan bahwa dalam mengukur citra ada
dua kesulitan. Pertama adalah konseptuahsasi citra. Citra adalah konsep yang
mudah dimengerti tetapi sulit dijelaskan secara sistematis karena sifatnya abstrak.
Kedua adalah pengukuran. Karena citra itu abstrak dan subyektif maka datanya
jadi kualitatif atau subjektif yang diperoleh melalui wawancara.
2.3.2 Diagram Ular
Walaupun namanya seram, teknik ini sederhana dan mudah dilakukan,
metode ini dapat digunakan untuk mengukur citra sebuah objek (misalnya
makam). Namun, agar lebih bermanfaat, maka citra yang diperoleh perlu
dibandingkan dengan standar yang diinginkan. Dengan demikian dapat diketahui
dalam apa saja yang sudah memenuhi dan belum memenuhi standar.
Diagram ini dapat juga dipakai untuk membandingkan citra dua atau lebih
merek atau perusahaan yang bersaing. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui
apa kelebihan dan kekurangan perusahaan dibanding pesaingnya.
Langkah-langkah penting penerapannya adalah :
1. Menentukan faktor-faktor produk atau perusahaan
Faktor produk adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam
mengambil keputusan tentang pembelian produk. Bisa juga dikatakan sebagai
faktor apa saja yang dipakai konsumen dalam membandingkan satu produk
dengan produk lain.
2. Membuat kuesioner dengan memasukkan faktor produk yang dihasilkan
sebelumnya.
13
2.4 Kerangka Pemikiran
Tidak ada satupun pengembang di Sidoarjo yang menawarkan fasilitas pemakaman Warga perumahan yang kebingungan memakamkan anggota keluarga yang meninggal Kondisi pemakaman di Sidoarjo khususnya makam desa hanya diperuntukkan bagi warga desa Pemda menyediakan fasilitas makam estat.
I Bagaimanakali pembentukan sikap warga perumahan Sidoarjo Timur terhadap keberadaan makan estat ? Bagaimanakah hubungan faktor demografik dengan sikap warga perumahan Sidoarjo Timur tentang keberadaan makam estat ?
J 1 ..Peraturan Pemerintah - Peraturan Menteri DalamNegeri No. 1 Talnin 1987 - Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1987 - PerdaNo. 12Taliunl999 - Surat Gubernur Jatim tanggal 22 Juli 1996
No. 496/9615/011/1996 2. Sikap warga perumahan di Sidoarjo timur
J Faktor: Budaya Sosial Ekonomi ^ Sikap Pribadi Psikologi
I - Diduga keberadaan makam estat mampu membentuk sikap warga. - Diduga ada hubungan antara faktor demografik dengan sikap warga
terhadap keberadaan makam estat.
Gambar 2.3
Kerangka Beipikir
2.5 Hipotesis
• Diduga keberadaan makam estat mampu membentuk sikap warga.
• Diduga ada hubungan antara faktor demografik dengan sikap warga
terhadap keberadaan makam estat.