bab ii landasan teori dan tinjauan pustaka 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/bab ii...

24
BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu sangat penting sebagai bahan acuan atau tinjauan pustaka yang membantu peneliti dalam merumuskan asumsi dasar, untuk dapat mengananalisa penelitian ini. Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang dijadikan sebagai referensi peneliti tentang pola maupun perilaku komunikasi antarbudaya. a) Penelitian yang dilakukan oleh Yiska Mardolina Judul "Pola Komunikasi Lintas Budaya Mahasiswa Asing dengan Mahasiswa Lokal di Universitas Hasanuddin". Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengkategorisasikan pola komunikasi lintas budaya yang dilakukan oleh mahasiswa asing dengan mahasiswa lokal dalam berkomunikasi di kampus; (2) Untuk mengkategorisasikan faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat mahasiswa asing dengan mahasiswa lokal dalam berkomunikasi di kampus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya perbedaan budaya khususnya bahasa menjadi tantangan tersendiri baik bagi mahasiswa asing maupun mahasiswa lokal dalam berkomunikasi sehingga pola komunikasi lintas budaya yang terjadi antara mahasiswa asing dengan mahasiswa lokal dalam berkomunikasi di kampus sangat berliku-liku dan mengalami kesulitan. Namun seiring berjalannya waktu,

Upload: hathuan

Post on 26-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai bahan acuan atau tinjauan

pustaka yang membantu peneliti dalam merumuskan asumsi dasar, untuk dapat

mengananalisa penelitian ini. Berikut adalah beberapa hasil penelitian yang

dijadikan sebagai referensi peneliti tentang pola maupun perilaku komunikasi

antarbudaya.

a) Penelitian yang dilakukan oleh Yiska Mardolina

Judul "Pola Komunikasi Lintas Budaya Mahasiswa Asing dengan

Mahasiswa Lokal di Universitas Hasanuddin". Tujuan dari penelitian ini

adalah: (1) Untuk mengkategorisasikan pola komunikasi lintas budaya

yang dilakukan oleh mahasiswa asing dengan mahasiswa lokal dalam

berkomunikasi di kampus; (2) Untuk mengkategorisasikan faktor-faktor

yang menjadi pendukung dan penghambat mahasiswa asing dengan

mahasiswa lokal dalam berkomunikasi di kampus.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada awalnya

perbedaan budaya khususnya bahasa menjadi tantangan tersendiri baik

bagi mahasiswa asing maupun mahasiswa lokal dalam berkomunikasi

sehingga pola komunikasi lintas budaya yang terjadi antara mahasiswa

asing dengan mahasiswa lokal dalam berkomunikasi di kampus sangat

berliku-liku dan mengalami kesulitan. Namun seiring berjalannya waktu,

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

interaksi keduanya berangsur-angsur membaik. Selain itu, kebutuhan

sosial sebagai manusia untuk berinteraksi dan berkomunikasi menjadi

faktor pendukung yang mendorong keduanya agar selalu terlibat dalam

percakapan. Hal seperti faktor pendukung dan penghambat dalam

penelitian tersebut, penulis dapat jadikan sebagai refrensi untuk melakukan

penelitian ini.

b) Penelitian yang dilakukan oleh Agung Qurniadi Lapadjawa tahun 2009

Judul "Pola Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa Bolang

Mongondow Dengan Masyarakat Jawa DI Yogyakarta". Tujuan dari

penelitian yang dilakukan adalah untuk mengalisis pola komunikasi antar

budaya mahasiswa Bolang Mongondow dengan masyarakat Jawa di

Ratmakan kel/desa Ngupasan rt/rw 028/008 kecamatan Gondomanan

Yogyakarta.

Penelitian ini mengunakan teori komunikasi interpersonal dan

pendekatan komunikasi antarbudaya. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. hasil yang diperoleh dari

penelitian ini adalah pola komunikasi antarbudaya mahasiswa Bolang

Mongondow dan masyarakat Jawa di Ratmakan kel/desa Ngupasan rt/rw

028/008 kecamatan Gondomanan Yogyakarta dapat dilihat dari dua hal,

yaitu pola komunikasi antarbudaya melalui sebuah aktivitas relasi sosial.

Selain dua hal tersebut pola komunikasi antarbudaya dari kedua belah

pihak ini juga di pengaruhi oleh hambatan pengetahuan individu-individu

Bolang Mongondow mengenai masyarakat sekitar.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah

meneliti tentang pola komunikasi antar dua budaya yang berbeda pada

suatu wilayah atau komunitas tertentu, sedangkan perbedaanya adalah

membahas tentang pola komunikasi antarbudaya oleh mahasiswa dengan

sesama mahasiswa dalam lingkup kampus, sedangkan penelitian yang

dilakukan sebelumnya adalah meneliti tentang pola komunikasi

antarbudaya antara mahasiswa dengan masyarakat di wilayah kecamatan

Gondomanan Yogyakarta.

c) Penelitian yang dilakukan oleh Lusiana Andriani Lubis tahun 2012

Judul penelitian "Komunikasi Antarbudaya Etnis Tionghoa dan

Pribumi di Kota Medan". Tujuan penelitian untuk mengetahui komunikasi

antarbudaya mempengaruhi pandangan dunia etnis Tionghoa dan pribumi

di kota Medan. Hasil penting penelitian menunjukkan bahwa agama atau

kepercayaan merupakan satu yang hak dan tidak dapat dipaksa. Namun

melalui perkawinan antara etnis Tionghoa dan pribumi maka terjadinya

perpindahan agama kepada Islam dan Kristen sehingga pandangan

keagamaanpun berubah. Selain itu, komunikasi antarbudaya dapat

mengubah cara pandang terhadap nilai-nilai budaya Tionghoa dan Pribumi

di kota Medan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang saya lakukan adalah

meneliti tentang pola komunikasi antar dua budaya yang berbeda pada

suatu wilayah atau komunitas tertentu. Sedangkan perbedaanya adalah

pada status obyek penelitiannya, dimana penelitian terdahulu memiliki

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

obyek masyarakat sedangkan penelitian ini menggunakan mahasiswa

sebagai obyek penelitian.

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Teori Komunikasi

Istilah “komunikasi” berasal dari bahasa latin “communicatus” atau

communicatio atau communicare yang berarti “berbagi” atau “menjadi milik

bersama”. Sedangkan menurut kamus bahasa Indonesia, kata komunikasi

mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan. Menurut

Webster New Collogiate Dictionary komunikasi adalah suatu proses pertukaran

informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau

tingkah laku.1

Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka

masing-masing. Ingat bahwa sejarah ilmu komunikasi, ia dikembangkan dari

ilmuwan berasal dari berbagai disiplin ilmu. Berikut ini adalah beberapa definisi

tentang komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:2

1) Carl Hovland, Janis dan Kelley mengartikan komunikasi adalah

suatu proses melalui dimana seseorang yaitu komunikator

menyampaikan stimulus biasanya dalam bentuk kata-kata dengan

tujuan mengubah atau membentuk perilaku khalayak.

2) Bernard Berelson dan Gary A. Steiner mengemukakan bahwa

komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,

1 Riswandi, Ilmu Komunikasi (cetakan Pertama), Graha Ilmu, Yogyakarta, 2009, hal 1

2 Ibid, hal 2

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata,

gambar, angka-angka, dan lainnya.

3) Menurut Gode, komunikasi adalah suatu proses yang membuat

sesuatu dari semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli

sesorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam

menyampaikan isi pernyataan kepada manusia lainnya. Selanjutnya, unsur-unsur

dalam proses komunikasi antara lain meliputi :3

1) Komunikator-Isi pernyataan-Komunikan

Komunikator menyampaikan isi pernyataaan (pesan) kepada komunikan.

Sementara itu, komunikan menerima isi pernyataan dari komunikator. Isi

pernyataan yang disampaikan komunikator mempunyai daya pengaruh

terhadap komunikan. Daya pengaruh tersebut ditentukan oleh penguasan

ruang dan waktu serta kecepatan sampainya isi pesan dari komunikator

kepada komunikan.

2) Tindak Komunikasi

Tindak komunikasi adalah penyampaian isi pernyataan dari komunikator

kepada komunikan.

3 A.M. Hoeta-Soehoet, Teori Komunikasi 2, Yayasan Kampus Tercinta – IISIP, Jakarta, 2002, hal

11-25

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

3) Saluran Komunikasi

Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui isi pernyataan komunikator

kepada komunikan atau jalan yang dilalui feedback (umpan balik)

komunikan kepada komunikator.

4) Peralatan Tubuh Manusia

Dalam diri manusia, komunikator menggunakan peralatan rohaniah seperti

hati nurani, akal, budi, serta naluri. Sedangkan peralatan jasmaniah seperti

mulut, telingga, kaki, tangan, mata, dan sebagainya. Baik komunikator

maupun komunikan adalah manusia. Sebab itu baik komunikator maupun

komunikan menggunakan peralatan jasmaniah dan peralatan rohaniah

dalam proses komunukasi.

2.2.2. Pola Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi, diperlukan suatu proses yang

memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara efektif. Proses

komunikasi inilah membuat komunikasi berjalan dengan baik untuk mencapai

tujuannya. Adanya proses komunikasi, berarti terdapat suatu alat yang digunakan

sebagai cara dalam berkomunikasi.

Pengertian dari pola komunikasi adalah proses yang dirancang untuk

mewakili kenyataan keterpautannya unsur-unsur yang di cakup beserta

keberlangsunganya. Hal ini untuk memudahkan pemikiran secara sistematik dan

logis. Komunikasi adalah salah satu bagian dari hubungan antar manusia baik

individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari dari pengertian ini jelas

bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang dimana seorang menyatakan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

sesuatu kepada orang lain, jadi yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia

itu juga.4

Komunikasi berawal dari gagasan yang ada pada seseorang, gagasan itu

diolahnya menjadi pesan dan dikirimkan melalui media tertentu kepada orang lain

sebagai penerima. Kegiatan berkomunikasi juga memiliki polanya sendiri. Pola

komunikasi terdiri atas beberapa macam, antara lain;5

1) Pola Komunikasi Primer

Pola komunikasi primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

(symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses

komunikasi seperti bahasa, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya.

Simbol ini secara langsung mampu menyampaikan pikiran atau perasaan

komunikator kepada komunikan.

2) Pola Komunikasi Sekunder

Pola komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai

media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Proses

komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi primer

untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Surat, telepon, surat, majalah,

radio, televisi, film, internet, dan lain-lain adalah media kedua yang sering

digunakan dalam komunikasi. Media kedua ini akan memudahkan proses

4 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung,

2003, hal 5-10 5 Ibid, hal 11-16

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

komunikasi dengan meminimalisir berbagai keterbatasan manusia

mengenai jarak, ruang, dan waktu.

3) Pola Komunikasi Linear

Linear di sini mengandung makna yang berarti perjalanan dari

satu titik ke titik yang lain secara lurus, berarti penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Oleh karena itu,

dalam proses komunikasi ini biasanya terjadi dalam komunikasi tatap

muka (face to face), tetapi juga adakalanya komunikasi bermedia. Pada

proses komunikasi ini, pesan yang disampaikan akan efektif apabila ada

perencanaan sebelum melaksanakan komunikasi.

4) Pola Komunikasi Sirkular

Sirkular secara harfiah berati bulat, bundar, atau keliling. Dalam

proses sirkular itu terjadinya feedback atau umpan balik, yaitu terjadinya

arus dari komunikan kekomunikator, sebagai penentu utama keberhasilan

komunikasi. Dalam pola komunikasi seperti ini, proses komunikasi

berjalan terus yaitu adanya umpan balik antara komunikator dan

komunikan.

2.2.3 Bahasa Verbal dan Non Verbal Dalam Komunikasi

Dalam kebanyakan peristiwa komunikasi yang berlangsung, hampir

selalu melibatkan penggunaan lambang-lambang verbal dan non verbal secara

bersama-sama. Dalam banyak tindakan komunikasi, bahasa nonverbal menjadi

komplemen atau pelengkap bahasa verbal. Lambang-lambang nonverbal juga

dapat berfungsi kontradiktif, pengulangan, bahkan pengganti ungkapan-ungkapan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

verbal, misalnya ketika seseorang mengatakan terima kasih (bahasa verbal) maka

orang tersebut akan melengkapinya dengan tersenyum (bahasa non verbal). Maka

komunikasi tersebut merupakan contoh bahwa perilaku verbal dan perilaku

nonverbal bekerja bersama-sama dalam menciptakan makna suatu perilaku

komunikasi.

a) Bahasa Verbal

Bahasa dan kata-kata merupakan bagian penting dalam cara

pengemasan pesan-pesan. Salah satu fenomena yang mempengaruhi

proses komunikasi antar budaya adalah proses komunikasi verbal. Pada

dasarnya, bahasa verbal dan nonverbal tidak terlepas dari konteks

budaya. Tidak mungkin bahasa terpisah dari budaya. Setiap budaya

mempunyai system bahasa yang memungkinkan orang untuk

berkomunikasi dengan orang lain. Budaya dibentuk secara kultural, dan

karena itu dia merefleksikan nilai-nilai dari budaya.6

b) Bahasa Non Verbal

Manusia dipersepsikan tidak hanya melalui bahasa verbalnya,

bagaimana bahasanya (halus, kasar, intelektual, mampu berbahasa asing

dan sebagainya), namun juga melalui perilaku nonverbalnya. Lewat

perilaku nonverbalnya, kita dapat mengetahui suasana emosional

seseorang, apakah ia sedang bahagia, bingung atau sedih. Kesan awal

kita pada seseorang sering didasarkan pada perilaku nonverbalnya yang

mendorong kita untuk mengenalnya lebih jauh.

6 L. Samovar, Richard Porter, dan Edwin R. McDaniel, Komunikasi Lintas Budaya, Salemba

Humanika, Jakarta, 2010, hal 164

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang

bukan kata-kata. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk

melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan

tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak

peristiwa dan perilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol

verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal itu tidak

sungguh-sungguh bersifat nonverbal.

Bahasa verbal dan nonverbal dalam kenyataannya jalin menjalin dalam suatu

aktivitas komunikasi tatap muka. Keduanya dapat berlangsung spontan dan

serempak.

Menurut Samovar, pesan-pesan nonverbal dibagi menjadi dua kategori

besar, yakni: pertama, perilaku yang terdiri dari penampilan, gerakan dan postur

tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan dan parabahasa. Kedua,

ruang, waktu, dan diam. Sebagaimana bahasa verbal yang tidak terlepas dari

budaya, begitu pula dengan bahasa nonverbal. Perilaku nonverbal seseorang

adalah akar budaya seseorang tersebut.7

Oleh karena itu, posisi komunikasi

nonverbal memainkan bagian yang penting dan sangat dibutuhkan dalam interaksi

komunikatif di antara orang dari budaya yang berbeda.

Hubungan antara komunikasi verbal dengan kebudayaan jelas adanya,

apabila diingat bahwa keduanya dipelajari, diwariskan dan melibatkan pengertian-

pengertian yang harus dimiliki bersama. Dilihat dari ini, dapat dimengerti

mengapa komunikasi nonverbal dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama

7 Ibid, hal 168

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

lain. Sebagaimana aspek verbal, komunikasi nonverbal juga tergantung atau

ditentukan oleh kebudayaan, dimana kebudayaan menentukan perilaku-perilaku

nonverbal yang mewakili atau melambangkan pemikiran, perasaan, keadaan

tertentu dari komunikator dan kebudayaan menentukan kapan waktu yang tepat

atau layak untuk mengkomunikasikan pemikiran, perassan, keadaan internal. Oleh

karena itu, meskipun perilaku-perilaku yang memperlihatkan emosi ini banyak

yang bersifat universal, tetapi ada perbedaan-perbedaan kebudayaan dalam

menentukan bilamana oleh siapa dan dimana emosi-emosi itu dapat

diperlihatkan.8

2.2.4 Kajian Budaya

Menurut Koentjaraningrat memberikan definisi budaya sebagai sistem

gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat

yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990: 180).

Dan, James Spradley nampaknya hampir sependapat dengan Koentjaraningrat. Ia

mengatakan budaya merupakan sistem pengetahuan yang diperoleh manusia

melalui proses belajar, yang kemudian mereka gunakan untuk

menginterpretasikan dunia sekelilingnya, sekaligus untuk menyusun strategi

perilaku dalam menghadapi dunia sekitar.

Kajian budaya di Indonesia di pelopori oleh jurnal Kalam (pertama terbit

1994) yang menyegarkan peneliti kebudayaan. Kalam menunjukkan bahwa

kebudayaan itu bisa diselidiki dengan cara yang berbeda yang ditunjukkan oleh

prisma (jurnal berpengaruh tahun 70-an dan 80-an). Kalam muncul ketika masih

8 Ibid, hal 201

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

hangat-hangatnya perdebatan tentang pascamodernisme. Berbeda dengan prisma,

penelitian kebudayaan yang dimuat di Kalam itu lebih sadar akan pluralisme

kebudayaan dan keterkaitan antara kekuasaan dengan kebudayaan. Jurnal-jurnal

lain yang juga turut merintis penelitian kebudayaan di Indonesia adalah :

a. Horison (terbit pertama 1966)

b. Ulumul Qur‟an (sudah tidak terbit)

c. Basis

d. Jurnal Seni Pertunjukkan

e. Jurnal Perempuan

Disamping jurnal-jurnal tersebut ada juga pendorong tumbuhnya kajian budaya di

Indonesia melalui beberapa diskusi, debat, seminar ataupun konferensi misalnya

perdebatan sastra kontekstual pada pertengahan tahun ‟80-an.

Dalam terminologi disiplin Kajian Budaya (Cultural Studies) menyajikan

bentuk kritis atas definisi budaya yang mengarah pada “the complex everyday

world we all encounter and through which all move”.9 Budaya secara luas adalah

proses kehidupan sehari-hari manusia dalam skala umum, mulai dari tindakan

hingga cara berpikir, sebagaimana konsep budaya yang dijabarkan oleh

Kluckhohn. Pengertian ini didukung juga oleh Clifford Geertz, kebudayaan

didefinisikan serangkaian aturan-aturan, resep-resep, rencana-rencana dan

petunjuk-petunjuk yang digunakan manusia untuk mengatur tingkah lakunya.

Menurut Barker, inti kajian budaya bisa dipahami sebagai kajian tentang

budaya sebagai praktik- praktik pemaknaan dari representasi. Kajian budaya

9 Edgar Schein, Organizational Culture and Leadership (2nd Edition), Jossey Bas, San Fransisco,

1992, hal 102

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

bersandar pada asumsi bahwa konsumsi menentukan produksi daripada cara lain

disekitarnya.10

Sehingga, „gaya hidup‟ masyarakat (yang menjadi cara lain dalam

menunjukkan komoditas yang mereka konsumsi dan bagaimana mereka

mengkonsumsinya) dianggap lebih penting, dalam hal ini, daripada hubungan

tenaga kerja yang harus mereka masuki sebagai kondisi awal yang dibutuhkan

pada proses konsumsi. Pendapat semacam ini menyimpulkan bahwa penanda dan

keyakinan yang menempatkan seseorang dalam budaya sebagai pria dan wanita,

orang kulit hitam, bangsa Latin, homo, dan lain-lainnya merupakan faktor yang

lebih penting yang menunjukkan identitas mereka.

2.2.5 Komunikasi Interpoersonal/Antar Personal

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis

untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta

pembentukan pendapat dan sikap. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa

komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian seseorang terhadap

orang lain (Effendy, 2007:9).

R. Wayne Pace mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi atau

communication interpersonal merupakan proses komunikasi yang berlangsung

antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana pengirim dapat

menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan

menanggapi secara langsung.11

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi

yang pesannya dikemas dalam bentuk verbal atau nonverbal, seperti komunikasi

pada umumnya komunikasi interpersonal selalu mencakup dua unsur pokok yaitu

10

Chris Barker, Cultural Studies, Theory, and Practices, Sage Publication, London, 2000, hal 10 11

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hal 2

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

isi pesan dan bagaimana isi pesan dikatakan atau dilakukan secara verbal atau

nonverbal. Dua unsur tersebut sebaiknya diperhatikan dan dilakukan berdasarkan

pertimbangan situasi, kondisi, dan keadaan penerima pesan.

Komunikasi interpersonal merupakan kegiatan aktif bukan pasif.

Komunikasi interpersonal bukan hanya komunikasi dari pengirim pada penerima

pesan, begitupula sebaliknya, melainkan komunikasi timbal balik antara pengirim

dan penerima pesan. Komunikasi interpersonal bukan sekedar serangkaian

rangsangan-tanggapan, stimulus-respon, akan tetapi serangkaian proses saling

menerima, penyeraan dan penyampaian tanggapan yang telah diolah oleh masing-

masing pihak. Komunikasi Interpersonal juga berperan untuk saling mengubah

dan mengembangkan. Dan perubahan tersebut melalui interaksi dalam

komunikasi, pihak-pihak yang terlibat untuk memberi inspirasi, semangat, dan

dorongan agar dapat merubah pemikiran, perasaan, dan sikap sesuai dengan topik

yang dikaji bersama.

Komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi adalah proses

pertukaran informasi serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di

dari suatu kelompok manusia kecil dengan berbagai efek dan umpan balik Agar

komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal

yang efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan maka kita perlu bersikap terbuka,

sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap

yang paling memahami, menghargai, dan saling mengembangkan kualitas.12

Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki

12

A. W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hal 8

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak. Komunikasi interpersonal

dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan

bagi komunikan.

2.2.6 Komunikasi Antarbudaya

Pada dasarnya, antara komunikasi dan kebudayaan merupakan dua hal

yang tidak bisa dipisahkan. Konsep dasar dari antarbudaya/lintasbudaya melekat

pada istilah akulturasi yang mengacu pada proses dimana kultur seseorang

dimodifikasi atau dipengaruhi melalui kontak atau pemaparan langsung dengan

kultur/budaya lainnya.13

Misalnya, sekelompok transmigran Jawa yang kemudian

berdiam di suatu tempat atau wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, maupun

Papua yang memiliki kultur yang berbeda., kultur mereka sendiri akan

dipengaruhi oleh kultur tuan rumah tempat mereka menetap. Berangsur-angsur,

nilai-nilai, cara berperilaku, serta kepercayaan dari kultur tuan rumah akan

menjadi bagian dari kultur kelompok tersebut. Pada waktu yang sama, kultur tuan

rumah pun ikut berubah.14

Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-

orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda ras, etnik, sosiol ekonomi, atau

gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Charley H. Dood mengungkapkan

komunikasi antarbudaya meliputi komunikasi yang melibatkan pelaku komunikasi

yang mewakili pribadi, antar pribadi atau kelompok dengan tekanan pada

perbedaan latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi perilaku komunikasi

13

Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia: Kuliah Dasar, Professional Books, Jakarta, 1997,

hal 479-485. 14

Ibid, hal 487-488.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

para peserta.15

Sedangkan Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan

bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem

simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam

menjalankan fungsinya sebagai kelompok.16

Budaya bertanggung jawab atas selursangat berpengaruh terhadap

perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang.

Konsekuensinya perbendaharaan-perbendaharaan yang dimiliki dua orang yang

berbeda budaya akan berbeda pula, yang dapat menimbulkan segala macam

kesulitan. Pengaruh budaya atas individu dan masalah-masalah dalam simbol

balik pesan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1

Komunikasi Antarbudaya

Diambil dari Alo Liliweri, 2003, hal 11-42.

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa tiga budaya diwakili dalam model di

atas oleh tiga bentuk geometrik yang berbeda. Budaya A dan Budaya B relatif

serupa dan masing-masing diwakili oleh suatu segi empat. Budaya C sangat

15

Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya, PT LKiS Printing Cemerlang,

Yogyakarta, 2009, hal 12 16

Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hal

11-42

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

berbeda dengan budaya A dan budaya B. Perbedaan yang lebih besar ini tampak

pada bentuk melingkar budaya C dan jarak fisiknya dari budaya A dan budaya B.

Proses komunikasi antarbudaya yang digambarkan oleh panah-panah yang

menghubungkan antarbudaya pada Gambar 2.1 di atas adalah;17

1) Pesan mengandung makna yang dikehendaki oleh penyandi

(encorder)

2) Pesan mengalami suatu perubahan dalam arti pengaruh budaya

penyandi balik (decoder), telah menjadi bagian dari makna pesan.

3) Makna pesan berubah selama fase penerimaan penyandian balik

dalam komunikasi antarbudaya karena makna yang dimiliki

decoder tidak mengandung makna budaya yang sama dengan

encoder.

Komunikasi antarbudaya terjadi dalam banyak ragam situasi, yang berkisar dari

ragam interaksi antara orang-orang yang berbeda budaya secara ekstrem hingga

interaksi antara orang-orang yang memiliki budaya dominan yang sama, tetapi

memiliki subkultur dan subkelompok berbeda. Tidak dapat diragukan bahwa

kompetensi antar budaya adalah sebuah hal yang sangat penting saat ini.

Pendatang sementara secara kolektif disebut sebagai sojourners atau biasa dikenal

dengan istilah ekspatriat, yaitu sekelompok orang asing (stranger) yang tinggal

dalam sebuah negara yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengan

negara tempat mereka berasal.

17

Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antar Budaya, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hal 21

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

2.2.7 Faktor-Faktor Penghambat Dalam Komunikasi Antarbudaya

Hal yang terpenting dalam komunikasi antarbudaya yang membedakan

dengan kajian ilmu komunikasi lainnya adalah adanya perbedaan yang relatif

tinggi pada latar belakang dari pihak‐pihak yang terkait dalam proses komunikasi.

Adapun penyebab perbedaan tersebut yang dikenal dengan perbedaan budaya.

Perbedaan-perbedaan budaya bersama-sama dengan perbedaan-perbedaan lain

dalam diri seorang individu (misalnya kepribadian individu, umur, jenis kelamin,

dan penampakan fisik) dapat memberikan kontribusi pada sifat permasalahan

yang melekat dalam komunikasi antar manusia. Menurut Lewis dan Slade, ada

tiga perbedaan yang paling mendasar dalam proses komunikasi antar budaya yaitu

kendala bahasa, perbedaan nilai, dan perbedaan pola perilaku kultural.18

Ketiga hal tersebut dapat mengakibatkan hambatan dalam proses

komunikasi antarbudaya. Namun selain itu, ada pula beberapa faktor penghambat

lain seperti etnosentrisme, prasangka dan stereotip. Etnosentrisme merupakan

tingkatan dimana individu-individu menilai budaya orang lain sebagai inferior

terhadap budaya mereka.19

Tanpa memandang siapa individu yang terlibat dan

bagaimana budayanya, etnosentrisme selalu muncul sebagai penghambat

terjalinnya komunikasi antar budaya yang efektif.

Stereotip adalah generalisasi tentang beberapa kelompok orang yang

sangat menyederhanakan realitas. Sikap seperti ini seringkali nampak ketika

seseorang menilai orang lain pada basis kelompok etnis tertentu, dan selanjutnya

18

Turnomo Rahardjo, Menghargai Perbedaan Cultural, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, 54 19

Ibid, hal 55

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

dibawa pada penilaian terhadap pribadi individu tersebut.20

Sehingga, ketika

seseorang sedang melakukan kontak antar budaya dengan individu lain, pada

dasarnya seseorang tersebut sedang berkomunikasi dengan identitas etnis dari

individu tersebut. Namun, permasalahan utama dalam proses komunikasi

antarbudaya adalah ketika individu-individu yang terkait yang berbeda budaya itu

memfokuskan secara destruktif stereotip negatif yang mereka pegang masing-

masing, sehingga persepsi mereka tidak akan berubah.

Prasangka adalah sikap yang kaku terhadap suatu kelompok yang

didasrkan pada keyakinan atau pra konsepsi yang keliru, juga dapat dipahami

sebagai penilaian yang tidak disadari. Berdasarkan hal inilah, sikap prasangka

telah membuat seseorang memasang pagar pembatas terhadap orang lain dalam

pergaulan dan akan cenderung menjadi emosional ketika prasangka terancam oleh

hal-hal yang bersifat kontradiktif. Akibatnya dapat menghalangi seseorang untuk

dapat melihat kenyataan secara akurat.

Terkait stereotip dan prasangka, perbedaan utama diantara keduanya

adalah prasangka merupakan sikap (attitude), sedangkan stereotip merupakan

keyakinan (belief). Akan tetapi, keduanya sama-sama dapat menjadi positif

maupun negatif. Baik stereotip maupun prasangka akan mempengaruhi persepsi

seseorang ketika melakukan komunikasi antarbudaya dalam berbagai cara.

2.2.8 Efektifitas Komunuikasi Antarbudaya

Komunikasi antarbudaya merujuk pada fenomena komunikasi dimana

para partisipan yang berbeda dalam latar belakang kultural menjalin kontak satu

20

Ibid, hal 57

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

sama lain secara langsung maupun tidak langsung. Ketika komunikasi

antarbudaya mempersyaratkan dan berkaitan dengan kesamaan-kesamaan dan

perbedaan-perbedaan kultural antara pihak-pihak yang terlibat, maka

karakteristik-karakteristik kultural dari para partisipan bukan merupakan fokus

studi dari komunikasi antarbudaya, melainkan proses komunikasi antara individu

dengan individu dan kelompok dengan kelompok.21

Komunikasi antarbudaya yang benar-benar efektif menurut Schramm

harus memiliki empat syarat, yaitu:22

1) Menghormati anggota budaya lain sebagai manusia,

2) Menghormati budaya lain sebagaimana apa adanya bukan sebagaimana

yang dikehendaki,

3) Menghormati hak anggota budaya yang lain untuk bertindak berbeda dari

cara kita bertindak,

4) Komunikator lintas budaya yang kompeten harus belajar menyenangi

hidup bersama orang dari budaya yang lain.

Menurut De Vito mengemukakan konsepnya tentang efektivitas

komunikasi sangat ditentukan oleh sejauh mana seseorang mempunyai sikap.

Bentuk-bentuk dari sikap tersebut antara lain;23

a) Sikap keterbukaan; meliputi sikap seseorang komunikator yang membuka

semua informasi tentang pribadinya kepada komunikan, sebaliknya

menerima semua informasi yang relevan tentang dan dari komunikan

21

Ibid, hal 54 22

Alo Liliweri, Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hal

171 23

Ibid, hal 171-174

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

dalam rangka interaksi antarpribadi; kemauan seseorang sebagai

komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap pesan yang datang dari

komunikan; memikirkan dan merasakan bahwa apa yang dinyatakan

seorang komunikator merupakan tanggung jawabnya terhadap komunikan

dalam suasana situasi tertentu.

b) Empati; Perasaan empati ialah kemampuan seorang komunikator untuk

menerima dan memahami orang lain seperti ia menerima dirinya

sendiri; jadi ia berpikir, merasa, berbuat terhadap orang lain sebagaimana

ia berpikir, merasa dan berbuat terhadap dirinya sendiri.

c) Perasaan positif ialah perasaan seorang komunikator bahwa pribadinya,

komunikannya, serta situasi yang melibatkan keduanya sangat

mendukung.

d) Memberi dukungan ialah suatu situasi kondisi yang dialami komunikator

dan komunikan terbebas atmosfir ancaman, tidak dikritik dan ditantang.

e) Memelihara keseimbangan ialah suatu suasana yang adil antara

komunikator dan komunikan dalam hal kesempatan yang sama untuk

berpikir, merasa dan bertindak.

Komunikasi antarbudaya yang intensif dapat mengubah persepsi dan

sikap orang lain bahkan dapat meningkatkan kreativitas manusia. Berbagai

pengalaman atas kesalahan dalam komunikasi antarbudaya sering membuat

manusia makin berusaha mengubah kebiasaan berkomunikasi, paling tidak

melalui pemahaman terhadap latar belakang budaya orang lain.24

Selain itu,

24

Op Cit, Liliweri, hal 254

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

dengan penggunaan sistem sandi yang sama, pengakuan atas perbedaan dalam

kepercayaan dan perilaku, serta pemupukan sikap toleran terhadap kepercayaan

dan perilaku orang lain, semuanya itu membantu terciptanya komunikasi yang

efektif .25

2.2.9 Konsep Komunitas

Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berarti

"kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama,

publik, dibagi oleh semua atau banyak". Komunitas sebagai sebuah kelompok

sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki

ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individuindividu

di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi,

kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Soenarno (2002),

Definisi Komunitas adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun

dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional.

Menurut Kertajaya Hermawan, komunitas merupakan sekelompok orang

yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam

sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas

tersebut karena adanya kesamaan interest atau values. Sedangkan Loren O.

Osbarn dan Martin H. Neumeyer mengatakan bahwa komunitas adalah suatu

kelompok sosial yang dapat dinyatakan sebagai “masyarakat setempat”, suatu

kelompok yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu dengan batas-batas

tertentu pula, dimana kelompok itu dapat memenuhi kebutuhan hidup dan

25

Stewart L. Tubbs, dan Sylvya Moss, Human Communication Konteks-Konteks Komunikasi, PT.

Rosda Karya, Bandung, 2005, hal 242

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal

dilingkupi oleh perasaan kelompok serta interaksi yang lebih besar di antara para

anggotanya.

Sementara itu, Christensson dan Robinson melihat bahwa konsep

komunitas mengandung empat komponen, yaitu people, place or territory, social

interaction, dan psychological identification. Sehingga kemudian mereka

merumuskan pengertian komunitas sebagai ”people the live within a

greographically bounded are who are involved in social interction and have one

or more psychological ties with each other an with the place in which they live”

(orang-orang yang bertempat tingal di suatu daerah yang terbatas secara geografis,

yang terlibat dalam interaksi.26

Melalui pemaparan dari para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa komunitas merupakan masyarakat setempat (community) yang memiliki

suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial

yang tertentu. Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan

semasyarakat setempat.

26

Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, Bagian Ilmu-Ilmu Sosial, Komunikasi dan

Ekologi Manusia, Departeman Ilmu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian IPB, 2003, hal 22

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1. …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/1044/3/BAB II LANDASAN TEORI DAN... · verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku nonverbal